BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 69 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang didapat selama masa observasi pada PT.Isopanel Dunia. yang berkenaan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Data hasil produksi dan jumlah cacat dari produk telecomunication shelter yang dihasilkan yaitu produk ; Wall Panel Standart selama dua bulan berturut-turut, yakni bulan Januari dan Febuari Data-data karakteristik kualitas kunci produk (CTQ) yang di dapat dari hasil wawancara dan diskusi dengan bagian Quality Control & Produksi di perusahaan. Data hasil produksi dan jumlah cacat untuk produk Wall Panel Standart selama bulan Januari dan Febuari Hasil pengumpulan data ini akan diperlihatkan langsung pada bagian selanjutnya dari bab ini pada analisa data.

2 Analisis Data Dan Pembahasan Untuk memecahkan masalah yang ada pada perusahaan maka diperlukan pengolahan atau analisa terhadap data-data yang telah dikumpulkan diatas. Data-data tersebut di olah dengan menggunakan metode DMAIC, yang merupakan inti dari metodologi Six Sigma khususnya untuk pemecahan masalah. Dalam tiap fase DMAIC terdapat beberapa alat-alat statistik/qc sederhana yang dapat di gunakan untuk mengolah atau menganalisa data. Berikut ini akan di jelaskan fase-fase dalam metode DMAIC Fase Define (Pendefinisian) Define merupakan langkah operasional pertama dalam proses peningkatan kualitas Six Sigma.Tahap ini merupakan tahapan untuk medefinisikan proses yang akan dibahas selanjutnya sebelum menentukan karakteristik kualitas dan kebutuhan pelanggan yang lain. Langkah-langkah yang terdapat dalam fase Define adalah sebagai berikut : 1. Menentukan atau mendefinisikan tujuan dari proyek Six Sigma 2. Membuat gambaran secara keseluruhan dari perusahaan baik SIPOC Diagram dan Proses Operation Process Chart. Setiap proses pasti memiliki unsur-unsur utama yakni pemasok, input, output, pelanggan dan proses itu sendiri. Dalam metode Six Sigma proses seringkali dapat digambarkan dalam format SIPOC Diagram. Adapun SIPOC Diagram di PT. Isopanel Dunia adalah seperti dibawah ini:

3 71 Supplier Input Proses Output Customer Raw Material Coil and chemical from china and Metal galvanish sheet, isocyanet and polyurethane Heating Cutting Bending - Wall Panel - Side Panell - Floor and top Panel Provider telecomunication Indonesia Injection : - Perakitan Colourbond - press cetakan - injection storage Gambar 4.1 Diagram SIPOC Dari diagram SIPOC diatas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Supplier, Raw material berasal langsung dari china dan Indonesia Untuk Metal galvanish steel ( Coil ) memiliki ketebalan 0.5 mm. 2. Input, bahan baku yang digunakan oleh PT. Isopanel Dunia adalah : Metal Galvasinh sheet, isocyanate, dan polyurethane 3. Proses. Berikut adalah proses dari pembuatan wall panel standart:

4 72 Gambar 4.2 Peta Proses Operasi Tahapan 1 Raw Material yang berupa Metal Galvasinh Sheet / Colour bond dan Blue plastik

5 73 Tahapan 2 Raw Material yang berupa metal galvanish steel ( Colour bond ) dilapisi dengan blue plastik dengan menggunakan heating machine. Gambar 4.3 Pelapisan Blue Plastik Tahapan 3 Pemotongan colour bond sesuai ukuran yang sudah direncanakan oleh Dept PPIC. Dengan menggunakan CNC Cutting machine. Gambar 4.4 Pemotongan Colour Bond Tahapan 4 Proses penekukan pada keempat sisi nya sebesar 90o dengan menggunakan Houtung bending machine. Mesin bending ini masih dioperasikan secara manual.

6 74 Gambar 4.5 Bending Machine Tahapan 5 Pengangkutan material ke Injection Process dengan menggunakan forklift. Tahap 6 Perakitan lembaran colourbond yang sudah dipotong dan dibending didalam mold/ cetakan secara manual. Tahap 7 Setelah dirakit diatas cetakan / mold lalu cetakan cetakan tersebut di press dengan menggunakan mesin press hidraulik, dalam 1 kali perakitan akan dihasilkan 4 susun cetakan. Yang akan menghasilkan 4 keping panel sekali inject. Dalam penyusunan cetakan ini diperlukan ketelitian ekstra dalam melakukan proses pressing cetakan karena tidak boleh ada udara yang masuk ke dalam cetakan tersebut. Agar chemical dapat mengembang sempurna.

7 75 Gambar 4.6 Proses Penyusunan cetakan Tahap 8 Injection proces dimana dilakukan proses pengisian campuran chemical Poly dan Iso dengan perbandingan dan rasio yang sudah di standarisasikan. Proses injec ini menggunakan mesin canon. Dimana menggunakan manusia sebagai operatornya. Dalam melakukan injection ini harus dilakukan oleh dua orang operator. Karena besarnya tekanan yang dihasilkan oleh mesin ini. Gambar 4.7 Injection Process

