BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Landasan Teori. seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Landasan Teori. seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya"

Transkripsi

1 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu (Robbins, 2003). Komitmen organisasi adalah keyakinan kuat dan penerimaan tujuan organisasi dan nilai-nilai, kemauan untuk mengerahkan usaha yang cukup atas nama organisasi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi (Mowday et al., 1979). Seseorang yang sangat berkomitmen akan melihat dirinya sebagai anggota sejati dari sebuah perusahaan, mengabaikan sumber ketidakpuasan kecil dan melihat dirinya tetap sebagai anggota organisasi. Sebaliknya seseorang yang kurang berkomitmen lebih berkemungkinan melihat dirinya sebagai orang luar, mengekspresikan lebih banyak ketidakpuasan mengenai banyak hal dan tidak melihat dirinya sebagai anggota jangka panjang dari organisasi. Karyawan lebih berkemungkinan untuk merasa puas dan berkomitmen jika organisasi memperlakukan karyawannya dengan adil dan memberikan penghargaan yang masuk akal serta keamanan kerja (Griffin & Moorhead, 2013).

2 2 Steers et al. (1991) menyimpulkan ada tiga faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada pada organisasi, yaitu : 1. Faktor personal yang meliputi job satisfaction, psychological contract, job choice factors, karakteristik personal. Keseluruhan faktor ini akan membentuk komitmen awal. 2. Faktor organisasi, meliputi initial works experiences, job scope, supervision, goal consistency organizational. Semua faktor ini akan membentuk atau memunculkan tanggung jawab. 3. Non-organizational factors, yang meliputi availability of alternative job Faktor yang bukan berasal dari dalam organisasi, misalnya ada tidaknya alternatif pekerjaan lain. Terdapat beberapa dimensi dalam komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Meyer & Allen (1991). Tiga dimensi komitmen organisasi tersebut adalah: 1. Affective commitment, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional (emotional attachment), jadi karena karyawan memang menginginkan hal tersebut (want to). Komponen komitmen afektif ini berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan karyawan didalam suatu organisasi. 2. Continuance commitment, muncul apabila karyawan tetap bertahan pada organisasinya karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain atau karena karyawan tersebut tidak menemukan yang lainnya selain organisasinya tersebut, jadi karena karyawan membutuhkan (need to). Komponen

3 3 continuance juga berarti komponen berdasarkan persepsi karyawan tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi. 3. Normative commitment, timbul dari nilai-nilai diri karyawan. Karyawan rela bertahan menjadi anggota organisasi karena ada kesadaran bahwa berkomitmen terhadap organisasi merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan, jadi karena karyawan merasa berkewajiban (ought to). Sering juga komponen normatif disebut sebagai perasaan-perasaan pegawai tentang kewajiban yang harus ia berikan kepada organisasi. 2. Job Burnout Burnout didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang kehilangan semua kekhawatiran, semua perasaan terhadap orang yang bekerja dengannya dan memperlakukan klien mereka sebagai objek impersonal. Burnout telah menjadi perhatian utama para pemimpin keperawatan yang merupakan proses jangka panjang yang berkembang pada seseorang sebagai akibat dari stress yang terlalu lama di tempat kerja (Maslach & Jackson, 1981). Stress merupakan respon adaptif seseorang terhadap rangsangan yang menempatkan tuntutan psikologis atau fisik secara berlebihan. Stress yang terlalu lama akibat pekerjaan akan berkembang menjadi burnout. Ada tiga tahap adaptasi seseorang terhadap stress : Tahap pertama.

4 4 Sindrom adaptasi umum (General Adaptation Syndrome / GAS) dimulai ketika seseorang pertama kali menjumpai stressor ( faktor penyebab stress ), tahap pertama ini disebut dengan peringatan. Pada titik ini seseorang merasakan panik pada derajat tertentu dan mulai bertanya-tanya mengenai cara mengatasinya. Tahap kedua Jika stressor sangat ekstrim orang tersebut mungkin tidak dapat mengatasinya, namun pada sebagian besar kasus, individu mengumpulkan kekuatannya ( fisik atau emosional) dan mulai menolak pengaruh negatif dari stressor. Pada tahap kedua dari GAS, seseorang akan menolak stressor. Tahap ketiga Paparan yang lebih lama terhadap stressor tanpa pemecahan dapat membawa pada tahap ketiga dari GAS yakni kelelahan (burnout). Pada tahap ini seseorang benar-benar menyerah dan tidak dapat lagi melawan stressor. Kelelahan (burnout) adalah perasaan umum dari keletihan yang berkembang ketika seseorang pada saat yang sama mengalami terlalu banyak tekanan dan terlalu sedikit sumber kepuasan. Pada titik ini individu tersebut mulai takut untuk pergi bekerja pada pagi hari, mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama dalam bekerja tetapi menyelesaikan lebih sedikit dibandingkan sebelumnya dan biasanya menampilkan keletihan mental dan fisik (Griffin & Moorhead, 2013).

