LIMFOMA MALIGNUM DAN KEMOTERAPI
|
|
- Widyawati Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LIMFOMA MALIGNUM DAN KEMOTERAPI IRZA WAHID SUBBAGIAN HEMATOLOGI ONKOLOGI MEDIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FK UNAND RS DR M DJAMIL PADANG
2 LIMFOMA MALIGNUM NON HODGKIN DEFINISI Sekelompok keganasan primer limfosit yang dapat berasal dari limfosit B, limfosit T dan kadang ( amat jarang ) berasal dari sel NK ( natural killer ) yang berada dalam sistim limfe, sangat heterogen baik tipe histologis, gejala, perjalanan klinis, respon terapi maupun prognosis
3 ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO Etiologi pasti tidak diketahui beberapa faktor risiko : Immundefisiensi Agen infeksius seperti EBV, HIV Paparan lingkungan dan pekerjaan seperti peternak pekerja hutan / pertanian yang disebabkan paparan herbisida dan pelarut organic serta paparan ultraviolet Diet tinggi lemak hewani dan merokok
4 CA Cancer J Clin 2011;61: VC 2011 American Cancer
5 Jacqueline Kennedy Onassis Former First Lady
6 King Hussein of Jordan
7 Mr. T (Lawrence Tureaud) Television star, The A-Team. Sylvester Stallone's adversary in "Rocky III.
8 Lymphoid generation Non Burkitt s Lymphocyte Lymphoplasmocytoid Plasma cell
9 KLASIFIKASI Penggolongan histologi LNH merupakan masalah yang rumit dan sukar. Perkembangan terakhir klasifikasi yang banyak dipakai adalah formulasi praktis ( working formulation = WF 1982 ) dan Revised Europe American Classification of Lymphoid Neoplasms / World Health
10 Lymphoma Classification ( WHO, 2001 ) B-cell neoplasms Precursor B-cell neoplasms (2 types) Mature B-cell neoplasms (19) Diffuse large B cell lymphoma B-cell proliferations of uncertain malignant potential (2) T-cell & NK-cell neoplasms Precursor T-cell neoplasms (3) Mature T-cell and NK-cell neoplasms (14) T-cell proliferation of uncertain malignant potential (1) Hodgkin lymphoma Classical Hodgkin lymphomas (4) Nodular lymphocyte predominant Hodgkin lymphoma (1)
11 Lymphoma Classification ( WHO, 2001 ) B-Cell Neoplasms I. Precursor B-cell neoplasm : Precursor B- acute lymphoblastic leukemia / lymphoblastic lymphoma (B-ALL, LBL) II. Mature (peripheral) B-neoplasms a. B-cell chronic lymphocytic leukemia / small lymphocytic lymphoma b. B-cell prolymphocytic leukemia c. Lymphoplasmacytic lymphoma d. Mantle cell lymphoma e. Folliculer lymphoma f. Splenic marginal zone B-cell lymphoma (+ villous lymphocytes) g. Hairy cell leukemia h. Plasma cell myeloma/plasmacytoma i. Extranodal marginal zone B-cell lymphoma of MALT type j Nodal marginal zone B-cell lymphoma (+ monocytoid B cells) k. Diffuse large B-cell lymphoma l. Burkitt s lymphoma/burkitt cell leukemia A.
12 Non-Hodgkin s Lymphomas DLBC L 35%
13 Klasifikasi WF ( 1982 ) Low grade malignancy Small lymphocytic / plasmacytoid Follicular, predominantly small cleaved cell Follicular, mixed small cleaved and large cell Intermediete grade malignancy Follicular, predominantly large cell Difuse, small cleaved cell Diffuse, mixed small and large cell High grade malignancy Large cell, immunoblastic Lymphoblastic Small, non cleaved cell
14 LYMPHOMA GRADATION ( NCCN 2010 ) Indolent (slow growing) B-cell lymphomas Follicular lymphoma Chronic lymphocytic leukemia / small lymphocytic lymphoma MALT Splenic marginal zone lymphoma Nodal marginal zone Aggressive (fast growing) B-cell lymphomas Diffuse large B-cell lymphoma Mantle cell lymphoma Highly aggressive B-cell lymphomas Burkitt lymphoma Lymphoblastic lymphoma AIDS-related B-cell
15 PENDEKATAN DIAGNOSTIK 1. Anamnesis Umum Pembesaran KGB atau organ BB menurun 10 % dalam waktu 3 bulan Demam tinggi 38 C 1 minggu tanpa sebab Keringat malam Keluhan anemia Keluhan organ ( seperti lambung, nasofaring ) Penggunaan obat ( Diphantoine ) Khusus Penyakit autoimun ( SLE, syogren, reuma ) Kelainan darah Infeksi ( Toxoplasmosis, mononucleosis, tuberculosis, lues, cakar kucing 2. Pemeriksaan fisik Pembesaran KGB Kelainan / pembesaran organ
16 Laboratorium * Rutin Darah perifer lengkap ( DPL ), Gambaran darah tepi ( GDT ) Urine lengkap * Kimia Klinik * Imunophenotyping parafin panel CD 20, CD 3 Radiologi * Foto torak CT Scan torak * USG Abdomen CT Scan abdomen * Limfografi Biopsi KGB
17
18
19 Minimal immunohistochemistry CD20 is mandatory
20 PENATALAKSANAAN 1. Radioterapi 2. Radioterapi + Kemoterapi 3. Kemoterapi Generasi Pertama Cyclophosphamide 750 mg IV hari 1 Oncovin 1,4 mg IV hari 1 Adriamisin 50 mg IV hari 1 Prednison oral 4X20mg hari 1 5, 3 X 20 mg hr ke 6, 2 X 20 mg hr ke 7, 1 X 20 mg hr ke 8 Penambahan Anti CD 20 Rituximab 375 / m2 siklus diulangi setiap 21 hari selama 6 siklus Generasi dua * M-Bacod, MOPP, COPBLAM, CAP-BOP Generasi tiga * MACOP B, COPBLAM III, COPBLAM IV, CHOP-Bleo/CMED relaps : salvage teraphy
21 MANAGEMENT CHOP Regimen Cyclophosphamide 750mg/m2, iv, day 1 Doxorubicine 50mg/m2, iv, day 1 Vincristine 1.4mg/m2, max. dose 2mg, iv, day1 Prednisone 100 mg/day, oral, days cycles, 3-weekly schedule OR 80%-90%, CR 50%-60% Curative < 40%
22 CHOP was a gold standard It was associated It was easy to use It gave reproducible results Overall survival (%) with a good efficacy 100 CHOP MACOP-B ProMACE-CytaBOM m-bacod Fisher RI et al. N Engl J Med 1993;328:1002 6
23 GELA-LNH 98.5: CHOP vs MabThera + CHOP in previously GELA phase III trial untreated DLBCL Cyclophosphamide 750mg/m² Doxorubicin (Doxotil) 50mg/m² Vincristine 1.4mg/m² Prednisone 100mg /day x 5 days 3 weeks 8 cycles MabThera + CHOP 375mg/m² Coiffier B, et al. N Engl J Med 2002;346:235 43
24
25 EFS = Event free survival
26 CD 20 (+) RITUXIMAB + CHOP
27 LIMFOMA MALIGNUM HODGKIN Khas sel Reed Steinberg Klasifikasi 1. Tipe lymphocyte predominant prognosis baik 2. Tipe mixed cellularity prognosis lebih buruk 3. Tipe lymphocyte depleted prognosis buruk 4. Tipe nodular sclerosis prognosis: diantaranya
28 PENATALAKSANAAN 1. Radioterapi 2. Radioterapi + Kemoterapi 3. Kemoterapi
29 KEMOTERAPI First choice Adriamicyn 25 mg/m2 d1,15 Bleomycin 10 u/m2 d1,15 Vinblastin 6 mg/m2 d1,15 Dacarbazin 375 mg/m2 d1,15 Alternatif BEACOPP, Stanford V
30 KEMOTERAPI FASE PERTUMBUHAN SEL KANKER M G2 G1 G0 S Sesudah mitosis (M), G1 (altif membentuk RNA, protein) S ( sintesis DNA) G2 (aktif lagi membentuk RNA, protein) Sel aktif berproliferasi G1 pendek Sel lambat proliferasi G1 panjang
31 KLASIFIKASI KEMOTERAPI 1. NONSPESIFIK TERHADAP FASE SEL A. SPESIFIK SIKLUS, NONSPESIFIK FASE ALKILATING, DEKARBASIN B. NON SPESIFIK SIKLUS STEROID, ANTIBIOTIK KECUALI BLEOMISIN SPESIFIK TERHADAP FASE SEL A. FASE G 0 SEMUA KEMOTHY AKAN REFRAKTER B. FASE G 1 L- ASPARAGINASE C. FASE S ANTIMETABOLIT, HIDROKSIUREA, PROKARBAZIN D. FASE G 2 BLEOMISIN, ALKALOID TANAMAN E. FASE M ALKALOID TANAMAN
32 GOLONGAN SUB GOLONGAN ALKILATOR MUSTAR NITROGEN DERIVAT ETILENAMIN ALKIL SULFONAT NITROSURIA SIKLOFOSPAMID, MELFALAN, KLORAMBUSIL TIOTEPA BUSULFAN KARMUSTIN, LOMUSTIN, SAMUSTIN ANTI METABOLIT ANALOG PIRIMIDIN ANALOG PURIN ANTAGONIS FOLAT 5-FU, SITARABIN, 6 AZAURIDIN, FLOKSURIDIN 6-MERKAPTOPURUN, 6-TIOGUANID METOTREKSAT ALKALOID VINKA ANTIBIOTIK ENZIM VINBLASTIN, VINKRISTIN DAKTINOMISIN, MITOMISIN, ANTRASIKLIN : DAUNORUBISIN & DOXORUBISIN L-ASPARAGINASE ADRENOKORTIKOID PROGESTIN ESTROGEN ANDROGEN PREDNISON HIDROKSIPROGESTERON, MEGESTROL DIETILSTILBESTEROL, ETINILESTRADIOL TESTOTERON, FLUOKSIMESTERON FOSFOR YODIUM NATRIUM FOSFAT NATRIUM YODIDA SUBSTITUSI UREA HIDROKSIUREA PROKARBAZIN PRODUK ALAMIAH HORMON ISOTOP RADIOAKTIF LAIN-LAIN DERIVAT METIHIDRAZIN OBAT
33 PERHATIAN TOKSISITAS OBAT SST, SALURAN CERNA, SEL FOLIKEL RAMBUT KONTRA INDIKASI * KU BURUK SKALA KARNOFSKY KURANG 30 * DEPRESI SST * KEMOTERAPI SEBELUMNYA KURANG 3 MINGGU * INFEKSI AKUT * KEHAMILAN TRIMESTER 1 * PEMBEDAHAN BESAR ( HARI ) * GGN PSIKIATRIK BERAT * TAK MUNGKIN EVALUASI YANG BAIK / LENGKAP RISIKO LAIN * EFEK IRITASI KULIT * EFEK KARSINOGENIK * EFEK MUTAGENIK
34 KARNOFSKY SCALE 100 % 90 % 80 % 70 % 60 % 50 % 40 % 30 % 20 % 10 % 0% : AKTIFITAS NORMAL, KELUHAN (-), GEJALA PENYAKIT (-) : AKTIFITAS NORMAL, KELUHAN (+), GEJALA PENYAKIT (+) : AKTIFITAS NORMAL DENGAN USAHA, BEBERAPA GEJALA : AKTIFITAS NORMAL (-), DAPAT MENGURUS DIRI SENDIRI : AKTIFITAS NORMAL (-), KADANG PERLU BANTUAN : BANYAK PERLU BNATUAN : PERLU PERAWATAN DAN BANTUAN KHUSUS : TIDAK MAMPU BANGUN, HARUS RAWAT RS : SAKIT BERAT : MENDEKATI AJAL : MENINGGAL ECOG SCALE : NORMAL : GEJALA ADA, TERTOLERANSI : TAK BISA AKTIFITAS NORMAL, KURANG 50 % BEDREST : SAKIT BERAT, LEBIH 50 %,BEDREST, MASIH MAMPU BERDIRI : SAKIT AMAT BERAT, 100 % DITEMPAT TIDUR : MENINGGAL
35 PERSIAPAN KEMOTERAPI INFORM CONSENT INFORMASI MANFAAT DAN EFEK SAMPING PEMERIKSAAN DARAH * HB, > 10 GR%, LEU > 5000 /MM3, TROMB > /MM3 * SGOT, SGPT, UREUM, KREATININ, ASAM URAT K/P EKG / EKOKARDIOGRAFI DIET MB TKTP INFUS NACL 0,9%, DEXTROSE 5 % ANTIMUNTAH, METOKLORPAMID / ONDASETRON LIHAT PROTAP PENYAKIT MONITORING EFEK SAMPING
36 THANK YOU
Panduan Nasional Penanganan Kanker Limfoma Non-Hodgkin
Limfoma Non-Hodgkin Komite Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN) 2015 DAFTAR ISI Daftar isi.ii PANDUAN NASIONAL PENANGANAN LIMFOMA NON-HODGKIN Pendahuluan....1 Diagnostik...........2 Klasifikasi Histologik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Limfoma merupakan keganasan yang berasal dari. sistem limfatik (University of Miami Miller School of
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Limfoma merupakan keganasan yang berasal dari sistem limfatik (University of Miami Miller School of Medicine, 2014). Limfoma merupakan penyakit keganasan tersering
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Non Hodgkin Limfoma Salah satu jenis kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia adalah limfoma malignum. Limfoma malignum merupakan penyakit kelenjar limfe yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Limfoma Non Hodgkin Limfoma non Hodgkin merupakan sekelompok keganasan yang berasal dari sistem kelenjar getah bening, yang biasanya menyebar ke seluruh tubuh. Diagnosis limfoma
Lebih terperinciINTRATHECAL CHEMOTHERAPY INDICATION AND PATIENT SELECTION
INTRATHECAL CHEMOTHERAPY INDICATION AND PATIENT SELECTION Yudha Haryono, dr., Sp. S Neurology Departement of Madical Faculty Airlangga University Dr. Soetomo General Hospital Surabaya JW MARRIOTT, CNE
Lebih terperinciLimfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma
Lebih terperinciSITOSTATIKA. Adalah: zat-zat yang dapat menghentikan pertumbuhan pesat dari sel-sel ganas.
SITOSTATIKA = ONKOLITICA (Yun. kytos= sel, stasis= terhenti ongkos= benjolan, lysis= melarutkan) Adalah: zat-zat yang dapat menghentikan pertumbuhan pesat dari sel-sel ganas. Prinsipnya: penggunaan obat-obatan
Lebih terperinciObat yang bertujuan menghancurkan sel-sel maligna. Selalu diberikan multidrug.
Oleh: Isnaini Sesudah menyelesaikan topik ini, diharapkan mahasiswa mampu: Menjelaskan mekanisme kerja, indikasi, dan efek samping penggunaan antikanker Menjelaskan prinsip penggunaan antikanker Obat yang
Lebih terperinciPREPARASI SPESIMEN UNTUK DIAGNOSIS LIMFOMA
PREPARASI SPESIMEN UNTUK DIAGNOSIS LIMFOMA NUNGKI ANGGOROWATI DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FKKMK UGM NEOPLASMA HEMATOLIMFOID LEUKEMIA TUMOR SUMSUM TULANG, MEMPENGARUHI DARAH TEPI LIMFOMA TUMOR LIMFOID EXTRAMEDULLAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.000 wanita didiagnosa dengan kanker ovarium di seluruh dunia dan 125.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini angka kejadian kanker di. masyarakat semakin meningkat.hal ini menuntut kita agar
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Di zaman modern ini angka kejadian kanker di masyarakat semakin meningkat.hal ini menuntut kita agar lebih peka terhadap salah satu jenis penyakit yang mematikan ini.limfoma
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Xerostomia Umumnya perhatian terhadap saliva sangat kurang. Perhatian terhadap saliva baru timbul apabila terjadinya pengurangan sekresi saliva yang akan menimbulkan gejala mulut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan suatu penyakit yang menakutkan bagi kaum wanita tetapi pada laki-laki pun memiliki kemungkinan untuk terserang meskipun kemungkinan itu kecil.
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN SARKOMA UTERI YANG BERULANG
PENATALAKSANAAN SARKOMA UTERI YANG BERULANG PENDAHULUAN Sarkoma uteri adalah tumor mesodermal yang jarang dijumpai, yang pada umumnya dikatakan kurang dari 5% dari seluruh kanker pada uterus, namun penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Limfoma dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu. Non Hodgkin Lymphoma (NHL) dan Hodgkin Lymphoma (HL).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limfoma dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Non Hodgkin Lymphoma (NHL) dan Hodgkin Lymphoma (HL). Sekitar 90% dari semua keganasan limfoma adalah NHL (Reksodiputro
Lebih terperinciImunisasi: Apa dan Mengapa?
Imunisasi: Apa dan Mengapa? dr. Nurcholid Umam K, M.Sc, Sp.A Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Jogjakarta Penyebab kematian pada anak di seluruh dunia Campak
Lebih terperinciKanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko
Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan bersifat menyebar pada organ tubuh yang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma
Lebih terperinciLeukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru
Lebih terperinciBAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). 10,11 Virus ini akan
Lebih terperinciPERAN SITOGENETIK PADA KEGANASAN DARAH. Ninik Sukartini Dept. Patologi Klinik FKUI / RSCM
PERAN SITOGENETIK PADA KEGANASAN DARAH Ninik Sukartini Dept. Patologi Klinik FKUI / RSCM Yang dibicarakan... Sitogenetika dasar Kromosom Terminologi Prinsip pemeriksaan Kelainan jumlah dan struktur Peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kardiotoksisitas adalah efek samping yang tidak diinginkan pada jantung dan pembuluh darah yang disebabkan karena efek kemoterapi. Diantara efek kardiotoksisitas pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Rumah Sakit Indonesia tahun 2010 menunjukan, kasus rawat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering ditemukan terutama di negara berkembang dan menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Data Sistem Informasi
Lebih terperinciLimfoma Burkitt (LB) merupakan limfoma non-hodgkin
Pendahuluan Limfoma Burkitt (LB) merupakan limfoma non-hodgkin tipe small, non cleaved difus yang mengekspresikan pertanda permukaan spesifik sel B (B-cell specifi c surface markers), yaitu imunoglobulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat beresiko terkena kanker. Kanker
Lebih terperinciSTUDI KASUS PELATIHAN HANDLING CYTOTOXIC RABU, 25 NOVEMBER 2015
STUDI KASUS PELATIHAN HANDLING CYTOTOXIC RABU, 25 NOVEMBER 215 1. Pasien bernama Ny. M dengan umur 55 tahun, tinggi badan 155 cm, berat badan 48 kg menderita kanker payudara. Oleh dokter Sp.PD-KHOM diberikan
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang yang paling sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah kanker kedua terbanyak yang menyebabkan kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari 250.000 perempuan diseluruh dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian setelah penyakit kardiovaskuler. Sementara itu, di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia terdiri dari bermilyar-milyar sel. Sel merupakan satuan hidup yang paling kecil yang sanggup hidup mandiri. Mekanisme pertumbuhan sel ini teratur dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal yang tumbuh secara terus-menerus dan tidak terkendali. Kasus kanker pada anak menjadi penyebab kematian
Lebih terperinciPemeriksaan Imunohistokimia CD 20 pada Kasus-kasus Limfoma di Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU/ RS Haji Adam Malik Medan Tahun 2011
Pemeriksaan Imunohistokimia CD 20 pada Kasus-kasus Limfoma di Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU/ RS Haji Adam Malik Medan Tahun 2011 TESIS DELYUZAR 117041099 PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Ovarium merupakan bagian organ reproduksi wanita, yang memproduksi hormon dan berisi folikel yang akan dirilis untuk tujuan reproduksi (Katz et al, 2007). Kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Kemoterapi dalam tatalaksana kanker masih merupakan tindakan utama
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kemoterapi dalam tatalaksana kanker masih merupakan tindakan utama disamping radiasi dan pembedahan. Pemberian sitotoksika atau antikanker merupakan tindakan utama untuk
Lebih terperinciMAKALAH LIMFOMA MALIGNA ELIGIUS TEBAI. Univrsitas Krida wacana. A. Definisi
MAKALAH LIMFOMA MALIGNA ELIGIUS TEBAI F4 Univrsitas Krida wacana Eligius_tebai@yahoo.com A. Definisi Limfoma adalah kanker yang berasal dari jaringan limfoid mencakup sistem limfatik dan imunitas tubuh.
Lebih terperinciLIMFOMA MALIGNA PADA MATA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Dr. M. DJAMIL PADANG TAHUN
LIMFOMA MALIGNA PADA MATA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Dr. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2003-2010 Linda Wira Putri, Ardizal Rahman LAPORAN KASUS Bagian Mata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas / Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA. jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi
BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Penyakit periodontal yang paling sering
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah sel yang ada pada suatu jaringan merupakan kumulatif antara masuknya sel baru dan keluarnya sel yang ada pada populasi. Masuknya sel ke dalam populasi jaringan
Lebih terperinciKanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya?
Kanker Testis Apa yang dimaksud dengan kanker testis? Kanker testis merupakan tumor ganas pada jaringan testis. Kanker testis dibagi menjadi 2 jenis yaitu sel spermatogonium kanker dan sel spermatogonium
Lebih terperinciLIMFOMA PADA KEPALA DAN LEHER
LIMFOMA PADA KEPALA DAN LEHER REFERAT ONKOLOGI Oleh: Yulianti 131421110002 SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RSUP Dr.
Lebih terperinciAnemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya
Anemia Megaloblastik Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik : anemia makrositik yang ditandai peningkatan ukuran sel darah merah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjar lemak, pembuluh darah, dan persyarafan
Lebih terperinciABSTRAK PENATALAKSANAAN LIMFOMA NON HODGKIN S DENGAN STEM CELL. Aldo Yustianto M. Pembimbing : Freddy Tumewu A., dr., M.S.
ABSTRAK PENATALAKSANAAN LIMFOMA NON HODGKIN S DENGAN STEM CELL Aldo Yustianto M. Pembimbing : Freddy Tumewu A., dr., M.S. Limfoma non Hodgkin s adalah kanker pada jaringan limfoid yang merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah usia lanjut di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekitar 5%-10% dari seluruh kunjungan di Instalasi Rawat Darurat bagian pediatri merupakan kasus nyeri akut abdomen, sepertiga kasus yang dicurigai apendisitis didiagnosis
Lebih terperinciPada saat menjalani pengobatan, keadaan penderita dinilai untuk melihat respon kanker terhadap pengobatan.
Pengobatan Kanker DEFINISI RESPON TERHADAP PENGOBATAN Pada saat menjalani pengobatan, keadaan penderita dinilai untuk melihat respon kanker terhadap pengobatan. Pengobatan yang paling berhasil menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia adalah sekumpulan penyakit yang ditandai oleh adanya akumulasi leukosit ganas dalam sumsum tulang dan darah (Hoffbrand, Pettit & Moss, 2005). Leukemia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang cenderung didiagnosis pada stadium lanjut dan merupakan penyakit dengan angka kejadian tertinggi serta menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang paling sering dijumpai pada anak. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan jenis penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada anak. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciPengobatan yang menggunakan bagian tertentu dari sistem imun untuk menyembuhkan penyakit. Sering disebut juga biologic therapy atau biotherapy.
Ika Puspita Dewi 1 Pengobatan yang menggunakan bagian tertentu dari sistem imun untuk menyembuhkan penyakit. Sering disebut juga biologic therapy atau biotherapy. Dapat dilakukan dengan : Menstimulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker disebut juga neoplasma, adalah suatu penyakit pertumbuhan sel karena di dalam organ tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang tumbuh abnormal, cepat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan
Lebih terperinci: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar
Nama : Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan
Lebih terperinciKelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik
Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Amaylia Oehadian Sub Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Kelainan darah pada lupus Komponen darah Kelainan
Lebih terperinciEthical Clearance 64
Ethical Clearance 64 Lampiran Descriptives CD4 Abs pre Mean 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Statistic Std. Error 772.3500 152.03670 454.1335 1090.5665 CD4 Abs post 5% Trimmed Mean
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Leukemia Mieloid Akut (LMA) adalah salah satu kanker darah yang ditandai dengan transformasi ganas dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari seri mieloid. Bila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yaitu % pada solid tumor dan % pada keganasan hematologi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neutropenia merupakan komplikasi yang sering terjadi selama kemoterapi yaitu 20-40 % pada solid tumor dan 50-70 % pada keganasan hematologi. Durasi dan keparahan neutropenia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada anak. Kejadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada anak. Kejadian kanker pada anak terus mengalami peningkatan dan menjadi salah satu penyebab kematian.
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Vinkristin adalah senyawa kimia golongan alkaloid vinca yang berasal dari
5 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obat kemoterapi vinkristin Vinkristin adalah senyawa kimia golongan alkaloid vinca yang berasal dari tanaman Vinca Rosea yang memiliki anti kanker yang diberikan secara intravena
Lebih terperinciINTISARI. Kata kunci: Doxorubicin, microrna 451, P-glycoprotein, Resisten, sel Raji.
EKPRESI MICRORNA 451 (mir-451) DAN P-GLYCOPROTEIN PADA Raji Cell Line RESISTEN DOXORUBICIN Nihayatus Sa adah 1, Indwiani Astuti 2, Sofia Mubarika Haryana 3 INTISARI Adanya overekspresi P-glycoprotein (P-gp)
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG A. Definisi Ca ovarium adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel cepat disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker ovarium adalah kanker ginekologi yang dijumpai hampir 30% dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada perempuan,
Lebih terperinciKanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor
LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain
Lebih terperinciReabsorbsi pada kapiler peritubuler
SISTEM UROPOETIKA Reabsorbsi pada kapiler peritubuler Substansi yang dieliminasikan dari tubuh melalui filtrasi dari kapiler peritubuler GANGGUAN GINJAL Menunjukkan gejala klinis jika 70% fungsinya terganggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel mukosa nasofaring dengan predileksi di fossa Rossenmuller. Kesulitan diagnosis dini pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno Deficiency Syndrome(AIDS) saat ini telah menjadi masalah kesehatan global. Selama kurun
Lebih terperinciKanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah
Lebih terperinciLIMFOMA MALIGNA. Zarvia Utami Sucipto Rasikun C
LIMFOMA MALIGNA Zarvia Utami Sucipto Rasikun C 111 07 042 Identitas Pasien Nama : Tuan P Umur : 80 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Ruangan : Lontara 1, Lantai 1, Interna Belakang/ 7 kls 2 MRS : 15/11/11
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak terkontrol sehingga berubah menjadi sel kanker (1). Data Riset
Lebih terperinciKanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari
Lebih terperinciHepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini
Hepatitis Virus Oleh Dedeh Suhartini Fungsi Hati 1. Pembentukan dan ekskresi empedu. 2. Metabolisme pigmen empedu. 3. Metabolisme protein. 4. Metabolisme lemak. 5. Penyimpanan vitamin dan mineral. 6. Metabolisme
Lebih terperinciSri Mulatsih RSUP Dr Sardjito,Yogyakarta
Sri Mulatsih RSUP Dr Sardjito,Yogyakarta GIVE CHILDREN WITH CANCER A CHANCE FOR A CURE. PEDIATRIC CANCER IS NOT PREVENTABLE, BUT IT CAN BE DETECTED AT EARLY STAGES. PARAMETER ANAK DEWASA Lokasi Jaringan
Lebih terperinciBAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.
BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID Dalam dunia medis, radioterapi sudah menjadi perawatan yang sangat umum digunakan. Penggunaannya pun dilakukan untuk berbagai macam penyakit kanker termasuk untuk penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Insidensi diperkirakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma epidermoid (squamous cell carcinoma) adalah suatu proliferasi ganas dari keratinosit epidermis yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Leukemia atau lebih dikenal kanker darah atau sumsum tulang merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal tidak terkontrol (sel neoplasma) yang berasal dari mutasi sel normal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar setelah penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini tampak adanya peningkatan kasus kanker disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu sindroma/
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu sindroma/ kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV), suatu retrovirus
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS SUB KRONIS DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata.l) TERHADAP HATI DAN GINJAL PADA MENCIT PUTIH
UJI TOKSISITAS SUB KRONIS DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata.l) TERHADAP HATI DAN GINJAL PADA MENCIT PUTIH SKRIPSI SARJANA FARMASI Oleh: MUTIA HARISSA No. BP 0811013150 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas epitel nasofaring. Etiologi tumor ganas ini bersifat multifaktorial, faktor etnik dan geografi mempengaruhi risiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar dari setiap manusia yang ada di bumi ini. Hak untuk hidup sehat bukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak untuk hidup sehat telah ditetapkan secara internasional sebagai hak dasar dari setiap manusia yang ada di bumi ini. Hak untuk hidup sehat bukan hanya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama di Asia dan Afrika. Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyebab utama kesakitan dan kematian didunia terutama di Asia dan Afrika. Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tapi sampai saat ini
Lebih terperinciABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010
ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2009 31 DESEMBER 2010 Stevanus, 2011; Pembimbing I : dr. Hartini Tiono, M.Kes. Pembimbing II : dr. Sri Nadya J Saanin,
Lebih terperinciPERBEDAAN KADAR LDH SERUM TOTAL SEBELUM DAN SESUDAH KEMOTERAPI PADA BERBAGAI KELOMPOK STADIUM KANKER LNH
Hamidah. dkk. Perbedaan Kadar LDH Serum Total.. PERBEDAAN KADAR LDH SERUM TOTAL SEBELUM DAN SESUDAH KEMOTERAPI PADA BERBAGAI KELOMPOK STADIUM KANKER LNH Studi Kasus pada Penderita Kanker Limfoma Non Hodgkin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Farmakoekonomi Farmakoekonomi didefinisikan sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, lebih spesifik lagi adalah sebuah penelitian
Lebih terperinciMechanisms of drug resistance: antineoplastic
Mechanisms of drug resistance: antineoplastic Dept. of Pharmacology and Therapeutic, School of Medicine, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 2009, FK USU, Medan Resistensi Obat Resistensi obat
Lebih terperinciPEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS PADA BAYI DAN ANAK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS PADA BAYI DAN ANAK Endang Retnowati Departemen/Instalasi Patologi Klinik Tim Medik HIV FK Unair-RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 15 16 Juli 2011
Lebih terperincileukemia Kanker darah
leukemia Kanker darah Pendahuluan leukemia,asal kata dari bahasa yunani leukos-putih,haima-darah. leukemia terjadi ketika sel darah bersifat kanker yakni membelah tak terkontrol dan menggangu pembelahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Epstein-Barr Virus (EBV) menginfeksi lebih dari. 90% populasi dunia. Di negara berkembang, infeksi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Epstein-Barr Virus (EBV) menginfeksi lebih dari 90% populasi dunia. Di negara berkembang, infeksi primer terjadi pada awal masa anak-anak dan umumnya asimptomatik.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013
ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2013 Indra Josua M. Tambunan, 2014 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr, MS, MM, M.Kes, AIF.. Kanker serviks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jenis makanan yang terdapat di masyarakat tidak jarang mengandung bahan kimia berbahaya serta tidak layak makan, penggunaan bahan kimia berbahaya yang marak digunakan
Lebih terperinciAuthor : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (http://www.doctors-filez.
Author : Liza Novita, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Doctor s Files: (http://www.doctors-filez.tk GLOMERULONEFRITIS AKUT DEFINISI Glomerulonefritis Akut (Glomerulonefritis
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sakit Perut Berulang Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit
Lebih terperinciHistologi Jaringan Kulit Mencit (Mus musculus) pada Evaluasi In Vivo Antikanker Ekstrak Spons Aaptos suberitoides
Histologi Jaringan Kulit Mencit (Mus musculus) pada Evaluasi In Vivo Antikanker Ekstrak Spons Aaptos suberitoides Oleh : Wijayanti Pujitono 1506 100 040 Dosen Pembimbing: Awik Puji Dyah Nurhayati S.si,
Lebih terperinci