BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 28 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan deskriptif analitik, yaitu dengan melakukan pengukuran pada sampel sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Dalam penelitian ini dilakukan perlakuan penyikatan gigi dengan sikat gigi konvensional bulu lembut pada kelompok I dan penyikatan dengan sikat gigi khusus ortodonti bulu lembut pada kelompok II serta pre dan posttest untuk mengetahui perbedaan penurunan indeks plak pada pengguna ortodonti cekat. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kampus Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jl. Alumni No. 2 Kampus Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian adalah selama bulan April sampai dengan bulan Juni Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKG USU stambuk pengguna ortodonti cekat. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Sampel yang digunakan memiliki kriteria inklusi yaitu : 1. Mahasiswa FKG USU stambuk Menggunakan ortodonti cekat 6 bulan dan aktif dalam perawatan Kriteria eksklusi : Tidak bersedia mengikuti penelitian Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus:

2 29 0,45 Keterangan: n = Besar sampel minimum pada penelitian σ = Standar deviasi penelitian sebelumnya Zα = Nilai distribusi normal baku (Tabel Z) pada α= 5% adalah 1,96 Zβ = Distribusi normal baku (Tabel Z) pada β= 10% adalah 1,282 µ1-µ2 = Selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi populasi adalah Perhitungan : Jadi jumlah sampel yang digunakan sebagai sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 51 mahasiswa dan untuk mempertimbangkan masalah eksklusi maka ditambahkan 10% dari hasil perhitungan, sehingga total sampel yang dibutuhkan adalah 60 mahasiswa. 30 mahasiswa untuk penggunaan sikat gigi konvensional bulu lembut, dan 30 mahasiswa untuk penggunaan sikat gigi khusus ortodonti.

3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah : a. Variabel bebas : - Sikat gigi konvensional - Sikat gigi khusus ortodonti b. Variabel tergantung : Indeks plak c. Variabel terkendali 1. Pasta gigi yang digunakan 2. Teknik menyikat gigi 3. Waktu menyikat gigi d. Variabel tidak terkendali 1. Jenis Kelamin 2. Jumlah pasta gigi yang digunakan 3. Lama menyikat gigi 4. Banyak air untuk berkumur 5. Maloklusi awal 6. Mekanoterapi ortodonti cekat 7. Laju aliran dan ph saliva Defenisi Operasional Plak merupakan suatu lapisan tipis berisi organisme yang berkembang di permukaan gigi, gusi, piranti dalam rongga mulut maupun restorasi. Plak akan selalu terbentuk pada permukaan gigi bahkan setelah pembersihan. Plak terbentuk kembali dengan cepat setelah pembersihan dan dipengaruhi oleh faktor diet secara relatif, meskipun asupan sukrosa dapat mempercepat pembentukannya. Indeks Plak. Akumulasi plak dapat dihitung dengan menggunakan indeks plak. Plak dapat dilihat dengan menggunakan disclosing solution yang akan memberikan warna pada daerah yang masih terdapat plak. Perhitungan indeks plak dilakukan pada penelitian ini adalah indeks Podshadley dan Hadley.

4 31 Dipilih enam permukaan dari enam gigi, yaitu insisivus sentralis kanan atas, kaninus kiri atas, premolar dua kiri atas, insisivus sentralis kiri bawah, kaninus kanan bawah dan premolar dua kanan bawah. Indeks ini mencatat adanya plak atau tidak dengan nilai satu atau nol. Pemeriksaan dilakukan pada permukaan mahkota gigi bagian fasial atau lingual dengan membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi sembilan subdivisi, yaitu : Gambar 6. Pembagian permukaan gigi yang diperiksa dalam indeks Podshadley dan Hadley. 10 A: 1/3 gingiva pada bagian mesial B: 1/3 tengah gingiva C: 1/3 gingiva pada bagian distal D: 1/3 tengah pada bagian mesial E: 1/3 tengah pada bagian distal F: 1/3 incisal atau oklusal pada bagian mesial G: 1/3 tengah incisal atau oklusal H: 1/3 incisal atau oklusal pada bagian distal I: Bagian tengah Pada bagian yang terdapat plak, diberi skor 1, daerah yang tidak ada plak diberi skor 0. Daerah yang terdapat braket tidak dihitung.

5 32 Cara menentukan indeks plak PHP yaitu dengan rumus: Sikat gigi konvensional merupakan sikat gigi yang umumnya digunakan pada kebanyakan orang. Sikat gigi konvensional dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tekstur bulu sikatnya yaitu berbulu lembut, sedang, dan keras. Sikat gigi khusus ortodonti merupakan sikat gigi yang didesain khusus untuk pengguna ortodonti cekat. Sikat gigi ini memiliki bulu sikat yang lebih tinggi pada pinggir sikatnya dibandingkan bagian tengahnya agar sesuai dengan bentuk piranti ortodonti cekat. Teknik sikat gigi yang digunakan adalah teknik Bass yaitu dengan mengarahkan bulu sikat ke arah gingiva bebas lalu dilakukan penyikatan dengan gerakan horizontal yang pendek. Penyikatan dilakukan pada seluruh permukaan lingual dan fasial dari gigi. Waktu menyikat gigi yang disarankan kepada sampel adalah setelah sarapan dan sebelum tidur. Banyak pasta gigi yang digunakan setiap orang dapat bervariasi dan tidak dapat di ukur secara pasti. Lama menyikat gigi merupakan durasi menyikat gigi seseorang. Banyak air untuk berkumur adalah jumlah air yang digunakan untuk membersihkan seluruh pasta gigi setelah proses penyikatan. Maloklusi awal merupakan kondisi maloklusi yang dialami pasien sebelum dilakukan perawatan ortodonti cekat. Mekanoterapi ortodonti cekat merupakan tipe dan variasi perawatan ortodonti cekat yang digunakan untuk memperbaiki maloklusi pasien. Laju aliran dan ph saliva berbeda-beda pada setiap pasien dan dapat mempengaruhi kondisi rongga mulut pasien.

6 Alat dan Bahan Penelitian Alat 1. Sikat gigi konvensional bulu lembut 2. Sikat gigi khusus ortodonti bulu lembut 3. Handscoon 4. Masker 5. Kaca mulut 6. Pensil Bahan 1. Lembar pencatat hasil pemeriksaan 2. Disclosing soluttion 3. Odol Alat

7 34 Bahan Prosedur Pengumpulan Data 1. Pengambilan data kontrol dilakukan di kampus Fakultas Kedokteran Gigi USU dimulai pagi hari pukul WIB. 2. Sebelum hari pemeriksaan sampel diinstruksikan agar tidak makan sebelum pemeriksaan dilakukan. 3. Pada waktu pemeriksaan, sampel diminta untuk mengisi lembaran inform concent dan lembar penelitian. 4. Kemudian dilakukan pemeriksaan indeks plak sebagai data kontrol penelitian pada kedua kelompok sampel. 5. Cara pemeriksaannya adalah sebagai berikut: a. Sampel diinstruksikan berkumur-kumur untuk menyingkirkan sisa-sisa makanan atau debris. b. Seluruh permukaan gigi diolesi dengan larutan pewarna (disclosing solution) lalu berkumur-kumur dan diperiksa daerah yang berwarna merah pada permukaan gigi dengan bantuan kaca mulut. c. Pemeriksaan dilakukan pada enam gigi, yaitu gigi insisivus sentralis kanan atas, kaninus kiri atas, premolar dua kiri atas, insisivus sentralis kiri bawah, kaninus kanan bawah, premolar dua kanan bawah. d. Pengukuran dilakukan menggunakan indeks Podshadley dan Hadley

8 35 6. Kemudian masing-masing kelompok dibagikan sikat gigi yang akan digunakan yaitu sikat gigi konvensional bulu lembut dan sikat gigi khusus ortodonti. 7. Semua sampel diedukasi mengenai waktu menyikat gigi dan metode menyikat gigi yang digunakan yaitu metode bass. Sampel diinstruksikan untuk rutin melakukan penyikatan gigi dengan metode tersebut selama dua (2) minggu. Sebelum hari pengambilan data kontrol, sampel kembali diinstruksikan agar tidak makan sebelum dilakukan pemeriksaan. 8. Dua minggu setelah pengambilan data kontrol, dilakukan pengukuran akumulasi plak dengan indeks plak yang sama dengan pengukuran kontrol. 9. Hasil pemeriksaan dicatat pada lembaran pemeriksaan. 3.7 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dan ditabulasikan dengan bantuan program SPSS. Semua data yang telah diperoleh dalam kuesioner diedit, dalam hal ini diperiksa kembali apakah semua isian telah lengkap Analisis Data 1. Dilakukan perhitungan skor rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional bulu lembut dan khusus ortodonti. 2. Dilakukan perhitungan selisih skor rata-rata sebelum dan sesudah dilakukan penyikatan gigi dengan sikat gigi konvensional bulu lembut dan khusus ortodonti. 3. Dilakukan perhitungan skor dengan uji-t berpasangan untuk mengetahui perbedaan secara statistik penurunan indeks plak sebelum dan sesudah menggunakan sikat gigi konvensional bulu lembut dan khusus ortodonti. 4. Dilakukan perhitungan skor dengan uji-t tidak berpasangan untuk mengetahui perbedaan secara statistik penurunan indeks plak yang menggunakan sikat gigi konvensional bulu lembut dan khusus ortodonti.

9 Etika Penelitian Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup: 1. Lembar persetujuan (Informed consent) Peneliti melakukann pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada responden kemudian mennjelaskan lebih dahulu tujuan penelitiann, tindakan yang akan dilakukan serta menjelaskan manfaat yang diperoleh dari hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian. 2.Ethical Clearance Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitiann kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan berdasarkann ketentuan etika yang bersifat internasional maupun nasional.