5 5 Schaufeli et al. (1993) mengemukakan bahwa burnout merupakan sindrom yang memiliki tiga dimensi yaitu emotional exhaustion (EE), personal accomplishment (PA) dan. depersonalization (DP). 1. Emotional exhaustion Emotional exhaustion ditandai dengan terkurasnya sumber-sumber emosional, misalnya perasaan frustrasi, putus asa, sedih, tidak berdaya, tertekan, apatis terhadap pekerjaan dan merasa terbelenggu oleh tugas-tugas dalam pekerjaan sehingga seseorang merasa tidak mampu memberikan pelayanan secara psikologis yang maksimal. 2. Personal accomplishment. Personal accomplishment disebabkan oleh perasaan bersalah telah memperlakukan orang lain di sekitarnya secara negatif. Seseorang merasa bahwa dirinya telah berubah menjadi orang yang berkualitas buruk terhadap orang lain di sekitarnya, misalnya tidak memperhatikan kebutuhan mereka. Padahal seorang pemberi layanan dituntut untuk selalu memiliki perilaku yang positif, misalnya penyabar, penuh perhatian, hangat, humoris dan yang paling penting adalah mempunyai rasa empati. 3. Depersonalization Depersonalization merupakan perkembangan dari dimensi Emotional exhaustion. Depersonalization adalah coping (proses mengatasi ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan individu) yang dilakukan individu untuk mengatasi kelelahan emosional. Perilaku tersebut adalah suatu upaya untuk melindungi diri dari tuntutan emosional yang berlebihan dengan

6 6 memperlakukan orang lain di sekitarnya sebagai objek. Gambaran dari Depersonalization adalah adanya sikap negatif, kasar, menjaga jarak dengan penerima layanan, menjauhnya seseorang dari lingkungan sosial dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan serta orang-orang di sekitarnya. Konsekuensi langsung burnout terhadap organisasi berhubungan dengan kepuasan kerja, moral dan komitmen, orang-orang lebih mudah mengeluh mengenai hal-hal yang tidak penting, hanya melakukan pekerjaan untuk memenuhi syarat (Griffin & Moorhead, 2013). 3. Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran (Robbins, 2003). Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin merestrukturisasi masalah, menawarkan solusi untuk masalah, menetapkan prioritas dan memulai perkembangan (Bass & Avolio, 1994). Ada dua gaya kepemimpinan menurut (Bass & Avolio, 1994) : 1. Kepemimpinan Transaksional. Memotivasi dan mengarahkan pengikutnya dengan menarik pengikutnya. Fokusnya adalah pada proses manajemen dasar seperti pengendalian, pengorganisasian dan perencanaan jangka pendek. Gaya ini lebih responsif, juga bergantung pada bujukan hadiah, hukuman dan sanksi untuk kinerja yang tidak dapat diterima dan kemampuan para pemimpin untuk memotivasi pengikut dengan menetapkan tujuan dan manfaat yang menjanjikan untuk kinerja yang

7 7 diinginkan. Pertukaran terjadi antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai yang diinginkan kinerja. Pertukaran ini melibatkan empat komponen kepemimpinan transaksional yaitu : Contingen Reward (CR): Pemimpin menjelaskan harapan mereka, memberikan sumber yang dibutuhkan, menetapkan tujuan bersama dan menghubungkan mereka ke berbagai hadiah untuk melakukan dengan baik. Proses ini berarti ada perjanjian antara pemimpin dan pengikut pada apa yang harus dicapai dan apa yang akan diterima setiap orang. Management By Exception Active (MBEA): Pemimpin menentukan aturan dan standar, selanjutnya mereka mengamati kerja karyawan, memperhatikan penyimpangan dan mengambil tindakan korektif ketika kesalahan terjadi, membahas dengan bawahan mereka apa yang mereka lakukan salah dan bagaimana melakukan hal yang benar. Management By Exception Passive (MBEP): Pemimpin tidak campur tangan sampai terjadi masalah, mereka menunggu untuk hal-hal yang tidak beres sebelum mereka mengambil tindakan. Pemimpin tidak memonitor bawahan tapi menunggu sampai terjadi masalah atau standar dilanggar. Berdasarkan kinerja mereka yang buruk, para pemimpin ini memberikan bawahan evaluasi rendah tanpa membahas kinerja mereka dan bagaimana meningkatkannya. 2. Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional mengilhami bawahan untuk mencapai lebih dari yang diharapkan, meningkatkan kesadaran individu mengenai pentingnya tugas, mendorong bawahan untuk melampaui kepentingan mereka

8 8 sendiri demi kepentingan orang lain dalam tim mereka dan organisasi (Yukl, 2006). Bentuk kepemimpinan transformasional adalah meningkatkan kinerja masing-masing pengikut dan membantu pengikut mengembangkan potensi tertinggi mereka (Bass & Avolio, 1994). Gaya ini juga mengembangkan orang lain untuk menjadi pemimpin yang lebih baik. Fokusnya pada sikap proaktif, tidak mengharapkan balasan, menginspirasi dan memotivasi pengikut bekerja untuk tujuan yang melampaui kepentingan diri mereka. Para pemimpin mengembangkan ikatan emosional yang kuat dengan para pengikut mereka dan mereka memiliki visi yang baik dan keterampilan manajemen. Bass dan Avolio menjelaskan kepemimpinan transformasional mempunyai empat dimensi yaitu: Idealized Influence (II): Pemimpin bertindak sedemikian rupa sehingga mereka dapat dianggap sebagai panutan oleh orang-orang yang dipimpinnya. Mereka dikagumi, dihormati dan dipercaya. Para pemimpin ini bersedia mengambil risiko dan mereka digambarkan oleh pengikutnya sebagai memiliki kemampuan yang luar biasa dan gigih. Mereka memiliki etika dan standar moral yang tinggi dan dapat dipercaya untuk melakukan hal yang benar. Inspirational Motivation (IM): Para pemimpin ini membangkitkan semangat tim dan menunjukkan antusiasme dan optimisme. Mereka melibatkan pengikut dalam mendefinisikan masa depan yang diinginkan, keadaan yang menciptakan komitmen terhadap tujuan dan visi bersama. Intellectual Stimulation (IS): Para pemimpin transformasional merangsang pengikut mereka untuk menjadi kreatif dan inovatif dengan menciptakan suatu

