HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA RYANI MUTIARA HARDY PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya-karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan penulis lain jelas disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini. Bogor, Agustus 2007 RYANI MUTIARA HARDY C

3 ABSTRAK RYANI MUTIARA HARDY. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Pencapaian Prestasi Karyawan di Taman Akuarium Air Tawar, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Di bawah Bimbingan IIS DIATIN dan LUSI FAUSIA Taman Akuarium Air Tawar (TAAT), Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dengan produknya yaitu beraneka ragam biota air tawar yang disajikan dalam suatu peragaan taman akuarium serta memperlihatkan replika ekosistem dan informasi tentang perairan tawar di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk gaya kepemimpinan manajemen TAAT-TMII berdasarkan persepsi karyawan, mengetahui bentuk prestasi kerja yang dicapai karyawan TAAT-TMII serta mengetahui hubungan gaya kepemimpinan manajemen TAAT-TMII dalam pencapaian prestasi kerja karyawan dan perbedaannya di tiap bagian. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam penentuan sumber informasi dengan pertimbangan adalah karyawan TAAT-TMII yang mempunyai bawahan, yaitu kelompok pemimpin atas dan kelompok pemimpin menengah. Sedangkan penentuan sumber informasi pada kelompok staf/karyawan dilakukan secara acak (random sampling). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai gaya kepemimpinan tertinggi diperoleh Kepala Bagian Umum sebesar Skor prestasi tertinggi diperoleh Kepala Bagian Umum dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Urusan Dalam sebesar 119. Nilai keeratan hubungan antara gaya kepemimpinan dan prestasi sebesar artinya hubungan antara gaya kepemimpinan dan prestasi karyawan erat. Nilai chi-square adalah sebesar 5.343, artinya terdapat perbedaan gaya kepemimpinan dan prestasi di tiap Bagian TAAT-TMII. Gaya kepemimpinan yang diterapkan di TAAT-TMII adalah gaya kepemimpinan orientasi tugas tinggi dan orientasi hubungan tinggi. Prestasi karyawan TAAT-TMII adalah memuaskan. Dari keenam indikator prestasi, tanggung jawab merupakan indikator yang nilainya paling tinggi. Hubungan gaya kepemimpinan dengan prestasi karyawan di TAAT-TMII sangat erat. Terdapat perbedaan yang erat dan signifikan dari gaya kepemimpinan dan prestasi kerja yang dicapai karyawan pada tiap Bagian di TAAT-TMII. Kata kunci : gaya kepemimpinan, prestasi kerja, sumberdaya manusia.

4 Hak cipta milik RYANI MUTIARA HARDY, tahun 2007 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm dan sebagainya.

5 HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Oleh : RYANI MUTIARA HARDY C PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

6 SKRIPSI Judul Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi : Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Pencapaian Prestasi Karyawan di Taman Akuarium Air Tawar, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta : Ryani Mutiara Hardy : C : Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan dan Kelautan Disetujui, Pembimbing I Pembimbing II Ir. Iis Diatin, MM NIP Ir. Lusi Fausia, M.Ec NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Dr. Ir. Kadarwan Soewardi, M. Sc NIP Tanggal Lulus : 23 Agustus 2007

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Pencapaian Prestasi Kerja Karyawan di Taman Akuarium Air Tawar, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ir. Iis Diatin, MM dan Ir. Lusi Fausia, M.Ec selaku komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan; 2. Para responden karyawan TAAT-TMII atas bantuan yang diberikan dalam proses penelitian dan pengambilan data serta dukungan dan bantuannya; 3. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc dan Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc selaku dewan penguji; 4. Dr. Ir. Achmad Fahrudin, MS yang telah memberikan bantuannya dalam mengarahkan penulis mengolah data; 5. Ir. Wawan Oktariza, MM sebagai Pembimbing Akademik; 6. Keluarga penulis Ayah Yan Hardy dan Bunda Khairina tercinta serta adinda tersayang Meiswita Permata Hardy yang telah memberikan dukungan, doa, dan motivasi; 7. Teman-teman SEI 40 serta seluruh civitas SEI; 8. Semua orang-orang yang telah berjasa dalam memberikan kontribusi yang besar kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan untuk perbaikan penulisan. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan juga bagi semua pihak yang berkepentingan. Bogor, Agustus 2007 Ryani Mutiara Hardy

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 24 Maret 1985 dari pasangan ayah Yan Hardy dan bunda Khairina Musalmi. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SD Negeri Polisi I, SLTP Negeri I Bogor, dan SMU Negeri I Bogor. Penulis lulus pada tahun 2003 dan pada tahun yang sama penulis diterima masuk IPB melalui Undangan Saringan Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti kegiatan perkuliahan di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di organisasi mahasiswa yaitu HIMASEPA (Himpunan Mahasiswa Sosial dan Ekonomi Perikanan) IPB tahun ajaran 2005/2006 staf bidang Informasi dan Komunikasi periode ; Endeavour Marine & Fisheries Music Choir, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB sebagai anggota periode ; aktif dalam kegiatan Klub Basket Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan periode Penulis juga aktif sebagai penari dalam organisasi Lingkung Seni Sunda Gentra Kaheman periode serta anggota Komunitas Seni dan Music Agriculture Xpresion! (MAX!). Penulis dinyatakan lulus melalui ujian akhir yang diselenggarakan pada tanggal 23 Agustus 2007, dengan judul Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Pencapaian Prestasi Karyawan di Taman Akuarium Air Tawar, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... Halama n DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Organisasi Manajemen Sumberdaya Manusia Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan Prestasi Kerja Karyawan Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Syarat-syarat Penilai III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI IV. METODOLOGI Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengambilan Sampel Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis Asosiatif Analisis Varian Ranking Satu Arah Kruskal-Wallis Definisi Batasan dan Pengukuran Peubah Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian V. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah dan Perkembangan TAAT-TMII Visi dan Misi TAAT-TMII Struktur Organisasi TAAT-TMII Pembagian Kerja Kegiatan Operasi Kegiatan Operasi TAAT-TMII Pengunjung Sumberdaya Manusia Ketenagakerjaan x

10 Halaman Kompensasi Karyawan Pengembangan Sumberdaya Manusia Karaketristik Responden Umur Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Gaya Kepemimpinan TAAT-TMII Prestasi Karyawan TAAT-TMII Prestasi Karyawan TAAT-TMII Prestasi Berdasarkan Indikator Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Prestasi Kerja Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Prestasi Kerja TAAT-TMII Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Prestasi Tiap Bagian Hubungan Indikator Gaya Kepemimpinan dan Prestasi Kerja Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Indikator Prestasi Perbedaan Gaya Kepemimpinan dan Prestasi Antar Bagian Perbedaan Gaya Kepemimpinan Antar Bagian Perbedaan Prestasi Antar Bagian VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 74

11 DAFTAR TABEL Halaman 1. Dimensi Perilaku Pemimpin dan Indikatornya Sampel Responden Kelompok Pemimpin Atas dan Menengah Sampel Responden Kelompok Staf/Karyawan Jumlah Pengunjung TAAT-TMII Tahun Jumlah Karyawan TAAT Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan, Tahun Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Umur, Tahun Jumlah dan Persentase Karyawan TAAT Berdasarkan Umur, Tahun Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Tahun Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan, Tahun Skor Gaya Kepemimpinan Manajer TAAT-TMII Skor Gaya Kepemimpinan Kepala Bagian TAAT-TMII Skor Gaya Kepemimpinan Kepala Sub Bagian TAAT-TMII Nilai Prestasi Tiap Bagian Nilai Prestasi Menurut Indikator Nilai Keeratan Tiap Bagian TAAT-TMII Nilai Keeratan Indikator Gaya Kepemimpinan Orientasi Tugas dengan Prestasi Nilai Keeratan Indikator Gaya Kepemimpinan Orientasi Hubungan dengan Prestasi Nilai r s Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Tiap Indikator Prestasi... 69

12 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Proses Kepemimpinan Matriks Gaya Kepemimpinan Geradi Manajemen Skema Kerangka Pendekatan Studi Matriks Gaya Kepemimpinan TAAT-TMII Matriks Gaya Kepemimpinan Manajer TAAT-TMII Matriks Gaya Kepemimpinan Kabag Umum, Kabag Operasi dan Kabag Peragaan serta Kabag Promosi dan Informasi TAAT-TMII Matriks Gaya Kepemimpinan Kepala Sub Bagian TAAT-TMII... 60

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Bagan Struktur Organisasi Taman Mini Indonesia Indah Bagan Struktur Organisasi TAAT-TMII Surat Perintah Kerja Lembur TAAT-TMII Skor Gaya Kepemimpinan Nilai Prestasi Responden TAAT-TMII Nilai Prestasi Responden TAAT-TMII Berdasarkan Indikator Contoh Hasil Perhitungan Tingkat Korelasi Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Pencapaian Prestasi Menggunakan Metode Rank Spearman dengan SPSS versi Contoh Perhitungan Hubungan Gaya Kepemimpinan Dengan Indikator Prestasi Menggunakan Metode Rank Spearman dengan SPSS versi Contoh Perhitungan Metode Rank Spearman Untuk Menguji Korelasi Antara Indikator Gaya Kepemimpinan Dengan Prestasi Responden TAAT-TMII Menggunakan SPSS versi Contoh Perhitungan Kruskal Wallis Untuk Menguji Perbedaan Gaya Kepemimpinan Antar Departemen dengan SPSS versi Taman Akuarium Air Tawar (TAAT) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Berbagai Peragaan di TAAT-TMII Kegiatan Karyawan TAAT-TMII Fasilitas TAAT-TMII... 88

14 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan memiliki keistimewaan dan bermacam keunikan. Salah satu keunikan yang mendasar pada diri manusia adalah memiliki hakekat kemanusiaan (manusiawi) yang terdiri atas hakekat individualitas, hakekat sosialitas, dan hakekat moralitas (Nawawi 2005). Untuk mengaktualisasikan ketiga hakekat yang dimiliki manusia maka manusia terdorong untuk memenuhi kebutuhannya dengan saling berinteraksi. Salah satu bentuk interaksi yang dilakukan adalah dengan membentuk suatu kelompok yang memiliki tujuan tertentu. Kelompok tersebut dapat berupa kelompok formal maupun informal. Salah satu bentuk kelompok formal adalah organisasi baik yang bertujuan mencari keuntungan maupun tidak. Dalam organisasi bisnis terdapat sejumlah orang yang berinteraksi dengan tujuan mencari keuntungan. Orang-orang tersebut bekerja berdasarkan nilai, norma dan peraturan yang ditetapkan dalam organisasi, sehingga secara garis besar terdapat dua unsur manusia yaitu sebagai pengendali dan sebagai pelaksana. Para pengendali disebut manajer sedang para pelaksana disebut karyawan atau pekerja sebagai pihak yang dikendalikan (Nawawi 2005). Manajemen perusahaan sangat penting peranannya, terutama situasi hubungan pemimpin dan bawahan dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan pencapaian suatu prestasi tertentu. Dengan prestasi yang baik maka karyawan bekerja dengan optimal sehingga tercapai tujuan perusahaan. Salah satu bentuk organisasi bisnis adalah bisnis di sektor industri pariwisata. Industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and services) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan travellers pada umumnya, selama dalam perjalanan (Yoeti 1996). Cukup banyak sektor yang terkait dengan industri pariwisata, salah satunya adalah sektor perhubungan yaitu jasa transportasi.

15 2 Salah satu organisasi bisnis yang bergerak di bidang jasa pariwisata air tawar adalah Taman Akuarium Air Tawar (TAAT), Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dengan produknya yaitu beraneka ragam biota air tawar yang disajikan dalam suatu peragaan taman akuarium serta memperlihatkan replika ekosistem dan informasi tentang perairan tawar di Indonesia. Selain sebagai objek wisata dan rekreasi, TAAT berfungsi juga sebagai sarana pendidikan, penelitian, dan konservasi. TAAT adalah objek wisata air tawar pertama dan terbesar di Indonesia. Sebagai salah satu unit pariwisata dalam TMII, TAAT merupakan organisasi yang terdiri atas pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan memiliki struktur organisasi yang fungsional serta menerapkan spesialisasi di beberapa fungsi penting perusahaan. Kegiatan operasionalnya bersifat swakelola dan swadana, yaitu mengelola serta membiayai sendiri usahanya. TAAT dipimpin oleh seorang manajer dan membawahi tiga bagian yaitu Bagian Umum, Bagian Operasi dan Peragaan, serta Bagian Promosi dan Informasi. Berbagai bentuk jabatan, posisi dan juga pembagian kerja dikelola dengan baik, menjadikan TAAT-TMII sebagai salah satu organisasi bisnis pariwisata perikanan yang tergolong dapat mempertahankan eksistensi organisasinya. Penelitian di TAAT-TMII ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan gambaran mengenai manajemen sumberdaya manusia terutama mengenai pengaruh dari gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja karyawan dalam suatu organisasi bisnis di bidang pariwisata perikanan. 1.2 Perumusan Masalah Aset sumberdaya manusia mensyaratkan pengelolaan yang berbeda dengen aset yang bersifat kebendaan, sebab aset ini memiliki pikiran, perasaan, dan perilaku, sehingga jika dikelola dengan baik mampu memberikan sumbangan besar bagi kemajuan perusahaan secara aktif. Untuk itu peran pemimpin sangat berpengaruh dalam mengelola SDM di setiap organisasi/perusahaan. Setiap orang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda serta diperlukan juga cara mengelola yang berbeda karena banyaknya perbedaan pada

16 3 setiap individu seperti perbedaan usia, jenis pekerjaan, jabatan/posisi, latar belakang pendidikan, status keluarga, serta perbedaan status sosial lainnya. Hal tersebut akan berhubungan dengan prestasi yang dicapai oleh tiap individu terhadap ketepatan atau ketidaktepatan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sehingga pada akhirnya akan berdampak terhadap tujuan akhir perusahaan. Sampai seberapa jauh gaya kepemimpinan tersebut mempengaruhi pencapaian prestasi kerja karyawan perlu diteliti dan dikaji lebih lanjut. Manajemen TAAT-TMII menerapkan pola kepemimpinan tertentu untuk mengelola seluruh kegiatan yang dijalankan perusahaan. Kepemimpinan tersebut merupakan usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan seluruh kemampuannya dalam mencapai tujuan kelompok yang sudah ditetapkan. Sebagaimana telah dijelaskan diatas, TAAT-TMII dipimpin oleh seorang manajer dan membawahi tiga bagian yaitu Bagian Umum, Bagian Operasi dan Peragaan, serta Bagian Promosi dan Informasi. Dengan struktur organisasi seperti tersebut memungkinkan dilakukan penelitian untuk melihat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan prestasi karyawan. Berdasarkan kegiatan pra penelitian dengan mempelajari Laporan Tahunan TAAT-TMII 2006 dan penelitian terdahulu diketahui selama lima tahun terakhir terjadi penurunan pengunjung TAAT-TMII. Penurunan pengunjung terjadi pada tahun 2004 sebesar 22% yaitu dari orang pada tahun 2003 menjadi orang. Penurunan tersebut diduga karena kurang menariknya program-program yang ditawarkan, disamping masalah ekonomi nasional yang belum juga membaik. Untuk meningkatkan jumlah pengunjung diperlukan terobosan-terobosan program yang menarik dari hasil kreatifitas karyawan. Namun gaya kepemimpinan yang ada diduga kurang mendorong karyawan untuk berkreasi dan berinovasi. TAAT-TMII sebagai suatu perusahaan bisnis yang bergerak di bidang jasa pariwisata, profit perusahaannya ditentukan oleh banyaknya pengunjung. Pengunjung akan berinteraksi langsung dengan karyawan sehingga profesionalisme karyawan akan sangat berdampak terhadap jumlah pengunjung. Prestasi dan profesionalisme karyawan sangat erat kaitannya dengan gaya

17 4 kepemimpinan atasannya. Apakah pimpinan dapat memberikan motivasi kerja dan suasana kerja yang baik. Oleh karena itu, TAAT-TMII harus mengelola sumberdaya manusianya dengan baik agar tujuan tersebut dapat tercapai. Lebih lanjut, TAAT-TMII belum pernah mengkaji hubungan gaya kepemimpinan dengan prestasi karyawannya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang terkait dengan gaya kepemimpinan dalam pencapaian prestasi karyawan TAAT- TMII, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan manajemen TAAT-TMII? 2. Bagaimana prestasi karyawan terbentuk dari gaya kepemimpinan manajemen TAAT-TMII? 3. Bagaimana hubungan gaya kepemimpinan dengan prestasi kerja karyawan pada tiap bagian dan apakah terdapat perbedaan antar bagian tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis berhubungan dengan masalah mikro/intern perusahaan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui bentuk gaya kepemimpinan manajemen TAAT-TMII berdasarkan persepsi karyawan. 2. Mengetahui bentuk prestasi kerja yang dicapai karyawan TAAT-TMII. 3. Mengetahui hubungan gaya kepemimpinan manajemen TAAT-TMII dalam pencapaian prestasi kerja karyawan dan perbedaannya di tiap bagian. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Sebagai masukan bagi TAAT-TMII dalam menentukan gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan dalam manajerialnya. 2. Mengetahui ketepatan atau ketidaktepatan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya berdasarkan catatan prestasi.

18 5 3. Mengetahui pengaruh yang terbentuk dari gaya kepemimpinan dengan prestasi yang dicapai karyawan. 4. Membandingkan gaya kepemimpinan di antara bagian-bagian di TAAT- TMII. 5. Dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan perusahaan, promosi jabatan/mutasi, rotasi kerja, pelatihan/ training, dan lain-lain. 6. Sebagai bahan rujukan dan masukan bagi penelitian selanjutnya di bidang manajemen sumberdaya manusia pada perusahaan jasa pariwisata perikanan serta pihak lain yang berkepentingan. 7. Bagi penulis, sebagai media latih untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mengamati, mempelajari, dan menganalisis permasalahan yang dijumpai dalam bentuk laporan ilmiah.

19 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Organisasi Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Gitosudarmo 1997). Menurut Nawawi 2005, organisasi mempunyai pengertian secara statis dan dinamis. Pengertian statis organisasi adalah suatu wadah berhimpun sejumlah manusia karena memiliki kepentingan yang sama. Di dalamnya terdapat struktur organisasi yang terbentuk sebagai hasil pembagian dan pengelompokkan tugastugas sejenis menjadi unit-unit kerja yang terpisah-pisah serta ditetapkan posisinya secara vertikal dan horizontal. Pembagian dan pengelompokkan tugas sejenis tersebut diwujudkan dalam bentuk posisi, status dan jabatan setiap individu untuk melaksanakan volume dan beban kerja tertentu. Sedangkan pengertian dinamis dari organisasi adalah proses kerja sama sejumlah manusia (dua orang atau lebih) untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan sifat dinamisnya ini, di dalam sebuah organisasi terdapat dua kondisi yaitu kerjasama berlangsung secara berkelanjutan, dengan maksud mencapai tujuan bersama. Kondisi lainnya adalah interaksi manusia (formal dan informal) tidak pernah sama dari waktu ke waktu. Artinya antara interaksi formal, seperti mewujudkan volume dan beban kerja, dengan interaksi informal, yaitu interaksi antar pribadi di luar pengaturan organisasi, tidak pernah sama jika dilakukan pada waktu yang berbeda. 2.2 Manajemen Sumberdaya Manusia George R. Terry mengatakan bahwa ma najemen adalah pencapaian tujuan (organisasi) yang sudah ditentukan sebelumnya dengan mempergunakan bantuan orang lain. Manajemen juga diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain (Nitisemito 1982). Dari dua pengertian tersebut, dapat terlihat bahwa dalam mencapai tujuan suatu organisasi membutuhkan sejumlah orang yang memiliki peran masing-

20 7 masing. Dalam suatu organisasi diperlukan suatu manajemen yang mengendalikan sumber daya manusia yang ikut berperan dalam pencapaian tujuan organisasi. Sumberdaya manusia, menurut Nawawi 2005 adalah: 1. Manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, karyawan atau pekerja) 2. Potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. 3. Potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi. Jadi, berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka manajemen sumberdaya manusia merupakan suatu ilmu dan seni yang mendayagunakan potensi manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan akhir organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya. 2.3 Kepemimpinan Gibson diacu dalam Munir (2001) mendefinisikan bahwa kepemimpinan adalah usaha untuk mempengaruhi orang lain secara orang per orang (interpersonal) melalui proses komunikasi yang efektif untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan. George R. Terry mengungkapkan, kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara suka rela. Menurut Robert Tannenbaum, Irving.W, dan Fred Messarik diacu dalam Hersey (1990) mendefinisikan kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang dilakukan dalam suatu situasi dan diarahkan melalui proses komunikasi pada pencapaian tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. Terdapat empat implikasi dalam kepemimpinan yaitu kepemimpinan melibatkan orang lain, kepemimpinan melibatkan distribusi kekuasaan, kepemimpinan merupakan suatu kemampuan untuk mempengaruhi tingkah laku pengikut, dan kepemimpinan menyangkut nilai dan moral (Nuraeni 2005). Stoner (1996) menyatakan bahwa dalam teori kepemimpinan terdapat beberapa pendekatan kepemimpinan, antara lain pendekatan sifat (trait approach),

21 8 pendekatan tingkah laku (behavioral approach), pendekatan kontingensi, dan pendekatan keterlibatan dinamis Pendekatan sifat dimulai dari usaha untuk mengidentifikasi ciri-ciri seorang pemimpin yang berhasil. Dalam mencari sifat kepemimpinan yang dapat diukur, terdapat dua pendekatan, yaitu 1) membandingkan sifat orang yang tampil sebagai pemimpin dengan orang yang tidak jadi pemimpin; 2) membandingkan sifat pemimpin yang efektif dengan sifat pemimpin yang tidak efektif. Pendekatan tingkah laku memandang bahwa kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari pola tingkah laku seorang pemimpin yang terdiri dari dua aspek, yaitu fungsi kepemimpinan dan gaya kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan terdiri dari 1) fungsi yang berhubungan dengan tugas dan pemecahan masalah dan 2) fungsi memelihara kelompok. Sedangkan gaya kepemimpinan pada umumnya diekspresikan dalam dua gaya yaitu gaya yang berorientasi pada tugas dan gaya yang berorientasi pada hubungan antar pribadi (Hersey 1990). Pada pendekatan kontingensi, terdapat empat faktor yang dijadikan fokus yaitu tuntutan tugas; harapan dan tingkah laku rekan setingkat; karakteristik, harapan dan tingkah laku karyawan; serta budaya organisasi dan kebijakannya. Pendekatan keempat adalah pendekatan keterlibatan dinamis. Menurut Kouzes dan Barry Posner diacu dalam Nuraeni (2005) terdapat lima dasar kebiasaan yang dipakai pemimpin untuk menyelesaikan hal-hal yang luar biasa, yaitu menentang proses, memberi inspirasi visi bersama, memungkinkan orang lain bertindak, membuat model pemecahan, dan memberi semangat. Dari beberapa pengertian tersebut pada umumnya kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu (Gitosudarmo 1997). Proses tersebut meliputi tiga faktor yaitu pemimpin, pengikut dan faktor situasi yang menghasilkan suatu interaksi yaitu prestasi dan kepuasan (Gambar 1).

22 9 Pemimpin Perilaku / gaya Keterampilan Pengetahuan Nilai-nilai Proses Kelompok Norma dan Nilai Kepaduan Keterikatan pada tujuan Harapan Kelompok Kebutuhan Kelompok Hasil Prestasi Kepuasan Kerja Situasi Nilai Organisasi Teknologi Tuntutan Tugas Variasi tugas Gambar 1. Proses Kepemimpinan (Gitosudarmo 1997) 2.4 Gaya Kepemimpinan Suatu organisasi secara garis besar terdapat berbagai potensi manusia yang bekerja di dalamnya dan terbagi-bagi berdasarkan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki yaitu sebagai pengendali dan pelaksana. Pengendali dapat diartikan sebagai pemimpin dan pelaksana dapat diartikan sebagai karyawan/pekerja (Hersey 1990). Pemimpin merupakan salah satu peran dalam kelompok/organisasi yang diemban oleh salah seorang anggota kelompok yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu (Nuraeni 2005). Salah satu unsur situasi kepemimpinan yang paling penting adalah gaya kepemimpinan. Pemimpin membentuk gaya mereka dalam periode waktu tertentu melalui pengalaman, pendidikan, dan pelatihan (Hersey 1990). Tannenbaum dan Schmidt diacu dalam Hersey (1990) mengemukakan bahwa paling sedikit terdapat empat faktor internal yang mempengaruhi gaya kepemimpinan manajer yaitu sistem nilai manajer, rasa yakin terhadap bawahan, inklinasi kepemimpinan, dan perasaan aman dalam situasi tertentu. Gaya kepemimpinan adalah pola-pola perilaku konsisten yang diterapkan orang-orang dalam bekerja dengan dan melalui orang lain seperti yang dipersepsikan orang-orang itu. Pola-pola itu timbul pada diri orang-orang pada

23 10 waktu mereka mulai memberikan tanggapan dengan cara yang sama dalam kondisi yang serupa; pola itu membentuk kebiasaan tindakan yang setidaknya dapat diperkirakan bagi mereka yang bekerja dengan orang-orang itu (Hersey 1990). Gaya kepemimpinan dapat dipelajari dan dipraktekkan, dan dalam penerapannya harus disesuaikan dengan situasi yang dihadapi (Yayat 2001). Seorang pemimpin yang mengelola bawahan untuk melaksanakan tugasnya, dituntut untuk dapat memimpin secara efektif melalui pendekatan tertentu. Pendekatan ini menggambarkan gaya kepemimpinan atasan. Paul Hersey (1979) menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang dilakukan oleh seseorang pada waktu berupaya mempengaruhi aktivitas orang lain yang dipersepsikan oleh orang lain. Menurut penelitian di Center of Leadership Universitas Michigan (1979) oleh P. Hersey dan KH. Blanchard, pada umumnya pemimpin memiliki gaya kepemimpinan utama dan gaya kepemimpinan kedua/pendukung. Gaya kepemimpinan utama dipandang sebagai pola perilaku yang paling sering digunakan untuk mempengaruhi aktivitas orang lain, sedangkan gaya kepemimpinan pendukung digunakan hanya pada saat-saat tertentu. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui gaya perilaku pemimpin terhadap prestasi dan kepuasan kerja kelompok. Gaya kepemimpinan utama yang dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard diacu dalam Hersey (1990), pada dasarnya terdiri dari dua macam, yaitu : 1) Gaya kepemimpinan berdasarkan perilaku tugas, yaitu kadar upaya pemimpin mengorganisasi dan menetapkan peranan anggota kelompok (pengikut); menjelaskan aktivitas setiap anggota serta kapan, di mana, dan bagaimana cara menyelesaikannya; dicirikan dengan upaya untuk menetapkan pola organisasi, saluran komunikasi, dan cara penyelesaian pekerjaan secara rinci dan jelas. Jadi gaya ini berorientasi pada tugas karyawan secara ketat untuk memastikan tugas dilaksanakan dengan memuaskan. Penyelesaian tugas lebih diutamakan daripada pengembangan diri.

24 11 2) Gaya kepemimpinan berdasarkan perilaku hubungan, yaitu upaya pemimpin membina hubungan pribadi di antara mereka sendiri dan para anggota kelompok mereka (pengikut) dengan membuka lebar saluran komunikasi, menyediakan dukungan sosio-emosional, sambaran-sambaran psikologis seperti dukungan moral ketika bawahan merasa jenuh dalam menghadapi pekerjaan, dan pemudahan perilaku. Dengan kata lain, gaya ini berorientasi pada karyawan yaitu lebih menekankan pada memotivasi daripada mengendalikan bawahan. Seringkali karyawan diizinkan untuk membantu mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Model di atas, dikembangkan melalui empat kuadran yang diilustrasikan pada Gambar 2. Perilaku Hubungan (tinggi) KUADRAN I Tinggi Hubungan dan Rendah Tugas KUADRAN 2 Rendah Hubungan dan Rendah Tugas KUADRAN 4 Tinggi Tugas dan Tinggi Hubungan KUADRAN 3 Tinggi Tugas dan Rendah Hubungan (rendah) Perilaku Tugas (tinggi) Sumber : Hersey and Blanchard, Terjemahan (1990) Gambar 2. Matriks Gaya Kepemimpinan (Hersey dan Blanchard 1979) Selain mengembangkan gaya kepemimpinan, Hersey dan Blanchard bersama rekannya Hembleton juga menyusun dua instrumen kepemimpinan untuk mengukur perilaku tugas dan perilaku hubungan dalam lima dimensi perilaku serta indikator-indikatornya. Hal tersebut disajikan dalam Tabel 1.

25 12 Tabel 1. Dimensi Perilaku Pemimpin dan Indikatornya Dimensi Perilaku Tugas Indikator Perilaku Sejauh mana pemimpin... Penyusunan tujuan Menetapkan tujuan yang perlu dicapai orangorang. Pengorganisasian Mengorganisasi situasi kerja bagi orangorangnya. Menetapkan batas waktu Menetapkan batas waktu bagi orang-orangnya. Pengarahan Memberikan pengarahan spesifik. Pengendalian Menetapkan dan mensyaratkan adanya laporan reguler tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Dimensi Perilaku Hubungan Indikator Perilaku Sejauh mana pemimpin... Memberikan dukungan Memberikan dukungan dan dorongan. Mengkomunikasikan Melibatkan orang-orang dalam diskusi yang bersifat memberi dan menerima tentang aktifitas kerja Memudahkan interaksi Memudahkan interaksi di antara orangorangnya. Aktif menyimak Berusaha mencari dan menyimak pendapat dan kerisauan orang-orang. Memberikan balikan Memberikan balikan tentang prestasi orangorang. Sumber : Hersey 1990 Gaya kepemimpinan berdasarkan perilaku tugas dan hubungan dapat dikombinasikan juga dalam berbagai bauran dan menghasilkan empat macam gaya kepemimpinan lainnya. Gaya ini diterapkan pemimpin berdasarkan faktor kemampuan bawahan yang dapat bekerja mandiri dan tidak bergantung pada pemimpin, yaitu:

26 13 1. Gaya memerintah, ciri yang paling dominan adalah mengatakan, menegaskan, dan membentak. Gaya diterapkan apabila bawahan tidak terlalu mandiri. 2. Gaya partisipatif, ciri yang dominan adalah membimbing, merundingkan, dan bekerjasama. 3. Gaya karalis, ciri yang dominan adalah semangat, memudahkan, dan berkonsultasi. 4. Gaya tidak memerintah, ciri paling dominan adalah mendelegasikan. Blake dan Mouton diacu dalam Gitosudarmo (1997) mengkombinasikan teori gaya kepemimpinan tersebut menjadi suatu grid/geradi yang merefleksikan gaya kepemimpinan individual dan tim atau organisasi serta dua dimensi orientasi yaitu orientasi tugas dan orientasi hubungan yang dikenal dengan geradi manajemen. Teori ini menetapkan 9.9 sebagai manajemen yang berorientasi tinggi terhadap tugas dan hubungan yang menghasilkan tim manajemen, lebih rinci tersaji pada Gambar 3. Perilaku Hubungan Manajemen Kekeluargaan Manajemen Miskin Manajemen Jalan Tengah Manajemen Tim Manajemen Otoriter Perilaku Tugas Sumber : Gitosudarmo (1997) Gambar 3. Geradi Manajemen (Blake dan Mouton 1979)

27 14 Kelima gaya kepemimpinan tersebut diuraikan sebagai berikut : Manajemen miskin : menggunakan usaha yang minimal untuk menyelesaikan tugas adalah tepat untuk menjaga keanggotaan organisasi. Manajemen otoriter : efisiensi operasi karena pengaturan kondisi kerja dengan melibatkan elemen manusia pada tingkat yang minimal. Manajemen jalan tengah : prestasi organisasi yang memadai dimungkinkan melalui penyeimbang kebutuhan penyelesaian tugas dan menjaga moral karyawan pada tingkat yang memuaskan. Manajemen kekeluargaan : perhatian penuh pada kebutuhan karyawan untuk memuaskan hubungan yang mengarah pada kenyamanan, suasana organisasi yang bersahabat, dan tempo kerja. Manajemen tim : penyelesaian tugas atas komitmen karyawan saling tergantung melalui hubungan yang saling mempercayai dan menghormati dalam mencapai sasaran organisasi (Gitosudarmo 1997). Pendekatan lain mengenai gaya kepemimpinan juga dikembangkan oleh Center for leadership studies dalam upayanya untuk mengembangkan suatu kerangka konseptual yang berusaha menunjuk variabel situasi yang utama dengan tepat. Model ini dikenal dengan kepemimpinan situasional. Menurut Hersey kepemimpinan situasional didasari atas hubungan antara bimbingan dan arahan (perilaku tugas) yang diberikan pimpinan; dukungan sosioemosional (perilaku hubungan) yang disediakan pemimpin; dan level kesiapan (kematangan) pengikut yang diperlihatkan pengikut dalam pelaksanaan tugas, fungsi, atau tujuan tertentu. Kematangan tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan dan kemauan (ability and willingness) orang-orang dalam memikul tanggung jawab untuk mengarahkan perilaku mereka sendiri (Hersey 1990). Variabel kematangan ini hanya berkaitan dengan tugas tertentu yang perlu dilaksanakannya, jadi seseorang/sekelompok tidak dapat dikatakan matang atau tidak dalam arti menyeluruh. Gaya kepemimpinan situasional lainnya dikembangkan oleh Fiedler (1967) dan dikenal sebagai model kepemimpinan kontingensi. Konsep dasar teori ini adalah bahwa prestasi kelompok yang tinggi tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dan kadar sejauh mana situasinya menguntungkan atau tidak

28 15 (Gitosudarmo 1997). Model kepemimpinan ini terdiri dari empat faktor yaitu gaya kepemimpinan dan tiga faktor situasinya yang meliputi : struktur tugas : berkaitan dengan sejauh mana tugas kelompok bersifat rutin atau bersifat komplek; struktur tugas diklasifikasikan menjadi terstruktur dan tidak terstruktur, suasana kelompok : disebut juga hubungan pimpinan-anggota yaitu kadar keyakinan, kepercayaan, dan rasa hormat pemgikut kepada pimpinannya; hubungan pimpinan-anggota ini diklasifikasikan menjadi baik dan buruk, kekuasaan posisi : kekuasaan yang melekat pada kedudukan pemimpin yaitu sejauh mana pemimpin dapat mempengaruhi perilaku bawahan melalui kekuasaan legitimasi, kekuasaan imbalan, dan kekuasaan paksaan. 2.5 Prestasi Kerja Karyawan Prestasi kerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat fisik/material maupun non fisik/non material yang dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan deskripsi pekerjaan perlu dinilai hasilnya setelah tenggang waktu tertentu (Nawawi 2005). Menurut Hasibuan (2001) prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Hasibuan juga menerangkan bahwa prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seseorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor tersebut, maka akan semakin besar prestasi kerja karyawan yang bersangkutan. Bernardin dan Russel diacu dalam Ruky (2006) mendefinisikan prestasi sebagai suatu catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu selama kurun waktu tertentu. Suprihanto (2006) mengatakan bahwa pada dasarnya prestasi kerja adalah hasil kerja seseorang dalam periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

29 Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Pencapaian tujuan organisasi dilakukan oleh seluruh anggota dengan melaksanakan tugas yang sudah ditentukan sebelumnya berdasarkan beban dan volume kerja yang dikelola oleh suatu manajemen. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap anggota yang berfungsi sebagai bawahan perlu dinilai hasilnya setelah tenggang waktu tertentu melalui suatu program (Istijanto 2006). Program/rangkaian usaha ini dapat dikatakan sebagai penilaian terhadap prestasi kerja karyawan. Sementara Bernardin diacu dalam Ruky 2006 menyatakan bahwa penilaian prestasi merupakan catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Menurut Nawawi (2005), pada hakekatnya penilaian prestasi kerja karyawan yang merupakan kegiatan Manajemen SDM adalah suatu proses pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan pekerjaan oleh seorang pekerja yang memilki hak-hak asasi yang dilindungi. Dan menurut Hasibuan (2001) penilaian prestasi kerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan, menetapkan kebijaksanaan mengenai promosi atau balas jasanya. Menurut Gomes (2001), syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian kinerja (prestasi) yang efektif, yaitu : (1) adanya kriteria kinerja (prestasi) yang dapat diukur dengan objektif, dan (2) adanya objektifitas dalam proses evaluasi. Istijanto (2006) menjabarkan bahwa indikator/tolok ukur/kriteria bawahan dalam melaksanakan pekerjaan terdiri atas beberapa aspek yaitu kualitas kerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan, kerja sama dengan rekan kerja, motivasi kerja, orientasi terhadap pelanggan, dan inisiatif karyawan. Pada giliran berikutnya, hasil dari penilaian/pengukuran prestasi kerja karyawan dapat dijadikan informasi yang berharga bagi para manajer, misalnya dapat melihat apakah pekerja mengerjakan tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya, memberikan gambaran tentang kekurangan dan kelebihan pekerja dalam melaksanakan tugasnya, mengetahui keefektifan dan keefisienan kontribusi pekerja terhadap organisasi, dapat dikaitkan dengan pengambilan keputusan dan

30 17 kebijakan manajer, dan dapat digunakan untuk berbagai tujuan organisasi/perusahaan seperti pengembangan karir (promosi atau pemindahan), suksesi dan kaderisasi, penyusunan program pengembangan dan pelatihan karyawan, pembinaan karyawan, penetapan gaji/upah dan kompensasi tidak langsung, review strategi bisnis dan lain-lain (Nawawi 2005). 2.7 Syarat-syarat Penilai Menurut Hasibuan (2001), penetapan penilai yang berkualitas harus berdasarkan syarat-syarat berikut: 1. Jujur, adil, objektif, dan mengetahui pengetahuan yang mendalam tentang unsur-unsur yang akan dinilai agar penilaiannya sesuai dengan realitas/fakta yang ada. 2. Hendaknya mendasarkan penilaian atas dasar benar/salah, baik/buruk, terhadap unsur-unsur yang dinilai sehingga hasil penilaiannya jujur, adil, dan objektif. 3. Harus mengetahui secara jelas uraian pekerjaan dari setiap karyawan yang akan dinilai agar hasil penilaiannya dapat dipertanggungjawabkan. 4. Harus mempunyai wewenang formal agar penilai dapat melaksanakan tugas dengan baik.

31 III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI Kepemimpinan menggambarkan sifat dan gaya seseorang dalam melaksanakan perannya sebagai pemimpin. Pemimpin dikatakan sanggup memimpin apabila ia dapat mempengaruhi orang lain secara efektif melalui masa waktu yang panjang. Sebagai salah satu organisasi bisnis dalam bidang jasa perikanan, TAAT- TMII dikelola dengan cukup baik dan eksistensi organisasinya dapat terlihat dengan jelas. Hal ini terlihat dari adanya sasaran strategis perusahaan yang merupakan ramuan dari tujuan, visi, dan misi perusahaan. Dalam rangka mencapai sasaran strategis tersebut maka sinergi antara pemimpin dan karyawan sangat diperlukan, dimana hubungan tersebut akan menentukan prestasi karyawan. TAAT-TMII sebagai organisasi dipimpin oleh seorang Manajer yang mempunyai suatu gaya kepemimpinan tertentu. Gaya kepemimpinan tersebut diterapkan kepada bawahan langsungnya yaitu Kepala Bagian, begitu juga Kepala Bagian menerapkan gaya kepemimpinannya kepada Kepala Sub Bagian, dan terakhir gaya kepemimpinan tersebut juga diterapkan kepada staf/karyawan. Masing-masing pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda. Orientasi dari gaya kepemimpinan ini terdiri atas orientasi perilaku tugas dan perilaku hubungan. Gaya kepemimpinan dari setiap pemimpin akan mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Prestasi karyawan dapat dinilai dari kualitas kerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan, kerjasama dengan rekan kerja, motivasi kerja, orientasi terhadap pengunjung, dan inisiatif karyawan. Hasil dari penilaian prestasi tersebut akan menentukan ketepatan bekerja dari masing-masing individu untuk mencapai visi, misi dan tujuan TAAT-TMII. Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan prestasi karyawan diteliti di setiap bagian/sub bagian kemudian hasilnya diperbandingkan antar bagian. Peneliti memberikan batasan penelitian dan menyajikan kerangka pendekatan studi yang diilustrasikan pada Gambar 4.

32 19 Taman Akuarium Air Tawar (TAAT) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Visi Misi dan Tujuan TAAT-TMII MANAJER Bagian Umum Bagian Operasi dan Peragaan Bagian Promosi dan Informasi Sub Bagian Perencanaan Sub Bagian Operasi Sub Bagian Promosi Gaya Kepemimpinan: Perilaku Tugas Perilaku Hubungan Sub Bagian Tata Usaha dan Urusan Dalam Sub Bagian Personil Sub Bagian Peragaan Sub Bagian Mekanikal dan Elektrikal Sub Bagian Informasi dan Perpustakaan Sub Bagian Cinderamata / Kantin Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban Sub Bagian Produksi Ikan Hias Prestasi Kerja Ketepatan Bekerja Indikator Prestasi Kerja Karyawan TAAT-TMII : 1. Kualitas Kerja 2. Tanggung jawab terhadap pekerjaan 3. Kerja sama dengan rekan kerja 4. Motivasi kerja 5. Orientasi terhadap pengunjung 6. Inisiatif karyawan : Ruang Lingkup Penelitian Gambar 4. Skema Kerangka Pendekatan Studi

33 IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus/case di TAAT- TMII dengan melakukan survei terhadap sumberdaya manusia sebagai karyawan di TAAT-TMII. Objek yang diteliti adalah gaya kepemimpinan dan prestasi kerja karyawan TAAT-TMII. Metode penelitian kasus adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengkaji gejala-gejala sosial dari suatu hal yang dapat berupa seorang, sebuah kelompok, sebuah komuniti, sebuah masa, sebuah proses, atau suatu satuan sosial dengan cara menganalisanya secara mendalam (Yayasan AKATIGA 2005). 4.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data text dan data image. Data text adalah data yang berbentuk alfabet maupun angka numerik dengan tidak mengikuti kaidah yang telah ditentukan sebelumnya, bisa berbentuk apa saja (misalnya 1/10 digit) karena yang menentukan arti dari data tersebut adalah interpretasinya. Sedangkan data image adalah data data berupa diagram, foto, tabel, kartun dan sejenisnya yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tertentu (Fauzi 2001). Jenis data yang diperoleh berdasarkan sumbernya dalam penelitian/riset ini berupa data primer dan sekunder. Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh periset untuk menjawab masalah risetnya (Istijanto 2006). Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan teknik wawancara dan penyebaran kuisioner terstruktur (bertatap muka langsung). Selain itu peneliti juga melakukan sedikit observasi sebagai pelengkap dengan cara mengamati dan mencatat perilaku orang, objek, atau kejadian-kejadian melalui cara yang sistematis. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur yang terkait dengan topik penelitian, misalnya buku pedoman peraturan TAAT-TMII atau kumpulan kebijakan-kebijakan manajemen TAAT-TMII. Desain dari riset yang dilaksanakan berupa riset kausal karena riset ini akan menguji hubungan sebabakibat antara gaya kepemimpinan dengan pembentukan prestasi karyawan TAAT- TMII.

34 21 Metode penilaian gaya kepemi mpinan pada penelitian menggunakan kuesioner dengan skala likert serta observasi dengan referensi model kepemimpinan kontingensi dan kepemimpinan situasional. Pada kuesioner terdapat lima pilihan jawaban mulai dari sangat tidak setuju bernilai 1 sampai sangat setuju bernilai 5. Berikut pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui persepsi gaya kepemimpinan di TAAT-TMII. Terkait dengan perilaku tugas, responden diminta pendapatnya mengenai kemampuan atasan dalam hal : 1. Pengkomunikasian tentang target/harapan TAAT/Bagian/Sub Bagian. 2. Dorongan untuk mematuhi standar prosedur. 3. Penyampaian ide-ide/gagasan untuk mencapai tujuan. 4. Pernyataan sikap secara jelas. 5. Keputusan pelaksanaan pekerjaan dan arahan dalam menjalankannya. 6. Penugasan pekerjaan secara khusus. 7. Mengkomunikasikan peranan dan fungsinya sebagai pemimpin kepada bawahan. 8. Mendorong kedisiplinan. 9. Mempertahankan standar prestasi kerja sebagai seorang pemimpin 10. Mengkomunikasikan standar pekerjaan yang diharapkan kepada bawahan. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai gaya kepemimpinan yang berkaitan dengan perilaku hubungan meliputi: 1. Bantuan dari pimpinan terhadap pekerjaan dan penciptaan suasana kerja yang menyenangkan. 2. Sikap dan pernyataan yang kurang menyenangkan. 3. Pertimbangan terhadap perasaan pribadi bawahan pada saat bertindak. 4. Menjaga hubungan yang ramah dengan bawahan. 5. Pertimbangan terhadap kepentingan pribadi bawahan pada saat bertindak. 6. Perhatian terhadap kesejahteraan. 7. Ada tidaknya perlakuan kasar dari pimpinan. 8. Pengambilan keputusan yang membuat pekerjaan menjadi menyenangkan. 9. Perlakuan yang mempertimbangkan perasaan pribadi bawahan. 10. Pertimbangan terhadap perasaan bawahannya secara umum

35 22 Sedangkan indikator prestasi kerja yang dinilai adalah kualitas kerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan, kerja sama dengan rekan kerja, motivasi kerja, orientasi terhadap pelanggan, dan inisiatif karyawan. Penilaian prestasi kerja menggunakan metode skala peringkat yaitu metode dengan cara membuat skala dari rendah sampai tinggi misalnya dengan menggunakan skala likert dalam lembar penilaian (kuesioner) yaitu pilihan jawaban sangat tidak setuju bernilai 1 dan pilihan jawaban sangat setuju bernilai 5. Kelebihan dari metode ini adalah mudah mempersiapkannya, murah, dan dapat digunakan untuk me nilai karyawan dalam jumlah banyak, sedangkan kelemahannya adalah adanya kesubjektifitasan dari penilai. 4.3 Metode Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam penentuan sumber informasi dengan pertimbangan adalah karyawan TAAT-TMII yang mempunyai bawahan, yaitu kelompok pemimpin atas dan kelompok pemimpin menengah. Sedangkan penentuan sumber informasi pada kelompok staf/karyawan dilakukan secara acak (random sampling). Pada kelompok pemimpin atas dan kelompok pemimpin menengah, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sensus karena ingin memperoleh informasi berbagai gaya kepemimpinan dari semua kepala bagian dan kepala sub bagian. Kelompok ini berjumlah 15 orang yang terdiri dari 1 orang Manajer, 3 orang Kepala Bagian dan 11 orang Kepala Sub Bagian. Lebih jelas sampel tersaji pada Tabel 2. Tabel 2. Sampel Responden Kelompok Pemimpin Atas dan Menengah Bagian Kelompok Pemimpin Atas Kelompok Pemimpin Menengah Total Sampel Manajer 1 Umum 1 5 Operasi dan Peragaan 1 4 Promosi dan Informasi 1 2 Total Sumber : Data Primer. Diolah 2007

36 23 Sampel pada kelompok staf/karyawan berjumlah 26 orang yang diacak berdasarkan kelompok Sub Bagian dengan cara mengambil secara acak nama karyawan berdasarkan daftar karyawan TAAT-TMII. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan masing-masing dari tiap kelompok tersebut memiliki tugas (deskripsi pekerjaan) dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Lebih jelas, sampel tersaji pada Tabel 3. Tabel 3. Sampel Responden Kelompok Staf/Karyawan Umum Staf Sampel Operasi dan Peragaan Staf Sampel Promosi dan Informasi Staf Sampel TOTAL Perencanaan 1 1 Operasi 5 4 Promosi 1 1 TUUD 11 4 Peragaan 8 4 Personil 1 1 Keuangan 1 1 Keamanan 8 3 Mekanikal Elektrikal Produksi Ikan Hias Informasi dan Perpustakaan Cinderamata / Kantin Total Staf Total Responden Sumber : Data Primer. Diolah Metode Analisis Data Analisis merupakan tindakan mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat untuk menjawab masalah riset (Istijanto 2006). Pada riset yang berbentuk deskriptif dan kausal maka digunakan analisis kuantitatif. Tiga keuntungan yang didapat dalam pendekatan kuantitatif adalah mempermudah menginterpretasikan hasil, memiliki standar sehingga mempermudah perbandingan, dan mempermudah generalisasi atau kesimpulan. Analisis data yang digunakan berupa analisis kuantitatif dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif, analisis asosiatif, dan analisis varian ranking satu arah Kruskal-Wallis.

37 Analisis Deskriptif Istijanto (2006) menyatakan bahwa tujuan dari analisis ini adalah mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Dalam analisis deskriptif, nilai yang menggambarkan seluruh anggota/responden dapat diwakili oleh salah satunya adalah nilai mean (rata-rata) Analisis Asosiatif Analisis asosiatif berusaha menguji ada-tidaknya asosiasi, interdependensi, atau ketergantungan antara dua variabel yang diteliti (Istijanto 2006). Dalam analisis ini digunakan skala nominal pada dua variabel yang dijadikan objek penelitian dan melakukan uji dengan koefisien korelasi Spearman. Variabel dalam analisis ini adalah gaya kepemi mpinan dan pencapaian prestasi karyawan. Jika hasilnya signifikan, maka terdapat asosiasi, interdependensi, atau ketergantungan diantara kedua variabel tersebut, begitu juga sebaliknya. Dalam penelitian dilakukan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi Dalam uji ini, rumus yang digunakan adalah : 6 =? = 1 N N i= 1 rs 3 d 2 i N...1) Keterangan: r s =? = koefisien korelasi d i N 3 = beda antara dua pengamatan berpasangan = total pengamatan berpasangan Namun jika terdapat skor yang sama pada variabel yang sama, maka masing-masing mendapat nilai rata-rata dari rangkingnya. Untuk itu perlu dilakukan koreksi pada jumlah kuadrat sehubungan dengan angka yang sama di tiap variabel. Rumus yang digunakan untuk mengkoreksi adalah: N 3 N 2 = 2 x Tx x 12 atau N 3 = Tx 12 Sedangkan rumus untuk persamaannya adalah: r s =? = N 2 2 x + y x y d 2 i...2)...3)

38 25 Hipotesis pengujian pengaruh gaya kepemimpinan dengan pencapaian prestasi kerja karyawan adalah sebagai berikut : H 0 = Gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap pencapaian prestasi kerja karyawan TAAT-TMII. H 1 = Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi kerja karyawan TAAT-TMII. Keputusan pengujian adalah sebagai berikut: (1) Jika nilai r hitung < r tabel, maka terima H 0, artinya gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap pencapaian prestasi kerja karyawan. (2) Jika nilai r hitung > r tabel, maka tolak H 0 atau terima H 1, artinya gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi kerja karyawan Analisis Varian Ranking Satu Arah Kruskal-Wallis Analisis varian ranking satu arah Kruskal-Wallis adalah tes yang berguna untuk me nentukan apakah k sample independen berasal dari populasi yang berbeda (Siegel 1994). Namun perhitungan terhadap data yang diperoleh pada penelitian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi Penelitian ini ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan hubungan gaya kepemimpinan dengan pencapaian prestasi kerja karyawan antar bagian TAAT- TMII. Berikut prosedur yang digunakan dalam analisis varian ranking satu arah : 1. Memberi ranking observasi-observasi untuk tiap kelompok dalam urutan dari 1 sampai N. 2. Menentukan harga R (jumlah ranking) untuk masing-masing k tiap kelompok. 3. Menghitung H dengan menggunakan rumus : k 12 R H = N(N + 1) n j= 1 2 j j 3(N + 1)...4) Jika suatu proporsi yang besar diantara observasi-observasi itu berangka sama, hitung H dengan menggunakan rumus : k 2 12 R T = [ j 3(N + 1)]/[1 N(N + 1) n N N H 3 j= 1 j...5)

39 26 4. Menentukan signifikansi suatu nilai sebesar nilai observasi H ditaksir dengan menggunakan tabel C pada tabel statistik dengan db = k 1 dan tetapkan a = 0, Jika kemungkinan yang berkaitan dengan nilai observasi H adalah sama dengan atau kurang dari a, maka tolak H 0 dan terima H 1. Hipotesis H 0 : tidak terdapat perbedaan hubungan gaya kepemimpinan dengan pencapaian prestasi karyawan antar bagian di TAAT-TMII. H 1 : terdapat perbedaan hubungan gaya kepemimpinan dengan pencapaian prestasi karyawan antar bagian di TAAT-TMII. 4.5 Definisi Batasan dan Pengukuran Peubah Penelitian (1) Pemimpin, yaitu orang yang membimbing dan mengarahkan orang lain/sekelompok orang di TAAT-TMII. Terdiri atas 1 orang Manajer TAAT, 3 orang Kepala Bagian, dan 11 orang Kepala Sub Bagian. (2) Karyawan, yaitu sekumpulan orang yang mengerjakan tugas sesuai dengan arahan pimpinan. Terdiri dari 26 orang staf/karyawan yang berasal dari (3) Gaya kepemimpinan, yaitu terdiri dari gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (perilaku tugas) dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan (perilaku hubungan). Dilakukan oleh bawahan langsungnya berdasarkan persepsi mereka dengan menggunakan kuesioner berskala likert dari 1 sampai 5. (4) Penilaian prestasi kerja karyawan oleh pemimpin langsungnya pada masingmasing bagian/sub bagian. Menggunakan kuesioner dengan skala likert dari 1 sampai 5. (5) Mencari perbedaan hubungan gaya kepemimpinan dengan pencapaian prestasi karyawan antar bagian di TAAT-TMII. (6) Penilaian gaya kepemimpinan. 1. Gaya berorientasi tugas : Penyusunan tujuan, pengorganisasian, menetapkan batas waktu, pengarahan, dan pengendalian.

40 27 2. Gaya berorientasi hubungan : Memberikan dukungan, mengkomunikasikan, memudahkan interaksi, aktif menyimak, dan memberikan balikan. 3. Gaya Kepemimpinan Kontingensi Fiedler dengan konsep bahwa prestasi kelompok yang tinggi tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dan kadar sejauh mana situasinya menguntungkan atau tidak. 4. Gaya Kepemimpinan Situasional didasari atas hubungan perilaku tugas yang diberikan pemimpinan, dukungan sosioemosional yang disediakan pemimpinan, dan tingkat kematangan pengikut (bawahan). (7) Indikator/tolak ukur/kriteria untuk menilai prestasi karyawan terdiri atas beberapa aspek (Istijanto 2006), adalah: 1. Kualitas Kerja yaitu hasil kerja karyawan (mengukur produktivitas); misalnya mengukur banyaknya komplain dari pengunjung. 2. Tanggung jawab pekerjaan yaitu kemampuan karyawan menyelesaikan pekerjaan utama dan tugas tambahan sesuai standar kerja yang harus dicapai karyawan yang sudah ditetapkan tiap bagian/sub bagian; misalnya karyawan bekerja selama 8 jam/hari. Sedangkan jam kerja berdasarkan SK Menteri Tenaga Kerja UU No. 13 tahun 2003 dan Kepmenakertrans No. 102/VI/2004 adalah 8 jam/hari. 3. Kerja sama dengan rekan kerja yaitu kemampuan bekerja sama dengan rekan kerja. 4. Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang mendorong karyawan melakukan kegiatan yang berlangsung secara sadar. 5. Orientasi terhadap pelanggan (pengunjung) yaitu memberikan yang terbaik kepada pengunjung. 6. Inisiatif karyawan yaitu kemampuan karyawan untuk memodifikasi, improvisasi maupun melakukan inovasi-inovasi sendiri terhadap situasi dan pekerjaan yang dihadapi. Dari penilaiannya dapat diketahui ketepatan atau ketidaktepatan karyawan dalam mengerjakan tugasnya.

41 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2007 dan pengambilan data dilakukan di Taman Akuarium Air Tawar kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

42 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah dan Perkembangan TAAT-TMII Pembangunan Taman Akuarium Air Tawar berawal dari keinginan para pakar serta para anggota Perhimpunan Ikan Hias Indonesia (PIHI) akan adanya suatu akuarium air tawar yang mewujudkan citra Indonesia yang besar dalam bentuk replika. Hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa peduli dan rasa cinta terhadap satwa dan biota perairan tawar bagi masyarakat Indonesia. Sebagai langkah awal diadakan sarasehan ikan hias di Taman Burung-TMII pada tanggal 29 Juli 1988 yang menghasilkan suatu gagasan untuk membangun suatu taman akuarium air tawar di kawasan TMII. Gagasan tersebut kemudian disampaikan oleh Ketua Umum PIHI, yaitu Bapak D. Ashari kepada Ibu Tien Soeharto selaku ketua Yayasan Harapan Kita sebagai pengelola TMII. Pada tanggal 12 Agustus 1989, Bapak Soedjarwo didampingi beberapa anggota Tim Ahli Akuarium menghadap Ibu Tien untuk melaporkan perkembangan konsep dari pembangunan taman akurium di TMII tersebut. Berdasarkan Surat Keputusan Ibu Tien Soeharto No. 001/Kpts/BP III- TMII/IX/1989 tanggal 19 September 1989, dibentuklah Tim Pelaksana Pembangunan Proyek Taman Akurium di Taman Mini Indonesia Indah dan menunjuk Bapak Soedjarwo sebagai ketua penanggung jawab. Lima tahun kemudian, tepatnya hari Rabu tanggal 20 April 1994 bertepatan dengan HUT ke-19 TMII, Presiden Soeharto meresmikan berdirinya Taman Akuarium Air Tawar. Kemudian pada tanggal 1 Mei 1994 TAAT dibuka untuk umum dan mendapat sambutan yang positif dari masyarakat. TAAT-TMII sebagai salah satu unit usaha dari 10 unit usaha yang ada di TMII, dipimpin oleh seorang Manajer yang bertanggung jawab langsung kepada Jenderal Manajer TMII. Unit-unit usaha tersebut terdiri atas TAAT-TMII, Teater Imax Keong Emas, Skylift dan Bumper Car, Archiple (permainan sepeda air), Taman Burung, Kolam Renang Ambar Tirta, Istana Anak-anak, Kereta Api Mini, Taman Bekisar, dan Mobil Charter. Untuk memudahkan tugas Jenderal Manajer, kesepuluh unit

43 30 usaha tersebut dikoordinir oleh seorang Koordinator. Struktur organisasi TMII tersaji pada Lampiran 1. TAAT dibuka untuk umum pada hari Selasa sampai Minggu dengan waktu kunjungan mulai pukul sampai dengan pukul WIB pada Selasa sampai Jumat dan mulai pukul sampai dengan pukul WIB pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. Sedangkan hari Senin TAAT ditutup karena hari tersebut digunakan untuk membersihkan kolam peraga, namun TAAT tetap dapat dikunjungi jika hari Senin merupakan hari libur nasional. Akuarium geografis yang berisikan biota perairan tawar Indonesia ini, selain berfungsi sebagai sarana rekreasi juga sebagai sarana pendidikan, penelitian, dan konservasi alam. Hal ini terlihat dari adanya peragaan replika ekosistem sungai, danau, dan rawa serta tersedianya informasi mengenai perairan tawar. Kesemuanya itu disajikan pada lahan seluas 5500 M 2 dengan luas bangunan sebesar 4088 M 2 yang terdiri dari bangunan utama dan bangunan pelayanan. Bangunan utama terdiri dari lantai satu, lantai dua, dan lantai atap sedangkan bangunan pelayanan terdiri dari tempat karantina dasar, lantai atas, dan pos keamanan Visi dan Misi TAAT-TMII TAAT merupakan salah satu unit rekreasi di TMII berbasis alam yang mengikutsertakan aspek pendidikan dan apresiasi terhadap lingkungan alam dan budaya masyarakat Indonesia yang diwujudkan dalam akuarium nusantara sebagai kesatuan budaya dan spesies ikan lokal. Untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya TAAT mempunyai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam penyusunan perencanaan perusahaan yang merupakan tujuan jangka panjang perusahaan. Visi adalah pernyataan keinginan perusahaan untuk menjadi apa di masa yang akan datang sedangkan misi adalah pernyataan tentang bisnis yang dijalankan perusahaan. Visi TAAT adalah Rekreasi, Informasi, Edukasi/Pendidikan, Konservasi, dan Atraksi yang disingkat menjadi R.I.E.K.A. Visi tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa misi.

44 31 Dari segi Kepariwisataan (Rekreasi), TAAT sebagai taman rekreasi alam dalam bentuk mini, diharapkan dapat merangsang timbulnya wawasan yang lebih luas terhadap keindahan dan keanekaragaman hayati alam perairan dengan segala isinya sehingga merupakan ajang promosi agar wisatawan terangsang untuk melihat sendiri alam aslinya di seantero nusantara. Dari segi Informasi, TAAT merupakan sarana dan forum yang efektif bagi anak-anak dan pelajar untuk mendapatkan data informasi mengenai fenomena alam, binatang purba dan evolusinya maupun peri kehidupan biota air dan lingkungan hidupnya. Dari segi Edukasi/Pendidikan, TAAT diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan bagi pelajar dan mahasiswa juga bagi para pakar dan peneliti untuk dapat memanfaatkan sarana, data dan informasi, peragaan maupun audio visual. Dari segi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, TAAT memperagakan akuarium geografik dan ekosistem air tawar. Kesemuanya itu disuguhkan untuk memberikan informasi bagi masyarakat bahwa betapa indah dan uniknya keanekaragaman hayati ekosistem perairan Indonesia, dan ini perlu dijaga keberadaannya, dicintai dan disayangi, dijaga kelestarian sumberdayanya sehingga dapat dinimati oleh generasi mendatang. Dari segi Konservasi Alam dan Lingkungan, TAAT memperagakan akuarium air tawar geografik yang menyajikan simulasi dan replika dari ekosistem alam basah asli Indonesia dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Dengan menciptakan replika alam asli, diharapkan menjadi sarana yang dapat memberikan gambaran kepada masyarakat tentang perairan kita yang sangat luas dan penuh keanekaragaman kehidupan di dalamnya. Selain itu diharapkan TAAT dapat menggugah hasrat masyarakat agar menumbuhkan rasa cinta dan memiliki sehingga ikut peduli dan berpartisipasi menjaga dan melestarikan kekayaan alam Indonesia dan biota yang ada di dalamnya. Dari segi Pelestarian Subjek/Objek Unit (Atraksi), dengan menciptakan replika alam asli Indonesia, TAAT diharapkan menjadi sarana yang dapat memberikan image atas perairan Indonesia yang sangat luas serta penuh keanekaragaman kehidupan di dalamnya dan dapat menggugah hasrat masyarakat,

45 32 menumbuhkan rasa cinta dan memiliki sehingga akan tetap menjaga dan memelihara agar kekayaan dan keindahan tersebut dapat berlangsung secara berkelanjutan. Sedangkan misi TAAT yaitu : Untuk mewujudkan kepedulian dan rasa cinta terhadap satwa dalam hal ini satwa dan biota perairan tawar, maka TAAT-TMII berfungsi kecuali sebagai taman rekreasi juga sebagai sarana pendidikan, penelitian, dan konservasi. Memperagakan replika akuarium geografis yang menampilkan simulasi ekosistem lahan basah beserta keanekaragaman biotanya. Paradigma baru yang dicanangkan TAAT adalah : 1. Keterbukaan yaitu bersikap terbuka terhadap arus perkembangan dari luar dengan pengertian tetap waspada terhadap pengaruh negatifnya dan lebih selektif dalam penyerapannya. Paradigma ini dicanangkan agar karyawan mampu mengembangkan diri sesuai kemajuan jaman namun tetap bersikap ketimuran dan berkepribadian Indonesia. 2. Kemandirian yaitu mengusahakan sistem manajemen yang handal agar TAAT mandiri dalam keseluruhan operasionalnya. Upayanya yaitu dengan menjaga keseimbangan antara pendapatan dan biaya yang diperlukan serta pengendalian terhadap penerimaan dan pengeluaran yang seefektif dan seefisien mungkin.sebagai organisasi bisnis paradigma ini harus diterapkan oleh semua karyawan agar target yang direncanakan dapat tercapai. Kemandirian diperlukan agar sebagai organisasi bisnis, TAAT tidak lagi di subsidi baik oleh manajemen TMII maupun pemerintah. 3. Profesionalisme yaitu konsisten dan memiliki komitmen yang jelas terhadap tugas dan tanggung jawab, berkualitas, serta memiliki kema mpuan sesuai dengan bidang fungsinya untuk menunaikan tugas kewajiban secara berdayaguna dan berhasil guna. Sikap profesionalisme perlu dimiliki oleh setiap karyawan agar produktivitas dan prestasi dapat ditingkatkan Struktur Organisasi TAAT-TMII Struktur organisasi yang digunakan TAAT adalah struktur organisasi fungsional, dimana struktur fungsional mengelompokkan tugas-tugas dan

46 33 kegiatan-kegiatan yang sejenis ke dalam unit-unit organisasi yang terpisah yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Pada struktur fungsional kekuasaan dilimpahkan kepada para ahli dalam suatu fungsi yang melimpahkan bidang keahliannya. Pelimpahan wewenang berlangsung secara secara vertikal yang sepenuhnya berasal dari pucuk pimpinan tertinggi kepada unit bawahannya. Demikian juga sebaliknya tanggung jawab mengalir dari bawah sampai pucuk pimpinan. Struktur organisasi TAAT sejak berdiri tahun 1994 telah beberapa kali mengalami perubahan. Berdasarkan keputusan Jenderal Manajer TMII No.011/TMII/II/2005 tanggal 28 Februari 2005, TAAT sebagai suatu unit kerja TMII dipimpin oleh seorang Manajer yang berkedudukan di bawah Pelaksana Pengelola TMII yaitu Jenderal Manajer TMII. Seperti telah disebutkan bahwa tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan yang sejenis dikelompokkan menjadi unit-unit organisasi yang terpisah. Dalam struktur organisasi TAAT, unit-unit tersebut lebih dikenal dengan Bagian yang terdiri dari Bagian Umum, Bagian Operasi dan Peragaan, dan Bagian Promosi dan Informasi. Setiap bagian dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang membawahi sub bagiansub bagian yang melaksanakan kegiatan secara lebih detail dengan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian. Kepala Bagian Umum membawahi 5 orang Kepala Sub Bagian yaitu Kepala Sub Bagian Perencanaan yang memimpin 1 orang staf; Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Urusan Dalam yang memimpin 12 orang staf; Kepala Sub Bagian Personil yang memimpin 1 orang staf, Kepala Sub Bagian Keuangan yang memimpin 1 orang staf; dan Kepala Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban yang memimpin 8 orang staf. Bagian Operasi dan Peragaan dipimpin oleh 1 orang Kepala Bagian yang membawahi 4 orang Kepala Sub Bagian, yaitu Kepala Sub Bagian Operasi yang memimpin 5 orang staf; Kepala Sub Bagian Peragaan yang memimpin 8 orang staf, Kepala Sub Bagian Mekanikal dan Elektrikal yang memimpin 4 orang staf; serta Kepala Sub Bagian Produksi Ikan Hias yang memimpin 3 orang staf. Sedangkan Kepala Bagian Promosi dan Informasi membawahi 3 orang Kepala Sub Bagian yang terdiri dari Kepala Sub Bagian Promosi; Kepala Sub

47 34 Bagian Informasi dan Perpustakaan yang memimpin 1 orang staf; dan Kepala Sub Bagian Cinderamata/Kantin yang memimpin 1 orang staf. Struktur organisasi TAAT-TMII dapat dilihat pada Lampiran Pembagian Kerja Setiap bulan TAAT memberikan laporan bulanan kepada Jenderal Manajer dan secara administratif mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh TMII. 1. MANAJER TAAT Manajer bertugas menyelenggarakan pelestarian dan memperkenalkan warisan kekayaan alam khususnya biota perairan tawar untuk kepentingan rekreasi, informasi, edukasi, komunikasi, dan atraksi serta sebagai wahana penelitian dan konservasi. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, Manajer mendapat pengarahan serta bimbingan teknis dari Dewan Pembina Museum Serangga / Taman Kupu (MSTK) dan TAAT TMII. Dalam menyelenggarakan tugasnya, TAAT-TMII melaksanakan fungsi : (a) Perencanaan dan penyiapan pedoman pengelolaan serta pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan TAAT-TMII sehingga tercapai daya guna dan hasil guna yang maksimal. (b) Pengawasan dan pemeliharaan atas semua barang atau harta benda yang dikoleksikan dan tersimpan di TAAT, termasuk perawatan koleksi biota perairan tawar, bangunan/instalasi, perlengkapan/peralatan serta kebersihan lingkungan TAAT. (c) Pengupayaan daya tarik yang besar bagi para pengunjung TMII, khususnya bagi mereka yang ingin mendalami studi tentang biota perairan tawar Indonesia. (d) Pembinaan, kerjasama, dan koordinasi dengan semua pihak dalam rangka pengembangan dan peningkatan TAAT. (e) Pembinaan dan bimbingan kepada staf agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik. (f) Penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan pelaksanaan tugasnya.

48 35 (g) Lain-lain yang ditentukan oleh Jenderal Manajer. 2. BAGIAN UMUM Kepala Bagian Umum bertugas membantu Manajer TAAT dalam menyelenggarakan perencanaan, admministrasi kepegawaian, administrasi keuangan, tata usaha, urusan dalam, keamanan, dan ketertiban. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Bagian Umum melaksanakan fungsi : (a) Pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan perencanaan administrasi, urusan dalam, keamanan dan ketertiban. (b) Pengawasan kegiatan di bidang administrasi, tata usaha, urusan dalam, keamanan dan ketertiban. (c) Pengupayaan dengan kemampuan yang tersedia untuk kelancaran administrasi, tata usaha, urusan dalam, keamanan dan ketertiban TAAT-TMII. (d) Pelaksanaan dan pengkordinasian kebijakan pimpinan TAAT-TMII di badang administrasi, tata usaha, urusan dalam, keamanan dan ketertiban. (e) Pengumpulan, pengelolaan, evaluasi/analisa data dan penyusunan laporan. (f) Koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak dalam rangka kelancaran dan pelaksanaan tugas. (g) Pembinaan dan bimbingan kepada staf agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik. (h) Penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. (i) Lain-lain yang ditentukan Manajer TAAT-TMII. Bagian Umum terdiri dari lima sub bagian, yaitu (a) Sub Bagian Perencanaan, (b) Sub Bagian Tata Usaha dan Urusan Dalam, (c) Sub Bagian Personil, (d) Sub Bagian Keuangan, dan (e) Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban. Tiap Sub Bagian tersebut mempunyai tugas dan kegiatan masingmasing.

49 36 a) Sub Bagian Perencanaan Kepala Sub Bagian Perencanaan bertugas membantu Kepala Bagian Umum dalam menyelenggarakan perencanaan seluruh program kegiatan dan seluruh rencana keuangan di lingkungan TAAT-TMII. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Sub Bagian Perencanaan melaksanakan fungsinya yaitu: (a) pengumpulan data rencana program dan data rencana keuangan TAAT-TMII; (b) pengolahan, penyiapan dan perumusan rencana program dan keuangan TAAT-TMII; (c) koordinasi dan kerjasama dengan semua unit kerja di lingkungan TAAT-TMII; (d) perencanaan seluruh program kegiatan dan seluruh program keuangan; (e) monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas; (f) pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik; (g) penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan tugasnya (h) lain-lain yang ditentukan oleh Kepala Bagian Umum. (b) Sub Bagian Tata Usaha dan Urusan Dalam Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Urusan Dalam bertugas membantu Kepala Bagian Umum dalam menyelenggarakan ketatausahaan dan urusan dalam. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Urusan Dalam melaksanakan fungsinya yaitu: (a) pengurusan dan pengelolaan persuratan, kearsipan, reproduksi, dan distribusi persuratan; (b) pengurusan dan pelayanan kesekretariatan/ketatausahaan kepada pimpinan TAAT-TMII; (c) pengurusan dan pengelolaan perizinan di lingkungan TAAT- TMII; (d) pengurusan proses pembuatan keputusan pimpinan TAAT-TMII; (e) pemeliharaan sistem satu pintu dalam bidang administrasi; (f) pengurusan dan perawatan barang milik atau yang berada dalam kekuasaan TAAT-TMII; (g) pelayanan kegiatan sehari-hari termasuk rapat/pertemuan; (h) perawatan kebersihan gedung dan sarananya; (i) koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak dalam rangka kelancaran dan pelaksanan tugas; (j) pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik; (k) penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang

50 37 berkenaan dengan tugasnya; (l) lain-lain yang ditentukan oleh Kepala Bagian Umum. c) Sub Bagian Personil Kepala Sub Bagian Personil bertugas membantu Kepala Bagian Umum dalam menyelenggarakan pembinaan dan pelaksanaan administrasi pegawai TAAT-TMII. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Sub Bagian Personil melaksanakan fungsinya yaitu: (a) perencanaan dan pelaksanaan pengadaan, penempatan, pengembangan karir, mutasi dan pemberhentian pegawai; (b) perencanaan pendidikan dan pelatihan pegawai; (c) perencanaan dan pengurusan data, cuti, kondite, absensi, penugasan, dan tanda pengenal pegawai; (d) perencanaan dan pengurusan kesejahteraan pegawai meliputi gaji, kerja lembur, asuransi, pembinaan mental dan kerohanian, tanda penghargaan, hadiah, dan sejenisnya; (e) koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak di lingkungan TAAT-TMII dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas; (f) pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik; (g) penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan tugasnya; (h) lain-lain yang ditentukan oleh Kepala Bagian Umum. d) Sub Bagian Keuangan Kepala Sub Bagian Keuangan bertugas membantu Kepala Bagian Umum dalam menyelenggarakan pengelolaan keuangan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Sub Bagian Keuangan melaksanakan fungsinya yaitu: (a) penyusunan anggaran pendapatan dan belanja TAAT-TMII; (b) pengurusan perbendaharaan TAAT-TMII; (c) pengadaan, penyimpanan, dan penyiapan tiket untuk dijual kepada pengunjung; (d) penyelesaian pembayaran pajak; (e) penyiapan laporan keuangan TAAT-TMII; (f) koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak di lingkungan TAAT-TMII dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas; (g) pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik; (h) penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang

51 38 berkenaan dengan tugasnya; (i) lain-lain yang ditentukan oleh Kepala Bagian Umum. e) Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban Kepala Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban bertugas membantu Kepala Bagian Umum dalam menyelenggarakan pengamanan dan penertiban lingkungan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban melaksanakan fungsinya yaitu: (a) perencanaan dan pelaksanaan pembinaan keamanan dan ketertiban meliputi personil, materil, informasi/dokumen, dan surat berharga lainnya; (b) pengamanan dan penertiban lingkungan kerja dan perparkiran; (c) pengambilan langkah-langkah yang diperlukan terhadap kasus-kasus yang menyimpang/pelanggaran atau hal-hal yang bersifat mengganggu keama nan dan ketertiban lingkungan; (d) koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas; (e) pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik; (f) penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan tugasnya; (g) lain-lain yang ditentukan oleh Kepala Bagian Umum. 3. BAGIAN OPERASI DAN PERAGAAN Kepala Bagian Operasi dan Peragaan bertugas membantu Manajer TAAT dalam menyelenggarakan pelayanan pengunjung dan pengelolaan biota air tawar. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Bagian Operasi dan Peragaan melaksanakan fungsi : (a) Perencanaan dan pelaksanaan sistem pelayanan dan penjualan karcis masuk kepada pengunjung di pintu masuk TAAT-TMII. (b) Perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan peragaan biota perairan tawar. (c) Perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan produksi dan karantina ikan. (d) Koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas. (e) Pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik.

52 39 (f) Penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan tugasnya. (g) Lain-lain yang ditentukan oleh Manajer. Bagian Operasi dan Peragaan terdiri dari empat sub bagian, yaitu (a) Sub Bagian Operasi, (b) Sub Bagian Peragaan, (c) Sub Bagian Mekanikal dan Elektrikal, dan (d) Sub Bagian Produksi Ikan Hias. a) Sub Bagian Operasi Kepala Sub Bagian Operasi bertugas membantu Kepala Bagian Operasi dan Peragaan dalam menyelenggarakan pelayanan pengunjung dan pengelolaan tiket masuk TAAT-TMII. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Operasi melaksanakan fungsinya yaitu: (a) pengurusan formasi penugasan pada pintu masuk; (b) pengurusan dan pengelolaan sarana kelengkapan petugas; (c) pelayanan pengunjung di pintu masuk; (d) penciptaan suasana nyaman bagi pengunjung; (e) pengurusan, pelaksanaan penjualan dan kontrol karcis di pintu masuk TAAT-TMII; (f) penerimaan dan pengamanan hasil penjualan tiket sampai dengan penyetoran disertai bukti-bukti penjualan; (g) koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas; (h) pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik; (i) penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan tugasnya; (j) lain-lain yang ditentukan oleh Kepala Bagian Operasi dan Peragaan. b) Sub Bagian Peragaan Kepala Sub Bagian Peragaan bertugas membantu Kepala Bagian Operasi dan Peragaan dalam menyelenggarakan akuarium dan ekosistem perairan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Peragaan melaksanakan fungsinya yaitu: (a) penyiapan dan perawatan biota perairan tawar; (b) penyiapan dan perawatan prasarana, sarana, dan fasilitas peragaan; (d) koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas; (e) pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar

53 40 berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik; (f) penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan tugasnya; (g) lain-lain yang ditentukan oleh Kepala Bagian Operasi dan Peragaan. c) Sub Bagian Mekanikal dan Elektrikal Kepala Sub Bagian Mekanikal dan Elektrikal bertugas membantu Kepala Bagian Operasi dan Peragaan dalam menyelenggarakan kegiatan mekanikal dan elektrikal yang langsung terkait dengan peragaan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Mekanikal dan Elektrikal melaksanakan fungsinya yaitu: (a) perawatan alat-alat mekanikal dan listrik serta instalasinya yang terkait dengan peragaan; (b) pengembangan peragaan antara lain tata cahaya; (c) rekayasa rancang bangun fasilitas peragaan; (d) koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas; (e) pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik; (f) penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan tugasnya; (g) lain-lain yang ditentukan oleh Kepala Bagian Operasi dan Peragaan. d) Sub Bagian Produksi dan Ikan Hias Kepala Sub Bagian Produksi dan Ikan Hias bertugas membantu Kepala Bagian Operasi dan Peragaan dalam menyelenggarakan produksi dan karantina ikan hias. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Produksi Ikan Hias melaksanakan fungsinya yaitu: (a) pengelolaan produksi ikan, larva, benih ikan, dan biota lainnya serta pemasarannya; (b) pengawasan kesehatan ikan dan biota lainnya serta pelaksanaan karantina; (c) koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas; (f) pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik; (g) penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan tugasnya; (h) lain-lain yang ditentukan oleh Kepala Bagian Operasi dan Peragaan.

54 41 4. BAGIAN PROMOSI DAN INFORMASI Kepala Bagian Promosi dan Informasi bertugas membantu Manajer TAAT dalam menyelenggarakan kegiatan promosi, penyebarluasan informasi, dan cinderamata/kantin. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Bagian Promosi dan Informasi melaksanakan fungsi : (a) Penyelenggaraan dan pengembangan promosi. (b) Penyebarluasan informasi dan pengelolaan perpustakaan. (c) Penyelenggaraan dan pengelolaan dan pengembangan cinderamata/kantin. (d) Koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas. (e) Pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik. (f) Penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan tugasnya. (g) Lain-lain yang ditentukan oleh Manajer. Bagian Promosi dan Informasi terdiri dari tiga sub bagian, yaitu (a) Sub Bagian Promosi, (b) Sub Bagian Informasi dan Perpustakaan, (c) Sub Bagian Cinderamata/Kantin. a) Sub Bagian Promosi Kepala Sub Bagian Promosi bertugas membantu Kepala Bagian Promosi dan Informasi dalam menyelenggarakan promosi. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Promosi melaksanakan fungsinya yaitu: (a) penyusunan dan penggunaan model promosi yang efektif dan efisien; (b) pemanfaatan sumber-sumber potensial untuk meningkatkan pengunjung; (c) koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas; (d) pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik; (e) penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan tugasnya; (f) lain-lain yang ditentukan oleh Kepala Bagian Promosi dan Informasi.

