BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Polychem Indonesia Tbk merupakan produsen serat sintesis yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Polychem Indonesia Tbk merupakan produsen serat sintesis yang"

Transkripsi

1 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Profil Perusahaan PT Polychem Indonesia Tbk merupakan produsen serat sintesis yang berbasis di Indonesia. PT Polychem Indonesia Tbk memiliki dua divisi bisnis yaitu poliester dan kimia, yang memproduksi produk-produk untuk industri tekstil (etilen glikol, filamen poliester dan serat stapel poliester). Dari divisi poliester, menghasilkan empat jenis produk yaitu POY, CHIPS, PSF dan DTY. Divisi poliester didirikan pada tahun 1978, diikuti oleh divisi kimia pada tahun Produksi poliester dimulai pada tahun 1980 dan pada tahun 1993 Nylon dan Ethylene plants dimulai. Pada tahun 1998 pabrik SBR dimasukkan dalam aliran, diikuti oleh Ethoxylate pada tahun Pada tahun yang sama 1999, PT Polychem Indonesia Tbk memperluas dan membangi pabrik-plot tunggal Poliester terbesar di Indonesia dengan kapasitas 300 ton per hari, dan juga mulai memulai pabrik Nylon kedua. Prioritas utama PT Polychem Indonesia Tbk adalah kualitas produk, proses lisensi dilakukan oleh teknologi kelas dunia yaitu Scientific Design Inc, USA untuk produksi Etilen Oksida, Etilen Glikol dan etoksilat; Zimmer AG, Jerman untuk produksi Poliester dan Nylon. Lisensi kelas dunia lainnya, Nippon Zeon Co, Ltd dari Jepang memberikan lisensi atas produksi SBR.

2 43 Selain lisensi kelas dunia, PT Polychem Indonesia Tbk juga menggunakan teknologi kelas dunia untuk pemisah udara dari Linde AG, Jerman, serta dari Chicago Bridge & Iron Amerika Serikat untuk terminal unut Ethylene. PT Polychem Indonesia Tbk menikmati reputasi tinggi dari pelanggan dan mitra usahanya. PT. Polychem Indonesia Tbk memiliki pandangan yang sangat positif dan kepercayaan perusahaan dalam kemajuan berkelanjutan dan kemakmuran Indonesia, serta komitmen perusahaan untuk mempertahankan dan memajukan pertumbuhan kegiatan untuk memuaskan pelanggan, mitra bisnis, pemegang saham dan karyawan Visi dan Misi PT Polychem Indonesia Tbk Visi PT Polychem Indonesia Tbk. Menjadi pemimpin pasar dan partner regional yang paling dapat diandalkan di industri poliester dan yang terkait Misi PT Polychem Indonesia Tbk. Kami akan memberikan kepuasan total dengan menyediakan produk dengan kualitas dan pelayanan yang terbaik kepada semua partner bisnis kami. Bersama mereka, kami akan meningkatkan pangsa pasar dan memaksimalkan keuntungan bagi para pemegang saham dan karyawan Struktur Organisasi PT Polychem Indonesia Tbk. Berdasarkan struktur organisasi PT Polychem Indonesia Tbk tugas dan wewenang masing-masing unsur organisasi adalah sebagai berikut: Direktur operasional:

3 44 - Menjaga kelangsungan produksi poliester. - Mempertahankan suatu produksi poliester standart perusahaan yang telah ditetapkan. - Mengikuti perkembangan produksi poliester perusahaan agar dapat diadakan peningkatan produksi poliester yang lebih baik dalam penyempurnaan produksi poliester. General Manager: - Merencanakan strategi implementasi atas kebijakan perusahaan secara menyeluruh agar dapat dijalankan secara optimal. - Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan serta memastikan kelancaran pelaksanaannya agar dapat berjalan secara maksimal dan tepat. - Mengevaluasi dan menganalisa hasil implementasi strategi perusahaan serta mencari solusi bagi permasalahan yang muncul. - Mengarahkan fungsi setiap departemen dalam menjalankan strategi perusahaan. Plant Manager: - Mengarahkan dan mengkoordinir operasi pabrik sesuai kebijakan perusahaan dan prosedur. - Menjaga operasional perusahaan bersih dan aman. - Menetapkan dan menerapkan kebijakan dan prosedur pabrik. - Bertanggung jawab untuk tujuan produksi. - Membangun dan mempertahankan hubungan masyarakat yang positif.

4 45 - Memotivasi dan menjadikan karyawan bekerja dengan baik. - Berdiskusi dengan kepala departemen untuk memastikan koordinasi pembelian, produksi, dan pengiriman. - Bertanggung jawab untuk membangun jadwal produksi. - Memilih dan melatih staf pabrik bagian pengawasan dan administrasi. - Melakukan review kinerja karyawan. - Bertanggung jawab untuk kontrol kualitas produk. - Menghadiri pelatihan dan pertemuan perusahaan. Assistant Plant Manager: - Membantu tugas Plant Manager Manajer Produksi: - Mengontrol persediaan yang ada di gudang. - Mengontrol proses bisnis mulai dari pengadaan barang, kinerja karyawan, proses transaksi dan proses pesan antar hingga barang sampai ke tangan konsumen. - Mengevaluasi semua proses dari awal hingga akhir. Manajer E&M: - Menjamin optimalisasi struktur organisasi pemeliharaan - Analisis kegagalan peralatan - Perkiraan biaya pemeliharaan dan evaluasi alternatif - Peramalan suku cadang - Menilai kebutuhan untuk penggantian peralatan dan membangun program pengganti saat jatuh tempo

