BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan survey, dimana data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani padi dan data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo dan Badan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Gorontalo. Penelitian survei adalah pengumpulan data terhadap sampel. Penelitian survei biasanya dilakukan sejumlah sampel besar (Sulistyastuti, 2007). 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Hulawa dan Desa Dulohupa Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Kurang lebih dua Bulan yaitu dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember Dengan pertimbangan bahwa didua desa tersebut sebagian besar mengusahakan tanaman padi sawah. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani padi, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti BPS, Kantor Kecamatan, Kantor Desa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi Menurut Narbuko dan Ahmadi (2008), obsevasi digunakan untuk mengamati dan mencatat secara langsung tentang objek yang diteliti. 2. Wawancara

2 Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan dari responden (Narbuko dan Ahmadi, 2008). Dalam penelitian ini kegiatan wawancara dilakukan pada petani padi. 3. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang berisikan pertanyaan atau bidang yang diteliti. Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup atau terbuka (Sugiyono, 2009). Kuesioner dalam penelitian ini diberikan langsung kepada petani di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo. Untuk mengukur kuesioner dalam penelirian ini menggunakan skala likert. Menurut Mardalis (2006), skala likert digunakan apabila kita menginginkan data tentang pendapat responden mengenai masalah yang diteliti. Dengan bobot 1 sampai 5 yaitu : sangat setuju (SS) skor 5, setuju (S) skor 4, kurang setuju (KS) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2 dan sangat tidak setuju (STS) skor Populasi dan Sampel 1. populasi Populasi dalam penelitian ini yaitu petani sebanyak 176 orang responden di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo. Penyebaran populasi penelitian di setiap desa ditampilkan dalam tabel berikut : Tabel 1. Jumlah Populasi di Kecamatan Telaga No Kecamatan Desa Populasi Sampel 1. Telaga Dulohupa Hulawa Jumlah Sumber : Data Diolah 2012 Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan area sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang

3 diteliti atau sumber data yang luas (Sugiono 2002), penentuan jumlah sampel yang dianggap refresentatif, yaitu menggunakan rumus Solvin sebagai berikut: N 1 + N e 2 Dimana : jumlah sampel N = jumlah populasi e = tingkat kesalahan Responden penelitian ini adalah petani padi dimana jumlah petani di Kecamatan Telaga terdiri dari 9 Desa, dari masing-masing Desa hanya terdapat 2 Desa yang memiliki petani padi diantaranya desa Hulawa terdapat 88 petani padi, Desa Dulohupa 88 petani padi. Jadi jumlah keseluruhan petani padi adalah 176 responden. Berdasarkan rumus tersebut, dan menggunakan tingkat presesi 90%, (tingkat kesalahan 10%), maka di peroleh jumlah penelitian sebagai berikut : Penarikan Sampel Petani Padi (0,10) (0,01)

4 176 2,76 63 sampel Jadi keseluruhan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 63 sampel. 3.5 Teknik Analisis Data Menurut Puspitasari (2009), analisis non parametik menggunakan skala nilai untuk menggukur persepsi petani. Persepsi petani diukur dari presentase perbandingan skor yang diberikan seluruh petani responden dengan skor maksimum yang diperoleh dari semua item kuesioner. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut : Persepsi petani = ( Total skor yang diperoleh : skor maksimum ) x 100% Pengukuran setiap item pertanyaan dilakukan dengan skoring. Jenjang terendah mendapat skor 1 dan jenjang tertinggi mendapatkan skor 5. Skor yang diperoleh merupakan skor total dari seluruh indikator (nilai skala). Skor frekuensi yang diperoleh tiap indikator menunjukan persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo. Yang dikemukakan oleh Subagio, (2009) dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Skor Frekuensi Persepsi Petani Terhadap Peran Penyuluh Pertanian di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo. No Frekuensi Skor 1. Sangat Setuju 5 2. Setuju 4 3. Kurang Setuju 3 4. Tidak Setuju 2 5. Sangat Tidak Setuju 1

5 3.5 Definisi Oprasional 1. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. 2. Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut. 3. Peran Penyuluh pertanian adalah suatu pandangan hidup atau landasan pemikiran yang bersumber pada kebijakan moral tentang segala sesuatu yang akan dan harus diterapkan dalam perilaku atau praktek kehidupan sehari-hari. 4. Sikap adalah keadaan mental dan taraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. 5. pengalaman adalah kejadian yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung dsb) baik yang sudah lama atau baru saja terjadi. 6. Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang berkaitan dengan proses pembelajaran.