BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah kuasi experimental dengan rancangan
|
|
- Ida Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah kuasi experimental dengan rancangan perlakuan tunggal one group pre and post test design.kuasi experimental dimaksudkan adalah terhadap subjek yang di teliti tidak dilakukan random tetapi berdasarkan kriteria klinis. 3.2 Tempat dan Waktu Tempat Penelitian ini dilakukan di poliklinik mata dan paru RSUP.H.Adam Malik Medan Waktu Waktu penelitian dimulai bulan april 2012 sampai sampel terpenuhi 3.3 Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah semua pasien yang berobat ke poliklinik mata dan paru di RS.H. Adam Malik Medan. Sampel penelitian adalah semua pasien tuberkulosis yang akan mendapat terapi etambutol dari bagian paru di RS. H. Adam Malik Medan
2 3.4 Besar Sampel n (Zα PoQo + Zβ PaQa)2 (Po Pa) 2 Dimana : n : jumlah sampel Zα : deviat baku alfa untuk α =0,05,Zα=1,96 Zβ : deviat baku beta untuk β=0,10, Zβ= 1,282 Po : proporsi kelainan mata akibat etambutol = 0,1 Qo : 1-Po = 0,99 Po-Pa : besar proporsi yang bermakna,ditetapkan sebesar 0,10 Pa : perkiraan proporsi kelainan mata karena etambutol yang diteliti 0,11 (10) Jadi : n (1,96 (0,01)(0,99) + 1,282 (0,11)(0,89)2 (0,10) 2 n 20,67 21 orang 3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi Semua pasien tuberkulosis yang akan mendapat terapi etambutol. Pasien yang bersedia di lakukan pemeriksaan Kriteria Eksklusi Pasien dengan kelainan segmen anterior dan segmen posterior
3 Pasien dengan buta warna. Pasien tuberkulosis dengan keadaan umum lemah Pasien tuberkulosis yang tidak bersedia di lakukan pemeriksaan 3.6 Identifikasi Variabel Variabel dependent - Pasien TB yang mengunakan etambutol Variabel Independent - Gangguan Visus - Gangguan persepsi warna - Retinal nerve fiber layer thickness 3.7 Cara Kerja Sebelum pemeriksaan dilakukan pengisian data pasien yang berisi data demografik, data keluhan subjektif, konsumsi tablet perhari dan durasi penggunaan etambutol. Dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan, tonometri nonkontak, segmen anterior dengan slitlamp dan posterior dengan oftalmoskop direk. Pemeriksaan persepsi warna dengan ishiara dan Farnsworth munsell 28 hue test dan retinal nerve fiber layer dengan OCT Farnsworth Munsell 28 hue test Pemeriksaan persepsi warna dilakukan dengan Ishihara dan Farnsworth Munsell 28 hue test, dengan menggunakan alat Farnsworth munsell merek Luneau Ophthalmologie pada mata kanan dan kiri. Pada
4 pemeriksaan Ishihara subjek diminta membaca tiap plate dan setiap kesalahan dicatat dan dinilai apakah ada kelainan persepsi warna kongenital. Subjek yang dinilai menderita kelainan persepsi warna kongenital langsung dieksklusi dan tidak dilakukan pemeriksaan FM 28 hue test. Prosedur pemeriksaan Farnsworth munsell roth 28 hue test dimulai dengan subjek diperlihatkan susunan cap warna yang normal di kotak pemeriksaan. Peneliti mengacak susunan cap tersebut diluar kotak, kemudian subjek diminta menyusun kembali 28 cap warna secara berurutan yang dimulai dari reference cap di dalam kotak. Setelah selesai, cap-cap tersebut dibalik dan urutan cap dicatat berdasarkan angka yang ada dibawah cap. Bila terdapat kesalahan pemeriksaan diulang sampai 3 kali untuk masing-masing mata. Optical Coherence Tomografy (OCT) Untuk pemeriksaan nerve fiber layer dilakukan pemeriksaan stratus OCT (Optical Coherence Tomografy) Tehnik pemeriksaan di lakukan dengan cara: Posisikan tubuh pasien dengan tinggi mejanya sehinga pasien merasa nyaman,kemudian instruksikan pasien untuk meletakkan dagu di salah satu bagian kanan atau kiri,pastikan bahu dagu pasien menempel pada 2 sensor (berwarna hitam) dan dahi pasien menempel pada chin rest. Komputer akan otomatis mengenali mata kanan atau kiri yang akan diperiksa.
5 Setelah pasien merasa nyaman instruksikan untuk melihat ke tengah dan posisikan pupil mata supaya berada di tengah dengan menekan tombol mouse sehingga pupil tepat berada di tengah layar. Kemudian instruksikan pasien untuk melihat ke dalam dan fokus di tengah melihat tanda silang hijau. Setelah pupil tepat berada di tengah tekan tombol chinrest ke kiri atau ke kanan sehingga gambar pupil terlihat fokus. Setelah semua parameter pemeriksaan tepat maka pastikan pasien tetap fokus pada titik fiksasi. Gambar 4. Hasil Cetakan Fast Retinal Nerve Fiber Layer (RNFL) dengan Meggunakan Stratus OCT Pemeriksaan dilakukan sebelum pemakaian etambutol dan setelah pemakaian etambutol selama 2 bulan lalu dilakukan pemeriksaan ulang
6 snellen chart,slit lamp,kartu ishiara,farnsworth munsell 28 hue test,funduskopi dan OCT. Lalu dicatat perubahan tajam penglihatan, penglihatan warna dan perubahan rnfl thickness akibat pengaruh pemakaian etambutol. Kemudian hasil di catat sebagai data penelitian untuk diolah sebagai hasil penelitian. 3.8 Alat dan Bahan Kertas Pulpen Snellen chart Trial lens Slit lamp Kartu Ishiara Farnsworth munsell 28 hue test Funduskopi direk OCT Tropicamide 1% 3.9 Analisa Data Analisa data di sajikan dalam bentuk tabulasi data. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program komputer dengan program SPSS versi 17. Untuk pembandingan data parametrik dilakukan uji T dan untuk pembandingan data nominal digunakan uji Wilcoxon.
7 3.10 Pertimbangan Etika Usulan penelitian ini terlebih dahulu disetujui oleh rapat bagian Ilmu Kesehatan Mata FK-USU/RSUP.H. Adam Malik Medan.Penelitian ini kemudian diajukan untuk di setujui oleh rapat komite etika PPKRM Fakultas Kedokteran USU Lama Penelitian Bulan/minggu Usulan Penelitian Penelitian Penyusunan Laporan Presentasi April Mei-November Januari Personal Penelitian Penelitian : dr. Syarifah Yusriani 3.13 Biaya Penelitian Biaya penelitian ditanggung oleh peneliti
8 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan di RSUP H.Adam Malik Medan dalam kurun waktu Mei sampai desember Dari 23 subjek penelitian di dapatkan 46 mata. Data yang ditampilkan dalam tulisan ini merupakan data dari 23 subjek dan 46 mata. Berdasarkan subjek penelitian diperoleh data dasar yang ditampilkan dalam bentuk tabulasi. Tabel 4.1. Karakteristik Jenis Kelamin Subjek Penelitian Jenis Kelamin Frekuensi % Laki-laki 12 52,2 Perempuan 11 47,8 Total ,0 Dari subjek penelitian didapatkan jumlah laki-laki sebanyak 12(52,2%) dan perempuan 11 (47,8%). Tabel 4.2. Karakteristik Kelompok Umur Subjek Penelitian Umur (tahun) Frekuensi % , ,5 > ,8 Total ,0 Data mengenai umur pasien menunjukkan bahwa pasien yang berumur (56,5 %) berjumlah relatif lebih banyak dibandingkan kelompok umur yang lainnya yaitu sebanyak 13 (56,5%) subjek. Kelompok umur >40
