ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH JAWA BARAT. Benny Rachman*) Abstract

Transkripsi

1 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH JAWA BARAT Bey Rachma*) Abstract A regio will chage depedig o its ability to produce goods ad services. I a attempt to predict chages that occur i a regio, the aalysis i this paper emphasis the importace of direct ad idirect ecoomic impact of sectoral activitie i West Java. The results of the aalysis show that electricity, gas ad drikig water supply sector ad textile sector have importat role i geeratig icome, while the sector of services/others ad the estate sector have a major role i employmet geeratio. Trade sector ad o-metals miig ad food sector show the highest raks i backward likages. I terms of forward likages, the sector of food/beverages, textile idustri, ad o-metal miig have the highest raks. Latar Belakag da Masalah PENDAHULUAN Pesatya gerak pembagua diirigi laju pertumbuba peduduk yag tiggi secara seretak meutut ketersediaa aka laba yag memadai dalam upaya memeuhi taraf kehidupa yag lebib baik. Di sisi lai terbatasya sumberdaya laba yag juga memiliki sifat jvcity dalam arti total luas sumberdaya laba di suatu wilayab adalab relatif tetap, sehigga feomea tersebut cederug membawa pada berbagai masalab yag seatiasa memerluka perbatia yag seksama. Disadari babwa ketersediaa laba itu sediri terbatas, maka diperluka peataa ruag atau laba utuk megatur pemafaataya berdasarka besara kegiata, jeis kegiata, fugsi lokasi, kualitas ruag da estetika ligkuga. Dega demikia pemikira peataa ruag adalab upaya megoptimalka pemafaataya dega mempertimbagka jeis ret yag dimiliki. Kedatipu begitu, keyataa meujukka babwa atar jeis kegiata tersebut salig beriteraksi secara diamis dalam suatu koflik dialektis. Sebagai ilustrasi misalya, masyarakat sebagai pegbui ruag tetuya memiliki utilitas maupu iterest yag berlaia terbadap suatu ret dari ruag. Adaya iteraksi diamis atar jeis ret meyebabka pemafaata salab satu jeis ret dapat meimbulka "eksteralisasi" terbadap pemafaata jeis ret laiya. Feomea ii megidikasika babwa permasalaba pemafaata laba atau ruag aka semaki kompleks sejala "') Staf Peeliti pada Pusat Peelitia Sosial Ekoomi Pertaia, Bogor 39

2 dega meigkatya pertumbuha ekoomi, sehigga azas alokasi ruag yag berdasarka ecoomic ret tertiggi perlu diatisipasi. Wujud atisipasi ii terefleksi dari berbagai kebijaka pembagua yaitu (i) meigkatka keseimbaga atara pembagua sektoral da regioal, (ii) meigkatka pertumbuha yag harmois atar wilayah, (iii) meigkatka iisiatif da partisipasi peduduk lokal dalam proses pembagua, da (iv) mematapka keserasia atar pusat-pusat perkotaa da hiter ladya. Wujud yata dari kebijaksaaa wilayah, termasuk wilayah Jawa Barat diimplemetasika dalam betuk kerjasama atar regioal da sektoral, serta pembetuka satua-satua wilayah pembagua utama disampig peetua prioritas kegiata pembagua yag meyadar pada sumberdaya wilayah. Selajutya, dalam ragka upaya meujag efektivitas dari kebijaksaaa yag ditempuh, maka kajia ii mecoba meelaah aspek-aspek keterkaita atar sektor pembagua dalam perekoomia wilayah Jawa Barat. Tujua Peelitia da Keguaaya Peelitia ii dimaksudka utuk memperoleh pegetahua tetag: (1) Keterkaita atar sektor dalam perekoomia di wilayah Jawa Barat. (2) Dampak sektor peteraka terhadap distribusi sektor perekoomia wilayah dalam kaitaya sebagai peggada pedapata da peggada teaga kerja. Keguaa yag dapat dipetik dari hasil kajia ii atara lai: (1) Sebagai iformasi dasar bagi para peetu kebijaksaaa perekoomia wilayah dalam merumuska program pembagua sektor ekoomi yag perlu medapat prioritas. (2) Sebagai baha pertimbaga dalam meyusu kebijaksaaa perecaaa keteaga kerjaa da distribusi pedapata yag lebih baik di Jawa Barat. Keragka Pemikira LANDASAN TEORITIS Dewasa ii perekoomia asioal palig tidak dihadapka pada dua buah issu pokok yag medasar da salig berkaita, yaitu (i) mempertahaka tigkat pedapata yata, bahka meigkatkaya dega keterbatasa sumberdaya da daa, da {ii) meigkatka kesempata kerja produktif bagi peduduk, khususya di wilayah pedesaa. Oleh kareaya kebijaksaaa wilayah seatiasa diarahka utuk memperbaiki kesejaga struktural sebagai suatu proses yag berkesiambuga. 40

3 Dalam ragka meigkatka pertumbuha da pemerataa pembagua ekoomi maka kebijaksaaa pemeritah hedakya diarahka agar dapat megalokasika sumberdaya wilayah kepada sektor-sektor yag memiliki keuggula komparatif da kompetitif tiggi. Salah satu tolak ukur yag dapat dijadika dasar alokasi adalah besarya efek peggada yag ditimbulka oleh suatu sektor baik dalam kaitaya dega pedapata maupu kesempata kerja masyarakat. Pada keyataaya, pertumbuha suatu sektor tidak terlepas dari sektor laiya. Oleh karea itu perlu dipahami besarya kaita masig-masig sektor secara vertikal, baik terhadap sektor-sektor dibagia hulu maupu dibagia hilir. Parameterparameter makro tersebut dapat dijadika pedoma dalam meyusu uruta prioritas sektor yag mejadi usur determia dalam perecaaa wilayah ekoomi. Sejala dega itu, salah satu faktor yag dipadag mampu memberi gambara kodisi suatu wilayah dapat ditelaah dari sisi perekoomia wilayahya. Namu gambara ii pada hakekatya adalah suatu performa yag statis, da tetuya suatu wilayah aka megalami perubaha sesuai dega kapasitas wi layah yag bersagkuta utuk meghasilka barag da jasa yag dibutuhka. Lebih jauh, upaya utuk meelaah "keterkaita atar sektor" dalam suatu perekoomia wilayah dapat ditempuh melalui seragkaia teori yag lazim dikeal dega teori perecaaa pembagua wilayah. Teori ii pada dasarya berupaya mejelaska perubaha-perubaha yag terjadi terhadap suatu wilayah dega meekaka pada hubuga atara sektor-sektor yag terdapat dalam perekoomia tersebut da kekuata-kekuata pedorog yag berasal dari suatu sektor ke sektor laiya, baik secara lagsug maupu tidak lagsug. Demikia pula pedekata ii berusaha mejelaska perubaha wilayah dalam jagka pedek (5 tahu) serta memperkiraka implikasiya bagi keputusa ekoomi. Model Iput-Output (1-0) Pedekata makro yag higga saat ii dipadag releva utuk meelaah dampak atau keterkaita atar sektor perekoomia wilayah adalah aalisis iputoutput leotiej, yag sekaligus merupaka pegembaga teori "keseimbaga umum Walras" (Cheery da Clark, 1962). Dalam tabel 1-0 tersebut keadaa perekoomia wilayah diasumsika berada dalam keseimbaga dalam artia jumlah peawara komoditas sama dega jumlah permitaa. Pada hakekatya model I -0 dikembagka utuk megaalisis da megukur hubuga-hubuga atara berbagai sektor produksi da kosumsi dalam perekoomia regioal. Ketergatuga atara sektor-sektor dalam sistem tertetu dijabarka melalui seperagkat persamaa-persamaa liier, serta karakteristik struktural direfleksika oleh besara koefisie persamaa yag bersagkuta. 41

4 Peerapa model 1-0 mesyaratka terpeuhiya tiga asumsi dasar, yaitu (1) homogeitas, berarti perubaha suatu sektor haya meghasilka barag melalui satu cara dega satu satua iput, (2) proporsioalitas, dimaa perubaha suatu tigkat output didahului oleh perubaha iput yag sebadig da (3) additivi!jts, dimaa akibat total dari pelaksaaa produksi diberbagai sektor dihasilka oleh masig-masig sektor secara terpisah. Hal ii dapat memberi petujuk bahwa asumsi-asumsi tersebut merupaka keuggula da sekaligus kelemaha dari pegguaa model 1-0 sebagai alat aalisis ekoomi wilayah. Koefisie Iput Koefisie iput (a..) dalam tabel trasaksi 1-0 diperoleh dari rasio atara IJ output sektor i yag diguaka dalam sektor j, atau rasio atara X. dega IJ Iput total sektor j (X) yaitu: J a.. IJ X. IJ X. J Dari koefisie iput tersebut dapat disusu matriks sebagai berikut: a,t + X, a,x, + Y, ~ x, allxl + al2x aoox + alxi + ao2x2 + + ax + y X a tau, au... al XI yl a2i... a2 x2 y2 + ai a X y. II D A X y X 42

5 sehigga, Y = (I - A) X... (1) (1-A) disebut matriks Leotiej, yag betuk selegkapya adalah: f- au).... (I - A) L= ai (1 - Selajutya dari persamaa (1) didapatka X = (I-AY 1 Y, dimaa (I-AY 1 merupaka matriks kebalika leotief. Lebih lajut, bertolak dari tujua kajia ii, maka jeis aalisis yag yag diperluka adalah sebagai berikut: (1) Keterkaita atar Sektor Keterkaita lagsug ke belakag (direct backward likage) Keterkaita ii meujukka akibat dari suatu sektor tertetu terhadap sektor-sektor yag meyediaka iput atara bagi sektor tersebut secara lagsug per uit keaika permitaa total. DB. J dimaa: DBi X.. IJ X. J a.. IJ }.; X.. i = 1 IJ --- = ~ a.. ; utuk j i= 1 IJ X. J 1,2;..., kaita lagsug ke belakag bayakya output sektor ke-i yag diguaka sebagai iput oreh sektor ke-j utuk meghasilka output sebesar X. J output domestik sektor ke-j usur matriks koefisie iput. Kaita tidak lagsug ke belakag (idirect backward likage) Koefisie ii meujukka pegaruh tak lagsug dari keaika permimaa akhir satu uit suatu sektor terhadap tigkat produksi sektor laiya, yag pada awalya melalui sektor-sektor yag megguaka output sektor tersebut sebagai iput atara. Formulasi matematisya adalah: BTL. J I: C.. ; utuk j i= 1'J 1,2,..., 43

6 dim aa: BTL. kaita ke belakag tidak lagsug J [Cii] [I - A]- 1, matriks kebalika Leotief. Kaita lagsug ke depa (direct forward likage) Keterkaita ii merupaka pegaruh suatu sektor tertetu terhadap sektorsektor yag megguaka sebagia dari output sektor tersebut per uit keaika permitaa total keterkaita ii dirumuska sebagai: FL. I X X.. 1 IJ J= dimaa: FL. I X.. IJ xi kaita ke depa jumlah output sektor ke-i yag diguaka sebagai iput oleh sektor ke-j utuk meghasilka output sebesar Xi total permitaa output sektor ke-i (sektor atara da akhir). Kaita tidak lagsug ke depa (idirect forward likage) Ukura ii meujukka pegaruh tidak lagsug dari keaika satu uit permitaa akhir semua sektor terhadap tigkat produksi sektor tertetu, yag diyataka sebagai berikut: FTL. I :E C.. ; utuk i 1 IJ J= 1,2,..., dimaa: FTLi kaita tidak lagsug ke depa [Cii] [I - Al 1 44

7 (2) Peggada Pedapata Tipe I da II Peggada pedapata Tipe I merupaka pejumlaha dari pegaruh lagsug da pegaruh tak lagsug dibagi dega pegaruh lagsug, yaitu: MI. J dimaa: MI. J cij a+i,i 1: a. C.. i=l +l,i IJ peggada pedapata Tipe I sektor ke-j usur matriks kebalika Leotief terbuka koefisie iput gaji/upah rumah tagga sektor ~e-j. Sedagka peggada pedapata Tipe II merupaka pejumlaha dari pegaruh lagsug, pegaruh tak lagsug da pegaruh iduksi (iduce effects) dibagi dega pegaruh lagsug, yaitu: dimaa: Mil. J Mil. J D.. IJ a+ I.i 1; a. D i= 1 +l,i IJ peggada pedapata Tipe II sektor ke-j usur matriks kebalika Leotief tertutup koefisie iput gaji!upah rumah tagga sektor ke-j. (3) Peggada Teaga Kerja Tipe I da II Peggada teaga kerja merupaka besarya kesempata kerja yag tersedia pada sektor yag diamati sebagai akibat peambaha permitaa akhir dari sektor yag bersagkuta sebesar satu satua rupiah. Secara matematis peggada teaga kerja Tipe I da II masig-masig dapat diformulasika sebagai berikut: 45

8 MLI. I, ~ t +l,l. C.. IJ J= 1 L. I -----; t+l.i X I dimaa: MLII. J MLI. J MLII. t+ l,i t+l,j L. I X I C.. IJ D.. IJ J ~ t i = 1. D.. 1 +,I IJ peggada teaga kerja Tipe I sektor ke-j peggada teaga kerja Tipe II sektor ke-j koefisie teaga kerja sektor ke-i koefisie teaga kerja sektor ke-j kompoe teaga kerja sektor ke-i total output (satua Rp) usur matriks kebalika Leotief terbuka usur matriks kebalika Leotief tertutup. METODE PENELITIAN Somber Data Dalam kajia ii diperguaka data sekuder berupa iput-output wilayah J awa Bar at tahu 1988 yag terdiri at as 7 5 sektor. Data sekuder ii diperoleh dari Kator Statistik Jawa Barat, da secara legkap data tersedia meliputi; data kelompok permitaa akhir, kelompok ilai tam bah da data kelompok proses atar idustri. Dalam hubuga ii tabel trasaksi iput-output yag dimafaatka sepeuhya megacu atas dasar harga produse, matriks (75 x 75). Metode Pegklasifikasia sektor 1-0 Klasifikasi sektor merupaka keragka dasar peyusua tabel 1-0 yag sagat meetuka tahapa kegiata selajutya. Klasifikasi sektor dimaksudka utuk megelompokka kegiata ekoomi yag sagat beraeka ragam ke dalam satua-satua sektor yag sedapat mugki mempuyai kesamaa dalam proses produksi da meghasilka output yag homoge. Kegiata ekoomi di Jawa Barat dikelompokka meurut Klasifikasi Lapaga Usaha Idoesia (KLUI) da Iteratioal Stadard of Idustrial Classifica- 46

9 tio for All Ecoomic Activities (ISIC). Selajutya pegagregasia tabel 1-0 Jawa Barat dilakuka atas dasar satua kelompok komoditas da satua aktivitas. Pada peelitia ii, ditempuh beberapa pertimbaga dalam pegklasifikasiaya yaitu mejadi 17 sektor. Ke 17 sektor terse but merupaka agregasi sektor-sektor dari klasifikasi sektor tabel iput-output Jawa Barat yag terdiri dari 75 sektor. Ricia sektor yag diguaka dalam aalisis iput-output utuk peelitia ii disajika dalam Lampira. Selajutya metode pegklasifikasia ke 17 sektor dalam peelitia ii didasarka pada kesamaa dalam struktur iput da output dari bagia uit-uit ekoomi yag dikaji (Cheery ad Clark, 1959) sebagi berikut: (i) Utuk dua atau lebihi produk yag memiliki koefisie iput yag sama, maka dapat diklasifikasika kedalam sektor yag sama. (ii) Pegklasifikasia kedalam satu sektor dilakuka terhadap dua atau lebih produk yag merupaka permitaa akhir dega proporsi yag sama dalam periode tertetu pada tigkat pedapata yag berbeda. Dega demikia sektor pertaia da pertambaga, megacu pada peyusua klasifikasi lapaga usaha, khususya meyadar pada kosep satua kelompok komoditi, sehigga susua klasifikasi sektor aalog dega klasifikasi komoditi. Sedagka utuk sektor-sektor idustri makaa da miuma (idustri/ pegolah), pemiliha jeis barag yag tercakup dalam suatu sektor megacu pada kosep satua kegiata. Hal yag sama utuk sektor-sektor pembagua laiya, pegelompokka komoditi didasarka atas kegiata sektor yag bersagkuta. Aalisis Data Utuk keperlua aalisis dampak ekoomi dari sektor peteraka, maka tabel trasaksi tersebut disusu berdasarka harga produse dega impor diperlakuka secara o-kompetitif. Vektor impor bagi setiap sektor ditempatka pada bagia akhir dari iput primer, dimaa bagia impor da proses produksi lagsug dipisahka dari sistem produksi. ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR Keterkaita ke Depa (forward likage) Keterkaita lagsug da tidak lagsug ke depa merupaka hubuga atara sektor tersebut dega pasar output. Hal ii dicirika melalui peyediaa output suatu sektor yag diguaka sebagai baha baku oleh sektor laiya dalam proses produksiya. Hasil aalisis keterkaita atar sektor, secara legkap tersaji pada Tabel 1. 47

10 Tabel 1. Keterkaita atar sektor lagsug da tidak lagsug ke depa Kaita ke depa Kode sektor Lagsug Perigkat Tak lagsug 01 0, , , , , , , , , , , , , , ,8502 2, , , , , , , , , , , , , , , , , ,5668 Perigkat Jumlah 6, ,8833 Rataa 0,4102 1,7578 Keteraga: 01 = Sektor taama baha makaa 02 = Sektor perkebua 03 = Sektor petemaka besar 04 = Sektor temak sedag da uggas 05 = Sektor kehutaa 06 = Sektor perikaa 07 = Sektor pertambaga da galia 08 = Sektor idustri makaa da miuma 09 = Sektor idustri tekstil da barag dari tekstil 10 = Sektor idustri kayu, bambu da rota 11 = Sektor idustri kertas da barag dari keas 12 = Sektor barag galia buka 1ogam 13 = Sektor idustri 1aiya 14 = Sektor listrik, gas da air mium 15 = Sektor bagua 16 = Sektor perdagaga 17 = Sektor jasa da laiya. Dari tabel tersebut dapat ditafsirka bahwa sektor idustri makaa da miuma memiliki koefisie "keterkaita lagsug ke depa" terbesar, kemudia diikuti oleh sektor idustri barag galia buka logam da sektor idustri tekstil 48

11 da barag dari tekstil. Secara umum sektor pertaia mempuyai ilai keterkaita lagsug ke depa dibawah rataa semua sektor. Demikia pula sektor perdagaga da sektor kehutaa tergolog memiliki ilai keterkaita yag relatif redah. Redahya keterkaita lagsug ke depa, khususya pada sektor pertaia dalam arti luas mecermika bahwa produksi pertaia cederug masih terpaku pada pemeuha kosumsi rumah tagga da belum meampakka orietasi yata terhadap permitaa pasar dalam upaya memasok baha baku pada sektor ekoomi laiya. Secara umum dapat ditafsirka bahwa sektor peteraka mempuyai kaita ke depa yag relatif lebih besar dibadig kaita ke belakagya. Hal ii megidikasika bahwa output sektor tersebut lebih bayak diguaka sebagai iput atara oleh sektor-sektor ekoomi lai. Sejala dega besara koefisie iputya bahwa sebagia besar dari outputya dialokasika kepada sektor idustri makaa da miuma serta sektor idustri itu sediri, yaitu berupa bibit utuk proses produksi berikutya. Oleh kareaya alokasiya kepada sektor-sektor ekoomi laiya terkesa sagat kecil. Semetara itu, sektor idustri makaa da miuma, sektor idustri tekstil da barag dari tekstil da sektor idustri barag galia buka logam yag relatif memperlihatka keterkaita yag lagsug ke depa yag tiggi mecirika bahwa sektor terse but cukup berperaa dalam meujag perekoomia wilayah Jawa Barat. Dipadag dari keterkaita tidak lagsug ke depa terlihat adaya pergesera perigkat utuk setiap sektor perekoomia wilayah. Sektor idustri tekstil da barag dari tekstil tercatat memiliki ilai keterkaita tidak lagsug ke depa yag palig tiggi yaitu sebesar 2,4509, kemudia diikuti sektor idustri kertas da barag dari kertas da sektor idustri barag galia buka logam. Hal ii dapat ditafsirka bahwa baik secara lagsug maupu tidak lagsug perkembaga ekoomi wilayah Jawa Barat cederug lebih bayak dipegaruhi oleh perkembaga sektor idustri tekstil da barag dari tekstil da sektor idustri barag galia buka logam. Sebalikya sektor yag mempuyai ilai keterkaita lagsug ke depa teredah berada pada sektor taama baha makaa yaitu sebesar 0,0917, sedagka utuk keterkaita tidak lagsug ke depa adalah sektor jasa da laiya yaitu sekitar 1,2169. Dilihat dari segi keterkaita lagsug da tidak lagsug ke depa, dimaa sektor pertaia secara umum memperlihatka ilai yag kurag dari rataa seluruh sektor ekoomi di wilayah J awa Barat, memberi maka bahwa basis perekoomia wilayah Jawa Barat tidak tertumpu pada sektor pertaia, melaika berada pada sektor idustri tekstil da barag dari tekstil da sektor idustri barag galia buka logam. 49

12 Keterkaita ke Belakag (backward likage) Hasil aalisis keterkaita ke belakag yag disajika pada Tabel 2, megiformasika bahwa sektor yag mempuyai "keterkaita lagsug" ke belakag terbesar berada pada sektor perdagaga, sektor idustri barag galia buka logam da sektor taama baha makaa dega besara ilai keterkaita masig-masig adalah sebesar 0,9680, 0,6715 da 0,5899. Keadaa ii meujukka bahwa perkembaga sektor-sektor tersebut lebih bayak mearik sektor ekoomi laiya di wilayah Jawa Barat. Dega arti lai bahwa dalam proses pembaguaya, sektor tersebut cederug lebih bayak memafaatka produksi sektor ekoomi laiya di wilayah J awa Barat sebagai baha bakuya dibadig baha baku impor. Tabel 2. Keterkaita atar sektor lagsug da tidak lagsug ke belakag Kaita ke belakag Kode sektor Lag sug Perigkat Tak lagsug Perigkat 01 0, , , , , , , , OS 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah 5, ,2830 Rataa 0,3129 1,7225 Keteraga: idem Tabel 1. Demikia pula sektor jasa da laiya da sektor idustri laiya dipadag relatif besar dalam megguaka produk sektor ekoomi laiya upaya memeuhi kebutuha baha bakuya, seperti tercermi dari ilai keterkaita lagsug ke belakag yaitu sebesar 0,5835 da 0,4838. Kecuali sektor taama baha makaa, 50

13 umumya sektor pertaia memiliki ilai keterkaita lagsug ke belakag yag tergolog redah dibadig rataa seluruh sektor ekoomi laiya. Hal ii meujukka bahwa sektor pertaia (kecuali sektor taama baha makaa) rejatif kurag memafaatka produk ekoomi laiya dalam pembagua sektor tersebut. Selajutya sektor terak sedag da uggas, sektor peteraka besar da sektor kehutaa meempati perigkat teredah dilihat dari keterkaitaya lagsug ke belakag, dega ilai masig-masig tercatat sebesar 0,0164, 0,0328 da 0,0550. Seperti terugkap bahwa secara umum kaita ke belakag dari sektor-sektor pertaia terkesa kecil, hal ii mecermika bahwa total dampak sektor peteraka terhadap output sektor-sektor lai ampak redah. Seperti ditujukka oleh koefisie iput (Lampira 2), dalam proses produksiya sektor-sektor pertaia haya memerluka output dari beberapa sektor saja. Dari 17 sektor ekoomi wilayah, pertaia haya terkait cukup erat dega 5 sektor lai sebagai iput atara. Sektor-sektor tersebut adalah didalam kelompok pertaia sediri, idustri makaa da miuma serta idustri kayu. Sektor peteraka relatif termasuk yag palig sedikit megguaka iput. Sektor peteraka besar haya terkait dega sektorya sediri da sektor idustri maka da miuma, hal yag sama utuk sektor terak sedag da uggas. Feomea ii agakya cederug disebabka oleh sistim pemeliharaaya yag masih tradisioal, misalya kurag megguaka paka kosetrat, khususya terak besar da sedag yag cederug memafaatka hijaua yag tersedia da sisa-sisa basil pertaia. Kedatipu pemberia kosetrat dalam pemeliharaaya meutut bagia terbesar dari rasum, yag juga berasal dari biji-bijia produk sektor taama baha makaa, amu karea porsi terbesar kebutuha rasumya diimpor megakibatka keterkaita atara sektor peteraka da sektor baha makaa da sektor-sektor pertaia laiya sagat lemah, seperti diperlihatka oleh kecilya ilai koefisie iput. Berbeda halya apabila ditelaah dari segi keterkaita tidak lagsug ke belakag relatif memperlihatka adaya perubaha perigkat peraaya dalam perekoomia wilayah Jawa Barat. Secara tidak lagsug terlihat bahwa sektor yag mempuyai peraa cukup besar dalam mearik perkembaga sektor ekoomi laiya yaitu sektor idustri barag galia buka logam, diikuti sektor perdagaga da sektor idustri laiya dega bes~ra masig-masig adalah 3,2370, 2,6010 da 2,2873. Demikia pula sektor jasa da laiya, sektor pertambaga da galia da sektor taama baha makaa tergolog cukup besar dalam meujag perekoomia wilayah, dilihat dari ilai keterkaita ke belakag tidak lag- 51

14 sug yag secara umum melebihi ilai rataa keterkaita tidak lagsug seluruh sektor ekoomi wilayah Jawa Barat. Dalam sektor pertaia, terkesa haya sektor taama baha makaa yag diilai berperaa yata mearik perkembaga perekooria wilayah, hal ii diidikasika oleh ilai keterkaitaya yaitu 1,8204. Semetara itu sektor perkebua, peteraka besar, peteraka kecil, da perikaa relatif kurag keterkaita tidak lagsug ke belakag dibadig ilai rataa seluruh sektor e~oomi laiya di wilayah Jawa Barat. DAMPAK TERHADAP PENDAPATAN DAN TENAGA KERJA Dalam sistem perekooria wilayah secara eksplisit terlihat adaya mafaat gada dari setiap tambaha ivestasi pada suatu sektor yag dicerrika oleli parameter peggada pedapata da peggada teaga kerja. Dampak pedapata merupaka mafaat adaya ivestasi pada setiap sektor ekoori yag dicirika terhadap peigkata pedapata wilayah, sedagka dampak kesempata kerja merupaka mafaat adaya ivestasi pada setiap sektor ekoori terhadap peyediaa kesempata kerja bagi peduduk di wilayah tersebut. Pada hakekatya, mekaisme terjadiya efek peggada dari tambaha ivestasi pada setiap sektor dalam perekooria wilayah merupaka suatu sistem yag maa dapat diklasifikasika ke dalam peggada tipe I da peggada tipe I( Peggada tipe I meyadar pada aalisis perekooria wilayah dimaa sektor rumah tagga tidak dipertimbagka dalam pembetuka. tabel I-0 wilayah. Semetara peggada tipe II megacu pada aalisis perekooria wilayah di maa sektor rumah tagga diakomodasika dalam pembetuka tabel I-0 wilayah. Dampak Peggada Pedapata Tipe I da Tipe II Dega memafaatka tabel trasaksi I-0 yag dimodifikasi m~jadi matrik ukura 17 x 17 sektor, didapatka hasil aalisis dampak peggada pedapata tipe I da II seperti terlihat pada Tabel 3. Dari tabel tersebut dapat disarika bahwa dampak peggada pedapata tipe I setiap sektor ekoori dalam perekoomia wilayah Jawa Barat berkisar atara 0,1769 higga 1,9367. Sektor listrik, gas da air rium merupaka sektor yag memberi dampak pedapata tipe I terbesar yaitu 1,9367 da sebalikya sektor teredah dampakya terhadap peigkata pedapata wilayah adalah sektor jasa da laiya. Hal ii memberi maka bahwa tambaha ivestasi sebesar Rp 1 juta pada sektor listrik, gas da air mium aka memberi dampak peigkata pedapata wilayah Jawa Barat sebesar Rp 1,9367 juta, da sebalikya utuk sektor jasa da laiya haya memberi dampak sebesar Rp 0,1769 juta. 52

15 Tabel 3. Peggada pedapata tipe I da tipe II Koefisie peggada pedapata Kode sektor Tipe I Perigkat Tipe II Perigkat 01 0, , , ,34S O,S4Sl IS 1, ,63SS 14 2, OS 0, , , ,6997 IS 07 I,S44S 7 3, l,s870 s 1,9700 l3 09 1, ,100S , ,70IS 2 11 I, ,630S 3 12 l,s ,8738 s l3 1,341S 8 2, ,9367 2, IS 0, , , , , , Jumlah 18,Sl82 40,3607 Rataa 1,0893 2,3741 Keteraga: idem Tabel I. Sektor-sektor yag mempuyai peggada pedapata teredah adalah sektor taama baha makaa, perkebua serta sektor peteraka da perikaa yag terkesa jauh dibawah rataa seluruh sektor ekoomi (1,0893). Hal ii megisyaratka bahwa peggada pedapata tipe I sektor pertaia buka merupaka sektor adala dalam meujag pertumbuha pedapata wilayah Jawa Barat. Secara rici sektor-sektor tersebut haya meempati perigkat 16, 12, 15,- 14 da 9, dega ilai dampak peggada pedapata yag dihasilka secara keseluruha sektor pertaia sebesar 2,9748. Ii berarti bahwa tambaha ivestasi pada sektor pertaia dapat meigkatka pedapata sekitar 297,48 perse dari seluruh ilai tambaha ivestasi yag dialokasika di sektor pertaia. Selajutya, basil aalisis peggada pedapata tipe II yag disajika pada tabel yag sama megiformasika ba}lwa sektor pertambaga da galia, sektor idustri kayu, bambu da rota, sektor idustri kertas da barag dari kertas da sektor idustri tekstil da barag dari tekstil relatif memberi dampak peggada pedapata terhadap perekoomia wilayah Jawa Barat, yaitu masigmasig sebesar 3,9908, 3,7015, 3,6305 da 3,1005. Dega perkataa lai tam- 53

16 baha ivestasi dari masig-masig sektor sebesar Rp 1 juta, maka diperkiraka aka memberi dampak peggada berturut-turut sebesar Rp 3,99 juta, Rp 3, 70 juta, Rp 3,63 juta da Rp 3,1 juta. Berbeda halya utuk tiga sektor teredah dalam memberi dampak peggada pedapata tipe II, yaitu sektor taama baha makaa, sektor jasa da laiya da sektor perikaa dega ilai peggadaya masig-masig sebesar 0,23382, 1,0109 da 1,6997. Dega demikia, dampak peggada pedapata dari sektor-sektor tersebut terkesa masih jauh di bawah rataa ilai peggada sektor ekoomi laiya di wilayah Jawa Barat vaitu sekitar Dampak Peggada Teaga Kerja Tipe I da Tipe ll Seperti diulas dimuka, dampak peggada teaga kerja dapat ditafsirka sebagai suatu mafaat adaya ivestasi pada sektor sektor ekoomi terhadap peyediaa kesempata kerja bagi peduduk di wilayah bersagkuta. Hasil aalisis dampak peggada teaga kerja tipe I da II diperlihatka pada Tabel 4. Tabel 4. Peggada teaga kerja tipe I da tipe II Koefisie peggada teaga kerja Kode sektor Tipe I Perigkat Tipe II Perigkat OJ 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,3395 0,2886 I Jumlah 2,1152 1,9773 Rataa 0,1244 0,1163 Keteraga: idem Tabel I. 54

17 Dari tabel tersebut dapat disimpulka bahwa utuk peggada teaga kerja tipe I, sektor adala dalam peciptaa lapaga kerja berada pada sektor jasa da laiya, kemudia diikuti sektor perkebua da sektor bagua dega koefisie peggada teaga kerja masig-masig tercatat sebesar 0,3395, 0,2182 da 0,1984. Iformasi ii megadug maka adaya tambaha ivestasi sebesar satu uit, diduga aka memberi peluag kesempata kerja sekitar 0,34 uit, 0,22 uit da 0,20 uit. Kedatipu begitu, tampakya sektor pertaia dalam arti luas masih mampu memberi kesempata kerja yag relatif tiggi. Hal ii diidikasika oleh koefisie peggada teaga kerja utuk setiap sub sektor pertaia relatif lebih tiggi daripada rataa koefisie peggada bagi seluruh sektor ekoomi wilayah Jawa Barat, atau dega pegertia lai bahwa sektor pertaia relatif masih meyadar pada aspek padat karya (labor itesive) bila dikomparasika dega sektor ekoomi laiya. Sebalikya utuk sektor-sektor idustri terkesa meghasilka dampak teaga kerja yag relatif kecil da kurag daripada rataa seluruh sektor ekoomi wilayah Jawa Barat. Redahya ilai koefisie teaga kerja yag dibagkitka sektor idustri ii, dapat memberi petujuk bahwa sektor-sektor idustri lebih meyadar pada aspek padat modal (capital itesive), sehigga tambaha ivestasi haya memberi dampak relatif kecil terhadap peyediaa teaga kerja. Bahasa berikut megugkap megeai dampak peggada teaga kerja yag dikarakterisasika oleh ilai koefisie peggada teaga kerja tipe II, dimaa sektor rumah tagga atau upah da gaji diperhitugka dalam aalisis. Hasil aalisis yag disajika pada Tabel 4, megisyaratka bahwa ilai koefisie peggada teaga kerja tipe II, relatif hampir sama dega besara koefisie peggada teaga kerja tipe I, terutama utuk ketiga sektor ekoomi perigkat atas yaitu sektor lembaga keuaga da pemeritaha, sektor perkebua da sektor bagua. Relatif tiggiya ilai koefisie peggada teaga kerja yag dibagk:itka dari sektor lembaga keuaga da pemeritaha tersebut, megidikasika bahwa upaya peigkata kesempata kerja di wilayah Jawa Barat, dapat dipacu melalui peigkata peraa sektor lembaga keuaga da pemeritaha. Lebih lajut, sektor pertaia, khususya sektor taama baha makaa memperlihatka dampak peggada teaga kerja yag sedikit meuru dari aalisis peggada tipe I ke aalisis peggada teaga kerja tipe II, di sisi lai sektor listrik, gas da air mium ampak semaki meigkat dari perigkat tujuh mejadi perigkat empat. Keadaa ii dapat memberi idikasi bahwa adaya reivestasi di sektor taama baha makaa cederug tidak aka meigkatka kesempata kerja dalam perekoomia wilayah Jawa Barat, semetara itu adaya tambaha ivestasi pada sektor listrik, gas da air mium diduga aka membawa pegaruh terhadap peyediaa kesempata kerja yag meigkat. 55

18 POSISI PENYEBARAN EFEK PENGGANDA PENDAP ATAN DAN TENAGA KERJA Kaita efek peggada pedapata dega efek peggada teaga kerja dalam perekoomia wilayah Jawa Barat ditempuh melalui pedistribusia sektorsektor perekoomia dalam empat kuadra pada suatu salib sumbu dimaa peggada pedapata pada sumbu vertikal da peggada teaga kerja pada sumbu medatar. Kuadra I mecermika posisi peggada pedapata da peggada teaga kerja yag mempuyai koefisie relatif besar atau diatas ilai rataaya. Semetara pada Kuadra II memperlihatka koefisie peggada pedapata yag kurag dari ilai rataa, da sebalikya utuk peggada teaga kerja. Kuadra III meujukka kedua jeis peggada berada di bawah ilai rataaya masigmasig. Selajutya utuk Kuadra IV mecirika peggada pedapata yag lebih tiggi dari ilai rataaya, da sebalikya utuk peggada teaga kerja berada di bawah ilai rataa semua sektor. Keterkaita peyebara efek peggada pedapata da efek peggada teaga kerja disajika pada Gambar 1 (Peggada Tipe I) da Gambar 2 (Peggada Tipe II). Selajutya peyebara sektor pada Gambar 2, memperlihatka bahwa efek peggada pedapata tipe II da efek peggada teaga kerja tipe II, umumya terkosetrasi pada Kuadra II da Kuadra IV dega masig-masig tercatat sebayak eam sektor. Kuadra I, yag meujukka sektor peyumbag terbesar dipadag dari segi peggada pedapata da peggada teaga kerja teryata haya ditempati oleh sektor kehutaa (05). Hal ii dicirika oleh kedua ilai koefisieya peggadaya yag melebihi dari ilai rataa semua sektor. Sedagka Kuadra II yag mecakup eam sektor termasuk sektor pertaia secara umum, ampakya kurag memberika dampak peggada pedapata tipe II, tetapi sebalikya meghasilka dampak teaga kerja tipe II yag cukup berarti da hal ii sejala dega ugkapa sebelumya. Kuadra III yag memberika performa bahwa sumbagaya terhadap perekoomia wilayah dilihat dari peggada pedapata tipe II da teaga kerja tipe II sagat redah meliputi sektor (04), (06), (08) da sektor (16). Lebih lajut, sektor perekoomia di wilayah Jawa Barat dega aalisis peggada tipe II yag merupaka sektor-sektor yag dapat meghasilka efek peggada pedapata lebih besar daripada rataa semua sektor, aka tetapi memberika efek peggada teaga kerja yag kurag dari semua sektor diataraya meliputi sektor (07), (09), (10), (11), (12) da sektor (13) seperti terlihat pada Kuadra IV. 56

19 Peggada Teaga Kerja Tipe I 0,0 0,1 0,12 0,2 0,3 0,4 0,5 2,0 2,0 *(04) 1,8 *(09) 1,8 *(10) *(11) 1,6 *(08) 1,6 *(07) *(12) 1,4 1,4 *(13) 1,2 1,2 1,08 1,0 1,0 *(05) 0,8 0,8 *(15) *(16) *(06) *(02) *(04) 0,6 *(03) 0,6 p e g g a d a p e d a p a t a T p e o;4 0,4 0,2 *(01) 0,2 *(17) 0,0 0,1 0,12 0,2 0,3 0,4 0,5 Gambar l. Peyebara sektor meurut koefisie peggada pedapata tipe I da peggada teaga kerja tipe I eli Jawa Barat 57

20 Peggada Teaga Kerja Tipe II 0,0 0,1 0,11 0,2 " 0,3 4,0 4,0 *(07) *(10) *fll) 3,0 *(09) 3,0 *(12) "(13) (05) 2.37 *(02) (16) (04) (14) *(15) 2.0 *(08) 2,0 *(06) *(03) 1,0 *(17) 1,0 p e g g a d a p e d a p a t a T p e II *(01) 0,0 0,1 0,11 0,2 0,3 Gambar 2. Peyebara sektor meurut koefisie peggada pedapata tipe II da peggada teaga kerja tipe II di Jawa Barat 58

21 KESIMPULAN Peraa da kotribusi sektor listrik, gas da air mium da sektor idustri tekstil da barag dari tekstil dalam perekoomia wilayah J awa Barat relatif tiggi dalam meujag peigkata pedapata, dipadag dari segi peggada pedapata. Semeritara dari segi peggada teaga kerja terkesa sektor jasa da laiya da sektor perkebua cukup potesial dalam peyediaa kesempata kerja. Dipadag dari segi keterkaita atar sektor, terlihat sektor perdagaga, sektor idustri barag galia buka logam da sektor taama baha makaa memiliki tigkat keterkaita ke belakag yag relatif tiggi. Sebagai implikasiya sektor-sektor tersebut cederug lebih bayak memafaatka output sektor ekoomi laiya di wilayah J awa Barat sebagi pasok baha bakuya. Hal ii diperkiraka dapat meujag perekoomia khususya di wilayah pedesaa. Semetara itu, dilihat dari tigkat keterkaita ke depa tampak utuk sektor idustri makaa da miuma, sektor idustri tekstil da barag dari tekstil da sektor idustri barag galia buka logam cederug mempuyai keterkaita ke depa yag cukup besar. Secara umum sektor pertaia memiliki peggada pedapata yag tergolog redah da jauh dibawah rataa peggada pedapata seluruh sektor ekoomi wilayah Jawa Barat. Sebalikya ditijau dari peggada teaga kerja, sektor pertaia masih tergolog tiggi dalam peyediaa kesempata kerja. Hal ii tercermi dari ilai koefisie peggadaya yag relatif di atas rataa peggada teaga kerja seluruh sektor ekoomi wilayah Jawa Barat. Pada hakekatya, upaya meujag perkembaga perekoomia pedesaa meutut adaya keterkaita atar sektor dalam satu kesatua sistem pertaia da o pertaia, sehigga kebijaksaaa yag ditempuh kerapkali dihadapka kepada berbagai trade-off. Kareaya upaya meselaraska keseimbaga pertumbuha ekoomi da peyediaa kesempata kerja seyogyaya megacu pada peerapa tekologi redah madya dega skala usaha kecil higga sedag. DAFIAR PUSTAKA Bappeda Tigkat I, Propisi Jawa Barat, Iput-Output. Jawa Barat. Hoover, A Itroductio to Regioal Ecoomics. Secod Editio, Uiv. of Pittsburgh. Miller ad Blair, Iput-Output Aalisys: Foudatios ad Extesios. Pretice Hall, Ic. Eglewood Cliffs, New Jersey. Nur Kadir, T Peraa da Kotribusi Sektor Tebu Dalam Perekoomia Wilayah Jawa Timur. Tesis Pascasarjaa, IPB. 59

22 Lampira 1. Klasifikasi da roag ligkoo sektor-sektor ekoomi (1) Sektor Taama Baha Makaa Sektor ii merupaka agregasi yaitu meliputi padi, ketela poho, sayura buahbuaha da laiya. (2) Sektor Perkeboa Sektor ii mecakup, karet, tebu, gula merah, kelapa, miyak kelapa, kelapa sawit, teh, cegkeh da laiya. (3) Sektor Peteraka Besar Sektor ii meliputi terak sapi, kerbau, kuda da terak sapi perah. (4) Sektor Terak Sedag da Uggas Sektor ii meliputi, kambig, domba, babi da segala jeis uggas. (5) Sektor Kebotaa (6) Sektor Perikaa Sektor ii mecakup, perikaa laut, perikaa darat da pegolahaya. (7) Sektor Pertambaga da Galia Sektor ii meliputi, peambaga miyak da gas bumi, peggalia, peambaga laiya da idustri pegilaga miyak da gas bumi. (8) Sektor ldostri Makaa da Mioma Sektor ii merupaka agregasi dari idustri pegolaha da pegaweta dagig, susu, buah da sayura, miyak da lemak serta idustri peggiliga padi-padia, tepug, makaa laiya, da idustri rokok. (9) Sektor ldostri Tekstil da Barag dari Tekstil Sektor ii meliputi, pemitala, teu, rajuta, pakaia jadi da laiya. (10) Sektor ldostri Kayo, Bambo da Rota (11) Sektor ldostri Kertas da Barag dari Kertas Sektor ii mecakup, idustri kertas da karto da idustri barag dari karto. (12) ldostri Barag Galia hoka Logam Sektor ii meliputi, idustri kimia, barag kimia, karet, plastik da mieral buka logam. (13) Sektor ldostri Laiya Kelompok ii meliputi perusahaa yag meghasilka segala jeis barag yag belum termasuk dalam kelompok sektor (12). (14) Sektor Listrik, Gas da Air Miom Sektor ii mecakup listrik, gas da air mium. 60

23 (15) Sektor Bagua (16) Sektor Perdagaga (17) Jasa da Laiya Sektor ii meliputi, hotel da restora, komuikasi, bak da lembaga keuaga, sewa bagua, pemeritah a, jasa sosil,l.l da laiya. 61

24 0'1 Lampira 2. Matriks kebalika (I - At 1 atas dasar harga produse 17 x 17 sektor N Kode Output sektor Iput 01 Sektor taama baha makaa Sektor perkebua Sektor peteraka besar Sektor terak sedag & uggas Sektor kehutaa Sektor perikaa Sektor pertambaga da galia Sektor idustri makaa da miuma Sektor idustri tekstil da barag dari tekstil 10 Sektor idustri kayu, bambu Sektor idustri kertas da barag dari kertas 12 Sektor barag galia buka logam Sektor idustri laiya Sektor Iistrik, g!}.s da air mium Sektor bagua Sektor perdagaga Sektor jasa da laiya

25 Lampira 2. (Lampira) Kode Output sektor iput 01 Sektor taama da baha makaa Sektor perkebua Sektor petemaka besar Sektor terak sedag & uggas Sektor kehutaa Sektor perikaa Sektor pertambaga da galia Sektor idustri makaa da miuma Sektor idustri tekstil da barag dari tekstil Sektor idustri kayu, bambu da rota Sektor idustri kertas da barag dari kertas Sektor barag galia buka logam Sektor idustri laiya Sektor listrik, gas da air rium Sektor bagua Sektor perdagaga Sektor jasa da laiya

26 0'1 Lampira 3. ""'" Matriks kebalika (I At 1 atas dasar harga produse 18 x 18 sektor Kode Output sektor Iput 01 Sektor taama baha makaa Sektor perkebua Sektor peteraka besar Sektor terak sedag & uggas Sektor kehutaa Sektor perikaa Sektor pertambaga da galia Sektor idustri makaa da miuma Sektor idustri tekstil da barag dari tekstil 10 Sektor idustri kayu, bambu da rota Sektor idustri kertas da barag dari kertas 12 Sektor barag galia buka logam Sektor idustri Iaiya Sektor Iistrik, gas da air mium Sektor bagua Sektor perdagaga Sektor jasa da Iaiya Upah da gaji

27 Lampira 3. (Lajuta) Kode Output sektor Iput 01 Sektor taama baha makaa Sektor perkebua Sektor petemaka besar Sektor temak sedag & uggas Sektor kehutaa Sektor perikaa Sektor pertambaga da galia Sektor idustri makaa da miuma Sektor idsutri tekstil da barag dari tekstil 10 Sektor idustri kayu, bambu da rota Sektor idustri kertas da barag dari kertas 12 Sektor barag galia buka logam Sektor idustri laiya Sektor listrik, gas da air mium Sektor bagua Sektor perdagaga Sektor jasa da laiya Upah da gaji