8 76 Tahap 9 Setelah di inject mold / cetakan tidak dapat langsung di buka harus didiamkan selama + 45 menit sebelum dikirin ke bagian finishing. Tahapan 10 Finishing process dimana dilakukan proses pembersihan sisa sisa chemichal yang menempel pada sisi sisi dan permukaan panel. Selain itu dilakukan pemebersihan sisa sisa scrap yang menempel pada panel. Alat yang digunakan pada proses ini hanya menggunakan kape dan bor tangan. Pada proses ini menggunakan operator manusia. Gambar 4.8 Process Finishing Panel Tahapan 11 Palleting process dimana dilakukan penempatan barang finish suatu tempat khusus dan pada tahapan ini bagian quality melakukan pengecekan visual seperti : Gelombang Baret PU tidak merata Penyok

9 77 Tahapan 11 Handling process dilakukan pengangkutan panel dari production dept ke warehouse finish good. Demikian urutan tahapan tahapan proses produksi sampai pengiriman ke warehouse finish good. 4. Outputs : Merupakan produk ( baik bahan setengah jadi ataupun bahan jadi ) dari suatu proses.output yang dihasilkan dalam proses pembuatan panel berbagai macam tipe,tetapi pada pembahasan kali ini penulis mentitikberatkan pada tipe wall panel standart 118 x Customer : Merupakan sekumpulan orang atau kelompok yang menerima output atau pelangggan yang memesan produk tersebut.dalam hal ini provider telekomunikasi di indonesia ( indosat, telkomsel, exelcomindo, mobile 8, bakrie telecom, telkom serta sampurna) Measure (Pengukuran) Measure merupakan langkah operasional kedua dalam rangka peningkatan kualitas dalam metode DMAIC. Pada tahap ini dilakukan pengukuran dan mengenali dan menginventarisasi karakteristik kualitas kunci kualitas (CTQ). Tahap pengukuran ini sangat penting peranannya dalam meningkatkan kualitas, karena dapat diketahui keadaan perusahaan dari data yang ada sehingga menjadi patokan atau dasar untuk melakukan analisa dan perbaikan.

10 78 dalam Six Sigma ada dua basis pengukuran yaitu konsep pengukuran kinerja produk dan konsep pengukuran kinerja proses. Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan pengukuran kinerja proses : 1. Menghitung batas-batas kendali pada proses yang memproduksi produk wall panel standart dengan data-data produksi yang telah dikumpulkan pada bulan januari februari Menghitung Kapabilitas Proses saat ini. Sehingga dapat diketahui apakah saat ini proses sudah cukup capable. Selanjutnya berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan pengukuran kinerja produk : 1. Menghitung DPU (Defect per Unit ), yaitu rata-rata cacat pada setiap unit. 2. Menghitung DPO (Defect per Opportunities), DPMO (Defet per Million Opportunities) dan Level Sigma dari produk yang di ukur. 3. Menghitung COPQ (Cost Of Poor Quality), yaitu biaya akibat rendahnya kualitas produk, namun pada penelitian ini peneliti tidak dapat menghitung COPQ dikarenakan terbatasnya data yang didapat dari perusahaan.

11 Identifikasi Karakteristik Kualitas Pada tahap ini dilakukan indentifikasi pada karakteristik kualitas yang merupakan bagian terpenting untuk memuaskan pelanggan. Terdapat dua ukuran yang menjadi sumber karakteristik kualitas, yaitu antara lain : 1. Ukuran Fisik, mencakup kekuatan, kekerasan dan lain-lain. 2. Ukuran Non fisik, mencakup penampilan produk secara umum/visual. Pada tabel dibawah ini adalah CTQ (Critical To Quality) dari produk wall panel standart. Tabel 4.1 Karakteristik CTQ No. Jenis Cacat Definisi Operasional 1. Proses setting awal mesin tidak sesuai Gelembung sehingga mengakibatkan density yang tidak sesuai. Material yang tidak memenuhi standart. 2. Cetakan/mold tidak sesuai, perbandingan Penyok material tidak sesuai. 3. Pada saat proses finishing terdapat scrap Baret yang mengakibatkan pergeseran. Perbandingan Chemical tidak sesuai, 4. P.U Tidak Padat Temperatur mesin yang tidak sesuai. Salah mengkalibrasi mesin.

12 Pengukuran Kinerja Proses Perhitungan batas kendali dan peta kendali p Σcacat p = = ΣJumlah Pr oduksi CL = p = UCL = LCL = p + 3 p 3 p(1 p) ni p(1 p) ni = 0,3577 = = ( ) ni ( ) ni S p = S p = { p bar ( 1 p bar) } ni 0,3577 ni ( 1 0,3577) Rumus simpangan baku dalam persentase (Sp, %) S p = S p = { p bar ( 100 p bar) } ni 0,3577 ni ( 100 0,3577) Dimana ni = jumlah unit yang diinspeksi = jumlah unit yang diproduksi.

13 81 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan UCL dan LCL untuk peta kendali p Pengamatan Produksi Jumlah Proporsi persentasi simpangan ucl lcl (hari) ( unit) Cacat kesalahan (P,%) , ,0398 0,4771 0, , ,0359 0,4655 0, , ,0388 0,4739 0, , ,0429 0,4863 0, , ,0417 0,4829 0, , ,0377 0,4707 0, , ,0416 0,4824 0, , ,0395 0,4763 0, , ,0422 0,4843 0, , ,0394 0,4759 0, , ,0367 0,4677 0, , ,0402 0,4784 0, , ,0411 0,4810 0, , ,0402 0,4784 0, , ,0434 0,4879 0, , ,0398 0,4771 0, , ,0432 0,4874 0, , ,0363 0,4667 0, , ,0385 0,4732 0, , ,0374 0,4700 0, , ,0411 0,4810 0, , ,0389 0,4743 0, , ,0432 0,4874 0, , ,0417 0,4829 0, , ,0430 0,4868 0, , ,0453 0,4936 0, , ,0401 0,4779 0, , ,0398 0,4771 0, , ,0417 0,4829 0, , ,0399 0,4775 0,2379 Total , pbar 0,3577

14 82 P Chart of C2 0, ,5 1 UCL=0,4775 Proportion 0,4 _ P=0,3577 0,3 LCL=0,2379 0, Sample Tests performed with unequal sample sizes Grafik 4.1 Peta kendali P bulan Januari- febuari 2007 Dapat diketahui dari peta kendali p diatas bahwa proses produksi Wall Panel standart dinyatakan dalam keadaan tidak terkendali. Ini dikarenakan terdapat delapan titik yang melewati batas kendali statistik. Hal ini menunjukkan ada penyebab khusus variasi.titik-titik yang keluar adalah data pada pengamatan 2,5,7,16,17,20,25 dan 27. Ketidakstabilan karena ada permasalahan diantaranya pada material,dies & mesin-mesinnya. Keabnormalan ini terjadi karena telatnya preventive maintanance dan pengawasan, sehingga mesin tidak berjalan dengan baik.

15 Kapabilitas Proses Perhitungan kapabilitas proses berguna untuk melihat apakah proses yang berjalan pada proses wall panel standart cukup capable. Peta Kendali p Karena data pada peta kendali p diatas sudah berada dalam batas kendali maka dapat dihitung kapabilitas prosesnya, dengan perhitungan sebagai berikut Dari perhitungan sebelumnya yaitu pada perhitungan peta kendali p didapat p = 0,3577 Cp = 1- p Cp = 1-0,3577 = 0.65 atau 65 % Persentase sebesar 65% ini berarti kemampuan proses dalam menghasilkan produk cacat sekitar 35 %. Keadaan ini tidak terlalu baik, tetapi dengan tingkat kapabilitas ini proses masih belum dapat untuk menghasilkan kualitas produk yang bebas cacat atau zero defect, karena masih ada 35 % dari produk yang mengalami kegagalan dalam proses dan setidaknya perusahaan ingin mencapai target yaitu Quality Improvement dalam menghasilkan produk cacat.

16 Pengukuran Kinerja Produk Perhitungan DPMO ( Defect Per Million Opportunities ) untuk kinerja atribut DPMO merupakan ukuran kegagalan dalam mentode DMAIC, yang menunjukkan kegagalan per sejuta kesempatan. Adapun tahap-tahap perhitungan DPMO adalah sebagai berikut : Unit (U) Merupakan jumlah wall panel standart (pcs) yang diproduksi selama bulan Januari febuari 2007, yaitu sebanyak Opportunities (OP) Merupakan karakteristik kualitas yang berpotensi untuk menurunkan kualitas karena terdapat cacat pada wall panel standart (pcs), atau disebut CTQ (Critical To Quality). Dalam penelitian ini CTQ berjumlah 4 karakteristik. Defect (D) Merupakan cacat yang timbul pada produk wall panel standart (pcs) berdasarkan CTQ selama bulan Januari-febuari Jumlah wall panel standart (pcs), yang cacat selama bulan januari- febuari 2007 berjumlah 1527 Pcs.

17 85 Perhitungan : Jumlah produksi pada saat pengamatan = 4269 pcs Jumlah produksi dalam satuan unit = 4269 = 142, 3 pcs 30 Banyaknya cacat pada saat pemeriksaan = 1527 pcs 1527 Banyaknya cacat dalam satuan unit = = 50, DPU ( Defect Per Unit ) = = 10, ,3 Karakteristik CTQ = Peluang cacat untuk setiap CTQ = 142,3x 4 = 1527 = 2, , 2 Nilai DPMO = 2,682 x Tingkat sigma = 2,125 σ 6 10 = Dari hasil perhitungan konversi diatas maka didapatkan nilai sigma sebesar 2,125σ. Apabila dilihat dari pencapaian level sigma tersebut, maka dapat di katakan bahwa tingkat pencapaian kualitas produk wall panel standart kurang baik.untuk itu perusahaan perlu untuk menjadikan produk tersebut lebih berkualitas maka angka level diatas masih harus ditingkatkan hingga mendekati level kesempurnaan 6σ.

18 Analyze ( Analisa ) Merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas Six- Sigma. Dalam tahapan ini hal yang perlu dilakukan adalah menganalisa hasil yang akan didapat pada tahap measure. Dan mengidentifikasi sumbersumber dan akar penyebab kecacatan atau kegagalan. Pada tahap ini akan dilakukan beberapa hal berikut: 1. Mengidentifikasi jenis-jenis cacat yang terjadi dalam bulan januari-febuari 2007 dan membuat prioritas cacat mana yang memiliki kontribusi dominan terhadap menurunnya kualitas produk secara keseluruhan. 2. Menginventarisasi dan menganalisa berbagai akar penyebab masalah dari cacat-cacat yang dominan tersebut, ditinjau dari segi man, machine, method dan material. 3. Mencari penyebab yang paling dominan diantara seluruh daftar akar penyebab masalah diatas Identifikasi Jenis Cacat yang Dominan Langkah awal dalam tahap ini adalah mencoba untuk mengidentifikasi secara kuantitatif jenis-jenis cacat yang paling dominan atau paling sering terjadi dalam waktu dua bulan (januari -febuari), berikut adalah data cacat beserta diagram pareto untuk menunjukkan cacat apa yang paling dominan.

19 87 Tabel 4.3 Data Jumlah Cacat No. Jenis Cacat Jumlah Cacat (Jan-feb 2006) F F k 1. Gelembung ,6 28,6 2. Penyok 77 5,04 33,64 3. Baret 25 1,63 35,27 4. P.U tidak padat ,73 100,0 Total 1527 Dari data diatas dapat dibuat diagram pareto, dimana diagram pareto ini digunakan untuk menentukan jenis cacat penyebab turunnya kualitas pada produk wall panel standart (pcs) yang memerlukan prioritas penanganan sehingga dapat dibuat penyelesaian masalahnya. Dari diagram pareto ini akan terlihat jelas cacat yang paling sering terjadi selama bulan januari-febuari 2007.

20 Pareto Chart of Jenis Cacat Count Percent Jenis Cacat PU Tidak Padat gelembung penyok Other Count Percent 64,6 28,7 5,0 1,6 Cum % 64,6 93,3 98,4 100, Gambar 4.9 Diagram Pareto untuk jenis cacat. Dari diagram diatas, dapat diketahui bahwa jenis cacat yang diperlukan penanganan khusus adalah P.U tidak padat dan gelembung, dilihat dari frekuensi yang cukup besar, dengan masing-masing persentase 64,73%,dan 28,7%. Ketiga karakteristik cacat ini merupakan masalah yang harus terlebih dahulu dipecahkan. Untuk memperlihatkan faktor-faktor yang berpengaruh pada kualitas hasil dan menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh factor tersebut, dapat digunakan fishbone atau diagram sebab akibat.

21 Analisa sebab-akibat dengan menggunakan Fishbone. Dibawah ini akan diuraikan satu per satu diagram fishbone untuk keempat karakteristik kualitas diatasdari Fishbone diatas menunjukkan sebab-sebab yang mengakibatkan terjadinya ketiga cacat yang paling dominan yaitu: 1. PU Tidak Padat 2. Gelembung dan 3. Penyok Berikut adalah uraian untuk setiap faktor-faktor penyebab cacat,yang ditinjau dari segi manusia,mesin,material serta metode

22 90 1. PU Tidak Padat Gambar 4.10 Diagram Fish bone Penyebab Cacat PU Tidak padat Faktor manusia Ditinjau dari segi manusia, yang menyebabkan timbulnya cacat berupa PU Tidak padat adalah operator kurang berkonsentrasi, sehingga waktu melakukan proses produksi material yang akan diproses tidak sesuai perbandingannya. Dan juga kurangnya disiplin dari para operator, dimana operator mengobrol pada saat kerja sehingga tidak konsentrasi. Kesalahan dari pihak teknisi juga berpengaruh dimana

23 91 seharusnya teknisi terus memantau keadaan dari mesin dan melakukan perawatan secara teratur. Faktor Mesin Dari segi mesin, cacat PU Tidak padat sangat berpengaruh besar karena perbandingan chemical yang digunakan bergantung pada setting awal mesin yakni density dan kecepatan injection dari chemmical tersebut yang sangat berpengaruh pada proses kepadatan PU. Faktor Material Dari segi material cacat PU Tidak padat merupakan penyebab utama disebabkan karena pada saat material chemichal datang tidak langsung diproses melainkan disimpan terlebih dahulu di gudang raw material,oleh karena itu menyebabkan senyawa senyawa kimia yang terkandung didalamnya tidak berfungsi maksimal. Faktor Metode Kerja Dari segi metode kerja, belum adanya sosialisasi standarisasi kerja yang baik dan juga operator terburu-buru bekerja karena dikejar oleh target perusahaan.

24 92 Gambar 4.11 Jenis cacat PU Tidak padat Dari keempat faktor penyebab diatas, berikut Fish bone yang menunjukkan faktor penyebab cacat PU Tidak padat yang didapat dari hasil wawancara oleh operator & manager produksi serta bagian QC (responden dilingkungan pabrik)

25 93 2. Gelembung Gambar 4.12 Diagram Fishbone Penyebab Cacat Gelembung Faktor Manusia Dari segi manusia, cacat gelembung ini diakibatkan karena operator kurangnya kehati-hatian serta terlalu keras meletakkan panel dari proses yang satu ke proses lainnya. Faktor Material Dari segi material,pada saat proses terjadi Pengembangan chemical yang terlalu berlebih sehingga menyebabkan gelembung. Faktor Mesin Dari segi mesin, cacat gelembung dikarenakan mesin yang sudah lama & kurangnya perawatan,sehingga kalibrasi tidak pernah sesuai.

26 94 Faktor Metode Kerja Faktor metode kerja yang mempengaruhi kecacatan legok ini adalah kurang telitinya bagian QC untuk memberikan prosedur baik untuk mesin-mesin yang sudah ada terlebih mesin baru. Hal ini dapat diatasi dengan memotivasi karyawan dengan penghargaan secara materi atau imateri. Gambar 4.13 Jenis Cacat gelembung. Dari keempat faktor penyebab diatas, berikut fish bone yang menunjukkan faktor penyebab cacat pecah yang didapat dari hasil wawancara oleh operator & manager produksi serta bagian QC (responden di lingkungan pabrik)

27 95 3 Penyok Gambar 4.14 Diagram fish bone Penyebab Cacat penyok Faktor manusia Ditinjau dari segi manusia, yang menyebabkan timbulnya cacat penyok adalah operator kurang berkonsentrasi, sehingga waktu memasukkan material ke cetakan tidak pas, panel menjadi penyok. Dan juga kurangnya disiplin dari para operator, dimana operator mengobrol pada saat kerja sehingga tidak konsentrasi. Hal ini dapat diatasi dengan memotivasi karyawan dengan penghargaan secara materi atau inmateri. Faktor Material

28 96 Faktor Material Dari segi material colourbond tipis, sehingga ketika pada saat proses press material tidak kuat & menyebabkan mudah patah/ penyok Faktor Mesin Faktor mesin yang mempengaruhi kecacatan penyok ini adalah Mold yang tidak tepat menyimpannya. Faktor Metode Kerja Faktor metode kerja yang mempengaruhi kecacatan penyok ini adalah kurang telitinya bagian QC untuk memberikan prosedur baik untuk cetakan cetakan yang sudah ada terlebih cetakan baru. Hal ini dapat diatasi dengan memotivasi karyawan dengan penghargaan secara materi atau imateri. Gambar 4.15 Jenis cacat penyok.

29 97 Dari keempat faktor penyebab diatas, berikut fish bone yang menunjukkan faktor penyebab cacat penyok yang didapat dari hasil wawancara oleh operator & manager produksi serta bagian QC (responden di lingkungan pabrik) Improve ( Perbaikan kinerja kualitas ) Fase atau tahap yang keempat dalam Metodologi Six Sigma adalah tahap Improve. Pada tahap ini usaha-usaha peningkatan kinerja kualitas produk dan juga proses dimulai dengan cara: Memberi bobot kepada setiap tipe modus kegagalan potensial yang dapat menimbulkan cacat pada produk wall panel standart berdasarkan Tingkat Keparahan (Severity Rate), Tingkat Kejadian (Occurrence Rate) serta Kemampuan Deteksi (Detectability) untuk menetukan skor prioritas (RPN) sebagai suatu indikator terhadap pembuatan solusi-solusi potensial untuk di aplikasikan dalam bentuk tindakan-tindakan korektif paling awal yang akan dilakukan. Membuat Usulan Perbaikan Untuk Mengurangi Cacat dalam Proses.

30 Analisa Kuantitatif Modus Kegagalan Potensial dengan FMEA Modus Kegagalan Potensial, adalah suatu bentuk kesalahan yang mungkin terjadi selama kegiatan proses produksi baik dari faktor manusia, mesin, material, lingkungan atau metode yang dapat menimbulkan kegagalan pada produk untuk memenuhi spesifikasi atau persyaratan tertentu. Ada beberapa bagian atau unsur penting dalam membuat FMEA, antara lain yaitu: Efek Modus dari Kegagalan, adalah akibat atau konsekuensi yang ditimbulkan oleh sebab adanya kegagalan dalam proses produksi. Penyebab Potensial dari Modus Kegagalan, adalah sebab-sebab potensial yang melatarbelakangi terjadinya kegagalan. Kriteria Tingkat Keparahan (Severity Rate), adalah bobot berupa angka numerik yang mengindikasikan tingkat (Rating) keseriusan atau keparahan dari efek yang di timbulkan akibat adanya kegagalan. Kriteria Tingkat Kejadian (Occurrence Rate), adalah bobot berupa angka numerik yang mengindikasikan rating frekuensi kemunculan dari kegagalan. Kriteria Tingkat Deteksi (Detection Rate), adalah bobot berupa angka numerik yang mengindikasikan rating/tingkat kemampuan

31 99 dari sistem pengendalian saat ini untuk dapat mendeteksi atau menemukan setiap modus kegagalan. Pengendalian saat ini, adalah sistem kontrol yang ada di perusahaan saat ini untuk dapat mengendalikan elemen-elemen proses produksi dari setiap probabilitas untuk terjadinya kerusakan atau kegagalan potensial. Nomor Resiko Prioritas (Risk Priority Number-RPN), adalah bobot berupa angka numerik yang mengindikasikan prioritas utama terhadap risiko yang dihadapi akibat adanya suatu modus kegagalan potensial tertentu. RPN = O x S x D Untuk setiap bobot Occurrence,Detection, dan Severity dapat dilihat pada bagian bab 2. Berikut adalah FMEA untuk jenis cacat PU Tidak Padat, gelembung dan penyok..

32 100 A. Jenis Cacat PU Tidak Padat Tabel 4.4 FMEA Untuk Jenis Cacat PU Tidak Padat Modus kegagalan Potensial Efek Potensial Modus Kegagalan Nilai O S D RPN Sebab Potensial Modus Kegagalan Pengendalian Material Chemical Kurang telitinya Membuat standar yang dipakai tidak pihak QC dalam inspeksi dan sesuai stndart. melakukan inspeksi menempatkan Senyawa senyawa pegawai yang Material Buruk yang terkandung sudah berubah bertanggung jawab tinggi sehingga menyebabkan pengembangan yang tidak sempurna Setting mesin Kesalahan kalibrasi Tidak adanya Membuat mesin yang standart kalibrasi / standart setting mengakibatkan setting mesin yang mesin yang baku salahnya komposisi bahan material baku Skill dan faktor Kurangnya Meningkatkan Operator Kurang Berkonsentrasi kelelahan pengawasan sistem kerja yang monoton pengawasan Dilakukan rotasi dan mengejar target pekerjaan

33 101 Apabila dilihat dari tabel FMEA diatas, maka prioritas terbesar terhadap risiko ada pada mode kegagalan berupa material yang buruk, hal ini dapat dilihat pada bobot RPN dari masing-masing mode kegagalan, terlihat bahwa bobot terbesar yakni 192 ada pada mode kegagalan tersebut. Setelah diketahui akar penyebab dari cacat pada PU Tidak padat. Berikut adalah upaya perbaikan untuk jenis cacat PU Tidak padat. Usulan perbaikan untuk cacat PU Tidak padat Karena itu jenis mode kegagalan ini harus menjadi perhatian manajemen khususnya bagian QC. Mengecek ulang material khususnya chemical untuk mencegah agar tidak terjadi kesalahan, atau minimal tingkat kesalahan dapat di kurangi. Material yang datang dari supplier harus digunakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Hasil finishing di check ulang.

34 102 B. Jenis Cacat Gelembung Tabel 4.5 FMEA Untuk Jenis Cacat Gelembung Modus kegagalan Potensial Efek Potensial Modus Kegagalan Nilai O S D RPN Sebab Potensial Modus Kegagalan Pengendalian Pada saat proses pengeringan berlangsung Membuat standar Material Buruk terjadi pengembangan material yang berlebih Kurang telitinya pihak QC dalam melakukan inspeksi inspeksi dan menempatkan pegawai yang bertanggung menyebabkan jawab tinggi terjadi gelembung di permukaan Kesalahan Setting mesin kalibrasi mesin yang mengakibatkan salahnya komposisi Tidak adanya standart kalibrasi / setting mesin yang baku Membuat standart setting kalibrasi mesin yang baku bahan material Operator kurang konsentrasi Pada saat meletakan material operator kurang kehatihatian Kurangnya pengawasan Sistem kerja yang monoton dan mengejar target Meningkatkan pengawasan Dilakukan rotasi pekerjaan

35 103 Apabila dilihat dari tabel FMEA diatas, maka prioritas terbesar terhadap risiko ada pada mode kegagalan yang disebabkan oleh setting mesin, hal ini dapat dilihat pada bobot RPN dari masing-masing mode kegagalan, terlihat bahwa bobot terbesar yakni 160 ada pada mode kegagalan tersebut. karena umur mesin yang sudah lama atau kurang perawatan dari teknisi Usulan perbaikan untuk cacat Gelembung Karena itu jenis mode kegagalan ini harus menjadi perhatian manajemen khususnya bagian teknisi,karena teknisi sangat bepengaruh besar dalam perawatan mesin.

36 104 C. Jenis Cacat Penyok Tabel 4.6 FMEA Untuk Jenis Cacat Penyok Nilai Modus kegagalan Potensial Efek Potensial Modus Kegagalan RPN Sebab Potensial Modus Kegagalan Pengendalian O S D Kurangnya Meningkatkan pengawasan pengawasan Pada saat meletakan Sistem kerja yang Dilakukan rotasi material operator monoton dan Operator kurang pekerjaan kurang kehatihatian/salah Kesalahan setting mengejar target konsentrasi Menyeting ulang dan meletakan. awal dan kurangnya perawatan mesin pengecekan pada dengan teratur mesin Material terlalu tipis Membuat serta material standar inspeksi mengalami rijeck dan menempatkan yang secara Kurang telitinya pihak pegawai yang otomatis harus Material Buruk QC dalam melakukan bertanggung mengalami proses inspeksi jawab pengulang dengan tinggi,kontrol demikian ketebalan kualitas material menjadi ditingkatkan. berkurang Sebelum mold Mold yang di Lupa dibersihkan digunakan harus Mold gunakan tidak /mold sudah lama. selalu sesuai. dibersihkan Apabila dilihat dari tabel FMEA diatas, maka prioritas terbesar terhadap risiko ada pada mode kegagalan berupa operator kurang konsentrasi, hal ini dapat dilihat pada bobot RPN dari masing-masing mode kegagalan, terlihat bahwa bobot terbesar yakni

37 ada pada mode kegagalan tersebut. Dimana cacat penyok ini akibat operator kurang konsentrasi dan hati hati meletakkan lembaran panel. Usulan perbaikan untuk cacat Penyok Karena itu jenis mode kegagalan ini harus menjadi perhatian manajemen khususnya bagian HRD,karena operator juga manusia.untuk itu perlu adanya kegiatan liburan untuk melepas lelah serta kepenatan didalam bekerja minimal setahun 2-3 kali,serta dengan membeikan reward agar pekerja menjadi lebih bersemangat lagi Analisa Usulan Perbaikan Untuk Mengurangi Cacat dalam Proses Agar lebih maksimal dalam pengurangan jumlah cacat pada produk hingga ke taraf zero defect, secara kontinu dapat dilakukan beberapa usulan sebagai berikut : Faktor Manusia 1. Melakukan briefing tentang instruksi kerja sebelum produksi dimulai dan melakukan review hasil kerja setelah produksi selesai, dengan tujuan agar proses produksi dapat terus dipantau secara kontinu sehingga jika terjadi keabnormalan proses, dapat diketahui secepatnya. 2. SOP atau Job Desk wajib terpasang pada stasiun kerja masing-masing. 3. Selama proses berlangsung, para supervisor wajib melakukan pengawasan dan pemeriksaan secara ketat dan kontinu terhadap stasiun-stasiun kerja yang menjadi tanggung jawabnya.

38 Memberikan sanksi-sanksi yang berat bagi operator yang tidak disiplin pada saat bekerja dan juga bagi operator yang sering tidak masuk kerja dan sebaliknya memberikan penghargaan serta imbalan pada operator yang berprestasi. 5. Teknikal/mekanik harus selalu siap dalam mengamati jalannya mesin dan selalu siap dalam menyediakan spare part cadangan untuk disimpan apabila terjadi kekurangan spare part. 6. Selain preventive maintanance yang dilakukan sebulan sekali, setiap waktu selama proses berlangsung, mekanik juga wajib berkeliling mengecek bagian-bagian rentan dari mesin yang sudah rusak atau aus. 7. Manager produksi dilarang memperbolehkan penundaan preventive maintanance walaupun dengan alasan mengejar target produksi, karena target produksi akan sesuai jadwal jika diramalkan terlebih dahulu. 8. Menganalisa dan mendokumentasikan suatu produk cacat, penyebabnya, cara penganggulangannya dan masalah-masalah lainnya pada proses guna dilakukan tindakan perbaikan sehingga masalah tersebut dapat dicegah agar tidak terulang kembali. 9. Dokumen-dokumen yang telah berisi mengenai masalah-masalah, cara pencegahan dan perbaikan itu kemudian dibuat SOP sebagai upaya tindak lanjut.

39 Mengadakan gugus kendali mutu yaitu operator aktif memberikan usulan-usulan perbaikan pada proses. 11. Melakukan rotasi pekerjaan untuk operator produksi. 12. Mengadakan jalan wisata, minimal dua kali setahun untuk saling mengenal dan mempererat hubungan antar pekerjaan sehingga diharapkan dapat meningkatkan semangat kekeluargaan dan menimbulkan baik koordinasi maupun kerja sama yang baik antar pekerja dan antar departemen. 13. Mewajibkan setiap karyawan khususnya inspektor untuk memakai masker agar bahan bahan kimia tidak selalu dihirup 14. Mengadakan training-training untuk meningkatkan keterampilan pekerja secara kontinu sehingga pada akhirnya tercapai SDM yang berkualitas. 15. Melakukan koordinasi yang baik antara bagian proses dan bagian QC agar senantiasa dapat saling bekerjasama/cross check mengenai proses yang sedang berjalan. Faktor Mesin 1. Mesin-mesin wajib mendapatkan preventive maintanance tanpa pengecualian dan penundaan. 2. Mekanik wajib mengecek spare part dan peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan pencegahan masalah pada mesin dan

40 108 perbaikan mesin dan melakukan pengadaan barang 3 bulan sebelum barang tersebut akan digunakan, guna mengantisipasi adanya penundaan pembelian barang oleh perusahaan. 3. Baik operator maupun mekanik wajib memeriksa kelengkapan proses sebelum proses berjalan. seperti besar tekanan angin, minyak oli pada mesin, mata bor, dan sebagainya. 4. Memastikan setting awal mesin baik. 5. Memasang sensor elektronik untuk mendeteksi secara awal adanya kerusakan mesin, sehingga tidak menimbulkan dampak buruk bagi bahan sewaktu dalam proses. Faktor Material 1. Bahan baku harus selalu diawasi kebersihannya,ketebalan harus sesuai dengan standar yang ditentukan 2. Bahan baku ( material ) khususnya chemical harus selalu terlindungi agar tidak terkontaminasi serta digunakan dalam tenggang waktu yang sudah distandartkan. Faktor Metode 1. Melakukan perbaikan dan penambahan SOP (Standart Operating Procedure), di PT. Isopanel Dunia Mengadakan briefing khusus mengenai SOP sebagai acuan kerja yang melibatkan seluruh pihak mulai dari kepala produksi sampai operator.

41 Menempatkan SOP pada lokasi yang mudah dibaca di area proses produksi agar operator selalu senantiasa mengikuti SOP yang telah dibuat. 3. Memasang papan atau dokumen khusus untuk mencatat banyaknya produk yang cacat dalam jangka waktu tertentu untuk mengantisipasi kerusakan lanjutan yang mungkin terjadi. Usulan dokumen khusus untuk produk cacat adalah terlampir Control Fase sesudah Improve adalah fase Control. Fase ini merupakan fase terakhir dalam proyek peningkatan Six Sigma. Dalam fase ini seluruh usahausaha peningkatan yang ada di kendalikan (simulasi) atau dicapai secara teknis dan seluruh usaha tersebut kemudian di dokumentasikan dan di sebarluaskan atau di sosialisasikan ke segenap karyawan perusahaan.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 54 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya masalah, data untuk mengukur kinerja saat ini (saat pengamatan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4. Hasil Pengumpulan Data Untuk dapat menganalisa kualitas yang ada di PT. UNITED Kingland, peneliti memerlukan data-data yang akurat dari pihak perusahaan. Berikut datadata

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1- semester genap 2006/2007 USULAN PERBAIKAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI WALL PANEL STANDART (118X315)

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang BAB V ANALISA DAN HASIL Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab IV. Dimana ditemukannya adanya kemungkinan terjadinya penyebab khusus

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 42 BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC Edy Susanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 62 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 70 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam melakukan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer ini bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, segmen perindustrian Indonesia telah dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, segmen perindustrian Indonesia telah dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini, segmen perindustrian Indonesia telah dapat berkembang secara kontinue ke taraf yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGENDALIAN KUALITAS PANEL STRAHL TYPE 600x400 PADA BAGIAN PAINTING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Andi Diani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiah Jakarta HP. 08161852358

