PROSES MIGRASI ORANG MADURA
|
|
- Lanny Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 29 PROSES MIGRASI ORANG MADURA Migrasi Berantai Migran Madura Etnis Madura dikenal sebagai salah satu etnis yang memiliki budaya migrasi, selain etnis Bugis, Batak dan Minangkabau (Mantra 1992). Terdapat sejumlah faktor yang mendorong masyarakat Madura untuk berpindah meninggalkan Pulau Madura menuju kota-kota di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa. Seperti telah dikemukakan pada bagian awal, salah satu faktor kuat yang mendorong masyarakat Madura untuk bermigrasi adalah keadaan Pulau Madura yang kurang mendukung untuk meningkatkan ekonomi akibat sifat geografis Pulau Madura yang kering dan gersang. Migrasi yang dilakukan oleh etnis Madura identik dengan migrasi berantai dengan pola afiliasi. Pengertian migrasi berantai adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain yang diikuti oleh penduduk daerah asalnya. Migrasi berantai ini terjadi apabila rombongan atau orang yang pertama bermigrasi telah berhasil di daerah tujuan, maka akan menarik saudara, teman atau tetangga dari daerah asalnya untuk turut bermigrasi. Keadaan ini pun ditemukan di lokasi penelitian pada migran Madura yang menjadi responden dalam penelitian ini yang menetap di Kecamatan Tanah Sareal. Gambar 3 merupakan proses migrasi orang Madura ke Kota Bogor. Gambar 3. Proses Migrasi Orang Madura ke Kota Bogor
2 30 Keberhasilan orang Madura yang mengawali migrasi ke Bogor menjadi penarik bagi orang Madura lainnya untuk ikut hijrah meninggalkan Pulau Madura. Hubungan kekerabatan yang kuat memungkinkan untuk mengajak saudara, teman dan tetangganya yang ada di kampung halaman untuk ikut pindah ke Bogor. Jaringan sosial merupakan salah satu unsur dari modal sosial yang telah berperan pada proses awal migrasi. Dengan berbasiskan hubungan persaudaraan, pertemanan, dan pertetanggaan, menyebabkan migrasi menuju Kota Bogor semakin mudah. Ditinjau berdasarkan daerah asal kabupaten, sebanyak 23 responden berasal dari Kabupaten Sampang yang berasal dari Kecamatan Kedundung dan Kecamatan Sampang. Berdasarkan data tersebut dapat diartikan bahwa Kabupaten Sampang merupakan pensuplai migran ke Kota Bogor yang paling dominan di antara kabupaten lainnya. Menurut Warsono (1992) ini disebabkan oleh tingkat sosial ekonomi di wilayah Madura timur lebih baik dari pada di wilayah barat. Hal ini berkaitan dengan kondisi tanah, yang secara geologis wilayah timur kondisi tanahnya lebih cocok untuk tanaman tembakau yang merupakan komoditi ekonomi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, sedangkan wilayah barat tidak cocok untuk tanaman tembakau. Peran Jaringan Sosial Untuk bermigrasi diperlukan biaya yang harus dipersiapkan. Biaya yang dimaksud bukan hanya dalam wujud uang, tetapi juga kapasitas sumberdaya manusia yang diperlukan untuk mampu bekerja sehingga tetap bertahan hidup di daerah tujuan. Keterbatasan yang dimiliki oleh migran Madura khususnya dalam hal modal manusia dan modal finansial disebabkan oleh tingkat pendidikan yang umumnya tergolong rendah, sehingga modal sosial, khususnya jaringan menjadi sarana penting dalam migrasi yang dilakukan oleh orang Madura. Jaringan yang berbasiskan pada hubungan persaudaraan, pertemanan maupun pertetanggaan memiliki fungsi yang sama, di antaranya adalah: fungsi informasi, fungsi sosial, dan fungsi ekonomi. Fungsi informasi adalah ketika orang Madura yang telah lebih dahulu bermigrasi ke Bogor memberikan informasi kepada kerabatnya di kampung halaman mengenai potensi Kota Bogor, sehingga menarik mereka untuk ikut pindah ke Bogor. Fungsi sosial adalah upaya yang dilakukan oleh orang Madura dalam membantu migran baru untuk memperoleh tempat tinggal dan membantu beradaptasi di lingkungan daerah migran, sedangkan fungsi ekonomi dimainkan oleh orang Madura
3 31 dalam memberikan pekerjaan bagi migran baru serta memberikan bantuan keuangan ketika diperlukan, baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk modal usaha. Bapak Ahmad (44 tahun) merupakan migran Madura asal Sampang, Kecamatan Kedundung dari Desa Daleman, yang membuka usaha dagang besi dan kayu bekas di Jalan Raya Kayu Manis, Kecamatan Tanah Sareal. Sebelum bermigrasi ke Bogor, Bapak Ahmad menetap di Jakarta dan membuka usaha pengolahan limbah besi bekas dari sebuah pabrik milik perusahaan swasta di kawasan Jakarta Timur. Pada Tahun 2004 ia memutuskan pindah ke Bogor, karena di Jakarta persaingan dengan sesama Madura dalam usaha tersebut semakin tinggi. Di Bogor ia membuka usaha dagang kayu bekas dan besi bekas. Kayu dan besi bekas tersebut diperoleh dari lelang barang bekas yang ia ikuti. Dalam usahanya tersebut, kayu bekas diolah menjadi kayu kusen untuk bangunan rumah, sedangkan besi bekas diolah menjadi rak seperti rak buku dan rak supermarket. Pada saat lebaran ia pulang ke Madura. Pada kesempatan itulah ia menceritakan keberadaannya selama di Bogor kepada sanak saudaranya yang tinggal di Madura. Budaya pulang kampung ini biasa disebut dengan istilah toron. Bagi migran Madura, selain karena masih terikat dengan budaya yang ada di daerah asal, kepulangannya ke Madura karena motif prestise. Mereka pulang ke Madura bukan sekedar karena keperluan keluarga, tetapi juga untuk menunjukkan keberhasilannya selama tinggal di daerah migran, karena itu ada anggapan jika mereka tidak bisa membawa apa-apa lebih baik tidak pulang. Pada sisi yang lain, kepulangan orang Madura juga membawa informasi keberhasilan mereka dalam pekerjaan yang digeluti. Hal ini mendukung hasil penelitian Warsono (1992) mengenai migran Madura di Kota Surabaya, bahwa keberhasilan mereka yang telah terlebih dahulu bermigrasi menjadi perangsang bagi orang-orang Madura lainnya untuk ikut bermigrasi. Saat kembali ke Bogor, Bapak Ahmad mengajak saudara sepupunya yakni Ibu Fitri (33 tahun) dan Bapak Taufik (34 tahun). Pada masa itu ia mulai memainkan fungsi sosial dan fungsi ekonomi, yakni dengan memberikan tumpangan tempat tinggal kepada kedua sepupunya tersebut. Jika dibandingkan dengan Bapak Taufik, Ibu Fitri telah lebih dulu ikut Bapak Ahmad bermigrasi ke Kota Bogor, karena pada waktu itu Bapak Taufik masih menjalani pendidikan di Surabaya. Selama tinggal di rumah Bapak Ahmad, Ibu Fitri dan Bapak Taufik ikut membantu usaha yang dikembangkan oleh saudara sepupunya tersebut, yakni merakit besi yang sudah dilas menjadi rak. Rak yang dibuat bermacam-macam. Ukuran besar dijadikan sebagai rak buku perpustakaan, dan rak yang
4 ukuran sedang dijual ke sejumlah pengusaha supermarket. Setelah tinggal dua tahun di rumah Bapak Ahmad, Ibu Fitri mulai mandiri dan menyewa tempat tinggal sendiri, demikian juga dengan Bapak Taufik. Bekal ilmu membuat rak yang ia pelajari selama kurang lebih dua tahun tersebut menjadi modal untuk ia membuka usaha yang sama. Saat ini Ibu Fitri telah menetap di Bogor selama sembilan tahun sejak Tahun Ketika usaha yang ia jalankan mulai berkembang, ia pun mengajak keponakannya yang ada di Madura untuk ikut ke Bogor dan mempekerjakannya sebagai karyawan dan bertugas untuk mengelas rakitan besi untuk membuat rak atau keranjang toko perbelanjaan. Tidak berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Ibu Fitri, hal serupa juga dilakukan oleh Bapak Taufik yaitu mengajak adik kandungnya untuk bekerja di lapak usahanya, yakni berdagang besi bekas seperti pagar dan teralis. Selain adik kandungnya, ia pun mempekerjakan adik iparnya yang berasal dari Sukabumi. Istri Bapak Taufik merupakan masyarakat etnis Sunda. Kedua adiknya tersebut dijadikan sebagai karyawan tetap sampai mereka memiliki keterampilan dalam usaha dagang barang bekas dan berani membuka usaha sendiri secara mandiri. Berdasarkan rangkaian proses migrasi pada kasus di atas dapat diketahui bahwa peran saudara yang telah terlebih dahulu merantau ke Bogor menjadi penting bagi orang Madura, karena apabila tidak mendapat informasi mengenai daerah tujuan dari kerabat atau sanak saudara yang lebih dulu bermigrasi, maka kemungkinan untuk bermigrasi sangat kecil. Selain itu berdasarkan data yang diperoleh di lapangan sebanyak sembilan belas responden mendapat informasi tentang kota Bogor dari saudara. Tabel 2 menyajikan informasi mengenai jumlah responden berdasarkan sumber informasi mengenai Kota Bogor. Tabel 2. Jumlah Responden menurut Sumber Informasi Mengenai Kota Bogor, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor 2012 Sumber Informasi* Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Saudara Teman Keluarga (suami/istri/orang tua/anak) Media (TV, Radio, Surat Kabar) Total *Dalam pertanyaan kuesioner mengenai sumber informasi, responden boleh memilih lebih dari satu jawaban 32
