RC Perencanaan Dermaga Curah Batubara dan Lapangan Penumpukan di Berau, Kalimantan Timur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RC Perencanaan Dermaga Curah Batubara dan Lapangan Penumpukan di Berau, Kalimantan Timur"

Transkripsi

1 RC Perencanaan Dermaga Curah Batubara dan Lapangan Penumpukan di Berau, Kalimantan Timur

2 Pendahuluan

3 Latar Belakang Indonesia penghasil batubara no.8 di dunia Berau, KalimantanaTimur Peningkatan demand terhadap jumlah batubara Menambah supply batubara Peningkatan produktivitas batubara Dermaga curah batubara dan lapangan penumpukan

4 Permasalahan 1. Diperlukan perencanaan struktur dermaga yang mampu menahan kombinasi pembebanan yang bekerja pada dermaga. 2. Kondisi kedalaman Sungai Segah yang belum dapat memenuhi kebutuhan kedalaman fasilitas dermaga seperti kolam putar dan alur masuk, sehingga perlu dilakukan pengerukan. 3. Stabilitas tanah dasar lapangan penumpukan batubara dalam menahan beban timbunan hasil penambangan batubara.

5 Tujuan 1. Evaluasi layout perairan dan daratan. 2. Merencanakan detail struktur dermaga curah batubara di Pelabuhan Sambaratta di Berau Kalimantan Timur. (Struktur breasting dan mooring dolphin, serta struktur RLC). 3. Merencanakan perbaikan tanah dasar di lapangan penumpukan curah batubara di Pelabuhan Sambaratta di Berau Kalimantan Timur. 4. Merencanakan pekerjaan pengerukan dan pembangunan dermaga curah batubara beserta lapangan penumpukannya. 5. Menyusun anggaran biaya untuk pelaksanaan pembangunan dermaga, pekerjaaan pengerukan, dan perbaikan tanah dasar lapangan penumpukan.

6 Gambaran Umum Lokasi

7 Lokasi Coal Terminal Berau Kaltim Coal terminal berau terletak di Pelabuhan Batubara Berau, Kalimantan Tambara, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan timur dengan lokasi geografis ,5 BT dan ,5 LU.

8 Kegiatan Operasional

9 Data dan Analisis Data

10 Data Pasang Surut m Muka Tanah = m BM 1 Pelabuhan Batubara Kaltim HWS = 1.60 m zo = 0.80 m MSL = 0.80 m zo = 0.80 m LWS = 0.00 m 5.00 m m m m DT (MSL) = 1.43 m m NOL PALM Pembacaan Rambu = m HWS = 2.23 m HWL = 2.21 m LWL = 0.88 m LWS = 0.63 m RIVER BED Beda pasang surut sebesar 1.6 m Elevasi HWS ( High Water Spring) pada mlws Elevasi MSL (Mean Sea Level) pada mlws Elevasi LWS (Low Water Spring) pada ± 0.00 Mlws

11 a i r a i r a i r Data Bathymetri dan Topografi U T A R A jalan setapak

12 Data Angin Berdasar Tabel Suhu Udara, Kelembaban, Kecepatan Angin, dan Jumlah curah rata-rata menurut stasiun di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2001 kecepatan angin yang terjadi pada dermaga curah batubara di Berau ini adalah 4,52 knots.

13 Data Tanah Dasar Terhadap Muka Tanah Kedalaman (m) Terhadap ±0.00 LWS BORE LOG B-1 Jenis Tanah N N koreksi Timbunan Lanau Kepasiran Lunak dengan Organik Lanau Kepasiran Lanau Kepasiran Lanau Kelempungan Padat Lanau Kelempungan Padat

14 Data Tanah Dasar Terhadap Muka Tanah Kedalaman (m) Terhadap ±0.00 LWS BORE LOG B-2 Jenis Tanah N N koreksi Urugan Lanau Kelempungan dengan Pasir Pasir Halus Pasir Halus Kerikil Lanau Kelempungan Padat

15 Data Tanah Dasar Kedalaman (m) γsat Dr φ Cu Cv Terhadap Jenis Tanah Konsistensi eo Cc Cs Muka Tanah Terhadap ±0.00 LWS Kn/m3 % Osaki kpa cm 2 /s s/d Timbunan Sedikit Kayu Loose s/d Lanau Kepasiran Lunak Very soft dengan Organik s/d s/d s/d s/d Lanau Kepasiran Very soft s/d s/d s/d s/d Lanau Kepasiran Soft s/d Lanau Kepasiran Medium s/d Lanau Kelempungan Padat Stiff s/d Lanau Kelempugan Padat Hard

16 Data Tanah Dasar Kedalaman (m) γsat Dr φ Cu Cv Terhadap Muka Tanah Terhadap ±0.00 LWS Jenis Tanah Konsistensi eo Cc Cs Kn/m 3 % Osaki kpa cm 2 /s s/d Urugan Medium s/d s/d s/d Lanau Kelempungan Very Soft dengan Pasir s/d s/d s/d s/d Pasir Halus Loose s/d Pasir Halus Medium s/d Kerikil Dense s/d Lanau Kelempungan Hard

17 Data Kapal Kelas LOA Breadth Depth Max Draft GRT DWT ABS, A1, Barge 73,15 m 21,95 m 5,26 m 4,20 m 2139 ton 5000 ton

18 Data Alat

19 Data Alat

20 Evaluasi Layout Perairan

21 Kondisi Eksisting Kondisi Eksisting Dimensi Keterangan Kedalaman Perairan d = mlws Sungai Segah Lebar Maksimum Lebar Minimun L = 205,7 m L = 137,18 m Lebar sungai yang dapat dilalui kapal pengangkut batubara Kelandaian Perairan Sungai Segah dengan d = mlws Arah Utara (Depan Dermaga) Arah Selatan Kemiringan 1:0,935 Kemiringan 1:35,1025 Curam Landai

22 Kondisi Eksisting I I II II III III A R T U A a i r a i r a i r jalan setapak I I II II III III

23 Kondisi Eksisting Potongan I-I Potongan II-II Potongan III-III

24 Layout Dermaga Curah Batubara di Berau, Kalimantan Timur U T A R A BULK COAL BARGE 5000 DWT mlws mlws mlws

25 Kebutuhan Fasilitas Perairan Kebutuhan Fasilitas Perairan Dimensi Keterangan Alur Masuk (Entrance Channel) Kedalaman Perairan Panjang Lebar d = mlws P = 400 m L = 75 m Alur masuk menikung sebelum mencapai turning basin dengan R=295m Kolam Putar (Turning Basin) Kedalaman Perairan Diameter d = mlws Db = 150 m Terletak 5 m di depan kolam dermaga Kolam Dermaga (Basin) Kedalaman Perairan Panjang d = mlws P = 100 m Terletak di depan dermaga Lebar L = 30 m Lalu-lintas perairan pada Sungai Segah Lebar One Way Lebar Two Way L = 105,36 m L = 166,82 m Di depan kolam dermaga tidak memungkinkan bila lalu-lintas pelayaran dua arah, karena jarak tepi untuk lebar keamanan tidak memenuhi

26 a i r a i r a i r Layout Fasilitas Perairan jalan setapak U T A R A II BULK COAL BARGE 5000 DWT III Db = 150 m II I III I w = 75 m

27 Elevasi Struktur Hal hal yang diketahui untuk menentukan elevasi dolphin adalah: - Pasang surut = 1.60 meter - Kedalaman kolam dermaga = 5 meter Maka elevasi apron dolphin yang diperlukan : H = HWS + ( m ) H = 1.6 m + ( m ) H = m diambil ~ 3.00 meter Jadi tinggi elevasi breasting dolphin yang direncanakan : +3.00mLWS. Jadi tinggi elevasi mooring dolphin yang direncanakan : +1.00mLWS. Jadi tinggi elevasi struktur RLC yang direncanakan : mLWS.

28 Elevasi Struktur Elevasi Dolphin 0.5 m mlws 2 m HWS mlws 0.5 m LWS mlws Elevasi Dolphin mlws Elevasi Dolphin mlws HWS mlws 4.2 LWS mlws LWS mlws 4.2

29 Kriteria Disain

30 Kualitas Material MUTU BETON Kuat tekan karakteristik fc': 35 MPa Modulus Elastisitas diambil berdasarkan PBI 1971 Ec = kgf cm 2 = kgf cm 2 Tebal selimut beton (decking) : - Tebal decking untuk poer 8 cm - Tebal decking untuk balok 8 cm MUTU BAJA Kuat leleh (f yu32 ) = 320 MPa Tegangan tarik baja untuk pembebanan tetap, σ a-u32 = 1850 kg/cm 2 dan σ a-u39 = 2250 kg/cm 2 Tegangan tarik atau tekan baja rencana, σ au-u32 = 2780 kg/cm 2 dan σ au-u39 = 3390 kg/cm 2 Modulus elastisitas diambil sebesar Mpa Ukuran baja tulangan yang digunakan adalah D13 D25

31 Disain Dimensi Struktur 1. Struktur Breasting Dolphin Struktur breasting dolphin berbentuk segi empat dengan ukuran 2,7m x 2,4m x 1,5 m 2. Struktur Mooring Dolphin Struktur breasting dolphin berbentuk segi empat dengan ukuran 2,4m x 2,4m x 1,2 m 3. Struktur Radial Loading Coal (RLC) Struktur lengan boom tepi yang berfungsi sebagai tempat untuk perbaikan radial shiploader quadrant lifting boom atau RLC (Radial Loading Coal). Struktur lengan boom tengah untuk penyangga ketika RLC bekerja.

32 Perhitungan Fender 1. Perhitungan Energi Fender Koefisien massa hidrodinamis (C H ) Koefisien eksentrisitas (C E ) Koefisien bantalan (C C ) Koefisien kehalusan (C S ) Displacement Tonage (Ws) Kecepatan kapal saat merapat (V) Jadi energy pada fender Ef = 1,383 x 1,265 x 1 x 1 x (0,5 x 5000 x 0,1 2 ) Ef = 4,458 ton.m ~ 4,5 ton.m = 45 kn.m

33 Perhitungan Fender 2. Pemilihan Fender Ef = 4,458 ton.m ~ 4,5 ton.m = 45 kn.m Dalam kondisi kritis fender harus menerima energi : = Ef / panjang fender yang tertumbuk kapal = 45 / 0,427 = 105,386 kn.m Maka fender yang dipilih adalah : - Tipe AD ARCH Rubber Fender AD Energi fender = 111 KN-m > 105,386 kn.m - Berat fender = 325 kg/m - Defleksi = 52,5 % - Tinggi fender = 500 mm - Panjang fender = 2 m

34 Perhitungan Fender

35 Perhitungan Fender 3. Pemasangan Fender - Panjang fender yang digunakan adalah 2 m. - Tinggi fender adalah 0.4 m. - Fender diletakkan ditengah 0.5 m kebawah dari elevasi dermaga dan 0.5 m ke atas dari LWS Elevasi Dolphin 0.5 m mlws 2 m HWS mlws 0.5 m LWS mlws AD ARCH Rubber Fender

36 Perhitungan Fender 4. Pemasangan Plank Fender mlws 1.5 m R AD ARCH Rubber Fender mlws AD ARCH RUBBER FENDER AD PANEL PLANK FENDER AD ARCH RUBBER FENDER AD 500 PANEL PLANK FENDER 220x200x10

37 Perhitungan Boulder 1. Perencanaan Boulder Kapal 5000 DWT dan 2139 GRT : Pa = 35 ton a) Gaya Tarik Akibat Bobot Kapal V = Pa sin45 = 35 ton 0.5 = 24,75 ton H = Pa cos45 = 35 ton 0.5 = 24,75 ton T = H cos45 = 24,75 ton 0.5 = 17,5 ton N = H sin45 = 24,75 ton 0.5 = 17,5 ton b) Gaya Tarik Akibat Arus c) Gaya Tarik Akibat Angin

38 Perhitungan Boulder 2. Pemilihan Boulder Pilih gaya tarik yang terbesar akibat gaya tarik bobot kapal, arus maupun angin Pa = 24,75 ton Maka boulder yang dipilih adalah : - Tipe Single Bit Bollard Tipe SBB Standar kapasitas boulder = 30 ton (> P = 24,75 ton-m) - Dimensi boulder : A : 330 mm C : 460 mm D : 230 mm E : 50 mm H : 380 mm F : 270 mm G : 60 mm

39 Perhitungan Boulder 3. Pemasangan Boulder TIANG PANCANG BAJA Ø609.6mm,t=12mm BOULDER 30 TON BOLLARD 30 TON BOLT M42 LENGTH 500 mm CANAL PROFILE HEAD OF BOLT WELDED TO CANAL PROFILE

40 Pembebanan

41 Beban Vertikal Beban-beban vertikal yang terjadi pada struktur dermaga adalah sebagai berikut : Beban mati (Berat sendiri) Beban mati adalah berat sendiri dari komponen struktur yang secara permanen dan konstan membebani selama waktu hidup konstruksi. Perhitungan beban ini tergantung dari berat volume dari jenis komponen-komponen tersebut. Beban mati terpusat (Berat bollard) Beban mati akibat berat bollard yang merupakan beban mati terpusat yang bekerja di setiap struktur dolphin. Beban hidup merata akibat muatan Beban hidup merata disebabkan oleh genangan air hujan.

42 Beban Horisontal Beban-beban horisontal yang terjadi pada dermaga adalah sebagai berikut : Gaya tumbukan kapal Ketika kapal merapat, maka kapal akan menumbuk fender terlebih dahulu sehingga timbul energi kinetik (Ef) akibat kecepatan pada saat merapat serta pergoyangan kapal oleh gelombang dan angin. Gaya tarikan kapal. Gaya tarik yang bekerja pada saat kapal sedang bertambat sangat berpengaruh pada stabilitas struktur dermaga karena gayanya cukup besar.

43 Beban Gempa Kota Berau, Kalimantan Timur terletak pada Zona Gempa 2 berdasar SNI

44 Perhitungan Struktur Dermaga

45 Struktur Breasting Dolphin Analisis Dengan SAP 2000 Hasil Output SAP 2000 Momen poer = 211,5481 ton.m = kg.cm Perhitungan Tulangan Arah X Ca = 4,869 Ø = 2,827 > Ø 0 = 0,913 (OK) 100.n.ω = 4,621 Tulangan Arah x : 20D25 atau D25-90 Tulangan Samping : 8D13 Perhitungan Tulangan Arah Y Ca = 5,072 Ø = 2,969 > Ø 0 = 0,913 (OK) 100.n.ω = 4,243 Tulangan Arah x : 20D25 atau D Tulangan Samping : 8D13

46 Struktur Breasting Dolphin Kontrol Retak w = -0,07739 ~0 < 0,01 cm (OK) Kontrol Geser Pons τbp : 0,6657 kg/cm 2 τbpm : 22,52 kg/cm 2 Didapatkan hasil τbp < τbpm (OK) TIANG PANCANG BAJA Ø609.6mm,t=12mm BOULDER 30 TON Kuat Geser V : 0,4655 ton ϕrn : 7,55 ton Didapatkan hasil V< ϕrn (OK) Panjang Penyaluran Ld : 51,06 cm 0,0065.dp. σ'au = 43,4375 cm Didapatkan hasil Ld < 0,0065.dp. σ'au (OK) :1 D25-90 D D28 D25 BETON PENGISI TIANG Ø SELIMUT BETON t=50 mm MULTIPLEKS t=100 mm Ø D25 TIANG PANCANG BAJA Ø609.6mm,t=12mm

47 Struktur Breasting Dolphin Tipe Tiang Tipe beban Beban Rencana P (tekan) 97,5802 Ton P (tarik) 78,4812 Ton Miring M Ton M Ton.m V2 3,9761 Ton.m V3 8,4439 Ton Defleksi U1 0,915 mm U2 8,672 mm Axial Force (tekan) : 292,7406 ton Axial Force (tarik) : 235,4436 ton Perumusan Luciano Decourt Q L = Q P + Q S Q L = Daya dukung tanah maksimum pondasi Q P = Resistance ultimate di dasar pondasi = α (Np x K) x Ap Q S = Resistance ultimate akibat tekana lateral = β (Ns/3 + 1) x As

48 Struktur Breasting Dolphin 0 Daya Dukung Tanah Q (ton) Axial Force (tekan) : 292,7406 ton 48 meter Axial Force (tarik) : 235,4436 ton 48 meter 10 Kedalaman (m) 20 Qs D60 Qall D

49 Struktur Breasting Dolphin Kontrol Momen Mmax = 45,74678 ton.m < Mu = fy.z =63,63 ton.m (OK) Kontrol Gaya Horisontal V2 = 3,9761 ton < Hu (Ok) V3 = 8,4339 ton < Hu (Ok) Kontrol Tegangan σmax = 1942,85 kg/cm 2 < σijin = 2100 kg/cm 2 (OK) Kontrol Kuat Tekuk Pcr = 1238,664 ton > Pu = 292,7406 ton (OK) Kontrol Tiang Tarik Qu = 26430, 85 ton > Q L GROUP = 713,865 ton Kontrol Defleksi Defleksi yang terjadi pada struktur < 4 mm Kalendering Tiang Pancang Tegak = 12 mm dan Tiang Pancang Miring 17 mm

50 Struktur Mooring Dolphin Analisis Dengan SAP 2000 Hasil Output SAP 2000 Momen poer = 56,53415 ton.m = kg.cm Perhitungan Tulangan Arah X Ca = 4,734 Ø = 2,733 > Ø 0 = 0,913 (OK) 100.n.ω = 4,9 Tulangan Arah x : 10D25 atau D Tulangan Samping : 4D13 Perhitungan Tulangan Arah Y Ca = 4,844 Ø = 2,81 > Ø 0 = 0,913 (OK) 100.n.ω = 4,844 Tulangan Arah x : 12D25 atau D Tulangan Samping : 5D13

51 Struktur Mooring Dolphin Kontrol Retak w = -0,032 ~0 < 0,01 cm(ok) Kontrol Geser Pons τbp : 0,6657 kg/cm 2 τbpm : 22,52 kg/cm 2 Didapatkan hasil τbp < τbpm (OK) Kuat Geser V : 0,279 ton ϕrn : 7,55 ton Didapatkan hasil V< ϕrn (OK) Panjang Penyaluran Ld : 51,06 cm 0,0065.dp. σ'au = 43,4375 cm Didapatkan hasil Ld < 0,0065.dp. σ'au (OK) :1 D D D28 D25 BETON PENGISI TIANG Ø TIANG PANCANG BAJA Ø609.6mm,t=12mm BOULDER 30 TON SELIMUT BETON t=50 mm MULTIPLEKS t=100 mm Ø D25 TIANG PANCANG BAJA Ø609.6mm,t=12mm

52 Struktur Mooring Dolphin Tipe Tiang Tipe beban Beban Rencana P (tekan) 64,157 Ton P (tarik) 30,4168 Ton Miring M2 18,4104 Ton M3 18,6535 Ton.m V2 3,759 Ton.m V3 3,5697 Ton Defleksi U1 0,366 mm U2 1,956 mm Axial Force (tekan) : 192,471 ton Axial Force (tarik) : 91,2504 ton Perumusan Luciano Decourt Q L = Q P + Q S Q L = Daya dukung tanah maksimum pondasi Q P = Resistance ultimate di dasar pondasi = α (Np x K) x Ap Q S = Resistance ultimate akibat tekana lateral = β (Ns/3 + 1) x As

53 Struktur Mooring Dolphin 0 10 Daya Dukung Tanah Q (ton) Axial Force (tekan) : 192,471 ton 42 meter Axial Force (tarik) : 91,2504 ton 28 meter 20 Kedalaman (m) 30 Qs D60 Qall D

54 Struktur Mooring Dolphin Kontrol Momen Mmax = 18,6535 ton.m < Mu = fy.z =63,63 ton.m (OK) Kontrol Gaya Horisontal V2 = 3,759 ton < Hu (Ok) V3 = 3,5679 ton < Hu (Ok) Kontrol Tegangan σmax = 900,35 kg/cm 2 < σijin = 2100 kg/cm 2 (OK) Kontrol Kuat Tekuk Pcr = 32708,5 ton > Pu = 192,471 ton (OK) Kontrol Tiang Tarik Qu = 26430, 85 ton > Q L GROUP = 438,064 ton Kontrol Defleksi Defleksi yang terjadi pada struktur < 4 mm Kalendering Tiang Pancang Tegak = 25,4mm dan Tiang Pancang Miring 30,4 mm

55 Struktur RLC (Poer 1-6) Analisis Dengan SAP 2000 Hasil Output SAP 2000 Momen poer = 86,7562 ton.m = kg.cm Perhitungan Tulangan Arah X Ca = 4,230 Ø = 2,384 > Ø 0 = 0,913 (OK) 100.n.ω = 6,199 Tulangan Arah x : 10D25 atau D25-85 Tulangan Samping : 5D13 Perhitungan Tulangan Arah Y Ca = 5,847 Ø = 3,51 > Ø 0 = 0,913 (OK) 100.n.ω = 3,158 Tulangan Arah x : 10D25 atau D25-85 Tulangan Samping : 5D13

56 Struktur RLC (Poer 1-6) Kontrol Retak w = 0,00072 < 0,01 cm(ok) Kontrol Geser Pons τbp : 0,4029 kg/cm 2 τbpm : 22,52 kg/cm 2 Didapatkan hasil τbp < τbpm (OK) TIANG PANCANG BAJA Ø609.6mm,t=12mm Kuat Geser V : 0,967 ton ϕrn : 12,365 ton Didapatkan hasil V< ϕrn (OK) Panjang Penyaluran Ld : 83,63 cm 0,0065.dp. σ'au = 43,4375 cm Didapatkan hasil Ld < 0,0065.dp. σ'au (OK) :1 D25-85 D D28 D25 BETON PENGISI TIANG Ø SELIMUT BETON t=50 mm MULTIPLEKS t=100 mm Ø D25 TIANG PANCANG BAJA Ø609.6mm,t=12mm

57 Struktur RLC (Poer 7) Analisis Dengan SAP 2000 Hasil Output SAP 2000 Momen poer = 164,4122 ton.m = kg.cm Perhitungan Tulangan Arah X Ca = 4,346 Ø = 2,464 > Ø 0 = 0,913 (OK) 100.n.ω = 5,858 Tulangan Arah x : 20D25 atau D25-90 Tulangan Samping : 8D13 Perhitungan Tulangan Arah Y Ca = 4,248 Ø = 2,396 > Ø 0 = 0,913 (OK) 100.n.ω = 6,146 Tulangan Arah x : 20D25 atau D25-90 Tulangan Samping : 8D13

58 Struktur RLC (Poer 7) Kontrol Retak w = 0,00072 < 0,01 cm(ok) Kontrol Geser Pons τbp : 0,4029 kg/cm 2 τbpm : 22,52 kg/cm 2 Didapatkan hasil τbp < τbpm (OK) TIANG PANCANG BAJA Ø609.6mm,t=12mm BOULDER 30 TON Kuat Geser V : 0,967 ton ϕrn : 12,365 ton Didapatkan hasil V< ϕrn (OK) Panjang Penyaluran Ld : 83,63 cm 0,0065.dp. σ'au = 43,4375 cm Didapatkan hasil Ld < 0,0065.dp. σ'au (OK) :1 D25-90 D D28 D25 BETON PENGISI TIANG Ø SELIMUT BETON t=50 mm MULTIPLEKS t=100 mm Ø D25 TIANG PANCANG BAJA Ø609.6mm,t=12mm

59 Struktur RLC Tipe Tiang Tipe beban Beban Rencana P (tekan) 58,0241 Ton M2 0,15304 Ton Miring M3 42,87368 Ton.m V2 5,8024 Ton.m V3 ~ 0 Ton Defleksi U1 0,5403 mm U2 4,026 mm Axial Force (tekan) : 174,0723 ton Perumusan Luciano Decourt Q L = Q P + Q S Q L = Daya dukung tanah maksimum pondasi Q P = Resistance ultimate di dasar pondasi = α (Np x K) x Ap Q S = Resistance ultimate akibat tekana lateral = β (Ns/3 + 1) x As

60 Struktur RLC 0 Daya Dukung Tanah Q (ton) Axial Force (tekan) : 174,0723 ton 43 meter Kedalaman (m) 30 Qs D60 Qall D

61 Struktur RLC Kontrol Momen Mmax = 42,87368 ton.m < Mu = fy.z =63,63 ton.m (OK) Kontrol Gaya Horisontal V2 = 5,8024 ton < Hu (Ok) V3 = 0 < Hu (Ok) Kontrol Tegangan σmax = 1672,48 kg/cm 2 < σijin = 2100 kg/cm 2 (OK) Kontrol Kuat Tekuk Pcr = 1453,71 ton > Pu = 174,0723 ton (OK) Kontrol Defleksi Defleksi yang terjadi pada struktur < 4 mm Kalendering Tiang Pancang Miring 28,6 mm

62 Struktur RLC (Balok) Gaya Dalam Max Min Satuan Gaya Geser 27, ,013 Ton Gaya Aksial 0 0 Ton Torsi 3,877-5,404 Ton.m Momen 64, ,87 Ton.m Perhitungan Tulangan Lapangan Ca = 4,9117 Ø = 3,110 > Ø 0 = 0,913 (OK) 100.n.ω = 4,529 Tulangan Tarik : 8D25 atau D Tulangan Samping : 4D13 Tulangan Tekan : 5D25 Perhitungan Tulangan Tumpuan Ca = 4,03 Ø = 2,39 > Ø 0 = 0,913 (OK) 100.n.ω = 6,94 Tulangan Tarik : 10D25 atau D25-85 Tulangan Samping : 4D13 Tulangan Tekan : 5D25

63 Struktur RLC (Balok) Kontrol Retak w = -0,0064 < 0,01 cm(ok) 10D25 5D25 10D25 Kontrol Dimensi Balok τ b + τ ib : 4,3702 kg/cm 2 τm : 30,307 kg/cm 2 Didapatkan hasil τ b + τ ib < τm (OK) Panjang Penyaluran Tulangan Tarik Ld : 83,63 cm 0,0065.dp. σ'au = 43,4375 cm Didapatkan hasil Ld < 0,0065.dp. σ'au (OK) Tulangan Tekan Ld : 42,796 cm 0,0065.dp. σ'au = 34,75 cm Didapatkan hasil Ld < 0,05.dp. σ'au (OK) 5D25 2Ø Ø D D25 5D25 5D25 8D25 5D25 2Ø

64 Perhitungan Pengerukan (Dredging)

65 Pias Pengerukan di Sungai Segah II U T A R A BULK COAL BARGE 5000 DWT III I I II II III IV III V IV VI V VII VI IX VIII VIII VII X IX XII kr XI X XII kn XIII XIV XV XVI XVII XIII XVIII XIV XV XVI XVII XVIII XI XII

66 Pengerukan Potongan A Arata2 Jarak Volume I-I 0 II-II III-III IV-IV V-V VI-VI VII-VII VIII-VIII IX-IX X-X XI-XI XIIkr-XIIkr XIIkn-XIIkn XIII-XIII XIV-XIV XV-XV XVI-XVI XVII-XVII XVIII-XVIII volume total (m 3 ) Volume pengerukan awal = 27803,7 m 3. Volume total galian = 1,07 x 27803,7 m 3 = 29749,959 m 3.

67 Pengerukan Produktivitas Kapal Keruk Deskripsi Cutter Section Dredger Tahun Produksi 2009 Kapasitas 1000 m 3 /jam Mud Pump mm Power 720 kw Generator 24 kw LOA 38 m Operaton System Hydraulic and Electricity Breadth 5,5 m Draft max 1,3 m Dredging Depth 18 m Produktivitas Barge Kapasitas 850 m 3 LOA 58,5 m Breadth 12 m Draft max 3,8 m Kecepatan 9,2 knot = 4,6 m/s Lama Waktu Pengerukan: 33 hari kerja

68 Perhitungan Perbaikan Tanah Dasar Lapangan Penumpukan Batubara

69 Gambaran Umum Batubara yang datang dari lokasi tambang akan dipecah menjadi ukuran-ukuran tertentu, yang hasil pemecahan batubara diletakkan pada area lapangan penumpukan.

70 Data Perencanaan Lapangan penumpukan batubara ini memiliki data-data perencanan sebagai berikut : Kemiringan lereng timbunan = 1:2 H timbunan Material timbunan = 10 meter = batubara γ timbunan = 1,4 t/m 3 C = 0 Ø Timbunan Batubara = o Lapisan no.1 Lapisan no.2 Lapisan no.3 Lapisan no.4 Lapisan no.5 3 Lapisan no.6 7 Lapisan no.7 4 Lapisan no.8 12 Lapisan no.9

71 Analisis Kestabilan Tanah Dasar SF = 0,768 R = m MR = 2623 ton.m Timbunan Batubara Lapisan no.1 Lapisan no.2 Lapisan no.3 Lapisan no.4 Lapisan no.5 Lapisan no.6 Lapisan no.7 Lapisan no.8 Lapisan no.9 SF 0,768 < 1 (BERBAHAYA!) Perlu adanya perbaikan tanah dasar Angka keamanan rencana dapat bertambah dan semakin aman.

72 Amplitudo Settlement 1. Immediate Settlement besarnya settlement yang terjadi pada tanah dasar akibat timbunan batubara setinggi 10 meter adalah Sci= 1,56 m. 2. Primary Settlement besarnya settlement yang terjadi pada tanah dasar akibat timbunan batubara setinggi 10 meter adalah Sc = 2,492 m. 3. Total Settlement besarnya total settlement yang terjadi pada tanah dasar akibat timbunan batubara setinggi 10 meter adalah 4,02 m. BERBAHAYA!!

73 Natural Time of Consolidation Kedalaman (m) Jenis Tanah Tebal Lapisan (cm) Cv (cm 2 /dtk) Cv Cv gab (cm 2 /dtk) Lanau kelempungan sangat lunak Derajat Konsolidasi (U%) Faktor Waktu (Tv) Lama konsolidasi (Tahun) , , , , , , , , ,

74 Perencanaan PVD 1. Data perencanaan PVD : - Waktu konsolidasi yang direncanakan (t) = selama 1 tahun. - U rata-rata yang direncanakan = 90% - Jenis PVD yang digunakan adalah Colbondrain CX1000 (PT. Tetrasa Geosinindo) dengan dimensi 0.5 cm x 10 cm a = panjang PVD = 10 cm b = lebar PVD = 0,5 cm dw = ekivalen diameter PVD = (a+b)/2 = (10+0,5)/2 = 5,25 cm - Pola pemasangan PVD Bujur Sangkar : D = 1,05 x S Segitiga : D = 1,13 x S

75 Perencanaan PVD 2. Perhitungan jarak atau spacing PVD : a) Perhitungan Ch Ch gabungan = 2 x Cv gabungan = 2 x 0, = 0, cm 2 /s b) Perhitungan Uv Dengan menggunakan grafik korelasi antara Cv, t, U dan Hd didapatkan Uv sebesar 4% c) Perhitungan Uh d) Perhitungan spacing PVD dengan formasi bujur sangkar. Dengan menggunakan grafik perhitungan spacing antar PVD didapatkan diameter pengaruh D = 0,9 m (formasi bujur sangkar).

76 Perencanaan PVD 100 Grafik Derajat Konsolidasi Gabungan versus Waktu Ugab (%) S 80 S 100 S 125 S 150 S Waktu, t (minggu)

77 Perencanaan PVD 3. Perhitungan kedalaman PVD : Kedalaman PVD 28m. Tebal lapisan terkonsolidasi Total Kedalaman PVD Di bawah PVD Koefisien konsolidasi Cv ratarata Settlement akibat timbunan Total Sedalam PVD Sisa Settlement Setelah 10 tahun Tv Uv Settlement Rate of Settlement m m m cm 2 /det m m m % m (cm / tahun)

78 Perencanaan PVD 4. Jadi digunakan PVD : -Pola Segitiga -Spasi : 80 cm -Ukuran 0,5 cm x 10 cm -Kedalaman PVD 28m. 1 2 Timbunan Batubara Pasir (Sand Blanket) Lapisan no.1 Lapisan no.2 0,8 m 0,8 m Lapisan no.3 0,8 m

79 Perencanaan Micropile 1. Penentuan M R akibat adanya micropile - Hasil analisis xstable menunjukkan : SF = 0,768 Radius = 27,33 m M R - Maka SF rencana = 1,25 M D = 2623 ton.m = M R /SF = 2623 / 0,768 = 3415,36 ton.m M R = (SF Rencana x M D ) M R = (1,25 x 3415,36) 2623 = 1646,2 ton.m

80 Perencanaan Micropile 2. Data Perencanaan Micropile Spesifikasi micropile dari PT.Elemindo Beton Perkasa : Dimensi micropile : 25 x 25 cm Dimensi tulangan : 16 mm Dimensi sengkang : 13 mm Berat : 156,25 kg/m2 Tegangan tarik ijin : σall = 79,9 ton Mutu beton : fc = 35 MPa Modulus elastisitas beton : Ec = 4700 x fc : 27805,575 MPa σlt : σall / A :148,5/(25x25) = 127,84 kg/cm 2

81 Perencanaan Micropile 3. Perhitungan Kekuatan 1 Tiang Micropile Menghitung faktor kekuatan relative, T Momen Inersia (I) : 1/12xs 4 = 1/12 x 25 4 = 32552,08 cm 4 Cu rata-rata lapisan 1 dan 2 : 0,5 ton/m 2 = 0,05 kg/cm 2 qu : 2xCu = 2x0,05 = 0,1 kg/cm 2 = 0,102 tsf Menurut Gambar Koefisien variasi f untuk tiang pancang yang menerima beban lateral, diperoleh f = 1,25 tcf = 0,04 kg/cm 3. Maka faktor kekuatan relative (T) : (E.I/f) 1/5 = ((278055,75 x 32552,08) / 0,04) 1/5 = 186,608 cm Menghitung momen maksimum yang mampu dipikul oleh micropile, Mmax Mmax 1 micropile = σlt x W =127,84 x (32552,08/12,5) = ,667 kg.cm

82 Perencanaan Micropile 3. Perhitungan Kekuatan 1 Tiang Micropile Menghitung gaya horizontal yang mampu ditahan oleh micropile, P Panjang micropile dibawah bidang longsor minimum 1,5 m L / T = (1,5 x 100) / 186,608 = 0,804 Untuk L/T = 0,816 dan z = 0 dari Gambar Koefisien-koefisien untuk tiang pancang yang menerima beban lateral), diperoleh Fm = 1 (koefisien perpindahan akibat momen). Gaya lateral maksimum 1 micropile, P P = Mmax / (Fm.T) = ,667 / (1 x 186,608) = 2725,345 kg = 2,73 ton 4. Perhitungan Kekuatan 1 Tiang Micropile Jadi untuk memperkuat tanah dasar sehingga tidak terjadi longsor (SF =1,25), maka jumlah micropile yang digunakan 23 buah/m

83 Perencanaan Micropile 5. Total Panjang Micropile Panjang micropile yang dibutuhkan: Tingi bidang gelincir dibawah timbunan dan diatas bidang longsor maksimum : 7,5 m Panjang micropile dibawah bidang longsor untuk keamanan : 1,5 m Maka panjang micropile yang dibutuhkan : 7,5 + 1,5 = 9 m 6. Jarak Pemasangan Micropile Jarak pemasangan micropile dipasang per meter lari. Dengan jarak antar micropile arah memanjang : L = bidang kontak lapisan tanah paling atas dengan timbunan dalam bidang gelincir = 37,9 m s = sisi micropile = 25 cm D = jarak tepi = 0,5 x s = 0,25 x 25 = 1,25 cm n = jumlah micropile dalam arah memanjang = 23 buah

84 Perencanaan Micropile R = 27,33 m Mr = 2623 ton.m Md = 3415,36 ton.m? Mr = 1646,2 ton.m Timbunan Batubara Lapisan no.1 Lapisan no.2 1,4 m Lapisan no.3 Lapisan no.4

85 Rencana Anggaran Biaya

86 Rekapitulasi Anggaran Biaya No Uraian Total Pekerjaan Persiapan Rp 87,600, Breasting Dolphin Rp 12,822,477, Mooring Dolphin Rp 7,244,269, Struktur RLC Rp 10,689,811, Pengerukan Rp 1,303,739, Perbaikan Tanah Dasar dengan PVD Rp 2,355,998, Jumlah Total Rp 34,503,896, PPn 10% Rp 3,450,389, Total + PPn Rp 37,954,286, Jumlah Akhir (dibulatkan) Rp 37,954,286, Terbilang: Tiga Puluh Tujuh Milyar Sembilan Ratus Lima Puluh Empat Juta Dua Ratus Delapan Puluh Enam Ribu Empat Ratus Sembilan Puluh Delapan Rupiah.

87 Sekian Terima Kasih Built Your Hope =)

PERENCANAAN DERMAGA CURAH UREA DI KOTA BONTANG, KALIMANTAN TIMUR. Putri Arifianti

PERENCANAAN DERMAGA CURAH UREA DI KOTA BONTANG, KALIMANTAN TIMUR. Putri Arifianti PERENCANAAN DERMAGA CURAH UREA DI KOTA BONTANG, KALIMANTAN TIMUR Putri Arifianti 3108100046 BAB I Pendahuluan BAB III Analisa Data BAB IV Kriteria Desain BAB V Evaluasi Layout BAB VI Perencanaan Struktur

Lebih terperinci

Kebutuhan LNG dalam negeri semakin meningkat terutama sebagai bahan bakar utama kebutuhan rumah tangga (LPG). Kurangnya receiving terminal sehingga

Kebutuhan LNG dalam negeri semakin meningkat terutama sebagai bahan bakar utama kebutuhan rumah tangga (LPG). Kurangnya receiving terminal sehingga Kebutuhan LNG dalam negeri semakin meningkat terutama sebagai bahan bakar utama kebutuhan rumah tangga (LPG). Kurangnya receiving terminal sehingga pemanfaatannya LNG belum optimal khususnya di daerah

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 OLEH : DHIMAS AKBAR DANAPARAMITA / 3108100091 DOSEN PEMBIMBING : IR. FUDDOLY M.SC. CAHYA BUANA ST.,MT. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal DWT di Wilayah Pengembangan PT. Petrokimia Gresik

Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal DWT di Wilayah Pengembangan PT. Petrokimia Gresik Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal 30.000 DWT di Wilayah Pengembangan PT. Petrokimia Gresik Eka Prasetyaningtyas 3109100074 Ir. Fuddoly M.Sc & Cahya Buana, ST, MT BAB I PENDAHULUAN KONDISI EKSISITING

Lebih terperinci

Oleh: Yulia Islamia

Oleh: Yulia Islamia Oleh: Yulia Islamia 3109100310 Pendahuluan Kebutuhan global akan minyak bumi kian meningkat Produksi minyak mentah domestik makin menurun PT.Pertamina berencana untuk meningkatkan security energi Diperlukan

Lebih terperinci

Maureen Shinta Devi Page 1

Maureen Shinta Devi Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan penghasil batubara nomor delapan di dunia. Bahkan 75% dari total produksi batubara diekspor. Adapun negaranegara yang menjadi tujuan utama ekspor

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN DETAIL STRUKTUR DAN REKLAMASI PELABUHAN PARIWISATA DI DESA MERTASARI - BALI OLEH : SIMON ROYS TAMBUNAN 3101.100.105 PROGRAM SARJANA (S-1) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

PERENCANAAN SKIDWAY UNTUK PELUNCURAN OFFSHORE STRUCTURE DI PT.PAL SURABAYA

PERENCANAAN SKIDWAY UNTUK PELUNCURAN OFFSHORE STRUCTURE DI PT.PAL SURABAYA L/O/G/O PERENCANAAN SKIDWAY UNTUK PELUNCURAN OFFSHORE STRUCTURE DI PT.PAL SURABAYA Oleh :Agnis Febiaswari 3109100106 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Herman Wahyudi Ir. Fuddoly, M.Sc Latar Belakang Salah

Lebih terperinci

Diperlukannya dermaga untuk fasilitas unloading batubara yang dapat memperlancar kegiatan unloading batubara. Diperlukannya dermaga yang dapat

Diperlukannya dermaga untuk fasilitas unloading batubara yang dapat memperlancar kegiatan unloading batubara. Diperlukannya dermaga yang dapat PROYEK AKHIR Diperlukannya dermaga untuk fasilitas unloading batubara yang dapat memperlancar kegiatan unloading batubara. Diperlukannya dermaga yang dapat menampung kapal tongkang pengangkut batubara

Lebih terperinci

Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi

Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi Disampaikan Oleh : Habiby Zainul Muttaqin 3110100142 Dosen Pembimbing : Ir. Dyah Iriani W, M.Sc Ir. Fuddoly,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 PENDAHULUAN 4.1.1 Asumsi dan Batasan Seperti yang telah disebutkan pada bab awal tentang tujuan penelitian ini, maka terdapat beberapa asumsi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak TUGAS AKHIR RC-09 1380 Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak Penyusun : Made Peri Suriawan 3109.100.094 Dosen Pembimbing : 1. Ir. Djoko Irawan MS, 2.

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB VII PENUTUP. Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 225 BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari analisa penetapan tata

Lebih terperinci

PERENCANAAN JETTY CRUDE PALM OIL (CPO) PRECAST DI PERAIRAN TANJUNG PAKIS LAMONGAN, JAWA TIMUR JEFFWIRLAN STATOURENDA

PERENCANAAN JETTY CRUDE PALM OIL (CPO) PRECAST DI PERAIRAN TANJUNG PAKIS LAMONGAN, JAWA TIMUR JEFFWIRLAN STATOURENDA PERENCANAAN JETTY CRUDE PALM OIL (CPO) PRECAST DI PERAIRAN TANJUNG PAKIS LAMONGAN, JAWA TIMUR JEFFWIRLAN STATOURENDA 3107 100 044 LATAR BELAKANG Makin meningkatnya kebutuhan distribusi barang di Indonesia

Lebih terperinci

Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal DWT di Wilayah Pengembangan PT. Petrokimia Gresik

Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal DWT di Wilayah Pengembangan PT. Petrokimia Gresik Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal 30.000 DWT di Wilayah Pengembangan PT Eka Prasetyaningtyas, Cahya Buana,Fuddoly, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : HENY KURNIA AGUSTINE DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUWARNO, M.Eng. MUSTA IN ARIF, ST. MT.

DISUSUN OLEH : HENY KURNIA AGUSTINE DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUWARNO, M.Eng. MUSTA IN ARIF, ST. MT. TUGAS AKHIR PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DASAR PADA PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN GRESIK DI BALIKPAPAN- KALIMANTAN TIMUR DISUSUN OLEH : HENY KURNIA AGUSTINE 3111 105 036 DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUWARNO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah laut seluas kira-kira 1400 ha (kirakira

BAB I PENDAHULUAN. daerah laut seluas kira-kira 1400 ha (kirakira BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Reklamasi Pantai Utara Jakarta bertujuan untuk menata kembali kawasan Pantura dengan cara membangun kawasan pantai dan menjadikan Jakarta sebagai kota pantai (waterfront

Lebih terperinci

q Bobot rencana kapal (Gross Tonage) = ton Berdasarkan bobot rencana tersebut, dari tabel "Specifications of Vessels", diperoleh data sbb:

q Bobot rencana kapal (Gross Tonage) = ton Berdasarkan bobot rencana tersebut, dari tabel Specifications of Vessels, diperoleh data sbb: I. DASAR - DASAR PERENCANAAN DERMAGA Direncanakan suatu dermaga dengan data-data sebagai berikut : q Data Tanah Data Sondir 15.00 m Tinggi Tanah Daratan + 1.00 m q Data-data pasang surut Muka air terendah

Lebih terperinci

Perancangan Dermaga Pelabuhan

Perancangan Dermaga Pelabuhan Perancangan Dermaga Pelabuhan PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kompetensi mahasiswa program sarjana Teknik Kelautan dalam perancangan dermaga pelabuhan Permasalahan konkret tentang aspek desain dan analisis

Lebih terperinci

Perencanaan Detail Jetty LNG DWT Di Perairan Utara Kabupaten Tuban

Perencanaan Detail Jetty LNG DWT Di Perairan Utara Kabupaten Tuban JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perencanaan Detail Jetty LNG 30.000 DWT Di Perairan Utara Kabupaten Tuban Niko Puspawardana, Dyah Iriani Ir.,M.Sc, Cahya Buana, ST., MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

TATA LETAK DAN DIMENSI DERMAGA

TATA LETAK DAN DIMENSI DERMAGA TATA LETAK DAN DIMENSI DERMAGA Perhitungan tiang pancang dermaga & trestle: Dimensi tiang pancang Berdasarkan dari Technical Spesification of Spiral Welded Pipe, Perusahaan Dagang dan Industri PT. Radjin,

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m

5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m 5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m pagar pengaman kerb 25 cm lantai kendaraan pile tiang pancang poer tunggal 5.5 Perencanaan Plat untuk Bentang 8m pagar pengaman kerb 25 cm lantai kendaraan pile tiang

Lebih terperinci

MODIFIKASI SILO SEMEN SORONG DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI STRUKTUR BAJA DAN BETON BERTULANG

MODIFIKASI SILO SEMEN SORONG DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI STRUKTUR BAJA DAN BETON BERTULANG MODIFIKASI SILO SEMEN SORONG DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI STRUKTUR BAJA DAN BETON BERTULANG OLEH : HANIF AJI TIRTA PRADANA 3110 106 013 DOSEN PEMBIMBING I Ir. Djoko Irawan, Ms. DOSEN PEMBIMBING II Ir.

Lebih terperinci

Beban hidup yang diperhitungkan pada dermaga utama adalah beban hidup merata, beban petikemas, dan beban mobile crane.

Beban hidup yang diperhitungkan pada dermaga utama adalah beban hidup merata, beban petikemas, dan beban mobile crane. Bab 4 Analisa Beban Pada Dermaga BAB 4 ANALISA BEBAN PADA DERMAGA 4.1. Dasar Teori Pembebanan Dermaga yang telah direncanakan bentuk dan jenisnya, harus ditentukan disain detailnya yang direncanakan dapat

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH METODE PRELOADING DENGAN KOMBINASI PEMASANGAN PVD PADA PROYEK REKLAMASI PANTAI ANCOL TIMUR JAKARTA UTARA

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH METODE PRELOADING DENGAN KOMBINASI PEMASANGAN PVD PADA PROYEK REKLAMASI PANTAI ANCOL TIMUR JAKARTA UTARA PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH METODE PRELOADING DENGAN KOMBINASI PEMASANGAN PVD PADA PROYEK REKLAMASI PANTAI ANCOL TIMUR JAKARTA UTARA Disusun oleh : Nabila 3109106041 Dosen Konsultasi Prof. Ir. Noor Endah,

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

Perencanaan Dermaga Batubara diteluk Balikpapan Kalimantan Timur

Perencanaan Dermaga Batubara diteluk Balikpapan Kalimantan Timur JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perencanaan Batubara diteluk Balikpapan Kalimantan Timur Dhimas Akbar Danaparamita, Fuddoly, Cahya Buana Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR JETTY DAN PERKERASAN TERMINAL MULTIPURPOSE DI MOROKREMBANGAN, SURABAYA

PERENCANAAN STRUKTUR JETTY DAN PERKERASAN TERMINAL MULTIPURPOSE DI MOROKREMBANGAN, SURABAYA PERENCANAAN STRUKTUR JETTY DAN PERKERASAN TERMINAL MULTIPURPOSE DI MOROKREMBANGAN, SURABAYA Latar Belakang Pelabuhan Tanjung Perak akan mencapai kapasitas maksimumnya (2.545.400 TEU) pada tahun 2011. Diprediksikan

Lebih terperinci

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG GROUP BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG 11. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Perencanaan pondasi tiang pancang meliputi daya dukung tanah, daya dukung pondasi, penentuan jumlah tiang pondasi, pile

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL / NOTASI

DAFTAR SIMBOL / NOTASI DAFTAR SIMBOL / NOTASI A : Luas atau dipakai sebagai koefisien, dapat ditempatkan pada garis bawah. ( m ; cm ; inci, dsb) B : Ukuran alas lateral terkecil ( adakalanya dinyatakan sebagai 2B ). ( m ; cm

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR Oleh : Faizal Oky Setyawan 3105100135 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI HASIL PERENCANAAN Latar Belakang Dalam rangka pemenuhan dan penunjang kebutuhan transportasi

Lebih terperinci

BAB X PENUTUP KESIMPULAN

BAB X PENUTUP KESIMPULAN 300 BAB X PENUTUP 10.1. KESIMPULAN Dari hasil Perencanaan Pengembangan PPP Tasik Agung Kabupaten Rembang ini yang meliputi analisis data, perhitungan struktur dermaga serta analisis harga pekerjaan, dapat

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERKUATAN TANGGUL UNTUK MENANGGULANGI LONGSOR DI TEBING SUNGAI SEGAH JALAN BUJANGGA, BERAU

PERENCANAAN PERKUATAN TANGGUL UNTUK MENANGGULANGI LONGSOR DI TEBING SUNGAI SEGAH JALAN BUJANGGA, BERAU JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (213) 1-1 PERENCANAAN PERKUATAN TANGGUL UNTUK MENANGGULANGI LONGSOR DI TEBING SUNGAI SEGAH JALAN BUJANGGA, BERAU Dian Anggraini 1) danindrasurya B. Mochtar 2) Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Umum Dalam mendesain suatu pondasi bored pile, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Langkah pertama adalah menentukan jenis pondasi yang akan digunakan. Dalam mengambil

Lebih terperinci

Trestle : Jenis struktur : beton bertulang, dengan mtu beton K-300. Tiang pancang : tiang pancang baja Ø457,2 mm tebal 16 mm dengan panjang tiang

Trestle : Jenis struktur : beton bertulang, dengan mtu beton K-300. Tiang pancang : tiang pancang baja Ø457,2 mm tebal 16 mm dengan panjang tiang BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP 8.1. KESIMPULAN Dari hasil Perencanaan Pembangunan Dermaga Pangkalan TNI Angkatan Laut Tarakan - Kalimantan Timur yang meliputi : analisa data, perhitungan reklamasi,

Lebih terperinci

PERENCANAAN BREAKWATER DI PELABUHAN PENYEBERANGAN NANGAKEO, NUSA TENGGARA TIMUR

PERENCANAAN BREAKWATER DI PELABUHAN PENYEBERANGAN NANGAKEO, NUSA TENGGARA TIMUR Tugas Akhir PERENCANAAN BREAKWATER DI PELABUHAN PENYEBERANGAN NANGAKEO, NUSA TENGGARA TIMUR Oleh : Sofianto K 3108 100 144 JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

= tegangan horisontal akibat tanah dibelakang dinding = tegangan horisontal akibat tanah timbunan = tegangan horisontal akibat beban hidup = tegangan

= tegangan horisontal akibat tanah dibelakang dinding = tegangan horisontal akibat tanah timbunan = tegangan horisontal akibat beban hidup = tegangan DAFTAR NOTASI Sci = pemampatan konsolidasi pada lapisan tanah ke-i yang ditinjau Hi = tebal lapisan tanah ke-i e 0 = angka pori awal dari lapisan tanah ke-i Cc = indeks kompresi dari lapisan ke-i Cs =

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANAH DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA )

PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANAH DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA ) 1 PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANA DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA 190+575) Achmad Rizal Zulmi, dan Ir. Suwarno, M.Eng, Musta in arief, S.T., M.T. Jurusan

Lebih terperinci

Perencanaan Skidway Untuk Peluncuran Offshore Structure di PT. PAL Surabaya

Perencanaan Skidway Untuk Peluncuran Offshore Structure di PT. PAL Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perencanaan Skidway Untuk Peluncuran Offshore Structure di PT. PAL Surabaya Agnis Febiaswari, Herman Wahyudi, Fuddoly Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1. Umum Dalam studi kelayakan pembangunan pelabuhan peti kemas ini membutuhkan data teknis dan data ekonomi. Data-data teknis yang diperlukan adalah peta topografi, bathymetri,

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang... I-1 1.2. Permasalahan... I-2 1.3. Maksud dan tujuan... I-2 1.4. Lokasi studi... I-2 1.5. Sistematika penulisan... I-4 BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²) DAFTAR NOTASI A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas bruto penampang

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka BAB IV PERENCANAAN PONDASI Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka perencanaan pondasi untuk gedung 16 lantai menggunakan pondasi dalam, yaitu pondasi tiang karena tanah

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA

PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA BAB III PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA 3.1. UMUM Pada perencanan detail pengembangan pelabuhan diperlukan pengumpulan data dan analisanya. Data yang diambil adalah data sekunder yang lengkap dan akurat disertai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 INPUT DATA Dalam menganalisa pemodelan struktur mooring dolphin untuk kapal CPO 30,000 DWT dengan studi kasus pelabuhan Teluk Bayur digunakan bantuan program SAP000.

Lebih terperinci

Perhitungan Struktur Bab IV

Perhitungan Struktur Bab IV Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang

Lebih terperinci

Berat sendiri balok. Total beban mati (DL) Total beban hidup (LL) Beban Ultimate. Tinjau freebody diagram berikut ini

Berat sendiri balok. Total beban mati (DL) Total beban hidup (LL) Beban Ultimate. Tinjau freebody diagram berikut ini Berat sendiri balok. q = γ b h balok beton 3 qbalok 2,4 ton / m 0,6 m 0,6 m q balok = = 0,864 ton / m Total beban mati (DL) DL = q + q + q balok pelat pilecap DL = 0,864 ton/ m + 1,632 ton / m + 6,936

Lebih terperinci

II. METODOLOGI Metode yang digunakan dalam Tugas Akhir ini ialah sebagai berikut :

II. METODOLOGI Metode yang digunakan dalam Tugas Akhir ini ialah sebagai berikut : 1 PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DASAR DAN ANALISA STABILITAS TANGGUL PADA AREA REKLAMASI PROYEK PENGEMBANGAN PELABUHAN PETI KEMAS BELAWAN, MEDAN (TAHAP II) Nila Sutra, Noor Endah, Putu Tantri Kumalasari

Lebih terperinci

Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di Terminal Peti Kemas Semarang

Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di Terminal Peti Kemas Semarang JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (13) 1-5 1 Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di Terminal Peti Kemas Semarang Yulieargi Intan Tri,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PONDASI SILO SEMEN CURAH DAN LOADING PLANT PADA LOKASI PACKING PLANT PT SEMEN INDONESIA DI BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

PERENCANAAN PONDASI SILO SEMEN CURAH DAN LOADING PLANT PADA LOKASI PACKING PLANT PT SEMEN INDONESIA DI BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR PERENCANAAN PONDASI SILO SEMEN CURAH DAN LOADING PLANT PADA LOKASI PACKING PLANT PT SEMEN INDONESIA DI BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR Ayu Kartika Redyananda 3110100038 Dosen Pembimbing: Ir. Suwarno, M.Eng.

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 6 BAB II 2.1 Tinjauan Umum Pada bab ini dibahas mengenai gambaran perencanaan dan perhitungan yang akan dipakai pada perencanaan pelabuhan ikan di Kendal. Pada perencanaan tersebut digunakan beberapa metode

Lebih terperinci

Perencanaan Breakwater Di Lamongan, Jawa Timur

Perencanaan Breakwater Di Lamongan, Jawa Timur Tugas Akhir Perencanaan Breakwater Di Lamongan, Jawa Timur Oleh : Marines Febriani 3107 100 099 JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Lebih terperinci

BAB I 1.2 Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan 1.4 Batasan Masalah 1.5 Manfaat

BAB I 1.2 Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan 1.4 Batasan Masalah 1.5 Manfaat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya permintaan akan kebutuhan semen portland untuk aktifitas pembangunan di kawasan Kalimantan Timur dan sekitarnya, maka PT. Semen Gresik merencanakan

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi BAB IV PERENCANAAN PONDASI Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi yaitu pondasi tiang pancang dan pondasi tiang bor dengan material beton bertulang. Pondasi tersebut akan

Lebih terperinci

Nila Sutra ( )

Nila Sutra ( ) PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DAN ANALISA STABILITAS TANGGUL PADA AREA REKLAMASI PROYEK PENGEMBANGAN PELABUHAN PETI KEMAS BELAWAN, MEDAN (TAHAP II) Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Noor Endah, M.Sc., Ph.D Putu

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom DAFTAR NOTASI A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cd = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas bruto

Lebih terperinci

2.1.2 American Association ofstate Highway and Transportation 7

2.1.2 American Association ofstate Highway and Transportation 7 DAFTAR ISI Lembar Judul I Lembar Pengesahan Motto Kata Pengantar Daftar Isi iii Iv vi DaftarTabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Notasi xiii xv xvi BAB IPENDAHULUAN l.llatarbelakang BAB 1.2 Tujuan

Lebih terperinci

Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok

Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok Julfikhsan Ahmad Mukhti Program Studi Sarjana Teknik Kelautan ITB, FTSL, ITB julfikhsan.am@gmail.com Kata

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA UMUM MAKASAR - SULAWESI SELATAN

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA UMUM MAKASAR - SULAWESI SELATAN PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA UMUM MAKASAR - SULAWESI SELATAN LOKASI STUDI PERUMUSAN MASALAH Diperlukannya dermaga umum Makasar untuk memperlancar jalur transportasi laut antar pulau Diperlukannya dermga

Lebih terperinci

SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG. 6.5 m

SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG. 6.5 m SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG 0. 0.4 ± 0.0 0. 0.8 30 KN I 3. m.0 0.3 30 KN.0.7 m m 9 m II II 0.7 m. m Panjang abutment tegak lurus bidang gambar = 0. m. Tiang pancang dari beton

Lebih terperinci

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG Tugas Akhir PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Beban ini diaplikasikan pada lantai trestle sebagai berikut:

Beban ini diaplikasikan pada lantai trestle sebagai berikut: Beban ini diaplikasikan pada lantai trestle sebagai berikut: Gambar 5.34a Pemodelan Beban Pelat pada SAP 2000 untuk pengecekan balok Namun untuk mendapatkan gaya aksial pada tiang dan pile cap serta untuk

Lebih terperinci

RC Evaluasi dan Re-Design Breakwater Untuk Pelabuhan Penyeberangan (Feri) Waikelo, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur.

RC Evaluasi dan Re-Design Breakwater Untuk Pelabuhan Penyeberangan (Feri) Waikelo, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. RC09-1336 Evaluasi dan Re-Design Breakwater Untuk Pelabuhan Penyeberangan (Feri) Waikelo, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Oleh: Gorbachev Partahi Bonar 3110100106 Dosen Pembimbing : Ir. Fuddoly,

Lebih terperinci

ALTERNATIF METODE UNTUK PENANGANAN MASALAH STABILITAS TANAH LUNAK PADA AREAL REKLAMASI DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG

ALTERNATIF METODE UNTUK PENANGANAN MASALAH STABILITAS TANAH LUNAK PADA AREAL REKLAMASI DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG ALTERNATIF METODE PERBAIKAN TANAH UNTUK PENANGANAN MASALAH STABILITAS TANAH LUNAK PADA AREAL REKLAMASI DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG Oleh: YULIEARGI INTAN TRI 31 09 100 080 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

n ,06 mm > 25 mm sehingga tulangan dipasang 1 lapis

n ,06 mm > 25 mm sehingga tulangan dipasang 1 lapis Menghitung As perlu Dari perhitungan didapat nilai ρ = ρ min As = ρ b d perlu As = 0,0033x1700 x1625 perlu Asperlu = 9116, 25mm 2 Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan Coba D25 sehingga As perlu 9116,

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK SEMINAR TUGAS AKHIR JULI 2011 MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK Oleh : SETIYAWAN ADI NUGROHO 3108100520

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN 3.1 PERHITUNGAN RESERVOIR (ALT.I) Reservoir alternatif ke-i adalah reservoir yang terbuat dari struktur beton bertulang. Pada program SAP2000 reservoir yang dimodelkan sebagai

Lebih terperinci

PERENCANAAN ABUTMEN DAN ALTERNATIF JALAN PENDEKAT JEMBATAN BRAWIJAYA KEDIRI. Wilman Firmansyah

PERENCANAAN ABUTMEN DAN ALTERNATIF JALAN PENDEKAT JEMBATAN BRAWIJAYA KEDIRI. Wilman Firmansyah PERENCANAAN ABUTMEN DAN ALTERNATIF JALAN PENDEKAT JEMBATAN BRAWIJAYA KEDIRI Wilman Firmansyah 3111105007 Latar Belakang Jembatan Brantas dibangun pada tahun 1907 Dengan umur jembatan yang sudah sekian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-140

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-140 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-140 Perencanaan Perkuatan Dinding Kolam Pelabuhan dan Penggunaan Material Dredging Sebagai Material Timbunan Pada Area Perluasan

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp A cp Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C C m Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas bruto penampang (mm²) = Luas bersih penampang (mm²) = Luas penampang

Lebih terperinci

PERENCANAAN PONDASI UNTUK TANK STORAGE DAN PERBAIKAN TANAH DENGAN METODE PRELOADING SISTEM SURCHARGE DAN WATER TANK DI KILANG RU-VI, BALONGAN Nyssa Andriani Chandra, Trihanyndio Rendy Satrya, Noor Endah

Lebih terperinci

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR PERHITUNGAN STRUKTUR V-1 BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR Berdasarkan Manual For Assembly And Erection of Permanent Standart Truss Spans Volume /A Bridges, Direktorat Jenderal Bina Marga, tebal pelat lantai

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL 3.1 PENDAHULUAN Proyek jembatan Ir. Soekarno berada di sebelah utara kota Manado. Keterangan mengenai project plan jembatan Soekarno ini dapat dilihat pada Gambar

Lebih terperinci

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas

Lebih terperinci

PRAKATA. Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya insan Teknik Sipil.

PRAKATA. Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya insan Teknik Sipil. PRAKATA Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya, karena hanya atas izin-nya tugas akhir yang berjudul Perencanaan Struktur Gedung Bank Mandiri Jalan Veteran

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

DESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R.

DESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R. DESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R. 3108100065 LATAR BELAKANG Pembangunan Tower Apartemen membutuhkan lahan parkir,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 Perencanaan Diaphragm Wall untuk Basement Apartemen The East Tower Essence on Darmawangsa Nurfrida Nashira R., Indrasurya B. Mochtar, Musta in Arif Jurusan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print D-44

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print D-44 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print D-44 Perbaikan Tanah Dasar Menggunakan Pre-Fabricated Vertical Drain Dengan Variasi Dan Perkuatan Lereng Dengan Turap Studi Kasus

Lebih terperinci

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

Bab 6 DESAIN PENULANGAN Bab 6 DESAIN PENULANGAN Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan 6.1 Teori Dasar Perhitungan Kapasitas Lentur

Lebih terperinci

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam Fitria Wahyuni, Indrasurya B.Mochtar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI 4.1 ALTERNATIF PERKUATAN FONDASI CAISSON Dari hasil bab sebelumnya, didapatkan kondisi tiang-tiang sekunder dari secant pile yang membentuk fondasi

Lebih terperinci

DESAIN STRUKTUR JETTY DI PELABUHAN PENAJAM PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ABSTRAK

DESAIN STRUKTUR JETTY DI PELABUHAN PENAJAM PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ABSTRAK DESAIN STRUKTUR JETTY DI PELABUHAN PENAJAM PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Gemma Duke Satrio NRP: 1021018 Pembimbing: Olga Catherina Pattipawaej, Ph.D. ABSTRAK Indonesia merupakan negara yang memiliki

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Perencanaan Teknis Pembangunan Dermaga Pelabuhan Salawati Logistik Shorebase di Desa Arar, Kabupaten Sorong, Papua Barat Andhika. Revi. Iriani. Dyah, dan

Lebih terperinci

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi DAFTAR NOTASI A cp = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm 2 Ag = Luas bruto penampang (mm 2 ) An = Luas bersih penampang (mm 2 ) Atp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) Al = Luas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STUKTUR

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STUKTUR BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STUKTUR 4.1 Perhitungan Struktur Atas Sebelum menghitung daya dukung dari tanah untuk menghitung berapa banyaknya pondasi yang akan digunakan serta berapa daya dukung yang didapat

Lebih terperinci

BAB VI REVISI BAB VI

BAB VI REVISI BAB VI BAB VI REVISI BAB VI 6. DATA-DATA PERENCANAAN Bentang Total : 60 meter Lebar Jembatan : 0,5 meter Lebar Lantai Kendaraan : 7 meter Lebar Trotoar : x mter Kelas Jembatan : Kelas I (BM 00) Mutu Beton : fc

Lebih terperinci

Gambar 6.1 Gaya-gaya yang Bekerja pada Tembok Penahan Tanah Pintu Pengambilan

Gambar 6.1 Gaya-gaya yang Bekerja pada Tembok Penahan Tanah Pintu Pengambilan BAB VI ANALISIS STABILITAS BENDUNG 6.1 Uraian Umum Perhitungan Stabilitas pada Perencanaan Modifikasi Bendung Kaligending ini hanya pada bangunan yang mengalami modifikasi atau perbaikan saja, yaitu pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. referensi data maupun nilai empiris. Nilai-nilai ini yang nantinya akan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. referensi data maupun nilai empiris. Nilai-nilai ini yang nantinya akan BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Perencanaan Dalam perencanaan diperlukan asumsi asumsi yang didapat dari referensi data maupun nilai empiris. Nilai-nilai ini yang nantinya akan sangat menentukan hasil

Lebih terperinci