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 03 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data ini, akan disampaikan informasi-informasi mengenai situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan selama kegiatan proses pengemasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENERAPAN METODE SIX SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENERAPAN METODE SIX SIGMA Jurnal Ilmiah Teknik Industri (203), Vol. No. 2, 9 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENERAPAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) PADA PROSES PRODUKSI ROLLER CONVEYOR MBC DI PT

Lebih terperinci

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma... ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN SIMULASI FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUK BOTOL KONTAINER DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PT INDOVASI PLASTIK LESTARI

IDENTIFIKASI DAN SIMULASI FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUK BOTOL KONTAINER DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PT INDOVASI PLASTIK LESTARI IDENTIFIKASI DAN SIMULASI FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUK BOTOL KONTAINER DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PT INDOVASI PLASTIK LESTARI R. Phenter S. P. 1 ; Faisal Safa 2 ABSTRACT The purpose of quality control

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. menghilangkan atau paling tidak mengurangi akibat yang terjadi.

BAB V ANALISA HASIL. menghilangkan atau paling tidak mengurangi akibat yang terjadi. 72 BAB V 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat ANALISA HASIL Analisa diagram sebab akibat digunakan untuk mengetahui sebab terjadinya masalah defect pada produk yang diamati dengan mengumpulkan dan megelompokkannya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Pada tahun 2001 terjadi krisis moneter yang menyebabkan Perusahaan Salim Indoplantation melepaskan sahamnya kepada perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data. Data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer ini bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

: defect, six sigma, DMAIC,

: defect, six sigma, DMAIC, ABSTRAK PD.Langgeng adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam part mesin seperti carbon brus. Untuk meningkatkan daya saing perusahaan maka perusahaan harus memiliki keunggulan. Salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara yang tepat. Kemudian, penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Langkah langkah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

BAB 4 Analisis Data. Grafik 4-1 : Jumlah produksi selama periode Januari~Desember 2006.

BAB 4 Analisis Data. Grafik 4-1 : Jumlah produksi selama periode Januari~Desember 2006. BAB 4 Analisis Data 4.1. Pengumpulan data 4.1.1. Data produksi bulanan Adapun jumlah produksi selama periode tahun 2006 adalah sebagai berikut : 5000000 4500000 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773 PENERAPAN METODE PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MEMINIMASI CACAT BAGIAN ATAS BERLUBANG PADA PROSES PRODUKSI TUTUP

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DATA BAB III PENGUMPULAN DATA 3. FASE PENDEFINISIAN 3.. Sekilas tentang Perusahaan PT Batman Kencana merupakan perusahaan manufaktur nasional yang bergerak di bidang produksi balon dan permen. Jenis produk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Pengumpulan Data Sebelum dilakukan pengolahan data, dalam melakukan penelitian ini data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian pada PT. FEDERAL KARYATAMA dalam periode

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metode Pemecahan Masalah Flow Chart metodologi pemecahan masalah merupakan diagram alir yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC)

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) Nama : Gangsar Novianto NPM : 32410950 Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma

Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma 3 2.6771 2.5 2.2074 2.3429 2.4171 2 No. Jenis Komponen %Defect DPO DPMO Nilai Sigma 1 Plate 0.48 0.24 240000 2.2074 2 Bracket 0.40 0.2 200000 2.3429 3 Stiffener 0.24 0.12

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk TANGERANG PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Oleh : AGUNG

Lebih terperinci

Oleh : Miftakhusani

Oleh : Miftakhusani USULAN MINIMASI CACAT PRODUK PERALATAN MAKANAN GARPU ART 401 DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. INDOMETAL SEDJATI ENT. LTD. JAKARTA Oleh : Miftakhusani 2010-21-012 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 45 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk menunjang pengolahan data yang dilakukan. Data yang digunakan adalah data jumlah cacat untuk setiap karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan

Lebih terperinci

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN Pembahasan pada bab ini menanalisa hasil pendefinisian permasalahan pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah ditetapkan. 5.1 Analyze Dengan

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN

ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN SKRIPSI Oleh : YONATHAN KURNIAWAN 0532015003 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE 41166 PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh: Juli Evelina/33412985 Pembimbing: Dr. Ir. Rakhma Oktavina,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan

Lebih terperinci

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Jenis Cacat PT. Duta Abadi Primantara adalah perusahan yang memproduksi jenis kasur spring bed dengan type King Koil. Pada tipe

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KHI Pipe Industry bergerak pada produksi pipa. Penelitian ini diawali dengan bahwa masih terdapat keterlambatan pengiriman pada pelanggan yang mencapai 15% dari total pengiriman yang dilakukan

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FAILURE MODE AND EFFECT (FMEA) PADA PRODUK RIBBED SMOKE SHEET DI PABRIK KARET PTPN. II KEBUN BATANG SERANGAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma

Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma Sri Widiyawati, Sebtian Assyahlafi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA

PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA Sukma Prayisno qtink_uma_sukma@yahoo.co.id (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK Pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Kami menggunakan lima tahap utama dalam menerapkan konsep Six Sigma pada PT. Jaticy Jayasuba (JJ) yaitu Define, Measure, Analyze, Improve dan Control. Tahap - tahap utama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Six Sigma. Ada banyak pengertian Six Sigma. Six Sigma diartikan sebagai teknologi canggih yang digunakan oleh para statiskawan dalam memperbaiki atau mengembangkan proses

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk

Lebih terperinci

ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI.

ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI. ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI Oleh : EVI MARINA P 0832010023 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci