BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor predisposisi (pekerjaan, pendidikan, penghasilan, pengetahuan, dan sikap), faktor pendukung (kondisi jamban) dan faktor pendorong (peran penyuluh) terhadap perilaku BAB di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas Tahun 2011 (Singarimbun, 1995) Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas dengan pertimbangan bahwa cakupan kepemilikan jamban keluarga di desa tersebut masih rendah yaitu sebesar 57,221% dan cakupan penggunaan jamban keluarga juga masih rendah yaitu 47,6%. Selain itu belum pernah dilakukan penelitian mengenai perilaku BAB di desa tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Sigompul Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas Tahun 2009, jumlah KK di desa tersebut adalah sebanyak 226 KK.

2 Sampel Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan simple random sampling. Rumus menetapkan besar sampel terdapat pada Notoatmodjo (2003) : Keterangan : 226 = (0.05) = 144,4 145KK n N = Jumlah sampel = Jumlah populasi d = Derajat kesalahan (0,05) Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 145 KK Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu : 1. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada kuesioner penelitian dan observasi. 2. Data sekunder diperoleh dengan cara melihat catatan/dokumen (file) yang berhubungan dengan penelitian di Puskesmas Sigompul Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas.

3 3.5. Definisi Operasional Variabel Independen 1. Penghasilan adalah jumlah pendapatan suami istri per bulan yang dikategorikan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2009 Tentang Penetapan Upah Minimun Kabupaten (UMK) yaitu sebesar Rp ,- per bulan. Dengan demikian penghasilan dapat dibedakan atas : a. < Rp ,- per bulan b. Rp ,- per bulan 2. Pendidikan adalah derajat tertinggi jenjang pendidikan yang diselesaikan berdasarkan ijazah yang diterima dari sekolah formal terakhir dengan sertifikat kelulusan. Tingkat pendidikan dibagi dalam 3 kategori : a. Rendah, bila responden tidak tamat SD/tamat SD b. Sedang, bila responden tamat SMP/tamat SMA c. Tinggi, bila responden tamat Akademi/Perguruan Tinggi 3. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang pengertian jamban, syarat jamban sehat, jarak penampungan tinja terhadap air bersih, manfaat jamban, dan penyakit yang ditularkan dari tinja, baik yang diperoleh dari penyuluhan oleh petugas kesehatan maupun media cetak/elektronik. Pengukuran variabel pengetahuan didasarkan pada skala interval dari 7 (tujuh) pertanyaan, kemudian dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu :

4 a. Buruk, apabila responden tidak tahu segala sesuatu tentang jamban keluarga meliputi pengertian, syarat-syarat jamban sehat, ciri-ciri bangunan jamban yang memenuhi syarat kesehatan, penyakit yang ditularkan oleh tinja, pemeliharaan jamban dan manfaat jamban. b. Sedang, apabila responden kurang tahu segala sesuatu tentang jamban keluarga meliputi pengertian, syarat-syarat jamban sehat, ciri-ciri bangunan jamban yang memenuhi syarat kesehatan, penyakit yang ditularkan oleh tinja, pemeliharaan jamban dan manfaat jamban. c. Baik, apabila responden tahu segala sesuatu tentang jamban keluarga meliputi pengertian, syarat-syarat jamban sehat, ciri-ciri bangunan jamban yang memenuhi syarat kesehatan, penyakit yang ditularkan oleh tinja, pemeliharaan jamban dan manfaat jamban. 4. Sikap adalah kecenderungan responden untuk memberikan respons (baik secara positif maupun negatif) terhadap penggunaan jamban keluarga. Sikap dibagi menjadi 3 kategori yaitu : a. Baik, apabila responden memberikan respons positif terhadap perilaku BAB b. Sedang, apabila responden memberikan respons positif dan negatif secara seimbang terhadap perilaku BAB c. Buruk, apabila responden memberikan respons negatif terhadap perilaku BAB

5 5. Pekerjaan adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh responden sehingga memperoleh penghasilan. Pekerjaan ada 2 kategori yaitu : a. Bekerja (Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Swasta, tani, wiraswasta, dan lainnya) b. Tidak Bekerja (termasuk Ibu Rumah Tangga (IRT)) 6. Kondisi jamban adalah suatu keadaan jamban yang dimiliki oleh keluarga yang dilihat berdasarkan observasi dan disesuaikan dengan kriteria jamban sehat. Pengukuran variabel kondisi jamban didasarkan pada skala ordinal dengan kategori: a. Baik, apabila semua memenuhi syarat jamban sehat meliputi: jamban tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak mencemari tanah, mudah dibersihkan, memiliki dinding kedap air dan atap pelindung, memiliki penerangan yang cukup, memiliki ventilasi, tidak dapat dijamah oleh serangga atau tikus dan tersedia air bersih. b. Buruk, apabila ada salah satu syarat yang tidak dipenuhi 7. Peran penyuluh kesehatan adalah pengajaran yang disampaikan oleh petugas kesehatan tentang penggunaan jamban keluarga. Pengukuran variabel peran penyuluh kesehatan didasarkan pada skala ordinal dengan kategori: a. Berperan, apabila responden merespons 50% dari pertanyaan b. Tidak berperan, apabila responden merespons < 50% dari pertanyaan

6 Variabel Dependen Perilaku BAB adalah tindakan/perbuatan nyata keluarga untuk menggunakan jamban sebagai sarana pembuangan tinja. Pengukuran variabel dependen: a. Baik, apabila responden merespons < 50% dari pertanyaan b. Sedang, apabila responden merespons 50% - 75% dari pertanyaan c. Buruk, apabila responden merespons > 75% dari pertanyaan 3.6. Aspek Pengukuran Variabel Bebas Aspek pengukuran variabel bebas terdiri dari faktor predisposisi (pendidikan, pekerjaan, penghasilan, sikap dan pengetahuan), faktor pendukung (kondisi jamban), faktor pendorong (peran penyuluh). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.1. dan Tabel 3.2. di bawah ini. Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Penghasilan, Pendidikan, dan Pekerjaan No Variabel Jumlah Indi- Kriteria Kategori Variabel Skor Skala Ukur kator 1. Penghasilan 1 1. < UMK Ordinal 2 UMK 2. Pendidikan 1 1. Rendah Ordinal 2. Sedang 3. Tinggi 3. Pekerjaan 1 1. Bekerja 2. Tidak bekerja Ordinal

7 Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Pengetahuan, Sikap, Kondisi Jamban, dan Peran Penyuluh No Variabel Jumlah Indikator Kategori Jawaban Nilai Bobot Kategori Bobot Nilai Variabel Seluruh Skala Ukur 1. Pengetahuan 7 Tahu 2 Tidak 1 tahu 1. Buruk 2. Sedang 3. Baik Indikator Interval 2. Sikap 7 Setuju 2 Tidak 1 setuju 1. Buruk 2. Sedang 3. Baik Interval 3. Kondisi Jamban 9 Ya 2 Tidak 1 1. Buruk 2. Sedang 3. Baik Interval 4. Peran Penyuluh 2 Ya 2 Tidak 1 1.Tidak Berperan 2. Berperan Ordinal Variabel Terikat Untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam BAB diukur dengan menggunakan skala nominal dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.3. Variabel Perilaku masyarakat dalam BAB Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Variabel Terikat Jumlah Kriteria Nilai Kategori Skor Skala Indikator Bobot Ukur 6 1. Ya 2 Ordinal 2. Tidak 1 1. Buruk 2. Sedang 3. Baik

8 3.7. Teknik Analisa Data Analisis data menggunakan uji statistik regresi linier berganda karena bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor predisposisi (pekerjaan, pendidikan, penghasilan, pengetahuan, sikap), pendukung (kondisi jamban) dan faktor pendorong (peran penyuluh) terhadap perilaku BAB di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas Pada Tahun Rumus : Regresi Linier Berganda : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X b 8 X 8 + e Keterangan : Y = variabel dependen a = konstanta b = koefisien regresi X = variabel independen e = komponen kesalahan

9 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak Geografis Desa Sibuntuon Partur berada di Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas. Secara geografis, desa ini memiliki luas wilayah 50,25 km 2. Desa Sibuntuon Partur memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sigumpar b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sibuntuon Parpea c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Parulohan d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Siharjulu Data Demografi Secara administratif, jumlah penduduk Desa Sibuntuon Partur pada tahun 2009 mencapai jiwa (226 KK). Berdasarkan jenis kelamin, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 708 jiwa dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 621 jiwa. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Desa Sibuntuon Partur Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%) Laki-laki Perempuan ,27 46,73 Jumlah Sumber : Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbahas Tahun 2010

10 Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk Desa Sibuntuon Partur paling banyak tidak tamat SD yaitu sebanyak 352 jiwa (36,44%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut: Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Desa Sibuntuon Partur Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 Pendidikan: a. SD ,29 b. SMP 91 9,42 c. SMA 56 5,80 d. Diploma 2 0,21 e. Sarjana 2 0,21 2 Putus Pendidikan a. SD ,44 b. SMP ,63 c. SMA ,49 d. Diploma 3 0,30 e. Sarjana 2 0,21 Jumlah Sumber : Profil Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas Tahun 2010 Pekerjaan masyarakat mayoritas adalah petani yaitu sebanyak 446 jiwa (79,08%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan No. Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1. Petani ,08 2. Wiraswasta 22 3, Pegawai Swasta PNS Buruh IRT ,66 1,95 9,93 2,48 Jumlah Sumber : Profil Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas Tahun 2010

11 Suku bangsa masyarakat mayoritas adalah Batak Toba yakni jiwa (98,95%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut : Tabel 4.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa No Nama Suku Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Batak Toba ,95 2 Karo 6 0,45 3 Nias 8 0,60 Jumlah Sumber : Profil Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas Tahun 2010 Agama mayoritas masyarakat adalah Kristen Protestan yakni sebanyak jiwa (91,42%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama No Nama Agama Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Kristen Protestan ,42 2 Katolik 114 8,58 Jumlah Sumber : Profil Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas Tahun Sarana dan Prasarana Kesehatan Desa Sibuntuon Partur merupakan wilayah kerja Puskesmas Sigompul. Tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut terdiri dari 1 orang bidan dan 1 orang perawat tetapi tidak membuka praktik swasta. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Jenis Sarana Kesehatan No Sarana Kesehatan Jumlah (unit) 1. Puskesmas Sigompul 1 Jumlah 1 Tenaga Kesehatan Bidan Perawat 1 1 Jumlah 2 Sumber: Profil Puskesmas Sigompul Tahun 2010

12 Upaya Kesehatan Lingkungan Gambaran upaya kesehatan lingkungan di Desa Sibuntuon Partur hanya terdiri atas penyehatan lingkungan permukiman, sedangkan penyehatan tempat pengelolaan makanan dan penyehatan tempat-tempat umum belum ada. Hal tersebut disebabkan belum adanya sumber daya manusia yang betul-betul memahami tatalaksana penyehatan lingkungan tempat pengelolaan makanan dan tempat-tempat umum (Profil Puskesmas Sigompul, 2010) Kepemilikan Jamban Masyarakat Desa Sibuntuon Partur yang memiliki jamban secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Kepemilikan Jamban No Desa Jumlah KK % Memiliki Tidak memiliki ,2 42,8 Jumlah Sumber: Profil Puskesmas Sigompul Tahun Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independen dalam penelitian. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi: pendidikan, penghasilan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas. Berdasarkan hasil penelitian

13 pada 145 kepala keluarga, dapat digambarkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan, penghasilan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap Deskripsi Faktor Predisposisi Faktor predisposisi mencakup pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan dan sikap responden, yaitu sebagai berikut: Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 39 responden (26,9%) tidak tamat SD, sebanyak 54 responden (37,2%) tamat SD, sebanyak 17 responden (11,7%) tamat SMP, sebanyak 19 responden (13,1%) tamat SMA dan 16 responden (11,0%) akademi/perguruan Tinggi. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah F % Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Akademi/Perguruan Tinggi ,9 37,2 11,8 13,1 11,0 Tingkat pendidikan responden dikelompokkan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu pendidikan rendah (tidak tamat SD/tamat SD), pendidikan sedang (SMP/SMA), dan pendidikan tinggi (D3/Sarjana). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendidikan responden terbanyak adalah kategori pendidikan rendah yaitu 103

14 responden (71,0%) dan paling sedikit berada dalam kategori tinggi yaitu tamat akademi/sarjana sebanyak 16 responden (11,0%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidikan No Kategori Pendidikan Jumlah F % Rendah Sedang Tinggi ,0 18,0 11, Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden pada umumnya bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 116 responden (80,0%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No Kategori Pekerjaan Jumlah Petani Wiraswasta Pegawai Swasta PNS IRT F % ,0 11 7,6 5 3,4 9 6,2 4 2,8 Pekerjaan responden dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori, yaitu tidak bekerja (termasuk IRT) dan bekerja (Petani, wiraswasta, pegawai swasta, dan PNS). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pekerjaan responden terbanyak adalah

15 kategori bekerja yaitu sebanyak 141 responden atau 97,2%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan No Kategori Pekerjaan Jumlah F % Tidak bekerja (Termasuk IRT) 4 2,8 Bekerja , Penghasilan Penghasilan keluarga dihitung dari seluruh penghasilan anggota keluarga baik itu dari pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan. Berdasarkan penghasilan keluarga diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 92 orang (63,4%) masih memiliki penghasilan di bawah UMK (< Rp ,-/bulan). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan No Tingkat Penghasilan Jumlah < UMK UMK F % 92 63, , Pengetahuan Hasil penelitian mengenai pengertian jamban menunjukkan bahwa sebanyak 145 responden (100%) menjawab tahu. Tidak ada responden yang menjawab tidak tahu. Distribusi pengetahuan responden tentang lubang tempat kotoran masuk seharusnya tertutup adalah responden terbanyak menjawab tidak tahu yaitu sebanyak

16 89 responden (61,4%). Responden yang menjawab tahu sebanyak 56 responden (38,6%). Hasil distribusi pengetahuan responden bahwa jamban harus memiliki septic tank adalah responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 74 responden (51,0%). Sebanyak 71 responden (49,0%) menjawab tidak tahu. Distribusi pengetahuan responden mengenai kecacingan adalah salah satu penyakit yang dapat ditularkan oleh kotoran manusia, responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 126 responden (86,9%). Responden yang menjawab tidak tahu sebanyak 19 responden (13,1%). Hasil distribusi pengetahuan responden manfaat jamban adalah untuk melindungi dari penyebaran kuman, responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 145 responden (100%). Tidak ada responden yang menjawab tidak tahu. Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai air sumur yang dekat jamban dapat tercemar oleh tinja orang yang BAB sembarangan adalah responden terbanyak menjawab tidak tahu yaitu sebanyak 107 responden (73,8%). Responden menjawab tahu sebanyak 38 responden (26,2%). Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai jarak penampungan tinja terhadap sumur > 10 m adalah responden terbanyak menjawab tidak tahu yaitu sebanyak 145 responden (100%). Tidak ada responden yang menjawab tahu. Uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi pengetahuan responden mengenai perilaku BAB dapat dilihat pada Tabel 4.13.

17 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Pengetahuan tentang Jamban No Pengetahuan F % 1 Jamban adalah suatu fasilitas pembuangan tinja manusia Tahu Tidak tahu 0 0 Total Lubang tempat kotoran masuk seharusnya tertutup Tahu 56 38,6 Tidak tahu 89 61,4 Total Jamban seharusnya memiliki septic tank Tahu 74 51,0 Tidak tahu 71 49,0 Total Kecacingan merupakan salah satu penyakit yang dapat ditularkan oleh kotoran manusia Tahu ,9 Tidak tahu 19 13,1 Total Manfaat jamban adalah melindungi masyarakat dari penyebaran kuman Tahu Tidak Tahu 0 0,0 Total Air sumur yang dekat jamban dapat tercemar oleh tinja orang yang BAB sembarangan Tahu Tidak Tahu ,2 73,8 Total Jarak penampungan tinja dengan sumur seharusnya > 10 m. Tahu Tidak Tahu Total Berdasarkan tabulasi distribusi variabel pengetahuan responden di atas, setelah dilakukan pengolahan data maka diketahui bahwa pengetahuan responden tentang jamban terbanyak berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 82 responden

18 (56,6%) dan paling sedikit responden berada dalam kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 63 responden (43,4%). Secara lebih terinci terlihat pada Tabel Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Responden tentang Perilaku BAB No Kategori Pengetahuan F Persentase (%) 1 Buruk 0 0,0 2 Sedang 82 56,6 3 Baik 63 43, Sikap Hasil penelitian mengenai sikap responden untuk BAB di jamban, sebagian besar responden yaitu 143 orang (98,6%) menyatakan setuju. Responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 responden (1,4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menyatakan setuju semua anggota keluarga harus BAB di jamban, yaitu 109 orang (75,2%). Responden menyatakan tidak setuju sebanyak 36 responden (24,8%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menjawab setuju untuk memberitahu di mana anggota keluarga BAB yaitu sebanyak 91 responden (62,8%). Responden menjawab tidak setuju sebanyak 54 responden (37,2%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menyatakan setuju sebanyak 123 responden (84,8%) bahwa BAB di sembarang tempat merugikan kesehatan. Responden menjawab tidak setuju sebanyak 22 responden (15,2%). Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak menyatakan tidak setuju bahwa jarak jamban harus > 10 m dari sumur yaitu sebanyak 127 responden (87,6%)

19 menyatakan tidak setuju. Responden menjawab setuju sebanyak 18 responden(12,4%). Distribusi responden terbanyak menyatakan setuju bahwa jamban harus selalu dijaga kebersihannya yaitu sebanyak 145 orang (100%). Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menyatakan setuju untuk mau mendengarkan jika petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang perilaku BAB yaitu sebanyak 113 responden (77,9%) dan sebanyak 32 responden (221%) menjawab tidak setuju. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15.

20 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Sikap tentang Perilaku BAB No Sikap Responden F % 1 BAB di jamban a. Tidak setuju b. Setuju 2 Semua anggota keluarga harus BAB di jamban a. Tidak Setuju b. Setuju 2 1, , , ,2 3 Memberitahu di mana seharusnya anggota keluarga BAB a. Tidak setuju b. Setuju 4 BAB di sembarang tempat merugikan kesehatan a. Tidak Setuju b. Setuju 54 37, , ,2 84,8 5 Jarak penampungan tinja >10 m dari sumur a.tidak Setuju b. Setuju ,6 12,4 6 Jamban harus selalu dijaga kebersihannya a. Tidak Setuju b. Setuju Mau mendengarkan jika petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang perilaku BAB a. Tidak Setuju b. Setuju ,1 77,9 Berdasarkan tabulasi distribusi sikap responden di atas, setelah dilakukan pengolahan data dapat diketahui bahwa sebagian besar sikap responden tentang perilaku BAB berada pada kategori baik yaitu sebanyak 114 responden (78,6%) dan yang paling sedikit berada dalam kategori buruk yaitu sebanyak 3 responden (2,1%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.16.

21 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap tentang Perilaku BAB di jamban No Sikap F % Buruk Sedang Baik ,1 19,3 78, Deskripsi Faktor Pendukung (Kondisi Jamban) Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki jamban yang mencemari sumber air minum yaitu sebanyak 106 responden (73,1%). Responden yang memiliki jamban yang tidak mencemari sumber air minum yaitu sebanyak 16 responden (11,0%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki jamban yang digunakan berbau yaitu sebanyak 97 responden (66,9%). Responden yang memiliki jamban tidak berbau yaitu sebanyak 25 responden (17,2%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki jamban yang tidak luas dan mencemari tanah yaitu sebanyak 62 responden (42,8%). Responden yang memiliki jamban yang luas dan tidak mencemari air tanah yaitu sebanyak 60 responden (41,4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki atap pelindung jamban yang digunakan yaitu sebanyak 85 responden (58,6%). Responden yang tidak memiliki atap pelindung jamban yaitu sebanyak 37 responden (25,5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak tidak memiliki dinding jamban yang digunakan kedap air yaitu sebanyak 90 responden (62,1%).

22 Responden yang memiliki dinding jamban kedap air yaitu sebanyak 32 responden (22,1%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memilki penerangan yang cukup pada jamban yang digunakan yaitu sebanyak 81 responden (55,9%). Responden yang memiliki penerangan yang cukup pada jamban yang digunakan sebanyak 41 responden (28,3%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak jamban dalam ruangan memilki ventilasi yang cukup pada jamban yang digunakan yaitu sebanyak 72 responden (49,7%). Responden yang tidak memiliki ventilasi yang cukup pada jamban yang digunakan yaitu sebanyak 50 responden (34,5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memilki jamban yang selalu tersedia air yaitu sebanyak 75 responden (51,7%). Responden yang tidak selalu tersedia air pada jamban yaitu sebanyak 47 responden (32,4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memilki jamban yang dapat dijamah oleh serangga atau tikus yaitu sebanyak 64 responden (44,1%) dan sebanyak 58 responden (40,0%) memiliki jamban yang tidak dapat dijamah oleh serangga atau tikus. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.17.

23 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Jamban No Kondisi Jamban F % 1 Jamban yang digunakan tidak mencemari sumber air minum a. Ya b. Tidak 2 Jamban yang digunakan tidak berbau a. Ya b. Tidak ,0 73,1 Jumlah , , ,9 Jumlah ,1 3 Jamban yang digunakan cukup luas sehingga tidak mencemari tanah a. Ya b. Tidak 4 Jamban yang digunakan memiliki atap pelindung a. Ya b. Tidak ,4 42,8 Jumlah , ,6 25,5 Jumlah ,1 5 Jamban yang digunakan memiliki dinding yang kedap air a. Ya b. Tidak 32 22, ,1 Jumlah ,1 6 Jamban yang digunakan memiliki penerangan yang cukup a. Ya b. Tidak 81 55, ,3 Jumlah ,1 7 Jamban yang digunakan dalam ruangan harus memiliki ventilasi yang cukup a. Ya b. Tidak 8 Jamban yang digunakan selalu tersedia air a. Ya b. Tidak ,7 34,5 Jumlah , ,7 32,4 Jumlah ,1 9 Jamban yang digunakan tidak dapat dijamah oleh serangga atau tikus a. Ya b. Tidak 58 40, ,1 Jumlah ,1

24 Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar kondisi jamban responden berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 48 responden (33,1%) dan paling sedikit berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 36 responden (24,8%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kondisi Jamban No Kondisi jamban F % Buruk Sedang Baik ,1 26,2 24,8 Jumlah , Deskripsi Faktor Pendorong Berdasarkan hasil penelitian tentang peran penyuluh dalam memberikan penyuluhan tentang perilaku BAB, bahwa responden terbanyak tidak pernah mendapat penyuluhan dari peran penyuluh yaitu sebanyak 117 responden (80,7%). Responden yang pernah mendapat penyuluhan adalah sebanyak 28 responden (19,3%). Berdasarkan hasil penelitian tentang peran penyuluh dalam mengunjungi rumah responden dan melihat kondisi jamban responden, bahwa responden terbanyak tidak pernah dikunjungi petugas kesehatan untuk melihat kondisi jamban mereka yaitu sebanyak 95 orang (65,5%) dan sebanyak 50 responden (34,5%) pernah dikunjungi peran penyuluh untuk melihat kondisi jambannya. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.19.

25 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendorong (Peran Penyuluh Kesehatan) No Peran Penyuluh Kesehatan F Persentase (%) 1. Pernah mendapat penyuluhan tentang perilaku BAB a. Pernah b. Tidak pernah ,3 80,7 2 Pernah dikunjungi petugas kesehatan untuk melihat kondisi jamban a. Pernah 50 34,5 b. Tidak pernah 95 65,5 Berdasarkan tabulasi distribusi peran penyuluh di atas, setelah dilakukan pengolahan data dapat diketahui bahwa sebagian besar peran penyuluh tentang perilaku BAB berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 87 responden (60%) dan yang paling sedikit berada pada kategori baik yaitu sebanyak 17 responden (11,7%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Peran Penyuluh Kesehatan No Peran Penyuluh F % Buruk Sedang Baik ,0 28,3 11, Deskripsi Perilaku Responden Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yaitu sebanyak 122 orang (84,1%) memiliki jamban. Responden yang tidak memiliki jamban sebanyak 23 responden (15,9%).

26 Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak yang tidak selalu menggunakan jamban saat BAB yaitu sebanyak 100 responden (69,0%). Responden yang selalu menggunakan jamban saat BAB sebanyak 45 responden (31,0%). Distribusi tindakan responden menunjukkan bahwa responden terbanyak menyarankan kepada keluarga untuk selalu BAB di jamban yaitu sebanyak 74 responden (51,0%). Responden yang tidak menyarankan kepada keluarga untuk selalu BAB di jamban sebanyak 71 responden (49,0%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak tidak melarang tetangga yang BAB sembarangan yaitu sebanyak 141 responden (97,2%). Responden yang melarang tetangga yang BAB sembarangan sebanyak 4 responden (2,8%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menggunakan air yang cukup saat BAB yaitu sebanyak 93 responden (64,1%). Responden yang tidak menggunakan air yang cukup sebanyak 52 responden (35,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak tidak mencuci tangan setelah BAB yaitu sebanyak 136 responden (93,8%) dan sebanyak 9 responden (6,2%) mencuci tangan setelah BAB. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.21.

27 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Perilaku BAB No Pertanyaan F % 1 Apakah ibu/bapak memiliki jamban? Tidak Ya ,9 84,1 2 Apakah setiap BAB keluarga ibu/bapak selalu menggunakan jamban? Tidak Ya ,3 31,0 3 Apakah bapak/ibu menyarankan kepada keluarga untuk selalu BAB di jamban? Tidak Ya ,0 51,0 4 Apakah ibu/bapak melarang tetangga yang BAB sembarangan? Tidak Ya ,2 2,8 5 Apakah saat BAB keluarga ibu/bapak selalu menggunakan air yang cukup? Tidak Ya 52 35, ,1 6 Apakah keluarga ibu/bapak mencuci tangan setelah BAB? Tidak Ya ,8 9 6,2 Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar perilaku BAB responden berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 58 responden (40,0%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.22.

28 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Perilaku BAB No Perilaku BAB F % Buruk Sedang Baik ,9 24, Hasil Uji Statistik Bivariat Untuk menjelaskan hubungan faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan dan sikap), faktor pendukung (kondisi jamban) dan faktor pendorong (peran penyuluh) dengan perilaku BAB digunakan uji statistik korelasi Pearson Product Moment dengan hasil sebagai berikut: 1. Pada faktor predisposisi, variabel pendidikan (ρ=0,000), pengetahuan (ρ=0,000) dan sikap (ρ=0,000), menunjukkan hubungan secara signifikan dengan perilaku BAB karena nilai ρ < 0,05. Pada faktor pendukung, variabel kondisi jamban (ρ=0,000) berhubungan secara signifikan dengan perilaku BAB karena nilai (ρ=0,000) ρ < 0,05. Pada faktor pendorong, variabel peran penyuluh (ρ=0,000) berhubungan secara signifikan dengan perilaku BAB karena nilai (ρ=0,000) ρ < 0, Variabel pekerjaan dan penghasilan tidak memiliki hubungan secara signifikan dengan perilaku BAB (ρ > 0,05). 3. Menurut Colton (Hastono, 2001) melalui hasil uji statistik dari korelasi Pearson dapat dilihat kekuatan hubungan dari dua variabel secara kualitatif sehingga ditarik kesimpulan sebagai berikut :

29 a. Hubungan variabel pendidikan responden dengan perilaku BAB menunjukkan hubungan yang rendah (r=0,352) dan berpola positif, artinya semakin tinggi pendidikan responden maka akan terjadi peningkatan perilaku BAB. b. Hubungan pengetahuan responden dengan perilaku BAB menunjukkan hubungan yang kuat (r=0,691) dan berpola positif, artinya semakin tinggi pengetahuan responden maka akan terjadi peningkatan perilaku BAB. c. Hubungan sikap responden dengan perilaku BAB menunjukkan hubungan yang rendah (r=0,367) dan berpola positif, artinya semakin tinggi sikap responden maka akan terjadi peningkatan perilaku BAB. d. Hubungan kondisi jamban responden dengan perilaku BAB menunjukkan hubungan yang kuat (r=0,657) dan berpola positif, artinya semakin baik kondisi jamban responden maka akan terjadi peningkatan perilaku BAB. e. Hubungan peran penyuluh dengan perilaku BAB menunjukkan hubungan yang rendah (r=0,319) dan berpola positif, artinya semakin baik peran penyuluh maka akan terjadi peningkatan perilaku BAB. Secara lebih terinci dapat dilihat pada Tabel Tabel Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson No Variabel Correlation Coefficient (r) Sig (ρ) 1 Pendidikan 0,352 0,000** 2 Penghasilan 0,117 0,161 3 Pekerjaan 0,073 0,381 4 Pengetahuan 0,691 0,000** 5 Sikap 0,367 0,000** 6 Kondisi Jamban 0,657 0,000** 7 Peran Penyuluh 0,319 0,000** Ket : ** signifikan

30 4.4. Hasil Uji Statistik Multivariat Berdasarkan hasil uji statistik bivariat, dapat diketahui bahwa variabel pendidikan, pengetahuan, sikap, kondisi jamban dan peran penyuluh dapat dilanjutkan ke analisis multivariat regresi linier berganda karena ρ-value < 0,25. Hasil uji statistik regresi linier berganda dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) menunjukkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel pendidikan (ρ=0,000), pengetahuan (ρ=0,000), sikap (ρ=0,000), kondisi jamban (ρ=0,000) dan peran penyuluh (ρ=0,000) terhadap perilaku BAB karena nilai ρ < 0, Penghasilan (ρ= 0,161) dan pekerjaan (ρ= 0,381) tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap perilaku BAB. 3. Nilai koefisien determinasi (R Square) adalah 0,670 artinya pendidikan, pengetahuan, sikap, kondisi jamban dan peran penyuluh memberikan pengaruh hanya sebesar 67,0% terhadap perilaku BAB, sedangkan sisanya 33,0% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil uji Anova memiliki nilai F hitung (F=56,495) dan ρ=0,000 < 0, Model persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y = -1,001 (konstanta) + 0,095 X ,728 X ,041 X ,324 X 2 + 0,273 X 3 Keterangan: Y X 1.1 = variabel perilaku BAB = variabel pendidikan

31 X 1.3 X 1.4 X 2 X 3 = variabel pengetahuan = variabel sikap = variabel kondisi jamban = variabel peran penyuluh Berdasarkan persamaan di atas dapat dideskripsikan bahwa : 1. Apabila dinaikkan satu poin pendidikan, maka perilaku BAB akan naik sebesar 0,095 kali. 2. Apabila dinaikkan satu poin pengetahuan, maka perilaku BAB akan naik sebesar 0,728 kali. 3. Apabila dinaikkan satu poin sikap, maka perilaku BAB akan naik sebesar 0,041 kali. 4. Apabila dinaikkan satu poin kondisi jamban, maka perilaku BAB akan naik sebesar 0,324 kali. 5. Apabila dinaikkan satu poin peran penyuluh, perilaku BAB akan naik sebesar 0,273 kali. Hasil analisis regresi tersebut sesuai dengan Tabel 4.24 berikut ini: Tabel Hasil Analisis Regresi Linier Berganda No. Variabel Taraf Signifikan B R R Square ρ Value 1. Konstanta -1,001 0,819 0,670 0, Pendidikan 0,120 0, Pengetahuan 0,000 0, Sikap 0,659 0, Kondisi Jamban 0,000 0, Peran Penyuluh 0,029 0,273

32 4.5. Hasil Wawancara Hasil wawancara yang disertai hasil pengamatan menunjukkan bahwa rendahnya perilaku BAB di Desa Sibuntuon Partur disebabkan kondisi jamban yang kurang baik. Kebanyakan penduduk Desa Sibuntuon Partur memiliki jamban cemplung sehingga jika sudah lama dipakai akan menimbulkan bau yang dapat mengurangi kenyamanan si pemakai jamban. Penduduk Desa Sibuntuon Partur yang tidak menggunakan jamban sebagai fasilitas pembuangan tinja, kebanyakan mereka BAB di kebun dan yang lainnya di sungai yang letaknya dekat dengan rumah dan terkadang mereka juga BAB di jamban penduduk yang memiliki jamban. Penduduk Desa Sibuntuon Partur yang BAB di kebun menggunakan air setelah BAB, tetapi jika tidak cukup mereka menggunakan dedaunan karena di desa tersebut susah untuk mendapatkan air. Kebanyakan masyarakat desa tersebut menggunakan air sumur di mana mereka hanya mengharapkan air hujan turun untuk mengisi sumur mereka. Hasil wawancara dengan kepala desa Sibuntuon Partur menyatakan bahwa beliau sangat mengharapkan peningkatan penyuluhan kesehatan agar tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat semakin lebih baik. Hasil wawancara dengan koordinator bidang sanitasi Puskesmas Sigompul menyatakan bahwa mereka mengakui masih kurang dilakukan penyuluhan kesehatan terhadap penduduk Desa Sibuntuon Partur, hal ini disebabkan karena minimnya tenaga kesehatan. Mereka hanya memberikan penyuluhan saat melakukan pendataan tentang kepemilikan jamban, itu pun tidak kepada semua masyarakat. Terkadang

33 hanya kepada masyarakat yang tidak memiliki jamban atau yang kondisi jambannya tidak memenuhi syarat jamban sehat.

34 BAB V PEMBAHASAN Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi linier berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan, sikap), variabel faktor pendukung (kondisi jamban) dan variabel faktor pendorong (peran penyuluh) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB, sedangkan variabel faktor predisposisi (penghasilan dan pekerjaan) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB Pengaruh Variabel Faktor Predisposisi terhadap Perilaku BAB Pengaruh Pendidikan terhadap Perilaku BAB Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB (ρ = 0,000 < 0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian Hasibuan (2009), bahwa pendidikan di Desa Ngalam Baru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB. Penelitian ini didukung juga oleh penelitian Simbolon (2009), yang menyatakan bahwa pendidikan di Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut mempunyai pengaruh signifikan terhadap perilaku BAB. Menurut Robert M. Gagne yang dikutip oleh Sarwono (2004), tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu. Tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan.

35 Tingkat pendidikan memengaruhi kemampuan seseorang dalam mencerna dan memahami suatu masalah, selanjutnya pemahaman masalah akan membentuk sikap seseorang dan dengan dipengaruhi oleh lingkungannya akan menghasilkan suatu perilaku nyata (tindakan) sebagai suatu reaksi. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat dengan tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai perilaku BAB yang lebih baik dibandingkan masyarakat yang berpendidikan lebih rendah Pengaruh Penghasilan Terhadap Perilaku BAB Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa penghasilan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB (ρ = 0,161 > 0,05). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Hasibuan di mana penghasilan yang tinggi memungkinkan anggota keluarga untuk memperoleh yang lebih baik seperti kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Demikian sebaliknya jika penghasilan rendah maka akan ada hambatan dalam pemenuhan kebutuhan sehari hari. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 92 orang (63,4%) masih memiliki penghasilan di bawah UMK (< Rp ,-/bulan). Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di Desa Sibuntuon Partur, sebagian besar masyarakat menggunakan penghasilan yang didapatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (sandang dan pangan). Sebagian besar masyarakat tidak menyisihkan penghasilan untuk upaya perbaikan atau pengadaan jamban. Tidak adanya pengaruh variabel penghasilan dalam penelitian ini disebabkan masyarakat dengan penghasilan keluarga yang cukup tinggi

36 mempunyai tindakan yang cenderung sama dengan tindakan masyarakat dengan penghasilan keluarga relatif rendah Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku BAB Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB (ρ = 0,000 < 0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hasibuan (2009), di Kabupaten Lahat, bahwa perilaku BAB dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Hal ini juga diukung oleh penelitian Simbolon (2009), bahwa perilaku BAB di Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Pengetahuan sangat menentukan seseorang dalam berperilaku. Menurut Muslih (2004), yang mengutip pendapat Roger, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng. Penelitian yang dilakukan oleh Widaryoto (2003), menunjukkan bahwa pengetahuan kesehatan yang baik berbanding lurus dengan perilaku kesehatan. Hal ini berarti semakin baik pengetahuan seseorang maka perilakunya pun akan semakin baik pula. Pengetahuan masyarakat tentang perilaku BAB perlu ditingkatkan antara lain melalui kegiatan penyuluhan/pendidikan oleh petugas kesehatan, kader, tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta melalui media promosi kesehatan yakni leaflet, booklet, poster dan sebagainya Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku BAB Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa sikap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB (ρ=0,000 < 0,05). Hasil

37 penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Hasibuan (2009), bahwa perilaku BAB di Kabupaten Lahat dipengaruhi oleh sikap. Karena sikap merupakan penilaian (bisa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang belum dapat direalisasikan dalam tindakan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Seramat (2003), bahwa perilaku BAB di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal dipengaruhi oleh sikap. Secara teoritis menurut Sarwono (2004), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, dan sikap biasanya didasarkan atas pengetahuannya. Sikap yang kurang baik dari masyarakat tentang perilaku BAB ini juga dapat disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan dan rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh mayarakat di Desa Sibuntuon Partur. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan membantu meningkatkan keadaan dan kondisi sikap masyarakat tentang perilaku BAB adalah melaksanakan sosialisasi tentang perilaku BAB yang dilakukan oleh semua pihak yang terkait Pengaruh Pekerjaan Terhadap Perilaku BAB Analisis statistik regresi linear berganda menunjukkan bahwa, variabel pekerjaan tidak berpengaruh terhadap variabel perilaku BAB (p = 0,381 > 0,05). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Hasibuan (2009), bahwa perilaku BAB di Kabupaten Lahat dipengaruhi oleh pekerjaan. Karena dengan bekerja akan meningkatkan penghasilan, di mana penghasilan yang tinggi akan memungkinkan

38 anggota keluarga untuk memperoleh yang lebih baik seperti kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 41 orang (97,2%) bekerja. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di Desa Sibuntuon Partur, sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani. Tidak adanya pengaruh variabel pekerjaan dalam penelitian ini disebabkan masyarakat dengan status bekerja mempunyai tindakan yang cenderung sama dengan tindakan masyarakat dengan status tidak bekerja Pengaruh Variabel Faktor Pendukung Terhadap Perilaku BAB Pengaruh Kondisi JambanTerhadap Perilaku BAB Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa kondisi jamban mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB (ρ=0,000 < 0,05). Penelitian ini sejalan dengan Tarigan (2007), yang menyebutkan bahwa kondisi jamban mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB. Karena kondisi jamban yang baik akan memberikan kenyamanan bagi sipemakai dan sebaliknya jika kondisi jamban kurang baik memungkinkan sipemakai merasa kurang nyaman untuk menggunakannya dan hal tersebut akan memengaruhi perilaku BAB. Notoatmodjo (2007), menyebutkan bahwa untuk berperilaku sehat masyarakat memerlukan sarana prasarana atau fasilitas kesehatan seperti atr bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja dan lain-lain.

