BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
|
|
- Widyawati Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sebagai kota metropolitan, menjadikan DKI Jakarta sebagai kota tujuan kaum urban untuk bermukim. Richard L Forstall (dalam Ismawan 2008) menempatkan Jakarta di urutan ketiga kota terbesar di dunia. Hal ini tentu berdampak pada permasalahan pertumbuhan ekonomi di Jakarta. Lingkungan permukiman padat penduduk merepresentasikan keadaan perekonomian menengah ke bawah yang berimplikasi pada rendahnya tingkat pendidikan sehingga menyebabkan rendahnya tingkat kepedulian akan keselamatan dalam bermukim. Salah satu permasalahan yang identik dengan eksistensi permukiman padat tersebut adalah masalah kebakaran. Kebakaran di wilayah kota merupakan gejala yang umumnya sejalan dengan perkembangan kota itu sendiri, artinya dengan adanya perkembangan kota terjadi pula peningkatan kuantitas dan kualitas kebakaran, ancaman bahaya kebakaran semakin kompleks 1. Dilihat dari data peristiwa kebakaran, kota Jakarta merupakan kota yang rawan bahaya kebakaran. Setiap tahun di Jakarta tercatat sekitar 800 kasus kebakaran yang menimbulkan kerugian ratusan milyar rupiah (Ramli, 2010:2). Berdasarkan data dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, puncak kebakaran di DKI Jakarta terjadi pada tahun 2012, yaitu mencapai kasus dan kerugiannya ditaksir hingga 200 milyar rupiah. Memasuki tahun 2013, frekuensi kebakaran terus meningkat, tercatat lebih dari 50 kasus setiap bulannya. Hingga bulan September 2013, telah terjadi 729 kasus kebakaran di DKI Jakarta dengan kerugian jiwa meninggal 35 orang. Dari tahun September 2013, wilayah dengan intensitas kebakaran tertinggi adalah Jakarta Barat dengan jumlah frekuensi sebanyak kasus. 1 diakses pada tanggal 27 April 2014, 11:00 wib 1
2 Jakarta Barat merupakan wilayah di DKI Jakarta dengan luas 126,15 km2 2. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 penduduk wilayah Jakarta Barat adalah jiwa dengan kepadatan rata-rata penduduknya /km 2. Seiring berjalannya waktu, wilayah Jakarta Barat tumbuh sebagai lingkungan pemukiman secara alami (sebuah wilayah yang tumbuh menjadi besar secara alami tanpa menjalani proses perencanaan kota) dan tidak teratur. Hal ini dapat ditinjau dari tingkat kerapatan antar bangunan dan bentukan bangunan yang berbeda-beda. Selain itu, perilaku kelalaian masyarakat seperti pencurian listrik, mengganti sekering dengan kawat, merokok, penggunaan kompor minyak, hingga penggunaan lilin api untuk penerangan di ruang-ruang yang mudah terbakar dapat memicu kebakaran. Secara garis besar, ada dua sikap yang dapat dilakukan untuk mengatasi ancaman kebakaran. Pertama, pencegahan, yakni antisipasi jika peristiwa kebakaran itu belum terjadi. Kedua, pemadaman dan penyelamatan, yakni jika peristiwa kebakaran itu sudah terjadi. Sikap pencegahan dapat dirinci atas, kesiapan menghadapi bencana dan ketersediaan pedoman pembangunan di wilayah kota untuk pencegahan kebakaran. Kesiapan menghadapi bencana antara lain meliputi, pencegahan meluasnya kebakaran dengan sikap tanggap darurat, pencegahan awal kebakaran, peningkatan kesiapan penanggulangan kebakaran, pemberdayaan respon darurat tahap awal, manajemen informasi dan pencegahan meluasnya kebakaran. Sedangkan ketersediaan pedoman pembangunan lebih merupakan urusan pihak-pihak terkait dalam lingkup pemerintah kota. Untuk sikap pemadaman dan penyelamatan, hal ini terkait dengan operasi dari instansi yang bertanggung jawab karena di sini dibutuhkan pendidikan dan keahlian khusus. Dengan demikian, upaya pemadaman dan penyelamatan lebih merupakan urusan pihak-pihak terkait dalam lingkup pemerintah kota. Peran serta masyarakat lebih berada pada sisi pencegahan, berupa kesadaran, kepedulian dan ketrampilan 3. Namun, yang menjadi permasalahan adalah pengetahuan masyarakat mengenai kesadaran dan kesiapan dalam mengantisipasi bencana kebakaran masih sangat 2 diakses pada tanggal 23 Mei 2014, 17:32 wib 3 diakses pada tanggal 28 April 2014, 10:30 wib 2
3 minim. Dengan kata lain, minimnya tanggap darurat dalam menghadapi bencana kebakaran. Tanggap darurat mencakup kegiatan kesiapsiagaan bencana dan atau pada saat terjadi bencana. Tanggap darurat bertujuan untuk mencegah bertambah besarnya jumlah korban dan kerusakan atau kerugian akibat kebakaran (Nurjanah, 2012:56). Menurut Ramli dalam Manajemen Kebakaran, jenis api yang terjadi pada kebakaran di daerah perumahan dan pemukiman adalah api terbuka, sehingga penjalaran api cepat, karena jarak bangunan, bahan yang terbakar serta kecepatan api dalam proses pembakaran dan adanya dukungan angin yang mendorong intensitas api. Faktor inilah yang menyebabkan kerugian akibat kebakaran meningkat setiap tahunnya. Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka perlu adanya kampanye sosial mengenai upaya untuk menghadapi masalah kebakaran. Masyarakat diminta untuk lebih tanggap terhadap permasalahan kebakaran. Sikap tanggap darurat bertujuan untuk mencegah kebakaran awal dengan harapan dapat mengurangi jumlah korban dan kerugian yang diakibatkan kebakaran. I.2 Permasalahan I.2.1 Identifikasi Masalah Dari penjabaran latar belakang diatas, penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Sebagai kota dengan pertumbuhan ekonomi yang maju menjadikan Jakarta sebagai tujuan kaum urban untuk bermukim. Salah satu permasalahan yang identik dengan eksistensi permukiman padat tersebut adalah masalah kebakaran. 2. Puncak kebakaran di DKI Jakarta terjadi pada tahun 2012, yaitu mencapai kasus dan kerugiannya ditaksir hingga 200 milyar rupiah. Kemudian pada tahun September 2013, wilayah dengan intensitas kebakaran tertinggi adalah Jakarta Barat dengan jumlah frekuensi sebanyak kasus. 3. Minimnya kesadaran di kalangan masyarakat mengenai bahaya kebakaran yang disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai kebakaran. 3
4 4. Minimnya pengatahuan mengenai tanggap darurat kebakaran. I.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana merancang konsep kampanye sosial tanggap darurat kebakaran di kawasan padat penduduk DKI Jakarta? I.3 Ruang Lingkup Pada perancangan karya tugas akhir ini, ruang lingkup yang penulis teliti pada proses perancangan kampanye sosial ini adalah : 1. Apa Perancangan media sosialisasi dalam bentuk kampanye sosial. 2. Bagian Mana Kampanye ini akan mencakup tindakan pemadam awal untuk mencegah bertambah besarnya jumlah korban dan kerugian. 3. Siapa Segment yang akan dicapai dari kampanye ini yaitu orang tua dengan kisaran usia tahun. 4. Dimana Pelaksanaan awal kampanye akan diadakan di wilayah Jakarta Barat karena tercatat sebagai wilayah dengan intensitas kebakaran paling tinggi, kemudian berlanjut keseluruh wilayah DKI Jakarta. 4
5 5. Kapan Kampanye sosial ini dimulai dari tahap pengumpulan data yang dilakukan sejak bulan Februari-Mei Kemudian tahap proses perancangan kampanye dilakukan mulai bulan Februari-Juli Tahap ini akan menentukan konsep dan bentuk kegiatan kampanye yang akan dilakukan. Kemudian tahap pelaksanaan kampanye akan dimulai pada bulan Juni Kampanye akan dilaksanakan secara terencana dan bertahap melalui penyebaran media yang berbeda setiap bulannya, sampai akhirnya pada tahap action akan dilaksanakan penyuluhan pada bulan Maret 2015 yang bertepatan dengan HUT Pemadam Kebakaran. I.4 Tujuan Perancangan Sejalan dengan rumusan masalah diatas, perancangan karya tugas akhir ini disusun dengan tujuan untuk : Merancang konsep kampanye sosial tanggap darurat kebakaran di kawasan padat penduduk DKI Jakarta. I.5 Manfaat Perancangan Proposal pengantar karya tugas akhir mengenai Perancangan Kampanye Sosial Tanggap Darurat Bencana Kebakaran di DKI Jakarta disusun dengan harapan proposal ini dapat memberikan manfaat bagi: I.5.1 Institusi Melalui perancangan kampanye sosial ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Dinas Pemadam Kebakaran dalam membantu melakukan penanggulangan awal kebakaran ketika api masih kecil sampai bantuan dinas kebakaran tiba dilokasi kejadian. 5
6 I.5.2 Pembaca Manfaat perancangan bagi pembaca adalah pembaca mendapatkan informasi mengenai kebakaran, mulai dari penyebabnya, pencegahannya sampai bagaimana cara menyikapinya apabila terjadi bencana kebakaran. I.5.3 Penulis Adapun manfaat penulisan proposal perancangan bagi penulis sendiri adalah sebagai berikut : a. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis selama perkuliahan di Fakultas Kreatif Telkom University. b. Mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat bencana kebakaran. c. Sebagai wahana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hal apa saja yang dapat diupayakan dari sisi desain komunikasi visual dalam membuat konsep kampanye sosial sikap tanggap darurat sebagai upaya untuk penanggulangan bencana kebakaran awal. I.6 Metode Penelitian I.6.1 Metode yang digunakan Perancangan karya tugas akhir ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah sosial di masyarakat atau kemanusiaan. Proses penelitian menggunakan metode kualitatif ini melibatkan upaya penting seperti mengumpulkan data spesifik dari para partisipan, menganalisis dan menafsirkan makna data (Creswell, 2007:5). Dalam hal ini penulis meneliti fenomena yang terjadi di masyarakat mengenai kebakaran. Data-data yang diperoleh akan dikaji sehingga menjadi media sosialisasi dalam bentuk kampanye sosial tanggap darurat bencana kebakaran. 6
7 I.6.2 Metode Pengumpulan Data Data yang dihimpun penulis menggunakan metode kualitatif menggunakan cara-cara sebagai berikut : 1. Metode Studi Pustaka Merupakan metode pengumpulan data dengan cara menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah mengenai manajamenen kebakaran, buku mengenai manajemen kampanye, kiat sukses strategi kampanye, laporan penelitian, karangan ilmiah, tesis dan sumber-sumber tertulis lain baik cetak maupun elektronik. 2. Metode Wawancara Merupakan metode yang dilakukan dengan cara tatap muka dan tanya jawab langsung antara penulis dengan narasumber atau sumber data. Penulis melakukan wawancara dengan Komandan Pleton Sektor Pancoran, Sumarno, Komandan Latihan Ka. Sie. Lat, M. Tasor dan Ketua Bidang Partimas (Partisipasi Masyarakat), Paryo. 3. Metode Observasi Merupakan metode dengan cara melakukan pengamatan terhadap gejala- gejala yang diselidiki. 4. Metode Kuisioner (Angket) Merupakan metode dengan menggunakan sistem pertanyaan yang dibagikan kepada responden. Penelitian menggunakan metode kuesioner angket ini memerlukan responden dalam jumlah yang cukup agar mendapatkan info tentang seberapa pengetahuan mereka tentang 7
8 bahaya api dan kebakaran. Responden yang menjadi sasaran utama penulis adalah orang tua diwilayah pemukiman Jakarta Barat dengan kisaran usia tahun. Hal ini menjadi penting sebab yang digali dari kuisioner itu cenderung informasi umum tentang fakta atau opini yang diberikan oleh responden. Karena informasi bersifat umum maka diperlukan responden dalam jumlah cukup agar informasi mengenai tanggap darurat bencana kebakaran didapat dengan baik. I.7 Kerangka Perancangan RUANG LINGKUP MASALAH 1. Ekonomi Sebagai kota terbesar di dunia, tentu berdampak pada pertumbuhan perekonomian di DKI Jakarta. Hal ini berimplikasi pada rendahnya tingkat kepedulian akan keselamatan dalam bermukim. 2. Budaya Menjadikan DKI Jakarta sebagai tujuan kaum urban untuk bermukim di kota ini. 3. Sosial Kebakaran menjadi salah satu masalah yang identik dengan eksistensi pemukiman padat. FENOMENA Setiap tahun di Jakarta tercatat sekitar 800 kasus atau 2-3 kali kebakaran setiap harinya. Namun sejauh ini belum ada upaya sistematis untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran di tengah masyarakat khususnya pemukiman padat, sehingga menimbulkan kerugian ratusan milyaran rupiah. FOKUS MASALAH Peningkatan kesiapan menghadapi bencana kebakaran awal 8
9 OPINI 1. Minimnya pemahaman akan persiapan menghadapi bencana kebakaran. 2. Terbatasnya media untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai ancaman bahaya kebakaran. 3. Saat terjadinya kebakaran, keadaan masyarakat cenderung panik sehingga tidak tahu hal apa yang seharusnya dilakukan. ISU Penanggulangan bencana kebakaran hanya dapat diatasi oleh pihak pemadam kebakaran. HIPOTESA Upaya penanggulangan bencana kebakaran awal, dapat diatasi dengan sikap tanggap darurat. Hal ini dilakukan agar api tidak cepat menjalar kerumah disekelilingnya sehingga menimbulkan kerugian. INTI MASALAH Merubah pola pikir masyarakat bahwa penanggulangan kebakaran bukan hanya tanggung jawab pemadam kebakaran. SOLUSI Upayakan dari sisi desain komunikasi visual dalam membuat konsep kampanye sosial sikap tanggap darurat sebagai tindakan pemadaman awal kebakaran. 9
10 I.8 Pembabakan 1. Bab I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang permasalahan yang dirumuskan melalui melalui fenomena meningkatnya kasus bencana kebakaran, menjelaskan tentang fokus permasalahan melalui identifikasi masalah, rumusan masalah dan batasan masalah. Bab ini juga menjelaskan mengenai tujuan perancangan dan cara mengumpulkan data yang kemudian diteliti sebagai acuan perancangan karya. 2. Bab II Dasar Pemikiran Menjelaskan dasar pemikiran dari teori-teori yang relevan untuk digunakan sebagai acuan perancangan kampanye sosial tanggap darurat kebakaran. 3. Bab III Data dan Analisis Masalah Berisi tentang data institusi pemberi proyek, data produk mengenai kebakaran serta data khalayak sasaran yang didapatkan dari hasil pengumpulan data (studi pustaka, wawancara, observasi dan kuisioner) kemudian menjelaskan analisis menggunakan SWOT serta analisis data sejenis. 4. Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan Berisi tentang konsep pesan (ide besar), konsep kreatif (pendekatan), konsep media (media apa saja yang digunakan, perencanaan media dan biaya media) dan konsep visual (tipografi, bentuk, warna dan gaya visual). Bab ini juga menampilkan hasil perancangan mulai dari sketsa hingga penerapan viual pada media. 5. Bab V Penutup Berisi kesimpulan dan saran pada waktu sidang. 10
I. PENDAHULUAN. DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki luas 650 KM 2 dengan jumlah penduduk tercatat 7.458.564 jiwa. Bila dibandingkan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang dilintasi oleh garis khatulistiwa. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang berkawasan tropis yang memiliki kekayaan dan keanekaragaman
Lebih terperinciTabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecepatan perubahan skala dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tempat penyimpanan barang yang cukup rentan terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu pembangunan kawasan industri banyak dilakukan salah satunya adalah pergudangan yang menunjang produksi suatu perusahaan. Setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah bagian yang tak terpisahkan bagi manusia karena aktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah bagian yang tak terpisahkan bagi manusia karena aktivitas komunikasi adalah hal mutlak yang yang harus dilakukan manusia untuk dapat menunujukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1. Sumber data statistic BPS DKI Jakarta. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai ibu kota Negara Republik Indonesia, Jakarta memegang peran yang cukup besar dalam skala nasional maupun internasional. Salah satu peranan yang dimaksud adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah 735.400 m² dengan jumlah penduduk 249,9 juta jiwa, dan kendaraan bermotor menjadi alat transportasi favorite
Lebih terperinciKAJIAN KERENTANAN KAWASAN PERMUKIMAN PADAT TERHADAP BENCANA KEBAKARAN DI KECAMATAN TAMBORA - JAKARTA BARAT
KAJIAN KERENTANAN KAWASAN PERMUKIMAN PADAT TERHADAP BENCANA KEBAKARAN DI KECAMATAN TAMBORA - JAKARTA BARAT Tugas Akhir Oleh: Dimas Andhi Ismawan L2D 002 395 JURUSAN PERENCANAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk di perkotaan yang sangat tinggi mengakibatkan meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya. Selain itu, meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini gaya hidup sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Seperti dilansir pada klik.dokter.com, penggunaan perangkat audio visual juga semakin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah. Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di Negara Indonesia dimana semua kebijakan-kebijakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, maupun faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pusat aktivitas dari penduduk, oleh karena itu kelangsungan dan kelestarian kota
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota dalam konsep umum adalah wilayah atau ruang terbangun yang didominasi jenis penggunaan tanah nonpertanian dengan jumlah penduduk dan intensitas penggunaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah kepadatan penduduk di Jawa Barat mencapai sekitar 46 juta jiwa pada tahun 2011 yang tersebar di 26 kabupaten dan kota. Untuk kota Bandung jumlah penduduknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua daerah tidak pernah terhindar dari terjadinya suatu bencana. Bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja pada waktu yang tidak diprediksi. Hal ini membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan Kota Jakarta dengan visi dan misi mewujudkan Ibu kota negara sejajar dengan kota-kota dinegara maju dan dihuni oleh masyarakat yang sejahtera. Permasalahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendaki gunung merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan namun mendaki gunung tidak hanya sekedar kegiatan untuk berlibur, rekreasi, melainkan kegiatan yang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari beragam suku, budaya, dan bahasa. Indonesia memiliki banyak bahasa Ibu yang disebut juga sebagai bahasa daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi
Lebih terperinciBanyak faktor yang membuat kegiatan ASI eksklusif ini tidak berjalan dengan baik, padahal menurut standar kesehatan dunia WHO, bayi harus diberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan makanan untuk bertahan hidup sehingga gizi dan vitamin dari makanan di serap oleh tubuh manusia dan di proses untuk kebutuhan berkembang dan tumbuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hewan langka di Indonesia makin lama semakin bertambah, pertambahan jumlah hewan langka di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari faktor alam maupun
Lebih terperinciKESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKATA ARTIKEL PUBLIKASI
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKATA ARTIKEL PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi AGUS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini indikator kesehatan jiwa di bagi menjadi tiga bagian, yaitu gangguan jiwa berat, gangguan mental emosional (afektif) juga melalui cakupan pengobatannya, menurut
Lebih terperinciPERANCANGAN SOSIALISASI RUANG TANGGAP DARURAT KOTA BANDUNG MELALUI NOMOR DARURAT 113
PERANCANGAN SOSIALISASI RUANG TANGGAP DARURAT KOTA BANDUNG MELALUI NOMOR DARURAT 113 Diajukan untuk memenuhi satu syarat dalam menempuh ujian sidang Tugas akhir program studi Desain Komunikasi Visual Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat rentan terhadap ancaman berbagai jenis bencana, misalnya bencana yang terjadi di Sulawesi
Lebih terperinci2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebakaran merupakan salah satu jenis bencana yang cukup potensial dengan meninggalkan kerugian yang besar jika tidak mendapatkan perhatian dan penanganan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas bukan merupakan penyakit namun keberadaannya bisa menimbulkan banyak penyakit. Orang yang mengalami obesitas mempunyai timbunan lemak lebih banyak dari berat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebakaran adalah peristiwa yang sering terjadi di lingkungan masyarakat. Dampak dari kebakaran ini adalah kerugian harta dan benda, serta jiwa manusia. Peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah geografis Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng benua
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah geografis Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng benua yaitu lempeng Indo-Australia yang bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia kedokteran memiliki peran besar terhadap kehidupan masyarakat terutama untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Sebagai segmen kehidupan yang
Lebih terperinciPENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN MELALUI OPTIMALISASI TATA KELOLA LAHAN KAWASAN PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN
PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN MELALUI OPTIMALISASI TATA KELOLA LAHAN KAWASAN PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN Yulia Setiani Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru yuliasetiani@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerugian harta benda dan dampak psikologis (IDEP, 2007)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini jumlah pekerja yang sudah berkeluarga semakin bertambah, khususnya di DKI Jakarta. Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan demi kelangsungan hidup kita sebagai manusia. Namun dewasa ini masih banyak penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam berupa banjir, tanah longsor dan gempa bumi melanda hampir sebagian besar kota di Indonesia. Bencana alam tersebut diperkirakan akan terus berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Jakarta sebagai ibu kota negara yang terus berkembang mengalami permasalahan dalam hal penyediaan hunian yang layak bagi warga masyarakatnya. Menurut data kependudukan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Madiun memiliki banyak sekali potensi pariwisata yang layak menjadi tujuan wisata bagi masyarakat. Wisata yang ada di Kabupaten Madiun antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu sumber energi kehidupan manusia saat ini, hampir semua orang di dunia khususnya di Indonesia, setiap hari selama 24 jam menggunakan listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ende merupakan sebuah kabupaten yang tepat berada di tengah Pulau Flores yang dijuluki Kaum Portugis dengan sebutan Nusa Bunga, dan membelah pulau menjadi 2 bagian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Komik menurut definisinya adalah seni sekuensial yang menceritakan sesuatu melalui kombinasi gambar dan teks, yang tersusun dalam bentuk panel-panel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia. Kabupaten ini awalnya merupakan kabupaten yang amat besar dan ibukotanya terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pengaruh globalisasi, banyak nilai-nilai yang tidak sejalan dengan adat ketimuran masuk ke Indonesia. Nilai-nilai tersebut masuk ke Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah merupakan salah satu komponen penting dalam tubuh manusia. Kekurangan darah berarti menghambat kerja organ di dalam tubuh. Ada banyak musibah seperti kecelakaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecerdasan serta kesehatan anak bisa diperoleh salah satunya adalah dengan mencukupi kebutuhan gizi dan nutrisinya. Pemenuhan zat gizi dan juga nutrisi sangat diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Transportasi publik merupakan sarana alat transportasi umum yang disediakan oleh pemerintah suatu kota yang digunakan oleh masyarakat ketika mereka tidak
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal namanya penyakit yang berbahaya bagi kesehatan kita. Salah satu contoh adalah penyakit jantung. Penyakit jantung adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan salah satu bencana yang cukup sering melanda beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di wilayah perkotaan dengan kepadatan permukiman yang tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedagang Kaki Lima dahulu dikenal dengan pedagang emperan jalan dan kemudian disebut pedagang kaki lima. Saat ini, istilah pedagang kaki lima digunakan untuk menyebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kota sebagai pusat berbagai kegiatan baik itu kegiatan perekonomian, kegiatan industri, kegiatan pendidikan, perdagangan, hiburan, pemerintahan dan juga sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Lembaga Penelitian nonprofit yang berada di Washington, The Pew Research Center pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, pesan adalah proses komunikasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, pesan adalah proses komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada "komunikan terdiri dari isi (the content) dan lambang (symbol).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang, hal itu dapat terlihat dari pertumbuhan didunia teknologi, ekonomi, yang begitu pesat khususnya didaerah perkotaan seperti Jakarta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di kawasan Ring of Fire, dimana banyak gunung berapi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan beragamnya keadaan wilayah
Lebih terperinciRUMAH SUSUN MILIK DI JAKARTA DENGAN PENENKANAN DESAIN MODERN-GREEN Sevi Maulani, 2014 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengapa rumah susun? Kebutuhan tempat tinggal merupakan kebutuhan primer manusia. Berbagai macam upaya pemenuh kebutuhan ini terwujud dengan semakin banyaknya proyek-proyek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah di jalanan atau tempat tempat umum lainnya (Dinamika Sosial 2012:64). Masalah anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arsip (record) atau yang biasa disebut sebagai warkat, merupakan catatan tertulis baik dalam bentuk gambar maupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang melakukan program subsidi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang melakukan program subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk meringankan pengeluaran masyarakat, khususnya masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kali adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Kali merupakan salah satu bagian dari siklus
Lebih terperinciJUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA)
JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA) Konsep Proposal Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mengikuti perkuliahan Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual Semester Ganjil 2014/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan semakin canggihnya teknologi, membuat pola hidup baru pada kehidupan manusia. Mudahnya dalam mendapatkan sesuatu karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu proses kepergian seseorang menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Hal yang mendorong kepergiannya seperti kepentingan agama,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi secara tiba-tiba dalam tempo relatif singkat dalam hubungan antara manusia dengan lingkungannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki rentang luas wilayah 1.910.931,32 km² dengan 17.504 pulau didalamnya, dengan 5 pulau besar ; Jawa, Sumatera,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang berkembang, Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, terutama di daerah perkotaan seperti Jakarta. Pertumbuhan ini juga diikuti dengan
Lebih terperinciLEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI KELURAHAN SADAR BENCANA (KELURAHAN BANJAR-SERASAN KEC.PONTIANAK TIMUR)
LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI KELURAHAN SADAR BENCANA (KELURAHAN BANJAR-SERASAN KEC.PONTIANAK TIMUR) 1 Lab.Inovasi : KOTA PONTIANAK 2 Nama Instansi/SKPD : Kelurahan Banjar-Serasan Kec.Pontianak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hujan terus meningkat, hal ini tidak diimbangi oleh daerah resapan air,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Negara tropis, Indonesia memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada setiap tahunnya terutama musim hujan, frekuensi curah hujan terus meningkat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia tanpa terkecuali sehingga peran makanan sangat besar bagi kehidupan manusia itu sendiri. Terdapat berbagai jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Makassar adalah ibu kota Sulawesi Selatan yang sebelumnya Kota Makassar bernama Ujung Pandang. Kota Makassar dikenal dengan Kota Daeng dan Anging Mamiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan salah satu peristiwa yang tidak diinginkan dan terkadang tak terkendali. Oleh karena sifatnya yang