Bab 3. Analisis Data. Pada bab ini penulis hanya akan meneliti simbol kadomatsu yang terdiri dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 3. Analisis Data. Pada bab ini penulis hanya akan meneliti simbol kadomatsu yang terdiri dari"

Transkripsi

1 Bab 3 Analisis Data Pada bab ini penulis hanya akan meneliti simbol kadomatsu yang terdiri dari simbol-simbol Sho-Chiku-Bai 松竹梅 yang berasal dari Cina yaitu cemara, kemudian ada bambu dan plum. Di Jepang kadomatsu digunakan sebagai dekorasi tahun baru untuk mengundang toshigami berkunjung ke rumah mereka pada malam pergantian tahun baru. Simbol-simbol Sho-Chiku-Bai 松竹梅 dalam kadomatsu mempunyai arti spesifik secara filosofis. Dalam penelitian simbol kadomatsu yang akan penulis analisis adalah simbol Sho-Chiku-Bai 松竹梅 yaitu daun pohon cemara atau matsu 松, bambu atau bambu 竹 dan plum atau ume 梅. Penulis akan meneliti arti di balik simbol tersebut menurut teori semiotik dan menemukan arti filosofis di baliknya melalui analisis semiotik. Kemudian, makna di balik simbol tersebut akan penulis hubungkan dengan maknanya dalam agama Shinto, karena upacara shougatsu berhubungan dengan agama Shinto. 3.1 Analisis Unsur Kadomatsu Cemara 松 Matsu Menurut Konsep Shinto Untuk mengetahui unsur kadomatsu cemara menurut konsep Shinto, pertamatama penulis akan menganalisis makna pohon cemara itu sendiri secara denotatif dan konotatif. 22

2 3.1.1 Analisis Makna Cemara 松 Matsu Secara Denotatif Berikut ini adalah analisis makna pohon cemara secara denotatif, dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel Tabel Analisis Makna Denotatif Cemara Sumber KBBI (2008 : 255) Salim (2000 : 1092) Makna Denotatif Pohon yang berbatang tinggi lurus seperti tiang, daunnya kecil-kecil seperti lidi; eru; casuarinas eqnisetifolia. Pohon cemara; pinus. Matsuura (2005 : 615) Yamada (1997 : 1323) Pohon pinus; pohon tusam. 日 本 の 代 表 的 な 常 緑 高 木 木 の 皮 は 亀 甲 状 に 裂 け 葉 は 針状 Terjemahan : Cemara Cemara adalah pohon tinggi khas Jepang. Kulit batang pohonnya keras seperti cangkang kura-kura, daunnya seperti jarum. 1. 松科の一属 北半球の温帯を中心に約百種が分布 常緑の高木 花は春に咲き 雌花は毬状で新芽の頂に生じ 雄花は新芽の下部に穂状に密生 Shinmura (1998 : 2513) 2. 門松 徒然草 門松 徒然草 立てわかして の内 3. 松の位 の略 Terjemahan : 1. Keluarga atau jenis pinus, terdapat ratusan spesies yang tumbuh di belahan bumi utara, daunnya hijau 23

3 sepanjang tahun dan seperti jarum. Bunga mekar di musim semi dan bunga betina terjadi di atas tunas berbentuk kerucut. 2. Kadomatsu yaitu jenis Touzengusa. Digunakan sebagai salah satu bagian di kadomatsu dalam perayaan Tahun Baru yang diletakkan di samping. 3. Termasuk kelas pinus Sumber: KBBI (2008 : 255), Salim (2000 : 1092), Matsuura (2005 : 615), Yamada (1997 : 1323), Shinmura (1998 : 2513) Menurut KBBI (2008 : 255), pohon cemara adalah pohon yang berbatang tinggi lurus seperti tiang, daunnya kecil-kecil seperti lidi, dan termasuk dalam jenis botanical casuarinas eqnisetifolia. Menurut Salim (2000 : 1092), kata matsu dalam bahasa Inggris disebut dengan pines mengandung arti pohon cemara atau pinus. Dalam Matsuura (2005 : 615), kata pohon cemara dalam bahasa Jepang disebut dengan matsu 松 yang dapat diartikan sebagai pohon pinus atau pohon tusam. Menurut Yamada (1997 : 1323), pohon cemara adalah pohon tinggi khas Jepang yang memiliki ciri-ciri fisik kulit batang pohonnya keras seperti cangkang kura-kura dan daunnya seperti jarum. Shinmura (1998 : 2513), pohon cemara termasuk ke dalam keluarga atau jenis pohon pinus, terdapat ratusan spesies yang tumbuh di belahan bumi utara, daunnya hijau sepanjang tahun dan seperti jarum. Pohon cemara juga digunakan sebagai salah satu bagian pada kadomatsu dalam perayaan Tahun Baru di Jepang. 24

4 3.1.2 Analisis Makna Cemara 松 Matsu Secara Konotatif Berikut ini adalah analisis makna pohon cemara secara konotatif, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Tabel Analisis Makna Konotatif Cemara Sumber Makna Konotatif ( 一説に 神がその木に天降ることをマツ ( 待つ意とする ) 1. 日本にはくろまつ アカマツ ゴヨウマツなどがあり 長寿や節操を象徴するものとして古来尊ばれる 天然記念物の大木も多い 万六 神さび立ちて栄えたる千代 の樹の 松科 Cemara Shinmura (1998 : 2513) Terjemahan : Dahulu kala menurut legenda ada dewa yang turun ke dalam pohon cemara dan berdiam di dalam pohon cemara. 1. Ada beberapa jenis cemara di Jepang ada pinus hitam, pinus merah, pinus goyou, spesies pinus hitam dipuja sebagai simbol umur panjang, kesucian. Banyak pohon pinus besar yang dikeramatkan. Enam puluh ribu dewa yang berdiam dalam pohon pinus dapat membawa kemakmuran ribuan tahun. 25

5 風や雨に耐え 一年を通じで緑の松は 古代には聖なる木とされたが 今日でも正月の門松に用いられている Andrews (1996 : 314) Terjemahan: Hampir selalu menghadapi angin dan hujan, hijau sepanjang tahun, pada zaman dahulu cemara dianggap sebagai pohon suci dan bahkan sampai saat ini digunakan untuk hiasan dekorasit tahun baru yang disebut kadomatsu. Sumber: Shinmura (1998 : 2513), Andrews (1996 : 314) Menurut Shinmura (1998 : 2513) makna konotasi cemara adalah ada tiga macam pohon cemara di Jepang yaitu pinus hitam, pinus merah, pinus Goyou. Japanese Kuromatsu Pinus atau Pinus hitam dipuja sebagai simbol panjang umur, kesucian. Dahulu kala menurut legenda ada dewa yang turun ke dalam pohon cemara dan berdiam di dalam pohon cemara. Banyak pohon pinus besar yang dikeramatkan. Enam puluh ribu dewa yang berdiam dalam pohon pinus dapat membawa kemakmuran ribuan tahun. Digunakan sebagai salah satu bagian di kadomatsu dalam perayaan Tahun Baru. Menurut Andrews (1996 : 314) makna konotasi cemara adalah tumbuhan yang hampir selalu menghadapi angin dan hujan, hijau disepanjang tahun (evergreen), pada zaman dahulu cemara dianggap sebagai pohon suci dan bahkan sampai saat ini digunakan untuk hiasan dekorasit tahun baru yang disebut kadomatsu. 26

6 3.1.3 Analisis Cemara 松 Matsu Dalam Kadomatsu Dihubungkan Dengan Konsep Shinto Dalam bahasa Jepang, kata pohon cemara disebut dengan matsu 松 yang dapat diartikan sebagai pohon pinus atau pohon tusam (Matsuura, 2005 : 615). Dalam analisis makna denotatif, Shinmura menjelaskan cemara termasuk dalam keluarga atau jenis pinus. Karena alasan tersebut, penulis menggunakan kata cemara dalam menganalisis. Dalam shinto pohon cemara sudah ada dan dipuja sejak zaman dahulu oleh masyarakat Jepang, Motoji (2001 : 40) juga menyatakan sejak zaman kuno, cemara (matsu) telah dipuja sebagai pohon kehidupan yang panjang dan keberuntungan. Norman dan Cornell (2003 : 93) mengemukakan pohon cemara melambangkan keteguhan, daya tahan, dan kebahagiaan. Dalam tahun baru, kadomatsu adalah salah satu dekorasi dalam acara shogatsu dan segala sesuatu yang berhubungan dengan dekorasi atau ornamen adalah ritual dalam shinto untuk mengundang kami untuk hadir di dalam ritual mereka. Seperti yang dikatakan oleh Bess dan Wein (2007 : 167) dalam ritual Shinto pada umumnya seperti, pemurnian sebelum acara dimulai, persiapan dekorasi untuk mengundang para dewa, mengusir kekuatan roh jahat, dan ritual mengirimkan dewa dan roh leluruh. Dalam ajaran shinto menurut Ueda (1996 : 27) shinto kontemporer memiliki empat bentuk utama yaitu, Shinto dari Imperial House (koushitsu Shinto), Kuil Shinto (jinja Shinto), Sekte Shinto (kyouha Shinto), dan Mitos Shinto (minkan Shinto). Penulis menganalisis simbol kadomatsu dan simbol pohon cemara sangat berhubungan dengan mitos Shinto (minkan Shinto) karena sejak jaman dahulu di 27

7 dalam pohon cemara dipercaya dihuni oleh para dewa, hal ini di dukung dengan pernyataan Shinmura (1998 : 2513) yang menyatakan dahulu kala menurut legenda ada dewa yang turun ke dalam pohon cemara dan berdiam di dalam pohon cemara. Pohon cemara dianggap pohon yang suci sehingga dipercaya dapat memberikan sesuatu yang baik. Kemudian Brandon (1994 : 164) menjelaskan pohon cemara juga dipercaya sebagai kendaraan dari para dewa-dewi untuk keluar masuk dari dunia ini. Hal ini didukung dengan pernyataan Ono (1998 : 99) yang menjelaskan berbagai jenis pohon suci adalah salah satu yang memiliki bentuk khas dan dianggap memiliki kualitas yang unik berasal dari kami atau roh dewa yang menggunakan pohon sebagai tempat tinggalnya. Berdasarkan kepercayaan tersebut yang menjadikan cemara sebagai salah satu pohon yang dianggap suci dalam shinto. Ajaran dalam shinto selalu berhubungan dengan segala sesuatu yang natural, berhubungan langsung dengan alam dan tidak dapat terpisahkan dari alam. Begitu juga dengan tujuan kadomatsu dibuat untuk menarik perhatian para toshigami untuk menginap di dalam kadomatsu untuk menjadi tempat tinggalnya selama pergantian tahun yang dipasang di depan rumah mereka sehingga dapat memberikan berkah di tahun baru. Hal tersebut sesuai dengan simbol kadomatsu yang memiliki makna penjaga pintu gerbang, fungsi kadomatsu adalah menarik perhatian toshigami untuk masuk ke rumah mereka dan memberikan berkah kesehatan dan panjang umur kepada anggota keluarga mereka sepanjang tahun dari awal tahun hingga akhir tahun, seperti yang dikatakan oleh Shimoyama (2008 : 135) kadomatsu ditempatkan di pintu depan pekarangan rumah dan tempat umum, hal ini di yakini karena pada 28

8 tahun baru dewa akan menginap selama musim tahun baru dan dengan begitu akan mendapatkan keberuntungan. Penulis menganalisis makna pohon cemara dalam kadomatsu memiliki makna panjang umur sesuai yang telah dijelaskan pada landasan teori pada bab 2, menurut Bees dan Wein (2007 : 170) 松 daun cemara pinus (sho) bertahan lama mengandung makna dikaitkan dengan panjang umur. Kemudian Brandon (1994 : 164) menjelaskan makna pohon cemara dalam kadomatsu, pohon cemara di Jepang digunakan sebagai pohon yang memiliki makna khusus pada perayaan Tahun Baru sebagai kadomatsu yang memiliki makna sebagai harapan untuk kesehatan dan panjang umur. Karlsen (2010) juga menjelaskan secara simbolisme pohon cemara meliputi kreativitas, kehidupan, umur panjang dan keabadian. Penulis menganalisis pemilihan pohon cemara dalam kadomatsu karena daya tahan dalam struktur pohon cemara yang sangat kuat disaat musim dingin. Pohon cemara yang berdiri kokoh dan termasuk jenis tumbuhan yang menjulang tinggi ke atas juga mampu bertahan lama disegala musim. Meskipun pohon cemara tumbuh di daerah yang beriklim sangat ekstrim seperti di daerah bersalju, daun pohon cemara tidak mengalami perubahan warna tetap berwarna hijau (evergreen) sepanjang tahun dan mampu berkembang walaupun proses pertumbuhannya sangat lambat dan dapat hidup hingga ribuan tahun lamanya. Seperti yang dikatakan oleh Venefica (2011) karena daya tahan mereka, dan keteguhan bahkan dalam kondisi cuaca yang paling keras, hal ini menjadikan pohon-pohon cemara sebagai salah satu simbol yang melambangkan umur panjang. Kobayashi (2002 : 391) juga menjelaskan pohon cemara dikagumi karena kekuatan mereka dan kemampuan untuk bertahan di cuaca yang keras, dan terkait dengan karakter unggul dan abadi. 29

9 Anugerah yang di berikan Tuhan kepada pohon cemara sehingga menjadi tumbuhan yang mampu bertahan lama di segala musim menjadikan pohon cemara sebagai simbol panjang umur dan digunakan sebagai salah satu dekorasi dalam kadomatsu, karena kadomatsu merupakan simbol pengharapan di tahun baru. Pada hari pertama di tahun baru sebagian besar masyarakat Jepang berdoa di kuil, kegiatan tersebut disebut hatsumode, dimana masyarakat Jepang memanjatkan doa pada awal tahun biasanya adalah doa semoga panjang umur dan sehat sepanjang tahun. Selain itu, beberapa jenis pohon cemara yang lainnya tampak sangat cantik dan indah bila dilihat dari bentuk daun dan batangnya yang unik seperti pohon bonsai yang merupakan salah satu jenis pohon cemara, oleh karena itu masyarakat Jepang sering menggunakan pohon cemara sebagai objek dalam karya seni lukisan, motif dalam keramik maupun dalam kain pakaian pengantin tradisional wanita dan lain-lain. Berdasarkan hasil dari analisis yang telah penulis lakukan, selanjutnya akan menghubungkan dengan teori segitiga makna bahwa simbol cemara dalam kadomatsu dihubungkan dengan shinto adalah panjang umur, bahwa makna frase panjang umur berhubungan dengan makna pohon cemara menurut agama Shinto, karena pohon cemara adalah salah satu jenis pohon yang dapat hidup sangat lama hingga ribuan tahun sehingga dapat mengalahkan usia manusia dan usia dari berbagai spesies tumbuhan lainnya yang hanya dapat hidup beberapa tahun saja. Hal ini sesuai dengan makna konotatif pohon cemara dalam Shinmura yang menjelaskan bahwa makna pohon cemara adalah panjang umur. Karlsen (2010) menjelaskan, bahwa pohon cemara mampu bertahan di zona suhu yang sangat keras. Dilihat dari ciri-ciri fisik pohon cemara yang kuat, berdiri kokoh, hijau diberbagai macam musim (evergreen) dan mampu bertahan lama menjadikan 30

10 cemara sebagai simbol pengharapan panjang umur di dalam kadomatsu. Parera (1990 : 29-31) menyatakan hal yang penting dalam ilmu simbolisme ialah mencocokkan konteks psikologi dan konteks fisikal atau kita harus mencocokan reference dengan referent. Sesuai dengan teori segitiga makna menurut Odgen dan Richard dalam terjemahan Parera (1990 : 28-29) sehingga penulis menghubungkan berdasarkan ciri-ciri fisik pohon cemara yang kuat, kokoh, hijau diberbagai macam musim (evergreen) dan mampu bertahan lama menjadikan cemara sebagai simbol pengharapan panjang umur dalam shinto disebut dengan references (thoughts), pohon cemara sebagai simbol (symbols) dari panjang umur, dan kadomatsu sebagai referent (things) benda yang melambangkan pengharapan panjang umur pada tahun baru dalam acara shogatsu yang merupakan salah satu dekorasi simbol dari ritual shinto. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah tabel makna matsu atau cemara menurut teori segitiga makna. Tabel 3.1.3a Segitiga Makna Cemara 松 Matsu dalam Hubungannya Menurut Agama Shinto References Panjang Umur - Shinto Symbol Cemara 松 Referents Kadomatsu 門松 31

11 Sesuai dengan pernyataan Parera (1990 : 30), jika reference kompleks yang saling berhubungan itu tepat sesuai dengan cara referent berhubungan dengan faktual, maka peryataan itu logikal. Berdasarkan tabel segitiga makna di atas, hubungan reference cemara yang memiliki makna panjang umur dalam ajaran Shinto dengan referent kadomatsu yang memiliki simbol sebagai doa panjang umur di tahun baru saling berhubungan, maka pernyataan makna matsu atau cemara dalam kadomatsu adalah panjang umur itu logis. Selanjutnya, penulis akan menganalisis makna pohon cemara dengan medan makna seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1.3b Analisis Medan Makna Cemara 松 Matsu dalam Hubungannya Menurut Agama Shinto Daya Tahan Kebahagiaan Norman dan Cornell (2003 : 93) Cemara 松 Panjang Umur Keberuntungan Kesucian Aikawa (2002 : 328) Shinmura (1998 : 2513) Keabadian Kehidupan Karlsen (2010) Sumber : Norman dan Cornell (2003 : 93), Aikawa (2007 : 328), Shinmura (1998 : 2513), Karlsen (2010) 32

12 Berdasarkan pada data di atas, makna cemara dalam kadomatsu adalah panjang umur dan keabadian. Karena makna panjang umur mempunyai hubungan medan makna dengan keabadian. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Bees dan Wein yang menyatakan makna pohon cemara dalam kadomatsu adalah panjang umur. Hal ini benar membuktikan bahwa simbol cemara di dalam kadomatsu memang merupakan suatu simbol panjang umur masyarakat Jepang dalam perayaan shougatsu agar diberikan berkah kesehatan serta umur yang panjang seperti pohon cemara di tahun yang baru langsung dari toshigami. Jadi, hasil keseluruhan analisis makna simbol pohon cemara dalam dekorasi kadomatsu dapat dilihat dalam tabel pembuktian di bawah ini. Tabel 3.1.3c Tabel Pembuktian Analisis Makna Cemara 松 Matsu dalam Perayaan Shougatsu (Kadomatsu) Cemara 松 Perayaan Shougatsu - Shinto (Kadomatsu) Panjang umur Keabadian Berdasarkan tabel pembuktian analisis makna pohon cemara dalam kadomatsu di atas, penulis menyimpulkan bahwa makna simbol cemara dalam kadomatsu adalah panjang umur dan keabadian. 33

13 3.2 Analisis Unsur Kadomatsu Bambu 竹 Take Menurut Konsep Shinto Untuk mengetahui unsur kadomatsu bambu menurut konsep Shinto, seperti yang telah penulis lakukan pada analisis cemara, penulis akan menganalisis makna bambu itu sendiri secara denotatif dan konotatif Analisis Makna Bambu 竹 Take Secara Denotatif Berikut ini adalah analisis makna pohon bambu secara denotatif, dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel Analisis Makna Denotatif Bambu Bambu Sumber KBBI (2008 : 98) Salim (2000 : 140) Matsuura (2005 : 1037) Yamada (1997 : 851) Makna Denotatif Tumbuhan rumput, berakar serabut yang batangnya bulat berongga, beruas, keras, dan tinggi (antara m), digunakan sebagai bahan bangunan rumah dan perabotan rumah tangga; buluh; aur. 1. Pohon Bambu. 2. Batang tanaman yang bisa digunakan sebagai perkakas. 3. Batang pohon yang kurus, berdaun seperti pedang, dan tingginya bisa mencapai 120 kaki. Bambu; buluh イネ科タケ亜科植物のうち 節 = ふしとふしとの間 が長めで 中空であるものの総称 茎は建築 器具製 細工物に使い 若い芽 (= たけのこ ) は食用 Terjemahan: Gramineae family adalah nama umum dalam sub-ordo tumbuhan yang memiliki ruas antara ruas kayunya sangat lebar. 34

14 Digunakan untuk manufaktur alat dalam pembangunan arsitektur, bagian bambu muda (take no ko) dapat dimakan. イネ科タケ亜科の多年生常緑の木本の総称 タケ群とササ群に大別 独立のタケ科とする場合もある 茎木質化 隆起した節があり 地上茎 地下茎に分かれる Terjemahan : Shinmura (1998 : 1637) Gramineae family adalah istilah umum sub-ordo tumbuh-tumbuhan yang hijau abadi. Kelompok bambu dibagi menjadi dua yaitu, kelompok bambu dan kelompok bambu sasa. Ada pembagian kelompok bambu secara situasi. Batang bambu bersifat rimba, periode pelengkungan meluap di bagian akar dan di atas permukaan tanah. Sumber : KBBI (2008 : 98), Salim (2000 : 140), Matsuura (2005 : 1037), Yamada (1997 : 851), Shinmura (1998 : 1637). Menurut KBBI (2008 : 98), bambu adalah jenis tumbuhan rumput, berakar serabut yang batangnya bulat berongga, beruas, keras, dan tinggi (antara m), digunakan sebagai bahan bangunan rumah dan perabotan rumah tangga. Menurut Salim (2000 : 140), kata bambu dalam bahasa Inggris disebut dengan bamboo memiliki arti pohon bambu, batang tanaman yang bisa digunakan sebagai perkakas, dan memiliki ciri-ciri batang pohon yang kurus, berdaun seperti pedang, dan tingginya bisa mencapai 120 kaki. 35

15 Dalam Matsuura (2005 : 1037), kata bambu dalam bahasa Jepang disebut dengan bambu 竹 yang dapat diartikan sebagai bambu atau buluh. Menurut Yamada (1997 : 851), bambu termasuk jenis tumbuhan gramineae family. Gramineae family adalah nama umum dalam sub-ordo tumbuhan yang memiliki ruas antara ruas kayunya sangat lebar. Menurut Shinmura (1998 : 1637), bambu, gramineae family adalah istilah umum sub-ordo tumbuh-tumbuhan yang hijau abadi (evergreen). Kelompok bambu dibagi menjadi dua yaitu, kelompok bambu dan kelompok bambu sasa. Ada pembagian kelompok bambu secara situasi. Batang bambu bersifat rimbun, periode pelengkungan meluap di bagian akar dan di atas permukaan tanah Analisis Makna Bambu 竹 Take Secara Konotatif Berikut ini adalah analisis makna bambu secara konotatif, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Analisis Tabel Makna Konotatif Bambu Sumber Makna Konotatif Bambu Bees dan Wein (2007 : 18) As a symbol of purity, flexibility, resilience, and uprightness, bamboo plays an essential role in many religious rites and festivals. Terjemahan: Sebagai simbol pemurnian, fleksibilitas, ketahanan dan kebenaran, bambu memainkan peranan penting dalam ritual keagamaan dan festival. Sumber : Bees dan Wein (2007 : 18) 36

16 Menurut Bees dan Wein (2007 : 18) bambu sebagai simbol pemurnian, fleksibilitas, ketahanan dan kebenaran, bambu memainkan peranan penting dalam ritual keagamaan dan festival Analisis Bambu 竹 Take Dalam Kadomatsu Dihubungan Dengan Konsep Shinto Matsuura (2005 : 1037) menjelaskan dalam bahasa Jepang, 竹 take diartikan sebagai bambu. Berdasakan hasil analisis makna denotatif, penulis menggunakan kata bambu untuk dianalisis. Menurut Wong (2004 : 1) bambu, salah satu botanical yang dianggap sebagai kelompok khusus dalam keluarga rumput yang menarik untuk alasan yang berbeda. Sebagian besar Cina, Jepang, Indian dan orang-orang Asia Tenggara dan Amerika Selatan, bambu sangat berhubungan erat dengan baik budaya dan bahkan kelangsungan hidup, sejak zaman kuno. Bambu merupakan tumbuhan yang sangat multifungsi, bambu sangat berperan penting bagi masyarakat Jepang dan bambu sangat berhubungan erat dengan budaya. Selain itu, bambu merupakan alat spiritual yang sudah digunakan oleh masyarakat Jepang sejak jaman dahulu. Hubungan bambu dalam Shinto adalah bambu merupakan salah satu elemen pemurnian jiwa sebelum ritual Shinto dimulai maupun sebelum memasuki lingkungan jinja, Bees dan Wein (2007 : 18) menjelaskan bambu sebagai simbol dari pemurnian, fleksibilitas, ketahanan, dan kebenaran, bambu memegang peranan penting dalam berbagai ritual keagamaan dan festival di Jepang. Berdasarkan bentuk utama dari Shinto kontemporer yang telah di jelaskan oleh Ueda di bab 2 pada landasan teori, simbol kadomatsu dan simbol bambu 37

