BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan data dari kelurahan desa Waru, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah Karanganyar yaitu PT. X yang bergerak pada bidang karung plastik dan tenun tekstil. Di sekitar PT. X daerah Karanganyar terdapat tiga kantin yaitu kantin milik ibu Harno, Raji, dan Poniyem. Ketiga kantin menyediakan makanan dan minuman untuk penjamah makanan dan dikelola sendiri. Kondisi lingkungan kantin dapat dilihat dari beberapa hal yaitu halaman kantin yang bersih, tidak ditemukan lalat dan tikus, permukaan lantai yang tidak licin dan mudah dibersihkan, dinding terbuat dari bahan yang kuat, langit-langit bewarna terang dan pencahayaan yang cukup. Kantin milik ibu Harno memiliki luas kantin sebesar 50 m 2 terdiri ruang pengolahan makanan (dapur) dan ruang makan. Kantin ibu Harno merupakan kantin terluas di antara ketiga kantin. Kontruksi dan rancangan bangunan kantin aman dan kuat sehingga mencegah terjadinya kecelakaan, keadaan kontruksi tidak retak dan bersih secara fisik dan bebas dari barang-barang sisa atau bekas. Halaman kantin yang terpelihara kebersihannya, tidak ada serangga atau hewan vektor, dan tersedianya tempat sampah yang cukup. Atap dan langit-langit berfungsi sebagai penahan jatuhnya debu dan kotoran, sehingga tidak mengotori makanan yang sedang diolah. Oleh sebab itu, atap 42

2 43 selalu dalam keadaan bersih bebas dari debu atau kotoran yang dapat mencemari makanan yang sedang diolah dan disajikan. Toilet berada di belakang dapur dimana terdiri dari kamar mandi, wc, dan tempat cuci piring. Saluran air di alirkan menuju ke sungai dan tidak tergenang. Kantin milik ibu Poniyem merupakan kantin terluas kedua setelah kantin milik ibu Harno dengan luas kantin sebesar 36 m 2 dimana terdiri ruang dapur dan ruang makan. Keadaan jarak kantin yang cukup jauh dari perusahaan maka penjamah harus menjangkaunya dengan kendaraan. Keadaan kantin yang lebih bagus dan higiene dari kedua kantin dimna kondisi bangunan yang kuat dan aman, lantai yang terbuat dari keramik, dan dinding yang sebagian terbuat dari keramik sehingga mudah untuk dibersihkan serta tidak lembab. Toilet berada di belakang dapur dimana terdiri dari kamar mandi dan wc. Tempat cuci piring yang berada di dapur hanya terbagi menjadi dua bilik pencucian. Saluran air di alirkan menuju ke sungai dan tidak tergenang. Kantin milik ibu Poniyem memiliki halaman kantin yang luas terpelihara kebersihannya, tidak ada serangga atau hewan vektor, dan tersedianya tempat sampah yang cukup. Atap dan langit-langit berfungsi sebagai penahan jatuhnya debu dan kotoran, sehingga tidak mengotori makanan yang sedang diolah. Oleh sebab itu, atap selalu dalam keadaan bersih bebas dari debu atau kotoran yang dapat mencemari makanan yang sedang diolah dan disajikan. Kantin milik ibu Raji merupakan kantin terkecil dari ketiga kantin. Penjamah makan di kantin ibu Raji sebagian besar adalah perempuan. Kantin

3 44 ibu Raji memiliki luas kantin sebesar 9 m 2 terdiri dari ruang dapur dan ruang makan. Dalam penyedian air kantin ibu Raji mendapatkan sumber air dari rumah tetangga karena tidak adanya sumber air maka kantin ibu raji tidak terdapat toilet. Kontruksi dan struktur bangunan kantin aman dan kuat. B. Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden Karakteristik yang diteliti dari responden adalah umur, lama kerja dan tingkat pendidikan. a. Jenis Kelamin Responden Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Penjamah Makanan PT. X di Karanganyar Jenis Kelamin n Persentase (%) Laki-laki Perempuan Total Tabel 1 menunjukkan jenis kelamin laki-laki ada 35 orang (58.3%) dan 25 orang (41.7%) perempuan. b. Tingkat Pendidikan Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Penjamah Makanan PT. X di Karanganyar Tingkat Pendidikan n Persentase (%) Rendah 9 15 Sedang Tinggi Total

4 45 Tabel 2 menunjukkan pendidikan responden kategori rendah (tidak sekolah/tidak tamat SD dan tamat SD), sedang (tamat SMP dan tamat SMA), dan tinggi (Perguruan Tinggi/Akademi). Diketahui bahwa 9 orang (15%) mempunyai tingkat pendidikan rendah, 46 orang (76.7%) penjamah makanan mempunyai tingkat pendidikan sedang, dan 5 orang (8.3%) penjamah makanan mempunyai tingkat pendidikan tinggi. c. Umur Responden Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada Penjamah Makanan PT. X Karanganyar Umur n Persentase (%) Risiko rendah Risiko tinggi Total Tabel 3 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan umur sebanyak 60 responden penjamah makanan dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu kategori umur risiko tinggi (kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun), dan umur risiko rendah (20-35 tahun). Diketahui bahwa responden berumur tahun kategori risiko rendah sebanyak 31 orang (51.7%) penjamah makanan dan responden berumur < 20 tahun dan > 35 tahun dengan kategori risiko tinggi sebanyak 29 orang (48.3%) penjamah makanan. 2. Higiene Kantin Gambaran kantin di sekitar PT. X di Karanganyar mengenai higiene kantin setiap masing-masing kantin (bangunan dan lokasi

5 46 bangunan, fasilitas sanitasi, dapur, bahan makanan dan makanan jadi, pengolahan makanan, tempat penyimpanan bahan makanan, peralatan, dan tenaga kerja). Tabel 4. Distribusi Kantin Berdasarkan Higiene Kantin di Sekitar PT. X di Karanganyar Kantin N Persentase (%) Higiene Tidak Higiene Total Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa hasil penjumlahan skore setiap indikator variabel sanitasi dan higiene kantin terdapat 2 (66.7%) kantin yang sudah higiene dan 1 (33.3%) kantin yang tidak higiene. C. Analisis Bivariat Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara higiene kantin dengan kejadian diare. Hasil perhitungan analisis bivariat dapat dilihat pada tabel berikut : 1. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Diare pada Penjamah Makanan PT. X di Karanganyar Tabel 5. Hasil Analisis Bivariat Jenis Kelamin dengan Kejadian Diare PT. X di Karanganyar Jenis Kelamin Kejadian Diare Diare Tidak Diare Total Uji Chi Square OR (IK 95%) n % n % n % χ 2 p Laki-laki ( ) Perempuan Total

6 47 Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa dari 35 penjamah makanan berjenis kelamin laki-laki, terdapat 20 orang (33.3%) penjamah makanan yang mengalami kejadian diare dan 15 orang (25%) penjamah makanan yang tidak mengalami kejadian diare. Adapun dari 25 penjamah makanan yang berjenis kelamin perempuan, terdapat 17 orang (28.4%) yang mengalami kejadian diare dan 8 orang (13.3%) yang tidak mengalami kejadian diare. Analisis korelasi dengan uji chi square menghasilkan nilai uji statistik (χ 2 ) dengan signifikansi atau probabilitas p = 0.394, sehingga pengujian dinyatakan tidak signifikan. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian diare pada penjamah makanan PT. X di Karanganyar. Nilai OR = 1.5 bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki mempunyai kemungkinan 1.5 kali untuk mengalami kejadian diare dibandingkan dengan responden perempuan. Dengan interval kepercayaan antara 0.5 sampai dengan Hubungan antara Umur dengan Kejadian Diare pada Penjamah Makanan PT. X di Karanganyar Tabel 6. Hasil Analisis Bivariat Umur dengan Kejadian Diare Umur Kejadian Diare Total Uji Chi Square OR (IK Diare Tidak Diare 95%) n % n % n % χ 2 p Risiko Rendah ( ) Risiko Tinggi Total Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa dari 31 penjamah makanan memiliki umur dalam kriteria risiko rendah (20 35 tahun), terdapat 15

7 48 orang (25%) penjamah makanan yang mengalami kejadian diare dan 16 orang (26.7%) penjamah makanan yang tidak mengalami kejadian diare. Adapun dari 29 penjamah makanan yang memiliki umur dalam kriteria risiko tinggi (< 20 tahun dan > 35 tahun), terdapat 22 orang (36.7%) yang mengalami kejadian diare dan 7 orang (11.6%) yang tidak mengalami kejadian diare. Analisis korelasi dengan uji chi square menghasilkan nilai uji statistik (χ 2 ) dengan signifikansi (p = 0.029), sehingga pengujian dinyatakan signifikan. Ada hubungan antara umur dengan kejadian diare pada penjamah makanan PT. X di Karanganyar. Nilai OR = 3.4 bahwa responden dengan umur risiko rendah mempunyai kemungkinan 3.4 kali untuk mengalami kejadian diare dibandingkan dengan responden umur risiko tinggi dengan interval kepercayaan antara 1.1 sampai dengan Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Diare pada Penjamah Makanan PT. X di Karanganyar Tabel 7. Hasil Analisis Bivariat Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Diare Kejadian Diare Uji Chi Tingkat Diare Tidak Total Square OR (IK 95%) Pendidikan Diare n % n % n % χ 2 p Rendah ( ) Sedang ( ) Tinggi Pembanding Total Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa dari 9 penjamah makanan yang berpendidikan rendah (tidak sekolah/tidak tamat SD dan tamat SD), terdapat 7 orang (11.7%) penjamah makanan yang mengalami kejadian

8 49 diare dan 2 orang (3.3%) penjamah makanan yang tidak mengalami kejadian diare. Adapun dari 46 penjamah makanan yang berpendidikan sedang (tamat SMP dan tamat SMA), terdapat 26 orang (43.3%) yang mengalami kejadian diare dan 20 orang (33.3%) yang tidak mengalami kejadian diare. Berikutnya 5 penjamah makanan yang berpendidikan tinggi (perguruan tinggi/akademi), terdapat 4 orang (6.7%) penjamah makanan yang mengalami kejadian diare dan 1 orang (1.7%) penjamah makanan yang tidak mengalami kejadian diare. Analisis korelasi dengan uji chi square menghasilkan nilai uji statistik (χ 2 ) dan dengan signifikansi (p = dan 0.331), sehingga pengujian dinyatakan tidak signifikan. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian diare pada penjamah makanan PT. X di Karanganyar. Nilai OR (1) = 1.1 bahwa responden dengan tingkat pendidikan rendah mempunyai kemungkinan 1.1 kali untuk mengalami kejadian diare dibandingkan dengan responden tingkat pendidikan tinggi dengan interval kepercayaan 95% antara 0.07 sampai dengan Nilai OR (2) = 3.1 bahwa responden dengan tingkat pendidikan sedang mempunyai kemungkinan 3.1 kali untuk mengalami kejadian diare dibandingkan dengan responden tingkat pendidikan tinggi dengan interval kepercayaan 0.3 sampai dengan Hubungan antara Higiene kantin dengan Kejadian Diare pada Penjamah Makanan PT. X di Karanganyar

9 50 Tabel 8. Hasil Analisis Bivariat Higiene Kantin dengan Kejadian Diare Kejadian Diare Total Uji Chi OR (IK Kantin Diare Tidak Diare Square 95%) n % n % N % χ 2 p Higiene ( ) Tidak Higiene Total Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa dari 40 penjamah makanan berada pada kantin yang berkategori higiene, terdapat 21 orang (35%) penjamah makanan yang mengalami kejadian diare dan 19 orang (31.7%) penjamah makanan yang tidak mengalami kejadian diare. Adapun dari 20 penjamah makanan yang makan pada kantin yang berkategori tidak higiene, terdapat 16 orang (26.7%) yang mengalami kejadian diare dan 4 orang (6.6%) yang tidak mengalami kejadian diare. Analisis korelasi dengan uji chi square menghasilkan nilai uji statistik (χ 2 ) dengan signifikansi (p = 0.039), sehingga pengujian dinyatakan signifikan. Ada hubungan antara higiene kantin dengan kejadian diare pada penjamah makanan PT. X di Karanganyar. Nilai OR = 0.3 bahwa responden yang berada pada kantin higiene mempunyai kemungkinan 1 kali untuk mengalami kejadian diare dibandingkan dengan responden pada kantin tidak higiene dengan interval kepercayaan 0.08 sampai dengan 0.9.

10 51 D. Keterbatasan Penelitian Kejadian diare tidak hanya dipengaruhi oleh higiene kantin, sumber air minum, kualitas fisik air bersih, kepemilikan jamban, dan jenis lantai rumah namun juga terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi diare. Menurut Widjaja (2002), diare disebabkan oleh faktor infeksi, makanan dan faktor psikologis yaitu : 1. Faktor infeksi 2. Faktor makanan 3. Faktor psikologis Faktor-faktor lain yang menyebabkan diare antara lain : 1. Pengelolaan sampah 2. Vektor lalat 3. Sanitasi makanan 4. Kebiasaan jajan 5. Kebiasaan cuci tangan 6. Kebiasaan cara menyimpan hidangan 7. PHBS 8. Status gizi dan pola makan Beberapa faktor dari kedua variabel tersebut menjadikan keterbatasan dalam penelitian peneliti. Selain itu peneliti menggunakan alat ukur checklist untuk higiene kantin dan kejadian diare dengan menggunakan kuesioner sehingga untuk hasil jawaban dari responden bersifat subjektif.