9 9 lingkungan di mana mereka dipaksa untuk berpikir tentang masalah lama dengan cara baru. Individualized Consideration (IC): Para pemimpin bertindak sebagai mentor dan pelatih. Cara komunikasi dua arah yang teratur dan perbedaan dapat diterima. Mereka menghormati keinginan individu dan kebutuhannya. Mereka juga mendelegasikan tugas yang berbeda untuk mengembangkan keterampilan pengikutnya. 4. Kepuasan Kerja Istilah kepuasan kerja (job satisfaction) merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja itu. Seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya (Robbins, 2003). Penelitian pada kepuasan kerja memperlihatkan bahwa faktor-faktor personal seperti kebutuhan dan aspirasi individual bersama dengan faktor-faktor kelompok dan organisasi seperti hubungan dengan rekan kerja dan pengawas, kondisi kerja, kebijakan kerja dan kompensasi mempengaruhi kepuasan kerja. Seorang karyawan yang merasa puas cenderung lebih jarang absen, memberikan kontribusi positif dan betah bersama organisasi. Sebaliknya karyawan yang tidak merasa puas mungkin lebih sering absen, dapat mengalami stress yang mengganggu rekan kerja, dan mungkin secara terus menerus mencari pekerjaan lain (Griffin & Moorhead, 2013).

10 10 Menurut Griffin & Ebert (2007) karyawan yang puas cenderung mempunyai semangat kerja, sikap keseluruhan karyawan terhadap lingkungan kerja mereka tinggi. Semangat kerja mencerminkan sejauh mana mereka merasa bahwa kebutuhan mereka terpenuhi oleh pekerjaan mereka. Semangat kerja ditentukan oleh berbagai macam faktor yang meliputi kepuasan kerja dan kepuasan atas berbagai faktor seperti upah, tunjangan, rekan-rekan kerja dan kesempatan mendapatkan promosi. Apabila para pekerja puas dan memiliki semangat kerja tinggi, organisasi mendapat berbagai macam manfaat, karyawan akan lebih berkomitmen dan setia. Karyawan-karyawan seperti ini kemungkinan besar akan bekerja lebih keras dan memberikan sumbangan yang berharga bagi organisasi. Mereka cenderung tidak terlalu banyak mengeluh dan lebih sedikit yang berperilaku negatif dibandingkan dengan rekan-rekannya yang kurang puas. Menurut Rivai (2004), faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang karyawan sebagai berikut: 1) Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan 2) Supervisi 3) Organisasi dan manajemen 4) Kesempatan untuk maju 5) Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti insentif 6) Rekan kerja 7) Kondisi pekerjaan

11 11 B. Pengembangan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dikemukakan dalam penelitian yang perlu dibuktikan kebenarannya. 1. Job Burnout dan Kepuasan Kerja Penelitian Sajid (2014) menemukan bahwa tiga dimensi Burnout yaitu emotional exhaustion (EE), personal accomplishment (PA) dan depersonalization (DP) merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja. Emotional exhaustion terhadap kepuasan kerja, penurunan (EE) berpengaruh negatif personal accomplishment (PA) berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja dan depersonalization (DP) berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Tingkat burnout pekerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kepuasan kerja (Yener et al., 2014). Penelitian Talachi & Gorji (2013) serta Pourkiani et al. (2014) menunjukkan bahwa tiga dimensi job burnout yaitu emotional exhaustion (EE), personal accomplishment (PA), dan depersonalization (DP) berpengaruh negatif pada kepuasan kerja. H-1 : Emotional exhaustion (EE) berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja H-2 : Personal accomplisment (PA) berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja H-3 : Depersonalization (DP) berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja

12 12 2. Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan kerja Hubungan antara gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja menerima banyak perhatian di penelitian Griffith & Kranenburg (2013). Kepemimpinan transformasional memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja. Gaya kepemimpinan transaksional memiliki hubungan negatif dengan kepuasan kerja. Penelitian Bushra et al. (2011) menyimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional berhubungan positif dengan kepuasan kerja karyawan. H-4 : Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif pada kepuasan kerja H-5 : Gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh negatif pada kepuasan kerja 3. Job Burnout dan Komitmen Organisasional Menurut penelitian Sajid (2014), tidak ada hubungan antara Emotional Exhaustion (EE) dan komitmen, tetapi Personal Accomplisment (PA) dan Depersonalization (DP) berpengaruh negatif terhadap komitmen. Simha et al. (2015) menyatakan EE dan DP berpengaruh signifikan terhadap komitmen affektif dan penelitian Werang et al. (2015) menemukan terdapat hubungan yang signifikan antara job burnout dan komitmen. Basami et al. (2013) menemukan bahwa komitmen affektif dan komitmen normatif berhubungan terbalik dengan EE dan DP.

13 13 H-6 : Emotional exhaustion (EE) berpengaruh negatif terhadap komitmen H-7 : Personal accomplisment (PA) berpengaruh negatif terhadap komitmen H-8 : Depersonalization (DP) berpengaruh negatif terhadap komitmen 4. Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Organisasional Kepemimpinan adalah kunci penentu komitmen (Mowday et al., 1979). Dalam kepemimpinan transformasional positif terkait dengan komitmen organisasi (Griffith & Kranenburg, 2013). Kepemimpinan transformasional berhubungan positif dengan komitmen karyawan ( Bushra et al., 2011). H-9 : Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap komitmen 5. Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Dalam penelitian Griffith & Kranenburg (2013) kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen. Terdapat hubungan yang signifikansinya sedang antara kepuasan kerja dan komitmen (Ismail & Daud, 2014). Dari hasil penelitian Yener et al. (2014) juga ditemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat komitmen pekerja. Hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen positif dan signifikan menurut penelitian Mohammed & Eleswed (2013).

14 14 H-10 : Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen. Menurut Meyer & Allen (1991), kepuasan kerja adalah penentu komitmen organisasi. Kepuasan kerja terbukti berpengaruh sebagai variabel mediasi antara gaya kepemimpinan transformasional dan komitmen (Griffith & Kranenburg, 2013). Menurut penelitian Sajid (2014), emotional exhaustion (EE) berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja, penurunan personal accomplishment (PA) berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja dan depersonalization (DP) berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Penelitian Werang et al. (2015) menemukan terdapat hubungan yang signifikan antara job burnout dan komitmen. Basami et al. (2013) menemukan bahwa komitmen affektif dan komitmen normatif berhubungan terbalik dengan EE dan DP. Penelitian Talachi & Gorji (2013) serta Pourkiani et al. (2014) menunjukkan bahwa tiga dimensi job burnout yaitu emotional exhaustion (EE), personal accomplishment (PA), dan depersonalization (DP) berpengaruh negatif pada kepuasan kerja. H-11 : Pengaruh emotional exhaustion (EE) terhadap komitmen dimediasi oleh kepuasan kerja. H-12 : Pengaruh personal accomplisment (PA) terhadap komitmen dimediasi oleh kepuasan kerja H-13 : Pengaruh depersonalization (DP) terhadap komitmen

15 15 dimediasi oleh kepuasan kerja H-14 : Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap komitmen dimediasi oleh kepuasan kerja C. Kerangka Berfikir Berdasarkan latar belakang permasalahan serta pengembangan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti ingin mengkombinasikan kedua penelitian yang telah dilakukan oleh Griffith & Kranenburg (2013) dan Sajid (2014). Penelitian yang dilakukan oleh Griffith & Kranenburg (2013) meneliti tentang pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap komitmen. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sajid (2014) meneliti tentang pengaruh job burnout terhadap komitmen dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediator. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh job burnout dan gaya kepemimpinan terhadap komitmen dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi. Maka sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam bentuk model penelitian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.

16 16 Variabel Mediasi Emotional Exhaustion (EE) H 1 H-11,12,13,14 Kepuasan Kerja Personal Accomplishment (PA) Depersonalization (DP) H 2 H 3 H 6 H 7 H8 8 H9 H10 Komitmen Organisasional H4 Variabel Terikat Kepemimpinan Transformasional H5 Kepemimpinan Transaksional Variabel Bebas Sumber: Dimodifikasi dari Griffith & Kranenburg ( 2013 ) dan Sajid (2014). Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

17 17 D. Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini dilakukan sudah banyak penelitian lain mengenai burnout, gaya kepemimpinan, kepuasan kerja dan komitmen. Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam membuat kerangka penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, sekaligus sebagai perbandingan dan gambaran untuk mendukung kegiatan penelitian berikutnya. Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan job burnout, gaya kepemimpinan, kepuasan kerja dan komitmen yang disajikan dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Judul Penelitian 1. Simha et Demographic al.(2015) Contributors to Burnout, and the Link Between Burnout and Commitment Variabel Penelitian Emotional Exhaustion (EE) Personal Accomplishment (PA) Depersonalization (DP) Komitmen affektif Komitmen continuance Hasil Penelitian EE dan DP berpengaruh signifikan terhadap komitmen affektif Penurunan PA tidak berhubungan signifikan dengan komitmen affektif EE berpengaruh negatif terhadap komitmen affektif DP berpengaruh positif terhadap komitmen affektif 2. Werang et al. (2015) Relationship Between Teachers Job Burnout, Teachers organizational JobBurnout Komitmen Organisasional Kinerja Terdapat hubungan yang signifikan antara job burnout dan komitmen guru

18 18 Commitment, and Teachers Job Performance at State Elementary Schools in Boven Digoel Regency, Papua,Indonesia Terdapat hubungan yang signifikan antara job burnout dan kinerja guru Terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen dan kinerja 3. Ismail & Daud (2014) Teacher sjob Satisfaction as a Mediator of the Relationship between Ethical Leadership and Organizational Commitment in School Etik Kepemimpinan Kepuasan Kerja Komitmen Organisasi Terdapat hubungan yang signifikansinya sedang antara kepuasan kerja dan komitmen Terdapat hubungan yang signifikansinya kuat antara etik kepemimpinan dan kepuasan kerja Terdapat hubungan yang signifikansinya sedang antara etik kepemimpinan dan komitmen Kepuasan kerja sebagai mediator sebagian dari hubungan antara etik kepemimpinan dan komitmen 4. Pourkiani et al. (2014) Explaining the Relationship between Job Burnout and Job Satisfaction among Employees of the Social Security Organization of Kerman Province Job Burnout Kepuasan Kerja Terdapat hubungan yang signifikan antara job burnout dan kepuasan kerja Terdapat hubungan yang signifikan antara emotional exhaustion dan kepuasan kerja Terdapat hubungan

19 19 yang signifikan antara depersonalization dan kepuasan kerja Terdapat hubungan yang signifikan antara kurangnya keberhasilan individu dan kepuasan kerja 5. Sajid (2014) A Comparison of Organizational Commitment and Job Burnout among Teacher in Private and Public Institutions with moderating effect of Job Satisfaction Emotional Exhaustion (EE) Personal Accomplish-ment (PA) Depersonalization (DP) Kepuasan Kerja Komitmen EE berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja PA berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja DP berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja EE tidak berpengaruh terhadap komitmen PA berpengaruh negatif terhadap komitmen DP berpengaruh negatif terhadap komitmen Kepuasan kerja tidak memberikan efek sebagai mediator antara EE,PA dan DP dengan komitmen 6. Yener et al. (2014) The effects of Burnout on Organizational Commitment in Kepuasan Kerja Komitmen Organisasional Burnout Tingkat Burnout pekerja berpengaruh negatif dan

20 20 Logistics Sector Keadilan Organisasi signifikan terhadap tingkat kepuasan kerja Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat komitmen pekerja Keadilan organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat burnout pada pekerja 7. Basami et al. (2013) Investigating Relationship between Job Burnout and Organizational Commitment among Extension Worker in Kurdistan Province, Iran Job Burnout Komitmen Organisasional Komitmen affektif dan komitmen normatif berhubungan terbalik dengan emotional exhaustion dan depersonalization dan berhubungan positif dengan personal accomplishment Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara commitment continuance dan personal accomplishment 8. Griffith & Kranenburg (2013) The effect of organizational culture and leadership style on organizational commitment within SMES in Gaya kepemimpinan Budaya organisasi Kepuasan kerja Komitmen Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja Kepemimpinan transaksional tidak

21 21 Suriname with job satisfaction as mediator berpengaruh terhadap kepuasan kerja Budaya inovatif tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja Budaya supportif tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen Kepuasan kerja berpengaruh sebagai variabel mediasi antara gaya kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasi 9. Mohammed & Eleswed (2013) Job Satisfaction and Organizational Commitment: a Correlational Study in Bahrain Kepuasan Kerja Komitmen Organisasi Pengaruh faktorfaktor demografi terhadap kepuasan kerja dan komitmen tidak signifikan Hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen positif dan signifikan. 10. Talachi & Gorji (2013) Job Burnout and Job Satisfaction among Industry, Mine and Trade Organization Employees:A Questionnaire Burnout Emotional exhaustion Depersonalization Reduced personal accomplishment Burnout memiliki hubungan negatif dengan kepuasan kerja Emotional exhaustion memiliki hubungan

22 22 Survey Kepuasan Kerja negatif dengan kepuasan kerja Depersonalization memiliki hubungan negatif dengan kepuasan kerja Reduced personal accomplishment memiliki hubungan negatif dengan kepuasan kerja 11. Bushra et al. (2011) Effect of Transformational Leadership on Employees Job Satisfaction and Organizational Commitment in Banking Sector of Lahore (Pakistan) Kepemimpinan Transformasional Kepuasan Kerja Komitmen Organisasional Kepemimpinan transformasional berhubungan positif dengan kepuasan kerja karyawan Kepemimpinan transformasional berhubungan positif dengan komitmen karyawan Simha et al. ( 2015 ) meneliti tentang pengaruh variabel demografi terhadap burnout dan menjelaskan hubungan antara tiga dimensi burnout dengan komitmen. Responden adalah perawat di rumah sakit paling besar di Taipei sejumlah 169 orang yang semuanya wanita. Simha menemukan bahwa EE dan DP berpengaruh signifikan terhadap komitmen affektif sedangkan PA tidak berhubungan signifikan dengan komitmen affektif. EE berpengaruh negatif terhadap komitmen affektif dan DP berpengaruh positif terhadap komitmen affektif.

23 23 Werang et al. (2015) meneliti tentang hubungan antara burnout, komitmen dan kinerja dengan responden 123 guru SD di Papua, Indonesia. Hasilnya terdapat hubungan yang signifikan antara burnout dan komitmen pada guru. Terdapat hubungan yang signifikan antara burnout dan kinerja guru. Terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen dan kinerja. Ismail & Daud (2014) meneliti tentang kepuasan kerja sebagai mediator hubungan antara etik kepemimpinan dan komitmen. Respondennya 324 orang guru SMP di Kedah, Malaysia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang signifikansinya sedang antara kepuasan kerja dan komitmen. Terdapat hubungan yang signifikansinya kuat antara etik kepemimpinan dan kepuasan kerja serta terdapat hubungan yang signifikansinya sedang antara etik kepemimpinan dan komitmen. Kepuasan kerja terbukti sebagai mediator sebagian dari hubungan antara etik kepemimpinan dan komitmen. Pourkiani et al. (2014) meneliti hubungan antara job burnout dan kepuasan kerja. Respondennya 2610 orang staf dari Organisasi Jaminan Sosial di Propinsi Kerman, Iran. Hasil dari penelitiannya adalah, terdapat hubungan yang signifikan antara job burnout dan kepuasan kerja, terdapat hubungan yang signifikan antara emotional exhaustion dan kepuasan kerja, terdapat hubungan yang signifikan antara depersonalization dan kepuasan kerja dan terdapat hubungan yang signifikan antara kurangnya keberhasilan individu dan kepuasan kerja

24 24 Hasil penelitian Sajid (2014) terhadap 107 responden guru di sekolah swasta dan negeri di Islamabad dan Rawalpindi menyimpulkan bahwa EE, PAdan DP berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. PA dan DP berpengaruh negatif terhadap komitmen, sedangkan EE tidak berhubungan dengan komitmen. Kepuasan kerja tidak memberikan efek sebagai mediator antara EE, PA dan DP dengan komitmen. Yener, et al. (2014) meneliti efek burnout terhadap komitmen. Respondennya 420 pekerja di perusahaan logistik di Turki. Tingkat burnout pekerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kepuasan kerja. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat komitmen pekerja. Keadilan organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat burnout pada pekerja. Basami, et al. (2013) meneliti hubungan antara Job Burnout dan komitmen pada 55 orang pekerja penyuluh pertanian di Kurdistan, Iran. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa komitmen affektif dan komitmen normatif berhubungan terbalik dengan emotional exhaustion dan depersonalization dan berhubungan positif dengan personal accomplishment. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara commitment continuance dan personal accomplishment. Griffith & Kranenburg (2013) meneliti pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap komitmen dengan kepuasan kerja sebagai mediator. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat komitmen

25 25 yang ditunjukkan oleh karyawan. Kepemimpinan transformasional memiliki efek positif terhadap komitmen melalui kepuasan kerja. Kepuasan kerja memiliki pengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Mohammed & Eleswed (2013) meneliti pengaruh faktor demografi terhadap kepuasan kerja dan komitmen. Responden adalah karyawan bank swasta di Bahrain yang mempunyai cabang di 22 negara sejumlah 156 orang. Menurut penelitian tersebut faktor umur adalah satu-satunya faktor demografi yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Karyawan dengan usia di atas 50 tahun kepuasan kerja dan komitmen organisasinya lebih tinggi sementara karyawan dengan usia 21 sampai 30 tahun kepuasan kerja dan komitmen organisasinya paling rendah. Penelitian juga membuktikan hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen positif dan signifikan. Talachi & Gorji (2013) meneliti hubungan antara burnout kepuasan kerja pada 154 orang pekerja organisasi pertambangan di Golestan, Iran. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa burnout memiliki hubungan negatif dengan kepuasan kerja, emotional exhaustion memiliki hubungan negatif dengan kepuasan kerja, depersonalization memiliki hubungan negatif dengan kepuasan kerja dan reduced personal accomplishment memiliki hubungan negatif dengan kepuasan kerja.

26 26 Bushra et al.(2011) meneliti hubungan antara kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja dan komitmen pada karyawan yang bekerja di bank. Penelitian dilakukan di Lahore, Pakistan dengan jumlah total kuesioner 200 dan kembali 133 kuesioner. Temuan dari studi ini menyimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional berhubungan positif dengan kepuasan kerja karyawan dan kepemimpinan transformasional berhubungan positif dengan komitmen karyawan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013) 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasional 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang paling berharga (Shah, 2012), karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas maka organisasi tidak akan bertahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Komitmen organisasional Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah semacam ikatan antara karyawan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Inovatif Kerja 1. Definisi Perilaku Inovatif Kerja West dan Farr (dalam West, 2006) mengatakan inovasi bisa diartikan sebagai pengenalan dan pengaplikasian ide, proses,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan jaman modern saat ini, berbagai macam aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan jaman modern saat ini, berbagai macam aspek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan jaman modern saat ini, berbagai macam aspek keunggulan dibutuhkan oleh setiap organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kinerja Karyawan Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Moh As ad, (2003) sebagai kesuksesan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 12 BAB II LANDASAN TEORI Pemerintah merupakan organisasi pelayanan publik yang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Pegawai negeri sipil yang merupakan pelaksana tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional 2.1.1 Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009:90) gaya kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan

Lebih terperinci

Masih dari hasil penelitian Al-Ababneh (2010), tidak ada gaya kepemimpinan

Masih dari hasil penelitian Al-Ababneh (2010), tidak ada gaya kepemimpinan organisasi seperti rendahnya kepuasan, tingginya tingkat stres, dan rendahnya komitmen karyawan. Al-Ababneh (2010) menyatakan bahwa, menentukan hubungan langsung antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian yang digunakan serta beberapa beberapa hipotesis penelitian. 1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian yang digunakan serta beberapa beberapa hipotesis penelitian. 1. Pengertian Gaya Kepemimpinan BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tentang beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian. Selain itu akan disertakan pula penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja pegawai banyak dipengaruhi sikap pimpinan dalam kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa dilepaskan dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini berada pada pasar berkembang Asia. Hal ini dapat dilihat dengan masuknya pasar AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. (Robbins, 2006 :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. (Robbins, 2006 : BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Naderi, et al. (2014) Dalam dunia organisasi modern,

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Naderi, et al. (2014) Dalam dunia organisasi modern, 8 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Menurut Naderi, et al. (2014) Dalam dunia organisasi modern, manajemen merupakan salah satu faktor efektif yang utama di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja Meskipun tekanan kompetitif di kebanyakan organisasi semakin kuat dari sebelumnya, beberapa organisasi mencoba merealisasikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Diperlukan adanya suatu teori dan gagasan dalam penyelesaian suatu permasalahan agar dapat diterima kebenarannya oleh masyarakat.fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya. Dalam suatu perusahaan, seorang pemimpin bukan semata-mata sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidupnya, apapun bentuk organisasi itu dalam mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu:

BAB II URAIAN TEORITIS. a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu: BAB II URAIAN TEORITIS A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu: 1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu; 2. Keinginan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. 1. Pengertian Kinerja. tujuan organisasi (Viswesvaran & Ones, 2000). McCloy et al. (1994)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. 1. Pengertian Kinerja. tujuan organisasi (Viswesvaran & Ones, 2000). McCloy et al. (1994) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja didefinisikan sebagai tindakan yang hasilnya dapat dihitung, selain itu juga dapat didefinisikan sebagai hasil kontribusi karyawan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka merupakan kerangka acuan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari penelitian ini. Kajian pustaka memberikan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan ritel (eceran) merupakan bagian yang penting dalam kehidupan perokonomian suatu negara, terutama dalam proses distribusi barang dan jasa dari produsen ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan sebagai landasan dalam menyusun penelitian saat ini. Penelitian terdahulu dalam penelitian ini dijelaskan pada tabel 2.1 sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini kita hidup di era globalisasi, suatu era yang membuat persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing secara terbuka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Intention To Quit 2.1.1. Pengertian Intention To Quit Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya

Lebih terperinci

Penulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016

Penulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016 Hubungan antara Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen Organisasi pada Pegawai Kementerian Dalam Negeri RI Penulisan Ilmiah Nama : Pradina Utami NPM : 16513879 Pembimbing : Desi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklim Organisasi 2.1.1. Definisi Iklim Organisasi Awalnya, iklim organisasi adalah istilah yang digunakan merujuk kepada berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan yang terjadi akhir-akhir ini telah memberikan dampak yang besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, RANCANGAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, RANCANGAN HIPOTESIS BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah khalifah yang menjadi penguasa dan pengelola di muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana, namun sebagai seorang manusia tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan sesuatu yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan yang baik tidak akan pernah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Teori Pada setiap penelitian, diperlukan teori teori untuk mendukung dan mempermudah proses pengerjaan penelitian tersebut. Berikut adalah teori teori yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahkamah Agung (MA) saat ini tengah menghadapi suatu perubahan lingkungan seperti yang tersurat dalam Cetak Biru Pembaharuan Peradilan tahun 2010-2035. MA sebagai salah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif. kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif. kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan organisasional, serta peran pemediasian komitmen afektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan pada dasarnya sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek seperti demokrafi, geografis, jenis bisnis, lingkungan bisnis, serta dampak globalisasi, mengharuskan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Goal Setting Theory Grand theory yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai manajemen. Menurut Robbins dan Coulter (2012)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasi 2.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen organisasi sering dikaitkan dengan keadaan dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan menjelaskan organisasi adalah kumpulan orang, proses pembagian

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi menyebabkan persaingan bisnis menjadi semakin kompetitif sehingga mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis dan organisasi berjalan sangat cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan seefektif mungkin. suatu tujuan perusahaan. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan seefektif mungkin. suatu tujuan perusahaan. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu mengoptimalkan laba.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Kerja Mangkunegara (2005) menyatakan : motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendidikan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komitmen Organisasional Menurut Robbins (2008), komitmen karyawan terhadap organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang diindikasikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan atau target tertentu yang hendak dicapai. Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi sebagaimana terlihat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, dimana pemerintahannya berbentuk Republik

Lebih terperinci

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 68 6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam Bab ini peneliti akan membuat kesimpulan dalam penelitian ini, berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya. Kemudian peneliti akan membuat diskusi mengenai temuan-temuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam organisasi industri dikenal berbagai sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah manusia. Akhir-akhir ini pekerja telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Keperilakuan 2.1.1.1 Pengertian Akuntansi Keperilakuan Akuntansi adalah suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Rousseau (2000) teori kontrak psikologi (Psychological Contract Theory) diartikan sebagai

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Rousseau (2000) teori kontrak psikologi (Psychological Contract Theory) diartikan sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Kontrak Psikologi (Psychological Contract Theory) Rousseau (2000) teori kontrak psikologi (Psychological Contract Theory) diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Manusia harus bertahan dalam. mempertahankan kehidupannya dengan beragam cara yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Manusia harus bertahan dalam. mempertahankan kehidupannya dengan beragam cara yang dimilikinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya setiap manusia menginginkan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup. Manusia harus bertahan dalam mempertahankan kehidupannya dengan beragam

Lebih terperinci

BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL

BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL Salah satu teori yang menekankan suatu perubahan dan yang paling komprehensif berkaitan dengan kepemimpinan adalah teori kepemimpinan transformasional,..

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pekerjaannya. Manusia sebagai tenaga kerja haruslah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pekerjaannya. Manusia sebagai tenaga kerja haruslah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya manusia terdiri dari orang-orang yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Bebas : Gaya Kepemimpinan Transformasional Variabel Tergantung : Kepuasan Kerja B. Definisi Operasional 1. Kepuasan Kerja a. Secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada area-area seperti pengembangan SDM (Losyk, 2005:65). Dalam sebuah perusahaan permasalahan psikologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kepemimpinan Transformasional 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Transformasional Menurut Bass (1985) dalam buku Yukl (2013, p.313) menjelaskan bahwa kepemimpinan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan

III. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan 43 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Data Primer Data yang dikelompokan melalui penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional berpengaruh positif terhadap komitmen terhadap

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 36 4. METODE PENELITIAN 4.1. Subjek Penelitian 4.1.1. Karakteristik Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan dari PT. XYZ, sebuah perusahaan ritel yang berada di Jakarta. Sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi merupakan loyalitas individu terhadap organisasi. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah absensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Istilah manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak

Lebih terperinci

Bab III. Metode Penelitian

Bab III. Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian Pada bab ini akan dibahas mengenai variabel penelitian, hipotesa penelitan, subjek penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi pasti menginginkan untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang baik untuk organisasinya tak terkecuali di Indonesia. Ironisnya, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk menguji pengaruh perilaku kepemimpinan transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya tidak dapat diabaikan, karena sekolah merupakan wadah penyelenggara pendidikan dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Alasan Pemilihan Teori Pada penelitian ini burnout akan dibahas menggunakan teori dari Maslach (2003). Teori digunakan karena adanya kesesuaian dengan fenomena yang didapatkan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kinerja Guru 2.1.1 Pengertian Kinerja Guru Kinerja atau performance merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua organisasi pasti memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi organisasi tersebut. Tidak hanya pada sektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Menurut Halim & Syam Kusufi (2012) mengatakan bahwa anggaran memiliki peranan penting dalam organisasi sektor publik, terutama organisasi pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa: A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa: A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar, guru dituntut untuk melakukan pekerjaannya dengan maksimal dan memiliki kinerja yang baik dalam

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di kantor, orang sering kali berbicara satu dengan yang lain tentang tingkat stres yang mereka alami. Gejala stres dimiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pertanyaan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Kepemimpinan Gary Yukl (2009;3) mengatakan istilah kepemimpinan adalah mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepercayaan guru pada pimpinan. 2. Kepercayaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen dalam kehidupan masyarakat dewasa ini bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan sebagai sebuah konsep manajemen di dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan gejala sosial yanga selalu diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang strategi dari organisasi. Manajemen sumber daya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan dalam suatu organisasi, tidak dapat dibantah merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kinerja Karyawan Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dibahas tentang teori dari kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang akan mendasari penelitian ini. Pemabahasan ini akan menjadi panduan dalam memahami secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah perusahaan. Ketika kinerja dari karyawan meningkat maka bisa dipastikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh pelaksanaan gaya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh pelaksanaan gaya 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan pengujian analisis regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh pelaksanaan gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN PUSTAKA BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kepemimpinan a. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama yang mendukung kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan jaman yang semakin maju berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan jaman yang semakin maju berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan jaman yang semakin maju berdampak pada perkembangan industri untuk semakin maju dan siap melayani kebutuhan dan perubahan yang ada dalam masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sebagai tempat menyimpan uang, Bank juga menjadi sarana kredit bagi usaha yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sebagai tempat menyimpan uang, Bank juga menjadi sarana kredit bagi usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bank adalah salah satu penggerak ekonomi negara. Ia adalah tulang punggung likuiditas keuangan nasional. Bank menjadi sangat sentral perannya dikarenakan bersentuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang

BAB I PENDAHULUAN. wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mencapai suatu tujuan usaha diperlukan suatu wadah, wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang terdapat didalamnya dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Potensi sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja yang terpenting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya UKDW

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan fokus utama bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat mempengaruhi kesuksesan suatu organisasi. Karyawan menjadi salah satu asset penting yang wajib

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 56 KUESIONER PENELITIAN Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian dan pilihan. Pada tipe isian, isilah pada tempat yang telah disediakan dengan singkat dan jelas. Sedangkan pada tipe pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu organisasi sangatlah penting di dalam era globalisasi dewasa ini, di mana kualitas kinerja sumber daya manusia berpengaruh

Lebih terperinci