BAB 4 HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian Profil Perusahaan a. Sejarah Laboratorium Klinik Prodia Gambar 4.1 Logo Laboratorium Klinik Prodia Gambar 4.2 Logo Love for Quality PT. Prodia Widya Husada atau yang lebih dikenal Laboratorium Klinik Prodia adalah perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa laboratorium klinik dengan kantor pusat beralamat di jalan Kramat Raya No. 150 Jakarta Pusat. Laboratorium Klinik pertama kali didirikan di Solo pada tanggal 7 Mei 1973 oleh 41

2 42 beberapa orang idealis berlatar belakang pendidikan farmasi yaitu Drs Andi Wijaya, MBA, Drs. Gunawan, Drs. Hamdono dan Singgih, SH. Awal mendirikan Laboratorium Klinik Prodia bermula ketika Andi Wijaya, Hamdono dan Singgih sedang bermain tenis mendapat kabar bahwa istri Gunawan mendapatkan kesulitan melahirkan. Bayinya tertutup plasenta, harus lahir lewat operasi caesar dan ibunya memerlukan tambahan darah. Semua teman tenis menyumbangkan darahnya termasuk Andi Wijaya yang golongan darahnya B. Anehnya, ketika Andi Wijaya dan teman tenis melakukan tes ulang pemeriksaan golongan darah di rumah sakit tempat istri Gunawan di rawat, semua hasil golongan darah di diagnosa adalah golongan darah O. Tentu saja ini tidak benar, dan sangat membahayakan untuk si penerima darah. Andi Wijaya meminta agar ada penelitian ulang golongan darahnya. Inilah yang mendasari atau memicu berdirinya Laboratorium Klinik Prodia dengan komitmen Untuk Diagnosa Lebih Baik. Sejak awal berdiri, pendiri dan seluruh staff Laboratorium Klinik Prodia tetap mejaga komitmen mutu untuk mempersembahkan hasil pemeriksaan terbaik dengan layanan sepenuh hati. Komitmen itulah yang mengantarkan Prodia menjadi laboratorium klinik terbaik dan terbesar di Indonesia serta menjadi pusat rujukan nasional. Atas komitmen dan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat, kini Laboratorium Klinik Prodia hadir dengan memiliki 8 kantor wilayah yang terdiri dari 113 cabang di 90 kota yang tersebar di 29 provinsi di Indonesia. Untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhan pelanggan, Prodia memberikan layanan sebagai berikut : 1. Layanan pemeriksaan laboratorium rutin. 2. Layanan pemeriksaan laboratorium khusus. 3. Layanan penunjang diagnostik lain. 4. Layanan General Medical Check Up. 5. Layanan khusus anak Prodia ChildLab. 6. Layanan khusus wanita Prodia Women Helath (segera dibuka). 7. Layanan penunjang penelitian. 8. Layanan rujukan dari rumah sakit, laboratorium klinik dan klinik lainnya. 9. Layanan ambil darah, antar hasil kerumah dan kantor tanpa biaya tambahan.

3 Layanan edukasi, tour the lab, dan konsultasi kesehatan tanpa biaya tambahan. 11. Layanan informasi kesehatan kedokteran yang lengkap melalui brosur, booklet, journal, informasi laboratorium, forum diagnostikum, majalah smart living yang diberikan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Layanan diberikan kesemua pelanggan dan mitra kerja sama Prodia yaitu ; 1. Masyarakat Umum 2. Dokter 3. Perusahaan & Institusi 4. Rumah Sakit dan Laboratorium Klinik 5. Organisasi Kemasyarakatan 6. Mitra Kerja Prodia b. Misi & Visi Perusahaan Prodia berkomitmen untuk memuaskan pelanggan dengan cara terus meningkatkan mutu layanan dan produk. Visi dan misi Prodia yang tercantum di dalam logo Prodia adalah sebagai berikut : Misi 1. Untuk DIAgnosa Lebih Baik 2. Untuk si DIA yang bergabung dengan Prodia. Misi ini yang selalu dijunjung tinggi oleh Laboratorium Klinik Prodia dalam rangka mewujudkan diagnosa terbaik untuk kepuasan pelanggan dan para pemangku kepentingan (stakeholder). Hal tersebut diwujudkan dengan adanya beragam sertifikasi bergengsi yang diraih oleh PT. Prodia Widyahusada, antara lain, sertifikasi ISO 09001, ISO 09002, akrediasi ISO 15189, Sertifikasi Departement Kesehatan Indonesia, National Guidelines Standart Program Hba1c, dan sertifikat tertinggi dunia Colledge American Phatologis. Semua sertifikasi di dukung oleh budaya kerja melalui kebijakan mutu di Laboaratorium Klinik Prodia yaitu Melalui kinerja berlandaskan mutu, manajemen dan karyawan Prodia komitmen untuk menghasilkan pemeriksaan dan layanan kesehatan prima yang memuaskan pelanggan dan pihak terkait melalui perbaikan berkesinambungan. Berkat komitmen mutu tersebut, Prodia berhasil mensejajarkan

4 44 diri dengan laboratorirum dunia dengan menempati urutan delapan besar terbaik di dunia. Manajemen Prodia komitmen melakukan pengawasan manajemen mutu dan tehnical quality assurance melalui kegiatan audit internal dan eksternal dari Badan Sertifikasi secara berkala untuk memastikan Standard Operating Prosedure (SOP) dan mutu terimplementasi sempurna dan menyeluruh di setiap cabang Prodia. Berbagai program pemantapan mutu Nasional dan Internasional yang di ikuti oleh Laboratorium Klinik Prodia untuk mendukung misi tersebut adalah : 1. College of American Pathologost (CAP) 2. Royal College Pathologist Australiasian (RSPA) dan External Quality Assurance Services (EQAS) BIO RAD dari USA. 3. Depaetemen Kesehatan Republik Indonesia 4. Medical Laboratory Evaluation (MLE) USA 5. Euroimun Germany Tidak ketinggalan sertifikasi lain yang diraih Prodia adalah the best customer service championship, Top Brand 5tahun berturut-turut, Original Brand dan sertifikasi perusahaan terbaik dan terbesar. Visi 1. Menjadi laboratorium klinik dan pusat rujukan diagnostik terbaik dan terbesar. 2. Sebagai centre of excellence. Visi tersebut diwujudkan dengan membangun jejaring dengan laboratorium luar negeri. Visi Prodia sebagai centre of exellence membawa Prodia untuk terus meningkatkan kualitas dan layanan kepada para pelanggan. Beberapa aktivitas untuk mewujudkan visi tersebut adalah 1. Mendirikan laboratorium Pusat Rujukan Nasional ( PRN ) di Jl. Kramat Raya No. 150 Jakarta Pusat, yang menerima bahan pemeriksaan dari seluruh cabang Laboratorium Klinik Prodia, laboaratroium klinik lain dan rumah sakit yang ada di seluruh Indonesia. PRN beroperasi 24 jam sehari dan menggunakan sistem online untuk registrasi pasien dari perujuk.

5 45 2. Pusat Informasi Diagnostik Prodia Membuat seri edukasi berupa Informasi Laboaratotium ( IL ) dan Forum Diagnostikum, untuk para dokter, seri edukasi berisi edukasi berbagai macam penyakit berupa booklet dan majalah Smart Living untuk masyarakat awam, perpustakaan, website, seminar dan buku reference laboratory untuk rumah sakit atau laboratoium klinik perujuk. 3. Menunjang Pengembangan Ilmu Kedokteran Laboratorium Langkah ini dibangun melalui jalinan kerjasama dengan intitusi luar negeri antara lain : National University Hospital Singapore (NUH) di Singapura, Quest Diagnostic di America Serikat, Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia (PATELKI), Asian and Pacific Federation of Clinical Biochemistery (APFCB), Asia Association of Medical Laboratory Scientists (AAMLS), Clinical Laboratory Standard Institude (CLSI) dan American Association for Clinical Chemistry (AACC). 4. Laboratorium Pusat Penunjang Penelitian Layanan ini disediakan sejak tahun 1991 hingga saat ini telah mendukung lebih dari 1100 penelitian yang melibatkan 450 jenis pemeriksaan yang khusus disediakan untuk penelitian. Fasilitasnya adalah : Laboaratorium Riset dan Esoterik, Laboratorium Molekuler, Laboratorium Analitik untuk liquid chromatography dan mass spectrometry 5. Laboaratorium Sentral untuk semua bidang kedokteran Para Professional Prodia merupakan pendiri dan pengurus aktif di beberapa organisasi, Perhimpunan Aterosklerosis & Penyakit Vaskular Indonesia, Himpunan Studi Obesitas Indonesia, Persatuan Diabetes Indonesia. 6. Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kesehatan di Indonesia Prodia dilengkapi dengan Departemen Pengembangan Diagnostik dengan fokus kepada Trend Spotter yaitu mengevaluasi perkembangan ilmu dan teknologi laboratorium kesehatan, termasuk pemeriksaan, metode dan instrumen. Pengembangan jenis pemeriksaan baru, mencari perlengkapan dan metode pemeriksaan terbaru untuk memastikan bahwa Prodia menunjang diagnosis yang lebih akurat dan presisi.

6 46 Untuk membangun awareness kepada pelanggan akan pentingnya deteksi dini penyakit melalui pemeriksaan laboratorium, Laboratrium Klinik Prodia mengadakan seminar nasional, brand activity yang diadakan setiap tahunnya roadshow di kotakota besar di seluruh Indonesia Struktur Organisasi: President Director Dr. Dewi Muliaty, M.Si Regional Head Region III Dra. Sri Hadiati Regional Consumer Relations/ Customer Service Manager Dewi Trini, MBA Regional Customer Service Supervisor Regional Customer Service Officer Regional Operation Manager Dra. Ellis Zarni, M.Si Regional Human Resource Manager Chandra Ninghayu, M.Si Regional Financial Manager Lily Chandra, SE Regional Marketing Manager Tri Hastuti, Psi Branch Manager Region III Jakarta Branche Unit Customer Service Manager Branche Customer Service Supervisor Branche Customer Service & Customer Care Gambar 4.3 Struktur Organisasi Wilayah 3 Jakarta

7 47 Regional Marketing Manager Tri Hastuti, Psi Regional Marketing Supervisor Public Customer Relations Mahdalena Lubis / Helen N Laboratorium Infomation Service Executive Laboratorium Information Sevice Officer Regional Marketing Supervisor Internis Dina Khatrinaini, BA Regional Marketing Supervisor Non Internis Berlian Delima Suratin, SE Regional Marketing Supervisor General Phsysian & Other Professional Wawan K & Catur Indah Regional Marketing Supervisor Other City LPG/PLG/BGR/CLG Andy Nur Prasetyo Regional Marketing Supervisor Contractor / Reference Lab Pipih H / Martono, BA Koordinator Supporting Tri Elly, SE Gambar 4.4 Struktur Organisasi Divisi Marketing Wilayah 3 Jakarta

8 48 Aktivitas divisi marketing memiliki keterkaitan pada semua related departement, disini peneliti memberikan gambaran aktivitas divisi marketing terutama bagian Public Customer Relations. Customer Relations sebagai ujung tombak dalam membina hubungan baik untuk menciptakan saling pengertian dengan pelanggan internal sesama cabang Prodia wilayah 3 Jakarta dan pelanggan eksternal yaitu pelanggan awam secara umum dan PCC secara khusus untuk jangka panjang. Dibagian inilah peneliti melakukan magang untuk menambah pengetahuan yang terkait dengan pendidikan yang sedang dijalani. Adapun project dalam Public Customer Relations adalah sebagai berikut: 1. Fact Finding Setelah memenrima perencanaan pemasaran dari pusat, CS mempelajari analisa SWOT, trend yang lagi berkembang baik itu tentang wanita, keluarga, anak-anak, diabetes dan lain-lainya yang terkait di wilayah 3 Jakarta. 2. Setelah menemukan fact finding, melakukan perencanaan melalui sistem P-O-A-C-E (programing, organizing, aktuating, controling, evaluasi) yang dikembangankan sendiri dari tools yang telah ditetapkan pusat agar satu arah dengan tujuan perusahaan. Contoh: Strategi kampanye kesehatan keluarga, kampanye women health, kampanye pencegahan diabetes dan setersunya. Sesuai dalam proses komunikasi, Public Customer Relations melalukan perncanaan komunikasi dengan cara menetapkan siapa pelaksana, apa pesan yang akan disampaikan, media apa yang digunakan dalam menyampaikan pesan, siapa sasaran khalayaknya, apa efek yang diharapkan. Bagimana aplikasinya, apa yang di kontrol, dan apa yang di evaluasi, KPI dari masing-masing perencanaan tersebut serta anggaran yang dibutuhkan. 3. Komunnikasi atau implementasi Melaksanakan program yang telah ditetapkan, contoh kampanye kesehatan keluarga, media yang digunakan radio, poster, banner, video melalui kerjasama dengan women radio, club-club wanita dan seterusnya.

9 49 4. Evaluasi Mengevalusi hasil kinerja omzet bulanan, triwulan, semester dan tahunan, untuk memastikan bahwa semua program terlaksna sesuai rencana dan efektifitas dalam pengeluaran biaya Profil Informan Teknik pemilihan informan yang digunakan yaitu teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009, p. 85). Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuantujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan. Informan yang diwawancarai juga sesuai dengan bidangnya Nama : Jabatan : Umur : Lama Bekerja : : Tabel 4.1: Kajian Peneliti Tri Hastuti Regional Marketing Manager 43 Tahun 23 Tahun Alasan kenapa dipilih: Peneliti menilai Ibu Tri tepat untuk dijadikan narasumber karena kapasitasnya sebagai pusat informasi berkenaan dengan posisinya sebagai kepala wilayah (RMM). Selain itu beliau sudah 23 tahun bekerja di Prodia sehingga banyak sekali informasi yang dapat digali dari beliau. Nama : Raden Soeharyono Jabatan : Administration Officer Umur : 37 Tahun Lama Bekerja : 18 tahun Alasan kenapa dipilih:

10 50 Peneliti menilai Bapak Soeharyono layak dijadikan narasumber karena kapasitasnya sebagai Administration Officer beliau banyak berhubungan dengan karyawan lainnya di dalam divisi pemasaran. Sehingga tentunya beliau memiliki banyak informasi untuk digali dari beliau. Nama : Rhadevka Widi Murmanda Jabatan : Training and Development Officer Umur : 22 Tahun Lama Bekerja : 5 Tahun Alasan kenapa dipilih: Peneliti memilih informan berdasarkan posisinya yang berada dalam naungan HRD, sehingga tentunya Rhadevka banyak bertemu dengan karyawankaryawan baru dan oleh sebab itulah Rhadevka memiliki kapasitas sebagai sumber informasi yang mumpuni. 4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam sub bab ini peneliti akan memaparkan kutipan-kutiapan hasil yang didapat melalui wawancara dengan narasumber, juga melalui observasi selama melakukan Kerja Praktek di PT Prodia Widyahusada pada periode Maret sampai dengan Mei. Peneliti juga melakukan beberapa dokumentasi untuk mendukung dan mengoptimalkan hasil dari penelitian ini. Selain itu juga terdapat pembahasan dengan menghubungkan hasil penelitian yang diperoleh dengan teori-teori yang relevan untuk melihat keterkaitan serta menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ada Bentuk Komunikasi Fatis Verbal Nonverbal yang Diterapkan Untuk menajawab pertanyaan penelitian pertama mengenai bentuk komunikasi fatis verbal nonverbal yang diterapkan, pada penelitian ini penulis mengacu pada teori komunikasi fatis menurut buku Ilmu Komunikasi (Mulyana, 2008, p. 18), yaitu dalam kehidupan sehari-hari secara sadar ataupun tidak, kita sering mengucapkan Selamat pagi, Halo, Assalamu alaikum, Apa kabar? menganggukkan kepala, melambaikan tangan, menepuk bahu, atau bersalaman, untuk setidaknya mengakui

11 51 kehadiran orang lain, untuk menunjukkan bahwa kita ramah, dan untuk menumbuhkan atau memupuk kehangatan dengan orang lain. Adapun menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2007, p. 13), ketika kita mengucapkan Selamat Pagi, Apa Kabar?, kita tidak bermaksud untuk mencari keterangan. Komunikasi itu hanya dilakukan untuk mengupayakan agar orang lani merasa apa yang disebut Analisis Transaksional sebagai Saya Oke Kamu Oke. Komunikasi ini lazim disebut sebagai komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan untuk menumbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan. Hasil wawancara dengan ibu Tri pada 21 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa bentuk komunikasi fatis verbal yang diterapkan di kalangan internal secara langsung biasanya berupa sapaan, sedangkan secara tidak langsung atau menggunakan tulisan melalui chat BBM atau WA. Untuk komunikasi fatis nonverbalnya berupa penggunaan gestur seperti melambai ketika mau/hendak pulang, atau memberikan isyarat berupa gerakan tangan yang memiliki makna bahwa hal tersebut tidak relevan untuk dibicarakan. Hasil wawancara dengan pak Soeharyono pada 21 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa bentuk komunikasi fatis verbal yang diterapkan di kalangan internal itu berupa sapaan kepada teman-teman dengan menanyakan kabarnya. Sedangkan untuk bentuk komunikasi non verbalnya adalah tepukan di pundak dan bersalaman. Hasil wawancara dengan Rhadevka pada 22 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa bentuk komunikasi verbal yang diterapkan di kalangan internal sehari-harinya adalah sapaan, ketika bertemu di pagi hari atau ketika sedang berkunjung ke divisi lain. Sedangkan untuk bentuk komunikasi fatis nonverbalnya adalah berupa tepukan di pundak ketika bertemu teman, atau lambaian tangan kala menyapa atau hendak pulang kerja. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat diketahui bahwa, bentuk komunikasi fatis verbal yang seringkali dilakukan adalah sapaan seperti hai dan apa kabar. Sedangkan bentuk komunikasi fatis nonverbal yang seringkali dilakukan adalah berupa tepukan di pundak, lambaian tangan kala menyapa atau hendak pulang kerja dan juga memberi isyarat ketika ada suatu hal yang tidak seharusnya dibicarakan.

12 52 Untuk mendapatkan kesehatan emosional, kita harus memupuk perasaan positif dan mencoba menetralisasikan perasaan negatif. Orang yang tidak pernah memperoleh kasih sayang dari orang lain akan mengalami kesulitan untuk menaruh perasaan itu terhadap orang lain, karena ia sendiri tidak pernah mengenal dan merasakan perasaan tersebut. Kita hanya bisa mengekternalisasikan suatu makna, gagasan, atau perasaan yang kita internalisasikan dari lingkungan kita. Begitulah, dalam kehidupan sehari-hari secara sadar ataupun tidak, kita sering memberikan stimulus dengan cara mengucapkan sapaan secara verbal, atau bentuk tindakan nonverbal seperti tepukan dan lambaian kepada orang lain baik secara sadar maupun tidak dengan tujuan untuk mengakui keberadaan orang tersebut, menunjukkan bahwa kita ramah, sehingga komunikan akan memberikan respon balik kepada kita dengan ramah juga. Jadi, komunikasi fatis bermanfaat untuk memupuk hubungan yang lebih hangat dengan cara komunikator memberikan stimulus yang baik terhadap komunikator dan komunikator akan memberikan respons yang baik pula terhadap komunikan dan disinilah terciptanya hubungan yang hangat dan menimbulkan kesenangan. Komunikasi fatis verbal nonverbal tersebut sebenarnya hanya dilakukan untuk menciptakan suasana hangat antara komunikator dengan komunikan, dimana pelaku komunikasi fatis tersebut tidak benar-benar berniat untuk mencari informasi ataupun keterangan melalui sapaannya seperti menanyakan kabar, sudah makan atau belum, sedang sibuk apa, dan sebagainya. Atau dengan kata lain, pelaku komunikasi fatis ini melaksanakan komunikasi fatis baik verbal maupun nonverbal hanya untuk memperoleh keseangan semata, karena pelaku akan dianggap ramah jika melakukan komunikasi fatis ini. Biasanya komunikasi fatis diterapkan ketika pelaku baru bertemu dengan orang yang ada dalam lingkungan pelaku komunikasi fatis tersebut seperti di lingkungan kantor atau lingkungan tempat tinggalnya. Atau bahkan terkadang komunikasi fatis ini dilakukan sebagai tahapan awal pembuka diskusi atau pembicaraan yang lebih penting, karena komunikasi fatis menimbulkan kenyamanan sehingga bisa mencairkan suasana terlebih dahulu sebelum masuk ke pembahasan yang utama. Komunikasi fatis yang lebih banyak terlihat sebenarnya adalah secara verbal. Hal ini disebabkan karena ada beberapa bentuk dari komunikasi fatis secara nonverbal yang melibatkan kontak fisik diantara komunikator dengan komunikannya, seperti berpelukan, merangkul, cium pipi, dan sebagainya. Untuk

13 53 melakukan komunikasi fatis nonverbal dengan kontak fisik seperti itu dibutuhkan kedekatan antara komunikator dan komunikan yang cukup terlebih dahulu, karena tidak semua orang akan merasa nyaman diperlakukan seperti itu tanpa ada kedekatan yang terjalin dengan baik sebelumnya. Sehingga, komunikasi fatis verbal-lah yang lebih sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena hanya berbentuk kalimat sapaan maupun tulisan yang tidak begitu memperlukan kedekatan yang cukup mendalam diantara komunikator dan komunikan. Di Prodia, komunikasi fatis merupakan bagian dari budaya organisasinya. Menurut Pacanowsky dan O Donnell Trujilo, budaya dalam organisasi diartikan sebagai cara hidup di dalam organisasi. Misalnya iklim atau atmosfer emosional dan psikologis, yang mencakup semangat kerja karyawan, sikap dan tingkat produktivitas, dan simbol-simbol (West & Turner, 2009, p. 317). Pacanowsky dan O Donnell Trujilo menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan performa komunikasi tertentu yang berakibat pada munculnya budaya organisasi yang unik. Performa adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik dari pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi. Performa budaya ini dibagi menjadi 5 bagian, yakni ritual, hasrat, sosial, politik, dan enkulturasi. Dan dalam penelitian ini, komunikasi fatis merupakan bagian dari performa ritual yang diterapkan. Performa ritual adalah semua performa komunikasi yang terjadi secara teratur dan berulang, dan termasuk dalam jenis ritual personal, ritual sosial dan ritual organisasi. Ritual personal merupakan semua hal yang rutin dilakukan di tempat kerja, lalu ritual sosial adalah rutinitas verbal dan nonverbal yang biasanya mempertimbangkan interaksi dengan orang lain. Sedangkan ritual organisasi ialah kegiatan perusahaan yang sering di lakukan seperti rapat divisi, rapat fakultas, bahkan piknik perusahaan. Dalam ritual personal, publik internal Prodia setiap harinya mengenakan pakaian Prodia yang disesuaikan warnanya berdasarkan hari-hari dalam 1 minggu tersebut. Sedangkan dalam ritual sosial, setiap harinya ketika salah satu staff datang baru tiba ke kantor maka mereka akan menyapa rekan-rekan kerjanya dengan menggunakan komunikasi fatis baik secara verbal maupun nonverbal (berupa sapaan yang disertai tepukan, salaman, dan sebagainya). Dan yang terakhir adalah ritual organisasi, ketika ada event-event tertentu yang diselenggarakan oleh Prodia, maka publik internal yang turut serta dalam kegiatan tersebut akan berpartisipasi dengan antusias dengan budaya kekeluargaannya yang kental, dan tentu saja penggunaan

14 54 komunikasi fatis diterapkan dalam berinteraksinya (untuk event yang bernuansa tidak formal seperti bakti sosial, ulang tahun organisasi, seminar) Fungsi Penerapan Komunikasi Fatis Verbal Nonverbal Dalam Mencapai Komunikasi Efektif Pertanyaan kedua dalam penelitian ini adalah fungsi penerapan komunikasi fatis verbal dan nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif, dimana terlebih dahulu kita perlu mengetahui komunikasi seperti apa yang dapat dikatakan efektif. Dalam buku Psikologi Komunikasi yang ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat (2011, p ), dijelaskan bahwa komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pengertian: Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator. 2. Kesenangan: Komunikasi yang dilakukan tidak untuk menyampaikan informasi, membentuk pengertian, atau mencari keterangan. Melainkan untuk menimbulkan kesenangan sehingga hubungan terasa hangat, akrab dan menyenangkan. Komunikasi ini lazim disebut sebagai komunikasi fatis. 3. Mempengaruhi sikap: Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mempengaruhi orang lain. 4. Hubungan sosial yang baik: Komunikasi yang ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik, karena manusia merupakan makhluk sosial sehingga manusia ingin berhubungan dengan orang lainnya secara positif. 5. Tindakan: Merupakan indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil terlebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan baik. Hasil wawancara dengan ibu Tri pada 21 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa fungsi penerapan komunikasi fatis dalam mencapai komunikasi efektif adalah untuk menjalin hubungan, mencairkan suasana, dan sebagai sarana untuk memotivasi. Hasil wawancara dengan pak Soeharyono pada 21 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa fungsi penerapan komunikasi fatis dalam mencapai komunikasi efektif adalah untuk mempererat hubungan kekeluargaan, problem