10 37 BAB 4 HASIL PENELITIAN Berdasarkan rumus besar sampel, jumlah sampel minimum adalah 60 orang. Sebanyak 60 sampel penelitian diambil dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi yang berasal dari stambuk 2012 hingga Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling. Hasil pemeriksaan dan pencatatan data dari sampel tersebut diolah secara komputerisasi sehingga diperoleh perbandingan efektivitas sikat gigi bulu lembut konvensional dengan sikat gigi khusus ortodonti pada mahasiswa preklinik pengguna ortodonti cekat di FKG USU. Jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingan responden laki-laki, dari 60 responden yang menggunakan piranti ortodonti cekat, responden perempuan lebih banyak yaitu sejumlah 47 subjek, sedangkan responden laki-laki sejumlah 13 subjek. 4.1 Gambaran Responden Pengguna Ortodonti Cekat Responden kebanyakan berjenis kelamin perempuan yaitu 44,68% pada kelompok sikat gigi khusus ortodonti dan 55,32% sikat gigi konvensional bulu lembut, sedangkan responden berjenis kelamin laki-laki 69,23% pada kelompok sikat gigi khusus ortodonti dan 30,77% sikat gigi konvensional bulu lembut (Tabel 1). Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Kelompok sikat gigi khusus ortodonti konvensional bulu lembut jumlah N % N % Laki-laki 9 69, ,77 13 Perempuan 21 44, ,32 47

11 Efektivitas Sikat Gigi Khusus Ortodonti Terhadap Penurunan Indeks Plak pada Pengguna Orthodonti Cekat Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui efektivitas sikat gigi khusus ortodonti terhadap penurunan indeks plak pada pengguna ortodonti cekat, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk. Diperoleh nilai signifikansi indeks plak baik pada saat pre-test maupun post-test, masing-masing lebih besar dari 0,05 (p pre-test sebesar 0,424 dan p posttest sebesar 0,711). Artinya bahwa data indeks plak pada saat pre-test dan post-test terdistribusi normal. Terdapat perbedan rata-rata antara indeks plak kondisi pre-test (3,7033) dan indeks plak kondisi post-test (2,8967). Hasil ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian sikat gigi khusus ortodonti pada pengguna ortodonti cekat (Tabel 2). Hasil uji-t berpasangan diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian sikat gigi khusus ortodonti pada pengguna ortodonti cekat, dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemakaian sikat gigi khusus ortodonti terhadap penurunan indeks plak pada pengguna ortodonti cekat (Tabel 2). Tabel 2. Hasil Uji Statistik Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi pada Kelompok Sikat Gigi Khusus Ortodonti Indeks plak rata-rata Hasil uji-t N (X ± SD) berpasangan Indeks plak pre-test 30 3,7033 ± 0,9478 0,000 Indeks plak post-test 30 2,8967 ± 0,8740

12 Efektivitas Sikat Gigi Konvensional Bulu Lembut Terhadap Penurunan Indeks Plak pada Pengguna Orthodonti Cekat Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui efektivitas sikat gigi bulu lembut terhadap penurunan indeks plak pada pengguna ortodonti cekat, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk. Diperoleh nilai signifikansi indeks plak baik pada saat pre-test maupun posttest, masing-masing lebih besar dari 0,05 (p pre-test sebesar 0,256 dan p post-test sebesar 0,098). Artinya bahwa data indeks plak pada saat pre-test dan post-test terdistribusi normal. Terdapat perbedan rata-rata antara indeks plak kondisi pre-test (3,2707) dan indeks plak kondisi post-test (2,3663). Hasil ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian sikat gigi konvensional bulu lembut pada pengguna ortodonti cekat (Tabel 3). Hasil uji-t berpasangan diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian sikat gigi konvensional bulu lembut pada pengguna ortodonti cekat, dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemakaian sikat gigi konvensional bulu lembut terhadap penurunan indeks plak pada pengguna ortodonti cekat (Tabel 3). Tabel 3. Hasil Uji Statistik Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi pada Kelompok Sikat Gigi Konvensional Bulu Lembut Indeks plak rata-rata Hasil uji-t N (X ± SD) berpasangan Indeks plak pre-test 30 3,2707 ± 0,1005 0,000 Indeks plak post-test 30 2,3663 ± 0,92901

