BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis"

Transkripsi

1 27 BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis Desa Pasawahan merupakan salah satu dari tiga belas desa yang ada di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Bagian Utara berbatasan dengan Desa Kutajaya, bagian Selatan berbatasan dengan Desa Tenjolaya, bagian Timur berbatasan dengan Desa Tenjoayu dan bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Desa Pasawahan memiliki enam wilayah Rukun Warga (RW) yang tersebar di tujuh kampung. RW 01 berada di Kampung Pasawahan, RW 02 berada di Kampung Cimelati, RW 03 berada di Kampung Cibuntu dan Cikurutug, RW 04 berada di Kampung Cibuntu, RW 05 berada di Kampung Selaawi dan Pancawati, serta RW 06 yang berada di Kampung Sindang Palay. Luas wilayah Desa Pasawahan adalah 625 Ha yang terbagi berdasarkan penggunaannya menjadi: Tabel 1 Luas Wilayah menurut Jenis Penggunaan di Desa Pasawahan, 2010 No Jenis Penggunaan Luas (Ha) 1 Pemukiman 75,5 2 Persawahan 86,1 3 Industri 30 4 Pemakaman 2,5 5 Perkantoran 0,1 6 Lainnya 431 Total Luas 625 Sumber: Profil Desa Pasawahan, 2010 Meskipun data monografi desa tidak menyajikan luas penggunaan tanah berdasarkan status tanah, namun dari wawancara dan pengamatan yang dilakukan, tanah hak guna bangunan atas tanah hak milik di Desa Pasawahan termasuk luas. Hal ini terlihat dari banyaknya sebaran tanah yang dimiliki penduduk yang berasal dari dalam dan luar desa. Umumnya pemilik tanah luas adalah orang-orang yang berasal dari kota. Mereka membangun vila untuk ditempati atau untuk disewakan. Sementara penduduk lokal umumnya membangun rumah kontrakan, warung, dan kios-kios kecil. Selain tanah hak guna bangunan, sebaran tanah guntai juga

2 28 banyak ditemukan di Desa Pasawahan. Hal ini menunjukkan pesatnya komersialisasi tanah di kalangan masyarakat desa. Pada umumnya tanah yang terdapat di Desa Pasawahan adalah tanah dengan tekstur subur berwarna coklat dengan tingkat kemiringan tanah sebesar 45 derajat. Secara topografi daerah ini terbagi menjadi dataran rendah dan dataran tinggi yang mencakup 60 persen dari wilayah Desa Pasawahan, dataran berbukit yang mencakup 35 persen dari wilayah Desa Pasawahan, dan lereng gunung yang mencakup 5 persen dari wilayah Desa Pasawahan. Orbitasi wilayah Desa Pasawahan disajikan pada Tabel 2 di bawah ini. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lokasi desa relatif dekat dengan ibukota Kecamatan Cicurug. Kondisi jalan yang tergolong baik dan ketersediaan kendaraan umum dalam jumlah banyak memudahkan akses penduduk menuju pusat kecamatan, kabupaten dan provinsi. Tabel 2 Jarak dan Waktu Tempuh menurut Tujuan dengan Kendaraan dan Tanpa Kendaraan dari Desa Pasawahan, 2010 Tujuan (dari Desa Waktu Tempuh (Jam) Jarak (km) Pasawahan) Dengan Kendaraan Tanpa Kendaraan Pusat Kecamatan 2,5 0,15 1 Pusat Kabupaten Pusat Provinsi Sumber: Profil Desa Pasawahan, Aspek Demografis Desa Pasawahan terdiri atas enam RW yang tersebar dalam tujuh kampung. Tiap kampung dihuni oleh penduduk yang beragam baik penduduk asli maupun pendatang. Penduduk pendatang umumnya berasal dari daerah Tasikmalaya, Cianjur, Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah yang bekerja di sektor industri dan menetap di Desa Pasawahan. Jumlah pendatang di setiap kampung berbeda-beda, namun penduduk asli masih menjadi mayoritas di setiap kampung. Pendatang terbanyak terdapat di Kampung Pasawahan dan Kampung Selaawi, karena dua kampung ini berbatasan langsung dengan kawasan industri dimana mayoritas pendatang bekerja.

3 29 Jumlah penduduk Desa Pasawahan pada tahun 2010 tercatat sebanyak 8678 jiwa, yang terdiri atas 4328 jiwa penduduk laki-laki dan 4350 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2176 dan kepadatan penduduk sebesar 1000 jiwa/km. Distribusi penduduk berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin disajikan pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Jumlah dan Persentase Penduduk menurut Kelompok Usia dan Jenis Kelamin di Desa Pasawahan, 2010 Kelompok Usia (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah (jiwa) Persentase (%) , , , , , , , , , , , , , , , ,1 Jumlah ,0 Sumber: Profil Desa Pasawahan, 2010 Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara diagram dapat pula digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Melalui piramida penduduk, riwayat penduduk daerah yang bersangkutan dapat diamati. Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam kelompok umur pada Gambar 2 diperoleh gambaran mengenai perkembangan penduduk pada masa lalu dan perkembangan penduduk pada masa yang akan datang. Hal ini penting dalam melihat potensi tenaga kerja serta gambaran kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus diciptakan.

4 30 Penyajian penduduk Desa Pasawahan menurut usia dan jenis kelamin dalam bentuk piramida penduduk dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini: Perempuan Laki-laki Gambar 2 Piramida Penduduk menurut Komposisi Umur dan Jenis Kelamin di Desa Pasawahan, 2010 Sumber: Diolah dari Tabel 3 Dari piramida penduduk pada Gambar 2 dapat diketahui bahwa komposisi penduduk Desa Pasawahan terdiri atas dua bagian. Bagian pertama adalah kelompok usia produktif dengan usia berkisar tahun berjumlah 5914 jiwa atau sekitar 68,15 persen. Bagian kedua adalah kelompok usia non produktif yaitu penduduk dengan usia 0-14 tahun sampai dengan 65 tahun ke atas yang berjumlah 2764 jiwa atau sekitar 31,85 persen. Besarnya populasi penduduk yang masuk dalam kelompok usia produktif memberikan peluang ekonomi yang sangat baik bagi daerah, terutama jika diarahkan pada kegiatan ekonomi yang produktif. Hingga saat ini mayoritas masyarakat di Desa Pasawahan bekerja sebagai petani khususnya petani penggarap, sedangkan petani asli atau petani yang memiliki lahan dan mengarap lahannya, semakin berkurang jumlahnya. Seiring dengan perkembangan wilayah terutama sejak adanya pembebasan tanah yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta, pekerjaan masyarakat menjadi beragam. Perkembangan wilayah ini menjadi peluang bagi investor untuk menanamkan

5 31 modalnya di Desa Pasawahan, terutama di bidang industri. Konversi lahan dari pertanian menjadi kawasan industri, kawasan vila, dan taman rekreasi mendorong semakin beragamnya pekerjaan masyarakat di Desa Pasawahan. Distribusi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan disajikan pada Tabel 4 berikut ini: Tabel 4 Jumlah dan Persentase Penduduk menurut Jenis Pekerjaan di Desa Pasawahan, 2010 No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Petani penggarap tanah ,4 2 Buruh tani ,0 3 Pengrajin industri kecil 7 0,4 4 Buruh industri ,8 5 Buruh bangunan 18 1,0 6 Buruh pertambangan 5 0,3 7 Buruh perkebunan besar/ kecil 50 3,0 8 Pedagang 68 4,0 9 ABRI 6 0,3 10 Pensiunan (PEGNEG/ ABRI) 28 1,6 11 Peternak 3 0,2 Jumlah ,0 Sumber: Profil Desa Pasawahan, 2010 Sementara jumlah penduduk menurut mata pencaharian dibedakan menjadi bidang pertanian termasuk perkebunan dan peternakan, dan bidang non pertanian. Distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian disajikan pada Tabel 5 berikut ini: Tabel 5 Jumlah dan Persentase Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Pasawahan, 2010 No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Pertanian ,8 2 Non Pertanian ,2 Jumlah ,0 Sumber: Profil Desa Pasawahan, 2010

6 32 Berdasarkan tingkat pendidikannya, sebagian besar penduduk Desa Pasawahan tidak menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar, diikuti oleh penduduk yang lulus SLTP, lulus SLTA, lulus SD, lulus akademi, dan lulus perguruan tinggi. Tingginya persentase penduduk yang tidak menamatkan pendidikan sekolah dasar diduga merupakan gejala yang umum terjadi pada penduduk pedesaan, yang umumnya juga disebabkan oleh keterbatasan keuangan dan fasilitas pendidikan. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Jumlah dan Persentase Penduduk menurut Tingkat Pendidikan di Desa Pasawahan, 2010 No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Belum sekolah ,4 2 Tidak tamat SD ,0 3 Tamat SD 381 6,1 4 Tamat SLTP ,6 5 Tamat SLTA ,8 6 Tamat Akademi 63 1,0 7 Tamat Perguruan Tinggi 5 0,1 Jumlah ,0 Sumber: Profil Desa Pasawahan, Aspek Fisik Keadaan jalan dan sarana transportasi yang memadai memudahkan penduduk dalam melakukan mobilitas dari desa menuju ke luar desa atau sebaliknya. Secara umum kondisi jalan di desa relatif baik, teratur dan beraspal. Kondisi jalan yang berlubang dan tidak terpelihara hanya dijumpai di beberapa titik jalan, umumnya jalan yang banyak dilalui oleh kendaraan-kendaraan berat. Terdapat tujuh pabrik yang berproduksi di Desa Pasawahan yang tergolong ke dalam industri skala sedang dan besar. Ketujuh unit industri tersebut, ada yang letaknya menyebar dan ada pula yang berdekatan membentuk satu kawasan industri terutama pada industri skala besar. Bangunan industri skala besar terletak dalam satu lokasi yang berbatasan dengan Kampung Pasawahan dan Kampung Selaawi. Dari pemukiman warga, dapat dilihat dengan jelas bangunanbangunan kokoh milik industri berdiri.

7 33 Selain menjadi kawasan industri, Desa Pasawahan juga menjadi salah satu kawasan wisata alam. Potensi wisata alam tersebut menyebabkan banyak ditemuinya bangunan-bangunan vila di kiri dan kanan jalan, yang tersebar dari Kampung Pasawahan hingga Kampung Cikurutug yang terletak di ujung desa. Vila-vila yang tersebar tersebut umumnya diapit oleh lahan persawahan atau pemukiman warga. Dengan ramainya desa karena industri dan wisata alam, maka Desa Pasawahan pun semakin terbuka dengan dunia luar. Semakin sering desa dikunjungi oleh orang-orang dari kota, penjabat kecamatan, penjabat kabupaten, dan mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Beberapa sarana umum yang terdapat di Desa Pasawahan terdiri atas sarana pendidikan mulai dari jenjang PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK (Taman Kanak-Kanak), SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) hingga SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas), sarana ibadah berupa masjid dan mushola, sarana rekreasi berupa taman dan pemandian, sarana pertunjukkan kebudayaan, penginapan dan sarana kesehatan umum. Belum tersedianya sarana umum berupa pasar tradisional dan pasar modern, tidak menjadi penghambat bagi masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jarak yang tidak begitu jauh ke pusat keramaian di Kecamatan Cicurug memudahkan masyarakat untuk melakukan mobilisasi Struktur Sosial Masyarakat Desa Pasawahan Dalam struktur masyarakat Desa Pasawahan terdapat beberapa kelompok sosial, yaitu masyarakat pertanian atau masyarakat yang bekerja di sektor pertanian dan masyarakat non pertanian atau masyarakat yang bekerja diluar sektor pertanian. Pada masyarakat pertanian, terdapat dua kelompok sosial yang memiliki perbedaan mendasar. Perbedaan tersebut terletak pada akses masyarakat pertanian terhadap faktor produksi utama dalam pertanian, yaitu lahan. Kelompok sosial dalam masyarakat pertanian yang terbentuk di Desa Pasawahan adalah kelompok petani penggarap atau buruh tani dan kelompok petani asli. Petani penggarap adalah petani yang tidak memiliki lahan yang mengerjakan sawah milik orang lain. Mereka bertanggung jawab dalam mengolah sawah mulai dari menanam hingga memanen padi, termasuk mencari kerbau

8 34 untuk membajak, merawat sawah, dan mencari buruh tani untuk mengerjakan sawah. Sedangkan petani asli adalah petani yang memiliki lahan dan mengerjakan lahannya. Petani pemilik lahan juga dapat menjadi pengusaha tani, artinya mereka tidak ikut mengerjakan lahan tetapi menyerahkan lahannya pada petani penggarap untuk dikerjakan. Saat ini jumlah petani asli di Desa Pasawahan semakin sedikit, karena banyaknya lahan yang dibeli oleh orang-orang kota. Sedangkan lahan yang dimiliki oleh penduduk lokal tidak seluas lahan yang dimiliki orang-orang kota, yakni sekitar 1,2 hektar sementara orang kota memiliki lahan sekitar 3 sampai 4 hektar per orangnya. Lahan yang dimiliki orang-orang kota dikerjakan oleh petani lokal yang bekerja sebagai petani penggarap atau buruh tani. Pada masyarakat pertanian, stratifikasi sosial lebih ditentukan oleh kepemilikan lahan. Mengacu pada stratifikasi sosial tersebut, maka petani penggarap atau buruh tani menempati posisi bawah dalam lapisan sosial, sedangkan petani asli dan pemilik lahan menempati posisi atas dalam lapisan sosial. Pemilik lahan yang menempati posisi atas dalam lapisan sosial memiliki kendali dan kekuasaan dalam mempekerjakan lahan miliknya, termasuk bagi hasil panen yang diperoleh. Mengacu pada perbedaan lapisan sosial tersebut, terlihat adanya kelompok yang menempati posisi penguasa dan pengabdi dimana petani penggarap atau buruh tani menjadi abdi dari pemilik lahan. Pada masyarakat non pertanian, stratifikasi sosial lebih ditentukan oleh pekerjaan, kekayaan dan garis keturunan. Masyarakat lokal atau pendatang yang bekerja dan menempati posisi penting di industri dipandang lebih terhormat dibandingkan dengan masyarakat yang bekerja sebagai buruh industri, begitu pula dengan masyarakat yang tergolong ke dalam kalangan menengah ke atas. Sementara penentuan lapisan sosial berdasarkan garis keturunan hanya berlaku di beberapa kampung, dimana keluarga yang berasal dari garis keturunan orang berpengaruh berada. Dalam hubungan sosial, tidak terdapat perbedaan yang besar antara masyarakat pertanian dan masyarakat non pertanian. Hubungan sosial yang terjadi dalam masyarakat desa didasarkan pada hubungan kekerabatan, hubungan pekerjaan, kedekatan tempat tinggal, dan kepentingan bersama. Interaksi antara satu warga dengan warga lainnya tidak begitu sering dilakukan, terutama antar

9 35 warga yang berbeda kampung. Hal ini disebabkan oleh padat dan beratnya aktivitas masyarakat dalam pekerjaan, khususnya bagi mereka yang bekerja sebagai buruh industri atau bekerja sebagai penggarap dan buruh tani. Hubungan sosial yang lebih luas terjadi hanya pada saat-saat tertentu, seperti dalam kegiatankegiatan kemasyarakatan Kultur Masyarakat Desa Pasawahan Sebagaimana desa pada umumnya, kehidupan masyarakat di Desa Pasawahan masih diwarnai oleh nilai-nilai budaya. Pada sebagian besar penduduk Pasawahan, nilai-nilai dan norma budaya yang terwujud dan dijadikan pedoman bertindak adalah nilai atau norma budaya orang Sunda. Hal ini terlihat dari istilah yang digunakan untuk menyebut orang tua dan kerabat di antara mereka. Nilai budaya Sunda juga terlihat dalam upacara-upacara keagamaan seperti pengajian dan perayaan hari besar Islam, pelaksanaan khitanan, perkawinan, kematian dan selamatan rumah. Meski demikian, terdapat pula beberapa kegiatan tradisional yang telah hilang dalam masyarakat desa. Dalam hal penggunaan bahasa untuk berkomunikasi, tidak lagi dibatasi pada penggunaan bahasa Sunda sebagai bahasa utama. Kini masyarakat desa dari berbagai kalangan usia telah terbiasa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia. Sekalipun dalam beberapa hal nilai budaya orang Sunda masih bertahan namun saat ini sistem kekerabatan dalam wujud pola pemukiman telah berubah, dimana satu keluarga besar tidak selalu tinggal di sekitar kediaman kerabat-kerabat mereka. Berkaitan dengan pengembangan industri di Desa Pasawahan, menyebabkan perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat desa. Perubahan tersebut terjadi karena adanya nilai-nilai modern yang hadir bersamaan dengan pengembangan industri. Kini desa menjadi lebih terbuka pada hal-hal baru. Sarana dan prasarana yang disediakan guna memudahkan kegiatan industri, memberi kesempatan yang lebih besar bagi masyarakat desa untuk berinteraksi dengan kehidupan di luar desa. Kehadiran pendatang yang bekerja di sektor industri dan kemudian menetap di desa, menjadi jalan bagi terbentuknya interaksi sosial antara

10 36 penduduk lokal dan pendatang. Dari interaksi ini terjadi proses penerimaan halhal baru pada masyarakat desa Deskripsi Industri Pedesaan di Desa Pasawahan Industri merupakan motor penggerak yang menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern. Banyak kebutuhan utama manusia hanya bisa dipenuhi oleh barang dan jasa yang disediakan industri. Salah satu pusat kegiatan industri di Jawa Barat adalah Sukabumi. Sebagai bagian dari Sukabumi, maka daerah Cicurug turut menjadi sasaran bagi pengembangan kawasan industri. Dengan wilayah seluas 625 Ha pengembangan kawasan industri di Kecamatan Cicurug dipusatkan di beberapa titik desa. Berdasarkan data sekunder pemerintahan Kecamatan Cicurug terdapat dua kawasan industri skala besar di daerah Cicurug, yaitu Desa Benda dan Desa Pasawahan. Kedua desa ini memang tidak berbatasan langsung namun masih berada dalam satu jalur lintasan. Untuk kepentingan penelitian, maka pembahasan difokuskan pada pengembangan industri skala besar di Desa Pasawahan. Keberadaan kawasan industri di Desa Pasawahan bermula sejak terjadinya pembebasan lahan di akhir tahun 1990-an oleh investor yang sebagian besar berasal dari luar negeri. Penetapan Desa Pasawahan sebagai salah satu daerah yang termasuk dalam kawasan industri cukup beralasan, karena dalam merencanakan suatu kawasan industri, suatu wilayah harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti upah tenaga kerja yang relatif rendah, ketersediaan listrik, air, sarana telekomunikasi, jalan dan saluran pembuangan, maupun faktor wilayah pada daerah 4 seperti berada pada posisi jalur jalan besar antara Sukabumi-Bogor-Jakarta. Pembebasan lahan oleh pihak swasta, pertama kali dilakukan oleh investor asing atas nama PT. Indolakto, sebuah industri yang bergerak dalam bidang minuman olahan. Berdirinya perusahaan industri milik PT. Indolakto di awal tahun 2000-an, menjadi langkah awal berkembangnya industri-industri serupa di Desa Pasawahan. Hingga saat ini terdapat tujuh perusahaan industri skala sedang 4 Kriteria kawasan industri menurut Diperindagkop.

11 37 dan besar yang bergerak dalam bidang pengolahan minuman ringan yang berproduksi di Kawasan Industri Indolakto Desa Pasawahan. Seluruh perusahaan industri skala besar yang berproduksi di Kawasan Industri Indolakto adalah industri yang berorientasi padat modal. Adapun keberadaan industri skala besar di Desa Pasawahan tidak didasarkan oleh ketersediaan bahan baku sebagai sarana produksi, tetapi lebih didasarkan pada lokasi yang strategis dan tingkat Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Sukabumi yang tergolong rendah dari daerah lain di sekitar Jakarta. Dengan demikian, desa hanya menjadi penyedia lokasi dan tenaga kerja sementara sumber bahan baku diimpor dari daerah lain. Pemasaran produk hasil produksi perusahaan industri dipasarkan secara nasional. Industri di pedesaan dapat dilihat sebagai salah satu saluran bagi terjadinya perubahan dalam masyarakat pedesaan. Pengembangan industri berkaitan dengan kebutuhan terhadap lahan dalam jumlah yang luas, oleh karena Desa Pasawahan merupakan salah satu daerah pertanian di Kecamatan Cicurug, maka pengembangan industri di pedesaan akan bersentuhan langsung dengan pemanfaatan fungsi lahan pertanian sebagai lokasi bagi kawasan industri. Dalam sudut pandang pemerintah, industri pedesaan merupakan institusi yang dipercaya dapat menjembatani kesenjangan transformasi ekonomi dengan transformasi sosial yang terjadi di tengah pedesaan. Sejalan dengan tujuan pembangunan industri yang termuat dalam pasal 3 UU No. 5 Tahun 1984, bahwa industri bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan keikutsertaan masyarakat terutama golongan lemah, memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan penerimaan devisa sehingga dapat menunjang stabilitas nasional. Mengacu pada undang-undang tersebut, maka pengembangan industri terutama di daerah pedesaan diharapkan akan mampu memenuhi tujuan pembangunan industri tersebut. Dalam prosesnya, program pembangunan di daerah pedesaan melalui industrialisasi seperti yang berlangsung di Desa Pasawahan tidak lantas menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa. Hal ini dikarenakan adanya standardisasi keterampilan dan pendidikan yang belum sepenuhnya dimiliki masyarakat desa.

12 Adaptasi Ekologi Masyarakat Desa Pasawahan Desa Pasawahan secara etimologis berasal dari kata sawah. Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal desa ini merupakan daerah dengan kegiatan utama berpusat pada kegiatan pertanian, khususnya pertanian tanaman padi sawah. Dari 625 hektar luas lahan Desa Pasawahan, sekitar 350 hektar digunakan sebagai lahan pertanian tanaman padi sawah. Sejak dilakukannya pembebasan lahan oleh pihak swasta maupun pemerintah, luas lahan pertanian pun semakin berkurang. Pembebasan lahan mulai dilakukan sejak 1990-an awal dan puncaknya terjadi pada awal tahun an, beberapa tahun setelah krisis moneter terjadi. Dari 350 hektar lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan pertanian, pada tahun 2010 hanya tersisa sekitar 86 hektar lahan pertanian. Menanggapi perubahan peruntukkan lahan tersebut, maka masyarakat lokal dihadapkan pada pentingnya adaptasi. Upaya adaptasi yang dilakukan oleh penduduk Desa Pasawahan dapat dilihat sebagai upaya penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan sumberdaya yang terjadi, agar mereka dapat terus memperoleh dan menggunakan sumberdaya yang ada, serta untuk memecahkan berbagai masalah yang timbul pada lingkungan di sekitar mereka. Ada dua bentuk strategi adaptasi yang dikembangkan oleh penduduk Desa Pasawahan untuk menanggapi tekanan lingkungan agar mereka dapat bertahan pada lingkungan yang bersangkutan, yaitu diversifikasi mata pencaharian dalam arti pengalihan mata pencaharian ke bentuk lain yang dianggap sesuai dengan perubahanperubahan yang terjadi, dan upaya mempertahankan mata pencaharian semula. Pembangunan kawasan industri di Desa Pasawahan membutuhkan lahan yang cukup luas. Letak kampung yang dianggap berpotensi dalam arti memiliki sejumlah lahan yang luas dan berada dekat dengan jalan raya, menjadi sasaran pendirian lokasi industri. Kebutuhan industri terhadap daerah di sekitarnya menyebabkan sejumlah masyarakat yang memiliki lahan yang cukup luas dan umumnya berupa lahan pertanian, menjual lahannya pada pihak perusahaan dengan atau tanpa paksaan. Bagi mereka yang memutuskan untuk menjual lahan pertaniannya, dana yang diperoleh biasanya dimanfaatkan untuk mendirikan unit usaha lain seperti warung atau kontrakan, ada pula yang menggunakan dananya

13 39 dengan membeli lahan pertanian di daerah-daerah pinggiran desa. Oleh karena itu, saat ini banyak dijumpai lahan-lahan pertanian berukuran sempit di pojok-pojok desa. Bagi masyarakat sekitar yang tidak memiliki lahan pertanian namun menggantungkan hidupnya pada pertanian, perubahan kepemilikan lahan dari masyarakat lokal ke pihak lain (investor atau orang kota) sangat mempengaruhi kelangsungan mata pencaharian mereka. Sebagian dari masyarakat tersebut ada yang memilih untuk beralih ke mata pencaharian di luar pertanian, ada pula yang mencoba tetap bertahan pada mata pencaharian semula. Sejauh ini pengembangan industri di Desa Pasawahan tidak begitu berpengaruh pada menurunnya kualitas lingkungan, karena pencemaran oleh limbah pabrik hampir tidak pernah terjadi. Hal ini didukung oleh sistem pengolahan limbah pabrik dengan menggunakan peralatan canggih yang dioperasikan oleh tenaga ahli Karakteristik Responden Sebagaimana telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga dengan unit pengamatan kepala keluarga atau anggota keluarga yang bekerja dalam bidang pertanian. Pemilihan individu yang bekerja dalam bidang pertanian sebagai sampel dalam penelitian ini, didasarkan pada pertimbangan antara lain: pertama, perubahan yang terjadi di Desa Pasawahan sangat berkaitan dengan perubahan penggunaan dan pemilikan lahan akibat berkembangnya industri. Oleh karena itu, peneliti menganggap penting untuk melihat perubahan tersebut karena sangat berhubungan dengan kelangsungan hidup para petani yang pada umumnya menyandarkan pemenuhan kebutuhan hidupnya pada penggunaan lahan pertanian. Kedua, adanya perubahan dalam penggunaan dan pemilikan lahan juga terkait dengan perubahan dalam hubungan kerja dan jenis mata pencaharian lain yang menjadi alternatif untuk pemenuhan kebutuhan hidup petani, yang secara tidak langsung berkaitan dengan kepentingan ekonomi dan sosial penduduknya. Untuk menentukan responden penelitian, terlebih dahulu disusun kerangka sampling yang berisi daftar nama petani berdasarkan penguasaan lahan pertanian.

14 40 Oleh karena pengembangan industri di Desa Pasawahan berbatasan dengan dua kampung yaitu Kampung Pasawahan dan Kampung Selaawi, maka data kerangka sampling disusun berdasarkan jumlah petani yang berkegiatan di dua kampung tersebut. Data kerangka sampling diperoleh dari dokumen Kelompok Tani Muktijaya I dan Muktijaya II Desa Pasawahan. Penguasaan lahan oleh petani dibagi menjadi tiga kategori, yaitu penguasaan lahan sempit ( > 0,25 hektar), penguasaan lahan sedang (0,25-0,50 hektar), dan penguasaan lahan luas ( < 0,50 hektar). Dari kerangka sampling yang telah disusun, ditemukan bahwa persentase penguasaan lahan sempit mencapai 80,95 persen atau dikuasai sekitar 68 orang petani, penguasaan lahan sedang sebesar 8,33 persen atau dikuasai sekitar 7 orang petani, dan penguasaan lahan luas sebesar 10, 72 persen atau dikuasai sekitar 9 orang petani. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 30 orang yang dipilih berdasarkan persentase responden pada setiap kategori penguasaan lahan pertanian. Responden yang mewakili penguasaan lahan sempit berjumlah 24 orang, penguasaan lahan sedang diwakili oleh 2 orang responden, dan penguasaan lahan luas diwakili oleh 4 orang responden. Penentuan responden ditentukan berdasarkan teknik stratified random sampling agar data yang diperoleh dari responden mampu mewakili keseluruhan individu dalam setiap kategori penguasaan lahan pertanian. Dengan teknik penarikan sampel tersebut, diperoleh distribusi umur responden dengan usia terendah 47 tahun dan usia tertinggi 98 tahun. Distribusi responden berdasarkan kelompok umur tidak menyebar merata, bahkan dalam beberapa golongan umur tidak terdapat responden penelitan. Dengan rentang usia 5 tahun, maka diperoleh distribusi umur sebagaimana tercantum dalam Tabel 7, dimana persentase responden terbesar berada dalam kelompok usia tahun (33,3 persen), sedangkan persentase terendah berada dalam kelompok usia tahun (3,3 persen). Dari Tabel 7 dapat dilihat adanya fenomena aging farmer dalam struktur tenaga kerja pertanian di Desa Pasawahan. Tenaga kerja muda cenderung lebih memilih bekerja di luar pertanian, terutama para pekerja dengan tingkat pendidikan yang lebih baik. Sementara tenaga kerja tua yang hingga saat

15 41 ini masih bekerja di sektor pertanian, umumnya telah menggeluti pertanian sejak usia muda. Tabel 7 Jumlah dan Persentase Responden menurut Kelompok Usia, 2011 Kelompok Jumlah Usia (Jiwa) Persentase (%) , , , , , , ,3 Jumlah ,0 Sumber: Data diolah, 2011 Salah satu indikator kualitas tenaga kerja adalah tingkat pendidikan. Data yang diperoleh di lapang menunjukkan bahwa tenaga kerja pertanian di Desa Pasawahan yang menjadi responden penelitian, didominasi oleh angkatan kerja dengan latar belakang pendidikan SMP. Berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang responden, sekitar 50,0 persen responden menyelesaikan pendidikan hingga tamat SMP, 33,3 persen responden menyelesaikan pendidikan hingga tamat SD, 10 persen responden tidak menyelesaikan pendidikan SD dan hanya 6,7 persen responden yang menyelesaikan pendidikannya hingga tamat SMA. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan, disajikan pada Tabel 8 berikut ini: Tabel 8 Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan, 2011 No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Tidak sekolah 0 0,0 2 Tidak tamat SD 2 10,00 3 Tamat SD 10 33,3 4 Tamat SMP 15 50,0 5 Tamat SMA 2 6,7 6 Tamat Akademik 0 0,0 Jumlah ,0 Sumber: Data diolah, 2011

16 42 Tabel 8 menunjukkan adanya peningkatan kualitas tenaga kerja di pertanian. Kualifikasi tamatan SD yang umum menjadi ciri dominan tenaga kerja di pertanian mulai meningkat menjadi tamatan SMP. Namun demikian, kesempatan untuk memasuki sektor pekerjaan di luar pertanian (sektor formal) termasuk sulit, mengingat pendidikan terakhir yang ditempuh hanya sebatas pendidikan di tingkat SMP. Sementara tingkat pendidikan SMA hanya diwakili oleh sebagian kecil responden dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas. Berdasarkan tingkat pendapatan, sebagian besar responden yaitu sekitar 70,0 persen responden memiliki pendapatan total dibawah Rp ,-. Sekitar 26,7 persen responden memiliki pendapatan dalam rentang Rp ,- hingga Rp ,-, dan hanya 3,3 persen responden yang memiliki pendapatan diatas Rp ,-. Distribusi responden menurut tingkat pendapatan disajikan pada Tabel 9 berikut ini: Tabel 9 Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendapatan, 2011 No Tingkat Pendapatan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 < Rp , ,0 2 Rp ,- Rp ,- 8 26,7 3 > Rp ,- 1 3,3 Jumlah ,0 Sumber: Data diolah, 2011 Data pendapatan responden diperoleh dari pengeluaran dan pemasukan rumahtangga selama satu bulan. Sebagian besar responden memiliki lebih dari satu sumber pendapatan. Kondisi ini dikarenakan oleh relatif rendahnya tingkat pendapatan yang diberikan oleh masing-masing kegiatan yang dilakukan. Besarnya pendapatan yang diperoleh setiap bulannya tidak selalu sama. Ada kalanya pendapatan yang diperoleh lebih tinggi atau lebih rendah dari pendapatan biasanya. Untuk mengetahui taraf hidup responden, selain data mengenai tingkat pendapatan, diajukan pula beberapa pertanyaan terkait dengan kondisi fisik rumah, status rumah, sumber air, dan bahan bakar untuk keperluan rumahtangga responden. Hal tersebut menjadi poin penting yang perlu diketahui dalam menilai taraf hidup responden.

17 43 10 berikut ini: Distribusi responden menurut tingkat kesejahteraan disajikan pada Tabel Tabel 10 Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Kesejahteraan, 2011 No Tingkat Kesejahteraan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Semakin menurun 5 16,7 2 Tidak ada perubahan 21 70,0 3 Semakin meningkat 4 13,3 Jumlah ,0 Sumber: Data diolah, 2011 Tabel 10 menunjukkan penilaian responden terhadap tingkat kesejahteraan rumahtangga mereka pada saat ini dan tahun-tahun sebelumnya. Sekitar 70 persen responden mengatakan tidak mengalami perubahan dalam tingkat kesejahteraan rumahtangga di saat ini dan tahun-tahun sebelumnya, sekitar 16,7 persen responden mengatakan adanya penurunan dalam tingkat kesejahteraan rumahtangga saat ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sementara hanya sekitar 13,3 persen responden yang mengatakan ada peningkatan dalam tingkat kesejahteraan rumahtangganya. Tingkat kesejahteraan responden sangat berkaitan dengan iklim usaha di sektor pertanian, terutama pada saat harga benih meningkat atau menurun, hasil panen baik atau buruk, upah yang disediakan bagi buruh dan luasan lahan pertanian yang dikerjakan. Selain iklim usaha di sektor pertanian, adanya anggota rumahtangga yang bekerja di sektor industri turut berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga, melalui tambahan penghasilan yang diberikan pada keluarga Ikhtisar Perkembangan Desa Pasawahan tidak lepas dari peran industri di kawasan pedesaan, begitu pula halnya dengan proses pengembangan industri yang terlaksana berkat dukungan aspek fisik desa berupa lahan yang luas dan strategis. Industri menyebabkan sejumlah perubahan pada kondisi fisik desa, seperti terbentuknya pemukiman baru, penambahan sarana dan prasarana penunjang yang

18 44 berkaitan dengan pengembangan wilayah, dan munculnya sentra ekonomi baru yang berkaitan dengan aktivitas perdagangan. Berdasarkan data monografi desa, penggunaan lahan terluas berada pada kegiatan persawahan. Pada kenyataannya, banyak lahan untuk kegiatan persawahan yang telah dialihfungsikan bagi kegiatan lain seperti industri. Dalam pandangan masyarakat desa, adanya industri akan mendatangkan keuntungan. Dengan banyaknya pekerja pendatang yang menetap di desa, maka kesempatan untuk mengembangkan usaha pun besar, disamping itu industri dapat menjadi lapangan pekerjaan bagi sejumlah besar penduduk usia produktif. Namun dalam pelaksanaannya, industri di pedesaan tak sepenuhnya berjalan seperti yang diharapkan oleh masyarakat desa. Adanya industri juga memungkinkan masyarakat untuk melakukan hubungan sosial yang lebih luas, baik dengan sesama masyarakat desa maupun dengan pendatang. Menanggapi arus perubahan yang diakibatkan oleh adanya industri, sebagian masyarakat mengembangkan diversifikasi mata pencaharian. Upaya diversifikasi mata pencaharian ini dilakukan oleh masyarakat umum maupun masyarakat pertanian. Pada masyarakat pertanian, diversifikasi mata pencaharian dilakukan sebagai bentuk adaptasi atas berkurangnya lahan pertanian yang tersedia. Akibatnya jumlah petani asli berkurang, sementara jumlah petani penggarap bertambah. Pemilikan lahan pertanian luas yang semula didominasi oleh masyarakat desa, kini mulai digantikan oleh orang-orang asal kota.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Umum Desa Kalisari Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN 35 PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN Lokasi Kelurahan Cipageran merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Adapun orbitasi, jarak dan waktu tempuh dengan pusat-pusat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografi Desa Sipak merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 558 194 ha. Desa Sipak secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1 BAB II DESA BERINGIN JAYA A. Geografis Desa Beringin Jaya secara geografis terletak di Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi, dengan luas daerah 35 km 2. Desa Beringin Jaya berbatasan langsung

Lebih terperinci

PETA SOSIAL DESA CURUG

PETA SOSIAL DESA CURUG PETA SOSIAL DESA CURUG Lokasi Desa Curug merupakan salah satu dari 10 desa yang berada dibawah wilayah administratif Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Letak fisik desa sangat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak dan Luas Desa Curug Desa Curug merupakan sebuah desa dengan luas 1.265 Ha yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa 17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k 13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Karakteristik Wilayah Kecamatan Pacet merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kecamatan ini berada di bagian utara kota Cianjur. Wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Wilayah 1. Letak dan Luas Kelurahan Sumber Agung secara Administratif masuk dalam Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Letak Kelurahan Sumber

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Ciamis Berdasarkan data geografis, wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 20' sampai dengan 108 40' Bujur Timur dan 7 40'20" Lintang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah 52 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Pagelaran Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah Ripah Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Desa Pagelaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 35 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Sumber data primer pada penelitian ini adalah masyarakat penerima bantuan langsung

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program yang ada di lokasi KKN tersebut. Yogyakarta. Kelurahan Seloharjo, dibatasi oleh:

BAB I PENDAHULUAN. program yang ada di lokasi KKN tersebut. Yogyakarta. Kelurahan Seloharjo, dibatasi oleh: BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode LXI Divisi XIV Kelompok B Unit 1 Universitas Ahmad Dahlan tahun akademik 2016/2017, berlokasi di Dusun Dukuh, Kelurahan Seloharjo,

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN 6.1. Strategi Nafkah Sebelum Konversi Lahan Strategi nafkah suatu rumahtangga dibangun dengan mengkombinasikan aset-aset

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan, IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Letak Geografis dan Luas Kecamatan Sukanagara secara administratif termasuk dalam Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Letak Kabupaten Cianjur secara geografis

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. Posisi Desa Merpang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. Posisi Desa Merpang 42 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Merpang. Letak Geografis Desa Merpang merupakan daerah perbukitan yang terletak di Kecamatan Runjung Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. Posisi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian 4.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan Pekanbaru Kota merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19 BT IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Desa Baleagung Desa Baleagung terletak di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat 110 18'

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.. Wilayah dan Topografi Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada 4 0 Lintang Selatan (LS) dan 03.5 0 Bujur Timur (BT). Kota Pagar Alam terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK 25 BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK A. Kondisi Geografis Desa Klampok Secara geografis letak wilayah Desa Klampok khususnya sangatlah strategis dan menguntungkan karena berada pada perbatasan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 24 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Desa Parakan adalah desa yang terletak di kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor, provinsi Provinsi Jawa Barat merupakan daerah padat penduduk

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 24 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Kelurahan Empang merupakan kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Secara administratif, batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survey dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik melalui wawancara, curah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Surade 4.1.1 Kondisi Geografis, Topografi, dan Demografi Kelurahan Surade Secara Geografis Kelurahan Surade mempunyai luas 622,05 Ha,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1) Usahatani Karet Usahatani karet yang ada di Desa Retok merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh orang-orang dalam keluarga tersebut. Dalam

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Kelurahan/Desa. Desa Giripanggung merupakan salah satu desa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Kelurahan/Desa. Desa Giripanggung merupakan salah satu desa yang BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Kelurahan/Desa Desa Giripanggung merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul dengan luas wilayah...hektar. Berdasarkan Data

Lebih terperinci