ANALISIS KADAR ION KLORIDA PADA SOSIS DAN NUGGET DENGAN METODE TITRASI ARGENTOMETRI VOLHARD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KADAR ION KLORIDA PADA SOSIS DAN NUGGET DENGAN METODE TITRASI ARGENTOMETRI VOLHARD"

Transkripsi

1 LAPORAN PENELITIAN MANDIRI ANALISIS KADAR ION KLORIDA PADA SOSIS DAN NUGGET DENGAN METODE TITRASI ARGENTOMETRI VOLHARD Oleh : Ahmad Fatoni, M.Si DIBIAYAI OLEH : MANDIRI LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI PALEMBANG Januari 2017

2 RINGKASAN DAN SUMMARY ANALISIS KADAR ION KLORIDA PADA SOSIS DAN NUGGET DENGAN METODE TITRASI ARGENTOMETRI VOLHARD Ahmad Fatoni STIFI Bhakti Pertiwi Palembang Jln. Ariodillah 3 No. 22 A Palembang Telah dilakukan penelitian analisis kadar ion klorida pada sosis dan nugget dengan metode titrasi argentometri volhard. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar ion klorida pada sosis dan nugget dan mengetahui hubungan secara teori antara kontribusi ion klorida dengan asupan klorida per hari pada orang dewasa. Metode yang digunakan untuk analisis ion klorida adalah metode titrasi secara argentometri Volhard. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar ion klorida pada sampel 1 sampai sampel 12 berkisar antara 10,49 meq 29,80 meq. Jika dihubungkan dengan konsumsi rata-rata ion klorida perhari yaitu meq perhari maka asupan klorida dalam satu buah sosis ayam, sosis sapi, maupun nugget masih dibawah rata-rata konsumsi klorida perhari. Kata kunci : analisis, ion klorida, titrasi argentometri volhard. ix

3 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN i Surat Keterangan Selesai Penelitian Mandiri ii Berita Acara Seminar Hasil Penelitian iii Halaman Pengesahan Validasi Karya Ilmiah v Surat Pernyataan Keabsahan Karya Ilmiah vi Kontrak Penelitian MANDIRI vii Ringkasan dan Summary ix Kata Pengantar x Daftar Isi xi Daftar Gambar xii Daftar Tabel xiii Daftar Lampiran xiv BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sosis dan Nugget Garam dapur Tujuan penambahan garam dapur pada sosis dan nugget Klorida 2.5. Titrasi Argentometri Indikator Feri klorida 7 BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 8 BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Penelitian Prosedur Penelitian Analisa Data 11 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Pembahasan 13 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Saran 17 DAFTAR PUSTAKA 18 DAFTAR LAMPIRAN 20 xi

4 DAFTAR GAMBAR Halaman xii

5 DAFTAR TABEL Halaman 1. Tabel 5.1. Hasil Uji kualitatif sampel Tabel 5.2. Hasil perhitungan pembakuan larutan KCNS Tabel 5.3. Hasil perhitungan penetapan kadar klorida pada sampel 13 xiii

6 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Primer AgNO 3 0,01 N Lampiran 2. Perhitungan Pembakuan Larutan KCNS Lampiran 3. Perhitungan penetapan kadar Lampiran 4. Sampel Awal yang Diuji Lampiran 5. Hasil Filtrat Sampel Lampiran 6. Uji Kualitatif Pembanding Sampel Lampiran 7. Uji Kualitatif Pada Sampel Lampiran 8. Pembakuan Larutan KCNS dengan Larutan AgNO 3 0,01 N Lampiran 9. Penetapan Kadar Sampel 29 xiv

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan siap saji seperti sosis dan nugget sudah menjadi kegemaran keluarga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa karena sangat praktis, enak dan bergizi. Menurut Komariah, dkk (2005) kata sosis atau sausage berasal dari bahasa Latin yaitu salsus yang berarti digarami. Secara harfiah, sosis dapat diartikan sebagai daging yang diolah dengan proses penggaraman. Definisi lain adalah sosis merupakan daging yang digiling lalu ditambah bumbu dan dimasukkan ke dalam selongsong sebagai wadahnya. Sedangkan menurut Alamsyah (2008), pembuatan nugget yaitu daging yang telah dihaluskan dicampur dengan garam, tepung, dan bumbu lainnya yang diaduk hingga tercampur merata dan siap dimasukkan ke dalam loyang. Penambahan garam kedalam sosis berfungsi untuk melarutkan protein, memberikan cita rasa, dan untuk mengawetkan (Purwaningsih, 2007). Sedangkan penambahan garam kedalam nugget berfungsi untuk melarutkan protein, meningkatkan daya ikat air, penegas cita rasa dan bahan pengawet ( Aswar, 2005). Konsumsi asupan klorida pada orang dewasa dalam keadaan normal ratarata mengkonsumsi meq klorida perhari (Yaswir dan Ferawati, 2012). Kekurangan klorida dalam tubuh dapat terjadi ketika tubuh Anda kehilangan banyak cairan. Hal ini mungkin karena berkeringat berat, muntah, atau diare. Obat-obatan seperti diuretik juga dapat menyebabkan kadar klorida rendah. Sedangkan kelebihan klorida dapat meningkatkan tekanan darah, menyebabkan penumpukan cairan pada orang dengan gagal jantung kongestif, sirosis, atau penyakit ginjal (Wax, 2015). Kadar ion klorida (Cl - ) dapat ditentukan dengan metode Titrasi. Salah satu jenis titrasi yaitu Volumetri yang terdiri dari Asidimetri, Alkalimetri, Oksidimetri, dan Argentometri. Titrasi Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat (salah satunya ion Cl - ) dalam suatu larutan yang dilakukan dengan pembentukan endapan bersama ion Ag +. Titrasi Argentometri digunakan untuk menetapkan kadar garam-garam halogenida, sianida, tiosianida, dan fosfat 1

8 (Agung, 2009). Titrasi ini dapat dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan indikatornya yaitu Mohr, Volhard, dan Fajans. Metode Volhard termasuk jenis titrasi secara tidak langsung. Klorida ditambahkan perak nitrat berlebih dan kelebihannya dititrasi kembali dengan tiosianat standar (Underwood dan Day,1992). Larutan pada titrasi metode Volhard harus dalam keadaan asam dengan ph larutan harus dibawah 3. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis kadar ion klorida yang terkandung didalam sosis dan nugget yang tidak bermerek. Penetapan kadar klorida ini akan dilakukan dengan metode titrasi Argentometri Volhard Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan pada penelitian ini adalah: 1. Berapa kadar ion klorida yang terdapat pada sosis dan nugget? 2. Bagaimana hubungan secara teori antara kontribusi ion klorida terhadap asupan klorida orang dewasa? 2

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sosis dan Nugget Sosis adalah produk makanan yang diperoleh dari campuran daging halus (tidak kurang dari 75%) dengan tepung atau pati tanpa penambahan bumbu-bumbu dan bahan tambahan makanan lain yang diizinkan dan dimasukkan ke dalam selongsong sosis. Bahan baku yang digunakan untuk membuat sosis terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging, es, minyak, garam dan lemak, sedangkan bahan tambahannya yaitu bahan pengisi, bahan pengikat, bumbubumbu, bahan penyedap, dan bahan makanan lain yang diizinkan (bahan inovasi). Isitilah sosis bersal dari kata dalam bahsa latin salsus, yang memiliki arti garam, sehingga sosis dapat diartikan sebagai daging giling yang diawetkan dengan garam (Kramilich, 1973). Pada umumnya, sosis dibuat dari daging sapi, daging ayam, daging babi, dan ikan (Purwaningsih, 2007). Nugget adalah suatu bentuk produk daging giling yang diselimuti oleh breading, digoreng setengah matang lalu dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan. Pada dasarnya pembuatan nugget daging mencakup lima tahap, yaitu penggilingan yang disertai dengan pencampuran bumbu, bahan pengikat, dan emulsifier, pencetakan, breading, pre-frying dan pembekuan. Pembuatan nugget memerlukan bahan pembantu yaitu garam, gula, bawang putih, dan merica (Aswar, 2005) Garam Dapur Garam dapur (NaCl) berbentuk hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur putih/berbentuk kristal putih, tidak berbau, rasa asin (Farmakope Indonesia IV, 1995). Yang mempunyai berat molekul g/mol dengan kelarutan 1 bagian larut dalam 3 bagian air, 10 bagian gliserol. Secara fisik garam dapur adalah benda padatan yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida (>80%) serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida dan lain-lain. Garam mempunyai sifat/karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk 3

10 density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8-0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu C (Burhanuddin, 2001). Garam Natrium Klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya dengan unsur iodine (dengan menambahkan 5 g NaI per kg NaCl) padatan kristal berwarna putih, berasa asin, tidak higrokopis bila mengandung MgCl 2 menjadi berasa agak pahit dan higroskopis. Digunakan terutama sebagai bumbu penting untuk makanan, bahan baku pembuatan logam Na dan NaOH (bahan untuk pembuatan keramik, kaca, dan pupuk) sebagai zat pengawet (Mulyono, 2009) Tujuan Penambahan Garam pada Sosis dan Nugget Garam yang digunakan dalam pembuatan produk sosis dan nugget adalah jenis garam dapur (NaCl), garam dalam sosis tidak hanya berfungsi sebagai pembentuk flavor, namun juga berpengaruh dalam pembentukan karakteristik fisik dan adonan. Garam mempunyai peran yang cukup menentukan yaitu memberikan kelezatan produk, mempertahankan flavor dari bahan-bahan yang digunakan, berfungsi sebagai pengikat adonan sehingga mengurangi kelengketan. Selain itu, garam juga dapat membantu mencegah berkembangnya mikroba yang ada dalam adonan (Hui, 1992). Sosis yang difermentasi umumnya mengandung garam 3-5%, sosis segar 1,5-2%, dan produk sosis masak mengandung 2-3% (Purwaningsih, 2007). Sedangkan penambahan garam kedalam nugget berfungsi untuk melarutkan protein terutama myosin dari daging, meningkatkan daya ikat air sehingga terbentuk produk nugget dengan tekstur yang baik, penegas cita rasa, dan bahan pengawet. Konsentrasi garam yang ditambahkan biasanya berrkisar 2 sampai 3% dari berat daging yang digunakan ( Aswar, 2005) Klorida Klorida merupakan anion utama cairan ekstraseluler. Jumlah klor merupakan 0,15% berat badan. Jumlah klorida pada orang dewasa normal sekitar 30 meq/kgbb. Konsentrasi klorida pada bayi lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak dan orang dewasa. Sekitar 88% klorida berada dalam cairan ekstraseluler dan 12% dalam cairan intrasel. Konsentrasi klorida tertinggi adalah dalam cairan serebrosipnal (otak dan sumsum tulang belakang), lambung, dan pankreas. Bila bereaksi dengan 4

11 natrium atau hydrogen, klor akan membentuk ion klor yang bermuatan negatif (Sibagariang, dkk., 2010) Titrasi Salah satu cara untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan adalah dengan volumetri (titrasi). Volumetri (titrasi) merupakan cara penentuan kadar suatu zat dalam larutannya didasarkan pada pengukuran volumenya (Underwood dan Day, 1992). Berdasarkan jalannya reaksi yang terjadi, titrasi dapat dibedakan atas : a. Titrasi langsung ( Direct titration), yaitu larutan sampel dapat langsung dititrasi dengan larutan standar / baku. b. Titrasi tidak langsung ( Indirect titration), yaitu larutan sampel direaksikan dulu dengan pereaksi yang jumlah kepekaannya tertentu, kemudian hasil reaksi dititrasi dengan larutan standar / baku. c.titrasi kembali ( Back titration), cara ini dilakukan bila sampel tidak bereaksi dengan larutan baku atau reaksinya lambat. Dalam hal ini ditambahkan zat ketiga yang telah diketahui kelebihannya dititrasi dengan larutan baku. d. Titrasi pergantian ( Displacement titration), cara ini dilakukan bila analit atau unsur yang akan ditetapkan tidak bereaksi langsung dengan larutan baku, tidak bereaksi secara stokiometri dengan penunjuk. Berdasarkan pada jenis reaksinya, volumetri dibedakan atas (Underwood dan Day, 1992): 1. Asidimetri dan Alkalimetri Volumetri jenis ini berdasar atas reaksi netralisasi asam-basa. 2. Oksidimetri Volumetri jenis ini berdasar atas reaksi oksidasi-reduksi. 3. Argentometri Volumetri jenis ini berdasar atas reaksi presipitasi (pengendapan dari ion Ag + ) 2.6. Argentometri Prinsip Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum yang berarti perak. Jadi, argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat 5

12 dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag +. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO 3 ). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag + dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan (Underwood dan Day, 1992). Dasar titrasi Argentometri adalah reaksi pengendapan (presipitasi) dimana zat yang hendak ditentukan kadarnya diendapkan oleh larutan labu AgNO 3. Zat tersebut misalnya garam-garam halogenida (Cl, Br, I), sianida (CN), tiosianida (SCN) dan fosfat (Agung, 2009) Jenis-Jenis Argentometri Berdasarkan pada indikator yang digunakan, argentometri dapat dibedakan atas: Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna) Seperti halnya suatu sistem asam-basa dapat digunakan sebagai suatu indikator untuk titrasi asam-basa, maka pembentukan endapan yang lain dapat digunakan untuk menunjukkan kesempurnaan suatu titrasi pengendapan. Contoh untuk keadaan demikian adalah yang disebut dengan titrasi Mohr dari klorida dengan ion perak yang dalam hal ion khromat digunakan sebagai indikator. Penampilan utama yang tetap dari endapan perak khromat yang kemerah-merahan di anggap sebagai titik akhir titrasi. Titrasi mohr terbatas pada larutan-larutan dengan harga ph dari kira-kira 6-10 (Underwood dan Day, 1992). Metode Mohr dapat juga digunakan untuk titrasi ion bromide dengan perak dan juga ion sianida dalam larutan sedikit alkalis. Perak tidak dapat dititrasi secara langsung dengan klorida dengan menggunakan indikator khromat. Endapan perak khromat yang semula ada, larut kembali dengan hanya perlahan-lahan dekat titik ekivalen. Akan tetapi larutan klorida standar dalam jumlah berlebih dapat ditambahkan dan kemudian dititrasi kembali menggunakan indikator khromat (Underwood dan Day, 1992) Metode Volhard 6

13 Metode Volhard didasarkan pada pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat, dengan menggunakan ion besi (III) untuk meneliti ion tiosianat berlebih. Metode ini dapat dipergunakan untuk titrasi langsung dengan perak dari larutan tiosianat standar atau untuk titrasi tak langsung dari ion klorida. Pada keadaan terakhir ini perak nitrat berlebih ditambahkan dan kelebihannya dititrasi dengan tiosianat standar. Anion-anion yang lain seperti bromide dan iodide dapat ditentukan dengan prosedur yang sama (Underwood dan Day, 1992) Metode Fajans Metode ini adalah sama seperti pada cara Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan yaitu indikator absorbs seperti cosine atau fluonescein menurut macam anion yang diendapkan oleh Ag +. Titrannya adalah AgNO 3 hingga suspense violet jadi merah. PH tergantung pada macam anion dan indikator yang dipakai. Indikator absorbsi adalah zat yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna (Khopkhar, 1990) Indikator Ferri Klorida Indikaror ferri klorida ini bila dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis yang merupakan reaksi eksotermis (menghasilkan panas) (Holleman, 2001). Indikator ini digunakan pada metode volhard yang harus dalam keadaan asam. Jika dalam suasana basa Fe 3+ akan terhidrolisis (Harjadi, 1990). 7

14 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kadar ion klorida pada sosis dan nugget. 2. Untuk mengetahui hubungan secara teori antara kontribusi ion klorida dengan asupan klorida per hari pada orang dewasa Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Menentukan kadar ion klorida dalam suatu sampel melalui titrasi Argentometri secara Volhard. 2. Memberikan gambaran secara teori tentang kontribusi ion klorida dengan asupan klorida per hari pada orang dewasa. 8

15 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November-Desember 2016 di Laboratorium Penelitian STIFI Bhakti Pertiwi Palembang. 4.2.Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini alat-alat gelas standar laboratorium, biuret, klem, statif dan alat pendukung lainnya Bahan Larutan AgNO 3 0,01 N, larutan KCNS 0,01 N, larutan indikator FeCl 3.6H 2 O 1 N, larutan HNO 3 1 N, larutan KBr 0,01 N, larutan KI 0,01 N, larutan NaCl 0,01 N, 12 sampel sosis dan nugget yang berbeda dan tidak bermerek, kertas saring dan bahan pendukung lainnya Prosedur Penelitian Pengambilan Sampel Sampel pada penelitian ini adalah jenis sosis dan nugget curah yang dijual dibeberapa mall kota Palembang yaitu Hypermart PSX (Matahari Mall), Carrefour PS Mall, Transmart OPI Mall, dan PIM. Sampel diambil di setiap mall kota Palembang yang menjual sosis ayam, sosis sapi, dan nugget curah. Seluruh populasi sosis dan nugget curah yang didapat dijadikan sampel. Sampel yang digunakan sebanyak 12 sampel sosis dan nugget yang berbeda serta tidak bermerek. Sampel dimasukkan ke dalam plastik berbeda dan diberi label Preparasi Sampel (Glinski, 2000) Timbang masing-masing sampel sosis dan nugget yang sudah dihaluskan sebanyak 1 gram, kemudian dimasukkan kedalam erlemeyer 250 ml. lalu ditambahkan dengan air panas hingga 50 ml dan kocok ± 2 menit agar semua garam larut maksimal, kemudian dinginkan sebentar. Kemudian saring dengan menggunakan kertas saring sehingga di dapat filtrat yang jernih Uji kualitatif ion klorida pada Sampel (Vogel, 1985) 9

16 a. Pipet larutan KBr 0,01 N sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan larutan AgNO 3 0,01 N sebanyak 1 ml kemudian kocoklah hingga terbentuk endapan hijau. b. Pipet larutan KI 0,01 N sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan larutan AgNO 3 0,01 N sebanyak 1 ml kemudian kocoklah hingga terbentuk endapan kuning. c. Pipet larutan NaCl 0,01 N sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan larutan AgNO 3 0,01 N sebanyak 1 ml kemudian kocoklah hingga terbentuk endapan putih. d. Pipet 1 ml sampel filtrat jernih dari masing-masing sampel dengan pipet volume, masukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan larutan AgNO 3 0,01 N sebanyak 1 ml kemudian kocoklah hingga terbentuk endapan. Bandingkan warna endapan yang terjadi. Jika endapan berwarna putih maka positif mengandung klorida Pembakuan Larutan KCNS dengan Larutan AgNO 3 (Sudarmadji dkk, 1997) Masukan 2,5 ml larutan standar AgNO 3 0,01 N dengan pipet volume ke dalam Erlenmeyer 250 ml, tambahkan 1 ml larutan HNO 3 1 N dan tambahkan 3 tetes larutan indikator FeCl 3.6H 2 O. Kemudian dititrasi dengan larutan KCNS yang akan dibakukan sampai pertama kali terbentuk warna merah, catat volume KCNS yang digunakan dan ulangi titrasi sebanyak 3 kali. Kemudian hitung Normalitas larutan KCNS. Perhitungan pembakuan : N KCNS = Keterangan : ( ) ( ) VAgNO 3 = Volume larutan AgNO 3 0,1 N ( ml ) N AgNO 3 = Normalitas larutan AgNO 3 V KSCNS = Volume larutan KCNS yang digunakan ( ml ) N KCNS = Normalitas larutankcns Penetapan Kadar (Sudarmadji dkk, 1997) 10

17 Pipet 2,5 ml sampel filrat jernih dari sampel dengan pipet volume, masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml. Lalu tambahkan larutan standar AgNO 3 0,01 N sebanyak 3,5 ml. Kocoklah untuk mengkoagulasi endapan, kemudian saring melalui kertas saring. Lalu filtrat hasil saringan tersebut tambahkan 1 ml asam nitrat encer 1 N dan ditambah 3 tetes indikator FeCl 3.6H 2 O 1 N. Lalu dititrasi dengan larutan KCNS 0,01 N sampai diperoleh warna merah kecoklatan yang permanen. Catat volume KCNS yang digunakan dan ulangi titrasi sebanyak 3 kali. Perhitungan : mmol AgNO 3 = mmol Cl - + mmol KCNS ( N AgNO 3 x V AgNO 3 ) = mmol Cl - + ( N KCNS x V KCNS ) Mmol Cl - = ( V AgNO 3 x N AgNO 3 ) - ( V KCNS x N KCNS ) Berat klorida(g)= ( ) ( ), x, % Klorida = ( ) x 100% Keterangan : VAgNO 3 = Volume AgNO 3 mula-mula (ml) NAgNO 3 = Normalitas AgNO 3 VKCNS = Volume larutan KCNS yang digunakan (ml) NKCNS = Normalitas larutan KCNS 4.4 Analisis Data Pengamatan dilakukan dengan mencatat berbagai volume titrasi larutan KCNS oleh larutan AgNO 3. Data yang diperoleh tersebut akan dihitung dengan perhitungan kesetaraan hingga diperoleh berat (gram) ion klorida. Ion klorida yang diperoleh dihubungkan dengan perhitungan asupan klorida perhari untuk orang dewasa. 11

18 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil a. Uji kualitatif sampel Adapun hasil uji kualitatif pada sampel adalah seperti pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Hasil Uji kualitatif sampel No Sampel Jenis Sampel + / - Klorida 1 Ke-1 Sosis Ayam + 2 Ke-2 Sosis Ayam + 3 Ke-3 Sosis Ayam + 4 Ke-4 Sosis Ayam + 5 Ke-5 Sosis Sapi + 6 Ke-6 Sosis Sapi + 7 Ke-7 Sosis Sapi + 8 Ke-8 Sosis Sapi + 9 Ke-9 Nugget + 10 Ke-10 Nugget + 11 Ke-11 Nugget + 12 Ke-12 Nugget + b. Pembakuan larutan KCNS dengan larutan AgNO 3 0,01 N 5.2. Adapun hasil perhitungan pembakuan larutan KCNS adalah seperti pada tabel 12

19 Tabel 5.2 Hasil perhitungan pembakuan larutan KCNS No Pembakuan N KCNS (Setelah Pembakuan) 1 Ke-1 0,0153 N 2 Ke-2 0,0144 N 3 Ke-3 0,0134 N 4 Ke-4 0,0121 N Perhitungan pembakuan larutan KCNS ada di lampiran 7. c. Penetapan kadar sampel Adapun hasil perhitungan penetapan kadar klorida pada sampel adalah seperti pada tabel 5.3. Tabel 5.3 Hasil perhitungan penetapan kadar klorida pada sampel No Sampel Jenis Sampel Kadar klorida (meq) 1 Ke-1 Sosis Ayam 18,64 2 Ke-2 Sosis Ayam 17,86 3 Ke-3 Sosis Ayam 16,48 4 Ke-4 Sosis Ayam 19,74 5 Ke-5 Sosis Sapi 23,51 6 Ke-6 Sosis Sapi 23,28 7 Ke-7 Sosis Sapi 28,29 8 Ke-8 Sosis Sapi 29,80 9 Ke-9 Nugget 11,49 10 Ke-10 Nugget 12,96 11 Ke-11 Nugget 11,06 12 Ke-12 Nugget 10,49 Perhitungan pembakuan larutan KCNS ada di lampiran Pembahasan Reaksi kimia yang terjadi 13

20 a. Preparasi sampel Sampel sosis dan nugget ini mengandung garam dapur (NaCl), dimana 1 bagian NaCl larut dalam 3 bagian air. Preparasi sampel dilakukan dengan cara melarutkan sampel di dalam air panas karena sampel yang mengandung NaCl sangat mudah larut di dalam air panas sehingga klorida akan ikut larut sempurna di dalam air panas tersebut (Glinski, 2000). b. Uji kualitatif pada sampel dengan menggunakan larutan AgNO 3 0,01 N Uji kualitatif pada sampel ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil reaksi KBr, KI, NaCl dan sampel yang ditambahkan larutan AgNO 3 0,01 N. Reaksi kimia yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut : KBr + AgNO 3 AgBr (putih kehijauan) + KNO 3 KI + AgNO 3 AgI (putih kekuningan) + KNO 3 NaCl + AgNO 3 AgCl (putih) + NaNO 3 Hasil reaksi KBr ditambah larutan AgNO 3 0,01 N yaitu mula-mula berwarna putih keruh kemudian terbentuk endapan putih kehijauan. Hasil reaksi KI ditambah larutan AgNO 3 0,01 N yaitu mula-mula berwarna putih keruh kemudian terbentuk endapan putih kekuningan. Hasil reaksi NaCl ditambah larutan AgNO 3 0,01 N yaitu mula-mula berwarna putih keruh kemudian terbentuk endapan putih. Hasil reaksi 12 sampel yang ditambah larutan AgNO 3 0,01 N menunjukkan hasil larutan yang hampir sama yaitu berwarna putih sampai kekuningan keruh dan membentuk sedikit endapan putih (Vogel, 1985). c. Pembakuan larutan KCNS dengan menggunakan larutan AgNO 3 0,01 N Pada penelitian ini larutan AgNO 3 0,01 N dibuat beberapa kali dikarenakan larutan AgNO 3 mudah teroksidasi oleh udara. Jadi pembakuan larutan KCNS pun dilakukan beberapa kali. Reaksi yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut : AgNO 3 + KCNS AgCNS + KNO 3 Fe 3+ + KCNS Fe(CNS) 3 + K + Reaksi pada pembakuan KCNS ini yaitu AgNO 3 yang ditambahkan indikator FeCl 3 yang mula-mula berwarna putih agak keruh. Setelah bereaksi dengan larutan KCNS larutan pun berubah warna semakin putih keruh. Setelah Ag habis bereaksi 14

21 maka kelebihan satu tetes dari larutan KCNS akan membuat larutan berubah warna menjadi merah kecoklatan yang merupakan Titik Akhir Titrasi. Larutan merah kecoklatan ini terbentuk Karena reaksi antara Fe 3+ dengan CNS - menjadi Fe(CNS) 3. Hasil pembakuan yang dilakukan yaitu 0,0153 N, 0,0144 N, 0,0134 N, dan 0,0121 N dari konsentrasi awal 0,01 N. Perbedaan hasil pembakuan KCNS ini mungkin dipengaruhi oleh tingkat ketelitian pada saat penimbangan bahan, dan mungkin tidak semua bahan dapat bereaksi sempurna dengan pelarut. d. Penetapan kadar sampel dengan menggunakan larutan KCNS Penetapan kadar sampel dilakukan dengan mula-mula mereaksikan filtrat sampel dengan larutan AgNO 3 0,01 N yang berupa larutan putih keruh dan membentuk sedikit endapan putih. Itu karena terjadi ikatan antara Ag dengan sampel yang mengandung klorida yang membentuk ikatan AgCl. Karena kelarutan AgCNS lebih kecil daripada kelarutan AgCl yang hasil reaksinya akan bergeser ke arah kiri sehingga dapat mengakibatkan analisis klorida menjadi lebih kecil maka dilakukan penyaringan pada larutan tersebut. Kemudian sisa Ag akan bereaksi dengan larutan KCNS yang awalnya larutan berwarna putih keruh. Setelah Ag habis bereaksi maka kelebihan satu tetes dari larutan KCNS akan membuat larutan berubah warna menjadi merah kecoklatan yang merupakan Titik Akhir Titrasi. Larutan merah kecoklatan ini terbentuk karena reaksi antara Fe 3+ dengan CNS - menjadi Fe(CNS) Hubungan antara kadar klorida dalam sampel dengan konsumsi klorida perhari Dari hasil penelitian didapat bahwa kadar klorida pada Sampel 1 sampai Sampel 12 berkisar antara 10,49 meq 29,80 meq. Jika dihubungkan dengan konsumsi rata-rata klorida perhari menurut Yaswir dan Ferawati (2012) ya itu meq perhari maka asupan klorida dalam satu buah sosis ayam, sosis sapi, maupun nugget masih dibawah rata-rata konsumsi klorida perhari. Akan tetapi biasanya pada usia anak-anak konsumsi sosis dan nugget ini lebih dari satu buah baik sosis maupun nugget. Jika konsumsi satu buah sosis dan nugget bisa mencapai ±30 meq, jadi jika konsumsi sosis dan nugget 2 buah maka jumlah klorida yang dikonsumsi yaitu 60 meq. Itu artinya asupan klorida dari mengonsumsi 2 buah sosis 15

22 maupun nugget sudah memenuhi batas konsumsi klorida untuk setiap hari dan jika banyak mengonsumsi makanan yang tinggi klorida lainnya maka total asupan klorida setiap hari dapat melebihi batasnya. BAB VI 16

23 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan : 1. Kadar ion klorida yang paling tinggi yaitu 29,80 meq dan kadar klorida yang paling rendah yaitu 10,49 meq. Kadar ion klorida yang didapat untuk 12 sampel sosis ayam, sosis sapi, dan nugget bervariasi, secara berurutan dari yang paling terendah sampai yang tertinggi yaitu : 10,49 meq (sampel 12), 11,06 meq (sampel 11), 11,49 meq (sampel 9), 12,96 meq (sampel 10), 16,48 meq (sampel 3), 17,86 meq (sampel 2), 18,64 meq (sampel 1), 19,74 meq (sam pel 4), 23,28 meq (sampel 6), 23,51 meq (sampel 5), 28,29 meq (sampel 7), 29,80 meq (sampel 8). 2. Semua sampel sosis ayam, sosis sapi maupun nugget mempunyai kadar ion klorida yang masih dibawah rata-rata konsumsi klorida orang dewasa perhari. Tetapi jika dalam satu hari konsumsi sosis dan nugget lebih dari satu maka asupan klorida untuk setiap hari sudah tercapai Saran 1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti kadar ion klorida pada jenis makanan maupun minuman lainnya. 2. Disarankan pada penelitian selanjutnya untuk menguji bahan pengawet, pewarna, bahkan bahan kimia berbahaya yang terdapat pada sosis, nugget maupun jenis makanan siap saji lainnya. DAFTAR PUSTAKA 17

24 Agung, T. U Analisis kadar klorida pada air dan air limbah dengan metode argentometri. (KTI). Medan : Universitas Sumatera Utara. Alamsyah,Y Nugget. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Aswar Pembuatan fish nugget dari ikan nila merah (Oreochromis Sp). (Skripsi). Teknologi Hasil Perikanan. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Burhanuddin Proseeding forum pasar garam indonesia. Jakarta : Badan Riset Kelautan Dan Perikanan. Farmakope Indoneia Farmakope indonesia. (Edisi IV). Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Glinski, Jacek The argentometric determination of chlorides in food by the method of mohr comparison of the fajans, mohr dan volhard recipes. Analytical Chemistry Dept. Poland : Faculty of Chemistry. Harjadi, W Ilmu kimia analitik dasar. Jakarta: Gramedia. Hui, F.H Encyclopedia of food science and technology. New York : John Willy and Sons, Inc. Khopkhar,S M Konsep dasar kimia analitik. Jakarta : Bumi Aksara. Komariah, S dan Purnomo, D Aneka olahan daging sapi. Jakarta : Agro Media Pustaka. Kramlich,W.E Sausage product. 2 nd edition. San Fransisco: W.H Freeman and Company. Mulyono, H Kamus kimia. Jakarta : Bumi Aksara. Purwaningsih, E Cara pembuatan tahu dan manfaat kedelai. Jakarta : Ganeca Exact. Sibagariang, E. E, Pusmaika, R dan Rismalinda Kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : Trans Info Media. Sudarmadji, S, Haryono, B dan Suhardi Prosedur analisa untuk bahan makanan dan pertanian. (Edisi keempat). Yogyakarta : Liberty. Underwood, A.L dan Day, R.A Analisa Jakarta : Erlangga. kimia kuantitatif. (Edisi kelima). 18

25 Vogel, A.I Buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro. Bagian 2. (Edisi ke-5). Jakarta : Penerbit PT. Kalman Media Pustaka. Wax, Emily Referensi intakes diet (DRI) oleh badan pangan dan gizi institute of medicine htm. Diakses pada tanggal 16 Maret 2016 jam WIB. Yaswir, Rismawati dan Ferawati, Ira Fisiologi dan gangguan keseimbangan natrium, kalium, dan klorida serta pemeriksaan laboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas 1 (2) :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 Penentuan Kadar Klorida dengan Metode Mohr Tanggal Praktikum : 14 April 2014 DISUSUN OLEH: Petri Wahyusari 1112016200075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PERCOBAAN IV ARGENTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PERCOBAAN IV ARGENTOMETRI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PERCOBAAN IV ARGENTOMETRI Oleh KELOMPOK 9 1. Intyastiwi Pinilih ( M0306039 ) 2. Isnaini Dian N ( M0306040 ) 3. Lis Prihatini ( M0306041 ) Laboratorium Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi AgNO 3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr) Kelompok Vol. NaCl Vol. AgNO 3 7 10 ml 4 ml 8 10 ml 4.2 ml 9 10 ml 4.2 ml 10 10 ml 4.3

Lebih terperinci

TITRASI ARGENTOMETRI dengan CARA MOHR. Abstak

TITRASI ARGENTOMETRI dengan CARA MOHR. Abstak TITRASI ARGENTOMETRI dengan CARA MOHR Eka Yulli Kartika 1112016200031 Kelompok 3: Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KLORIDA

PENENTUAN KADAR KLORIDA PENENTUAN KADAR KLORIDA I. TUJUAN A. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa dapat melakukan analisis secara fisikan dan kimia terhadap air, memahami prinsip pengolahan air dan dapat mengunterpretasikan hasil

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA Selasa, 1 April 2014 EKA NOVIANA NINDI ASTUTY 1112016200016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PEDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK TITRASI PENGENDAPAN CARA VOLHARD. Disusun oleh : Haris Dianto

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK TITRASI PENGENDAPAN CARA VOLHARD. Disusun oleh : Haris Dianto PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK TITRASI PENGENDAPAN CARA VOLHARD Disusun oleh : Haris Dianto 240210080133 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN JATINANGOR

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN OLEH NAMA : HABRIN KIFLI HS. STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARJUNA LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. METODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. METODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014 LAPORAN PRAKTIKU KIIA KIIA ANALITIK II ETODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOPOK 4 1. Annisa Etika Arum 1112016200009 2. Aini Nadhokhotani Herpi 1112016200016

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA

Lebih terperinci

Menentukan Kadar Ion Br- dan KSCN dengan Metode Argentometri-Volhard (METODE VOLHARD) Menentukan molaritas KSCN dengan metode titrasi balik

Menentukan Kadar Ion Br- dan KSCN dengan Metode Argentometri-Volhard (METODE VOLHARD) Menentukan molaritas KSCN dengan metode titrasi balik PENENTUAN KADAR ION Br - DENGAN TITRASI ARGENTOMETRI (METODE VOLHARD) Tujuan: Menentukan kadar ion Br- dalam larutan NaBr Menentukan molaritas KSCN dengan metode titrasi balik Widya Kusumaningrum (1112016200005),

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr) PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE ARGENTOMETRI (metode mohr) Tujuan: Menentukan kadar ion klorida dalam air dengan metode argentometri Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul

Lebih terperinci

TITRASI PENGENDAPAN. Djadjat Tisnadjaja

TITRASI PENGENDAPAN. Djadjat Tisnadjaja TITRASI PENGENDAPAN Djadjat Tisnadjaja 1 PENDAHULUAN Jumlah metode tidak sebanyak titrasi asam basa atau titrasi redoks Kesulitan mencari indikator yang sesuai Komposisi endapan sering tidak diketahui

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ARGENTOMETRI

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ARGENTOMETRI LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ARGENTOMETRI Oleh : Nama : Lia Marliana Fasha NRP : 083020032 Kelompok/ Meja : III (tiga)/01 (Satu) Asisten : Vita Hediana P Tgl. Percobaan : 21 November 2009

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini dikarenakan tidak ada satu senyawa (titran) yang dapat

Lebih terperinci

Pengendapan. Sophi Damayanti

Pengendapan. Sophi Damayanti Titrasi Pengendapan 1 Sophi Damayanti 1. Proses Pelarutan Senyawa ionik dan ionik Dalam keadaan padat: kristal Struktur kristal: Gaya tarik menarik, gaya elektrostatik, ikatan hidrogen dan antaraksi dipol-dipol

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUKAN ION KLORIDA DARI SAMPEL AIR DENGAN METODE ARGENTOMETRIK Selasa, 01 April 2014

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUKAN ION KLORIDA DARI SAMPEL AIR DENGAN METODE ARGENTOMETRIK Selasa, 01 April 2014 JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUKAN ION KLORIDA DARI SAMPEL AIR DENGAN METODE ARGENTOMETRIK Selasa, 01 April 2014 Di Susun Oleh: Ipa Ida Rosita 1112016200007 Kelompok 2 Amelia Rahmawati 1112016200004

Lebih terperinci

Titrasi Pengendapan. Titrasi yang hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut

Titrasi Pengendapan. Titrasi yang hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut TITRASI PENGENDAPAN Titrasi Pengendapan Titrasi yang hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut Prinsip Titrasi:: Reaksi pengendapan yangg cepat mencapai kesetimbangan pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan. B. Tujuan Percobaan Menyelidiki kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI Tujuan: Menerapkan analisis gravimetric dalam penentuan kadar klorida Menentukan kadar klorida dalam MgCl 2 Widya Kusumaningrum (1112016200005),

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONSENTRASI NATRIUM KLORIDA (NaCl) PADA JAHE DAN LENGKUAS GILING DIBEBERAPA PASAR TRADISIONAL DI KOTA PADANG ABSTRAK PENDAHULUAN

IDENTIFIKASI KONSENTRASI NATRIUM KLORIDA (NaCl) PADA JAHE DAN LENGKUAS GILING DIBEBERAPA PASAR TRADISIONAL DI KOTA PADANG ABSTRAK PENDAHULUAN IDENTIFIKASI KONSENTRASI NATRIUM KLORIDA (NaCl) PADA JAHE DAN LENGKUAS GILING DIBEBERAPA PASAR TRADISIONAL DI KOTA PADANG Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Dharma Andalas Email: lisayusmita04@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

Analisa Klorida Analisa Kesadahan Analisa Klorida Analisa Kesadahan Latar Belakang Tropis basah Air bersih Air kotor limbah Pencegahan yang serius Agar tidak berdampak buruk bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup Air tercemar 1 Prinsip

Lebih terperinci

BAHAN DAN ALAT-ALAT Bahan Serbuk Natrium khlorida mumi (NaCI), serbuk Kalium kromat (K 2 CrO4 ), serbuk Perak nitrat (AgNO 3), Air suling dan contoh m

BAHAN DAN ALAT-ALAT Bahan Serbuk Natrium khlorida mumi (NaCI), serbuk Kalium kromat (K 2 CrO4 ), serbuk Perak nitrat (AgNO 3), Air suling dan contoh m ANALISIS KHLORIDA DALAM MAKANAN TERNAK Saulina Sitompul Balai Penelitian Ternak, Bogor PENDAHULUAN Air, makanan dan garam merupakan kebutuhan utama bagi mahiuk hidup. Afinitas khlorida terhadap unsur-unsur

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI) KIMIA DASAR TITRASI (VOLUMETRI) Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt. PRINSIP TITRASI Titrasi (volumetri) merupakan metode analisis kimia yang cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri PENENTUAN KADAR CuSO 4 Dengan Titrasi Iodometri 22 April 2014 NURUL MU NISAH AWALIYAH 1112016200008 Kelompok 2 : 1. Widya Kusumaningrum (111201620000) 2. Ipa Ida Rosita (1112016200007) 3. Ummu Kalsum A.L

Lebih terperinci

TITRASI PENGENDAPAN METODE VOLHARD

TITRASI PENGENDAPAN METODE VOLHARD TITRASI PENGENDAPAN METODE VOLHARD Mashfufatul Ilmah (1112016200027) Eka Yuli Kartika, Eka Noviana Nindi Astuti, Nina Afria Damayanti 8 April 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci

Penetapan Kadar Garam Dapur (NaCl) dalam Bahan Pangan

Penetapan Kadar Garam Dapur (NaCl) dalam Bahan Pangan Penetapan Kadar Garam Dapur (NaCl) dalam Bahan Pangan Desta Vantyca 1), Devi Nur Indrawati 2), M.Nizar Aristya 3), Yulia Nofiana 4), Yuke Puspita 5) Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN AKADEMI ANALIS KESEHATAN THERESIANA JL. MAYJEN SUTOYO No. 69 SEMARANG PETUNJUK UMUM A. Tata Tertib 1. Mahasiswa harus sudah hadir 10 menit sebelum praktikum

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Tempat Pengujian Pengujian penetapan kadar klorida pada air menggunakan argentometri dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan Sisingamangaraja

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS O L E H: NAMA : HABRIN KIFLI HS STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARTINI, S.Si LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat

METODE. Waktu dan Tempat 14 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni sampai September 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Laboratorium Percobaan Makanan, dan Laboratorium

Lebih terperinci

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 Triastuti Sulistyaningsih, Warlan Sugiyo, Sri Mantini Rahayu Sedyawati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1

Lebih terperinci

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta regina_tutikp@uny.ac.id Pendahuluan Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1110160008 KELOMPOK 3 1. Yenni Setiartini 50. Huda Rahmawati 44 3. Aida Nadia 68 4. Rizky

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan, 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam karya tulis ini adalah jenis penelitian eksperimen yang didukung dengan studi pustaka. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF Disusun Oleh : Prima W. Subagja 41204720109035 UNIVERSITAS NUSA BANGSA MIPA KIMIA 2010 ANALISIS KATION A. TUJUAN Mengidentifikasi suatu unsur kimia dalam cuplikan

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA TITRASI IODOMETRI Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi KMnO 4 terhadap H 2 C 2 O 4 0.1 N Kelompok Vol. H 2 C 2 O 4 Vol. KMnO 4 7 10 ml 10.3 ml 8 10 ml 10.8 ml 9 10 ml 10.4 ml 10 10

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT KELOMPOK : 10 DESI AGNI MUTIA 31110012 FAUZY RODIAH 31110019 GANJAR TAUFIK F. 31110022 FARMASI 3A PRORGAM STUDI S1 FARMASI STIKes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa, dan (7) Waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang dewasa ini sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

TITRASI PENGENDAPAN. Oleh: Sunarto,M.Si. Kompetensi Dasar: Dapat menghitung konsentrasi analit menggunakan cara titrasi Pengendapan

TITRASI PENGENDAPAN. Oleh: Sunarto,M.Si. Kompetensi Dasar: Dapat menghitung konsentrasi analit menggunakan cara titrasi Pengendapan TITRASI PENGENDAPAN Oleh: Sunarto,M.Si Kompetensi Dasar: Dapat menghitung konsentrasi analit menggunakan cara titrasi Pengendapan Pengertian Umum Proses titrasi yang menghasilkan endapan. Endapan akan

Lebih terperinci

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI I. CAPAIAN PEMBELAJARAN Praktikan mampu menetapkan kadar CH3COOH (asam asetat) dan asam cuka (HCl) menggunakan prinsip reaksi asam-basa. II.

Lebih terperinci

MAKALAH REVIEW KONSENTRASI INDIKATOR TERKONTROL PADA ARGENTOMETRI MOHR CONTROLLED INDICATOR CONCENTRATION ON ARGENTOMETRY MOHR

MAKALAH REVIEW KONSENTRASI INDIKATOR TERKONTROL PADA ARGENTOMETRI MOHR CONTROLLED INDICATOR CONCENTRATION ON ARGENTOMETRY MOHR MAKALAH REVIEW KONSENTRASI INDIKATOR TERKONTROL PADA ARGENTOMETRI MOHR CONTROLLED INDICATOR CONCENTRATION ON ARGENTOMETRY MOHR Soebiyanto 1 ; Nur Hidayati 2 ; Dewi Sulistyawati 3 1,2,3 Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

kimia TITRASI ASAM BASA

kimia TITRASI ASAM BASA Kurikulum 2006/2013 2013 kimia K e l a s XI TITRASI ASAM BASA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan macam-macam titrasi.

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KLORIDA. Abstak

PENENTUAN KADAR KLORIDA. Abstak PENENTUAN KADAR KLORIDA Eka Yulli Kartika 1112016200031 Kelompok 3: Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Kampus

Lebih terperinci

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik 2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik Modul 1: Reaksi-Reaksi Logam Transisi & Senyawanya TUJUAN (a) Mempelajari reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya, meliputi reaksi

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan. MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget

Lebih terperinci

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Penentuan Kesadahan Dalam Air Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi Na 2 S 2 O 3 terhadap K 2 Cr 2 O 7 0.1 N Kelompok Vol. K 2 Cr 2 O 7 Vol. Na 2 S 2 O 3 7 10 ml 11 ml 8 10 ml 12.7 ml 9 10 ml 11.6

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengujian Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah- Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM No. 17 Kampung

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri Selasa, 10 Mei 2014 Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA 1112016200062 Kelompok : Ma wah shofwah Millah hanifah Savira aulia Widya fitriani PROGRAM

Lebih terperinci

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Desikator Neraca analitik 4 desimal Lampiran 1. Prosedur Uji Kadar Air A. Prosedur Uji Kadar Air Bahan Anorganik (Horwitz, 2000) Haluskan sejumlah bahan sebanyak yang diperlukan agar cukup untuk analisis, atau giling sebanyak lebih dari

Lebih terperinci

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) NAMA : YUSI ANDA RIZKY NIM : H311 08 003 KELOMPOK : II (DUA) HARI/TGL PERC. : SENIN/08 MARET 2010 ASISTEN : FITRI JUNIANTI LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI Afifa Ayu, Farida Rahmawati, Saifudin Zukhri INTISARI Makanan jajanan sudah menjadi bagian

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA Nama Praktikan : Anggi Febrina NIM : 13010107 Kelompok : 5 (Shift Pagi) Tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep LAMPIRAN 7 HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN Keterangan kriteria kebenaran konsep Benar (B) Salah (S) Indikator Pembelajaran : Jika penjelasan konsep subjek penelitian sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri. 1.2 Dasar Teori 1.2.1 Titrasi Titrasi adalah suatu metode yang

Lebih terperinci

ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL OLEH :

ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL OLEH : ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL OLEH : NI KADEK SUCAHYANINGSIH MADE RINA RASTUTI BENNY TRESNANDA I KADEK MARDANA P07134013006 P07134013016 P07134013027 P07134013044 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA KIMIA ANALITIK 02 REGULER KELOMPOK 6 Disusun oleh: 1. Jang Jin Joo 1306399071 (11) 2. Robby Samuel 1306402204 (12) TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL 2014 Pengertian Titrasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH I. Tujuan Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O II. Dasar Teori Reaksi asam basa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT. B1 (TIAMIN HCL) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI BAB 1 PENDAHULUAN

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT. B1 (TIAMIN HCL) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam metode dapat dilakukan untuk dapat menentukan atau mengetahui kadar dari suatu senyawa dalam suatu sampel maupun sediaan. Dalam bidang farmasi dilakukan

Lebih terperinci

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS Kelompok : Kelompok 1 Tanggal Persentasi : 14 November 2016 Tanggal Percobaan : 21 November 2016 Alfontius Linata

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KADAR NaClO PADA PEMUTIH Disusun oleh : Latifah Suryaningrum (24 / XII IPA 1) SMA Negeri 1 Klaten Jl. Merbabu No. 13 Klaten 2012 / 2013 A. Tujuan Menentukan kadar NaClO

Lebih terperinci

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Soal Doc. Name: RK13AR11KIM0601 Doc. Version : 2016-12 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penetapan kadar larutan baku formaldehid dapat dilihat pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penetapan kadar larutan baku formaldehid dapat dilihat pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Penetapan kadar larutan baku formaldehid Data penetapan kadar larutan baku formaldehid dapat dilihat pada tabel 2. Hasil yang diperoleh dari penetapan

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 Titrasi Permanganometri Selasa, 6 Mei 2014 Disusun Oleh: Yeni Setiartini 1112016200050 Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah Huda Rahmawati Aida Nadia Rizky Harry Setiawan. PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISA KADAR ASAM OKSALAT DALAM ASAM SUNTI. Suryani *) ABSTRAK

ANALISA KADAR ASAM OKSALAT DALAM ASAM SUNTI. Suryani *) ABSTRAK ANALISA KADAR ASAM OKSALAT DALAM ASAM SUNTI Suryani *) ABSTRAK Asam Sunti (Belimbing wuluh kering) banyak dikonsumsi oleh masyarakat Aceh. Asam Sunti mengandung ion oksalat yang dapat menimbulkan batu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen 21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.

Lebih terperinci