DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh)
|
|
- Djaja Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh) ABSTRACT Process dynamics is variation of process performance along time after any disturbances are given into the process. Temperature measurement process system can be categorized as a first or second-order system. The former is built in case measuring by a thermometer system alone, whereas the latter use a thermowell-equipped thermometer system. This second-order system is classified into multicapacity process that consists of two capacities (first-order systems) in series, through which heat energy flow inside it. Data simulation resulted in first-order system whose time constant (τ) was greater at from-hotto-cold experimental data than from-cold-to-hot one. This simulation also showed that the secondorder system could be categorized as a critically damped response system which was characterized by a damping factor (ζ) value of 1. Key words: Process dynamics, first-order system, second-order system, time constant, damping factor PENDAHULUAN Sebuah sistem proses dapat digambarkan sebagai sebuah model input-output. Sistem proses dikatakan berperilaku dinamik apabila proses tersebut mempunyai unjuk kerja (performance) yang bervariasi dari waktu ke waktu. Perubahan unjuk kerja tersebut pada dasarnya merupakan respons (output) terhadap gangguan-gangguan dan perubahan-perubahan (input) yang dikenakan terhadapnya. Pada umumnya dinamika sebuah proses dapat digambarkan melalui sebuah persamaan diferensial linier (atau persamaan diferensial tak-linier yang dilinierisasi) berorde-n: n n 1 d y( t ) d y( t ) dy( t ) an + a... a1 a y( t ) b f ( t ) n n =... (1) n 1 dengan f(t) dan y(t) masing-masing adalah input dan output proses. Analisis dan penanganan proses yang berubah terhadap waktu, dalam kaitannya dengan keilmuan Teknik Kimia, sangat berguna dalam usaha pengendalian proses. Dinamika proses pengukuran temperatur dapat ditinjau sebagai sistem berorde-satu (yaitu jika hanya menggunakan termometer) atau sistem berorde-dua (yaitu jika menggunakan sistem termometer yang dilengkapi dengan sebuah thermowell). Sistem berorde-dua ini termasuk dalam kategori multicapacity process yang merupakan gabungan (secara seri) dari dua buah kapasitas penyimpanan energi panas (yaitu sistem pengukuran temperatur) berorde satu. PENGUKURAN TEMPERATUR SEBAGAI SISTEM BERORDE SATU Pengukuran temperatur cairan dengan termometer merupakan sistem berorde-satu, karena respons-nya dapat digambarkan melalui sebuah persamaan diferensial linier berorde-satu. Proses tersebut dideskripsikan dalam uraian berikut. Dua bejana gelas yang berisi cairan (misalnya air) mempunyai temperatur yang dipertahankan konstan pada harga yang berbeda (T L ). Cairan di bejana A bertemperatur rendah (misalnya T L = T R, yaitu temperatur pelelehan es (± o C)), sedangkan cairan di bejana B bertemperatur tinggi (misalnya T L = T T, yaitu temperatur pendidihan air (±1 o C)). Sebuah sistem termometer (yaitu termometer gelas/kaca yang berisi air raksa) yang digambarkan dalam bentuk irisan penampang lintang disajikan pada Gambar 1. bejana gelas (T L ) air raksa (T) gelas/kaca (dinding termometer) Gambar 1. Penampang lintang sistem termometer air raksa Proses pengukuran dilakukan dengan mengamati perubahan temperatur yang ditunjukkan oleh skala termometer ketika termometer mendapatkan input yang berupa fungsi tahap (step function). Termometer yang bertemperatur awal T secara tibatiba dimasukkan ke dalam media yang bertemperatur T L. Termometer akan memberikan respons terhadap perubahan temperatur. Adanya perbedaan antara temperatur air raksa (T) dan temperatur lingkungannya (T L ) akan mengakibatkan terjadinya perpindahan panas dari lingkungan (air) ke kaca (melalui film antara air-kaca) secara konveksi, di dalam kaca itu sendiri secara konduksi, dan dari kaca ke air raksa (melalui film antara kaca-air raksa) secara konveksi. Dua variasi tempuhan yang dilakukan meliputi pengukuran temperatur ketika termometer mendapatkan input fungsi tahap dari panas (T = T T ) ke dingin (T L = T R ), serta pengukuran temperatur ketika termometer mendapatkan input fungsi tahap dari dingin (T = T R ) ke panas (T L = T T ). Pengambilan data dilakukan pada waktu-waktu tertentu sedemikian sehingga pengukuran telah mendekati kondisi tunak (steady state). Pemodelan Matematika Sistem Proses Berdasarkan fenomena tersebut di atas, dapat disusun neraca energi (panas) yang berlangsung pada sistem sebagai berikut: Laju akumulasi panas = laju panas masuk laju panas keluar... () d( ρ V Cp T ) U A (TL T ) =... (3)
2 Asumsi-asumsi yang digunakan: 1. Dinding gelas sangat tipis dan koefisien perpindahan panas air raksa relatif besar.. Temperatur air raksa di sembarang titik sama. 3. Gelas tidak mengalami ekspansi dan/atau kontraksi selama terjadi perubahan temperatur. Jika ρ, V, dan Cp dianggap konstan, maka: ρ V Cp + T = T L U A... (4) atau: τ + T = TL... (5) dengan: ρ V Cp τ = U A... (6) τ biasanya disebut sebagai konstanta waktu (time constant). Dengan dua syarat batas yaitu T = T pada t = dan T = T pada t = t, serta pendefinisian dua buah besaran baru: Y = T T... (7) = T L T... (8) maka persamaan (5) dapat disusun ulang dalam bentuk: dy τ + Y =... (9) Dengan syarat batasnya yang berubah menjadi Y = pada t =, maka penyelesaian persamaan (9) adalah: Y ( t / τ ) = 1 e... (1) Persamaan diferensial (5) dan (9) memperlihatkan bahwa sistem proses pengukuran temperatur pada kasus ini mengikuti sistem berorde-satu yang mempunyai bentuk umum: d y( t ) τ + y( t ) = Kp f ( t )... (11) dengan y(t) adalah fungsi output atau respons terhadap waktu, f(t) adalah fungsi input terhadap waktu, τ adalah konstanta waktu proses, dan Kp adalah static gain atau steady state gain proses. Pada kasus ini, fungsi input berupa fungsi tahap dan Kp berharga satu. Suatu percobaan pengukuran temperatur sesuai dengan deskripsi di atas menghasilkan data-data seperti yang tersaji pada Tabel 1 dan Gambar a. Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar a terlihat bahwa pemberian input (gangguan) pada proses mengakibatkan terjadinya dinamika perubahan respons temperatur (output) terhadap waktu. Pada saat-saat awal setelah dikenakannya gangguan terhadap proses, perubahan temperatur berlangsung secara cepat. Namun, perubahan tersebut terus berkurang hingga akhirnya respons temperatur tidak mengalami perubahan yang relatif signifikan lagi terhadap waktu. Tabel 1. Data pengukuran temperatur terhadap waktu, untuk sistem proses pengukuran temperatur menggunakan termometer (tanpa thermowell) (sistem berorde-satu) Panas dingin Dingin panas T [ o C] T [ o C], 1,,, 6, 87,7 4, 11,6 1, 76,8 9, 1,4 17,3 68,4 1,3 7,9 5,6 57,4,6 41, 3,6 49,4 8,6 51,8 41,6 4,9 38,6 6,3 49,4 34,7 41,4 65, 6,7 7,5 55,7 75,5 79,8 18,8 75,8 85, 93,8 14, 89,8 89,6 1,4 8,9 11,4 93,7 133,7 7, 13,7 96,1 155,5 5, 145,5 97,1 18,8 3,7 17,8 98,9,,9, 99,4 Konstanta Waktu Proses (τ) Berdasarkan penerapan teknik linierisasi persamaan model (1) terhadap data percobaan, diperoleh harga-harga konstanta waktu proses masing-masing sebesar 44,4 detik untuk percobaan dari panas ke dingin dan 39,8 detik untuk percobaan dari dingin ke panas. Gambar b merupakan representasi visual persamaan (1) yang dilakukan terhadap data-data percobaan. Berdasarkan persamaan (1) dapat dihitung bahwa harga τ sebenarnya merupakan harga t (waktu pengukuran) pada Y saat harga =, 63 (atau 63,%). Dengan kata lain, Gambar b sekaligus memperlihatkan bahwa harga τ pada kasus ini masing-masing adalah sebesar 46,8 detik untuk percobaan dari panas ke dingin dan 4, detik untuk percobaan dari dingin ke panas.
3 , 1,8 T [ o C] Y/,6,4, (a) (b) Gambar. Profil respons temperatur terhadap waktu (sistem berorde-satu) Harga τ menyatakan kecepatan respons yang ditunjukkan oleh output akibat adanya perubahan input. Semakin besar harga τ berarti respons semakin lambat, dan sebaliknya. Berdasarkan hasil perkiraan harga τ di atas, jelaslah bahwa respons termometer terhadap perubahan temperatur dari dingin ke panas lebih cepat dari pada perubahan dari panas ke dingin. Hal ini disebabkan karena molekul-molekul zat akan cenderung lebih mudah berada pada keadaan diam (kondisi dingin) dan kemudian bergerak cepat (kondisi panas) dibandingkan dengan berada pada keadaan bergerak cepat (kondisi panas) dan kemudian berkurang kecepatannya (kondisi dingin). PENGUKURAN TEMPERATUR SEBAGAI SISTEM BERORDE DUA Sebuah proses pengukuran temperatur yang mirip dengan deskripsi sistem berorde-satu dilakukan, tetapi menggunakan termometer yang dilindungi oleh sebuah thermowell. Tabung thermowell diisi dengan cairan tertentu dan termometer diletakkan pada posisi sedemikian sehingga dinding-luar termometer tidak bersentuhan dengan dinding-dalam tabung thermowell, seperti tersaji pada Gambar 3. bejana gelas (T L ) air raksa (T) gelas/kaca (dinding termometer) dinding thermowell thermowell (T th ) Gambar 3. Penampang lintang sistem termometer air raksa dengan thermowell Pemodelan Matematika Sistem Proses Tinjauan penurunan neraca panas di dalam termometer: ρ 1 V1 Cp1 = U1 ( Tth T )... (1) ρ1 V1 Cp1 = Tth T U1... (13) τ 1 + T = T th... (14) Tinjauan penurunan neraca panas di dalam thermowell : ρ V Cp th = U A ( TL Tth ) U1 ( Tth T )... (15) ρ V Cp th U1 U1 A + 1 T 1 th T TL U A + = + U A U A... (16) U1 Jika U 1 << U A sedemikian sehingga U A, maka: th τ + Tth = TL... (17) Substitusi persamaan (14) ke dalam persamaan (17) menghasilkan: d τ τ1 + T + τ1 + T = TL... (18)
4 d T τ 1 τ + ( τ1 + τ ) + T = T L... (19) Persamaan diferensial (19) memperlihatkan bahwa sistem proses pengukuran temperatur pada kasus ini mengikuti sistem berorde-dua yang mempunyai bentuk umum: d y( t ) d y( t ) τ + ζ τ + y( t ) = Kp f ( t )... () dengan y(t) adalah fungsi output atau respons terhadap waktu, f(t) adalah fungsi input terhadap waktu, ζ adalah damping factor (faktor peredam), τ adalah periode osilasi sistem, dan Kp adalah static gain atau steady state gain proses. Pada kasus ini, fungsi input berupa fungsi tahap dan harga Kp = 1, serta: τ = τ 1 τ... (1) τ dan 1 + τ ζ =... () τ1 τ Penyelesaian persamaan (19) secara analitik dengan dua syarat batas, yaitu T = T pada t = dan T = T pada t = t, τ menghasilkan: 1 t τ t T = T + (T TL ) exp exp... (3) τ τ 1 τ 1 τ τ 1 τ Melalui pendefinisian besaran baru seperti yang tersaji pada persamaan (7) dan (8), maka persamaan (3) dapat disusun ulang Y menjadi: τ = 1 t τ t exp exp... (4) τ τ1 τ1 τ τ1 τ Sistem proses pengukuran temperatur (penghantaran panas) pada kasus ini berlangsung melalui dua tahap, yaitu dari lingkungan ke tabung thermowell dan kemudian dari thermowell ke termometer (air raksa). Dengan demikian, sistem dapat dikatakan sebagai sistem berorde-dua yang termasuk dalam kategori multicapacity process (gabungan dua buah kapasitas penyimpanan energi panas (sistem pengukuran temperatur) berorde-satu secara seri). Hal ini secara eksplisit juga diperlihatkan oleh persamaan (14) dan (17) yang masing-masing merupakan persamaan diferensial linier berorde-satu. Tabel dan Gambar 4a menyajikan data-data pengukuran temperatur melalui prosedur yang telah dideskripsikan di atas. Representasi visual persamaan (4) yang dilakukan terhadap data diperlihatkan pada Gambar 4b. Tabel. Data pengukuran temperatur terhadap waktu, untuk sistem proses pengukuran temperatur menggunakan termometer (dengan thermowell) (sistem berorde-dua) Panas dingin Dingin panas T [ o C] T [ o C], 1,,, 9, 97,7 5,,6 17,3 95, 1,3 5,3 5,6 9,8,6 9,1 3,6 85,5 8,6 15,4 41,6 8,4 38,6 5,1 49,4 73,6 41,4 6,3 6,7 65,4 55,7 38, 79,8 53,8 75,8 53,7 93,8 45,4 89,8 6,9 1,4 33,4 11,4 7,7 133,7 8,5 13,7 81,3 155,5 1,3 145,5 84,7 18,8 15,6 17,8 9,5, 1,1, 95,1 345, 1,5 35, 99, , 1 1 8,8 T [ o C] 6 4 Y/,6,4, (a) (b) Gambar 4. Profil respons temperatur terhadap waktu (sistem berorde-dua)
5 Karakteristik Sistem Berorde-Dua dan Perbandingannya dengan Sistem Berorde-Satu Harga τ 1 dan τ dapat diperkirakan melalui teknik regresi tak-linier persamaan model (3) dan (4) terhadap data percobaan. Dengan mengetahui harga τ 1 dan τ, maka besarnya periode osilasi sistem (τ) dan faktor peredam (ζ) yang merupakan karakteristik sistem berorde-dua dapat ditentukan (hasil-hasilnya tersaji pada Tabel 3). Berdasarkan harga ζ yang tersaji pada Tabel 3 (ζ = 1), maka sistem berorde-dua ini termasuk dalam kategori critically damped response. Hal ini sesuai dengan karakteristik sistem berorde-dua yang dibentuk dari rangkaian dua buah sistem berorde-satu secara seri yang pada umumnya merupakan sistem overdamped response (ζ > 1) atau critically damped response (ζ = 1). Tabel 3. Hasil simulasi perhitungan sistem pengukuran temperatur berorde-dua Percobaan τ 1 [detik] τ [detik] τ [detik] ζ Dari panas ke dingin 68,6 39,1 51,8 1, Dari dingin ke panas 4,4 4 41, 1, Kecepatan respons yang ditunjukkan oleh output akibat adanya perubahan input pada sistem berorde-dua dinyatakan oleh harga τ. Jika harga τ semakin kecil, maka respons perubahan output akan berlangsung semakin cepat. Hal ini identik dengan pengaruh parameter konstanta waktu (τ) pada sistem berorde-satu. Berdasarkan Tabel 3, percobaan dari dingin ke panas mempunyai harga τ yang lebih kecil atau singkat (41, detik) dari pada percobaan dari panas ke dingin (51,8 detik). Perbedaan kecepatan respons ini ditunjukkan secara lebih jelas pada Gambar 4b. Dengan membandingkan Gambar b dan Gambar 4b, terlihat bahwa sistem berorde-satu menunjukkan karakteristik dinamika proses yang berbeda dari sistem berorde-dua. Pada sistem berorde-satu, kecepatan respons paling tinggi berlangsung di saat-saat awal setelah diberikannya input pada sistem, dan selanjutnya melambat seiring dengan bertambahnya waktu hingga Y tercapainya kondisi tunak (yaitu pada saat 1 ). Di sisi lain, sistem berorde-dua dengan kategori critically damped response memperlihatkan kecepatan respons yang relatif rendah di saat-saat awal, namun selanjutnya bertambah cepat, dan kemudian melambat kembali hingga tercapainya kondisi tunak. Respons ini akan semakin lambat dengan kenaikan harga ζ, yaitu pada sistem berorde-dua dengan kategori overdamped response. Namun demikian, secara keseluruhan sistem berordesatu mempunyai kecepatan respons yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem berorde-dua (dengan kategori critically