BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga
|
|
- Suharto Hartanto
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi sebagaimana terlihat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, dimana pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga penyelenggara negara yang pembentukannya dilakukan secara demokratis yaitu melalui pemilihan umum. Proses demokrasi di Indonesia mempunyai tantangan kedepan yang harus terus dibenahi agar dapat menciptakan suatu pemilihan umum yang profesional. Tingkat partisipasi masyarakat menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan dalam proses demokrasi di Indonesia dalam sebuah pemilihan, baik itu pemilihan kepala daerah maupun pemilihan kepala negara. Data dari Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia di Pemilihan Umum tahun 2009 menyebutkan bahwa partisipasi masyarakat berada di angka 70,99 %, dan meningkat di Pemilihan Umum tahun 2014 di angka 75,11%. Adanya peningkatan partisipasi masyarakat tersebut memberi sinyal positif akan adanya harapan baik dari proses pembelajaran demokrasi di Indonesia. Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan garda terdepan penyelenggaraan pemilu di Indonesia. KPU memiliki peran yang sangat menentukan untuk menyelenggarakan Pemilihan Umum yang Mandiri, Professional, dan Berintegritas untuk terwujudnya Pemilu yang LUBER dan 1
2 JURDIL. Dalam mewujudkan misinya tersebut, maka KPU RI harus memiliki misi yang dijalankan oleh sumber daya manusia yang handal dan kompeten dalam upaya menciptakan penyelenggaraan Pemilu yang profesional. Tantangan yang dihadapi oleh KPU di pemilihan mendatang semakin tinggi dengan adanya peningkatan prosentase Partisipasi Masyarakat sebagai pemilih di Pemilihan Umum (Pemilu) yang harus dicapai oleh KPU untuk tahun 2019 yang akan datang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada bulan Desember 2016 terhadap Kepala Bagian di Biro Teknis dan Hubungan Partisipasi Masyarakat KPU RI terkait tantangan yang dihadapi KPU kedepan adalah di tahun 2019 angka partisipasi masyarakat harus meningkat sebesar 2%, artinya KPU harus mampu mencapai angka 77% dari keseluruhan pemilih tetap di seluruh Indonesia. Dengan adanya tantangan tersebut, tentu berkaitan erat dengan individu-individu yang bekerja di dalamnya. Sebagai sebuah organisasi pemerintah yang harus mengikuti perkembangan globalisasi, sangatlah penting untuk memerhatikan aspek kreatif dari para karyawan. Oleh karena itu, dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu menggerakkan karyawannya untuk lebih berfikir kreatif dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. KPU dalam konteks sebuah organisasi harus fokus pada visi dan misi yang telah ditetapkan. Untuk mencapainya, organisasi ini membutuhkan peran kepemimpinan yang sangat strategis dan penting bagi pencapaian misi, visi dan tujuan sebuah organisasi. Hal ini merupakan salah satu alasan yang melatarbelakangi manusia untuk selalu menyelidiki segala sesuatu yang terkait dengan kepemimpinan. Kualitas dari pemimpin dianggap sebagai faktor yang 2
3 terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi yang biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan pemimpin. Liu et al. (2003) menyatakan kepemimpinan memainkan peran yang sangat penting dalam pengelolaan karyawan yang efektif. Secara umum kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses seseorang kepada orang lain untuk membimbing, menyusun dan memfasilitasi berbagai kegiatan dalam hubungannya dengan suatu kelompok atau organisasi (Yukl, 2006). Menurut Yukl (2006) kepemimpinan merupakan hal penting dalam memotivasi bawahan dan memobilitasi sumber daya untuk mencapai misi organisasi, dalam hal ini inovasi organisasi, kemampuan adaptasi, dan peningkatan kinerja. Penelitian yang dilakukan oleh Bass (1999) mengenai gaya kepemimpinan menyatakan bahwa aspek kunci dari kepemimpinan yang sukses adalah keterlibatan pemimpin dalam perubahan dan pembentukan nilai, keyakinan dan perilaku bawahan, serta memotivasi bawahan untuk melakukan hal yang dapat melampaui ekspektasi organisasi. Pandangan tersebut bermakna bahwa gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin mempunyai pengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku, serta peningkatan potensi dalam diri setiap individu yang dipimpinnya. Menurut Burns (1978 dalam Zayani, 2008), gaya kepemimpinan diidentifikasikan menjadi dua tipe, yaitu kepemimpinan transformasional dan transaksional. Kepemimpinan transformasional didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan yang membangkitkan motivasi bawahan serta melibatkan bawahan dalam menyusun dan mengkomunikasikan sebuah visi, mencari alternatif solusi 3
4 dari perspektif bawahan, menekankan kebaikan bagi bawahan dan kelompok, dan mempertimbangkan kebutuhan pribadi bawahan. Perilaku pemimpin transformasional tercermin dalam artikulasi visi, pemberdayaan dan motivasi bawahan, dan membangun hubungan yang baik dengan bawahan (Yulk, 2006). Teori kepemimpinan menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional menunjukkan pertimbangan individual dengan memerhatikan perbedaaan individual bawahan, mendengarkan bawahan secara efektif dan membentuk iklim kerja yang mendukung bawahan. Sedangkan gaya kepemimpinan transaksional dikonseptualisasikan sebagai hubungan pertukaran antara pemimpin dan bawahan (Bass, dalam Zayani, 2008). Kepemimpinan transaksional terjadi ketika seorang (baik pemimpin maupun bawahan) mengambil inisiatif untuk melakukan kesepakatan mengenai hadiah atau imbalan (reward) apabila kinerja sesuai kesepakatan, dan akan mendapatkan hukuman (punishment) apabila kinerja tidak sesuai kesepakatan. Akan tetapi, kepemimpinan transaksional yang hanya mempertimbangkan pertukaran, dianggap akan memicu munculnya persaingan tidak sehat antar karyawan. Pada dasarnya karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja agar mendapatkan penghargaan, dan juga berupaya menghindari sanksi. Namun, adanya persaingan dalam organisasi mampu merusak hubungan kerja antar karyawan sehingga justru dapat berdampak negatif terhadap kinerja organisasi. Beberapa peneliti sebelumnya (Shin dan Zhou, 2003; Gong et al., 2009; Mittal dan Dhar, 2015) menemukan bahwa faktor yang dapat memunculkan kreativitas karyawan di tempat kerja adalah adanya pengaruh dari seorang 4
5 pemimpin. Dari serangkaian penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemimpin yang menerapkan kepemimpinan transformasional akan secara efektif memengaruhi kreativitas karyawan. Dengan kepemimpinan transformasional, karyawan didorong untuk melampaui harapan-harapan yang ditentukan (Dvir et al., 2002, yang dikutip oleh Shin dan Zhou, 2003). Kepemimpinan transformasional adalah cara pemimpin yang dapat memengaruhi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan kepercayaan diri mereka (Wang et al., 2009). Menurut Bass (1999), pemimpin transformasional mempunyai empat karakteristik, yaitu charismatic influence, individualized consideration, inspirational motivation, dan intellectual stimulation. Karakteristik pertama, charismatic influence, pemimpin transformasional mampu mengubah persepsi bawahan terhadap lingkungan kerjanya, sehingga bawahan memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya. Untuk karakteristik individualized consideration, pemimpin transformasional memerhatikan kebutuhan pengembangan bawahan dan mendelegasikan pekerjaan proyek sehingga pekerjaan tersebut menjadi suatu pengalaman pembelajaran. Melalui inspirational motivation, pemimpin transformasional mampu memotivasi bawahannya dengan cara menetapkan tujuan yang jelas, menggunakan simbolsimbol dan berusaha menyentuh emosi untuk mensinergikan usaha kelompok, dan dengan demikian mendorong bawahan untuk mencapai lebih daripada apa yang akan dicapai ketika hanya bekerja secara mandiri. Sedangkan karakteristik yang terakhir, yaitu intellectual stimulation, dilakukan dengan cara menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas, memberikan umpan 5
6 balik yang konstruktif, serta kemudahan dalam mengakses informasi yang dibutuhkan yang dapat meningkatkan keahlian bawahan. Dengan keempat ciri kepemimpinan transformasional tersebut, karyawan akan termotivasi untuk bertindak kreatif ditempat kerjanya. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan transaksional dianggap tidak dapat memberi kontribusi yang positif terhadap proses kreativitas karyawan. Kreativitas dalam konteks pegawai itu sendiri mengacu pada sebuah pemunculan ide-ide baru dan berguna tentang suatu produk, jasa, proses produksi ataupun prosedur-prosedur dalam organisasi (Amabile, 1998 dalam Cheung dan Wong 2010). Lebih lanjut diterangkan oleh Cheung dan Wong bahwa kreativitas pegawai adalah kemampuan pegawai dalam menggunakan keahlian, kemampuan, pengetahuan, pandangan dan pengalamannya untuk menghasilkan ide-ide baru dalam rangka pengambilan keputusan, menyelesaikan permasalahan secara efisien dan penyelesaian tugas-tugas dengan efektif. Kreativitas pegawai sangat dibutuhkan dalam organisasi dalam rangka beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya. Pegawai yang kreatif akan menggunakan kesempatan dengan baik dalam menyerap sumber-sumber ide dan informasi baru. Shin dan Zhou (2003) melakukan penelitian terhadap karyawan di 46 perusahaan di Korea, dengan melihat sejauh mana kepemimpinan transformasional memengaruhi kreativitas karyawan. Dari penelitan tersebut ditemukan bahwa kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh positif terhadap kreativitas karyawan. Dengan menerapkan gaya kepemimpinan transformasional di dalam organisasi, karyawan didorong untuk mencoba hal-hal 6
7 yang baru dan berbeda dalam pekerjaan mereka, bekerja secara mandiri, selalu mengembangkan kapasitas individu, tanggung jawab dan bijaksana dalam menentukan sesuatu, sehingga dapat menghasilkan tingkat kreativitas yang tinggi (Deci & Ryan, 1985; Zhou & Oldham, 2001; Amabile 1996, yang dikutip oleh Shin dan Zhou, 2003). Peneliti lain, Gong et al. (2009) yang melakukan penelitian terhadap karyawan agen asuransi di salah satu perusahaan asuransi di Taiwan, juga melihat pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kreativitas karyawan. Hasil penelitian menemukan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kreativitas karyawan. Dengan adanya gaya kepemimpinan transformasional dari seorang pemimpin, karyawan terbantu untuk bertindak kreatif. Pemimpin transformasional mampu mendorong otonomi karyawan, pengetahuan dan pengalaman mereka yang lebih untuk dikembangkan di tempat kerja (Avolio dan Gibbons, 1988 yang dikutip oleh Gong et al., 2009). Menurut Elkins dan Keller (2003) yang dikutip oleh Mittal dan Dhar (2015), kepemimpinan transformasional dapat menjadi penentu bagi karyawan untuk mengembangkan kreativitas di tempat kerja, seperti memberikan dorongan, visi yang jelas dan tantangan untuk kreatif. Selain itu kekuatan utama dari pemimpin yang transformasional adalah dapat memberikan sumber daya dan informasi untuk memfasilitasi karyawan dalam bekerja. Pemimpin transformasional dapat membantu karyawan untuk menemukan ide-ide baru sebagai langkah awal dalam melakukan inovasi (Kim dan Lee, 2015). 7
8 Selain perlu adanya kepemimpinan yang lebih bersifat transformasional dalam meningkatkan kreativitas para pegawai, diperlukan juga suatu usaha pemberdayaan psikologis para pegawai, sehingga mereka dapat bekerja dengan baik. Hal ini sejalan dengan teori kepemimpinan transformasional yang menekankan peran pemberdayaan sebagai upaya untuk mencapai tujuan organisasi (Avolio, 1999). Pemimpin transformasional mampu mengajak dan mengubah aspirasi, kebutuhan, dan nilai-nilai individu para anggotanya untuk memaksimalkan potensi yang ada pada masing-masing individu tersebut. Dengan melibatkan para anggota secara emosional dalam mencapai tujuan organisasi, masing-masing individu diharapkan dapat menemukan makna pekerjaan yang dilakukannya tidak hanya sebagai rutinitas namun sebagai bagian dari hidupnya untuk mencapai masa depan organisasi dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, seorang pemimpin harus mampu untuk memberdayakan para anggota agar dapat menjadi individu yang lebih baik yang pada akhirnya akan membawa keuntungan bagi organisasi. Proses pemberdayaan yang dilakukan tidak hanya mencakup pendelegasian wewenang dan tugas namun lebih kepada pemberdayaan psikologis (psychological empowerment). Spreitzer (1995)mendefinisikan pemberdayaan sebagai konsep motivasional tentang pemenuhan diri yang ditunjukan dengan meningkatnya motivasi kerja dari dalam diri seorang individu dalam bentuk: meaning (lebih memaknai pekerjaannya), competence (peningkatan kompetensi), self-determination (penentuan sikap diri), dan impact (pengaruh dalam pekerjaan). Masing-masing individu di dalam organisasi diharapkan dapat lebih berkontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi melalui peningkatan aspek-aspek yang 8
9 terdapat di dalam pemberdayaan psikologis (Laschinger, Finegan,Shamian, 2001). Peran pemimpin transformasional dalam hal ini adalah membangun semangat para anggotanya agar tetap antusias dan optimis serta mempunyai makna dalam pekerjaannya sehingga masing-masing individu secara suka rela memunculkan kreativitasnya guna mencapai tujuan organisasi. Liden et al. (2000) menyatakan bahwa pemberdayaan psikologis berhubungan positif pada tiga hasil kerja organisasi yakni kepuasan kerja, komitmen organisasional dan performa kerja. Karyawan yang merasa diberdayakan pada dasarnya menunjukkan performa kerja yang lebih baik dibandingkan dengan individu yang kurang diberdayakan. Selain itu Spreitzer (1995) menyimpulkan bahwa adanya hubungan pemberdayaan psikologis dan efektivitas manajerial dan perilaku kreatif. Karyawan yang diberdayakan secara psikologis oleh pemimpinnya akan cenderung menganggap dan menilai diri mereka mampu melakukan pekerjaan mereka. Sehingga mereka akan terlibat dalam proses kreatif yang nantinya dapat menciptakan kreativitas karyawan (Zhang & Barthol, 2010). Berdasarkan hasil penelitian dan argumen di atas, penulis melihat fenomena organisasi yang terjadi di Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI). KPU harus bisa bekerja kreatif, karena penyelenggaraan pemilu jangan sampai ada kesan menyeramkan atau stigma negatif di masyarakat. Masyarakat harus merasa nyaman untuk memilih kandidat yang masyarakat sukai. Di Pemilu tahun 2014 yang lalu, KPU telah menyelenggarakan berbagai kegiatan, antara lain duta pemilu, lomba jingle, maskot pemilu dan aktivitas penting lainnya. Kegiatan- 9
10 kegiatan tersebut bisa disinergikan dengan pusat pendidikan pemilih untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Jadi, sosialisasi aktif tidak hanya berkisar menempellkan baliho, poster, flyer, tetapi harus ada desain khusus yang efektif, sehingga penting adanya proses kreatif. KPU harus menyiapkan berbagai perangkat untuk mendukung akses data bagi publik, dan kemudian merekrut jaringan kehumasan. Selanjutnya media relation juga penting untuk dilakukan, antara lain media visit, press release, press tour, dan coffee morning, serta pemanfaatan media sosial harus optimal dalam upaya memberikan informasi kegiatan KPU sebagai penyelenggara pemilu. Oleh karena itu diperlukan suatu terobosan kreatif yang terus menerus dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan mengedukasi pemilih demi terselenggaranya pesta demokrasi di Indonesia. Pemimpin KPU RI perlu memberikan inspirasi dan dorongan agar masingmasing anggota organisasi dapat berkontribusi maksimal, bekerja melebihi yang diisyaratkan dalam deskripsi-deskripsi pekerjaannya, dan mempunyai tujuan individu yang selaras dengan tujuan organisasi. Agar seluruh jajaran organisasi dapat berjalan dengan optimal, maka pemimpin organisasi tidak dapat bekerja sendiri, melainkan harus mampu memberdayakan seluruh karyawan untuk berkontribusi secara penuh. Pemberdayaan ini selain untuk mencapai tujuan organisasi, juga untuk memfasilitasi karyawan agar dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Dengan tujuan organisasi untuk menjadi lembaga yang profesional di Indonesia dan proses pemberdayaan yang dilakukan, pemimpin di 10
11 KPU RI berharap para karyawan dapat bersama-sama mengembangkan dirinya bersama-sama menghasilkan kreativitas di dalam organisasi. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Dampak Kepemimpinan Transformasional terhadap Kreativitas Pegawai yang Dimediasi oleh Pemberdayaan Psikologis. 1.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut : a. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif terhadap kreativitas pegawai? b. Apakah pemberdayaan psikologis berpengaruh secara positifterhadap kreativitas pegawai? c. Apakah pemberdayaan psikologis memediasi pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kreativitas pegawai? 1.3 Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meneliti dan membuktikan tiga hal sebagai berikut: a. Adanya pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kreativitas pegawai di KPU RI. b. Adanya pengaruh pemberdayaan psikologis terhadap kreativitas pegawai di KPU RI. 11
12 c. Adanya peran pemberdayaan psikologis dalam memediasi pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kreativitas pegawai. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh oleh berbagai pihak dari penelitianadalah sebagai berikut: a. Bagi Akademisi Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan hubungan tipe kepemimpinan transformasional dengan kreativitas pegawai yang dimoderasi oleh pemberdayaan psikologis pada pegawai. b. Bagi Instansi Penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi manajemen perusahaandalam memahami hubungan kepemimpinan transformasional padaperilaku kreativitas pegawai serta pengaruh pemberdayaan psikologis dalam hubungantersebut. Selain itu, pimpinan instansi tersebut dapat menjadikan penelitian ini sebagaibahan pertimbangan pengambilan keputusan untuk meningkatkan perilaku kreatif pegawai di instansi. 12
BAB I PENDAHULUAN. berbagai sumberdaya dan kapabilitas organisasinya (Baron & Kreps, 1999).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinamika yang terjadi pada lingkungan eksternal menuntut organisasi untuk terus bertahan di tengah iklim yang kompetitif. Organisasi harus mampu bergerak maju menyesuaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Era globalisasi ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dan globalisasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari di dalam dunia bisnis dan industri. Ulrich (1997) mengatakan bahwa konsep globalisasi bukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, organisasi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas akademika yang juga tak bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang paling berharga (Shah, 2012), karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas maka organisasi tidak akan bertahan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan teori-teori yang ada, hasil-hasil penelitian sebelumnya, dan hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Komitmen organisasional Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah semacam ikatan antara karyawan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha bisnis di era jaman sekarang diharuskan untuk dapat bersaing dengan pesaingnya dengan berbagai macam cara atau metode untuk dapat bertahan di masyarakat dan mengikuti
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk menguji pengaruh perilaku kepemimpinan transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada hasil
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kepemimpinan 1.1 Pengertian Kepemimpinan Untuk lebih memahami arti Kepemimpinan, maka berikut ini dikutip pendapat dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia handal yang menguasai lingkup kompetensi kerja secara profesional. Hal tersebut diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementerian Kesehatan mulai melaksanakan reformasi birokrasi pada tahun 2011. Tujuan dari reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Kesehatan adalah menciptakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Inovatif Kerja 1. Definisi Perilaku Inovatif Kerja West dan Farr (dalam West, 2006) mengatakan inovasi bisa diartikan sebagai pengenalan dan pengaplikasian ide, proses,
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO
PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Kinerja 1. Pengertian Efektivitas (efectiveness) secara umum dapat diartikan melakukan sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik organisasi nirlaba atau yang berorientasi laba, berkepentingan untuk memajukan organisasi terutama dalam era globalisasi saat ini dimana persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja sekolah merupakan representasi dari kinerja semua sumber daya yang ada di sekolah dalam melaksanakan tugas sebagai upaya mewujudkan tujuan sekolah. Kinerja
Lebih terperinciKEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi
Ulas Balik (Review) 1 KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi (Leadership in Organization: Theory and Methodology Perspectives) Oleh/By Suci Wulandari Peneliti pada Puslitbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan seefektif mungkin. suatu tujuan perusahaan. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu mengoptimalkan laba.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas-tugas dan prioritas Manajemen Sumber Daya Manusia berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena diperlukannya penyesuaian kondisi yang ada dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PENELITIAN SEBELUMNYA. No Peneliti Fokus Penelitian Hasil
107 LAMPIRAN 1 PENELITIAN SEBELUMNYA No Peneliti Fokus Penelitian Hasil 1 Baird et al. 2 Tung et al.(2011) Tingkat efektifitas sistem pengelolaan pada ukuran pemda yang berbeda Pengaruh ukuran multidimensi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan pada dasarnya sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek seperti demokrafi, geografis, jenis bisnis, lingkungan bisnis, serta dampak globalisasi, mengharuskan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan ritel (eceran) merupakan bagian yang penting dalam kehidupan perokonomian suatu negara, terutama dalam proses distribusi barang dan jasa dari produsen ke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang diindikasikan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah khalifah yang menjadi penguasa dan pengelola di muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana, namun sebagai seorang manusia tentu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap bangsa memiliki kebutuhan untuk berkembang, termasuk bangsa Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi empat badan peradilan memiliki peranan yang penting di masyarakat. Dengan banyaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tengah persaingan dan lingkungan bisnis yang dinamis serta menciptakan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir semua organisasi menyadari bahwa dalam iklim kompetitif saat ini, inovasi menjadi salah satu kunci sukses untuk mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Kreativitas menjadi topik yang hangat dan agenda penting dalam dua dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus terhadap kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya. Dalam suatu perusahaan, seorang pemimpin bukan semata-mata sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meneliti masalah kreativitas dalam organisasi. Jika seluruh individu dalam. berada pada lingkungan usaha yang bersifat kompetitif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hal yang nyaris luput dari perhatian para peneliti saat ini yaitu mengenai kreativitas dalam organisasi, untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan yang terjadi akhir-akhir ini telah memberikan dampak yang besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif. kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan organisasional, serta peran pemediasian komitmen afektif
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan merupakan suatu proses seseorang pemimpin mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sebuah organisasi, kepemimpinan merupakan fondasi penting organsasi yang sering mendapatkan perhatian khusus dari organisasi. Kepemimpinan merupakan suatu proses
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kepemimpinan Transformasional 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Transformasional Menurut Bass (1985) dalam buku Yukl (2013, p.313) menjelaskan bahwa kepemimpinan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang strategi dari organisasi. Manajemen sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemimpin agar tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap bentuk usaha baik profit maupun nonprofit memerlukan seorang pemimpin agar tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik. Kebijaksanaan dan keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi, kenyataannya, banyak rintangan yang dilalui. menjawab dalam menghadapi perubahan-perubahan ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya tantangan yang dihadapi oleh organisasi sekarang menjadi salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang harus dihadapi oleh organisasi, kenyataannya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini berkembang begitu pesat dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. heterogen terdiri dari penduduk asli, penduduk urbanisasi maupun imigran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cilegon adalah daerah industri terbesar di Asia, penduduknya yang heterogen terdiri dari penduduk asli, penduduk urbanisasi maupun imigran asing. Mereka datang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Inovasi merupakan salah satu hal yang harus selalu dilakukan untuk mengembangkan organisasi menjadi lebih baik, tidak terkecuali pada organisasi non profit seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi menyebabkan persaingan bisnis menjadi semakin kompetitif sehingga mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis dan organisasi berjalan sangat cepat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini kita hidup di era globalisasi, suatu era yang membuat persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing secara terbuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada berbagai aspek dalam organisasi, manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan harus mampu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kinerja Karyawan Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja guru menjadi bagian kunci kesuksesan pencapaian tujuan pendidikan. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dan proses belajar mengajar tidak dapat terlepas
Lebih terperinciBAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL
BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL Salah satu teori yang menekankan suatu perubahan dan yang paling komprehensif berkaitan dengan kepemimpinan adalah teori kepemimpinan transformasional,..
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah perusahaan. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki peran vital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahkamah Agung (MA) saat ini tengah menghadapi suatu perubahan lingkungan seperti yang tersurat dalam Cetak Biru Pembaharuan Peradilan tahun 2010-2035. MA sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan sebagai sebuah konsep manajemen di dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan gejala sosial yanga selalu diperlukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari perusahaan-perusahaan lain, situasi ekonomi, situasi politik dan lainnya. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan umum yang dihadapi institusi pendidikan dan guru berkaitan dengan salah satu dari tiga perilaku penting dari seorang pegawai dalam sebuah organisasi,
Lebih terperinciMasih dari hasil penelitian Al-Ababneh (2010), tidak ada gaya kepemimpinan
organisasi seperti rendahnya kepuasan, tingginya tingkat stres, dan rendahnya komitmen karyawan. Al-Ababneh (2010) menyatakan bahwa, menentukan hubungan langsung antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Profil Perusahaan PT. Bravo Satria Perkasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. Bravo Satria Perkasa PT. Bravo Satria Perkasa adalah perusahaan jasa penyedia tenaga kerja di bidang pengamanan yang bertugas
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan dari bab sebelumnya, maka diperoleh simpulan sebagai berikut ini. 1. Penggunaan gaya kepemimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada hakekatnya adalah seorang pemimpin dan setiap manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak. Manusia sebagai pemimpin
Lebih terperinciKUESIONER. Responden. ( Mohon dibubuhi dengan stempel Perusahaan)
KUESIONER Kuesioner ini disusun untuk memperoleh data-data yang diperlukan untuk penelitian mengenai Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Gender
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini bila kita teliti dengan lebih seksama penyebabnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kita dapat mencermati berbagai macam organisasi, baik swasta maupun pemerintahan yang gagal atau tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. responden yang menjadi sampel yaitu seluruh Agen penjualan asuransi pada AJB
BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Setelah dilakukan penelitian dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang menjadi sampel yaitu seluruh Agen penjualan asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Purwodadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji dan diteliti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena yang sedikit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Bebas : Gaya Kepemimpinan Transformasional Variabel Tergantung : Kepuasan Kerja B. Definisi Operasional 1. Kepuasan Kerja a. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan perubahan organisasi. Alat secanggih apapun yang dimiliki suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kunci sukses sebuah organisasi terletak pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator dan agen perubahan yang secara bersama meningkatkan kemampuan perubahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kinerja Guru 2.1.1 Pengertian Kinerja Guru Kinerja atau performance merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dan pemilik selaku principal. Jensen dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance). Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi Birokrasi menuntut adanya tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance). Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) mensyaratkan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai wujud aplikasi UUD 1945 Bab XIV tentang Kesejahteraan Sosial dan implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaimana diatur oleh Undang-Undang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Kepemimpinan Transformasional Menurut Bass (1985) mengatakan bahwa kepemimpinan transformasional adalah suatu keadaan dimana para
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. seseorang. Menurut Wexley dan Yukl (2005: 129) kepuasan kerja adalah cara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Definisi Kepuasan Kerja Menurut Kinicki dan Kreitner (2014 : 169) kepuasan kerja adalah sebuah tanggapan afektif atau emosional terhadap berbagai segi pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan satu atap memberikan tanggungjawab dan tantangan bagi Mahkamah Agung (MA), karena selain mempunyai posisi dan peran strategis di bidang kekuasaan kehakiman
Lebih terperinciPenulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016
Hubungan antara Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen Organisasi pada Pegawai Kementerian Dalam Negeri RI Penulisan Ilmiah Nama : Pradina Utami NPM : 16513879 Pembimbing : Desi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan era globalisasi dimana pertumbuhan perusahaan semakin cepat dan semakin maju dalam persaingan bisnis, sehingga perusahaan harus bersikap lebih
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pada setiap penelitian, diperlukan teori teori untuk mendukung dan mempermudah proses pengerjaan penelitian tersebut. Berikut adalah teori teori yang digunakan penulis dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat sekarang, apapun bentuk usaha atau organisasi akan mengalami persaingan. Untuk bersaing di lingkungan perusahaan yang ketat, perusahaan harus memiliki sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja pegawai banyak dipengaruhi sikap pimpinan dalam kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa dilepaskan dari kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults) 2001 tentang pendidikan, Indonesia menempati urutan terakhir dari 12 negara di Asia. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan menjelaskan organisasi adalah kumpulan orang, proses pembagian
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan
43 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Data Primer Data yang dikelompokan melalui penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi pegawai dimana perusahaan atau organisasi sekarang berusaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini banyak perusahaan atau organisasi berlomba-lomba untuk menjadi sebuah perusahaan atau organisasi yang menjadi pilihan bagi pegawai dimana perusahaan atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. begitu ketat, menuntut perusahaan untuk terus membenahi diri melalui pengembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat mengakibatkan perusahaan terus bertambah, sehingga persaingan antar perusahaan tidak dapat dihindari. Melihat iklim persaingan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka merupakan kerangka acuan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari penelitian ini. Kajian pustaka memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa keadilan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kerja kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya suatu organisasi dan kelangsungan suatu perusahaan. Peran pemimpin dalam suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dalam setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan adalah suatu tantangan yang harus dihadapi dan mendapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan adalah suatu tantangan yang harus dihadapi dan mendapat perhatian serius bagi setiap perusahaan agar dapat tetap terus berkarya dan berkembang. Perusahaan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh para pekerja di kota besar. Masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pekerjaannya. Manusia sebagai tenaga kerja haruslah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya manusia terdiri dari orang-orang yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (individu) dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang bergerak pada industri yang sejenis semakin meningkat. Hal ini salah satunya disebabkan oleh konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan ekonomi global pada era ini telah menjadi lebih dinamis dan
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Lingkungan ekonomi global pada era ini telah menjadi lebih dinamis dan kompetitif. Teknologi baru dan perubahan model organisasi yang cepat dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terjadi di hari esok, segalanya serba tak menentu, akan tetapi kondisi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Belakangan ini, lingkunagn bisnis mengalami perubahan yang sangat cepat. Globalisasi, libealisasi perdagangan, dan kemajuan teknologi informasi menciptakan realitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor internal yang memegang peranan penting berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan, Organisasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan dalam suatu organisasi, tidak dapat dibantah merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta
Lebih terperinci