Gambar 6.1 Gaya-gaya yang Bekerja pada Tembok Penahan Tanah Pintu Pengambilan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 6.1 Gaya-gaya yang Bekerja pada Tembok Penahan Tanah Pintu Pengambilan"

Transkripsi

1 BAB VI ANALISIS STABILITAS BENDUNG 6.1 Uraian Umum Perhitungan Stabilitas pada Perencanaan Modifikasi Bendung Kaligending ini hanya pada bangunan yang mengalami modifikasi atau perbaikan saja, yaitu pada bangunan : 1. Pintu Pengambilan. Pintu Penguras Bendung 3. Pintu Penguras Kantong Lumpur 4. Pintu Penerus Dimensi bangunan sesuai dengan perhitungan pada bab sebelumnya. 6. Perhitungan Stabilitas Bangunan Pintu Pengambilan 6..1 Perhitungan Kestabilan Tembok Penahan Tanah pada Bangunan Pengambilan Bendung Kaligending,00 1,0 Tembok penahan tanah bangunan pengambilan 7,8 G3 Ea G,47 G1 A 1, ,867,533 Gambar 6.1 Gaya-gaya yang Bekerja pada Tembok Penahan Tanah Pintu Pengambilan ANALISIS STABILITAS BENDUNG 141

2 a. Gaya-gaya yang Bekerja Data tanah pondasi di pintu pengambilan Bendung Kaligending Dari hasil pengeboran di titik BM-4 dihasilkan data tanah pondasi sebagai berikut: - Sudut geser dalam =,8 0 - Saturated density (γ sat ) = 1,753 t/m 3 - Kohesi (c) = 0,033 kg/cm - Specific Gravity (Gs) =,766 t/m 3 - SPT = 40 N Skema gaya-gaya yang bekerja pada tembok penahan tersebut seperti terlihat pada gambar diatas. Besarnya tekanan tanah aktif dihitung berdasarkan rumus Coulomb sebagai berikut: Ea = ½*γ sat *h *tan ( φ/) *C*h* tan ( φ/) Ea = ½*1,753*7,8 * tan (45 0,8/) *0,033*7,8* tan (45 0,8/) = 0,506 0,319 = 0,187 ton Disini terlihat bahwa faktor kohesi tanah (C) sangat kecil, karena nilai kohesi (C) = 0,033kg/cm sangat kecil dan untuk selanjutnya pengaruh kohesi (C) diabaikan sehingga : Ea = ½*γ sat *h *tan ( φ/) Ea = 0,506 ton Besarnya gaya akibat berat sendiri tembok penahan :,00*7,8 G 1 = *, 35 = 17,108 ton G = 1,0*7,8*,35 = 0,530 ton Besarnya berat urugan tanah dibelakang tembok penahan,00*7,8 G 3 = *1, 753 = 1,76 ton ANALISIS STABILITAS BENDUNG 14

3 b. Peninjauan Kestabilan Tembok Penahan Tanah terhadap Guling Tembok penahan tanah terbuat dari beton cyclope, untuk menahan susut dan perubahan suhu, disyaratkan didalam PBI-1971 harus dipasang tulangan susut minimal 0,5 % dari luas beton cyclope yang ada. Luas beton cyclope rata-rata = *100cm = 000 cm Sehingga luas tulangan susut yang diperlukan : Fy = 0,5% * 000 = 55 cm Digunakan 1 batang Ø 5 mm = 1*(1/4*3.14*,5 ) = 58,875 cm > 55 cm. Dari 1 batang besi tulangan, 6 batang terpasang sebagai tulangan tarik seperti terlihat pada gambar. Luas besi tulangan 6 batang Ø 5 mm = 6*(1/4*3.14*,5 ) = 9,438 cm. Besarnya tulangan pembagi diambil sama besar dengan tulangan vertikal dan tidak boleh kurang dari 0,5% luas beton yang ada. Untuk tulangan pembagi ini dipakai Ø 5 0 cm. 1,0 Tulangan pokok Ø5-0 h/ Tulangan sengkang Ø5-100 A A h=7,5 Tulangan bagi Ø5-0 h/ 3,0 Gambar 6. Penulangan Tembok Penahan Tanah Bangunan Pengambilan. ANALISIS STABILITAS BENDUNG 143

4 0,05 0,10 Ø5-0cm Tulangan bagi Ø5-0 0,10,0 Gambar 6.3 Potongan A A Untuk menghitung jarak titik tangkap gaya yang ditahan oleh tulangan tarik terhadap titik A adalah sebagai berikut: Tulangan tarik 6φ S=3, A Gambar 6.4 Tulangan tarik ANALISIS STABILITAS BENDUNG 144

5 Panjang sisi miring tembok penahan tanah (m) = + 7,8 = 7,55 m Sin α = /7,55 = 0,65 α = 15,36 0 Jarak tulangan tarik 6 φ 5 terhadap titik A (S) = 3,15 * Cos α = 3,15 * 0,964 = 3,04 m Besarnya momen yang bekerja pada tembok penahan tanah adalah : M G1 = G 1 * L 1 = 17,108 * 1,867 = 31,9406 tm (-) M G = G * L = 0,530 * 0,60 = 1,3178 tm (-) M G3 = G 3 * L 3 = 1,76 *,533 = 3,357 tm (-) My = tulangan tarik*s = 53,0*3,04 = 165,18 tm (-) M Ea = Ea*a = 0,506*,47 = 49,7681 tm (+) ΣM A = 191,996 tm (-) Tembok aman terhadap guling karena momen tahan lebih besar dari momen guling. c. Penulangan Slab Beton Pondasi Slab beton pondasi setebal 150 cm terbuat dari beton cyclope diberi tulangan susut seperti pada tembok penahan tanah. Luas tulangan susut pada slab beton diambil sesuai dengan PBI 71, minimum 0,5% luas beton yang ada. Fy = 0,5%*150*100 = 37,5 cm Dipakai tulangan 1 Ø 0 mm = 1*(1/4*3.14*0 ) = 37,704 cm > 37,5 cm Tulangan pembagi juga dipakai 1 Ø 0 mm. Pemasangan tulangan susut seperti gambar dibawah ini. ANALISIS STABILITAS BENDUNG 145

6 1,01,901,101,90 1,10 1,901,0 A B B A 7,8 B 1,50 Ø0-0 Ø0-0 B 3,0 7,90 3,0 Gambar 6.5 Penulangan Slab Beton Pondasi Bangunan Pengambilan 0,05 Ø0 0 Ø0 0 1,50 Ø0 0 0,10 0,10 Gambar 6.6 Potongan B B 6... Perhitungan Kestabilan Pilar B Pada Bangunan Pengambilan Bendung Pilar B ini mendapat tekanan dari gaya-gaya yang simetris dari kanan dan kirinya, sehingga pilar ini tidak akan terguling oleh adanya gaya-gaya yang bekerja padanya. Sesuai PBI 1971, pilar yang terbuat dari beton cyclope ini diharuskan untuk dipasang tulangan susut seperti dilakukan pada tembok penahan tanah bangunan pengambilan ini. Luas tulangan yang diperlukan : Fy = 0,5%*110*100 = 7,5 cm. Dipakai 1 Ø 18 = 1*(1/4*3.14*1,8 ) = 30,54 cm dan dipakai tulangan pembagi 1 Ø 18 0 cm. ANALISIS STABILITAS BENDUNG 146

7 1,10 0,05 0,10 Ø18-0cm Ø C C 7,8 Tulangan bagi Ø18-0 0,10 1,50 1,10 Gambar 6.7Potongan C C Gambar6.8 Penulangan Pilar B a. Pemeriksaan kestabilan bangunan pengambilan terhadap daya dukung tanah pondasi Beban yang ditahan oleh tanah pondasi bangunan pintu pengambilan Bendung Kaligending adalah : - Berat sendiri tembok A = *38,606 = 77,1 ton - Berat pilar B = *1,1*1*7,8*,35 = 37,638 ton - Berat beton slab pondasi = 1,50*14,3*1,00*,35 = 50,408 ton - Berat pintu air : Berat stang = *Fstang*hstang*berat jenis baja = *0, *7,5*7800 = 8,66 kg Berat daun pintu = h pintu*b pintu*t pintu*berat jenis kayu = 1,55*1,95*0,06*800 = 145,08 kg Berat sambungan = 0%*145,08 = 9,0 kg Berat total pintu = 3*56,76 kg = 701,58 kg - Berat atap = 11,1*,5*0,*,4 = 13,3 ton Total berat bangunan = 179,8 ton ANALISIS STABILITAS BENDUNG 147

8 178980kg Beban terhadap tanah pondasi = = 1,54 kg/cm 100*1430cm Kontrol kestabilan daya dukung tanah pondasi menurut formula Terzaghi : Data hasil penyelidikan tanah di BM.4: - Sudut geser dalam (Ø) =,8 0 - Saturated density (γ sat ) = 1,753 t/m 3 - Kohesi (c) = 0,033 kg/cm - SPT = 40 N - Pasir padat Dari tabel koefisien daya dukung didapat : Nc = 1,844 Nq = 10,381 Nγ = 7,176 Sehingga : q ult = 0,033*1, ,753*8,58*10,381 + ½*1,753*14,3*7,176 = 46,804 t/m = 4,68 kg/cm > 1,54 kg/cm...aman. Dengan demikian tanah pondasi yang ada di lapangan cukup kuat menahan beban bangunan pintu pengambilan. b. Perhitungan kestabilan bangunan pengambilan terhadap geser 1,0 1,901,10 1,90 1,101,901,0 A B B A 7,8 1,50 Ø0-0 Ø0-0 γ sat *h γ sat *h 3,0 7,90 3,0 Gambar 6.9 Kestabilan Bangunan Pengambilan terhadap Geser ANALISIS STABILITAS BENDUNG 148

9 Gaya-gaya dari luar yang bekerja pada bangunan pengambilan ini berupa tekanan tanah yaang berkerja simetris dari arah kanan dan kiri dengan arah berlawanan seperti terlihat pada sketsa diatas, sehingga bangunan ini tidak akan bergeser Perhitungan Banjir Scherm pada Pintu Pengambilan Bendung Untuk menjaga agar banjir scherm ini stabil terhadap guling akibat tekanan yang ada di belakang tembok ini, maka tembok penahan tanah yang terbuat dari beton cyclope ini dipasang tulangan besi. Tulangan besi ini berfungsi sebagai penahan gaya-gaya yang ada dan sebagai tulangan untuk menahan susut dan perubahan suhu seperti disyaratkan didalam PBI besarnya tulangan susut ini minimal 0,5 % dari luas beton yang ada. Luas tembok penahan tanah rata-rata = *100cm = cm Sehingga luas tulangan yang diperlukan = 0,5%*15000 = 37,5 cm Digunakan 1 φ 0 mm = 1 * 3,14 = 37,704 cm > 37,5 cm Pemasangan tulangan susut φ 0 mm dirangkai seperti pada gambar berikut dengan penutup beton setebal 5 cm dengan jarak antar tulangan 0 cm. Dari 1 batang besi tulangan, 6 batang dipasang sebagai tulangan tarik seperti pada gambar. Luas besi 6 φ 0 mm = 6*3,14 cm = 18,85 cm. Gaya yang dapat ditahan oleh 6 batang tersebut =18,85*1800 kg = 33933,6 kg = 33,93 ton. ANALISIS STABILITAS BENDUNG 149

10 D D Gambar 6.10 Penulangan Banjir Scherm Bangunan Pengambilan 0,05 0,10 Ø0-0cm Tulangan bagi Ø0-0 0,10 1,50 Gambar 6.11 Potongan D D Besarnya tulangan pembagi diambil sama besar dengan tulangan vertikal dan tidak boleh kurang dari 0,5% luas beton yang ada. Untuk tulangan pembagi ini dipakai φ Tekanan tanah yang membebani banjir scherm sebesar: Ea = ½*γ sat *h *tan ( φ/) Ea = ½*1,753*4,96 *tg (45 0 -,8 0 /) = 9,5 ton ANALISIS STABILITAS BENDUNG 150

11 Untuk menghitung jarak titik tangkap gaya yang ditahan oleh tulangan tarik terhadap titik A adalah sebagai berikut: Gambar 6.1 Gaya yang Bekerja pada Banjir Scherm Panjang sisi miring tembok penahan tanah (m) = 4,96 + 1,00 = 5,06 m Sin α = 1,00/5,06 = 0,19763 α = 11,40 0 Jarak tulangan tarik 6 φ 0 terhadap titik A (S) = 1,95 * Cos α = 1,95 * 0,9803 = 1,91 m ANALISIS STABILITAS BENDUNG 151

12 Gambar 6.13 Jarak Titik Tangkap Gaya yang ditahan Tulangan Besarnya momen yang bekerja pada banjir scherm adalah : M G1 = G 1 * L 1 = 4,96 * 1,00 *,35 * 0,50 = 5,88 tm (-). M G = G * L 4,96 *1,00 = *,35*1, 33 = 7,751 tm (-) M G3 = G 3 * L 3 4,96*1,00 = *1,753*1, 67 = 7,60 tm (-) My = tulangan tarik*s = 33,93 * 1,91 = 64,81 tm (-) M Ea = Ea*a = 9,5 * 1,65 = 15,708 tm (+) ΣM A = 71,745 tm (-) Tembok aman terhadap guling karena momen tahan lebih besar dari momen guling. ANALISIS STABILITAS BENDUNG 15

13 6..4. Perhitungan Plat Beton Penutup Saluran pada Bangunan Pintu Pengambilan Bendung. Plat beton 0,75 0,30 0,30,00 1,00 1,15 1,90 0,60 1,90 0,60 1,90 1,15 Gambar 6.14 Plat Penutup Saluran Beban plat penutup saluran Plat penutup dibebani oleh timbunan tanah dan muatan berguna berupa muatan tidak tetap seperti kendaraan yang ada diatasnya dan lain-lain. - Beban plat sendiri = 0,30*1,00*1,00*,4 ton = 0,7 ton/m - Beban timbunan tanah = 4,96*1,00*1,00*1,753 ton = 8,695 ton - Beban kendaraan diatas tanah timbunan Beban titik ini akan tersebar seperti gambar dibawah ini. Dengan adanya penyebaran tekan tersebut maka besarnya beban akan menjadi beban merata sebesar = 0 9,9*1,00 =,016 ton/m Gambar 6.15 Penyebaran Beban Kendaraan ANALISIS STABILITAS BENDUNG 153

14 Distribusi momen pada plat penutup saluran Distribusi momen pada plat penutup saluran yang dibebani muatan berguna berupa timbunan tanah dan kendaraan dan lain-lain (SKSNI T ) : 1/11 1/4 1/10 1/10 1/4 1/11 1/16 Gambar 6.16 Distribusi Momen Perhitungan momen yang bekerja pada plat penutup saluran Beban yang bekerja pada plat penutup saluran adalah sebagai berikut : - Beban berat plat sendiri = 0,30*1,00*1,00*,40 = 0,70 ton/m - Beban timbunan tanah diatas plat = 8,695 ton/m - Beban muatan kendaraan =,016 ton/m q total = 11,431 ton/m - Bentang teoritis lt = 1,90 + 0,3 + 0,3 =,50 m - Momen : Dipilih momen yang paling besar pada setiap bentang : M l = 1/10 * q * lt M l = 1/11 * 11,431*,50 = 6,49 tm = 64,9 KNm M t = 1/10 * 11,431 *,50 = 7,14 tm = 71,4 KNm Perhitungan penulangan lapangan Mutu beton (f c) = 5 Mpa Mutu baja (fy) = 400 MPa Tebal plat = 300 mm Tebal penutup beton (p) = 50 mm Perkiraan diameter tulangan utama (Øp) = 1 mm Tinggi efektif (d) : d = h p ½* Øp = ½*1 = 44 mm Momen lapangan : Mu 64,9 = = 1090,097 b * d 1,00*0,44 ANALISIS STABILITAS BENDUNG 154

15 Menurut Tabel Perencanaan Beton Bertulang didapat : ρ = 0,0033 ρ min = 0,0018 (Tabel...) ρ maks = 0,003 (Tabel...) Tabel 6.1 ρ min yang disyaratkan Seluruh mutu beton fy = 50 MPa fy = 400 MPa Balok pada umumnya 0,0056 0,0035 Alternatif 4/3ρ an 4/3ρ an Pelat 0,005 0,0018 Sumber : W.C.Vis & Kusuma (1993) Tabel 6. ρ maks yang disyaratkan f c MPa fy MPa ,04 0,033 0,0404 0,0484 0, ,01 0,0163 0,003 0,044 0,071 Sumber : W.C.Vis & Kusuma (1993) ρ > ρ min, sehingga yang dipakai ρ= 0,0033 Asl = ρ*b*d*10 6 = 0,0033*1,0*0,44*10 6 = 805, mm Dipakai tulangan Ø1 100 = 1539 mm Sesuai dengan SKSNI T , dalam arah tegak lurus terhadap tulangan utama harus disediakan tulangan pembagi (demi tegangan susut dan suhu): Untuk fy = 400 Mpa = 0,18* b * h 100 Tulangan pembagi di lapangan 0,18*1000 *300 As = =540 mm 100 Dipakai tulangan Ø1 00 = 565 mm ANALISIS STABILITAS BENDUNG 155

16 Perhitungan penulangan tumpuan 71,4 Momen tumpuan = = 1199,7 1,00*0,44 Menurut Tabel Perencanaan Beton Bertulang didapat : ρ = 0,0039 > ρ min = 0,0018 Ast = 0,0039*1*0,44*10 6 = 951,6 mm Dipakai tulangan Ø1 100 = 1539 mm 0,18*1000 *300 Tulangan bagi = As = = 540 mm Dipakai tulangan Ø1 00 = 565 mm Ø1-100 Ø Ø Ø1-00 Gambar 6.17 Penulangan Plat Penutup Saluran ANALISIS STABILITAS BENDUNG 156

17 6.3 Perhitungan Stabilitas Bangunan Pintu Penguras Bendung Perhitungan Kestabilan Tembok Penahan Tanah pada Bangunan Pintu Penguras Bendung Gambar 6.18 Bangunan Pintu Penguras Bendung,00 1,0 Tembok penahan tanah bangunan pengambilan 7,8 G3 Ea G,47 G1 A 1, ,867,533 Gambar 6.19 Gaya yang Bekerja pada Tembok Penahan Tanah Bangunan Penguras Bendung ANALISIS STABILITAS BENDUNG 157

18 a. Gaya-gaya yang Bekerja Data hasil penyelidikan tanah di BM.4: - Sudut geser dalam (Ø) =,8 0 - Saturated density (γ sat ) = 1,753 t/m 3 - Kohesi (c) = 0,033 kg/cm - SPT = 40 N - Pasir padat Gaya-gaya yang bekerja pada tembok penahan tanah pada bangunan penguras bendung adalah sebagai berikut: Ea = ½*γ sat *h *tan ( φ/) *C*h* tan ( φ/) Karena nilai kohesi (C) = 0,033kg/cm sangat kecil maka pengaruh kohesi (C) diabaikan sehingga : Ea = ½*γ sat *h *tan ( φ/) Ea = ½*1,753*9,04 *0,44145 = 31,619 ton Besarnya gaya akibat berat sendiri tembok penahan :,00*8,54 G 1 = *, 35 = 4,083 ton G = 1,40*8,54*,35 = 8,097 ton G 3 = 0,50*3,80*,35 = 4,465 ton Besarnya berat urugan tanah dibelakang tembok penahan,40*8,54 G 4 = *1, 753= 17,965 ton Total (G 1 + G + G 3 + G 4 ) = 74,61 ton Perhitungan penulangan pada tembok penahan tanah Tembok penahan tanah terbuat dari beton cyclope, untuk menahan susut dan perubahan suhu, disyaratkan didalam PBI-1971 harus dipasang tulangan susut minimal 0,5 % dari luas beton cyclope yang ada Luas beton cyclope rata-rata = *100cm = 6000 cm Sehingga luas tulangan susut yang diperlukan : Fy = 0,5% * 6000 = 65 cm ANALISIS STABILITAS BENDUNG 158

19 Digunakan 1 batang Ø 8 mm = 1*(1/4*3.14*,8 ) = 73,90 cm > 65 cm. Dari 1 batang besi tulangan, 6 batang terpasang sebagai tulangan tarik seperti terlihat pada gambar. Luas besi tulangan 6 batang Ø 8 mm = 6*(1/4*3.14*,8 ) = 36,95 cm. Besarnya tulangan pembagi diambil sama besar dengan tulangan vertikal dan tidak boleh kurang dari 0,5% luas beton yang ada. Untuk tulangan pembagi ini dipakai Ø 8 0 cm. Tulangan pokok Ø8-0 1,40 0,05 0,10 h/ Tulangan sengkang Ø8-100 E E h=9,04 Ø8-0cm Tulangan bagi Ø8-0 h/ Tulangan bagi Ø8-0 0,10 3,80,0 Gambar 6.0 Penulangan Bangunan Penguras Gambar 6.1Potongan E E ANALISIS STABILITAS BENDUNG 159

20 6.3. Perhitungan kestabilan pilar B pada Bangunan Penguras Bendung 1,00 0,05 0,10 Ø F F 9,04 Ø16-0cm Tulangan bagi Ø16-0 0,10,00 1,00 Gambar 6. Penulangan Pilar B Gambar 6.3 Potongan F F Pilar B ini mendapat tekanan dari gaya-gaya yang simetris dari kanan dan kirinya, sehingga pilar ini tidak akan terguling oleh adanya gaya-gaya yang bekerja padanya. Sesuai dengan PBI 71, pilar yang terbuat dari beton cyclope ini diharuskan untuk dipasang tulangan susut seluas 0,5% luas penampang. Fy = 0,5%*1,00*1,00 = 5 cm Dipakai 1 Ø 16 mm = 1 *,011 = 4,13 cm dan tulangan pembagi sebanyak 1 Ø 16 mm 0 cm. ANALISIS STABILITAS BENDUNG 160

21 6.3.3 Perhitungan kestabilan pilar C pada Bangunan Penguras Bendung 1,50 0,05 0,10 Ø0-100 G G 9,04 Ø0-0cm Tulangan bagi Ø0-0 0,10,00 1,50 Gambar 6.4 Gambar 6.5Potongan G G Penulangan Pilar C Gaya-gaya yang bekerja pada pilar C simetris seperti halnya pada Pilar B. Analogi dengan pilar B, tulangan susut yang digunakan seluas 0,5% luas beton yang ada, atau: Fy = 0,5%*1,50*1,00 = 37,5 cm Dipakai 1 Ø 0 mm = 1 * 3,14 = 37,704 cm Dipakai tulangan pembagi sebanyak 1 Ø 0 mm Penulangan Slab Beton Pondasi Slab beton pondasi setebal 00 cm terbuat dari beton cyclope diberi tulangan susut seperti halnya pada tembok penahan tanah yang ada diatsnya. Luas tulangan susut pada beton slab pondasi diambil sesuai dengan PBI 71, minimum 0,5% luas beton yang ada. Fy = 0,5%*00*100 = 50 cm Dipakai 1 Ø 5 mm = 1*4,91 = 58,9 cm > 50 cm Tulangan pembagi juga dipakai 1 Ø 5 mm Pemasangan tulangan susut pada slab pondasi seperti gambar berikut: ANALISIS STABILITAS BENDUNG 161

22 H Ø5-0 H Ø5-0 Gambar 6.6 Penulangan Slab Pondasi Bangunan Penguras Bendung 0,05 Ø0 0 Ø0 0 1,90 Ø0 0 0,10 0,10 Gambar 6.7Potongan H H ANALISIS STABILITAS BENDUNG 16

23 6.3.5 Perhitungan Kestabilan Bangunan Penguras Bendung Terhadap Daya Dukung Tanah Pondasi - Berat sendiri tembok penahan tanah dan berat tanah urugan (G 1 + G + G 3 + G 4 ) = 74,610 ton - Berat pilar B = 1,00*9,04*,35 = 1,44 ton - Berat pilar C = 1,50*9,04*,35 = 31,866 ton - Berat bangunan pondasi =,00*9,8*1,00*,35 = 46,060 ton - Berat beton slab pondasi = 1,50*14,3*1,00*,35 = 50,408 ton - Berat pintu air : Berat stang = *Fstang*hstang*berat jenis baja = *0, *7,5*7800 = 8,66 kg Berat daun pintu = h pintu*b pintu*t pintu*berat jenis kayu = 1,55*1,95*0,06*800 = 145,08 kg Berat sambungan = 0%*145,08 = 9,0 kg Berat total pintu = *(8,66+145,08+9,0) kg = 514 kg - Berat atap = 5,5*,5*0,*,4 = 6,60 ton Total berat bangunan = 180,894 ton kg Beban terhadap tanah pondasi = = 1,85 kg/cm 100*980cm Dengan data tanah seperti pada pintu pengambilan, dari tabel koefisien daya dukung didapat : Nc = 1,844 Nq = 10,381 Nγ = 7,176 Sehingga : q ult = 0,033*1, ,753*11,04*10,381 + ½*1,753*9,80*7,176 = 63,66 t/m = 6,33 kg/cm > 1,85 kg/cm...aman. Dengan demikian tanah pondasi yang ada di lapangan cukup kuat menahan beban bangunan pintu pengambilan. ANALISIS STABILITAS BENDUNG 163

24 6.3.6 Perhitungan Struktural Under sluice Bendung Kaligending a. Kondisi Pembebanan 1. Pembebanan diperhitungkan pada kondisi banjir, barrel dalam keadaan kosong. Gaya-gaya yang bekerja pada plat dasar a. Gaya up lift b. Reaksi tanah dasar, sebagai akibat beban diatasnya 3. Gaya-gaya yang bekerja pada plat samping a. Tekanan tanah aktif, sebagai akibat timbunan tanah kembali b. Tekanan tanah aktif sebagai akibat beban terbagi rata c. Tekanan air 4. Gaya-gaya yang bekerja pada plat atas a. Beban air diatasnya b. Berat sendiri plat 5. Gaya-gaya yang bekerja pada plat tegak a. Gaya momen dan gaya normal, sebagai akibat satu kesatuan barrel ANALISIS STABILITAS BENDUNG 164

25 MAB +35,6 q 1 =4,04 t/m 1,865 36,5 0 MAN +33, , X 7 X X 5 X 4 X 3 X X γat*h Ka*γt*h Data tanah di BM.1 q 1 = 6,49 t/m γt = 1,56 t/m 3 Ø = 19,10 0 Gambar 6.8 Beban yang Bekerja Pada Saluran Under Sluice γair sungai = 1,1 t/m 3 γair tanah = 1,0 t/m 3 ANALISIS STABILITAS BENDUNG 165

26 b. Perhitungan Beban 1. Beban Vertikal a. Plat atas - Beban air diatas barrel (qa) = (35,6-3,60)*1,1 = 3,3 t/m - Berat sendiri plat = 0,3*,4 = 0,7 t/m Total beban plat atas (q 1 ) = 4,04 t/m b. Plat dasar - Berat barrel per meter panjang (B b ) {(3,1+3,7)*0,3 + (0,3+0,4)*8,3 + (0,3*1,5)}*,4 = 19,74 ton - Total beban pada tanah dasar (B d ) B d = B b + qa *B = 19,74 + 3,3*8,9 = 49,306 ton - Up lift per meter panjang (U 1 ) U1 = volume barrel * γat = 8,9*1,95*1 = 8,9 ton - Total beban yang bekerja pada plat dasar (B pl ) B pl = B d U1 = 49,386 8,9 = 40,406 ton - Tekanan pada tanah dasar (σ t ) = B pl /B = 40,406/8,9 = 4,54 t/m - Up lift per m (U 1 /m ) = 1,95*1 = 1,95 t/m - Total tekanan pada plat dasar (q ) Q = σ t + U 1 /m = 4,54 + 1,95 = 6,49 t/m. Beban Horisontal Koefisien tekanan tanah aktif di bagian kiri (Ka 1 ) Ka 1 = = Cos φ ( φ δ ) Sinφ x Sin 1 + Cosφ 1 + Cos 19,10 0 Sin19,10 x Sin Cos19, ( 19,10 36,5) = 0,5196 Koefisien tekanan tanah aktif di bagian kanan (Ka ) 1 Sinφ Ka = 1+ Sinφ 0 1 Sin19,10 = 0, Sin19,10 = 0 0 ANALISIS STABILITAS BENDUNG 166

27 Karena Ka 1 hampir sama dengan Ka, maka diambil Ka = 0,5196 0,5 a. Akibat timbunan tanah kembali Ka*γ t *h 1 = 0,5*1,56*3,1 =,518 t/m X 1 = 115/310 *,518 = 0,934 t/m X =,518 0,934 = 1,584 t/m b. Akibat tekanan air γat*h = 1*4,965 = 4,965 t/m X3 = 301,5/496,5 * 4,965 = 3,015 t/m X4 = 4,965 3,015 = 1,647 t/m X5 = 186,5/301,5 * 3,015 = 1,865 t/m X6 = 3,015 1,865 = 1,15 t/m c. Akibat beban terbagi rata X 7 = Ka*q 1 *h 1 = 0,5*4,04*3,1 = 6,516 t/m 3. Penyederhanaan Beban l 3 =115 q 5 q 1 =4,04t/m q 5 0,60 l 3 =115 l =1,95 q 6 q 6 l =1,95 q 3 q 4 q 1 =6,49t/m l 1 =4,45 l 1 =4,45 q 3 q 4 Gambar 6.9 Penyederhanaan Beban pada Saluran Under Sluice q 3 = x 1 +x 3 +x 5 = 0, , ,516 = 10,55 t/m q 4 = x +x 4 = 1, ,647 = 3,31 t/m q 5 = x 5 +x 6 = 6, ,865 = 8,381 t/m q 6 = x 1 +x 7 = 0, ,15 =,084 t/m ANALISIS STABILITAS BENDUNG 167

28 c. Perhitungan Gaya Perhitungan momen dengan menggunakan cara Cross 1. Momen Primer E l =195 A D B C l 1 =445 l 1 =445 Gambar 6.30 Pemodelan Matematis Bangunan Under Sluice M pab = - 1/1*q 1 *l 1 = M pba = + 6,67 tm 4,04* 4,45 = - 6,67 tm 1 M pdc = + 1/1*q *l 6,49* 4,45 1 = + = + 10,71 tm 1 M pcd = - 10,71 tm M pad = 1/1*q 3 *l + 1/30*q 4 *l 10,55*1,95 3,31*1,95 = -( + )= - 3,753 tm 1 30 M pda = 1/1*q 3 *l + 1/0*q 4 *l 10,55*1,95 = +( 1 3,31*1,95 + ) = + 3,958 tm 0 8,381*1,15,084*1,15 M pae = +( + ) = - 5,618 tm 36. Faktor Distribusi Joint A; µ AB : µ AD = 4( EI) l 1 4( EI) : l AB AD = 1 1 : l l 1 µ AB = 1 1 = : = 0,5 : 0, 513 4,45 1,95 0,5 = 0,305 0,5 + 0,513 ANALISIS STABILITAS BENDUNG 168

29 µ AD = 0,513 = 0,695 0,5 + 0,513 Joint D; µ DA : µ DC = 4( EI) l DA 4( EI) : l 1 DC = I l DA I : l DC 1 µ DA = µ DC = = : = 0,1385 : 0, ,1385 = 0,491 0, ,1438 0,1438 = 0,509 0, , Distribusi Momen Tabel 6.3 Distribusi Momen D A Keterangan CD DC DA AD AE AB BA µ Mp D I D I D I D I D I D I D I D I D I D I Momen akhir ANALISIS STABILITAS BENDUNG 169

30 4. Gaya Geser dan Gaya Normal E H A =5,654 t M AE =5,618 tm V A =8,375 t H A =,084 t V B =9,61 t H A =16,43 t A M AB =5,618 tm M AD =5,618 tm M BA =8,369 tm B V D =1,6 t H D =17,05 t M DA =5,30 tm M DC =5,618 tm H D =17,05 t M AD =5,618 tm D V D =1,6 t C V C =16,6 t Gambar 6.31 Free Body Gaya-gaya Dalam Saluran Under Sluice Batang CD ΣM D = 0 V C *4,45 + 5,30-13,414-1/*6,49*4,45 = 0 V C = 16,6 ton ( ) ΣM C = 0 -V D *4,45 + 5,30 13,414 + ½*6,49*4,45 = 0 V D = 1,6 ton ( ) Batang AB ΣM A = 0 -V B *4,45 5, ,369 + ½*4,40*4,45 = 0 V B = 9,61 ton ( ) ΣM B = 0 VA*4,45 5, ,369 - ½*4,40*4,45 = 0 VA = 8,375 ton ( ) Batang DA ΣM D = 0 -H A *1,95 5,30+8,889+½*10,55*1,95 +½*1,95*13,31*1/3*1,95=0 ANALISIS STABILITAS BENDUNG 170

31 H A = 16,43 ton ( ) ΣM A = 0 H D *1,95 5,30+8,889- ½*10,55*1,95 -½*1,95*13,31*/3*1,95 = 0 H D = 17,05 ton ( ) Batang AE H A = 8,381*0,6 + ½*0,6*,084 = 5,654 ton ( ) 5. Perhitungan Penulangan Balok AB M AB =5,618 tm A q 1 =4,04 t/m M lap =11,38 tm 4,45 M BA =8,369 tm B Tinggi plat (h) = 300 mm Penutup beton (c) = 50 mm Ø sengkang = 8mm 1/ Øsengkang = 8 mm Total = 66 mm Tingggi efektif (d) = h c Ø sengk. 1/ Ø tul.ut. = = 34 mm Momen tumpuan : M U 56,18 = =106,01 b * d 1* 0,34 Dari tabel diperoleh ρ = 0,0033 > ρ min = 0,0018 A st = ρ*b*d = 0,0033*1000*34 = 77, mm Dipakai tulangan utama Ø = 011 mm Momen lapangan : M U 113,8 = =078,31 ρ = 0,0069 > ρmin b * d 1* 0,34 A sl = 0,0069*1000*34 = 1614,6 mm ANALISIS STABILITAS BENDUNG 171

32 Dipakai tulangan lapangan Ø = 011 mm 0,18* b * h 0,18*1000*300 Tulangan bagi = As = = =540 mm Dipakai tulangan bagi Ø = 785 mm Batang CD M CD =13,414 tm q 1 =6,49 t/m C M lap =5,67 tm 4,45 M DC =5,30 tm D Tinggi plat (h) = 400 mm Penutup beton (c) = 50 mm Ø sengkang = 8mm 1/ Øsengkang = 8 mm Total = 66 mm Tingggi efektif (d) = h c Ø sengk. 1/ Ø tul.ut. = = 334 mm Momen tumpuan : M U 134,14 = =10,45 b * d 1* 0,334 Dari tabel diperoleh ρ = 0,0039 > ρ min = 0,0018 A st = ρ*b*d = 0,0039*1000*334 = 130,6 mm Dipakai tulangan tumpuan Ø = 011 mm Momen lapangan : M U = b * d 56,7 1* 0,334 =508,6 ρ = 0,0016 < ρmin A sl = ρ min *b*d = 0,0018*1000*334 = 601, mm Dipakai tulangan lapangan Ø = 011 mm 0,18* b * h 0,18*1000* 400 Tulangan bagi = As = = =70 mm Dipakai tulangan bagi Ø = 785 mm ANALISIS STABILITAS BENDUNG 17

33 Batang AD M DA =5,30 tm q 1 =6,49 t/m D M lap =3,4 tm 1,95 M AD =8,889 tm A Tinggi plat (h) = 300 mm Penutup beton (c) = 50 mm Ø sengkang = 8mm 1/ Øsengkang = 8 mm Total = 66 mm Tingggi efektif (d) = h c Ø sengk. 1/ Ø tul.ut. = = 34 mm Momen tumpuan : M U 88,89 = =163,38 b * d 1* 0,34 Dari tabel diperoleh ρ = 0,0054 > ρ min = 0,0018 A st = ρ*b*d = 0,0054*1000*34 = 163,6 mm Dipakai tulangan tumpuan Ø = 011 mm Momen lapangan : M U 3,4 = =588,79 ρ = 0,0019 > ρmin b * d 1* 0,34 A sl = 0,0019*1000*34 = 446,6 mm Dipakai tulangan lapangan Ø = 011 mm 0,18* b * h 0,18*1000*300 Tulangan bagi = As = = =540 mm Dipakai tulangan bagi Ø = 785 mm Untuk menahan geser diberi tulangan serong Ø1-00 pada tiap joint ANALISIS STABILITAS BENDUNG 173

34 6.4 Perhitungan Kestabilan Bangunan Pintu Penguras Kantong Lumpur Perhitungan Kestabilan Tembok Penahan Tanah pada Bangunan Pintu Penguras Kantong Lumpur 1,05 1,0 Tembok penahan tanah bangunan penguras kantong lumpur 5,4 G3 Ea G 1,75 G1 A 1,30 Gambar 6.3 Beban Sendiri dan Tekanan Tanah pada Bangunan Penguras Kantong Lumpur a. Gaya-gaya yang Bekerja Data tanah pondasi di pintu pengambilan Bendung Kaligending Dari hasil pengeboran di titik BM-4 dihasilkan data tanah pondasi sebagai berikut : - Sudut geser dalam (Ø) =,8 0 - Saturated density (γ sat ) = 1,753 t/m 3 - Kohesi (c) = 0,033 kg/cm - SPT = 40 N - Pasir padat 0.6 1,55 1,90 Skema gaya-gaya yang bekerja pada tembok penahan tersebut seperti terlihat pada gambar diatas. Besarnya tekanan tanah aktif dihitung berdasarkan rumus Coulomb sebagai berikut: ANALISIS STABILITAS BENDUNG 174

35 Ea = ½*γ sat *h *tan ( φ/) *C*h* tan ( φ/) Disini terlihat bahwa faktor kohesi tanah (C) sangat kecil, karena nilai kohesi (C) = 0,033kg/cm sangat kecil dan untuk selanjutnya pengaruh kohesi (C) diabaikan sehingga : Ea = ½*γ sat *h *tan ( φ/) Ea = ½*1,753*5,4 *0,44145 = 10,64 ton Besarnya gaya akibat berat sendiri tembok penahan : 1,05*5,41 G 1 = *, 35= 6,465 ton G = 1,0*5,4*,35 = 14,777 ton Besarnya berat urugan tanah dibelakang tembok penahan 1,05*5,4 G 3 = *1, 753= 4,83 ton Perhitungan penulangan pada tembok penahan tanah Tembok penahan tanah terbuat dari beton cyclope, untuk menahan susut dan perubahan suhu, disyaratkan didalam PBI-1971 harus dipasang tulangan susut minimal 0,5 % dari luas beton cyclope yang ada Luas beton cyclope rata-rata = *100cm = 1750 cm Sehingga luas tulangan susut yang diperlukan : Fy = 0,5% * 1750 = 43,151 cm Digunakan 1 batang Ø mm = 1*(1/4*3.14*, ) = 45,61 cm > 43,151 cm. Dari 1 batang besi tulangan, 6 batang terpasang sebagai tulangan tarik seperti terlihat pada gambar. Luas besi tulangan 6 batang Ø 5 mm = 6*(1/4*3.14*,5 ) = 9,438 cm. Besarnya tulangan pembagi diambil sama besar dengan tulangan vertikal dan tidak boleh kurang dari 0,5% luas beton yang ada. Untuk tulangan pembagi ini dipakai Ø 0 cm. ANALISIS STABILITAS BENDUNG 175

36 1,0 Tulangan pokok Ø-0 h/ Tulangan sengkang Ø-100 I I h=5,4 Tulangan bagi Ø-0 h/ 1,30,5 Gambar 6.33 Penulangan Tembok Penahan Tanah Bangunan Pintu Penguras Kantong Lumpur 0,05 0,10 Ø-0cm Tulangan bagi Ø-0 0,10 1,75 Gambar 6.34 Potongan I I 6.4. Penulangan Slab Beton Pondasi Slab beton pondasi setebal 130 cm terbuat dari beton cyclope diberi tulangan susut seperti halnya pada tembok penahan tanah yang ada diatasnya. Luas tulangan susut pada beton slab pondasi diambil sesuai dengan PBI 71, minimum 0,5% luas beton yang ada. ANALISIS STABILITAS BENDUNG 176

37 Fy = 0,5%*130*100 = 3,5 cm Dipakai 1 Ø 19 mm = 1*,835 = 34,0 cm > 3,5 cm Tulangan pembagi juga dipakai 1 Ø 19 mm Pemasangan tulangan susut pada slab pondasi seperti gambar berikut: 1,0 1,60 1,00 1,60 1,00 1,60 1,0 A B B A 5,4 J 1,30 Ø19-0 J Ø19-0,5 6,80,5 11,30 Gambar 6.35 Penulangan Slab Beton Pondasi Penguras Kantong Lumpur 0,05 Ø19 0 Ø19 0 1,30 Ø0 0 0,10 0,10 Gambar 6.36 Potongan J J ANALISIS STABILITAS BENDUNG 177

38 6.4.3 Perhitungan Kestabilan Pilar B pada Bangunan Pintu Penguras Kantong Lumpur 1,00 Ø K K 5,4 1,30 Gambar 6.37 Penulangan Pilar B Bangunan Pintu Penguras Kantong Lumpur 0,05 0,10 Ø16-0cm Tulangan bagi Ø16-0 0,10 1,00 Gambar 6.38 Potongan K K Pilar B ini mendapat tekanan dari gaya-gaya yang simetris dari kanan dan kirinya, sehingga pilar ini tidak akan terguling oleh adanya gaya-gaya yang bekerja padanya. ANALISIS STABILITAS BENDUNG 178

39 Sesuai dengan PBI 71, pilar yang terbuat dari beton cyclope ini diharuskan untuk dipasang tulangan susut seluas 0,5% luas penampang. Fy = 0,5%*1,00*1,00 = 5 cm Dipakai 1 Ø 16 mm = 1 *,011 = 4,13 cm dan tulangan pembagi sebanyak 1 Ø 16 mm 0 cm Pemeriksaan Kestabilan Bangunan Pintu Penguras Kantong Lumpur Terhadap Daya Dukung Tanah Pondasi Beban yang ditahan oleh tanah pondasi bangunan pintu penguras kantong lumpur adalah : Berat sendiri tembok penahan tanah kiri dan berat tanah urugan di belakang tembok penahan = *6,065 = 5,13 ton Berat pilar B =* 1,00*5,4*1,00 = 4,68 ton Berat beton slab pondasi = 1,30*11,30*1,00*,35 = 34,5 ton Berat pintu air : - Berat stang = *Fstang*hstang*berat jenis baja = *0, *5,5*7800 = 60,6 kg - Berat daun pintu = h pintu*b pintu*t pintu*berat jenis kayu = 0,85*1,80*0,06*800 = 73,44 kg - Berat sambungan = 0%*73,44 = 14,69 kg - Berat total pintu = 3*148,75 kg = 446,5 kg - Berat atap = 11*,5*0,*,4 = 13,0 ton Total berat bangunan = 14,94 ton 1494kg Beban terhadap tanah pondasi = = 1,106 kg/cm 100*1130cm Dengan data tanah seperti pada pintu pengambilan, dari tabel koefisien daya dukung didapat : Nc = 1,844 Nq = 10,381 Nγ = 7,176 ANALISIS STABILITAS BENDUNG 179

40 Sehingga : q ult = 0,033*1, ,753*6,54*10,381 + ½*1,753*9,50*7,176 = 179,4879 t/m = 17,95 kg/cm > 1,106 kg/cm...aman. Dengan demikian tanah pondasi yang ada di lapangan cukup kuat menahan beban bangunan pintu pengambilan. 6.5 Perhitungan Kestabilan Bangunan Pintu Penerus Perhitungan Kestabilan Tembok Penahan Tanah pada Bangunan Pintu Penerus 1,00 1,00 Tembok penahan tanah bangunan pintu penerus 4,30 1,43 Ea G3 G G1 A 1,30 Gambar 6.39 Beban Sendiri dan Tekanan Tanah Bangunan Penerus a. Gaya-gaya yang Bekerja Data tanah pondasi di pintu pengambilan Bendung Kaligending Dari hasil pengeboran di titik BM-4 dihasilkan data tanah pondasi sebagai berikut : - Sudut geser dalam (Ø) =,8 0 - Saturated density (γ sat ) = 1,753 t/m 3 - Kohesi (c) = 0,033 kg/cm - SPT = 40 N - Pasir padat 0.5 1,33,00 ANALISIS STABILITAS BENDUNG 180

41 Skema gaya-gaya yang bekerja pada tembok penahan tersebut seperti terlihat pada gambar diatas. Besarnya tekanan tanah aktif dihitung berdasarkan rumus Coulomb sebagai berikut: Ea = ½*γ sat *h *tan ( φ/) *C*h* tan ( φ/) Disini terlihat bahwa faktor kohesi tanah (C) sangat kecil, karena nilai kohesi (C) = 0,033kg/cm sangat kecil dan untuk selanjutnya pengaruh kohesi (C) diabaikan sehingga : Ea = ½*γ sat *h *tan ( φ/) Ea = ½*1,753*4,30 *0,44145 = 7,154 ton Besarnya gaya akibat berat sendiri tembok penahan : 1,00* 4,30 G 1 = *, 35 = 5,053 ton G = 1,00*4,30*,35 = 10,105 ton Besarnya berat urugan tanah dibelakang tembok penahan 1,00* 4,30 G 3 = *1, 753= 3,769 ton Perhitungan penulangan pada tembok penahan tanah Tembok penahan tanah terbuat dari beton cyclope, untuk menahan susut dan perubahan suhu, disyaratkan didalam PBI-1971 harus dipasang tulangan susut minimal 0,5 % dari luas beton cyclope yang ada Luas beton cyclope rata-rata = *100cm = cm Sehingga luas tulangan susut yang diperlukan : Fy = 0,5% * = 37,50 cm Digunakan 1 batang Ø 0 mm = 1*(1/4*3.14*,0 ) = 37,704 cm > 37,50 cm. Dari 1 batang besi tulangan, 6 batang terpasang sebagai tulangan tarik seperti terlihat pada gambar. Luas besi tulangan 6 batang Ø 0 mm = 6*(1/4*3.14*,0 ) = 18,85 cm. ANALISIS STABILITAS BENDUNG 181

42 Besarnya tulangan pembagi diambil sama besar dengan tulangan vertikal dan tidak boleh kurang dari 0,5% luas beton yang ada. Untuk tulangan pembagi ini dipakai Ø 0 0 cm. Tulangan pokok Ø0-0 1,00 h/ Tulangan sengkang Ø0-100 L h=4,30 L Tulangan bagi Ø0-0 h/ 1,30,00 Gambar 6.40 Penulangan Tembok Penahan Tanah Bangunan Penerus 0,05 0,10 Ø-0cm Tulangan bagi Ø-0 0,10 1,50 Gambar 6.41 Potongan L L ANALISIS STABILITAS BENDUNG 18

43 6.5. Penulangan Slab Beton Pondasi Slab beton pondasi setebal 130 cm terbuat dari beton cyclope diberi tulangan susut seperti halnya pada tembok penahan tanah yang ada diatasnya. Luas tulangan susut pada beton slab pondasi diambil sesuai dengan PBI 71, minimum 0,5% luas beton yang ada. Fy = 0,5%*130*100 = 3,5 cm Dipakai 1 Ø 9 mm = 1*,835 = 34,0 cm > 3,5 cm Tulangan pembagi juga dipakai 1 Ø 19 mm Pemasangan tulangan susut pada slab pondasi seperti gambar berikut: 1,0 1,60 1,00 1,60 1,00 1,60 1,0 A B B A 5,4 J 1,30 Ø19-0 J Ø19-0,00 6,80,00 10,80 Gambar 6.4 Penulangan Slab Beton Pondasi Bangunan Penerus 0,05 Ø19 0 Ø19 0 1,30 Ø0 0 0,10 0,10 Gambar 6.43 Potongan M M ANALISIS STABILITAS BENDUNG 183

44 6.5.3 Perhitungan Kestabilan Pilar B pada Bangunan Pintu Penerus 1,00 Ø N N 4,30 1,30 Gambar 6.44 Penulangan Pilar B Pintu Penerus 0,05 0,10 Ø16-0cm Tulangan bagi Ø16-0 0,10 1,00 Gambar 6.45 Potongan N N Pilar B ini mendapat tekanan dari gaya-gaya yang simetris dari kanan dan kirinya, sehingga pilar ini tidak akan terguling oleh adanya gaya-gaya yang bekerja padanya. Sesuai dengan PBI 71, pilar yang terbuat dari beton cyclope ini diharuskan untuk dipasang tulangan susut seluas 0,5% luas penampang. ANALISIS STABILITAS BENDUNG 184

45 Fy = 0,5%*1,00*1,00 = 5 cm Dipakai 1 Ø 16 mm = 1 *,011 = 4,13 cm dan tulangan pembagi sebanyak 1 Ø 16 mm 0 cm Pemeriksaan Kestabilan Bangunan Pintu Penerus Terhadap Daya Dukung Tanah Pondasi Beban yang ditahan oleh tanah pondasi bangunan pintu penguras kantong lumpur adalah : Berat sendiri tembok penahan tanah kiri dan berat tanah urugan di belakang tembok penahan = *6,065 = 5,13 ton Berat pilar B = *1,00*5,4*1,00 = 4,68 ton Berat beton slab pondasi = 1,30*10,80*1,00*,35 = ton Berat pintu air : - Berat stang = *Fstang*hstang*berat jenis baja = *0, *5*7800 = 55,107 kg - Berat daun pintu = h pintu*b pintu*t pintu*berat jenis kayu = 1,75 *1,80*0,06*800 = 151, kg - Berat sambungan = 0%*151, = 30,4 kg - Berat total pintu = 3*36,547 kg = 709,64 kg - Berat atap = 10*,5*0,*,4 = 1 ton Total berat bangunan = 1,46 ton 1460kg Beban terhadap tanah pondasi = = 1,134 kg/cm 100*1080cm Dengan data tanah seperti pada pintu pengambilan, dari tabel koefisien daya dukung didapat : Nc = 1,844 Nq = 10,381 Nγ = 7,176 Sehingga : q ult = 0,033*1, ,753*5,60*10,381 + ½*1,753*9,00*7,176 ANALISIS STABILITAS BENDUNG 185

46 = 159,37 t/m = 15,9 kg/cm > 1,134 kg/cm...aman. Dengan demikian tanah pondasi yang ada di lapangan cukup kuat menahan beban bangunan pintu pengambilan. 6.6 Perhitungan Diafragma Perhitungan dinding diafragma pada bendung diasumsikan sebagai pondasi tiang beban lateral dengan ujung tiang terjepit (fixed head). e L R = 3BγL.Kp*L/ 3BγL.Kp Gambar 6.46 Freebody Diagram Tegangan Freebody diagram tegangan untuk mencari besar Hu dan Mmaks fixed head. ( Joetata dkk., 1997) Besarnya Hu dicari dari keseimbangan gaya, Hu = 1,5BγL Kp Dimana; Hu = Gaya horisontal maksimum B = Lebar tiang (ditinjau per 1 m lebar tiang) γ = berat isi tanah = 1,753 t/m 3 Kp = Koefisien tekanan tanah pasif, Ø =,8 0 = tan (45 0 +,8 0 /) =,65 L = Kedalaman tiang = 4 m Hu = 1,5*1*1,753*4 *,65 = 95,9 ton ANALISIS STABILITAS BENDUNG 186

47 Untuk menghitung berapa luas tulangan yang diperlukan harus diketahui besarnya Mu yang terjadi pada tiang yaitu, Mu = Hu*e = 95,9*1.6/ = 95,9*1,6/ = 76,3 ton.m Perhitungan penulangan mengacu pada SKSNI T Mutu beton (f c) = 5 Mpa Mutu Baja (fy) = 400 Mpa Tebal tiang (h) = 850 mm Penutup beton (c) = 50 mm Ø sengkang = 8mm 1/ Øsengkang = 8 mm Total = 66 mm Tingggi efektif (d) = h c Ø sengk. 1/ Ø tul.ut. = = 784 mm M U 76,3 = =140,1 b * d 1* 0,784 Dari tabel diperoleh ρ = 0,0040 > ρ min = 0,0018 A st = ρ *b*d = 0,0040*1000*784 = 3136 mm Dipakai tulangan utama Ø0 100 = 3136 mm 0,18* b * h 0,18*1000*850 Tulangan bagi = As = = =1530 mm Dipakai tulangan bagi Ø0 00 = 1571 mm Untuk menahan geser diberi tulangan serong Ø0-00. Ø Sengkang Ø10-00 Ø0-100 Ø Gambar 6.47 Penulangan Dinding Diafragma ANALISIS STABILITAS BENDUNG 187

48 6.7 Perhitungan Breast Wall & Plat Pelayanan Beban Plat dibebani oleh hidup dan beban mari. - Beban hidup (w l )ditentukan 00 kg/m = 0. t/m - Beban mati (w d ) = 1*0.17*.4 = t/m w d+l = 1.* *0. = 0.81 t/m 0.81 t/m 1.75 m Gambar 6.48 Beban yang Bekerja Pada Plat Pelayanan Mu = 1/8*0.81*1.75 = 0.31 tm = 3.1 KNm Perhitungan penulangan lapangan Mutu beton (f c) = 5 Mpa Mutu baja (fy) = 400 MPa Tebal plat = 170 mm Tebal penutup beton (p) = 35 mm Perkiraan diameter tulangan utama (Øp) = 1 mm Tinggi efektif (d) : d = h p ½* Øp = ½*1 = 19 mm Momen lapangan : Mu 3.1 = = KN/m b * d 1,00*0,19 Menurut Tabel Perencanaan Beton Bertulang didapat : ρ = 0,0005; ρ min = ρ < ρ min, sehingga yang dipakai ρ= 0,0018 Asl = ρ*b*d = 0,0018*1,0*0,19 = m = 3 mm Dipakai tulangan Ø10 00 = 393 mm ANALISIS STABILITAS BENDUNG 188

49 Sesuai dengan SKSNI T , dalam arah tegak lurus terhadap tulangan utama harus disediakan tulangan pembagi (demi tegangan susut dan suhu): 0,18* b * h Untuk fy = 400 Mpa = 100 Tulangan pembagi di lapangan 0,18*1000*170 As = =306 mm 100 Dipakai tulangan Ø10 00 = 393 mm Perhitungan penulangan tumpuan Momen tumpuan Mu 3.1 = = KN/m b * d 1,00*0,19 Menurut Tabel Perencanaan Beton Bertulang didapat : ρ = 0,0005 < ρ min = 0,0018 Ast = 0,0018*1*0.19*10 6 = 3 mm Dipakai tulangan Ø10 00 = 393 mm 0,18*1000*170 Tulangan bagi = As = = 540 mm 100 Dipakai tulangan Ø10 00 = 393 mm 6.8 Perhitungan Penulangan Kantong Lumpur Beban H = 1.59 m w=ka*γ*h Gambar 6.49 beban pada kantong lumpur Dari hasil pengeboran di titik BM-4 dihasilkan data tanah pondasi sebagai berikut: ANALISIS STABILITAS BENDUNG 189

50 Gambar G G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G1 G13 P Tekanan Hidrostatis Kondisi Muka Air - Sudut geser dalam =,8 0 - Saturated density (γ sat ) = 1,753 t/m 3 Ka = tan ( φ/) = tan (45 0.8/) = w = 0.441*1.753*1.59*1 = 1.9 t/m Mu = 1/6*w*H = 1/6*1.9*1.59 = 0.5 tm = 5. KNm Perhitungan penulangan lapangan Mutu beton (f c) = 5 Mpa Mutu baja (fy) = 400 MPa Tebal plat = 00 mm Tebal penutup beton (p) = 35 mm Perkiraan diameter tulangan utama (Øp) = 1 mm Tinggi efektif (d) : d = h p ½* Øp = ½*1 = 159 mm Momen lapangan : Mu 5. = = 05.7 KN/m b * d 1,00*0,159 Menurut Tabel Perencanaan Beton Bertulang didapat : ρ = ; ρ min = ρ < ρ min, sehingga yang dipakai ρ= 0,0018 Asl = ρ*b*d*10 6 = 0,0018*1,0*0,159*10 6 = 86. mm Dipakai tulangan Ø10 00 = 393 mm Sesuai dengan SKSNI T , dalam arah tegak lurus terhadap tulangan utama harus disediakan tulangan pembagi (demi tegangan susut dan suhu): 0,18* b * h Untuk fy = 400 Mpa = 100 Tulangan pembagi di lapangan 0,18*1000* 00 As = =360 mm 100 Dipakai tulangan Ø10 00 = 393 mm ANALISIS STABILITAS BENDUNG 190

6 BAB VI EVALUASI BENDUNG JUWERO

6 BAB VI EVALUASI BENDUNG JUWERO 6 BAB VI EVALUASI BENDUNG JUWERO 6.1 EVALUASI BENDUNG JUWERO Badan Bendung Juwero kondisinya masih baik. Pada bagian hilir bendung terjadi scouring. Pada umumnya bendung masih dapat difungsikan secara

Lebih terperinci

Perhitungan Struktur Bab IV

Perhitungan Struktur Bab IV Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN 4.1 Pemilihan Tipe Dinding Penahan Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menganalisis dinding penahan tipe gravitasi yang terbuat dari beton yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN 3.1 PERHITUNGAN RESERVOIR (ALT.I) Reservoir alternatif ke-i adalah reservoir yang terbuat dari struktur beton bertulang. Pada program SAP2000 reservoir yang dimodelkan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Abutmen merupakan bangunan yang berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai penahan tanah. Adapun fungsi abutmen ini antara lain : Sebagai perletakan

Lebih terperinci

Gambar Gambar Perencanaan Tangga Tampak Samping. Ukuran antrede = 2 optrede + 1antrede = 65 A = 65-2(17,5)

Gambar Gambar Perencanaan Tangga Tampak Samping. Ukuran antrede = 2 optrede + 1antrede = 65 A = 65-2(17,5) 66 3.3 Perhitungan Tangga 3.3.1 Perencanaan Ukuran Lantai Dasar ± 0,00 Lantai 1 ± 4,20 30 4200 17,5 3300 2150 Gambar 3.3.1 Gambar Perencanaan Tangga Tampak Samping Maka tinggi bordes = = 2,10 Ukuran optrede

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk

Lebih terperinci

BAB VI REVISI BAB VI

BAB VI REVISI BAB VI BAB VI REVISI BAB VI 6. DATA-DATA PERENCANAAN Bentang Total : 60 meter Lebar Jembatan : 0,5 meter Lebar Lantai Kendaraan : 7 meter Lebar Trotoar : x mter Kelas Jembatan : Kelas I (BM 00) Mutu Beton : fc

Lebih terperinci

BAB 9. B ANGUNAN PELENGKAP JALAN

BAB 9. B ANGUNAN PELENGKAP JALAN BAB 9. B ANGUNAN PELENGKAP JALAN Bangunan pelengkap jalan raya bukan hanya sekedar pelengkap akan tetapi merupakan bagian penting yang harus diadakan untuk pengaman konstruksi jalan itu sendiri dan petunjuk

Lebih terperinci

BAB VI USULAN ALTERNATIF

BAB VI USULAN ALTERNATIF BAB VI USULAN ALTERNATIF 6.1. TINJAUAN UMUM Berdasarkan hasil analisis penulis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, debit banjir rencana (Q) sungai Sringin dan sungai Tenggang untuk periode ulang

Lebih terperinci

BAB I. Perencanaan Atap

BAB I. Perencanaan Atap BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ

Lebih terperinci

BAB III KOLAM PENENANG / HEAD TANK

BAB III KOLAM PENENANG / HEAD TANK BAB III KOLAM PENENANG / HEAD TANK 3.1 KONDISI PERENCANAAN Kolam penenang direncanakn berupa tangki silinder baja, berfungsi untuk menenangkan air dari outlet headrace channel. Volume tampungan direncanakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR

PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR 1. Perhitungan Lantai Kendaraan Direncanakan : Lebar lantai 7 m Tebal lapisan aspal 10 cm Tebal plat beton 20 cm > 16,8 cm (AASTHO LRFD) Jarak gelagar

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ESTIMASI DIMENSI KOMPONEN STRUKTUR

BAB IV ESTIMASI DIMENSI KOMPONEN STRUKTUR BAB IV ESTIMASI DIMENSI KOMPONEN STRUKTUR 4.1. Estimasi Dimensi Estimasi dimensi komponen struktur merupakan tahap awal untuk melakukan analisis struktur dan merancang suatu bangunan gedung. Estimasi yang

Lebih terperinci

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG GROUP BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG 11. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Perencanaan pondasi tiang pancang meliputi daya dukung tanah, daya dukung pondasi, penentuan jumlah tiang pondasi, pile

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding Penahan Tanah Bangunan dinding penahan tanah berfungsi untuk menyokong dan menahan tekanan tanah. Baik akibat beban hujan,berat tanah itu sendiri maupun akibat beban

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN 8.1 Rencana Anggaran Biaya Di dalam menentukan rencana anggaran biaya dibutuhkan perhitungan volume galian dan timbunan, volume pekerjaan dan harga

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB VI PERENCANAAN CHECK DAM

BAB VI PERENCANAAN CHECK DAM VI- BAB VI PERENCANAAN CHECK DAM 6.. Latar Belakang Perencanaan pembangunan check dam dimulai dari STA. yang terletak di Desa Wonorejo, dan dilanjutkan dengan STA berikutnya. Dalam perencanaan ini, penulis

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

BAB III DINDING PENAHAN TANAH

BAB III DINDING PENAHAN TANAH 75 BAB III DINDING PENAHAN TANAH PE N DAH U LUAN Pada bab ini, materi yang akan dibahas meliputi jenis-jenis dinding penahan tanah, momen lentur, dan gaya geser yang bekerja pada dinding maupun pada telapak

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN JURUSAN DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL FTSP ITS SURABAYA MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO Oleh : M. ZAINUDDIN 3111 040 511 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

BAB VIII PERENCANAAN PONDASI SUMURAN

BAB VIII PERENCANAAN PONDASI SUMURAN BAB VIII PERENCANAAN PONDASI SUMURAN 8.1 IDENTIFIKASI PROGRAM Program/software ini menggunakan satuan kn-meter dalam melakukan perencanaan pondasi sumuran. Pendekatan yang digunakan dalam menghitung daya

Lebih terperinci

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR PERHITUNGAN STRUKTUR V-1 BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR Berdasarkan Manual For Assembly And Erection of Permanent Standart Truss Spans Volume /A Bridges, Direktorat Jenderal Bina Marga, tebal pelat lantai

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR

BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR 31 BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR 5.1 DATA STRUKTUR Apartemen Vivo terletak di seturan, Yogyakarta. Gedung ini direncanakan terdiri dari 9 lantai. Lokasi proyek lebih jelas dapat dilihat

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Jl. Banyumas Wonosobo

Jl. Banyumas Wonosobo Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON TUGAS AKHIR RC09 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON OLEH: RAKA STEVEN CHRISTIAN JUNIOR 3107100015 DOSEN PEMBIMBING: Ir. ISDARMANU, M.Sc

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1. BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 4.1. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis akan merancang geung hotel 7 lantai an 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat paa gambar 4.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. BAB II Tinjauan Pustaka 32

BAB III DASAR TEORI. BAB II Tinjauan Pustaka 32 BAB II Tinjauan Pustaka 32 BAB III DASAR TEORI 3.1 Tekanan Tanah Lateral Tekanan tanah lateral merupakan parameter dari perencanaan bidang teknik pondasi. Untuk dinding penahan kesemuanya memerlukan perkiraan

Lebih terperinci

SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG. 6.5 m

SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG. 6.5 m SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG 0. 0.4 ± 0.0 0. 0.8 30 KN I 3. m.0 0.3 30 KN.0.7 m m 9 m II II 0.7 m. m Panjang abutment tegak lurus bidang gambar = 0. m. Tiang pancang dari beton

Lebih terperinci

SOAL B: PERENCANAAN TURAP. 10 KN/m m. 2 m m. 4 m I. 2 m. 6 m. do =?

SOAL B: PERENCANAAN TURAP. 10 KN/m m. 2 m m. 4 m I. 2 m. 6 m. do =? SOAL B: PERENCANAAN TURAP 10 KN/m 4 m I m m 0.75 m Blok Angkur.5 m 6 m do =? II Diketahui suatu konstruksi turap dengan angkur yang digunakan untuk menahan tanah pada suatu pelabuhan. Dalam pembahasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6. LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan Bab 6 Penulangan Bab 6 Penulangan Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe

Lebih terperinci

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

Bab 6 DESAIN PENULANGAN Bab 6 DESAIN PENULANGAN Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan 6.1 Teori Dasar Perhitungan Kapasitas Lentur

Lebih terperinci

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m Ujian REMIDI Semester Ganjil 013/014 Mata Kuliah : Struktur Beton Bertulang Hari/Tgl/ Tahun : Jumat, 7 Pebruari 014 Waktu : 10 menit Sifat Ujian : Tutup Buku KODE : A 1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Perhitungan Gaya-Gaya yang Bekerja Perhitungan stabilitas bendung harus ditinjau pada saat kondisi normal dan kondisi ekstrim seperti kondisi saat banjir. Ada beberapa gaya

Lebih terperinci

5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titik

5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titik 33 5.4 Tiang Pancang 5.4. Momen akibat pengangkatan satu titik M R q a q ( L a ) Mx R x q x Gambar 5.79 Pengangkatan dengan titik qa dmx yarat Maksimum 0 dx R qx 0 R x q ( L M max R al) { ( L a) } L q

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN) BB IV PERENCNN WL (PRELIMINRY DESIGN). Prarencana Pelat Beton Perencanaan awal ini dimaksudkan untuk menentukan koefisien ketebalan pelat, α yang diambil pada s bentang -B, mengingat pada daerah sudut

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi BAB IV PERENCANAAN PONDASI Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi yaitu pondasi tiang pancang dan pondasi tiang bor dengan material beton bertulang. Pondasi tersebut akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi pada Proyek Detail Desain Bendung D.I.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi pada Proyek Detail Desain Bendung D.I. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi pada Proyek Detail Desain Bendung D.I. Bajayu Kabupaten Serdang Bedagai yang berada di Kabupaten Serdang

Lebih terperinci

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh

Lebih terperinci

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14 Mata Kuliah Kode SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Pondasi Pertemuan 12,13,14 Sub Pokok Bahasan : Pengantar Rekayasa Pondasi Jenis dan Tipe-Tipe Pondasi Daya Dukung Tanah Pondasi Telapak

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4 Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Pondasi Pertemuan - 4 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK : Mahasiswa dapat mendesain penampang

Lebih terperinci

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

BAB V PENULANGAN STRUKTUR BAB V PENULANGAN STRUKTUR 5.1. PENULANGAN PELAT 5.1.. Penulangan Pelat Lantai 1-9 Untuk mendesain penulangan pelat, terlebih dahulu perlu diketahui data pembebanan yang bekerja pada pelat. Data Pembebanan

Lebih terperinci

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda TUGAS AKHIR RC09 1380 Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda Kharisma Riesya Dirgantara 3110 100 149 Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST., MSc.,

Lebih terperinci

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG Tugas Akhir PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON SEMINAR TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON Oleh : ANTON PRASTOWO 3107 100 066 Dosen Pembimbing : Ir. HEPPY KRISTIJANTO,

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4 PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4 Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil Diajukan Oleh

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas

Lebih terperinci

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS SEMINAR TUGAS AKHIR OLEH : ANDREANUS DEVA C.B 3110 105 030 DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS JURUSAN TEKNIK SIPIL LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT

Lebih terperinci

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori BAB II Dasar Teori 2.1 Umum Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya beberapa rintangan seperti lembah yang dalam, alur

Lebih terperinci

STUDIO PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK

STUDIO PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK DATA PERENCANAAN : Panjang jembatan = 20 m Lebar jembatan = 7,5 m Tebal plat lantai = 20 cm (BMS 1992 K6 57) Tebal lapisan aspal = 5 cm (BMS 1992 K2 13) Berat isi

Lebih terperinci

Modifikasi Perencanaan Struktur Jembatan Kasiman Bojonegoro Dengan Busur Rangka Baja

Modifikasi Perencanaan Struktur Jembatan Kasiman Bojonegoro Dengan Busur Rangka Baja JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Modifikasi Perencanaan Struktur Jembatan Kasiman Bojonegoro Dengan Busur Rangka Baja Andreanus Deva C.B, Djoko Untung, Ir.Dr. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi

Lebih terperinci

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa Peraturan dan Standar Perencanaan 1. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung SNI - PPTGIUG 2000 2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SKSNI 02-2847-2002 3. Tata Cara Perencanaan Struktur

Lebih terperinci

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN mbaran konstruksi beton untuk keperluan pelaksanaan pembangunan gedung sangat berperan. Untuk itu perlu dikuasai oleh seseorang yang berkecimpung dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pembebanan Beban yang ditinjau dan dihitung dalam perancangan gedung ini adalah beban hidup, beban mati dan beban gempa. 3.1.1. Kuat Perlu Beban yang digunakan sesuai dalam

Lebih terperinci

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI A. KRITERIA DESIGN 1. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran konstruksi Gedung bangunan ruko yang terdiri dari 2 lantai. Bentuk struktur adalah persegi panjang dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1-6 1 PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK Whisnu Dwi Wiranata, I Gusti Putu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength ) BAB I PENDAHULUAN 1. Data Teknis Bangunan Data teknis dari bangunan yang akan direncanakan adalah sebagai berikut: a. Bangunan gedung lantai tiga berbentuk T b. Tinggi bangunan 12 m c. Panjang bangunan

Lebih terperinci

ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971

ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971 ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-97 Modul-3 Sistem lantai yang memiliki perbandingan bentang panjang terhadap bentang pendek berkisar antara,0 s.d. 2,0 sering ditemui. Ada

Lebih terperinci

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D TINJAUAN KUAT GESER BALOK BETON SEDERHANA DENGAN SENGKANG KOMBINASI ANTARA SENGKANG ALTERNATIF DAN SENGKANG MODEL U ATAU n YANG DIPASANGAN SECARA MIRING SUDUT TIGA PULUH DERAJAT Naskah Publikasi untuk

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN

PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN 1. DIPILIH LINTASAN YANG SEMPIT DAN STABIL. ALIRAN AIR YANG LURUS 3. TEBING TEPIAN YANG CUKUP TINGGI DAN STABIL 4. KONDISI TANAH DASAR YANG BAIK 5. SUMBU SUNGAI DAN SUMBU JEMBATAN

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut.

BAB 4 PEMBAHASAN. memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut. BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Program Dalam membantu perhitungan maka akan dibuat suatu program bantu dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic. Adapun program tersebut memiliki tampilan input

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA SEMINAR TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA OLEH : AHMAD FARUQ FEBRIYANSYAH 3107100523 DOSEN PEMBIMBING : Ir.

Lebih terperinci

BAB V PERBANDINGAN DEFORMASI DAN PENULANGAN DESAIN. Pada bab V ini akan membahas tentang perbandingan deformasi dan

BAB V PERBANDINGAN DEFORMASI DAN PENULANGAN DESAIN. Pada bab V ini akan membahas tentang perbandingan deformasi dan BAB V PERBANDINGAN DEFORMASI DAN PENULANGAN DESAIN 5.1 Perbandingan Deformasi Pada bab V ini akan membahas tentang perbandingan deformasi dan perhitungan tulangan yang akan digunakan dalam perencaan struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN III.. Gambaran umum Metodologi perencanaan desain struktur atas pada proyek gedung perkantoran yang kami lakukan adalah dengan mempelajari data-data yang ada seperti gambar

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. : PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengujian mekanik beton, pengujian benda uji balok beton bertulang, analisis hasil pengujian, perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS PONDASI PIER JEMBATAN

ANALISIS PONDASI PIER JEMBATAN 1. DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG 1.1. BERDASARKAN KEKUATAN BAHAN ANALISIS PONDASI PIER JEMBATAN Bentuk penampang tiang pancang : PIPA BAJA Diameter tiang pancang, D = 1000 mm D = 1 m Tabel pipa baja

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON Oleh : Firdaus Maulana J S 3105 100 031 Dosen Pembimbing : Ir. R. Soewardojo,

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR Million Tandiono H. Manalip, Steenie E. Wallah Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Email : tan.million8@gmail.com

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS Oleh: AGUS JUNAEDI 3108 040 022 Dosen Pembimbing Ir. SUNGKONO, CES Ir. IBNU PUDJI

Lebih terperinci

5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m

5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m 5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m pagar pengaman kerb 25 cm lantai kendaraan pile tiang pancang poer tunggal 5.5 Perencanaan Plat untuk Bentang 8m pagar pengaman kerb 25 cm lantai kendaraan pile tiang

Lebih terperinci

Karya Ilmiah Penelitian

Karya Ilmiah Penelitian Karya Ilmiah Penelitian TINJAUAN TULANGAN PLAT BETON PADA JEMBATAN BETON SEI SARAF DATUK BANDAR KOTA TANJUNG BALAI Oleh Ir Amir Hamzah MT dan Winahyu Utomo TINJAUAN TULANGAN PLAT BETON PADA JEMBATAN BETON

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton juga telah banyak mengalami perkembangan-perkembangan baik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB IV ANALISA STRUKTUR BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang melandasi setiap

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang melandasi setiap 5 BAB II ANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang melandasi setiap tahapan yang dilakukan dalam sistem, termasuk didalamnya teori yang mendukung setiap analisis yang dilakukan terhadap

Lebih terperinci

KAPASITAS DUKUNG TIANG

KAPASITAS DUKUNG TIANG PONDASI TIANG - Pondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam, mendukung bangunan yang menahan gaya angkat ke atas, dan bangunan dermaga. - Pondasi tiang

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

(SNI , pasal ) Rasio tulangan minimum dibatasi sebesar : 3.3 Perhitungan Penulangan Berdasar Hasil Analisa

(SNI , pasal ) Rasio tulangan minimum dibatasi sebesar : 3.3 Perhitungan Penulangan Berdasar Hasil Analisa Rasio tulangan minimum dibatasi sebesar : (NI 2847-2002, pasal 9.12.2.2) 3.3 Perhitungan Penulangan Berdasar Hasil Analisa Dengan : (NI 2847-2002, pasal 12.5.1) Dari data analisa perencanaan yang ada,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STUKTUR

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STUKTUR BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STUKTUR 4.1 Perhitungan Struktur Atas Sebelum menghitung daya dukung dari tanah untuk menghitung berapa banyaknya pondasi yang akan digunakan serta berapa daya dukung yang didapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Dasar-Dasar Teori II. 1.1. Retaining Wall Retaining Wall merupakan istilah di bidang teknik sipil yang artinya dinding penahan. Dinding penahan merupakan struktur bangunan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK SEMINAR TUGAS AKHIR JULI 2011 MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK Oleh : SETIYAWAN ADI NUGROHO 3108100520

Lebih terperinci

PERENCANAAN KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH UNDERPASS JEMURSARI SURABAYA

PERENCANAAN KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH UNDERPASS JEMURSARI SURABAYA PERENCANAAN KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH UNDERPASS JEMURSARI SURABAYA Gagah Triambodo 3110100119 Dosen Pembimbing : Ir. Suwarno, M.Eng Putu Tantri Kumalasari, ST., MT. 1.1 Latar Belakang Surabaya adalah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN vii DAFTAR ISI vi Halaman Judul i Pengesahan ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii DEDIKASI iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Diagram Alir Perancangan Mulai Pengumpulan Data Perencanaan Awal Pelat Balok Kolom Flat Slab Ramp Perhitungan beban gempa statik ekivalen Analisa Struktur Cek T dengan

Lebih terperinci

A. Pengertian Pondasi Kaison ^

A. Pengertian Pondasi Kaison ^ DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN MOTTO KATA HANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMP1RAN DAFTAR NOTASI INTISAR1.... h in iv vi vni x XI xu xiv BAB IPENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci