B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sendangmulyo merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Tembalang, Semarang. Secara Geografis,, wilayah kelurahan Sendangmulyo sangat luas yaitu mencapai 4.61 km2. Secara Demografis jumlah penduduk di Kelurahan Sendangmulyo sangat banyak yaitu terdapat KK dengan jumlah pendudukan jiwa. Jumlah penduduk yang besar terbagi dalam 30 RW, dimana Kelurahan Sendangmulyo ini sebagia besar adalah perumahan dan hanya sebagian kecil perkampungan.penelitian dilaksanakan di RW 28 dimana di RW ini terdapat 2 posyandu dengan kegiatan setiap bulan diadakan penimbangan anak, pemberian makanan tambahan dan pemantauan pertumbuhan anak. B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden Umur Frekuensi Persentase Dewasa awal Dewasa akhir ,7 14,3 Jumlah Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar umur responden adalah dewasa awal yaitu sebanyak 66 orang (85,7%). Hal ini menunjukkan bahwa responden penelitian sebagian besar 37

2 38 masih termasuk keluarga muda dengan kisaran umur antara 20 sampai denga 35 tahun. Kelurahan Sendangmulyo RW 28 adalah kompleks perumahan yang relatif baru sehingga banyak dihuni oleh keluarga dengan usia pernikahan yang masih relatif muda. Usia adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Perubahan umur mempengaruhi perilaku seseorang, karena melalui perjalanan umurnya yang disebabkan karena proses pendewasaan maka seseorang akan lebih mudah melakukan adaptasi perilaku hidup dengan lingkungannya (Notoatmojo, 2005). Menurut Pariani (2000), umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, sehingga semakin matang dan umurnya semakin banyak maka pengetahuan seseorang akan semakin bertambah, artinya semakin umurnya banyak maka akan mudah menyerap pendidikan kesehatan yang diberikan. b. Pendidikan responden Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan pendidikan responden Pendidikan Frekuensi Persentase Pendidikan menengah (SMA) Pendidikan Tinggi ,5 45,5 Jumlah

3 39 Pendidikan responden yang terbanyak adalah Pendidikan menengah yaitu sebanyak 42 orang (54,5%). Hal ini menunjukkan bahwa di RW 28 Kelurahan Sendangmulyo banyak dihuni oleh orangorang dengan pendidikan menengah hingga tinggi, artinya bahwa responden penelitian mempunyai kemampuan untuk memahami berbagai informasi dengan lebih baik. Pendidikan berdasarkan UU pendidikan No. 20 tahun 2003, dinyatakan bahwa pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Namun demikian masyarakat dapat mengenyam pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, tingkat sosial ekonomi dan faktor lingkungan. Umur merupakan indikator kedewasaan seseorang, semakin bertambahnya umur maka pendidikan dan pengalaman yang didapat akan semakin banyak. Baik itu pendidikan formal maupun pendidikan non formal yang diinginkan adalah adanya perubahan kemampuan, penampilan atau perilakunya. Selanjutnya perubahan perilaku didasari adanya perubahan atau penambahan pengetahuan, sikap atau ketrampilannya (Notoatmodjo, 2003). c. Pendapatan responden Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan pendapatan responden Pendapatan Frekuensi Persentase < UMR (Rp ) > UMR (Rp ) ,0 87,0 Jumlah

4 40 Kondisi sosial ekonomi responden dalam penelitian ini didasarkan pada tingkat pendapatannya. Hasil penelitian ditemukan bahwa pendapatan responden sebagian besar adalah diatas UMR yaitu Rp ,00 sebanyak 87,0% dan yang berpendapatan di bawah UMR sebanyak 13,0%. Hal terjadi karena sebagian besar anggota keluarga responden penelitian terutama suami mempunyai pekerjaan tetap baik sebagai karyawan swasta maupun yang berwiraswasta sendiri. Pendapatan yang tinggi ini memberikan dampak yang baik bagi pola pengasuhan anak balita terutama dalam memperhatikan kesehatan yang terdiri dari pertumbuhan dan perkembangan balita sehingga didapatkan balita yang sehat. Pendapatan merupakan jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Pendapatan per kapita (per capita income) keluarga adalah pendapatan rata-rata dalam suatu keluarga pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan per kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu keluarga pada suatu periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan keseluruhan anggota keluarga pada periode tertentu dibagi dengan jumlah anggota keluarga pada periode tersebut. Ternyata tingginya pendapatan keluarga, tidak menjamin pendapatan per kapitanya juga

5 41 tinggi. Hal ini terjadi karena faktor jumlah anggota keluarga juga sangat menentukan tinggi rendahnya pendapatan per kapita (Budiono, 2004). Pendapatan yang tinggi dalam arti di atas upah minimum regional (UMR) tentunya menyebabkan para orang tua atau responden telah mampu memenuhi standar hidup di daerah penelitian ini. Standar hidup yang layak yang dirasakan oleh responden menyebabkan mereka mampu memperhatikan status gizi keluarga terutama bagi anak balitanya d. Pekerjaan responden Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan pekerjaan responden Pekerjaan Frekuensi Persentase IRT Swasta Wiraswasta PNS ,1 26,0 1,3 2,6 Jumlah Responden penelitian sebagian besar menjadi ibu rumah tangga (tidak bekerja) yaitu sebanyak 54 orang (70,1%).Hasil penelitian ini juga menemukan responden yang bekerja sebagai karyawan swasta dan PNS. Responden yang tidak memiliki aktivitas pekerjaan di luar rumah tentunya mempunyai kesempatan yang lebih besar dalam pengasuhan anaknya termasuk keaktifannya dalam mematau pertumbuhan dan perkembangan anak melalui posyandu

6 42 e. Pengetahuan responden Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik Cukup Kurang ,8 28,6 28,6 Jumlah Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa pengetahuan responden yang terbanyak adalah dalam kategori baik yaitu sebanyak 33 responden (42,8%). Pengetahuan mengenai pemanfaatan Posyandu yang baik ini didapatkan oleh para ibu melalui berbagai media seperti penyuluhan dari para kader dan petugas kesehatan serta dari beberapa media seperti tayangan televisi mengenai pentingnya pemanfaatan Posyandu untuk memantau pertumbuhan Balita. Ibu dengan pengetahuan yang baik tentang pemanfaatan Posyandu ini berimplikasi kepada perilaku ibu dalam memanfaatkan Posyandu. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

7 43 Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya, misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut (Taufik, 2010). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang baik dari para ibu yang menjadi responden penelitian mengenai pemafaatan Posyandu akan mendukung tindakan responden untuk membawa anak Balitanya ke Posyandu secara rutin untuk memantau pertumbuhan anak melalui penimbangan dan pengukuran antopometri pada anak. f. Sikap Ibu.Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Sikap Frekuensi Persentase Negatif Positif ,1 51,9 Jumlah Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa sikap responden yang positif sebanyak 40 orang (51,9%). Sikap yang positif adalah sikap yang mendukung dimana menunjukkan bahwa responden menyetujui

8 44 dengan adanya Posyandu yang dapat dimanfaatkan untuk mengukur pertumbuhan anak balitanya. Responden ketika memanfaatkan posyandu telah merasakan banyak keuntungan seperti pengetahuan yang meningkat mengenai pertumbuhan serta perkembangan anak melalui penjelasan dari kader posyandu yang memberikan pelayanan kepada responden. Sikap positif ini disebabkan karena responden telah memahami pentingnya Posyandu yang dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan anak Balitanya. Apalagi berbagai kasus yang diberitakan melalui media tentang adanya gizi buruk yang tidak terpantau akhirnya membuat responden berkeinginan untuk memantau pertumbuhan Balitanya melalui Posyandu. Hal ini membuat responden penelitian akhirnya bersikap positif atau mendukung terhadap pemanfaatan Posyandu. Sikap sendiri merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap dikatakan sebagai respon yang hanya timbul bila individu dihadapkan pada suatu stimulus. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavourable) pada objek tertentu (Azwar, 2010). Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi dengan rangsang yang diterima. Jika sikap mengarah pada objek tertentu, berarti bahwa penyesuaian diri terhadap

9 45 objek tertentu dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kesediaan untuk bereaksi dari orang terhadap objek tersebut. Sikap merupakan persiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu dari suatu penghayatan terhadap objek. Apa yang dialami seseorang akan mempengaruhi penghayatan dalam stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar dalam pembentukan sikap, untuk dapat memiliki tanggapan dan penghayatan seseorang harus memiliki pengamatan yang berkaitan dengan objek psikologis. Menurut Breckler dan Wiggins (Azwar, 2010) bahwa sikap yang diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap perilaku berikutnya. Pengaruh langsung tersebut dapat berupa predesposisi perilaku yang akan direalisasikan hanya apabila kondisi dan situasi memungkinkan g. Kunjungan ke posyandu Tidak aktif Aktif Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan jumlah kunjungan Jumlah kunjungan Frekuensi Persentase ,3 59,7 Jumlah Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa responden yang aktif berkunjung ke posyandu sebanyak 46 orang (59,7%). Jumlah kunjungan ke posyandu ini sebagai pertanda keaktifan ibu dalam membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang guna mengetahui pertumbuhan anak balitanya. Keaktifan kunjungan ke posyandu ini

10 46 didukung dengan pengetahuan dan sikap yang baik pada pemanfaatan posyandu sehingga mendukung perilaku ibu dalam pemanfaatan Posyandu. Keaktifan kunjungan responden ini menunjukkan perilaku yang merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Perilaku atau aktivitas pada individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsang yang mengenai individu itu. Perilaku atau aktivitas merupakan jawaban dari respon terhadap stimulus yang mengenainya (Walgito (2002). Bentuk stimulus yang diterima responden penelitian adalah berupa penyuluhan dan informasi dari kader Posyandu sehingga menambah pengetahuan dan sikap responden. Pengetahuan dan sikap responden sebagai faktor predisposisi dari perilaku sehingga sebagian besar responden penelitian memiliki perilaku yang positif dalam memafaatkan posyandu. 2. Analisis Bivariat a. Hubungan usia dengan kunjungan ke posyandu Tabel 4.8 Hubungan usia dengan kunjungan ke posyandu Kunjungan ke posyandu Usia Tidak aktif Aktif Total n % n % n % Dewasa awal 26 39, , Dewasa akhir 5 45,5 6 54, Total 31 40, , p value 0,748

11 47 Hubungan usia dengan kunjungan ke posyadu tidak aktif pada usia dewasa awal lebih banyak yaitu 26 orang (39,4%) dibandingkan dewasa akhir yaitu 5 orang (45,5%), sedangkan hubungan usia dengan kunjungan ke posyadu aktif pada dewasa awal lebih banyak yaitu 40 orang (60,6%) dibandingkan dewasa akhir yaitu 6 orang (54,5%). Hasil uji statistic dengan Fisher s exact diperoleh p value sebesar 0,748 (p>0,05), sehingga dapat dinyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara usia dengan kunjungan balita ke posyandu di RW 28 Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Usia ibu tidak menjadi faktor terhadap kunjungan ke posyandu, hal ini terjadi karena responden baik yang berusia dewasa awal maupun dewasa akhir sebagian besar tetap aktif berkunjung ke posyandu dengan tujuan untuk dapat menimbang dan memantau perkembangan anak. Penelitian Tri Wahyudianingsih (2009) menyebutkan bahwa posyandu erat sekali kaitannya dengan peran serta aktif masyarakat (partisipasi ibu balita). Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu diantaranya adalah usia ibu, faktor pendidikan, faktor pengetahuan, faktor jumlah keluarga, faktor penghasilan, serta sikap. Penelitian yang dilakukan oleh Rarasati (2013) yang meneliti tentang hubungan karakteristik ibu, frekuensi kehadiran anak ke posyandu, asupan energi dan protein dengan status gizi anak usia 1-2

12 48 tahun menemukan bahwa usia ibu tidak berhubungan secara signifikan dengan kehadiran ke posyandu. b. Hubungan pendidikan dengan kunjungan ke posyandu Tabel 4.9 Hubungan pendidikan dengan kunjungan ke posyandu Kunjungan ke posyandu Pendidikan Tidak aktif Aktif Total n % n % n % SMA 26 61, , Perguruan 5 14, , tinggi Total 31 40, , p value 0,000 Hubungan pendidikan dengan kunjungan ke posyadu tidak aktif pada pendidikan SMA lebih banyak yaitu 26 orang (61,9%) dibandingkan perguruan tinggi yaitu 5 orang (14,3%). Hubungan pendidikan dengan kunjungan ke posyadu aktif pada perguruan tinggi lebih banyak yaitu 30 orang (85,7%) dibandingkan SMA yaitu 16 orang (38,1%). Hasil uji statistic dengan Continuity correction diperoleh p value sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kunjungan balita ke posyandu di RW 28 Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Khotimah (2009) yang menemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu balita dengan tingkat kunjungan ibu balita ke posyandu