17 berhubungan dengan bentuk Shinto kontemporer yang ke empat yaitu, mitos Shinto (minkan Shinto) karena sejak berabad lamanya masyarakat Jepang mengembangkan suatu pemujaan menggunakan bambu. Dilihat dari folklor Jepang yang banyak mengisahkan turunnya dewa dan tinggal di dalam bambu, sejak zaman dahulu dipercaya bahwa para dewa menepati rongga tangkai bambu. Tidak hanya dalam folklor Jepang bambu di percaya dihuni oleh dewa maupun makhluk halus, Hardiman (2009) juga menjelaskan bambu dalam kepercayaan tradisional, di sejumlah wilayah budaya diyakini dihuni oleh makhluk halus. Menurut Tanaka (2007 : 298) definisi dari shinto pada dasarnya adalah nama umum yang diberikan kepada kepercayaan terhadap dewa dan roh. Kepercayaan terhadap mitos inilah yang membuat masyarakat Jepang percaya bahwa bambu merupakan tumbuhan yang di dalam rongganya di tempati oleh dewa yang memiliki kekuatan untuk mengusir roh jahat dan memberikan kebaikan. Oleh karena itu, bambu di percaya sebagai tumbuhan yang suci. Ajaran Shinto selalu berhubungan erat dengan segala sesuatu yang natural, kemudian Ono (1998 : 97) menjelaskan kuil Shinto sendiri tidak bisa dianggap tanpa beberapa referensi ke hubungan mereka dengan keindahan alam yang secara tradisional mengelilingi mereka. Penulis menganalisis bambu adalah salah satu tanaman yang selalu muncul di kuil Shinto. Bambu yang berada di sekitar kuil atau hutan bambu yang ditanam mengelilingi kuil mempunyai tujuan untuk menjadi perisai melawan roh-roh jahat agar tidak masuk ke dalam lingkungan kuil. Seperti pada kuil Shinto di perfektur Kyoto, kuil Nomiya yang memiliki hutan bambu di samping lingkungan kuil. Hal ini di dukung dengan pernyataan Mirambil (2011) yang menjelaskan hutan bambu adalah salah satu tempat paling terkenal di sekitar kuil Shinto di Jepang. Selain terkenal sebagai tempat pemujaan 38

18 dewa-dewa Shinto, mereka dipasang di sekitar tempat suci untuk menjaga roh-roh jahat pergi. Penggunaan bambu dalam upacara tradisional dapat menunjukkan bahwa bambu tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan bangsa Jepang, selain itu bambu mempunyai peranan penting dalam berbagai festival agama Shinto. Berdasarkan yang telah di jelaskan oleh Bees dan Wein (2007 : 18) di dalam kadomatsu bambu memiliki makna pemurnian, kekuatan dan fleksibilitas. Pada malam pergantian tahun baru, setelah 108 lonceng berbunyi di seluruh penjuru negeri, seluruh masyarakat Jepang kembali menjadi bersih. Abe (2011) juga menjelaskan bambu 竹 adalah tanaman yang sederhana dan polos, bambu juga simbolis dari kemurnian dan kepolosan. Pemurnian adalah salah satu fungsi bambu dalam ritual Shinto, hal ini dapat dilihat dari banyaknya unsur-unsur penggunaan bambu di dalam jinja. Bees dan Wein (2007 : 18) menyatakan sebelum memasuki jinja atau otera, di depan jinja atau otera tersedia gayung (ladle) yang terbuat dari bambu dan sebelum memasuki jinja atau otera pengunjung diharuskan untuk mengusapkan tangan dan mulut agar kembali menjadi bersih. Begitu juga dengan fungsi bambu dalam kadomatsu di percaya memiliki makna pemurnian. Dalam kadomatsu bambu merupakan tempat yang akan ditempati oleh toshigami selama malam pergantian tahun baru berlangsung, setelah pergantian tahun baru dipercaya toshigami memberikan pemurnian dan pembaharuan di dalam rumah mereka sehingga mereka kembali menjadi suci di awal tahun yang baru. Warna batang bambu yang selalu berwarna hijau yang menjadikan sebagai simbol pemurnian. Hal ini di dukung oleh pernyataan Brandon (1994 : 67) yang menjelaskan dalam tahun baru, arwah leluhur dipercaya datang kembali ke rumah yang dulu pernah dia tinggali dalam bentuk toshigami. 39

19 Kemudian Shimoyama (2008 : 135) menjelaskan kadomatsu ditempatkan di pintu depan pekarangan rumah dan tempat umum, hal ini di yakini karena pada tahun baru dewa akan menginap selama musim tahun baru dan dengan begitu akan mendapatkan keberuntungan. Selain memiliki makna pemurnian, di dalam kadomatsu bambu memiliki makna kekuatan dan fleksibilitas. Menurut Keane (2000 : 153) bambu adalah gambar ketahanan, seperti yang mudah dipahami karena sifat lenturnya. Penulis menganalisis berdasarkan ciri-ciri fisik tumbuhan bambu yang kuat merupakan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa menjadikan bambu sebagai simbol kekuatan di dalam kadomatsu yang di berikan oleh toshigami, sehingga menimbulkan interpretasi masyarakat Jepang bahwa tanaman bambu yang kuat mampu memberikan motivasi dalam mengatasi masalah-masalah di tahun yang akan datang. Memiliki ciri fisik tumbuhan yang kuat, cepat berkembang bambu termasuk dalam tumbuhan yang mampu bertahan di berbagai musim dan mampu berdiri tegak setelah terjadi bencana menjadikan bambu sebagai simbol di dalam kadomatsu tahun baru agar menjadi manusia yang kuat dan memiliki fleksibilitas dalam menjalani kehidupan di tahun yang baru. Dalam KKBI (2008 : 247) makna kata fleksibilitas adalah keadaan yang fleksible, sedangkan kata fleksible memiliki makna mudah menyesuaikan diri dengan kondisi atau keadaan; luwes. Tsubamoto (2008) menjelaskan bambu tumbuh subur di setiap jenis tanah dan terus hijau sepanjang tahun. Bagi seseorang untuk tumbuh menjadi fleksible, kuat dan tangguh harus seperti bambu yang mampu bertahan dalam segala macam kondisi. Kemudian Motoji (2001 : 26) menjelaskan bambu ditampilkan dengan batang lurus, melengkung, atau berpotongan, bambu dapat muncul dengan berbagai cara. Bambu dapat muncul 40

20 dalam berbagai macam pola dalam pola-pola tadisional Jepang, menjadikan bambu tumbuhan yang mudah beradaptasi dengan keadaan dan menjadi simbol dari kekuatan dan fleksibilitas dalam kadomatsu. Selanjutnya Abe (2011) juga menjelaskan bambu 竹 adalah tanaman yang sangat kuat. Dengan struktur akar kokoh, merupakan simbol kemakmuran. Bambu cukup sering muncul dalam beberapa festival, bambu dipilih karena karakteristik simbolisme bambu yang cepat berkembang, fleksibilitas, berwarna hijau terang yang menggambarkan pemurnian dan pembaharuan, dan tidak tergantikan. Beberapa item bambu khusus pada tahun baru merupakan bagian dari menciptakan lingkungan yang ramah bagi roh-roh pelindung. Menurut Brandon (1994 : 67) ada dua jenis cara pemotongan bambu dalam kadomatsu yaitu, secara sogi (ujung bambu dipotong secara diagonal) dan secara zundou (ujung bambu dipotong secara mendatar). Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah gambar jenis bambu yang dipotong secara sogi dan zundou. 3.2 Gambar Potongan Bambu secara Sogi dan Zundou Sumber: %AB:Kadomatsu_at_Kabuki-za.JPG 41

21 Dalam kadomatsu bambu dipotong secara sogi, hal ini dipercaya ujung bambu yang menusuk tajam ke atas tersebut memiliki makna untuk menusuk rohroh jahat yang akan masuk ke dalam rumah. Bees dan Wein (2007 : 168) memberikan penjelasan pemotongan bambu pada konstruksi kadomatsu simbolis dibuat secara teratur dengan puncak-puncak dari tiga tiang vertikal dari bambu yang dipotong secara tajam atau diagonal ke atas (sogi), sebagian besar masyarakat Jepang percaya tiga bambu yang dipotong secara sogi ini untuk menusuk roh jahat. Selain itu jumlah potongan bambu di dalam kadomatsu selalu ada tiga, tidak pernah kurang maupun lebih hal ini di percaya angka tiga mempunyai makna keberuntungan di masa depan. Venefica (2011) menjelaskan makna angka tiga dalam segi spiritual mempunyai hubungan dengan sihir, melambangkan intuisi dan keunggulan. Angka tiga ada kaitannya dengan peristiwa masa lalu dan tujuan masa depan. Tiga biasanya melambangkan reward dan sukses dalam usaha. Kemudian Sandhayarani (2010) menambahkan jumlah batang bambu digunakan untuk mengekspresikan arti tentu, tiga potong bambu memiliki makna kebahagiaan. Berdasarkan hasil dari analisis yang telah penulis jabarkan, penulis akan menghubungkan dengan teori segitiga makna bahwa simbol bambu dalam kadomatsu dihubungkan dengan Shinto memiliki makna yaitu pemurnian, kekuatan dan fleksibilitas. Karakteristik bambu yang digunakan dalam kadomatsu berwarna hijau terang yang menggambarkan pemurnian dan pembaharuan, dalam ajaran Shinto dipercaya dapat mengusir kekuatan jahat di saat akhir tahun dan memberikan pembaharuan di saat tahun baru. Selain itu, dilihat dari fisik bambu yang mampu bertahan di dalam cuaca yang buruk dan walaupun badai menerpa sekalipun bambu akan kembali berdiri tegak 42

22 dan kokoh menjadikan bambu sebagai simbol harapan kekuatan dan fleksibilitas dalam menjalani aktifitas di tahun baru. Karlsen (2010) menjelaskan ketika badai datang, bambu melengkung mengikuti arah angin. Ketika badai berhenti, ia kembali posisi tegak lurus. Kemampuan untuk mengatasi kesulitan dan masih berdiri tegak tanpa kehilangan tanah asli adalah inspirasi untuk sebuah bangsa yang terus-menerus mengalami bencana. Bambu juga menjadi sebagai lambang keluarga pada zaman Edo yang disebut dengan mondokoro, kekokohan batang bambu juga menjadikan bambu sebagai salah satu bahan konstruksi favorit bagi masyarakat Jepang dan bahan dasar pembuatan kesenian tradisional Jepang seperti alat-alat dalam chanoyu dan sakuhachi. Parera (1990 : 29-31) menyatakan hal yang penting dalam ilmu simbolisme ialah mencocokkan konteks psikologi dan konteks fisikal atau kita harus mencocokan reference dengan referent. Sesuai dengan teori segitiga makna menurut Odgen dan Richard dalam terjemahan Parera (1990 : 28-29) sehingga penulis menyimpulkan dalam ritual shinto bambu sebagai simbol pemurnian karena sejak jaman dahulu bambu dipercaya sebagai tempat tinggal para dewa begitu juga dengan ciri-ciri fisik bambu yang tumbuh cepat, walaupun terobang ambing dalam cuaca yang buruk bambu mampu bertahan dan kembali berdiri tegak menjadikan sebagai simbol kekuatan dan fleksibilitas dalam shinto hal ini disebut dengan references (thoughts), bambu sebagai simbol (symbols) dari pemurnian, kekuatan dan fleksibilitas, kemudian kadomatsu sebagai referent (things) benda yang melambangkan pengharapan pemurnian, kekuatan dan fleksibilitas pada tahun baru dalam acara shogatsu yang merupakan salah satu dekorasi simbol dalam shinto. 43

23 Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah tabel makna bambu menurut teori segitiga makna. Tabel 3.2.3a Segitiga Makna Bambu 竹 Take Dalam Hubungannya Menurut Agama Shinto References Pemurnian, Kekuatan dan Fleksibilitas - Shinto Symbol Bambu 竹 Referents Kadomatsu 門松 Menurut tabel segitiga makna diatas, hubungan reference bambu yang memiliki makna pemurnian, kekuatan dan fleksibilitas dengan referent kadomatsu yang memiliki simbol sebagai harapan pemurnian, kekuatan dan fleksibilitas dalam menjalani aktifitas di tahun baru saling berhubungan, maka pernyataan makna bambu dalam kadomatsu adalah pemurnian, kekuatan dan fleksibilitas itu logis. Hal tersebut Sesuai dengan pernyataan Parera (1990 : 30), jika reference kompleks yang saling berhubungan itu tepat sesuai dengan cara referent berhubungan dengan faktual yang bersifat logis. 44

24 Selanjutnya, penulis akan menganalisis makna bambu dengan medan makna seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 3.2.3b Analisis Medan Makna Bambu 竹 Take Dalam Hubungannya Menurut Agama Shinto Kemakmuran Aikawa (2007 : 330) Kepolosan Abe (2011) Bambu 竹 Pemurnian Fleksibilitas Kebenaran Bees dan Wein (2007 : 18) Ketahanan Sumber : Bees dan Wein (2007 : 18), Aikawa (2007 : 330), Abe (2011) Dilihat dari analisis medan makna di atas, makna bambu dalam kadomatsu adalah pemurnian, fleksibilitas, dan ketahanan. Hal ini sesuai dengan penjelasan Bees dan Wein pada landasan teori di bab 2, tabel di atas membuktikan bahwa berdasarkan ciri fisik bambu sebagai tanaman yang kuat, kokoh dan fleksible, bambu di pilih sebagai salah satu ornament dalam kadomatsu. Melalui simbol bambu, memberikan interpretasi masyarakat Jepang berdoa kepada toshigami agar menjadi manusia yang lahir kembali menjadi suci, menjadi manusia yang fleksible mampu menghadapi rintangan dan cobaan serta mempunyai ketahanan yang kuat diberikan langsung oleh toshigami. 45

25 Jadi, berdasarkan hasil keseluruhan analisis yang telah penulis lakukan, makna simbol bambu dalam dekorasi kadomatsu dapat dilihat dalam tabel pembuktian di bawah ini. Tabel 3.2.3c Tabel Pembuktian Analisis Makna Bambu 竹 Take dalam Perayaan Shougatsu (Kadomatsu) Bambu 竹 Perayaan Shougatsu - Shinto (Kadomatsu) Pemurnian Kekuatan Fleksibilitas Berdasarkan tabel pembuktian analisis makna bambu dalam kadomatsu, sehingga dapat penulis simpulkan bahwa makna bambu dalam kadomatsu adalah pemurnian, kekuatan, dan fleksibilitas. 46

26 3.3 Analisis Unsur Kadomatsu Ume 梅 Menurut Konsep Shinto Sebelum mengetahui unsur kadomatsu ume menurut konsep Shinto, mulamula penulis akan menganalisa makna ume itu sendiri secara denotatif dan konotatif seperti yang telah penulis lakukan pada analisa pohon cemara dan bambu Analisis Makna Ume 梅 Secara Denotatif Berikut ini adalah analisis makna pohon ume secara denotatif, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.3.1a Tabel Analisis Makna Denotatif Ume Sumber KBBI (2008 : 82) Salim (2000 : 1105) Matsuura (2005 : 1137) Makna Denotatif Persik; abrikos. Pohon buah plum. Mei; aprikot Jepang. Ume Yamada (1997 : 126) 梅 中国原産の落葉高木 早春 葉に先立って かおりの高い白色 ( 紅色 ) の花を開く 実は酸っぱく 梅干用 薬用 観賞用としても植える 梅の木 ( バラ科 ) Terjemahan: [ume] daun gugur jenis pohon aroma terapi yang berasal dari negeri Cina. Di awal musim semi, sebelum daun bermekaran, aroma yang kuat muncul. Buah ume asam, dibuat umeboshi, obat, dan tumbuhan ornament. Pohon ume. (termasuk spesies bunga)

27 ( 梅 の呉音メに基づく語で 古くはムメとも ) バラ科サクラ属の落葉高木 中国原産 古く日本に渡来 樹皮は黒褐色 早春 葉に先だって開く花は 五弁で香気が高く 平安時代以降 特に香を賞で 詩歌に詠まれる 花の色は白 紅 薄紅 一重咲 八重咲など多様 Terjemahan: Shinmura (1998 : 261) ([ume] pelafalan me berasal dari bahasa dinasti wu, bahkan dahulu disebut mume) Flower family (Rosaceae Family) dari kelompok sakura jenis daun gugur dan pohon aroma terapi. Berasal dari negeri Cina. Sudah lama diperkenalkan di Jepang. Kulit kayu berwarna cokelat kemerah-merahan. Di awal musim semi, sebelum daun bunga ume bermekaran, 5 daun bunga ume mengeluarkan aroma yang kuat, setelah jaman Heian turun, ada penghargaan khusus dalam bidang puisi, kepada composer. Variasi bunga ume adalah putih, merah tua, merah muda, berbunga tunggal, berbunga double. Sumber: KBBI (2008 : 82), Salim (2000 : 1105), Matsuura (2005 : 1137), Yamada (1997 : 126), Shinmura (1998 : 261) Menurut KBBI (2008 : 82), aprikot memiliki arti persik; abrikos. Menurut Salim (2000 : 1092), kata ume dalam bahasa Inggris disebut dengan plum mengandung arti pohon buah plum. 48

28 Dalam Matsuura (2005 : 615), kata pohon plum dalam bahasa Jepang disebut dengan ume 梅 yang dapat diartikan sebagai mei; aprikot Jepang. Menurut Yamada (1997 : 1323), ume adalah daun gugur jenis pohon aroma terapi yang berasal dari negeri Cina. Di awal musim semi, sebelum daun bermekaran, aroma yang kuat muncul. Buah ume asam, dibuat umeboshi, obat, dan tumbuhan ornament. Pohon ume. (termasuk spesies bunga). Menurut Shinmura (1998 : 2513), ume adalah flower family jenis rosaceae family dari kelompok sakura jenis daun gugur pohon aroma terapi. Berasal dari negeri Cina dan sudah lama di perkenalkan di Jepang. Kulit kayunya berwarna cokelat kemerah-merahan. Di awal musim semi, sebelum daun bunga ume bermekaran, 5 daun bunga ume mengeluarkan aroma yang kuat, setelah jaman Heian turun, ada penghargaan khusus dalam bidang puisi, kepada composer. Variasi bunga ume adalah putih, merah tua, merah muda, berbunga tunggal, berbunga double Analisis Makna Ume 梅 Secara Konotatif Berikut ini adalah analisis makna pohon ume secara konotatif, dapat dilihat pada tabel di berikut ini. 49

29 Tabel 3.3.2a Tabel Analisis Makna Konotatif Ume Sumber Salim (2000 : 1105) Makna Konotatif Sesuatu yang dianggap baik atau menguntungkan. Ume Andrews (1996 : 262) 梅 は あわせて希望と幸運の象徴とされてきた この習慣は中国から伝わり 奈良時代に広がった Terjemahan: Ume adalah pohon pertama yang bunganya bermekaran di musim semi, dianggap sebagai simbol harapan dan nasib baik sudah ada di Jepang sejak periode Nara, ketika saat itu segala sesuatu di import dari Cina. Sumber: Salim (2000 : 1105), Andrews (1996 : 262) Menurut Salim (2000 : 1105) kata ume yang dalam bahasa Inggris adalah plum memiliki makna sesuatu yang dianggap baik atau menguntungkan. Menurut Andrews (1996 : 262) ume adalah pohon pertama yang bungannya bermekaran di musim semi, dianggap sebagai simbol harapan dan nasib baik sudah ada di Jepang sejak periode Nara, ketika saat itu segala sesuatu di import dari Cina Analisis Ume 梅 Dalam Kadomatsu Dihubungan Dengan Konsep Shinto Shinmura (1998 : 261), menjelaskan ume 梅 berasal dari [ume] pelafalan me berasal dari bahasa dinasti wu, bahkan dahulu disebut mume. Dilihat dari jenis 50

30 tumbuhan, ume memiliki nama latin yaitu prumus mume. Berdasarkan hal tersebut penulis menggunakan kata ume dalam menganalisis. Pohon ume merupakan pohon yang dipuja dalam Shinto, sama halnya dengan pohon cemara dan bambu, pohon ume merupakan salah satu tumbuhan yang dianggap suci dalam Shinto. Seperti yang telah di jelaskan oleh Ueda pada bab 2 di landasan teori, terdapat empat bentuk utama dalam Shinto kontemporer. Hubungan simbol kadomatsu dengan simbol pohon ume dengan Shinto merupakan salah satu bentuk keempat dalam Shinto kontemporer, yaitu mitos Shinto (minkan Shinto). Brandon (1994 : 15-16) menjelaskan pada acara tradisi terutama yang menghidupkan adat rakyat berdasarkan agama Shinto sangat terasa pada periode tahun baru. Kemudian Ueda (1996 : 29) menambahkan minkan shinto adalah kepercayaan yang berdasarkan ritual magis-religius dan praktek yang biasa dilakukan masyarakat umum. Ume merupakan salah satu tanaman yang melambangkan kemurnian dan keindahan dipuja disalah satu kuil Shinto, hal tersebut tercermin pada pertengahan bulan Februari hingga Maret diadakan festival ume di kuil Yushima Tenji. Pompian (1998 : ) menjelaskan setiap tahun bunga plum (ume) mekar dari pertengahan Februari hingga pertengahan Maret. Selama waktu ini, kuil menyajikan festival plum mekar yang paling terkenal di Tokyo, ketika festival berlangsung banyak orang datang untuk mengagumi 400 pohon-pohon yang dianggap suci bermekaran sepanjang taman dan lingkungan kuil. Ajaran dalam Shinto selalu mengutamakan hubungan manusia dengan alam sekitar, alam dan Shinto tidak akan terpisahkan. Tanaka (2007 : 289) menjelaskan ajaran shinto berasal dari penyembahan kepada dewa Jepang seperti dewa alam, 51

31 duniawi, dan leluhur. Selain itu, eksistensi kuil shinto tidak dapat terpisahkan dari alam dan selalu berhubungan dengan segala sesuatu yang alami. Kuil dalam ajaran Shinto bukan sekedar tempat beribadah biasa, Ueda (1996 : 32) menjelaskan kuil bukan hanya tempat fasilitas ibadah. Pemahaman bagi masyarakat Jepang adalah ruang sakral melibatkan lebih dari kuil itu sendiri. Itu termasuk alam sekitarnya juga. Banyak kuil yang berada jauh dari tempat tinggal manusia. Mereka berada dalam lingkungan yang memiliki pemandangan yang alami: terkadang dekat di pegunungan, dekat air terjun, atau di pulau terpencil. Penulis menganalisis simbol kadomatsu dengan simbol ume mempunyai hubungan dengan bentuk Shinto kontemporer yang ke empat yaitu, mitos Shinto (minkan Shinto). Ume dipercaya sebagai simbol pembawa keberuntungan dan simbol keindahan juga harapan. Berdasarkan hal tersebut menjadikan ume sebagai salah satu ornament dalam kadomatsu yang merupakan bentuk simbol doa tahun baru karena ume dipercaya sebagai pembawa keberuntungan dan mencegah kemalangan. Brandon (1994 : 67) menjelaskan kadomatsu 門松 yang mengandung arti penjaga pintu gerbang, yang berasal dari dua kanji yaitu 門 dibaca mon atau kado dan 松 matsu adalah dekorasi tahun baru yang dirancang untuk menarik perhatian kami. Simbol kadomatsu memiliki makna penjaga pintu gerbang, oleh karena itu kadomatsu di pasang di depan rumah mereka untuk mengundang toshigami masuk ke dalam rumah mereka untuk memberikan berkah keberuntungan, keindahan dan harapan yang baik di tahun baru pada malam pergantian tahun. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan yang terdapat di bab 2 pada landasan teori, Shimoyama (2008 : 135) menjelaskan kadomatsu ditempatkan di pintu depan pekarangan rumah dan tempat umum, hal 52

32 ini di yakini karena pada tahun baru dewa akan menginap selama musim tahun baru dan dengan begitu akan mendapatkan keberuntungan. Dalam kadomatsu makna 梅 plum (ume) menurut Bees dan Wein (2007 : 170) adalah pohon pertama yang mekar dalam cuaca dingin, mekar di tahun baru ketika kalender lunar digunakan dan merupakan simbol dari keindahan dan harapan untuk tahun yang lebih baik. Pohon ume memiliki nama ilmiah prumus mume termaksud dalam jenis tumbuhan rosaceae, merupakan tanaman kebun favorit sejak zaman Heian. Suehiro (2010) menjelaskan Japanese apricot adalah jenis rosaceae (keluarga rose). Tumbuhan semi-tinggi, dan tinggi pohon ume dapat mencapai ketinggian 5-10 meter. Tumbuhan berdaun gugur yang berasal dari Cina, pohon ume diperkenalkan ke Jepang pada periode Nara (1.300 tahun yang lalu). Keane (2000 : 153) juga menjelaskan pohon ume dan pohon ceri keduanya telah menjadi tanaman kebun yang favorit sejak zaman Heian. Ume di sisi lain, sering kali dipangkas untuk memberikan efek seni bercabang, untuk mengurangi batang tua keriput dan memberikan tampilan tunas muda ramping. Kemudian Gilman dan Watson (1994) menjelaskan muncul selama musim dingin pada cabang-cabang telanjang yang banyaknya kecil, wangi, bunga berwarna merah muda yang menambah keunikan karakter pohon. Buah kuning kecil yang mengikuti mekar yang termakan tapi menarik. Penulis menganalisa berdasarkan ciri fisik pohon ume dipilih sebagai ornamen dalam kadomatsu karena pohon ume adalah pohon yang bermerkaran di awal musim dingin dan memiliki aroma wangi dan juga memiliki warna yang indah merupakan simbol harapan untuk tahun yang akan datang agar lebih baik 53

33 lagi dalam menjalani kehidupan dan menjadi tahun yang penuh dengan keindahan di tahun yang baru. Selain itu, ranting pohon ume yang keriput memberikan nuansa murni dan keteguhan. Didukung dengan pernyataan Finney (2003) yang menjelaskan pohon ume memiliki batang keriput, cabang sudut yang mengingatkan imajinasi naga mengalir langit. Hal ini mewakili ume berdiri murni dan hidup yang teguh melalui musim dingin yang panjang. Ume dilihat sebagai sebuah contoh ketahanan dan ketekunan dalam menghadapi kesulitan. Meskipun pohon ume dan bunga ume tidak mencolok, mereka berhasil memancarkan keanggunan yang sempurna dan dunia yang indah. Berdasarkan ciri fisik pohon ume yang melambangkan optimisme dan keindahan menjadikan ume sebagai salah satu ornamen dalam kadomatsu, sehingga di malam pergantian tahun masyarakat Jepang mendapat berkah dari toshigami kehidupan yang indah dan penuh harapan di tahun baru. Selain memiliki makna keindahan dan harapan, di dalam kadomatsu ume memiliki makna keberuntungan. Bees dan Wein (2007 : 170) menjelaskan ume adalah pohon pertama yang mekar dalam cuaca dingin, sehingga penulis menyimpulkan hal tersebut dengan makna keberuntungan. Penulis menganalisa pohon ume menjadi lambang keberuntungan karena pada musim dingin sebagian besar tumbuhan bunga tidak mampu bertahan dengan cuaca yang ekstrem dan cenderung rusak maupun berubahan warna bunga, hanya pohon ume yang mampu bermekaran di musim dingin. Selain itu, bentuk bunga ume yang terdiri dari lima kelopak dan ranting ume yang kecil dan juga warna ume yang cerah terdiri dari warna putih, merah, dan merah muda tidak berubah warna walaupun menghadapi cuaca yang ekstrem. 54

34 Hal tersebut di dukung dengan pernyataan Tsubamoto (2008) yang menyatakan bai (ume dalam bahasa Jepang) ini adalah pohon bunga selama musim dingin, bunga ume mekar dianggap sebagai "kakak seratus bunga" melambangkan keindahan dan optimisme selama masa kesulitan. Kemudian Ackermann (1997) menjelaskan ume, juga dianggap sebagai tumbuhan yang sangat kuat dan mampu menghadapi cuaca dingin dan beku tanpa mengalami kerusakan. Eland (2008) juga menjelaskan tanaman ini merupakan simbol kekuatan dalam kesulitan karena ketahanan dalam cuaca musim dingin yang keras. Berdasarkan sikap dan karakter dalam pohon ume berfungsi sebagai metafora untuk kecantikan batin dan menampilkan rendah hati dalam kondisi buruk. Berdasarkan ciri fisik pohon ume yang berbunga di musim dingin dimana seharusnya tumbuhan bunga tidak mampu bermekaran menjadikan ume sebagai simbol keberuntungan dalam kadomatsu, sehingga di malam pergantian tahun mereka mendapat berkah dari toshigami keberuntungan sepanjang tahun di tahun baru. Jumlah lima kelopak dalam bunga ume memiliki makna keberuntungan, Finney (2003) yang menjelaskan lima kelopak dari bunga pohon ume melambangkan lima dewa-dewa keberuntungan. Kemudian Rowthorn dan Florence (2001 : 21) menambahkan dalam tradisi Jepang menyatakan bahwa fungsi ume sebagai benda untuk melindungi dari kejahatan. Untuk alasan ini, ume secara tradisional ditanam di bagian utara timur taman, yang diyakini dari arah situlah roh jahat akan datang. Makan dari buah acar untuk sarapan juga baik untuk mencegah kemalangan. Berdasarkan hal tersebut menjadikan ume dipilih sebagai salah satu ornamen dalam kadomatsu di kombinasikan dengan pohon cemara dan bambu. Kadomatsu sebagai simbol tahun baru merupakan bentuk intrepretasi doa masyarakat Jepang 55

35 agar mendapatkan berkah dari toshigami, ume dipilih sebagai salah satu ornamen dalam kadomatsu sebagai harapan kehidupan yang indah dan penuh keberuntungan sepanjang tahun. Sebagai salah satu bunga yang paling dicintai di Jepang, bunga ume telah sering digambarkan dalam lukisan Jepang, man youshuu dan haiku selama berabad-abad. Bunga ume sebagai simbol dari musim dingin serta pertanda musim semi. Berdasarkan hal tersebut yang menjadi alasan bahwa bunga ume begitu dicintai, karena mereka mekar paling berseri di tengah-tengah salju musim dingin, setelah tanaman lain kebanyakan telah menumpahkan daun mereka, dan sebelum bunga lainnya bermekaran. Berdasarkan hasil dari analisa yang telah penulis jabarkan, penulis akan menghubungkannya dengan teori segitiga makna bahwa simbol bunga ume dalam kadomatsu dihubungkan dengan Shinto memiliki makna yaitu keindahan, harapan dan keberuntungan. Karakteristik bunga ume yang digunakan dalam kadomatsu berwarna merah, merah muda, dan putih menggambarkan bunga ume tidak berubah warna walaupun dalam cuaca yang ekstrem sehingga dalam ajaran Shinto dipercaya dapat memberikan keindahan, harapan dan keberuntungan pembaharuan di saat tahun baru. Dilihat dari ciri-ciri fisik pohon ume yang bunganya bermekaran di saat cuaca ekstrem, warna bunga yang tidak berubah walaupun di musim dingin, ranting pohon ume yang keriput memberikan gambaran naga mengalir ke atas langit menjadikan ume sebagai simbol keindahan, harapan dan keberuntungan di dalam kadomatsu. Finney (2003) menjelaskan di Jepang, pohon ume tidak hanya rapi dan bersih, tetapi juga tahan dingin dan kesabar yang terus menerus. 56

36 Parera (1990 : 29-31) menyatakan hal yang penting dalam ilmu simbolisme ialah mencocokkan konteks psikologi dan konteks fisikal atau kita harus mencocokan reference dengan referent. Sesuai dengan teori segitiga makna menurut Odgen dan Richard dalam terjemahan Parera (1990 : 28-29) sehingga penulis menghubungkan ciri-ciri fisik pohon ume yang bunganya bermekaran di saat cuaca ekstrem, warna bunga yang tidak berubah walaupun di musim dingin, dan dipercaya di dalam lima kelopak bunga ume terdapat lima dewa-dewa keberuntungan sehingga dipercaya sebagai simbol keindahan, harapan dan keberuntungan dalam dalam shinto disebut dengan references (thoughts), pohon ume sebagai simbol (symbols) dari keindahan, harapan dan keberuntungan. Kadomatsu sebagai referent (things) benda yang melambangkan pengharapan keindahan, harapan, dan keberuntungan pada tahun baru dalam acara shogatsu yang merupakan salah satu ornamen simbol dari shinto. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah tabel makna ume menurut teori segitiga makna. 57

37 Tabel 3.3.3a Segitiga Makna Ume 梅 Dalam Hubungannya Menurut Agama Shinto References Keindahan, Harapan, dan Keberuntungan - Shinto Symbol Ume 梅 Referents Kadomatsu 門松 Sesuai dengan pernyataan Parera (1990 : 30), jika reference kompleks yang saling berhubungan itu tepat sesuai dengan cara referent berhubungan dengan faktual, maka peryataan itu logikal. Hubungan reference ume yang memiliki makna keindahan, harapan dan keberuntungan dalam ajaran Shinto dengan referent kadomatsu yang memiliki simbol sebagai pengharapan keindahan, harapan dan keberuntungan di tahun baru saling berhubungan, maka pernyataan makna ume dalam kadomatsu adalah keindahan, harapan dan keberuntungan itu logis. Selanjutnya, penulis akan menganalisis makna pohon ume dengan medan makna seperti pada tabel berikut ini. 58

38 Tabel 3.3.3b Analisis Medan Makna Ume 梅 Dalam Hubungannya Menurut Agama Shinto Kesabaran Kerapian Aikawa (2002 : 334) Kemurnian Ume 梅 Keindahan Harapan Bees dan Wein (2007 : 170) Keberuntungan Optimisme Tsubamoto (2008) Sumber : Bees dan Wein (2007 : 18), Aikawa (2002 : 334), Tsubamoto (2008) Berdasarkan hasil dari analisis medan makna di atas, makna pohon ume dalam kadomatsu adalah keindahan, harapan, dan keberuntungan. Hal ini sesuai dengan penjelasan Bees dan Wein pada landasan teori di bab 2, tabel di atas membuktikan berdasarkan ciri fisik pohon ume sebagai tanaman hias yang kuat, berbunga di musim dingin dan tidak mengalami perubahan fisik, ume di pilih sebagai salah satu ornament dalam kadomatsu. Simbol ume merupakan interpretasi masyarakat Jepang berdoa kepada toshigami agar diberikan berkah menjadi manusia yang penuh dengan keberuntungan, menjalani kehidupan di tahun baru dengan penuh keindahan dan penuh harapan. Makna harapan pada konteks ini adalah menjadi manusia yang selalu optimis dan tidak pantang menyerah. 59

Bab 2. Landasan Teori. membantu analisis penulis terhadap makna simbol kadomatsu, penulis

Bab 2. Landasan Teori. membantu analisis penulis terhadap makna simbol kadomatsu, penulis Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan untuk membantu analisis penulis terhadap makna simbol kadomatsu, penulis menggunakan beberapa teori seperti teori

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Oshougatsu atau lebih dikenal dengan shougatsu adalah perayaan tahun baru masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis dekorasi-dekorasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori yang berkaitan dengan analisis data. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori semantik. 2.1 Konsep

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Merupakan karya ilmiah yang saya susun di bawah bimbingan bapak Jonnie Rasmada Hutabarat, M.A., selaku Pembimbing I dan bapak Dr. Ari Artadi selaku Pembimbing II, tidak

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. disebut dengan shinzen kekkonshiki. Di Jepang furoshiki digunakan sebagai kain

Bab 3. Analisis Data. disebut dengan shinzen kekkonshiki. Di Jepang furoshiki digunakan sebagai kain Bab 3 Analisis Data Pada bab ini penulis hanya akan meneliti dua macam motif yang terdiri dari empat macam motif pada kain furoshiki yang digunakan dalam acara pernikahan Shinto yang disebut dengan shinzen

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan digunakan adalah konsep dalam bahasa Jepang, konsep kanji, teori pembentukkan kanji (rikusho) dan nikuzuki

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

BJ システムについて Mengenai BJ System

BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムは日本語の文法 および漢字を基準にして独自に開発したシステム教材です BJ System adalah sistem pembelajaran bahasa Jepang yang berdasarkan tata bahasa dan tulisan KANJI. 文法を基準にしておりますので 汎用性の高い日本語を習得できます

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara maju di Asia yang kedudukannya di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara maju di Asia yang kedudukannya di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara maju di Asia yang kedudukannya di dunia setingkat dengan negara-negara di Eropa dan Amerika. Letak geografis Jepang terletak di Timur

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Dikerjakan O L E H SUNITA BR PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data.

Bab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data. Bab 2 Landasan Teori Teori yang akan digunakan untuk mendasari penulisan analisi dalam bab ini adalah pengertian kanji, teori pembentukan kanji Rikusho ( 六書 ), teori ukanmuri, teori semantik, teori semiotika,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Karena luasnya pengertian warna yang dapat diteliti, maka penulis akan

Bab 3. Analisis Data. Karena luasnya pengertian warna yang dapat diteliti, maka penulis akan Bab 3 Analisis Data Karena luasnya pengertian warna yang dapat diteliti, maka penulis akan memperkecil hal tersebut dengan hanya meneliti warna-warna yang terdapat dalam porselen kakiemon, yaitu warna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI DENNY KUSNO NURRAKHMAN, Herniwati 1, Linna Meilia Rasiban 2 Departemen Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA

PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA 105110201111014 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: LAILA TURROHMAH

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbedaan budaya antara suatu negara tentu saja menghasilkan suatu cara komunikasi yang berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI OLEH DWI YULI HERAWATI NIM 115110600111002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat pengantar untuk berhubungan ataupun berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan merupakan bentuk dari konfiks ke-an dan susastra. Menurut Teeuw (Rokhmansyah, Alfian. 2014 :

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Sebelum berusaha untuk dapat memahami makna haiku yang rumit, maka kita harus

Bab 2. Landasan Teori. Sebelum berusaha untuk dapat memahami makna haiku yang rumit, maka kita harus Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Semantik Sebelum berusaha untuk dapat memahami makna haiku yang rumit, maka kita harus memahami pengertian dari makna itu sendiri sebagai dasar dari analisis. Teori dasar

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa:

Bab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Kanyouku 慣用句 Dalam bahasa Jepang, penggunaan kanyouku 慣用句 dapat ditemukan dalam percakapan sehari-hari. Kanyouku 慣用句 sendiri sering disalah artikan. Pada umumnya, petutur

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Setelah penulis melakukan analisis makna dari dua motif yaitu motif burung

Bab 4. Simpulan dan Saran. Setelah penulis melakukan analisis makna dari dua motif yaitu motif burung Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Setelah penulis melakukan analisis makna dari dua motif yaitu motif burung bangau atau tsuru dan motif pohon cemara atau matsu yang digunakan pada kain furoshiki sebagai

Lebih terperinci

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data

Bab 3. Analisis Data Bab 3 Analisis Data Dalam sub bab berikut ini penulis akan menganalisis makna warna merah, kuning dan hijau yang digunakan pada temari yang dihubungkan dengan konsep warna merah dalam agama Budha. 3.1

Lebih terperinci

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI OLEH : Chandra Maulanna NIM 115110200111042 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA 2015 ABSTRAK Maulanna,

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12 GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12 SKRIPSI OLEH: AHMAD ALFIAN NIM 105110213111001 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan anugrah-nya penulisan skripsi

KATA PENGANTAR. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan anugrah-nya penulisan skripsi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan anugrah-nya penulisan skripsi dengan judul Makna Hanabi dalam Lagu Jepang

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA 2012110024 FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2016 i HALAMAN PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Dan untuk melakukan hal tersebut, bahasa adalah aspek penting yang menjadi

Lebih terperinci

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM 0911120086 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Dalam menganalisis data, penulis hanya akan meneliti larik-larik yang

Bab 3. Analisis Data. Dalam menganalisis data, penulis hanya akan meneliti larik-larik yang Bab 3 Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis hanya akan meneliti larik-larik yang berhubungan dengan musim semi. Terdapat empat bait dalam lagu CHE.R.RY karya Yoshioka Yui, namun penulis hanya

Lebih terperinci

難民認定申請書 ( 再申請用 ) Permohonan Untuk Memperoleh Status Pengungsi (Untuk Permohonan Ulang)

難民認定申請書 ( 再申請用 ) Permohonan Untuk Memperoleh Status Pengungsi (Untuk Permohonan Ulang) 別記第七十四号の二様式 ( 第五十五条関係 ) Formulir lampiran nomor 74-2 (Berhubungan dengan Pasal 55) インドネシア語 日本国政府法務省 Kementerian Kehakiman Jepang 難民認定申請書 ( 再申請用 ) Permohonan Untuk Memperoleh Status Pengungsi (Untuk Permohonan

Lebih terperinci

DIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA

DIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA DIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA 0911120097 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

Bab II. Landasan Teori. Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan

Bab II. Landasan Teori. Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan Bab II Landasan Teori Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji, teori

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI. Oleh : RIA MA RIFATUN NISA

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI. Oleh : RIA MA RIFATUN NISA ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI Oleh : RIA MA RIFATUN NISA 105110201111023 PROGAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persoalan kebahasaan yang sering dihadapi dalam pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) terhadap B2 (bahasa yang dipelajari).

Lebih terperinci

KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI

KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI OLEH ALLIN WEDARI 0911120005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. untuk mendukung analisis pemaknaan dari lagu Without You yang terdapat di bab 3.

Bab 2. Landasan Teori. untuk mendukung analisis pemaknaan dari lagu Without You yang terdapat di bab 3. Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini akan dibahas mengenai beberapa teori yang berhubungan dengan semantik yang meliputi makna dan majas disertai dengan pengkajian puisi. Hal tersebut untuk mendukung

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH

ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH OLEH YEKTI SULISTIYO NIM 105110207111004 PROGRAM STUDI S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM

GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM 115110201111004 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

ANALISIS TOKOH OBAKETAROU DALAM CERITA ANAK OBAKETAROU WA ICHINENSEI MELALUI PSIKOLOGI UMUM YACOB HAMONANGAN

ANALISIS TOKOH OBAKETAROU DALAM CERITA ANAK OBAKETAROU WA ICHINENSEI MELALUI PSIKOLOGI UMUM YACOB HAMONANGAN ANALISIS TOKOH OBAKETAROU DALAM CERITA ANAK OBAKETAROU WA ICHINENSEI MELALUI PSIKOLOGI UMUM YACOB HAMONANGAN 2012110154 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2016

Lebih terperinci

KONFLIK EKSTERNAL PADA TOKOH SUGURO DALAM NOVEL SUKYANDARU KARYA SHUSAKU ENDO SKRIPSI OLEH ANDHIKA FITRIYANA NIM

KONFLIK EKSTERNAL PADA TOKOH SUGURO DALAM NOVEL SUKYANDARU KARYA SHUSAKU ENDO SKRIPSI OLEH ANDHIKA FITRIYANA NIM KONFLIK EKSTERNAL PADA TOKOH SUGURO DALAM NOVEL SUKYANDARU KARYA SHUSAKU ENDO SKRIPSI OLEH ANDHIKA FITRIYANA NIM 0811120020 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis kosakata huruf kanji dalam buku

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis kosakata huruf kanji dalam buku Bab 2 Landasan Teori Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis kosakata huruf kanji dalam buku Nihongo Through Newspaper Articles. Oleh karena itu, penulis akan memaparkan beberapa teori seperti,

Lebih terperinci

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI SKRIPSI MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI CLARISSA AULIA PRAHARSACITTA 1101705006 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

Lebih terperinci

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI OLEH: SATRIO PRIBADI NIM 105110209111012 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: AULIA ALFARABI ANESTYA NIM

KESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: AULIA ALFARABI ANESTYA NIM KESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: AULIA ALFARABI ANESTYA NIM 105110200111036 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Cicik Hariati Rusni Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa

Lebih terperinci