5 33 Bagi migran Madura yang membuka usaha dagang di sektor informal, saudara sebagai sumber informasi merupakan jaringan sosial paling penting di antara sumber lainnya, kemudian diikuti oleh peran teman seperti yang dikemukakan oleh Bapak Abdullasir (49 tahun). Selain faktor prestise, yang mendorong orang Madura kembali pulang ke kampung halaman disebabkan oleh adanya kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi. Terkait dengan hal ini, orang Madura yang bekerja sebagai pedagang kayu dan besi bekas biasanya memerlukan tenaga kerja untuk membantu pekerjaannya, khususnya ketika sedang ada proyek lelang bongkaran rumah atau gedung. Pak Abdullasir adalah pedagang kayu bekas yang berada di Jalan Raya Kayu Manis. Seperti pedagang asal Madura lainnya, ia memperoleh kayu tersebut dari upayanya mengikuti lelang proyek bongkaran. Dalam proses bongkaran tersebut diperlukan tenaga fisik yang cukup banyak. Tenaga fisik tersebut diperlukan untuk proses pembongkaran hingga evakuasi kayu dan besi. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga fisik, Pak Abdullasir pulang ke Madura untuk meminta bantuan teman-temannya yang ada di Madura untuk ikut ke Bogor untuk turut membantu menyelesaikan bongkaran lelang yang ia kerjakan, karena sumberdaya yang ia miliki di Bogor terbatas. Kesempatan demikian menjadi salah satu akses bagi orang Madura lainnya untuk bermigrasi ke Bogor. Ketika proyek bongkaran sudah selesai, dari sejumlah rekan yang dibawa ke Bogor ada yang kembali pulang ke Madura, tetapi ada juga yang akhirnya ikut tinggal sampai akhirnya membuka pekerjaan yang sama di Bogor. Bagi masyarakat Madura, sebelum bermigrasi ke suatu daerah setidaknya harus ada keluarga, saudara atau kerabatnya yang dikenal dan sudah menetap di daerah tersebut. Hal ini dinilai penting untuk memudahkan dalam beradaptasi ketika sudah menempati daerah tujuan. Kenalan tersebut terdiri dari orang tua, saudara, tetangga maupun teman yang dahulu tinggal sekampung halaman. Kenalan yang dimiliki tersebut merupakan jaringan sosial yang dimiliki oleh masyarakat Madura untuk bermigrasi. Berdasaran data dalam Tabel 3 terdapati pertambahan orang yang dikenal sampai penelitian ini dilaksanakan, artinya jaringan yang dimiliki oleh migran Madura di sektor informal semakin berkembang. Hal ini tergambar dari data yang tersaji dalam Tabel 3, bahwa setiap responden sebelum berpindah ke Kota Bogor sudah memiliki kenalan yang terlebih dahulu tinggal di Bogor.
6 34 Tabel 3. Jumlah dan Persentase Responden menurut Jumlah Orang yang Dikenal di Bogor Sebelum Bermigrasi ke Bogor dan Saat Penelitian Dilaksanakan, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor 2012 Jumlah Orang yang Dikenal di Bogor Sebelum Bermigrasi ke Bogor Jumlah Orang yang Dikenal di Bogor Saat Penelitian Dilaksanakan Jumlah n % n % n % ,3 7 23, , ,3 1 3,3 Jumlah 22 73,3 8 26, ,0 Dalam tabel tersebut terdapat satu orang reponden dengan jumlah orang yang dikenal di Bogor sebelum bermigrasi berjumlah antara orang, yaitu Bapak Ahmad (44 tahun). Jika dilihat berdasarkan sejarah migrasinya, responden ini sudah pernah bermigrasi ke daerah lain sebelum pada akhirnya menetap di Kota Bogor. Daerah tersebut yaitu Kalimantan dan Jakarta. Ia menetap di Kalimantan untuk menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta sekaligus bekerja sebagai pengajar relawan pada sebuah sekolah dasar yang didirikan melalui bantuan negara Inggris. Pengalaman migrasi berikutnya yaitu ke Kota Jakarta. Ia diajak oleh saudaranya yang bekerja di sana. Selama tinggal di Jakarta ia membuka usaha yang sama seperti di Bogor yaitu dagang besi bekas. Ia tertarik untuk memulai usaha dagang besi bekas karena melihat limbah besi rongsokan dari salah satu perusahaan swasta di Jakarta Timur. Besi tersebut tidak dipergunakan lagi dan menjadi sampah yang tidak diolah. Dengan bantuan teman maupun saudaranya sesama Madura yang ada di Jakarta ia terus mengembangkan usaha tersebut. Dalam menjalankan usaha tersebut jaringan usahanya cukup luas, salah satu jaringan usahanya adalah teman maupun saudaranya asal Madura yang tinggal di Bogor yang juga berdagang jenis usaha serupa, namun pada Tahun 2004 usahanya mulai mengalami kemerosotan karena ditipu oleh rekan kerjanya. Berkat bantuan dan arahan dari teman dan saudara yang ia kenal di Bogor, ia kemudian memutuskan untuk pindah ke Bogor dan memulai usaha yang sama dari awal. Jumlah orang yang dikenal cukup banyak karena ketika masih tinggal di Jakarta, ia sering
7 35 menjalin hubungan dengan perkumpulan migran Madura yang ada di Bogor. Pengalamannya yang pernah bekerja sebagai wartawan dan salah satu anggota LSM di bidang advokasi juga berkontribusi dalam memperluas jaringan sosialnya di Bogor. Ikhtisar Proses Migrasi Orang Madura Migrasi berantai yang dilakukan oleh masyarakat Madura berpola afiliasi yang berbasiskan pada hubungan keluarga, pertemanan dan pertetangggaan. Dalam proses migrasi tersebut, orang Madura berangkat ke Bogor bersama dengan saudara atau temannya dan bertempat tinggal bersama orang yang mengajak bermigrasi. Dalam waktu kurang lebih satu sampai dengan dua tahun bertempat tinggal di rumah kerabatnya yang di Bogor, mereka tidak hanya menumpang tempat tinggal, tetapi juga ikut bekerja membantu pekerjaan yang dimiliki oleh kerabatnya, sehingga dari pekerjaan tersebut mereka memperoleh keterampilan dalam usaha di sektor informal. Apabila keterampilan yang dimiliki sudah cukup memadai, maka mereka membuka usaha sendiri dalam jenis usaha yang sama. Selama di Bogor, migran Madura sering pulang ke Madura, khususnya ketika lebaran atau ada acara yang diselenggarakan di Madura. Hal ini merupakan kesempatan untuk menceritakan keberadaan mereka selama di Bogor kepada kerabatnya yang ada di Madura, sehingga cerita tersebut menarik orang Madura lainnya untuk ikut bermigrasi ke Kota Bogor.
Lampiran 1. Sketsa Kecamatan Tanah Sareal
LAMPIRAN 68 Lampiran 1. Sketsa Kecamatan Tanah Sareal 69 70 Lampiran 2. Foto Usaha Dagang Sektor Informal Migran Madura Gambar 1. Lapak Pedagang Besi Bekas Gambar 2. Lapak Pedagang Kayu Bekas Gambar 3.
Lebih terperinciDIASPORA MADURA: ANALISIS MODAL SOSIAL DALAM USAHA SEKTOR INFORMAL OLEH MIGRAN MADURA DI KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR, JAWA BARAT
DIASPORA MADURA: ANALISIS MODAL SOSIAL DALAM USAHA SEKTOR INFORMAL OLEH MIGRAN MADURA DI KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR, JAWA BARAT Diaspora Madura : Social Capital Analysis in The Business in Informal
Lebih terperinciUSAHA KAKI LIMA SEBAGAI KEGIATAN SEKTOR INFORMAL YANG SAH
23 USAHA KAKI LIMA SEBAGAI KEGIATAN SEKTOR INFORMAL YANG SAH Gambaran Usaha Kaki Lima di Sekitar Kebun Raya Bogor (KRB) Menjadi wirausahawan merupakan salah satu sumber pendapatan yang menjanjikan dan
Lebih terperinciBAB V FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK MIGRAN DAN KEHIDUPAN AWAL DI BOGOR
38 BAB V FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK MIGRAN DAN KEHIDUPAN AWAL DI BOGOR 5.1 Faktor Pendorong Migrasi Faktor pendorong migrasi adalah faktor dari daerah asal yang menjadi pertimbangan responden untuk melakukan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan
18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk
Lebih terperinciBAB VI FAKTOR DI DAERAH ASAL, DAERAH TUJUAN, DAN PENGHALANG ANTARA
41 BAB VI FAKTOR DI DAERAH ASAL, DAERAH TUJUAN, DAN PENGHALANG ANTARA Setelah dibahas mengenai karakteristik pribadi responden dalam bab sebelumnya, dalam bab ini akan dibahas menganai faktor-faktor yang
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN
50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian
Lebih terperinciBAB V PROSES SOSIALISASI NILAI KERJA PERTANIAN. 5.1 Proses Sosialisasi Nilai Kerja Pertanian dalam Keluarga Mahasiswa Batak Toba di IPB
BAB V PROSES SOSIALISASI NILAI KERJA PERTANIAN 5. Proses Sosialisasi Nilai Kerja Pertanian dalam Keluarga Mahasiswa Batak Toba di IPB Proses sosialisasi nilai kerja pertanian dilihat dari pernah tidaknya
Lebih terperinciFenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk. kependudukan semester
Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk kependudukan semester 2 2012 pokok bahasan Konsep dasar Migrasi dan pergerakan: jenis mobilitas penduduk Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk determinan
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.
VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION 6. Karakteristik Umum Responden Karakteristik umum responden dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, alamat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seli Septiana Pratiwi, 2014 Migran PKl dan dampaknya terhadap ketertiban sosial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh sebab itu manusia tersebut menyatu pada struktur masyarakat guna mencapai tujuan yang di cita-citakan.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG
24 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Kelurahan Empang merupakan kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Secara administratif, batas-batas
Lebih terperinciBAB VII SEJARAH DAN PENGALAMAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN DESA KARACAK
48 BAB VII SEJARAH DAN PENGALAMAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN DESA KARACAK 7.1 Sejarah Mobilitas Penduduk Perempuan Desa Karacak Fenomena mobilitas penduduk perempuan Desa Karacak ke luar desa sebenarnya
Lebih terperinciBAB V TINGKAT KEINGINAN PINDAH PENDUDUK DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR
BAB V TINGKAT KEINGINAN PINDAH PENDUDUK DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR 5.1 Tingkat Keinginan Pindah Penduduk di Daerah Longsor Pola keinginan pindah penduduk dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN. Atas kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
73 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN Responden Yth, Saya MULIA SLAMAT SINAGA, mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan
Lebih terperinciBAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL
25 BAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL Umur dan Tingkat Pendidikan Responden Data primer di lapangan menunjukkan bahwa dari 35 responden pedagang makanan di Jalan Babakan, umur rata-rata
Lebih terperinciDampak Pembangunan Industri Terhadap Diversifikasi Mata Pencaharian, Interaki Sosial dan Nilai Pendidikan Pada Masyarakat Perdesaan.
Dampak Pembangunan Industri Terhadap Diversifikasi Mata Pencaharian, Interaki Sosial dan Nilai Pendidikan Pada Masyarakat Perdesaan. Daftar Kuesioner Bapak/Ibu yang terhormat, Pertanyaan yang ada dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kependudukan adalah studi yang membahas struktur dan proses kependudukan yang terjadi di suatu wilayah yang kemudian dikaitkan dengan aspek-aspek non demografi. Struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, tingkat pendapatan yang rendah dan lain sebagainya. Dimana
Lebih terperinciSTATISTIK KOMUTER KOTA BEKASI 2014 HASIL SURVEI KOMUTER JABODETABEK 2014
No. 1/0/32/Th. XVII, 15 Januari 2015 STATISTIK KOMUTER KOTA BEKASI 2014 HASIL SURVEI KOMUTER JABODETABEK 2014 A. Penjelasan Umum Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan pesat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah institusi pendidikan primer, sebelum seorang anak mendapatkan pendidikan di lembaga lain. Pada institusi primer inilah seorang anak mengalami pengasuhan.
Lebih terperinciBAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Beban Ganda Beban ganda wanita adalah tugas rangkap yang dijalani oleh seorang wanita (lebih dari satu peran) yakni sebagai ibu
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung
VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA
27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah
Lebih terperinciDIASPORA MADURA: ANALISIS MODAL SOSIAL DALAM USAHA SEKTOR INFORMAL OLEH MIGRAN MADURA DI KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR, JAWA BARAT
1 DIASPORA MADURA: ANALISIS MODAL SOSIAL DALAM USAHA SEKTOR INFORMAL OLEH MIGRAN MADURA DI KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR, JAWA BARAT YAKOB ARFIN TYAS SASONGKO I34080086 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Jumlah penduduk Kelurahan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Maringgai Kabupaten Lampung Timur menurut jenis kelamin, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Jumlah penduduk menurut
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai terdapat
118 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai terdapat pengaruh positif pelaksanaan store atmosphere terhadap kepuasan konsumen di Game Master serta
Lebih terperinciBAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN
BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Sumatera Barat beserta masyarakatnya, kebudayaannya, hukum adat dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para cendikiawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di sekitar lingkungan kita. Perpindahan yang kita temukan seperti perpindahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. distribusi responden berdasarkan karakteristik tersebut di atas.
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Dalam bagian gambaran umum responden ini akan disampaikan deskripsi mengenai responden. Gambaran umum responden meliputi jenis kelamin,
Lebih terperinciPROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k
13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Universitas Esa Unggul. Program S-1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Program Studi Manajemen Kebon Jeruk Jakarta Barat KUESIONER PENELITIAN
88 LAMPIRAN 1 Universitas Esa Unggul Program S-1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajemen Kebon Jeruk Jakarta Barat KUESIONER PENELITIAN Responden Yth. Saya Rizky Lyandra,seorang mahasiswa tingkat
Lebih terperinciBAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis
27 BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis Desa Pasawahan merupakan salah satu dari tiga belas desa yang ada di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Bagian Utara berbatasan dengan Desa Kutajaya, bagian
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan
BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Letak dan Luas Wilayah Kelurahan Pagaruyung merupakan salah satu dari sekian banyak kelurahan yang ada dikecamatan Tapung yang terbentuk dari program Transmigrasi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami oleh masyarakat yang multietnis. Hal ini tampak dari banyaknya suku yang beragam yang ada di provinsi ini misalnya
Lebih terperinciBAB V Simpulan dan Saran
BAB V Simpulan dan Saran Berdasarkan penjelasan mengenai migran PKL dan dampaknya terhadap ketertiban sosial pada bab-bab sebelumnya, bab ini akan menjelaskan mengenai simpulan dan saran berdasarkan pemaparan
Lebih terperinciBAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV
BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV 5.1 Profil Khalayak Langsung Acara Musik Derings Khalayak langsung acara musik Derings adalah khalayak yang berada dilokasi penayangan acara
Lebih terperinciBAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI
BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI 5.1 Strategi Nafkah Petani Petani di Desa Curug melakukan pilihan terhadap strategi nafkah yang berbeda-beda untuk menghidupi keluarganya.
Lebih terperinciBab VII Pemanfaatan Modal (Capital) Oleh Pengusaha Penduduk Lokal dan Pengusaha Migran dalam Dinamika Berwirausaha
Bab VII Pemanfaatan Modal (Capital) Oleh Pengusaha Penduduk Lokal dan Pengusaha Migran dalam Dinamika Berwirausaha Pengantar Pemanfaatan Modal oleh pengusaha penduduk lokal dan pengusaha migran, menunjukan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27
Lebih terperinciBAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Motivasi Khalayak Langsung Acara Musik Derings Motivasi merupakan suatu alasan atau dorongan yang
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaram Umum Objek Penelitian 1. Kota Bandar Lampung a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 4.1. Peta Administrasi Bandar
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah anak-anak yang bekerja di sektor
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah anak-anak yang bekerja di sektor informal di Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung yaitu yang melakukan pekerjaan
Lebih terperinciBAB VIII ANALISIS KOMUNITAS PEMULUNG
103 BAB VIII ANALISIS KOMUNITAS PEMULUNG 8.1 Keberadaan Pemulung Keberadaan pemulung yang menempati daerah pinggiran perkotaan maupun pusat perkotaan menjadi suatu fenomena sosial yang tidak dapat dihindari.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang dengan
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memecahkan atau menjawab
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner Penelitian.
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. No. Responden : Tgl :. Kueisoner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Moci Kaswari Lampion Kota Sukabumi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. bab empat (Bab IV) adalah sebagai berikut: 1. Sejarah terbentuknya migran wirausaha palenan
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil analisis data pada bab empat (Bab IV) adalah sebagai berikut: 1. Sejarah terbentuknya migran wirausaha palenan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI
VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.
Lebih terperinciBAB V PROFIL GENDER DAN AGEN SOSIALISASI MAHASISWA TPB TAHUN AJARAN 2007/2008. Komposisi mahasiswa TPB IPB menurut jenis kelamin disajikan pada
68 BAB V PROFIL GENDER DAN AGEN SOSIALISASI MAHASISWA TPB TAHUN AJARAN 2007/2008 5.1 Karakteristik Individu 5.1.1 Jenis Kelamin Komposisi mahasiswa TPB IPB menurut jenis kelamin disajikan pada Tabel 7.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam pola kehidupan mereka.pengaruh globalisasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kontek Masalah Kehadiran pemulung memang bukan hal baru, tetapi ada perubahan mendasar dalam pola kehidupan mereka.pengaruh globalisasi yang menyebabkan kota mengalami tekanan lebih
Lebih terperinciADAPTASI MIGRAN DALAM MENGHADAPI KRISIS EKONOMI DI INDONESIA (Studi Migran Salatiga yang Bekerja di Sektor Informal di Kota Bandar Lampung)
ADAPTASI MIGRAN DALAM MENGHADAPI KRISIS EKONOMI DI INDONESIA (Studi Migran Salatiga yang Bekerja di Sektor Informal di Kota Bandar Lampung) Oleh AGUS WIKAN PRADIPTA 352006707 SKRIPSI Diajukan Kepada Program
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah
Lebih terperinciV. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU
V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. pemahaman bahwa perempuan berada dalam posisi yang kuat. Perempuan
BAB V KESIMPULAN Matrilineal seperti yang telah banyak kita fahami, membawa kepada pemahaman bahwa perempuan berada dalam posisi yang kuat. Perempuan memiliki posisi tawar yang baik dalam pengambilan keputusan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Rumah tinggal pada dasarnya merupakan suatu wadah dasar manusia ataupun keluarga untuk melangsungkan hidup yang berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN
89 BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN 7.1 Diversifikasi Pekerjaan Nelayan Karimunjawa telah menyadari terjadinya perubahan ekologis di kawasan Karimunjawa. Berbagai macam bentuk perubahan yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Bertahan Strategi bertahan hidup menarik untuk diteliti sebagai suatu pemahaman bagaimana rumah tangga mengelola dan memanfaatkan aset sumber daya dan modal yang dimiliki
Lebih terperinciLampiran 1 Kuesioner Penelitian. Pengaruh Brand Image, Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
107 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Survei Loyalitas Pelanggan Pengaruh Brand Image, Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan serta Dampaknya Pada Loyalitas Pelanggan Giant (hypermarket) di Wilayah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. 1 Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Deskriptif 4.1.1. Data Karakteristik Rumah Tangga 1). Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden Tabel 4. 1 Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden Pekerjaan
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
7 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Kesempatan Kerja Penduduk terbagi menjadi penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Penduduk usia kerja terdiri atas angkatan kerja(15-64 tahun) dan bukan angkatan kerja(
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha Soto Pak Sipit pertama kali didirikan tahun 2001 oleh Pak Sipit sendiri. Tempat usahanya terletak di jalan Kartini Raya. Hingga saat ini usahanya masih
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Rumah Tangga Responden
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Analisisis Deskriptif 4.1.1. Data Karakteristik Rumah Tangga Responden Dari hasil penyebaran kuisioner didapat data
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Pemulung diidentikkan dengan sampah, dimana ada sampah disana ada
102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemulung diidentikkan dengan sampah, dimana ada sampah disana ada pemulung. Pemulung pada dasarnya mencari barang-barang bekas yang bisa mereka jual kembali seperti sampah
Lebih terperinciBAB V TRANSFORMASI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR PENGEMBANGAN LAHAN SKALA BESAR BUMI SERPONG DAMAI (BSD)
BAB V TRANSFORMASI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR PENGEMBANGAN LAHAN SKALA BESAR BUMI SERPONG DAMAI (BSD) Melalui tinjauan literatur yang telah dilakukan, ada beberapa perubahan sosial ekonomi yang
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner Persepsi Masyarakat di Dalam Kawasan Empang LEMBAR KUESIONER
LAMPIRAN 111 112 Lampiran 1. Kuesioner Persepsi Masyarakat di Dalam Kawasan Empang LEMBAR KUESIONER Dengan Hormat, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dalam membantu pengumpulan data penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi mempunyai peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Permasalahan terbesar yang dihadapi setiap manusia salah satunya adalah mencukupi
Lebih terperinciBAB V MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM INDUSTRIALISASI PEDESAAN
34 BAB V MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM INDUSTRIALISASI PEDESAAN Marginalisasi perempuan dalam dunia kerja merupakan hal yang sangat sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, adanya industrialisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan kota yang selalu dinamis berkembang dengan segala fasilitasnya yang serba gemerlapan, lengkap dan menarik serta menjanjikan tetap saja menjadi suatu faktor
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari
15 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Buruh TKBM di Pelabuhan Belawan didominasi oleh suku Toba. penggunaan marga, penggunaan bahasa, berkumpul di Lapo Tuak,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Buruh TKBM di Pelabuhan Belawan didominasi oleh suku Toba karena semangat migran yang mereka jiwai. Mereka bekerja keras di daerah perantauannya yaitu Medan,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha
KATA PENGANTAR Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Bandung, saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan tujuan untuk menyusun sebuah skripsi yang berjudul Studi deskriptif mengenai derajat komitmen
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.
26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan umum Industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk merupakan usaha perorangan home industri yang memproduksi brownies dan sekaligus menjual produknya secara
Lebih terperinciperan menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penduduk merupakan sumber daya utama yang berpengaruh besar terhadap pembangunan ekonomi di suatu daerah. Secara umum penduduk berperan sebagai input produksi dalam
Lebih terperinci2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Migrasi adalah salah satu fenomena penduduk yang dipelajari dalam studi geografi. Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor dasar yang mepengaruhi pertumbuhan
Lebih terperinciStruktur Organisasi Galaxy Bakery: Pemilik (Manajer) Bagian produksi: Kepala. Kepala pemasaran (toko): 1 orang. 1 orang
101 LAMPIRAN: Struktur Organisasi Galaxy Bakery: Pemilik (Manajer) Kepala produksi: Kepala pemasaran (toko): keuangan (kasir): produksi: pemasaran (toko): 102 Struktur Organisasi Susi Bakery: Pemilik produksi
Lebih terperinciV. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR
V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR 5.1. Kebijakan Pengelolaan Pasar Tradisional Kota Bogor Terdapat tujuh buah pasar tradisional yang dibangun oleh Pemerintah Kota Bogor untuk menunjang perekomomian dan memenuhi
Lebih terperinciBAB VII KELEMBAGAAN DI KALANGAN PARA PEMULUNG DAN PROSES MUNCULNYA KELEMBAGAAN TERSEBUT
94 BAB VII KELEMBAGAAN DI KALANGAN PARA PEMULUNG DAN PROSES MUNCULNYA KELEMBAGAAN TERSEBUT 7.1 Kelembagaan Antar Pemulung Kelembagaan yang terdapat diantara pemulung pada satu lapak ini dapat terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tetap menarik, tergantung dari aspek mana kajian itu dilakukan (Kasto 2002
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Migrasi sebagai bagian dari mobilitas penduduk horizontal merupakan salah satu komponen pertumbuhan penduduk selain fertilitas dan mortalitas. Ketiga komponen ini merupakan
Lebih terperinciKuesioner Penelitian. Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Butik Batik Tasik di Bandung
Kuesioner Penelitian Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Butik Batik Tasik di Bandung A. Kata Pengantar No. Angket : Tanggal Interview : Kepada Yth: Sdr/i Di tempat. Dengan
Lebih terperinciIV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN
16 IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1 Administrasi dan Geografis Secara administratif Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi. Ketiga desa ini terdaftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain dan hidup
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan seorang diri, tetapi manusia adalah makhluk sosial yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain dan hidup bermasyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan dengan suku bangsa lainnya, juga memiliki ciri khas tersendiri. Salah satu kebiasaan
Lebih terperinciLAPORAN WAWANCARA Judul Tujuan Topik Pelaksanaan Hari, Tanggal Pukul Tempat Pewawancara . Narasumber Latar Belakang
LAPORAN WAWANCARA 1. Judul : Mereka Sama Seperti Aku, Kamu, dan Kita. 2. Tujuan : Untuk mengetahui tentang seluk beluk pasar malam. 3. Topik : Pasar Malam. 4. Pelaksanaan : a. Hari, Tanggal : Minggu, 30
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. masyarakat, yang terdiri yaitu ayah, ibu dan anak serta kerabat sebagai
1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan satuan unit sosial terkecil yang ada di masyarakat, yang terdiri yaitu ayah, ibu dan anak serta kerabat sebagai anggota keluarga.
Lebih terperinciHASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN)
HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN) X : Selamat siang pak N : Iya, siang X : Saya ingin bertanya-tanya tentang perkawinan semarga pak, kenapa perkawinan semarga itu
Lebih terperinciJurnal Wahana Foresta Vol 8, No. 2 Agustus 2014 IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI
IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI 1) Oleh : Evi Sribudiani 1), dan Yuliarsa 2) Dosen Jurusan Kehutanan Universitas Riau (Email : sribudiani_unri@yahoo.co.id)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup luas dari Sabang sampai Merauke dan dari Mianggas hingga Pulau Rote. Indonesia memiliki tidak kurang dari 400 suku
Lebih terperinciRELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA
RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA (Kasus pada Rumahtangga Petani Desa Cipeuteuy Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat) Oleh FEBRI SATIVIANI PUTRI CANTIKA
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Desa Handil
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Gambaran Geografis Desa Handil Gayam Desa Handil Gayam adalah sebuah desa yang berkecamatan di Bumi Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan
Lebih terperinciBAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN. perempuan single parent terhadap anak. Sebelumnya penulis menguraikan terlebih
BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan membahas temuan hasil penelitian tentang peran perempuan single parent terhadap anak. Sebelumnya penulis menguraikan terlebih dahulu gambaran umum tingkat
Lebih terperinciKUESIONER INDIVIDUALISM -- COLLECTIVISM
LAMPIRAN Lampiran 1. Alat Ukur KUESIONER INDIVIDUALISM -- COLLECTIVISM Identitas Jenis Kelamin Usia Urutan dalam keluarga : L / P :... tahun : anak ke dari bersaudara Fakultas/Jurusan :... Semester/Angkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah telah menciptakan kebutuhan untuk menerapkan manajemen limbah yang
Lebih terperinciBAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU
68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu
Lebih terperinci