39 5.3. Pengaruh Variabel Faktor Pendorong Terhadap Perilaku BAB Pengaruh Peran Penyuluh Terhadap Perilaku BAB Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa peran penyuluh mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB (ρ=0,000< 0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dewi (2005), yang menyatakan bahwa upaya petugas kesehatan berupa penyuluhan/penyebarluasan informasi atau pesan-pesan kesehatan memengaruhi perilaku BAB. Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku kesehatan seeorang atau masyarakat ditentukan juga dari ada tidaknya informasi kesehatan. Masyarakat tidak hanya memerlukan pengetahuan, sikap positif dan dukungan fasilitas saja dalam berperilaku sehat, melainkan diperlukan juga perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas, terutama petugas kesehatan. Dengan adanya mereka yang memberi informasi kepada masyarakat tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut. Salah satu faktor pendorong (reinforcing factor) adalah keterpaparan masyarakat akan informasi yang berkaitan dengan perilaku BAB melalui penyuluhan/penyebarluasan informasi atau pesan-pesan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mengatakan bahwa petugas kesehatan tidak pernah melakukan penyuluhan tentang perilaku BAB. Menurut peneliti, pelaksanaan penyuluhan tentang perilaku BAB sangat penting karena memengaruhi terjadinya perubahan perilaku masyarakat karena melalui penyuluhan/penyebarluasan

40 informasi dapat meningkatkan pengetahuan dan mengubah sikap masyarakat tentang perilaku BAB.

41 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian responden terbanyak adalah berpendidikan rendah yaitu 103 responden (71,0,%), bekerja sebanyak 141 responden (97,2%), pendapatan < Rp /bulan sebanyak 92 responden (63,4%), pengetahuan berada pada kategori sedang sebanyak 82 responden (56,6%), sikap berada pada kategori baik yaitu sebanyak 114 responden (78,6%), kondisi jamban berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 48 responden (33,1%) dan peran penyuluh berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 87 responden (60,0%). Perilaku BAB termasuk dalam kategori buruk yaitu sebanyak 58 responden (40%). 2. Variabel pendidikan (ρ = 0,000); pengetahuan (ρ = 0,000); sikap (ρ = 0,000) variabel kondisi jamban (ρ = 0,000) dan peran penyuluh (ρ = 0,000) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB. 3. Variabel yang tidak berpengaruh terhadap perilaku BAB adalah: penghasilan dan pekerjaan Saran 1. Diharapkan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Humbahas dan Puskesmas Lintongnihuta agar meningkatkan kegiatan penyuluhan baik dalam kuantitas maupun kualitas kepada masyarakat sehingga perilaku BAB yang baik dapat ditingkatkan.

42 2. Diharapkan kerjasama lintas sektoral antara pemerintah, dinas pendidikan, dinas kesehatan dan sektor terkait lainnya, melalui pemberdayaan tokoh-tokoh masyarakat untuk menyisipkan pesan-pesan kesehatan dalam kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, memasukkan materi pelajaran tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan perilaku BAB melalui sarana pendidikan formal yang ada sebagai materi pelajaran lokal, sehingga pengetahuan tentang hidup sehat khususnya perilaku BAB yang baik ditanamkan sejak usia dini. 3. Diharapkan kepada pemerintah agar dibangun jamban percontohan guna meningkatkan perilaku buang air besar yang baik dan peranan pembinaan daerah. 4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang perilaku BAB dengan variabel yang belum diteliti pada penelitian ini.

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian PERILAKU MASYARAKAT TENTANG BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN PADA DESA YANG DIBERI INTERVENSI DAN TIDAK DIBERI INTERVENSI GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN GUMAI TALANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tilote sebagai salah satu pelayanan dasar dan terdepan di Kecamatan Tilango memberikan pelayanan rawat jaan dan rawat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini termasuk penelitian Explanatory research yaitu penjelasan yang dilakukan untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan data dari kelurahan desa Waru, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut : 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Kondisi Demografi Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN Cici Violita Dewi Cintya Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Luas Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yaitu 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo, dengan batas-batas pokok desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo, dengan batas-batas pokok desa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Leato Utara adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI DESA SIPANGE JULU KECAMATAN SAYUR MATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI DESA SIPANGE JULU KECAMATAN SAYUR MATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2013 Lampiran I Kuesioner Penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI DESA SIPANGE JULU KECAMATAN SAYUR MATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2013 I. KETERANGAN WAWANCARA

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran I No Responden : KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Batasan Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang mempunyai cakupan luas antara lain: berbicara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum penelitian Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang terletak di Jalan Sambiroto Semarang. Letak Geografis & Wilayah Kerja terletak di RT 01 RW I, Kelurahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian non eksperimental observasional dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DI DESA MAREK KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DI DESA MAREK KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DI DESA MAREK KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH: NURMALAWATI NIM :07C10104126 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN BAB 6 HASIL PENELITIAN Setelah melakukan pengambilan data dengan wawancara kepada responden, selanjutnya dilakukan tahapan pengolahan data. Dari data 180 responden yang diwawancara, terdapat 6 responden

Lebih terperinci

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandhari 1, Ellen Yuni Yastuti 2 1) Dosen Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu agar bisa dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang dapat menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Tempat Penelitian Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang. Secara administratif batas wilayah Kecamatas

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN BOOKLET DALAM MENINGKATKAN PERSEPSI DAN SIKAP KELUARGA UNTUK MENDUKUNG LANSIA MEMANFAATKAN POSYANDU LANSIA Abdul Halim*, Dwi Agustanti* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga adalah suatu pemahaman yang penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup bersih

Lebih terperinci

PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI

PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI 29 PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI Bab berikut menganalisis pengaruh antara variabel ketimpangan gender dengan tingkat kemiskinan pada rumah tangga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. survei dengan menggunakan alat bantu kuesioner dan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. survei dengan menggunakan alat bantu kuesioner dan menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan cara survei dengan menggunakan alat bantu kuesioner dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BABs) di sembarangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BABs) di sembarangan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BABs) di sembarangan tempat, khususnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi pada anak prasekolah di RA Sudirman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Bulan Desember Subjek penelitian adalah pasien atau pengantar pasien

BAB IV HASIL PENELITIAN. Bulan Desember Subjek penelitian adalah pasien atau pengantar pasien 29 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Distribusi Data Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sibela Kota Surakarta pada Bulan Desember 215. Subjek penelitian adalah pasien atau pengantar pasien rawat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Desa Bukit Tingki merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Popayato dengan luas wilayah 5.250 Ha,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa.

BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa. BAB 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan tipe explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan/pengaruh antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. epidemiologi yaitu cross sectional (sekat silang) yaitu penelitian yang mengamati

BAB 3 METODE PENELITIAN. epidemiologi yaitu cross sectional (sekat silang) yaitu penelitian yang mengamati 49 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei, dengan menggunakan desain penelitian epidemiologi yaitu cross sectional (sekat silang) yaitu penelitian yang mengamati

Lebih terperinci

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu atau periode tertentu. Lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian eksplanatory research dengan metode observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak 25 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang hanya dilakukan pada satu waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penlitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu pengetahuan, pendidikan, sarana, dukungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI Ani Murtiana 1, Ari Setiyajati 2, Ahmad Syamsul Bahri 3 Latar Belakang : Penyakit diare sampai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL Pada bab berikut ini akan dibahas mengenai hasil yang didapatkan setelah melakukan pengumpulan data dan analisis dari hasil. Dalam sub bab ini akan dijabarkan terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini di wilayah Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP PENULIS

RIWAYAT HIDUP PENULIS RIWAYAT HIDUP PENULIS Data Pribadi: Nama: Diana Safitri Alamat: Jln. Babakan Jeruk II No 134 Bandung Tempat dan tanggal lahir: Purwokerto, 29 September 1979 Riwayat Pendidikan: Tahun 1992 lulus SD Kalierang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Puskesmas Laladon dan data kependudukan dari Kantor Desa Laladon Kabupaten Bogor. 5 Pengolahan dan Analisis Data Analisis data diperoleh dari data primer melaui kuisioner yang berisikan daftar pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. dan dependen (Nursalam, 2008, hal. 55). Variabel independen dalam penelitian ini

BAB III KERANGKA KONSEP. dan dependen (Nursalam, 2008, hal. 55). Variabel independen dalam penelitian ini BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Konsep adalah abtraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara dua variabel independen dan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika KERANGKA PEMIKIRAN Pangan rekayasa genetika merupakan produk hasil pencangkokan dari satu gen ke gen yang lain. Pangan rekayasa genetika juga merupakan suatu produk yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan : Lampiran 1 Observasi dan kusioner penelitian HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DIARE SERTA KUALITAS AIR SUNGAI PADA PENGGUNA AIR SUNGAI DELI DI KELURAHAN SUKARAJA KECAMATAN MEDAN

Lebih terperinci

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh 15 4 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian yang digunakan cross sectional. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Pengembangan Model Pendidikan Makanan Jajanan Sehat Berbasis Sekolah

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan tercermin dari kualitas lingkungan dan rumah yang dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek berikut: jaringan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11) METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini desain Cross Sectional Study yaitu mengumpulkan informasi dengan satu kali survei yang dilakukan di empat sekolah dasar dengan karakteristik mutu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Contoh dan Teknik Penarikan Contoh 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah crosss sectional study. Desain cross sectional study adalah salah satu caraa pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Kayubulan Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang pada saat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran 21 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Kekurangan gizi pada usia dini mempunyai dampak buruk pada masa dewasa yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik yang lebih kecil dengan tingkat produktifitas yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional. Untuk menganalisis pengaruh ketersediaan sarana posyandu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN a. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian Explanatory Recearch atau penelitian penjelasan yaitu menjelaskan adanya hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan METODE PENELITIAN Data yang Digunakan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Riskesdas 2007 diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut. 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut. 4.1.1Keadaan Geografis Desa Tunas Jaya yang secara struktural merupakan desa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel 15 METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional study yaitu mengumpulkan informasi dengan satu kali survei. Penelitian ini mengkaji pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan rancangan Separate Sample Pretest-Postest (Notoatmodjo, 2005). Pretest Intervensi

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Responden dalam dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun penelitian asosiatif bertujuan untuk meneliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Pemillihan tempat dilakukan dengan cara pupossive, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Univariat Analisis univariat ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen maupun varibel dependen.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT. BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Kualitatif Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan hasil jawaban responden kemudian ditabulasi dan dapat ditarik suatu kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya

Lebih terperinci

Lampiran III : Tabel Frekuensi. Frequency Table. Universitas Sumatera Utara. Infeksi kecacingan STH

Lampiran III : Tabel Frekuensi. Frequency Table. Universitas Sumatera Utara. Infeksi kecacingan STH Lampiran III : Tabel Frekuensi Frequency Table Infeksi Valid Positif Negatif Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 49 64.5 64.5 64.5 27 35.5 35.5 100.0 76 100.0 100.0 Valid 1 2 Umur Responden

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan pendekatan explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan mengenai hubungan kausal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. KERANGKA KONSEP Variabel Bebas Variabel Terikat Pengetahuan pelaku industri Sanitasi Hygiene Hasil monitoring keamanan produk industri rumah tangga (PIRT) pada makanan dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 Zulfitri Program S1 Kesehatan Masyarakat U Budiyah Indonesia,

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*) EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandari*) Abstrak Perilaku Hidup bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga memiliki keterbatasan dalam pengambilan variabel-variabelnya. Laik fisik penilaiannya berdasarkan ketentuan Kepmenkes No. 715 tahun

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan jawaban responden yang telah diklasifikasikan menurut jenis kelamin, umur, pendidikan, jenis pekerjaan, dan pengeluaran dalam satu bulan,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor pengetahuan tentang ANC dan Paritas dengan frekuensi kunjungan antenatal pada ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia hingga saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan makin meningkatnya angka kesakitan diare

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tilote Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian mengenai hubungan antara kepatuhan konsumsi biskuit yang diperkaya protein tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan status gizi dan morbiditas

Lebih terperinci

Lampiran 1. I. Identitas Kepala Keluarga 1. Nomor : 2. Nama : 3. Umur : Tahun 4. Alamat :

Lampiran 1. I. Identitas Kepala Keluarga 1. Nomor : 2. Nama : 3. Umur : Tahun 4. Alamat : Lampiran 1 LEMBAR PERTANYAAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN RUMAH SEHAT DI KELURAHAN PEKAN SELESEI KECAMATAN SELESEI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2010 I. Identitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL FAKTOR IBU DALAM MERAWAT ANAK BALITA DENGAN DIARE

BAB IV HASIL FAKTOR IBU DALAM MERAWAT ANAK BALITA DENGAN DIARE 1 BAB IV HASIL FAKTOR IBU DALAM MERAWAT ANAK BALITA DENGAN DIARE Pada bab ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tentang kajian ibu dalam merawat anak yang mengalami diare pada anak usia balita

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Perilaku : - Pengetahuan

Lebih terperinci

Anggoro, et al, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Jamban Di Kawasan...

Anggoro, et al, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Jamban Di Kawasan... Anggoro, et al, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Di Kawasan... Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Di Kawasan Perkebunan Kopi (Analysis of Factors Associated with the Use of Toilets At Coffee

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( ) GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 (633-646) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA TENTANG KELUARGA BERENCANA DENGAN PERILAKU PRIA DALAM BERPARTISIPASI MENGGUNAKAN METODE KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 IDENTITAS RESPONDEN 1. Umur Responden : a). < 20 tahun b).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Indonesia Sehat tahun 2010 yaitu masyarakat sehat dan mandiri menuju Indonesia Sehat 2010. Misi Indonesia Sehat tahun 2010 yaitu meningkatkan status kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan

Lebih terperinci

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sendangmulyo merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Tembalang, Semarang. Secara Geografis,, wilayah kelurahan Sendangmulyo sangat luas yaitu mencapai 4.61

Lebih terperinci