IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 38 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Lasagna Gulung merupakan salah satu restoran di Kota Bogor yang menyajikan beragam menu makanan yang berasal dari Italia. Restoran Lasagna Gulung menawarkan berbagai menu bercita rasa lokal dan internasional. Menu lokal yang ditawarkan oleh restoran ini, seperti nasi tutug oncom, siomay seafood, sate, lumpia udang, ikan asin kemasan kaleng serta asinan yang merupakan makanan khas Kota Bogor. Menu internasional yang ditawarkan berupa lasagna gulung sebagai menu andalan dengan empat varian rasa, antara lain lasagna gulung ayam, lasagna gulung beef, lasagna gulung kerang dan lasagna gulung tuna. Menu internasional lainnya yang menjadi menu favorit konsumen yaitu bruschetta, cannelloni, sandwich serta menu-menu lainnya. Keunikan restoran Lasagna Gulung yang menyajikan menu-menu berbahan dasar ikan menarik perhatian Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia untuk memberikan penghargaan GEMARIKAN (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) di tahun 2008 atas upaya restoran ini untuk mendukung program GEMARIKAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Lasagna Gulung merupakan salah satu restoran di Kota Bogor yang menyajikan beragam menu makanan yang berasal dari Italia. Restoran Lasagna Gulung diprakarsai oleh tiga orang wanita yang saat ini memegang jabatan sebagai pemilik restoran sekaligus pemegang saham yaitu Ibu Baby Ahnan, Ibu Tintin Kuraesin dan Ibu Susi Gusnadi pada September Namun pada tahun 2010, Lasagna Gulung memiliki tambahan pemegang saham, yaitu Ibu Fany. Lasagna Gulung merupakan salah satu unit bisnis dari tujuh unit bisnis yang dimiliki oleh Pia Apple Pie (PAP) Group di bidang kuliner. Keenam unit bisnis lainnya yaitu Pia Apple Pie, Macaroni Panggang, MP Steak, DBC & Spageti Restaurant, Rijstafel Pizza dan yang terbaru adalah Rumah Cup Cakes.

2 39 Restoran yang berlokasi di Pav. Salak No. 24 Bogor ini pada awalnya menawarkan konsep yang sifatnya take away dimana konsumen hanya membeli produk Lasagna Gulung untuk dibawa pulang. Namun seiring berjalannya waktu, konsep awal tersebut dikembangkan dengan menambahkan konsep dine in bagi para konsumen. Konsep dine in memberikan kenyamanan bagi konsumen untuk menikmati menu lasagna gulung yang lezat dengan suasana layaknya berada di rumah sendiri. Kenyamanan yang ditawarkan Lasagna Gulung, meliputi area parkir yang memadai, mushola, 2 ruangan toilet, serta tempat duduk yang terdiri dari dua bagian. Ruang duduk bagian pertama yang terletak di dalam ruangan (indoor) menggunakan kursi minimalis, sedangkan bagian kedua yang terletak di luar ruangan (outdoor) menggunakan konsep lesehan Struktur Organisasi Restoran Lasagna Gulung memiliki struktur organisasi yang sederhana yang ditunjukkan pada Gambar 3. Pemilik restoran yang sekaligus berperan sebagai pemegang saham menduduki kekuasaan tertinggi dalam struktur organisasi. Restoran ini memiliki karyawan yang berjumlah 26 yang terdiri dari 24 pegawai tetap dan dua orang pegawai part time. Restoran Lasagna Gulung dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-harinya dipimpin dan diawasi oleh seorang supervisor. Supervisor bertugas mengawasi dan mengontrol karyawan serta seluruh kegiatan usaha yang berlangsung untuk dipertanggungjawabkan kepada pemliik restoran. Supervisor dalam melaksanakan tugasnya dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan dibantu oleh dua orang wakil supervisor. Kegiatan operasional restoran Lasagna Gulung dilaksanakan oleh tujuh divisi yang terdiri dari divisi kasir, divisi umum, divisi gudang, divisi dapur produksi, divisi dapur karyawan, divisi bar, dan divisi waiters. Setiap divisi dipimpin oleh seorang ketua divisi. Divisi kasir bertugas dalam penerimaan dan pengeluaran uang yang berasal dari pembelian konsumen dan melayani konsumen yang melakukan

3 40 pembelian take away (dibawa pulang). Divisi kasir berjumlah dua orang dengan sistem pembagian jam kerja setiap harinya, yaitu shift pagi dan shift malam. Divisi umum bertugas dan bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan area restoran dan fasilitas yang dimiliki oleh restoran serta mengatur area parkir bagi konsumen. Divisi gudang bertugas dan bertanggung jawab atas penyediaan bahan baku yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi restoran Lasagna Gulung. Divisi dapur produksi bertugas memproduksi menu utama, yaitu lasagna gulung, dan menu-menu khusus lainnya yang dipesan oleh konsumen. Divisi dapur karyawan yang ditugaskan kepada satu orang karyawan bertanggung jawab menyediakan makanan bagi karyawan restoran. Divisi bar bertugas dalam memproduksi minuman baik minuman dingin maupun minuman panas, kudapan serta makanan pencuci mulut. Divisi waiters bertugas melayani konsumen dengan baik. Pemilik Restoran Lasagna Gulung Supervisor Wakil Supervisor Divisi kasir Divisi Gudang Divisi Umum Divisi Waiters Divisi Bar Divisi Dapur Produksi Divisi Dapur Karyawan Gambar 2. Struktur organisasi restoran Lasagna Gulung

4 Bauran Pemasaran Restoran Lasagna Gulung Restoran Lasagna Gulung merupakan perusahaan jasa yang melibatkan berbagai aspek keterlibatan pelanggan. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan model 8P dalam bauran pemasaran. Gambaran bauran pemasaran Lasagna Gulung dapat dilihat pada Lampiran Elemen Produk Produk utama restoran Lasagna Gulung adalah lasagna gulung. Makanan yang berasal dari Italia ini biasanya disajikan dalam bentuk lempengan pasta yang berlapis daging. Namun restoran Lasagna Gulung memberi sedikit variasi terhadap lasagna yang dibuatnya. Menu lasagna yang disajikan di Lasagna Gulung dibuat dalam bentuk berupa gulungan yang berisikan sayuran dan daging di dalamnya disertai empat jenis keju, yaitu keju edamer, parmesan, mozarella dan cheddar. Menu lasagna gulung yang ditawarkan restoran ini memiliki empat varian isi, antara lain lasagna gulung ayam, lasagna gulung daging (beef), lasagna gulung tuna dan lasagna gulung kerang. Lasagna gulung yang disajikan di restoran ini dapat dinikmati oleh 2-6 orang tiap porsinya. Selain menyediakan menu makanan ala Italia, restoran ini juga menyajikan menu-menu makanan khas Indonesia, seperti nasi tutug oncom, siomay seafood, asinan, sate, serta ikan asin siap makan yang tidak menggunakan zat pengawet dan zat kimia. Restoran Lasagna Gulung mengutamakan kualitas makanan yang diproduksinya yang akan disajikan kepada konsumen. Pemilihan bahan baku, proses pengolahan dan pengemasannya merupakan halhal utama yang diperhatikan oleh restoran Lasagna Gulung agar kualitas makanannya tetap terjaga. Produk yang disajikan di Lasagna Gulung menggunakan bahan baku utama berupa tepung terigu, telur, sayuran, ayam, daging, kerang, dan tuna. Tepung terigu digunakan untuk membuat adonan kulit lasagna. Sayuran yang digunakan sebagai bahan isian dalam membuat Lasagna Gulung beraneka ragam. Pembuatan lasagna gulung beef menggunakan daging sapi, bayam dan telur sebagai bahan

5 42 isiannya. Lasagna gulung ayam menggunakan ayam dan jamur, sedangkan lasagna gulung tuna berisikan tuna segar dan jagung manis. Lasagna gulung kerang memiliki sedikit perbedaan yaitu tidak menggunakan sayuran sebagai bahan isiannya, sehingga isi lasagna gulung kerang hanya daging kerang. Menu-menu yang disajikan restoran Lasagna Gulung sebagian besar berbahan dasar ikan. Ikan yang digunakan untuk memproduksi makanan-makanan di restoran ini merupakan ikan yang masih segar karena didapat langsung dari pasar ikan. Ikan-ikan segar ini merupakan bahan utama untuk isi dan toping bagi beberapa menu di restoran Lasagna Gulung serta sebagai bahan dasar dalam pembuatan kaldu ikan yang dibutuhkan dalam memproduksi produk lasagna gulung, sup ikan, serta siomay seafood. Restoran Lasagna Gulung sangat memperhatikan kualitas dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Dilihat dari segi pengolahan produk, Lasagna Gulung memiliki keunggulan, yaitu semua makanan yang dihasilkan tidak menggunakan penambahan zat-zat kimia, penyedap rasa, serta bahan pengawet sehingga konsumen dapat mengkonsumsi makanan di restoran ini tanpa mengkhawatirkan keamanan produk bagi kesehatan serta kehalalannya. Namun hal ini berpengaruh terhadap masa kadaluarsa produk restoran Lasagna Gulung yang hanya dapat bertahan maksimal 3 hari sejak proses pembuatan. Produk Lasagna Gulung yang dilapisi kertas aluminium foil kemudian dimasukkan ke dalam kemasan kardus putih berukuran 32 cm x 13 cm dengan label Lasagna Gulung serta stiker bertuliskan jenis lasagna yang dipesan. Kardus ini diperoleh dari supplier lokal yang berlokasi di Kota Bogor. Kemasan kardus digunakan untuk produk lasagna gulung, gulung manis, dan bruschetta baik bagi konsumen yang dine in maupun take away. Selain itu, restoran ini menggunakan kemasan botol cantik untuk produk ikan asin siap makan dan kemasan plastik mika untuk produk cannelloni bagi

6 43 konsumen dengan layanan take away. Penggunaan kemasan kardus secara dominan untuk produk-produk Lasagna Gulung merupakan salah satu wujud kepedulian restoran ini terhadap lingkungan dalam rangka mengurangi penggunaan plastik yang saat ini menjadi sumber pencemaran Tempat dan Waktu Restoran Lasagna Gulung berlokasi di Jalan Salak No. 24 Bogor. Pemilihan tempat yang dilakukan oleh pemilik sangat tepat karena letaknya yang strategis, yaitu berada di pusat Kota Bogor serta mudah dijangkau oleh konsumen baik yang menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Pemilik memilih tempat ini karena letaknya yang bersebelahan dengan restoran yang telah dibangun sebelumnya yaitu Macaroni Panggang dan MP Steak yang sudah memiliki nama di mata wisatawan Kota Bogor. Selain itu, strategi tempat yang telah dilakukan memiliki keunggulan karena terletak di dekat tempat wisata Kebun Raya Bogor, kawasan jajan Taman Kencana Bogor, kantor-kantor yang berlokasi di Jalan Padjajaran serta lingkungan sekolah dan kampus. Restoran Lasagna Gulung beroperasi setiap hari mulai pukul WIB hingga pukul WIB. Konsumen yang datang ke restoran Lasagna Gulung tidak hanya berasal dari kota Bogor, tetapi juga konsumen yang datang dari luar Kota Bogor. Letak restoran yang tidak terlalu jauh dari pintu tol Bogor, yaitu hanya sekitar 5 km memungkinkan wisatawan dari luar Kota Bogor, seperti Jakarta, Tangerang, Bandung dan lain-lain dapat menjangkaunya dengan mudah. Banyak pengunjung dari luar kota yang datang ke restoran ini dengan sengaja karena ingin mencicipi kelezatan lasagna gulung yang hanya terdapat di Kota Bogor. Namun, seringkali masyarakat tidak mengetahui keberadaan restoran ini karena papan nama yang diletakkan di depan restoran ukurannya tidak terlalu besar dan tidak ada petunjuk yang jelas di sekitar jalan raya Kota Bogor. Selain itu spanduk yang digunakan agar masyarakat dapat mengetahui keberadaan restoran ini saat ini hanya dipasang di

7 44 dinding restoran yang menghadap ke arah Macaroni Panggang. Spanduk yang biasanya dipasang di depan restoran yang menghadap arah jalan raya saat ini sedang diperbaiki sehingga restoran Lasagna Gulung hanya mengandalkan papan nama yang ukurannya tidak terlalu besar sebagai petunjuk keberadaan restoran ini bagi masyarakat dan para wisatawan. Suasana yang ditawarkan oleh restoran Lasagna Gulung bernuansa asri layaknya berada di rumah sendiri dengan diiringi alunan musik tahun 80 dan 90 an. Konsep yang dibangun oleh restoran ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama yang berada di dalam ruangan menggunakan konsep seperti rumah makan biasa yaitu menggunakan meja dan kursi minimalis. Bagian kedua berupa konsep lesehan yang hanya menggunakan meja serta bantal sebagai alas duduk. Meja yang disediakan untuk lesehan berjumlah 5 buah di mana salah satu meja yang terdapat tepat di tengah bangunan outdoor ini dapat digunakan bagi konsumen yang datang dengan jumlah banyak seperti keluarga. Selain itu, pengunjung yang memilih tempat duduk outdoor dapat menikmati sejuknya suasana di restoran karena di halaman depan restoran masih terdapat pohon-pohon yang rindang serta anak-anak dapat bermain ayunan dan melihat ikan di kolam yang berada di taman mini restoran Lasagna Gulung. Restoran Lasagna Gulung tidak memiliki saluran distribusi. Namun, lokasi restoran yang bersebelahan dengan Macaroni Panggang dan MP Steak serta tidak terlalu jauh dari Rumah Cupcakes, memudahkan restoran Lasagna Gulung untuk melebarkan area penjualan. Konsumen yang berkunjung ke Macaroni Panggang, MP Steak dan Rumah Cupcakes dapat juga memesan menu Lasagna Gulung dari restoran yang mereka kunjungi baik untuk take away maupun dine in.

8 Proses Proses produksi produk restoran Lasagna Gulung masih sederhana seperti restoran pada biasanya. Ketika konsumen melakukan pemesanan, waiters akan melakukan pencatatan pesanan. Kemudian pesanan akan diinformasikan ke bagian dapur produksi untuk disiapkan. Konsumen tidak perlu menunggu lama untuk menyantap menu yang disajikan restoran Lasagna Gulung karena sebagian besar menu telah diproduksi sebelumnya, sehingga pada saat konsumen memesan, bagian dapur produksi hanya butuh menit untuk memanaskannya. Bagi konsumen take away, produk-produk Lasagna Gulung sudah tersedia di display yang berada di meja kasir sehingga konsumen dapat memilih produk dengan cepat dan tidak perlu menunggu lama. Seluruh proses produksi di restoran Lasagna Gulung sangat mengutamakan kebersihan karena restoran ini sadar bahwa usaha yang dijalankannya menyangkut produk yang dikonsumsi oleh konsumennya untuk dimakan Produktivitas dan Kualitas Produktivitas dan kualitas merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Produktivitas dan kualitas berkaitan erat dengan pengawasan terhadap proses produksi. Restoran Lasagna Gulung berusaha untuk selalu menjaga produktivitas serta kualitas baik terhadap proses maupun pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Dalam menjaga produktivitas dan kualitas agar tetap baik, seluruh proses dilaksanakan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) telah ditetapkan. Pengawasan yang dilakukan oleh supervisor restoran Lasagna Gulung kepada karyawan bertujuan agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya masing-masing secara bertanggung jawab sehingga produk dan pelayanan yang diberikan dapat sesuai dengan harapan konsumen. Pengawasan yang dilakukan di restoran Lasagna Gulung sudah baik dengan menerapkan sistem kepercayaan terhadap karyawan sehingga karyawan merasa nyaman dan tidak kaku saat bekerja.

9 Orang Usaha restoran merupakan salah satu jenis jasa yang bergantung pada interaksi langsung antara konsumen dengan karyawan. Sifat interaksi ini sangat berpengaruh terhadap persepsi konsumen terhadap kualitas jasa. Karyawan restoran Lasagna Gulung selama ini dapat berinteraksi dengan baik dengan para konsumen. Keramahtamahan terhadap konsumen menjadi hal utama yang dipegang oleh restoran Lasagna Gulung sehingga diharapkan konsumen memiliki kesan positif terhadap restoran ini Bauran Promosi Kegiatan-kegiatan promosi yang selama ini telah dilaksanakan oleh restoran Lasagna Gulung, meliputi mass selling (periklanan dan publisitas), public relations, dan promosi penjualan. Sampai saat ini restoran Lasagna Gulung belum pernah melaksanakan promosi melalui personal selling serta direct marketing. Namun Lasagna Gulung memanfaaatkan satu bentuk promosi tidak formal yang dilakukan oleh konsumen yaitu word of mouth (informasi mulut ke mulut) karena memiliki dampak positif yang sangat besar dalam mempengaruhi calon konsumen. 1. Mass Selling Mass Selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu (Tjiptono, 2008). Bentuk mass selling yang digunakan oleh restoran Lasagna Gulung berupa periklanan dan publisitas yang menggunakan beberapa media yang dapat memberikan informasi mengenai restoran Lasagna Gulung kepada masyarakat. a. Periklanan 1. Mini Banner Saat awal didirikan, Lasagna Gulung menggunakan media promosi berupa mini banner berukuran 1,5 m x 0,5 m. Pemasangan mini banner oleh Lasagna Gulung dilakukan di pintu tol Jagorawi, sekitar Jalan Jalak Harupat, Jalan Padjajaran serta di

10 47 restoran-restoran yang dikelola oleh Pia Apple Pie Group, seperti Pia Apple Pie, Macaronni Panggang, MP Steak serta Death By Chocolate & Spageti Restaurant. 2. Spanduk Lasagna Gulung menggunakan dua buah spanduk dengan ukuran 3 x 0,8 m sebagai salah satu media promosi. Pemasangan kedua spanduk tersebut dilakukan di area Lasagna Gulung. Satu buah spanduk dipasang di depan restoran Lasagna Gulung yang menghadap ke jalan raya. Satu buah spanduk dipasang di depan restoran Lasagna Gulung yang menghadap ke arah Macaroni Panggang. Hal ini bertujuan untuk memberi petunjuk kepada konsumen Macaroni Panggang mengenai Lasagna Gulung yang berlokasi tepat di sebelah Macaroni Panggang. Namun, saat ini spanduk yang biasanya dipasang di depan restoran Lasagna Gulung yang menghadap arah jalan raya tersebut sedang diperbarui sehingga untuk sementara hanya satu buah spanduk yang digunakan sebagai media promosi. 3. Brosur Restoran Lasagna Gulung menggunakan media promosi berupa brosur dengan design yang dirancang khusus oleh pemilik restoran. Brosur digunakan sebagai media promosi yang difokuskan pada saat pembukaan restoran Lasagna Gulung dan saat penjualan restoran mengalami penurunan. Namun penyebaran brosur juga dilakukan sekitar 1-3 kali tiap bulannya di beberapa lokasi, seperti pintu tol Jagorawi, beberapa mal yang terletak di Kota Bogor, perumahan di sekitar area Bogor, Hotel Salak serta instansi-instansi pemerintah dan swasta di Kota Bogor, yaitu Telkom, kantor pajak, dan kantor imigrasi. Selain itu, penyebaran brosur juga dilakukan di enam restoran lainnya yang dikelola Pia Apple Pie Group antara lain Pia Apple Pie, Macaroni Panggang, MP Steak, DBC & Spageti Restaurant, Rijstafel Pizza, dan Rumah Cup Cakes. Kendala yang seringkali

11 48 terjadi yaitu pihak Lasagna Gulung mengalami keterlambatan dalam proses pencetakan brosur oleh pihak percetakan sehingga menghambat penyebaran brosur secara maksimal. 4. Papan Nama Restoran Lasagna Gulung memiliki dua buah papan nama yang terletak di depan restoran. Papan nana yang digunakan Lasagna Gulung berukuran 50 cm x 80 cm. Media promosi berupa papan nama yang dimiliki oleh restoran ini hanya dua buah dan ukurannya yang tidak terlalu besar dapat mengakibatkan konsumen kurang jelas dalam melihat petunjuk yang mengarah ke restoran tersebut. b. Publisitas Lasagna Gulung memanfaatkan publisitas sebagai salah satu cara dalam mempromosikan produk Lasagna gulung kepada masyarakat Indonesia tanpa harus mengeluarkan biaya untuk promosi. Pemanfaatan publisitas oleh Lasagna Gulung dapat digunakan untuk memberi informasi yang lebih terperinci mengenai Lasagna Gulung, seperti menu makanan yang ditawarkan Lasagna Gulung, lokasi serta fasilitas yang disediakan oleh Lasagna Gulung. Namun, Lasagna Gulung dalam memanfaatkan publisitas ini masih pasif. Lasagna Gulung belum pernah secara sengaja mengundang media untuk meliput restorannya. Media yang pernah digunakan Lasagna Gulung untuk menyampaikan pesan publisitas kepada masyarakat Indonesia yaitu televisi dan media cetak. 1. Liputan di Televisi Stasiun televisi yang pernah meliput Lasagna Gulung antara lain Trans TV, Trans 7, SCTV, ANTV dan TVRI. Trans TV meliput Lasagna Gulung dalam program acara Wisata Kuliner dan Good Morning sedangkan Trans 7 dalam program acara Jalan-Jalan. 2. Media Cetak Selain diliput oleh beberapa stasiun televisi, Lasagna Gulung pernah dimasukkan dalam beberapa artikel kuliner di berbagai

12 49 media cetak seperti majalah, tabloid dan koran. Majalah yang pernah memasukkan Lasagna Gulung sebagai salah satu bahan beritanya adalah F Magazine, majalah lokal Kota Bogor. Selain F Magazine, Lasagna Gulung juga pernah diangkat dalam artikel kuliner di tabloid Nova dan Sedap Sekejap. Sedangkan koran yang pernah menyajikan informasi mengenai Lasagna Gulung secara terperinci adalah koran Kompas serta Jurnal Bogor. 2. Promosi Penjualan Promosi penjualan salah satu cara yang digunakan oleh restoran Lasagna Gulung untuk menarik pelanggan baru, yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk. Promosi penjualan yang pernah dilakukan restoran Lasagna Gulung berorientasi pada pelanggan. Restoran ini melakukan promosi penjualan berupa pemberian discount (potongan harga) untuk semua produk resoran Lasagna gulung kepada pelanggan pada saat pembukaan di bulan September Potongan harga yang diberikan saat pembukaan restoran sebesar 10%. Hal ini dimaksudkan agar pelanggan tertarik terhadap produk restoran Lasagna Gulung dan melakukan pembelian. 3. Hubungan Masyarakat a. Program Penjualan Nasi Murah dan Pakaian Bekas Layak Pakai Restoran Lasagna Gulung bersama Pia Apple Pie Group melakukan program penjualan nasi murah dan pakaian bekas layak pakai sebagai salah satu wujud kepedulian sosial terhadap masyarakat kelas bawah yang kurang mampu. Program ini secara rutin diselenggarakan dua kali dalam sebulan di salah satu unit bisnis Pia Apple Pie Group secara bergantian tiap waktunya. Nasi murah dijual dengan harga Rp 300,00 sedangkan pakaian bekas layak pakai dijual dengan harga Rp 200,00-Rp 500,00. b. Program Penjualan Susu Murah Selain penjualan nasi murah dan pakaian bekas layak pakai, restoran Lasagna Gulung melakukan program sosial lainnya, yaitu program penjualan susu murah. Program kerja sama seluruh unit

13 50 bisnis Pia Apple Pie Group ini ditujukan untuk anak-anak jalanan, pengemis dan pengamen di Kota Bogor yang notabenenya jarang mengkonsumsi susu dalam kesehariannya. Susu yang disediakan dalam bentuk siap minum ini dijual dengan harga Rp 100,00 per bungkusnya. Penjualan susu murah dilakukan dengan sistem keliling, di mana setiap unit bisnis restoran mengirimkan perwakilan karyawannya untuk turut serta menjual susu di daerah-daerah yang menjadi tempat mencari nafkah bagi para pengemis, pengamen dan anak jalanan, seperti kawasan lampu merah Jalan Pangrango dan Tugu Kujang. c. Program Makan Bersama menjelang Bulan Puasa Program ini dirancang khusus untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan bagi kaum muslim. Program yang dilakukan secara rutin setahun sekali ini kembali ditujukan untuk anak jalanan, pengemis dan pengamen di Kota Bogor. Program ini dirancang untuk menciptakan kebersamaan antara karyawan dengan masyarakat yang kurang mampu. 4. Word Of Mouth Informasi dari konsumen ke konsumen lain merupakan salah satu elemen bauran promosi yang secara tidak formal masuk ke dalam salah satu program promosi restoran Lasagna Gulung. Meskipun word of mouth bukan program promosi yang difokuskan restoran Lasagna Gulung, word of mouth memiliki pengaruh yang sangat besar. Beberapa hal yang dilakukan dalam program ini meliputi penyebaran informasi tentang produk restoran Lasagna Gulung yang lezat, pelayanan yang ramah, serta suasana yang nyaman yang ditawarkan restoran ini. Word of mouth merupakan salah satu bentuk promosi yang dilakukan oleh konsumen yang merasa puas terhadap kualitas produk dan pelayanan restoran Lasagna Gulung sehingga mendorong konsumen tersebut untuk merekomendasikannya kepada teman, keluarga dan kerabat.

14 Bukti Fisik Bukti fisik diperlukan oleh perusahaan untuk menunjukkan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Tanah seluas 300 m 2 dan bangunan restoran Lasagna Gulung merupakan bukti fisik yang sangat jelas untuk menunjukkan keberadaan restoran Lasagna Gulung. Bukti fisik lainnya adalah perlengkapan interior yang dimiliki restoran Lasagna Gulung, berupa 8 meja dan 28 kursi minimalis untuk bagian indoor serta bantal dan lima buah meja untuk konsep lesehan. Di samping itu, bukti fisik didukung dengan adanya logo, papan nama, spanduk, buku daftar menu, serta kepedulian karyawan restoran Lasagna Gulung terhadap pelanggan. Restoran Lasagna Gulung perlu mengelola bukti fisik yang terlihat oleh pelanggan secara hati-hati karena akan berpengaruh terhadap tingkat awareness pelanggan Bauran Harga Harga yang ditetapkan untuk menu makanan berkisar antara Rp ,00 sampai Rp ,00, sedangkan untuk minuman, harga yang ditetapkan berkisar antara Rp 4.000,00 sampai dengan Rp ,00. Harga produk di restoran Lasagna Gulung relatif bersaing karena disesuaikan dengan ukuran dan kualitas produk yang baik serta target pasar yang dipilih yaitu tingkat ekonomi menengah ke atas. Restoran Lasagna Gulung selama ini telah mengalami kenaikan harga sebanyak dua kali untuk menu andalan, yaitu lasagna gulung. Pada saat masih awal didirikan, harga yang ditetapkan untuk semua jenis lasagna gulung adalah Rp ,00, kemudian harga meningkat menjadi Rp ,00 dan selanjutnya meningkat lagi menjadi Rp ,00 sampai sekarang. Kenaikan harga yang terjadi pada menu andalan, lasagna gulung, disebabkan oleh harga bahan baku yang semakin tinggi pada saat adanya kenaikan harga bahan bakar minyak. Menu lasagna gulung beef yang merupakan produk yang baru diluncurkan memiliki sedikit perbedaan harga, yaitu Rp ,00 karena bahan baku daging sapi yang mahal serta penambahan telur di setiap potongnya.

15 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas kuesioner Penelitian awal dilakukan terlebih dahulu dengan menyebar kuesioner kepada 30 responden, kemudian dilakukan uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment dan hasilnya dibandingkan dengan nilai r tabel. Hasil uji validitas terhadap 16 pertanyaan membuktikan bahwa seluruh pertanyaan dinyatakan valid karena nilai r korelasi berada di atas nilai r tabel sebesar 0,361. Tabel hasil uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Reliabilitas kuesioner Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Teknik Cronbach dengan bantuan Software SPSS version 15.0 diperoleh nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,926. Hal ini menunjukkan bahwa semua pertanyaan yang telah valid dapat dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach s Alpha > 0,6. Tabel hasil uji reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Karakteristik Responden Penelitian ini mengambil responden dari konsumen Lasagna Gulung. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 100 orang, yaitu konsumen yang telah membeli produk restoran Lasagna Gulung. Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, usia, status pernikahan, pekerjaan, pendidikan terakhir atau yang sedang dijalani, pendapatan, serta bentuk promosi yang diketahui. Hasil analisis deskriptif karakteristik responden selengkapnya disajikan pada Lampiran Jenis Kelamin Mayoritas responden di restoran Lasagna Gulung adalah konsumen berjenis kelamin perempuan. Gambar 4 menunjukkan bahwa konsumen berjenis kelamin perempuan memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan konsumen berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 62%, sementara konsumen

16 53 berjenis kelamin laki-laki hanya sebesar 38%. Hal ini menggambarkan bahwa restoran Lasagna Gulung didominasi oleh konsumen berjenis kelamin perempuan yang memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi. Perempuan 62% Laki-laki 38% Gambar 3. Jenis kelamin responden 2. Usia Konsumen Lasagna Gulung mayoritas berasal dari golongan yang usianya relatif muda. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5 yang menunjukkan bahwa konsumen berusia 21 hingga 30 tahun memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 56%. Konsumen yang berusia tahun sebesar 21%. Sedangkan konsumen yang berusia di atas 40 tahun dan yang berusia lebih tahun masing-masing sebesar 14% dan 9%. Konsumen dengan usia tahun pada umumnya memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi dimana pada usia tersebut, seseorang senang berkumpul dengan teman-temannya dan mencoba sesuatu yang baru. > 40 th 14% th 9% th 21% th 56% Gambar 4. Usia Responden 3. Status Pernikahan Gambar 6 menunjukkan bahwa konsumen Lasagna Gulung sebanyak 57% berstatus belum menikah, sementara yang telah menikah sebesar 43 %. Hal ini disebabkan karena pada umumnya Lasagna Gulung didominasi oleh

17 54 konsumen yang usianya relatif muda. Selain itu, orang yang berstatus belum menikah cenderung memiliki aktivitas berlebih yang dilakukan di luar rumah sehingga aktivitas makan pun akan lebih banyak dilakukan di luar rumah. Belum Menikah 57% Menikah 43% Gambar 5. Status pernikahan responden 4. Pekerjaan Gambar 7 menunjukkan bahwa sebanyak 36% pengunjung restoran Lasagna Gulung memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta. Pelajar/mahasiswa mengikuti dengan persentase sebesar 27%. Kemudian pekerjaan lainnya, meliputi pegawai BUMN, dosen dan pekerja lepas memiliki persentase sebesar 14%. Hal ini berkaitan erat dengan lokasi restoran Lasagna Gulung yang strategis, yang berada di sekitar kantor, instansi-instansi swasta serta lingkungan sekolah dan kampus di Kota Bogor. Tingginya tingkat persentase konsumen yang bekerja sebagai pegawai swasta menunjukkan bahwa pengunjung Lasagna Gulung sebagian besar memiliki pekerjaan yang layak serta penghasilan yang cukup. Wiraswasta 7% Pensiunan 0% Ibu Rumah Tangga 7% Lainnnya 14% Pelajar/ Mahasiswa 27% PNS 9% Pegawai Swasta 36% Gambar 6. Pekerjaan responden

18 55 5. Pendidikan Konsumen yang datang ke Lasagna Gulung dilihat dari tingkat pendidikannya sebagian besar berasal dari tingkat sarjana, baik yang telah lulus maupun yang sedang menjalani pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8 yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sarjana memiliki persentase tertinggi dibandingkan dengan Pascasarjana, SLTA, dan Diploma, yaitu sebesar 59 %. Sedangkan konsumen dengan pendidikan terakhir atau sedang menjalani tingkat pendidikan SLTP sebesar 0%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Lasagna Gulung merupakan orang-orang yang berasal dari kaum terpelajar. Pascasarja na 17% SLTP 0% SLTA 15% Diploma 9% Sarjana 59% Gambar 7. Pendidikan responden 6. Pendapatan per Bulan Berdasarkan karakteristik pendapatan per bulan, responden Lasagna Gulung mayoritas memiliki pendapatan per bulan di atas Rp ,00, yaitu sebesar 46%. Karakteristik pendapatan per bulan memiliki hubungan yang sangat erat dengan pekerjaan di mana konsumen Lasagna Gulung sebagian besar berprofesi sebagai pegawai swasta. Persentase yang tinggi pada pendapatan per bulan di atas Rp ,00 menunjukkan bahwa konsumen Lasagna Gulung memiliki penghasilan yang cukup serta berasal dari tingkat ekonomi menengah-atas sesuai dengan target pasar restoran tersebut. Karakteristik pendapatan per bulan konsumen retoran Lasagna Gulung disajikan pada Gambar 9.

19 56 > % % % % 7. Sumber Informasi Gambar 8. Pendapatan per bulan responden Pada karakteristik ini, responden dapat memilih lebih dari satu jawaban. Gambar 10 menunjukkan bahwa promosi yang dominan dalam memperkenalkan restoran Lasagna Gulung kepada responden adalah promosi yang dilakukan oleh teman, keluarga dan kerabat melalui mulut ke mulut (word of mouth), yaitu sebesar 64,7%. Sementara itu, sumber informasi lainnya yang meliputi papan nama serta koran memiliki persentase paling rendah sebesar 6%. Promosi yang dilakukan secara tidak formal dan sukarela ini dilakukan oleh konsumen restoran Lasagna Gulung yang sebelumnya telah melakukan pembelian di restoran ini % % Spanduk 9% Internet 3% Brosur 3% Lainnya 6% Televisi 14% Teman 65% Gambar 9. Sumber informasi utama

20 EPIC MODEL Empati (Empathy) Dimensi empati digunakan untuk mengetahui pendapat konsumen mengenai strategi promosi yang dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung. Pertanyaan nomor 1 dan 2 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dimensi empati. Hasil persentase analisis tabulasi sederhana EPIC Model selengkapnya disajikan pada Lampiran 6. Hasil perhitungan frekuensi dimensi empati terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Faktor Empathy responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Atribut Bobot Jumlah Responden Promosi Baik Menyukai Promosi Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju Total Setelah menghitung frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi empati. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) dimensi empati dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil perhitungan skor rata-rata dimensi empati Atribut Pertanyaan Frekuensi x Bobot Skor Rata-rata per Atribut Total Skor Rataan Dimensi Empati (X Empati) Promosi Baik 345 3,45 3,45 Menyukai 345 3,45 Promosi Skor rataan pada dimensi empati yang dihasilkan adalah sebesar 3,45. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala EPIC Model. Nilai X Empati sebesar 3,45 berada dalam rentang

21 58 skala 3,4 sampai dengan 4,2. Skor sebesar 3,45 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung efektif dilihat dari segi dimensi empati. Hal ini memberikan informasi bahwa promosi yang selama ini telah dilakukan oleh restoran tersebut disukai oleh para konsumen karena promosi-promosi tersebut memiliki daya darik tersendiri bagi konsumen dan konsumen merasakan adanya hubungan positif antara pribadi mereka dengan promosi yang dilaksanakan restoran Lasagna Gulung. Namun, apabila dilihat dari besarnya skor rataan pada rentang skala EPIC Rate, promosi yang telah dilakukan restoran Lasagna Gulung ini mendekati rentang skala cukup efektif. Hal ini disebabkan oleh minimnya media promosi yang digunakan oleh restoran tersebut untuk memasarkan produknya Persuasi (Persuasion) Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek (Durianto, 2003). Persuasi adalah perubahan kepercayaan, sikap dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Pertanyaan nomor 3 dan 4 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari dimensi persuasi. Hasil perhitungan frekuensi dimensi persuasi terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Faktor Persuasion responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Atribut Bobot Jumlah Responden Tertarik Berkeinginan Membeli Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju Total

22 59 Setelah menghitung frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi persuasi. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) dimensi persuasi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil perhitungan skor rata-rata dimensi persuasi Atribut Pertanyaan Frekuensi x Bobot Skor Rata-rata per Atribut Total Skor Rataan Dimensi Persuasi (X Persuasi) Tertarik 410 4,10 4,075 Berkeinginan 405 4,05 Membeli Skor rataan pada dimensi persuasi yang dihasilkan adalah sebesar 4,075. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala EPIC Model. Nilai X Persuasi sebesar 4,075 berada dalam rentang skala 3,4 sampai dengan 4,2. Skor sebesar 4,075 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung efektif dilihat dari segi dimensi persuasi. Hal ini memberikan informasi bahwa promosi yang dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung dapat memberikan peningkatan atau penguatan karakter produk makanan restoran ini. Promosi tersebut memiliki dampak terhadap keinginan konsumen untuk membeli produk Lasagna Gulung Dampak (Impact) Dimensi impact (dampak) menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan (Durianto, 2003). Pertanyaan nomor 5 dan 6 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari dimensi dampak. Hasil perhitungan frekuensi dimensi impact terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 10.

23 60 Tabel 10. Faktor Impact responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Atribut Bobot Jumlah Responden Tahu Betul Kreatif Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju Total Setelah menghitung frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi impact. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) dimensi persuasi dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil perhitungan skor rata-rata dimensi dampak Atribut Pertanyaan Frekuensi x Bobot Skor Ratarata per Atribut Total Skor Rataan Dimensi Dampak (X Dampak) Tahu Betul 303 3,03 3,00 Kreatif 297 2,97 Skor rataan pada dimensi impact yang dihasilkan adalah sebesar 3,00. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala EPIC Model. Nilai X Persuasi sebesar 3,00 berada dalam rentang skala 2,6 sampai dengan 3,4. Skor sebesar 3,00 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif dilihat dari segi dimensi dampak. Hal ini berarti bahwa produk restoran Lasagna Gulung cukup menonjol. Namun promosi yang dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung relatif standar karena peningkatan pengetahuan konsumen terhadap produk yang ditawarkan masih relatif kurang. Restoran Lasagna Gulung dalam melakukan promosi sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu apakah promosi yang dilakukan cukup melibatkan konsumen untuk mengetahui produk restoran ini dan apakah produk restoran Lasagna Gulung cukup menonjol dibandingkan merek lainnya di benak masyarakat karena tingkat keterlibatan konsumen terhadap suatu produk akan memiliki

24 61 hubungan yang positif dengan tingkat tanggapan pengaruh konsumen, seperti emosi dan perasaan Komunikasi (Communication) Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut (Durianto, 2003). Pertanyaan nomor 7,8 dan 9 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari dimensi komunikasi. Hasil perhitungan frekuensi dimensi komunikasi terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Faktor komunikasi responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Atribut Bobot Jumlah Responden Jelas Mengkomunikasikan Mengerti Sangat Tidak 1 Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju Total Setelah menghitung frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi komunikasi. Hasil perhitungan skor ratarata (X) dimensi komunikasi dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil perhitungan skor rata-rata dimensi komunikasi Atribut Pertanyaan Frekuensi x Bobot Skor Ratarata per Atribut Jelas 292 2,92 3,08 Mengkomunikasikan 317 3,17 Mengerti 315 3,15 Total Skor Rataan Dimensi Komunikasi Skor rataan pada dimensi komunikasi yang dihasilkan adalah sebesar 3,08. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang

25 62 skala EPIC Model. Nilai X Komunikasi sebesar 3,08 berada dalam rentang skala 2,6 sampai dengan 3,4. Skor sebesar 3,08 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif dilihat dari segi dimensi komunikasi. Hal ini berarti konsumen cukup dapat mengingat pesan utama yang disampaikan. Pesan dalam promosi meninggalkan kesan dan pemahaman konsumen yang cukup akan produk restoran Lasagna Gulung. Namun, restoran ini sebaiknya melakukan promosi yang lebih komunikatif agar konsumen tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Secara umum, promosi yang dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung cukup efektif dalam memberikan informasi kepada konsumen EPIC Rate Berdasarkan hasil analisis pengukuran efektivitas promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan EPIC Model dapat diketahui bahwa dari keempat dimensi EPIC Model hanya dua dimensi yang berada dalam rentang skala efektif yaittu dimensi empati dan dimensi persuasi. Sementara itu, dimensi dampak dan dimensi komunikasi berada dalam rentang skala cukup efektif. Hal ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan restoran ini disukai oleh konsumen dan memberikan dampak terhadap keinginan konsumen untuk membeli produk yang disajikan oleh restoran Lasagna Gulung. Promosi yang dilakukan restoran ini di sisi lain cukup menonjol dibandingkan dengan pesaingnya dan konsumen cukup dapat mengingat pesan utama yang disampaikan. Skor rata-rata yang telah dihasilkan pada tiap dimensi selanjutnya dihitung kembali untuk menghasilkan EPIC Rate secara keseluruhan. Secara keseluruhan EPIC Rate, rata-rata adalah 3,40. Nilai ini berada dalam rentang skala cukup efektif, yaitu antara 2,6 sampai 3,4. Hal ini berarti promosi yang dilakukan restoran Lasagna gulung cukup efektif saja tetapi kinerjanya belum maksimal. Nilai yang dihasilkan pada EPIC Rate belum bisa mencapai skala efektif

26 63 karena dimensi dampak dan komunikasi hanya berada pada rentang skala cukup efektif. Oleh karena itu, restoran Lasagna Gulung harus meningkatkan program promosi yang lebih kreatif serta komunikatif terutama pada dimensi dampak dan komunikasi. Grafik hasil analisis efektivitas promosi restoran Lasagna Gulung dapat dilihat pada Gambar 11. Empati 5 Dampak 3,00= cukup efektif ,45 = efektif 4,075 = efektif Persuasi ,08 = cukup efektif Komunikasi Gambar 10. EPIC Model promosi restoran Lasagna Gulung 4.6. Direct Rating Method Perhatian (Attention) Perhatian merupakan alokasi kapasitas pemrosesan utntuk stimulus yang baru masuk (Durianto, 2003). Pertanyaan nomor 10 dan 11 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari faktor perhatian. Hasil persentase analisis tabulasi sederhana Direct Rating Method selengkapnya disajikan pada Lampiran 7. Hasil perhitungan persentase frekuensi responden tiap kategori pernyataan pada faktor perhatian terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 14.

27 64 Tabel 14. Faktor perhatian responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Kategori pernyataan Bobot Jumlah Responden Menarik Perhatian Melihat Lagi Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju Total Setelah menghitung persentase frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas faktor perhatian. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) faktor perhatian dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor perhatian Atribut Pertanyaan Frekuensi x Bobot Skor Ratarata per Atribut Total Skor Rataan Faktor Attention Menarik Perhatian 319 3,19 3,06 Melihat Lagi 292 2,92 Dikonversi ke skala tabel DRM g = 3,06 x (20/5) = 12,24 Skor rataan pada faktor perhatian yang dihasilkan adalah sebesar 3,06. Selanjutnya skor rataan tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala penilaian DRM Method. Nilai X Perhatian sebesar 3,06 berada dalam rentang skala 2,6 sampai dengan 3,4. Skor sebesar 3,06 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif dilihat dari segi faktor perhatian. Hal ini berarti promosi restoran Lasagna Gulung cukup menarik perhatian konsumen. Pihak restoran Lasagna Gulung harus meningkatkan promosinya dengan mempertimbangkan karakteristik konsumen serta tampilan yang dapat memikat konsumen. Promosi yang kreatif serta inovatif sebaiknya dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung agar lebih menarik perhatian konsumen.

28 Pemahaman (Read Througness) Pemahaman berkaitan dengan penafsiran suatu stimulus (Durianto, 2003). Pertanyaan nomor 12 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari faktor pemahaman. Hasil perhitungan persentase frekuensi responden tiap kategori pernyataan pada faktor pemahaman terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Faktor pemahaman responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Kategori pernyataan Bobot Jumlah Responden Tahu Lebih Jauh Sangat Tidak Setuju 1 4 Tidak Setuju 2 8 Cukup 3 42 Setuju 4 39 Sangat Setuju 5 7 Total 100 Setelah menghitung persentase frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas faktor perhatian. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) faktor pemahaman dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor pemahaman Atribut Pertanyaan Frekuensi x Bobot Skor Rata-rata per Atribut Total Skor Rataan Faktor Pemahaman Tahu Lebih Jauh 337 3,37 3,37 Dikonversi ke skala tabel DRM g = 3,37 x (20/5) = 13,48 Skor rataan pada faktor pemahaman yang dihasilkan sebesar 3,37. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala penilaian DRM Method. Nilai X Pemahaman sebesar 3,37 berada dalam rentang skala 2,6 sampai dengan 3,4. Skor sebesar 3,37 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif dilihat dari segi pemahaman konsumen. Hal ini berarti konsumen cukup memahami promosi-promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung. Restoran

29 66 Lasagna Gulung dalam melakukan strategi promosi sebaiknya mempertimbangkan bagaimana faktor pribadi, pengemasan produk dan nama merek mempengaruhi pemahaman konsumen. Promosi yang dapat dipahami oleh konsumen dengan baik akan mendorong konsumen untuk tahu lebih jauh mengenai restoran ini Respon Kognitif (Cognitive) Respon kognitif menentukan penerimaan yang terkait dengan pikiran yang muncul selama tahap pemahaman. Pertanyaan nomor 13 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari faktor respon kognitif. Hasil perhitungan persentase frekuensi responden tiap kategori pernyataan pada faktor respon kognitif terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Faktor respon kognitif responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Kategori pernyataan Bobot Jumlah Responden Memaparkan pesan Sangat Tidak Setuju 1 3 Tidak Setuju 2 18 Cukup 3 44 Setuju 4 34 Sangat Setuju 5 1 Total 100 Setelah menghitung persentase frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas faktor respon kognitif. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) faktor respon kognitif dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor respon kognitif Atribut Pertanyaan Frekuens i x Bobot Skor Ratarata per Atribut Total Skor Rataan Faktor Respon Kognitif Memaparkan pesan 312 3,12 3,12 Dikonversi ke skala tabel DRM g = 3,12 x (20/5) = 12,48 Skor rataan pada faktor respon kognitif yang dihasilkan adalah sebesar 3,12. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang

30 67 skala penilaian DRM Method. Nilai X respon kognitif sebesar 3,12 berada dalam rentang skala 2,6 sampai dengan 3,4. Skor sebesar 3,12 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif dilihat dari segi respon kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen cukup mengerti dan menerima pesan yang disampaikan dalam promosi-promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung. Kesesuaian merek dan ketepatan gambar dengan pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam promosi restoran Lasagna Gulung dapat meningkatkan penerimaan pesan-pesan promosi oleh konsumen Respon Afektif (Affection) Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang dihasilkan sebuah stimulus. Pertanyaan nomor 14 dan 15 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari faktor respon afektif. Hasil perhitungan persentase frekuensi responden tiap kategori pernyataan pada faktor respon afektif terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Faktor respon afektif responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Kategori pernyataan Bobot Jumlah Responden Daya Tarik Gambar Bagus Bagus Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju Total 100 Setelah menghitung persentase frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas faktor respon afektif. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) faktor respon afektif dapat dilihat pada Tabel 21.

31 68 Tabel 21. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor respon afektif Atribut Pertanyaan Frekuensi x Bobot Daya Tarik Bagus Gambar Bagus Dikonversi ke skala tabel DRM Skor Ratarata per Atribut 322 3,22 3, ,21 g= 3,215 x (20/5) = 12,86 Total Skor Rataan Faktor Afektif Skor rataan pada faktor respon afektif yang dihasilkan adalah sebesar 3,215. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala penilaian DRM Method. Nilai X Respon Afektif sebesar 3,215 berada dalam rentang skala 2,6 sampai dengan 3,4. Skor sebesar 3,215 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif dilihat dari segi respon afektif konsumen. Hal ini berarti promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung dapat memberikan perasaan dan emosi yang cukup pada konsumen yang memperhatikannya. Pihak restoran Lasagna Gulung sebaiknya lebih memperhatikan aspek-aspek yang dapat menimbulkan perasaan riang dan bergairah pada konsumen, seperti penggunaan gambar dan tulisan yang kreatif dan logo yang unik yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen Sikap atau Perilaku (Behaviour) Kemampuan promosi untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap suatu produk sering bergantung pada sikap konsumen terhadap promosi tersebut Pertanyaan nomor 16 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari faktor perilaku. Hasil perhitungan persentase frekuensi responden tiap kategori pernyataan pada faktor perilaku terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 22.

32 69 Tabel 22. Faktor perilaku responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Kategori pernyataan Bobot Jumlah Responden Mendorong Pembelian Sangat Tidak Setuju 1 1 Tidak Setuju 2 10 Cukup 3 37 Setuju 4 44 Sangat Setuju 5 8 Total 100 Setelah menghitung persentase frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas faktor perilaku. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) faktor perilaku dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor perilaku Atribut Frekuensi x Skor Rata-rata Total Skor Rataan Pertanyaan Bobot per Atribut Faktor Perilaku Mendorong 348 3,48 3,48 Pembelian Dikonversi ke skala tabel g = 3,48 x (20/5) = 13,92 DRM Skor rataan pada faktor perilaku yang dihasilkan adalah sebesar 3,48. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala penilaian DRM Method. Nilai X Perhatian sebesar 3,48 berada dalam rentang skala 3,4 sampai dengan 4,2. Skor sebesar 3,48 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung efektif dilihat dari segi perilaku atau sikap konsumen. Hal ini berarti promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung dapat menghasilkan sikap yang positif bagi konsumen. Konsumen menyukai promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung dan selanjutnya akan membuat konsumen ingin membeli produk restoran ini Nilai Total Direct Rating Method Setelah diperoleh nilai total skor rataan pada masing-masing faktor yang dikonversi ke dalam skala tabel direct rating, langkah selanjutnya adalah menjumlahkan seluruh skor faktor Direct Rating

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang dimiliki oleh Kota Bogor. Munculnya objek wisata baru yang menawarkan keunggulannya baik dalam bentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor memiliki lokasi sangat strategis, karena letaknya berdekatan dengan wilayah DKI Jakarta. Kota Bogor juga memiliki keunggulan karena didukung sumber daya manusia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor 3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor sebagai perusahaan yang bergerak di bidang katering, juga

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran Karimata Restoran Karimata didirikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bapak Agung Eko Widodo di wilayah Sentul Selatan. Restoran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Pada bab pembahasan ini, menguraikan gambaran umum Restoran Macaroni Panggang (MP) seperti sejarah, struktur organisasi, visi dan misi, strategi bauran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan industri pariwisata di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Hal tersebut dapat terlihat dengan semakin banyaknya alternatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan. PT BFI Finance Indonesia Tbk sebagai perusahaan yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake 4.1.1 Sejarah Rumah Makan Waroeng Steak and Shake Rumah Makan Waroeng Steak & Shake didirikan oleh pasangan suami-istri

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL

V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel berdiri pada tanggal 18 Agustus 2008. Restoran ini didirikan oleh tiga orang pengusaha

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Karimata merupakan usaha perseorangan yang didirikan oleh Bapak Agung Eko Widodo pada tanggal 22 Desember 2008. Restoran ini pertama kali didirikan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mengalami banyak proses modernisasi yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan, antara lain pada aspek sosial, budaya, teknologi, dan ekonomi. Aspek sosial,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

IX. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

IX. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN IX. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN 9.1. Hubungan Hasil Analisis Karateristik Umum dengan Kepuasan Secara Umum Variabel yang ingin diketahui hubungannya dengan variabel

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Waroeng Taman Waroeng Taman berdiri pada tanggal 5 Mei 2001. Waroeng Taman merupakan jenis usaha perorangan dengan nama pemilik Ibu Dwi Jayanti

Lebih terperinci

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR Kebun Raya Bogor merupakan salah satu agrowisata yang sudah terkenal dan juga memiliki tujuan untuk mengembangkan pendidikan lingkungan

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 47 Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi pengumpulan data dan hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab 3. 4.1. Data Umum Perusahaan Data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll,

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dipilih mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM PENELITIAN V GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Profil Rumah Makan Nasi Timbel Saung Merak Bogor Rumah Makan Nasi Timbel Saung Merak Bogor merupakan salah satu rumah makan yang menyajikan menu masakan sunda dengan menu

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. Ganesha Mocktail Cafe yang berdiri sejak

Lebih terperinci

KUESIONER AWAL L1-1. Tingkat Kepentingan Penting Tidak Penting

KUESIONER AWAL L1-1. Tingkat Kepentingan Penting Tidak Penting L1-1 KUESIONER AWAL Para Responden Yang Terhormat, Saya selaku mahasiswa Bandung, bermaksud menyebarkan kuesioner untuk memperoleh data dalam pembuatan Tugas Akhir. Saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.

Lebih terperinci

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Restoran Ikan Bakar dalam Bambu Karimata terletak di Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City, baru didirikan pada tahun 2009

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-1 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengumpulan data, pengolahan data dan analisa maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat 6 faktor yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah, perusahaan ini termasuk perusahaan baru di dunia kuliner. Berawal dari kesukaan sang pemilik terhadap mie ayam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan bisnis yang semakin pesat, pemasaran merupakan faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat usaha yang kita

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS EFEKTIVITAS BAURAN PROMOSI PADA PT. BFI FINANCE INDONESIA Tbk CABANG BOGOR.

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS EFEKTIVITAS BAURAN PROMOSI PADA PT. BFI FINANCE INDONESIA Tbk CABANG BOGOR. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN ANALISIS EFEKTIVITAS BAURAN PROMOSI PADA PT. BFI FINANCE INDONESIA Tbk CABANG BOGOR. Terima kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pengolahan data dan analisis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen: - Penyajian

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6. Kesimpulan berikut: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam pemilihan restaurant

Lebih terperinci

7.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja

7.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja 2.000.000 sampai Rp 3.000.000, yaitu sebesar 11,11 persen, sementara pada tingkat pendapatan antara Rp 3.000.000 sampai Rp 4.000.000 memiliki persentase sebesar 15 persen. Kemudian responden yang memilki

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden pada penelitian ini merupakan konsumen dari

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Royal Pizza merupakan salah satu usaha makanan cepat saji yang ikut meramaikan pasar kuliner di Pekanbaru. Usaha ini baru berdiri pada

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang

Lebih terperinci

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN 8.1 Implikasi Alternatif Bauran Pemasaran Hasil dari analisis kepuasan dan loyalitas konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Kepada Yth, Bapak/Ibu/Sdr/i konsumen restoran D Cost seafood Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir pada jurusan Teknik Industri di Universitas Kristen Maranatha Bandung, dengan ini saya

Lebih terperinci

VI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRIMA FRESH MART

VI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRIMA FRESH MART VI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRIMA FRESH MART 6.1. Karakteristik Umum Responden Konsumen yang berbelanja di Prima Fresh Mart (PFM) memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan. Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan. Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan 1. Usia Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam pemasaran. Dari segi pemasaran, semua penduduk usia berapa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner penelitian

Lampiran 1. Kuesioner penelitian LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Kuesioner penelitian KUESIONER PENELITIAN Analisis Efektivitas Promosi Above The Line dan Below The Line Sawangan Golf, PT. Pakuan Terima kasih atas kesediaan Anda meluangkan

Lebih terperinci

Petunjuk : Isilah atau berilah tanda (X) pada salah satu jawaban Anda.

Petunjuk : Isilah atau berilah tanda (X) pada salah satu jawaban Anda. Lampiran 1 No Responden : Hari/Tanggal : KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KEPUASAAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN BEBEK KALEYO DI JAKARTA TIMUR Lembaran kuesioner ini digunakan untuk pengumpulan data konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti restaurant dan café kini semakin pesat. Banyak sekali cafe dan restaurant asing berjamuran di

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN A. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN A Kuesioner Pendahuluan Kuesioner Penelitian Kuesioner Pendahuluan Pengujian 1 Kuesioner Pendahuluan Pengujian 2 Kuesioner Pendahuluan Pengujian 3 Kuesioner Pendahuluan Pengujian 4 Kuesioner Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bauran promosi di perusahaan snack Ribut di Purwokerto, minat beli konsumen snack Ribut, dan pengaruh pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dipentingkan konsumen dalam memilih gerai pizza

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Dapat dilihat hasil perhitungan pada Brand Awareness ( Kesadaran Merek ) yang dimiliki oleh pasar swalayan dengan merek Toserba Yogya memiliki persentase terbesar

Lebih terperinci

- Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1

- Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1 - Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1 Lampiran L1-1 Validitas Konstruksi Lampiran L1-2 Validitas Konstruksi Lampiran L1-3 Validitas Konstruksi - Kuesioner Pendahuluan LAMPIRAN 2 - Data Mentah Kuesioner Pendahuluan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN 1. Daftar pertanyaan untuk informan kunci (pemilik)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa pelayanan yang dilakukan hampir di seluruh perusahaan dari tahun ke tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki beragam objek wisata alam maupun objek wisata sejarah. Selain itu, Bandung menawarkan pengalaman berwisata

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Bapak Kyky Sanjaya merupakan pendiri dari MAM. Kyky Sanjaya berasal dari Bangka, walaupun pendidikannya tidak tamat Sekolah Dasar namun

Lebih terperinci

1.5. Batasan Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA

1.5. Batasan Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi kalangan akademisi dan mahasiswa tentang keefektifan dari bauran promosi perusahaan katering pada umumnya dan PT Rolika Caterindo Bogor pada khususnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu negara dapat tercermin dari perkembangan sektorsektor yang ada di dalamnya, baik di sektor ekonomi, politik, sosial, pariwisata, budaya, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional (correlational research). Menurut Mamang (2010), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional (correlational research). Menurut Mamang (2010), penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian korelasional (correlational research). Menurut Mamang (2010), penelitian korelasional

Lebih terperinci

KUESIONER PENDAHULUAN

KUESIONER PENDAHULUAN KUESIONER PENDAHULUAN Kepada Yth, Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Kuesioner ini dibagikan kepada Anda untuk mengetahui atribut apa saja yang Anda anggap penting dalam memilih suatu restoran/café. Berikan tanda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Marsum (2000), restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Rumah Makan Waroeng Steak & Shake merupakan usaha rumah makan yang sedang berkembang di Kota Bogor. Rumah makan ini baru berdiri pada 25 Mei 2007.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. makan berdiri. Rumah makan intan didirikan oleh ibu Etik Latifah, rumah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. makan berdiri. Rumah makan intan didirikan oleh ibu Etik Latifah, rumah BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Profil Rumah Makan Intan Jatibarang Seiring berjalannya waktu, bisnis rumah makan kian berkembang dan menjamurdi berbagai tempat, tidak terkecuali Jatibarang Brebes,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab IV, dengan jumlah responden sebanyak 50 orang maka penulis dapat menarik beberapa

Lebih terperinci

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko yang dilakukan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner KUISIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKATKEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GORENG FATMAWATI BOGOR JAWA BARAT

Lampiran 1. Kuisioner KUISIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKATKEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GORENG FATMAWATI BOGOR JAWA BARAT LAMPIRAN 62 Lampiran 1. Kuisioner No Responden : Hari / Tanggal Pengisian : No Tlp / Hp : KUISIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKATKEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GORENG FATMAWATI BOGOR JAWA BARAT Lembaran

Lebih terperinci

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN 6.1 Kesadartahuan (Awareness) Responden pada Iklan Marjan 6.1.1 Acara Televisi yang Sering Menayangkan Iklan Marjan Iklan memiliki

Lebih terperinci

Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik Waroeng Taman Karakteristik umum responden dalam penelitian ini adalah responden yang sedang mengunjungi Waroeng Taman dan minimal dua kali dalam mengunjungi

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA ANALISIS KEEFEKTIFAN BAURAN PROMOSI PADA WISATA AIR THE JUNGLE BOGOR

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA ANALISIS KEEFEKTIFAN BAURAN PROMOSI PADA WISATA AIR THE JUNGLE BOGOR LAMPIRAN 77 Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA ANALISIS KEEFEKTIFAN BAURAN PROMOSI PADA WISATA AIR THE JUNGLE BOGOR 1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Wisata Air The

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

6.1. Karakteristik Responden Bakso Kota Cakman Bogor

6.1. Karakteristik Responden Bakso Kota Cakman Bogor dihadapi restoran yaitu persentase keuntungan dari penerimaan penjualan dengan nilai yang kecil serta penerimaan restoran yang terus berfluktuasi setiap bulannya. Bakso Kota Cakman Bogor menggunakan system

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan umum Industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk merupakan usaha perorangan home industri yang memproduksi brownies dan sekaligus menjual produknya secara

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN Oleh : Husnul Chotimah A07400149 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data

Lebih terperinci

V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa 5.2 Sejarah Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa

V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa 5.2 Sejarah Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa Rumah makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa merupakan rumah makan yang menawarkan aneka makanan bercitarasa khas dari

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SURVEI TINGKAT KEPENTINANGAN DAN KINERJA WARUNG BAKSO KOTA CAKMAN BOGOR

KUESIONER PENELITIAN SURVEI TINGKAT KEPENTINANGAN DAN KINERJA WARUNG BAKSO KOTA CAKMAN BOGOR KUESIONER PENELITIAN SURVEI TINGKAT KEPENTINANGAN DAN KINERJA WARUNG BAKSO KOTA CAKMAN BOGOR SELAMAT DATANG DI WARUNG BAKSO KOTA CAKMAN BOGOR Saya Herry S.E.Hasugian (H34066058) mahasiswa tingkat akhir

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Evaluasi Aktivitas Promosi

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Evaluasi Aktivitas Promosi II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu mengenai perumusan dan penetapan strategi promosi dilakukan oleh Simorangkir (2009) yang meneliti strategi promosi produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan bisnis kuliner saat ini bisa dibilang sangatlah pesat. Banyak restoran cepat saji yang menawarkan aneka makanan dengan ciri khas tersendiri

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion. VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION 6. Karakteristik Umum Responden Karakteristik umum responden dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, alamat,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian 30 III. METODE PENELITIAN 3. 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dari lima bauran promosi, yaitu promosi penjualan, penjualan pribadi (personal selling), iklan (advertising), hubungan masyarakat (public relation),

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan PT BFI Finance Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1982 sebagai perusahaan patungan dengan Manufacturer Hanover Leasing

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN VII ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN 7.1 Indeks Kepuasan Konsumen Analisis kepuasan konsumen sangat penting untuk dilakukan, karena hasil dari perhitungan mengenai kepuasan konsumen dapat berguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang atau jasa, sebaiknya dibutuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang atau jasa, sebaiknya dibutuh dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang atau jasa, sebaiknya dibutuh dan diinginkan oleh masyarakat. Selain hal tersebut, penciptaan produk atau jasa

Lebih terperinci

VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR

VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR Kepuasan konsumen dapat dilihat secara tidak langsung melalui penilaian mereka terhadap atribut-atribut atau indicator-indikator

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR 6.1 Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, lokasi dan tempat tinggal, status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jakarta adalah ibukota dan pusat kebudayaan, yang berlatar belakang berbagai macam adat dan kebudayaan dengan nilai eksotis tinggi. Kota Jakarta memiliki peninggalan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. No. Responden : Tgl :. Kueisoner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Moci Kaswari Lampion Kota Sukabumi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kottler dan Amstrong (2001:7), Pemasaran adalah Suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan berkelompok memperoleh apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melalui beberapa tahap seperti pengumpulan data, pengolahan data dan analisis diperoleh kesimpulan hasil penelitian antara lain : 1. Konsumen yang potensial

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang gambaran umum tempat penelitian mengenai sejarah bedirinya KSO. sistem promosi yang dilakukan. hubungan KSO dengan NOSC dan pelanggan.

Lebih terperinci