PENGARUH SERTIFIKASI GURU, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP SE-KECAMATAN PARIAMAN TIMUR. Oleh:

Transkripsi

1

2

3 PENGARUH SERTIFIKASI GURU, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP SE-KECAMATAN PARIAMAN TIMUR Oleh: Indiana 1, Stevani, M.PdE 2, Yosi Eka Putri, SE, ME 3, 1) Mahasiswa Program studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2,3) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study aimed to analyze: The results showed that: 1) the certification of teachers and significant positive effect on work motivation Pariaman District Junior High School-East, where the values obtained path coefficient and thitung> ttabel1,99. 2) The physical work environment and a positive effect on work motivation SMP signifikasn Se-Pariaman District East, where the values obtained path coefficient and thitung> ttabel1,99. 3) teacher certification positive and significant effect on the performance of junior high school teacher Se- Pariaman District East, where the path coefficient values obtained 0,157 and 2,060 thitung> ttabel1,99. This means that if the certification of teachers rose in every satuanya, then the performance of teachers will be increased by 0,157 in any one unit. 4) The physical work environment more influenced positively and significantly to the performance of junior high school teacher Se-Pariaman District East, where the values obtained path coefficient and thitung> ttabel1,99. 5) work motivation positive and significant effect on the performance of junior high school teacher Se-East Pariaman District, which gained 0,556 lines coefficient values and thitung 5.966> ttabel1,99. Keywords: performance of teacher, teacher certification, physical work environment, work motivation ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)sertifikasi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja SMP Se-Kecamatan Pariaman Timur, dimana 0,273 dan t hitung 2,794> t tabel 1,99. 2)lingkungan kerja fisik berpengaruh positif dan signifikasn terhadap motivasi kerja SMP Se- Kecamatan Pariaman Timur, dimana 0,595 dan t hitung 6,083> t tabel 1,99. 3)sertifikasi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMP Se- Kecamatan Pariaman Timur, dimana 0,157 dan t hitung 2,060> t tabel 1,99. Artinya apabila sertifikasi guru naik pada setiap satuanya, maka kinerja guru akan naik sebesar 0,157 dalam setiap satu satuannya. 4)lingkungan kerja fisik berpangaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMP Se-Kecamatan Pariaman Timur, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,272 dan t hitung 3,002> t tabel 1,99. 5)motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMP Se-Kecamatan Pariaman Timur, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,556 dan t hitung 5,966> t tabel 1,99.

4 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Mutu suatu bangsa dapat terlihat dari kualitas sumber daya manusia. Untuk itu pendidikan sangatlah penting dalam menunjang kualitas sumberdaya manusia. Sejalan dengan perkembangan zaman, tantangan yang dihadapi sistem pendidikan semakin meningkat baik kualitas, maupun kuantitas dan relevansinya. Perkembangan masyarakat yang diikuti dengan perkembangan kebutuhannya memunculkan jenisjenis dan bentuk pekerjaan baru yang memerlukan penyesuaian spesifikasi kemampuan dan persyaratan dari tenaga kerjanya, hal ini berawal dari pendidikan formal pada umumnya. Kinerja guru dipengaruhi oleh faktor-faktor yang melingkupinya dan masing-masing individu berbeda satu sama lain. Secara garis besar perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu : factor individu dan situasi kerja. Faktor individu menentukan bagaimana ia dapat mengaktualisasikan dirinya dalam lingkungan pekerjaan, sementara faktor situasi kerja mempengaruhi bagaimana individu. dapat mengaktualisikan diri sesuai dengan lingkungan sekitarnya (Supardi, 2013: 51). Faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru yaitu adalah faktor situasional seperti berikut ini: Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifatsifat fisik, minat, dan motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pendidikan, serta faktor individual lainnya, Variabel situasional: Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri dari; metode kerja, kondisi dan desain perlengkapan kerja, penataan ruang dan lingkungan fisik (penyinaran, temperatur, dan fentilasi) (iklim kerja), Faktor sosial dan organisasi, meliputi; peraturan-peraturan organisasi, sifat organisasi, jenis pelatihan dan pengawasan (supervisi), sistem upah dan lingkungan sosial (Supardi, 2013). Berdasarkan penjelasan tersebut observasi awal dilakukan di SMP N 5 Pariaman yang merupakan salah satu dari dua SMP yang berada di Pariaman Timur Kota Pariaman. Observasi dilakukan dengan cara memberikan angket kepada kepala sekolah SMP Negeri 5 Pariaman Timur dengan 20 orang guru sebagai responden

5 Tabel 1. Data Kinerja Guru No Peryataan Ya Tidak % % 1 Guru mengidenfikasi karakteristik belajar setiap peserta didik dikelasnya Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan belajar peserta didik Guru menggunakan alat bantu mengajar untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik Guru memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya. 5 Guru mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan tepat waktu 6 Guru dapat memanfaatkan TIK dalam berkomunikasi dan pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan Sumber : Observasi Awal di SMP N 5 Pariaman Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan, pada pernyataan no 5 adalah pernyataan yang paling rendah yaitu hanya 30% guru yang dapat memanfaatkan waktu yang baik, dengan kata lain sebanyak 70% guru tidak dapat mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan tepat waktu. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru yaitu sertifikasi guru. Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikasi kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Mulyasa, 2007:34). Pada saat penulis melakukan observasi awal penulis memperhatikan adanya perbedaan antara guru yang telah sertifikasi dengan yang belum sertifikasi. Guru yang telah sertifikasi terlihat lebih tegas dan lebih pandai dalam menciptakan suasana yang kondusif dalam mengajar, selain itu penulis juga mewawancarai beberapa siswa tentang pandangan siswa terhadap guru tersebut dari kesimpulan wawancara terbut peneliti menyimpulkan ada perbedaan cara mengajar guru yang telah sertifikasi dengan yang belum sertifikasi. Selain itu kinerja guru juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain di antaranya yaitu lingkungan kerja fisik (Nugrahani, 2014). Saat penulis melakukan observasi awal penulis melihat masih kurangnya lingkungan kerja fisik yang mendorong guru dalam bekerja. Sedangkan lingkungan kerja yang baik akan mempengaruhi kinerja yang baik pula pada segala pihak, baik pada pekerja, pimpinan, atau hasil pada pekerjaan. Lingkungan kerja fisik yang memadai akan berpengaruh pada kinerja guru. Indikator dari lingkungan kerja fisik yaitu: suasana kerja, ruangan, tersedianya fasilitas kerja, dan pertukaran udara. Faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru yaitu motivasi kerja. Motivasi kerja guru adalah keseluruhan proses pemberian

6 motif atau dorongan pada para guru. motivasi yang menyebabkan seorang guru bersemanagat dalam mengajar antara lain: penghargaan, tantangan, tanggung jawab, pengembangan dan keterlibatan (Siswanto, 2005). Fenomena yang terjadi dalam motivasi guru ialah kurangnya dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki hal ini dikarenakan kurangnya penghargaan dari kepala sekolah kepada para guru yang berprestasi. KAJIAN PUSTAKA Teori Kinerja Guru Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanyaa yang meliputi menyusun program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi. Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya melaksanakan tugas, amanah, profesi yang diembahnya, serta rasa tanggung jawab moral di dalam menjalankan tugas profesinya di dalam maupun diluar kelas (Wahyudi, 2012: 87). Kinerja guru dapat dilihat dan di ukur berdasakran spesifikasi/ kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. 1) Menguasai karakteristik pesera didik 2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip 3) Pengembangan kurikulum 4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik 5) Pengembangan potensi peserta didik 6) Komunikasi dengan peserta didik 7) Penilaian dan evaluasi 8) Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional 9) Menunjukkan kepribadian yang dewasa dan teladan 10) Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 11) Bersikap inkluisif, bertindak obyektif, serta tidak deskriminatif 12) Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, dan masyarakat 13) Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 14) Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif Teori Sertifikasi Guru Sertifikasi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Sertifikasidilakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik (Kunandar, 2009:79). Indikator sertifikasi guru: kiteria guru besertifikasi antara lain (Tutik, 2007:27):

7 1. Kualifikasi akademik minimal S1/D4 dengan menguasai kompetensi minimal sebagai agen pembelajaran. 2. Pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun 3. Usia maksimal 56 tahun 4. Beban mengajar minimal 24 jam/ mingggu. 5. Nilai potofolio minimal 850 (57% dari perkiraan skor maksimal) Teori Lingkungan kerja fisik Lingkungan kerja fisik adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan kerja sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerja yang baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok (Sedarmayanti, 2011:1). Indikator lingkungan kerja fisik Menurut (Sedarmayanti, 2011:8) untuk mengukur lingkungan kerja fisik diperlukan suatu indikator sebagai berikut: 1) Suasana kerja 2) Ruangan 3) Tersedianya fasilitas kerja 4) Pertukaran udara Teori Motivasi kerja Guru Motivasi kerja guru adalah keseluruhan proses pemberian motif atau dorongan kerja pada para guru sebagai agen pendidikan dan pengajaran, agar tujuan pendidikan dan pengajaran dapat tercapai sesuai dengan rencana apa yang diharapkan (Maisah, 2010:84). Indikator mativasi kerja guru 1) Penghargaan 2) Tantangan 3) Tanggung Jawab 4) Pengembangan 5) Keterlibatan 6) Kesempatan Hipotesis Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, landasan teori, kerangka berfikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga terdapat pengaruh sertifikasi guru terhadap motivasi kerja guru SMP Se-Kecamatan 2. Diduga terdapat pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja guru SMP Se- Kecamatan 3. Diduga terdapat pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru SMP Se-Kecamatan 4. Diduga terdapat pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru SMP Se-Kecamatan 5. Diduga terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Se-Kecamatan METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal seperti apa adanya (Arikunto, 2010:105). Sedangkan penelitian asosiatif adalah penelitian yang menguji ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lainnya (Arikunto, 2010: 239).

8 Penelitian ini dilakukan pada SMP Se-Kecamatan Pariaman Timur yaitu pada SMP N 5 dan SMP N 6 Pariaman. Waktu Penelitian pada bulan Juni tahun Menurut (Arikunto, 2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP Se-Kecamatan Pariaman Timur yang telah besertifikasi berjumlah 47 orang dan yang belum besertifikasi 18 orang. Sebelum angket diedarkan kepada responden terlebih dahulu dilakukan uji coba. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan realibilitas angket. Menurut (Arikunto, 2010:211) kesahihan suatau instrument, Jika r hitung > r tabel 0,361 dengan taraf signifikan 0,05 maka instrumen atau item-item pernyataan dinyatakan valid. Jika r hitung < r tabel 0,361 dengan taraf signifikan 0,05 maka instrumen atau item-item pernyataan dinyatakan tidak valid kemudian untuk melakukan pengujian validitas instrumen penulisan menggunakan bantuan program SPSS versi Menurut (Arikunto, 2010:221) untuk mengetahui realibilitas variabel digunakan nilai Cronbach s Alpha minimal 0,70. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tingkat Capaian Responden (TCR) Variabel Y dan Variabel X Berdasarkan TCR dari masingmasing variabel bahwa rata-rata variabel kinerja guru 3,91 dengan tingkat capaian responden 78,16 yang tergolong pada kategori sedang. Untuk rata-rata variabel lingkungan kerja fisik 3,87 dan TCR sebesar 77,37 barada pada kategori sedang, dan untuk rata-rata variabel motivasi kerja guru 3,89 dengan TCR sebesar 77,85 berada pada kategori sedang. Koefisien Determinasi (R 2 ) Untuk melihat besarnya kontribusi atau koefisien determinasi (R Square =R 2 X3X1X2) sertifikasi guru, dan lingkungan kerja fisik guru terhadap motivasi kerja di SMP Se- Kecamatan Pariaman Timur diperlihatkan oleh nilai R Square sebesar 0,627 atau 62,70%. Ini berarti sertifikasi guru, dan lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja di SMP Se-Kecamatan Pariaman Timur sebesar 62,70%. Sedang sisanya 37,30% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji t Pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi kinerja guru adalah: a. Hipotesis 1, Diduga terdapat pengaruh sertifikasi guru terhadap motivasi kerja guru SMP Se-Kecamatan Pariaman Timur. Untuk variabel sertifikasi guru sertifikasi guru sebesar 0,273. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,794 > dan t Tabel 0,05 (1,99). artinya apabila sertifikasi naik pada setiap satuanya, maka motivasi

9 kerja akan naik sebesar 0,273 dalam setiap satu satuannya. b. Hipotesis 2, Diduga terdapat pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja guru SMP Se-Kecamatan Pariaman Timur. Untuk variabel lingkungan kerja fisik diperoleh nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik sebesar 0,595. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 6,083 > dan t Tabel 0,05 (1,99) artinya apabila lingkungan kerja fisik naik pada setiap satuanya, maka motivasi kerja akan naik sebesar 0,595 dalam setiap satu satuannya. c. Diduga terdapat pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru SMP Se-Kecamatan Untuk variabel sertifikasi guru diperoleh nilai koefisien jalur sertifikasi guru sebesar 0,157. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,060> dan t Tabel 0,05 (1,99). Artinya apabila sertifikasi guru naik pada setiap satuanya, maka kinerja guru akan naik sebesar 0,157 dalam setiap satu satuannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sertifikasi guru terhadap kinerja guru. d. Diduga terdapat pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru SMP Se-Kecamatan Untuk variabel lingkungan kerja fisik diperoleh nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik sebesar 0,272. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 3,002> dan t Tabel 0,05 (1,99) artinya apabila lingkungan kerja fisik naik pada setiap satuanya, maka kinerja guru akan naik sebesar 0,272 dalam setiap satu satuannya. e. Diduga terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Se-Kecamatan Untuk variabel motivasi kerja diperoleh nilai koefisien jalur motivasi kerja sebesar 0,556. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 5,966> dan t Tabel 0,05 (1,99). Artinya apabila motivasi kerja naik pada setiap satuanya, maka kinerja guru akan naik sebesar 0,556 dalam setiap satu satuannya. Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian tahap pertama yang telah dilakukan sertifikasi guru sebesar 0,273. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,794 > dan t Tabel 0,05 (1,99). artinya apabila sertifikasi naik pada setiap satuanya, maka motivasi kerja akan naik sebesar 0,273 dalam setiap satu satuannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sertifikasi guru terhadap motivasi guru di SMP Se- Kecamatan Berdasarkan hasil pengujian tahap pertama yang telah dilakukan lingkungan kerja fisik sebesar 0,595. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 6,083 > dan t Tabel 0,05 (1,99) artinya apabila lingkungan kerja fisik naik pada

10 setiap satuanya, maka motivasi kerja akan naik sebesar 0,595 dalam setiap satu satuannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja guru di SMP Se-Kecamatan Berdasarkan hasil pengujian tahap kedua yang telah dilakukan sertifikasi guru sebesar 0,157. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,060> dan t Tabel 0,05 (1,99). Artinya apabila sertifikasi guru naik pada setiap satuanya, maka kinerja guru akan naik sebesar 0,157 dalam setiap satu satuannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sertifikasi guru terhadap kinerja guru. Berdasarkan hasil pengujian tahap kedua yang telah dilakukan lingkungan kerja fisik sebesar 0,272. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 3,002> dan t Tabel 0,05 (1,99) artinya apabila lingkungan kerja fisik naik pada setiap satuanya, maka kinerja guru akan naik sebesar 0,272 dalam setiap satu satuannya. Berdasarkan hasil pengujian tahap kedua yang telah dilakukan motivasi kerja sebesar 0,556. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 5,966> dan t Tabel 0,05 (1,99). Artinya apabila motivasi kerja naik pada setiap satuanya, maka kinerja guru akan naik sebesar 0,556 dalam setiap satu satuannya. PENUTUP Berdasarkan kepada permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sertifikasi guru berpengaruh terhadap motivasi kerja di SMP Se-Kecamatan Pariman Timur. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,273 dan t hitung sebesar 2,794 > t tabel sebesar 1,99 dengan nilai signifikan 0,007 > 0,05 berarti H a diterima dan H o ditolak. 2. Lingkungan kerja fisik berpengaruh terhadap motivasi kerja di SMP Se-Kecamatan Dimana sebesar 0,595 dan t hitung sebesar 6,083 > t tabel sebesar 1,99 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 berarti H a diterima dan H o ditolak. 3. Sertifikasi guru berpengaruh terhadap kinerja guru di SMP Se-Kecamatan Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,157 dan t hitung sebesar 2,060 > t tabel sebesar 1,99 dengan nilai signifikan 0,044 < 0,05 berarti H a diterima dan H o ditolak. 4. Lingkungan kerja fisik berpengaruh terhadap terhadap kinerja guru di SMP Se- Kecamatan Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,272 dan t hitung sebesar 3,002 > t tabel sebesar 1,99 dengan nilai signifikan 0,004 < 0,05 berarti H a diterima dan H o ditolak.

11 5. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru di SMP Se-Kecamatan Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,556 dan t hitung sebesar 5,966 > t tabel sebesar 1,99 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 berarti H a diterima dan H o ditolak. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis uraikan, maka untuk meningkatkan kinerja guru di SMP Se-Kecamatan Pariman Timur menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang penulis menyarankan: 1. Sertifikasi guru, sebaiknya guru yang belum sertifikasi dapat meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi. 2. Lingkungan kerja fisik, sebaiknya kepala sekolah memperhatikan ruangan kerja guru seperti penataan ruangan kerja yang bagus, penempatan meja dan kursi yang teratur, dan kondisi ruangan majelis guru yang bersih. 3. Motivasi kerja, sebaiknyakepala sekolah memberikan kesempatan guru untuk dapat meningkatkan dan mengembangankan karier dengan cara guru mengikuti pelatihan-pelatihan guna mengembangkan kemampuan dalam bekerja. 4. Kinerja guru, sebaikya guru merancang pembelajaran dengan menarik dan memperhatikan tujuan pembelajaran. 5. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penelitian yang sejenis yang lebih mendalam di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Kunandar. (2009). Guru Profesional. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Maisah, M. Y. dan. (2010). Menajemen Pembelajaran Kelas Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. Mulyasa, E. (2007). Sertivikasi, Standar Kompetensi dan. (Mukhlis, Ed.). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nugrahani, A. S. (2014). Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Guru Di SMP Negeri 3 Magelang. 3, 2, Sedarmayanti. (2011). Sumber Daya Manusia dan Dan produktifitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. Siswanto. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia (2nd ed.). Jakarta: Bumi Aksara. Supardi. (2013). Kinerja Guru. jakarta: rajawali pers. Tutik, T. dan T. T. (2007). Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan Kualifikasi, kompetensi dan Kesejahteraan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

12 Wahyudi, I. (2012). Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: "Prestasi Pustakarya.