BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu sumber energi kehidupan manusia saat ini, hampir semua orang di dunia khususnya di Indonesia, setiap hari selama 24 jam menggunakan listrik sebagai sumber energi untuk membantu dan memudahkan mereka dalam malakukan aktifitas sehari-hari. Dahulu, masyarakat hanya menggunakan listrik sebagai kebutuhan sekunder, yaitu untuk menyalakan penerangan dimalam hari. Tetapi saat ini listrik sudah menjadi kebutuhan primer dan menjadi salah satu bagian hidup masyarakat. Hilangnya listrik secara tiba tiba yang disebabkan oleh bencana alam, putusnya aliran listrik, atau adanya pemadaman listrik pada suatu wilayah di Indonesia akan membuat keresahan masyarakat karena terganggunya proser aktifitas mereka sehari hari, membuat pengusaha mengeluh rugi, bahkan dapat menimbulkan amarah masyarakat di wilayah tersebut, membuktikan bahwa listrik merupakan suatu kebutuhan yang sangat melekat dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Pemakaian dan permintaan listrik di Indonesia sendiri sangatlah tinggi, Kepala Divisi Niaga PLN, Benny Marbun mencatat bahwa kebutuhan listrik di Indonesia meningkat sebesar 10 % sampai 15 % pertahunya. Indonesia juga merupakan Negara terboros dalam pemakaian listrik di ASEAN. Terbukti dalam data ASEAN Centre for Energy ( ACE ) menyebutkan bahwa Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi paling besar untuk melakukan penghematan tenaga listrik akibat tingkat pemborosan energi yang relatif tinggi selama ini. Selain itu, tidak banyak yang menyadari bahwa saat ini pasokan listrik di Indonesia belum tersebar merata. Dalam pendataan PLN Persero tahun 2014 total penggunaan listrik di Indonesia masih di dominasi oleh wilayah Jawa- Madura-Bali (Jamali), tercatat mencapai Megawatt (MW) dengan penggunaan listrik terbanyak di wilayah Pulau Jawa bagian Barat, meliputi daerah-daerah seperti Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Manajer Senior 1

2 Komunikasi PLN Persero, Bambang Dwiyanto dalam catatannya menyatakan bahwa Jumlah pelanggan PLN pada tahun 2014 terbilang sekisar 40,2 juta pelanggan, dan masih ada 18,9 juta atau sekitar 43% rumah tangga di Indonesia belum tersentuh listrik, lebih dari 30 ribu desa dalam 27 % wilayah Indonesia juga belum teraliri listrik. Ironisnya, mereka yang punya akses listrik, melakukan gaya hidup boros tanpa menyadari bahwa listrik adalah komoditas yang seharusnya dibagi rata dengan banyak orang di seluruh Indonesia, sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar (UUD) 1945, sumber-sumber energi negara harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Sebenarnya masyarakat paham untuk selalu menerapkan hidup hemat listrik dalam melakukan atifitas sehari hari, tetapi Selama ini pemahaman masyarakat tentang kegiatan hemat listrik masih terbatas pada tujuan mereka untuk menghemat biaya tagihan listrik. tutur Eka Melisa, Direktur Program Iklim & Energi, WWF Indonesia. Menurut hasil kuesioner yang di sebar kepada 56 responden yaitu para orang tua di wilayah kabupaten Bandung, 52 % responden menyatakan bahwa menghemat biaya tagihan listrik menjadi alasan mereka melakukan penghematan listrik. karena listrik harus dibayar, jadi masyarakat hanya tau menghemat listrik untuk menekan tagihan listrik jelas Muhamad Suhud, Koordinator Energi untuk Program Iklim dan Energi, WWF-Indonesia. Tetapi bagaimana dengan masyarakat dengan perekonomian di atas rata-rata, pemahaman tersebut tidak akan berpengaruh untuk mereka, karena tidak sulit untuk membayar tagihan listrik yang besar bila dilihat dari kondisi materi yang tinggi, dari 72 % responden dengan perekonomian menengah keatas hanya 17 % responden yang benar-benar serius melakukan penghematan energi listrik. Fakta pada masyarakat menengah kebawah juga tidak jauh berbeda, masih banyak dari mereka yang masih meremehkan pentingnya berhemat listrik, meskipun dari hal yang sederhana, seperti mengontrol pemakaian lemari es, reskuker, lampu, mencabut aliran listrik dari alat-alat elektronik yang sedang tidak dipakai, menggunakan lampu dengan daya watt yang rendah, dan lain sebagainya. 2

3 Pemborosan listrik di Indonesia terus menerus berjalan hingga saat ini, pada dasarnya tindakan hemat listrik tidak terbatas untuk menghemat pengeluaran rupiah, hemat listrik merupakan tindakan bijak yang berguna bagi kepentingan orang banyak. Masih banyak masyarakat di luar sana belum merasakan manfaat listrik dalam kehidupan mereka, solusi yang dapat masyarakat luas dapat lakukan adalah memulai gaya hidup hemat listrik, gaya hidup ini merupakan pertolongan pertama yang kita dapat lakukan, sebagai masyarakat yang beruntung mempunyai akses listrik di negeri ini. Tetapi sampai saat ini faktor rupiah-lan yang menjadi pemahaman masyarakat melakukan hemat listrik, hal yang pertama harus dibenahi adalah paham yang sudah mengakar di masyarakat Indonesia ini. Dibutuhkannya suatu pendidikan untuk masyarakat sejak awal yaitu saat dimana paham berhemat listrik untuk kepantingan pribadi tersebut belum tertanam dibenak mereka, dan kepada anak-anak sebagai generasi-generasi bangsa inilah paham dan kesadaran yang baik akan berhemat listrik harus ditanamkan di usia mereka yang dini. Pada masa usia anak antara 0-6 tahun merupakan masa emas the golden age yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang, di masa ini perkembangan otak sangatlah cepat hingga mencapai 80 % yang berada pada periode sensitif sensitive periods dimana anak secara khusus mudah menerima dan menyerap berbagai macam informasi dan stimulus dari lingkungan. Bahkan sekitar 50 % kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika mereka memasuki usia 4 tahun. Ardy Wiyani, Novan Prikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Fase ini merupakan masa terbaik untuk mengajarkan dan membiasakan anak untuk menghemat listrik dengan menanamkan paham-paham dan kesadaran yang baik, yang akan terus mereka bawa dalam tumbuh kembang serta kehidupannya kelak. Pengetahuan dan kepekaan mereka terhadap pentingnya berhemat listrik akan terdidik dan ditanamkan sejak mereka masih anak-anak, dimana mereka masih belum memikirkan tagihan biaya listrik keluarga dan tentu perlu adanya sebuah media pembelajaran untuk anak-anak dimana media tersebut akan mengarahkan dan memberi contoh kepada mereka dalam melakukan gaya hidup hemat listrik dirumah dan tentunya juga tidak berbahaya untuk anak tersebut, serta memberikan pengertian akan pentingnya berhemat listrik melalui nilai-nilai sosial akan kepedulian terhadap sesama yang tertanam didalamnya. Tetapi media 3

