PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN, SIKAP MENGAJAR GURU DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP N 1 PAGAI UTARA SELATAN E-JURNAL

Transkripsi

1 PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN, SIKAP MENGAJAR GURU DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP N 1 PAGAI UTARA SELATAN E-JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : LILIS SURIANI MARIA SIRITOITET PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

2

3 PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN, SIKAP MENGAJAR GURU DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP N 1 PAGAI UTRA SELATAN Oleh: Lilis Suriani Maria Siritoitet 1, Dina amaluis SE, MM 2, Sri Wahyuni M,Pd 3 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar 2, 3) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatra Barat lilissiritoitet@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) pengaruh kompetensi kepribadian terhadap kinerja guru, 2) pengaruh sikap mengajar guru terhadap kinerja guru, 3) pengaruh kepuasan kerja guru terhadap kinerja guru, 4) pengaruh kompetensi kepribadian, sikap mengajar guru dan kepuasan kerja guru secara bersama- mempengaruhi kinerja guru SMP N 1 Pagai Utara Selatan. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan September Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif asosiatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar di SMP N 1 Pagai Utara Selatan dijadikan sampel dalam penelitian sebanyak 38 orang (total sampling). Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan analisis induktif, dengan bantuan program SPSS versi Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama kompetensi kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMP N 1 Pagai Utara Selatan. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,207. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 2,240 > t tabel sebesar 2,03. Artinya apabila kompetensi kepribadian meningkat sebesar 1%, maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,07 dalam setiap satuannya. Kedua sikap mengajar guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMP N 1 Pagai Utara Selatan. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,276. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 3,372 > t tabel 2,03. Artinya, apabila sikap mengajar guru meningkat sebesar 1%, maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,276 dalam setiap satuannya. Ketiga kepuasan kerja guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMP N 1Pagai Utara Selatan. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,385. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung, 3,611> t tabel sebesar 2,03. Artinya, apabila kepuasan kerja guru meningkat sebesar 1%, maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,385 dalam setiap satuannya. Keempat kompetensi kepribadian, sikap mrngajar guru dan kepuasan kerja guru secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMP N 1 Pagai Utara Selatan. Dimana diperoleh nilai F hitung 89,367 > F tabel 3,08 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < = 0,05. Hal ini berarti H a diterima dan H 0 ditolak. ABSTRACT This study aimed to analyze: 1) the influence of personal competence on teacher performance, 2) influence the attitude of teachers to teach on teacher performance, 3) the effect of job satisfaction of teachers on teacher performance, 4) the influence of personal competence, attitudes to teach teachers and job satisfaction of teachers together - affect the performance of teachers SMP N 1 Pagai Utara Selatan. When the study was conducted in September This type of research used in this research is descriptive associative. The study population was all teachers who teach in SMP N 1 Pagai Utara Selatan sampled in the study were 38 people (total sampling). The data analysis technique used is descriptive analysis techniques and inductive analysis with SPSS version The results showed that: First personal competence positive and significant impact on teacher performance SMP N 1 North Pagai Selatan. Where indicated by the coefficient value of The value of the coefficient is significant because t hitung 2,240> t table This means that if personal competence increased by 1%, then the performance of teachers will be increased by 0.07 in each unit. Both teachers' teaching attitude positive and significant impact on teacher performance SMP N 1 North Pagai Selatan. Where indicated by the coefficient value of The value of the coefficient is significant because t hitung 3.372> 2.03 t table. That is, if the attitude of teachers to teach increased by 1%, then the performance of teachers will be increased by in each unit. The third teacher job satisfaction and significant positive effect on teacher performance SMP N 1Pagai South North. Where indicated by the coefficient value of The value of the coefficient is significant because t hitung, 3.611> t tabel That is, if the job satisfaction of teachers increased by 1%, then the performance of teachers will be increased by in each unit. Fourth personal competence, mrngajar attitudes of teachers and teacher job satisfaction simultaneously positive and significant impact on teacher performance SMP N 1 Pagai Utara Selatan. Where the obtained value of F hitung > 3,08 F tabel with a significant level of <α = This means Ha accepted and H0 is rejected.

4 PENDAHULUAN Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan guru adalah pendidik profesional. Untuk itu, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau Diploma IV (S1/D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Guru professional dituntut untuk memiliki sejumlah kompetensi. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai guru untuk melaksanakan tugas. Secara tegas makna kompetensi guru professional meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial (UU Nomor 14 tahun 2005). Guru yang profesional akan tergambar dari kinerja yang dihasilkan oleh guru. Kinerja guru merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperhatikan oleh seseorang untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal. Dengan demikian kinerja mempunyai pengertian akan adanya suatu tindakan atau kegiatan yang ditampilkan oleh seseorang dalam melaksanakan aktivitas tertentu. Kinerja seseorang akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari. Istilah kinerja menurut Mankunegara (2000: 67) berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja guru merupakan kemampuan seseorang pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal. Dengan demikian kinerja mempunyai pengertian akan adanya suatu tindakan dan kegiatan yang ditampilkan. Menurut Wahyudi (2012:8) kinerja guru merupakan prestasi kerja guru sebagai hasil dorongan atau motivasi yang diperlihatkan dalam bentuk perilaku. Menurut Supardi (2013: 45) kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan. Siagian (2012: 27) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu pencapaian pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari keluaran yang dihasilkan. Menurut T. Aritonang (dalam Barnawi dan Arifin 2012: 12), kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dari tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika. METODE PENELITIAN Adapun jenis penelitian ini adalah Penelitian deskriptif dan Asosiatif. Menurut Siregar, (2014:107)), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih tanpa membuat perbandingan atau penghubungan dengan variable yang lain. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yaitu untuk melihat seberapa besar pengaruh persepsi siswa tentang proses pembelajaran, motivasi belajar dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMPN I Koro Balingka. Waktu yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah selama 1 (satu) bulan pada Agustus Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP N 1 Pagai Utara Selatan berjumlah 38 orang dijadikan total sampling. Pengaruh kompetensi kepribadiaan (X1), sikap mengajar guru (X2) dan kepuasan kerja guru (X3) terhadap kinerja guru (Y) SMP N 1 Pagai Utara Selatan. sebelumnya telah di uji cobakan dengan cara penyebaran angket yang berisikan pernyataan terkait masing-masing indikator yang didasarkan pada teori yang ada. Penyusunan angket atau kuesioner berpedoman pada teori dan penilaiannya didasarkan kepada skala likert dengan beberapa alternatif jawaban dengan diberi bobot penilaian positif dan negatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis induktif yang terdiri dari uji maximum likelihood, uji ramsey,ujinormalitas, uji heteroskedastisitas,

5 uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan analisis regresi linear berganda. HASIL PENELITIAN A. Kinerja Guru (Y) Tabel 1. Hasil Analisa TCR Variabel Kinerja Guru Variabel Indikator Rata-rata TCR (%) Kategori Skor Kinerja Guru 1. Penguasaan materi Baik (Y) yang akan diajarkan 2. Penguasaan metode Baik dan strategi mengajar 3. Pemberian tugas-tugas Baik 4. Kemampuan Sangat Baik mengelola kelas 5. Kemampuan Baik melakukan penilaian dan evaluasi Total Baik Sumber : Olahan data primer 2015 Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dijelaskan bahwa total rata-rata skor jawaban responden untuk variabel kinerja guru adalah sebanyak 4,21 dengan tingkat capaian responden sebesar 84,19% yang termasuk kategori Baik. Hal ini dapat dimakniai bahwa secara keseluruhan kinerja guru SMP N 1 Pagai Utara Selatan dikategorikan baik. Tabel 2. Hasil Analisa TCR Variabel Kompetensi Kepribadian Variabel Indikator Rata-rata skor Kompetensi kepribadian (X1) TCR Kategori 1. Bertindak sesuai norma dan hukum Baik 2. Menampilkan kemandirian dalam Sedang bertindak sebagai pendidik 3. Menunjukkan keterbukaan dalam Sedang berpikir dan bertindak 4. Memiliki perilaku yang berpengaruh Sedang positif terhadap peserta didik 5. Bertindak sesuai norma religius Baik Total Sedang Sumber: hasil Olahan Data Primer2015 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dijelaskan bahwa total rata-rata skor jawaban responden untuk variabel kompetensi kepribadian adalah 3,98 dengan tingkat pencapaian responden sebesar 79,55% yang termasuk kategori sedang. Hal ini secara keseluruhan kompetensi kepribadian guru SMP N 1 Pagai Utara Selatan dikategorikan Sedang..

6 Tabel 3. Hasil Analisa TCR Variabel Sikap Mengajar Guru Variabel Indikator Rata-rata TCR Kategori skor Sikap 1. Guru bersikap baik hati terhadap Baik mengajar guru (X2) setiap siswa 2. Guru mampu mengendalikan diri Sedang dan sabar 3. Guru bersikap dan bertindak tegas Sedang 4. Guru mampu menerima atau Sedang memberi saran dan kritikan dengan siswa 5. Guru mampu bersosialisasi dengan siswa Sedang 6. Guru dapat menaati peraturan Sedang sekolah 7. Guru mampu bersikap bijaksana Baik Total Sedang Sumber: Hasil Olahan Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dijelaskan bahwa total rata-rata skor jawaban responden untuk variabel sikap mengajar guru adalah 3,95 dengan tingkat pencapaian responden 79.07% yang Tabel 4. Hasil Analisa TCR Variabel Kepuasan Kerja Guru termasuk kategori sedang. Hal ini dapat diartikan bahwa sikap mengajar guru SMP N 1 Pagai Utara Selatan dikategorikan sedang. Variabel Indikator Rata-rata skor TCR Kategori Kepuasan 1. Gaji Sedang Kerja Guru 2. Keamanan pekerjaan Sedang (X3) 3. Kualitas pengawasan Baik 4. Hubungan interpersonal antar Baik rekan kerja Total Sedang Sumber: Hasil Olahan Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dijelaskan bahwa total rata-rata skor jawaban responden untuk variabel kepuasan kerja guru adalah 3,93 dengan tingkat pencapaian responden 78.51% yang termasuk kategori sedang. Hal ini dapat diartikan bahwa kepuasan kerja guru SMP N 1 Pagai Utara Selatan dikategorikan sedang D. Pengaruh Kompetensi Kepribadian Terhadap Kinerja Guru Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi kepribadian terhadap kinerja guru. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa kompetensi kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai koefisien sebesar 0,207. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 2,240> t tabel sebesar 2,03 dengan taraf signifikan sebesar 0,032 < = 0,05. Selain itu, berdasarkan analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R square sebesar 0,887 yang artinya 88,7% perubahan pada variabel dependen (kinerja guru) dapat dijelaskan oleh variabel independen, termasuk didalamnya variabel kompetensi kepribadian (X 1 ). Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru. Semakin baik kompetensi kepribadian maka akan semakin baik pula kinerja guru, begitu juga sebaliknya jika kompetensi kepribadian

7 kurang baik, maka kinerja guru juga kurang baik atau kurang memuaskan Secara keseluruhan kompetensi kepribadian berada pada kategori sedang yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 79,55%. Hal ini membuktikan bahwa kompetensi kepribadian sudah baik dan dapat mempengaruhi kinerja guru. Dari masing-masing indikator yang terdapat dalam variabel kompetensi kepribadian ratarata TCR tertinggi sebesar 83,16% terdapat pada indikator bertindak sesuai dengan norma religiusdikatakan sudah baik. Indikator variabel kompetensi kepribadian yang memiliki rata-rata TCR terendah sebesar 76,84% adalah menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang dikategorikan sedang. (Suherman 2010:24) oleh karena itu, kepribadian merupakan faktor yang menentukan tinggi rendahnya martabat guru. Kepribadian guru akan tercermin dari segala sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing peserta didik, apabilah guru tidak berhasil dalam mendidik anak maka dapat dikatakan bahwa kinerja guru tidak maksimal. E. Pengaruh Sikap Mengajar Guru Terhadap Kinerja Guru. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil, bahwa sikap mengajar guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,276. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 3,372 > t tabel 2,03 dengan taraf signifikan sebesar 0,002 < = 0,05. Selain itu, berdasarkan analisis koefisien determinasi diperoleh R square sebesar 0,887 yang artinya 88,7% perubahan pada variabel dependen (kinerja guru) dapat dijelaskan oleh variabel independen, termasuk didalamnya variabel sikap mengajar guru (X 2 ). Hal ini berarti bahwa semakin baik sikap mengajar guru maka akan semakin baik pula kinerja guru yang, begitu juga sebaliknya apabila sikap mengajar guru tidak baik maka kinerja guru juga tidak akan baik. Secara keseluruhan sikap mengajar guru berada pada kategori sedang yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 79,07%. Hal ini membuktikan bahwa sikap mengajar guru sudah baik dan dapat mempengaruhi kinerja guru Dari masing-masing indikator yang terdapat dalam variabel sikap mengajar guru rata-rata TCR tertinggi sebesar 84,74% terdapat pada indikator guru mampu bersikap bijaksana. Indikator sikap mengajar guru yang memiliki rata-rata TCR terendah sebesar 74,71 % yaitu pada indikator guru mampu bersosialisasi dengan siswa. Hamalik (2012:39) sikap guru merupakan tingkat afeksi yang positif dan negatif meliputi: mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan mengevaluasi yang dihubungkan dengan objek psikologis yaitu peserta didik. Sikap merupakan kecenderungan pola tingkalaku individu utuk berbuat sesuatu dengan cara relative terhadap orang, benda atau gagasan. Sikap mengajar guru sangat penting bagi keberhasilan peserta didik, oleh karena itu kinerja guru tergambar dari tiap-tiap keberhasilan siswa F. Pengaruh Kepuasan Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telan dilakukan diperoleh hasil bahwa kepuasan kerja guru motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,385. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung, 3,611 > t tabel sebesar 2,03 dengan taraf signifikan sebesar 0,001 < = 0,05. Selain itu, berdasarkan analisis koefisien determinasi diperoleh nilai square sebesar 0,887 yang artinya 88,7% perubahan pada variabel dependen (kinerja guru) dapat dijelaskan oleh variabel independen, termasuk didalamnya variabel kepuasan kerja guru (X 3 ). Hal ini berarti bahwa semakin baik kepuasan kerja guru maka akan semakin baik pula kinerja guru begitu juga sebaliknya apabila kepuasan kerja guru tidak baik maka kinerja guru juga tidak akan baik. Secara keseluruhan kepuasan kerja guru berada pada kategori sedang yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 78,51% dengan kategori sedang. Dari masing-masing indikator yang terdapat dalam variabel kepuasan kerja guru rata-rata TCR tertinggi sebesar 88,95% terdapat pada indicator hubungan interpersonal antar rekan kerja dengan atasan dan bawahan dengan kategori baik. Indikator variabel kepuasan kerja guru memiliki rata-rata TCR terendah 66,84%

8 yaitu indikator gaji. Hal ini membuktikan bahwa kepuasan kerja guru dapat mempengaruhi kinerja guru. Kepuasan kerja merupakan perasaan puas dalam bekerja ditunjukkan dengan sikap positif guru terhadap pekrjaan dan yang dihadapi dilingkungan kerjanya, kepuasan ini terjadi apabila kebutuhan individu sudah terpenuhi sesuai derajat kesukaan atau ketidaksukaan, teori dua factor Herz Berg dalam nurjanah (2013:3) atau yang dikenal teori motivasi dua faktor. G. Pengaruh Kompetensi Kepribadian, Sikap Mengajar Guru dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kompetensi kepribadian, sikap mengajar guru dan kepuasan kerja guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini dapat dilihat pada Tabel f yang menyatakan bahwa F hitung 89,367 > F tabel 2,88 dengan taraf signifikan 0,000 < = 0,05. Selain itu, berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai square sebesar 0,887 yang artinya 88,7% perubahan pada variabel dependen (kinerja guru) dapat dijelaskan oleh variabel independen (kompetensi kepribadian, sikap mengajar guru dan kepuasan kerja guru) sedangkan sisanya sebesar 11,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hal ini berarti bahwa semakin baik kompetensi kepribadian, sikap mengajar guru dan kepuasan kerja guru maka akan semakin baik pula kinerja guru, begitu juga sebaliknya apabila kompetensi kepribadian, sikap mengajar guru dan kepuasan kerja guru tidak baik, maka kinerja guru juga tidak akan baik. Dari hasil penelitian kompetensi kepribadian, sikap mengajar guru dan kepuasan kerja guru berada pada kategori sedang, dilihat dari frekuensi kompetensi kepribadian, sikap mengajar guru dan kepuasan kerja guru yaitu rata rata variabelkompetensi kepribadian sebesar 79,55%, rata-rata variabel sikap mengajar guru sebesar 79,07% dan rata-rata variabel kepuasan kerja guru 78,51%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian berada dalam kategori sedang, sikap mengajar guru berada dalam kategori sedang, dan kepuasan kerja guru berada dalam kategori sedang. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kompetensi kepribadian, sikap mengajar guru dan kepuasan kerja guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja guru dapat diupayakan dengan meningkatkan kompetensi kepribadian, sikap mengajar guru dan kepuasan kerja guru. Kinerja guru tidak berwujud dengan begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor tertentu. Barnawi dan Arifin (2012: 43) berpendapat bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja guru: 1) Faktor internal kinerja guru, adalah faktor yang datang dari dalam diri guru yang dapat mempengaruhi kinerjanya, contohnya ialah kemampuan, keterampilan, kepribadian, presepsi, motivasi menjadi guru, pengalaman lapangan, dan latar belakang keluarga. 2) Faktor eksternal kinerja guru, adalah faktor yang datang dari luar guru yang dapat mempengaruhi keluarganya, contohnya adalah: Gaji, setiap orang yang memperoleh gaji yang tinggi, hidupnya akan sejahtera. Orang akan bekerja dengan antusius jika pekerjaannya mampu mensejahterakan hidupnya. Sebaliknya, orang yang tidak sejahtera atau serba kekurangan akan bekerja tanpa gairah. Sarana dan prasarana, sarana dan prasarana sekolah sangat menunjang pekerjaan guru. Guru yang dilengkapi dengan sarana prasarana yang memadai akan menunjukkan kinerja yang lebih baik dari pada guru yang tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang lebih baik. Lingkungan kerja fisik, adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, pencahayaan, dan sebagainya. Kepemimpinan, kemampuan pemimpin dalam mengambil keputusan dapat dilihat pada cara ia memberikan respons atau kondisi eksternal dan internal organisasi. Kemampuan berkomunikasi merupakan indikator bagaimana seorang pemimpin mampu memberikan keputusan yang tepat. Menurut Pidarta (dalam Utami 2006: 14) mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu: Kepemimpinan kepala sekolah, Iklim sekolah, Harapan- harapan, Kepercayaan personalia sekolah dan Kepuasan kerja guru

9 PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Kompetensi kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,207. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 2,240 > t tabel sebesar 2,03. Artinya apabila kompetensi kepribadian meningkat sebesar 1 satuan, maka kinerja guru 0,207 dalam setiap satuannya. 2. Sikap mengajar guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,276. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 3,372 > t tabel 2,03. Artinya, apabila sikap mengajar guru meningkat sebesar 1 satuan, maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,276 dalam setiap satuannya. 3. Kepuasan kerja guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,385. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung, 3,611 > t tabel sebesar 2,03. Artinya, apabila kepuasan kerja gury meningkat sebesar 1 satuan, maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,385 dalam setiap satuannya. 4. Kompetensi kepribadian, sikap mengajar guru dan kepuasan kerja guru secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Dimana diperoleh nilai F hitung 83,367 > F tabel 2,88 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti H a diterima dan H 0 ditolak. DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar Psikologi Belajar & Mengajar Edisi 8. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Mangkunegara. A. Prabu Evaluasi Kinerja SDM. Revika Aditama. Bandung Nurjanah. (2013). Sekolah Dan Kepuasan Kerja Guru, Teori Dua Faktor. Hlm.3 Siregar, Sofyian Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. PT Bumi Aksara: Jakarata Siagian, Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara Suherman, Aris Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara. Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Sinar Grafika. Wahyudi. Oktober Standar Profesionalisme Guru. Jurnal Pendidikan dan Sosiologi dan Humaniora. Volume I No. 2. (Online) diakses tanggal 28 November 2014 pukul : WIB ejuornal.undiksha.ac.idindex.php/ MKFIS/.../371