damped response). Hal ini dapat dijelaskan melalui fenomena keberadaan thermowell pada sistem termometer yang berperan meningkatkan hambatan (tahanan) perpindahan (penghantaran) panas dari lingkungan (T L ) ke air raksa (T). PENUTUP Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengukuran temperatur menggunakan termometer, dengan input proses yang berupa fungsi tahap, merupakan sistem proses berorde-satu (jika hanya menggunakan termometer) atau sistem berorde-dua (jika menggunakan termometer yang dilengkapi dengan sebuah thermowell). Sistem berorde-satu dikarakterisasi oleh parameter konstanta waktu (τ), sedangkan sistem berorde-dua dikarakterisasi oleh parameter faktor peredam (ζ) dan periode osilasi sistem (τ). Respons termometer terhadap perubahan temperatur input dari dingin ke panas berlangsung lebih cepat dari pada perubahan dari panas ke dingin. Penambahan thermowell pada sistem termometer mengakibatkan respons termometer berlangsung lebih lambat. DAFTAR ARTI LAMBANG A luas perpindahan panas [m ] Cp kapasitas panas air raksa dalam termometer [J/kg. o C] T temperatur cairan [ o C] t waktu proses [detik] U koefisien perpindahan panas keseluruhan [W/m. o C] V volume air raksa dalam termometer [m 3 ] temperatur lingkungan relatif terhadap temperatur mula-mula [ o C] Y temperatur respons relatif terhadap temperatur mula-mula [ o C] ρ densitas air raksa dalam termometer [kg/m 3 ] τ konstanta waktu proses atau periode osilasi sistem [detik] ζ faktor peredam (damping factor) [tak berdimensi] Subscript: kondisi mula-mula 1 termometer thermowell L lingkungan R rendah T tinggi thermowell th DAFTAR PUSTAKA Dale E. Seborg, Thomas F. Edgar, and Duncan A. Mellichamp, 1989, Process Dynamics and Control, New York: John Wiley & Sons, Inc. George Stephanopoulos, 1984, Chemical Process Control: An Introduction to Theory and Practice, New Jersey: Prentice- Hall, Inc. IGBN Makertihartha, 1998, Petunjuk Praktikum Dinamika Proses, Bandung: Laboratorium Instruksional Departemen Teknik Kimia ITB. Peter Harriott, 199, Process Control, New York: McGraw-Hill Book, Inc. Tri Partono Adhi, 1, Analisis Proses dalam Teknik Kimia: Tugas Mata Kuliah, Bandung: Departemen Teknik Kimia ITB. 5
Dinamika Suhu pada Sistem Tangki-Seri-Tak-Berinteraksi dengan Arus Recycle
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 63 433 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 6 Januari 00 Dinamika Suhu pada Sistem Tangki-Seri-Tak-Berinteraksi
Lebih terperinciStudi Aplikasi Decoupling Control untuk Pengendalian Komposisi Kolom Distilasi
Studi Aplikasi Decoupling Control untuk Pengendalian Komposisi Kolom Distilasi Lindawati, Agnes Soelistya, Rudy Agustriyanto Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Surabaya Jl.Raya Kalirungkut,
Lebih terperinciDesain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve
Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve ROFIKA NUR AINI 1206 100 017 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciWATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian
1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dinamika Proses Dinamika Proses adalah suatu hal yang terjadi di dalam suatu sistem, dengan adanya process variable yang cepat berubah dengan berubahnya manipulated variable
Lebih terperinciSupervisory Control and Data Acquisition. Karakteristik Dasar Sensor
Supervisory Control and Data Acquisition Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Supervisory Control
Lebih terperinciSOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER
SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER ABSTRAK Telah dilakukan perhitungan secara analitik dan numerik dengan pendekatan finite difference
Lebih terperinciFENOMENA PERPINDAHAN LANJUT
FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com DR. M. DJAENI, ST, MEng JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum
Lebih terperinciBAB 3 SISTEM DINAMIK ORDE SATU
BAB 3 SISTEM DINAMIK ORDE SATU Isi: Pengantar pengembangan model sederhana Arti fisik parameter-parameter proses 3. PENGANTAR PENGEMBANGAN MODEL Pemodelan dibutuhkan dalam menganalisis sisten kontrol (lihat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dinamika Proses Dinamika Proses adalah suatu hal yang terjadi di dalam suatu sistem, dengan adanya process variable yang cepat berubah dengan berubahnya manipulated variable(bukaan
Lebih terperinciSCADA dalam Sistem Tenaga Listrik
SCADA dalam Sistem Tenaga Listrik Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com SCADA dalam Sistem Tenaga
Lebih terperinciSEMINAR TENOSIM 00 Yogyakarta, 8 Desember 00 Perancangan onfigurasi Pengendalian Proses pada Sistem Non Interacting Tank dengan Analisis uantitatif Relative Gain Array Yulius Deddy Hermawan, Yogi Suksmono,
Lebih terperinciPengenalan SCADA. Karakteristik Dasar Sensor
Pengenalan SCADA Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Pengenalan SCADA - 03 1 Karakteristik Dasar
Lebih terperinciPRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA I. TUJUAN
Lebih terperinciTelemetri dan Pengaturan Remote
Telemetri dan Pengaturan Remote Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Tele & Remote - 02 1 Karakteristik
Lebih terperinciPengembangan Sistem Kontrol
Pengembangan Sistem Kontrol Sering sebuah proses iteratif, didasarkan pada kinerja kita bisa memutuskan untuk menyetel, mendisain atau memodelkan kembali sebuah sistem kontrol yang diberikan 1 Pengembangan
Lebih terperinciMETODE OPTIMASI PADA SISTEM PENGENDALIAN PROSES TANGKI PEMANAS BERPENGADUK
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 6, No. 3 (September 27) METODE OPTIMASI PADA SISTEM PENGENDALIAN PROSES TANGKI PEMANAS BERPENGADUK Rudy Agustriyanto Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya,
Lebih terperinciDinamika Level Cairan pada Sistem Tangki-Seri-Tak-Berinteraksi dengan Arus Recycle
Dinamika Level Cairan pada Sistem Tangki-Seri-Tak-Berinteraksi dengan Arus Recycle Yulius Deddy Hermawan *, Yogi Suksmono, Dini Utami Dewi, dan Wina Widyaswara Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan
SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan ABSTRAK SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Aliran panas pada pelat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laju ALir Fluida Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil
Lebih terperinciPerancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-128 Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)
Lebih terperinciInstrumentasi Sistem Pengaturan
Instrumentasi Sistem Pengaturan Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: jos@elect-eng.its.ac.id 1 Karakteristik Dasar Spesifikasi
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang
BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari
Lebih terperinciSOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG
Jurnal LOG!K@, Jilid 6, No. 1, 2016, Hal. 11-22 ISSN 1978 8568 SOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG Afo Rakaiwa dan Suma inna Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Lebih terperinciPengendalian Proses CHS SKS. Departemen Teknik Kimia FTUI
Pengendalian Proses CHS310806 3 SKS Departemen Teknik Kimia FTUI Disain Pembelajaran Filosofi Pengendalian Proses SAP Mata Ajar Sebelumnya Pemodelan Dinamik (Mekanistik) Mata Ajar Sedang Berjalan SIMULASI
Lebih terperinciPENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni
PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni 206 00 03 Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, M.Si Hendra Cordova, ST,
Lebih terperinciBAB III DINAMIKA PROSES
BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini
Lebih terperinciPerpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02
MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan
Lebih terperinciTabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]
1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG 38-714 SYSTEM MODELLING WITH PID CONTROLLER APPLYING CIANCONE
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem merupakan sekumpulan obyek yang saling berinteraksi dan memiliki keterkaitan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciDINAMIKA PROSES TANGKI [DPT]
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA DINAMIKA PROSES TANGKI [DPT] Disusun oleh: Moch. Syahrir Isdiawan B. Raissa Alistia Dr. Tri Partono Adhi Dr. Winny Wulandari Dr. Ardiyan Harimawan
Lebih terperinciMETODE BEDA HINGGA DALAM PENENTUAN DISTRIBUSI TEKANAN, ENTALPI DAN TEMPERATUR RESERVOIR PANAS BUMI FASA TUNGGAL
METODE BEDA HINGGA DALAM PENENTUAN DISTRIBUSI TEKANAN, ENTALPI DAN TEMPERATUR RESERVOIR PANAS BUMI FASA TUNGGAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan tahap sarjana pada
Lebih terperinciRespons Sistem dalam Domain Waktu. Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 4
Respons Sistem dalam Domain Waktu Respons sistem dinamik Respons alami Respons output sistem dinamik + Respons paksa = Respons sistem Zero dan Pole Sistem Dinamik Pole suatu sistem dinamik : akar-akar
Lebih terperinciSujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48
PENGARUH SIRIP CINCIN INNER TUBE TERHADAP KINERJA PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER Sujawi Sholeh Sadiawan 1), Nova Risdiyanto Ismail 2), Agus suyatno 3) ABSTRAK Bagian terpenting dari Heat excanger
Lebih terperinciLTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu
EFEK P&T, TITIK KRITIS, DAN ANALISI TRANSIEN Oleh Rizqi Pandu Sudarmawan [0906557045], Kelompok 3 I. Efek P dan T terhadap Nilai Besaran Termodinamika Dalam topik ini, saya akan meninjau bagaimana efek
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN
PENGARUH KECEPATAN UDARA. PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN A. Walujodjati * Abstrak Penelitian menggunakan Unit Aliran Udara (duct yang
Lebih terperinciLABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
i KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI 100308066 I LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 ii KONDUKTIVITAS
Lebih terperinciStudi Pemodelan Bond Graph dan Perancangan Pengontrol Proportional + Integral untuk Level Boiler dan Temperatur Penukar Kalor pada Sistem Miniplant
Studi Pemodelan Bond Graph dan Perancangan Pengontrol Proportional Integral untuk Level Boiler dan Temperatur Penukar Kalor pada Sistem Miniplant Abstrak Nur Havid Yulianto, Parsaulian I. Siregar, Edi
Lebih terperinciFENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP
FENOMENA PERPINDAHAN LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum Perpindahan Energy (Panas) Neraca
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM : 2008430039 Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta 2011 PENGOSONGAN
Lebih terperinciSimulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos
Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos 1. TUJUAN PERCOBAAN Praktikan dapat menguasai pemodelan sistem, analisa sistem dan desain kontrol sistem dengan software simulasi Scilab dan Scicos.
Lebih terperinciLTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu
NERACA ENERGI DAN EFISIENSI POMPA Oleh Rizqi Pandu Sudarmawan [0906557045], Kelompok 3 I. Neraca Energi Pompa Bila pada proses ekspansi akan menghasilkan penurunan tekanan pada aliran fluida, sebaliknya
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN
KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN Afdhal Kurniawan Mainil Program Studi Teknik Mesin Universitas Bengkulu e-mail: Afdhal_km@yahoo.com Abstract Based on heat transfer properties, materials
Lebih terperinciKalor dan Hukum Termodinamika
Kalor dan Hukum Termodinamika 1 Sensor suhu dengan menggunakan tangan tidak akurat 2 A. SUHU / TEMPERATUR Suhu benda menunjukkan derajat panas suatu Benda. Suhu suatu benda juga merupakan berapa besarnya
Lebih terperinciSimulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa
Simulasi Komputer untuk Analisis Larakteristik Model Sistem Pegas-Peredam Kejut-Massa (Oegik Soegihardjo) Simulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa Oegik Soegihardjo
Lebih terperinciPemodelan Matematika dan Metode Numerik
Bab 3 Pemodelan Matematika dan Metode Numerik 3.1 Model Keadaan Tunak Model keadaan tunak hanya tergantung pada jarak saja. Oleh karena itu, distribusi temperatur gas sepanjang pipa sebagai fungsi dari
Lebih terperinciANALISA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N DENGAN RETENSI PELANGGAN YANG MEMBATALKAN ANTRIAN
Analisa Sistem Antrian (Ayi Umar Nawawi) 11 ANALISA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N DENGAN RETENSI PELANGGAN YANG MEMBATALKAN ANTRIAN ANALYSIS OF M/M/1/N QUEUEUING SYSTEM WITH RETENTION OF RENEGED CUSTOMERS Oleh:
Lebih terperinciPemodelan Difusi Oksigen di Jaringan Tubuh dengan Konsumsi Oksigen Linier Terhadap Konsentrasi
Pemodelan Difusi Oksigen di Jaringan Tubuh dengan Konsumsi Oksigen Linier Terhadap Konsentrasi Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr.
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati Rian Apriansyah,
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL POLA PENDINGINAN IKAN DENGAN ES PADA COLD BOX. Rikhard Ufie *), Stevy Titaley **), Jaconias Nanlohy ***) Abstract
KAJI EKSPERIMENTAL POLA PENDINGINAN IKAN DENGAN ES PADA COLD BOX Rikhard Ufie *), Stevy Titaley **), Jaconias Nanlohy ***) Abstract The research was conducted to study the characteristic of chilling of
Lebih terperinciAnalisa Response Waktu Sistem Kendali
Analisa Response Waktu Sistem Kendali Fatchul Arifin (fatchul@uny.ac.id) Sebelum dianalisa, suatu system harus dimodelkan dalam model Matematik. Selanjutnya kita akan melihat bagaimanakah performance dari
Lebih terperinciDitulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS SISTEM PENURUNAN TEMPERATUR JUS BUAH DENGAN COIL HEAT EXCHANGER Nama Disusun Oleh : : Alrasyid Muhammad Harun Npm : 20411527 Jurusan : Teknik
Lebih terperinciSISTEM KENDALI OTOMATIS Analisa Respon Sistem
SISTEM KENDALI OTOMATIS Analisa Respon Sistem Analisa Respon Sistem Analisa Respon sistem digunakan untuk: Kestabilan sistem Respon Transient System Error Steady State System Respon sistem terbagi menjadi
Lebih terperinciSoal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada
Lebih terperinciRumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran. Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut.
Tujuan Pembelajaran Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut. Memprediksi output untuk input yang khas untuk sistem dinamik Menurunkan dinamik sistem tersebut untuk struktur penting
Lebih terperinciB T A CH C H R EAC EA T C OR
BATCH REACTOR PENDAHULUAN Dalam teknik kimia, Reaktor adalah suatu jantung dari suatu proses kimia. Reaktor kimia merupakan suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi kimia. Rancangan dari reaktor ini tergantung
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,
Lebih terperinciPENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF
PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF Rr.rahmawati Putri Ekasari, Rusdhianto Effendi AK., Eka Iskandar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciSuhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR
Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Pengertian Sifat Termal Zat. Sifat termal zat ialah bahwa setiap zat yang menerima ataupun melepaskan kalor, maka zat tersebut akan mengalami : - Perubahan suhu / temperatur
Lebih terperinciPemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga
Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Wafha Fardiah 1), Joko Sampurno 1), Irfana Diah Faryuni 1), Apriansyah 1) 1) Program Studi Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperinciSIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 SIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLIN FILM EVAPORATOR DENAN ADANYA ALIRAN UDARA Dosen Pembimbing
Lebih terperinciANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR
ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR Alexander Clifford, Abrar Riza dan Steven Darmawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara e-mail: Alexander.clifford@hotmail.co.id Abstract:
Lebih terperinciTRANSPOR POLUTAN. April 14. Pollutan Transport
TRANSPOR POLUTAN April 14 Pollutan Transport 2 Transpor Polutan Persamaan Konveksi-Difusi Penyelesaian Analitis Rerensi Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulics, Chapter 8, pp. 517-609, J. Wiley and
Lebih terperinciANALISIS DOMAIN WAKTU SISTEM KENDALI
ANALISIS DOMAIN WAKTU SISTEM KENDALI Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani 3 November 0 EL305 Sistem Kendali Respon Sistem Input tertentu (given input) Output = Respon
Lebih terperinciDesain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel
Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel Poppy Dewi Lestari 1, Abdul Hadi 2 Jurusan Teknik Elektro UIN Sultan Syarif Kasim Riau JL.HR Soebrantas km 15
Lebih terperinciANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA
ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA Oleh Audri Deacy Cappenberg Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta ABSTRAK Pengujian Alat Penukar Panas Jenis Pipa Ganda Dan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis
KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Secara umum sistem pengendalian adalah susunan komponen-komponen fisik yang dirakit sedemikian rupa sehingga mampu mengatur sistemnya sendiri atau sistem
Lebih terperinciMENGEFISIENSIKAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK : STUDI KASUS PADA MODEL ALIRAN PANAS PADA WATER COOKER (PEMANAS AIR ELEKTRIK)
JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 ( Hal. 118 127) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MENGEFISIENSIKAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK : STUDI KASUS PADA MODEL ALIRAN PANAS PADA WATER COOKER (PEMANAS
Lebih terperinciDinamika Proses pada Sistem Pemanas Tangki Berpengaduk dengan Arus Bypass
Dinamika Proses pada Sistem Pemanas Tangki Berpengaduk dengan Arus Bypass Yulius Deddy Hermawan *, Bambang Sugiarto, I Gusti Ayu Sri Pradnyadewi, dan Gusti Ayu Septiandani Program Studi Teknik Kimia, Fakultas
Lebih terperinciBAB 7 SUHU DAN KALOR
BB 7 SUHU DN OR 65 66 Peta onsep 67 7. PENGUURN TEMPERTUR Temperatur biasanya dinyatakan sebagai fungsi salah satu koordinat termodinamika lainnya. oordinat ini disebut sebagai sifat termodinamikannya.
Lebih terperinci4/16/2017. Start-up CSTR A, B Q A, B A, B. I Gusti S. Budiaman, Gunarto, Endang Sulistyawati Siti Diyar Kholisoh. (Levenspiel, 1999, page 84)
April 2017 I Gusti S. Budiaman, Gunarto, Endang Sulistyawati Siti Diyar Kholisoh PERANCANGAN REAKTOR (1210323) SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2016-2017 JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI UPN VETERAN YOGYAKARTA Reaktor
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu
Lebih terperinci3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C.
LATIHAN SOAL PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS BAB 1 ELASTISITAS A. Soal Konsep 1. Sifat benda yan dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja pada benda dihilangkan merupakan penjelasan dari...
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (23) -6 Pengendalian Rasio Bahan Bakar dan Udara Pada Boiler Menggunakan Metode Kontrol Optimal Linier Quadratic Regulator (LQR) Virtu Adila, Rusdhianto Effendie AK, Eka
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR
KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR A. Pengertian Suhu Suhu atau temperature adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Pengukuran suhu didasarkan pada keadaan fisis zat (
Lebih terperinciMoh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY. Bab 8 1
Spesifikasi Sistem Respon Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY Bab 8 1 Pendahuluan Dari pelajaran terdahulu, rumus umum fungsi transfer order ke dua adalah : dimana bentuk responnya ditentukan
Lebih terperinciJ.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 5 (2), 2013 ISSN :
Abstrak Pembuatan Operator Training Simulator Unit Smelter pada Pabrik Pemurnian Tembaga Menggunakan Fasilitas Pemrograman Function Block Distributed Control System Widya Prapti Pratiwi, Estiyanti Ekawati
Lebih terperinciBAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL
BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL 1. Pendahuluan : Pemodelan Arus Panas Satu Dimensi Y Bahan penyekat (insulator) A Batang 0 L X Z Misalkan bila ada batang yang dapat menghantarkan panas. Batang tersebut
Lebih terperinciFENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP
FENOMENA PERPINDAHAN LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com luqmanbuchori@undip.ac.id JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum Perpindahan
Lebih terperinciMODIFIKASI SEBUAH PROTOTIPE KALORIMETER BAHAN BAKAR (BOMB CALORIMETRY) UNTUK MENINGKATKAN AKURASI PENGUKURAN NILAI KALOR BAHAN BAKAR CAIR
MODIFIKASI SEBUAH PROTOTIPE KALORIMETER BAHAN BAKAR (BOMB CALORIMETRY) UNTUK MENINGKATKAN AKURASI PENGUKURAN NILAI KALOR BAHAN BAKAR CAIR Bambang Herlambang, Djuhana Program Studi Teknik Mesin, Fak. Teknik,
Lebih terperinciSidang Tugas Akhir - Juli 2013
Sidang Tugas Akhir - Juli 2013 STUDI PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA DAN CRANK-NICHOLSON COMPARATIVE STUDY OF HEAT TRANSFER USING FINITE DIFFERENCE AND CRANK-NICHOLSON METHOD
Lebih terperinciP I N D A H P A N A S PENDAHULUAN
P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN RINI YULIANINGSIH APA ITU PINDAH PANAS? Pindah panas adalah ilmu yang mempelajari transfer energi diantara benda yang disebabkan karena perbedaan suhu Termodinamika digunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pabrik kimia merupakan susunan/rangkaian berbagai unit pengolahan yang terintegrasi satu sama lain secara sistematik dan rasional. Tujuan pengoperasian pabrik kimia
Lebih terperinciPanas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving
PERPINDAHAN PANAS Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving force/resistensi Proses bisa steady
Lebih terperinciPeningkatan Repeatability Sistem Metering dengan Pengendalian Aliran Menggunakan PID
Peningkatan Repeatability Sistem Metering dengan Pengendalian Aliran Menggunakan PID Muhammad Ridwan 1, Wahidin Wahab 2 1 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424,
Lebih terperinciBAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tujuan Pembelajaran Umum: 1 Mahasiswa mampu memahami konsep dasar persamaan diferensial 2 Mahasiswa mampu menggunakan konsep dasar persamaan diferensial untuk menyelesaikan
Lebih terperinciMateri 9: Fuzzy Controller
Materi 9: Fuzzy Controller I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Introduction to Fuzzy Logic Kusuma Wardana, M.Sc. 2 Logika Fuzzy dapat diterapkan sebagai algoritma dalam sistem kontrol
Lebih terperinciDepartment of Mathematics FMIPAUNS
Lecture 2: Metode Operator A. Metode Operator untuk Sistem Linear dengan Koefisien Konstan Pada bagian ini akan dibicarakan cara menentukan penyelesaian sistem persamaan diferensial linear dengan menggunakan
Lebih terperinciPENGANTAR PINDAH PANAS
1 PENGANTAR PINDAH PANAS Oleh : Prof. Dr. Ir. Santosa, MP Guru Besar pada Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang, September 2009 Pindah Panas Konduksi (Hantaran)
Lebih terperinci9/17/ KALOR 1
9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran
Lebih terperinciHeat and the Second Law of Thermodynamics
Heat and the Second Law of Thermodynamics 1 KU1101 Konsep Pengembangan Ilmu Pengetahuan Bab 04 Great Idea: Kalor (heat) adalah bentuk energi yang mengalir dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih
Lebih terperinciUJI ALAT DINAMIKA PROSES ORDE DUA INTERACTING CAPACITIES BUKAAN VALVE 1/3 (33,33%), 1/6 (16,67%) DAN 1/9 (11,11%)
TUGAS AKHIR UJI ALAT DINAMIKA PROSES ORDE DUA INTERACTING CAPACITIES BUKAAN VALVE 1/3 (33,33%), 1/6 (16,67%) DAN 1/9 (11,11%) (The Second Order Interacting Capacities Process Dynamic Tools Test With 1/3
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-91 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Performa Heat Exchanger Jenis Compact Heat Exchanger (Radiator)
Lebih terperinci