LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS Rizka Ayu Melykhatun*, Ria Ayu Maharani DAN ENERGI AKIVASI Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang (50229), Indonesia rizkaayumelykhatun@gmail.com, Abstrak Praktikum persamaan Arrhenius dan energi aktivasi bertujuan untuk mempelajari pengaruh temperatur terhadap laju reaksi dan menentukan energi aktivasi dengan menggunakan persamaan Arrhenius. Percobaan ini menggunakan metode penyamaan temperatur larutan dengan temperatur larutan yang divariasi. Variasi temperatur yang digunakan, yaitu, 0⁰C, 5⁰C, 20⁰C, 25⁰C, 30⁰C dan 35⁰C. pada temperatur tersebut, larutan sistem dan larutan sistem 2 direaksikan hingga larutan berwarna biru untuk pertama kali. Waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi berturut-turut, yaitu, 4 detik,2 detik, 9 detik, 6,6 detik, 5 detik dan 4 detik. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus perbandingan konsentrasi H 2 O 2 yang bereaksi dan konsentrasi H 2 O 2 awal kemudian dikalikan t. Dari hasil analisis didapatkan nilai ln K yang kemudian dihubungkan dengan dalam sebuah kurva. Kurva tersebut memiliki persamaan garis y=-4587,x+,202. Persamaan tersebut dianalisis dengan persamaan Arrhenius sehingga didapatkan nilai energi aktivasi sebesar 38,37494 kj/mol. Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa semakin tinggi temperatur, energi aktivasi yang dibutuhkan semakin kecil sehingga laju reaksi semakin cepat. Faktor yang dapat memengaruhi energi aktivasi, yaitu, temperatur (), frekuensi (A) dan katalis. Kata Kunci : energi aktivasi; laju reaksi; larutan; persamaan Arrhenius; temperature. Abstract Arrhenius equation and the activation energy practicum is aimed to study the effect of temperature on the reaction rate and determine the activation energy using the Arrhenius equation. his experiment using temperature equalization solution with the solution temperature was varied. emperature variations are used, ie, 0⁰C, 5⁰C, 20⁰C, 25⁰C, 30⁰C and 35⁰C. At this temperature, system solution and system 2 solution reacted until formed the blue color for the first time. he time needed to react in a row, that is, 4 seconds, 2 seconds, 9 seconds, 6.6 seconds, 5 seconds and 4 seconds. he data were analyzed by using a formula that reacts H 2 O 2 concentration ratio and initial H 2 O 2 concentration then multiplied by t. From the analysis ln K value which is then connected to the in a curve. he curve has y = -4587,x he equations were analyzed by Arrhenius equation to obtain the activation energy value kj / mol. From the lab, it is known that the higher the temperature, the activation energy required so the smaller the faster the reaction rate. Factors that can affect the activation energy, ie, the temperature (), frequency (A) and catalyst.

2 Keywords: activation energy; Arrhenius equation; temperature; the rate of reaction; solution. Pendahuluan Lingkungan sekitar kita terbentuk dari berbagai macam materi. Materi-materi tersebut dapat mengalami perubahan sehingga membentuk suatu materi baru. Peristiwa ini disebut reaksi. Apabila perubahan tersebut merupakan perubahan kimiawi dengan suatu ikatan kimia maka reaksinya disebut reaksi kimia. Contoh reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari adalah peristiwa fotosintesis, pembakaran sampah dan proses pernapasan. Suatu reaksi kimia dapat terjadi apabila terdapat tumbukan antar molekul zat-zat yang bereaksi. idak semua tumbukan menyebabkan berlangsungnya reaksi. Dalam teori tumbukan, diasumsikan bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan jumlah tumbukan antar molekul. Hal ini menjelaskan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi (Chrysand, 202). Setiap molekul yang bergerak memiliki energi kinetik. Semakin cepat bergerak, semakin besar energi kinetiknya. Ketika molekul bertumbukan, bagian dari energi kinetik diubah menjadi energi getaran. Jika energi kinetik awal besar maka molekul yang bertumbukkkan akan bergetar sangat kuat sehingga mampu memecahkan ikatan kimia. Jika energi kinetik awal kecil, maka molekul hanya akan terpental satu sama lain. Reaksi kimia dapat berlangsung apabila molekul yang bertumbukan memiliki energi kinetik total yang sama atau lebih besar dari energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia agar dapat berlangsung (Castellan, 982). Apabila energi kinetik kurang dari energi aktivasi, molekul yang merupakan reaktan akan tetap utuh dan tidak ada perubahan dari hasil tumbukan. Energi aktivasi pertama kali diperkenalkan oleh Svante Arrhenius. Energi aktivasi mempunyai lambing Ea dengan satuan kilo joule per mol. ahun 889, Arrhenius mengusulkan persamaan yang menjelaskan pengaruh temperatur terhadap konstanta laju reaksi. Persamaan tersebut, yaitu: K A Ea Ea R K= A e = konstanta laju reaksi = faktor freakuensi = energi aktivasi Dalam bentuk logaritma dapat ditulis : ln K=ln A ( Ea R )

3 ln K= Ea R x +ln A Hubungan antara energi aktivasi, temperatur dan laju reaksi ini dapat dianalisis dalam bentuk grafik hubungan antara / dan ln K dengan gradien (Ea/R) dan intersep ln A (Atkins, 999). Beberapa reaksi terjadi dengan mudah pada temperatur kamar karena partikel yang bereaksi telah memiliki energi aktivasi yang diperlukan pada temperatur tersebut. Reaksi lainnya hanya terjadi ketika dipanaskan karena partikel tidak memiliki energi yang cukup kecuali sumber eksternal panas diberikan pada partikel yang akan memberikan energi kinetik yang lebih besar. Pada praktikum ini, tujuan yang ingin dicapai, yaitu, mempelajari pengaruh temperature terhadap laju reaksi dan menentukan energi aktivasi dengan menggunakan persamaan Arrhenius. Sedangkan masalah yang berusaha dipecahkan dari praktikum ini, yaitu, ) bagaimana pengaruh temperature terhadap laju reaksi; dan 2) bagaimana cara menentukan energi aktivasi dengan menggunakan persamaan Arrhenius. Metode Praktikum Persamaan Arrhenius dan Energi Aktivasi ini dilakukan dengan metode penyamaan variasi temperatur larutan. Praktikum ini diawali dengan pembuatan bahan dan persiapan alat yang akan digunakan. Bahan yang telah dibuat, digunakan untuk membuat larutan sistem dan larutan sistem 2. Larutan sistem terdiri atas hidrogen peroksida dan aquades sedangkan larutan sistem 2 terdiri atas kalium iodida, natrium tiosulfat, aquades dan amilum. Warna larutan di kedua sistem diamati dan dicatat dalam tabel hasil percobaan. emperatur larutan sistem dan larutan sistem 2 disamakan. Pada praktikum ini digunakan variasi temperatur 0, 5, 20, 25, 30 dan 35. Untuk variasi temperatur 0, 5 dan 20, temperatur larutan diturunkan dengan menggunakan termostat. Sedangkan untuk variasi temperatur 25, 30 dan 35, temperatur larutan dinaikkan dengan menggunakan waterbath. Larutan sistem dan larutan sistem 2 dicampur di dalam gelas kimia yang temperaturnya juga telah diturunkan dan atau dinaikkan. Warna dan temperatur awal campuran diamati dan dicatat dalam tabel hasil praktikum. Stopwatch dinyalakan hingga

4 larutan campuran mulai berwarna biru untuk pertama kali. emperatur ketika campuran mulai berwarna biru untuk pertama kali diamati dan dicatat dalam tabel hasil praktikum. Alat-alat yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah seperangkat alat gelas dari Pyrex, termometer raksa dari Yenaco, stopwatch dari Diamond dan waterbath dari Memmert. Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini, yaitu, Natrium iosulfat for syn dari Merck, Kalium Iodide for syn dari Merck, Amilum for syn dari Merck dan Hidrogen Peroksida dari Merck. Pada praktikum ini, variabel bebas yang digunakan adalah kuantitas bahan yang digunakan dan temperatur. Selain sebagai variabel bebas, temperatur juga sebagai veriabel kontrol yang harus dijaga hingga proses reaksi selesai. Sedangkan variable terikat pada praktikum ini, yaitu, waktu yang dibutuhkan hingga campuran larutan mulai berwarna biru untuk pertama kali. Data hasil percobaan dibuat kurva untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap laju reaksi. Kurva tersebut merupakan hubungan antara dan ln K. Data hasil percobaan juga dianalisis dengan menggunakan persamaan Arrhenius. Hal ini bertujuan untuk menentukan nilai energi aktivasi yang dibutuhkan dalam reaksi yang terjadi pada praktium. Hasil Dan Pembahasan Pada praktikum ini, variasi temperatur digunakan untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap laju reaksi. Variasi temperatur yang digunakan tidak lebih dari 40 karena Hidrogen Peroksida dapat mengalami disproporsionasi pada temperatur tinggi. Reaksi disproporsionasi adalah suatu reaksi yang terjadi apabila reaktan berperan sebagai oksidator sekaligus reduktor (David, dkk., 200). Apabila Hidrogen Peroksida mengalami reaksi disproporsionasi maka akan terurai menjadi air dan oksigen. Hal ini menyebabkan reaksi akan berjalan lambat. Reaksi yang terjadi apabila Hidrogen Peroksida mengalami disproporsionasi, yaitu: H 2 O 2 (aq) H 2 O(l) + O 2 (g) Larutan KI yang digunakan pada praktikum ini tidak berwarna. Apabila larutan KI berwarna kuning, berarti larutan tersebut telah rusak. KI bersifat higroskopis, mudah teroksidasi oleh oksigen di udara (Sumardjo, 2009). Reaksi yang terjadi apabila KI teroksidasi oleh oksigen, yaitu:

5 4H + + 4I - + O 2 2I - + 2H 2 O Proses pemanasan pada pembuatan amilum bertujuan agar amilum lebih cepat larut. Penggunaan Amilum yang masih segar dalam praktikum ini karena amilum yang lama memiliki kemungkinan perubahan struktur. Amilum mudah terurai oleh bakteri di udara bebas. Amilum juga akan terhidrolisis apabila terkena asam. Penurunan dan penaikkan temperatur pada gelas kimia yang digunakan untuk mencampurkan larutan bertujuan untuk menjaga temperatur. Pada praktikum ini, temperatur harus dijaga karena temperatur merupakan variabel kontrol. Apabila temperatur tidak konstan maka reaksi yang berlangsung tidak akan stabil. Larutan sistem dan larutan sistem 2 tidak berwarna. Pada awal pencampuran, larutan juga tidak berwarna. Pencatatan temperature di awal pencampuran bertujuan untuk memastikan bahwa temperatur dalam keadaan konstan hingga raksi berlangsung. emperatur awal campuran dan warna awal campuran ini dapat dilihat pada abel. emperatur Awal Campuran Perencanaan abel. Data Hasil Pencampuran Kedua Larutan emperatur Awal Campuran Praktikum Warna Awal Campuran Perencanaan Warna Awal Campuran Praktikum 0 0,0 ak berwarna ak berwarna 5 5,0 ak berwarna ak berwarna 20 20,0 ak berwarna ak berwarna 25 25,0 ak berwarna ak berwarna 30 30,0 ak berwarna ak berwarna 35 35,0 ak berwarna ak berwarna emperatur awal campuran pada saat praktikum sudah sama dengan temperatur awal campuran yang direncanakan. Hal ini dapat dilihat pada abel. Selain itu, temperatur cempuran larutan pada saat praktikum juga sudah sesuai dengan temperatur yang telah direncanakan. Larutan mulai berwarna biru setelah beberapa detik. Perbedaan temperatur menyebabkan perbedaan pula pada waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi. Pencatatan waktu bertujuan untuk membandingkan pengaruh temperatur terhadap laju rekasi. Hal ini dapat

6 dilihat pada abel 2. Pencatatan temperatur di akhir pencampuran bertujuan untuk memastikan bahwa temperatur dalam keadaan konstan. emperatur Akhir Campur an Perencanaan emperatur Akhir Campur an Praktikum abel 2. Data Hasil Praktikum Warna Akhir Campuran Perencanaan Warna Akhir Campuran Praktikum W aktu Reaksi (s) 0 0,0 biru biru 4,0 5 5,0 biru biru 2, ,0 biru biru 9, ,0 biru biru 6, ,0 biru biru 5, ,0 biru biru 4,0 Pada abel dan abel 2 dapat dilihat bahwa data temperatur awal dan data temperatur akhir pada praktikum ini sama untuk semua variasi temperatur. Ini berarti temperatur larutan pada praktikum ini konstan. Saat larutan mulai berwarna biru untuk pertama kali, berarti larutan sudah bereaksi. Dalam abel 2 dapat dilihat bahwa warna akhir larutan setelah dicampurkan pada waktu tertentu sama dengan warna akhir larutan yang telah direncanakan. Pada praktikum ini, larutan Hidrogen Peroksida berfungsi sebagai oksidator. Hidrogen Peroksida mengubah ion iodida menjadi I 2. Ini berarti ion iodida mengalami oksidasi. Adanya larutan Natrium iosulfat menyebabkan I 2 berubah kembali menjadi ion iodida. Ion iodida mengalami reduksi. Dalam hal ini, Natrium iosulfat berfungsi sebagai reduktor. Setelah ion iosulfat habis bereaksi, I 2 akan lepas. I 2 berikatan dengan I - sehingga terbentuk I 3-. erbentuknya warna biru karena adanya amilum. Pada praktikum ini amilum - berfungsi sebagai pendeteksi adanya I 2. Warna biru terbentuk ketika I 3 mulai berikatan dengan amilum. Apabila amilum yang digunakan telah mengalami perubahan struktur, reaksi pada larutan ini tidak akan menghasilkan warna biru. Reaksi-reaksi yang terjadi pada praktikum ini, yaitu: 2H 2 O 2 + 2I - 2H 2 O + O 2 + I 2 + 2e 2- I 2 + 2S 2 O 3 2I S 4 O 6 I 2 + I - - I 3 - I 3 + amilum warna biru

7 Reaksi akan berlangsung lebih cepat apabila temperatur semakin tinggi. Pada abel 2 dapat dilihat waktu yang dibutuhkan larutan untuk bereaksi pada temperatur tertentu. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi temperatur maka waktu yang dibutuhkan larutan untuk membentuk warna biru pertama kali semakin cepat. Hal ini sesuai dengan referensi. Semakin tinggi temperatur maka laju reaksi akan semakin cepat (Purba, 2006). Data pada abel 2 dianalisis dengan membandingkan konsentrasi Hidrogen Peroksida yang bereaksi dengan konsentrasi Hidrogen Peroksida awal kemudian dikali t. Dari hasil analisis didapatkan nilai ln K. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada abel 3. abel 3. Data Hasil Perhitungan Awal Akhir Rata-Rata Waktu Reaksi (s) ln K ,0 0, , ,0 0, , ,0 0, , ,5 0, , ,0 0, , ,0 0, ,6889 Dari data pada abel 3, dapat dilihat hubungan antara dan ln K. Semakin kecil harga maka nilai ln K akan semakin besar. Untuk mengetahui lebih jelas hubungan antara temperatur dan waktu dapat dilihat pada Gambar.

8 Hubungan antara / dan ln K ln K f(x) = x +.56 R² = / Gambar. Hubungan antara dan ln K Dari Gambar dapat memperjelas pengaruh temperatur terhadap laju reaksi. Semakin kecil harga maka nilai ln K akan semakin besar. Dengan kata lain, semakin tinggi temperatur maka laju reaksi akan semakin cepat. Semakin tinggi temperatur, molekulmolekul yang bereaksi akan mempunyai energi kinetik yang semakin besar pula. Hal ini menyebabkan pergerakan partikel untuk saling bertumbukan semakin besar sehingga reaksi berlangsung lebih cepat. Semakin besarnya energi kinetik ini karena adanya tambahan energi dari luar sistem. Pengaruh temperatur terhadap laju reaksi ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya energi aktivasi yang dibutuhkan pada reaksi dalam percobaan ini (Chrysand, 202). Kurva pada Gambar berbentuk linear dengan persamaan y = -4587, x +,202 dan R² = Ini berarti hasil praktikum mendekati sempurna. Persamaan y = -4587, x +,202 ini dianalisis dengan menggunakan persamaan Arrhenius. Dari hasil analisis didapatkan harga energi aktivasi pada reaksi yang terjadi dalam praktikum ini, yaitu, sebesar 3837,494 J/mol atau sama dengan 38,37494 kj/mol dengan nilai ln A =,202. Pada tanggal 24 Oktober 202, Ani Kurniawati, seorang mahasiswa Unnes, melakukan praktikum ini. Harga Ea yang didapatkan dalam praktikum tersebut, yaitu,

9 kj/mol. Apabila dibandingkan, selisih harga Ea yang didapatkan sangat jauh, yaitu ± 0 kj/mol atau ± J/mol. Selisih nilai Ea yang sangat jauh ini disebabkan karena beberapa faktor. Salah satu faktor yang mungkin memengaruhi selisih nilai Ea tersebut adalah perbedaan tekanan udara sekitar pada saat dilakukannya praktikum. Apabila tekanan udara lebih rendah, maka temperatur pada ruangan tersebut akan lebih rendah pula. Sesuai dengan referensi, temperatur berbanding terbalik dengan energi aktivasi. Semakin tinggi temperatur maka energi aktivasi akan semakin kecil. Berdasarkan referensi, faktor yang dapat memengaruhi energi aktivasi, yaitu, temperatur (), frekuensi (A) dan katalis (Sridianti, 204). Sedangkan hubungan antara energi aktivasi dengan laju reaksi adalah berbanding terbalik. Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan dengan metode penyamaan tempertaur larutan dengan variasi temperatur, dapat diketahui bahwa temperatur berbanding terbalik dengan energi aktivasi. Sedangkan hubungan antara energi aktivasi dan laju reaksi berbanding terbalik pula. Semakin tinggi temperatur, energi aktivasi yang dibutuhkan semakin kecil sehingga laju reaksi semakin cepat. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi energi aktivasi, yaitu, temperatur (), frekuensi (A) dan katalis. Dari hasil praktikum diperoleh kesimpulan, yaitu: ) Kenaikan temperatur menyebabkan laju reaksi semakin cepat; dan 2) Energi aktivasi yang dibutuhkan agar reaksi dalam percobaan ini dapat berlangsung, yaitu sebesar 38,37494 kj/mol. Daftar Pustaka Atkins PW Kimia Fisika. Edisi ke-2. Kartahadiprodjo Irma I, penerjemah; Indarto Purnomo Wahyu, editor. Jakarta: Erlangga. erjemahan dari: Physichal Chemistry. Castellan, Gilbert W Physical Chemistry 3rd Edition. Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company. Oktarian, Chrysand eori umbukan dan Energi Aktivasi. Diunduh di pada tanggal 0 Oktober 204. Oxtoby, David w., dkk Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Edisi ke-4. Norman H. Narchtib, Alih Bahasa; Suminar Setiati Achmadi, Editor. Jakarta: Erlangga. Sridianti Pengertian Energi aktivasi. Diunduh di pada tanggal 0 Oktober 204. Sumardjo, D Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC.

LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari pengaruh suhu terhadap laju reaksi 2. Menghitung energi aktivasi (Ea) dengan menggunakan persamaan Arrhenius II. Dasar

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

PERCOBAAN 3 PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA Nama : Any Kurniawati Kelompok : 6 NIM : 4301410009 Prodi/Jurusan : Pend. Kimia/Kimia Dosen : Ir. Sri Wahyuni, M.Si Tanggal Praktikum : 19 September 2012 Teman kerja : Fitriya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI OLEH : KELOMPOK III Nama : Rifqi Munip (061330401022) Riska (061330401023) Sarah Swasti Putri (061330401024) Siti Nurjanah (061330401025)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU REAKSI DAN NILAI ENERGI AKTIFASI

HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU REAKSI DAN NILAI ENERGI AKTIFASI HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU REAKSI DAN NILAI ENERGI AKTIFASI Fitriyah*, Ikhsannudin, Ninda yerasetyo Lab. Kimi Dasar Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Gedung D8 Lt

Lebih terperinci

Purwanti Widhy H, M.Pd. Laju Reaksi

Purwanti Widhy H, M.Pd. Laju Reaksi Purwanti Widhy H, M.Pd Laju Reaksi SK, KD dan Indikator Kemolaran Konsep Laju Reaksi Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Evaluasi Referensi Selesai Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar & Indikator

Lebih terperinci

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi Soal nomor 1 Mencari volume yang dibutuhkan pada proses pengenceran. Rumus pengenceran V 1. M 1 = V 2. M 2 Misal volume yang dibutuhkan sebanyak x ml, maka

Lebih terperinci

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr SOAL LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml A. 5 ml B. 10 ml C. 2.5 ml D. 15 ml E. 5.5 ml : A Mencari volume yang dibutuhkan pada proses

Lebih terperinci

Jason Mandela's Lab Report

Jason Mandela's Lab Report LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN-6 PENENTUAN KINETIKA ESTER SAPONIFIKASI DENGAN METODE KONDUKTOMETRI Disusun Oleh: Nama : Jason Mandela NIM :2014/365675/PA/16132 Partner Fakultas/Prodi Hari/Tanggal/Jam

Lebih terperinci

Jurnal sains kimia Vol.II No.2,2010 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

Jurnal sains kimia Vol.II No.2,2010 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN Jurnal sains kimia Vol.II No.2,200 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN Rohayati, Nova Safitri Lab.Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Kode Pos 50229 Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang,

Lebih terperinci

c. Suhu atau Temperatur

c. Suhu atau Temperatur Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain bergantung pada jenis zat yang beraksi laju reaksi dipengaruhi oleh : a. Konsentrasi Pereaksi Pada umumnya jika konsentrasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL AIR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL AIR LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL AIR I. TUJUAN 1. Memperoleh kurva komposisi sistem fenol-air terhadap suhu pada tekanan tetap 2. Menentukan suhu kritis kelarutan

Lebih terperinci

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../...

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../... Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../... Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Praktikan : mor Absen : Kelas : Tanggal : Lembar Kegiatan Siswa

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5 ml 2. Konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sanden Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 2 JP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sanden Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 2 JP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sanden Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 2 JP Standar Kompetensi 1. Memahami kinetika reaksi dan kesetimbangan kimia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KECEPATAN REAKSI Disusun Oleh : 1. Achmad Zaimul Khaqqi (132500030) 2. Dinda Kharisma Asmara (132500014) 3. Icha Restu Maulidiah (132500033) 4. Jauharatul Lailiyah (132500053)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN NAMA SYABATINI : ANNISA NIM : J1B107032 HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : SENIN / 30 MARET 2009 HARI / TANGGAL DIKUMPUL : SENIN

Lebih terperinci

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konsep molaritas. 2. Memahami definisi dan faktor-faktor

Lebih terperinci

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan. PETA KONSEP LAJU REAKSI Berkaitan dengan ditentukan melalui Waktu perubahan Dipengaruhi oleh Percobaan dari Pereaksi Hasil reaksi Konsentrasi Luas Katalis Suhu pereaksi permukaan menentukan membentuk mengadakan

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H2SO4 0.05 M dibutuhkan larutan H2SO4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN PRAKTKUM 1 LAJU REAKSI

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN PRAKTKUM 1 LAJU REAKSI LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN PRAKTKUM 1 LAJU REAKSI DOSEN PENGAMPU : ANDI HIMYATUL HIDAYAH, S.Si.,Apt. DISUSUSN OLEH : FILDZAH MAULIDA NIM. 37.2016.7.1.81454 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

Kinetika Kimia. Abdul Wahid Surhim

Kinetika Kimia. Abdul Wahid Surhim Kinetika Kimia bdul Wahid Surhim 2014 Kerangka Pembelajaran Laju Reaksi Hukum Laju dan Orde Reaksi Hukum Laju Terintegrasi untuk Reaksi Orde Pertama Setengah Reaksi Orde Pertama Reaksi Orde Kedua Laju

Lebih terperinci

Waktu (t) Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu

Waktu (t) Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu 3 LAJU REAKSI Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: Menghitung konsentrasi larutan (molaritas larutan). Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan,

Lebih terperinci

Laporan Kimia Fisik KI-3141

Laporan Kimia Fisik KI-3141 Laporan Kimia Fisik KI-3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 2 Tanggal Percobaan : 2 November 2012 Tanggal Laporan : 9 November

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP :

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP : LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM Nama : SantiNurAini NRP : 1413100048 Tanggal Praktikum : 28 April 2015 Nama Asisten : Mas Mattius

Lebih terperinci

Termodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung?

Termodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung? Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Chapter 8 Kinetika Kimia Termodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung?

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KECEPATAN REAKSI. Kelompok V : Amir Hamzah Umi Kulsum

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KECEPATAN REAKSI. Kelompok V : Amir Hamzah Umi Kulsum PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KECEPATAN REAKSI Kelompok V : Amir Hamzah 1415005 Umi Kulsum 1415018 AKADEMI KIMIA ANALISIS CARAKA NUSANTARA CIMANGGIS, KELAPA DUA DEPOK, 2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut. Konsentrasi Jika konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan mengandung jumlah partikel

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KI3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI. : Ricky Iqbal Syahrudin.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KI3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI. : Ricky Iqbal Syahrudin. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KI3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI Nama : Ricky Iqbal Syahrudin Nim : 10513013 Kelompok : 2 Hari/tanggal Praktikum : Kamis, 05 Oktober 2015

Lebih terperinci

Pengaruh Suhu Q10. Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed

Pengaruh Suhu Q10. Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed Pengaruh Suhu Q10 Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed http://dhadhang.wordpress.com Twitter: Dhadhang_WK Facebook: Dhadhang Wahyu Kurniawan 10/20/2015 1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi Oleh: 1. Kurniawan Eka Yuda (5) 2. Tri Puji Lestari (23) 3. Rina Puspitasari (17) 4. Elva Alvivah Almas (11) 5. Rusti Nur Anggraeni (35) 6. Eki Aisyah (29) Kelas XI

Lebih terperinci

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB VI 1. Padatan NH 4 NO 3 diaduk hingga larut selama 77 detik dalam akuades 100 ml sesuai persamaan reaksi berikut: NH 4 NO 2 (s) + H 2 O (l) NH

Lebih terperinci

BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN

BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL UjianTeori Waktu: 100 menit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

Bahasan: Mempelajari kecepatan/laju reaksi suatu proses/perubahan kimia. reaksi berlangsung mekanisme reaksi

Bahasan: Mempelajari kecepatan/laju reaksi suatu proses/perubahan kimia. reaksi berlangsung mekanisme reaksi Mempelajari kecepatan/laju reaksi suatu proses/perubahan kimia. Kinetika juga mempelajari bagaimana reaksi berlangsung mekanisme reaksi Referensi: Brown et.al; Chemistry, The Central Science, 11th edition

Lebih terperinci

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter.

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter. I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter. II. DASAR TEORI Menurut Soekardjo (2002), polarisasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Polarisasi konsentrasi yang disebabkan

Lebih terperinci

MODUL LAJU REAKSI. Laju reaksi _ 2013 Page 1

MODUL LAJU REAKSI. Laju reaksi _ 2013 Page 1 MODUL LAJU REAKSI Standar Kompetensi ( SK ) : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi

Lebih terperinci

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA I. Petunjuk Umum 1. Kompetensi Dasar 1) Mahasiswa memahami Asas Le Chatelier 2) Mahasiswa mampu menjelaskan aplikasi reaksi kesetimbangan dalam dunia industry 3) Mahasiswa

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA LAJU REAKSI 24 MARET 2014

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA LAJU REAKSI 24 MARET 2014 JURNAL PRAKTIKUM KIMIA LAJU REAKSI 24 MARET 204 Oleh MIRRAH AGHNIA NAFILAH F (306200055) FITRIA KUSUMA WARDHANI (306200060) INTAN MUTHIAH AFIFAH (30620006) NUR AZIZAH APRIANI (306200064) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin I. JUDUL : Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat II. TANGGAL PERCOBAAN : Rabu, 16 November 2011 III. TUJUAN : 1. Untuk memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah

Lebih terperinci

A. D. Rosalia, et al., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 11 (2015), no. 1, hal

A. D. Rosalia, et al., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 11 (2015), no. 1, hal KAJIAN EMPIRIS MEKANISME REAKSI HIDROGEN PEROKSIDA DENGAN IODIDA PADA SUASANA ASAM (AN EMPIRICAL STUDY ON THE HYDROGEN PEROXIDE REACTION WITH IODIDE IN ACID CONDITION) Ayuni Dita Rosalia, Patiha, Eddy

Lebih terperinci

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat I. Judul Percobaan Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & dalam Suasana Asam Kuat II. Tanggal Percobaan Senin, 8 April 2013 pukul 11.00 14.00 WIB III. Tujuan Percobaan Menentukan orde reaksi

Lebih terperinci

ORDE REAKSI PADA LAJU KETENGIKAN MINYAK KELAPA

ORDE REAKSI PADA LAJU KETENGIKAN MINYAK KELAPA Sampel hasil pemanasan hasil pemanasan Campuran n 3,6ml asam asetat glacial dan 2,4 ml kloroform Diambil 6ml asam 1ml asetat sampel dari glacial hasil dan pemanasan 2,4 ml kloroform 1ml Volume sampel Nadari

Lebih terperinci

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR Disusun oleh : 1. Juliana Sari Moelyono 6103008075 2. Hendra Setiawan 6103008098 3. Ivana Halingkar 6103008103 4. Lita Kuncoro 6103008104

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN III KESETIMBANGAN REAKSI DAN ASAS LE CHATELIER

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN III KESETIMBANGAN REAKSI DAN ASAS LE CHATELIER LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN III KESETIMBANGAN REAKSI DAN ASAS LE CHATELIER KELOMPOK : V (LIMA) NAMA : M. ARIEF RAKHMAN (J1B112009) TRIA AUDINA DEWI (J1B112026) KURNIA PUTRI (J1B112031)

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR. :4. Pengaruh Konsentrasi dan Suhu Pada Laju Reaksi. 6. John Peterson Serius

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR. :4. Pengaruh Konsentrasi dan Suhu Pada Laju Reaksi. 6. John Peterson Serius HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR Nama Percobaan :4. Pengaruh Konsentrasi dan Suhu Pada Laju Reaksi Kelompok :12 (Dua Belas) Nama :1 Muhammad Dary Dzaky (1404015185) 2. Ina Subiyanti

Lebih terperinci

tanya-tanya.com Soal No.2 Apabila anda diminta untuk mengukur laju reaksi terhadap reaksi : Zn(s) + 2HCI(aq)

tanya-tanya.com Soal No.2 Apabila anda diminta untuk mengukur laju reaksi terhadap reaksi : Zn(s) + 2HCI(aq) Soal No.1 Apa yang di maksud dengan laju reaksi dan satuan dari laju reaksi? Laju reaksi dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah pereaksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Laju reaksi adalah laju pengurangan reaktan tiap satuan waktu atau laju pembentukan produk tiap satuan waktu. Laju reaksi dipengaruhi oleh: sifat dan keadan

Lebih terperinci

Setiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem

Setiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem Iodin Iodin hanya larut sedikit dalam air ( 0,00134 mol / liter pada suhu 25 C ). Namun larut cukup banyak dalam larutan larutan yang mengandung ion iodida. IOdin membentuk kompleks triodida, dengan konstanta

Lebih terperinci

Bab 10 Kinetika Kimia

Bab 10 Kinetika Kimia D e p a r t e m e n K i m i a F M I P A I P B Bab 0 Kinetika Kimia http://chem.fmipa.ipb.ac.id Ikhtisar 2 3 Laju Reaksi Teori dalam Kinetika Kimia 4 Mekanisme Reaksi 5 46 Faktor Penentu Laju Reaksi Enzim

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Praktikum Kegiatan praktikum ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat membuktikan Hukum Kekekalan Massa pada suatu reaksi.

PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Praktikum Kegiatan praktikum ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat membuktikan Hukum Kekekalan Massa pada suatu reaksi. PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Kegiatan praktikum ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat membuktikan Hukum Kekekalan Massa pada suatu reaksi. 1.2 Dasar Teori HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER

Lebih terperinci

Susut Mutu Produk Pasca Panen

Susut Mutu Produk Pasca Panen Susut Mutu Produk Pasca Panen Rini Yulianingsih Atribut Mutu Tekstur Aroma dan Rasa Warna Nilai Gizi 1 Reaksi Kimia dan Biokimia Lipid O 2, Panas Katalis Peroksida Karbohidrat Protein Panas, asam kuat,

Lebih terperinci

Teori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal

Teori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal eori Kinetik Gas eori Kinetik Gas adalah konsep yang mempelajari sifat-sifat gas berdasarkan kelakuan partikel/molekul penyusun gas yang bergerak acak. Setiap benda, baik cairan, padatan, maupun gas tersusun

Lebih terperinci

LAMPIRAN. x PERHITUNGAN A. ANALISA BILANGAN IOD BAHAN BAKU a. Kebutuhan Reagen Na 2 S 2 O 3.5H 2 O 0,1 N dalam 1000 ml.

LAMPIRAN. x PERHITUNGAN A. ANALISA BILANGAN IOD BAHAN BAKU a. Kebutuhan Reagen Na 2 S 2 O 3.5H 2 O 0,1 N dalam 1000 ml. LAMPIRAN 1. PERHITUNGAN A. ANALISA BILANGAN IOD BAHAN BAKU a. Kebutuhan Reagen Na 2 S 2 O 3.5H 2 O 0,1 N dalam 1000 ml N = gr x 1000 BM V x valensi 0,1 = gr 248 x 1000 10000 x 2 gr = 24,8 gr Indikator

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri Perhatikan gambar Titrasi IODOMETRI & IOdimetri Pemutih Tujuan Pembelajaran Mendeskripsikan pengertian titrasi iodo-iodimetri Menjelaskan prinsip dasar titrasi iodo-iodimetri Larutan standar Indikator

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN OLEH: NAMA : MUH. YAMIN A. STAMBUK : F1C1 08 049 KELOMPOK ASISTEN PEMBIMBING : III : IMA ISMAIL JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR IODIDA SECARA SPEKTROFOTOMETRI BERDASARKAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS IOD-AMILUM MENGGUNAKAN OKSIDATOR PERSULFAT ABSTRAK ABSTRACT

PENENTUAN KADAR IODIDA SECARA SPEKTROFOTOMETRI BERDASARKAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS IOD-AMILUM MENGGUNAKAN OKSIDATOR PERSULFAT ABSTRAK ABSTRACT KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 1, No. 1, pp. 85-90 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received, 7 January 2013, Accepted, 14 January 2013, Published online, 1 February 2013 PENENTUAN KADAR IODIDA SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA 4

LEMBAR KERJA SISWA 4 88 LEMBAR KERJA SISWA 4 Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Submateri Pokok Alokasi Waktu : Kimia : I/ganjil : Laju Reaksi : Teori Tumbukan : 2 x 45 menit Standar Kompetensi Memahami Kinetika Reaksi,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A SILABI SIL/KIC104/01 18 Februari 2011 Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi : Kimia Mata kuliah : Kode : KIC104 SKS : 1 SKS

Lebih terperinci

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA Part I IKATAN KIMIA CHEMISTRY Summer Olympiad Camp 2017 - Kimia SMA 1. Untuk menggambarkan ikatan yang terjadi dalam suatu molekul kita menggunakan struktur Lewis atau 'dot and cross' (a) Tuliskan formula

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HIDROLISIS PATI BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr.) MENJADI GLUKOSA DENGAN VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU ABSTRAK ABSTRACT

KINETIKA REAKSI HIDROLISIS PATI BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr.) MENJADI GLUKOSA DENGAN VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU ABSTRAK ABSTRACT KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 2, No. 1, pp. 344-351 - UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received, 5 September 2013, Accepted, 10 September 2013, Published online, 5 Oktober 2013 KINETIKA REAKSI HIDROLISIS PATI

Lebih terperinci

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. II. Tujuan : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit pada konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi Na 2 S 2 O 3 terhadap K 2 Cr 2 O 7 0.1 N Kelompok Vol. K 2 Cr 2 O 7 Vol. Na 2 S 2 O 3 7 10 ml 11 ml 8 10 ml 12.7 ml 9 10 ml 11.6

Lebih terperinci

A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI 3 LAJU REAKSI A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI Materi dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang

Lebih terperinci

PERCOBAAN 03 LAJU INVERSI GULA

PERCOBAAN 03 LAJU INVERSI GULA PERCOBAAN 03 LAJU INVERSI GULA Nama : Sonny Caesar Octario NIM : 10509078 Tanggal Praktikum : 6 Oktober 2011 Tanggal Pengumpulan : 13 Oktober 2011 Asisten : Hendra Saputera Sasmaya LABORATORIUM KIMIA FISIK

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori Waktu: 100 menit Kementerian Pendidikan Nasional Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R. KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA Suprihatin, Ambarita R. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur Jl. Raya Rungkut Madya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 G, H, S ) DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Fika Rakhmalinda 1112016200005 2. Naryanto

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar! LEMBARAN SOAL 5 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

MENYARING DAN MENDEKANTASI

MENYARING DAN MENDEKANTASI MENYARING DAN MENDEKANTASI MENYARING - Menyaring adalah suatu proses dimana partikelpartikel dipisahkan dari cairan dengan melewatkan cairan melalui bahan permeabel (kertas saring,dll). - Endapan : suatu

Lebih terperinci

Reaksi kimia. Lambang-lambang yang digunakan dalam persamaan reaksi, antara lain:

Reaksi kimia. Lambang-lambang yang digunakan dalam persamaan reaksi, antara lain: Reaksi kimia Reaksi kimia A Persamaan Reaksi Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai koefisien masing-masing. Pada reaksi kimia, satu

Lebih terperinci

Kinetika Kimia dan Mekanisme Reaksi

Kinetika Kimia dan Mekanisme Reaksi Kinetika Kimia dan Mekanisme Reaksi Kinetika Kimia Kinetika kimia adalah ilmu yang mempelajari laju reaksi, atau seberapa cepat proses reaksi berlangsung dalam waktu tertentu. Kinetika kimia menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 9. KINETIKA KIMIA

BAB 9. KINETIKA KIMIA BAB 9 BAB 9. KINETIKA KIMIA 9.1 TEORI TUMBUKAN DARI LAJU REAKSI 9.2 TEORI KEADAAN TRANSISI DARI LAJU REAKSI 9.3 HUKUM LAJU REAKSI 9.4 FAKTOR-FAKTOR LAJU REAKSI 9.5 MEKANISME REAKSI 9.6 ENZIM SEBAGAI KATALIS

Lebih terperinci

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA TITRASI IODOMETRI Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

Laporan Kimia Fisik KI-3141

Laporan Kimia Fisik KI-3141 Laporan Kimia Fisik KI-3141 PERCOBN M-1 KINETIK HLOGENSI SETON DENGN KTLISTOR SM Nama : Kartika Trianita NIM : 1517 Kelompok : 2 Tanggal Percobaan : 22 Oktober 212 Tanggal Laporan : 2 November 212 sisten

Lebih terperinci

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya Macam-macam titrasi redoks Permanganometri Dikromatometri Serimetri Iodo-iodimetri Bromatometri Permanganometri Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan

Lebih terperinci

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na.

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na. 20 Soal + pembahasan. 1. Unsur-unsur golongan alkali disusun dengan meningkatnya nomor atom, yaitu : Li, Na, K, Rb dan Cs. Sifat-sifat golongan alkali yang betul adalah. A. sifat reduktor Na lebih kuat

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERMOKIMIA. Rabu, 2-April-2014 DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1:

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERMOKIMIA. Rabu, 2-April-2014 DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1: JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERMOKIMIA Rabu, 2-April-2014 DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1: 1. CAHYA GOKTAVIAN (1113016200041) 2. FLAVIA FERNANDA ANCI (1113016200054) 3. RINA AFRIANIS (1113016200056) 4. VIVIN

Lebih terperinci

KINETIKA DEGRADASI ANTIOKSIDAN SERBUK BIT MERAH (Beta vulgaris) SELAMA PROSES PEMANASAN DAN PERUBAHAN ph

KINETIKA DEGRADASI ANTIOKSIDAN SERBUK BIT MERAH (Beta vulgaris) SELAMA PROSES PEMANASAN DAN PERUBAHAN ph KINETIKA DEGRADASI ANTIOKSIDAN SERBUK BIT MERAH (Beta vulgaris) SELAMA PROSES PEMANASAN DAN PERUBAHAN ph DEGRADATION KINETICS OF RED BEET (Beta vulgaris) POWDER DURING THERMAL PROCESSING AND CHANGES OF

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI Kimia Fisik Pangan

KINETIKA REAKSI Kimia Fisik Pangan KINETIKA REAKSI Kimia Fisik Pangan Ahmad Zaki Mubarok Materi: ahmadzaki.lecture.ub.ac.id Bahan pangan merupakan sistem yang sangat reaktif. Reaksi kimia dapat terjadi secara terusmenerus antar komponen

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI KAMIS, 24 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Annisa Etika Arum 2. Aini Nadhokhotani Herpi 3. Rhendika Taufik

Lebih terperinci

TEORI TUMBUKAN PADA LAJU REAKSI KIMIA

TEORI TUMBUKAN PADA LAJU REAKSI KIMIA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEORI TUMBUKAN PADA LAJU REAKSI KIMIA OLEH : Drs. I Wayan Suarsa, M.Si JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2017 Kata Pengantar Puji dan

Lebih terperinci

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) NAMA : YUSI ANDA RIZKY NIM : H311 08 003 KELOMPOK : II (DUA) HARI/TGL PERC. : SENIN/08 MARET 2010 ASISTEN : FITRI JUNIANTI LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Lebih terperinci

yang berkaitan dengan Laju Reaksi, diberikan pada tabel berikut ini.

yang berkaitan dengan Laju Reaksi, diberikan pada tabel berikut ini. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengumpulan data, persentase siswa SMA Negeri 1 Paguyaman, Kabupaten Boalemo yang memberikan jawaban untuk tiap item tes yang

Lebih terperinci

STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA. Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK

STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA. Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK Telah dilakukan penelitian dengan judul : Studi Elektrolisis Larutan Kalium Iodida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : waktu

Lebih terperinci

Perubahan kimia secara sederhana ditulis dalam persamaan reaksi dengan kondisi kesetimbangan

Perubahan kimia secara sederhana ditulis dalam persamaan reaksi dengan kondisi kesetimbangan KINETIKA Pendahuluan Perubahan kimia secara sederhana ditulis dalam persamaan reaksi dengan kondisi kesetimbangan Namun persamaan reaksi tidak dapat menjawab :. Seberapa cepat reaksi berlangsung 2. Bagaimana

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan Daya Static Mixing Reactor Alat penelitian dirancang dan dibangun tanpa perhitungan rancangan struktural yang rinci. Meskipun demikian, perhitungan lebih rinci untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Paguyaman yang berhubungan dengan materi laju reaksi diberikan dalam Tabel 2 berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Paguyaman yang berhubungan dengan materi laju reaksi diberikan dalam Tabel 2 berikut. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil penelitian diperoleh presentase jawaban siswa kelas XI SMA Negeri 1 Paguyaman yang berhubungan dengan materi laju reaksi diberikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dan Absorbtivitas Molar I 3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan dilakukan dengan mereaksikan KI

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI TERMOKIMIA I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Menjelaskan hukum kekekalan energi, membedakan sistem dan

Lebih terperinci

Laju Reaksi. Bahan Ajar Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester I

Laju Reaksi. Bahan Ajar Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester I Laju Reaksi Bahan Ajar Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester I SK, KD dan Indikator Kemolaran Konsep Laju Reaksi Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Evaluasi Referensi Selesai Standar Kompetensi,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU Yang diampu oleh Bapak Ridwan Joharmawan & Bapak Ida Bagus Suryadharma OLEH KELOMPOK 7 1. LAILATUL ILMIYAH* (150332605145) 2. RR. DEWI AYU ANJANI

Lebih terperinci

SAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

SAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN SAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata kuliah : Kimia Kode : Kim 101/3(2-3) Deskripsi : Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar kimia yang disampaikan secara sederhana, meliputi pengertian

Lebih terperinci

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan.

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri PENENTUAN KADAR CuSO 4 Dengan Titrasi Iodometri 22 April 2014 NURUL MU NISAH AWALIYAH 1112016200008 Kelompok 2 : 1. Widya Kusumaningrum (111201620000) 2. Ipa Ida Rosita (1112016200007) 3. Ummu Kalsum A.L

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Chapter 9 P N2 O 4. Kesetimbangan akan. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi

Kesetimbangan Kimia. Chapter 9 P N2 O 4. Kesetimbangan akan. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia

Lebih terperinci

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA Pendahuluan Perubahan kimia secara sederhana ditulis dalam persamaan reaksi dengan koefisien seimbang Namun persamaan reaksi tidak dapat menjawab 3

Lebih terperinci