BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui, kebutuhan pokok manusia terdiri atas kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan sandang adalah kebutuhan akan pakaian; pangan merupakan kebutuhan makanan sementara papan adalah kebutuhan akan tempat tinggal. Kebutuhan pangan, sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia merupakan salah satu kebutuhan sehari-hari setiap manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, waktu yang tersedia bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan ini semakin sedikit dan manusia saat ini membutuhkan makanan yang cepat dibuat (instan) dan mudah dibawa kemana-mana (praktis) sehingga dapat meminimalisir waktu yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut. Salah satu solusi dari kebutuhan manusia akan makanan yang praktis dan instan tersebut adalah wadah makanan sekali pakai (disposable) yang tidak merepotkan dan setelah digunakan untuk makan dapat langsung dibuang. Wadah makanan sekali pakai yang biasa dijual di Indonesia, terbuat dari berbagai bahan, seperti daun, kertas, plastik dan styrofoam. Dewasa ini, penggunaan wadah sekali pakai dalam pengemasan makanan instan cenderung menggunakan kemasan styrofoam dan plastik karena sifat ketahanannya terhadap makanan basah dan mudah dibawa kemana-mana. Kemasan styrofoam yang sebenarnya bernama polystyrene foam merupakan pilihan wadah yang sering digunakan untuk membungkus makanan yang praktis dan mudah dibawa kemana-mana seperti makanan delivery, jajanan, atau take out food pada rumah makan. Penggunaannya pun semakin meluas di berbagai kalangan, salah satunya adalah kalangan mahasiswa. Styrofoam digunakan sebagai pembungkus makanan konsumsi saat seminar, workshop, ataupun bazaar yang diadakan oleh mahasiswa. Penggunaan wadah styrofoam sebenarnya membawa bencana lingkungan yang serius. Wadah styrofoam dibuat untuk digunakan dalam sekali pakai, itu artinya selesai digunakan, wadah ini akan berubah menjadi limbah yang menumpuk di 1

2 lingkungan. Hanya karena kemudahan yang ditawarkannya, banyak orang yang tidak peduli akan bencana lingkungan yang disebabkan oleh styrofoam. Faktanya, menurut Canumalla dan Viswanadham (2010:406), sampah styrofoam merupakan sampah yang memiliki waktu degradasi kurang lebih 1 juta tahun. Hal ini karena styrofoam terbuat dari bahan-bahan kimia yang tidak dapat diurai oleh organisme mikroskopik. Menurut data The Environmental Protection Department pada tahun 2006, 135 ton limbah styrofoam dihasilkan setiap harinya di Hongkong, dan 97 ton diantaranya merupakan wadah makanan dan minuman yang terbuat dari styrofoam. Sampah styrofoam dapat mencemari lingkungan manapun tempat ia dibuang, seperti sungai, laut dan daratan. Sampah styrofoam yang terbawa ke laut akan mengganggu ekosistem biota laut karena menumpuk di laut. Sebuah studi di California menunjukkan bahwa sedikitnya 162 spesies biota laut termasuk mayoritas burung yang hidup disekitar laut dilaporkan telah memakan plastik dan limbah-limbah lainnya yang terbawa ke laut. Karena dampak lingkungan yang ditimbulkan, saat ini banyak kota-kota di Amerika yang telah melarang penggunaan styrofoam, beberapa diantaranya adalah Washington DC, New York, California dan Minneapolis. Universitas Telkom, merupakan salah satu universitas yang terletak di Bandung. Berdasarkan data observasi, Universitas Telkom merupakan salah satu universitas yang menggunakan styrofoam sebagai wadah makanan untuk membungkus makanan dikantin. Pada kantin Business Centre, 7 dari 8 pedagang yang diwawancara menggunakan styrofoam sebagai wadah makanan. Selain itu, berdasarkan kuisioner yang dibagikan kepada 54 mahasiswa dari Fakultas Teknik Informatika, Teknik Industri dan Teknik Elektro, terdapat fakta bahwa mahasiswa masih menggunakan styrofoam sebagai wadah makanan meskipun mengetahui bahwa styrofoam berdampak buruk bagi lingkungan. Masalah ini diangkat mengingat fenomena cukup banyaknya penggunaan styrofoam di kalangan mahasiswa khususnya mahasiswa Universitas Telkom yang biasa menggunakan layanan makanan delivery dan kantin. Pada dasarnya, ada 3 upaya pencegahan pencemaran lingkungan (Permadi, 2013) yaitu upaya administratif, teknologis, dan edukatif. Dalam perancangan tugas akhir ini, penulis memilih untuk menempuh upaya edukatif yaitu dengan melakukan penyuluhan terhadap mahasiswa mengenai bagaimana cara untuk mencegah penggunaan wadah styrofoam yang mencemari lingkungan. 2

3 Seperti yang telah diuraikan diatas, begitu banyak dampak lingkungan yang disebabkan oleh styrofoam. Lingkungan yang tidak terpelihara, akan menurunkan kualitas hidup manusia dan spesies lainnya (Kartini, 2012). Oleh karena itu, melalui perancangan tugas akhir ini, penulis berusaha mencari solusi untuk menumbuhkan kesadaran terutama di kalangan mahasiswa Universitas Telkom untuk mulai mengurangi penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan karena penggunaannya sangat merusak lingkungan. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi Masalah berdasarkan penjabaran latar belakang diatas adalah sebagai berikut: 1. Fenomena penggunaan wadah makanan styrofoam yang menyebabkan kerusakan lingkungan di kalangan mahasiswa Universitas Telkom. 2. Mahasiswa Universitas Telkom kurang peduli terhadap penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan yang dapat mencemari lingkungan. 3. Mahasiswa Universitas Telkom belum mengetahui langkah apa yang dapat dilakukan untuk menghentikan pemakaian wadah makanan styrofoam. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana merancang media yang dapat membantu mahasiswa Universitas Telkom untuk melakukan pencegahan pemakaian wadah makanan styrofoam? 1.4 Ruang Lingkup Ruang Lingkup dari Penelitian ini adalah: 1. Apa Membuat media dengan konten yang ramah lingkungan sebagai cara untuk mengedukasi mahasiswa mengenai bahaya penggunaan styrofoam terhadap lingkungan serta langkah pencegahan pemakaiannya yang dapat dilakukan oleh mahasiswa Universitas Telkom. 3

4 2. Bagaimana Perancangan meliputi pembuatan media dengan konten ramah lingkungan serta media informasi pelengkapnya yang berfungsi menjelaskan mengapa mahasiswa harus menghindari penggunaan wadah makanan styrofoam. 3. Siapa Target Audience dari media ini adalah Mahasiswa Universitas Telkom dengan gaya hidup sering menghabiskan waktu dikampus atau bahkan di kosan, sehingga memungkinkan mereka untuk memesan delivery/ jajanan lain yang menggunakan wadah makanan styrofoam sebagai pembungkus makanannya. 4. Dimana Penelitian dilakukan di daerah Kampus Universitas Telkom Bandung. 5. Kapan Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari-Mei Tujuan Perancangan 1. Merancang media infomasi dalam bentuk media dengan konten yang ramah lingkungan untuk mencegah mahasiswa menggunakan wadah makanan styrofoam. 2. Meningkatkan kepedulian di kalangan mahasiswa Universitas Telkom akan dampak lingkungan yang disebabkan oleh wadah makanan styrofoam. 3. Membangkitkan kepedulian mahasiswa akan tanggung jawab terhadap bahan apa pun yang menghasilkan limbah. 1.6 Metode Pengumpulan Data 1. Studi Kepustakaan: Pencarian data penelitian dan referensi buku-buku dan jurnal mengenai styrofoam dan dampaknya terhadap lingkungan. Selain itu, dilakukan pula studi mengenai media informasi visual untuk mahasiswa dengan rentang usia tahun. 2. Studi Lapangan a. Wawancara Wawancara dilakukan kepada aktivis lingkungan hidup terutama mereka yang terlibat dalam kampanye lingkungan di kalangan mahasiswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui lebih jauh mengenai sistem kampanye lingkungan yang 4