13 49 di wilayah kerja Puskesmas Kertapati Palembang. Penelitian lain yang dilakukan oleh Erman (2010) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan dengan kunjungan ke posyandu Kelurahan Lubuk Tanjung Puskesmas Perumahan Kota Lubuk Linggau. Hasil penelitian ini sesuai teori yang menyatakan bahwa makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Seseorang dengan pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki cara berfikir yang lebih dinamis dalam menerima setiap informasi baru sehingga mampu mengambil manfaat dari informasi tersebut. Sebaliknya pendidikan yang rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap perubahan-perubahan hidup sehat termasuk berkaitan dengan pemahaman mengenai pentingnya melakukan kunjungan ke posyandu untuk memantau kesehatan dan perkembangan anak (Notoatmodjo, 2010). c. Hubungan pendapatan dengan kunjungan ke posyandu Tabel 4.10 Hubungan antara pendapatan dengan kunjungan ke posyandu Kunjungan ke posyandu Pendapatan Tidak aktif Aktif Total n % n % n % < UMR 7 70,0 3 30, > UMR 24 35, , Total 31 40, , p value 0,080

14 50 Hubungan pendapatan dengan kunjungan ke posyadu tidak aktif pada pendapatan > UMR lebih banyak yaitu 24 orang (35,8%) dibandingkan pendapatan < UMR yaitu 7 orang (70,0%), sedangkan hubungan pendapatan dengan kunjungan ke posyadu aktif pada pendapatan <UMR lebih banyak yaitu 43 orang (64,2%) dibandingkan pendapatan < UMR yaitu 3 orang (30,0%). Hasil uji statistic dengan Fisher s exact diperoleh p value sebesar 0,080 (p>0,05), sehingga dapat dinyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan kunjungan balita ke posyandu di RW 28 Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. d. Hubungan pekerjaan dengan kunjungan ke posyandu Tabel 4.11 Hubungan pekerjaan dengan kunjungan ke posyandu Kunjungan ke posyandu Pekerjaan Tidak aktif Aktif Total n % n % n % Tidak bekerja 26 48, , Bekerja 5 21, , Total 31 40, , p value 0,056 Hubungan pekerjaan dengan kunjungan ke posyadu tidak aktif pada responden tidak bekerja lebih banyak yaitu 26 orang (48,1%) dibandingkan yang bekerja yaitu 5 orang (21,7%), sedangkan hubungan pekerjaan dengan kunjungan ke posyadu aktif pada

15 51 responden yang tidak bekerja lebih banyak yaitu 28 orang (51,9%) dibandingkan responden yang bekerja yaitu 18 orang (78,3%). Hasil uji statistic dengan Continuity correction diperoleh p value sebesar 0,056 (p>0,05), sehingga dapat dinyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kunjungan balita ke posyandu di RW 28 Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Khotimah (2010) yang menemukan tidak terdapat hubungan antara jenis pekerjaan ibu balita dengan tingkat kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kertapati Palembang. Penelitian lain yang dilakukan oleh Erman (2010) juga tidak menemukan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kunjungan ke posyandu. e. Hubungan pengetahuan dengan kunjungan ke posyandu Tabel 4.12 Hubungan pengetahuan dengan kunjungan ke posyandu Kunjungan ke posyandu Pengetahuan Tidak aktif Aktif Total n % n % n % Kurang 19 86,4 3 13, Cukup 12 54, , Baik Total 31 40, , p value 0,000

16 52 Hubungan pengetahuan dengan kunjungan ke posyadu tidak aktif pada pengetahuan rendah lebih banyak yaitu 19 orang (86,4%) dibandingkan pengetahuan cukup yaitu 12 orang (54,5%), sedangkan hubungan pengetahuan dengan kunjungan ke posyadu aktif pada responden yang baik lebih banyak yaitu 33 orang (100%) dibandingkan responden yang pengetahuannya cukup yaitu 10 orang (45,5%) dan pengetahuannya kurang yaitu 3 orang (13,6%). Hasil uji statistic dengan Chi Square diperoleh p value sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kunjungan balita ke posyandu di RW 28 Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pamungkas (2009) yang meneliti dengan judul hubungan antara faktor pengetahuan, sikap dan kepercayaan dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu III Kelurahan Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang yang menemukan bahwa pengetahuan ibu berhubungan secara signifikan dengan perilaku ibu berkunjung ke posyandu. Penelitian lain yang dilakukan oleh Suharti (2012) juga menemukan bahwa pengetahuan berhubungan secara bermakna dengan perilaku kunjungan ke posyandu di Banjarnegara Jawa Tengah. Pengetahuan ini sebagai salah satu dasar pembentukan perilaku seseorang. Orang yang berpengetahuan banyak, akan cenderung

17 53 mudah mengeksplorasi keinginan dalam bentuk tindakan. Tindakan yang direncanakan dapat mengarah pada tindakan positif atau negatif, hal ini tergantung dari akhlak dan kebudayaan seseorang. Jadi untuk memperkaya pengetahuan seseorang harus aktif menerima input untuk itu seseorang harus mempertimbangkan logika dalam pengambilan keputusan untuk berperilaku yang baik.. f. Hubungan sikap dengan kunjungan ke posyandu Tabel 4.13 Hubungan sikap dengan kunjungan ke posyandu Kunjungan ke posyandu Sikap Tidak aktif Aktif Total f % f % f % Negatif 29 78,4 8 21, Positif 2 5, , Total 31 40, , p value 0,000 Hubungan sikap dengan kunjungan ke posyadu tidak aktif pada sikap negatif lebih banyak yaitu 29 orang (78,4%) dibandingkan sikap positif yaitu 2 orang (5,0%), sedangkan hubungan pengetahuan dengan kunjungan ke posyadu aktif pada sikap positif lebih banyak yaitu 38 orang (95,0%) dibandingkan responden yang sikapnya negative yaitu 8 orang (21,6%). Hasil uji statistic dengan Continuity correction diperoleh p value sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kunjungan balita ke posyandu di

18 54 RW 28 Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Erman (2010) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu yang mempunyai balita 0-5 tahun ke posyandu di Lubuk Tanjung Wilayah Kerja Puskesmas Kota Lubuk Linggau menemukan bahwa sikap ibu berhubungan secara signifikan terhadap kunjungan ibu ke posyandu, artinya semakin positif sikap ibu maka kunjungan ke posyandu akan semakin aktif. Penelitian lain dilakukan oleh Tri Wahyudianingsi (2009) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu balita terhadap keaktifan dalam kegiatan posyandu III Dusun Boto Kabupaten Tulungagung. Pemantauan pertumbuhan juga dapat dipantau melalui kartu menuju sehat (KMS). Menurut Arisman (2004) KMS berfungsi sebagai alat bantu pemantauan gerak pertumbuhan, bukan hanya menilai status gizi. Salah satu kegiatan Posyandu yaitu menimbang Balita kemudian diikuti dengan pengisian KMS berdasarkan berat badan dengan umur sehingga dapat diketahui dengan segera bila terdapat kelainan atau ketidaksesuaian dengan grafik pertumbuhan pada KMS.

19 55 C. Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah adanya kendala pada saat dilaksanakannya penelitian, yaitu ketidaksediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini karena takut akan berpengaruh terhadap diri dan keluarganya, namun setelah peneliti berikan penjelasan bahwa penelitian ini tidak berpengaruh apapu kepada responden maka akhirnya mereka bersedia.

20 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Umur responden sebagian besar adalah dewasa awal yaitu sebanyak 85,7%. 2. Pendidikan responden sebagian besar adalah SMA yaitu sebanyak 54,5%. 3. Pendapatan responden sebagian besar adalah diatas UMR yaitu Rp ,00 sebanyak 87,0%. 4. Responden penelitian sebagian besar menjadi ibu rumah tangga (tidak bekerja) yaitu sebanyak 70,1%. 5. Pengetahuan responden yang terbanyak adalah dalam kategori baik yaitu sebanyak 42,8% 6. Sikap responden yang positif sebanyak 51,9%. 7. Kunjungan responden ke posyandu sebagian besar dalam kategori aktif yaitu sebanyak 59,7%. 8. Tidak ada hubungan yang bermakna antara usia dengan kunjungan balita ke posyandu di RW 28 Kelurahan Sendangmulyo. 9. Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kunjungan balita ke posyandu di RW 28 Kelurahan Sendangmulyo 10. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan kunjungan balita ke posyandu di RW 28 Kelurahan Sendangmulyo.

21 Tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kunjungan balita ke posyandu di RW 28 Kelurahan Sendangmulyo. 12. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kunjungan balita ke posyandu di RW 28 Kelurahan Sendangmulyo. 13. Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kunjungan balita ke posyandu di RW 28 Kelurahan Sendangmulyo. B. Saran 1. Ibu Balita Ibu Balita perlu meningkatkan pengetahuan tentang perlunya melakukan pemanfaatan Posyandu setiap bulan, perlunya meningkatkan pengetahuan tentang tanda kekurangan gizi anak serta mencegah Balita sering sakit agar tidak menghambat pertumbuhan Balita. Ibu bisa mendapatkan pengetahuan gizi ini dari buku, majalah atau televisi yang menayangkan tentang gizi Balita. 2. Tenaga kesehatan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masih terdapat beberapa Balita yang tidak aktif berkunjung ke posyandu. Untuk itu para tenaga kesehatan harus mampu memberikan penanganan kepada mereka termasuk memberi bantuan berupa pemantauan dan penangan terhadap masalah gizi Balita jika ditemukan indikasi gizi kurang dan memberikan informasi untuk berkunjung setiap bulan ke posyandu.

22 58 3. Kader Posyandu Kader Posyandu diharapkan dapat berperan aktif dalam ikut melakukan pemantauan terhadap status gizi Balita dengan secara aktif mengundang ibu Balita untuk mendatangi Posyandu secara rutin, dan jika ada ibu Balita yang tidak dapat datang ke Posyandu kader dapat mendatangi ibu tersebut dan memberikan pengertian agar bersedia menghadiri Posyandu.

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN : Serambi Saintia, Vol. II, No., Oktober 04 ISSN : 337-995 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA ANEUK PAYA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR Yunita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum penelitian Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang terletak di Jalan Sambiroto Semarang. Letak Geografis & Wilayah Kerja terletak di RT 01 RW I, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang memiliki jumlah penduduk 4.460 jiwa. Terdapat 1.248 kepala keluarga dan terdiri dari lima RW. Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Tempat Penelitian Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang. Secara administratif batas wilayah Kecamatas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERHADAP KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUNGKAL KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2016 Rickah Liva Yulianti Akademi Kebidanan Manna Abstrak:

Lebih terperinci

BAB IV. Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun

BAB IV. Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun berada di Dataran rendah dan 3 dusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga

Lebih terperinci

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DALAM EVALUASI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU DESA CIDENOK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penulis akan menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di Posyandu Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN BAB 6 HASIL PENELITIAN Setelah melakukan pengambilan data dengan wawancara kepada responden, selanjutnya dilakukan tahapan pengolahan data. Dari data 180 responden yang diwawancara, terdapat 6 responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian non eksperimental observasional dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Perilaku : - Pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA (1 5 TAHUN) DI POSYANDU CEMPAKA DESA NGREMBEL KELURAHAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA (1 5 TAHUN) DI POSYANDU CEMPAKA DESA NGREMBEL KELURAHAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA (1 5 TAHUN) DI POSYANDU CEMPAKA DESA NGREMBEL KELURAHAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG 4 Eli Setiasih ABSTRAK Gizi kurang dan gizi buruk pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Lokasi Umum Lokasi penelitian ini berada di Kota Semarang Jawa Tengah yang letaknya berada di Jalan Pandanaran No. 79 Kelurahan Mugassari Kecamatan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai variabel independen

BAB VI PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai variabel independen 67 BAB VI PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai variabel independen (penyuluhan) dan variabel dependen (kunjungan imunisasi) yang telah uji statistik. Dimana uji statistiknya menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN Endang Wahyuningsih, Sri Handayani ABSTRAK Latar Belakang Penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitianmengenai gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil resiko tinngi ini telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu. Puskesmas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu 61 BAB V HASIL PENELITIAN Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu Tentang Anak Usia Balita Dengan Kunjungan Imunisasi Di Posyandu Kelurahan Kebun Jeruk Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan kegiatan yang dipadukan khususnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013 Tri Tunggal 1, Syamsuddin Alan 2, Hj.Chairiyah 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang yaitu terdiri dari ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang yaitu terdiri dari ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah 40 orang yaitu terdiri dari ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun yang

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN. Pengetahuan ibu..., Niluh A., FK UI., Universitas Indonesia

4. HASIL PENELITIAN. Pengetahuan ibu..., Niluh A., FK UI., Universitas Indonesia 32 4. HASIL PENELITIAN 4.1 Data Umum 4.1.1 Geografi Rukun warga (RW) 03 kelurahan Paseban merupakan salah satu rukun warga di wilayah Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen, Kotamadya Jakarta Pusat dengan

Lebih terperinci

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J. HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUHPELEM KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN 3 Anis Syafaat Nurmaya Dewi ABSTRAK Kebanyakan wanita di Indonesia

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION OF HIV (PMTCT) OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA KOTA SEMARANG Dhenok Hajeng Prihestu Leksono, Siti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian Puskesmas Pleret merupakan satu dari 27 puskesmas di Kabupaten Bantul, terletak di Kecamatan Pleret, kurang

Lebih terperinci

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU OLEH IBU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP LANSIA MENGENAI POSBINDU DI RW 07 DESA KERTAWANGI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2011 Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini memaparkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelurahan Sukaramai kecamatan Baiturrahman Banda Aceh pada tanggal 14 April sampai dengan 20 Mei 2009. Hasil penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014 Erris 1*, lidya 2 1 Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Ngesrep Kota Semarang. Puskesmas Ngesrep terletak di Kecamatan Banyumanik dan memiliki wilayah kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Pos Pelayanan Terpadu atau yang sering disebut dengan Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU RT 07 RW 01 KELURAHAN KALIDERES JAKARTA BARAT TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU RT 07 RW 01 KELURAHAN KALIDERES JAKARTA BARAT TAHUN 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU RT 07 RW 01 KELURAHAN KALIDERES JAKARTA BARAT TAHUN 2016 Marini Agustin 1, Farhah Haris 2 1. Program Studi Sarjana

Lebih terperinci

Tingkat Partisipasi Ibu Hadir Tidak Hadir

Tingkat Partisipasi Ibu Hadir Tidak Hadir Lampiran I KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUSSALAM KECAMATAN MEDAN PETISAH TAHUN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dusun Caturbinangun RT 002 RW 014 yang terletak di kelurahan Widodomartani Kecamatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pulo Brayan Kota Medan dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pulo Brayan Kota Medan dengan 32 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pulo Brayan Kota Medan dengan subjek penelitian sebanyak 200 orang. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA Afroh Fauziah 1,Sudarti 2 INTISARI Latar Belakang:Angka Kematian Bayi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Biawu merupakan salah satu dari 20 kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kota Selatan, yang letaknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Bantul merupakan sebuah kabupaten yang berada di bawah wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandhari 1, Ellen Yuni Yastuti 2 1) Dosen Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Kesehatan Masyarakat Gamping I sudah terjangkau oleh BPJS bagi

Kesehatan Masyarakat Gamping I sudah terjangkau oleh BPJS bagi 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Lokasi Penelitian Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping I beralamat didusun Delingsari,desa Ambarketawang, kecamatan Gamping

Lebih terperinci

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CISAYONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA REPI SEPTIANI RUHENDI MA0712020 INTISARI Setiap

Lebih terperinci

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT Bernadeth Rante Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu Abstrak : Masalah gizi semula dianggap

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat. HUBUNGAN PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN KEAKTIFAN IBU DAN BALITA DATANG KE POSYANDU GEMBLEKAN, KALIKOTES, KLATEN TAHUN 214 Susilo Yulianto Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah dimana sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah dimana sasarannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah dimana sasarannya adalah pembangunan kesehatan untuk

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK Hidayah et al., Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Primipara.. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN 1 AKBID Sari Mulia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja. Sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja. Sebagai 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tlogosari Kulon adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kota Semarang yang bertanggung

Lebih terperinci

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 PEMBERDAYAAN POTENSI DAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENCAPAI DERAJAT KESEHATAN BAYI DENGAN MENGGALAKKAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Lebih terperinci

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( ) GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 (633-646) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA TENTANG KELUARGA BERENCANA DENGAN PERILAKU PRIA DALAM BERPARTISIPASI MENGGUNAKAN METODE KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Desain penelitian adalah kasus kontrol berpadanan (matched) retrospektif. Disain kasus kontrol dapat digunakan untuk menilai berapa besar peran faktor

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Univariat Analisis univariat ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen maupun varibel dependen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Posyandu wilayah binaan Puskesmas Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat. Puskesmas ini terletak di Jalan Angsana Raya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA Lilis Afrikayanti 1, Ninuk Sri Hartini 2, Sri Rahayu 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2.1.1 Definisi Buku KIA Buku KIA adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu mulai dari hamil, bersalin, nifas, dan catatan kesehatan anak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di posyandu Anyelir A sebanyak 65 anak yang terdiri dari usia 0 sampai 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di posyandu Anyelir A sebanyak 65 anak yang terdiri dari usia 0 sampai 11 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran umum lokasi penelitian Penelitian ini di laksanakan di Posyandu Anyelir A yang merupakan salah satu posyandu yang aktif di Tamantirto,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009 HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009 ABSTRAK Etik Sulistyorini, SST 1 Tri Rahayu 2 Masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Jayeng Prawiran No. 13 RT 019/04

BAB IV HASIL PENELITIAN. Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Jayeng Prawiran No. 13 RT 019/04 digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pakualaman Kota yang berlokasi di Jl. Jayeng Prawiran No. 13 RT 019/04 Purwokinanti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati 1, Rosalina 2,Wahyuni 2 INTISARI Latar Belakang: Prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung Abstrak Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung 1 Ega Kusmawati 2 Antonius Ngadiran 3 Tri Sulastri 1,2,3 Program Studi Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas

Lebih terperinci

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA DI POSYANDU DESA KALIKOTES, KECAMATAN PITURUH, KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017 Tri Puspa Kusumaningsih,

Lebih terperinci

BAB 5 : PEMBAHASAN. yang peneliti tanyakan sehingga pertanyaan tersebut dibacakan berulang kali.

BAB 5 : PEMBAHASAN. yang peneliti tanyakan sehingga pertanyaan tersebut dibacakan berulang kali. BAB 5 : PEMBAHASAN 1.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan tersebut adalah responden kelihatan sulit memahami

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Ranti Lestari 1, Budiman 2 1.Dosen Akademi Kebidanan Cianjur Email : Ranti

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 50

Jurnal Kesehatan Kartika 50 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KETERATURAN IBU MENGUNJUNGI POSYANDU DI DESA CIBEBER RW 14 PUSKESMAS CIBEBER CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Indria Astuti dan Rivqoh Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENTINGNYA PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS NAMTABUNG KEC. SELARU KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Fasiha (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap senam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekurangan gizi umumnya terjadi pada Balita karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk kelompok yang rentan gizi di suatu kelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak faktor. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping I beralamat didusun Delingsari,desa Ambarketawang, kecamatan Gamping kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Padukuhan Geblagan, Tamantirto,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Padukuhan Geblagan, Tamantirto, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Padukuhan Geblagan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Padukuhan Geblagan

Lebih terperinci

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sibela Kota Surakarta yang terletak

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sibela Kota Surakarta yang terletak BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sibela Kota Surakarta yang terletak di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres. Puskesmas Sibela merupakan Puskesmas

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih PENDAHULUAN Kelas Ibu Hamil merupakan sarana belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan upaya Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajad kesehatan yang optimal sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tilote sebagai salah satu pelayanan dasar dan terdepan di Kecamatan Tilango memberikan pelayanan rawat jaan dan rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup di dunia akan mengalami proses menua. Menurut Nugroho (2008) proses menua adalah proses yang terjadi di sepanjang hidup manusia, dimulai sejak dari awal

Lebih terperinci

- Umur : tahun. - Pendidikan Terakhir : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Akademi/Diploma 5. Perguruan Tinggi

- Umur : tahun. - Pendidikan Terakhir : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Akademi/Diploma 5. Perguruan Tinggi 73 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG TAHUN 2014 A. Karakteristik Kader Nomor Responden : Nama Posyandu : Tgl.

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Pramanik Gantini, Dewi Hanifah, S.SIT., M.Keb Abstrak Rendahnya

Lebih terperinci

Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita Dewi ³. INTISARI

Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita Dewi ³. INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DI DESA PLEDO KECAMATAN WITIHAMA ADONARA KABUPATEN FLORES TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita

Lebih terperinci

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Rini Abdullah. Maku, Zuhriana K. Yusuf*, Vik Salamanja** Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih diarahkan pada upaya menurunkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah merupakan Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Kelurahan Parupuk

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Kelurahan Parupuk BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Kelurahan Parupuk Tabing Kota Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2017. Metode pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kematian balita hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi Gorontalo jumlah balita

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terhadap pengetahuan ibu tentang pola makan balita di Desa Sambirejo,

BAB V PEMBAHASAN. terhadap pengetahuan ibu tentang pola makan balita di Desa Sambirejo, BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data penelitian dan analisa hasil penelitian maka dilakukan pembahasan secara mendalam mengenai hasil penelitian. Pembahasan difokuskan untuk menjawab permasalahan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat dengan dukungan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Penelitian mengenai gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Penelitian mengenai gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian mengenai gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri ini telah dilakukan di Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan VariabelTerikat Status Perkawinan Kejadian Malnutrisi Riwayat Penyakit Aktifitas Fisik Perilaku Merokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus hidup manusia terdiri dari beberapa fase kehidupan, salah satunya adalah masa di bawah usia lima tahun (balita) yang merupakan masa keemasan atau golden period

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 5 TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Pasar Kliwon yang berada di wilayah Kota Surakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Pasar Kliwon yang berada di wilayah Kota Surakarta. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kelurahan Semanggi 1. Letak Geografis Kelurahan Semanggi merupakan salah satu bagian dari Kecamatan Pasar Kliwon yang berada di wilayah Kota Surakarta. Wilayah

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013 Nur Afita Rahmawati 1, Novi Anding Suciati 2, Istichomah 3 Program Studi D III

Lebih terperinci