Masih dari hasil penelitian Al-Ababneh (2010), tidak ada gaya kepemimpinan
|
|
- Sugiarto Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 organisasi seperti rendahnya kepuasan, tingginya tingkat stres, dan rendahnya komitmen karyawan. Al-Ababneh (2010) menyatakan bahwa, menentukan hubungan langsung antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja termasuk sulit dilakukan. Masih dari hasil penelitian Al-Ababneh (2010), tidak ada gaya kepemimpinan yang signifikan berpengaruh pada kepuasan kerja. Penelitian tersebut bahkan menyimpulkan hubungan antara gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja tidak bisa dibuktikan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pada subjek penelitian yang dilakukan peneliti. Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, perlu adanya evaluasi guna mengetahui kinerja dari perusahaan tersebut. Salah satu bentuk evaluasi yang bisa dilakukan adalah dengan mengukur tingkat kepuasan kerja karyawan. Menurut Kushel dan Newton (1986) kepuasan kerja karyawan ditentukan dari seberapa puaskah karyawan terhadap pekerjaan, kelompok kerja, serta pemimpin mereka sendiri. Kepuasan kerja juga bisa diartikan sebagai perbandingan antara apa yang diharapkan diperoleh dan apa yang benar-benar diperoleh karyawan dari pekerjaan yang dijalani (Locke, 1969). Sementara itu, menurut Ting (1997) dalam Lo dan Ramayah (2011), selain lingkungan pekerjaan dan upah, kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh karakteristik personal karyawan, karakteristik personal manajer, gaya kepemimpinan-manajemen, serta sifat dari pekerjaan yang diemban oleh karyawan. Selain itu, kepuasan kerja juga bisa dijadikan indikasi keinginan karyawan meninggalkan perusahaan serta mengukur turnover karyawan. 5
2 Karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya akan lebih mudah untuk keluar dari pekerjaannya daripada karyawan lain yang merasa puas (Padilla- Vellez, 1993; Gangadhraiah et al., 1990; Martin, 1990) dalam Mosadegh Rad dan Yarmohammadian (2006). Menurut Spector (1997) dalam Lo dan Ramayah (2011), kepuasan kerja didefinisikan sebagai sebuah keadaan yang menunjukkan orang suka (puas) atau tidak suka (tidak puas) pada pekerjaan mereka. Karyawan yang puas akan bertahan sedangkan yang tidak puas akan memilih untuk keluar mencari pekerjaan lain. Dari penjabaran di atas, penelitian ini membahas mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dalam sebuah perusahaan. Lebih lanjut, peneliti membandingkan gaya kepemimpinan transaksional ataukah transformasional yang memberikan kepuasan kerja lebih tinggi pada karyawan. Sehingga diharapkan penelitian ini memberikan informasi yang lebih komprehensif mengenai manajerial perusahaan dalam hal ini gaya kepemimpinan manajer serta dampaknya pada karyawan. Dengan demikian perusahaan dapat menerapkan kebijakan yang tepat sehingga bisa membantu dalam mencapai misi, visi, dan tujuan-tujuan perusahaan. 1.2 Pertanyaan Penelitian Berikut ini pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian: 1. Apakah kepemimpinan transaksional berpengaruh positif pada kepuasan kerja karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung? 6
3 2. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh positif pada kepuasan kerja karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung? 3. Apakah kepemimpinan transformasional dapat menjelaskan varian variabel kepuasan kerja melebihi yang dapat dijelaskan oleh kepemimpinan transaksional? 1.3 Tujuan Penelitian 2. Untuk menguji pengaruh positif kepemimpinan transaksional pada kepuasan kerja karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. 3. Untuk menguji pengaruh positif kepemimpinan transformasional pada kepuasan kerja karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. 4. Untuk menguji apakah kepemimpinan transformasional dapat menjelaskan varian variabel kepuasan kerja melebihi yang dapat dijelaskan oleh kepemimpinan transaksional. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti Dengan penelitian ini diharapkan peneliti bisa mengetahui gaya kepemimpinan seperti apa yang lebih efektif dan memberikan dampak positif bagi perusahaan. Selain itu peneliti juga bisa mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional terhadap 7
