Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 Laporan Tahunan 2010 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2010 merupakan transisi dari program pembangunan 5 lima tahun sebelumnya dan merupakan tahun pertama dimulainya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Oleh karena itu, Program dan Kegiatan Kementerian Pertanian Tahun 2010 sebagian besar masih merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2010, Departemen Pertanian telah menetapkan 23 (dua puluh tiga) arah kebijakan pembangunan pertanian Tahun Sembilan diantara kebijakan tersebut terkait langsung dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, yaitu: 1) Melanjutkan dan memantapkan kegiatan tahun sebelumnya yang terbukti sangat baik kinerja dan hasilnya antara lain, bantuan benih/bibit unggul, subsidi pupuk, alsintan, Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT); 2) Melanjutkan dan memperkuat kegiatan yang berorientasi pemberdayaan masyarakat seperti Pengembangan Usaha Agribsinis Pedesaan (PUAP), Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) dan Penggerak Membangun Desa (PMD); 3) Pemantapan swasembada beras dan jagung melalui peningkatan produksi yang berkelanjutan; 4) Pencapaian swasembada kedelai; 5) Pembangunan sentra-sentra pupuk organik berbasis kelompok tani; 6) Penguatan kelembagaan perbenihan dan perbibitan nasional; 7) Peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian hama penyakit tumbuhan secara terpadu; 8) Berperan aktif dalam melahirkan kebijakan makro yang berpihak kepada petani seperti penetapan tarif dan non tarif perdagangan internasional, penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi; dan 9) Peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan pertanian yang akuntabel dan good governance. Target yang ingin dicapai oleh Kementerian Pertanian yang disebut Empat Sukses yang terdiri dari: Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; peningkatan diversifikasi pangan; peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; dan peningkatan kesejahteraan petani. Pertanian tanaman pangan sangat relevan untuk dijadikan sebagai pilar ekonomi di daerah, mengingat sumberdaya ekonomi yang dimiliki setiap daerah yang siap didayagunakan untuk membangun ekonomi daerah adalah sumberdaya pertanian tanaman pangan, seperti sumberdaya alam (lahan, air, keragaman hayati, agroklimat), sumberdaya manusia, teknologi, kelembagaan dan infrastruktur. Struktur ekonomi hampir di setiap daerah, terutama di luar Pulau Jawa sebagian besar disumbang dari sektor pertanian, khususnya tanaman pangan. Oleh karena itu, modernisasi pembangunan pertanian khususnya tanaman pangan di setiap daerah akan secara langsung dapat meningkatkan perekonomian daerah dan memecahkan sebagian besar persoalan ekonomi seperti ketimpangan kota dan daerah, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 1

13 Laporan Tahunan 2010 ketimpangan antar daerah dan antar sektor, serta perluasan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Tantangan yang dihadapi pembangunan tanaman pangan akan selalu berinteraksi dengan perkembangan lingkungan, antara lain a) meningkatnya kebutuhan pangan dalam negeri sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, b) terjadinya stagnasi inovasi dan adopsi teknologi, c) terjadinya alih fungsi dan fragmentasi lahan, d) terjadinya perubahan iklim secara ekstrim, serta e) meningkatnya daya saing dan perubahan selera konsumen. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia (hampir 100%) masih terjebak pada budaya pangan yang belum mengacu pada keseimbangan gizi dimana pangan dipersepsikan sebagai makan beras (nasi). Sementara itu pangan yang sehat merupakan kombinasi (diver sifikasi) dari berbagai produk tanaman pangan seperti beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, buah-buahan, dan lain-lain. Kondisi ini menjadi perhatian dalam pelaksanaan pembangunan tanaman pangan. Empat Fokus kebijaksanaan pembangunan tanaman pangan tahun 2010 adalah untuk meningkatkan produksi komoditas sub sektor tanaman pangan dalam rangka memperkuat ketahanan pangan menuju kemandirian pangan nasional melalui pelestarian swasembada padi, peningkatan produksi jagung dan kedelai menuju swasembada, peningkatan produksi kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar serta pengembangan tanaman pangan alternatif lainnya. Capaian kinerja produksi tanaman pangan tahun 2010 cukup menggembirakan. Hal ini tergambar dari capaian produksi komoditas utama tanaman pangan kecuali kedelai berdasarkan Angka Ramalan III BPS 2010 meningkat dibandingkan dengan tahun Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari peranan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai penyelenggara urusan pemerintah di bidang pertanian khususnya tanaman pangan. Untuk melihat gambaran capaian kinerja produksi tanaman pangan dan pelaksanaan kegiatan utama tahun 2010 perlu disusun suatu Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. B. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan disusunnya Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ini adalah untuk dapat memberikan informasi dan gambaran tentang kegiatan yang telah dilaksanakan serta hasil-hasil yang dicapai selama tahun 2010 di bidang tanaman pangan. Disamping itu, laporan ini dapat dijadikan acuan bagi pengambil kebijakan dalam perencanaan pada masa yang akan datang, serta mencari solusi atas permasalahan dan kendala yang dihadapi. C. Program dan Kegiatan Utama Sama seperti tahun 2009, tahun 2010 kegiatan pembangunan sub-sektor tanaman pangan dilaksanakan melalui empat program yaitu: 1. Program Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing a. Integrasi tanaman-ternak, kompos dan biogas Pada Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), salah satu teknologi yang digunakan adalah aplikasi pupuk organik dalam rangka menjaga dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2

14 Laporan Tahunan 2010 meningkatkan kesuburan tanah. Dengan penggunaan pupuk organik diharapkan dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga penggunaan pupuk anorganik menjadi lebih efektif dan efisien. Kebutuhan pupuk organik relatif tinggi untuk setiap hektarnya, sehingga Pemerintah akan mengalokasikan pengembangan penggunaan pupuk organik/kompos dengan memanfaatkan bahan organik yang ada di lapangan yaitu bahan organik sisa tanaman atau jerami. Mengingat kebutuhan pupuk organik per hektar yang cukup besar, sedangkan bahan baku yang ada di lapangan belum dimanfaatkan secara optimal, maka pemerintah meyediakan Rumah Percontohan Pembuatan Pupuk Organik (RP3O) dan pembuatan pupuk organik/kompos untuk kegiatan PTT dengan pemberian alat yang disebut mesin pengolah pupuk organik. Seperti halnya pada tahun 2009, pada tahun 2010 ini Pemerintah juga akan memfasilitasi penyediaan pupuk organik melalui pemberian bantuan Rumah Percontohan Pembuatan Pupuk Organik ( RPPPO) dan bahan dekomposer, sehingga jerami yang ada di lapangan dapat dijadikan pupuk organik pada waktu relatif singkat dan segera dapat digunakan pada musim berikutnya. Rumah percontohan pembuatan pupuk organik dan bantuan alat akan diberikan kepada kelompok tani yang mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan potensi limbah pertanian setempat untuk diolah menjadi pupuk organik/kompos. Diharapkan pupuk organik tersebut akan dimanfaatkan oleh anggota kelompok taninya atau untuk kebutuhan kelompok lain di wilayah atau di luar wilayahnya. Dengan kegiatan ini diharapkan modal dan kelembagaan kelompok tani tersebut akan semakin berkembang. b. Peningkatan kegiatan eksibisi, perlombaan dan penghargaan kepada petani/pelaku agribisnis Upaya yang dilakukan untuk penyebarluasan informasi, promosi dan pemasyarakatan tentang keberhasilan program dan kegiatan pembangunan tanaman pangan kepada publik melalui eksibisi terbuka untuk umum, lomba dan pemberian penghargaan untuk kelompok tani, mantri tani, penangkar benih, petugas POPT, PBT, UPJA teladan atau pelaku agribisnis yang berprestasi lainnya. 2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan a. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), penyakit hewan, karantina dan peningkatan keamanan pangan Kegiatan ini dimaksudkan untuk pencegahan dan penanggulangan hama penyakit tanaman yang disebabkan oleh OPT yang dilakukan melalui : operasional BPMPT, operasional BBPOPT Jatisari, operasional UPTD-BPTPH, pengendalian OPT, penanganan DPI, koordinasi dan pengawalan perlindungan tanaman, koordinasi dan pengawalan pestisida, operasional smart card, operasional tenaga harian lepas pengendali organisme pengganggu tumbuhanpengamat hama penyakit (THL POPT-PHP), penyelenggaraan SL-PHT dan SLI. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 3

15 Laporan Tahunan 2010 b. Bantuan benih, sarana produksi dan penguatan kelembagaan perbenihan Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan melalui penggunaan benih varietas unggul bermutu bagi petani, mempermudah akses petani terhadap benih varietas unggul bermutu, serta penggunaan sarana produksi yang dilakukan melalui kegiatan : operasional BBPPMBTPH Cimanggis, operasional BPSBTPH, operasional BBI, pengembangan perbenihan dan pembinaan penangkar, koordinasi dan pengawalan perbenihan dan pemberian insentif pengawas benih. Pada TA 2010 bantuan benih yang dialokasikan dari DIPA Kementerian Pertanian meliputi bantuan benih padi non hibrida, padi lahan kering, padi hibrida, jagung hibrida, kedelai dan kacang tanah diperuntukkan bagi kegiatan SLPTT. Penguatan kelembagaan perbenihan baik tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota dimaksudkan untuk memperlancar penyediaan benih varietas unggul bermutu komoditas tanaman pangan. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain berupa : - Inventarisasi stok dan penangkaran benih yang terdapat di masing-masing daerah dalam setiap skala waktu tertentu. - Pemanfaatan stok benih yang ada secara optimal - Pemberdayaan penangkar benih agar dapat berperan secara optimal - Pembinaan kepada produsen/penangkar agar proses produksi benih terlaksana secara berkelanjutan - Optimalisasi peranan BPSB, BBI dan BBPPMBTPH - Pengembangan perbenihan pusat c. Mekanisasi pertanian pra dan pasca panen Kegiatan ini dimaksudkan untuk upaya pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) tahu n 2010 melalui UPJA center dan penguatan UPJA, serta kegiatan koordinasi dan pengawalan di lokasi UPJA. Pengembangan UPJA Center dilakukan melalui fasilitasi bantuan alsintan (traktor roda 2) untuk kelompok tani/upja, pompa air, transplanter, alsin pemanen, alsin perontok, alsin penyiang, alat pengolah pupuk organik, alat bengkel serta perawatan alsin. Sedangkan Penguatan UPJA dilakukan melalui fasilitasi bantuan uang muka pembelian traktor roda 2, bantuan kepemilikan alsin pemanen, pompa air, pedal thresher dan alat bengkel. Bantuan pemberian uang muka kredit kepemilikan alsintan diberikan sebesar + 50% dari harga alsintan. Calon penerima bantuan dipilih atas dasar analisa atau penilaian obyektif yang diprediksi mampu melunasi sisa kredit dan mampu membeli traktor roda 2 minimal 1 (satu) unit pada tahun kelima. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 4

16 Laporan Tahunan 2010 d. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian Kegiatan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan komoditas spesifik lokasi lainnya) dilakukan dengan penyebarluasan penggunaan benih varietas unggul bermutu, peningkatan populasi tanaman, penerapan teknologi pemupukan berimbang dan organik, perbaikan tataguna air/sistem pengairan serta pemeliharaan yang lebih intensif. Upaya peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian tanaman pangan : - Pengawalan kegiatan tanaman pangan baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota - Pelaksanaan SLPTT padi non hibrida, padi hibrida, padi lahan kering, jagung hibrida, kedelai dan kacang tanah - Pelatihan penyuluh lapangan SLPTT padi, jagung, kedelai dan kacang tanah - Pelatihan untuk komoditas non palagung - Pengembangan komoditas non palagung 3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani a. Penguatan kelembagaan ekonomi pedesaan melalui Lembaga Mandiri Yang Mengakar di Masyarakat (LM3) Kegiatan penguatan kelembagaan ekonomi pedesaan melalui LM3 adalah : 1) mengembangkan usaha agribisnis yang berdaya saing di LM3 serta meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar lokasi LM3; 2) memfasilitasi kegiatan baru di Kementerian Pertanian, yaitu Penggerak Membangun Desa (PMD); dan 3) pengawalan subsidi pupuk. Penguatan kelembagaan LM3 ini dapat dilakukan melalui penerapan beberapa model pemberdayaan dan dalam proses pembelajaran masyarakat secara utuh melalui proses pembelajaran kelompok, serta menginkubasi usaha agribisnis di LM3 melalui fasilitasi bantuan permodalan. Penggerak Membangun Desa (PMD) merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk memberdayakan Tenaga Harian Lepas ( THL) agar dapat berperan sebagai penggerak pembangunan pertanian di pedesaan dan menjadi pelopor di desanya ke arah yang lebih maju, dan pada akhirnya mendorong tumbuhnya Penyuluh Pertanian Swadaya. Jenis usaha kegiatan PMD difokuskan pada pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) berupa bantuan alsintan seperti hand traktor, power thresher, dan alat pengolah pupuk organik (APPO). Seperti halnya pada kegiatan LM3, maka pada PMD juga dilakukan kegiatan penentuan CPCL, koordinasi, verifikasi, monitoring dan evaluasi. Kebijakan subsidi pupuk dimaksudkan untuk membantu petani agar mampu membeli pupuk sesuai dengan kebutuhannya dan dengan harga yang layak, sehingga petani dapat menerapkan teknologi pemupukan berimbang Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 5

17 Laporan Tahunan 2010 spesifikasi lokasi yang dianjurkan. Jenis pupuk yang disubsidi terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu urea, SP-36, ZA, NPK dan pupuk organik. Mengingat permasalahan yang sering dihadapi petani pada setiap musim tanam, yaitu kurangnya ketersediaan pupuk bersubsidi serta harga pupuk yang melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sehingga pupuk bersubsidi disinyalir tidak sepenuhnya dapat diterima petani secara tepat, untuk itu diperlukan pengawasan pupuk subsidi. b. Penerapan dan Pemantapan Prinsip Good Governance Kegiatan yang dicirikan antara lain dari keterbukaan, demokrasi, akuntabel, partisipatif dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Penerapan dan pemantapan prinsip tersebut dituangkan dalam kegiatan-kegiatan yang sangat menunjang dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan sesuai dengan program peningkatan kesejahteraan petani antara lain : - Operasional dan administrasi satuan kerja (satker) - Pengelolaan keuangan, akuntansi (SAI) - Pemberian insentif mantri tani - Pengembangan data statistik - Koordinasi perencanaan program dan anggaran - Hubungan masyarakat, organisasi dan tata laksana, serta pengembangan sumberdaya manusia (SDM) - Monitoring, evaluasi dan pelaporan - Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) - Pemberian bantuan bencana alam - Biaya operasional BPMPT - Kegiatan khusus yang dibiayai dari PHLN 4. Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik Gaji, honor, tunjangan, operasional kantor dan pemeliharaan perkantoran Gaji, honor dan tunjangan diberikan kepada petugas/pegawai yang merencanakan, melaksanakan, mengawasi/memonitor, mengevaluasi jalannya kegiatan pembangunan tanaman pangan sesuai jabatan, pangkat/golongan dan bidang kerjanya masing-masing. Pemberian gaji/penghasilan sesuai dengan ruang penggajian yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun Sedangkan biaya operasional dan pemeliharaan perkantoran disalurkan dalam bentuk kegiatan : - Pemeliharaan dan perawatan gedung kantor - Pemeliharaan peralatan inventaris kantor - Pemeliharaan dan eksploitasi kendaraan roda 4 dan roda 2 - Pembayaran langganan daya/jasa listrik, telepon dan air - Keperluan sehari-hari perkantoran antara lain pengadaan alat-alat tulis kantor yang disesuaikan dengan kebutuhan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 6

18 Laporan Tahunan 2010 II KINERJA PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN A. Indikator Makro Pertanian 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan 2000 sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perkebunan tahun 2010 meningkat sebesar 2,86% terhadap tahun 2009 ( y-to-y). Peningkatan absolut terjadi pada semua subsektor yang tertinggi pada sub sektor perikanan Rp milyar (5,87%) dan terendah sub sektor kehutanan Rp. 348,90 milyar (2,07%). Pangsa sub sektor tanaman bahan makanan merupakan yang tertinggi, sebesar 50,37% pada 2009 dan menurun menjadi 49,85% pada 2010 dan pangsa yang terkecil adalah kehutanan sebesar 5,67%. Tabel 1. Perkembangan Pendaptan Domestik Bruto (PDB) Sektor Pertanian (atas dasar harga konstan 2000) (Rp. Milyar) No. Komoditas 2009*) 2010**) Perbandingan 2010 Thd 2009 Absolut (%) 1 Tanaman Bahan Makanan , , ,70 1,81 2 Tanaman Perkebunan , , ,60 2,51 3 Peternakan , , ,30 4,06 4 Kehutanan , ,50 348,90 2,07 5 Perikanan , , ,00 5,87 Sektor Pertanian , , ,50 2,86 Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga yang berlaku sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perkebunan tahun 2010 meningkat sebesar Rp ,20 milyar (14,92%) terhadap tahun 2009 ( y-to-y). Peningkatan absolut terjadi hampir pada semua sub sektor yang tertinggi pada sub sektor tanaman bahan makanan Rp ,30 milyar (15,35%) dan terendah sub sektor kehutanan Rp ,90 milyar (6,50%). Pangsa sub sektor tanaman bahan makanan merupakan yang tertinggi, sebesar 48,90% pada tahun 2009 dan 49,08% di tahun 2010, sedangkan pangsa yang terkecil adalah kehutanan sebesar 5,26% pada tahun 2009 dan menurun, menjadi 4,88% pada tahun Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 7

19 Laporan Tahunan 2010 Tabel 2. Perkembangan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Sektor Pertanian (atas dasar harga berlaku) (Rp. Milyar) No. Komoditas 2009*) 2010**) Perbandingan 2010 Thd 2009 Absolut (%) 1 Tanaman Bahan Makanan , , ,30 15,35 2 Tanaman Perkebunan , , ,00 21,39 3 Peternakan , , ,00 13,55 4 Kehutanan , , ,90 6,50 5 Perikanan , , ,00 12,80 Sektor Pertanian , , ,20 14,92 Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara 2. Ekspor-Impor Nilai ekspor komoditas tanaman pangan 2010 (sampai dengan Oktober) total mencapai US$ ribu dengan volume ton dengan nilai ekspor tertinggi dicapai oleh komoditas gandum (olahan) sebesar US$ ribu dengan volume ton. Sedangkan nilai impor komoditas tanaman pangan total mencapai US$ dengan volume ton dan nilai tertinggi dicapai oleh komoditas gandum US$ dengan volume ton. Tabel 3. Volume dan Nilai Ekspor-Impor Komoditas Tanaman Pangan Tahun 2010 Ekspor Impor No. Komoditas Volume Nilai Volume Nilai (Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $) 1 Beras Jagung Kedelai Kacang Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar Gandum Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Pangsa serapan tenaga kerja sektor pertanian tahun 2010 mencapai 42,83 juta orang atau sama dengan 36,92% dari total angkatan kerja di Indonesia yaitu 116 juta orang. B. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Komoditas Utama Tanaman Pangan Produksi padi tahun 2010 (berdasarkan ARAM III BPS) mencapai 65,98 juta ton gabah kering giling (GKG) dengan luas panen 13,12 juta ha dan produktivitas 50,30 ku/ha; jagung mencapai 17,84 juta ton pipilan kering dengan luas panen 4,13 juta ha dan produktivitas 43,17 ku/ha; kedelai 905 ribu ton dengan luas panen 672 ribu ha dan produktivitas 13,46 ku/ha; kacang tanah 780 ribu ton biji kering dengan luas panen 626 ribu ha dan produktivitas 12,45 ku/ha; kacang hijau 324 ribu ton biji kering dengan luas panen 285 ribu ha dan produktivitas 11,37 ku/ha; ubi kayu 23,09 juta ton umbi basah dengan luas panen 1,20 juta ha dan produktivitas 191,94 ku/ha; dan ubi jalar 2,06 juta ton umbi basah dengan luas panen 181 ribu ha dan produktivitas 113,68 ku/ha. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 8

20 Laporan Tahunan 2010 Tabel 4. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Komoditas Utama Tanaman Pangan Tahun 2010 No. Komoditas Produksi Luas Panen Provitas (Ton) (Ha) (Ku/Ha) 1 Padi ,30 2 Jagung ,17 3 Kedelai ,46 4 Kacang Tanah ,45 5 Kacang Hijau ,37 6 Ubi Kayu ,94 7 Ubi Jalar ,68 C. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Komoditas Utama Tanaman Pangan 1. Produksi Capaian produksi tanaman pangan tahun 2010 (Angka Ramalan III BPS) mengalami peningkatan untuk seluruh komoditas utama kecuali kedelai dibanding produksi 2009 (ATAP). Produksi padi mencapai 65,98 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 2,46% dibandingkan 2009, jagung 17,85 juta ton pipilan kering (naik 1,22%), kedelai 905 ribu ton biji kering (turun 7,18%), kacang tanah 780 ribu ton (naik 0,26%), kacang hijau 324 ribu ton (naik 3,18%), ubi kayu 23,09 juta ton umbi basah (naik 4,79%), ubi jalar 2,06 juta ton umbi basah (naik 0,10%). Namun jika dibandingkan dengan angka sasaran produksi tahun 2010, baru komoditas ubi kayu dan ubi jalar yang mengalami peningkatan produksi yaitu masing-masing naik 3,80% dan 3,00% dari sasaran yang ditetapkan. Tabel 5. Perbandingan Produksi Tanaman Pangan Tahun 2010 (ARAM III) Terhadap Sasaran dan ATAP 2009 No. Komoditas (000 Ton) Sasaran ATAP ARAM III Perbandingan (%) Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2010 (5) thdp (3) (5) thdp (4) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi ,95 102,46 2 Jagung ,13 101,22 3 Kedelai ,62 92,82 4 Kacang Tanah ,44 100,26 5 Kacang Hijau ,00 103,18 6 Ubi Kayu ,80 104,79 7 Ubi Jalar ,00 100,10 2. Luas Panen Capaian luas panen tanaman pangan tahun 2010 (Angka Ramalan III BPS) mengalami peningkatan dibanding luas panen 2009 (ATAP) untuk padi, kacang tanah dan ubi kayu. Luas panen padi mencapai seluas 13,118 juta ha, naik 1,82% dibandingkan 2009, kacang tanah 626 ribu ha (naik 0,48%) dan ubi kayu 1,203 juta ha (naik 2,30%). Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan luas panen jika dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu jagung mencapai 0,65%, kedelai 7,05%, kacang hijau 1,04% dan ubi jalar 1,63%. Jika dibandingkan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 9

21 Laporan Tahunan 2010 dengan angka sasaran luas panen tahun 2010, baru padi yang menngalami peningkatan luas panen yaitu 9,30% dari sasaran yang ditetapkan. Tabel 6. Perbandingan Luas Panen Tanaman Pangan Tahun 2010 (ARAM III) Terhadap Sasaran 2010 dan ATAP 2009 (000 Ha) No. Komoditas Sasaran ATAP ARAM III Perbandingan (%) Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2010 (5) thdp (3) (5) thdp (4) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi ,30 101,82 2 Jagung ,43 99,35 3 Kedelai ,89 92,95 4 Kacang Tanah ,19 100,48 5 Kacang Hijau ,16 98,96 6 Ubi Kayu ,78 102,30 7 Ubi Jalar ,45 98,37 3. Produktivitas Capaian produktivitas tanaman pangan tahun 2010 (Angka Ramalan III BPS) mengalami peningkatan dibanding produktivitas 2009 (ATAP) kecuali kedelai dan kacang tanah. Produktivitas padi mencapai 50,30 ku/ha, naik 0,62% dibandingkan 2009, jagung 43,17 ku/ha (naik 1,89%), kacang hijau 11,37 ku/ha (naik 4,22%), ubi kayu 191,94 ku/ha (naik 2,37%) dan ubi jalar 113,68 ku/ha (naik 1,57%). Sedangkan untuk kedelai yang mencapai 13,46 ku/ha mengalami penurunan 0,15% jika dibandingkan dengan tahun 2009, demikian juga dengan kacang hijau mencapai 12,45 ku/ha (turun 0,32% ). Jika dibandingkan dengan angka sasaran produktivitas tahun 2010, komoditas yang mengalami peningkatan produktivitas yaitu kacang hijau 3,36%, ubi kayu 7,23% dan ubi jalar 3,45% dari sasaran yang ditetapkan. Tabel 7. Perbandingan Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2010 (ARAM III) Terhadap Sasaran dan ATAP 2009 (Ku/Ha) No. Komoditas Sasaran ATAP ARAM III Perbandingan (%) Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2010 (5) thdp (3) (5) thdp (4) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 55,56 49,99 50,30 90,53 100,62 2 Jagung 47,14 42,37 43,17 91,58 101,89 3 Kedelai 14,90 13,48 13,46 90,34 99,85 4 Kacang Tanah 13,00 12,49 12,45 95,77 99,68 5 Kacang Hijau 11,00 10,91 11,37 103,36 104,22 6 Ubi Kayu 179,00 187,50 191,94 107,23 102,37 7 Ubi Jalar 109,89 111,92 113,68 103,45 101,57 D. Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bermutu Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, yang sekaligus dapat meningkatkan pendapatan petani. Berdasarkan laporan yang diterima, penggunaan benih bermutu Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 10

22 Laporan Tahunan 2010 kelas benih sebar yang digunakan oleh petani selama tahun 2010 untuk padi sebesar 62,80%, untuk benih jagung sebesar 69,12% dan untuk benih kedelai sebesar 61,40%. E. Perkembangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) Berdasarkan laporan yang diterima dari daerah sampai bulan Desember 2010, luas pertanaman padi yang terkena serangan OPT utama dan Dampak Perubahan Iklim, sebagai berikut : 1. Luas Serangan OPT Luas serangan OPT utama tanaman padi tahun 2010 berjumlah ha (puso: ha). Apabila dibandingkan dengan tahun 2009 lebih tinggi 39,83% dan apabila dibandingkan dengan rerata 5 tahun lebih tinggi 80,11%. Luas serangan OPT utama jagung lebih rendah 16,3% apabila dibandingkan dengan tahun 2009 dan lebih rendah 30,99% apabila dibandingkan rerata 5 tahun. Sedangkan OPT utama kedelai lebih rendah 26,55% apabila dibandingkan dengan tahun 2009 dan lebih rendah 45,81% apabila dibandingkan rerata 5 tahun. Luas serangan OPT utama kacang tanah tahun 2010 lebih rendah 38,75% apabila dibandingkan dengan tahun 2009 dan lebih rendah 58,64% apabila dibandingkan rerata 5 tahun. Perbandingan luas serangan tersebut seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 8. Luas Serangan OPT Utama Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun 2010, 2009 dan Rerata 5 Tahun ( ) No. Komoditi (ha) Tahun 2010 Tahun 2009 Rerata 5 Tahun T P T P T P 1 Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Keterangan: T = Terkena (termasuk puso), P = Puso 2. Luas Dampak Perubahan Iklim a. Banjir Banjir pada tanaman padi tahun 2010 mencapai luas ha (puso : ha). Apabila dibandingkan dengan tahun 2009, luas pertanaman padi yang terkena banjir tahun 2010 adalah lebih tinggi ha (30,6%), tetapi lebih rendah (6,3%) apabila dibandingkan dengan luas rerata 5 tahun ( ). Pada tanaman jagung luas banjir pada tahun 2010 seluas ha (puso: ha). Apabila dibandingkan dengan tahun 2009, luas pertanaman jagung yang terkena banjir tahun 2010 lebih tinggi (218,2%), juga lebih tinggi (126,7%) apabila dibandingkan dengan rerata 5 tahun ( ). Sedangkan pada tanaman kedelai pada tahun 2010 mencapai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 11

23 Laporan Tahunan 2010 ha (puso: ha). Apabila dibandingkan dengan tahun 2009, luas pertanaman yang terkena akibat banjir pada tahun 2010 lebih tinggi ha (29,7%), juga lebih tinggi (156%) apabila dibandingkan dengan rerata 5 tahun ( ). Pada tanaman kacang tanah, luas banjir pada tahun 2010 seluas 928 ha (puso: 284 ha). Apabila dibandingkan dengan tahun 2009, luas pertanaman yang terkena banjir pada tahun 2010 lebih tinggi 743 ha (401,6%), tetapi lebih rendah (54,7%) dibandingkan rerata 5 tahun ( ), seperti tercantum pada tabel berikut : Tabel 9. Perbandingan Luas Banjir Pada Tanaman Padi, Jagung, Kedelai, dan Kacang Tanah Tahun 2010, 2009 dan Rerata 5 Tahun ( ) No. Komoditi (ha) Tahun 2010 Tahun 2009 Rerata 5 Tahun T P T P T P 1 Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Keterangan : T = Terkena (termasuk puso), P = Puso b. Kekeringan Kekeringan pada tanaman padi tahun 2010 seluas ha (puso: ha). Apabila dibandingkan dengan tahun 2009, luas pertanaman padi yang terkena kekeringan tahun 2010 lebih rendah, yaitu ha (58,4%), juga lebih rendah (69,1%) apabila dibandingk an dengan rerata 5 tahun ( ) yaitu seluas ha (puso: ha). Luas kekeringan pada tanaman jagung pada tahun 2010 seluas ha (puso: ha). Apabila dibandingkan dengan tahun 2009, luas pertanaman yang terkena akibat kekeringan pada tahun 2010 lebih rendah ha (47,6%), tetapi lebih tinggi (14,3%) dari rerata 5 tahun ( ). Demikian pula pada tanaman kedelai, luas kekeringan pada tanaman 2010 mencapai ha (puso: 643 ha). Apabila dibandingkan dengan tahun 2009, luas pertanaman kedelai yang terkena kekeringan pada tahun 2010 lebih rendah ha (37,4%), juga lebih rendah ha (29,0%) dari rerata 5 tahun ( ). Demikian pula pada tanaman kacang tanah, luas kekeringan pada tanaman 2010 mencapai ha (p uso: ha). Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2009, luas pertanaman yang terkena kekeringan pada tahun 2010 lebih rendah ha (74,0%), juga lebih rendah (76,4%) apabila dibandingkan dengan rerata 5 tahun ( ), seperti tercantum pada tabel berikut. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 12

24 Laporan Tahunan 2010 Tabel 10. Perbandingan Luas Kekeringan Pada Tanaman Padi, Jagung, Kedelai, dan Kacang Tanah Tahun 2010, 2009 dan Rerata 5 Tahun ( ) No. Komoditi (ha) Tahun 2010 Tahun 2009 Rerata 5 Tahun T P T P T P 1 Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Keterangan : T = Terkena (termasuk puso), P = Puso Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 13

25 Laporan Tahunan 2010 III PELAKSANAAN KEGIATAN UTAMA A. Pengembangan Budidaya Tanaman 1. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) Realisasi tanam SLPTT tahun 2010 untuk padi non hibrida mencapai ha (96,50% dari target 2 juta ha), padi hibrida mencapai ha (95,10% dari target 200 ribu ha), padi lahan kering ha ( 91,20% dari target 300 ribu ha), jagung hibrida ha (99,51% dari target 150 ribu ha), kedelai ha ( 74,52% dari target 250 ribu ha) dan kacang tanah ha (92,24% dari target 50 ribu ha). Tabel 11. Realisasi SLPTT Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun 2010 No. Uraian Rencana Realisasi Ha Unit/Klp Ha Unit/Klp % 1 Padi Non Hibrida ,50 2 Padi Hibrida ,10 3 Padi Lahan Kering ,20 4 Jagung Hibrida ,51 5 Kedelai ,52 6 Kacang Tanah ,24 Total ,09 Produktivitas SLPTT jika dibandingkan dengan sasaran untuk padi non hibrida mencapai 93,78%, padi hibrida 79,70%, padi lahan kering 132,64%, jagung hibrida 117,17%, kedelai 113,25% dan kacang tanah 96,06%. Sedangkan jika dibandingkan dengan produktivitas non SL semuanya berada diatas rata-rata produktivitas non SL, dengan kisaran 119%-176%. Tabel 12. Perbandingan Produktivitas SLPTT terhadap Sasaran dan Non SL Tahun 2010 No. Komoditi Produktivitas (Ku/ha) Perbandingan (%) Sasaran Realisasi Non SL (4) thd (3) (4) thd (5) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi Non Hibrida 64,00 60,02 50,30 93,78 119,32 2 Padi Hibrida 77,00 61,37 50,30 79,70 122,01 3 Padi Lahan Kering 37,50 49,74 30,43 132,64 163,46 4 Jagung Hibrida 65,00 76,16 43,17 117,17 176,42 5 Kedelai 16,00 18,12 13,46 113,25 134,62 6 Kacang Tanah 17,51 16,82 12,45 96,06 135,10 2. Upaya Khusus (UPSUS) Kedelai Kegiatan Upsus kedelai direncanakan pada areal seluas ha di 25 provinsi, namun setelah mendapat masukan dari Kepala BBPPSDLP dan beberapa kali melaksanakan pertemuan dan terakhir di Surabaya, sasaran pelaksanaan Upsus kedelai menjadi ,25 ha dan yang memperoleh penetralisir tanah hanya seluas ha. Bantuan pupuk hayati yang diberikan per hektarnya yaitu Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 14

26 Laporan Tahunan 2010 sebanyak 200 gram (5 sachet) dan penetralisir tanah 3 liter. Realisasi tanam pelaksanaan Upsus Kedelai telah mencapai ha (55, 99% dari sasaran ,25 ha), pupuk hayati sachet (76,90% dari sasaran ,25 sachet) dan penetralisir tanah liter (7 5,62% dari sasaran ,75 liter). Tabel 13. Realisasi Pelaksanaan Upsus Kedelai Tahun 2010 Sasaran yang Rencana Realisasi Penyaluran Sasaran Awal Sasaran Akhir Realisasi Tanam No. Provinsi Mendapat Penetralisir Pupuk Hayati Penetralisir Tanah Pupuk Hayati Penetralisir Tanah (Ha) (Ha) Tanah (Ha) (Sachet) (Liter) (Ha) (%) (Sachet) (%) (Liter) (%) 1 Aceh , , , , , , ,71 2 Sumut , , , , , , ,42 3 Sumsel , , , , , , ,84 4 Sumbar ,00 700, , , Bengkulu , , , , , ,00 6 Riau , , , , , , ,00 7 Jambi ,00 825, , , , ,79 8 Lampung , , , , , ,20 9 Banten , , , , , ,00 10 Jabar , , , , , , ,80 11 Jateng , , , , , , ,01 12 DIY , , , , #DIV/0! 13 Jatim , , , , , , ,54 14 Kaltim , , , , , ,00 15 Kalteng ,00 600, , , , Kalsel , , , , , Kalbar , , , , Sultera , , , , , ,68 19 Sulteng , , , , , ,91 20 Sulsel , , , , , , ,00 21 Sulut , , , , , , ,09 22 Sulbar , , , , , , ,00 23 NTB , , , , , , ,00 24 Gorontalo , , , , , ,00 25 Bali Jumlah , , , , , , ,62 3. Pelaksanaan PTT Kacang Hijau, Ubikayu, Ubijalar dan Pangan Alternatif Pelaksanaan PTT kacang hijau tahun 2010 direncanakan di 9 provinsi (11 kabupaten) dengan sasaran 110 ha, ubikayu di 15 provinsi (24 kabupaten) dengan sasaran seluas 240 ha, ubijalar di 13 provinsi (26 kabupaten) dengan sasaran seluas 486 ha dan pangan alternatif yang terdiri dari kacang koro pedang, ganyong, garut, gembili dan talas di 6 provinsi (10 kabupaten) dengan sasaran 50 ha. Realisasi pelaksanaan PTT kacang hijau mencapai 105 ha (9 5,45%), ubikayu 220 ha (91,67%), ubijalar 476 ha (97,94%) dan pangan alternatif 50 ha (100%). Tabel 14. Realisasi Pelaksanaan PTT Kacang Hijau, Ubikayu, Ubijalar dan Pangan Alternatif Tahun 2010 No. Uraian Sasaran Realisasi (Ha) (Ha) (%) 1 PTT Kacang Hijau ,45 2 PTT Ubi Kayu ,67 3 PTT Ubi Jalar ,94 4 PTT Pangan Alternatif ,00 - Kacang Koro Pedang ,00 - Ganyong ,00 - Garut ,00 - Gembili ,00 - Talas ,00 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 15

27 Laporan Tahunan Demfarm Gandum dan Sorgum a. Demfarm Gandum Realisasi tanam demplot gandum sampai dengan bulan Nopember 2010 sudah mencapai 70 ha (70,00%) dari sasaran 100 ha terdiri dari 10 Kabupaten masing-masing seluas 10 ha, Kabupaten yang belum tanam yaitu Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten TTS, hal ini disebabkan karena benih sulit diperoleh dan juga akibat dari Dampak Perubahan Iklim (DPI). Sedangkan untuk tanam gandum secara keseluruhan (demplot dan pengembangan) baru mencapai 162 ha atau (16,20%) dari rencana ha, hal ini juga disebabkan karena kesulitan benih, curah hujan yang terlalu tinggi yang dikhawatirkan akan mempengaruhi pertanaman serta persaingan antar komoditi terutama dengan sayuran yang dianggap petani memberikan keuntungan lebih karena air masih tersedia. Kebiasaan petani menanam gandum apabila sudah memasuki kemarau karena tanaman lain tidak bisa tumbuh dengan baik. Rencana dan realisasi tanam melalui demplot dan pengembangan dapat dilihat seperti pada tabel berikut. Tabel 15. Rencana dan Realisasi Tanam Demplot Gandum Tahun 2010 NO PROVINSI/KABUPATEN Demplot Pengembangan Rencana Realisasi % Rencana Realisasi % Rencana Realisasi % Bengkulu Rejang Lebong Kepahiang Jawa Barat , ,64 3 Bandung , , ,64 Jawa Tengah , ,21 4 Semarang , , ,64 5 Karanganyar , , ,00 6 Banjarnegara Jawa Timur , ,89 7 Malang , ,69 8 Pasuruan , , ,69 9 Probolinggo , ,33 10 Lumajang Nusa Tenggara Timur , ,25 11 TTS Manggarai , ,00 13 Sumba Timur Sulawesi Selatan , , ,00 14 Gowa , , ,00 15 Toraja Utara Luwu Luwu Timur Luwu Utara Enrekang JUMLAH , , ,20 Total Produksi gandum pada tahun 2010 ditargetkan sebesar ton, luas panen 950 ha dan produktivitas 28,75 ku/ha. Namun demikian produksi gandum tahun 2010 baru mencapai 158,38 ton atau (5,75%), pencapaian produksi ini sangat rendah sekali karena luas panennya kecil yaitu seluas 114 ha (12,00%) dari sasaran 950 ha serta produktivitasnya juga tidak seperti harapan yaitu sebesar 13,89 ku/ha (48,31%). Penyebab rendahnya produktivitas gandum yang diperoleh adalah akibat dari benih yang digunakan tidak berkualitas baik dan yang sangat berpengaruh adalah curah hujan yang tinggi menjelang panen. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 16

28 Laporan Tahunan 2010 Tabel 16. Produksi Gandum Tahun 2010 NO PROVINSI/KABUPATEN L. Panen (Ha) Demplot Provitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) L. Panen (Ha) Pengembangan Provitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) L. Panen (Ha) Provitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) Bengkulu Rejang Lebong Kepahiang Jawa Barat Bandung Jawa Tengah Semarang Karanganyar Banjarnegara Jawa Timur Malang Pasuruan Probolinggo Lumajang Nusa Tenggara Timur TTS Manggarai Sumba Timur Sulawesi Selatan Gowa Toraja Utara Luwu Luwu Timur Luwu Utara Enrekang JUMLAH Total b. Demfam Sorgum Realisasi tanam demplot sorgum sampai dengan bulan Nopember 2010 sudah terealisasi seluas 80 ha atau (80,00%) dari rencana seluas 100 ha. Kabupaten yang belum melaksanaan demplot adalah kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lamongan, berkemungkinan ke dua kabupaten tersebut tidak melakukan penanaman, data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 17. Rencana dan Realisasi Tanam Demplot Sorgum di 7 Provinsi Tahun 2010 NO PROVINSI / KABUPATEN Demplot Pengembangan Total Renc. Real. % Renc. Real. % Renc. Real. % Lampung 1 Lampung Tengah Jawa Barat Subang , , Bandung Ciamis Bogor Jawa Tengah Demak Wonogiri , , D.I. Yogyakarta Bantul Gunung Kidul Jawa Timur Pacitan Lumajang Lamongan Sampang Nusa Tenggara Timur Sumba Timur Kupang Lembata Rote Ndao Belu Sulawesi Utara Minahasa Selatan JUMLAH ,900 2, ,000 2, Dari tabel diatas dapat juga dilihat bahwa realisasi tanam seluruhnya (demplot dan pengembangan) baru mencapai ha atau (34,47%) dari sasaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 17

29 Laporan Tahunan ha. Hal ini disebabkan sulit mendapatkan benih yang berkualitas sehingga petani tidak menanam sorgum tetapi menanam komoditi lain dan juga laporan dari daerah belum semuanya masuk. Pada tahun 2010 sasaran produksi sorgum ditargetkan sebesar ton, luas panen ha dan produktivitas ku/ha. Sementara itu produksi sorgum tahun 2010 baru mencapai ton (33,04%), pencapaian produksi ini masih rendah sekali karena luas panennya juga kecil yaitu seluas ha (41,15%) dari sasaran ha serta produktivitasnya juga rendah yaitu sebesar ku/ha (lebih rendah 6.42 ku/ha). Penyebab rendahnya produktivitas gandum yang diperoleh adalah akibat dari benih yang digunakan tidak berkualitas baik dan juga akibat curah hujan yang tinggi menjelang panen. Bila dilihat data pada tabel dibawah ini produktivitas yang tinggi adalah 30,20 ku/ha yang dicapai oleh kabupaten Bantul, selebihnya produktivitas yang dicapai berkisar 22,50 sampai 28,00 ku/ha. Produktivitas yang dicapai ini masih dapat ditingkatkan karena potensi hasil yang dapat dicapai seperti varietas UPCA, Numbu dan lain-lain mencapai 35,00 ku/ha, data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 18. Produksi Sorgum Tahun 2010 NO PROVINSI / KABUPATEN L.Panen (Ha) DEMPLOT PENGEMBANGAN TOTAL Provitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) L.Panen (Ha) Provitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) L.Panen (Ha) Provitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) Lampung 1 Lampung Tengah Jawa Barat Subang Bandung Ciamis Bogor Jawa Tengah Demak , ,271 7 Wonogiri , ,318 D.I. Yogyakarta Bantul Gunung Kidul Jawa Timur Pacitan Lumajang Lamongan Sampang Nusa Tenggara Timur Sumba Timur Kupang Lembata Rote Ndao Belu Sulawesi Utara Minahasa Selatan JUMLAH , ,519 2, , Pelatihan Pemandu Lapang (PL) SL-PTT Pelaksanaan pelatihan pemandu lapang (PL) SL -PTT padi tahun 2010 direncanakan untuk PL II (Provinsi) sebanyak 30 kali dan PL III (Kabupaten) sebanyak 378 kali, SL-PTT jagung PL II 23 kali, PL III 181, SL-PTT kedelai PL I 1 kali, PL II 16 kali dan PL III 137 kali, SL-PTT kacang tanah PL I 1 kali, PL II 5 kali dan PL III 59 kali. Sampai dengan Desember 2010 pelatihan PL SL-PTT padi, jagung, kedelai dan kacang tanah sudah terealisasi 100%. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 18

30 Laporan Tahunan Pelatihan Teknis Kacang Hijau/Ubikayu/Ubijalar Pelaksanaan pelatihan teknis non palagung (kacang hijau/ubikayu/ubijalar) sampai dengan Desember 2010 sudah terealisasi 11 kali (100%) dari sasaran sebanyak 11 unit. B. Pengembangan Sarana Produksi 1. Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Penyaluran pupuk Urea pada bulan Januari s.d Desember 2010 mencapai ton atau 86,80% dari rencana setahun, pupuk SP-36 mencapai ton atau 75,87% dari rencana setahun, pupuk ZA mencapai ton atau 84,00% dari rencana setahun, pupuk NPK mencapai ton atau 70,16% dari rencana setahun, dan pupuk organik mencapai ton atau 32,82 % dari rencana setahun. Tabel 19. Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tahun 2010 Jenis Pupuk Rencana Realisasi % (Ton) (Ton) Realisasi Urea ,80 SP ,87 ZA ,00 NPK ,16 Organik ,82 Jumlah ,61 2. Bantuan Langsung Pupuk (BLP) APBN Bantuan Langsung Pupuk (BLP) adalah paket bantuan pupuk yang terdiri dari pupuk NPK 100kg/ha, Pupuk Organik Granul (POG) 300 kg/ha dan Pupuk Organik Cair (POC) 2 liter/ha yang diberikan kepada kelompok tani tanaman pangan terutama penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) padi pada areal Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman dan sumberdaya Terpadu (SL-PTT). Bantuan langsung pupuk (BLP) APBN tahun 2010 untuk Pupuk Organik Granul (POG) sebanyak ton atau 99,14% dari target ton, Pupuk Organik Cair (POC) liter atau 99,14% dari target liter dan NPK ton atau 99,14% dari target ton dengan luas areal seluas ha. Tabel 20. Realisasi Penyaluran BLP APBN Tahun 2010 No. Uraian Luas Jumlah Satuan (Ha) Rencana Realisasi % 1 Pupuk Organik Granul (POG) Ton ,14 2 Pupuk Organik Cair (POC) Liter ,14 3 NPK Ton ,14 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 19

31 Laporan Tahunan Bantuan Langsung Pupuk (BLP) APBN-P Bantuan langsung pupuk (BLP) APBN-P tahun 2010 telah disalurkan seluruhnya (100%) dari rencana yaitu Pupuk Organik Granul ( POG) sebanyak ton Pupuk Organik Cair (POC) liter dan NPK ton dengan luas areal seluas ha, yang dilaksanakan di enam provinsi. Tabel 21. Realisasi Penyaluran BLP APBN-P Tahun 2010 No. Uraian Luas Jumlah Satuan (Ha) Rencana Realisasi % 1 Pupuk Organik Granul (POG) Ton ,00 2 Pupuk Organik Cair (POC) Liter ,00 3 NPK Ton ,00 4. Kegiatan Pemulihan Kesuburan Lahan Sawah Berkelanjutan Dalam rangka peningkatan produktivitas lahan pertanian/kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik dalam mendukung peningkatan produksi komoditas pertanian, maka dalam APBN-P tahun 2010 dialokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan pemulihan kesuburan lahan pertanian, yang akan difokuskan pada lahan-lahan sawah yang mengalami degradasi berat yang luasnya telah mencapai 1,7 juta ha (data Badan Litbang Pertanian) dengan memanfaatkan pengembalian limbah pertanian menggunakan teknologi dekomposer/pengomposan yang lebih cepat dan tepat. Kegiatan Pemulihan Kesuburan Lahan/PKLSB tahun 2010 dilaksanakan pada daerah sentra produksi padi di 8 (delapan) provinsi yaitu Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, yang mengalami degradasi kesuburan lahan sawah sebagaimana peta indikatif Sebaran Lahan Sawah Terdegradasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan luas areal sebesar ha. Alokasi paket bantuan pelaksanaan kegiatan Pemulihan Kesuburan Lahan/PKLSB per ha berdasarkan Permentan Nomor 51/Permentan/OT.140/9/2010 yaitu dekomposer sebanyak 2 kg dan pupuk hayati 400 gr, dan sebagai penjabaran atas Pedoman Umum Pemulihan Kesuburan Lahan telah terbit Surat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 24/HK.310/C/9/2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemulihan Kesuburan Lahan. Pada tanggal 17 September 2010 telah dilaksanakan uji coba pengomposan jerami dengan menggunakan biodekomposer di halaman kantor Direktorat Sarana Produksi-Direktorat Jenderal Tanaman Pangan serta telah dilakukan pengambilan sampel dekomposer dan pupuk hayati pada pabrik mitra PT Berdikari (Persero) untuk selanjutnya dilakukan uji mutu di Laboratorium Balai Penelitian Tanah. Realisasi penyaluran bantuan kegiatan Pemulihan Kesuburan Lahan/PKLSB tahun 2010 sampai dengan Desember 2010 untuk dekomposer mencapai ton (100,00%) dari rencana ton dan pupuk hayati 341 ton (99,90%) dari rencana 342 ton dengan sasaran areal ha. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 20

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 200 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 200 Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN Visi : TERWUJUDNYA PRODUKSI TANAMAN PANGAN YANG CUKUP DAN BERKELANJUTAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN Visi : TERWUJUDNYA PRODUKSI TANAMAN PANGAN YANG CUKUP DAN BERKELANJUTAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 Visi : TERWUJUDNYA PRODUKSI TANAMAN PANGAN YANG CUKUP DAN BERKELANJUTAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan i

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan i Laporan Tahunan 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011 ini dapat disusun tepat pada waktunya.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP 2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) No. 45/07/35/Th XII,1 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, Kementerian Pertanian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) No. 75/11/35/Th.XII, 3 November 2014 A. PADI Produksi Padi Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM

Lebih terperinci

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 Bahan Rapat Koordinasi Dengan Bupati/Walikota se Provinsi Jawa Timur Terkait Rekomendasi Dewan Pertimbangan Presiden Tentang Ancaman OPT Dan Progrnosa Produksi Padi Tahun

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN 2010 1 Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN

Lebih terperinci

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015 2015 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sejalan dengan prioritas pembangunan Kabinet Kerja 2015-2019, Kementerian Pertanian menetapkan sasaran swasembada pangan dengan prioritas lima komoditas pangan utama,

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional Tanggal 4 Januari 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OUTLINE 1. Evaluasi 2016 2. Sasaran luas tanam

Lebih terperinci

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Laporan Tahunan 2013 2013 Laporan Tahunan RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Dalam rangka mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan padi, jagung dan kedelai telah ditetapkan sasaran produksi padi

Lebih terperinci

Laporan Tahunan 2012

Laporan Tahunan 2012 i KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015) No. 47/07/35/Th XIII,1 Juli 2015 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2014 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii iv v iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Kedudukan,

Lebih terperinci

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 DIREKTUR PUPUK DAN PESTISIDA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Pada Konsolidasi Hasil Pembangunan PSP

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

Laporan Tahunan

Laporan Tahunan 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN TAHUN 2010

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN TAHUN 2010 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 2010 KATA PENGANTAR Tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian

Lebih terperinci

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR 2015 Laporan Tahunan KATA PENGANTAR Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun 2015, maka menyusun laporan tahunan. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 ini merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 045/11/11/Th.V. 01 November 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2011,

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA M. Eti Wulanjari dan Seno Basuki Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

Lebih terperinci

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT (ANGKA TETAP 2009 DAN ANGKA RAMALAN II 2010) No. 03/07/53/Th.XIII, 1 Juli 2010 PUSO NTT 2010 MENGHAMBAT PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN

Lebih terperinci

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki peranan yang besar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun ) No.22/03/35/Th XIII,2 Maret 2015 A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 12,398 juta ton Gabah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian, semoga laporan ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Jakarta, Maret 2012.

KATA PENGANTAR. Demikian, semoga laporan ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Jakarta, Maret 2012. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT BUDIDAYA ANEKA KACANG DAN UMBI TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan

Lebih terperinci

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 01/Kpts/SR.130/1/2006 TANGGAL 3 JANUARI 2006 TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No.02 /07/3321/Th.I,1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi Kabupaten Demak tahun 2014 mencapai

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 87/Permentan/SR.130/12/2011 /Permentan/SR.130/8/2010 man/ot. /.../2009 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Februari 2013 Laporan AkLrntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga produksi tercapai

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI, USAHATANI DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI, USAHATANI DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG V. PERKEMBANGAN PRODUKSI, USAHATANI DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG 5.1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung di Jawa Timur dan Jawa Barat 5.1.1. Jawa Timur Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No. 48/07/33/Th.IX, 1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi tahun 2014 di Jawa Tengah mencapai 9,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINANAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINANAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI MADIUN SALINANAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN MADIUN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN N LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016 Jl. Raya Ragunan No. 15 Pasar Minggu PO. BOX 7356/Jks, Jakarta

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT SARANA PRODUKSI TAHUN 2010

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT SARANA PRODUKSI TAHUN 2010 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT SARANA PRODUKSI TAHUN 2010 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT SARANA PRODUKSI JAKARTA, 2011 ...Laporan Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 28/07/11/Th.V. 01 Juli 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2010 DAN RAMALAN II TAHUN 2011) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2010,

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2015) BPS PROVINSI JAWA TIMUR No.19/03/35/Th XIV,1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun ) A. PADI Angka Sementara () produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 13,15 juta ton Gabah Kering

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perecanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 1 SASARAN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/07/12/Th.VI. 02 Juli 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2011 DAN RAMALAN I TAHUN 2012) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2011,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Maret 2014 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i KATA PENGANTAR Guna mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, maka sesuai amanat instruksi Presiden RI No.7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP KATA PENGANTAR Dalam upaya peningkatan produksi pertanian tahun 2010, pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas sarana produksi, antara lain subsidi pupuk untuk sektor pertanian. Tujuan pemberian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR BOKS v BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Kondisi Umum Tahun 2010-2014 3 1.2. Potensi Permasalahan dan Tantangan 15 BAB II VISI,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI Prof. Dr. Marwoto dan Prof. Dr. Subandi Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul B Tujuan Ikhtisar

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2009

PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2009 PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2009 DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 2008 KATA PENGANTAR Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

Lebih terperinci

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena berkah kekayaan alam yang berlimpah, terutama di bidang sumber

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Berbagai masukan dan saran perbaikan akan menjadi sangat penting agar laporan ini menjadi lebih baik.

KATA PENGANTAR. Berbagai masukan dan saran perbaikan akan menjadi sangat penting agar laporan ini menjadi lebih baik. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri Negara PAN dan RB-RI No. 10/2010, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan unit kerja dibawahnya

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 046/11/12/Th.VI. 01 November 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2012) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2012,

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i KATA PENGANTAR Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, sesuai Instruksi Presiden RI No. 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Menimbang

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 40/11/34/Th. X, 03 November 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan III (ARAM

Lebih terperinci

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : April 2017 Bersama ini kami

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014) No. 32/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014) PRODUKSI PADI 2013 MENINGKAT SIGNIFIKAN DIBANDING TAHUN 2012, TAHUN 2014 DIPREDIKSI AKAN

Lebih terperinci

pelaksanaan pencapaian ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional.

pelaksanaan pencapaian ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional. pelaksanaan pencapaian ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional. 2.2. PENDEKATAN MASALAH Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014 dirumuskan menjadi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan benih varietas unggul bersertifikat padi dan kedelai guna memenuhi kebutuhan benih untuk pelaksanaan budidaya tanaman pangan secara nasional, Pemerintah telah memprogramkan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) No.03 /11/3321/Th.I,2 November 2015 Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Kabupaten Demak pada

Lebih terperinci

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian Dalam memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 2014 setelah periode RPJMN tahap ke-1 tahun 2005 2009 berakhir, pembangunan pertanian

Lebih terperinci

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM Hingga tahun 2010, berdasarkan ketersediaan teknologi produksi yang telah ada (varietas unggul dan budidaya), upaya mempertahankan laju peningkatan produksi sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) NO. 66/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, pada tahun 2013 produksi padi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long

Lebih terperinci

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG BUPATI MALANG, BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2013 BUPATI

Lebih terperinci

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal Yayuk FB Pembekalan KKP Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB 14 Mei 2011 CONTOH : Hasil identifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN/KOTA SE-NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jl. AUP Nomor 3, Pasar Minggu

Lebih terperinci

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI.

Lebih terperinci