55 42 b) Sub Bagian Informasi dan Perpustakaan Kepala Sub Bagian Informasi dan Perpustakaan bertugas membantu Kepala Bagian Promosi dan Informasi dalam menyelenggarakan pengolahan dan penyebarluasan informasi serta pengelolaan perpustakaan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Informasi dan Perpustakaan melaksanakan fungsinya yaitu: (a) pengolahan dan penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan biota perairan tawar dan aspek-aspek TAAT- TMII lainnya; (b) pengelolaan perpustakaan sesuai dengan sistem perpustakaan yang berlaku (c) koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas; (d) pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik; (e) penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan tugasnya; (f) lain-lain yang ditentukan oleh Kepala Bagian Promosi dan Informasi. c) Sub Bagian Cinderamata/Kantin Kepala Sub Bagian Cinderamata/Kantin bertugas membantu Kepala Bagian Promosi dan Informasi dalam menyelenggarakan pengelolaan dan pengembangan toko cinderamata/kantin TAAT-TMII. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Cinderamata/Kantin melaksanakan fungsinya yaitu: (a) pendataan dan penyediaan barang-barang cinderamata/kantin secara berkala dan berkesinambungan; (b) pelayanan kebutuhan pengunjung akan barang-barang cinderamata/kantin; (c) Peningkatan kualitas pelayanan dan kualitas barang-barang cinderamata/kantin dengan melaksanakan pengadaan barang-barang sesuai dengan kebutuhan; (d) koordinasi dan kerjasama dengan pengusaha cinderamata/kantin, sumber-sumber pengadaan barang-barang cinderamata/kantin lainnya dalam rangka pengembangan cinderamata/kantin di lingkungan TAAT-TMII; (e) koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas; (f) pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik; (g) penyampaian laporan, pertimbangan, dan saran mengenai segala sesuatu

56 43 yang berkenaan dengan tugasnya; (h) lain-lain yang ditentukan oleh Kepala Bagian Promosi dan Informasi. 5.2 Kegiatan Operasi Kegiatan Operasi TAAT-TMII Kegiatan operasi merupakan kegiatan yang dikelola secara optimal dalam penggunaan sumberdayanya, atau lebih sering disebut faktor produksi, dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk dan atau jasa (Handoko 2000). Kegiatan ini mengarahkan berbagai masukan (input) agar dapat menghasilkan berbagai keluaran (output) dalam kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen. Kehadiran TAAT diharapkan menjadi salah satu pilihan baru bagi masyarakat dalam berekreasi sekaligus memperoleh ilmu pengetahuan mengenai kehidupan dunia perairan tawar. Berbagai upaya dilakukan dalam kegiatan operasionalnya untuk memuaskan para pengunjung TAAT, salah satunya dengan mengelola dengan baik koleksi biota-biota dalam akuarium-akuarium peraga dan fasilitas lainnya. Koleksi biota-biota tersebut diperoleh baik melalui pembelian, pertukaran, maupun sumbangan dari donator. Dengan tema Indonesia dan Dunia Air Tawar, memperagakan akuarium air tawar geografis yang menyajikan simulasi dan replika dari ekosistem lahan basah asli dan keanekaragaman hayatinya, wahana TAAT terdiri dari : akuariumakuarium, kolam, simulasi ekosistem sungai, rawa dan danau serta perpustakaan. Salah satu ciri khas dari TAAT yang dapat disaksikan ketika masuk gerbang utama ruang peragaan adalah terdapatnya jembatan kaca dengan kolam buatan di bagian bawahnya yang berisi Ikan Arapaima yang merupakan ikan air tawar yang dapat berukuran sangat besar. Akuarium-akuarium yang terdapat di TAAT terbagi menjadi : a) Akuarium gerbang yang menyajikan ikan-ikan berukuran besar seperti redtail catfish (Phractochepallus hemiliopterus),, Ikan Bawal Tawar (Colossoma macropomum), Ikan Kumis Macan/tiger catfish (Pseudoplatystoma fasciatum), dan beberapa ikan besar lainnya yang dapat dilihat pada pintu masuk TAAT.

57 44 b) Akuarium dinding atau akuarium geografik disajikan dalam sebuah terowongan panjang yang menampilkan ikan-ikan sesuai dengan penyebarannya di Indonesia secara geografis dimulai dari kawasan timur sampai kawasan barat Indonesia. c) Akuarium lepas/free standing yang terletak di lantai satu/serambi utama salah satunya menyajikan Ikan Siluk Merah dan Ikan Siluk Putih yang melambangkan bendera Indonesia. Selain itu terdapat pula ikan-ikan lain asli Indonesia yang diperagakan dalam akuarium lepas yang berbentuk rumah adat sesuai dengan daerah habitatnya. Di lantai dua pengunjung dapat menyaksikan Ikan Siluk (Scleropagus formosus) di dalam akuarium lepas. d) Akuarium pada lorong gurame menampilkan berbagai jenis ikan gurame beserta kerabatnya, antara lain : Gurame Padang, Gurame Malaysia, Gurame Putih, Sepat Mutiara, Sepat Cuna, Tambakan Kumpai, Cocolate Gurame, Cupang dan sebagainya. e) Terdapat pula akuarium breeding dan akuarium karantina yang terletak diluar gedung peragaan. Replika ekosistem sungai dapat dinikmati pengunjung dari lantai dua. Pada wahana ini disajikan simulasi ekosistem sungai yang terdiri dari tebing batubatuan sungai, air terjun yang mengalir dari hulu sampai hilir, tumbuh-tumbuhan dan berbagai jenis biota yang terdapat disungai antara lain terdapat Ikan Nilem, Ikan Koi, dan Ikan Mola. Selain itu TAAT juga menyajikan replika ekosistem rawa/air payau dengan biota-biotanya antara lain kura-kura, buaya, biawak, Ikan Guppy, Keong Mas dan lain sebagainya yang dapat dilihat di dalam terowongan akuarium geografis. Di sepanjang terowongan akuarium geografis juga terdapat kolam jamah yang berisi kura-kura, Ikan Mas, dan Ikan Komet. Selain itu juga terdapat auditorium yang dapat disewa untuk umum. Di bagian luar gedung peragaan sebelah utara terdapat danau buatan yang berisi Ikan Mas, Ikan Mujair, Ikan Gabus, Ikan Kowan dan berbagai macam ikan lainnya yang hidup di danau. TAAT sebagai unit wisata edukasi juga menyediakan ruang perpustakaan yang merupakan pusat pembelajaran dan berperan memberikan informasi terkini

58 45 kepada para pengunjung. Koleksi yang berada di perpustakaan terdiri dari bukubuku ilmiah/popular, majalah ilmiah Indonesia dan asing, majalah non ilmiah serta berbagai macam bacaan dengan topik dan disiplin ilmu baik yang berbahasa Indonesia maupun bahasa asing. TAAT melakukan berbagai macam kegiatan yang salah satu tujuannya adalah menarik minat masyarakat untuk mengunjungi unit wisata ini. Kegiatankegiatan yang sudah dilakukan TAAT selama tahun 2006 antara lain : a) memeriahkan acara Imlek dengan memasang hiasan dan pemasangan pohon ang pao berhadiah bagi pengunjung serta peragaan biota baru Chinesse High Fin, b) Kemah Konservasi bekerjasama dengan MSTK untuk siswa siswi beberapa SLTP Jabodetabek, c) Peliputan tentang TAAT untuk majalah Bobo, lomba memancing ikanikanan dan belut untuk anak-anak, pameran dan penjualan buku Akuakultur dan 60 Th Perikanan Indonesia di JCC dengan Ditjen Budidaya DKP, d) Pelaksanaan Kongres PIHI dan pelantikan pengurus PIHI di auditorium TAAT, e) Atraksi keunikan biota seperti atraksi kebuasan Ikan Piranha dalam memangsa pakannya, atraksi pemberian makan Arapaima dan buaya, atraksi Ikan Bawal mengupas kulit kacang, dan atraksi-atraksi lainnya, f) Seminar ikan hias Pengunjung Sejak didirikan hingga sekarang, jumlah pengunjung TAAT mengalami kenaikan dan penurunan, data jumlah pengunjung lima tahun terakhir secara terinci disajikan pada Tabel 4.

59 46 Tabel 4. Jumlah Pengunjung TAAT-TMII Tahun Keterangan Jumlah pengunjung Rata-rata pengunjung per hari Rata-rata pengunjung per bulan Penurunan/peningkatan pengunjung per tahun - 2% - 22% 12% -2% Sumber : Bagian Umum Tahun 2007 Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa selama empat tahun terakhir jumlah pengunjung turun secara drastis dibandingkan dua tahun sebelumnya. Pada tahun 2003 jumlah pengunjung mencapai orang, kemudian tahun 2004 turun dengan persentase yang cukup besar yaitu 22%, kemudian naik sebesar 12% tahun 2005 tetapi turun lagi pada tahun 2006 namun persentasenya kecil yaitu hanya 2%. Penurunan jumlah pengunjung ini antara lain disebabkan adanya kenaikan harga tiket masuk TAAT yang semula seharga Rp6.000,00 menjadi Rp8.500,00 tahun 2004 dan pada tahun 2006 menjadi Rp10.000,00 hingga sekarang. Selain itu terjadinya perubahan jalur kendaraan di lingkup TMII dan kurangnya petunjuk arah menuju ke TAAT-TMII juga menyebabkan berkurangnya pengunjung. Dampak lain dari penurunan jumlah pengunjung dikarenakan terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan berkurangnya keinginan masyarakat untuk berekreasi. 5.3 Sumberdaya Manusia Ketenagakerjaan TAAT memiliki karyawan sebanyak 62 orang dengan komposisi 50 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Jumlah ini tidak termasuk dengan 2 orang karyawan harian lepas. Selang usia karyawan TAAT berkisar antara 24 tahun sampai dengan 63 tahun. Tingkat pendidikan karyawan TAAT sangat bervariasi yaitu 5 orang lulusan SD, 7 orang lulusan SLTP, 45 orang lulusan SLTA, dan 5 orang lulusan Perguruan Tinggi. Adapun jumlah karyawan TAAT tersaji pada Tabel 5.

60 47 Tabel 5. Jumlah Karyawan TAAT-TMII Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan, Tahun 2007 Bagian Jumlah Jenis Kelamin Pendidikan L P SD SLTP SLTA PT Manajer Bagian Umum Bagian Operasi dan Peragaan Bagian Promosi dan Informasi TOTAL Sumber : Bagian Umum TAAT, Tahun 2007 Jumlah hari kerja bagi karyawan TAAT adalah 6 hari dalam seminggu yang dimulai pada hari Selasa sampai dengan Minggu. Hari Senin merupakan hari libur bagi karyawan TAAT, namun karyawan Bagian Operasi dan Peragaan secara bergiliran tetap bekerja karena pada hari Senin biasanya digunakan untuk membersihkan akuarium-akuarium pamer atau karyawan yang mengurusi biota serta menangani penyakit dan penanggulangannya. Jam kerja dimulai dari pukul sampai dengan WIB untuk hari Selasa-Jumat dan sampai dengan untuk hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. Pengaturan jadwal lembur karyawan ditentukan oleh bagian/sub bagian masing-masing. Pada umumnya jadwal lembur dilaksanakan antara lain karena adanya perintah dari atasan dalam keadaan mendesak/darurat untuk menggantikan tugas karyawan lain karena ketidakhadiran atau menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Misalnya pegawai cleaning service yang bekerja lembur untuk membersihkan ruang peraga karena pangunjung masih berada dalam TAAT walaupun jam kerja sudah berakhir. Surat perintah kerja lembur tersaji pada Lampiran Kompensasi Karyawan Pembayaran gaji dilakukan langsung oleh pihak TAAT bukan oleh pihak TMII mengingat status TAAT yang bersifat swakelola. Sistem pembayaran gaji karyawan mengikuti pola pemerintah yaitu pembagian sesuai jabatan golongangolongan PNS namun besaran nominalnya tidak sama dengan PNS. Gaji yang

61 48 diberikan pada setiap bulannya terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tetap. Selama karyawan bekerja di TAAT mendapatkan fasilitas-fasilitas berupa uang makan, uang transport, pemberian insentif apabila terjadinya peningkatan jumlah pengunjung, insentif pada pekan liburan sekolah, insentif menjelang puasa, THR, maupun jamsostek serta tunjangan lainnya. Gaji yang diterima karyawan TAAT sudah berada di atas Upah Minimum Propinsi (UMP) Jakarta dimana UMP Jakarta tahun 2006 adalah sebesar Rp ,00. Kenaikan gaji dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang dicapai karyawan dan dikukuhkan dengan surat keputusan Manajer TAAT. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 1 tahun 1951, pegawai yang melebihi jam kerja berhak mendapatkan upah lembur sebesar (gaji pokok lama + tunjangan umum) x x jumlah jam lembur untuk hari kerja, sedangkan untuk hari libur sebesar (gaji pokok lama + tunjangan umum) x x jumlah jam lembur. Tunjangan Hari Raya diberikan sebesar 1 bulan gaji dan diberikan sesuai dengan agama masing-masing dan bagi karyawan yang bekerja selama pekan lebaran atau bahkan pada hari lebaran akan mendapatkan insentif. Tunjangan-tunjangan tiap bulan yang didapatkan karyawan TAAT adalah : 1. Tunjangan istri/suami sebesar 10% dari gaji pokok yang diterima. 2. Bagi karyawan TAAT yang mempunyai anak atau anak angkat yang disahkan pemerintah berumur kurang dari 21 tahun dan belum pernah menikah dan tidak mempunyai penghasilan sendiri dan nyata menjadi tanggungannya diberikan tunjangan anak sebesar 2% dari gaji pokok untuk tiap anak sebanyak-banyaknya 2 orang anak. 3. Tunjangan uang makan dan uang transport ditetapkan secara berkala sesuai dengan kondisi keuangan TAAT. Berdasarkan Surat Keputusan Manajer, Skep 003/TAAT-TMII/PERS/II/2006 telah ditetapkan kenaikan uang makan dan uang transport karyawan TAAT Pengembangan Sumberdaya Manusia Upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan selalu dilakukan oleh Manajer TAAT melalui berbagai kegiatan, yaitu:

62 49 1. Melakukan penilaian karyawan TAAT melalui Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yaitu suatu daftar yang memuat hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan karyawan dalam jangka waktu satu tahun oleh pejabat yang berwenang. Hasil penilaian ini digunakan untuk menentukan penetapan sistem rewards and punishment bagi karyawan TAAT misalnya diberikan cinderama ta bagi karyawan yang berhak mendapat rewards dan diberikan Surat Peringatan bertahap bagi karyawan yang mendapatkan punishment. 2. Setiap tahun diadakan pemilihan karyawan teladan untuk merangsang peningkatan prestasi karyawan TAAT dan juga dijadikan wakil dari TAAT untuk berkompetisi dengan seluruh pegawai TMII. 3. Pembinaan mental dalam bentuk siraman rohani dalam rangka memperingati HUT TAAT ke-12 dan sekarang sudah menjadi kegiatan rutin TAAT setiap 3 bulan. 4. Mengadakan rapat bulanan bagi seluruh pejabat struktural yang dipimpin oleh Manajer TAAT. 5. Adanya mutasi beberapa staf antar bagian dengan tujuan meningkatkan kinerja karyawan. 6. Pembinaan administrasi keuangan oleh Pelaksana Pengelola TMII yang dihadiri oleh Kepala Bagian Umum. 7. Pembinaan untuk meningkatkan keterampilan seluruh staf Mekanik dan Elektrik tentang penggunaan capacitor bank oleh tenaga ahli PT. Wina Karya Mandiri. TAAT juga memberikan kesempatan karyawannya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, namun tetap memperhatikan kondisi keuangan TAAT. Biasanya pelatihan dilakukan tiga kali dalam setahun yang diikuti oleh karyawan bagian perpustakaan di perpustakaan nasional serta karyawan yang menangani biota di Balai Besar Air Tawar seperti di Sukabumi. 5.4 Karakteristik Responden Karyawan TAAT yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 41 orang. Dari 41 orang tersebut, peneliti mendeskripsikan tiga karakteristik responden tersebut yaitu umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.

63 Umur Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa selang umur responden berkisar antara tahun. Responden berumur antara tahun berjumlah 28 orang (68.3%), responden berumur antara tahun berjumlah 11 orang (26.8%), dan responden yang berumur diatas 50 tahun berjumlah 2 orang (4.9%). Dalam penelitian ini tidak ditemukan karyawan dibawah umur, jadi seluruh karyawan TAAT berada pada usia produktif. Jumlah dan persentase responden berdasarkan umur tersaji pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Umur, Tahun 2007 Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) < > Total Responden Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Komposisi responden berdasarkan umur tersebut sesuai dengan komposisi karyawan TAAT keseluruhan yaitu 61,29% berada pada kelompok umur tahun; 25,8% kelompok umur tahun; 9,7% kelompok umur kurang dari 30 tahun dan hanya 3,2% yang berumur lebih dari 50 tahun (Tabel 7). Jadi responden dalam penelitian ini dapat dikatakan mewakili karyawan TAAT-TMII. Tabel 7. Jumlah dan Persentase Karyawan TAAT Berdasarkan Umur, Tahun 2007 Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) < > Total Karyawan Sumber : Bagian Umum. Diolah 2007 Komposisi karyawan seperti tersebut merupakan hal yang positif bagi kemajuan TAAT dimana 87% karyawannya berada pada usia sangat produktif.

64 51 Dengan pengelolaan SDM yang tepat diharapkan memberikan produktivitas yang tinggi Jenis Kelamin Dilihat dari jenis kelamin, sebagian besar responden pada penelitian ini adalah pria dengan persentase sebesar 73.17% yaitu sebanyak 30 orang dan responden wanita berjumlah 11 orang dengan presentasi sebesar 26.83%. Data responden berdasarkan jenis kelamin tersaji pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Tahun 2007 Jenis Kelamin Karyawan Jumlah (orang) Persentase (%) Pria Wanita Total Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Karyawan TAAT didominasi oleh pria, hal ini berkaitan dengan jenis-jenis pekerjaan utama yang memang diperlukan keahlian khusus dan tenaga prima yang dikuasai pria seperti mekanikal dan elektrikal, mengelola biota-biota peraga, ataupun sebagai petugas keama nan dan ketertiban. Sedangkan pekerjaan yang didominasi oleh wanita adalah terutama pada bagian administrasi dan urusan dalam lainnya karena sifat wanita yang lebih sabar dan teliti dalam bekerja Tingkat Pendidikan Berdasarkan dari tingkat pendidikan, sebagian besar responden merupakan lulusan SLTA dengan jumlah 34 orang (83%). Pendidikan lainnya adalah SD sebanyak 1 orang (2.4%), SLTP sebanyak 2 orang (4.9%), dan lulusan Perguruan Tinggi sebanyak 4 orang (9.8%) disajikan pada Tabel 9.

65 52 Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan, Tahun 2007 Tingkat Pendidikan Responden Jumlah (orang) Persentase (%) SD SLTP SLTA PT Total Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Karyawan TAAT-TMII pada umumnya merupakan lulusan SLTA, hal ini terjadi karena pada saat perekrutan karyawan pertama kali didominasi oleh pelamar lulusan SLTA. Saat ini banyak diantara mereka yang sudah menduduki posisi penting di TAAT-TMII karena TAAT-TMII jarang melakukan rekrutmen bagi karyawan baru walaupun pendidikan mereka tidak mencapai jenjang sarjana. Adanya kesadaran akan pentingnya pendidikan mendorong 5 orang karyawan TAAT untuk melanjutkan studi mereka ke program Sarjana (S1) di bidang manajemen dengan biaya sendiri. 5.5 Gaya Kepemimpinan TAAT-TMII Berdasarkan kuisioner yang diberikan kepada seluruh responden yang memiliki atasan, persepsi mereka terhadap gaya kepemimpinan di TAAT-TMII secara umum saat ini berdasarkan matriks Paul Hersey berada pada kuadran keempat yaitu orientasi tugas tinggi dan orientai hubungan tinggi. Lebih jelas, skor dari gaya kepemimpinan tersaji pada Lampiran 4. Gaya kepemimpinan seperti tersebut dapat terjadi karena pengaruh lamanya interaksi antar pemimpin dengan bawahannya sehingga pimpinan memahami karakteristik individual dan pola perilaku dari bawahan. Kemampuan memimpin tersebut juga dipengaruhi oleh kebutuhan dan motivasi pimpinan dalam hal mengendalikan bawahannya dengan cara membimbing, merundingkan dan bekerjasama. Ilustrasi tersebut disajikan pada Gambar 5.

66 53 Perilaku Hubungan KUADRAN 1 Tinggi Hubungan dan Rendah Tugas KUADRAN 2 Rendah Hubungan dan Rendah Tugas KUADRAN 4 Tinggi Tugas dan Tinggi Hubungan KUADRAN 3 Tinggi Tugas dan Rendah Hubungan Sumber : Data Primer. Diolah Perilaku Tugas Gambar 5. Matriks Gaya Kepemimpinan TAAT-TMII Terkait dengan teori geradi manajemen maka secara umum penerapan gaya kepemimpinan TAAT-TMII berada pada wilayah manajemen tim. Hal ini berarti tugas dapat diselesaikan dengan baik karena bawahan mempunyai komitmen yang tinggi serta setiap individu yang terlibat saling menghormati dan mempercayai sehingga bersama-sama berusaha untuk mencapai tujuan akhir TAAT-TMII. Walaupun terjadi pergantian kepengurusan TAAT-TMII gaya kepemimpinan yang baik tetap dipertahankan yaitu berorientasi pada tugas namun tetap me mbina hubungan antar pribadi setiap karyawan TAAT-TMII. Para pemimpin tersebut mempunyai gaya kepemimpinan orientasi tugas tinggi dengan cara menetapkan tujuan yang perlu dicapai karyawan, mengorganisasi situasi kerja bagi karyawan, menetapkan batas waktu bagi karyawan, memberikan pengarahan spesifik, menetapkan dan mensyaratkan adanya laporan reguler tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Para pemimpin juga sangat memperhatikan hubungan dengan karyawan melalui dukungan dan dorongan, melibatkan karyawan dalam diskusi yang bersifat memberi dan menerima tentang aktifitas kerja, memudahkan interaksi di antara karyawan, berusaha mencari dan menyimak pendapat dan kerisauan karyawan serta memberikan balikan tentang prestasi karyawan.

67 54 Secara terperinci gaya kepemimpinan di TAAT-TMII dapat diuraikan menjadi gaya kepemimpinan manajer adalah berperilaku tugas tinggi dan berperilaku hubungan tinggi, 3 orang Kepala Bagiannya adalah berperilaku tugas tinggi dan berperilaku hubungan tinggi, 11 orang Kepala Sub Bagian berperilaku tugas tinggi dan berperilaku hubungan tinggi, hanya 1 orang Kepala Sub Bagian berperilaku tugas rendah namun perilaku hubungannya tinggi. Skor gaya kepemimpinan dari 15 orang pemimpin di TAAT-TMII secara terinci dapat dilihat pada Tabel-tabel berikut. Tabel 10. Skor Gaya Kepemimpinan Manajer TAAT-TMII Gaya Kepemimpinan Responden Jabatan menurut Total Hasil Tugas Hubungan Kabag Promosi dan Informasi Kabag Umum Kabag Operasi dan Peragaan Rata-rata Manajer TTHT Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Keterangan : TTHT adalah Tugas Tinggi Hubungan Tinggi Nilai gaya kepemimpinan Manajer TAAT-TMII adalah 81.3 yang berarti gaya kepemimpinan manajer tersebut tinggi terhadap tugas dan juga mempunyai hubungan yang baik dengan seluruh bawahannya (tugas tinggi hubungan tinggi/ttht). Gaya kepemimpinan tersebut tercermin pada sikap manajer yang tegas dan mendorong bawahan untuk bersikap disiplin, memberitahu dan mengarahkan tentang fungsi dan tugas bawahan serta menjaga hubungan dengan bawahan dengan mempertimbangkan perasaan dan memperhatikan kenyamanan bekerja bawahan. Hal ini dilakukan manajer karena tingkat kematangan dan kesiapan bawahan langsungnya, yaitu kepala bagian, sudah tinggi dan kepala bagian dituntut memberikan teladan kedisiplinan kepada bawahan lainnya. Sementara itu, hubungan pribadi dengan bawahannya terbina dengan baik mengingat jumlah bawahan langsungnya hanya tiga orang sehingga manajer tidak mendapat kesulitan untuk memberikan perhatian dan dukungan. Matriks dari gaya kepemimpinan manajer tersaji pada Gambar 6.

68 55 Perilaku Hubungan KUADRAN 1 KUADRAN 4 Manajer KUADRAN 2 KUADRAN Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Perilaku Tugas Gambar 6. Matriks Gaya Kepemimpinan Manajer TAAT-TMII Pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi diperoleh Kabag Umum. Hal ini terjadi karena pengalaman Kabag Umum yang cukup matang dalam memangku jabatan struktural di instansi lain sehingga beberapa gaya kepemimpinan yang didapatkan di instansi lain tersebut dapat diterapkan di TAAT-TMII dan disesuaikan dengan kemampuan bawahannya. Bagian Umum juga menerapkan gaya kepemimpinan dengan orientasi tugas tinggi dan hubungan tinggi karena pada bagian ini mayoritas pekerjaannya berhubungan dengan administrasi dan urusan dalam lainnya. Misalnya pemimpin harus menentukan deadline pengumpulan laporan keuangan bulanan, ataupun penetapan absensi karyawan TAAT-TMII untuk mendorong kedisiplinan waktu dan mengurangi karyawan yang tidak masuk kerja (bolos). Selain itu dengan komunikasi yang baik diantara karyawan maka pekerjaan yang dihadapi menjadi menyenangkan dan dapat mengurangi konflik-konflik antar pribadi akibat hubungan yang tidak dibina dengan baik.

69 56 Tabel 11. Skor Gaya Kepemimpinan Kepala Bagian TAAT-TMII Gaya Kepemimpinan menurut Responden Jabatan Tugas Hubungan Total Hasil Kasubbag Perencanaan Kasubbag Tata Usaha dan Urusan Dalam Kasubbag Personil Kasubbag Keuangan Kasubbag Keamanan dan Ketertiban Nilai Rata-rata Kabag Umum TTHT Kasubbag Produksi Ikan Hias Kasubbag Mekanikal Elektrikal Kasubbag Peragaan Kasubbag Operasi Nilai Rata-rata Kabag Operasi dan Peragaan TTHT Staf sub bagian Promosi Kasubbag Informasi/Perpustakaan Kasubbag Cinderamata/Kantin Kabag Promosi dan Nilai Rata-rata Informasi Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Keterangan : TTHT adalah Tugas Tinggi Hubungan Tinggi TTHT Kemudian nilai tertinggi kedua diperoleh Kabag Operasi dan Peragaan yaitu sebesar 72. Gaya kepemimpinan yang diterapkan pada Bagian Operasi dan Peragaan juga berorientasi tinggi pada perilaku tugas dan hubungan, hal ini dicerminkan ketika pemimpin menginstruksikan tugas-tugas khusus seperti persiapan penyambutan tamu kehormatan, penegakkan kedisiplinan kepada bawahan yang mendapat giliran bekerja malam hari, maupun pemberian kesempatan karyawannya untuk berkreatifitas dalam hal dekorasi ruangan serta melakukan inovasi dalam penampilan ruang peragaan. Gaya kepemimpinan ini diterapkan karena dengan terciptanya kenyamanan lingkungan kerja karyawan maka karyawan akan bersemangat untuk menyelesaikan pekerjaan walaupun tugas-tugas yang harus dikerjakan cukup banyak.

70 57 Nilai terendah diperoleh Kabag Promosi dan Informasi yaitu sebesar Walau memperoleh nilai terendah, namun nilai Kabag Promosi dan Informasi masih berada di kuadran keempat. Pemimpin di bagian ini menerapkan gaya kepemimpinan dengan orientasi tugas tinggi yang terlihat ketika pemimpin harus tegas dalam menyampaikan ide-ide dalam membuat publikasi dan promosi melalui media elektronik/cetak dengan standar tertentu yang sudah ditetapkan maupun publikasi ke setiap sekolah-sekolah. Selain itu pemimpin menyampaikan ide dan mengambil keputusan untuk terus memperbaharui informasi-informasi mengenai dunia air tawar serta terus mengikuti perkembangan teknologi. Bagian ini juga menerapkan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan karena dengan baiknya hubungan yang terjalin antara pemimpin dengan bawahan maka akan timbul suasana kerja yang menyenangkan sehingga seluruh orang yang terlibat dalam suatu pekerjaan akan menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Misalnya pada saat mengambil keputusan untuk menentukan jenis stiker terbaru, maka pemimpin mempertimbangkan masukan dari bawahan sehingga bawahan merasa dihargai, selain itu pemimpin mengkomunikasikan standar pekerjaan yang harus dicapai bawahan. Berdasarkan hasil diatas, bagian TAAT-TMII yang memiliki skor gaya kepemimpinan rata-rata tertinggi adalah Bagian Umum. Berdasarkan informasi diperoleh keterangan bahwa Kepala Bagian Umum mempunyai latar belakang memimpin di instansi lain sehingga yang bersangkutan menerapkan gaya kepemimpinan yang baik di bagiannya dan gaya tersebut diterapkan pula oleh pemimpin tingkat bawah. Pembentukan gaya kepemimpinan tiga orang Kabag ini juga dipengaruhi oleh manajer dengan memberikan pengarahan dan berbagi pengalaman dalam memimpin. Hal ini dilakukan dengan cara mengadakan rapat mingguan untuk mengevaluasi seluruh kegiatan tiap bagian sekaligus melihat perkembangan bawahan dalam segala hal termasuk persepsi karyawan terhadap kepemimpinan dan hubungan yang terjalin di tiap bagian. Matriks dari gaya kepemimpinan tiga orang kepala bagian tersebut tersaji pada Gambar 7.

71 , ,4 50 Perilaku Hubungan KUADRAN 1 KUADRAN 4 KUADRAN 2 Kabag Umum Kabag Operasi & Peragaan Kabag Promosi dan Informasi KUADRAN Perilaku Tugas Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Gambar 7. Matriks Gaya Kepemimpinan Kabag Umum, Kabag Operasi dan Kabag Peragaan serta Kabag Promosi dan Informasi TAAT-TMII Pada Tabel 12 dapat terlihat bahwa gaya kepemimpinan kasubbag di TAAT-TMII ini mempunyai nilai yang tidak jauh berbeda, artinya bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin mempengaruhi juga gaya kepemimpinan pemimpin lain. Hal ini diindikasikan dengan keseragaman cara memimpin pada saat memberikan instruksi kepada bawahan. Keseragaman gaya kepemi mpinan ini disebabkan karena hubungan yang baik antar pemimpin sehingga mereka selalu berbagi ilmu dalam memimpin yang menyebabkan pemimpin lain mencoba untuk menerapkan gaya kepemimpinan tersebut kepada bawahannya.

72 59 Tabel 12. Skor Gaya Kepemimpinan Kepala Sub Bagian TAAT-TMII Gaya Kepemimpinan Staf Responden menurut Total Hasil Tugas Hubungan 1 Kasubbag Informasi/Perpustakaan TTHT 2 Kasubbag Cinderamata/Kantin TTHT 3 Kasubbag Perencanaan TRHT 4 Kasubbag Tata Usaha dan Urusan Dalam TTHT 5 Kasubbag Personil TTHT 6 Kasubbag Keuangan TTHT 7 Kasubbag Keamanan dan Ketertiban TTHT 8 Kasubbag Produksi Ikan Hias TTHT 9 Kasubbag Mekanikal Elektrikal TTHT 10 Kasubbag Peragaan TTHT 11 Kasubbag Operasi TTHT Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Keterangan : TTHT adalah Tugas Tinggi Hubungan Tinggi TRHT adalah Tugas Rendah Hubungan Tinggi Namun ditemui satu orang Kepala Sub Bagian yaitu kasubbag perencanaan yang mempunyai nilai gaya kepemimpinan rendah yaitu perilaku tugas rendah dan perilaku hubungan tinggi. Nilai yang diperoleh untuk tugas sebesar 24 dan untuk hubungan sebesar 34 yang berarti kasubbag tersebut tidak terlalu memberikan pengarahan spesifik dalam memberikan instruksi, tidak terlalu ketat dalam memastikan tugas karyawan dilaksanakan dengan memuaskan, atau bahkan segan memerintah bawahannya. Hal ini disebabkan karena tugas kasubbag tersebut adalah membuat perencanaan bagi TAAT-TMII sehingga yang bersangkutan cenderung bekerja sendiri dengan berkonsultasi dengan atasannya, sementara bawahan hanya membantu secara teknis. Namun demikian, persepsi bawahannya terhadap hubungan yang terbina adalah baik. Matriks dari gaya kepemimpinan 11 orang kepala sub bagian tersebut tersaji pada Gambar 8.

73 60 Perilaku Hubungan , , KUADRAN 1 KUADRAN KUADRAN 2 KUADRAN , Perilaku Tugas Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Gambar 8. Matriks Gaya Kepemimpinan Kepala Sub Bagian TAAT-TMII

74 Prestasi Karyawan TAAT-TMII Prestasi Karyawan TAAT-TMII Prestasi kerja karyawan TAAT-TMII berdasarkan kuesioner yang diberikan dalam penelitian ini mencapai nilai yang memuaskan. Rata-rata nilai prestasi seluruh responden adalah sebesar dengan rentang Nilai prestasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5. Nilai prestasi terendah diperoleh salah seorang staf, hal ini terjadi karena karyawan tersebut mengalami sedikit kejenuhan pada pekerjaannya sehingga kurang semangat dalam bekerja yang menyebabkan menurunnya prestasi karyawan tersebut. Sedangkan nilai tertinggi diperoleh salah satu Kepala Bagian dan salah satu Kepala Sub Bagian TAAT-TMII, hal ini terjadi karena kedua orang tersebut mempunyai komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat dan cekatan sehingga menyebabkan prestasi kedua orang tersebut mencapai nilai maksimum. Jika dilihat nilai prestasi tiap Bagian, seperti yang tertera pada Tabel 13, dapat diketahui bahwa Bagian Umum memperoleh nilai prestasi tertinggi, kemudian berturut-turut diikuti oleh Bagian Operasi dan Peragaan dan Bagian Promosi dan Informasi. Tabel 13. Nilai Prestasi Tiap Bagian Bagian Nilai Prestasi Rata-rata Promosi dan Informasi Umum Operasi dan Peragaan Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Keadaan prestasi yang memuaskan tersebut tercermin dari setiap pekerjaan yang diterima karyawan dikerjakan dengan sungguh-sungguh sehingga hasilnya tepat dan sesuai dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya. Selain itu program-program yang sudah direncanakan oleh Bagian-bagian TAAT-TMII dapat berjalan dengan baik misalnya: peningkatan kegiatan promosi, kegiatan operasi semakin membaik, serta pemberdayaan sumber daya manusia yang terus ditingkatkan. Hal ini terjadi karena seluruh orang yang terlibat dalam suatu pekerjaan memiliki komitmen tinggi untuk menyelesaikan dan berusaha

75 62 mengerjakan setiap pekerjaan sesuai dengan rencana sehingga target yang sudah ditentukan dapat tercapai Prestasi Berdasarkan Indikator Indikator yang dipakai untuk mengukur prestasi kerja pada penelitian ini adalah kualitas kerja, tanggung jawab, kemampuan bekerja sama dengan rekan kerja, motivasi kerja, orientasi pengunjung, dan inisiatif karyawan. Nilai prestasi kerja berdasarkan indikator tersebut dan nilai rata-ratanya menurut Bagian dapat dilihat pada Tabel 14 dan lebih rinci tersaji pada Lampiran 6. Tabel 14. Nilai Prestasi Menurut Indikator Rata-rata Indikator Prestasi TAAT Bagian Bagian Bagian Promosi &`Informasi Umum Operasi & Peragaan 1. Kualitas Kerja Tanggung jawab Kerjasama dengan Rekan Kerja 4. Motivasi Kerja Orientasi Pengunjung Inisiatif Karyawan Sumber : Data Primer, Diolah 2007 Pada Tabel 14 di atas dapat terlihat bahwa nilai kualitas kerja responden secara keseluruhan adalah baik dimana nilai kualitas kerja terendah diperoleh responden dari Bagian Promosi dan Informasi karena masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan karyawan sehingga tidak dapat optimal dalam bekerja, misalnya tim promosi yang masih kurang inovatif dalam membuat mediamedia publikasi untuk TAAT-TMII. Sedangkan nilai kualitas kerja tertinggi diperoleh responden yang berasal dari Bagian Umum karena karyawan bagian ini pada umumnya bekerja dengan cermat sehingga tugas dapat terselesaikan dengan tepat waktu dari waktu yang sudah ditentukan, misalnya ketepatan waktu pada saat pengumpulan laporan keuangan. Selanjutnya dapat terlihat tanggung jawab responden secara keseluruhan adalah baik dimana nilai tanggung jawab terendah diperoleh responden dari Bagian Promosi dan Informasi. Hal ini terjadi karena agak rendahnya komitmen karyawan dalam bekerja seperti jarang terdapat petugas perpustakaan sehingga

76 63 pengunjung kesulitan bertanya pada saat mencari informasi di perpustakaan. Sedangkan nilai tanggung jawab tertinggi diperoleh responden yang berasal dari Bagian Umum. Hal ini terjadi karena tingginya komitmen karyawan bagian ini sehingga setiap tanggung jawab yang dilimpahkan akan diemban dengan baik, misalnya karyawan melaksanakan dengan baik tugasnya sebagai ketua panitia penyambutan tamu kehormatan walaupun jabatannya hanya sebagai seorang staf. Nilai kemampuan kerjasama responden dengan karyawan lain secara keseluruhan adalah cukup baik dimana nilai kemampuan kerjasama terendah diperoleh responden dari Bagian Promosi dan Informasi. Hal ini terjadi karena karyawan bagian ini merasa segan untuk meminta bantuan pada rekannya sehingga minimnya kerjasama yang terjadi pada bagian ini, misalnya sungkan meminta bantuan pada rekan ketika tidak mampu menjaga perpustakaan seorang diri. Sedangkan nilai kemampuan kerjasama tertinggi diperoleh responden yang berasal dari Bagian Umum, hal ini terjadi karena prinsip teamwork yang diterapkan para pemimpinnya sudah dilaksanakan dengan baik oleh para karyawan sehingga karyawan dapat memberikan sumbangsih pekerjaan pada rekannya bahkan rekan pada sub bagian bahkan bagian lain, misalnya apabila seorang karyawan keuangan kesulitan dalam mengerjakan laporan keuangannya maka rekan lain bersedia membantu. Indikator prestasi lainnya adalah motivasi yang secara keseluruhan dinilai baik dengan nilai rata-rata tertinggi diperoleh Bagian Operasi dan Produksi. Hal ini terjadi karena karyawan pada bagian ini tidak suka membuang-buang waktunya dalam bekerja dan tidak menunda segala pekerjaannya, misalnya pada saat pemberian makan biota-biota, penyifonan dan pengurasan akuarium/kolam peraga, dengan cekatan memperbaiki saluran listrik yang rusak. Sedangkan nilai terendah diperoleh responden Bagian Promosi dan Informasi. Hal ini terjadi karena masih rendahnya kemauan karyawan untuk berkembang dalam organisasi ini, misalnya karena minimnya training pada karyawan bagian informasi maka tidak adanya kemampuan dan kemauan karyawan untuk memperbaharui mediamedia informasi di TAAT seperti penggunaan komputer bagi pengunjung. Kemudian nilai orientasi pengunjung responden secara keseluruhan adalah baik dimana nilai orientasi terendah diperoleh responden dari Bagian Promosi dan

77 64 Informasi. Hal ini terjadi karena masih minimnya pembekalan pengetahuan mengenai dunia air tawar pada karyawan khususnya karyawan sub bagian informasi sehingga ketika ada pengunjung yang bertanya mengenai dunia air tawar karyawan tidak dapat memuaskan pengunjung. Sedangkan orientasi pengunjung tertinggi diperoleh responden yang berasal dari Bagian Operasi dan Peragaan. Hal ini terjadi karena pekerjaan yang diemban oleh karyawan bagian ini berhubungan dengan pengunjung, misalnya karyawan bagian peragaan yang harus terus merawat semua bagian peragaan agar dapat memuaskan pengunjung atau karyawan bagian depan yang harus melayani pengunjung dengan keramahtamahan dan sopan santun. Indikator terakhir yang digunakan dalam penelitian adalah inisiatif karyawan. Berdasarkan tabel terlihat bahwa nilai inisiatif responden secara keseluruhan adalah baik dimana nilai inisiatif karyawan terendah diperoleh responden dari Bagian Promosi dan Informasi. Hal ini terjadi karena kemampuan memodifikasi, improvisasi maupun melakukan inovasi-inovasi sendiri terhadap situasi dan pekerjaan yang dihadapi masih rendah sehingga jika tidak ada instruksi dari atasan maka bawahan tidak berinisiatif untuk mengerjakan suatu pekerjaan, misalnya tidak melakukan modifikasi dalam pembuatan pamflet-pamflet ataupun stiker promosi. Sedangkan nilai inisiatif tertinggi diperoleh responden yang berasal dari Bagian Operasi dan Peragaan. Hal ini terjadi karena pengalaman bekerja serta pengetahuan yang dimilki karyawan bagian ini terhadap pekerjaannya, misalnya bila terjadi wabah penyakit pada biota karyawan bagian ini dapat berinisiatif dengan memberikan obat yang tepat waktu dan tepat takarannya atau pada saat akan memproduksi ikan hias untuk dijual maka karyawan yang menangani pekerjaan ini sudah dapat berinisiatif pada pemberian harga jual nantinya sesuai dengan ukuran. Berdasarkan uraian diatas, rendahnya prestasi di setiap indikator pada Bagian Promosi dan Informasi disebabkan karena masih kurangnya motivasi dan semangat bekerja serta kemauan / keinginan dalam memikul tanggung jawab, hal ini terjadi kemampuan karyawannya yang masih kurang serta dorongan yang masih kurang dari pimpinan.

78 65 Tingginya nilai motivasi, orientasi pada pelanggan, dan inisiatif karyawan pada Bagian Operasi dan Peragaan dapat dipahami karena mengingat pada bagian tersebut banyak berhubungan langsung dengan pengunjung. Untuk itu sangat diperlukan karyawan yang mempunyai motivasi kerja tinggi dan sikap kerja yang berorientasi pada pelanggan serta inisiatif dalam bekerja untuk mengembangkan kreatifitas sehingga dapat memuaskan pengunjung Sedangkan nilai kualitas kerja, tanggung jawab, dan kerjasama dengan rekan kerja nilai tertingginya diperoleh Bagian Umum, hal ini disebabkan karena pekerjaan pada bagian umum yang mayoritas pekerjaannya diperlukan keuletan, ketelitian, dan kegigihan untuk mencapai hasil kerja yang optimal seperti keuangan maupun bagian perencanaan. 5.7 Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Prestasi Kerja Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Prestasi Kerja TAAT-TMII Hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS versi 15.0 didapat nilai korelasi atau lebih dikenal dengan r s adalah sebesar pada selang kepercayaan 98% dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari Jadi gaya kepemimpinan di TAAT-TMII berhubungan erat dengan pencapaian prestasi karyawannya. Contoh perhitungan korelasi Spearman gaya kepemimpinan dengan pencapaian prestasi tersaji pada Lampiran 7. Eratnya hubungan tersebut tercermin dari gaya kepemimpinan yang ada untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman dimana pemimpin tersebut disamping menetapkan tujuan yang perlu dicapai karyawan, mengorganisasi situasi kerja bagi karyawan, menetapkan batas waktu bagi karyawan, memberikan pengarahan spesifik, menetapkan dan mensyaratkan adanya laporan reguler tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan para pemimpin juga sangat memperhatikan hubungan dengan karyawan melalui dukungan dan dorongan, melibatkan karyawan dalam diskusi yang bersifat memberi dan menerima tentang aktifitas kerja, memudahkan interaksi di antara karyawan, berusaha mencari dan menyimak pendapat dan kerisauan karyawan serta memberikan balikan tentang prestasi karyawan.

79 Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Prestasi Kerja Tiap Bagian Berdasarkan pengujian, didapat nilai r s terbesar pada Bagian Umum yaitu sebesar Hal ini menggambarkan adanya hubungan yang sangat erat antara gaya kepemimpinan di Bagian Umum dengan pencapaian prestasi karyawannya. Hal ini terjadi karena kuatnya pengaruh pimpinan terhadap prestasi kerja karyawannya sehingga apabila gaya kepemimpinan yang diterapkan semakin baik dan tepat maka akan menstimulus prestasi kerja yang dicapai bawahannya. Nilai r s tiap Bagian tertera pada Tabel 15. Tabel 15. Nilai Keeratan Tiap Bagian TAAT-TMII Bagian Nilai Korelasi Promosi dan Informasi Umum Operasi dan Peragaan Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Keeratan hubungan antara gaya kepemimpinan dan prestasi Bagian Promosi dan Informasi lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan nilai Bagian Operasi dan Peragaan walaupun nilai gaya kepemimpinan dan prestasi Bagian Operasi dan Peragaan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai gaya kepemimpinan dan prestasi Bagian Promosi dan Informasi. Hal ini terjadi karena pada umumnya karyawan di Bagian Operasi dan Peragaan tingkat kematangannya cukup tinggi dan mandiri dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga peranan pemimpin tidak terlalu besar terhadap pencapaian prestasi kerja. Jadi pemimpin tidak perlu terlalu berorientasi pada hubungan mengingat nilai prestasi Bagian Operasi dan Peragaan sudah cukup tinggi dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan pada saat ini. Sedangkan pada Bagian Promosi dan Informasi tingkat kematangan karyawannya tidak terlalu tinggi sehingga diperlukan gaya kepemimpinan dengan orientasi hubungan yang tinggi dan orientasi tugas yang rendah. Jadi pemimpin sebaiknya mempertahankan saluran komunikasi yang terjadi pada saat ini dan meningkatkan rasa tanggung jawab dan mendukung upaya bawahan dalam melaksanakan tugas-tugas yang dihadapi dengan mengurangi penginstruksian tugas-tugas.

80 67 Gaya kepemimpinan yang diterapkan Bagian Umum sudah tepat mengingat kemampuan dan kemauan karyawan dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Hal ini juga didukung oleh kemampuan memimpin para pemimpinnya dalam menerapkan gaya kepemimpinan yag sesuai dengan tingkat kematangan bawahannya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Kepala Bagian umum mampu memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap bawahannya sehingga dengan gaya kepemimpinan yang baik dapat menghasilkan prestasi yang baik pula Hubungan Indikator Gaya Kepemimpinan dan Prestasi Kerja Berdasarkan hasil pengujian didapat bahwa perilaku pemimpin dalam menyampaikan ide-ide dan gagasan untuk mencapai tujuan pada setiap bagian/sub bagian adalah indikator gaya kepemimpinan dengan nilai r s tertinggi yaitu sebesar Artinya hubungan perilaku tersebut sangat erat dengan pencapaian prestasi kerja karyawan. Hal ini disebabkan dengan adanya kejelasan tujuan dari tiap bagian/sub bagian, maka akan memudahkan karyawan dalam bekerja dan fokus dalam mencapai suatu tujuan yang sudah ditetapkan. Lebih jelas nilai keeratan indikator gaya kepemimpinan orientasi tugas dengan prestasi tersaji pada Tabel 16. Tabel 16. Nilai Keeratan Indikator Gaya Kepemimpinan Orientasi Tugas dengan Prestasi Indikator Gaya Kepemimpinan Nilai r s Pengkomunikasian tentang target/harapan TAAT/Bagian/Sub Bagian Dorongan untuk mematuhi standar prosedur Penyampaian ide-ide/gagasan dalam mencapai tujuan bagian/sub bagian Pernyataan sikap secara jelas Keputusan pelaksanaan pekerjaan dan arahan dalam menjalankannya Penugasan pekerjaan secara khusus Mengkomunikasikan peranan dan fungsinya sebagai pemimpin kepada bawahan Mendorong kedisiplinan Mempertahankan standar prestasi kerja sebagai seorang pemimpin Mengkomunikasikan standar pekerjaan yang diharapkan kepada bawahan Sumber : Data Primer. Diolah 2007

81 68 Perilaku pemimpin dalam mendorong karyawannya merupakan perilaku yang juga sangat erat hubungannya dengan pencapaian prestasi karyawan karena memiliki nilai r s sebesar Adanya dorongan kepada bawahan dari pemimpin menyebabkan prestasi kerja bawahan meningkat karena bawahan dituntut untuk menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Selanjutnya nilai r s yang berhubungan erat adalah perilaku pemimpin adalah cara pemimpin dalam mengkomunikasikan standar pekerjaan yang diharapkan bawahan, cara pemimpin dalam mengambil keputusan dan mengarahkan sutu pekerjaan, dorongan untuk mematuhi standar prosedur, cara pemimpin dalam mengkomunikasikan peranan dan fungsinya, cara pemimpin dalam mengkomunikasikan tentang target bagian/sub bagiannya, dan cara pemimpin dalam mempertahankan standar kerjanya. Rentang nilai r s dari keenam indikator tersebut adalah Kemudian nilai r s untuk indikator orientasi tugas yang berhubungan cukup erat adalah perilaku pemimpin dalam menyampaikan sikapnya kepada bawahan dan cara pemimpin dalam memberikan tugas khusus kepada bawahannya. Nilai terendah dari kedua perilaku tersebut adalah perilaku pemimpin ketika memberikan tugas secara khusus yang bersifat mendadak yaitu sebesar 0,075. Hal ini dapat dipahami mengingat kegiatan tersebut bersifat insidentil, sehingga tidak akan berpengaruh nyata pada prestasi. Berdasarkan hasil pengujian, nilai r s untuk indikator perilaku yang berhubungan sangat erat dengan prestasi adalah perilaku pemimpin dalam menjaga hubungan yang ramah dengan bawahan dan bantuan pemimpin kepada bawahan dalam menyelesaikan tugas sehingga suasana kerja menjadi menyenangkan. Nilai r s tertinggi adalah perilaku pemimpin dalam menjaga hubungan yang ramah dengan bawahan yaitu sebesar Kemudian indikator gaya kepemimpinan orientasi hubungan yang mempunyai hubungan erat dengan prestasi adalah perlakuan pemimpin yang mempertimbangkan kepentingan pribadi bawahannya, perilaku pemimpin dalam mempertimbangkan perasaan bawahan secara umum, pertimbangan pemimpin terhadap perasaan pribadi bawahan, ada tidaknya perlakuan kasar dari pemimpin, dan cara pemimpin dalam mengambil keputusan. Rentang nilai r s dari keenam indikator tersebut adalah Sikap pemimpin dan pernyataan-pernyataan pemimpin kepada bawahannya berhubungan cukup arat dengan prestasi karena mempunyai nilai r s sebesar

82 69 Artinya sikap dan pernyataan pemimpin tidak terlalu mempengaruhi pencapain prestasi kerja karyawan karena dengan adanya hubungan yang terjalin baik antara atasan bawahan sudah terjalin. Nilai r s terendah adalah indikator perhatian pemimpin terhadap kesejahteraan bawahannya yaitu sebesar Nilai ini berada di bawah tingkat signifikansi yaitu Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku pemimpin dalam memperhatikan kesejahteraan bawahannya dengan pencapaian prestasi kerja. Lebih lanjut nilai r s tersebut tersaji pada Tabel 17. Tabel 17. Nilai Keeratan Indikator Gaya Kepemimpinan Orientasi Hubungan dengan Prestasi Indikator Gaya Kepemimpinan Nilai r s Bantuan dari pimpinan terhadap pekerjaan dan penciptaan suasana kerja yang menyenangkan Sikap dan pernyataan yang menyenangkan Pertimbangan terhadap perasaan pribadi bawahan pada saat bertindak Menjaga hubungan yang ramah dengan bawahan Pertimbangan terhadap kepentingan pribadi bawahan pada saat bertindak Perhatian terhadap kesejahteraan Ada tidaknya perlakuan kasar dari pimpinan Pengambilan keputusan yang membuat pekerjaan menjadi menyenangkan Perlakuan yang mempertimbangkan perasaan pribadi bawahan Pertimbangan terhadap perasaan bawahannya secara umum Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Jadi perilaku pemimpin dalam menjaga hubungan yang ramah dengan bawahan menyebabkan suasana kerja juga menjadi menyenangkan. Semua orang yang terlibat dalam suatu pekerjaan/kegiatan akan merasa nyaman dalam bekerja karena akibat dari faktor lingkungan yang kondusif, tidak adanya konflik serta timbulnya semangat dalam bekerja sehingga prestasi karyawan menjadi meningkat. Sedangkan perhatian pemimpin terhadap kesejahteraan karyawan tidak mempengaruhi prestasi kerja karena karyawan bekerja tidak berdasarkan kompensasi/insentif yang diberikan atasan melainkan karena komitmen dan rasa tanggung jawab dari karyawan yang tinggi.

83 Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Indikator Prestasi Kerja Hubungan yang paling erat antara gaya kepemimpinan dengan indikator prestasi kerja adalah pada tanggung jawab dan kualitas kerja dengan nilai r s sebesar dan Hal ini terkait dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas pada pemimpin di TAAT-TMII yang cenderung sedikit lebih dominan dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi hubungan sehingga rasa tanggung jawab bawahan tinggi terhadap pekerjaannya sehingga kualitas kerja yang dihasilkan karyawan pun sangat baik. Contoh perhitungan dengan metode korelasi Spearman disajikan pada Lampiran 8 sedangkan nilai r s setiap indikator terinci pada Tabel 18. Tabel 18. Nilai r s Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Tiap Indikator Prestasi Indikator Prestasi Nilai r s Kualitas Kerja Tanggung Jawab Kerjasama dengan rekan Motivasi Kerja Orientasi Pengunjung Inisiatif Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Selanjutnya hubungan antara gaya kepemi mpinan dengan inisiatif karyawan dan rasa kerjasama antar karyawan adalah erat. Hal ini dapat dilihat dari nilai r s kedua indikator prestasi tersebut yaitu sebesar dan Selanjutnya indikator prestasi yang berhubungan cukup erat dengan gaya kepemimpinan adalah orientasi pada pengunjung dan motivasi kerja karyawan dengan nilai r s sebesar dan Hal ini terjadi karena pemimpin lebih banyak menekankan pada tugas-tugas yang sudah menjadi tanggung jawab karyawan daripada mengarahkan karyawan untuk memuaskan pengunjung karena memang pada awal TAAT didirikan tidak berorientasi bisnis serta tidak adanya perhatian khusus para pemimpin dalam memotivasi bawahannya. Dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan saat ini, mampu memberikan pengaruh yang besar pada tiap dimensi prestasi yang dicapai karyawan. Contoh hasil pengujian korelasi Spearman antara indikator gaya kepemimpinan dengan prestasi kerja dengan menggunakan SPSS versi 15.0 tersaji pada Lampiran 9.

84 Perbedaan Gaya Kepemimpinan dan Prestasi Antar Bagian Perbedaan Gaya Kepemimpinan Antar Bagian Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS versi 15.0 yang digunakan untuk mengolah data, didapatkan nilai chi-square gaya kepemimpinan adalah sebesar Hal ini berarti terdapat perbedaan gaya kepemimpinan yang sangat nyata antar Bagian. Kemudian tingkat signifikansinya berada pada nilai yang memiliki arti yaitu perbedaan yang ada cukup signifikan. Contoh perhitungan Kruskal Wallis tersebut tersaji pada Lampiran 10. Perbedaan yang sangat nyata ini terjadi karena kemampuan kepemimpinan setiap manusia berbeda-beda baik dalam mempengaruhi bawahan, pemberian instruksi maupun kemampuan dalam menentukan gaya kepemimpinan yang tepat dan sesuai dengan situasi bawahan yang memiliki tingkat kematangan yang berbeda-beda Perbedaan Prestasi Antar Bagian Nilai chi-square prestasi yang didapat dari perhitungan dengan metode Kruskal Wallis adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan prestasi yang sangat nyata dan cukup signifkan antar bagian di TAAT-TMII. Perbedaan prestasi yang dicapai pada tiap Bagian ini dipengaruhi oleh suasana kerja di lingkungan Bagian masing-masing pada khususnya dan TAAT- TMII pada umumnya. Dengan terciptanya kenyaman bekerja maka para karyawan akan dengan senang hati melaksanakan setiap tugas yang sudah menjadi tanggung jawab masing-masing tanpa merasa terpaksa sehingga pekerjaan yang dihasilkan akan maksimal dan optimal. Selain itu faktor kemampuan dan kemauan karyawan juga sangat berpengaruh pada produktivitas karyawan itu sendiri.

85 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan (1) Persepsi karyawan TAAT-TMII terhadap gaya kepemimpinan manajemen TAAT-TMII adalah baik. Gaya Kepemimpinan yang diterapkan di TAAT-TMII adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas tinggi dan berorientasi hubungan tinggi. (2) Prestasi karyawan TAAT-TMII adalah memuaskan. Dari keenam indikator prestasi, tanggung jawab merupakan indikator yang nilainya paling tinggi. Ini mencerminkan bahwa setiap karyawan di TAAT-TMII memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap segala tugas dan kegiatan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. (3) Hubungan secara umum antara gaya kepemimpinan dengan prestasi karyawan di TAAT-TMII sangat erat. Hal ini dapat dilihat dari catatan prestasi yang dicapai oleh karyawan TAAT bahwa karyawan sudah tepat dalam melaksanakan tugas. Hubungan gaya kepemimpinan dengan tanggung jawab karyawan adalah yang paling erat, sedangkan gaya kepemimpinan tidak terlalu mempengaruhi karyawan dalam tindakannya untuk memuaskan pengunjung. Terdapat perbedaan yang erat dan signifikan dari gaya kepemimpinan dan prestasi kerja yang dicapai karyawan pada tiap Bagian di TAAT-TMII. 6.2 Saran (1) Gaya kepemimpinan yang ada perlu dipelihara dan ditingkatkan agar prestasi karyawan dapat lebih ditingkatkan. (2) Gaya kepemimpinan yang diterapkan saat ini sudah baik namun pada Bagian yang masih kurang perlu memperbaikinya dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat sesuai dengan situasi bawahan. Gaya kepemimpinan Bagian Operasi dan Peragaan sebaiknya berorientasi tugas tinggi dan hubungan rendah, sedangkan gaya kepemimpinan pada Bagian Promosi dan Informasi sebaiknya berorientasi tugas rendah dan hubungan tinggi, dengan asumsi kondisi usaha seperti saat ini.

86 72 (3) Prestasi kerja karyawan masih dapat ditingkatkan dengan jalan meningkatkan kemampuan inisiatif karyawan dan kemampuan kerjasama karyawan dengan rekan kerjanya.

87 Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi Taman Mini Indonesia Indah Wakil JM Bid. Pengelolaan dan Pengendalian Jenderal Manajer TMII Wakil JM Bid. Pengembangan Program Wakil JM Bid. Umum Keputusan Jenderal Manajer Taman Mini Indonesia Indah Nomor : Kep 05/ TMII/ XII/ 2005 Tanggal : 28 Desember 2005 Manajer Administrasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Manajer Perencanaan & Pengawasan Manajer Hukum Manajer Seni dan Budaya Manajer Pemasaran Manajer Informasi Manajer Tata Lingkungan Manajer Teknik dan Bangunan Manajer Rekreasi Kabag Tata Usaha Kabag Anggaran Kabag Pembinaan Personil Kabag Perencanaan Kabag Peraturan& Kerjasama Kabag Program & Pertunjukan Kabag Promosi Kabag Hubungan Masyarakat Kabag Perawatan Kabag Teknik Sipil &Arsitektur Kabag Pintu Masuk Kabag Rumah Tangga Kabag Pembukuan Kabag Pengembangan Personil Kabag Pengawasan Kabag Pelayanan Hukum Kabag Bimbingan Kabag Penjualan Kabag Penelitian& Pengembangan Kabag Pemugaran &Dekorasi Kabag Teknik Listrik & Mesin Kabag Transportasi Rekreasi Kabag Kesehatan Kabag Kas Kabag Laporan Kabag Pendidikan Kabag Jasa Wisata Kabag Pelayanan Informasi Kabag Pengembangan Kabag Satpam Kabag SIM Kabag Protokol Koordinator Anjungan Daerah Koordinator Unit Kerja Departemen/BUMN Koordinator Unit Kerja Pelaksana Pengelolaan Koordinator Unit Usaha 33 Anjungan Daerah 11 Unit Kerja Departemen/ BUMN 27 Unit Kerja Pelaksana Pengelolaan 10 Unit Usaha TAAT Sumber : Bagian Umum TAAT-TMII. Tahun 2007

88 Lampiran 2. Bagan Struktur Organisasi TAAT-TMII Manajer TAAT-TMII Bagian Umum Bagian Operasi dan Peragaan Bagian Promosi & Informasi Sub Bagian Perencanaan Sub Bagian Tata Usaha dan Bagian Dalam Sub Bagian Personil Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban Sub Bagian Operasi Sub Bagian Peragaan Sub Bagian Mekanikal dan Elektrikal Sub Bagian Produksi Ikan Hias Sub Bagian Promosi Sub Bagian Informasi dan Perpustakaan Sub Bagian Cinderamata / Kantin Keterangan : Garis Komando Sumber : Bagian Umum TAAT-TMII. Tahun 2007

89 74 Lampiran 3. Surat Perintah Kerja Lembur TAAT-TMII SURAT PERINTAH KERJA LEMBUR Diperintahkan kepada : Nama : Untuk mengerjakan / menyelesaikan pekerjaan : Pada : Tanggal : Waktu : s/d Jakarta,... Yang diberi tugas Yang memerintahkan Mengetahui Nama : KaBag / KaSubag Personalia Sumber : Bagian Umum TAAT-TMII, Tahun 2007

90 75 Lampiran 4. Skor Gaya Kepemimpinan Responden Gaya Kepemimpinan Struktur Perilaku Total Hasil TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TRHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT TTHT Rata-rata Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Keterangan : TTHT = Tugas Tinggi Hubungan Tinggi TRHT = Tugas Rendah Hubungan Tinggi

91 76 Lampiran 5. Nilai Prestasi Responden TAAT-TMII Bagian Responden Skor Prestasi Kabag Staf promosi Promosi dan Informasi kasubbag informasi/perpustakaan Staf informasi/perpustakaan kasubbag cinderamata/kantin Staf cinderamata/kantin rata-rata Kabag kasubbag perencanaan Staf perencanaan ksubbag tata usaha Staf tata usaha Staf tata usaha Staf tata usaha Umum Staf tata usaha kasubbag personil Staf personil kasubbag keuangan Staf keuangan kasubbag keamanan Staf keamanan Staf keamanan Staf keamanan rata-rata Kabag kasubbag produksi Staf produksi kasubbag mekanikal Staf mekanikal Staf mekanikal Staf mekanikal Operasi dan Peragaan Staf mekanikal kasubbag peragaan Staf peragaan Staf peragaan Staf peragaan Staf peragaan kasubbag operasi Staf operasi Staf operasi Staf operasi Staf operasi rata-rata Sumber : Data Primer. Diolah 2007

92 77 Lampiran 6. Nilai Prestasi Responden TAAT-TMII Berdasarkan Indikator Responden Kualitas Kerja Tanggung Jawab Kerjasama Motivasi Kerja Orientasi Terhadap Pengunjung Inisiatif TOTAL Rata-rata Sumber : Data Primer. Diolah 2007

93 78 Lampiran 7. Contoh Hasil Perhitungan Tingkat Korelasi Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Pencapaian Prestasi Menggunakan Metode Rank Spearman dengan SPSS versi 15.0 Correlations Spearman's rho prestasi gy. kpmpmn Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N prestasi gy. kpmpmn ** ** Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Keterangan : Correlation Coefficient : koefisien korelasi atau nilai keeratan hubungan antara prestasi dan gaya kepemimpinan adalah sebesar dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari Sig. (2-tailed) N : Selang kepercayaan antara hubungan gaya kepemimpinan dengan prestasi kerja karyawan adalah sebesar 98%. : banyaknya responden dalam penelitian ini, yaitu 40 orang.

94 79 Lampiran 8. Contoh Perhitungan Hubungan Gaya Kepemimpinan Dengan Indikator Prestasi Menggunakan Metode Rank Spearman dengan SPSS versi 15.0 Correlations Spearman's rho GK INSTF Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). N GK INSTF * * Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Keterangan : Correlation Coefficient : koefisien korelasi atau nilai keeratan hubungan antara gaya kepemimpinan dan inisiatif karyawan adalah sebesar dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari Sig. (2-tailed) N : Selang kepercayaan antara hubungan gaya kepemimpinan dengan prestasi kerja karyawan adalah sebesar %. : banyaknya responden dalam penelitian ini, yaitu 40 orang.

95 80 Lampiran 9. Contoh Perhitungan Metode Rank Spearman Untuk Menguji Korelasi Antara Indikator Gaya Kepemimpinan Dengan Prestasi Responden TAAT- TMII Menggunakan SPSS versi 15.0 Indikator Gaya Kepemimpinan Orientasi Tugas Correlations Spearman's rho Pertnyn3 GK Prestasi Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N Pertnyn3 GK Prestasi ** ** Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Keterangan : Correlation Coefficient : koefisien korelasi atau nilai keeratan hubungan perilaku pemimpin dalam menyampaikan ide untuk mencapai tujuan (pertanyaan 3 pada kuesioner) dengan prestasi adalah sebesar dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari Sig. (2-tailed) N : Selang kepercayaan antara hubungan gaya kepemimpinan dengan prestasi kerja karyawan adalah sebesar %. : banyaknya responden dalam penelitian ini, yaitu 40 orang.

96 81

97 82 Lampiran 10. Contoh Perhitungan Kruskal Wallis Untuk Menguji Perbedaan Gaya Kepemimpinan Antar Bagian Dengan Menggunakan SPSS versi 15.0 Test Statistics a,b GK Chi-Square df 2 Asymp. Sig..069 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: grup Sumber : Data Primer. Diolah 2007 Keterangan : Chi-square : nilai perbedaan gaya kepemimpinan antar bagian sebesar artinya perbedaannya sangat nyata. df : 2 derajat bebas. Asymp. Sig. : Perbedaan gaya kepemimpinan tiap bagian berada pada selang kepercayaan %.

98 83 Lampiran 11. Taman Akuarium Air Tawar (TAAT) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) TAAT-TMII Tampak Depan Gerbang Masuk Area TAAT-TMII Gerbang Masuk Gedung Peraga TAAT-TMII

99 84 Lampiran 12. Berbagai Peragaan di TAAT-TMII Akuarium Gerbang Pada Pintu Masuk TAAT-TMII Akuarium Lepas Pada Serambi Utama Akuarium Lepas Di Terowongan Kolam Jamah Peragaan Berisi

100 85 Ikan Parrot Replika Habitat Ekosistem Sungai Replika Habitat Ekosistem Payau Lorong Gurame Gurame Raksasa / Gurame Padang

101 86 Lampiran 13. Kegiatan Karyawan TAAT-TMII Karyawan Bagian Umum Karyawan Bagian Operasi dan Peragaan

102 87 Lampiran 14. Fasilitas TAAT-TMII Loket Penjualan Tiket Masuk TAAT-TMII Toko Souvenir/Cinderamata Perpustakaan

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA RYANI MUTIARA HARDY PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN DESAIN PEKERJAAN DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI CV DINAR KABUPATEN TANGERANG, PROPINSI BANTEN FENNY FARIANTI

ANALISIS HUBUNGAN DESAIN PEKERJAAN DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI CV DINAR KABUPATEN TANGERANG, PROPINSI BANTEN FENNY FARIANTI ANALISIS HUBUNGAN DESAIN PEKERJAAN DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI CV DINAR KABUPATEN TANGERANG, PROPINSI BANTEN FENNY FARIANTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBESARAN IKAN MAS PADA KOLAM AIR DERAS DI DESA CINAGARA, KECAMATAN CARINGIN, KABUPATEN BOGOR

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBESARAN IKAN MAS PADA KOLAM AIR DERAS DI DESA CINAGARA, KECAMATAN CARINGIN, KABUPATEN BOGOR EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBESARAN IKAN MAS PADA KOLAM AIR DERAS DI DESA CINAGARA, KECAMATAN CARINGIN, KABUPATEN BOGOR MEISWITA PERMATA HARDY SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN Oleh : MAYA RESMAYANTY C44101004 PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN CV DINAR TANGERANG

HUBUNGAN KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN CV DINAR TANGERANG HUBUNGAN KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN CV DINAR TANGERANG HARDINAL SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT NURUL YUNIYANTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PRODUK IKAN SEGAR PADA HIPERMARKET (KASUS DI GIANT HYPERMARKET, MEGA BEKASI HYPERMALL, KOTA BEKASI)

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PRODUK IKAN SEGAR PADA HIPERMARKET (KASUS DI GIANT HYPERMARKET, MEGA BEKASI HYPERMALL, KOTA BEKASI) ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PRODUK IKAN SEGAR PADA HIPERMARKET (KASUS DI GIANT HYPERMARKET, MEGA BEKASI HYPERMALL, KOTA BEKASI) A N N I S A SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HARY RACHMAT RIYADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

ANALISIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU

ANALISIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU ANALISIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU INDAH HERAWANTY PURWITA DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Disusun Oleh Lista Kuspriatni. Universitas Gunadarma 2014

Disusun Oleh Lista Kuspriatni. Universitas Gunadarma 2014 Disusun Oleh Lista Kuspriatni Universitas Gunadarma 2014 Manajer mempunyai kegiatan yang lebih luas daripada pemimpin. Manajer melakukan assesment, melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab untuk menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANDY AKHDIAR A14104101 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HAMBATAN TARIF DAN NON TARIF DI PASAR UNI EROPA TERHADAP EKSPOR KOMODITAS UDANG INDONESIA RIRI ESTHER PAINTE

ANALISIS PENGARUH HAMBATAN TARIF DAN NON TARIF DI PASAR UNI EROPA TERHADAP EKSPOR KOMODITAS UDANG INDONESIA RIRI ESTHER PAINTE ANALISIS PENGARUH HAMBATAN TARIF DAN NON TARIF DI PASAR UNI EROPA TERHADAP EKSPOR KOMODITAS UDANG INDONESIA RIRI ESTHER PAINTE PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ELIS SUSANTI H24104069 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan dalam membuat kebijakan dan melaksanakan usahanya sehingga dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengarahkan bawahannya. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengarahkan bawahannya. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu organisasi, kelompok atau masyarakat tentunya membutuhkan dan memiliki pemimpin. Masyarakat yang ingin berkembang membutuhkan tidak saja adanya pemimpin namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan kompetitif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan, dengan kondisi seperti itu maka sangat penting bagi perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepemimpinan Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan (Hasibuan, 2008).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari keberhasilan dalam mengelola keuangan, pemasaran serta produknya, tetapi juga ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang tepat

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT PERKOTAAN UNTUK JASA PERBAIKAN LINGKUNGAN, LAHAN DAN AIR ( Studi Kasus DAS Citarum Hulu) ANHAR DRAKEL

ANALISIS KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT PERKOTAAN UNTUK JASA PERBAIKAN LINGKUNGAN, LAHAN DAN AIR ( Studi Kasus DAS Citarum Hulu) ANHAR DRAKEL ANALISIS KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT PERKOTAAN UNTUK JASA PERBAIKAN LINGKUNGAN, LAHAN DAN AIR ( Studi Kasus DAS Citarum Hulu) ANHAR DRAKEL SEKOLAH PASCSARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR Oleh: DEWI ERAWATI H 24066003 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

NILAI EKONOMI PEMANFAATAN WADUK CIRATA UNTUK PERIKANAN DAN WISATA TIRTA DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT RUDIANSYAH AKSOMO

NILAI EKONOMI PEMANFAATAN WADUK CIRATA UNTUK PERIKANAN DAN WISATA TIRTA DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT RUDIANSYAH AKSOMO NILAI EKONOMI PEMANFAATAN WADUK CIRATA UNTUK PERIKANAN DAN WISATA TIRTA DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT RUDIANSYAH AKSOMO PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perusahaan potensi Sumber Daya Manusia pada dasarnya merupakan salah satu modal dan memegang peran yang paling penting dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang optimal terhadap kemajuan

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU DI CV BANYU BIRU, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA SELATAN. Oleh : SYANNI DIAN NITA C

KAJIAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU DI CV BANYU BIRU, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA SELATAN. Oleh : SYANNI DIAN NITA C KAJIAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU DI CV BANYU BIRU, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA SELATAN Oleh : SYANNI DIAN NITA C 44101054 PROGRAM STUD1 MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi atau perusahaan, baik swasta nasional maupun swasta asing berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri sebelumnya.

Lebih terperinci

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com e-mail : sitisyamsiar@yahoo.com HP : 081-1286833 Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com Kepemimpinan pada dasarnya, dapat dikemukakan 4 hal penting, yaitu : 1)Melibatkan orang lain 2)Melibatkan distribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia (MSDM) Menurut Hasibuan (2004:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungna dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA PT MAYA FOOD INDUSTRIES DI KOTA PEKALONGAN FRESHTY YULIA ARTHATIANI

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA PT MAYA FOOD INDUSTRIES DI KOTA PEKALONGAN FRESHTY YULIA ARTHATIANI PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA PT MAYA FOOD INDUSTRIES DI KOTA PEKALONGAN FRESHTY YULIA ARTHATIANI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam era

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Perawat a. Pengertian Perawat Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan ini didasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR

ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR Oleh GANJAR SUARGANA H24077020 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI CARRAGEENAN POWDER PADA PT PHONIX MAS PERSADA, KOTA MATARAM, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABDUL FALAH

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI CARRAGEENAN POWDER PADA PT PHONIX MAS PERSADA, KOTA MATARAM, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABDUL FALAH PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI CARRAGEENAN POWDER PADA PT PHONIX MAS PERSADA, KOTA MATARAM, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABDUL FALAH PROGRAM STUDI MANAJEMEM BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Baedawi (2004) dengan judul Pengaruh gaya kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR. Oleh TUBAGUS M EIDRI H

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR. Oleh TUBAGUS M EIDRI H ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR Oleh TUBAGUS M EIDRI H24104125 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, sumber daya manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan SDM

II. TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan SDM II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM dan sumber-sumber lainnya secara efektif untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

Oleh : DWI ERNAWATI A

Oleh : DWI ERNAWATI A ANALISIS SISTEM PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN POTENSI MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH Oleh : DWI ERNAWATI A 14102523 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial,

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip, definisi dan teori-teorinya diharapkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan mengarahkan para pegawai

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI Oleh HENNY H24103029 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN IKAN HIAS AIR TAWAR PADA HERU FISH FARM DESA KOTA BATU, KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN IKAN HIAS AIR TAWAR PADA HERU FISH FARM DESA KOTA BATU, KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT OPTIMALISASI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN IKAN HIAS AIR TAWAR PADA HERU FISH FARM DESA KOTA BATU, KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT SUSI PUZI ASTUTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH INTAN KUSUMA JAYANTI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI. Oleh DENY MARCIAN H

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI. Oleh DENY MARCIAN H ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI Oleh DENY MARCIAN H24104076 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik keunggulan untuk bersaing dengan organisasi lain maupun untuk tetap dapat survive. Usaha untuk

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab I. GBHN menyatakan bahwa sasaran utama pembangunan jangka panjang

Pendahuluan. Bab I. GBHN menyatakan bahwa sasaran utama pembangunan jangka panjang Pendahuluan Bab I 1.1 Latar Belakang Penelitian GBHN menyatakan bahwa sasaran utama pembangunan jangka panjang adalah terciptanya landasan yang kuat bagi Bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK CIMB NIAGA KANTOR CABANG TOMANG TOL JAKARTA BARAT

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK CIMB NIAGA KANTOR CABANG TOMANG TOL JAKARTA BARAT PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK CIMB NIAGA KANTOR CABANG TOMANG TOL JAKARTA BARAT SKRIPSI Nama : Go Pheng Chie NIM : 43107110114 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi senantiasa memanfaatkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi senantiasa memanfaatkan sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi senantiasa memanfaatkan sumber daya manusia yang dimilikinya dengan sumber daya lainnya seperti mesin, sarana dan prasarana untuk dioptimalkan dalam mendukung

Lebih terperinci

ANALISIS BAURAN PEMASARAN PRODUK IKAN SEGAR DI GIANT HYPERMARKET CABANG BARANANGSIANG BOGOR

ANALISIS BAURAN PEMASARAN PRODUK IKAN SEGAR DI GIANT HYPERMARKET CABANG BARANANGSIANG BOGOR 1 ANALISIS BAURAN PEMASARAN PRODUK IKAN SEGAR DI GIANT HYPERMARKET CABANG BARANANGSIANG BOGOR IKA SULISTIYA PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia perlu dikembangkan dan ditingkatkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia perlu dikembangkan dan ditingkatkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia perlu dikembangkan dan ditingkatkan dengan mendayagunakan sumber-sumber yang dimiliki dalam diri individu tersebut serta potensi yang ada.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama BAB V PENUTUP Semua analisa dan pembahasan didasarkan pada dokumen dan data yang diperoleh dari penggalian informasi dari staf tersebut mendukung hubungan antara penerapan model penilaian kinerja staf

Lebih terperinci

ALOKASI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PEMBESARAN IKAN GUPPY DI DESA PARIGI MEKAR, KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

ALOKASI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PEMBESARAN IKAN GUPPY DI DESA PARIGI MEKAR, KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT ALOKASI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PEMBESARAN IKAN GUPPY DI DESA PARIGI MEKAR, KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT FANJIYAH WULAN ANGRAINI SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu (Nanang, 2007) dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpian terhadap Prestasi Kerja Karyawan Bagian Produksi pada Perusahaan Pengolahan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK IKAN TUNA KALENG DI GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR

PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK IKAN TUNA KALENG DI GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK IKAN TUNA KALENG DI GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR TITA ANGGRAHENI SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian dimana di dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti dalam memilih penelitian ini yang dikemas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran guru sangat strategis pada kegiatan pendidikan formal, non formal maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti mempengaruhi kinerja perusahaan dalam berbagai sektor yang terutama dalam sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya. Sumber daya atau penggerak dari suatu organisasi/instansi yang merupakan suatu penegasan kembali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan peningkatan kontribusi yang baik kedalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan peningkatan kontribusi yang baik kedalam organisasi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam suatu lembaga baik itu dalam perkantoran, perusahaan, maupun organisasi lainnya, untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ZULFIKA DWI UTAMI F 100 070 048 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH BUNGA PRAGAWATI Skripsi DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, setiap perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan ataupun industri sejenisnya, pada umumnya mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba yang optimal

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR. Oleh : Cecep Cahliana A

ANALISIS PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR. Oleh : Cecep Cahliana A ANALISIS PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR (Studi Kasus Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Jasinga) Oleh : Cecep Cahliana A14304043 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2013:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi, agar individu dapat memuaskan kebutuhannya sendiri walaupun

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi, agar individu dapat memuaskan kebutuhannya sendiri walaupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembicaraan mengenai MSDM (manajemen sumberdaya manusia) dewasa ini semakin mendapat perhatian. Pada hakekatnya MSDM merupakan suatu upaya pengintegrasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara berbagai macam perusahaan, baik perusahaan dalam bidang hiburan, jasa, ekspor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional 2.1.1 Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009:90) gaya kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah organisasi apapun bentuknya membutuhkan pegawai yang paling ideal untuk mendukung terciptanya pencapaian tujuan organisasi. Pegawai sebagai Man Power

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Diajukan oleh

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Diajukan oleh PENGARUH MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT KERETA API INDONESIA DAOP VIII SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup

Lebih terperinci

NOVAN ABSTRAK

NOVAN ABSTRAK ANALISA PENGARUH SIKAP WIRAUSAHA PIMPINAN DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PIMPINAN STUDI KASUS BINUS CENTER SYAHDAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PATH ANALYSIS NOVAN 0800763864 ABSTRAK Binus Center

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Definisi manajemen SDM Manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi agar terwujud suatu

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN HOTEL PANGRANGO 2 BOGOR

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN HOTEL PANGRANGO 2 BOGOR ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN HOTEL PANGRANGO 2 BOGOR Oleh : NENENG GIENA FITRIA PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 ANALISIS KEPUASAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, aktivitas perekonomian dan teknologi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, aktivitas perekonomian dan teknologi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, aktivitas perekonomian dan teknologi secara terus menerus berkembang, dan bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan kinerja disegala sektor usaha

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE (Study kasus pada Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG Eko Yuliawan STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 eko_yuliawan@mikroskil.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal penting dalam agenda bisnis. Para pemimpin perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian...

Lebih terperinci

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA Setelah melakukan penyebaran kuesioner kepada 52 orang responden karyawan tetap pada

Lebih terperinci