4 kepuasan kerja karyawan di sebuah perusahaan. Sehingga dikemudian hari bisa memberikan pemahaman serta pengetahuan bagi peneliti jika berada dalam sebuah manajemen perusahaan Bagi Pembaca Diharapkan dengan adanya penelitian ini, pembaca bisa mendapatkan gambaran serta pengetahuan tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja di sebuah perusahaan di Indonesia. Dengan adanya penelitian ini diharap bisa memberikan masukan serta referensi mengenai kondisi nyata manajemen perusahaan khususnya di Indonesia. Selain itu penelitian ini juga bisa menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya sehingga bisa meghasilkan penelitian yang lebih baik dan komprehensif Bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung Dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan bisa memaksimalkan kinerja manajemen dengan memilih gaya kepemimpinan yang paling sesuai bagi perusahaan. Dengan demikian terciptalah suasana kerja yang kondusif, efektif, dan nyaman bagi karyawan yang berujung pada pemenuhan kepuasan kerja karyawan. Pada akhirnya perusahaan bisa berkembang dan mencapai tujuan yang direncanakan. 8
5 1.5 Sistematika Penelitian Dalam penelitian ini tersusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Pada bab I ini berisi latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah yang diajukan, tujuan dilakukannya penelitian, manfaat yang didapat dari penelitian, sistematika penelitian, serta ruang lingkup dalam penelitian. BAB 2: LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Pada bab II ini berisi mengenai teori-teori yang pernah diungkapkan oleh peneliti sebelumnya yang kemudian dijadikan landasan bagi penelitian ini. Dalam bab ini juga disampaikan hipotesis dari rumusan masalah pada bab I. BAB 3: METODE PENELITIAN Pada bab III ini berisi disain penelitian yang digunakan, populasi sampel penelitian, metode pengumpulan data yang digunakan, penjabaran definisi operasional dan pengukuran variabel, serta penjabaran metode-metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. BAB 4: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini berisi analisa data yang diperoleh selama pengumpulan data penelitian. Dalam bab ini juga dibahas mengenai hipotesis yang diajukan pada bab sebelumnya. 9
6 BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta saran-saran yang didapat selama penelitian berlangsung. Saran dalam penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan pada penelitian selanjutnya. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari pertanyaan yang menyimpang dari penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. 10
7 BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori Kepemimpinan Banyak peneliti mengartikan kepemimpinan dengan berbagai arti. Walaupun tidak ada arti yang paling benar tentang kepemimpinan (Yukl, 2002), sebagian besar definisi kepemimpinan memiliki beberapa elemen yang sama, yaitu grup, pengaruh, dan tujuan (Bryman, 1992) dalam de Jong dan Den Hartog (2007). Sementara itu, menurut Kreitner (1995), dalam Mosadegh Rad dan Yarmohammadian (2006), perilaku kepemimpinan dapat digunakan untuk mempengaruhi karyawan untuk meningkatkan hasil organisasi. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Voon et al. (2011) mengutip Northouse (2010) dan Yukl (2005) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah proses interaksi antara pemimpin dengan bawahannya yakni pemimpin berusaha mempengaruhi bawahannya untuk bisa mencapai tujuan yang sama. Penelitian terdahulu tentang kepemimpinan telah mengartikan dan mengklasifikasikan berbagai gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang paling terkemuka adalah gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional yang dikemukakan Burn pada tahun Karakteristik kepemimpinan transaksional dan transformasional disajikan dalam Tabel
8 Tabel 2.1: Karakteristik Kepemimpinan Transaksional dan Contingent Reward Exception (active) Management-by- Management-by- Exception (passive) Laissez-Faire Transformasional Kepemimpinan Transaksional Kontrak pertukaran antara penghargaan dengan usaha, menjanjikan imbalan, mengakui prestasi. Mengawasi dan mencari penyimpangan dari aturan dan standar yang ada, mengambil tindakan korektif. Mengintervensi hanya jika standar tidak terpenuhi. Lepas tanggung jawab, menghindari membuat keputusan. Kepemimpinan Transformasional Charisma Menciptakan misi dan visi, menanamkan kebanggaan, memperoleh rasa hormat dan kepercayaan. Inspiration Mengkomunikasikan harapan yang tinggi, Intellectual Stimulation Individualized Consideration menggunakan simbol-simbol, mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang sederhana. Meningkatkan kecerdasan, rasionalitas, dan pemecahan masalah. Memberikan perhatian secara pribadi, memperlakukan setiap karyawan secara individu, sebagai pelatih, memberi nasihatnasihat. Sumber: Bernard M. Bass From Transactional to Transformational Leadership: Learning to Share The Vision. Organizational Dynamics (Winter): Kepemimpinan juga bisa dilihat sebagai sebuah rangkaian dari sikap, perilaku, karakteristik, dan keterampilan berdasarkan nilai individu maupun 12