9 tahun mempunyai jumlah 8 (34,8%)subjek, diikuti oleh kelompok umur 20 tahun berjumlah 2 (8,7%) subjek. Tabel 4.3. Karakteristik Suku Bangsa Subjek Penelitian Suku Frekuensi % Melayu 1 4,3 Jawa 7 30,4 Mandailing 3 13,1 Batak 9 39,1 Karo 3 13,1 Total ,0 Subjek penelitian berasal dari berbagai suku bangsa dimana dari 23 subjek tersebut suku yang relatif lebih banyak adalah suku Batak 9 (39,1%) subjek, diikuti suku Jawa 7 (30,4%) subjek, pada suku mandailing dan Karo dijumpai jumlah yang sama masing-masing 3 (14,0%) subjek, suku Melayu 1 (4,3%) subjek. Tabel 4.4. Karakteristik Pendidikan Terakhir Subjek Penelitian Pendidikan Frekuensi % SLTP 3 13,1 SLTA 13 56,5 Sarjana 7 30,4 Total ,0 Data mengenai tingkat pendidikan subjek penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berpendidikan SLTA 13 (56,5%) subjek. Diikuti tingkat sarjana 7 (30,4%) subjek, dan SLTP 3(13,1%) subjek.
10 Tabel 4.5. Karakteristik Kategori Tuberkulosis Kategori Frekuensi % Kategori ,0 Kategori ,0 Total Dari data penelitian berdasarkan kategori dari tuberkulosis dijumpai pada kategori 1 dengan jumlah 20 (87,0%) subjek dan pada kategori 2 berjumlah 3 (13,0%) subjek. Tabel 4.6. Variabel Visus - 5/5-5/6;5/8;5/10 Hasil Uji Beda Proporsi Visus Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Etambutol Etambutol Perubahan Ranking p. Sebelum Sesudah n n n Ranking Negatif Ranking Positif Ties ,008* Keterangan : Uji Wilcoxon Perubahan visus : - Ranking Negatif adalah visus sebelumnya (5/5) menjadi (5/4), dalam penelitian ini (5/4) tidak disertakan. - Ranking Positif adalah visus sebelumya (5/5) berubah menjadi (5/6); (5/8) dan (5/10). - Ties artinya tidak terjadi perubahan sebelum (5/5) dan sesudah tetap (5/5).
11 Tabel 4.7. Hasil Uji Beda Proporsi Persepsi Warna Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Etambutol Variabel Persepsi warna - Normal - Tritanomali Etambutol Sebelum Sesudah Perubahan Ranking n n n Ranking Negatif 4 Ranking Positif 42 Ties P 0,125* Keterangan : Uji Wilcoxon Perubahan persepsi warna : - Ranking Negatif adalah persepsi warna normal. - Ranking Positif adalah persepsi warna normal dan berubah menjadi tritanomali. - Ties artinya tidak terjadi perubahan sebelum normal dan sesudah tetap tetap normal.
12 Tabel 4.8. Hasil Uji Beda RNFL Thickness dengan OCT Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Etambutol OCT (kuadrant) Sebelum Etambutol Sesudah P Mean ±SD Mean ±SD Superior ±19, ± Inferior ± ± Temporal 76.09± ± Nasal 97.96± ± Average ± ± Dari pemeriksaan RNFL thickness dengan stratus OCT didapat penurunan pada 3 kuadran superior (129.26± menjadi ±17.032), inferior (131.13± menjadi ±25.968) dan nasal ( ± menjadi 90.26±37.456) dan sedikit peningkatan pada kuadran temporal (76.09± menjadi 77.78±25.232). Uji yang di gunakan untuk melihat perubahan RNFL thickness sebelum dan sesudah pemakaian etambutol adalah T-Test.
13 BAB V PEMBAHASAN Pada tabel 5.1 didapatkan subjek penelitian yang berjumlah 23 pasien tuberkulosis hampir sama antara pasien laki-laki dan perempuan dimana jumlah laki-laki sebanyak 12 (52,2%) dan perempuan 11 (47,8%). Pada tabel 5.2 didapatkan jumlah frekuensi data dari masingmasing umur subjek menunjukkan bahwa pasien yang berumur (56,5%) berjumlah relatif lebih banyak yaitu 13 (56,5%) subjek. Kelompok umur >40 tahun mempunyai jumlah 8 (34,8%) subjek, diikuti oleh kelompok umur 20 tahun berjumlah 2 (8,7%) subjek. Terdapat variasi suku dari subjek penelitian yang diperiksa juga berbagai tingkat pendidikan. Dari tabel 5.3 dijumpai suku terbanyak suku Batak 9 (39,1%) subjek, diikuti suku Jawa 7 (30,4%) subjek, suku mandailing dan Karo d masing-masing 3 (14,0%) subjek, suku Melayu 1 (4,3%) subjek. Dari tabel 5.4 di dapatkan pendidikan terakhir SLTA 13 (56,5%) subjek. Diikuti sarjana 7 (30,4%) subjek, dan SLTP 3(13,1%) subjek. Data ini dapat digunakan untuk menggambarkan variasi subjek yang mengikuti penelitian dan menunjukkan heterogenitas populasi penelitian. Dari data penelitian pada tabel 5.5 berdasarkan kategori dari tuberkulosis dijumpai pada kategori 1 dengan jumlah 20 (87,0%) subjek dan pada kategori 2 berjumlah 3 (13,0%) subjek.
14 Pada tabel 5.6 didapatkan perbedaan visus sebelum dan setelah mendapat terapi etambutol secara statistik signifikan.dimana sebelum terapi visus 46 mata adalah 5/5 dan setelah mendapat etambutol 8 mata mempunyai visus 5/6,5/8 dan 5/10. Himal K melaporkan visus sebelum terapi 0.00±0.08 Log-MAR dan setelah terapi 0.08±0.18 Log-MAR (Himal K,2007). Penelitian-penelitian sebelumnya melaporkan diskromatopsia dapat menjadi tanda awal toksisitas etambutol.pada tabel 5.7 di jumpai hasil penelitian ini, dari 23 subjek 46 mata didapatkan 4 mata yang mengalami perubahan sebelum dan sesudah pemakaian etambutol. Choi melaporkan gejala awal diskromatopsia pada 2 dari 13 pasien neuropati optic etambutol ( Choy SY,Hwang JM, 2007). Diskromatopsia yang ditemukan pada penelitian ini adalah efek biru kuning (tritanomali) dan secara statistik tidak signifikan dijumpai adanya perbedaan sebelum dan sesudah terapi etambutol. Kaimbo melaporkan hasil penelitian tes persepsi warna pada pengguna etambutol dengan FM 15 didapat 3 (7%) dari 42 subjek yang mengalami tritanomali (Kaimbo KW,Bifuko ZA,2002). Dari penelitian ini pada tabel 5.8 didapatkan hasil pemeriksaan RNFL thickness menggunakan OCT menunjukkan penurunan pada RNFL pada 3 kuadran,dan sedikit peningkatan pada kuadran temporal.pada kuadran superior sebelum terapi ±19,719 dan setelah terapi ± Pada kuadran inferior sebelum ± dan setelah ± dan pada kuadran nasal sebelum terapi 97.96± dan
15 setelah terapi 90.26± Sedangkan pada kuadran temporal didapatkan sebelum terapi 76.09± dan setelah terapi 90.26± Pada penelitian terhadap pasien normal didapatkan pada kuadran superior 133,46±16,71,kuadran inferior 143,59±19,89,nasal 87,57±16,85 dan temporal 79,79±13,03. Walaupun tidak signifikan secara statistik,pasien dengan penebalan RNFL temporal yang berhubungan ditunjukkan dengan adanya pembengkakan ringan dari bundle papilomakular. Jika pada stadium akhir dari neuropati optik etambutol bundle papilomakular mengalami kerusakan secara primer. Penemuan ini dapat dijelaskan melalui efek dari etambutol dimana meningkatkan level glutamate pada sel, selain menurunkan level kalsium di sitoplasma dan peningkatan kalsium di mitokondria dimana terjadi ketidakseimbangan kerusakan potensial membran mitokondria (Chai SJ,2007).
16 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Dijumpai penurunan visus sebelum dan sesudah terapi etambutol. 2. Pada pemeriksaan segmen anterior dan pemeriksaan funduskopi tidak dijumpai adanya perubahan sebelum dan sesudah mendapat terapi etambutol. 3. Tidak dijumpai adanya perbedaan dari pemeriksaan persepsi warna sebelum dan sesudah terapi etambutol. 4. Pengukuran objektif dari penebalan RNFL menunjukkan perbedaan pada kuadran superior,inferior dan nasal terjadi penurunan dan sedikit peningkatan pada kuadrann temporal antara pasien sebelum dan sesudah mendapat terapi etambutol pada pasien tuberkulosis. 5. Penelitian dengan jumlah subjek yang lebih besar dan dalam kurun waktu yang lebih lama diperlukan untuk memastikan hasil penelitian ini. 6.2 Saran 1. Diharapkan setiap pasien tuberkulosis mendapatkan penjelasan dari dokter mengenai kemungkinan kelainan mata yang dapat terjadi akibat pemakaian etambutol sebagai terapi TBC.
17 2. Pemeriksaan follow up berkelanjutan dari OCT dapat membantu melihat perubahan ketebalan RNFL setelah melakukan pemeriksaan visus,funduskopi dan persepsi warna. 3. Perlu penelitian lebih lanjut secara prospektif dan uji klinis untuk melihat terjadinya neuropaty optik etambutol.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pengukuran data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan dan pengambilan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEPSIONAL DAN DEFINISI OPERASIONAL. Kerangka konsepsional merupakan kerangka yang menggambarkan dan
BAB III KERANGKA KONSEPSIONAL DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. KERANGKA KONSEPSIONAL Kerangka konsepsional merupakan kerangka yang menggambarkan dan mengarahkan asumsi mengenai elemen-elemen yang di teliti.
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
44 Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi/siang Bapak/Ibu, pada hari ini, saya dr. Syarifah Yusriani akan melakukan penelitian yang berjudul Perbedaan retinal nerve fiber
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC RSUP dr. one group pretest and posttest design.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015.
39 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian bertempat di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. mulai bulan 1 Februari sampai dengan 5 Mei Skema rancangan penelitian ditampilkan pada gambar 15.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah fisiologi khususnya fisiologi pendengaran serta fisiologi kerja 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Mata.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi.
1 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERAUTARA M E D A N
PERBEDAAN RETINAL NERVE FIBER LAYER THICKNESS DENGAN OPTICAL COHERENCE TOMOGRAPHY PADA PASIEN TUBERKULOSIS SEBELUM DAN SUSUDAH MENDAPAT ETAMBUTOL DI RSUP.H. ADAM MALIK MEDAN T E S I S Oleh SYARIFAH YUSRIANI
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi pendengaran. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di klinik Instalasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mencari hubungan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test design sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan. Perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Glaukoma adalah sekumpulan gejala dengan tanda karakteristik berupa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glaukoma adalah sekumpulan gejala dengan tanda karakteristik berupa adanya neuropati optik glaukomatosa bersamaan dengan defek atau gangguan penyempitan lapang pandangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one group pre-test and post-test design untuk mengetahui efektivitas senam ADUHAI terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional), dimana variabel independen (kebiasaan merokok
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.
BAB IV METODE PENELITIAN 2.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. 2.2 Tempat dan waktu penelitian Dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi
BAB III METODE DAN PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Poliklinik THT-KL RSUD Karanganyar, Poliklinik THT-KL RSUD Boyolali.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup disiplin ilmu penyakit dalam sub bagian endokrinologi 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional yang menghubungkan antara perbedaan jenis kelamin dengan derajat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Ruang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Penyakit Dalam, sub ilmu Pulmonologi dan Geriatri. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat peneltian ini adalah
Lebih terperinciPGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep PGK dengan HD Etiologi Compliance (Kepatuhan Pasien, kualitas HD) Asupan cairan Asupan Garam dan nutrisi IDWG BIA Komposisi cairan Status
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Sidik Jari Jenis Kelamin Suku 3. Defenisi Operasional No. Defenisi Cara Penilaian Alat Ukur Hasil Ukur 1. Kepadatan alur Menghitung
Lebih terperinci(dr. Cut Masdalena, M. Ked (Oph)) Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi/siang Bapak/Ibu, pada hari ini, saya Dr. Cut Masdalena akan melakukan penelitian yang berjudul Hubungan gangguan lapang pandangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Respirologi, Alergi dan Imunologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep DIABETES MELITUS TIPE 2 KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL Indeks CPITN Kadar Gula Darah Oral Higiene Lama menderita diabetes melitus tipe 2 3.2 Hipotesis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terkait disiplin Ilmu Kesehatan Anak khusunya bagian Respirologi, Alergi & Imunologi, serta Ilmu Fisiologi. 3.2 Tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik.
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Divisi Rehabilitasi Medik
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Sumatera Utara
HUBUNGAN STRESS OKSIDATIF MARKER MALONILDIALDEHYDE DAN REDOX ENZYME GLUTHATHION PEROXIDASE DENGAN PROGRESIFITAS SYARAF OPTIK PASKA PEMBERIAN GINKGO BILOBA PADA PENDERITA GLAUKOMA SUDUT TERBUKA PRIMER ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Mata. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUP dr.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi Mulut dan Ilmu Onkologi Radiasi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini bidang neuroscience mencakup
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini bidang neuroscience mencakup neuroanatomi, neurofisiologi, neurofarmakologi, dan obat tradisional. 4.2 Tempat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 4-5 Sekolah Dasar Negeri di
22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak dan Fisiologi. 4.2 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di lapangan
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
12 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Umur Jenis kelamin Suku Pekerjaan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah kelimuan fisiologi olahraga dan kedokteran olahraga. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional,
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional, yang didukung oleh data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengisian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi Kedokteran dan Ilmu Farmakologi-Toksikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif yang membandingkan komplikasi yang terjadi antara pasien efusi pleura yang menggunakan small bore
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. cross sectional, dimana variabel bebas yaitu perilaku makan pagi (sarapan)
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana variabel bebas yaitu perilaku makan pagi (sarapan) dan status
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran terutama bidang fisiologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Mulut. Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat analitik prospektif dengan time series design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian dan Mulut. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah di Rumah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik numerik
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik numerik (kategorik-numerik) tidak berpasangan dengan pendekatan cross sectional yang pengamatannya
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit
24 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciFakultas Kedokteran U K M Bandung
PERBANDINGAN PENGARUH MINUM SEDUHAN TEH HITAM (BLACK TEA) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA (WRS) PADA PRIA DAN PEREMPUAN DEWASA Oleh : Rosnaeni Djusena Agnes Agustin Henry Nio Nathan Rahel Margareth Febriana
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit Rehabilitasi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Fisiologi dan Ergonomi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Fisiologi dan Ergonomi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di kelompok pengrajin batik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasy- Experiment) dengan metode pengumpulan data secara prospektif yang dilakukan dengan memberikan pretest
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan
27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. paparan masing masing subjek kasus dan kontrol. Penelitian ini merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian case control dimana peneliti menggunakan kasus yang sudah ada dan memilih kontrol (non kasus) yang sebanding.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
28 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan deskriptif analitik, yaitu dengan melakukan pengukuran pada sampel sebelum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu
Lebih terperinciPEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA LEAFLET EFEKTIF DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN PONOROGO
PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA LEAFLET EFEKTIF DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN PONOROGO Sulistyo Andarmoyo 1 1 Dosen FIK Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di kelompok pengrajin batik tulis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu saraf dan rehabilitasi medik 2. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini berlokasi di RSUP
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2014 di bagian rekam medis RSUD Dr. Moewardi. Populasi subyek pada penelitian ini adalah seluruh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik, dengan desain cross-sectional. Penelitian dengan pendekatan cross-sectional bertujuan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study yang merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1. LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN KELOMPOK (INFORMATION FOR CONSENT) Selamat pagi/siang Bapak/ Ibu/ Saudara/i. Nama saya dr. Dian Prastuty. PPDS Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin.
BAB III METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Tempat pengambilan sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control retrospektif/studi kasus kontrol retrospektif. Penelitian ini merupakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Kepakisan Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group design. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Pengambilan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dilaksanakannya penelitian adalah di bagian bangsal bedah Rumah
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah khususnya Bedah Thoraks Kardio Vaskuler. 4.2. Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada kelompok pengrajin batik
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi, khususnya
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi, khususnya Fisiologi Olahraga. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis
BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL. Selama penelitian diambil sampel sebanyak 50 pasien
Lebih terperinciKERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Teori Etiologi: 1. Heriditer 2. Trauma 3. Pekerjaan 4. Infeksi 5. Metabolik 6. Endokrin 7. Neoplasma 8. Penyakit kolagen 9. Degeneratif 10. Iatrogenik 11.
Lebih terperinciMETODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2
17 METODOLOGI Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental study yaitu percobaan lapang (field experiment) dengan menggunakan rancangan randomized treatment trial
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka konsep penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, kerangka konsep mengenai angka kejadian relaps sindrom nefrotik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD Dr. Moewardi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Mata dan Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan metode kohort prospektif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian yang mencakup bidang Ilmu Fisiologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang mencakup bidang Ilmu Fisiologi 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design.
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini sudah dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimental quasi dengan desain pre post test. Pasien pencabutan gigi di RSGM UMY. { } N = Jumlah subyek yang diperlukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan eksperimental quasi dengan desain pre post test. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Disiplin Ilmu yang terkait penelitian ini adalah ilmu kedokteran jiwa
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin Ilmu yang terkait penelitian ini adalah ilmu kedokteran jiwa 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitan ini telah dilakukan di Rukun Warga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang neurologi anak. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Lebih terperinciPemeriksaan Mata Dasar. Dr. Elvioza SpM Departemen Ilmu kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta
Pemeriksaan Mata Dasar Dr. Elvioza SpM Departemen Ilmu kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta I. PERSYARATAN PEMERIKSAAN MATA 1. 2. 3. 4. Intensitas cahaya adekwat. Tersedia alat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi Ilmu Gizi khususnya bidang antropometri dan Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang respirologi. 4.2 Tempat dan
Lebih terperinciProporsi pneumonia yang terpajan periodontal 41 OR = = = 0,21 Proporsi tidak pneumonia yang terpajan periodontal 193
Perhitungan Besar Sampel n = [ Z 1-α/2 2P(1-P) + Z β P 1 (1-P 1 ) +P 2 (1-P 2 ) ] 2 (P 1 -P 2 ) 2 Keterangan rumus: n: jumlah sampel α: tingkat kemaknaan yang ditetapkan peneliti. Dalam penelitian ini,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Desain cross
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah non eksperimental yang merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Desain cross sectional adalah desain
Lebih terperinci