5 dilakukan dalam lingkungan kampus serta efek yang dihasilkannya. Wawancara dilakukan kepada Hima Teknik Lingkungan ITB serta Ketua Kementrian Manajemen Lingkungan Hidup ITB. b. Observasi Nasution dalam Sugiyono (2014: 226) mengatakan bahwa observasi adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan dan ilmuwan hanya dapat bekerja melalui data yaitu fakta yang diperoleh melalui observasi. Pada laporan ini, observasi yang dilakukan adalah pengumpulan data mengenai jumlah limbah wadah makanan styrofoam setiap harinya yang didapat dari pedagang-pedagang makanan di kantin sekitar Universitas Telkom, serta kebiasaan mengenai pemakaian wadah makanan styrofoam itu sendiri. Selain itu, observasi juga dilakukan ke wilayah Tempat Pembuangan Sampah yang ada di Universitas Telkom untuk mengetahui bagaimana limbah styrofoam yang dihasilkan di wilayah kampus Universitas Telkom. c. Kuisioner Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (2014: 142). Pada laporan ini, penulis membagikan kuisioner untuk mengetahui kebiasaan target audience dalam menggunakan wadah makanan styrofoam. Teknik penentuan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu dan memperhatikan kualitas data yang akan dihasilkan (2014: 85). Sehingga kuisioner dibagikan kepada mahasiswa Fakultas Teknik Elektro, Rekayasa Industri dan Fakultas Informatika karena menurut data yang dikumpulkan dari observasi, kantin ketiga fakultas ini adalah kantin dengan pemakaian styrofoam tertinggi dibanding fakultas lainnya di Universitas Telkom Bandung. 5

6 1.7 Kerangka Penelitian Berikut adalah skema kerangka perancangan tugas akhir ini: IDENTIFIKASI MASALAH/FENOMENA Penggunaan styrofoam di lingkungan mahasiswa Telkom dapat menyebabkan kerusakan lingkungan Mahasiswa kurang peduli terhadap dampak penggunaan styrofoam RUMUSAN MASALAH Bagaimana merancang media untuk mencegah mahasiswa Telkom menggunakan styrofoam sebagai wadah makanan? TUJUAN PERANCANGAN Mengajak mahasiswa Universitas Telkom menghindari penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan STUDY LAPANGAN Kuesioner Observasi Wawancara STUDY KEPUSTAKAAN Buku Jurnal Literatur lainnya ANALISA DATA Hasil Kuesioner Penggunaan styrofoam: 1. Memesan delivery food 2. Membeli makanan & jajanan di kedai makan/kantin 3. Sebagai wadah makanan dalam seminar Hasil Observasi 1. Pilihan makan: Di lokasi penjual Dibungkus 2. 7 dari 8 kedai makanan menggunakan styrofoam 3. Adanya sampah styrofoam di TPS Univ. Telkom Fakta Tentang Styrofoam 1. Styrofoam tidak terurai/hancur dan menjadi sampah abadi 2. Styrofoam yang terbawa ke laut akan merusak biota laut 3. Sejumlah negara melarang penggunaan Styrofoam KONSEP PERANCANGAN Mengajak mahasiswa Universitas Telkom menghindari penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan REFERENSI KONSEP PESAN STRATEGI KREATIF STRATEGI KOMUNIKASI HASIL PERANCANGAN Perancangan buku sebagai media untuk mengajak mahasiswa menghindari penggunaan wadah makanan styrofoam 6

7 1.8 Pembabakan Pembabakan tugas akhir ini dibagi menjadi 5 (lima) bab, seperti yang tertera dibawah ini: Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan, ruang lingkup, tujuan perancangan, metode pengumpulan data, pembabakan dan kerangka perancangan. Bab II Dasar Pemikiran Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar dari perancangan media visual. Bab III Data dan Analisis Masalah Berisi data dari institusi pemberi proyek, data mengenai styrofoam, data hasil penelitian/ observasi, wawancara, kuisioner dan hasil analisis. Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan Bab ini berisi konsep pesan, strategi komunikasi, konsep kreatif, konsep tagline, strategi media, strategi distribusi, dan perancangan buku. BAB V Penutup Bab ini mencakup hasil kesimpulan dan saran pada waktu sidang. 7