5 46 - Penerapan prinsip-prinsip manajemen penjadwalan dan proyek untuk program pengganti - Menilai pemeliharaan peralatan yang diperlukan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan peralatan yang efisien - Menilai keterampilan yang diperlukan diperlukan untuk personil pemeliharaan - Meninjau transfer karyawan ke dan dari organisasi pemeliharaan - Menilai dan membuat laporan keamanan yang terkait dengan pemeliharaan peralatan QA, TSC, Production Manager K1 dan K2: - Meneliti berkas atau tentang proyek perusahaan, apakah sesuai dengan ketetapan perusahaan atau tidak. - Bertanggung jawab untuk mengontrol proyeknya agar tidak keluar dari prosedur dan terkendali. - Membuat report sebagai hasil kepastian kualitas dan kuantitas proyek perusahaan. Manajer Adm: - Koordinasi dan membantu operasional umum organisasi. - Mengelola suatu proyek/acara organisasi guna menjamin audit dan dokumentasi pekerjaan tersimpan dengan baik sesuai prosedur. Manajer GA/HRD:

6 47 - Merencanakan dan mengembangkan kebijakan dan sistem pengelolaan SDM. - Menyusun rencana kerja dan anggaran sesuai dengan strategi, kebijakan dan sistem SDM yang telah ditetapkan untuk mencapai sasaran. - Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksasaan fungsi manajemen SDM di seluruh perusahaan.

7 41 Operation Director Operation GM Production Advisor Plant Manager EM Advisor Asst. Plant Manager Production Manager E&M Manager QA, TSC, Prod Manager K2 QA, TSC Manager K2 Adm Manager GA/HRD Manager POLY Asst. Manager Mech. Asst. Manager Prod. Asst. Manager QA Asst. Manager PPIC/WH Asst Manager K1 HRD Asst. Manager POY Asst. Manager Mce Asst. Manager QA Asst. Manager PPIC/WH Asst Manager K2 GA Asst. Manager PSF Asst. Manager UTL Asst. Manager E&M K2 Asst. Manager Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Polychem Indonesia Tbk Divisi Poliester

8 Jenis Produk dan Proses Pembuatan Polymer Polyester PT Polychem Indonesia Tbk memproduksi poliester jenis Partially Oriented Yarn yang selanjutnya akan disebut POY, Polyester Staple Fibre yang selanjutnya kan disebut PSF dan CHIP. Untuk jenis POY produknya merupakan serat sintesis berbentuk benang gulungan sedangkan PSF merupakan serat sintesis yang berbentuk kapas, yang membedakan kedua jenis poliester ini adalah jenis bahan baku tambahan yang digunakan. Sedangkan untuk CHIP yang hanya menggunakan poliester sebagai bahan utama tanpa tambahan bahan apapun merupakan serat sintesis yang berbentuk butiran padat. Proses pembuatan poliester dibagi menjadi beberapa seksi yaitu: 1. Seksi persiapan bahan baku utama dan bahan baku pembantu. a. Pengisian bubuk PTA kedalam PTA storage silo, dimana untuk PTA berasal dari container di curah ke rotary feeder, kemudian dengan bantuan gas nitrogen bertekanan di kirim ke storage silo (ada dua unit), sedangkan jika PTA berasal dari karung lewat feed hopper dan vibrating screen (ada tiga unit) turun menuju feed silo (satu unit) dengan bantuan rotary feeder, kemudian dari feed silo turun dengan bantuan rotary feeder dan gas nitrogen bertekanan di kirim ke storage silo. PTA dari storage silo kemudian di kirim dengan bantuan rotary feeder dan gas nitrogen bertekanan dikirim ke PTA silo (satu unit) di gedung Poly.

9 42 b. Persiapan pembuatan larutan Catalyst, dimana sejumlah EG dicampur dengan sejumlah bubuk Catalyst, kemudian diaduk, sehingga didapat larutan Catalyst dengan konsentrasi tertentu. c. Persiapan pembuatan Suspensi TiO 2, dimana sejumlah EG dicampur dengan sejumlah bubuk Hombitan, kemudian digiling dan diaduk serta diputar, sehingga didapat suspensi TiO 2 dengan konsentrasi dan kehalusan tertentu. d. Persiapan pembuatan EG-PTA Pasta, dimana secara kontinyu sejumlah tertentu PTA, EG dan Larutan Catalyst dicampur dan diaduk, sehingga membentuk campuran seperti pasta dengan Mole Ratio EG : PTA tertentu. 2. Seksi Esterifikasi a. Dari tangki EG-PTA pasta, dengan pompa screw dialirkan menuju reaktor Esterifikasi tahap I, secara kontinyu. b. Jenis reaktor Esterifikasi I ini adalah Continous Stirred Tan Reactor Non Adiabatic, sedangkan reaksi yang terjadi adalah Endothermis, sehingga selain dilengkapi pengaduk, reaktor ini juga dilengkapi dengan sistem pemanas jacket dan coil. c. Reaksi yang terjadi adalah antara EG dan PTA membentuk Ester dan Air. d. Kondisi operasi redaksi ini di reaktor Esterifikasi I: Phase reaksi: Cair, Tekanan : 1,3 ~ 1,4 Bar(abs), Temperature : 256 ~ 258 o C

10 43 e. Monomer dari reactor Esterifikasi tahap I akan mengalir menuju reaktor Esterifikasi tahap II lewat pompa transfer produk, dan pada reactor Esterifikasi tahap II ini Suspensi TiO 2 dimasukkan dengan jumlah tertentu secara kontinyu. f. Jenis reaktor Esterifikasi II ini juga Continous Stirred Tan Reactor Non Adiabatic, sedangkan reaksi yang telah terjadi adalah Endothermis, sehingga selain dilengkapi pengaduk, reaktor ini juga dilengkapi dengan sistem pemanas jacket dan coil. g. Kondisi operasi eaksi di reaktor Esterifikasi II: Phase : Cair, Tekanan : 1,05 ~ 1,06 Bar(abs), Temperature : 267 ~ 269 o C h. Media pemanas reaktor Esterifikasi tahap I dan II dipakai uap Downtherm A (evaporator) untuk jacket dan coilnya cairan Downtherm RP (pompa sirkulasi) i. Suspensi TiO 2 dari tangki persiapan TiO 2 dialirkan kontinyu dengan TiO 2 dosing pump dalam jumlah tertentu ke dalam reaktor Esterifikasi tahap II ini. j. Gas-gas dan uap air yang masih mengandung Ethylene Glycol akan terbentuk di dalam reactor selama proses reaksi Esterifikasi berjalan, dan komponen-komponen tersebut akan mengalir ke Coloum Distilasi untuk dipisahkan.

11 44 k. Ethylene Glycol dari hasil pemisahan sebagai hasil bawah Coloum Distilasi akan dikembalikan ke reaktor Esterifikasi tahap I dan II dalam jumlah tertentu dan sisanya dialirkan ke EG Split Vessel, sedangkan air sebagai hasil atas Coloum Distilasi sebagai pengatur kondisi operasi dan yang sebagian lagi dialirkan ke Waste Water Treatment Plant secara gravitasi. 3. Seksi Prepolykondensasi a. Ester / Monomer dari reaktor Esterifikasi II mengalir secara kontinyu ke reaktor Prepolykondensasi I, karena perbedaan tekanan di dalam reaktor. b. Jenis reaktor Prepolykondensasi I adalah Continous Tank reactor Non Adiabatic, sedangkan reaksi yang terjadi endothermis, jadi perlu pemanas di jacket dan coilnya. c. Media pemanas di reactor Prepolykondensasi I, untuk coil dipakai cairan Downtherm RP, sedang untuk jacketnya dipakai uap Downtherm A. d. Reaksi yang tejadi adalah antara Monomer dan Monomer membentuk Prepolymer dan uap EG, dimana prepolymer adalah polymer dengan kekentalan / viscositas masih rendah. e. Kondisi operasi reaktor Prepolykondensasi I ini adalah : Phase reaksi : Cair, Tekanan : 120 ~ 130 mbar(abs), temperatur : 275 ~ 277 o C. f. Karena perlu kondisi tekanan rendah / vacuum, maka reaktor ini dilengkapi dengan sistem vacuum, yaitu:

12 45 - Scrapper Condensor. - Pompa sirkulasi EG. - EG Cooler. - Tangki Immersion EG. - Pompa Vacuum. g. Kemudian prepolymer produk dari reaktor Prepolykondensasi I viscositasnya dinaikkan lagi di reaktor Prepolykondensasi tahap II. h. Pengiriman secara kontinyu Prepolymer dari reaktor Prepolykondensasi tahap I ke tahap II berdasarkan perbedaan tekanan dari masing-masing reaktor. i. Jenis reaktor Prepolykondensasi II adalah Disc Ring Reactor Non Adiabatic yaitu berbentuk silinder horisontal dengan bentuk berupa cincin-cincin pipih dari ujung ke ujung dan reaksi yang terjadi adalah Endothermic, sehingga reaktor ini juga dilengkapi juga sistem pemanas akanal jacket. j. Media pemanas di reaktor Prepolykondensasi II dipakai cairan Downtherm Rp, kanal jacketnya. k. Kondisi operasi reaktor Prepolykondensasi II ini adalah : Phase reaksi : Cair, Tekanan : 15 ~ 35 mbar(abs), temperaturnya : 278 ~ 280 o C.

13 46 l. Karena tekanan di dalam reaktor Prepolykondensasi II lebih rendah dari pada reaktor Prepolykondensasi I, maka diperlukan sistem vacuum dengan alat utama Scrapper Condensor.

14 41 PTA CHIP BUTTER EG EG PTA PASTA REAKTOR ESTERIFIKASI 1 REAKTOR ESTERIFIKASI 2 REAKTOR PREPOLY 1 REAKTOR PREPOLY 2 REAKTOR FINAL POLYKONDENS ASI LARUTAN EG CATALYST PLANT SPINNING POY/FDY PLANT SPINNING FIBRE SUSPENSI TiO2 PLANT STAPPLE FIBRE Gambar 4.2 Diagram Alir Proses Plant Polymerisasi

15 Perhitungan Minimalisasi Biaya Produksi Poliester Formulasi Minimalisasi Biaya Produksi Poliester Model formulasi minimalisasi yang akan digunakan untuk memecahkan permasalahan biaya produksi yang dihadapi oleh perusahaan adalah dengan menggunakan metode linear programming. Model linear programming ini dapat dibuat berdasarkan dari perhitungan dan data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya, di mana formulasi model linear programming ini bertujuan untuk meminimalisasi biaya produksi produk poliester dengan jenis POY, PSF dan CHIP. PT Polychem Indonesia Tbk memproduksi 3 jenis poliester yaitu POY, PSF dan CHIP. Biaya produksi ketiganya sangat dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu biaya bahan baku khususnya poly, upah tenaga kerja dan biaya overhead. Setiap produk poliester memiliki faktor biaya tertentu, sebagai berikut. Tabel 4.1 Biaya Produksi Poliester PT Polychem Indonesia Tbk Produk Biaya Bahan Baku Poly per Ton (Juta) Biaya Tenaga Kerja per Ton (Juta) Biaya Overhead per Ton (Juta) Total Biaya Produksi (Juta) POY 138,423 0,5989 2, ,1382 PSF 127,673 0,293 2, ,6551 CHIP 685,365 0,0742 0, ,5996 Total ,86 21, , ,3929 PT Polychem Indonesia membutuhkan paling sedikit Rp untuk biaya bahan baku Poly, Rp untuk biaya tenaga kerja dan Rp

16 untuk biaya overhead. Biaya produksi POY adalah Rp per ton, PSF Rp per ton dan CHIP Rp per ton. Peneliti ingin mengetahui berapa banyak ton yang harus diproduksi oleh PT Polychem Indonesia dalam rangka meminimalkan biaya produksi poliester. 1. Variabel Keputusan Sebelum melakukan formulasi model, terlebih dahulu dilakukan pendefinisian variabel keputusan. Karena permasalahan yang dihadapi pada perusahaan adalah biaya produksi, maka variabel keputusan yang akan digunakan dalam memecahkan permasalahan adalah jumlah produksi poliester dengan penjabaran sebagai berikut: X 1 = Jumlah produksi poliester jenis POY X 2 = Jumlah produksi poliester jenis PSF X 3 = Jumlah produksi poliester jenis DTY 2. Fungsi Tujuan Berdasarkan perumusan dan identifikasi permasalahan yang sudah dijelaskan pada Bab 1, bahwa PT Polychem Indonesia Tbk sering mengalami masalah dengan biaya produksi produk poliester. Biaya produksi yang dikeluarkan melebihi anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka fungsi tujuan dari model formulasi minimalisasi dengan metode linear programming adalah untuk meminimalisasi biaya produksi produk poliester pada PT Polychem Indonesia Tbk. Adapun fungsi tujuan dari model ini adalah sebagai berikut:

17 55 Z min (Juta Rupiah) = 141,26 X ,97 X ,72 X 3 Nilai Z min yang akan diperoleh nantinya merupakan biaya produksi minimal untuk produk poliester yang seharusnya dikeluarkan oleh pihak perusahaan setiap harinya. 3. Fungsi Kendala Model Agar fungsi tujuan dalam model formulasi yang telah dirumuskan tersebut dapat tercapai, maka diperlukan fungsi kendala agar masalah tersebut dapat dipecahkan dengan model tersebut. Fungsi-fungsi kendala adalah persamaan matematis yang akan membatasi solusi yang akan dihasilkan. Pada pembahasan ini, kendala yang digunakan adalah kendala bahan baku jenis Poly, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Dengan syarat X 1 0, X 2 0 dan X 3 0. a. Kendala keterbatasan bahan baku Poly Bahan baku utama dalam proses pembutan poliester adalah Poly, dikarenakan produksi Poly setiap harinya terbatas maka bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan poliester pun terbatas. Poly yang tersedia digunakan untuk memproduksi berbagai macam produk poliester sehingga diperlukan pembagian yang tepat. Perolehan angka merupakan data langsung yang diberikan oleh perusahaan. Berdasarkan data yang ada maka dapat dibuat persamaan linear untuk kendala ke 1 yaitu: 138,423X ,673X ,365X ,86 Juta b. Kendala keterbatasan tenaga kerja

18 56 Kendala keterbatasan tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterbatasan biaya tenaga kerja. Setiap produk poliester membutuhkan biaya tenaga kerja yang berbeda-beda menurut masing-masing jenisnya. Berdasarkan data yang ada dilampiran maka dapat dibuat persamaan linear untuk kendala ke 2 yaitu: 0,5989X 1 + 0,293X 2 + 0,0742X 3 21,207 Juta c. Kendala keterbatasan overhead pabrik Dalam penelitian ini biaya overhead yang dimasukkan ke dalam perhitungan adalah biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya depresiasi. Sedangkan biaya yang lainnya tidak dimasukkan ke dalam perhitungan karena tidak mengeluarkan biaya seperti yang dianggarkan oleh perusahaan. Berdasarkan data yang ada dilampiran maka dapat dibuat persamaan linear untuk kendala ke 3 yaitu: 2,2444X 1 + 2,0097X 2 + 0,287X 3 102,094 Juta 4. Model dan Perhitungan Minimisasi Setelah melakukan formulasi terhadap fungsi tujuan dan fungsi kendala untuk memecahkan permasalahan biaya produksi pada PT Polychem Indonesia Tbk, langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah produksi poliester dan biaya produksi poliester yang optimal. Dengan cara menggabungkan fungsi tujuan dan fungsi kendala, maka bentuk dari model Linear Programming untuk menentukan jumlah produksi poliester dan biaya produksi poliester yang optimal adalah:

19 57 Fungsi tujuan: Z min (Juta Rupiah) = 141,26 X ,97 X ,72 X 3 Di mana: X 1 = Jumlah biaya produksi poliester jenis POY X 2 = Jumlah biaya produksi poliester jenis PSF X 3 = Jumlah biaya produksi poliester jenis CHIP Fungsi kendala: - Fungsi kendala bahan baku Poly (Juta Rupiah) 138,423X ,673X ,365X ,86 Juta - Fungsi kendala biaya tenaga kerja (Juta Rupiah) 0,5989X 1 + 0,293X 2 + 0,0742X 3 21,207 Juta - Fungsi kendala biaya overhead (Juta Rupiah) 2,2444X 1 + 2,0097X 2 + 0,287X 3 102,094 Juta Dari model formulasi diatas, kemudian penyelesaian model formulasi matematis linear programming ini dilakukan dengan bantuan software QM for Windows. Berikut hasil yang diperoleh menggunakan software QM for Windows:

20 58 Gambar 4.3 Model Formulasi pada Software QM for Windows Setelah melakukan penulisan model formulasi pada software QM for windows, seperti dapat dilihat pada Gambar 4.3, langkah selanjutnya adalah menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Hasil atau solusi dari permasalahan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.4.

21 59 Gambar 4.4 Hasil Solusi Model Minimisasi Software QM for Windows 5. Output Ranging Setelah dilakukan penghitungan terhadap permasalahan minimalisasi biaya produksi, langkah selanjutnya adalah melakukan ranging terhadap model tersebut untuk mengetahui batas maksimal (minimum dan maksimum) pada koefisien variabel dan pada nilai kendala, di mana rentang nilai antara Lower Bond dan Upper Bond. Penambahan atau pengurangan nilai solusi yang optimal adalah sebanding dengan penambahan atau pengurangan koefisien variabel atau nilai kendala.

22 60 Gambar 4.5 Output Ranging Analisa Hasil Perhitungan Minimalisasi Biaya Produksi Poliester Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan pada Bab 1, bahwa PT Polychem Indonesia Tbk mengalami masalah dengan biaya produksi poliester. Biaya produksi yang dikeluarkan melebihi anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, tujuan dari pembentukan model formulasi ini adalah untuk membantu perusahaan dalam meminimalisasi biaya produksi dengan kerterbatasan bahan baku Poly, keterbatasan biaya tenaga kerja, dan juga keterbatasan biaya overhead sehingga dapat diketahui jumlah produksi optimal dengan keterbatasan tersebut. Maka fungsi tujuan untuk model formulasi tersebut adalah untuk meminimalisasi biaya produksi poliester yang terdiri dari jenis POY, PSF dan CHIP. Metode optimasi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan

23 61 tesebut adalah metode linear programming. Penyelesaian model matematis linear programming ini diselesaikan dengan menggunakan bantuan software QM for Windows. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka diperlukan beberapa fungsi kendala, antara lain fungsi pembatas anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja, anggaran overhead. Penyelesaian fungsi tujuan dan fungsi kendala dari model formulasi dapat dilihat pada sub-sub bab Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan software QM for Windows, diperoleh hasil optimasi sebagai berikut: Gambar 4.6 Solution list Berdasarkan hasil optimasi tersebut dapat dilihat bahwa biaya produksi poliester yang optimal atau yang seharusnya dikeluarkan dikeluarkan oleh PT Polychem Indonesia Tbk sebesar Rp per hari dengan produksi

24 62 poliester yang optimal per hari sebesar 16,9045 ton untuk POY; 24,2878 ton untuk PSF dan 53,4576 ton untuk CHIP. Setelah diperoleh solusi optimal, perlu dilakukan analisis atau solusi tambahan untuk mendapatkan informasi tambahan yaitu ranging. Di mana dari hasil analisa tersebut diperoleh range atau batasan toleransi koefisien untuk mengetahui batas maksimal (minimum dan maksismum) pada koefisien variabel dan kendala. Ranging diperoleh dengan menggunakan bantuan software QM for Windows. Untuk hasil ranging yang dibahas adalah hasil minimum produksi dan maksimum produksi poliester. Maka berdasarkan hasil dari software QM for Windows diperoleh, range atau toleransi biaya produksi untuk setiap jenis poliester (Juta Rupiah): Tabel 4.2 Range Biaya Produksi Poliester Jenis Poliester Batas Minimum Batas Maksimum POY 140,99 143,16 PSF 129,06 130,21 CHIP 642,12 695,85 Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, maka dapat dilihat bahwa range atau batasan toleransi nilai RHS (Righthand Side Ranges) untuk setiap jenis poliester. Batas minimum diatas artinya nilai RHS yang terdapat pada fungsi dapat diubah nilainya menjadi lebih kecil dengan batas tersebut. Sedangkan

25 63 batas maksimum adalah nilai RHS yang terdapat pada fungsi dapat diubah nilainya menjadi lebih besar dengan batas tersebut. Dan berdasarkan hasil analisa ranging, juga dapat diketahui range total biaya produksi poliester per hari. Range biaya produksi poliester per hari yang diperoleh (Juta Rupiah): Tabel 4.3 Range Biaya Produksi Poliester per Hari Jenis Poliester Batas Minimum Batas Maksimum Bahan Baku (Poly) 6.389, ,9 Tenaga Kerja 16,61 27,12 Overhead 79,97 134, Simulasi Perhitungan Minimalisasi Biaya Produksi Poliester Setelah dilakukan penghitungan menggunakan metode linear programming dengan bantuan software QM for Windows diperoleh nilai ratarata biaya produksi poliester per harinya diatas maka perlu dilakukan simulasi penghitungan untuk mengetahui biaya produksi yang efisien apabila terjadi: 1. Peningkatan permintaan Poliester sebesar 10% Z min (Juta Rupiah) = 141,26 (18,59495X 1 ) + 129,97 (26,71658X 2 ) + 685,72 (58,80336X 3 ) = ,155 Apabila terjadi peningkatan permintaan Poliester sebesar 10% yang semula X 1 = 16,9045 ton; X 2 = 24,2878 ton; X 3 = 53,4576 ton menjadi X 1 = 18,59495

26 64 ton; X 2 = 26,71658 ton; X 3 = 58,80336 ton maka biaya produksi poliester meningkat menjadi Rp per hari 2. Penurunan permintaan Poliester sebesar 10% Z min (Juta Rupiah) = 141,26 (15,21405X 1 ) + 129,97 (21,85902X 2 ) + 685,72 (48,11184X 3 ) = ,404 Apabila terjadi penurunan permintaan poliester sebesar 10% yang semula X 1 = 16,9045 ton; X 2 = 24,2878 ton; X 3 = 53,4576 ton menjadi X 1 = 15,21405 ton; X 2 = 21,85902 ton; X 3 = 48,11184 ton maka biaya produksi poliester menurun menjadi Rp per hari 3. Peningkatan harga bahan baku Poly sebesar 10% Z min (Juta Rupiah) = 155,386 (16,9045X 1 ) + 129,97 (24,2878X 2 ) + 685,72 (53,4576X 3 ) = ,35348 Apabila terjadi peningkatan harga bahan baku Poly sebesar 10% yang semula Rp per hari menjadi Rp per hari maka biaya produksi poliester meningkat menjadi Rp per hari 4. Peningkatan biaya tenaga kerja sebesar 10% Z min (Juta Rupiah) = 141,26 (16,9045X 1 ) + 142,967 (24,2878X 2 ) + 685,72 (53,4576X 3 ) = ,13189

27 65 Apabila terjadi peningkatan biaya tenaga kerja sebesar 10% yang semula Rp per hari menjadi Rp per hari maka biaya produksi poliester meningkat menjadi Rp per hari 5. Peningkatan biaya overhead sebesar 10% Z min (Juta Rupiah) = 141,26 (16,9045X 1 ) + 129,97 (24,2878X 2 ) + 754,292 (53,4576X 3 ) = ,25506 Apabila terjadi peningkatan biaya overhead sebesar 10% yang semula Rp per hari menjadi Rp per hari maka biaya produksi poliester meningkat menjadi Rp per hari

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profile Responden 4.1.1. Profile Perusahaan PT Inti Gunawantex merupakan industri textil yang tepatnya berada di kota Bandung,Jawa Barat, Indonesia. Perusahaan ini berdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diteliti. Penelitiannya bersifat asosiatif sehingga dapat diketahui

BAB III METODE PENELITIAN. yang diteliti. Penelitiannya bersifat asosiatif sehingga dapat diketahui BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk mendefinisikan secara sistematis mengenai nilai dari variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK PT POLYCHEM INDONESIA

PAPARAN PUBLIK PT POLYCHEM INDONESIA PAPARAN PUBLIK PT POLYCHEM INDONESIA Tbk Hotel Grand Tropic, Jakarta Senin, 4 Juni 2018 01 01 INFORMASI PERSEROAN 02 KINERJA Q1-2018 & 2017 03 RENCANA TAHUN 2018 04 PENGHARGAAN PEMEGANG SAHAM MARET 2018

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat Indonesia, industri di Indonesia juga semakin berkembang ke arah yang lebih baik. Dewasa ini industri yang berkembang

Lebih terperinci

BAB III. Langkah Pemecahan Masalah. Yang dimaksud dengan optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil

BAB III. Langkah Pemecahan Masalah. Yang dimaksud dengan optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil BAB III Langkah Pemecahan Masalah 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Yang dimaksud dengan optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimal (nilai efektif yang dapat dicapai). Optimasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data-data yang nantinya akan digunakan pada tahap pengolahan data yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung dari proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir. PT. Polychem Indonesia Tbk merupakan satu-satunya industri di Indonesia yang menghasilkan ethylene glycol dan turunan dari ethylene oxide. Ethylene glycol

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan Perjalanan lahirnya Pabrik Cambric Gabungan Koperasi Batik Indonesia (PC GKBI) tidak terlepas dari sejarah kesenian ukir dan gambar yang mulai memasuki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas dan tanggung jawab dari jabatan pada struktur organisasi perusahaan, yaitu : 1. Direktur Adapun kewajiban Direktur

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. Kode T-01 A/B T-05

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. Kode T-01 A/B T-05 51 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1 Tangki Penyimpanan Tabel 3.1 Spesifikasi Tangki T-01 A/B T-05 Menyimpan bahan Menyimpan propilen baku propilen selama purging selama 6 hari tiga hari Spherical

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetanilida Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 49 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. XYZ didirikan pada tahun 1986, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang polyester dan berlokasi di Tangerang. Sejak tahun

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

B T A CH C H R EAC EA T C OR

B T A CH C H R EAC EA T C OR BATCH REACTOR PENDAHULUAN Dalam teknik kimia, Reaktor adalah suatu jantung dari suatu proses kimia. Reaktor kimia merupakan suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi kimia. Rancangan dari reaktor ini tergantung

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA BAB V PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA V.I Pendahuluan Pengetahuan proses dibutuhkan untuk memahami perilaku proses agar segala permasalahan proses yang terjadi dapat ditangani dan diselesaikan

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957). II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis-Jenis Proses Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air. Alum

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Polyethylene terephthalate dibuat melalui dua tahapan proses, yaitu proses esterifikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Polyethylene terephthalate dibuat melalui dua tahapan proses, yaitu proses esterifikasi 10 II. TINJAUAN PUSTAKA Polyethylene terephthalate dibuat melalui dua tahapan proses, yaitu proses esterifikasi dan proses polykondensasi. Secara garis besar ada dua proses esterifikasi yaitu (patent 5.008.230)

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15

Lebih terperinci

(Partially Oriented Yarn) dengan bahan baku chips yang didatangkan dari salah

(Partially Oriented Yarn) dengan bahan baku chips yang didatangkan dari salah z*&perancangan produk BAB II PERANCANGAN PRODUK Perancangan produk ditargetkan untuk memproduksi benang POY (Partially Oriented Yarn) dengan bahan baku chips yang didatangkan dari salah satu supplayer

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab. Tugas dan tanggung jawab dari direktur adalah sebagai berikut:

LAMPIRAN 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab. Tugas dan tanggung jawab dari direktur adalah sebagai berikut: LAMPIRAN 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Direktur Tugas dan tanggung jawab dari direktur adalah sebagai berikut: a. Merencanakan dan merumuskan kebijakan mengenai perbaikan dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK AMONIUM KLORIDA DARI AMONIUM SULFAT DAN SODIUM KLORIDA KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN Oleh: Novalia Mustika Sari I 0508057 Ki Bagus Teguh Santoso I 0508098 JURUSAN TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai II. DESKRIPSI PROSES 2.1 Macam Macam Proses 1. Proses Formaldehid Du Pont Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai berikut : CH 2 O + CO + H 2 O HOCH 2 COOH 700 atm HOCH 2 COOH

Lebih terperinci

M.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan

M.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan Persamaan Matematis LP Minimumkan (minimized) n Aplikasi Linear Program (LP) dalam Formulasi Ransum M.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan Z j = Σ c j x j j=1 Faktor pembatas : n Σ a ij

Lebih terperinci

M.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan

M.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan Aplikasi Linear Program (LP) dalam Formulasi Ransum M.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan Linear Programming Model hubungan linear antara fungsi tujuan (objective function) dan keterbatasan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Persiapan Bahan Baku Proses pembuatan Acrylonitrile menggunakan bahan baku Ethylene Cyanohidrin dengan katalis alumina. Ethylene Cyanohidrin pada T-01

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan industri di Indonesia terus meningkat, termasuk di dalamnya industri kimia. Perkembangan ini menuntut peningkatan unsur-unsur penunjang industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di gudang tidak mengalami penumpukan ataupun kekurangan.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di gudang tidak mengalami penumpukan ataupun kekurangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Agar memenuhi order dari konsumen, maka perusahaan perlu meningkatkan kinerjanya dalam perencanaan produksi. Salah satu bentuk perencanaan produksi adalah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Bawen-50661, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini mulai berdiri

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Bawen-50661, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini mulai berdiri 12 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Purinusa Ekapersada Bawen - Semarang, yang dibangun di atas lahan seluas 7.1 Ha, terletak di Jalan Raya Merakrejo Km 31, Kelurahan Harjosari,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 LAPORAN KERJA. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 LAPORAN KERJA. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 LAPORAN KERJA 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek Teknik industri merupakan wawasan ilmu pengetahuan yang luas dan dapat mencakup ke segala bidang pekerjaan. Teknik industri mempelajari banyak hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri tekstil di Indonesia merupakan salah satu industri yang berkembang cukup pesat. Sampai dengan tahun 1998, jumlah industri tekstil di Indonesia mencapai 2.581

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Ditinjau dari perkembangannya, perusahaan ini merupakan perusahaan group yang terdiri dari PT. Shinta Indah Jaya, PT. Sital Jaya dan PT. Sulindafin.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA

PERALATAN INDUSTRI KIMIA PERALATAN INDUSTRI KIMIA (SIZE REDUCTION, STORAGE, REACTOR ) Penyusun: Lely Riawati, ST., MT. Agustina Eunike, ST., MT., MBA. PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II III Size Reduction

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGAKUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... ix DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Plymilindo Perdana merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang supporting plywood dan cat tembok.pt.

Lebih terperinci

PEMBUATAN BENANG DRAW TEXTURED YARN DENIER 300/96 DENGAN PROSES DOUBLE HEATER DI PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk

PEMBUATAN BENANG DRAW TEXTURED YARN DENIER 300/96 DENGAN PROSES DOUBLE HEATER DI PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk PEMBUATAN BENANG DRAW TEXTURED YARN DENIER 300/96 DENGAN PROSES DOUBLE HEATER DI PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk LAPORAN PRAKTEK KERJA Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian studi Program Diploma III Jurusan

Lebih terperinci

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI BAB VI FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI VI.1 Pendahuluan Sebelumnya telah dibahas pengetahuan mengenai konversi reaksi sintesis urea dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perdagangan pada saat ini cukup sulit, dikarenakan dampak dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 74 3.1. Size Reduction 1. Crusher 01 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES Kode : SR-01 : Mengecilkan ukuran partikel 50 mm menjadi 6,25 mm : Cone Crusher Nordberg HP 500 : 2 alat (m) : 2,73 Tinggi (m)

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi PT Garuda Jaya Sumbar Indah (PT. GJSI) merupakan perusahaan keluarga yang berdiri sejak tahun 1985. PT Garuda Jaya Sumbar Indah bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. TOTO Ltd didirikan pada tahun 1917 sebagai produsen sanitasi keramik

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. TOTO Ltd didirikan pada tahun 1917 sebagai produsen sanitasi keramik BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT. Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO Ltd didirikan pada tahun 1917 sebagai produsen sanitasi keramik dan perangkat keras saluran air. Semakin berkembang,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Bukaka Teknik Utama Tbk merupakan perusahaan yang bergerak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Bukaka Teknik Utama Tbk merupakan perusahaan yang bergerak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT Bukaka Teknik Utama Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Rancang Bangun Rekayasa, Konstruksi dan Manufaktur ( Bidang Energi, Transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Bentuk badan hukum PT. Argo pantes adalah Perseroan Terbatas (PT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Bentuk badan hukum PT. Argo pantes adalah Perseroan Terbatas (PT) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bentuk badan hukum PT. Argo pantes adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan izin perusahaan berdasarkan akta notaris Mudafir Hadi, SH. Yang disetujui oleh

Lebih terperinci

2. STIRRED TANK REAKTOR (REAKSI TANGKI BERPENGADUK) Cara mengoperasikan : 1. Masukkan bahan yang akan diproses kedalam reactor. 2.

2. STIRRED TANK REAKTOR (REAKSI TANGKI BERPENGADUK) Cara mengoperasikan : 1. Masukkan bahan yang akan diproses kedalam reactor. 2. PILOT PLANT 1. LEACHING Cara Mengoperasikan : 1. Memasukkan padatan yang akan di ekstrak ke dalam kantung, dan tempatkan dalam basket yang terletak di bagian atas. 2. Tutup kembali basket ( kencangkan

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Gasifikasi Batubara Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Gasifikasi Batubara Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia saat ini berasal dari bahan bakar fosil yaitu minyak bumi, gas dan batu bara. Pada masa mendatang, produksi batubara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Selulosa asetat merupakan ester asam organik dari selulosa yang telah lama dikenal di dunia. Produksi selulosa asetat adalah yang terbesar dari semua turunan selulosa.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN Kapasitas 50.000 ton/tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan industri di Indonesia khususnya industri kimia terus mengalami peningkatan. Meskipun sempat dilanda krisis ekonomi sampai saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita semakin ketat. Rata-rata pertumbuhan perekonomian di beberapa negara industri

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Sinar Sanata Electronic Industry secara garis besar dapat dilihat

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Dalam era industrialisasi sekarang ini, industri kimia mengalami perkembangan yang sangat pesat, jumlah dan jenis industri kimia dari tahun ke tahun semakin bertambah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

1. Bagaimana awal berdirinya PT. Kusuma Kemindo Sentosa? Apakah profil. perusahaan distributor yang berurusan terutama di bidang industri kimia,

1. Bagaimana awal berdirinya PT. Kusuma Kemindo Sentosa? Apakah profil. perusahaan distributor yang berurusan terutama di bidang industri kimia, L1 Lampiran Hasil Wawancara 1. Bagaimana awal berdirinya PT. Kusuma Kemindo Sentosa? Apakah profil perusahaan ini? PT. Kusuma Kemindo Sentosa adalah importir nasional, stockiest, dan perusahaan distributor

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat dalam dunia perusahaan membuta para perusahaan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan meminimalkan pengeluaran. Persaingan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Amonium sulfat [(NH 4 ) 2 SO 4 ] atau yang juga dikenal dengan nama Zwavelzure Ammoniak (ZA) merupakan garam anorganik yang digunakan sebagai pupuk nitrogen selain pupuk

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data 4.1.1. Profil PT Java Energy Semesta Gresik Meningkatnya potensi pemanfaatan energi hijau di Indonesia adalah suatu keharusan. Negara

Lebih terperinci

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada di Pabrik Biodiesel Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Pamina Adolina-PT. Ganesha Energy 77 dijabarkan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Mitra Manis Sentosa merupakan produsen makanan ringan yang didirikan pada tahun 1986. Bentuk badan hukum dari perusahaan ini adalah perseroan terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu

Lebih terperinci

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan L-1 Lampiran 1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di PT. Intan Suar Kartika Di bawah ini diuraikan masing-masing pembagian tugas dan tanggung jawab tiap jabatan yaitu sebagi berikut:

Lebih terperinci

DIMETIL TEREFTALAT DARI ASAM TEREFTALAT DAN METANOL DENGAN KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN ANDHY JULIANTO W

DIMETIL TEREFTALAT DARI ASAM TEREFTALAT DAN METANOL DENGAN KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN ANDHY JULIANTO W PRA RANCANGAN PABRIK DIMETIL TEREFTALAT DARI ASAM TEREFTALAT DAN METANOL DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 60.000 TON/TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5 BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Argha Karya Prima Industri didirikan pada pertengahan tahun 1982 dan terletak di Citeureup kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perusahaan ini bergelut

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT SEMEN GRESIK Ikhyandini GA dan Nadjadji Anwar Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perusahaan. PT. Krida Hasta Tama (GAE Group) yang berlokasi dan Jl. Arjuna

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perusahaan. PT. Krida Hasta Tama (GAE Group) yang berlokasi dan Jl. Arjuna BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Krida Hasta Tama (GAE Group) yang berlokasi dan Jl. Arjuna Utara No.50, Jakarta Barat, didirikan di Indonesia pada 19 Oktober 1983 sebagai agen dari

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Pemilihan Proses Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING DENGAN TUJUAN MEMINIMISASI BIAYA PRODUKSI KAIN TEKSTIL PADA PT INTI GUNAWANTEX. William Wilson Tanoto

MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING DENGAN TUJUAN MEMINIMISASI BIAYA PRODUKSI KAIN TEKSTIL PADA PT INTI GUNAWANTEX. William Wilson Tanoto MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING DENGAN TUJUAN MEMINIMISASI BIAYA PRODUKSI KAIN TEKSTIL PADA PT INTI GUNAWANTEX William Wilson Tanoto 1401112916 The Fendy Thendean 1401117596 Abstract PT. Inti Gunawantex

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PDAM Sejarah pendirian PDAM Kota Bandung dimulai sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Pembentukan PDAM Kota Bandung sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Gramedia merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang percetakan koran, tabloid, majalah, komik maupun buku, dengan hasil produksi disesuaikan dengan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ALUMINIUM OKSIDA DARI BAUKSIT DENGAN PROSES BAYER KAPASITAS TON/TAHUN

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ALUMINIUM OKSIDA DARI BAUKSIT DENGAN PROSES BAYER KAPASITAS TON/TAHUN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ALUMINIUM OKSIDA DARI BAUKSIT DENGAN PROSES BAYER KAPASITAS 1.000.000 TON/TAHUN Oleh: Ahmad Qomaruddin I 0511001 Rozi Ferdika I 0511047 PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Berawal dari sebuah perkumpulan IT, timbullah sebuah ide untuk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Berawal dari sebuah perkumpulan IT, timbullah sebuah ide untuk BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Berawal dari sebuah perkumpulan IT, timbullah sebuah ide untuk membangun sebuah perusahaan yang berjalan dibidang IT, dari menyewa sebuah bangunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan

DAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan DAFTAR ISTILAH Availability Consequence Assesment Corrective Maintenance Downtime Failure function Failure Rate Maintainability Maintenance : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Pupuk Sriwidjaya (PT.Pusri) merupakan perusahaan pupuk pertama di Indonesia resmi didirikan berdasarkan Akte Notaris

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar... v vi vii DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xii Intisari... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Pendirian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. General Manager a. Menyusun rencana dan program kerja perusahaan yang menyangkut perencanaan dan pengawasan produksi, kegiatan pemasaran, anggaran perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN D

BAB I PENDAHULUAN D BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri di Indonesia semakin lama semakin meningkat, hal ini disebabkan karena terbukanya pasar bebas di seluruh dunia. Semakin majunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hexamine Hexamine merupakan produk dari reaksi antara amonia dan formalin dengan menghasilkan air sebagai produk samping. 6CH 2 O (l) + 4NH 3(l) (CH 2 ) 6 N 4 + 6H 2 O Gambar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan pengendalian kualitas produk dalam proses produksinya sampai pengendalian kualitas produk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Latexindo Toba-Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung tangan berbahan latex. PT. Latexindo Toba-Perkasa didirikan

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Dunia kita membutuhkan konsumsi energi yang semakin meningkat untuk sumber daya ekonomi kita. Sumber dominan energi dunia berasal dari pasokan

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER DENGAN METODE GRAFIK

PROGRAM LINIER DENGAN METODE GRAFIK PROGRAM LINIER DENGAN METODE GRAFIK Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya terdapat dua variabel keputusan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, langkah

Lebih terperinci

Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM

Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM BAB 4 Manajemen proyek Pengorganisasian, perencanaan dan penjadwalan proyek perangkat lunak Tujuan Untuk memperkenalkan perangkat lunak manajemen proyek dan menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci