BAB V TINGKAT KEINGINAN PINDAH PENDUDUK DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V TINGKAT KEINGINAN PINDAH PENDUDUK DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR"

Transkripsi

1 BAB V TINGKAT KEINGINAN PINDAH PENDUDUK DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR 5.1 Tingkat Keinginan Pindah Penduduk di Daerah Longsor Pola keinginan pindah penduduk dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan adat istiadat yang berlaku pada suatu daerah. Dapat dijelaskan bahwa bahaya longsor akan membawa dampak pada peluang kerja penduduk di suatu daerah, sehingga akan berpengaruh pada penduduk untuk melakukan mobilitas dari suatu daerah. Bagaimana keinginan pindah penduduk dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Keinginan Pindah Penduduk di Daerah Longsor Keinginan Pindah di Daerah Longsor Jumlah Persentase (%) Permanen NonPermanen Jumlah Sumber: Data Primer Pada Tabel 5.1 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar yakni 73,33% penduduk di daerah penelitian ingin melakukan perpindahan secara permanen atau menetap di daerah tujuan. Hal tersebut dikarenakan banyak penduduk yang ingin tinggal di daerah yang dekat dengan pekerjaannya. Sedangkan 26,67% penduduk di daerah penelitian ingin melakukan perpindahan secara nonpermanen. Mereka tetap ingin tinggal di di daerah asal atau di daerah yang rentan bahaya longsor. Biaya menjadi hal yang dipertimbangkan oleh penduduk, sehingga tidak dapat pindah dari daerah asal yang merupakan daerah bahaya longsor. 59

2 5.1.1 Keinginan Pindah Secara Permanen (Menetap) Alasan Pindah Perpindahan penduduk yang terjadi di daerah penelitian yakni secara menetap, terjadi berdasarkan fisik lingkungan, sosial dan ekonomi. Informasi tentang alasan pindah penduduk dapat diterangkan pada Tabel 5.2, sebagai berikut: Tabel 5.2 Alasan Pindah Penduduk Alasan Pindah Jumlah Persentase (%) Aman dari longsor Daerah perkotaan Daerah pertanian lebih maju Dekat dengan pekerjaan Dekat dengan saudara Jumlah Sumber: Data Primer Berdasarkan Tabel 5.2 dijelaskan bahwa penduduk yang ingin pindah banyak yang beralasan karena dekat dengan pekerjaan yaitu sebesar 56,36%. Namun banyak penduduk di daerah tersebut mempunyai mata pencaharian swasta dan petani. Karena penduduk yang mempunyai ingin pindah dengan alasan dekat dengan pekerjaan, itu hanya keinginan mereka untuk pindah. Sehingga dapat dijelaskan bahwa sebenarnya masyarakat tidak takut dengan bahaya longsor walaupun daerah penelitian merupakan daerah yang rentan bahaya longsor. Kemudian, penduduk yang ingin pindah karena dekat dengan saudara yakni sebesar 21,82%. Selanjutnya, 12,73% penduduk mengatakan ingin pindah karena lebih aman dari bahaya longsor. Sebagian kecil penduduk menjelaskan bahwa mereka ingin pindah ke daerah perkotaan sebesar 7,27% dan ingin pindah ke daerah yang pertaniannya maju sebesar 1,82%. 60

3 Tempat dan Tujuan Pindah Tempat dan tujuan penduduk yang ingin pindah, pada umumnya tidak jauh dari desa setempat atau ke desa lain dalam satu kecamatan yang sama. Pada Tabel 5.3 diterangkan tempat dan tujuan penduduk yang ingin pindah, yaitu sebagai berikut: Tabel 5.3 Tempat dan Tujuan Pindah Penduduk Tempat dan Tujuan Jumlah Persentase (%) Ke Kecamatan Lain Ke Ibukota Kabupaten Solo Jakarta Luar Jawa (Sumatra) Jumlah Sumber: Data Primer Tempat dan tujuan penduduk yang ingin berpindah, paling besar persentasenya adalah tujuan ke kecamatan lain sebesar 43,64%. Kecamatan tersebut adalah Gemolong, Sumberlawang, dan Kalijambe. Hal tersebut dapat dilihat penduduk masih tetap ingin tinggal dekat dengan daerah asalnya, walaupun tidak banyak kesempatan kerjanya. Selain itu juga masih dekat dengan saudara. Tempat dan tujuan paling besar kedua adalah Solo dengan persentase sebesar 40%. Banyak penduduk yang ingin pindah ke Solo karena merupakan daerah perkotaan dan banyak kesempatan kerja di daerah tersebut. Jakarta menjadi tempat dan tujuan penduduk yang ingin berpindah hanya sebesar 7,27%. Mungkin penduduk tidak banyak yang ingin pindah ke Jakarta karena melihat dari segi fisik dan ekonominya, yaitu Jakarta merupakan daerah yang sering terjadi bencana longsor. Selain itu, sangat padat penduduk yang tinggal di Jakarta. Hanya sedikit penduduk yang ingin pindah ke tempat dan tujuan seperti ke ibukota kabupaten yaitu Sragen hanya sebesar 5,45% dan luar 61

4 jawa yaitu Sumatra sebesar 3,64%. Penduduk yang ingin pindah ke luar jawa seperti ke Pulau Sumatra adalah penduduk yang mengikuti program transmigrasi Keinginan Pindah Secara NonPermanen (Sementara) Pada umumnya keinginan pindah penduduk secara nonpermanen di daerah penelitian terjadi setahun sekali. Penduduk tersebut merantau ke daerah tujuan yang lebih baik untuk memperbaiki masalah ekonomi. Pekerjaan lama di daerah asal mereka tinggalkan dan mencari pekerjaan baru di daerah tujuan. Mereka yang merantau biasanya pulang ke kampung halaman untuk bertemu dengan saudara. Selain itu, terdapat tradisi yang mengharuskan mereka untuk pulang, misalnya pada saat akan menjelang Hari Raya Besar. Hal ini membawa pengaruh terhadap mobilitas penduduk dalam setiap tahunnya. Seperti apa frekuensi keinginan pindah penduduk dalam setahun dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Frekuensi Keinginan Pindah Penduduk Dalam Setahun Frekuensi Pindah (setahun) Jumah Persentase Sekali kali kali Lain-lain Jumlah Sumber: Data Primer Dari hasil penelitian di daerah ini, sebagian besar penduduk pulang ke tempat asal dengan frekuensi pindah sebesar 35% yakni setahun sekali, khususnya pada saat Hari Raya Besar atau Lebaran. Mereka berusaha untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarga di tempat asalnya. Frekuensi pindah terbesar kedua adalah sebesar 25% yaitu 2 kali dalam setahun. Ada juga yang pulang ke kampung halaman 3 kali dalam setahun yakni sebesar 20%. Selain itu ada pula yang pulang ke kampung halaman dengan frekuensi lebih dari 4 kali atau 5 kali 62

5 dalam setahun, bahkan dalam jangka 2 bulan sekali ataupun seminggu sekali. Penduduk yang menginginkan pindah lebih dari sekali adalah mereka yang tidak ingin jauh dari keluarganya dan ingin melihat bagaimana keadaan keluarganya di daerah asal. 5.2 Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keinginan Berpindah Penduduk di Daerah Longsor Untuk mengetahui tentang faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tetap bermukimnya penduduk di daerah rentan rentan bahaya longsor di Desa Soko, perlu dilakukan analisis hubungan antara keterkaitan berbagai macam variabel dengan keinginan penduduk untuk berpindah. Pada analisis ini keinginan berpindah penduduk adalah sebagai variabel terikat sedangkan variabel lainnya adalah variabel bebas, variabel bebas tersebut berkaitan dengan karakteristik dan sejarah bermukim penduduk secara umum yaitu lama tinggal penduduk. Selanjutnya variabel bebas tersebut adalah yang terkait dengan faktor kerentanan seperti jenis rumah, luas pemilikan lahan, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan tingkat pendapatan yang dimiliki penduduk. Keinginan berpindah penduduk dijadikan sebagai variabel. Oleh karena itu perlu dilakukan wawancara bagaimana keinginan berpindah penduduk apakah mereka benar-benar ingin tetap berpindah atau tidak Analisis Hubungan Lama Tinggal dengan Keinginan Pindah Penduduk Hubungan antara lama tinggal penduduk dengan keinginan tetap tinggal penduduk dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar ini akan menjelaskan apakah lama tinggal penduduk akan menjadi salah satu faktor yang membuat mereka tetap ingin pindah dari daerah yang sekarang menjadi tempat tinggal mereka walaupun rentan terhadap longsor atau tidak. 63

6 Gambar 5.1 Diagram Batang Persentase Hubungan Lama Tinggal dengan Keinginan Berpindah Penduduk Seperti yang terlihat pada Gambar 5.1, bahwa penduduk yang telah tinggal selama tahun yang jumlahnya sebanyak 26,67% menyatakan mempunyai keinginan berpindah secara permanen atau menetap. Selain itu, penduduk yang telah tinggal selama tahun sebanyak 24,67% menyatakan mempunyai keinginan berpindah secara menetap, begitu pula penduduk yang telah tinggal selama tahun sebanyak 13,33% juga menyatakan mempunyai keinginan berpindah secara permanen. Hanya sedikit persentase penduduk yang menyatakan mempunyai keinginan berpindah secara menetap, seperti penduduk yang tinggal selama 0-10 tahun hanya 6,67%, penduduk yang tinggal selama lebih dari 50 tahun hanya 6,67%, dan penduduk yang telah tinggal selama tahun hanya 5,33%. Sedangkan penduduk yang telah lama tinggal antara tahun sebanyak 13,33% menyatakan mempunyai keinginan pindah secara nonpermanen atau yang sifatnya sementara dan juga penduduk yang telah lama tinggal antara tahun sebanyak 5,33% menyatakan ingin pindah sementara saja. Selanjutnya penduduk yang telah tinggal selama lebih dari 50 tahun sebanyak 4% menyatakan keinginan pindah hanya sementara. Hanya sedikit persentase penduduk yang menyakatak keinginan berpindah secara nonpermanen atau sementara, yakni penduduk yang 64

7 telah tinggal antara tahun sebanyak 2,67% dan penduduk yang telah lama tinggal antara 0-10 tahun sebanyak 1,33%. Diagram batang pada Gambar 5.1 dapat diketahui bahwa lama tinggal penduduk di suatu daerah akan membuat mereka mempunyai keterikatan dengan daerah tersebut karena terdapat cerita masa lalu tentang sejarah penduduk yang tinggal di daerah tersebut, dengan kata lain mereka tidak ingin kehilangan sejarah tentang masa lalu perjalanan hidupnya dan nenek moyangnya sehingga membuat mereka tidak ingin pindah dari daerah tempat mereka tinggal sekarang walaupun merupakan daerah yang rentan bahaya longsor. Banyak penduduk yang mempunyai keinginan pindah yakni penduduk yang telah tinggal selama tahun, karena mereka ingin memperbaiki ekonomi diusia mereka yang masih sangat produktif. Jadi mereka ingin pindah bukan karena menghindari bahaya longsor. Hanya sedikit penduduk yang mempunyai keinginan untuk berpindah yakni penduduk yang telah lama tinggal lebih dari 50 tahun. Dapat dikatakan mereka tidak takut terhadap bahaya longsor, sehingga mereka ingin tetap ingin tinggal dan mempertahankan sejarah akan cerita nenek moyangnya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lama tinggal penduduk merupakan salah satu faktor mengapa penduduk mempunyai keinginan pindah dari lokasi yang rentan bahaya longsor, walaupun mereka tidak menghindari bahaya longsor. Penduduk yang sangat lama tinggal di suatu tempat, kemudian mempunyai anak cucu secara turun-menurun akan menyimpan suatu cerita selama mereka tinggal di tempat asal, sehingga mereka yang akan dikenang terus oleh anak cucu mereka. Oleh karena itu, dilihat dari penjelasan tersebut banyak penduduk yang mempunyai keinginan untuk pindah penduduk yakni penduduk yang telah lama tinggal tahun, karena mereka ingin memperbaiki ekonomi dan masih belum mempunyai cerita kenangan dari keluarga mereka terdahulu, sehingga mereka ingin pindah secara menetap ataupun sementara. 65

8 5.2.2 Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Keinginan Pindah Penduduk Dapat diketahui sebelumnya penduduk di Desa Soko memiliki tingkat pendidikan yang beragam. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk maka akan semakin mampu melakukan upaya antisipasi, sehingga dimungkinkan mereka tetap akan tinggal di daerah yang rentan bahaya longsor. Sebaliknya penduduk yang tingkat pendidikannya rendah maka upaya antisipasinya rendah dan kemungkinan mereka akan tidak mampu bertahan sehingga berkeinginan untuk berpindah ke daerah lain. Seperti apa hasil analisis distribusi frekuensi antara tingkat pendidikan dengan keinginan pindah penduduk dapat dilihat pada Gambar 5.2. Gambar 5.2 Diagram Batang Persentase Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Keinginan Pindah Penduduk Tidak berhubungannya antara tingkat pendidikan dengan keinginan berpindah penduduk. Hal tersebut dapat terjadi karena banyak penduduk yang tingkat pendidikannya tinggi juga menyatakan akan tetap mempunyi keinginan berpindah, sama halnya dengan penduduk tingkat pendidikannya rendah. Dari diagram batang Gambar 5.2 terlihat penduduk yang pendidikannya tamat SMA sebanyak 29,33% menyatakan mempunyai keinginan untuk berpindah secara permanen, demikian juga dengan penduduk yang pendidikannya tamat SMP sebanyak 21,33% menyatakan keinginannya untuk pindah menetap di daerah lain, selanjutnya penduduk yang tidak tamat SD ada sebanyak 17,33% 66

9 yang menyatakan ingin pindah secara menetap. Hanya sebagian kecil penduduk yang ingin pindah secara permanen yaitu penduduk yang pendidikannya tamat SD. Sedangkan penduduk yang pendidikannya tamat SMA sebanyak 12% juga menyatakan ingin pindah secara nonpermanen atau sementara. Selain itu, penduduk yang ingin pindah secara nonpermanen atau sementara yakni penduduk yang tidak tamat SD sebanyak 8% dan penduduk yang pendidikannya tamat SMP sebanyak 6,67%. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh pada keinginan berpindah penduduk di Desa Soko, karena baik dari penduduk yang tingkat pendidikannya rendah maupun tingkat pendidikannya tinggi sama-sama menyatakan tetap ingin berpindah baik secara permanen maupun nonpermanen Analisis Hubungan Mata Pencaharian dengan Keinginan Pindah Penduduk Diketahui sebelumnya bahwa mata pencaharian penduduk di Desa Soko beragam jenisnya, ada responden yang pekerjaannya sektor formal dan ada juga yang bekerja di sektor informal. Seperti apa komposisi ditribusi frekuensi penduduk yang menyatakan keinginan berpindah terhadap mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada Gambar 5.3. Gambar 5.3 Diagram Batang Persentase Hubungan Mata Pencaharian dengan Keinginan Pindah Penduduk 67

10 Penduduk yang pekerjaannya baik akan baik pula tingkat pendapatannya sehingga mampu melakukan upaya antisipasi untuk bertahan di daerah rentan bahaya longsor. Dan sebaliknya mereka yang pekerjaannya belum baik dengan penghasilan yang tidak tetap akan sulit bertahan di daerah longsor karena kurangnya kemampuan untuk beradaptasi sehingga dimungkinkan akan lebih berkeinginan untuk pindah. Dari Gambar 5.3 penduduk di Desa Soko yang pekerjaannya dapat dikatakan belum mapan seperti buruh, pedagang, ibu rumah tangga dan supir angkutan umum, hanya sedikit yang menyatakan keinginannya untuk berpindah secara permanen atau menetap. Namun banyak pula penduduk yang mempunyai pekerjaan sebagai petani yang menyatakan ingin pindah baik menetap maupun sementara. Sedangkan sebagian besar penduduk yang pekerjaannya swasta ingin berpindah secara menetap ataupun sementara. Penduduk yang pekerjaannya sudah dianggap mapan dan bekerja di sektor formal seperti PNS hanya sedikit yang menyatakan keinginannya berpindah secara menetap maupun sementara. Dapat dilihat pada diagram batang Gambar 5.3, bahwa penduduk yang pekerjaannya swasta sebanyak 28% menyatakan ingin berpindah secara menetap. Hal tersebut dimungkinkan bahwa penduduk ingin memperbaiki kondisi ekonomi dengan mengembangkan keterampilan yang mereka punya di daerah lain. Penduduk yang pekerjaannya sebagai petani sebanyak 21,33% menyatakan ingin pindah secara menetap di daerah tujuan. Selanjutnya 12% penduduk yang pekerjaannya sebagai buruh juga menyatakan ingin pindah ke daerah lain secara menetap. Hal tersebut dimungkinkan penduduk akan menjadi petani di daerah lain. Hanya sedikit penduduk yang ingin pindah secara permanen atau menetap, yaitu pedagang dengan 5%, ibu rumah tangga dengan 2%, dan supir angkutan umum dengan 2%. Penduduk yang pekerjaannya swasta dan petani mempunyai persentase yang sama yakni sebanyak 8% menyatakan ingin berpindah secara nonpermanen. Selanjutnya 4% penduduk yang pekerjaannya sebagai pedagang juga menyatakan ingin pindah ke daerah lain secara nonpermanen. Kemudian 2,67% penduduk yang ingin pindah secara sementara yaitu penduduk yang pekerjaannya sebagai 68

11 buruh. Hanya sedikit penduduk yang ingin pindah secara nonpermanen, yaitu pegawai negeri, ibu rumah tangga, dan supir angkutan umum yang masing-masing mempunyai persentase 1,33%. Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa mata pencaharian bukan merupakan faktor penentu penyebab penduduk yang ingin berpindah ke daerah lain, karena antara penduduk yang sudah mempunyai pekerjaan yang layak dengan penduduk yang pekerjaannya belum layak sama-sama menyatakan keinginannya untuk berpindah baik secara permanen maupun nonpermanen Analisis Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Keinginan Pindah Penduduk Untuk mengetahui ada atau tidak hubungan antara tingkat pendapatan penduduk dengan keinginan berpindah penduduk di daerah rentan bahaya longsor di Desa Soko, dapat dilihat pada komposisi ditribusi frekuensi penduduk yang menyatakan keinginan untuk pindah penduduk terhadap tingkat pendapatan mereka, seperti pada Gambar 5.4. Gambar 5.4 Diagram Batang Persentase Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Keinginan Pindah Penduduk Diketahui sebelumnya bahwa responden di Desa Soko memiliki tingkat pendapatan yang berbeda. Dapat diketahui bahwa tingkat pendapatan penduduk akan berpengaruh kepada kemampuan dalam upaya antisipasi untuk bertahan di daerah longsor. Seseorang yang tingkat pendapatannya lebih tinggi akan 69

12 dimungkinkan mempunyai kemampuan yang lebih dalam beradaptasi untuk mengantisipasi longsor, dibanding mereka yang penghasilannya rendah. Sehingga mereka yang penghasilannya rendah akan sulit beradaptasi untuk mengantisipasi longsor dan dimungkinkan akan lebih berkeinginan untuk pindah. Berdasarkan diagram batang pada Gambar 5.4 sebagian besar penduduk mempunyai pendapatan sebesar Rp ,- s/d Rp ,- sebesar 44% menyatakan ingin berpindah secara permanen, begitu juga dengan penduduk yang pendapatannya antara Rp ,- s/d ,- ada sebanyak 21,33% yang menyatakan ingin pindah secara menetap di daerah lain. Demikian juga dengan penduduk yang pendapatannya antara Rp ,- s/d Rp ada banyak 6,67% yang menyatakan ingin pindah secara permanen. Hanya sedikit penduduk yang ingin pindah secara menetap yaitu penduduk dengan pendapatan kurang dari Rp ,- sebesar 1,33%. Untuk keinginan pindah penduduk secara nonpermanen atau sementara di daerah lain, yang paling banyak adalah penduduk yang mempunyai pendapatan sebesar Rp ,- s/d Rp ,- sebesar 12%, begitu juga dengan penduduk yang pendapatannya antara Rp ,- s/d ,- ada sebanyak 9,33%. Hanya sebagian kecil penduduk yang ingin pindah secara nonpermanen yaitu penduduk dengan pendapatan kurang dari Rp ,- dan penduduk dengan pendapatan Rp ,- s/d Rp ,- yaitu masingmasing mempunyai persentase sebesar 2,67%. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan penduduk menjadi faktor penentu bagi penduduk untuk ingin berpindah di daerah penelitian. Hal tersebut dapat terjadi karena antara penduduk yang tingkat pendapatannya rendah mempunyai tentang keinginan berpindah ke daerah lain baik secara menetap maupun sementara. 5.3 Sintesa Analisis Tujuan analisis terhadap berbagai macam variabel seperti lama tinggal, jenis rumah, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan tingkat pendapatan yang dimiliki penduduk dengan keinginan pindah penduduk adalah untuk mengetahui 70

13 apakah berbagai macam variabel tersebut mempunyai hubungan atau merupakan faktor yang menyebabkan tetap ingin berpindahnya penduduk di Desa Soko. Analisis hubungan berbagai macam variabel dengan tetap ingin berpindah dilakukan baik dengan cara kualitatif. Rangkuman hasil masing-masing analisis variabel dengan keinginan pindah penduduk di daerah longsor di Desa Soko dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Sintesa Analisis No Analisis Hasil Analisis hubungan lama tinggal dengan 1 Ada Hubungan keinginan pindah Analisis hubungan tingkat pendidikan 2 Tidak Ada Hubungan dengan keinginan pindah Analisis hubungan mata pencaharian 3 Tidak Ada Hubungan dengan keinginan pindah Analisis hubungan tingkat pendapatan 4 Ada Hubungan dengan keinginan pindah Sumber: Hasil Analisis Dari Tabel 5.5 sintesa analisis dapat dijelaskan analisis yang berkaitan dengan karakteristik penduduk secara umum dengan keinginan untuk berpindah, yakni lama tinggal penduduk. Dari hasil analisis diketahui bahwa lama tinggal penduduk terdapat hubungan atau menjadi salah satu faktor penyebab terhadap keinginan pindah penduduk, hasil anasilis tersebut juga didukung dengan hasil kualitatif, dimana mereka yang menyatakan ingin pindah beralasan bahwa dekat dengan tempat pekerjaan mereka. Selain itu, mereka masih belum mempunyai cerita kenangan dari keluarga mereka terdahulu. Pada umumnya penduduk lanjut usia yang tidak mempunyai keinginan untuk pindah, karena mereka mempunyai cerita dari nenek moyang mereka dahulu, sehingga tidak ingin meninggalkan daerah asalnya. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan atau bukan menjadi penyebab keinginan untuk berpindah penduduk di daerah tersebut antara lain jenis rumah, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian penduduk. Tidak terdapat hubungan 71

14 jenis rumah dengan keinginan pindah penduduk karena banyak rumah penduduk dengan pondasi yang kuat tetap ingin melakukan perpindahan ke daerah lain. Tidak ada hubungannya tingkat pendidikan dengan keinginan pindah penduduk karena banyak dari penduduk yang tingkat pendidikannya tinggi menyatakan tetap ingin pindah ke daerah lain. Dan hasil tersebut didukung oleh pernyataan kualitatif dari penduduk yang tingkat pendidikan tinggi yang menyatakan tetap akan tinggal karena mereka masih berusia produktif, sehingga ingin memperbaiki ekonomi mereka di daerah lain. Selain itu, mereka belum lama tinggal di daerah asal Sedangkan tidak ada hubungannya mata pencaharian dengan keinginan pindah penduduk karena bukan hanya penduduk yang mempunyai mata pencaharian yang sudah layak saja yang menyatakan ingin berpindah tetapi banyak dari penduduk yang mata pencahariannya belum layak juga menyatakan keinginannya pindah ke daerah yang lain. Ada hubungannya tingkat pendapatan dengan keinginan pindah penduduk disebabkan banyak dari penduduk yang tingkat pendapatannya rendah yang menyatakan keinginannya untuk berpindah. Apabila tingkat pendapatan mereka tinggi di daerah asal tinggi, dimungkinkan mereka tidak ingin pindah ke daerah lain untuk memperbaiki ekonomi mereka. 72

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK 4.1 Lama Tinggal Pada umumnya, penduduk bertempat tinggal di suatu daerah mulai dari lahir sampai dewasa. Akan tetapi ada juga penduduk yang tinggal dari lahir sampai setelah

Lebih terperinci

TINGKAT KEINGINAN PENDUDUK UNTUK BERPINDAH DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR DESA SOKO KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

TINGKAT KEINGINAN PENDUDUK UNTUK BERPINDAH DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR DESA SOKO KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN TINGKAT KEINGINAN PENDUDUK UNTUK BERPINDAH DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR DESA SOKO KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN Annisa Fitri Septiani annisa.fitriseptiani@gmail.com Umi Listyaningsih umilis@ugm.ac.id

Lebih terperinci

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian 31 Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian dilatar belakangi oleh alih fungsi lahan. Lalu, perpindahan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 77/11/21/Th. VIII, 6 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,25

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014 No.08/11/62/Th.VIII, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014 Agustus 2014 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,24 persen Jumlah angkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015 No.08/11/62/Th.IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015 Agustus 2015 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 4,54 persen angkatan kerja

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi mempunyai peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Permasalahan terbesar yang dihadapi setiap manusia salah satunya adalah mencukupi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015 No.08/05/62/Th.IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015 Februari 2015 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,14 persen Jumlah angkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2012 No. 08/05/62/Th.VI, 7 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2012 Februari 2012 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 2,71 persen Jumlah angkatan

Lebih terperinci

4. KARAKTERISTIK DESA. Pertemuan 5

4. KARAKTERISTIK DESA. Pertemuan 5 4. KARAKTERISTIK DESA Pertemuan 5 TUJUAN PERKULIAHAN 1. Mahasiswa memahami berbagai karakteristik desa 2. Mahasiswa mampu menganalisa berbagai karakteristik desa KARAKTERISTIK DESA Secara umum dapat dilihat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017 No.08/05/62/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017 Februari 2017 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,13 persen angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini: 50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data wawancara langsung kepada responden

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK MIGRAN DAN KEHIDUPAN AWAL DI BOGOR

BAB V FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK MIGRAN DAN KEHIDUPAN AWAL DI BOGOR 38 BAB V FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK MIGRAN DAN KEHIDUPAN AWAL DI BOGOR 5.1 Faktor Pendorong Migrasi Faktor pendorong migrasi adalah faktor dari daerah asal yang menjadi pertimbangan responden untuk melakukan

Lebih terperinci

Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk. kependudukan semester

Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk. kependudukan semester Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk kependudukan semester 2 2012 pokok bahasan Konsep dasar Migrasi dan pergerakan: jenis mobilitas penduduk Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk determinan

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA TERHADAP BAHAYA LONGSOR (Studi kasus di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)

MITIGASI BENCANA TERHADAP BAHAYA LONGSOR (Studi kasus di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat) MITIGASI BENCANA TERHADAP BAHAYA LONGSOR (Studi kasus di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat) Nur Ainun Jariyah dan Syahrul Donie Peneliti di Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan DAS, Surakarta

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,98 PERSEN No.36/05/52/Th. IX, 5 Mei 2015 Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Februari 2015 mencapai

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN 5.1 Faktor Internal Responden Penelitian Faktor internal dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012 No. 08/11/62/Th.VI, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012 Agustus 2012 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,17 persen Jumlah angkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016 No.62/11/ 63/Th XX/07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,08 juta orang atau terjadi penambahan sebesar 91,13 ribu orang dibanding Agustus

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017 No. 28/05/75/Th. XI, 5 Mei 2017 - Jumlah angkatan kerja pada Februari 2017 mencapai 590.063 orang, bertambah 27.867 orang dari keadaan Agustus 2016

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN IV

ASPEK KEPENDUDUKAN IV KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami usia kerja, tenaga kerja, angkatan dan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 35/05/21/Th. VIII, 6 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013 FEBRUARI 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,39 PERSEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman ANNA LAELA FAUJIAH, 2015

DAFTAR ISI Halaman ANNA LAELA FAUJIAH, 2015 DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I BAB II PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Geografis Desa Lebung Gajah Desa Lebung Gajah adalah merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah hukum Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh K. Yunitha Aprillia Ida Bagus Made Astawa, I Gede Astra Wesnawa *) Jurusan Pendidikan Geografi,Undiksha Singaraja

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 92/11/21/Th. X, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,20 PERSEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia di sektor pertanian. Pertanian tersebut menyebar

Lebih terperinci

Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kependudukan dan Ketenagakerjaan 1. PENYEBARAN DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK Tabel 4.1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dirinci menurut Jenis Kelamin per Kecamatan di Kabupaten Murung Raya 2012-2014 Luas Kecamatan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 40/05/21/Th. XI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,03 PERSEN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Surade 4.1.1 Kondisi Geografis, Topografi, dan Demografi Kelurahan Surade Secara Geografis Kelurahan Surade mempunyai luas 622,05 Ha,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja 13 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas di Propinsi Sumatera Utara dengan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi DKI Jakarta No. 55/11/31/Th. XIX, 6 November 2017 PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Tingkat P Terbuka (TPT) sebesar 7,14

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Letak geografis Kabupaten Landak adalah 109 40 48 BT - 110 04 BT dan 00

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kelurahan Pluit merupakan salah satu wilayah kelurahan yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara.

Lebih terperinci

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa 17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 31/05/21/Th. VI, 5 Mei 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2011 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEBESAR 7,04 PERSEN Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 42/05/21/Th. X, 4 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,05 PERSEN Jumlah angkatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan Kapuk, Kelurahan Kamal dan Kelurahan Tegal Alur, dengan luas wilayah 1 053 Ha. Terdiri dari 4 Rukun

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 No.36/05/52/Th. IX, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,66 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Februari 2016 mencapai

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi BAB VI PENUTUP Pada bab terakhir ini dipaparkan beberapa hal sebagai bagian penutup, yakni mengenai temuan studi, kesimpulan, rekomendasi, kelemahan studi serta saran studi lanjutan. VI.1. Temuan Studi

Lebih terperinci

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

D. Dinamika Kependudukan Indonesia D. Dinamika Kependudukan Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan dengan potensi sumber daya manusia yang sangat besar. Jumlah penduduk yang tinggal di Indonesia mencapai 256 juta jiwa (Worl Population

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No.33/05/52/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,86 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Februari 2017 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 No.36/05/52/Th. IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,69 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2011 No. 08/05/62/Th.V, 5 Mei 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2011 Februari 2011 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,66 persen Jumlah angkatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu dampak dari adanya krisis ekonomi adalah melonjaknya angka pengangguran. Belum pulihnya perekonomian dan timpangnya perkembangan suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.35 /05/33/Th.X, 04 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,20 PERSEN Angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2016 sebanyak 17,91 juta orang,

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013 No. 74/11/52/Th. VII, 6 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 5,38 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Agustus

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.81 /11/33/Th.IX, 05 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,99 PERSEN Angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2015 sebanyak 17,30 juta orang,

Lebih terperinci

BAB VII SEJARAH DAN PENGALAMAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN DESA KARACAK

BAB VII SEJARAH DAN PENGALAMAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN DESA KARACAK 48 BAB VII SEJARAH DAN PENGALAMAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN DESA KARACAK 7.1 Sejarah Mobilitas Penduduk Perempuan Desa Karacak Fenomena mobilitas penduduk perempuan Desa Karacak ke luar desa sebenarnya

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2016 No. 64/11/75/Th.X, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2016 - Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2016 mencapai 562.196 orang, berkurang 1.206 orang dari keadaan Februari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 33 /05/76/Th.IX, 5 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI FEBRUARI : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 1,81 PERSEN Pada bulan, jumlah angkatan kerja di Sulawesi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,70 PERSEN No. 38/05/Th. XVII, 5 Mei 2014 Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo. 23 BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR A. Sejarah Singkat Desa Gumingsir Berdasarkan catatan yang disusun oleh penilik kebudayaan kecamatan Pagentan kabupaten Banjarnegara (Karno, 1992:39) asal mula desa Gumingsir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan diwujudkan dalam program Visit Indonesia yang telah dicanangkannya sejak tahun 2007. Indonesia sebagai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam melakukan kegiatan sehingga juga akan mempengaruhi banyaknya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam melakukan kegiatan sehingga juga akan mempengaruhi banyaknya V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Responden 1. Umur Umur merupakan suatu ukuran lamanya hidup seseorang dalam satuan tahun. Umur akan berhubungan dengan kemampuan dan aktivitas seseorang dalam melakukan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2013 No. 27/5/75 Th VII, 6 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2013 - Jumlah angkatan kerja pada Februari 2013 mencapai 480.382 orang, bertambah 14.309 orang dari keadaan Agustus 2012

Lebih terperinci

KRITERIA TIPOLOGI PENINJAUAN KEMBALI

KRITERIA TIPOLOGI PENINJAUAN KEMBALI BAB III KRITERIA TIPOLOGI PENINJAUAN KEMBALI Peninjauan kembali RTRWK lebih mudah ditindaklanjuti dengan membuat dan mengikuti suatu tipologi peninjauan kembali. Adapun kriteriakriteria yang yang membentuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ISI PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.79 /11/33/Th.X, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,63 PERSEN Angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2016 sebanyak 17,31 juta orang,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Penelitian ini dilakukan di dua kelurahan di bantaran Sungai Krukut yaitu,

V. GAMBARAN UMUM. Penelitian ini dilakukan di dua kelurahan di bantaran Sungai Krukut yaitu, V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua kelurahan di bantaran Sungai Krukut yaitu, Kelurahan Petogogan dan Kelurahan Pela Mampang. Sungai Krukut merupakan

Lebih terperinci

Perluasan Lapangan Kerja

Perluasan Lapangan Kerja VII Perluasan Lapangan Kerja Perluasan lapangan kerja untuk menciptakan lapangan kerja dalam jumlah dan mutu yang makin meningkat, merupakan sebuah keniscayaan untuk menyerap angkatan kerja baru yang terus

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.31 /05/33/Th.VIII, 05 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,45 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2014 yang sebesar 17,72

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

KERENTANAN PENDUDUK DESA NGABLAK DAN DESA NGULANAN KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO TERHADAP BANJIR BENGAWAN SOLO.

KERENTANAN PENDUDUK DESA NGABLAK DAN DESA NGULANAN KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO TERHADAP BANJIR BENGAWAN SOLO. KERENTANAN PENDUDUK DESA NGABLAK DAN DESA NGULANAN KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO TERHADAP BANJIR BENGAWAN SOLO Agus Sutedjo*) Abstrak. Beberapa desa di Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro sering

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab 134 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Secara geografis desa Pulau Rambai merupakan desa yang termasuk ke dalam pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup kritis baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup kritis baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, termasuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus berlangsung. Secara internal Indonesia mengalami tatanan kehidupan yang cukup kritis baik

Lebih terperinci

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun oleh : DENI HERBYANTI F 100 050 123 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 1. Sejarah Singkat Desa sikijang adalah sebuah desa yang terletak Di Kecamatan Logas Tanah Darat, kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 81/11/21/Th. IX, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG No. 36/05/19 Th XIII, 5 Mei 2015 KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Jumlah angkatan kerja Februari 2015 mencapai 691.928 orang, bertambah sebanyak 51.028 orang dibanding jumlah angkatan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN Nomor:..

KUESIONER PENELITIAN Nomor:.. KUESIONER PENELITIAN Nomor:.. Saudara yang terhormat, Kami mohon bantuan Saudara untuk mengisi kuesioner berikut dengan keadaan yang sebenarnya. Isian kuesioner ini akan kami gunakan untuk mengetahui kondisi

Lebih terperinci

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI I. UMUM Wilayah Provinsi Jawa Timur yang mencakup luasan 47.157,72 Km 2 memiliki potensi daya

Lebih terperinci

PROSES MIGRASI ORANG MADURA

PROSES MIGRASI ORANG MADURA 29 PROSES MIGRASI ORANG MADURA Migrasi Berantai Migran Madura Etnis Madura dikenal sebagai salah satu etnis yang memiliki budaya migrasi, selain etnis Bugis, Batak dan Minangkabau (Mantra 1992). Terdapat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.70 /11/33/Th.VIII, 05 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,68 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2014 yang sebesar

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS No. 69/11/76/Th.X, 7 November AGUSTUS : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 3,33 PERSEN Penduduk usia kerja di Sulawesi Barat

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas bagaimana letak, batas dan luas daerah penelitian, morfologi daerah penelitian, iklim daerah penelitian, dan keadaan penduduk daerah

Lebih terperinci

BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 26/05/31/Th. XVI, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2015 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 8,36 PERSEN Jumlah angkatan kerja di DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lintongnihuta. Mengenai nama desa Dolok Margu, menurut hasil wawancara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lintongnihuta. Mengenai nama desa Dolok Margu, menurut hasil wawancara BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Sejarah Singkat Desa Dolok Margu Desa Dolok Margu merupakan salah satu bagian dari wilayah kecamatan Lintongnihuta. Mengenai nama desa Dolok Margu, menurut hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan

Lebih terperinci