membahayakan dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Masyarakat Tangguh Bencana Berdasarkan PERKA BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, yang dimaksud dengan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bogor merupakan salah satu kota yang sedang berkembang di Indonesia dari segi wisata dan fasilitas umum yang terus dikembangkan oleh pemerintahan Kota Bogor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terletak digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan kondisi alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Kampanye sosial atau iklan layanan masyarakat merupakan iklan yang menampilkan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tekanan (Stress) merupakan suatu tanggapan adaptif, diperantarai oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tekanan (Stress) merupakan suatu tanggapan adaptif, diperantarai oleh perbedaan individual, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi
Lebih terperinci2015 D AMPAK PELATIHAN PROGRAM RESCUE TERHAD AP PENINGKATAN TANGGAP BENCANA PARA KAD ER TIM SEARCH AND RESCUE:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia yang terampil dan memiliki kinerja tinggi sangat diperlukan dalam era globalisasi seperti sekarang ini, sehingga mampu bersaing dalam tataran internasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana alam sering terjadi pada negara yang rawan terhadap bencana seperti Indonesia. Banyak kasus dan isu yang terus mengalir seiring bertambahnya peningkatan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota yang dipicu oleh kegiatan ekonomi menimbulkan berbagai efek. Salah satu efek tersebut adalah peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk
Lebih terperinciUPAYA SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN GEDUNG KEPADA REMAJA MELALUI MEDIA GAME
UPAYA SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN GEDUNG KEPADA REMAJA MELALUI MEDIA GAME Akhmad Angsori, Godham Eko Saputro, Toto Haryadi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Ilmu Komputer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah Tuhan yang dititipkan kepada kedua orangtuanya. Mereka diberikan amanah dan tanggung jawab untuk merawat, mendidik, melindungi, hingga dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Danau merupakan cekungan luas pada permukaan bumi yang berisi air dan terletak di tengah-tengah daratan. Danau mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa kebakaran merupakan bencana yang tidak diinginkan yang dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kerap terjadi di hampir setiap wilayah Indonesia. Di Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dini sudah meningkat di Indonesia, mencapai 6,6 juta orang atau tiga persen dari jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa. Menurutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia yang dikelilingi beberapa wilayah di sekitarnya sebagai kota penyangga yang terdiri dari Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sudah tidak diragukan lagi. Banyak negara sejak beberapa tahun terakhir menggarap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui, kebutuhan pokok manusia terdiri atas kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan sandang adalah kebutuhan akan pakaian; pangan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki luas wilayah 35.746,26 Km2 dengan kondisi alam dan struktur geologi yang kompleks dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan kota adalah salah satu alat transportasi publik yang menyediakan jasa pelayanan angkut penumpang dari satu tempat ke tempat lain yang masih berada dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana dapat datang secara tiba-tiba, dan mengakibatkan kerugian materiil dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan menanggulangi dan memulihkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi kehidupan perkotaan di Indonesia saat ini dapat dikatakan sangat bebas. Individu dapat mendapatkan apa yang diinginkan dengan sangat mudah, didukung dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelenggaraan pendidikan dan keselamatan kerja di lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan dan keselamatan kerja di lembaga pendidikan masih perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif. Sebuah lembaga pendidikan tidak berbeda
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dikenal sebagai salah satu cabang ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lampau untuk kemudian diaplikasikan pada masa kini bahkan diproyeksikan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Bogor merupakan kota yang nyaman dan sejuk untuk beristirahat. Bogor sejak memiliki Taman yang sering
Lebih terperinci