HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

Transkripsi

1 HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN Cici Violita Dewi Cintya Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga ABSTRAK Perilaku buang air besar sembarangan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi besar terhadap kejadian kematian anak di Indonesia. Sanitasi total berbasis masyarakat merupakan upaya untuk mencegah buang air besar sembarangan untuk menciptakan ODF. ODF merupakan kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak buang air besar sembarangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan program ODF dengan perilaku buang air besar sembarangan di dusun Ngembak RT desa Tambak rejo, Bojonegoro. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner sebanyak 529 responden. Analisis data menggunakan Chi-square dan memperoleh hasil ada hubungan antara pengetahuan program ODF dengan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) dengan nilai p sebesar 0,00 nilai pemaknaan yaitu p sebesar 0,05. Kata Kunci: Program, ODF, Perilaku, BABS Halaman 57

2 PENDAHULUAN Perilaku buang air besar sembarangan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi besar terhadap kejadian kematian anak di Indonesia. Berdasarkan hasil survey Levels & Trends in Child Mortality tahun 2014, lebih dari 370 anak berusia balita meninggal di Indonesia setiap harinya, yang sebagian besar disebabkan oleh diare dan pneumonia. Penyakit tersebut sebetulnya dapat dihindari, sebagai akibat dari perilaku buang air besar sembarangan. Sanitasi dan kebersihan yang buruk. Berdasarkan Joint Monitoring Program tahun 2014, sebuah riset gabungan antara UNICEF dan WHO, 55 juta orang di Indonesia melakukan buang air besar sembarangan, membuat Indonesia menempati posisi kedua tertinggi di dunia dalam hal buang air besar sembarangan. Perilaku tersebut pada umumnya dilakukan di ladang, bantaran sungai, pantai, dan lokasi lainnnya sehingga kotoran itu mencemari lingkungan seperti air yang dapat membahayakan manusia secara langsung. Perilaku buang air besar sembarangan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tidak memiliki jamban di rumah, sudah menjadi kebiasaan sejak kecil, lebih nyaman melakukan BAB di luar dengan udara yang mengalir, lokasi tempat bekerja yang jauh/tidak memiliki jamban, lahan yang tidak tersedia untuk membangun jamban pribadi, lebih malu jika menumpang jamban tetangga untuk BAB. Melihat banyaknya faktor tersebut maka diperlukan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terkait perilaku buang air besar sembarangan dengan adanya program ODF. Buang air besar sembarangan adalah isu yang sangat serius dan ini mempengaruhi bukian saja yang tidak memiliki toilet, tetepi juga yang memiliki toilet. Masyarakat bisa terjangkit penyakit dari kotoran yang terbawa oleh udara (Cronin, 2014). Mayoritas pelaku praktik buang air besar sembarangan tinggal di desa. Hanya 38,4 dari penduduk pedesaan yang memiliki akses pada sanitasi yang layak. Upaya untuk melakukan pencegahan dari perilaku buang air besar sembarangan telah banyak dilakukan. Salah satunya yaitu melalui STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) untuk menciptakan desa ODF (Open Defecation Free). Sanitasi total berbasis masyarakat adalah pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan, sedangkan ODF (Open Defecation Free) adalah kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak buang air besar sembarangan. Menurut data UNICEF (2014) Jawa Timur masih mengalami masalah terkait kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS). Jumlah penduduk sebesar 38,610,000 jiwa, sejumlah 2,923,910 diantaranya adalah anak-anak. Hanya penduduknya yang memiliki akses ke sarana sanitasi yang layak, sedangkan 18.2 sama sekali tidak memiliki akses ke toilet. Dampak dari buruknya sanitasi memengaruhi angka kematian balita di Jawa Timur hingga 30 per kelahiran hidup, sedangkan kasus diare pada balita mencapai Bojonegoro sebagai salah satu kabupaten yang berada di Jawa Timur, menurut bapak Suyoto selaku Bupati memaparkan pada tahun 2015 hanya ada 168 desa yang telah ODF. Selain itu menurut bapak Soeharto sebagai Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Bojonegoro menyatakan bahwa pada tahun 2016 kabupaten Bojonegoro belum sepenuhnya merupakan kecamatan yang 100 persen ODF. Dari 430 desa yang tersebar di 28 kecamatan belum separoh menerapkan ODF. Jumlah desa yang telah menerapkan bebas buang air besar sembarangan sebanyak 191, sedangkan yang belum ODF sebesar 239 desa. Salah satu desa yang belum ODF adalah dusun Ngembak desa Tambakrejo RT 18-RT 23. Berdasarkan hasil survey, masih terdapat masyarakat yang buang air besar sembarangan atau tidak di jamban. Dari total populasi 529 warga di dusun Ngembak desa Tambakrejo masih ada yang melakukan buang air besar di sungai, ladang atau kebun, dan lainnya. METODE PENELITIAN Metode penelitian menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan serta variabel terikat yaitu perilaku buang air besar diukur dalam waktu yang bersamaan. Sampel diperoleh di dusun Ngembak RT 18-RT 23, desa Tambakrejo, kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara di setiap rumah warga yang terlibat. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data dengan menggunakan chi-square untuk mengukur hubungan setiap variabel bebas Halaman 58

3 dengan variabel terikat, banyaknya kemaknaan ditentukan oleh nilai p jika hasil perhitungan p 0,05. HASIL Hasil penelitian diperoleh data sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebesar 274 responden (51,8) dan berjenis kelamin laki-laki 255 responden (48,2). Rata-rata hubungan ART sebagai Bapak 190 responden (35,9), Istri sejumlah 203 reponden (38,4), anak sejumlah 136 responden (25,7). Mayoritas jumlah umur antara anak-anak dan orang dewasa beragam. Pendidikan responden paling banyak adalah SD sebanyak 285 responden (53,9). 1. Gambaran jenis kelamin responden Tabel 1 Gambaran jenis kelamin responden Laki-laki Perempuan ,2 51,8 Total Gambaran hubungan ART Tabel 2 Gambaran hubungan ART Bapak Istri Anak ,9 38,4 25,7 Total ,2 3. Gambaran pendidikan responden Tabel 3 Gambaran pendidikan responden Tidak sekolah TK SD SMP SMA D3 S1 S ,8 2,5 53,9 18,7 7,4 0,4 0,2 0,2 Total Pengetahuan masyarakat tentang program ODF pada hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa mayoritas pengetahuan masyarakat adalah tidak mengetahui program ODF yaitu sebanyak 298 orang (56,3). Perilaku masyarakat dalam buang air besar pada hasil penelitian dapat diketahui bahwa perilaku buang air besar di jamban sebanyak 261 orang (49,3), di sungai sebanyak 214 orang (40,5), di ladang atau kebun sebanyak 28 orang (5,3), dan di tempat lain sebanyak 26 orang (4,9). Untuk mengetahui adanya suatu kemaknaan antara pengetahuan program ODF dengan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) masyarakat di dusun Ngembak RT18-23, maka dilakukan uji chi-square. Dalam hal ini hipotesis yang akan diuji yaitu berbunyi Ho: Tidak ada hubungan antara pengetahuan program ODF dengan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) dan Hi: Ada hubungan antara pengetahuan program ODF dengan perilaku buang air besar sembarangan (BABS). Banyaknya kemaknaan ditentukan oleh nilai p jika hasil perhitungan p 0,05. Dari hasil uji chi-square memperoleh nilai p sebesar 0,00 artinya Ho ditolak, yang berati ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan program ODF dengan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) di dusun Ngembak RT 18-RT 23, di desa Tambakrejo, kecamatan Tambakrejo, kabupaten Bojonegoro. 4. Pengetahuan Program ODF Tabel 4 Pengetahuan Program ODF Pengetahuan Frekuensi Persentase Program ODF Ya Tidak ,7 56,3 Total Perilaku Buang Air Besar Tabel 5 Perilaku Buang Air Besar Sungai Ladang (kebun) Lainnya Jamban ,5 5,3 4,9 49,3 Total Uji Analisa data Tabel 6 Chi-Square Tests PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Program ODF Halaman 59

4 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang program ODF di masyarakat dusun Ngembak RT sebagian besar belum mengetahui. Hal itu dikarenakan penyuluhan program ODF belum diberikan kepada masyarakat, pada waktu wawancara terkait program ODF kepada masyarakat maupun tokoh masyarakat menjelaskan bahwa masyarakat hanya diberikan bahan-bahan untuk membuat jamban secara gratis oleh pemerintah tanpa ada pemberitahuan maksud dari pemberian tersebut. Selain itu pemberian bahan-bahan juga tidak merata di setiap warga. Sehingga banyak yang tidak membangun jamban dikarenakan kurang pengetahuan pentingnya BAB di jamban, tingkat pendidikan masyarakat yang rendah yaitu tamat SD, dan keterbatasan biaya. Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan yang bersifat kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya suatu tindakan. Tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan responden tentang pentingnya program ODF. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan tindakan seseorang dalam hal ini pengetahuan tentang program ODF akan sangat mempengaruhi perilaku dalam memilih. Penelitian Kamria dkk (2013) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan sangat penting, karena akan mempengaruhi perilaku masyarakat selanjutnya dalam hal pengadaan jamban keluarga atau sarana maupun dalam hal pemanfaatan hingga pemeliharaan jamban keluarga. 2. Perilaku Buang Air Besar Sembarangan Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku buang air besar sembarangan (BABS) masyarakat dusun Ngembak RT masih banyak, masyarakat cenderung melakukan buang air besar ke sungai yang berada di dusun Ngembak, lokasi sungai yang dekat membuat mereka tidak merasa kesulitan untuk buang air besar meskipun belum memiliki jamban. Selain itu ada yang membuat lubang untuk wc di ladang atau kebun yang ada di dekat rumahnya, dan belum adanya dampak yang terjadi secara nyata pada masyarakat membuat kesadaran untuk buang air besar di jamban masih rendah karena mereka masih bisa mencari alternatif lain untuk mengatasi buang air besar. Pendidikan yang rendah menyebabkan banyak masyarakat yang tidak mengetahui fungsi dari memanfaatkan jamban. Sehingga hal tersebut sama dengan penelitian menurut Widowati, Nilansari Nur (2015) menyebutkan masyarakat yang berpendidikan dasar atau rendah yang tidak memiliki jamban dan yang sudah memiliki jamban perlu dilakukan suatu pendekatan dan penerapan pola hidup bersih dan sehat dengan cara door to door dari petugas kesehatan untuk memberikan pengertian terkait perilaku buang air besar sembarangan (BABS), pemanfaatan jamban serta menjaga kondisi rumah untuk tetap bersih dan sehat. Pemantauan secara berkala ke masyarakat juga perlu dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku masyarakat terkait perilaku buang air besar yang benar dan sehat. KESIMPULAN Sebanyak 298 responden di dusun Ngembak RT18-23 desa Tambakrejo belum mengetahui program ODF dan sebanyak 268 responden masih melakukan buang air besar sembarangan (BABS). Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan program ODF dengan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) dengan nilai p sebesar 0,00 nilai pemaknaan yaitu p sebesar 0,05. Faktor yang paling mempengaruhi adalah tingkat pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan yang dimiliki responden juga rendah dan terbatas terkait program ODF dan dampak dari buang air besar sembarngan (BABS). SARAN Masih rendahnya pengetahuan masyarakat terkait ODF di dusun Ngembak RT18-23 sebaiknya kader dan tenaga kesehatan yang ada, mulai efektif memberikan informasi dengan cara penyuluhan door to door atau mengumpulkan masyarakat untuk berdiskusi bersama membahas tentang program ODF dan dampak dari buang air besar sembarangan (BABS) sehingga dari hal tersebut diharapkan pengetahuan masyarakat meningkat dan memiliki kesadaran dari dalam diri mereka untuk tidak buang air besar sembarangan Halaman 60

5 dengan cara membangun jamban sehat di lingkungan rumahnya. Pengawasan dan motivasi bertahap juga perlu dilakukan untuk mendorong masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. DAFTAR PUSTAKA Adarrma, Tulus. [online] di akses melalui website an/271177/dinkes_target_2019_bojoneg oro_bebas_bab_sembarangan.html pada 21 November 2016 pukul 12:21 Notoatmodjo, S Perilaku Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta Sekretaris Pokja AMPL Provinsi Jawa Timur Profil Sanitasi 2014 Provinsi Jawa Timur. Jawa Timur Suyoto Bojonegoro Transformation Story. Bojonegoro UNICEF Luncurkan Kampanye 'Tinju Tinja' Untuk Memerangi Buang Air Besar Sembarangan di Indonesia. Jakarta Widowati, Nilansari N Hubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku BAB Sembarangan (BABS) di Wilayah Kerja Puskesmas Sambungan Kabupaten Sragen. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Halaman 61