MAKALAH PADA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA 2012 Jurusan Kimia Universitas Jenderal Sudirman, 6 Oktober 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH PADA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA 2012 Jurusan Kimia Universitas Jenderal Sudirman, 6 Oktober 2012"

Transkripsi

1 MAKALAH PADA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA 2012 Jurusan Kimia Universitas Jenderal Sudirman, 6 Oktober 2012 REAKSI BROMINASI ASETON SEBAGAI REAKSI MIRIP ENZIMATIS Patiha 1, Tri Martini 2, Edi Pramono 3 patiha31@yahoo.co.id 1,2,3 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kemungkinan penggunaan reaksi brominasi aseton sebagai model reaksi enzimatis Michaelis-Mentenis. Percobaan dilakukan dengan mengikuti perubahan absorbansi Br 2 (secara spektrofotometri pada panjang gelombang 400 nm) sebagai fungsi waktu pada kondisi konsentrasi awal aseton dan asam khlorida yang berlebihan dari bromium. Pada setiap lakuan, konsentrasi awal asam khlorida dibuat bervariasi sedang aseton dan bromium tetap. Pengamatan dilakukan hingga absorbansi bromium tersisa sekitar 10%. Data dibagi menjadi 2 bagian; masingmasing 7 di awal dan di akhir reaksi. Hukum laju, pada awal dan akhir reaksi, ditentukan dengan menggunakan persamaan integral untuk kemungkinan reaksi order ke nol, satu, satu setengah, dan dua. Hukum laju ditentukan dengan analisis regresi linear; hukum laju adalah yang memberikan koefiisien regresi yang paling mendekati ±1. Reaksi dikatakan mirip jika pada awal, reaksi mengikuti hukum laju order semu ke-nol dan pada akhir, ke-satu. Laju maksimum diperoleh dari lereng kurva hukum laju order ke-nol dan selanjutnya digunakan untuk menghitung tetapan Michaelis-Menten melalui substitusi pada lereng kurva hukum laju order ke-satu. Data juga dianalisis menggunakan persamaan (diferensial) Lineweaver-Burk dan Eadie-Hofste dan persamaan (integral) Espenson (1995) dan diperbandingkan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada konsentrasi awal asam khorida 0,005 dan 0,010 M, bromium 0,010 M, dan aseton 0,800 M, reaksi ini mirip reaksi enzimatis Michaelis-Mentenis. Diperoleh pula bahwa, tetapan Michaelis-Menten tidak dapat diperoleh dari satu eksperimen dan bahwa, ketiga persamaan tidak memberikan hasil yang konsisten. Kata Kunci : brominasi aseton; persamaan Espenson. reaksi enzimatik; tetapan Michaelis-Menten 1

2 ABSTRACT The purpose of this research is to study of the possible use of bromination of acetone as a model of enzymatic reaction of Michaelis-Menten. The experiments are performed by following the bromium absorbance changes (using a spectrophotometer at wavelength 400 nm) as a function of time under conditions of initial concentrations of acetone and hydrochloric acid are in excess of bromium. At each experiment, the concentration of hydrochloric acid is varied while acetone and bromium are constant. Observations are made until bromium absorbance about 10%. Data are divided into two parts, each 7 at the beginning and at the end of the reaction. Rate laws (at the beginning and end of the reaction) are determined using the integral equation for the possible reaction order of zero, first, one and a half, and second. Rate law is determined by linear regression analysis; the rate law is that gives regression coefficient closest to ± 1. Said to be similar if, at the beginning, reaction is of the zero order, and at the end, is of the first order. The maximum velocity is obtained from the slope of the zero order rate law and then used to determine the Michaelis-Menten constant by substituting it into the slope of the first order rate law. Data are also analyzed using the (differential) equations of Lineweaver-Burk and Eadie-Hofstee and (integral) equation of Espenson (1995) and compared. The experimental results showed that at the initial concentration of hydro chloride acid 0,050 and 0,100 M, bromium 0,010 M, and acetone 0,800 M, this reaction is similar to enzymatic reaction of Michaelis-Menten. Also obtained that, Michaelis-Menten constant cannot be obtained from one experiment and all the three equations, do not give consistent result. Key words: bromination of aceton; enzymatic reaction; Espenson equation; Michaelis-Menten constant. 2

3 PENDAHULUAN Enzim adalah katalis pada proses kimia mahluk hidup. Ada beberapa tipe mekanisme reaksi enzimatis; yang paling sederhana, yaitu yang dikenal sebagai reaksi enzimatik Michaelis-Mentenis, dipercayai berlangsung menuruti mekanisme reaksi k 1 k 2 besar (dari K M ), hubungan ini berubah, dan [4] akan menjadi v k [E] [5] E + S ES E + P [1] atau [1] kat Pada kondisi ini, semua enzim yang ada, dianggap bereaksi dengan substrat, sehingga v mencapai harga maksimum (yang selanjutnya disebut v max ) dan reaksi menuruti mekanisme reaksi order ke-nol k 1 Briggs-Haldane (1925) membuktikan bahwa, dengan menggunakan Pendekatan Keadaan Mantap pada [ES], hukum lajunya dapat dinyatakan sebagai v ( k 1 k2[ E][ S] k ) / k [ S] 2 1 [2] Selanjutnya, jika (k -1 + k 2 )/k 1 = K M [3] maka [2] akan menjadi kkat[ E][ S] v [4] K [ S] M K M adalah tetapan Michaelis-Menten. Pola hubungan semacam [4] ini hiperbolik; reaksi belum mempunyai order reaksi yang pasti. Pada [S] yang cukup v maks kkat[e] [6] Tetapi, pada konsentrasi substrat [S] yang cukup kecil (dari K M ), reaksi akan berlangsung menuruti mekanisme reaksi order ke-satu terhadap S dan [4] akan menjadi v k [ E][ S] K kat [7] M Substitusi persamaan [6] ke dalam [7] akan menghasilkan v v [ S] K maks [8] M Fenomena di atas cukup menarik. Berbeda dengan reaksi yang biasanya diperkenalkan pada pemula, reaksi semacam ini mengikuti hukum laju yang berbeda pada awal dan akhir reaksi. Karena itu, adalah penting bagi mahasiswa untuk melakukan 3

4 percobaan kinetika reaksinya. Akan tetapi, k 3 karena harga enzim sangat mahal dan mudah [ CH 3 C( OH) CH] Br2 CH 3C( O) CH 2Br H rusak, tentulah agak sulit untuk E P mewujudkannya. Implikasinya, perlu untuk mencari reaksi yang mirip, dengan pereaksi yang murah, mudah diperoleh, dan relatif Berdasarkan Pendekatan Keadaan mudah percobaannya. Reaksi brominasi Mantap, hukum lajunya adalah aseton diharapkan akan dapat memenuhi d[ P] k3k2k1 / k 1[ A][ H ][ Br2 ] kriteria ini. Sebenarnya, studi kinetika dt k2[ H ] k3[ Br2 ] [11] reaksi ini telah dilakukan pada awal perkembangan ilmu kimia, dan sering kali digunakan sebagai model percobaan kinetika reaksi. Tetapi, hanya diperlakukan sebatas sebagai model reaksi sederhana. Karena Br 2 berwarna, studi kinetika reaksinya pada umumnya dilakukan dengan mengikuti perubahan [Br 2 ] sebagai fungsi waktu pada kondisi [H + ] dan [A] yang relatif berlebihan terhadap [Br 2 ]. Penentuan hukum Pada temperature kamar, reaksi lajunya biasanya menggunakan metode laju brominasi aseton menuruti persamaan reaksi awal dan didapati bahwa, reaksi masingmasing order ke-satu terhadap [A] dan [H + ] CH C O CH Br CH C O CH Br Br 3 ( ) ( ) 2 H A P dan ke-nol terhadap [Br 2 ]. Ini berarti, k 3 [Br 2 ] [9] jauh lebih besar dari k -2 [H + ]. Dilaporkan juga bahwa, pada kondisi [H + ] yang sangat dipercayai berlangsung melalui mekanisme tinggi, reaksi tingkat ke-satu terhadap [Br 2 ] reaksi (Zucker and Hammet, dalam Patiha, 2011). k 1 Namun yang terakhir ini diduga sulit CH 3 C( O) CH 3 H [ CH 3C( OH) CH 3] dilakukan karena, kenaikan [H + ] dua kali, A k 1 I akan menyebabkan reaksi menjadi dua kali lebih cepat. Tetapi, adalah mungkin terjadi k2 bahwa konsentrasi [H + ] tertentu, reaksi ini [ CH 3C( OH) CH 3] H 2O [ CH 3C( OH) CH ] H 3O akan berlangsung dengan mekanisme yang I k2 E berbeda pada awal dan akhir reaksi. Br [10] Persamaan [11] dapat diubah menjadi 4

5 d[ P] ( k2k dt ( k 1 2 / k 1 / k 3 )[ A][ H )[ H ][ Br ] [ Br 2 2 ] ] [12] Selanjutnya, (karena [A] sangat berlebihan dan [H + ] relatif tetap) maka jika k 2 k 1 [A][H + ] / k -1 = k * [13] dan (k -2 / k 3 )[H + ]= κ [14] maka [12] akan menjadi * d[ P] k [ Br2 ] [15] dt [ Br ] 2 Jika k * dianggap sebagai υ maks dan κ sama dengan K M, maka [15] menjadi mirip dengan [4]. Pada prinsipnya harga K M dapat ditentukan langsung dari [4], Tetapi yang paling umum adalah dengan mengunakan model linear. Lineweaver-Burk (1934; 658) membalik persamaan [4] dan memperoleh 1 1 K M [16] v v v [ S] maks maks Harga v maks dapat dihitung dari intersep sedang K M dari lereng kurva linear 1/v lawan 1/[S]. Untuk keperluan ini umumnya digunakan metode laju awal. Cara yang lain adalah dengan menggunakan persamaan Eadie (1942) - Hofstee (1959) -yang juga merupakan modifikasi dari [4]- yaitu K v v M v maks [S] [17] Harga v maks dapat dihitung dari intersep sedang K M dari lereng kurva linear v lawan v/[s]. Untuk keperluan ini juga umumnya digunakan metode laju awal. Dowed dan Riggs ((1965: 863) dan Atkins dan Nimmo (1975) menyatakan bahwa persamaan [17] lebih tepat dan superior dari yang [16]. Espenson (1995: 34-35) menyatakan bahwa kinetika reaksi enzimatis, dan secara umum, reaksi yang mempunyai hukum laju yang mirip dengannya ([15]), dapat dipelajari dengan menggunakan persamaan tenggang-tetap (time-lag) [ A] t [ A] t [ A] t k A ln [18] [ ] t Persamaan [18] diturunkan dengan mengintegralkan persamaan [15]. Dalam praktek, reaksi diamati pada tiap tenggang waktu tetap hingga reaksi berlangsung kirakra 90%. Data kemudian dipasangkan dengan tenggang waktu σ yang sama. Harga κ dapat dihitung dari lereng kurva linier [A t ]- [A t+σ ] lawan ln{[a t] /[ A t+σ ]}. 5

6 Paling tidak, ada 5 hal yang berkaitan dengan ketiga persamaan di atas yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Pertama, ketiganya merupakan persamaan linier tetapi tidak mempersyaratkan uji linieritas. Kedua, laju maksimum hanya bisa tercapai jika [S] o (jauh) lebih besar dari K M, tetapi ketiganya tidak mempersyaratkan kondisi awal reaksi. Patiha (2009) menyatakan bahwa persamaan Lineweaver-Burk dan Eadie-Hofstee sebenarnya tidak berlaku jika v = v maks karena pada kondisi ini harga K M akan sama dengan 0. Selain dari itu, persamaan Lineweaver-Burk akan tampak bersanggah dengan persamaan Patiha (2009) -yang dikembangkan dari hasil membalik persamaan [8]. Persamaan ini menghasilkan harga yang pada dasarnya sama dengan yang diperoleh dari persamaan Lineweaver-Burk, tetapi tetap berlaku pada v = v maks dan menghasilkan harga yang sama dengan yang diperoleh dari persamaan integral. Ketiga, berdasarkan [5], reaksi order ke-satu terhadap enzim, tetapi harga K M cukup ditentukan dari 1 data. Keempat, Espenson mengklaim bahwa hasil yang diperoleh bila menggunakan persamaannya, relatif sama dengan yang mengunakan persamaan diferensial (1995) tetapi Patiha (2006) menyatakan bahwa, kecuali untuk reaksi order ke-nol, tetapan (laju) yang diperoleh dari persamaan diferensial tidak akan sama dengan yang dari persamaan integral. Kelima, harga tetapan yang pasti adalah yang dari persamaan integral (Laidler, 1987). Berangkat dari hal-hal yang telah dibicarakan di atas, rumusan penelitian ini adalah: 1.Apakah reaksi brominasi aseton dapat merupakan model bagi reaksi enzimatis Michaelis-Mentenis? 2.Tepatkah harga tetapan Michaelis- Menten yang diperoleh dari satu percobaan? 3.Apakah ketiga persamaan yang ada selalu memberikan harga K M yang konsisten? METODE Penelitian merupakan eksperimen laboratorium. Variabel penelitian adalah konsentrasi dan waktu. Percobaan dilakukan dengan mengikuti perubahan absorbansi Br 2 secara spektrofotometri pada panjang gelombang 400 nm sebagai fungsi waktu. Bahan Larutan Br 2 0,05 M., larutan HCl 0,100, 0,150, dan 0,200 M, Aseton 4,000 M Alat Utama 6

7 Spektrofotometer uv-visible; stop-watch; pengaduk magnit Cara Kerja 1. Spektrofotometer dihidupkan dan kemudian ditentukan titik 0-nya dengan menggunakan aquades sebagai blanko. 2. Ke dalam labu 100 ml dimasukkan secara berurutan, 10 ml Aseton 4 M, 2,5 ml HCl 0,100 M, 27,5 ml Akuades, dan 10 ml larutan Br 2 0,05 M, serentak dengan menghidupkan stop-watch; digojog dan ditentukan absorbansinya pada = 400 nm pada detik ke 10 dan setiap 10 detik berikutnya hingga tersisa 10% (Ingat: semua labu dan pereaksi harus ditempatkan dalam termostat pada temperatur pengukuran dan kuvet harus segera dikembalikan ke termostat segera setelah pengukuran.) 3. Dilakukan 2 kali ulangan. 4. Dilakukan hal yang sama untuk HCl dengan volum 5,0; 7,5; 10,0; dan 12,5 ml HCL 0,100 M dan air yang bersesuaian hingga volum total 50 ml. 5. Digunakan 7 data pada awal reaksi dan 7 pada akhir reaksi untuk menentukan kondisi dimana reaksi mirip reaksi enzimatis. 6. Ditentukan harga κ menggunakan persamaan. 7. Ditentukan harga κ menggunakan persamaan-persamaan [16], [17], dan [18], 8. Diperbandingkan hasil yang diperoleh. 9. Digunakan data pada awal reaksi pada setiap [HCl] 0,005, 0,010, 0,015, dan 0,020 M untuk menentukan harga κ menggunakan persamaan integral untuk order kenol, nol, setengah, pertama, satusetengah, dan dua dan persamaan [16], [17], dan [18]. Rerata hasil pengamatan, disajikan dalam Tabel 1A, Tabel IB., Tabel 1C., dan Tabel 1C. Teknik Analisis Data dan Penyimpulan Data yang diperoleh dibagi menjadi 2 bagian; masing-masing diambil 7 di awal dan akhir reaksi. Selanjutnya, masingmasing di analisis menggunakan persamaan integral untuk kemungkinan reaksi order kenol, setengah, pertama, satu-setengah, dan 7

8 dua. Order reaksi yang dipakai adalah yang memberikan koefisien regresi paling mendekati ± 1,0000. Reaksi disimpulkan mirip reaksi enzimatis Michaelis-Mentenis jika pada awal, reaksi order ke-nol dan akhir order pertama. Laju maksimum diperoleh dari lereng kurva hukum laju order ke-nol dan selanjutnya digunakan untuk menghitung tetapan Michaelis-Menten melalui substitusi pada lereng kurva hukum laju order ke-satu. Tetapan Michaelis- Menten disimpulkan dapat ditentukan dari satu ekserimen jika, pada setiap eksperimen diperoleh harga v maks yang sama. Data juga dianalisis dengan persamaan Espenson, dan persamaan Lineweaver-Burk, dan Eadie-Hofstee, menggunakan data pada awal dan akhir, secara terpisah maupun gabungan, baik yang memenuhi kriteria maupun tidak. Ketiga persamaan dinyatakan sahih jika memberikan tetapan Michaelis-Menten yang sama (dengan toleransi perbedaan maksimal 5%) dengan yang dari persamaan integral. Tetap 10 Detik, dan Temperatur Kamar [10 ml Aseton 4,0 M, 2,5 ml HCl 1,0 M, 27,5 ml H 2 O, dan 10 ml Br 2 0,015M], No ,493 0, ,483 0, ,473 0, ,464 0, ,454 0, ,445 0, ,436 0, Tabel 1B. Rerata Absorbansi Br 2 pada Reaksi Brominasi Aseton: =400 nm, Rentang Waktu, t, Tetap 10 Detik, dan Temperatur Kamar [10 ml Aseton 4,0 M, 5,0 ml HCl 1,0 M, 25 ml H 2 O, dan 10 ml Br 2 0,015M], No ,488 0, ,483 0, ,473 0, ,463 0, HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ,454 0, ,444 0, Tabel 1A. Rerata Absorbansi Br 2 pada Reaksi Brominasi Aseton: =400 nm, Rentang Waktu, t, 8

9 Tabel 1C. Rerata Absorbansi Br 2 pada Reaksi Brominasi Aseton: =400 nm, Rentang Waktu, t, Tetap 10 Detik, dan Temperatur Kamar [10 ml Aseton 4,0 M, 7,5 ml HCl 1,0 M, 22,5 ml H 2 O, dan 10 ml Br 2 0,015M], No ,493 0, ,483 0, ,473 0, ,464 0, ,454 0, ,445 0, Tabel 1D. Rerata Absorbansi Br 2 pada Reaksi Brominasi Aseton: =400 nm, Rentang Waktu, t, Tetap 10 Detik, dan Temperatur Kamar [10 ml Aseton 4,0 M,, 10 ml HCl 1,0 M, 27,5 ml H 2 O, dan 10 ml Br 2 0,015M], No ,468 0, ,455 0, ,437 0, ,420 0, ,403 0, ,387 0, Pembahasan Seperti telah diutarakan, data dianalisis terhadap kemungkinan reaksi order ke-nol, setengah, pertama, -satu setengah, dan -dua. Ini karena percobaan dilakukan dengan metode isolasi pada kondisi [Aseton] berlebihan, HCl yang dibuat bervariasi, dan Br 2 yang dibuat tetap relatif kecil. Data juga dianalisis terhadap order setengah dan satu setengah karena, berdasarkan mekanisme, terjadi pelepasan proton dari Aseton. Seperti terlihat pada Tabel 2, pada saat [HCl] o 0,005 dan 0,010 M, pada awal, reaksi mengikuti mekanisme reaksi order (semu) ke-nol dan, pada akhir-akhir reaksi, ke-satu terhadap Br 2 Pada [HCl] yang lebih besar, reaksi selalu order ke-satu Ini, sedikit sebanyak, sejalan dengan kajian pustaka. Pada saat [HCl] relatif kecil, k 3 [Br 2 ] (pada persamaan [11]) akan lebih besar dari k - 2[H + ] sehingga reaksi order ke-nol terhadap Br 2. Tetapi, karena selama reaksi konsentrasi Br 2 terus berkurang, sedang [H + ] tetap (karena adanya donasi dari aseton) maka pada akhir reaksi, justru k 3 [Br 2 ] yang akan menjadi lebih kecil dari k - 2[H + ] dan reaksi menjadi order ke-satu (semu) terhadap Br 2. Hal ini diperkuat oleh 9

10 fakta bahwa, pada konsentrasi HCl yang lebih besar, reaksi selalu order ke-satu (semu) terhadap Br 2, baik pada awal maupun pada awal reaksi. Ada 2 hal yang penting berkaitan dengan uraian di atas. Pertama, ialah bahwa, pada saat konsntrasi awal HCl 0,005 dan 0,010 M, Aseton 0,800 M, dan Br 2 0,010 M, reaksi brominasi aseton mirip dengan reaksi enzimatis. Kedua, ini sekaligus menjadi petunjuk bahwa metode laju awal hanya tepat digunakan jika, dari awal dan akhir, reaksi berlangsung dengan mekanisme reaksi yang sama. Berdasarkan Tabel 3., perubahan konsentrasi HCl (yang dianggap bertindak sebagai enzim) cenderung memberikan harga v maks yang berbeda pula. Fakta ini sangat menarik karena hingga saat ini, diyakini bahwa harga K M dapat diperoleh langsung dari satu percobaan, Kelihatannya tidak ada alasan untuk menyatakan bahwa hasil percobaan ini salah. Sesuai dengan teori, reaksi enzimatis adalah order ke-satu terhadap konsentrasi enzim. Artinya, bila konsentrasi enzim di dua-kalikan maka laju akan menjadi 2 kali lebih cepat (dan tentunya juga demikian dengan v maks ). Masalahnya sekarang tinggal pada harga lereng dari kurva pada saat reaksi order kesatu, yaitu yang akan digunakan untuk menghitung K M. Secara teoritis, karena pada kondisi ini reaksi tidak tergantung pada konsentrasi enzim (HCl), seharusnya lereng kurva tidak dipengaruhi oleh perubahan [HCl]. Pada saat reaksi order (semu) ke-satu, reaksi hanya dipengaruhi oleh konsen-trasi substrat Br 2. Tetapi, fakta menunjukkan bahwa, lereng berubah dengan perubahan [HCl]. Ini mungkin disebabkan karena pengamatan dilakukan pada saat terjadi transisi dari reaksi order ke-nol ke ke-satu. Masalahnya, perubahannya tidak linear terhadap [HCl]. Implikasinya, harga K M terhitung akan berbeda. Andaikatapun harga lereng tidak terpengaruh, harga K M tetap akan berbeda karena harga v maks berbeda. Berdasar Tabel 4., kedua persamaan (diferensial) ternyata tidak selalu dapat memberikan harga K M (yang positif), khususnya jika data yang dipakai masingmasing hanya data pada awal atau akhir reaksi. Kalaupun dapat, keduanya selalu memberikan harga yang berbeda pada [HCl] o yang berbeda. Ada 3 hal yang menarik di sini. Pertama, berdasarkan keterangan di atas, kedua persamaan pada dasarnya hanya bisa dipakai jika data berasal dari kondisi reaksi yang mempunyai hukum laju yang berbeda di awal dan akhir reaksi. Tetapi, keduanya tidak mempersyaratkan hal tersebut. Kedua, 10

11 jika dipersyaratkan, masing-masing ada 2 harga yang memenuhi. Mestinya dipilih dari kurva yang lebih mendekati linier, tetapi keduanya juga tidak mempersyaratkan itu. Ketiga, harga yang diberikan oleh kedua persamaan pada penerapan pada data yang sama, ternyata selalu berbeda. Seharusnya harganya sama karena kedua persamaan diturunkan dari persamaan [4]. Memang ada pendapat bahwa salah satu lebih baik dari yang lain tetapi dirasa kurang meyakinkan. Lagi pula, keduanya merupakan persamaan diferensial. Menurut Patiha (2006) pada metode diferensial, harga tetapan yang diperoleh hanya akan sama jika laju v dihitung menggunakan fraksi bereaksi yang sama. Dan, harganya berbeda dengan yang dari integral; yang diyakini lebih pasti. Bahasan selanjutnya adalah yang berkaitan dengan persamaan Espenson. Karena persamaan ini merupakan persamaan integral, untuk data yang sama, diharapkan harga K M yang diperoleh sama dengan yang dari persamaan integral. Masih berdasar Tabel 4., ternyata persamaan Espenson (1995) selalu memberikan harga K M, terlepas dari pada apakah kondisi reaksi mengikuti mekanisme reaksi enzimatis atau tidak. Tetapi, hargaharga tersebut tidak sama. Ini tentu menimbulkan pertanyaan, hasil mana yang seharusnya dipakai. Tentunya yang lebih tepat adalah yang mengikuti mekanisme reaksi enzimatis. Tetapi persamaan Espenson juga tidak mempersyaratkan hal itu. Andaikatapun itu dipakai, masih ada 2 harga. Tentunya harus dipilih yang koefisien regresinya paling mendekati ±1,000. Tetapi, sekali lagi, persamaan ini juga tidak mempersyaratkan uji linearitas. nya, patut dikemukakan 2 hal yang merupakan implikasi penelitian ini. Pertama, bahwa harga v maks dipengaruhi oleh konsentrasi enzim. Karena itu, bagi pemperoleh harga K M, yang relatif konstan, seharusnya konsentrasi enzim diperhitungkan. Dan, karena pengaruhnya tidak berbanding lurus pada saat reaksi mengikuti mekanisme reaksi order kesatu, harga yang lebih baik hanya akan diperoleh dari beberapa percobaan. Kedua, kelemahan model ini adalah karena pereaksi Br 2 relatif berbahaya. Reaksi hidrogen-peroksida dengan iom iodida memberikan hasil yang berbeda dalam suasana asam dan basa. Reaksi dalam suasana alam akan bisa menimbulkan kontroversi; dikatakan H + bertindak sebagai katalis (Cooper dan Koubeck, 1998) tetapi tidak dihasilkan sebagai produk. Terlepas dari itu, semua pereaksinya relatif lebih aman; dan diduga, 11

12 pada kondisi tertentu, dapat mirip reaksi enzimatis. sebagai suatu model untuk reaksi mirip enzimatis. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hal-hal yang telah dibicarakan dan sebatas kesalahan percobaan, dapat disimpulkan 3 hal berikut. Saran 1. Reaksi brominasi Aseton mirip reaksi enzimatis pada kondisi konsentrasi awal HCl 0,005 dan 0,010 M, Aseton 0,800 M, dan Br 2 0,010 M. 2. Tetapan Michaelis-Menten tidak dapat diperoleh dari satu eksperimen. 3. Ketiga persamaan, Lineweaver- Burk, Eadie-Hofstee, dan Espenson tidak memberikan hasil yang konsisten. Sejalan dengan pembahasan dan kesimpulan, disarankan 2 hal berikut. 1. Penentuan K M sebaiknya tidak dilakukan dari satu percobaan. 2. Perlu penelitian untuk kemungkinan penggunaan reaksi hidrogenperoksida dengan iodide dalam suasana asam dan atau basa DAFTAR PUSTAKA Atkins, G. L. and I. A. Nimmo Biochem. J. 149, 775. Briggs, G. E. and J. B. S. Haldane Biochem. J. 19, 338. Copper, C. L. And E. Koubek J. Chem. Educ., Dowd, J. E. and D. S. Riggs Biochem. J. 249, 8635 Eadie, E. A J. Biol. Chem Espenson, J. H Chemical Kinetics and Reaction Mechanisms, 2 nd Ed. New York: McGraw-Hill, Inc. Hofstee, B. H. J Nature, Lond Laidler, K. J Chemical Kinetics, 3 rd Edition. New York: Harper Collins Publisher, Inc. Lineweaver, H. and D. Burk J. Am. Chem. Sos Patiha, Persamaan Kinetika Kimia Tunggal Hibrida Diferensial dan Integral dan Implementasinya. Laporan Penelitian Fundamental Tak Terpublikasi. Surakarta: FMIPA UNS Patiha, Persamaan Kinetika Kimia Terpadu untuk Reaksi Enzimatis Michaelis-Mentenis dan yang Mirip 12

13 Laporan Penelitian Fundamental Tak Terpublikasi. Surakarta: FMIPA UNS Patiha, Teknik dan Persamaan Baru yang Efektif untuk penentuan Tetapan Michaelis-Menten dan yang Mirip. Laporan Penelitian Fundamental Tak Terpublikasi. Surakarta: FMIPA UNS. 13

14 14

REAKSI BROMINASI ASETON SEBAGAI REAKSI MIRIP ENZIMATIS

REAKSI BROMINASI ASETON SEBAGAI REAKSI MIRIP ENZIMATIS ODUL PETUNJUK PRAKTIKU REAKSI BROINASI ASETON SEBAGAI REAKSI IRIP ENZIATIS Oleh Drs. PATIHA,.S. FAKULTAS ATEATIKA DAN ILU PENGETAHUAN ALA UNIVERSITAS SEBELAS ARET SURAKARTA NOVEBER, 011 REAKSI BROINASI

Lebih terperinci

Indo. J. Chem. Sci. 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science

Indo. J. Chem. Sci. 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science Indo. J. Chem. Sci. 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs KAJIAN KESAHIHAN PERSAMAAN ESPENSON (1995) UNTUK REAKSI ENZIMATIS DAN YANG MIRIP Patiha,

Lebih terperinci

Patiha., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 9, no. 2, hal.72-80

Patiha., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 9, no. 2, hal.72-80 Patiha., ALCHEY jurnal penelitian kimia, vol. 9, no., hal.7-80 INETIA REASI CH 3 COOH DENGAN Br SEBAGAI REASI YANG IRIP REASI ENZIATIS REACTIONS INETICS OF CH 3 COOH WITH Br AS A SIILIAR ENZYATIC REACTIONS

Lebih terperinci

A. D. Rosalia, et al., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 11 (2015), no. 1, hal

A. D. Rosalia, et al., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 11 (2015), no. 1, hal KAJIAN EMPIRIS MEKANISME REAKSI HIDROGEN PEROKSIDA DENGAN IODIDA PADA SUASANA ASAM (AN EMPIRICAL STUDY ON THE HYDROGEN PEROXIDE REACTION WITH IODIDE IN ACID CONDITION) Ayuni Dita Rosalia, Patiha, Eddy

Lebih terperinci

Indo. J. Chem. Sci. 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science

Indo. J. Chem. Sci. 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science Indo. J. Chem. Sci. 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs STUDI KINETIKA REAKSI HIDROGEN PEROKSIDA DENGAN IODIDA PADA SUASANA ASAM Arif R. Hakim*),

Lebih terperinci

PENENTUAN TETAPAN LAJU REAKSI BALIK DAN TETAPAN KESETIMBANGAN DENGAN PENDEKATAN REAKSI SEARAH DAN HUKUM LAJU REAKSI MAJU

PENENTUAN TETAPAN LAJU REAKSI BALIK DAN TETAPAN KESETIMBANGAN DENGAN PENDEKATAN REAKSI SEARAH DAN HUKUM LAJU REAKSI MAJU PENENTUAN TETAPAN LAJU REAKSI BALIK DAN TETAPAN KESETIMBANGAN DENGAN PENDEKATAN REAKSI SEARAH DAN HUKUM LAJU REAKSI MAJU (DETERMINATION OF BACKWARDS RATE CONSTANT AND EQUILIBRIUM CONSTANT USING IRREVERSIBLE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mekanisme reaksi merupakan urutan langkah yang menggambarkan cara sebuah pereaksi membentuk produk yang bersifat rekaan atau hipotesis. Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Mekanisme reaksi hidrogen peroksida dengan iodida a. Hidrogen peroksida Hidrogen peroksida merupakan agen pengoksidasi yang kuat. Senyawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dan Absorbtivitas Molar I 3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan dilakukan dengan mereaksikan KI

Lebih terperinci

Kinetika Kimia. Abdul Wahid Surhim

Kinetika Kimia. Abdul Wahid Surhim Kinetika Kimia bdul Wahid Surhim 2014 Kerangka Pembelajaran Laju Reaksi Hukum Laju dan Orde Reaksi Hukum Laju Terintegrasi untuk Reaksi Orde Pertama Setengah Reaksi Orde Pertama Reaksi Orde Kedua Laju

Lebih terperinci

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat I. Judul Percobaan Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & dalam Suasana Asam Kuat II. Tanggal Percobaan Senin, 8 April 2013 pukul 11.00 14.00 WIB III. Tujuan Percobaan Menentukan orde reaksi

Lebih terperinci

Laporan Kimia Fisik KI-3141

Laporan Kimia Fisik KI-3141 Laporan Kimia Fisik KI-3141 PERCOBN M-1 KINETIK HLOGENSI SETON DENGN KTLISTOR SM Nama : Kartika Trianita NIM : 1517 Kelompok : 2 Tanggal Percobaan : 22 Oktober 212 Tanggal Laporan : 2 November 212 sisten

Lebih terperinci

KINETIKA & LAJU REAKSI

KINETIKA & LAJU REAKSI KINETIKA & LAJU REAKSI 1 KINETIKA & LAJU REAKSI Tim Teaching MK Stabilitas Obat Jurusan Farmasi FKIK UNSOED 2013 2 Pendahuluan Seorang farmasis harus mengetahui profil suatu obat. Sifat fisika-kimia, stabilitas.

Lebih terperinci

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan 4 Metode Penelitian ini dilakukan pada beberapa tahap yaitu, pembuatan media, pengujian aktivitas urikase secara kualitatif, pertumbuhan dan pemanenan bakteri, pengukuran aktivitas urikase, pengaruh ph,

Lebih terperinci

KINETIKA & LAJU REAKSI

KINETIKA & LAJU REAKSI 1 KINETIKA & LAJU REAKSI Tim Teaching MK Stabilitas Obat Jurusan Farmasi FKIK UNSOED 2013 2 Pendahuluan Seorang farmasis harus mengetahui profil suatu obat. Sifat fisika-kimia, stabilitas. Sifat tersebut

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP :

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP : LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM Nama : SantiNurAini NRP : 1413100048 Tanggal Praktikum : 28 April 2015 Nama Asisten : Mas Mattius

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU REAKSI DAN NILAI ENERGI AKTIFASI

HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU REAKSI DAN NILAI ENERGI AKTIFASI HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU REAKSI DAN NILAI ENERGI AKTIFASI Fitriyah*, Ikhsannudin, Ninda yerasetyo Lab. Kimi Dasar Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Gedung D8 Lt

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

PERCOBAAN 3 PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA Nama : Any Kurniawati Kelompok : 6 NIM : 4301410009 Prodi/Jurusan : Pend. Kimia/Kimia Dosen : Ir. Sri Wahyuni, M.Si Tanggal Praktikum : 19 September 2012 Teman kerja : Fitriya

Lebih terperinci

Perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu. Secara matematis, untuk reaksi: A B Laju reaksi = r = -d[a]/dt = d[b]/dt

Perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu. Secara matematis, untuk reaksi: A B Laju reaksi = r = -d[a]/dt = d[b]/dt 1 Laju reaksi (r) Perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu Pengurangan konsentrasi reaktan Penambahan konsentrasi produk Dengan berjalannya waktu Secara matematis, untuk reaksi: A B Laju

Lebih terperinci

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB VI 1. Padatan NH 4 NO 3 diaduk hingga larut selama 77 detik dalam akuades 100 ml sesuai persamaan reaksi berikut: NH 4 NO 2 (s) + H 2 O (l) NH

Lebih terperinci

BAHAN SEMINAR PEMERIKSAAN KANDUNGAN FORMALDEHIDA PADA GELAS MELAMIN YANG BEREDAR DI PASARAN OLEH : RICKY U MARPAUNG NIM

BAHAN SEMINAR PEMERIKSAAN KANDUNGAN FORMALDEHIDA PADA GELAS MELAMIN YANG BEREDAR DI PASARAN OLEH : RICKY U MARPAUNG NIM BAHAN SEMINAR PEMERIKSAAN KANDUNGAN FORMALDEHIDA PADA GELAS MELAMIN YANG BEREDAR DI PASARAN OLEH : RICKY U MARPAUNG NIM 020804052 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 BAHAN SEMINAR PEMERIKSAAN

Lebih terperinci

Bahasan: Mempelajari kecepatan/laju reaksi suatu proses/perubahan kimia. reaksi berlangsung mekanisme reaksi

Bahasan: Mempelajari kecepatan/laju reaksi suatu proses/perubahan kimia. reaksi berlangsung mekanisme reaksi Mempelajari kecepatan/laju reaksi suatu proses/perubahan kimia. Kinetika juga mempelajari bagaimana reaksi berlangsung mekanisme reaksi Referensi: Brown et.al; Chemistry, The Central Science, 11th edition

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1

Lebih terperinci

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 Mata Kuliah Topik Smt / Kelas Beban Kredit Dosen Pengampu Batas Pengumpulan : Kimia Analitik II : Spektrofotometri

Lebih terperinci

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI A. Tujuan Percobaan Percobaan. Menentukan tetapan pengionan indikator metil merah secara spektrofotometri. B. Dasar Teori Dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Jason Mandela's Lab Report

Jason Mandela's Lab Report LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN-6 PENENTUAN KINETIKA ESTER SAPONIFIKASI DENGAN METODE KONDUKTOMETRI Disusun Oleh: Nama : Jason Mandela NIM :2014/365675/PA/16132 Partner Fakultas/Prodi Hari/Tanggal/Jam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2 LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR Disusun oleh Sucilia Indah Putri 10511019 Kelompok 2 Tanggal percobaan : 27 September 2013 Asisten : Lisna Dewi (20513082) Rustianingsih

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KECEPATAN REAKSI Disusun Oleh : 1. Achmad Zaimul Khaqqi (132500030) 2. Dinda Kharisma Asmara (132500014) 3. Icha Restu Maulidiah (132500033) 4. Jauharatul Lailiyah (132500053)

Lebih terperinci

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Wiranti Sri Rahayu, Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Fauziah Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

EVALUASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAGING BUAH DAN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana, Linn.) PADA BERAGAM SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN

EVALUASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAGING BUAH DAN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana, Linn.) PADA BERAGAM SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN EVALUASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAGING BUAH DAN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana, Linn.) PADA BERAGAM SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN EVALUATION OF ANTIOXIDANT ACTIVITY FROM MANGOSTEEN PULP AND

Lebih terperinci

Tabel 4. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-100%) dengan aktivitas unit enzim selulase. No Fraksi Aktivitas Unit (U/mL)

Tabel 4. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-100%) dengan aktivitas unit enzim selulase. No Fraksi Aktivitas Unit (U/mL) 62 Lampiran 1. Tabel 4. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-100% dengan aktivitas unit enzim selulase Fraksi Aktivitas Unit (U/mL 1 2 3 4 5 0-20 % 20-40 % 40-60 % 60-80 % 80-100

Lebih terperinci

Ketut Ratnayani, A. A. I. A. Mayun Laksmiwati, dan Maman Sudiarto

Ketut Ratnayani, A. A. I. A. Mayun Laksmiwati, dan Maman Sudiarto PENENTUAN LAJU REAKSI MAKSIMAL (V maks ) DAN KONSTANTA MICHAELIS-MENTEN (K M ) ENZIM LIPASE PANKREAS PADA SUBSTRAT MINYAK KELAPA, MINYAK SAWIT, DAN MINYAK ZAITUN Ketut Ratnayani, A. A. I. A. Mayun Laksmiwati,

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA BIOPROSES KINETIKA REAKSI ENZIMATIS KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 KINETIKA REAKSI ENZIMATIS 1. Pendahuluan Amilase

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI Kimia Fisik Pangan

KINETIKA REAKSI Kimia Fisik Pangan KINETIKA REAKSI Kimia Fisik Pangan Ahmad Zaki Mubarok Materi: ahmadzaki.lecture.ub.ac.id Bahan pangan merupakan sistem yang sangat reaktif. Reaksi kimia dapat terjadi secara terusmenerus antar komponen

Lebih terperinci

LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari pengaruh suhu terhadap laju reaksi 2. Menghitung energi aktivasi (Ea) dengan menggunakan persamaan Arrhenius II. Dasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan

Lebih terperinci

PENGOMPLEKS BATHOFENANTROLIN PADA PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENGOMPLEKS BATHOFENANTROLIN PADA PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI OPTIMASI ph BUFFER DAN KONSENTRASI LARUTAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DENGAN PENGOMPLEKS BATHOFENANTROLIN PADA PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis SKRIPSI Oleh LAILA KHAMSATUL

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN BARIUM TITANAT (BaTiO 3 ) DENGAN MENGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis)

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN BARIUM TITANAT (BaTiO 3 ) DENGAN MENGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis) KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN BARIUM TITANAT (BaTiO 3 ) DENGAN MENGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis) R. Yulis 1, Krisman 2, R. Dewi 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

PENENTUAN V maks DAN K M ENZIM TRIPSIN DALAM MENGKATALISIS HIDROLISIS KASEIN

PENENTUAN V maks DAN K M ENZIM TRIPSIN DALAM MENGKATALISIS HIDROLISIS KASEIN PENENTUAN DAN K ENZI TRIPSIN DALA ENGKATALISIS HIDROLISIS KASEIN Kadek Anggra Suprapta Fakultas atematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha Email: Dekanggra5@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

STABILITAS FORMALIN TERHADAP PENGARUH SUHU DAN LAMA PEMANASAN

STABILITAS FORMALIN TERHADAP PENGARUH SUHU DAN LAMA PEMANASAN STABILITAS FORMALIN TERHADAP PENGARUH SUHU DAN LAMA PEMANASAN Laksmiani, N. P. L. 1, Widjaja, I. N. K.. 1, Sonia 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Korespondensi:

Lebih terperinci

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT Desi Eka Martuti, Suci Amalsari, Siti Nurul Handini., Nurul Aini Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal

Lebih terperinci

BROMINASI ASAM SINAMAT di BAWAH BEBERAPA KONDISI REAKSI

BROMINASI ASAM SINAMAT di BAWAH BEBERAPA KONDISI REAKSI BROMINASI ASAM SINAMAT di BAWAH BEBERAPA KONDISI REAKSI ABSTRAK Dalam penelitian ini dilakukan reaksi transformasi ikatan rangkap olefinik dari asam sinamat dalam berbagai kondisi reaksi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penentuan kondisi suhu dan lama inkubasi yang dapat memberikan hasil rerata kadar gula pereduksi dengan signiflkan antara sampel enzim xilanase dan kontrol, dilakukan

Lebih terperinci

Kinetika Katalitik Ion-Ion Logam Transisi Pada Reaksi Penguraian Hidrogen Peroksida

Kinetika Katalitik Ion-Ion Logam Transisi Pada Reaksi Penguraian Hidrogen Peroksida 43 Kinetika Katalitik Ion-Ion Logam Transisi Pada Reaksi Penguraian Hidrogen Peroksida Catalytic Kinetics o Transition Metal Ions on the Decomposition of Hydrogen Peroxide Muhammad Yudi Jurusan Kimia FMIPA

Lebih terperinci

Ferry Riyanto Harisman Powerpoint Templates Page 1

Ferry Riyanto Harisman Powerpoint Templates Page 1 Ferry Riyanto Harisman 1410 100 026 Dosen Pembimbing : Drs. R. Djarot Sugiarso K. S., MS Page 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Page 2 Latar Belakang Zat Besi Bahanbaku dalamproses

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi

Lebih terperinci

Laporan Kimia Fisik KI-3141

Laporan Kimia Fisik KI-3141 Laporan Kimia Fisik KI-3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 2 Tanggal Percobaan : 2 November 2012 Tanggal Laporan : 9 November

Lebih terperinci

4/16/2017. Start-up CSTR A, B Q A, B A, B. I Gusti S. Budiaman, Gunarto, Endang Sulistyawati Siti Diyar Kholisoh. (Levenspiel, 1999, page 84)

4/16/2017. Start-up CSTR A, B Q A, B A, B. I Gusti S. Budiaman, Gunarto, Endang Sulistyawati Siti Diyar Kholisoh. (Levenspiel, 1999, page 84) April 2017 I Gusti S. Budiaman, Gunarto, Endang Sulistyawati Siti Diyar Kholisoh PERANCANGAN REAKTOR (1210323) SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2016-2017 JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI UPN VETERAN YOGYAKARTA Reaktor

Lebih terperinci

TELAAH JEJAK REAKSI KOMPLEKS ISOMERISASI EUGENOL *)

TELAAH JEJAK REAKSI KOMPLEKS ISOMERISASI EUGENOL *) 1 TELAAH JEJAK REAKSI KOMPLEKS ISOMERISASI EUGENOL *) Oleh: Asep Kadarohman (Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Bandung) Hardjono Sastrohamidjojo (Kimia FMIPA UGM) M. Muchalal (Kimia FMIPA UGM) Abstrak Cis-isoeugenol,

Lebih terperinci

ANALISIS OKSIPURINOL DALAM URIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK DENGAN MENGGUNAKAN PEREAKSI 2,3-DIKLORO-5,6-DISIANO-1,4-BENZOQUINON (DDQ) SKRIPSI

ANALISIS OKSIPURINOL DALAM URIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK DENGAN MENGGUNAKAN PEREAKSI 2,3-DIKLORO-5,6-DISIANO-1,4-BENZOQUINON (DDQ) SKRIPSI ANALISIS OKSIPURINOL DALAM URIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK DENGAN MENGGUNAKAN PEREAKSI 2,3-DIKLORO-5,6-DISIANO-1,4-BENZOQUINON (DDQ) SKRIPSI NURUL ISTIQOMAH PROGRAM STUDI S-1 KIMIA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Tabel 3. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-80%) dengan aktivitas spesifik enzim selulase. Aktivitas Unit (U/mL)

Tabel 3. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-80%) dengan aktivitas spesifik enzim selulase. Aktivitas Unit (U/mL) 65 Lampiran 1 Tabel 3. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-80%) dengan aktivitas spesifik enzim selulase Fraksi Aktivitas Unit (U/mL) Kadar Protein (ml/mg) Aktivitas Spesifik

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENGEMBANGAN METODE ANALISIS HISTAMIN DENGAN PEREAKSI KOBALT(II) DAN ALIZARIN S SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENGEMBANGAN METODE ANALISIS HISTAMIN DENGAN PEREAKSI KOBALT(II) DAN ALIZARIN S SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS PENGEMBANGAN METODE ANALISIS HISTAMIN DENGAN PEREAKSI KOBALT(II) DAN ALIZARIN S SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Oleh: Sri Wahyuni 081115071 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin I. JUDUL : Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat II. TANGGAL PERCOBAAN : Rabu, 16 November 2011 III. TUJUAN : 1. Untuk memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah

Lebih terperinci

DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh)

DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh) DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh) ABSTRACT Process dynamics is variation of process performance along time after any disturbances are given into the process. Temperature measurement

Lebih terperinci

Ind. J. Chem. Res., 2015, 2, KINETIC PARAMETERS DETERMINATION OF GLUCOAMYLASE ON HYDROLYSIS REACTION OF SAGOO STARCH (Metroxylon sp)

Ind. J. Chem. Res., 2015, 2, KINETIC PARAMETERS DETERMINATION OF GLUCOAMYLASE ON HYDROLYSIS REACTION OF SAGOO STARCH (Metroxylon sp) Ind. J. Chem. Res., 215, 2, 176-181 KINETIC PARAMETERS DETERMINATION OF GLUCOAMYLASE ON HYDROLYSIS REACTION OF SAGOO STARCH (Metroxylon sp) Penentuan Parameter Kinetika Glukoamilase pada Reaksi Hidrolisis

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI LAPORAN PRAKIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS Rizka Ayu Melykhatun*, Ria Ayu Maharani DAN ENERGI AKIVASI Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati

Lebih terperinci

ANALISA AKTIVITAS ENZIM DIASTASE PADA MADU MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SPECTONIC GENESYS 20 VISIBLE

ANALISA AKTIVITAS ENZIM DIASTASE PADA MADU MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SPECTONIC GENESYS 20 VISIBLE TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS ENZIM DIASTASE PADA MADU MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SPECTONIC GENESYS 20 VISIBLE (Analysis Of Activities Diastase Enzyme In Honey Use Spectrophotometer Spectonic Genesys

Lebih terperinci

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim

Lebih terperinci

3 Metodologi Percobaan

3 Metodologi Percobaan 3 Metodologi Percobaan 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, FMIPA Institut Teknologi Bandung. Waktu penelitian

Lebih terperinci

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol.1, No. 1, pp. 623-628, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 9 February 2015, Accepted 9 February 2015, Published online 11 February 2015 ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla

Lebih terperinci

Chemical Kinetics. A study on reaction rate and mechanism

Chemical Kinetics. A study on reaction rate and mechanism Chemical Kinetics A study on reaction rate and mechanism Introduction Measurement of Reaction Rate Determination of Reaction Rate Influence of Temperature Reaction Mechanism Catalysis 1 Reaction Mechanisms

Lebih terperinci

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI OLEH : KELOMPOK III Nama : Rifqi Munip (061330401022) Riska (061330401023) Sarah Swasti Putri (061330401024) Siti Nurjanah (061330401025)

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylocereus costaricensis)

LAPORAN TUGAS AKHIR ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylocereus costaricensis) LAPORAN TUGAS AKHIR ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylocereus costaricensis) Disusun oleh: RASINTAN AYUDHA PRAMITA I 8310050 SEKAR KUSUMANINGRUM I8310056 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R. KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA Suprihatin, Ambarita R. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur Jl. Raya Rungkut Madya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 28 September 2012 Tanggal Laporan : 5 Oktober 2012 Asisten

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium 24 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman. 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Determinasi Tanaman Bahan baku utama dalam pembuatan VC pada penelitian ini adalah buah kelapa tua dan buah nanas muda. Untuk mengetahui bahan baku

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung. 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober 2015 dan tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

HIDROLISIS KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) MENJADI SIRUP GLUKOSA DENGAN KATALIS ASAM KLORIDA

HIDROLISIS KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) MENJADI SIRUP GLUKOSA DENGAN KATALIS ASAM KLORIDA HIDROLISIS KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) MENJADI SIRUP GLUKOSA DENGAN KATALIS ASAM KLORIDA Disusun Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Kimia Politeknik

Lebih terperinci

ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 )

ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 ) ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 ) Kusnanto Mukti W, M 0209031 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta kusnantomukti@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KI3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI. : Ricky Iqbal Syahrudin.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KI3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI. : Ricky Iqbal Syahrudin. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KI3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI Nama : Ricky Iqbal Syahrudin Nim : 10513013 Kelompok : 2 Hari/tanggal Praktikum : Kamis, 05 Oktober 2015

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS DISUSUN OLEH : NAMA : FEBRINA SULISTYORINI NIM : 09/281447/PA/12402 KELOMPOK : 3 (TIGA) JURUSAN : KIMIA FAKULTAS/PRODI

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium Biokimia Jurusan Kimia, Laboraturium Instrumentasi Jurusan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan adalah alat permeasi in vitro Crane dan Wilson

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan adalah alat permeasi in vitro Crane dan Wilson 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Alat-alat yang digunakan adalah alat permeasi in vitro Crane dan Wilson (modifikasi), spektrofotometer UV-visibel (Shimadzu), neraca analitik (Metler Toledo),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rencangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

KAJIAN KINETIKA KIMIA MODEL MATEMATIK REDUKSI KADMIUM MELALUI LAJU REAKSI, KONSTANTE DAN ORDE REAKSI DALAM PROSES ELEKTROKIMIA ABSTRAK ABSTRACT

KAJIAN KINETIKA KIMIA MODEL MATEMATIK REDUKSI KADMIUM MELALUI LAJU REAKSI, KONSTANTE DAN ORDE REAKSI DALAM PROSES ELEKTROKIMIA ABSTRAK ABSTRACT ISSN 1410-6957 KAJIAN KINETIKA KIMIA MODEL MATEMATIK REDUKSI KADMIUM MELALUI LAJU REAKSI, KONSTANTE DAN ORDE REAKSI DALAM PROSES ELEKTROKIMIA Pustek Akselerator dan Proses Bahan-BATAN, Yogyakarta Jl. Babarsari

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Laju reaksi adalah laju pengurangan reaktan tiap satuan waktu atau laju pembentukan produk tiap satuan waktu. Laju reaksi dipengaruhi oleh: sifat dan keadan

Lebih terperinci

BAB 9. KINETIKA KIMIA

BAB 9. KINETIKA KIMIA BAB 9 BAB 9. KINETIKA KIMIA 9.1 TEORI TUMBUKAN DARI LAJU REAKSI 9.2 TEORI KEADAAN TRANSISI DARI LAJU REAKSI 9.3 HUKUM LAJU REAKSI 9.4 FAKTOR-FAKTOR LAJU REAKSI 9.5 MEKANISME REAKSI 9.6 ENZIM SEBAGAI KATALIS

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI PKA DARI SENYAWA ASAM 3-KLOROBENZOIL SALISILAT

PENENTUAN NILAI PKA DARI SENYAWA ASAM 3-KLOROBENZOIL SALISILAT PENENTUAN NILAI PKA DARI SENYAWA ASAM 3-KLOROBENZOIL SALISILAT OLEH : YOHANES 2443004036 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2011 ABSTRAK PENENTUAN NILAI pka DARI SENYAWA ASAM

Lebih terperinci

Studi Penentuan Viskositas Darah Ayam dengan Metode Aliran Fluida di Dalam Pipa Kapiler Berbasis Hukum Poisson

Studi Penentuan Viskositas Darah Ayam dengan Metode Aliran Fluida di Dalam Pipa Kapiler Berbasis Hukum Poisson Jurnal Fisika Indonesia Jati dan Rizkiana Vol. 19 (2015) No. 57 p.43-47 ARTIKEL RISET Studi Penentuan Viskositas Darah Ayam dengan Metode Aliran Fluida di Dalam Pipa Kapiler Berbasis Hukum Poisson Bambang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan dilaksanakan di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fosfor (P) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

I. PENDAHULUAN. Fosfor (P) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Fosfor (P) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar. Bentuk P di dalam tanah terdiri dari bentuk organik dan anorganik. Bentuk P organik ditemukan

Lebih terperinci

Bab 10 Kinetika Kimia

Bab 10 Kinetika Kimia D e p a r t e m e n K i m i a F M I P A I P B Bab 0 Kinetika Kimia http://chem.fmipa.ipb.ac.id Ikhtisar 2 3 Laju Reaksi Teori dalam Kinetika Kimia 4 Mekanisme Reaksi 5 46 Faktor Penentu Laju Reaksi Enzim

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR NIKOTIN ROKOK HERBAL INDONESIA. Rahmat Nur Hidayat, Adam M. Ramadhan, Rolan Rusli ABSTRACT

ANALISIS KADAR NIKOTIN ROKOK HERBAL INDONESIA. Rahmat Nur Hidayat, Adam M. Ramadhan, Rolan Rusli ABSTRACT i ANALISIS KADAR NIKOTIN ROKOK HERBAL INDONESIA Rahmat Nur Hidayat, Adam M. Ramadhan, Rolan Rusli ABSTRACT The phenomenon in society today is believing that herbal cigarettes do not have nicotine. To obtain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL Wiranti Sri Rahayu*, Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Devi Ratnawati Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN AKTIVASI ASAM DAN BASA TERHADAP TANAH DIATOMEA SEBAGAI BAHAN PEMUCAT CPO (CRUDE PALM OIL) ANDY FIRMAN PARDOSI

STUDI PERBANDINGAN AKTIVASI ASAM DAN BASA TERHADAP TANAH DIATOMEA SEBAGAI BAHAN PEMUCAT CPO (CRUDE PALM OIL) ANDY FIRMAN PARDOSI STUDI PERBANDINGAN AKTIVASI ASAM DAN BASA TERHADAP TANAH DIATOMEA SEBAGAI BAHAN PEMUCAT CPO (CRUDE PALM OIL) ANDY FIRMAN PARDOSI 020802022 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

TEKNIK FERMENTASI (FER)

TEKNIK FERMENTASI (FER) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA TEKNIK FERMENTASI (FER) Disusun oleh: Jasmiandy Dr. M. T. A. P. Kresnowati Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung pada bulan Juli - Agustus 2011. B. Materi Penelitian B.1. Biota Uji Biota

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI ISOMERISASI EUGENOL

KINETIKA REAKSI ISOMERISASI EUGENOL KINETIKA REAKSI ISOMERISASI EUGENOL Oleh: Asep Kadarohman *) M. Muchalal **) Abstrak Kinetika reaksi isomerisasi eugenol telah diteliti. Jejak reaksi, harga tetapan laju reaksi, dan energi aktivasi telah

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni untuk mengetahui aktivitas penangkap radikal dari isolat fraksi etil asetat ekstrak etanol herba

Lebih terperinci

Jurnal sains kimia Vol.II No.2,2010 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

Jurnal sains kimia Vol.II No.2,2010 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN Jurnal sains kimia Vol.II No.2,200 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN Rohayati, Nova Safitri Lab.Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Kode Pos 50229 Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang,

Lebih terperinci