4 pembelajaran ini juga tidaklah luput dari peran orang tua yang juga harus turut membantu dan mendampingi buah hatinya dalam memahami dan menerapkan gaya hidup hemat listrik dirumah, karena listrik merupakan unsur yang berbahaya jika tidak di tangani dengan benar terutama bagi anak anak di usia mereka. I.2 Permasalahan I.2.1 Identifikasi Masalah Dari penjabaran latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan sebuah masalah yaitu sebagai berikut : 1. Gaya hidup hemat listrik merupakan pertolongan pertama yang masyarakat dapat lakukan untuk membantu orang-orang diluar sana agar juga dapat menikmati energi listrik. 2. Pemahaman masyarakat luas akan pentingnya berhemat listrik hanya terbatas untuk menekan biaya tagihan listrik saja. 3. Sebelumnya tidak ada pembelajaran kepada anak-anak mengenai manfaat sebenarnya melakukan hemat listrik, sehingga saat mereka dewasa paham yang tertanam adalah untuk berhemat tagihan listrik. 4. Perlu adanya pemahaman untuk para orang tua bahwa pembelajaran yang akan diberikan tidaklah berbahaya, karena yang kita semua ketahui listrik merupakan unsur yang berbahaya jika tidak di tangani dengan benar terutama bagi anak anak di usia mereka. 5. Perlu adanya peran orang tua yang turut membantu dan mendampingi buah hatinya dalam memahami dan menerapkan gaya hidup hemat listrik dirumah. I.2.2 Rumusan Masalah Dari pengeidentifikasian masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan berupa beberapa pertanyaan yaitu sebagai berikut : 4

5 1. Bagaimana cara memberi pemahaman akan fungsi menghemat listrik kepada orang tua agar juga turut mendukung kelancaran jalannya media pembelajaran ini terhadap anak-anak?. 2. Apa saja bentuk pembelajaran dan materi yang dapan anak-anak terapkan untuk berhemat listrik di usia mereka yang dini?. I.3 Ruang Lingkup Dalam pengerjaan tugas akhir tentang penelitian dan perancangan media pembelajaran serta edukasi anak dalam upaya menumbuhkan pemahaman baru dimasyarakat, yaitu kepada generasi bangsa diusia dini, untuk melakukan gaya hidup hemat listrik dengan nilai sosial didalamnya, dapat dijabarkan memiliki ruang lingkup penelitian sebagai berikut : 1. Apa Perancangan sebuah media pembelajaran sekaligun untuk mengedukasi anak berbentuk cerita bergambar, yang akan mengajarkan penerapanpenerapan berhemat listrik serta menanamkan manfaat berhemat listrik itu sendiri melalui nilai nilai sosial yang dapat anak-anak serap. 2. Bagian Mana Perancangan media pembelajaran dan edukasi anak ini berbentuk sebuah buku cerita dongeng bergambar, dengan penulis sebagai illustrator dan pengarang sekaligus desainer layout buku dongeng dalam media edukasi tersebut. 3. Siapa Segmentasi dari perancangan media edukasi anak ini lebih ditujukan kepada para generasi muda di usia dini dalam kisaran umur 4 7 tahun, dimana pada usia tersebut anak anak sedang meninjak pendidikan pertamanya di Pendidikan anak usia dini PAUD atau Taman Kanakkanak TK, di tahun pertama dan tahun terahkir serta Sekolah Dasar SD kelas 1 dan 2. Pada masa usia ini, anak anak mulai mempunyai respon dalam suatu permasalahan, mempunyai daya tangkap dan daya ingat yang 5

6 kuat terhadap suatu permasalahan atau sesuatu yang ia anggap menarik, dan juga mulai mempunyai respon untuk mencari solusi. 4. Dimana Penelitian untuk perancangan media pembelajaran dan edukasi anak ini dilaksanakan di Bandung 5. Kapan Pengumpulan data dilakukan sejak bulan Januari - April 2016, sedangkan untuk perancangan media edukasi anak ini dilakukan mulai Mei - Juni Kemudian setelah selesainya perancanga media edukasi berupa buku cerita dongeng bergambar, akan mulai memasuki tahap publikasi, yang dimulai pada bulan September - November Tujuan Perancangan Perancangan media pembelajaran dan edukasi anak ini bertujuan untuk mengemas sebuah cerita yang akan menginspirasi anak-anak serta menumbuhkan rasa kepedulian mereka terhadap pentingnya berhemat listrik yang akan ditekankan melalui nilai-nilai sosial yang ada pada isi buku cerita tersebut. Adapun penjabaran berupa poin-poin tujuan dibuatnya media informasi ini, diantaranya : 1. Menanamkan pemahaman manfaan menghemat listrik dari nilai-nilai sosial sejak dini. 2. Membangun gaya hidup hemat energi listrik di masyarakat dengan pemahaman dan fungsi berhemat energi yang baik dan bukan hanya untuk menghemat tagihan biaya listrik saja. 3. Memberikan kesempatan masyarakat Indonesia yang lain untuk menikmati fasilitas listrik. 4. Menciptakan peluang terciptanya generasi-generasi yang akan bergerak dalam bidang pembenahan energi listrik Indonesia. 6

7 1.5 Cara Pengumpulan Data Sumber Data Primer 1. Wawancara Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan pertanyaan kepada narasumber yang mempunyai peran terhadap objek yang diangkat dalam pengerjaan tugas akhir ini, untuk mengetahui perasaan, pendapat dan informasi yang penulis butuhkan. Wawancara Terstruktur Teknik wawancara terstruktur adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyiapkan terlebih dahulu susunan pertanyaan secara rinci dan sistematis, yang akan di ajukan kepada narasumber, sebagai pewawancara dalam kegiatan ini, setidaknya sudah harus mengetahui dan mempelajari jawaban jawaban mungkin akan diperoleh dari narasumber meskipun masih bersifat umum. Wawancara Tidak Tersruktur Teknik wawancara ini, merupakan kegiatan pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang tidak menggunakan pedoman struktur wawancara yang telah tersusun, jawaban yang diberikan oleh narasumber pun bersifat opini maupun pendapat pribadi. 2. Obserfasi Lapangan Dengan melakukan obserfasi lapangan secara langsung, dapat diperoleh suatu pandangan akan keadaan dan situasi yang terjadi di lingkungan, serta kondisi terkini objek yang menjadi topik penelitian dalam perancangan tugas akhir, secara langsung. 7

8 3. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab, yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui Sumber Data Sekunder 1. Studi Literatur Studi literatur yaitu dengan pencarian beberapa data yang berdasarkan dari beberapa karya tulis dengan materi-materi yang berhubungan dengan tema perancangan ini. 2. Studi Dokumen Studi dokumen berupa pengumpulan beberapa data seperti gambar, kumpulan foto, beberapa artikel dan hasil-hasil penelitian para ahli dilapangan tentang kondisi populasi badak jawa saat ini, serta beberapa data lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat. 8

9 1.6 Kerangka Perancangan Orang Tua Skema 1.01 Kerangka Perancangan Sumber : pribadi (29 April 2016, 20:21) 9

10 1.7 Pembabakan 1. Bab 1 Pendahuluan Memaparkan gambaran umum tentang masalah yang diangkat melalui fenomena yang terjadi berupa latar belakang masalah dan juga menjelaskan fokus permasalahan dengan rumusan dan batasan masalah serta tujuan perancangan. Pada bab ini juga dijelaskan metode pengumpulan data yang akan dilakukan dan bagaimana kerangka perancangan yang digunakan sebagai acuan untuk proses penelitian, serta gambaran singkat setiap bab-bab pada laporan tugas akhir. 2. Bab II Dasar Pemikiran Menjelaskan teori-teori yang relevan, yang mengacu pada fenomena dan permasalahan yang diangkat dan digunakan sebagai panduan dalam merancang pengeksekusian karya tugas akhir. 3. Bab III Data dan Analisis Masalah Menjabarkan data-data yang telah didapatkan dari hasil wawancara serta menjelaskan hasil analisis dari data yang telah didapatkan dan dengan menggunakan teori yang telah dijabarkan pada Bab II untuk strategi perancangan. 4. Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan Menjelaskan konsep perancangan yang terdiri dari konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media dan konsep visual. Serta menampilkan hasil perancangan mulai dari sketsa hingga penerapan visualisasi pada media. 5. Bab V Penutup Menjelaskan saran dan masukan pada waktu sidang. 10