13 Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Khusus Ortodonti dengan Sikat Gigi Konvensional Bulu Lembut Terhadap Penurunan Indeks Plak pada Pengguna Ortodonti Cekat Diperoleh nilai rata-rata selisih perbedaan indeks plak sebelum dan sesudah yang berbeda antara pengguna sikat gigi khusus ortodonti (0,8067) dengan sikat gigi konvensional bulu lembut (0,9043). Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan penurunan indeks plak antara pengguna sikat gigi khusus ortodonti dengan sikat gigi konvensional bulu lembut. Hasil ini akan diuji lebih lanjut secara statistik (Tabel 4). Hasil uji-t tidak berpasangan diperoleh nilai signifikansi 0,280 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan penurunan indeks plak di antara kelompok sikat gigi khusus ortodonti dengan sikat gigi konvensional bulu lembut pada pengguna ortodonti cekat (Tabel 4). Tabel 4. Hasil Uji Statistik Perbandingan Selisih Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi Sikat Gigi Khusus Ortodonti dengan Sikat Gigi Konvensional Bulu Lembut Nilai rata-rata selisih sebelum dan Hasil uji-t tidak N sesudah (X ±SD) berpasangan Sikat khusus 30 0,8067 ± 0,4246 ortodonti 0,280 Sikat gigi bulu 30 0,9043 ± 0,2463 lembut

14 41 BAB 5 PEMBAHASAN Skor indeks plak rata-rata pada kedua kelompok sama-sama menunjukan penurunan indeks plak, yaitu 0,8067 untuk sikat gigi khusus ortodonti dan 0,9043 untuk sikat gigi konvensional bulu lembut yang ditunjukan pada tabel 4. Pada sikat gigi khusus ortodonti yang ditunjukan oleh tabel 2 terjadi penurunan indeks plak ratarata dari 3,7033 menjadi 2,8967 yang kemudian diuji dengan uji-t berpasangan dan diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05) yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian sikat gigi khusus ortodonti. Pada sikat gigi konvensional bulu lembut yang ditunjukan oleh tabel 3 terjadi penurunan indeks plak rata-rata dari 3,2707 menjadi 2,3663 yang kemudian diuji kembali dengan uji-t berpasangan dan diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05) yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian sikat gigi konvensional bulu lembut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wati (2014) yang menunjukan bahwa terjadi penurunan indeks plak yang signifikan pada kelompok sikat gigi konvensional bulu lembut dan sikat gigi khusus ortodonti. Pada kelompok sikat gigi konvensional bulu lembut terjadi penurunan indeks plak rata-rata dari 47,7 menjadi 17,3, sedangkan pada kelompok sikat gigi khusus ortodonti terjadi penurunan indeks plak rata-rata dari 33,9 menjadi 8, Hal ini menunjukan bahwa kedua sikat gigi efektif dalam menurunkan indeks plak. Penurunan indeks plak pada kelompok tersebut terjadi karena kontrol plak merupakan pencegahan aktif sehingga diperlukan peran aktif dari pasien. Terdapat dua teknik kontrol plak yang umum digunakan yaitu secara mekanik dan kimiawi. Pembersihan mekanis atau sikat gigi merupakan prosedur yang paling efektif dan umum digunakan karena sifat plak yang cenderung sulit dibersihkan secara kimiawi. 25 Efisiensi menyikat gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu desain sikat gigi, teknik menyikat gigi pasien, dan frekuensi menyikat gigi. 26 Peran dari frekuensi

15 42 dan metode menyikat gigi yang digunakan oleh sampel sangat mempengaruhi penurunan indeks plak pada masing-masing kelompok sikat gigi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini digunakan dua sikat gigi untuk dibandingkan yaitu sikat gigi khusus ortodonti dan sikat gigi konvensional. Sikat gigi khusus ortodonti didesain khusus dengan bulu sikat yang mengikuti bentuk anatomis dari pengguna ortodonti cekat sehingga sikat ini dapat membersihkan daerah di sekitar braket. 18 Sikat gigi bulu lembut memiliki diameter 0,007 hingga 0,009 inchi. 11 Sikat gigi khusus ortodonti pada penelitian memiliki bulu sikat bertekstur lembut. Nilai rata-rata selisih penurunan indeks plak dari masing-masing kelompok kemudian diuji kembali dengan uji-t tidak berpasangan untuk melihat sikat gigi yang lebih efektif dalam menurunkan indeks plak. Hasil dari pengujian diperoleh nilai signifikansi 0,280 (p > 0,05). Nilai signifikan tersebut menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan penurunan indeks plak di antara kelompok sikat gigi khusus ortodonti dengan sikat gigi konvensional bulu lembut. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sikat gigi khusus ortodonti dengan sikat gigi konvensional bulu lembut dalam menurunkan indeks plak. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Wati (2014) yang menyatakan bahwa pemakaian sikat gigi konvensional bulu lembut lebih efektif menurunkan indeks plak dibandingkan sikat gigi khusus ortodonti karena derajat kekerasan bulu sikat turut mempengaruhi efek pembersihan. 10 Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh metode penyikatan gigi yang berbeda dalam penelitian tersebut. Di mana efektivitas menyikat gigi tidak hanya dipengaruhi desain sikat gigi namun dipengaruhi juga oleh metode menyikat gigi yang digunakan. Hasil penelitian Nassar dkk (2013) menyatakan bahwa metode Bass efektif dalam menurunkan indeks plak dan indeks gingiva pada pengguna ortodonti cekat. 27 Hasil penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Sukmawaty dkk (2011) menunjukan bahwa sikat gigi khusus ortodonti lebih efektif daripada sikat gigi konvensional karena desain sikat gigi ortodonti yang mengikuti bentuk alat ortodonti. 13 Perbedaan ini mungkin disebabkan karena perbedaan tekstur bulu sikat gigi konvensional yang digunakan serta metode pengumpulan data yang berbeda

16 43 sehingga menunjukan bahwa sikat gigi khusus ortodonti lebih efektif dalam menurunkan indeks plak. Penelitian Yankell SL (1983) menyatakan bahwa sikat gigi dengan bulu sikat lembut berbentuk V memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sikat gigi lain. 28 Beberapa sumber menyatakan bahwa sikat gigi bulu lembut lebih dianjurkan untuk pengguna ortodonti cekat karena bulu sikat yang lembut tidak terlalu abrasif, tidak merusak gingiva, serta memiliki efektivitas yang sama dengan sikat gigi lainnya. 29,30 Hal ini sejalan dengan penelitian ini dimana kedua sikat gigi yang digunakan memiliki bulu lembut Sehingga efektif dalam membersihkan plak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk bulu sikat gigi tidak berpengaruh terhadap penurunan plak pada pengguna ortodonti cekat. Namun Pengguna ortodonti cekat harus tetap melakukan kontrol plak secara teratur agar terhindar dari penyakit periodontal ataupun karies.

17 44 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian perbandingan efektivitas sikat gigi konvensional dengan sikat gigi khusus ortodonti terhadap akumulasi plak pada mahasiswa preklinik pengguna ortodonti cekat di FKG USU : 1. Ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi khusus ortodonti pada pengguna ortodonti cekat. 2. Ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional bulu lembut pada pengguna ortodonti cekat. 3. Tidak ada perbedaan yang signifikan (P>0,05) antara penurunan indeks plak yang menggunakan sikat gigi khusus ortodonti dengan sikat gigi konvensional bulu lembut pada pengguna ortodonti cekat. 6.2 Saran 1. Perlu edukasi dan intruksi kontrol plak oleh ahli ortodonti untuk menjaga oral hygiene dan melakukan kontrol plak selama perawatan ortodonti cekat agar kesehatan gigi dan mulut terjaga. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai metode menyikat gigi yang lebih baik dalam menurunkan indeks plak pada pengguna ortodonti cekat.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian piranti ortodonti cekat saat ini semakin banyak digunakan di masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena masyarakat mulai

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei s/d juni Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei s/d juni Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian 4.1.1 Ruang lingkup tempat Penelitian ini berlangsung di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 4.1.2 Ruang lingkup waktu Penelitian ini berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta yang berusia tahun. Penelitian ini. n= Z 2 p.q d 2 n= 1,96 2.0,5.0,25 0,25 2 n= 7,68

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta yang berusia tahun. Penelitian ini. n= Z 2 p.q d 2 n= 1,96 2.0,5.0,25 0,25 2 n= 7,68 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian klinis laboratoris dengan posttest only group design. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian observasional cross sectional. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di klinik

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental semu (quasi

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental semu (quasi BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental semu (quasi experimental). 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian SLB-C AKW Kumara Surabaya 4.3 Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di masyarakat Indonesia. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat di Indonesia pada umumnya

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian Pengumpulan data klinis dilakukan mulai tanggal 10 November 2008 sampai dengan tanggal 27 November 2008 di klinik orthodonti FKG UI dan di lingkungan FK UI.

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN EFEK BERKUMUR DENGAN METODE OIL PULLING MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA TERHADAP KONDISI GINGIVA PADA MAHASISWA FKG USU

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN EFEK BERKUMUR DENGAN METODE OIL PULLING MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA TERHADAP KONDISI GINGIVA PADA MAHASISWA FKG USU Lampiran 1 DEPARTEMEN PERIODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR KUESIONER PENELITIAN EFEK BERKUMUR DENGAN METODE OIL PULLING MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA TERHADAP KONDISI GINGIVA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti. Fixed orthodontic merupakan perawatan yang membutuhkan waktu yang cukup lama oleh karena itu setiap pasien yang menjalani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fixed orthodontic atau disebut juga dengan pesawat cekat ortodonti

BAB 1 PENDAHULUAN. Fixed orthodontic atau disebut juga dengan pesawat cekat ortodonti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fixed orthodontic atau disebut juga dengan pesawat cekat ortodonti merupakan alat ortodonti yang dicekatkan langsung pada gigi. Komponen fixed orthodontic terdiri dari

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Salam Sejahtera, Saya Dziah Marhani sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan skripsi di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Bersama dengan ini saya, Olivian Wijaya, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi. Saat ini, saya sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. 1 Gigi dan mulut dikatakan sehat apabila memiliki

Lebih terperinci

SKOR PLAK PADA PASIEN PENGGUNA PIRANTI ORTODONTI CEKAT DI PRAKTEK DOKTER GIGI DENGAN MENGGUNAKAN ORTHO PLAQUE INDEX

SKOR PLAK PADA PASIEN PENGGUNA PIRANTI ORTODONTI CEKAT DI PRAKTEK DOKTER GIGI DENGAN MENGGUNAKAN ORTHO PLAQUE INDEX SKOR PLAK PADA PASIEN PENGGUNA PIRANTI ORTODONTI CEKAT DI PRAKTEK DOKTER GIGI DENGAN MENGGUNAKAN ORTHO PLAQUE INDEX SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS SIKAT GIGI KONVENSIONAL DAN SIKAT GIGI KHUSUS ORTODONTI TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK PEMAKAI FIXED ORTHODONTIC PADA MAHASISWA FKG USU

EFEKTIFITAS SIKAT GIGI KONVENSIONAL DAN SIKAT GIGI KHUSUS ORTODONTI TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK PEMAKAI FIXED ORTHODONTIC PADA MAHASISWA FKG USU EFEKTIFITAS SIKAT GIGI KONVENSIONAL DAN SIKAT GIGI KHUSUS ORTODONTI TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK PEMAKAI FIXED ORTHODONTIC PADA MAHASISWA FKG USU SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan. Hal ini terlihat dari hasil Riset Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER ) Lampiran 1 Nomor Kartu DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian klinis laboratoris dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian klinis laboratoris dengan A. DESAIN PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian klinis laboratoris dengan rancangan post-test only control group design. B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Populasi

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN Selamat Pagi/Siang, Saya Rina Silvia Srg, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi. Saya akan melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mikroba pada gigi dan permukaan gingiva yang berdekatan. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. mikroba pada gigi dan permukaan gingiva yang berdekatan. 1,2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah utama kesehatan gigi dan mulut yang paling umum adalah karies dan penyakit periodontal. 1 Plak sangat berperan dalam terjadinya kedua penyakit ini. 2 Kontrol

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SIKAT GIGI BULU SOFT DENGAN SIKAT GIGI KHUSUS ORTHODONTIK TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK PADA PENGGUNA ALAT ORTODONTIK CEKAT

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SIKAT GIGI BULU SOFT DENGAN SIKAT GIGI KHUSUS ORTHODONTIK TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK PADA PENGGUNA ALAT ORTODONTIK CEKAT PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SIKAT GIGI BULU SOFT DENGAN SIKAT GIGI KHUSUS ORTHODONTIK TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK PADA PENGGUNA ALAT ORTODONTIK CEKAT Kurnia Probo Wati INTISARI Fixed orthodontic memiliki

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Kandungan dan Kebidanan. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional (sekali waktu), yaitu untuk mengetahui prevalensi karies

Lebih terperinci

DATA PERSONALIA PENELITI

DATA PERSONALIA PENELITI LAMPIRAN 1 DATA PERSONALIA PENELITI Riwayat Peneliti Nama : Vandersun Lestari Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 24 Oktober 1994 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Buddha Anak ke : 5 (lima) dari 5 (lima)

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep DIABETES MELITUS TIPE 2 KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL Indeks CPITN Kadar Gula Darah Oral Higiene Lama menderita diabetes melitus tipe 2 3.2 Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terapi ortodontik belakangan ini menjadi populer. 1 Kebutuhan akan perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Terapi ortodontik belakangan ini menjadi populer. 1 Kebutuhan akan perawatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi ortodontik belakangan ini menjadi populer. 1 Kebutuhan akan perawatan ortodontik akhir- akhir ini semakin meningkat karena semakin banyak pasien yang sadar akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi yang crowding, irregular, dan protrusif merupakan masalah bagi beberapa orang. Masalah-masalah pada posisi gigi dapat berpengaruh pada fungsi mastikasi dan estetik.1

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi teman-teman, saya Diah Okti mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB III. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan. membandingkan antar kelompok. Desain penelitian ini menggunakan desain

BAB III. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan. membandingkan antar kelompok. Desain penelitian ini menggunakan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan membandingkan antar kelompok. Desain penelitian ini menggunakan desain cross

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Mulut. Ruang lingkup penelitian ini pencakup bidang Ilmu Penyakit Gigi dan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di sentra Pengasapan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawatan Ortodonti Piranti ortodonti cekat adalah salah satu alat yang digunakan di kedokteran gigi untuk perawatan gigi yang tidak beraturan. Biasanya melibatkan penggunaan

Lebih terperinci

KONTROL PLAK. Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk:

KONTROL PLAK. Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk: Kontrol plak 80 BAB 7 KONTROL PLAK Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk: 1. Menyingkirkan dan mencegah penumpukan plak dan deposit lunak (materi alba dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang paling sering ditemui dalam kesehatan gigi dan mulut yaitu karies gigi dan penyakit periodontal. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2000,

Lebih terperinci

KUESIONER. PETUNJUK: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan melingkari jawaban yang tepat.

KUESIONER. PETUNJUK: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan melingkari jawaban yang tepat. No. : Tanggal Pemeriksaan : KUESIONER EFEKTIVITAS EKSTRAK SIWAK 1% SEBAGAI OBAT KUMUR DALAM MENGURANGI AKUMULASI PLAK Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi IDENTITAS RESPONDEN Nama : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit 24 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. Bandarharjo, Kota Semarang Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. Bandarharjo, Kota Semarang Jawa Tengah. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penilitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1. Ruang lingkup tempat Penelitian ini dilakukan di Sentra

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang bersifat progresif dan

Bab I PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang bersifat progresif dan Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang bersifat progresif dan akumulatif sehingga pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut harus dilakukan secara berkesinambungan.

Lebih terperinci

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata-1

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimental kuasi dengan desain one group pre dan post. Tempat : Klinik Ortodonti RSGMP FKG USU

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimental kuasi dengan desain one group pre dan post. Tempat : Klinik Ortodonti RSGMP FKG USU BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Eksperimental kuasi dengan desain one group pre dan post. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Klinik Ortodonti RSGMP FKG USU Waktu : 3 bulan 3.3 Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan pada penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode case control, karena sampel tidak menerima perlakuan dan pengukuran dilakukan dalam satu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi observasional analitik potong lintang (crosssectional).

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi observasional analitik potong lintang (crosssectional). BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi observasional analitik potong lintang (crosssectional). 4.2 Alur Penelitian Mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik FKG

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Pengumpulan data klinis dilakukan mulai tanggal 10 November 2008 sampai dengan 27 November 2008 bertempat di klinik ortodonti FKG UI dan di lingkungan FK UI. Selama periode tersebut

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu kebidanan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu kebidanan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu kebidanan dan Kandungan. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian untuk mencari perbedaan antara variabel bebas (faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi yang tidak beraturan, irregular, dan protrusi merupakan masalah bagi beberapa individu sejak zaman dahulu dan usaha untuk memperbaiki kelainan ini sudah dimulai

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 21 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif analatik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional study). Penelitian potong lintang merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini bidang neuroscience mencakup

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini bidang neuroscience mencakup BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini bidang neuroscience mencakup neuroanatomi, neurofisiologi, neurofarmakologi, dan obat tradisional. 4.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross-sectional untuk mengetahui prevalensi Kandidiasis Eritematosa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. mulai bulan 1 Februari sampai dengan 5 Mei Skema rancangan penelitian ditampilkan pada gambar 15.

BAB 4 METODE PENELITIAN. mulai bulan 1 Februari sampai dengan 5 Mei Skema rancangan penelitian ditampilkan pada gambar 15. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah fisiologi khususnya fisiologi pendengaran serta fisiologi kerja 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis.

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis. 4.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah mahasiswa FKG UI yang dirawat dengan alat ortodonti

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi pendengaran. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di lapangan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Kebidanan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Kebidanan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis.

BAB 4 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis. 4.2. Subjek Penelitian Subjek penelitian terdiri dari 39 orang dan harus memenuhi beberapa kriteria:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu Geriatri dan Ilmu Kesehatan Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 mahasiswa FKG UI semester VII tahun 2008 diperoleh hasil sebagai berikut.

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 mahasiswa FKG UI semester VII tahun 2008 diperoleh hasil sebagai berikut. 36 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 mahasiswa FKG UI semester VII tahun 2008 diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 5.1. Frekuensi distribusi tes saliva subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 29 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Ilmu Gigi dan Mulut dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4.2 Tempat dan waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN Selamat Pagi/Siang, Saya Desi Khairunnisa, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi. Saya akan melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis. 4.2 Subyek penelitian Subyek penelitian adalah pasien yang dirawat dengan alat ortodonti cekat sebanyak

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT KOMISI ETIK

Lampiran 1 SURAT KOMISI ETIK Lampiran 1 SURAT KOMISI ETIK Lampiran 2 SURAT IZIN PENELITIAN LABORATORIUM OBAT TRADISIONAL Lampiran 3 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi teman-teman. Saya Cheong Xinyi adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencangkup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut serta Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ruang lingkup

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN KESEHATAN GIGI MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Nomor :

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN KESEHATAN GIGI MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Nomor : LAMPIRAN DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN KESEHATAN GIGI MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Nomor : Pemeriksa : EFEKTIVITAS PEMAKAIAN OBAT KUMUR NON-ALKOHOL SETELAH MENYIKAT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. (Garcinia Mangistan Linn.) terhadap penurunan indeks plak, yang menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. (Garcinia Mangistan Linn.) terhadap penurunan indeks plak, yang menggunakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Pada hasil penelitian pengaruh durasi kumur ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn.) terhadap penurunan indeks plak, yang menggunakan pengukuran

Lebih terperinci

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah*** PENGARUH KUMUR SARI BUAH BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola L.) (Studi terhadap Anak Usia 12-15 Tahun Pondok Pesantren Al-Adzkar, Al-Furqon, Al-Izzah Mranggen Demak) Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2. Ilmu gizi, khususnya bidang antropometri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Sentra Pengasapan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN INDEKS PLAK PENGGUNA PESAWAT ORTODONTI CEKAT PADA MURID SMA SWASTA HARAPAN 1 DAN SMA NEGERI 1 MEDAN

PERBANDINGAN INDEKS PLAK PENGGUNA PESAWAT ORTODONTI CEKAT PADA MURID SMA SWASTA HARAPAN 1 DAN SMA NEGERI 1 MEDAN PERBANDINGAN INDEKS PLAK PENGGUNA PESAWAT ORTODONTI CEKAT PADA MURID SMA SWASTA HARAPAN 1 DAN SMA NEGERI 1 MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini tercakup dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan crosssectional yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara konveksitas skeletal

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/WALI OBJEK PENELITIAN. Kepada Yth, Orang Tua/Wali Ananda :..

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/WALI OBJEK PENELITIAN. Kepada Yth, Orang Tua/Wali Ananda :.. 55 Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/WALI OBJEK PENELITIAN Kepada Yth, Orang Tua/Wali Ananda :.. Alamat : Bersama ini saya yang bernama, Nama : Ravinraj Ilangovan NIM : 110600209 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah observasional analitik. Setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan pengukuran.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit Rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 1. Ruang lingkup tempat. Bandarharjo, Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. 1. Ruang lingkup tempat. Bandarharjo, Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1. Ruang lingkup tempat Penelitian ini dilakukan di Sentra

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU MAHASISWA POLTEKKES YANG MENGGUNAKAN FIXED APLIANCE TENTANG MENYIKAT GIGI DENGAN NILAI OHI-S DI POLTEKKES KEMENKES MEDAN TAHUN 2013

HUBUNGAN PERILAKU MAHASISWA POLTEKKES YANG MENGGUNAKAN FIXED APLIANCE TENTANG MENYIKAT GIGI DENGAN NILAI OHI-S DI POLTEKKES KEMENKES MEDAN TAHUN 2013 HUBUNGAN PERILAKU MAHASISWA POLTEKKES YANG MENGGUNAKAN FIXED APLIANCE TENTANG MENYIKAT GIGI DENGAN NILAI OHI-S DI POLTEKKES KEMENKES MEDAN TAHUN 213 Herlinawati 1, Ngena Ria 1, Zuraidah Nasution 1 1 Direktorat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Jenis penelitian adalah metode observasional analitik dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Jenis penelitian adalah metode observasional analitik dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian adalah metode observasional analitik dengan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan memeriksa kondisi plak subyek. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu. Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu. Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan diri seseorang dapat timbul salah satunya bila memiliki senyum dengan susunan gigi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting dalam menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olahraga dan Fisiologi Respirasi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS PADA MURID SEKOLAH DASAR RAS DEUTRO-MELAYU DI KOTA MEDAN

PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS PADA MURID SEKOLAH DASAR RAS DEUTRO-MELAYU DI KOTA MEDAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS PADA MURID SEKOLAH DASAR RAS DEUTRO-MELAYU DI KOTA MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi Mulut dan Ilmu Onkologi Radiasi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang. Waktu penelitian selama 15 bulan sejak usulan penelitian proposal,

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang. Waktu penelitian selama 15 bulan sejak usulan penelitian proposal, BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah RSUD Kota Semarang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi jaringan periodontal yang tidak sehat sebesar 95,21% atau

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi jaringan periodontal yang tidak sehat sebesar 95,21% atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan penyakit yang terjadi pada umat manusia yang meluas ke seluruh dunia. 1 Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi jaringan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manggis (Garcinia mangostana Linn) yang telah matang

BAB III METODE PENELITIAN. manggis (Garcinia mangostana Linn) yang telah matang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian eksperimental kuasi dengan pretest dan posttest control group design. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik observasi dengan rancangan penelitian cross-sectional. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 25 BAB I METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut serta Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM). 4.2 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut:

BAB 4 METODE PENELITIAN. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain eksperimental. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut: Kelompok I : chlorhexidine

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya ilmu Obstetri Ginekologi dan ilmu Fisiologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karbohidrat pada plak yang menempel di permukaan gigi. Plak merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karbohidrat pada plak yang menempel di permukaan gigi. Plak merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karies merupakan penyakit yang seringkali ditemui pada anak anak. Prevalensi karies meningkat, terutama pada negara berkembang seperti Indonesia. Karies merupakan

Lebih terperinci