Kebutuhan LNG dalam negeri semakin meningkat terutama sebagai bahan bakar utama kebutuhan rumah tangga (LPG). Kurangnya receiving terminal sehingga

Transkripsi

1

2

3 Kebutuhan LNG dalam negeri semakin meningkat terutama sebagai bahan bakar utama kebutuhan rumah tangga (LPG). Kurangnya receiving terminal sehingga pemanfaatannya LNG belum optimal khususnya di daerah Tuban, Jawa Timur. Pembangunan dermaga (jetty) LNG diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan kapasitas produksi.

4 Lokasi Perencanaan

5 Merencanakan layout perairan dan daratan yang mampu melayani kebutuhan pelabuhan LNG, sebagai akibat kurang tepatnya kondisi awal eksisting breakwater.

6 Pendahuluan Tinjauan Pustaka - Latar Belakang - Lingkup Pembahasan - Lokasi - Batasan Masalah - Rumusan Masalah - Manfaat - Tujuan - Metodologi Konsep dan perumusan yang akan digunakan dalam perencanaan Pengumpulan dan Analisa Data - Data Bathymetry - Analisis data Pasang Surut - Data Pasang Surut - Analisis data Arus - Data Arus - Analisis data Angin - Data Angin - Analisis data Gelombang - Data Tanah - Analisis data Tanah - Data Kapal Evaluasi Layout - Evaluasi Layout Perairan - Evaluasi Layout Daratan - Evaluasi Layout Breakwater Kriteria Design - Peraturan yang digunakan - Tipe Fender - Kualitas bahan dan material - Tipe Bollard - Kriteria kapal rencana - Pembebanan

7 Perhitungan Struktur Dermaga Metode Pelaksanaan - Perhitungan Catwalk - Perhitungan Unloading Platform - Perhitungan Trestle - Perhitungan Mooring Dolphin - Perhitungan Breasting Dolphin Metode Pelaksanaan Dermaga (Jetty), Catwalk, Mooring, Breasting Dolphin dan Trestle. Metode Pelaksanaan Pemancangan Tiang Pancang Perhitungan RAB - Harga Material dan Upah - Analisis Harga Satuan - Perhitungan Volume Pekerjaan - Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Penutup Kesimpulan akhir hasil perencanaan

8 Tidak melakukan pengukuran lapangan dan data yang digunakan adalah data sekunder Tidak melakukan evaluasi sedimentasi dan pengerukan.

9

10

11 HWS +1,9 mlws MSL +0,9 mlws LWS +0,2 mlws Tipe pasang surut di periaran Tg. Awarawar adalah Diurnal Tide Beda pasang surut 1,9 diatas mlws

12 Dari observasi di sekitar Tg. Awarawar, kec. Arus mencapai 0,95 m/s dengan arah dominan dari Barat Laut ke Tenggara

13 Dari analisis data didapatkan data angin dominan ke arah Tenggara dengan kec 1 4 knot atau 2 m/s

14 Dari analisis data didapatkan data gelombang dominan ke arah Timur dengan tinggi 0 1 m

15 LWS LWS LWS 113 Elv Elv Elv Tanah liat lunak LWS LWS LWS 109 Elv Elv Elv LWS LWS Tanah liat lunak LWS LWS Kapur Tanah liat kaku LWS LWS Kapur Tanah liat kaku LWS LWS LWS LWS

16

17 Variabel Anchorage Area Jumlah Anchorage Area Entrance Channel Stopping Distance Turning Basin Panjang Kolam Dermaga Lebar Kolam Dermaga Kedalaman Perairan Nilai (m) Pakai (m) Ket LOA + 6d (penjangkaran baik) n Anchorage area = Jumlah dermaga 1,5 LOA (kapal jarang berpaspasan) 3 LOA ( DWT, 5 knot) 2 LOA (manuver dengan dipandu) 1.25 LOA (kapal dipandu) 1.25 B (dermaga bebas) 1.1 d (perairan tenang)

18 Variabel Elevasi Dermaga Dimensi Unloading Platform Nilai mlws 33 x 21 m 2 Dimensi Trestle 822 x 6 m 2 Dimensi Mooring Dolphin 6 x 6 m 2 Dimensi Breasting Dolphin 7.5 x 6 m 2

19 0,426 m 0,081 m 0,051 m

20

21 Mutu Beton Kuat tekan karateristik fc = 35 Mpa Modulus elastisitas (PBI 1971) Eb = kg/cm -2 = x 10 5 kg/cm -2 n = E a /E b = 2, /1, = 17,54 σb= 1/3 σ bk = 1/3 x 350 = kg/cm 2 Tebal selimut beton (decking) untuk daerah yang berbatasan dengan air laut: - Untuk pelat 7,0 cm - Untuk balok 8,0 cm Mutu Baja Kuat leleh baja (fyu32) = 320 Mpa Tegangan putus baja σ a = 1850 kg.cm -2 Tegangan putus baja σ au = 2780 kg.cm -2 Modulus elastisitas 2, Mpa Ukuran baja yang digunakan: - D-16 untuk pelat - D-29 untuk balok Mutu Tiang Baja Data tiang pancang digunakan BJ 50: D1 = 609,6 mm W = 243 Kg/cm D2 = 593,6 mm r = 21 cm t = 16 mm fu = 5000 Kg/cm 2 A = 298,4 cm 2 ijin = 2350 Kg/cm 2 I = 1, cm 4 E = Kg/cm 2

22 Kapal LNG DWT DWT (Dead Weight Tonage) = ton Dispalcement Tonage = ton W = ton LOA (Panjang kapal) = 182 m Lpp (Panjang Perpendicular) = 177 m Lebar kapal (B) = 27.1 m Draft kapal (D) = 10.6 m D = 14.1 m

23 NB A + B (mm) X (mm) C (mm) D (mm) N (mm) S Flow rate (mm) (m 3 /h) Wight (kn) Bending Moment 12" Marine Loading Arm (MLA) B0300

24 Dari hasil perhitungan fender didapatkan nilai Ef = 52,967 t-m, maka digunakan jenis fender dengan spesifikasi berikut: - Tipe SCN 1050 E1.8 - ER = 527 knm = 53, 72 t-m ; (Rr) =972 kn = 99,083 t. - W = 1360 Kg Tipe Fender SCN 1050 E1.8 H ϕw ϕu C D ϕb ϕs Z min Weight anchors (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (kg) M

25 Fender juga dilengkapi dengan frontal pad berukuran 1,5 x 3 m untuk mengamankan badan kapal ketika menumbuk karena bidang sentuh fender relatif kecil

26 Dari hasil perhitungan dibawah ini untuk menentukan kebutuhan bollard: - Gaya tarik akibat bobot kapal LNG DWT = 0,553 x = GT (OCDI 2.1.1); Pa = 1000 kn = 100 t V = 0,87 x 100 = 87 t H = 100 t

27 - Gaya tarik akibat arus Pc = 132,69 t - Gaya tarik akibat angin Pw = 10,105 t Pc+Pw = 142,796 t Teg tarik Tipe A B C D E F G H I No Baut 150 SBD ϕ Dipakai Pc+Pw > V

28

29

30

31 Detail Penulangan Pelat Unloading Platform

32 Detail Penulangan Balok Unloading Platform Balok Memanjang Balok Melintang

33 Detail Penulangan Poer Unloading Platform

34 Daya Dukung Tanah Diameter Ø 609,6 mm Tiang Tegak Qu= 3 x 155,34 = 466,021 t meter

35

36 Detail Penulangan Pelat Trestle

37 Detail Penulangan Balok Trestle Balok Memanjang Balok Melintang

38 Detail Penulangan Poer Trestle

39 Daya Dukung Tanah Diameter Ø 609,6 mm Tiang Tegak Qu= 3 x 101,247 = 303,743 t ,2 meter

40

41 Detail Penulangan Mooring Dolphin

42 Daya Dukung Tanah Diameter Ø 609,6 mm Tiang Miring Qu= 3 x 79,99 = t ,4 meter

43

44 Detail Penulangan Breasthing Dolphin

45 Daya Dukung Tanah Diameter Ø 609,6 mm Tiang Tegak Qu= 3 x 120,155 = 360,473 t meter Tiang Miring Qu= 3 x 149,287 = 449,483 t meter

46

47 Direksi keet dan Tempat penumpukan material

48 URUTAN PEMANCANGAN TIANG PANCANG Direction of Driving El. LWL Piling Barge 500 ton

49 Direction of Driving El. LWL Piling Barge 500 ton

50 Direction of Driving El. LWL Piling Barge 500 ton

51 Direction of Driving El. LWL Piling Barge 500 ton

52 Direction of Driving El. LWL Piling Barge 500 ton

53 Direction of Driving El. LWL Piling Barge 500 ton

54 Direction of Driving El. LWL Piling Barge 500 ton

55 El. LWL PEKERJAAN TRESTLE

56 PEKERJAAN UNLOADING PLATFORM

57 PEKERJAAN MOORING DOLPHIN DAN BREASTHING DOLPHIN

58

59 Untuk pembangunan No Uraian jetty LNG sendiri Jumlah memakan biaya Total kurang lebih 1 Persiapan Rp 628,600, Rp 628,600, Unloading Platform Rp 6,919,185, Rp 7,547,785, Trestle Rp 66,436,811, Rp 73,984,597, sekitar Rp 101,110,995, Mooring Dolphin Rp 7,359,862, Rp 81,344,459, Breasting Dolphin Rp 5,484,461, Rp 86,828,921, Catwalk Rp 5,090,165, Rp 91,919,087, Jumlah Total Rp 91,919,087, PPn 10% Rp 9,191,908, Total +PPn Rp 101,110,995, Jumlah Akhir (dibulatkan) Rp 101,110,995, Terbilang Seratus Satu Milyar Seratus Sepuluh Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Lima Ribu Tujuh Ratus Dua Puluh Delapan Rupiah Untuk pembangunan jetty LNG diatas belum termasuk biaya pengerukan

60