Konsulat Jenderal Republik Indonesia Melbourne

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Konsulat Jenderal Republik Indonesia Melbourne"

Transkripsi

1 Konsulat Jenderal Republik Indonesia Melbourne Laporan Kinerja TAHUN Queens Road, Melbourne, VIC 3004

2 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi... Kata Pengantar... Executive Summary Halaman i iii iv BAB I PENDAHULUAN 1 A. Aspek Strategis Organisasi... 1 B. Tantangan dan Isu-isu Strategis Tahun BAB II PERENCANAAN KINERJA 5 A. Keterkaitan Rencana Strategis (Renstra) Kemenlu Tahun dengan Renstra KJRI Mebourne Tahun B. Perjanjian Kinerja Perwaklan RI Melbourne Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 7 A. Capaian Kinerja Organisasi Sasaran Strategis 1 (SS 1) : Menguatnya peran KJRI Melbourne dalam mendukung pengembangan infrastruktur poros maritim... - Sasaran Strategis 2 (SS 2) : Peningkatan peran KJRI Melbourne dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di wilayah akreditasi... - Sasaran Strategis 3 (SS 3) : Peningkatan peran KJRI Melbourne dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. - Sasaran Strategis 4 (SS4) : Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh KJRI Melbourne di wilayah akreditasi.. - Sasaran Strategis 5 (SS5) : Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI, serta pemberdayaan diaspora di wilayah akreditasi - Sasaran Strategis 6 (SS6) : Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel... B. Anggaran i KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

3 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BAB IV PENUTUP 22 A. Kesimpulan B. Kendala dan Saran LAMPIRAN-LAMPIRAN : 1. Matriks Perjanjian Kinerja (PK) 2. Matriks Realisasi Rencana Aksi (Renaksi) 3. Matriks Informasi Kinerja ii KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

4

5 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 EXECUTIVE SUMMARY Pada tahun 2016 KJRI Melbourne telah mampu merealisasikan sebagian besar target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) Dengan alokasi anggaran yang terbatas, terutama dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran dan self blocking yang diberlakukan pemerintah di tahun bersangkutan, KJRI Melbourne berupaya melakukan langkah efisiensi sumber daya agar target program kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan secara optimal. Delapan IKU yang digunakan untuk mengukur pencapaian kinerja pada 6 Sasaran Strategis yang terdapat dalam PK Kepala Perwakilan RI tahun 2016, hampir seluruhnya dapat tercapai, bahkan terdapat sejumlah IKU yang capaiannya di atas target. Akan tetapi, khusus untuk 2 IKU yang terkait dengan penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel, capaiannya masih berada di bawah target. Secara rata-rata capaian kinerja Perwakilan RI di than 2016 berada di atas target, yakni 107,29. Sementara itu realisasi anggaran di tahun 2016, juga berada pada angka yang cukup baik, yakni sebesar 94 (dengan memperhitungkan anggaran sef blocking). Secara umum kinerja KJRI Melbourne Tahun 2016 menunjukan hasil yang cukup positif. Berdasakan tingkat capaian kinerja fisik terkait upaya diplomasi yang dilakukan pada fungsi Ekonomi, Pensosbud dan Protkos yang lebih tinggi dari realisasi anggaran, maka secara umum KJRI Melbourne telah mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, termasuk anggaran untuk menghasilkan kinerja yang maksimal. Dalam kaitan tersebut KJRI Melbourne melakukan berbagai upaya kolaborasi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait, termasuk komunitas masyararkat Indonesia di wilayah kerja dalam mendukung program kegiatan yang dilakukan Perwaklan RI Melbourne. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan, KJRI Melbourne masih dihadapkan pada kendala masih seringnya terdapat kegiatan yang harus dilakukan di tengah tahun berjalan, tanpa diprogramkan/direncanakan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena peran Perwakilan sebagai wakil pemerintah Indonesia di wilayah kerja Victoria dan Tasmania harus mengakomodir dan memfasilitasi kegitan yang dilakukan seluruh stakeholders, baik pemeintah dan swasta, yang tidak dapat diidentifikasi seluruhnya pada tahapan perencanaan. Untuk perbaikan di masa mendatang, upaya koordinasi dan peningkatan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, baik di Australia maupun di Indonesia akan dilakukan lebih intensif. Hal ini disebakan karena pencapaian kinerja Perwakilan RI Melbourne dalam mendukung kinerja organisasi Kemenlu hanya dapat dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal. iv KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

6 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Aspek Strategis Organisasi KJRI Melbourne memiliki peranan dan kedudukan yang strategis dalam pelaksanaan kebijakan politik luar negeri dan peningkatan hubungan kerja sama bilateral Indonesia dengan Australia, khususnya dengan negara bagian Victoria dan Tasmania. Dalam mengemban misi diplomasi di wilayah kerjanya, KJRI Melbourne telah menetapkan Rencana Strategis (Renstra) tahun dengan visi Menjadi ujung tombak dalam mewujudkan wibawa diplomasi Indonesia sebagai negara maritim di wilayah kerja. Secara umum pencapaian misi tersebut dilakukan melalui serangkaian program dan kegiatan yang ditujukan untuk mendukung pengembangan infrastruktur poros maritim Indonesia; penciptaan nilai manfaat ekonomi dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia; penguatan soft power diplomacy; dan peningkatan pelayanan dan perlindungan WNI/BHI serta pemberdayaan diaspora. Berdasarkan Pasal 6 Keputusan Presiden RI No. 108 Tahun 2003, Perwakilan RI di luar negeri mempunyai tugas pokok mewakili dan memperjuangkan kepentingan Bangsa, Negara, dan Pemerintah Republik Indonesia serta melindungi kepentingan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia melalui pelaksanaan hubungan kekonsuleran dengan Negara Penerima, termasuk peningkatan hubungan ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan kebijakan Politik dan Hubungan Luar Negeri Pemerintah Republik Indonesia, peraturan perundangundangan nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional. Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, maka sebagaimana tertuang pada Pasal 7 Keputusan Presiden RI No. 108 Tahun 2003, Perwakilan RI menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagai berikut: a. perlindungan terhadap kepentingan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di wilayah kerja dalam wilayah Negara Penerima; b. pemberian bimbingan dan pengayoman terhadap Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di wilayah Negara Penerima; c. konsuler dan protokol; d. peningkatan hubungan perekonomian, perdagangan, perhubungan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan; e. pengamatan, penilaian, dan pelaporan mengenai kondisi dan perkembangan di wilayah kerja dalam wilayah Negara Penerima; f. kegiatan manajemen kepegawaian, keuangan, perlengkapan, pengamanan internal Perwakilan, komunikasi dan persandian; g. fungsi-fungsi lain sesuai dengan hukum dan praktek internasional. Selanjutnya mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor 06/A/OT/VI/2004/01 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan di 1 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

7 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Luar Negeri, KJRI Melbourne mempunyai Tugas Pokok melaksanakan hubungan diplomatik dan memperjuangkan kepentingan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia, melindungi Warga Negara Republik Indonesia, dan Badan Hukum Indonesia di wilayah akreditasi, sesuai dengan kebijakan pemerintah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Konsul Jenderal RI selaku unsur Pimpinan pada Perwakilan RI Melbourne dibantu oleh 7 orang Home Staff (HS) sebagai unsur pelaksana dan 2 orang HS sebagai unsur penunjang. Gambaran struktur organisasi Perwakilan RI Melbourne adalah sebagai berikut : Sementara itu sesuai dengan Keputusan MenPAN dan RB No. 220/2012 tanggal 31 Agustus 2012, formasi KJRI Melbourne adalah 10 orang, termasuk 2 (dua) perangkat Keppri. Pada tahun 2016 jumlah formasi Pegawai Setempat di KBRI telah terisi sebanyak 12 orang, terdiri dari 9 orang staf clerical, 1 orang staf non clerical serta 2 orang perangkat Wisma. Dari sisi sarana dan prasarana, KJRI Melbourne telah memiliki gedung kantor dan Wisma Duta degan status hak miliki serta 7 unit kendaraan dinas, termasuk kendaraan Kepala Perwakilan. B. Tantangan dan Isu-isu Strategis Tahun 2016 Meskipun secara umum program kegiatan diplomasi yang dilakukan KJRI Melbourne di tahun 2016 dapat terlaksana sesuai rencana, namun adanya perubahan kebijakan dan perkembangan situasi internal dan eksternal, telah membawa implikasi perlunya upaya Perwakilan RI untuk menyikapi tantangan yang 2 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

8 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 ada. Pelaksanaan eksekusi hukuman mati terhadap Warga Negara Australia dan insiden pelecehan dasar negara Indonesia (Pancasila) oleh oknum militer Australia, merupakan isu yang turut mempengaruhi interaksi dan intensitas hubungan kerja sama bilateral Indonesia dengan Australia. Dari sisi internal, Perwakilan RI Melbourne juga dihadapkan pada tantangan Kelompok Separatis Papua (KSP), yang dengan berbagai upaya terus menyuarakan dukungan masyarakat di wilayah akreditasi bagi kemerdekaan Papua. Meskipun secara politis pemerintah Australia mendukung integritas NKRI, namun aktivitas dan kampanye negatif KSP yang mendeskriditkan Indonesia masih terus digulirkan KSP melalui forum-forum sosial, khususnya seni dan budaya, dengan alasan kebebasan berekspresi. Terkait dengan pengelolaan keuangan negara, adanya kebijakan penghematan anggaran yang diberlakukan pemerintah di tahun 2016 melalui Inpres No. 4 Tahun 2016 tanggal 21 Mei 2016 dan Inpres No. 8 tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016, juga menjadi tantangan bagi instansi pemerintah, termasuk Perwakilan RI, untuk melakukan penyesuaian program kegiatan yang telah direncanakan dengan memperhatikan tingkat prioritas dan anggaran yang tersedia. Dengan kondisi tersebut, maka sejumlah kegiatan yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Pelaksanaan program kegiatan KJRI Melbourne di tahun 2016 juga dihadapkan pada sejumlah isu-isu strategis yang perlu disikapi dengan baik, sehingga upaya peningkatan hubungan kerja sama bilateral Indonesia - Australia, khususnya negara bagian Victoria dan Tasmania dapat berkembang secara positif. Dengan predikatnya sebagai salah satu kota yang paling nyaman untuk ditinggali dan multiculture city, Melbourne menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dari berbagai bangsa dengan tingkat tolerasi dan kebebasan berekspresi yang tinggi. Dalam kaitan tersebut, Melbourne juga menjadi pusat pendidikan, budaya dan olahraga Australia. Berbagai even seni budaya secara berkala disenggarakan di kota tersebut. Hal ini tentunya juga menuntut kesiapan Perwakilan RI Melbourne dalam memfasiitasi delegasi Indonesia yang melakukan kunjungan ke Melbourne, termasuk warga Indonesia yang tinggal dan belajar di Melbourne. Dalam aspek ekonomi, impor Victoria dari Indonesia menduduki peringkat ke- 11, dan impor Tasmania dari Indonesia menduduki peringkat ke-14. Sementara itu untuk bidang investasi, sejumlah investor Indonesia juga telah menanamkan modalnya dalam skala kecil dan menengah di Victoria, khususnya industri food & beverages, furniture, properti, jasa bisnis dan logistik. Sebaliknya para investor Victoria menanamkan modalnya di Indonesia pada bidang pertambangan, jasa perbankan, serta industri pestisida, pupuk dan produk metal. Selanjutnya untuk bidang pariwisata, Australia merupakan pasar parawisata potensial bagi Indonesia. Menurut data Kementerian Pariwisata tahun 2016, jumlah wisatawan Australia yang mengunjungi Indonesia mencapai orang, dimana orang berasal dari negara bagian Victoria dan orang berasal dari negara bagian Tasmania. Diharapkan perkembangan hubungan kerja ekonomi Indonesia dengan wilayah kerja KJRI Melbourne, terutama Victoria, akan semakin meningkat di waktu 3 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

9 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 mendatang pasca kunjungan Premier Victoria ke Indonesia dan pembukaan kembali Victorian Government Business Office (VGBO) di Jakarta bulan Juni Dalam konteks soft power diplomacy, kerja sama pendidikan Indonesia dengan negara bagian Victoria dan Tasmania memiliki kedudukan yang cukup penting. Bagi siswa sekolah dasar dan menengah di Australia, bahasa Indonesia juga merupakan bahasa asing nomor tiga yang paling diminati di Victoria setelah bahasa Italia dan bahasa Jepang, sementara di tasmania menempati urutan kedua setalah bahasa Jepang. Selanjutnya berdasarkan Times Higher Educatian World Reputatian Rankings di negara bagian Victoria, khususnya kota Melbourne, terdapat perguruan tinggi yang masuk dalam jajaran 100 universitas terbaik di dunia, yakni University of Melbourne dan Monash University. Untuk bidang seni dan budaya, Victoria dianggap sebagai Austalia s arts capital karena begitu banyak dan beragamnya aktifitas seni dan budaya yang diadakan di Victoria. Victoria merupakan rumah dari orkestra, teater dan balet tertua di Australia. Setiap tahunnya lebih dari 50 festival seni dan budaya diadakan di negara bagian teresbut. Selain itu Victoria juga mempunyai cukup banyak galeri ternama seperti the Arts Centre, the Australian Centre for the Moving Image (ACMI), Museum Victoria, National Gallery of Victoria dan State Library of Victoria. Dalam kaitan dengan perlindungan dan pembinaan mayarakat di negara akreditasi, saat ini terdapat sekitar WNI di Victoria dan Tasmania serta 52 organisasi masyarakat dan pelajar. Pada umumnya sebagian besar WNI di Victoria dan Tasmania merupakan pelajar/mahasiswa (40 dari total WNI) serta profesional terdidik dan penduduk tetap (Permanent Residence) dengan latar belakang ekonomi yang kuat. Dengan pertimbangan tersebut, maka peran dan kedudukan KJRI Melbourne, sebagai Perwakilan pemerintah Indonesia dengan wilayah kerja mencakup negara bagian Victoria dan Tasmania sangat penting dalam memfasilitasi dan memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia di wilayah kerjanya, terutama dalam kerangka kerja sama ekonomi, sosial budaya dan perlindungan WNI dan BHI. 4 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

10 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Keterkaitan Rencana Strategis (Renstra) Kemenlu Tahun dengan Renstra KJRI Melbourne Tahun Renstra KJRI Melbourne periode merupakan penjabaran (cascading) dari Renstra Kemenlu tahun Dalam kaitan tersebut, rumusan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis yang ditetapkan dalam Renstra KJRI Melbourne, pada akhirnya ditujukan untuk mendukung pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis yang ditetapkan dalam Renstra Kemenlu, dengan memperhatikan karakteristik dan bobot misi Pewakilan RI Melbourne. Rumusan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis yagn dietapakan dalam Renstra Kemenlu dan Renstra KJRI Melbourne Tahun adalah sebagai berikut : Rumusan Komponen Renstra Visi Misi Tujuan Sasaran Strategis Renstra Kemenlu Terwujudnya wibawa diplomasi guna memperkuat jati diri bangsa sebagai negara maritim untuk kepentingan rakyat - Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia sebagai negara maritim dalam kerjasama internasional untuk memajukan kepentingan nasional; - Memantapkan peran Kementerian Luar Negeri sebagai penjuru pelaksana hubungan luar negeri dengan dukungan dan peran aktif seluruh pemangku kepentingan nasional; - Mewujudkan kapasitas Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI yang mumpuni - Kepemimpinan dan peran Indonesia dalam kerja sama internasional yang berpengaruh - Nilai manfaat ekonomi, keuangan dan pembangunan yang optimal melalui hubungan luar negeri - Menguatnya kapasitas organisasi dan SDM Kemlu dan Perwakilan RI yang handal, modern dan humanis - Diplomasi maritm dan perbatasan yang kuat - Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat - Peran Indonesia di dunia internasional yang meningkat - Diplomasi ekonomi yang kuat - Pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI dan diaspora yang prima Renstra KJRI Melbourne Menjadi ujung tombak dalam mewujudkan diplomasi Indonesia sebagai negara maritim di wilayah kerja - Memperkuat diplomasi ekonomi melalui peningkatan perdagangan, pariwisata dan investasi dalam mendukung pengembangan infrastrastruktur poros maritim Indonesia - Meningkatkan soft diplomacy Perwakilan RI dalam memajukan kepentingan nasional di bawah kerangka NKRI - Meningkatkan pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI serta pemberdayaan diaspora di wilayah kerja - Peran perwakilan yang berpengaruh - Nilai manfaat ekonomi, keuangan dan pembangunan yang optimal melalui upaya diplomasi Perwakilan RI - Pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI - Meningkatnya peran Perwakilan RI dalam mendukung pengembangan infrastruktur poros maritim Indonesia - Peningkatan peran KJRI Melbourne dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di wilayah kerja - Peningkatan peran KJRI Melbourne dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat 5 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

11 LAPORAN KINERJA TAHUN Kebijakan luar negeri yang berkualitas - Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan internasional - Meningkatnya kapasitas organisasi, tata kelola dan kompetensi SDM Kemlu berbasis teknologi informasi Indonesia - Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh Perwakilan RI di Wilayah Victoria dan Tasmania - Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI serta pemberdayaan diaspora di wilayah Victoria dan Tasmania - Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel B. Perjanjian Kinerja Perwakilan RI Melbourne Tahun 2016 Mengacu kepada rumusan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis di atas, maka untuk mengukur capaian kinerja dari masing-masing Sasaran Strategis, Perwakilan RI Melbourne menetapakan 8 Kinerja Utama (IKU) dalam Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2016 dengan matriks PK sebagai berikut : No. Sasaran Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1. Menguatnya peran KJRI Melbourne dalam mendukung pengembangan infrastruktur poros maritim Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif KJRI Melbourne yang ditindaklanjuti Stakeholders Peningkatan peran KJRI Melbourne dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di wilayah akreditasi 3. Peningkatan peran KJRI Melbourne dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia 4. Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh KJRI Melbourne di wilayah akreditasi 5. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI, serta pemberdayaan diaspora di wilayah akreditasi 6. Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yagn akuntabel Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan Persentase peningkatan trade, tourism dan investment (TTI) Persentase publik di wilayah akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia Persentase permasalahan WNI dan BHI di wilayah akreditasi yang diselesaikan Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran Nilai hasl evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pmerintah (AKIP) KJRI Melbourne yagn dilakukan Itjen dan BPO Persentase realisasi anggaran (SP2D) terhadap alokasi DIPA KJRI Melbourne 90 Trade : 3 Tourism : 10 Investment : KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

12 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Secara umum, pada tahun 2016 KJRI Melbourne mampu merealisasikan target kinerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) Pencapaian ini didukung dengan upaya dilomasi kerja yang membumi sejalan dengan misi Pemerintah RI. Kerja sama yang dikembangkan Perwakilan RI Melbourne tidak saja dengan kalangan pemerintah dan swasta setempat, tetapi juga dengan berbagai komunitas masyarakat Indonesia yang terdapat di negara bagian Victoria dan Tasmania. Delapan IKU yang digunakan untuk mengukur pencapaian kinerja pada 6 Sasaran Strategis yang ditetapkan dalam PK Kepala Perwakilan RI di tahun 2016, hampir seluruhnya dapat tercapai, bahkan terdapat sejumlah IKU yang capaiannya di atas target. Akan tetapi, khusus untuk 2 IKU yang terkait dengan penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel, capaiannya masih berada di bawah target. Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja Perwakilan RI Melbourne yang terkait dengan program penyelenggaraan diplomasi dan kerja sama internasional (kode program 14) yang diukur dengan 6 IKU pada 5 Sasaran Strategis adalah sebesar 114,93. Sementara itu untuk rata-rata capaian kinerja yang terkait dengan aspek dukungan administrasi yang diukur dengan nilai AKIP dan realisasi anggaran terhadap alokasi DIPA adalah sebesar 90,91 untuk nilai AKIP dan 84,29 untuk realisasi anggaran (tanpa memperhitungkan anggran self blocking) dan 96,90 (dengan memperhitungkan anggaran yang di self blocking). Rincian lebih lanjut dari pencapaian kinerja pada masing-masing Sasaran Strategis adalah sebagai berikut. Sasaran Strategis 1 (SS 1) : Menguatnya peran KJRI Melbourne dalam mendukung pengembangan infrastruktur poros maritim Pengukuran kinerja untuk SS1 menggunakan IKU Persentase rekomendasi hasil kajian komprensif KJRI Melbourne yang ditidaklanjuti stakeholders (IKU 1.1.). Dari target yang ditetapkan sebesar 80, realisasi kinerja IKU bersangkutan mencapai 100. Dengan realisasi tersebut, maka capaian kinerja untuk IKU 1.1 adalah sebesar 125. Jika dibandingkan dengan kinerja tahun 2015 yang mencapai 125, maka capaian kinerja di tahun 2016 relatif stabil dan oleh karenanya untuk target PK di tahun 2017, Perwakilan RI Melbourne meningkatkan target IKU 1.1. mejadi 100. Selanjutnya jika dibandingkan dengan target kinerja yang ditetapkan dalam Renstra KJRI Melbourne , kinerja untuk IKU 1.1. menunjukan perkembangan yang positif. IKU Target Realisasi Capaian Persentase rekomendasi hasil KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

13 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 kajian komprehensif KJRI Melbourne yang ditindaklanjuti Stakeholders - Analisis Pencapaian Kinerja Keberhasilan KJRI Melbourne dalam merealisasikan target kinerja yang ditetapkan pada IKU 1.1., terutama didukung dengan adanya upaya intensif dari pihak terkait di Indonesia dan Australia untuk mendorong agar rekomendasi hasil kajian yang disampaikan KJRI Melbourne guna meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara, mendapatkan perhatian dan respon positif dari pemangku kepentingan. Dari 13 (tiga belas) rekomendasi yang disampaikan, seluruhnya telah telah ditindaklanjuti dalam berbagai tingkatan respon. Capaian menonjol dari IKU 1.1. diantaranya adalah berhasilnya beberapa hal sebagai berikut: a. Perjanjian kerjasama INCAT dengan perusahaan asal Indonesia INDOCAT dalam bidang produksi kapal: Propinsi Banten telah melakukan pertemuan dengan INCAT pada tanggal Desember 2016 untuk penjajakan pengadaan kapal. Dalam proses pembangunan kapal dimaksud, beberapa pekerja kapal akan didatangkan dari Indonesia. Pertemuan pemerintah Banten dengan INCAT Pty Ltd b. Penandatangan MoU antara Hean Corporation Pty Ltd dengan PT. Dua Kelinci untuk import produk Dua Kelinci dari Indonesia ke wilayah Victoria: Saat ini produk Kacang Dua Kelinci sudah masuk ke wilayah Australia. 8 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

14 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 c. Penandatanganan MoU antara Alliance Abroad Group (AAG) dengan PT. Sukamulia Mandiri Agung terkait kerjasama pengiriman skilled Worker: Saat ini para pekerja Chef Indonesia yang direkrut oleh kedua perusahaan tersebut. Penandatanganan MoU antara Alliance Abroad Group (AAG) dengan PT. Sukamulia Mandiri Agung terkait kerjasama pengiriman skilled Worker pada Trade Expo Indonesia Oktober 2016 d. Pembentukan Asosiasi Chef Indonesia di Victoria pada Desember Kendala dan langkah solutif Meskipun secara umum, KJRI Melbourne telah mampu merealisasikan target kinerja yang ditetapkan pada SS1, namun sejumlah kendala masih dihadapi dalam mendorong agar potensi kerja sama yang ada dapat direalisasikan dalam bentuk kegiatan konkrit, baik berupa Perjanjian maupun kesepakatan yang memberikan hasil konkrit dan nilai ekonomis. Untuk mengatasi kendala yang muncul, sebagai langkah solutif KJRI Melbourne melakukan upaya pendekatan dengan berbagai stakeholders terkait 9 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

15 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 guna melakukan kolaborasi progam dan memastikan implementasi setiap rekomendasi atau kesepakatan yang telah disetujui. Sasaran Strategis 2 (SS 2) : Peningkatan peran KJRI Melbourne dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di wilayah akreditasi Untuk mengukur pencapaian kinerja pada SS2, IKU yang digunakan adalah Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan (IKU 2.1.). Dari target yang ditetapkan sebesar 90, realisasi kinerja untuk IKU bersangkutan masih berada dibawah target, yakni sebesar 80. Dengan realisasi tersebut, maka capaian kinerja untuk IKU 2.1 adalah sebesar Dalam LKj tahun 2015, KJRI Melbourne belum menggunakan Sasaran Strategis dan IKU 2.1. yang ditujukan untuk mengukur kinerja Perwakilan dalam menindaklanjuti berbagai kesepakatan yang dihasilkan dalam bentuk rencana aksi. Namun demikian jika dibandingkan dengan target kinerja yang ditetapkan dalam Renstra KJRI Melbourne , capaian kinerja untuk IKU 2.1. menunjukan perkembangan yang positif mengingat target kinerja berada di atas target rencana jangka menengah (Renstra) yang ditetapkan sebesar 75. IKU Target Realisasi Capaian ,89 Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan - Analisis Pencapaian Kinerja Belum optimalnya capaian kinerja pada SS2 yang diukur dengan IKU 2.1. terutama disebkan oleh masih terdapatnya sejumlah rencana inisiatif yang belum dapat dilaksanakan sesuai rencana, terutama dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran di tahun Namun demikian dari rencana aksi yang direncanakan terdapat.. yang berhasil ditindaklanjuti. Salah satu capaian menonjolk dari IKU 2.1. diantaranya sebagai berikut: LoI Friendship Cooperation antara DIY (DI Yogyakarta) dan Victoria: Tindak lanjut dari LoI antara DIY dan Victoria tahun 2015 adalah telah dilaksanakan pelatihan musik oleh Melbourne Symphony Orchestra (MSO) kepada para pemuda (pelajar SMA) di Yogyakarta pada tahun KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

16 LAPORAN KINERJA TAHUN Kendala dan langkah solutif Sejumlah rencana aksi/insiatif belum dapat dilaksanakan karena penundaan waktu pertemuan dan adanya kebijakan penghematan anggaran, sehingga Perwakilan RI Melbourne perlu menentukan skala priortias kegiatan yang akan dilakukan dengan anggaran yang ada. Terkait dengan kendala/permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian IKU 2.1., KJRI Melbourne telah melakukan langkah solutif optimalisasi kerjasama berupa kolaborasi program dengan berbagai pihak terkait baik di dalam negeri maupun di wilayah kerja. Sasaran Strategis 3 (SS 3) : Peningkatan peran KJRI Melbourne dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia Pengukuran kinerja untuk SS3 menggunakan IKU Persentase peningkatan TTI, yang meliputi Trade, Tourism dan Investment (IKU 3.1.) dengan target masing-masing sebesar 3 untuk trade, 10 untuk tourism dan 15 untuk investment. Secara rata-rata target untuk ketiga komponen TTI adalah sebesar 9,33. Dari target yang ditetapkan dalam PK, realisasi kinerja untuk IKU 3.1. adalah sebesar 12,96 dengan perincian persentase peningkatan perdagangan (IKU ) adalah sebesar 4,3, sementara untuk persentare peningatan Tourism (IKU ) dan persentase peningkatan Investment (IKU ) masing -masing sebesar 19 dan 15,6. Dengan realisasi tersebut, maka capaian kinerja untuk IKU adalah sebesar 143,33, IKU sebesar 190 dan IKU sebesar 104 atau secara rata-rata IKU 3.1. sebesar 145,77. Jika dibandingkan capaian rata-rata TTI (IKU 3.1.) di tahun 2015 yang tercatat sebesar 75,66, maka kinerja untuk TTI di tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 92,66. Hal ini terutama didukung oleh peningkatan realisasi di sektor perdagangan dan pariwisata mencapai 4,3 dan 19 dari target masing-masing 3 dan 10. Selanjutnya jika dibandingkan dengan target kinerja yang ditetapkan dalam Renstra KJRI Melbourne , kinerja untuk IKU 3.1. menunjukan perkembangan yang positif sejalan upaya diplomasi ekonomi yang dilakukan Perwakilan RI. 11 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

17 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 IKU Target Realisasi Capaian Persentase peningkatan Trade 3 4,3 143,33 trade, tourism dan Tourisme investment (TTI) Investment 15 15, Rata-rata TTI 9,33 12,96 145,77 - Analisis Pencapaian Kinerja Keberhasilan KJRI Melbourne dalam merealisasikan target kinerja yang ditetapkan pada pada masing komponen Trade, Tourism dan Investment pada IKU 3.1. didukung dengan adanya upaya promosi bisnis yang dilakukan dan difasilitasi KJRI Melbourne guna meingkatakan akses pasar produk Indonesia di wilayah kerja. Selain itu KJRI Mebourne juga secara intensif melakukan promosi seni budaya dan pariwisata bekerjasama denga pihak terkat untuk mendorong peningkatan arus wisatawan Australia ke Indonesia. Sementara itu, dalam konteks Investasi, pada tahun 2016 KJRI Melbourne secara aktif melakukan kegiataan promosi investasi dan business forum untuk mendorong pengusaha kedua negara menanamkan modalnya di Indonesia dan Australia. Sejumlah kegiatan promosi penting yang dilakukan Perwakilan RI di tahun 2016 dalam mendukung pencapaian kinerja diplomasi ekonomi diantaranya Pameran Kopi, Food and Beverages (Fine Food), Apparel and shoes, Furniture, pariwisata, craft. Kopi Tanah Merah Indonesia menjadi juara pertama pada MICE Barista Competition Partisipasi Indonesia pada Melbourne International Coffee Expo (MICE) Kendala dan langkah solutif Meskipun secara umum, KJRI Melbourne telah mampu merealisasikan target kinerja yang ditetapkan pada SS3, namun sejumlah kendala masih dihadapi KJRI Melbourne dalam mengeksplorasi potensi kerja sama yang ada, khususnya penyediaan data terbaru mengenai potensi pasar (market research data). Hal ini 12 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

18 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 disebabkan karena belum tersedianya anggaran untuk berlanggana/memperoleh data research yan diterbitkan lembaga kredibel di Australia. Untuk mengatasi kendala yang muncul, khususnya untuk penydiaan data economic intelligent, sebagai langkah solutif KJRI Melbourne memanfaatkan networking dan jalur komunikasi yang dibangun dengan lembaga pemerintah untuk mendapatkan data statistik ekonomi dan economic intelligent untk seanjutnya dianalisis secara mandiri. Sasaran Startegis 4 (SS4) : Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh KJRI Melbourne di wilayah akreditasi Untuk mengukur pencapaian kinerja pada SS4, IKU yang digunakan adalah Persentase publik di wilayah akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia (IKU 4.1.). Dari target yang ditetapkan sebesar 80, realisasi kinerja untuk IKU bersangkutan mencapai 80. Dengan realisasi tersebut, maka capaian kinerja untuk IKU 4.1 adalah sebesar 100 atau sesuai dengan target. Apabila dibandingkan dengan realisasi kinerja di tahun 2015 yang mencapai 105, capaian kinerja di tahun 2016 sedikit mengalami penurunan, namun target yang ditetapkan mengalami peningkatan dari 75 menjadi 80 dan realisasi kinerja meningkat dari 79 menjadi 80. Secara umum pada tahun 2016 intensitas keterlibatan KJRI dalam berbagai kegiatan yang menjembatani people to people contact dan Soft Diplomacy mengalami peningkatan. Selanjutnya jika dibandingkan dengan target kinerja yang ditetapkan dalam Renstra KJRI Melbourne , maka realisasi kinerja untuk IKU 4.1. menunjukan perkembangan yang positif. Perkembangan tersebut disebabkan/didukung oleh tingginya tingkat kepercayaan masyarkat baik komunitas Indonesia maupun masyarakat setempat kepada KJRI sehingga semakin banyak tercipta kolaborasi kegiatan yang semakin memaksimalkan people to people contact. IKU Target Realisasi Capaian Persentase publik di wilayah akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia - Analisis Pencapaian Kinerja Keberhasilan KJRI Melbourne dalam merealisasikan target kinerja pada SS4, tidak terlepas dari adanya upaya pembinaan dan penggalangan yang dilakukan KJRI Melbourne kepada masyarakat di wilayah kerja. Serangkaian program dan kegiatan telah dilakukan KJRI di tahun 2016, diantaranya pemberdayaan komunitas masyarakat Indonesia pada berbagai program seni dan budaya, serta pendekatan kepada tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, media massa untuk menyebarluaskan pemberitaan dan citra positif Indonesia di negara bagian Victoria dan Tasmanaia. Sejumlah capaian penting yang dilakukan Perwakilan RI Melbourne pada tahun 2016 diantaranya peran aktif KJRI dalam mengkoordinir komunitas masyarakat untuk turut serta dalam berbagai festival multikultural; Dukungan KJRI pada Atlet Balap Rio Haryanto; Pelaksanaan 13 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

19 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Screening dan diskusi Jihad Selfie guna memberikan gambaran Indonesia sebagai bangsa muslim moderat dan berbagai upaya deradikalisasi ekstrimis di Indonesia; penyelenggaraan kursus bahasa Indonesia bagi kalangan pemerintah Victoria; serta penyelenggaraan workshop gamelan dan angklung sebagai upaya promosi kebudayaan dan bahasa Indonesia di Vicoria. Keikutsertaan dalam berbagai festival multicultural Dukungan kepada Atlit Rio Haryanto 14 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

20 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Screening dan Diskusi Jihad Selfie Penyelenggaraan Kursus Bahasa Indonesia bagi staff Pemerintah Victoria Workshop Gamelan pada pelajar Bahasa Indonesia - Kendala dan langkah solutif Meskipun secara umum KJRI Melbourne telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan citra positif Indonesia di wilayah kerjanya, namun secara implisit, masih terdapat upaya-upaya yang dilakukan para penduung Kelompok Separatis Papua (KSP) untuk mendeskriditkan Indonesia dengan kampanye permintaan dukungan kemerdekaan Papua. Dalam kaitan dengan aktivitas KSP tersebut, terdapat upaya dan kegiatan provokasi dengan menampilkan atribut KSP 15 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

21 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 yang dikemas dalam bentuk program seni dan budaya atau dikaitkan dengan isu indigenous people. Untuk mengatasi kendala yang muncul, sebagai langkah solutif KJRI Melbourne terus melakukan posting berita positif dan meng-counter pemberitaan tidak berimbang atau bahkan memojokkan Indonesia yang dilakukan oleh pendukung KSP. Selain itu KJRI Melbourne juga melakukan pendekatan kepada para pihak terkait di wilayah kerja guna menegaskan kembali komitmen pmerintah Australia terhadap kedaulatan NKRI dan tidak meberikan ruang kepada pendukung KSP melakukan manufer/kampanye negatif dengan memanfaatkan forum sosial dan budaya dengan dasar kebebasan berekspresi. Sasaran Strategis 5 (SS5) : Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI, serta pemberdayaan diaspora di wilayah akreditasi Pengukuran capain kinerja untuk SS5 dilakukan dengan menggunakan dua IKU, yakni Persentase permasalahan WNI dan BHI di wilayah akreditasi yang diselesaikan (IKU 5.1) dan Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran (IKU 5.2). Secara umum capaian kinerja untuk SS5 berada di atas target, yakni 119,21 untuk IKU 5.1. dan 110,71 untuk IKU 5.2. Dari target yang ditetapakan dalam PK sebesar 82 dan 80, realisasi kinerja untuk IKU 5.1. dan 5.2. masing-masing adalah sebesar 97,76 dan 88,57. Jika dibandingkan dengan realisasi kinerja IKU 5.1. dan 5.2. di tahun 2015 yang mencapai 123 dan 133, maka capaian kinerja di tahun 2016 sedikit mengalami penurunan. Akan tetapi target yang ditetapkan mengalami peningkatan dari 80 menjadi 82 untuk IKU 5.1., sementara untuk IKU 5.2 targetnya tetap sebesar 80. Namun demikian target yang ditetapkan untuk IKU 5.1. mengalami peningkatan dari 80 menjadi 82. Selain itu tingkat penyelesaian kasus yang tejadi selama tahun 2016 mampu melampaui target dan upaya diseminasi informasi kekonsuleran/warung konsuler yang dilakukan KJRI Melbourne cukup signifikan manfaatnya dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat Indonesia di wilayah kerja mengenai berbagai peraturan dan kebijakan, baik hukum setempat maupun hukum di Indonesia. Selanjutnya jika dibandingkan dengan target kinerja yang ditetapkan dalam Renstra , maka capaian tersebut menunjukan perkembangan positif. Kondisi tersebut dipengaruhi/disebabkan kualitas SDM di KJRI yang terus berkembang serta perbaikan sistem pelayanan kekonsuleran dari waktu ke waktu. IKU Target Realisasi Capaian 82 97,76 119,21 Persentase permasalahan WNI dan BHI di wilayah akreditasi yang diselesaikan Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran 80 88,57 110,71 16 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

22 LAPORAN KINERJA TAHUN Analisis Pencapaian Kinerja Pencapaian kinerja pada SS5 yang melampaui target yang ditetapkan dalam PK, terutama didukung dengan kondisi masyarakat Indonesia di wilayah akreditasi yang umumnya merupakan warga terdidik, sehingga kasus/permasalahan dengan kategori high profile case tidak begitu menonjol. Kalaupun ada kasus yang memerlukan penanganan dan waktu penyelesaian lebih dari satu tahun, umumnya lebih terkait dengan kasus kriminal dan KDRT yang jumlahnya hanya 3 (tiga) kasus dari 134 (seratus tigapuluh empat) kasus yang ditangan i pada tahun Terkait dengan kasus/permasalahan yang terjadi, KJRI Melbourne selalu melakukan upaya fasilitasi dan bantuan kepada WNI bermasalah. Karakteristik permasalahan/kasus dominan yang terjadi wilayah kerja KJRI Mebourne diantaranya overstayer deportasi sebanyak 41 kasus, serta kasus WNI overstayer dan kehilangan paspor sebanyak 82 kasus. Selama tahun 2016, KJRI Melbourne berhasil membantu memfasilitasi penyelesaian 131 kasus dari 134 kasus yang dihadapi WNI. Sementara itu terkait dengan pelayanan kekonsuleran, KJRI secara berkala juga melakukan kegiatan warung konsuler untuk menjangkau dan memberikan pelayanan kepada WNI, khususnya mahasiswa, dengan sistem jemput bola ke sentra komunitas WNI. Selanjutnya untuk meningkatkan pelayan dokumen kekonsuleran, KJRI Melbourne juga tengah menyiapkan penerapan sistem pelayanan paspor terintegrasi (SIMKIM) yang akan dilaksanakan secaa serentak di Ausralia pada tahun Sejumlah kegiatan yang dilakukan KJRI tekait dengan pelayanan dokumen kekonsuleran diantaranya diseminasi informasi kekonsuleran pada beberapa acara masyarakat/mahasiswa Indonesia di KJRI, beberapa perguruan tinggi, beberapa kota di wilayah Victoria dan Tasmania, serta town hall di wilayah Boxhill. Selain itu, pada tahun 2016 KJRI Melbourne telah melakukan pelayanan administrasi kekosuleran dengan mengeluarkan dokumen imigrasi dan kekanseleraian sebanyak dokumen, dengan rincian sebagai berikut : PASPOR SPLP VISA KEKANSELERAIAN AFFIDAVIT Kendala dan langkah solutif Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam upaya perlindungan WNI/BHI serta pelayanam kekonsuleran umunnya lebih kepada adanya peraturan Privacy Act 1988 Australia, dimana seseorang yang terkena kasus apabila tidak menghendaki maka pihak otoritas setempat tidak dapat/dilarang oleh aturan setempat tersebut untuk memberitahukan kasus dimaksud kepada pihak lain, termasuk perwakilan negara orang yang terkena kasus tersebut. Hal ini menyebabkan perwakilan RI di Australia kesulitan untuk mengetahui data riil di lapangan berapa WNI yang terkena kasus hukum. 17 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

23 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Untuk mengatasi kendala yang muncul, sebagai langkah solutif KJRI Melbourne terus melakukan langkah - langkah peningkatan jejaring dan kedekatan terhadap counterpart, sehingga walaupun rincian kasus dan identitas WNI tidak diketahui, namun jumlah dan kasus yang menimpa WNI dapat diketahui secara informal. Sasaran Strategis 6 (SS6) : Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel Pengukuran kinerja untuk SS6 dilakukan dengan menggunakan IKU Nilai hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) KJRI Melbourne yang dilakukan Itjen dan BPO (IKU 6.1) dan IKU Persentase realisasi anggaran (SP2D) terhadap alokasi DIPA KJRI Melbourne (IKU 6.2). Dari target kinerja yang ditetapkan sebesar 72, realisasi kinerja untuk IKU 6.1. adalah sebesar 69,78. Dengan demikian capaian kinerja untuk IKU 6.1. tersebut adalah sebesar 96,91. Jika dibandingkan dengan nilai AKIP tahun 2015 yang baru sebesar 63, maka nilai AKIP di tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 10,76. Selanjutnya dalam kaitan dengan target kinerja yang ditetapkan dalam Renstra tahun , maka capaian nilai AKIP tersebut menunjukkan perkembangan positif dan sejalan dengan kemajuan perbaikan akuntabilitas kinerja Kemenlu secara keseluruhan. Dalam kaitan dengan kinerja pengelolaan anggaran yang diukur dengan IKU 6.2, dari terget realisasi anggaran yang detetapkan dalam PK tahun 2016 sebesar 97, KJRI Melbourne berhasil merealisasikan 81,71 dari anggaran yang dialokasikan dalam DIPA. Akan tetapi dengan memperhitungkan anggaran self blocking yang secara real tidak dapat digunakan Perwakilan, maka tingkat penyerapan anggaran KJRI Melbourne mencapai 94. Berdasakan tingkat realisasi anggaran tersebut, maka capaian kinerja Perwakilan RI Melbourne untuk IKU 6.2 adalah sebesar 84,29 tanpa memperhitungkan anggaran self blocking dan 96,90 dengan memperhitungkan anggaran self blocking. Jika dibandingkan dengan realisasi anggaran di tahun 2015 yang tercatat sebesar 91,67 maka penyerapan anggaran di tahun 2016 relatif lebih tinggi dengan memperhitungkan anggaran yang di self blocking. Sementara jika dibandingkan dengan target Renstra , capaian tersebut menunjukkan perkembangan yang sangat positif, yakni mendekati target Renstra sebesar 95. Untuk tahun 2017, KJRI Melbourne melakukan penyesuaian target penyerapan anggaran sebesar 100, sejalan dengan upaya penguatan aspek pengelolaan kinerja dan anggaran yang dilakukan Kemenlu. IKU Target Realisasi Capaian 72 69,78 96,91 Nilai hasl evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pmerintah (AKIP) KJRI Melbourne yagn dilakukan Itjen dan BPO Persentase realisasi anggaran (SP2D) terhadap 97 81,71 (tanpa self blocking) 84,29 18 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

24 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 alokasi DIPA KJRI Melbourne 94 (dengan self blocking) 96,90 - Analisis Pencapaian Kinerja NIlai AKIP KJRI Melbourne yang semula ditargetkan sebesar 72 (BB), namun baru dapat terelasir sebesar 69,78 (B), menunjukkan adanya perkembangan positif dari pengelolaan dan penyusunan dokumen AKIP yang dilakukan Perwakilan RI Melbourne. Perkembangan tersebut tampak lebih signifikan lagi jika dibandingkan dengan penilaian AKIP di tahun 2015 yang baru sebesar 63 (B). Capaian tersebut merupakan salah satu dampak positif dari upaya penguatan akuntabilitas kinerja yang dilakukan pusat kepada seluruh Perwakilan RI pada beberapa tahun terakhir. Kegiatan bimbingan teknis pengelolaan dan penyusunan dokumen kinerja yang dilakukan kepada Perwakilan RI di tahun 2015 dan 2016 kiranya dapat terus dilaksanakan secara berkala, sehingga terdapat sharing of knowledge dan pemutakhiran informasi mengenai pengelolaan SAKIP yang dilakukan pusat. Upaya ini semakin penting artinya jika dikaitkan dengan pengembangan e-performance dengan pendekatan Balanced Score Card (BSC) yang tengah dilakukan pusat dan rencana penajaman Renstra Kemenlu yang tentunya juga akan diturunkan ke Renstra Perwakilan. Sementara itu dalam kaitan dengan penyerapan anggaran, Perwakilan RI secara umum telah berupaya untuk melakukan pengelolaan anggaran secara optimal dengan prinsip anggaran berbasis kinerja. Akan tetapi dalam implementasinya, Perwakilan RI Melboune perlu melakukan langkah-langkah penyesuaian dengan memperhatikan perubahan lingkungan internal dan eksternal, termasuk kebijakan penganggaran pemerintah dan prioritas program kegiatan yang muncul di tahun berjalan. - Kendala dan langkah solutif Dalam pengelolaan kinerja dan penyusunan dokumen kinerja (AKIP), KJRI Melbourne masih dihadapkan pada kendala belum sepenuhnya home staff menguasai pengetahuan tentang penyusunan dokumen kinerja yang baik dan akuntabel. Untuk mengatasi kendala tersebut, Manajer Kinerja Perwakilan (MKP) yang ditetapkan Kepala Perwakilan untuk mengkoordinaskan pengelolaan dan penyusunan dokumen kinerja (AKIP) terus melakukan koordinasi/konsultasi dengan BPO guna memperoleh bimbingan/arahan terkait penyusunan dokumen kinerja berdasarkan ketentuan/pedoman yang berlaku. Selain itu MKP juga melakukan sharing of konowledge dan melakukan penyusunan dokumen AKIP secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh pelaksana fungsi. Terkait dengan pengelolaan anggaran, KJRI Melbourne dihadapkan pada kendala keterbatasan pagu anggaran yang diberikan pusat sehingga penysunan program kegiatan dalam DIPA Perwakilan belum mencerminkan rencana kegiatan real yang akan dilakukan Perwakilan. Hal ini dipersulit lagi dengan adanya kebijakan penghematan dan pemotongan anggaran yang diberlakukan pemerintah di tengah tahun berjalan (2016), sehingga program kegiatan yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Sebagai langkah solutif 19 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

25 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 dari kendala yang dihadapi, KJRI Melbourne melakukan penetapan skala prioritas kagiatan yang akan dilaksanakan dengan melihat/memperhitungkan ketersediaan anggaran di masing-masing program/kegiatan. B. Anggaran Untuk mendukukung pelaksanaan program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2016, KJRI Melbourne memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp (tiga puluh tiga milyar tiga puluh enam juta enam ratus delapan puluh tujuh ribu rupiah). Selanjutnya dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran yang diterapkan pemerintah dalam kerangka APBN P (Inpres No. 4 tahun 2016), alokasi DIPA KJRI Melbourne mengalami penyesuaian menjadi Rp (dua puluh delapan milyar tujuh ratus enam belas juta sembilan ratus enam ribu. Dengan memperhitungkan anggaran yang di self blocking sebesar Rp (empat milyar tiga ratus sembilan belas tujuh ratus delapan puluh satu ribu) berdasarkan kebijakan penghematan anggaran pasca APBN P (Inpres No. 8 Tahun 2016), maka realisasi anggaran KJRI Melbourne mencapai Rp (dua puluh enam miyar sembilan ratus sembilan puluh lima juta tiga puluh satu ribu sembilan ratus delapan puluh lima rupiah atau mencapai 94. Sementara untuk realisasi anggaran tanpa memperhitungkan self blocking adalah sebesar 81,71. Jika dibandingkan dengan realisasi anggaran di tahun sebelumnya ( 2015) yang mencapai 91,67, maka realisasi anggaran di tahun 2016 dengan memperhitungkan anggaran yang di-self blocking mengalami penurunan sebesar 10,86, sedangkan dengan memperhitungkan anggaran yang di self blocking mengalami peningkatan sebesar 2,54. Rincian alokasi dan realisasi anggaran Perwakilan RI Melbourne pada tahun 2016 adalah sebagai berikut : (Tabel Rincian DIPA dan Realisasi sesuai output) 20 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

26 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 DIPA KJRI MELBOURNE TAHUN Uraian Pagu Awal Pagu setelah INPRES No 8 Tahun 2016 Self Blocking Realisasi Real Angg. (Awal) Real Angg. (Inpres 8) RUTIN Belanja Pegawai 20,915,538,000 17,943,538,000 2,972,000,000 17,307,270, Layanan Perkantoran 5,683,881,000 5,075,199, ,682,000 4,500,108, Jumlah 26,599,419,000 23,018,737,000 3,580,682,000 21,807,379, KEGIATAN Bantuan Delri 637,481, ,481,000 20,000, ,492, Promosi 939,990, ,295,000 74,695, ,434, Kerjasama Bilateral 1,040,484,000 1,040,484, ,172, Pembinaan Masyarakat 704,484, ,004,000 31,480, ,815, Indonesia Perlindungan WNI 1,046,915, ,775, ,140, ,302, Ceramah/Diskusi 75,894,000 7,947,000 67,947,000 4,795, Jumlah 4,445,248,000 3,740,986, ,262,000 3,396,014, MODAL Kendaraan Bermotor 1,533,020,000 1,533,020,000-1,362,911, Pengolah Data dan Komunikasi 202,500, ,663,000 34,837, ,652, Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 256,500, ,500, ,074, Jumlah 1,992,020,000 1,957,183,000 34,837,000 1,791,638, Jumlah (Total) 33,036,687,000 28,716,906,000 4,319,781,000 26,995,031, KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

27 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kinerja KJRI Melbourne Tahun 2016 menunjukan hasil yang cukup positif. Dengan alokasi anggaran yang terbatas, terutama dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran dan self blocking yang diberlakukan pemerintah, capaian kinerja KJRI Melbourne berdasarkan 8 IKU yang ada dalam PK masih berada di atas target, yakni sebesar 110,42. Sementara itu realisasi anggaran di tahun 2016, juga berada pada angka yang cukup baik, yakni sebesar 94 (dengan memperhitungkan anggaran sef blocking). Berdasakan tingkat capaian kinerja fisik Perwakilan yang lebih tinggi dari realisasi anggaran, maka secara umum KJRI Melbourne telah mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, termasuk anggaran untuk menghasilkan kinerja yang maksimal. Hal ini merupakan salah bentuk dari efisiensi pemanafaatan sumber daya ( resources), yang antara lain dilakukan dengan memaksimalkan dukungan pihak terkait, termasuk komunitas masyararkat Indonesia di wilayah kerja dalam mendukung program kegiatan yang dilakukan Perwaklan RI Melbourne. Sasaran kinerja pada 6 Sasaran Startegis yang diukur dengan 8 IKU, sebagian besar berhasil mencapai target, bahkan di atas 100. Berdasarkan capaian tersebut, maka untuk penyusunan PK di tahun 2017, KJRI Melbourne melakukan penyesuaian target kinerja pada sebagian besar IKU dengan tetap memperhitungkan dukungan SDM dan anggaran yang dimiliki. Selain itu KJRI Melbourne akan terus melakukan upaya penggalangan dan pemberdayaan komunitas masyarakat yang ada di wilayah kerja untuk mendukung program kegiatan yang dilakukan, khususnya untuk promosi seni budaya Indonesia. Disamping itu KJRI Melbourne juga melakukan kerja sama dan sinergi dengan pihak-pihak tekait agar kegiatan yang dilakukan, khususnya promosi, dapat dilakukan lebih baik dan besar. B. Kendala dan Saran Kendala utama yang dihadapi Perwakilan RI Melbourne dalam merencanakan dan mengimplementasikan program kegiatan adalah seringnya terdapat kegiatan yang harus dilakukan di tengah tahun berjalan tanpa di programkan/direncanakan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena peran Perwakilan sebagai wakil pemerintah Indonesia harus dapat mengakomodir dan memfasilitasi kegiatan yang dilakukan stakeholders, baik pemeintah dan swasta yang terkadang tidak dapat diidentifikasi secara menyeluruh pada tahapan perencaanan. Oleh karea itu sulit bagi Perwakilan RI Melbourne untuk menyusun 22 KONSULAT JENDERAL RI MELBOURNE

b. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama WNI di luar negeri;

b. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama WNI di luar negeri; LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN RI NOMOR: SK. 020/SK/KEPPRI/VII/2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA KBRI OSLO TAHUN 2015-2019 1. Nama Organisasi : Kedutaan Besar Republik Indonesia di Oslo 2. Tugas

Lebih terperinci

Matriks Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Perwakilan RI di Houston Tahun 2016

Matriks Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Perwakilan RI di Houston Tahun 2016 Matriks Rencana Aksi Perjanjian Perwakilan RI di Houston 016 No (Akumulatif) I (1) () () () () (6) (7) (8) (9) (10) (11) (1) 1. Peningkatan peran KJRI Houston dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi dan

Lebih terperinci

Manual IKU Perwakilan RI Harare

Manual IKU Perwakilan RI Harare Manual IKU Perwakilan RI Harare No. Sasaran Strategi Indikator Kinerja Utama Formulasi 1 Menguatnya dukungan negara Persentase rekomendasi hasil terhadap kedaulatan kajian komprehensif Perwakilan RI NKRI/

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA

RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA 2015-2019 SK KEPPRI TENTANG RENCANA STRATEGIS KEPPRI ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmatnya, kami dapat menerbitkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015 VISI: "Terwujudnya diplomasi total, melalui peningkatan peran KBRI Rabat sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia di Maroko

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN Lampiran Surat Keputusan Kepala Perwakilan RI di Berlin Nomor 391/RO/V/2015/07 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN 1. Nama Perwakilan RI : Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin 2. Tugas : Mewakili

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum. 1. Hubungan Indonesia Norwegia

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum. 1. Hubungan Indonesia Norwegia BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 1. Hubungan Indonesia Norwegia Hubungan RI Norwegia saat ini berada dalam kondisi sangat baik sejak dibukanya hubungan diplomatik pada tahun 1950. Hubungan diplomatik

Lebih terperinci

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan 1. Peningkatan peran Memperkuat postur Meningkatkan hubungan pengaruh Indonesia diplomasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 KBRI HARARE KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA HARARE KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 011/OT/V/2015 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Wasit Saronto

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Wasit Saronto 1 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Kelembagaan Tahun 2014 disusun sebagai bentuk komitmen untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tujuan dan sasaran strategis

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN 2015-2019 KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG 0 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) KJRI Penang tahun 2015-2019

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perubahan dan perkembangan yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perubahan dan perkembangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

KEPPRES 108/2003, ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

KEPPRES 108/2003, ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 108/2003, ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI *51380 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 108 TAHUN 2003 (108/2003) TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 8 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TANGGAL 31 DESEMBER 2003

RGS Mitra 1 of 8 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TANGGAL 31 DESEMBER 2003 RGS Mitra 1 of 8 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TANGGAL 31 DESEMBER 2003 ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini fenomena reformasi birokrasi merupakan isu penting bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintah Daerah berjalan secara efisien dan efektif

Lebih terperinci

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-041.01-0/2015 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KBRI Panama City TA 2015

Laporan Kinerja KBRI Panama City TA 2015 Laporan Kinerja KBRI Panama City TA 2015 DAFTAR ISI KATAPENGANTAR...ii DAFTARISI...iii RINGKASANEKSEKUTIF...iv BABIPENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA...3 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA...... 11 A.

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN 2015 2019 KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON 2015 0 KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA HOUSTON - TEXAS KEPUTUSAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA 2017 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-015.12-0/2015 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA WINDHOEK - NAMIBIA 1 R E N S T R A K B R I W I N D H O E K DAFTAR ISI SK KEPALA PERWAKILAN RI 3 KATA PENGANTAR 5 BAB I KONDISI UMUM

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73 C. Pengelolaan Keuangan... 67 BAB IV PENUTUP... 73 Kesimpulan... 73 LAMPIRAN : - Pernyataan Telah Direviu - Formulir Checklist Reviu - Reviu Matrik Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2010-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun BAB I PENDAHULUAN Kedudukan Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Jombang telah diatur dalam Peraturan Bupati Jombang Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN... 7 A. Latar belakang... 7 B. Gambaran Organisasi... 8 C. Gambaran aspek

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-047.01-0/2016 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2015 PERATURAN BERSAMA. Pendidikan Indonesia. Luar Negeri. Penyelenggaraan. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN BERSAMA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMTI BANDA ACEH JLN. TWK. HASYIM BANTA MUDA NO. 6 BANDA ACEH EMAIL : SMKSMTI.BANDAACEH@GMAIL.COM

Lebih terperinci

Palangka Raya, Maret 2017 Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah

Palangka Raya, Maret 2017 Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR Good governance dan result oriented government merupakan wujud dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) yang disusun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah.

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada tahun anggaran 2017 telah menyusun tema pembangunan daerah yang berorientasi pada upaya Pemantapan Pelayanan Publik dan Percepatan

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Memaparkan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan, serta pembahasan tentang RENSTRA, tujuan dan Sasaran Visi dan Misi, Penetapan Kinerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan meningkatnya urusan-urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Bali di Jakarta baik yang meliputi urusan administratif, teknis maupun koordinatif, peran dan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi NTT (Biro Kesra) Tahun 2015 merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan Rencana Strategis Biro Kesra Tahun

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2014 BIRO PERENCANAAN 2015 KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah serta perusahaan milik pemerintah dan organisasi sektor publik

Lebih terperinci

Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang

Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang Jombang, Agustus 2017 RPJMD 2014-2018 5 MISI 1. Meningkatkan Kualitas Hidup Sosial dan Beragama 2. Mewujudkan Layanan Dasar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN 2015 2019 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON 0 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) KBRI London tahun 2015-2019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten. tahun yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten. tahun yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Bandung merupakan dokumen perencanaan kerja untuk periode 1 (satu) tahun yang digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 /PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan dalam acara: Workshop Perencanaan Pembangunan Daerah Metro Lampung, 30-31 Oktober 2017 Digunakan dalam perumusan: Rancangan awal RPJPD

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT Nomor: W9-A1/93/OT.01.3/I/2015 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT TAHUN 2015-2019 KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-078.01-0/2013 DS 5976-2607-1781-0807 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-078.01-0/AG/2014 DS 1701-7126-6142-9885 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG NO DPA SKPD 1.16 01 02 05 5 2 URUSAN PEMERINTAHAN 1.16. 1.16 Urusan Wajib Penanaman Modal ORGANISASI

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Syarif Hidayat

KATA PENGANTAR. Syarif Hidayat Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 i KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN A. Capaian IKU No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % (1) (1) (2) (3) (4) (5) 1 2 3 4 5 6 7 Pelaksanaan Belanja Negara Yang Efektif

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MPR RI, SEKJEN DPD RI DAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM,

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA Tuga Pokok Dan Fungsi : DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA 1. Merumuskan kebijakan Direktorat Usaha berdasarkan rencana strategis dan program Direktorat Jenderal Perikanan 2. Merumuskan rencana kegiatan Direktorat

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA - 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden

Lebih terperinci

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembahasan isu-isu strategis dan analisis situasi dalam penyusunan rencana strategis (Renstra) Kopertis Wilayah

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' .-» ( */ ji»«*i «HJ inni«r7! V'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN AH UN 2 0 1 7 H f ls I sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"''. EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI BIRO PERENCANAAN...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Tahun 2015 di susun dalam bentuk rencana kegiatan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat, yang berisi tentang kegiatan dan target

Lebih terperinci