Gambar 1.1 Logo Pertamina. Sumber:
|
|
- Suharto Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 CH. I BRIEF INTRODUCTION Pertamina merupakan perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT Pertamina. Pertamina menyelenggarakan usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Bisnis sektor hulu Pertamina yang dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia dan luar negeri meliputi kegiatan di bidang-bidang eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas. Untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan produksi tersebut, Pertamina juga menekuni bisnis jasa teknologi dan pengeboran, serta aktivitas lainnya yang terdiri atas pengembangan energi panas bumi dan Coal Bed Methane (CBM). Dalam pengusahaan migas baik di dalam dan luar negeri, Pertamina beroperasi baik secara independen maupun melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja yaitu Kerja Sama Operasi (KSO), Joint Operation Body (JOB), Technical Assistance Contract (TAC), Indonesia Participating/ Pertamina Participating Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi Bersama (BOB). Pertamina memiliki logo seperti yang terdapat pada gambar 1.1 berikut: Gambar 1.1 Logo Pertamina Sumber: Sebagai perusahaan BUMN negara, Pertamina memiliki misi dan tujuan untuk mengelola sumber daya minyak dan gas Indonesia, yang dicetuskan dalam visi dan misi Pertamina: Visi: Menjadi pemasar LPG & produk turunannya kelas dunia. Misi: 1. Menjalankan usaha LPG & Produk Turunannya yang meliputi penerimaan, penimbunan, pendistribusian dan pemasaran yang terintegrasi berdasarkan prinsipprinsip komersial yang kuat. 2. Mempertahankan posisi sebagai market leader bisnis LPG & Produk Turunannya dalam negeri. 3. Memberikan layanan dan benefit terbaik kepada stakeholder. Kecepatan perubahan saat ini semakin meningkat, ditambah persaingan yang semakin menekan dan tuntutan kinerja tinggi, menuntut setiap perusahaan dan organisasi baik profit maupun publik, perusahaan milik swasta maupun Negara, untuk menjaga dan memperbesar kepemilikan atas aset yang paling berharga saat ini, yaitu pengetahuan. Pertamina yang merupakan bagian dari "Aset Bangsa" menyadari hal tersebut dan hendak mengejar kepemilikan aset pengetahuan ke barisan yang paling depan. Kebutuhan pengelolaan pengetahuan sudah dirasakan sejak lama oleh Pertamina melalui pengalaman-pengalaman praktis seperti menjaga hilangnya aset pengetahuan.
3 Implementasi knowledge management atau manajemen pengetahuan akan memberikan pengaruh positif terhadap proses bisnis perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya. Salah satu visi dari Pertamina adalah menjadi world class company. Untuk menajdi perusahaan kelas dunia makan dibutuhkan adanya peningkatan kapabilitas dalam suatu perusahaan. Salah satu cara Pertamina untuk meningkatkan kapabilitas tersebut adalah dengan membangun Knowledge Management yang disebut dengan KOMET (Knowledge Management Pertamina). Saat ini Pertamina memiliki fungsi Knowledge Management yang disebut dengan KOMET. Kehadiran KOMET secara spesifik dipicu oleh beberapa perubahan yang berpengaruh secara langsung terhadap bisnis Pertamina, di antaranya dengan berlakunya Undang-undang No. 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi yang berimplikasi pada munculnya pesaing-pesaing baru; tekanan dari shareholder, yaitu pemerintah, untuk kinerja yang lebih baik dimana keuntungan menjadi tolok ukur utama, bukan lagi volume seperti yang berlaku sebelumnya; tuntutan untuk bisnis yang lebih transparan dan profesional; serta perubahan kebijakan subsidi. Tuntutan-tuntutan tersebut membuat Pertamina perlu lebih giat lagi mengembangkan pengetahuannya. Knowledge Management Pertamina (KOMET) telah diluncurkan untuk melestarikan aset perusahaan berupa pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman operasional yang dimiliki individual para pimpinan dan pekerja. Pertamina memandang perlu adanya pengelolaan intangible asset ini agar bisa dipergunakan untuk mendukung berbagai program terobosan yang terus dilakukan Pertamina. Melalui KOMET, Pertamina meraih penghargaan pada ajang 2011 Indonesian Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) sebagai The Winner of 2011 Indonesia MAKE Study dan Special Recognition for Enterprise Intellectual Capital Management. Dalam wadah Knowledge Management Pertamina (KOMET), Pertamina dinilai sebagai perusahaan yang mampu mengelola pengetahuan untuk kemajuan bisnisnya. Penganugerahan MAKE 2011 sebagai rangkaian akhir dari penyelenggaraan Indonesia MAKE Study, sebuah studi untuk mencari organisasi berbasis pengetahuan paling dikagumi di Indonesia dalam pengelolaan pengetahuan mereka. Baru baru ini tahun 2012 dalam acara MAKE Award berbasis Knowledge Management yang diselenggarakan oleh PT. Dunamis Organization telah memenangkan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang Energi. Perusahaan tersebut adalah Pertamina yang mana termasuk salah satu pemenang dari 3 pemenang yang terpilih sebagai Organisasi Berbasis Pengetahuan yang paling dikagumi di Indonesia. Atas pencapaian dan juga prestasi yang berhasil diraihnya, kami memilih Pertamina sebagai perusahaan yang akan kami analisis sejauh mana penerapan Knowledge Management bisa memberikan kontribusi bagi perusahaan.
4 CH. II CONCEPT AND APPLICATION A. Company s Culture Pertamina merupakan salah satu perusahaan BUMN yang juga merupakan organisasi berbasis pengetahuan yang menyadari begitu pentingnya pengetahuan dan cara mengelolanya. Pertamina sudah sangat sadar bahwa Knowledge Management itu adalah jantungnya dari perusahaan karena segala keputusan perusahaan berasarkan kepada Knowledge Management. Bagaimana Knowledge Asset yang mereka capture, kemudian di pelihara dan diperkaya melalui orang-orang yang ada di perusahaan sehingga menjadi Inovasi bagi perusahaan dalam bentuk produk. Sehingga dengan pemahaman dan metodologi yang benar maka Knowledge Management Implementation yang dilakukan oleh Pertamina begitu kuat dengan membangun budaya dalam perusahaan bahwa Continous Improvement Program merupakan suatu budaya untuk selalu melakukan perbaikan berkelanjutan yang dapat mendukung kemampuan inovasi pertamina yang tidak semata mata dilakukan di internal. Sehingga pelaksanaan program continuos improvement program dalam kerangka pembelajaran mengacu pada tujuan terciptanya beberapa hal berikut ini : 1. Menemukan secara tepat kebutuhan SDM dan menetapkan faktor-faktor kunci bebasis operasional (tidak dilakukan pemilihan kebutuhan SDM atas dasar kompromi-kompromi yang terjadi di perusahaan lain) 2. Melakukan inovasi berupa penyempurnaan proses operasional yang sudah ada. (Melalui KM ini tidak perlu menciptakan sesuatu yang baru the reinventing the wheel) 3. Menekankan akurasi atau validasi dalam menjalankan pengetahuan yang terkodifikasi dalam segala kebijakan perusahaan 4. Menyelenggarakan kegiatan dan budaya knowledge sharing secara rutin minimal 2 minggu sekali. Setiap kegiatan knowledge sharing memiliki tujuan yang ingin dicapai dan kemudian tujuan tersebut harus di review pencapaiannya (jangan terjadi bahwa knowledge sharing dilakukan untuk memenuhi target kinerja sehingga hasilnya tidak akan tercapai) 5. Mengupayakan berjalannya kegiatan berbagi pengetahuan antara bagian pelaksanaan dengan tim konsultansi mengingat pengetahuan tacit berupa teknis operasional yang dimiliki oleh bagian pelaksanaan lebih banyak dari satuan kerja. Kegiatan berbagi pengetahuan melalui sistem yang dijalankan perlu diatur pelaksanaannya dan disusun sesuai knowledge asset yang dimiliki. Pertamina dalam hal organisasi berbasis pengetahuan telah dapat dicapai, maka selanjutnya hal berikut ini pada tahap selanjutnya dapat diwujudkan yaitu : menekankan pada operational excellence yaitu orang-orang yang terlibat dalam implementasi KM menjalankan teknis operasional dengan sebaik-baiknya, kemudian mengembangkan budaya operasional perusahaan agar setiap orang yang terlibat memiliki visi yang sama mengenai bagaimana operasi yang sempurna, selanjutnya mamasukan tanggung jawab untuk saling berbagi pengetahuan ke dalam job desciption serta membuat center of excellent untuk menghasilkan knowledge expert di bidang masing-masing terutama operasional. Contoh dari budaya berbagi pengetahuan yang telah dilaksanakan dalam Pertamina untuk mencapai operational excellence adalah para senior perusahaan di berbagai posisi memiliki pedoman-pedoman mengenai penerapan kerja sesuai prosedur yang berbentuk hard cover. Sebagai contoh, senior perusahaan yang bekerja pada kilang minyak mempunyai guidance berbagai kasus kilang, lengkap dengan analisis mengapa hal itu terjadi, variabel apa yang
5 mempengaruhi, dan bagaimana mengatasinya. Seorang senior di bagian mesin mempunyai panduan teknis manajemen mesin kapal. Pedoman tersebut disusun oleh para senior dengan memadukan pengalaman kerja di lapangan dengan pedoman manual yang sudah ada sebelumnya. Dengan begitu, para juniorjunior dari setiap generasi akan langsung mengadopsi ilmu seniornya, dan suatu saat kelak para junior dapat menambahkan atau menyempurnakan serta memperbaiki sebuah sistem berdasarkan pengalamannya, yang tidak dialami para pendahulunya. Sehingga dengan telah terbangunnya culture di lingkungan perusahaan berbasis pengetahuan maka secara efektif peran pemimpin di perusahaan apakah sebagai top management, supervisor senior dan manager dalam membantu orang-orang di lingkungan perusahaan tersebut menjalankan pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman-pengalaman, pelatihan, terutama yang berkaitan dengan arah visi bersama. Secara ekspisit bahwa Pertamina mengakui secara objektif mengatakan budaya berbagi pengetahuan melalaui Knowledge portal yang dibangun dengan penerapan baik secara formal maupun informal diakui sebagai hal yang sangat sulit ditumbuhkan dan dikembangkan dalam inisiatif mengembangkan knowledge management, namun dengan peran leadership/pemimpin perusahaan dan manajemen terkait yang secara komitmen dan konsisten melakukan programprogram pengembangan kompetensi SDM yang objektif, maka diyakini budaya berbagi pengetahuan akan tumbuh dan berkembang. Untuk selanjutnya, agar dapat menjalankan inisiatif menajemen pengetahuan, maka peran komunikasi dalam perusahaan harus dijaga dengan baik tidak hanya bergantung pada teknologi online saja, akan tetapi melalui peningkatan suatu wadah yang dinamakan Community of Practice. B. Pertamina KM Approach Gambar 2.1 Strategi dan Pengetahuan KM Pertamina Sumber: Handout intra.pertamina.com
6 Seiring dengan proses perubahan di Pertamina, Pertamina menyadari perlunya implementasi Knowledge Management (KM) untuk mengatasi kesenjangan antara strategi dengan pengetahuan. Jadi, pengetahuan dan strategi harus seimbang. Jika dilihat dari bagan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa apa yang Pertamina harus tahu, orang-orang/karyawan mengambil dari pengetahuan Pertamina itu sendiri. Sedangkan apa yang harus Pertamina lakukan sebagai strategi, ada beberapa hal, di antaranya: (1) fokus pada usaha inti migas dan bahan bakar nabati, (2) komersial, (3) GCG, (4) SDM terbaik, (5) investasi untuk pertumbuhan, (6) kemajuan teknologi, riset dan development. Gambar 2.2 Arahan Strategis KM Pertamina Sumber: Handout intra.pertamina.com Pendekatan yang dilakukan Pertamina mengacu pada arahan strategi yang ditujukan untuk menyambut perubahan perusahaan dalam menantang kondisi saat ini dan mampu bersaing menjadi yang terbaik. Perubahan didorong oleh faktor pendukung yaitu knowledge management yang diciptakan, diakui, digunakan, serta dipertahankan menjadi sebuah budaya dan warisan pengetahuan perusahaan. Terdapat empat pilar yang berperan membawa strategi perubahan melalui implementasi KM yaitu pedoman, infrastruktur, people, dan kepemimpinan. Pertamina menggunakan dasar-dasar implementasi knowledge disetiap aspek sebagai pendukung utama proses perubahan Pertamina untuk menjadi Best Practice Industry Minyak dan Gas di Indonesia dan Global.
7 C. The Model or Theory Used By Pertamina Knowledge management model Pertamina mengadopsi model yang dicetuskan oleh Nonaka & Takeuchi, Gambar 2.3 Nonaka Takeuchi Pertamina Model KM Pertamina Sumber: Handout intra.pertamina.com Knowledge adalah sesuatu yang sifatnya dinamis dan selalu berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Dalam proses berjalannya siklus KM terdapat beberapa tahapan, yaitu: 1. Sosialisasi Proses ini lebih memprioritaskan penciptaan pengetahuan tacit melalui interaksi antar personal atau sharing. Setiap individu yang ada diperusahaan melakukan komunikasi dengan sesama mengenai pekerjaan mereka, masalah dan solusi pekerjaan, sampai ide-ide yang ada dalam benak mereka. Proses sosialisasi akan menghasilkan knowledge baru yang sifatnya bebas dan berpotensi memajukan perusahaan bila dikelola serta dirumuskan dengan baik. 2. Eksternalisasi Eksternalisasi diwujudkan lewat forum dan dialog terbuka atas segala saran dan masukan yang bisa membangun pengetahuan perusahaan. Setiap kebijakan, peraturan, mekanisme dan prosedur teknis mengenai kegiatan operasional perusahaan akan didiskusikan bersama, setelah tercapai kesepakatan maka selanjutnya dituangkan kedalam explicit knowledge berupa pedoman tertulis. 3. Kombinasi Perpaduan antara dua sumber pengetahuan yang sama yaitu explicit knowledge menjadi explicit knowledge yang baru sebagai bentuk pembaharuan sumber pengetahuan melalui sistemisasi pengaplikasikan explicit knowledge dan informasi. Perusahaan tidak hanya mengacu pada internal explicit knowledge, namun juga harus menimbang informasi dari luar yang berhubungan dengan bisnisnya. Contoh, Pertamina melakukan kombinasi dua
8 explicit knowledge mengenai kebijakan operasional internal perusahaan dengan informasi perkembangan kondisi minyak dan gas dunia, sehingga Pertamina dapat merumuskan knowledge baru untuk menyelaraskan kondisi perusahaannya di pasar. 4. Internalisasi Internalisasi adalah proses penyebaran knowledge yang sudah dirumuskan perusahaan, ditujukan langsung kepada orang-orang yang ada didalam perusahaan dengan tujuan pengetahuan tersebut diakui dan diketahui oleh setiap orang. D. Knowledge Capture in Pertamina Berbagai metode pun telah dilakukan oleh Pertamina untuk mengdapatkan Informasi dan pengetahuan dari karyawannya baik itu dilakukan secara offline maupun online seperti yanga ada pada gambar 2.4 berikut: Gambar 2.4 Offline-Online Knowledge Capture Process Sumber: Handout intra.pertamina.com Pertamina menangkap pengetahuan mereka lewat aktivitas komet yang terbagi menjadi dua jenis yaitu off-line dan on-line (portal). Aktivitas off-line meliputi forum (expert, roundtable, workshop, int Mtg, etc, CIP/BTP) dan media (buletin, warta) sedangkan aktivitas online meliputi community of practice (CoP), knowledge center, dan ask the expert. 1. Forum Metode capture knowledge melalui forum memungkinkan para anggotanya untuk bisa mendapatkan pengetahuan sebanyak mungkin melalui proses komunikasi antar personal, diskusi mengenai sebuah topik, tanya jawab dan interaksi secara langsung dimana setiap informasi dan pengetahuan baru akan lebih mudah disalurkan.
9 2. Media Metode ini sebenarnya lebih menekankan pada upaya berbagi pengetahuan perusahaan dan berbicara mengenai pencapaian serta kesuksesan perusahaan yang dituangkan lewat explicit knowledge. Akan tetapi, perusahaan juga dapat melakukan evaluasi dan perbaikan sistem internal lewat proses capture knowledge yang berasal dari feedback responden yang menggunakan media mereka dan memberikan penilaian serta masukan kepada perusahaan. 3. On-line (portal) Metode ini digunakan sebagai sarana bagi orang-orang yang ada di dalam perusahaan agar dapat bekerja secara maksimal, mencari informasi dan pengetahuan dengan mudah, serta proses transfer knowledge yang lebih efektif serta efisien. Gambar 2.5 Portal Pertamina Sumber: portal.pertamina.com
10 E. The Positive & Negative Aspects of the KM Application Penerapan aspek knowledge management di dalam Pertamina memberikan pengaruh postif dan negatif, beberapa di antaranya: 1. Aspek Positif - Mampu mengintegrasikan seluruh aset pengetahuan yang tersebar di beberapa situs Fungsi/ Unit Operasional/ Unit usaha. - Mendorong jajaran Direksi dan manajemen perusahaan sampai dengan level Asisten Manajer atau setara di Fungsi/ Unit Operasi/ Unit Usaha menjadi Role Model pengembangan knowledge management dengan berpartisipasi dalam proses berbagai pengetahuan berdasarkan pengalaman, lesson learned, dan success story. - Dengan menerapkan aspek-aspek KM, menjadikan perusahaan tumbuh menjadi perusahaan yang memiliki budaya yang baik untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas di setiap Fungsi/ Unit Operasi/ Unit Usahanya. 2. Aspek Negatif - Penggunaan Sharing Room. Pengaruh negatif yang dapat ditimbulkan dengan adanya Sharing Room adalah ketika ada karyawan yang sebenarnya sedang melakukan proses sharing knowledge akan menimbulkan persepsi bahwa mereka sedang tidak melakukan pekerjaan atau kewajibannya. Persepsi negative tersebut bila terjadi maka dapat menajdi salah satu faktor menurunnya inisiatif para karyawan untuk melakukan sharing. - portal.pertamina.com dapat memberikan pengaruh negatif ketika informasi-informasi yang berada dalam portal tersebut digunakan oleh perusahaan lain untuk meningkatkan competitive advantage mereka. Pemanfaatan portal dapat menjadi sarana yang efektif. Namun melalui portal yang ada, bukan hanya pihak Pertamina saja yang dapat melihat isinya, namun juga dari pihak luar termasuk peasing dari Pertamina.
11 CH. III LESSON LEARNED AND SUGGESTION A. LESSON LEARNED Knowledge Management menjadi sesuatu yang sangat penting untuk mengahdapi perubahanperubahan yang ada dalam dunia bisnis. Knowledge Management merupakan pengelolaan asset berharga perusahaan yang dapat membedakannya dengan perusahaan lain, meningkatkan kapabilitas, dan continuous improvement yang apda akhirnya akan meningkatkan competitive advantage Pertamina itu sendiri. Dalam mengelola Knowledge Management, terdapat banyak tantangan terutama bagaimana memotivasi karyawan utnuk mau melakukan sharing knowledge sehingga pengetahuan yang tacit tidak hanya dimiliki oleh karyawan itu sendiri. Oleh karena itu penetapan Knowledge Management System yang baik dan sesuai dibutuhkan oleh Perusahaan untuk dapat mengelola intangible asset nya. B. SUGGESTION Berdasarkan pembahasan sebelumnya, Penulis memberikan beberapa saran kepada Pertamina dalam mengelola Knowledge Management nya, antara lain: 1. Untuk lebih meningkatkan motivasi bagi karyawan untuk ikut serta dalam setiap proses Knowledge Management Pertamina yang telah disusun. Motivasi karyawan dapat dilakukan dengan menerapkan Reward and Punishment. 2. Untuk melatih karyawan melakukan sharing knowledge terutapa pada pengetahuan explicit yang dimiliki karyawan. Sehingga pengetahuan yang ada tidak hanya berasal dari top management atau level manager saja, namun juga dari low level dalam Pertamina. Hal ini juga dapat diterapkan melalui adanya Reward and Punishment. 3. Pengelolaan terhadap portal Pertamina lebih ditingkatkan lagi agar portal tersebut memberikan manfaat yang banyak bagi Pertamina, yaitu dengan peningkatan pada kedua saran di atas, karena yang mengisi konten dari portal tersebut adalah tidak lain karyawan Pertamina itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. surat keputusan Gubernur Militer Sumatra Tengah pada tanggal 9 November 1948
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Indragiri hulu Berdasarkan Undang-undang nomor 10 tahun 1948 dibentuk Kabupaten Indragiri hulu yang termasuk didalam provinsi Sumatra Tengah dan Diralisi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Pertamina (Persero)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT Pertamina (Persero) PT Pertamina (Persero) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan perilaku konsumen di era globalisasi sekarang ini adalah salah satu dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh banyak organisasi atau perusahaan pada
Lebih terperinciDunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer
Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang
Lebih terperinciLAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35
LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam
Lebih terperinci01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1
Lebih terperinci21/09/2011. Pertemuan 1
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan bisnis yang dapat bertahan dan menang dalam persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources) yang dimiliki. Diantara sumberdaya yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Perusahaan Sebagai sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang usaha minyak dan gas bumi beserta kegiatan usaha terkait lainnya
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :
KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama
Lebih terperinciPT PLN (PERSERO) EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 024.E/DIR/2012 TENTANG. COMMUNITY OF PRACTICE (CoP) DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO)
PT PLN (PERSERO) EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 024.E/DIR/2012 TENTANG COMMUNITY OF PRACTICE (CoP) DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) I. PENDAHULUAN Sebagai tindak lanjut dari pasal 14 huruf a Keputusan
Lebih terperinciEKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Sejalan dengan visi, misi, dan program transformasi Pertamina untuk menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia, dan seiring dengan berkembangnya pasar angkutan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT WORKSHOP. 2.1 Gambaran Umum PT. Pertamina (Persero) PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO)
BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT WORKSHOP 2.1 Gambaran Umum PT. Pertamina (Persero) PERTAMINA adalah Badan Usaha Milik Negara minyak dan perusahaan gas (National Oil Company), yang didirikan pada tanggal 10
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama
BAB V PENUTUP Semua analisa dan pembahasan didasarkan pada dokumen dan data yang diperoleh dari penggalian informasi dari staf tersebut mendukung hubungan antara penerapan model penilaian kinerja staf
Lebih terperinciBAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V. dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak
BAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V A. Sejarah PT Pertamina ( Persero ) Sejarah PT Pertamina ( Persero ) dibagi menjadi beberapa sesi sebagai berikut: 1. Tahun 1957 Masa
Lebih terperinciBAB III SOLUSI BISNIS
BAB III SOLUSI BISNIS Untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan diri mengimplementasikan MBCfPE di dalam organisasi, maka penulis mencoba untuk membuat suatu model yang bertujuan: - Mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, intensitas kompetisi dan persaingan ketat antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut meningkatkan kompetensinya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Penilaian Kinerja 2.1.1 Proses penilaian kinerja Penilaian kinerja adalah suatu proses manajemen. Manajemen kinerja mengacu pada Bacal (1999) adalah proses komunikasi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertahan dan mampu bersaing menjadi yang terbaik. Perusahaan mempunyai dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan bisnis di Indonesia saat ini menunjukkan kemajuan yang semakin pesat dengan bertambahnya perusahaan dari hari ke hari didukung dengan perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dalam industri yang berbasis teknologi, inovasi sangat diperlukan untuk meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi, pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat berdaya saing yang tinggi di dalam era globalisasi.
Lebih terperinciTINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY
TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Strategi dan Pengukuran Knowledge Management. Rani Puspita D, M.Kom
KNOWLEDGE MANAGEMENT Strategi dan Pengukuran Knowledge Management Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami lebih jelas mengenai strategi knowledge management. Memahami lebih detail dari mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika perubahan dan ketidakpastian. Untuk dapat bertahan hidup, bersaing, dan berhasil suatu organisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad pengetahuan, banyak perubahan-perubahan terjadi karena perkembangan teknologi yang pesat, perkembangan dan pertumbuhan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan, investasi dalam inovasi mengikuti siklus boom-bust. Survei tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Industri mengkonfirmasi
Lebih terperinciFakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan
Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan The secret of business is to know something that nobody else knows -Aristotle Onassis Rahasia dari bisnis adalah mengetahui apa yang tidak diketahui orang lain -Aristotle
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada saat ini harga migas mengalami trend yang cenderung menurun membuat Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini setiap organisasi dituntut untuk mampu bersaing secara kuat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam kondisi ini, kelangsungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Knowledge Management IPC Grup adalah pusat informasi yang mengelola pengetahuan explicit dan tacit pegawai IPC Grup serta komunitas pelabuhan, maritim, dan logistik. Pengetahuan explicit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).
Lebih terperinciCOST BENEFIT INVESTASI TIK 8-A
Modul PJJ Mata Ajar COST BENEFIT INVESTASI TIK Topik Bahasan STRATEGI MENILAI MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI Versi 2013/1.0 Nama File CBIT-8A-StrategiMenilai.pdf Referensi Pembelajaran 8-A 82 15. Strategi
Lebih terperinciFaktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365
Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365 Faktor keberhasilan penting yang mempengaruhi penerapan Office 365 serta cara agar berhasil menggunakannya dalam rollout Office 365 akan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. di perusahaan dan juga kaitannya dengan aspek penelitian.
BAB V PENUTUP Pada bab ini disajikan kesimpulan dari proses penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran yang dapat diberikan terkait dengan topik penelitian di perusahaan dan juga kaitannya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Lebih terperinciSTRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN
STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3
KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha maka akan semakin berkembang juga pengelolaan suatu perusahaan, agar dapat tetap bertahan dalam persaingan bisnis dan usaha.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). Dalam suatu organisasi terdapat tugas-tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang terbesar di dunia serta perusahaan Amerika terbesar dalam bidang perusahaan energi. Selain
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap anggotanya dalam melaksanakan aktivitasnya. Nilai tersebut mengarahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki seperangkat nilai yang menjadi pedoman bagi setiap anggotanya dalam melaksanakan aktivitasnya. Nilai tersebut mengarahkan perilaku anggotanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat, sehingga perusahaan didalam mengelola usaha diharapkan mampu menggunakan sumber daya manusia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 Profil PT. PERTAMINA Persero PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) yang berdiri sejak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Budaya terdapat di seluruh aspek kehidupan, dapat berada di dalam suatu kelompok masyarakat, pada kehidupan sehari-hari dan pada sebuah organisasi atau perusahaan.
Lebih terperinciSharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan
18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Paparan hasil penelitian sebagaimana terdapat dalam bab IV telah memberikan gambaran yang utuh terkait implementasi SMM ISO di UIN Maliki Malang. Berikut disajikan beberapa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan industri baja saat ini sedang tumbuh dengan cepat (fast growing), seiring meningkatnya konsumsi baja nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil
Lebih terperinciManajemen Risiko ISO & ERM. PT Indonesia Power
ISO 31000 & ERM PT Indonesia Power Dokumen ini disusun berdasarkan studi kasus yang ditulis oleh Adrianus Tirta dan didiskusikan pada acara: Roundtable Discussion Some Risk Management Case Studies- Indonesia
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. Dari hasil pembahasan dan evaluasi terhadap penerapan Balanced
BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI 6.1. Simpulan Dari hasil pembahasan dan evaluasi terhadap penerapan Balanced Scorecard sesuai dengan prinsip-prinsip Strategy Focused Organization (SFO) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan
Lebih terperinciBAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja
BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Profil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan 1.1.1 Profil Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Perusahaan PT Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri
Lebih terperinciKemenkeu Corporate University Belajar Tanpa Batas, Kinerja Berkualitas
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kemenkeu Corporate University Belajar Tanpa Batas, Kinerja Berkualitas Pesan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Rakor BPPK
Lebih terperinci17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur
Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.
Lebih terperinciCOMMUNITY OF PRACTICE AND KNOWLEDGE ON THE GO
COMMUNITY OF PRACTICE AND KNOWLEDGE ON THE GO MEKANISME PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN COMMUNITY OF PRACTICE (OFFLINE DAN ONLINE) 1 PENDAHULUAN 1.1 DEFINISI COP PLN mendefinisikan CoP sebagai berikut: Sekumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetisi. Manajemen pengetahuan berorientasi pada knowledge-based
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan manajemen pengetahuan kini sudah banyak dilakukan pada industri kreatif termasuk di dunia pendidikan dan organisasi yang berbasis kompetisi. Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perubahan zaman yang begitu cepat, setiap instansi / perusahaan otomatis harus siap menghadapinya, karena kalau tidak siap perusahaan akan sulit untuk dapat bersaing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI. Karyawan dan Kesehatan Bank Jabar Banten.
BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa Faktor-Faktor Pendidikan, Motivasi, dan Manajerial berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan dan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan terus melonjaknya kebutuhan minyak bumi di dalam negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan terus melonjaknya kebutuhan minyak bumi di dalam negeri dalam satu dasawarsa terakhir ini, menyebabkan ketergantungan terhadap impor semakin besar. Selama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah faktor sumber daya manusia.
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah faktor sumber daya manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB
Lebih terperinciKebijakan Manajemen Risiko
Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung
Lebih terperinciSumber Daya Manusia. Ribu. Jumlah Karyawan. Pendukung Bisnis
Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham Analisa dan Pembahasan Manajemen Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Tinjauan Keuangan Pendukung Bisnis Sumber Daya Manusia Ribu Karyawan BCA fokus pada kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan suatu organisasi bersifat dinamis karena senantiasa berubah seiring dengan perkembangan zaman. Lingkungan organisasi yang terdiri dari kondisi politik,
Lebih terperinciKey Success Factors Implementasi KM Di Pertamina
Key Success Factors Implementasi KM Di Pertamina Quality, System & Knowledge Management 15 April 2015 Forum Sharing KMSI KOMETers The More You Share, The More You Get, Let s Share Knowledge!!! Quality,
Lebih terperinciPERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang
PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang
Lebih terperinciKeynote Speech. Nurhaida Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal
Keynote Speech Nurhaida Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Disampaikan pada acara: PENGUMUMAN TOP 50 PERUSAHAAN TERBUKA BERDASARKAN ASEAN CG SCORECARD Hotel Borobudur, Jakarta 21 Maret 2014 KEYNOTE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut PT.KS merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) yang berkembang sangat cepat telah memasuki hampir semua bidang kehidupan, salah satunya dalam dunia bisnis. Penerapan TI dalam dunia bisnis
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI A. Simpulan 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi diferensiasi Quantum Leap 2011-2015 antara lain adalah: a. Penciptaan Produk
Lebih terperinciSistem Manajemen Kinerja dalam Kerangka Reformasi Birokrasi. Disusun oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak
Sistem Manajemen Kinerja dalam Kerangka Reformasi Birokrasi Disusun oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Abstrak Setiap organisasi memiliki arah dan tujuan yang tercermin dalam visi dan misi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi adalah badan kerjasama operasi yang dibentuk berdasarkan Production Sharing Contract antara perusahaan PT. Pertamina Hulu Energi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan alat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB V REKOMENDASI. Proses transformasi nilai sedang digaungkan di seluruh elemen Pertamina. Untuk
BAB V REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Proses transformasi nilai sedang digaungkan di seluruh elemen Pertamina. Untuk dapat diterima dan diterapkan oleh seluruh karyawan Pertamina di setiap cabang maka diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sedang dan telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia menjadi lebih fluktuatif dan biaya-biaya
Lebih terperinciLeadership Engine For Execution Capability Improvement (LE4ECI) for SPV Dasar
Leadership Engine For Execution Capability Improvement (LE4ECI) for SPV Dasar PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Januari 2013 AGENDA Sambutan MB SDMO Tips dan sharing harapan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis sebagai akibat dari efek globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku bisnis menemukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpenting mereka yakni ketersediaan dan pengelolaan sumber daya. manusianya. Manusialah yang dapat menggerakkan suatu organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah Siklus aktifitas organisasi pada dasarnya bergantung pada asset terpenting mereka yakni ketersediaan dan pengelolaan sumber daya manusianya. Manusialah yang dapat
Lebih terperinci