9 organisasi, kepentingan, dan kepercayaan terhadap karyawan dalam menghadapi situasi yang berbeda-beda (Mosadegh Rad & Yarmohammadian, 2006). Selain itu kepemimpinan juga bisa diartikan sebagai kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya supaya bisa mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain menghargai karyawan, jujur dan penuh integritas, meningkatkan efisiensi, serta membuka komunikasi yang baik dengan karyawan (Aronson et al., 2003) Kepemimpinan Transaksional Bass dan Avolio (1995), mengemukakan bahwa kepemimpinan transaksional terdiri dari tiga dimensi, yaitu Contingent Reward, active mangement-by-exception, dan passive management-by-exception Contingent Reward Manajer yang mempraktekkan kepemimpinan Contingent Reward menganggap hubungan mereka dengan karyawannya sebagai serangkaian kontrak, penawaran, atau layanan/reward pengorbanan. Mereka cenderung memotivasi pekerja dengan menjanjikan hadiah yang cocok serta memberi pengakuan atas kinerja positif yang mereka peroleh (Bass, 1985; Avolio, 1999). Contigent reward merujuk pada seorang pemimpin yang menjadikan imbalan sebagai upaya pemimpin dalam memotifasi karyawan untuk bekerja dengan baik sesuai target yang ingin dicapai. Manajer jenis ini membiarkan karyawannya mengetahui apa yang diharapkan perusahaan pada dirinya dan apa yang akan didapat jika memenuhi harapan tersebut. Jika berdasarkan jenis 13
10 kepemimpinan ini, artinya terjadi sebuah kontrak verbal atau tertulis antara manajer dengan karyawan yang menetapkan pekerjaan apa yang harus dilaksanakan dan juga hadiah yang akan didapatkan jika pekerjaan itu terlaksana dengan baik sesuai kesepakatan Management-by-Exception Berdasarkan Wells (2011), kepemimpinan transaksional mengelola perusahaan berdasar penguatan positif yang fokus pada peraturan dan prosedur yang berlaku. Pemimpin jenis ini cenderung menjalankan kekuasaan berdasarkan posisi mereka dalam organisasi. Mereka memantau jalannya perusahaan dengan mengidentifikasi serta memberikan hukuman jika terjadi kesalahan (Bass, 1985; Avolio, 1999). Gaya kepemimpinan Management-byexception ini bisa dibagi dua yaitu management-by-exception aktif dan management-by-exception pasif. Mengutip Antonakis et al. (2003) yang ditulis Voon et al. (2011) menyatakan management-by-exception aktif merujuk pada pemimpin yang secara aktif melakukan monitoring pada pekerja dan memastikan mereka mencapai target perusahaan. Pemimpin jenis ini secara aktif melakukan pengawasan pada perilaku karyawannya, serta memaksakan tindakan disipliner dalam upaya menjaga standar pekerjaan. Gaya kepemimpinan management-by-exception pasif mengutip Antonakis et al. (2003) yang ditulis dalam Voon et al. (2011) merujuk pada pemimpin yang melakukan tindakan hanya ketika terjadi masalah di perusahaan. Pemimpin jenis ini secara pasif mengawasi standar kerja dengan 14
11 melakukan intervensi dan menerapkan tindakan disipliner hanya sebagai respon ketika terjadi kerusakan atau kesalahan dalam pekerjaan Kepemimpinan Transformasional Berdasarkan Yukl (1989), kepemimpinan transformasional adalah proses mempengaruhi perubahan besar dalam sikap dan asumsi anggota organisasi dan membangun komitmen untuk misi atau tujuan organisasi. Pemimpin transformasional membangun relasi yang positif dengan karyawannya dengan tujuan untuk memperkuat karyawan itu sendiri dan juga organisasi. Menurut Bryman (1992), kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang visioner dan mempertimbangkan kebutuhan psikologis bawahannya sehingga mereka merasa berharga dan dihargai di perusahaan. Manajer yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional mendorong karyawan untuk melihat jauh kedepan menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan diri sendiri. Selain itu pemimpin transformasional tidak sungkan memberi nasihat serta mau mengembangkan karyawannya baik dalam urusan pekerjaan maupun urusan pribadi. Manajer menantang karyawannya untuk selalu memberikan yang terbaik dan memberi mereka tujuan yang jelas. Avolio, Bass, dan Jung (1997) menyatakan pemimpin transformasional bisa dibagi lagi menjadi empat subkomponen yang saling berhubungan: 15
12 Attributed Charisma Pemimpin jenis ini dikagumi dan dipercaya oleh pengikut atau karyawan (Bass dan Riggio, 2006). Mereka berperan sebagai contoh dan karyawannya mempunyai keinginan untuk menjadi seperti atasannya. Pemimpin yang memiliki pengaruh idealisme besar lebih berani mengambil risiko dan konsisten daripada dengan sewenang-wenang mempraktekkan standar etika dan perilaku moral yang tinggi Inspirational Motivation Pemimpin jenis ini menggunakan inspirasi dan nilai-nilai guna mengajak karyawannya untuk percaya dan berusaha keras mencapai tujuan yang sama. Mereka sangat optimistis tentang masa depan dan sangat berhasrat untuk bisa mencapai tujuan mereka (Bass dan Riggio, 2006) Intellectual Stimulation Pemimpin jenis ini mendorong karyawannya untuk menjadi kreatif dalam memecahkan masalah dan mempertanyakan pokok permasalahan yang ada. Mereka mengajak karyawannya untuk memikirkan sebuah masalah dari berbagai sudut pandang dan menerapkan teknik pemecahan masalah yang inovatif (Bass dan Riggio, 2006) Individualized Consideration Pemimpin jenis ini menghargai kebutuhan pribadi dan membantu karyawan mengembangkan kemampuan yang dibutuhkannya untuk mencapai hasil yang signifikan. Mereka suka menghabiskan waktu untuk 16
13 mengembangkan, mengajar, dan memberi pelatihan pada karyawan (Bass dan Riggio, 2006) Kepuasan Kerja Secara metodologis, kita dapat mendefinisikan kepuasan kerja sebagai reaksi afektif karyawan terhadap pekerjaan, didasarkan pada perbandingan antara hasil aktual dan hasil yang diinginkan (Mosadegh Rad & Yarmohammadian, 2006). Kepuasan kerja umumnya diakui sebagai konstruksi multifaset yang mencakup perasaan karyawan tentang berbagai elemen pekerjaan baik intrinsik dan ekstrinsik. Hal tersebut mencakup aspek-aspek tertentu yang berhubungan dengan gaji, tunjangan, promosi, kondisi kerja, supervisi, praktek organisasi dan hubungan dengan rekan kerja (Misener et al., 1996) dalam Mosadegh Rad dan Yarmohammadian (2006). Kepuasan kerja juga bisa didefinisikan sebagai penilaian keadaan puas dari sebuah pekerjaan atau pengalaman (Locke, 1976). Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa karyawan membentuk sikap mereka terhadap pekerjaan dengan mempertimbangkan perasaan, keyakinan dan perilaku mereka. Spector (1985) kemudian menemukan bahwa jika karyawan merasa terpenuhi dan merasa dihargai hasil kerjanya, karyawan tersebut merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka. Padilla-Vellez (1993), Gangadhraiah et al. (1990), dan Martin (1990) dalam Mosadegh Rad dan Yarmohammadian (2006), berpendapat kepuasan kerja merupakan anteseden langsung dari omset serta niat untuk meninggalkan 17
14 tempat kerja. Pekerja yang merasa tidak puas akan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk meninggalkan pekerjaan mereka daripada rekan-rekan mereka yang merasa puas dengan pekerjaannya. Sementara itu, Armstrong (2003), dalam Al-Ababneh (2010), mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan dan sikap karyawan terhadap pekerjaan. Jika karyawan menunjukkan rasa suka dan sikap positif pada pekerjaan berarti mereka merasa puas. Sebaliknya jika mereka tidak suka dan bersikap negatif berarti mereka tidak puas dengan pekerjaan tersebut. 2.2 Pengaruh Kepemimpinan Pada Kepuasan Kerja Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Pada Kepuasan Kerja Kepemimpinan transaksional secara luas diartikan sebagai sebuah kesepakatan kerja yang dilakukan oleh manajer dengan karyawannya. Kesepakatan tersebut berupa imbalan serta hukuman yang akan didapat ketika karyawan melaksanakan pekerjaannya dengan baik atau sebaliknya. Lebih lanjut Bass dan Burns (1995), menyatakan bahwa kepemimpinan transaksional menunjukkan bahwa para pemimpin merespon kebutuhan karyawan yang lebih rendah seperti kebutuhan fisiologis dan rasa aman. Gaya kepemimpinan ini berkembang dari teori hirarki kebutuhan manusia yang diperkenalkan Maslow. Pernyataan tersebut di dukung Bass (1985), yang menyatakan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, dan pengharapan akan menimbulkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja karyawan merupakan salah satu unsur penting dari kesuksesan organisasi. Dalam Voon et 18
15 al. (2011) menyatakan organisasi yang sukses biasanya mempunyai karyawan yang puas pada pekerjaan mereka sedangkan rendahnya kepuasan kerja karyawan bisa melumpuhkan organisasi (Galup, Klein, Jiag, 2008). Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan Bass (1990) yang menyatakan kepemimpinan transaksional dan trasformasional memiliki hubungan positif dengan persepsi karyawan terhadap pekerjaan dan juga pada kepuasan pemimpin dan organisasi. Pengaruh kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja telah banyak dibahas oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Andaryanto (2008) dalam penelitiannya mengenai kepuasan kerja menyatakan kepemimpinan transaksional memiliki hubungan positif pada kepuasan kerja dalam hal ini karir yang sesuai sebagai bagian dari pekerjaan. Masih pada penelitian yang dilakukan Andaryanto (2008), mengungkapkan bahwa kepemimpinan transaksional membantu terciptanya efisiensi dan kepuasan kerja (Janssen dan Yperen, 2004). Oleh karena itu, penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan transaksional memberikan dampak positif pada kepuasan kerja karyawan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nisak (2010) menyatakan bahwa kepemimpinan transaksional berpengaruh positif pada kepuasan kerja karyawan. Kepemimpinan transaksional cenderung berfokus pada jangka pendek dan keamanan fisik karyawannya. Pemimpin-karyawan menggunakan pendekatan ekonomi dan kepemimpinan transaksional sering dilihat reaktif daripada proaktif. 19
16 Kepemimpinan transaksional contingent reward memberikan pengaruh positif pada kepuasan kerja dengan memacu karyawan melalui pemberian hadiah atau insentif ketika mereka berhasil dan memberikan hukuman ketika mereka gagal mencapai target yang ditentukan sebelumnya. Pemberian hadiah seperti pujian, pengakuan, dan insentif perlu untuk dilakukan sebagai bentuk penghargaan atas pekerjaan mereka serta memberikan kepuasan individu dalam bekerja di perusahaan. Namun, di lain pihak pemberian saran, kritik, dan koreksi perlu juga dilakukan untuk menjaga karyawan untuk memperbaiki diri dan menjaga mereka tetap berada di jalur yang benar. Hasil tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan Voon et al. (2011) yang menyatakan contingent reward memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Hanya saja, kepemimpinan jenis ini tidak memberikan ikatan emosional yang kuat antara pemimpin dengan bawahannya (Jung & Avolio, 2010). Kepemimpinan transaksional management-by-exception bisa dibagi menjadi kepemimpinan aktif atau kepemimpinan pasif. Kepemimpinan jenis ini berfokus pada upaya mengidentifikasi kesalahan dan menerapkan kedisiplinan di tempat kerja. Kepemimpinan transaksional aktif akan secara aktif melakukan monitoring pada karyawannya. Hal tersebut dilakukan guna mencari penyimpangan dari aturan atau standar yang ada serta dengan cepat melakukan upaya korektif untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Pemimpin transaksional aktif ini tidak sungkan memberi bantuan pada karyawannya dalam menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawab 20
17 mereka. Menurut Steers (1996) dalam Nisak (2010), dengan menghubungkan kebutuhan dasar karyawan dan harapan pemimpin yang ingin dicapai, serta penghargaan yang akan diperoleh karyawan maka tingkat motivasi mereka bisa ditingkatkan sehingga kepuasan kerja karyawan juga bisa terpenuhi. Kepemimpinan transaksional pasif terjadi ketika pemimpin melakukan intervensi hanya ketika terjadi penyimpangan dari aturan atau standar yang ada tidak terpenuhi/terlaksana (Bass, 1990). Pemimpin jenis ini cenderung menunggu hal buruk terjadi daripada harus secara aktif melakukan pengawasan dan mencari celah dari sistim yang ada di tempat kerja mereka. Walaupun begitu, dalam penelitiannya, Putri (2003) menyatakan variabel kepemimpinan transaksional mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Dari penjabaran dan penelitian sebelumnya, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1: Kepemimpinan transaksional berpengaruh positif pada kepuasan kerja karyawan Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Pada Kepuasan Kerja Menurut Mosadegh Rad dan Yarmohammadian (2006), kepemimpinan transformasional dapat dilihat dari cara komunikasi yang terbuka serta menghargai karyawan secara individu. Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan tersebut lebih signifikan meningkatkan kepuasan kerja karyawannya. Masih menurut Mosadegh Rad dan Yarmohammadian (2006), dalam penelitan mereka menunjukkan bahwa 21
BAB 1 PENDAHULUAN. dikarenakan keberadaan pemimpin yang sangat penting bagi keberlangsungan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap organisasi pasti memiliki seorang pemimpin, hal ini dikarenakan keberadaan pemimpin yang sangat penting bagi keberlangsungan organisasi. Pemimpin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Inovatif Kerja 1. Definisi Perilaku Inovatif Kerja West dan Farr (dalam West, 2006) mengatakan inovasi bisa diartikan sebagai pengenalan dan pengaplikasian ide, proses,
Lebih terperinciBAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL
BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL Salah satu teori yang menekankan suatu perubahan dan yang paling komprehensif berkaitan dengan kepemimpinan adalah teori kepemimpinan transformasional,..
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan ritel (eceran) merupakan bagian yang penting dalam kehidupan perokonomian suatu negara, terutama dalam proses distribusi barang dan jasa dari produsen ke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang diindikasikan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kompetensi sumber daya manusia yang baik pasti memerlukan pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan pada organisasi seperti perusahaan bisnis semakin ketat dalam era globalisasi pada saat ini. Hal tersebut memicu organisasi untuk dapat merespon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan seefektif mungkin. suatu tujuan perusahaan. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu mengoptimalkan laba.
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan
43 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Data Primer Data yang dikelompokan melalui penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pekerjaannya. Manusia sebagai tenaga kerja haruslah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya manusia terdiri dari orang-orang yang ada
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional 2.1.1 Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009:90) gaya kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan
Lebih terperinciAnalisis interaksi motivasi...puji Lestari, FPsi UI, PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Berbagai perubahan tatanan global dalam dunia bisnis begitu berpengaruh terhadap Indonesia. Hal ini menimbulkan semangat antimonopoli dan proteksi yang memaksa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, lingkungan kerja, serta kinerja yang dapat mendukung penelitian ini.
26 BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA Pada bab dua ini dijelaskan beberapa teori mengenai gaya kepemimpinan, budaya organisasi, lingkungan kerja, serta kinerja yang dapat mendukung penelitian ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya. Dalam suatu perusahaan, seorang pemimpin bukan semata-mata sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mencapai suatu tujuan usaha diperlukan suatu wadah, wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang terdapat didalamnya dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI & HIPOTESIS. Stoner mendefinisikan kepemimpinan manajerial sebagai suatu proses
11 BAB II LANDASAN TEORI & HIPOTESIS A. Definisi Kepemimpinan Stoner mendefinisikan kepemimpinan manajerial sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan kegiatan dari sekelompok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan pada dasarnya sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Kinerja 1. Pengertian Efektivitas (efectiveness) secara umum dapat diartikan melakukan sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. heterogen terdiri dari penduduk asli, penduduk urbanisasi maupun imigran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cilegon adalah daerah industri terbesar di Asia, penduduknya yang heterogen terdiri dari penduduk asli, penduduk urbanisasi maupun imigran asing. Mereka datang dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah khalifah yang menjadi penguasa dan pengelola di muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana, namun sebagai seorang manusia tentu
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan teori-teori yang ada, hasil-hasil penelitian sebelumnya, dan hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah:
Lebih terperinciPsikologi Industri & Organisasi
Modul ke: Psikologi Industri & Organisasi Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kepemimpinan Fakultas PSIKOLOGI Irfan Aulia, M.Psi. Psi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Modul 4 Abstract Mahasiswa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Komitmen organisasional Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah semacam ikatan antara karyawan dan
Lebih terperinciKuesioner berdasarkan kepemimpinan periode yang lalu. No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju
68 Lampiran 1 : Kuesioner Pra Survei Analisis Perbedaaan Kepuasan Kerja Karyawan Ditinjau Dari Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional Pada PT. Fantasi Utama Nusantara Hillpark Sibolangit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. pada bidang sumber daya manusia yang tidak lagi dianggap sebagai faktor
17 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia secara khusus menitikberatkan perhatiannya pada bidang sumber daya manusia yang tidak lagi dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan yang terjadi akhir-akhir ini telah memberikan dampak yang besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan terjadinya
Lebih terperinci4. METODE PENELITIAN
36 4. METODE PENELITIAN 4.1. Subjek Penelitian 4.1.1. Karakteristik Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan dari PT. XYZ, sebuah perusahaan ritel yang berada di Jakarta. Sebagai sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terjadi di hari esok, segalanya serba tak menentu, akan tetapi kondisi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Belakangan ini, lingkunagn bisnis mengalami perubahan yang sangat cepat. Globalisasi, libealisasi perdagangan, dan kemajuan teknologi informasi menciptakan realitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Kerja Disiplin Kerja adalah suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh pekerja sendiri dan menyebabkan dia dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indikator yang harus dipenuhi Indonesia agar menjadi negara maju. Salah satunya dengan
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Saat ini negara Indonesia masih merupakan negara yang sedang berkembang, banyak indikator yang harus dipenuhi Indonesia agar menjadi negara maju. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah perusahaan. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki peran vital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan ekonomi global pada era ini telah menjadi lebih dinamis dan
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Lingkungan ekonomi global pada era ini telah menjadi lebih dinamis dan kompetitif. Teknologi baru dan perubahan model organisasi yang cepat dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. justru karena kepuasan kerja dipandang dapat mempengaruhi jalannya organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kepuasan kerja karyawan merupakan salah satu topik yang senantiasa menarik dan dianggap penting, baik oleh ilmuwan maupun praktisi, justru karena kepuasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi sebagaimana terlihat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, dimana pemerintahannya berbentuk Republik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha bisnis di era jaman sekarang diharuskan untuk dapat bersaing dengan pesaingnya dengan berbagai macam cara atau metode untuk dapat bertahan di masyarakat dan mengikuti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kepemimpinan 1.1 Pengertian Kepemimpinan Untuk lebih memahami arti Kepemimpinan, maka berikut ini dikutip pendapat dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kinerja Karyawan Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tercermin dalam sikap dan terfokus pada perilaku terhadap pekerjaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan wujud dari persepsi karyawan yang tercermin dalam sikap dan terfokus pada perilaku terhadap pekerjaan. Menurut Kreitner &
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan sebagai sebuah konsep manajemen di dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan gejala sosial yanga selalu diperlukan dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini kita hidup di era globalisasi, suatu era yang membuat persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing secara terbuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Bisnis perbankan merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan pada umumnya merupakan suatu lembaga yang bergerak dalam bidang jasa perantara keuangan yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. terhadap hubungan antara Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dengan Turnover
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, diskusi, limitasi penelitian dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap hubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasi a. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional merupakan rasa untuk tetap mempertahankan keanggotaannya di dalam organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia handal yang menguasai lingkup kompetensi kerja secara profesional. Hal tersebut diperlukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Bebas : Gaya Kepemimpinan Transformasional Variabel Tergantung : Kepuasan Kerja B. Definisi Operasional 1. Kepuasan Kerja a. Secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian suatu proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat. modal, bahan-bahan mentah, tenaga kerja dan waktu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Pengertian suatu proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan menggunakan sumber daya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi empat badan peradilan memiliki peranan yang penting di masyarakat. Dengan banyaknya
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, organisasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dan 11 karyawan perempuan. Masa kerja karyawan adalah minimal 6 bulan Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Responden adalah karyawan tetap di PT. Bahtera Wiraniaga Internusa yang berpusat di Jakarta TImur yang berjumlah 55 orang. Terdiri dari 44 karyawan lakilaki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik organisasi nirlaba atau yang berorientasi laba, berkepentingan untuk memajukan organisasi terutama dalam era globalisasi saat ini dimana persaingan
Lebih terperinciInstrumen Kepemimpinan Transformasional. (Multifactor Leadership Questionnaire-MLQ)
Lampiran 1 Instrumen Kepemimpinan Transformasional (Multifactor Leadership Questionnaire-MLQ) Pernyataan-pernyataan dalam kuisioner merupaan pernyataan deskriptif yang memberikan gamabaran seorang pemimpin.
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dan penganalisisan hasil pengolahan data maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Dimana kesimpulan ini dibuat berdasarkan masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari perusahaan-perusahaan lain, situasi ekonomi, situasi politik dan lainnya. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidupnya, apapun bentuk organisasi itu dalam mencapai tujuannya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah proses seseorang untuk mendorong mereka melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan motivasi kerja adalah keinginan yang timbul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan menjelaskan organisasi adalah kumpulan orang, proses pembagian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka merupakan kerangka acuan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari penelitian ini. Kajian pustaka memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era globalisasi menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaanperusahaan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaanperusahaan untuk mendapatkan pangsa pasar yang dibidiknya. Adanya era globalisasi maka dunia usaha
Lebih terperinciOleh. Arga Satria D, 1). Dra. Lily Hendrasti Novadjaja, MM. 2), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya. Abstrak
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PENGURUS ORGANISASI KEMAHASISWAAN (STUDI PADA HIMPUNAN MAHASISWA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS, UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG) Oleh Arga Satria D, 1). Dra. Lily
Lebih terperinciPERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1
Dosen: Ati Harmoni 1 PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memelajari Bab ini mahasiswa dapat memahami tentang teori dan tipe kepemimpinan SASARAN BELAJAR: Setelah memelajari Bab
Lebih terperinciKUESIONER. Responden. ( Mohon dibubuhi dengan stempel Perusahaan)
KUESIONER Kuesioner ini disusun untuk memperoleh data-data yang diperlukan untuk penelitian mengenai Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Gender
Lebih terperinciBAB II LANDASAN PUSTAKA
BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kepemimpinan a. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama yang mendukung kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan dalam suatu organisasi, tidak dapat dibantah merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek seperti demokrafi, geografis, jenis bisnis, lingkungan bisnis, serta dampak globalisasi, mengharuskan
Lebih terperinciBab II. Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Stres Kerja 2.1.1 Definisi Stres Kerja Gibson dkk (dalam Septianto, 2010), menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan- perbedaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Menurut Halim & Syam Kusufi (2012) mengatakan bahwa anggaran memiliki peranan penting dalam organisasi sektor publik, terutama organisasi pemerintahan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan era globalisasi dimana pertumbuhan perusahaan semakin cepat dan semakin maju dalam persaingan bisnis, sehingga perusahaan harus bersikap lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi menyebabkan persaingan bisnis menjadi semakin kompetitif sehingga mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis dan organisasi berjalan sangat cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang bergerak pada industri yang sejenis semakin meningkat. Hal ini salah satunya disebabkan oleh konsumen
Lebih terperinciKEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi
Ulas Balik (Review) 1 KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi (Leadership in Organization: Theory and Methodology Perspectives) Oleh/By Suci Wulandari Peneliti pada Puslitbang
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO
PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Extra Role Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku organisasi, OCB merupakan bentuk perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang paling berharga (Shah, 2012), karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas maka organisasi tidak akan bertahan
Lebih terperinciAplikasi Psi Sosial. Bidang Organisasi 1. Kepuasan kerja 2. Perilaku prososial di tempat kerja (OCB) 3. kepemimpinan
Aplikasi Psi Sosial Bidang Organisasi 1. Kepuasan kerja 2. Perilaku prososial di tempat kerja (OCB) 3. kepemimpinan 1. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja sikap pekerja (karyawan) terhadap pekerjaannya sikap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. 1. Pengertian Kinerja. tujuan organisasi (Viswesvaran & Ones, 2000). McCloy et al. (1994)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja didefinisikan sebagai tindakan yang hasilnya dapat dihitung, selain itu juga dapat didefinisikan sebagai hasil kontribusi karyawan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada hakekatnya adalah seorang pemimpin dan setiap manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak. Manusia sebagai pemimpin
Lebih terperinciBab III. Metode Penelitian
Bab III Metode Penelitian Pada bab ini akan dibahas mengenai variabel penelitian, hipotesa penelitan, subjek penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap badan usaha dituntut memiliki kinerja yang baik. Hal ini dapat dicapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap badan usaha dituntut memiliki kinerja yang baik. Hal ini dapat dicapai dengan mengelola segala kegiatannya dengan efektif dan efisien, selain itu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Kepuasan Kerja Guru Robbins & Judge (2012) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Profil Perusahaan PT. Bravo Satria Perkasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. Bravo Satria Perkasa PT. Bravo Satria Perkasa adalah perusahaan jasa penyedia tenaga kerja di bidang pengamanan yang bertugas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk menguji pengaruh perilaku kepemimpinan transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada hasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about his or her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organizational citizenship behavior (OCB) saat ini menjadi subjek yang sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas dan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu organisasi sangatlah penting di dalam era globalisasi dewasa ini, di mana kualitas kinerja sumber daya manusia berpengaruh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang strategi dari organisasi. Manajemen sumber daya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. serta tertulis dalam lembar judul di awal, maka dapat diketahui bahwa
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Melihat judul yang telah disebutkan dalam awal bab, yakni bab satu serta tertulis dalam lembar judul di awal, maka dapat diketahui bahwa penelitian
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Yohanes Hendro Pranyoto 1
IMPLEMENTASI MODEL KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Yohanes Hendro Pranyoto 1 Abstrak Kepemimpinan adalah faktor kunci penentu keberhasilan suatu organisasi atau institusi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II A. LANDASAN TEORI TINJAUAN PUSTAKA 1. Gaya kepemimpinan Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahkamah Agung (MA) saat ini tengah menghadapi suatu perubahan lingkungan seperti yang tersurat dalam Cetak Biru Pembaharuan Peradilan tahun 2010-2035. MA sebagai salah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan suatu organisasi bisa dilihat dengan jelas bahwa salah satu sumber daya yang paling penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia di tingkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini berkembang begitu pesat dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif. kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan organisasional, serta peran pemediasian komitmen afektif
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen dalam kehidupan masyarakat dewasa ini bukanlah merupakan istilah atau masalah
Lebih terperinci