Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

Transkripsi

1 PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, CARA BELAJAR, ADVERSITY QOUTIENT DAN INTERNAL LOCUS OF CONTROL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VII DI SMPN 4 BATANG ANAI Nofita Yulianti 1, Ansofino 2, Putri Meliza Sari 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat nofitayulianti93@gmail.com ABSTRACT This study aims to analyze: the influence of learning environment, how to learn, adversity qoutient and internal locus of control on student achievement on subjects IPS Integrated class VII in SMPN 4 Batang Anai. The results showed that: 1) there is a significant influence between learning environment have a significant effect on student achievement this is evidenced by the value of t count 2.585> ttable of ) there is a significant influence between the way of learning to student achievement this is evidenced by the value of tcount 2.776> ttabel ) there is a significant influence between adversity qoutient on student achievement this is evidenced by the value of tcount, 4.903> ttable of ) there is a significant influence between the internal locus of control on student learning achievement this is evidenced by the value of tcount, > ttable of ) there is a significant influence between internal learning environment, way of learning, adversity qoutient and internal locus of control together to student achievement on subject of IPS Integrated class VII in SMPN 4 Batang Anai. This is evidenced by the value Fcount > Ftable 2.52 with a significant level of <α = 0.05.and Adjusted R Square Keywords: Learning environment, learning style, adversity qoutient and internal locus of control. PENDAHULUAN Perkembangan suatu negara tidak akan terlepas dari sumber daya manusia yang ada di dalam negara tersebut. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas maka suatu negara juga membutuhkan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan dikatakan berkualitas apabila hasil yang diperoleh pihakpihak terkait memuaskan. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar selama menempuh masa pendidikan. Menurut Hamdani dalam (Ansofino, 2014:101) prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari yang

2 dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar. Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada tanggal 9 januari 2017, penulis mendapatkan data rata-rata ketuntasan nilai ujian semester ganjil mata pelajaran IPS terpadu kelas VII di SMPN 4 Batang Anai tahun pelajaran 2016/2017 sebagai berikut: Keberhasilan proses pembelaja ran siswa dapat dilihat dari tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah. Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat pada data prestasi belajar juga terlihat pada nilai ujian semester ganjil untuk mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VII di SMPN 4 Batang Anai yang berada di bawah KKM. Seperti yang terdapat pada tabel berikut: Tabel 1. Rata-Rata Nilai Ujian Semester I Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMPN 4 Batang Anai tahun ajaran 2016/2017 Kelas Jumlah KKM Nilai Ketuntasan Siswa Rata-rata Tidak Tuntas % % Tuntas VII , , ,17 VII , , ,83 VII , , ,55 VII ,5 8 36, ,64 VII , , ,09 Sumber : Guru IPS Terpadu SMPN 4 Batang Anai Pada tabel di atas dapat dilihat prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS terpadu masih beragam berdasarkan data di atas masih terlihat kemampuan siswa masih rendah terbukti dari setiap kelas belum ada nilai yang mencapai KKM yang telah ditetapkan. Namun kebanyakan siswa kurang memiliki kemauan bekerja keras untuk meraih keberhasilan atau prestasi belajar. Salah satu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu lingkungan belajar menurut Baharudin dalam (Pratistya &

3 Abdullah, 2012:55) lingkungan belajar adalah sesuatu yang berada di luar individu yang dapat mendukung terlaksananya pengajaran atau dapat dijadikan sumber pengajaran. Berdasarkan data awal yang diperoleh di SMPN 4 Batang Anai da pat dilihat dari ketersediaan media pembelajaran yang masih sangat terbatas. Keterbatasan ketersediaan media pembelajaran akanmengakibat kan siswa tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran, keluar masuk saat pelajaran berlangsung dan tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan guru. Dengan demikian prestasi yang diperoleh siswa tentu akan menurun juga. Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah cara belajar. Menurut Slameto (2003:73) cara belajar adalah belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi yang tepat. Berdasarkan data awal yang saya peroleh yang terjadi di SMPN 4 Batang Anai dimana masih kurang cara belajar siswa dalam belajar terutama dalam membuat catatan. Membuat catatan besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar karena apabila siswa tersebut tidak ada melakukan catatan maka apa yang akan dibaca ketika siswa tersebut belajar di rumah. Oleh karena itu cara belajar siswa yang rendah akan mempengaruhi prestasi belajar siswa, siswa yang memiliki keterampilan dalam melakukan kegiatan cara belajar baik di sekolah maupun di rumah siswa akan dapat meningkatkan pretasi belajar yang optimal. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi prestasi belajar adalah adversity qoutient. Menurut Stoltz dalam (Amelia, 2015:151) adversity qoutient adalah kecerdasan seseorang dalam menghadapi rintangan atau kesulitan secara teratur. Berdasarkan data awal yang saya peroleh di SMPN 4 Batang Anai ditemukan bahwa masih banyak siswa yang bermasalah dalam belajar sehingga akan menyebabkan prestasi belajarnya menurun. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran tergantung bagaimana cara siswa mengatasi masalah yang ada. Dalam dunia pendidikan merupakan hal wajar apabila ada

4 siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dibandingkan siswa lainnya. Kecerdasan dipandang sebagai sesuatu yang relatif, sebab kecerdasan setiap individu berbedabeda. Siswa yang memiliki adversity qoutient tinggi tentu lebih mampu mengatasi kesulitan atau masalah yang sedang dihadapi. Namun, bagi siswa dengan tingkat adversity qoutient yang rendah cendrung menganggap kesulitan atau masalah sebagai akhir dari perjuangan dan menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi menurun. Selain tiga faktor yang diatas faktor selanjutnya yang mempengaruhi prestasi belajar adalah internal locus of control. Menurut Robbins P Stephen dalam (Widyaninggar, 2014:140) internal locus of control mengandung arti tingkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Siswa yang memiliki internal locus of control memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur dan mengarahkan hidupnya serta bertanggung jawab terhadap pencapaian penguat apapun yang diterimanya. Berdasarkan fenomena yang terjadi di SMPN 4 Batang Anai bahwa siswa kelas VII kurang memiliki semangat kemauan bekerja keras dalam mengerjakan tugas untuk meraih keberhasilan. dan juga kurang aktif dalam mencari informasi, kurang bersungguhsungguh atau berusaha lebih baik dalam melakukan setiap pekerjaannnya dan pengetahuan mengenai situasi dirinya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal seperti apa adanya. Menurut Arikunto (2010:211) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambar hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi dan mengembangkan teori yang memiliki validitas yang universal.. Dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis pengaruh lingkungan belajar, cara belajar,

5 adversity qoutient dan internal locus of control terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di SMPN 4 Batang Anai. Penelitian ini dilakukan di SMPN 4 Batang Anai. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari 112 orang. Dari 112 orang yang menjadi sampel sebanyak 69 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh lingkungan belajar, cara belajar, adversity quotient dan internal locus of control terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu kelas VII di SMPN 4 Batang Anai adalah sebagai berikut: Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 4 Batang Anai. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa lingkungan belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 4 Batang Anai. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,237. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 2,585 > t tabel 1,99773 dengan taraf signifikan sebesar 0,012 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 4 Batang Anai. Semakin baik lingkungan belajar semakin baik pula prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa tersebut, begitu juga sebaliknya jika lingkungan belajar kurang baik maka prestasi belajar yang diperoleh siswa juga kurang baik atau kurang memuaskan. Menurut Dalyono (2012:130) juga menyatakan bahwa lingkungan belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar. Misalnya kurangnya sarana dan prasarana belajar, sumber - sumber belajar, dan media belajar akan menganggu proses belajar sehingga prestasi belajar tentu akan menurun. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar adalah segala

6 sesuatu yang berada di luar individu yang dapat mendukung terlaksananya pengajaran atau dapat dijadikan sumber pengajaran. Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 4 Batang Anai. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa cara belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 4 Batang Anai. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,187. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 2,776 > t tabel 1,99773 dengan taraf signifikan sebesar 0,007 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa cara belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 4 Batang Anai. Semakin baik cara belajar semakin baik pula prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa tersebut, begitu juga sebaliknya jika cara belajar dalam pembelajaran kurang baik maka prestasi belajar yang diperoleh siswa juga kurang baik atau kurang memuaskan. Menurut Slameto (2003:73) berpendapat bahwa banyak siswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam belajar karena tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Semakin baik siswa dalam mengetahui cara belajar yang baik maka akan baik pula prestasinya. Dapat disimpulkan cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka mencapai prestasi yang diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan akan tergambar dalam bentuk prestasi. Usaha atau cara belajar seseorang akan terlihat dari prestasi yang diperoleh oleh siswa tersebut. Sehingga prestasi belajar yang baik juga dipengaruhi oleh cara belajar yang baik pula. Pengaruh Adversity Qoutient terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 4 Batang Anai. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa adversity qountient

7 berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 4 Batang Anai. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,668. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 4,903 > t tabel 1,99773 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa adversity qoutient berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 4 Batang Anai Semakin Adversity Qoutient semakin baik pula prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa tersebut, begitu juga sebaliknya jika adversity qoutient dalam belajar kurang baik maka prestasi belajar yang diperoleh siswa juga kurang baik atau kurang memuaskan. Menurut Wangsadinata (2008) adversity qoutient adalah suatu kemampuan atau kecerdasan ketangguhan berupa seberapa baik individu bertahan atas cobaan yang dialami dan seberapa baik kemampuan individu dapat mengatasinya. Adversity qoutient merupakan faktor yang paling menentukan bagi kesuksesan jasmani dan rohani, karena pada dasarnya setiap orang memendam hasrat untuk mencapai kesuksesan. Dengan demikian siswa mampu bertahan dalam meraih prestasi yang diinginkan. Siswa diharapkan dapat memposisikan kesulitan sebagai alat untuk memperbaiki diri, bukan sebagai penghambat besar dalam kehidupan yang menyebabkan prestasi belajar siswa turun. Pengaruh Pengaruh Internal Locus of Control terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 4 Batang Anai. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa internal locus of control berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 4 Batang Anai. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,424. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 4,536 > t tabel 1,99773 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa internal locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar

8 siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 4 Batang Anai. Semakin baik internal locus of control semakin baik pula prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa tersebut, begitu juga sebaliknya jika internal locus of control dalam belajar kurang baik maka prestasi belajar yang diperoleh siswa juga kurang baik atau kurang memuaskan. Menurut Robbins P Stephen dan Timothy A Judge (2008:140) internal locus of control adalah individu yang yakin bahwa mereka adalah pemegang kendali atas apapun yang terjadi pada diri mereka. Jadi kesimpulannya internal locus of control adalah cara pandang siswa terhadap sumber penyebab dalam peristiwa dalam pembelajaran yang dialami bersumber dari perbuatannya, bertanggung jawab atas segala peristiwa-peritiwa pembelajaran yang dilakukan dan memilih peristiwa-peristiwa pembelajaran baru yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang dinginkan. KESIMPULAN Berdasarkan kepada permasalahan dari pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh antara lingkungan belajar (X1) terhadap prestasi belajar siswa (Y). Dari keseluruhan kelompok sampel orang tua berpendapatan rendah dan tinggi, yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar yaitu kelompok sampel orang tua berpendapatan rendah dengan koefisien sebesar 0,242. Nilai t hitung 0,765 < t tabel 1, Terdapat pengaruh cara belajar (X2) terhadap prestasi belajar siswa (Y) dari keseluruhan kelompok sampel orang tua berpendapatan rendah dan tinggi, yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar yaitu kelompok sampel orang tua berpendapatan rendah dengan koefisien sebesar 0,234. Nilai t hitung 0,777 < t tabel 1, Terdapat pengaruh adversity qoutient (X3) terhadap prestasi belajar siswa (Y) dari

9 keseluruhan kelompok sampel orang tua berpendapatan rendah dan tinggi, yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar yaitu kelompok sampel orang tua berpendapatan tinggi dengan koefisien sebesar 0,258. Nilai t hitung 0,839 < t tabel 1, Terdapat pengaruh internal locus of control (X4) terhadap prestasi belajar siswa (Y) dari keseluruhan kelompok sampel orang tua berpendapatan rendah dan tinggi, yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar yaitu kelompok sampel orang tua berpendapatan hrenda dengan koefisien sebesar 0,531. Nilai t hitung 0,984 < t tabel 1, Lingkungan belajar, cara belajar, adversity qoutient dan internal locus of control secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di SMPN 4 Batang Anai. Dimana diperoleh nilai F hitung 86,407 > F tabel 2,52 dengan taraf signifikan 0,000 < 0,005. Hal ini berarti H a diterima dan H 0 ditolak. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis uraikan, maka untuk meningkatkan prestasi belajar lebih baik untuk masa yang akan datang penulis menyarankan: 1. Untuk lingkungan belajar sebaiknya siswa meningkatkan indikator lingkungan masyarakat terutama masyarakat di lingkungan tempat tinggal harus mengutamakan pendidikan untuk anggota keluarganya serta siswa harus mengikuti les privat yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya dan siswa harus meningkatkan dan memperbanyak membaca buku yang berkaitan dengan pelajaran di pustaka desa. 2. Untuk cara belajar sebaiknya meningkatkan indikator mengerjakan tugas dengan cara siswa harus mengerjakan PR yang diberikan guru ketika pulang sekolah dan dalam mengumpulkan tugas yang diberikan guru siswa harus dengan tepat waktu.

10 3. Untuk adversity qoutient sebaiknya meningkatkan indikator reach (jangkauan) disini siswa harus belajar semaksimal mungkin untuk memperoleh nilai ujian yang memuaskan. 4. Untuk internal locus of control sebaiknya meningkatkan indikator menyukai hal-hal yang bersifat kompetitif disini siswa harus bisa dapat berpacu dengan temannya dalam menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru dan semangat dalam mencari informasi untuk menambah pemahaman materi yang diberikan guru. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penelitian yang sejenis yang lebih mendalam di masa yang akan dating. DAFTAR PUSTAKA Amelia, M. (2015). Pengaruh Adversity Qoutient, Iklim Kelas, Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI.IS SMA Negeri Di Kabupaten Tanah Datar. Economica, 4(1). Ansofino, R. &. (2014). Pengaruh Gaya Belajar Visual, Gaya Belajar Auditorial, dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 8 Padang. Jurnal Economica, 2(2). Arikunto, S. (2010). prosedur penelitian suatu pendekatan praktik-revisi ke.x. Jakarta: Rineka Cipta. Dalyono, M. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Pratistya, N. A., & Abdullah, T. (2012). Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Pendidikan, X(1), Robbins P Stephen & Timothy A Judge. (2008). Prilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Slameto. (2003). Belajar dan Faktorfaktor yang mempengaruhinya. Jakarta. Wangsadinata. (2008). Jembatan dan Menjebatani. Jakarta Widyaninggar, A. A. (2014). Pengaruh Efikasi Diri Dan Lokus Kendali (Locus of Control) Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 4(2),