15 55 solving yang dapat dilakukan dengan mudah karena proses komunikasi yang terjadi sudah efektif. Hasil wawancara dengan Rhadevka pada 22 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa fungsi penerapan komunikasi fatis dalam mencapai komunikasi efektif adalah mempermudah koordinasi pekerjaan dan problem solving. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat diketahui bahwa, fungsi penerapan komunikasi fatis verbal-nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif antara lain untuk menjalin hubungan, mempererat kekeluargaan, memotivasi, mencairkan suasana, mempermudah koordinasi pekerjaan dan problem solving. Pada pembahasan pertanyaan sebelumnya telah dibahas mengenai bentukbentuk komunikasi fatis baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi fatis penerapannya akan berdampak pada hubungan yang terasa lebih hangat dan menyenangkan diantara pihak yang melakukannya. Pelaku akan memberikan stimulus/rangsangan berupa komunikasi fatis baik secara verbal ataupun nonverbal dan kemudian komunikan akan merespon balik dengan ramah pula karena adanya rasa senang yang dirasaka oleh komunikan akibat dari stimuli baik yang diterimanya dari komunikator. Maka dari itu komunikan akan memberikan respon yang baik pula kepada komunikan, dan ini tentunya akan berdampak pada terciptanya hubungan sosial yang baik diantara kedua individu tersebut. Komunikasi fatis dapat perlahan-lahan merubah sikap suatu individu, apabila individu tersebut terus menerima rangsangan/stimuli berupa komunikasi fatis sehingga ia akan merasa nyaman, diterima dan memiliki tempat di lingkungan tersebut. Dari titik inilah hubungan sosial yang baik akan tercipta dan kedepannya tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut akan bersifat positif dan komunikasi yang efektif dapat tercipta. Adapun faktor lain yang mempengaruhi seseorang sehingga ia dapat merasa nyaman karena diterima atau sebalkinya oleh lingkungannya, yakni adalah konsep diri. Konsep diri menurut Jalaluddin Rakhmat (2007, p. 99) adalah dengan mengamati diri kita, sampailah kita pada penilaian diri kita. Namun konsep diri ini juga dapat dipengaruhi oleh orang lain. Apabila diri kita diterima, dihormati, dan disenangi oleh orang lain maka kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan kita, dan menolak kita, kita akan cenderung tidak akan menyenangi diri kita. Maka

16 56 dari itulah penerapan komunikasi fatis baik secara verbal maupun nonverbal sangat berguna untuk menimbulkan rasa penerimaan baik dari sisi komunikator maupun dari sisi komunikan. Sehingga pada akhirnya ketika hubungan sosial sudah terjalin dengan baik, dan dengan sendirinya komunikasi interpersonal dapat berjalan secara efektif. Konsep diri (West & Turner, p. 101) merupakan seperangkat perspektif yang relatif stabil yang dipercaya orang mengenai dirinya sendiri. Ketika setiap aktor sosial menanyakan pertanyaan Siapakah saya? jawabannya berhubungan dengan konsep diri. Karakteristik yang diakui oleh aktor sosial tersebut tentang ciri-ciri fisiknya, peranan, talenta, keadaan emosi, nilai, ketrampilan, dan keterbatasan sosial, intelektualitas, dan seterusnya membentuk konsep dirinya. Lebih lanjut, La Rossan dan Reitzes dalam Richard West dan Lynn Turner (2009, p ) mengemukakan 2 asumsi tambahan untuk tema konsep diri ini, antar lain: 1. Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang lain. Orang-orang tidak lahir dengan konsep diri, mereka belajar tentang diri mereka melalui interaksi. Aktor sosial akan mempunyai perasaan akan diri sebagai hasil dari kontaknya dengan orang tua, guru, dan koleganya. Interaksi dengan orang-orang tersebut akan memberitahukan kepada aktor sosial ini siapa dirinya. Di Prodia sendiri, tiap-tiap individu saling berinteraksi satu dengan lainnya untuk memeroleh dan mengenal konsep diri yang mereka miliki. 2. Konsep diri memberikan motif yang penting untuk perilaku. Pemikiran bahwa keyakinan, nilai, perasaan, penilaian-penilaian mengenai diri memengaruhi perilaku adalah sebuah prinsip penting dalam interaksional simbolik. Misalnya jika kita merasa yakin akan kemampuan kita dalam pelajaran teori komunikasi, maka akan sangat mungkin bahwa kita akan berhasil dengan baik dalam pelajaran itu. Proses tersebut seringkali disebut sebagai prediksi pemenuhan diri, atau pengharapan akan diri yang menyebabkan seseorang untuk berperilaku sedemikian rupa sehingga harapannya terwujud. Tiap publik internal di Prodia akan berusaha membentuk konsep diri yang baik melalui interaksi-interaksi antar

17 57 individu dengan menerapkan komunikasi fatis baik secara verbal maupun nonverbal, karena komunikasi dengan bentuk ini pada dasarnya untuk membangun hubungan yang hangat, terlebih lagi memang merupakan budaya organisasi/perusahaan, ini menjadi motivasi bagi tiap-tiap publik internal Prodia dalam membentuk konsep diri yang baik melalui berbagai interaksi yang dilakukan dengan sesama rekan kerjanya. Selain itu, penerapan komunikasi fatis juga dapat diterapkan untuk membentuk atau menciptakan first impression (kesan pertama). Menurut Goodall (2010, 97), kesan pertama dibentuk melalui serangkaian proses kompleks yang disebut persepsi. Persepsi berarti bagaimana kita mengolah dan menginterpretasikan isyarat-isyarat dari penampilan fisik, suara, dan bahasa seseorang. Menurut Goodall (2010, p. 97), kesan pertama dibentuk melalui serangkaian proses kompleks yang disebut persepsi. Persepsi berarti bagaimana kita mengolah dan menginterpretasikan isyarat-isyarat dari penampilan fisik, suara, dan bahasa seseorang. Kesan pertama juga berkaitan dengan rasa penerimaan individu dalam suatu kelompok atau lingkungan. Maka dengan menerapkan komunikasi fatis baik secara verbal maupun nonverbal, individu tersebut dapat menciptakan kesan pertama yang baik di mata individu-individu lainnya dalam suatu lingkungan tersebut Manfaat Penerapan Komunikasi Fatis Verbal Nonverbal Dalam Mencapai Komunikasi Efektif Pertanyaan ketiga dalam penelitian ini mengenai manfaat penerapan komunikasi fatis verbal maupun nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif. Jika berbicara manfaat, maka kita perlu melihat dari dua sisi, yakni komunikator dan komunikannya. Manfaat yang ditimbulkan dari penerapan komunikasi fatis harus bisa saling menguntungkan individu yang terlibat dalam komunikasi interpersonal tersebut. Hasil wawancara dengan ibu Tri pada 21 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa manfaat penerapan komunikasi fatis dalam mencapai komunikasi efektif adalah untuk menyemangati orang lain dan diri sendiri, mempermudah proses berkomunikasi karena suasana yang nyaman.

18 58 Hasil wawancara dengan pak Soeharyono pada 21 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa manfaat penerapan komunikasi fatis dalam mencapai komunikasi efektif adalah untuk mempermudah proses berkomunikasi yang berlangsung karena suasana yang nyaman telah tercipta. Hasil wawancara dengan Rhadevka pada 22 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa manfaat penerapan komunikasi fatis dalam mencapai komunikasi efektif adalah untuk mempermudah proses berkomunikasi dan problem solving karena suasana yang nyaman telah tercipta. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat diketahui bahwa, manfaat penerapan komunikasi fatis verbal-nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif antara lain untuk menyemangati orang lain dan diri sendiri, mempermudah proses berkomunikasi serta problem solving karena suasana yang nyaman telah tercipta. Pada pembahasan dua pertanyaan penelitian sebelumnya telah dibahas bagaimana bentuk-bentuk komunikasi fatis serta fungsi penerapnnya dalam proses interaksi sehingga dapat menimbulkan komunikasi yang efektif. Bentuk-bentuk komunikasi fatis beranekaragam, dan semuanya merupakan bentuk stimuli positif yang menimbulkan rasa nyaman, senang, dan hubungan yang hangat antar individu dalam komunikasi interpersonal yang berlangsung. Sehingga akibat dari berlangsungnya proses pertukaran stimuli dan respon diantara komunikator dan komunikan, maka terciptanya hubungan yang terasa hangat dan menyenangkan bagi mereka dan inilah manfaat yang dapat dirasakan dari penerapan komunikasi fatis. Apabila komunikasi fatis ini terus berlanjut, maka tentunya hubungan antar individu di suatu lingkungan akan terjalin semakin baik dan erat, dan pada akhirnya komunikasi yang mereka lakukan akan berjalan secara efektif dengan sendirinya.

PENERAPAN KOMUNIKASI FATIS VERBAL-NONVERBAL UNTUK MENCAPAI KOMUNIKASI EFEKTIF DIKALANGAN PUBLIK INTERNAL PT. PRODIA WIDYAHUSADA

PENERAPAN KOMUNIKASI FATIS VERBAL-NONVERBAL UNTUK MENCAPAI KOMUNIKASI EFEKTIF DIKALANGAN PUBLIK INTERNAL PT. PRODIA WIDYAHUSADA 1 PENERAPAN KOMUNIKASI FATIS VERBAL-NONVERBAL UNTUK MENCAPAI KOMUNIKASI EFEKTIF DIKALANGAN PUBLIK INTERNAL PT. PRODIA WIDYAHUSADA SAMUEL KURNIAWAN PT. PRODIA WIDYAHUSADA, Jl. Kramat Raya 150 Jakarta 10430,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Laboratorium Klinik Prodia

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Laboratorium Klinik Prodia BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Laboratorium Klinik Prodia Prodia didirikan sebagai laboratorium kecil pada tanggal 7 Mei 1973 di Solo. Dalam waktu 38 tahun, Prodia telah berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas penting serta mendasar dalam kehidupan manusia. Manusia mulai berkomunikasi sejak dia lahir hingga sepanjang hidupnya. Manusia normal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Prodia Widya Husada PT. Prodia Widya Husada atau yang lebih dikenal Laboratorium Klinik Prodia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi fokus perhatian apabila perusahaan ingin survive dan sukses dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi fokus perhatian apabila perusahaan ingin survive dan sukses dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan praktek bisnis yang berkembang cepat dan ketat dewasa ini, proses pengambilan keputusan, preferensi, perilaku dan kepuasan konsumen menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mewarnai era globalisasi memungkinkan perusahaan atau organisasi beroperasi diberbagai belahan dunia

Lebih terperinci

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus. Studi Perbandingan Pemahaman Konsep Public Relations Menurut Manajemen dan Staff Public Relations di Mirota Kampus Florensia Samodra / Ike Devi Sulistyaningtyas, S.Sos., M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai tujuan. Proses dalam manajemen adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, banyak dijumpai perubahan maupun perkembangan di bidang usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Relations merupakan suatu hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator memperlakukan komunikannya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness

BAB I PENDAHULUAN. terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Olah raga saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat perkotaan. Mengingat terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness center yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis perbankan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Komunikasi merupakan salah satu faktor penting terjalinnya aktivitas. Dengan komunikasi aktivitas apapun pasti terjadi baik antar individu, kelompok, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis di bidang kesehatan sekarang ini makin marak, ditandai dengan banyak bermunculan rumah sakit, klinik, laboratorium-laboratorium baru yang ada di Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Efektivitas dapat dikatakan berhasil apabila suatu hal terjadi secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Efektivitas dapat dikatakan berhasil apabila suatu hal terjadi secara efektif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Efektivitas dapat dikatakan berhasil apabila suatu hal terjadi secara efektif. Efektivitas program adalah suatu hal yang menjadi tujuan dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis perbankan merupakan salah satu bidang bisnis yang menyediakan pelayanan jasa kepada customer. Tidak hanya sebatas pelayanan jasa perbankan saja, saat ini bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

COMPANY PROFILE COURSE SCHEDULE

COMPANY PROFILE COURSE SCHEDULE LEGAL & GENERAL MANAGEMENT REGULAR TRAINING IN-HOUSE TRAINING PELATIHAN PURNA KARYA 2017 H U M A N R ESOURCE M A N AG E M E N T MARKERTING MANAGEMENT FINANCIAL STRATEGIC MANAGEMENT LEGAL ASPECT O P E R

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma merupakan suatu pandangan, persepektif umum atau cara untuk memilah-milahkan dunia nyata yang kompleks dan kemudian memberikan arti dan penafsiran

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. kesimpulan sebagai inti dari pembahasan penelitian yang dilakuka penulis. Penulis

BAB 5 PENUTUP. kesimpulan sebagai inti dari pembahasan penelitian yang dilakuka penulis. Penulis BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Seiring dengan selesaikannya penulisan ini, maka penulis memberikan satu kesimpulan sebagai inti dari pembahasan penelitian yang dilakuka penulis. Penulis menuangkan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

Lebih terperinci

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dunia perbankan yang semakin ketat menuntut setiap organisasi perbankan untuk memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif, respons yang cepat, fleksibel

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur 73 BAB IV ANALISIS DATA Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Pada tahap ini data yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Sejarah Organisasi 4.1.1 Profil Prodia Klinik Laboratorium (Sumber: www.prodia.co.id) Gambar 4.1 Logo Prodia Klinik Laboratorium Berdasarkan company profile (Prodia,2010:3),

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI 2014 I. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia pada suatu organisasi merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia, meningkatkan pula kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan masyarakat terhadap rumah sakit pada saat ini sudah berubah, dari yang sebelumnya hanya sebagai sarana untuk mendapatkan kesembuhan atas penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berbagai aspek kehidupan sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi: Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia hidup memerlukan bantuan dari orang lain. Untuk itu ia melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan bagian dari Public Relations. Hal tersebut tercermin

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan bagian dari Public Relations. Hal tersebut tercermin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan merupakan bagian dari Public Relations. Hal tersebut tercermin dari definisi Public Relations seperti yang dikemukakan oleh Rex F.Halow di mana Public Relations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan yang diberikan oleh pihak customer service. Di Bank

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan yang diberikan oleh pihak customer service. Di Bank BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, dunia perbankan terus-menerus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan dunia perbankan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan dari cara yang sederhana, hingga yang kompleks. Namun, karena perkembangan zaman yang semakin ekstensif saat ini, komunikasi menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata. Banyaknya objek wisata baru di Yogyakarta ini membuat wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata. Banyaknya objek wisata baru di Yogyakarta ini membuat wisatawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta sebagai kota pariwisata, sedang giat dalam membangun industri pariwisata. Banyaknya objek wisata baru di Yogyakarta ini membuat wisatawan domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia perbankan yang dewasa ini bergerak semakin cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan kompleks, mendorong adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses menuju dunia global, setiap perusahaan memerlukan aktualisasi visi dan misi demi memperoleh keberlanjutan bisnis di masa depan. Pada dasarnya, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PENELITI. Penelitian ini menggunakan beberapa jurnal nasional yaitu:

BAB 2 KAJIAN PENELITI. Penelitian ini menggunakan beberapa jurnal nasional yaitu: BAB 2 KAJIAN PENELITI 2.1 State Of Art Penelitian ini menggunakan beberapa jurnal nasional yaitu: 1. Sitti Murni Kaddi yang berjudul Penerapan Komunikasi Fatik Dalam Meningkatkan Hubungan Pertemanan Pada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

KATA PENGANTAR. Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung LAMPIRAN 1 Alat Ukur KATA PENGANTAR Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung sedang melakukan penelitian mengenai Model Kompetensi pada reporter. Kuesioner ini terdiri dari

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga

BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA 5. 1. Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga Kebebasan Pers secara subtansif tidak saja dijadikan indikator

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Suatu perusahaan akan menjadi maju bila didalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Suatu perusahaan akan menjadi maju bila didalamnya terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan akan menjadi maju bila didalamnya terdapat kerjasama yang baik dan saling mendukung untuk mencapai suatu tujuan. Untuk membuat perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Deskripsi Latar Penelitian, Subjek dan Objek. Berdasarkan data yang didapatkan oleh penulis dari website PT.

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Deskripsi Latar Penelitian, Subjek dan Objek. Berdasarkan data yang didapatkan oleh penulis dari website PT. BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Latar Penelitian, Subjek dan Objek 4.1.1 Deskripsi Latar Penelitian Berdasarkan data yang didapatkan oleh penulis dari website PT. Kliktoday Indonesia (www.kliktoday.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Baik bentuk maupun media komunikasi sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Baik bentuk maupun media komunikasi sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan jaman, komunikasi mengalami perkembangan pesat. Baik bentuk maupun media komunikasi sekarang ini menjadi lebih kompleks dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang Public Relations Officer (PRO) bukan hanya duduk di kantornya,

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang Public Relations Officer (PRO) bukan hanya duduk di kantornya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mengembangkan hubungan yang harmonis dengan para karyawan, seorang Public Relations Officer (PRO) bukan hanya duduk di kantornya, melainkan harus berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam setiap perusahaan, karyawan memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam setiap perusahaan, karyawan memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam setiap perusahaan, karyawan memiliki peranan penting dalam mewujudkan visi dan misi bagi perusahaannya, untuk itu dibutuhkan karyawan yang memiliki

Lebih terperinci

Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Manajemen Penyiaran Kajian Terhadap Program Acara Angkringan Gayam di Radio Geronimo

Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Manajemen Penyiaran Kajian Terhadap Program Acara Angkringan Gayam di Radio Geronimo Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Manajemen Penyiaran Kajian Terhadap Program Acara Angkringan Gayam di Radio Geronimo Reisa / Pramono Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Teori teori umum 2.1.1 Definisi Komunikasi Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan definisi komunikasi yang dikutip oleh Deddy Mulyana (2008: 68-69)

Lebih terperinci

BAB 7 PENUTUP. membangun hubungan kekeluargaan yang harmonis. Nasabah merasa berada

BAB 7 PENUTUP. membangun hubungan kekeluargaan yang harmonis. Nasabah merasa berada BAB 7 PENUTUP 7.1 Kesimpulan Keunggulan daya saing perusahaan untuk memenangkan persaingan di era keterbukaan saat ini dapat dilakukan dengan membangun ikatan hubungan yang kuat dengan pelanggan dan menumbuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu institusi yang memberikan layanan kepada masyarakat diantaranya pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan dan asuhan keperawatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 109 Metode penelitian dibutuhkan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 109 Metode penelitian dibutuhkan oleh BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 109 Metode penelitian dibutuhkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, persaingan di dunia industri mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perusahaan yang bersaing dalam kondisi persaingan saat ini dihadapkan

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada perkembangan perekonomian dan juga sumber daya manusia. Proses perekonomian yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang , 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bebas dan ketat di dunia industri hingga pendidikan, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), peningkatan pengetahuan konsumen, dan karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah PT. Samudra Marine Indonesia yaitu perusahaan jasa pembuatan kapal, perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dijadikan bahan acuan adalah tulisan yang disusun oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : 469-487) berjudul Quality of Communication Experience:

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam dunia usaha (business), kegiatan-kegiatan yang harus diselenggarakan maupun masalah-masalah yang harus diatasi sangat banyak dan masing-masing masalah tersebut tidak

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. oleh Ericsson Perusahaan Swedia, dan sejak tahun 2006 telah ditunjuk

BAB 4 HASIL PENELITIAN. oleh Ericsson Perusahaan Swedia, dan sejak tahun 2006 telah ditunjuk BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Suria Solusi Indonesia didirikan pada tanggal 12 Juni 2003 dan pada tanggal 2 Maret 2004 telah ditunjuk sebagai Distributor Resmi

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. mengetahui bagaimana strategi Humas dalam meningkatkan citra perusahaan di

BAB IV ANALISIS DATA. mengetahui bagaimana strategi Humas dalam meningkatkan citra perusahaan di BAB IV ANALISIS DATA Setelah data disajikan pada bab III selanjutnya data akan di analisis untuk mengetahui bagaimana strategi Humas dalam meningkatkan citra perusahaan di PT Askes (Persero) Cabang Utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian tentang volunterisme pemuda kota dalam KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sebagai makhluk sosial, manusia tentunya perlu berinteraksi dengan sesamanya. Ketika interaksi tersebut berjalan secara terus menerus tanpa menimbulkan suatu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perancangan balanced scorecard ini, diharapkan dapat membantu perusahan untuk menilai kinerjanya terhadap inisiatif dan strategi perusahaan dengan target-target

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dengan berpedoman kepada format wawancara yang telah disusun sebelumnya.

Lebih terperinci

KUESIONER Peranan Controller dalam Pengendalian Penjualan Guna Menunjang Efektivitas Penjualan A. PERTANYAAN UMUM

KUESIONER Peranan Controller dalam Pengendalian Penjualan Guna Menunjang Efektivitas Penjualan A. PERTANYAAN UMUM KUESIONER Peranan Controller dalam Pengendalian Penjualan Guna Menunjang Efektivitas Penjualan A. PERTANAAN UMUM Petunjuk pengisian: Petunjuk untuk menjawab pertanyaan di bawah ini adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di seluruh tanah air. Seperti halnya perusahaan lain, PT Novell pun juga

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di seluruh tanah air. Seperti halnya perusahaan lain, PT Novell pun juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Novell Pharmaceutical Laboratories merupakan salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia yang memiliki lebih dari tiga ribu karyawan tersebar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan (www.bankernote.com/artikel.php, 22/02/2016, 21.45) adalah institusi kepercayaan, perbankan melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan (www.bankernote.com/artikel.php, 22/02/2016, 21.45) adalah institusi kepercayaan, perbankan melakukan kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri perbankan (www.bankernote.com/artikel.php, 22/02/2016, 21.45) adalah institusi kepercayaan, perbankan melakukan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, komunikasi merupakan suatu hal yang penting bagi terlaksananya hubungan sosial yang baik khususnya di lingkungan kerja. Tanpa adanya kemampuan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan organisasi, dan secara keseluruhan ditentukan oleh cara berkomunikasi. Oleh karena itu komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Definisi Komunikasi Terapeutik Menurut Machfoedz, (2009) Komunikasi terapeutik ialah pengalaman interaktif bersama antara perawat dan pasien dalam

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP A. Gambaran Umum Arfa Barbershop 1. SEJARAH ARFA BARBERSHOP PT. ARFA SUKSES MULIA adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan usaha pangkas rambut pria.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya. Manajemen PR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan suatu elemen penting dalam kehidupan kita. Salah satu alasan kenapa komunikasi merupakan hal yang penting adalah karena kita hidup bersosial

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Sumber data dan informasi pendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumbersumber sebagai berikut : 1. Literatur Pencarian data melalui website yang berhubungan

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki suatu sistem manajemen yang dikelola sedemikian rupa guna mencapai tujuan perusahaan tersebut. Suatu sistem manajemen di perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. dengan misi menyediakan software yang bermutu tapi terjangkau oleh

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. dengan misi menyediakan software yang bermutu tapi terjangkau oleh BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Cipta Piranti Sejahtera atau lebih dikenal dengan nama komersial, CPSSoft, merupakan perusahaan pengembang piranti lunak Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan teknologi informasi adalah kebutuhan wajib dalam dunia bisnis. Teknologi informasi sangat berperan dalam mendukung kegiatan operasional dan proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Masyarakat 2.1.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Public Relations) Public relations adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA INSTALASI LABORATORIUM TAHUN 2015 RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS JL. DANAU SUNTER UTARA, SUNTER PARADISE I, JAKARTA

PROGRAM KERJA INSTALASI LABORATORIUM TAHUN 2015 RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS JL. DANAU SUNTER UTARA, SUNTER PARADISE I, JAKARTA PROGRAM KERJA INSTALASI LABORATORIUM TAHUN 2015 RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS JL. DANAU SUNTER UTARA, SUNTER PARADISE I, JAKARTA Laboratorium Rs Royal Progress Page 1 1. PENDAHULUAN Citra rumah sakit yang

Lebih terperinci

PANDUAN PENANGANAN KOMPLAIN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET

PANDUAN PENANGANAN KOMPLAIN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PANDUAN PENANGANAN KOMPLAIN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET Alamat : Jl. Raya Kelet Jepara KM.33 Telp. (0291) 579002, Fax. (0291) 578161 Email : kelethospital@yahoo.com Website

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 105 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari uraian penelitian yang telah dilakukan terkait dengan personal appearance dosen dalam menciptakan partisipasi aktif mahasiswa di dalam kelas Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengutip dari Ponijan Liaw dalam bukunya yang berjudul The Art of Communication that Works, communication is the key of success, kata-kata bijak ini menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. mengenai strategi komunikasi pemasaran yang digunakan PT.Bank BRISyariah

BAB III PENYAJIAN DATA. mengenai strategi komunikasi pemasaran yang digunakan PT.Bank BRISyariah BAB III PENYAJIAN DATA Penyajian data berikut merupakan hasil penelitian yang penulis lakukan di PT. Bank BRISyariah Kantor Cabang Pekanbaru, Jln. Tuanku Tambusai No.320 ABC Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PROFIL PERUSAHAAN BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1. Sejarah Perusahaan PT Rahajasa Media Internet (RadNet) didirikan oleh dua orang pendiri, salah satu diantaranya adalah Roy Rahajasa Yamin, pada bulan November tahun 1994. RadNet

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian. BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Bab ini adalah bagian dari sebuah tahapan penelitian kualitatif yang akan memberikan pemaparan mengenai beberapa temuan dari semua data yang ada. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN

BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Korelasional dalam Perspektif Komunikasi tentang Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di PT Indomarco Prismatama Cabang Medan) Nasrah Nasrifah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Marketing Pemasaran internal sangat penting artinya bagi perusahaan jasa. Apa lagi bagi usaha jasa yang terkenal dengan high contact. Apa yang dikatakan dengan high

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal Pertemuan : II (Dua) Topik/Pokok Bahasan : Hubungan Internal Pokok-Pokok Perkuliahan : Pengertian Hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Rumah Sakit Premier Bintaro Rumah Sakit Premier Bintaro yang biasa dikenal dengan sebutan RSPB terletak ditengah kawasan terpadu Bintaro Jaya yang dibangun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar Penelitian 3.1.1 Profile Perusahaan Nama Alamat Website : PT. Taruma Bhakti Medika (RS Royal Taruma) : Jl. Daan Mogot No. 34 Grogol, Jakarta Barat : http://www.rs-royaltaruma.com

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci