BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditulis pada lembar pengamatan. Motivasi menulis yang diamati mengacu pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditulis pada lembar pengamatan. Motivasi menulis yang diamati mengacu pada"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi Awal Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Menulis Untuk mengetahui motivasi menulis siswa dalam pembelajaran dapat diketahui dari hasil observasi dan angket. Melalui observasi, motivasi menulis ditulis pada lembar pengamatan. Motivasi menulis yang diamati mengacu pada pendapat Wena (2011: 33-34) dengan penyederhanaan seperlunya. Aspek yang diamati adalah (1) keantusiasan, (2) perhatian, (3) keaktifan dan (4) rasa ingin tahu. Pada kondisi awal, sebagian siswa dalam mengikuti pembelajaran bersikap cukup baik. Siswa melipat kedua tangan dan meletakkannya di meja. Pandangan siswa menghadap ke depan, tetapi pandangannya kosong. Ada juga siswa yang sejak awal meletakkan kepalanya dimeja tanpa semangat sedikitpun. Perhatian siswa juga rendah, karena siswa tidak bisa menjawab pertanyaan guru tentang materi pelajaran. Dalam pembelajaran siswa kurang aktif, hal ini tampak ketika siswa diminta untuk membacakan contoh teks percakapan yang ada dibuku teks, siswa berdiam diri. Rasa ingin tahu siswa masih rendah, hal ini tampak ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya, tidak ada satupun siswa yang bertanya. Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal, dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa kelas IV SD Negeri Kumesu 01 dalam menulis teks percakapan termasuk dalam kategori rendah dengan nilai rata-rata 6,

2 Berdasarkan lembar pengamatan, dapat disajikan hasil motivasi dalam tabel berikut. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Motivasi Menulis Berdasarkan Lembar Pengamatan (Pratindakan) No Skor Jumlah siswa 1 Rendah = (46,1%) 2 Cukup = (38,46%) 3 Tinggi = (15,38%) Berdasarkan tabel di atas, diketahui motivasi menulis dengan skor rendah ada enam siswa, motivasi menulis dengan skor cukup ada lima siswa, dan motivasi dengan skor tinggi ada dua siswa. Dari tabel data motivasi tersebut, dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut. Gambar 1. Diagram Motivasi Menulis Siswa (Pratindakan) 74

3 Selain dengan observasi, motivasi menulis dapat diketahui pula melalui angket yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan penelitian. Angket penilaian motivasi menulis ini bertujuan untuk mengetahui perhatian, sikap, nilai dan pengalaman siswa dalam menulis. Dari angket dapat diketahui hasil sebagai berikut. Sembilan siswa memilih menulis merupakan pelajaran yang sulit, dan empat siswa memilih tidak. Tiga siswa memilih setiap pelajaran menulis saya merasa senang dan sepuluh siswa memilih merasa tidak senang. Sebelum menulis siswa menentukan tema dipilih oleh tiga orang sedangkan yang sepuluh memilih tidak menentukan tema sebelum menulis. Sebanyak tiga siswa memilih menyusun kerangka sebelum menulis dan sepuluh siswa memilih tidak menyusun kerangka sebelum menulis. Empat siswa memilih menggunakan kata-kata kesopanan berupa unggah-ungguh bahasa Jawa saat berbicara dengan yang lebih tua, sedangkan sembilan orang memilih tidak. Delapan siswa memilih sulit menggunakan ejaan yang disempurnakan dalam menulis dan lima siswa memilih tidak mengalami kesulitan. Dalam mengembangkan paragraf, semua siswa memilih mengalami kesulitan. Empat siswa memilih mengoreksi kembali tulisan setelah selesai menulis dan sembilan lainnya memilih tidak mengoreksi kembali hasil tulisan. Selanjutnya cara guru menjelaskan pelajaran kurang menarik dipilih oleh delapan siswa dan lima siswa yang lain memilih tidak dengan kata lain guru sudah menjelaskan pelajaran dengan cukup menarik. Pertanyaan yang terakhir yaitu nilai saya selalu memuaskan dalam pembelajaran menulis dipilih oleh tiga siswa, sedangkan sepuluh siswa yang lain memilih tidak. 75

4 2. Kondisi Awal Keterampilan Menulis Teks Percakapan Sebelum tindakan kelas dilaksanakan, langkah yang ditempuh peneliti adalah mengetahui kondisi awal kemampuan siswa dalam menulis teks percakapan. Data ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara antara peneliti dengan guru kelas IV SD Negeri Kumesu 01, Kecamatan Reban, Batang. Hasil menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks percakapan siswa masih rendah. Penilaian menulis ini mengacu pada pendapat Nurgiyantoro (2010: ). Komponen yang dinilai meliputi isi, organisasi, kosakata, bahasa dan mekanik. Pada komponen isi, hasil menulis teks percakapan siswa belum mencerminkan substansi tema. Isi teks percakapan masih mengambang, pengembangan tema kurang jelas dan kurang tuntas. Pada komponen organisasi, ekspresi siswa kurang lancar, gagasan masih kacau, terpotong-potong dan urutan kurang logis. Pada komponen kosakata, masih banyak ungkapan dan pilihan kata yang kurang tepat. Pada komponen penggunaan bahasa, konstruksi kalimat masih banyak yang salah dan makna membingungkan. Beberapa kalimat juga tidak efektif. Pada komponen mekanik, masih banyak ejaan yang kurang tepat. Dalam penggunaan ejaan, masih ditemukan penggunaan huruf kapital yang salah, kata depan dan kata awalan yang masih tumpang tindih, dan tanda baca yang kurang tepat. Hasil yang dicapai siswa dalam pembelajaran menulis teks percakapan pada pratindakan masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 55, sedangkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan adalah 63. Pada kondisi awal, siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM hanya 4 siswa dengan rentang nilai

5 Gambaran tersebut menunjukkan kemampuan menulis teks percakapan siswa kelas IV belum memenuhi tujuan pembelajaran menulis teks percakapan bahasa Jawa. Hal ini diketahui dari hasil menulis teks percakapan siswa yang dikumpulkan pada saat pelaksanaan pratindakan. Berdasarkan perolehan nilai kemampuan menulis teks percakapan, maka disajikan tabel distribusi frekuensi nilai berikut ini. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Teks Percakapan (Pratindakan) Nilai Jumlah Siswa (23,07%) (15,38%) (23,07%) (38,46%) Data yang sudah disusun dalam tabel distribusi tersebut. Kemudian disusun ke dalam diagram batang. Sumbu mendatar menyatakan kelas interval, dan sumbu tegak menyatakan frekuensi. Data yang ditulis pada sumbu mendatar adalah batas-batas kelas interval. 77

6 Gambar 2. Diagram Batang Nilai Keterampilan Menulis Teks Percakapan (pratindakan) Kurang berhasilnya pembelajaran menulis teks percakapan di kelas IV SD Negeri Kumesu 01 disebabkan karena guru belum menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Guru belum mengorganisasikan proses pembelajaran di kelas dengan runtut dan terstruktur karena ketiadaaan model pembelajaran yang guru aplikasikan. Guru baru menggunakan metode ceramah tanpa adanya rangkaian proses lain yang mengiringi. Pada kegiatan awal, guru belum menyampaikan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa, sehingga siswa belum mengerti kemampuan apa yang harus mereka kuasai dan apa manfaatnya bagi mereka. Guru kurang menguasai suasana kelas, terbukti ketika guru membacakan contoh teks percakapan, beberapa siswa terlihat kurang semangat 78

7 dan meletakkan tangan beserta kepalanya di atas meja. Siswa belum mendapat bimbingan yang intensif saat melakukan latihan menulis teks percakapan. Pada pratindakan, guru lebih banyak duduk daripada berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. Dalam proses pembelajaran, guru sudah menggunakan sumber belajar berupa buku teks, tetapi kurang menarik dan representatif. Buku teks yang digunakan sudah sangat usang dan tidak sesuai dengan kurikulum Bahasa Jawa terbaru. Hampir semua buku sudah mengalami perbaikan, isolasi menghiasi buku di beberapa bagian. Tak sedikit pula lembaran-lembaran kertas bagian buku yang terlepas dari lemnya sehingga tercecer di atas meja. Buku ini menjadi sangat tidak menarik bagi siswa. Siswa terlihat enggan untuk membuka buku yang sudah dalam kondisi memprihatinkan tersebut. Oleh karenanya, perhatian siswa belum terfokus dan konsentrasi mereka masih buyar. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis teks percakapan masih monoton dan kurang menarik. Guru belum menggunakan media yang bisa memfokuskan perhatian siswa selain buku teks usang. Konsentrasi siswa belum maksimal karena proses belajar mengajar yang masih menjenuhkan. Guru juga kurang memotivasi siswa dalam melakukan praktikpraktik menulis teks percakapan sehingga siswa berjalan sendiri tanda ada arahan yang intensif dari guru. Oleh karena itu, proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru dan siswa membutuhkan rangkaian kegiatan belajar yang lebih terstruktur dan media yang lebih representatif. 79

8 A. Pelaksanaan Tindakan Kelas Seperti diuraikan dalam Bab III dalam penelitian ini, prosedur penelitian yang ditempuh setiap siklus terdiri dari empat langkah. Langkah tersebut adalah (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Apabila permasalahan ini belum teratasi, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai masalah teratasi. Berikut ini uraian kegiatan siklus pertama dan kedua. 1. Siklus I a. Perencanaan Berdasarkan pada survei pratindakan, diketahui bahwa permasalahan yang muncul adalah motivasi menulis dan kemampuan menulis teks percakapan siswa masih rendah. Berdasarkan dari analisis tersebut, peneliti dan guru sepakat melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan beberapa instrumen yang telah dibuat pada tahap penyusunan thesis. Instrumen tersebut adalah (1) pengamatan motivasi siswa dan (2) kemampuan menulis siswa. Instrumen pengamatan motivasi menulis siswa mengacu pada pendapat Wena (2008: 33-34) dengan penyederhanaan seperlunya. Aspek yang diamati yaitu (1) keantusiasan, (2) perhatian, (3) keaktifan, dan (4) rasa ingin tahu. Setiap aspek dinilai dengan skor 1 (rendah), 2 (cukup), dan 3 (tinggi). Kategori nilai ada tiga yaitu rendah dengan rentang 4-6, cukup dengan rentang 7-9, dan tinggu dengan rentang

9 Instrumen lain yang disiapkan peneliti adalah instrumen kemampuan menulis siswa. Instrumen tersebut mengacu pada pedoman penilaian menulis yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2010, ). Aspek-aspek yang dinilai adalah isi, organisasi, kosakata, penggunaan bahasa dan mekanik. Tahap pertama pada siklus 1 adalah merencanakan tindakan penelitian. Kegiatan ini dilakukan di hari Rabu, 31 Juli 2013 di ruang SD Negeri Kumesu 01. Pada kesempatan ini peneliti berdiskusi dengan guru. Hal-hal yang didiskusikan adalah: 1) Peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian akan dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri Kumesu 01. Penelitian direncanakan dalam beberapa siklus. 2) Peneliti mengusulkan kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran instruksi langsung melalui media gambar dalam pembelajaran menulis teks percakapan. Peneliti menjelaskan hakikat sedikit tentang hakikat model pembelajaran instruksi langsung melalui media gambar, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk menggali hal-hal yang berkaitan dengan model pembelajaran yang ditawarkan. 3) Peneliti memberikan dekripsi model pembelajaran instruksi langsung yang sudah dicatat dalam ringkasan dan memberikan contoh media gambar agar guru semakin paham dengan model pembelajaran dan media yang dimaksudkan. 81

10 4) Guru menyusun silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Sebelumnya peneliti sudah memberikan masukan kepada guru tentang pembuatan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). 5) Peneliti dan guru menentukan jadwal pelaksanaan siklus 1. Dari diskusi disepakati bahwa siklus 1 akan dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu jumat, 16 Agustus 2013 dan dan jumat, 23 Agustus b. Tindakan Seperti telah direncanakan, tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu jumat, 16 Agustus 2013 dan jumat, 23 Agustus 2013.di ruang kelas IV SD Negeri Kumesu 01. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus 1 pertemuan pertama sebagai berikut: 1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Assalamualaikum Wr. Wb. Semua siswa serentak menjawab Wa alaikumsalam Wr. Wb.. Kemudian guru mengecek siapa yang belum masuk kelas setelah istirahat selesai. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu belajar bahasa Jawa. Sebelum melanjutkan pelajaran, guru membagi siswa menjadi empat kelompok yang beranggotakan tiga sampai empat anak. Setelah anak-anak terkondisikan dengan kelompok masing-masing, guru memulai menjelaskan hakikat teks percakapan. 2) Guru menyampaikan bahwa hari ini siswa akan mempelajari tentang menulis teks percakapan dalam bahasa Jawa. Guru bertanya kepada siswa, Sapa sing 82

11 ngerti, apa manfaate sinau teks percakapan utawa teks pacelathon?. Anakanak sejenak diam berpikir, lalu Adit, salah satu siswa yang duduk dibagian depan menjawab, ben saged omong-omongan nggih Bu. Guru tersenyum dan menjawab nggih, saged. Maksude Adit ben saged omong-omongan kanthi bener lan trep. Lalu guru kembali menanyakan kepada kepada siswa yang lain, karena belum ada yang menjawab, guru menjelaskan tujuan mempelajari teks percakapan tersebut. Tujuan yang dimaksud guru yaitu agar siswa bisa menulis teks percakapan dengan baik dan benar. Tujuan yang kedua agar siswa bisa menggunakan unggah-ungguh yang benar jika bercakap-cakap dengan orang yang lebih tua. (Orientasi) 3) Kemudian guru memberikan kode kepada peneliti untuk membuka penutup lcd. Guru memberikan salah satu contoh teks percakapan dengan media gambar yang ditampilkan dilayar proyektor. Gambar 3. Guru menjelaskan teks percakapan dengan media gambar dan proyektor Saat gambar tersebut ditampilkan, anak-anak tampak tertarik dengan mengubah posisi duduk mereka menjadi lebih tegak. Ada yang menyeletuk 83

12 Gambar apa kuwi ya?o, wong lagi piknik. Setelah contoh teks percakapan selesai ditampilkan seluruhnya, guru menghadap ke siswa, Oh, iya, bener sing diomongke Narto. Guru menggali jawaban dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, iki gambar apa Cah? Serentak siswa menjawab, Wong piknik Bu. Guru bertanya lagi kepada siswa, sapa sing nate piknik?, Serentak semua siswa mengacungkan telunjuk sembari menjawab, Kula Bu, kula nate. (Presentasi) Gambar 4. Siswa bersemangat menjawab pertanyaan dari guru. 4) Guru bersama siswa menganalisi gambar yang tercantum di dalam contoh teks percakapan. Guru melanjutkan pertanyaannya, Sapa wae sing ana ing jero gambar iki Cah?, siswa malu-malu menjawab, namun samar-samar terdengar ada yang membaca, Ibu, bapak, terus sapa kae?. Guru kemudian menjelaskan pelaku dalam teks percakapan tersebut. 84

13 5) Setelah guru yakin bahwa perhatian siswa terfokus pada contoh teks percakapan yang tersaji di layar proyektor, guru melanjutkan menjelaskan tentang tema yang terdapat didalam teks percakapan. Guru memahamkan siswa akan pentingnya tema yang kemudian dikembangkan menjadi judul dalam menulis teks percakapan. Guru kemudian menjelaskan tata cara penulisan kalimat langsung dalam teks percakapan. Guru mengulang-ulang pentingnya tanda baca seperti petik dua, titik, koma dan yang lainnya. Guru juga mengingatkan siswa untuk senantiasa menggunakan huruf kapital pada tempatnya. 6) Setelah siswa benar-benar paham, guru memberikan praktik terstruktur sesuai dengan tahapan nomor tiga dalam model pembelajaran instruksi langsung kepada siswa. Hal ini dilakukan secara berkelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan satu lembar kerja yang didalamnya memuat gambar. Oleh guru, siswa diminta untuk membuat teks percakapan berdasarkan gambar tersebut. (Praktik terstruktur) Gambar 5. Guru membimbing siswa dalam berlatih menulis teks percakapan. 85

14 Guru memberikan arahan kepada siswa berupa langkah-langkah dalam mengerjakan latihan tersebut. Pertama-tama masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk menentukan judul teks percakapan. Selanjutnya siswa menentukan nama-nama tokoh yang sesuai dengan gambar untuk teks percakapan. Pada tahap praktik terbimbing ini, guru selalu berkeliling dari kelompok satu menuju ke kelompok lain untuk mengecek hasil pekerjaan mereka, jika ada yang kurang tepat, guru akan memberikan penjelasan kembali dan membantu siswa melakukan perbaikan. (Praktik terbimbing) 7) Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya. Setelah diskusi kelompok selesai, siswa membacakan hasil pekerjaannya dihadapan teman-teman yang lain. Kelompok 1 diwakili oleh Narto membacakan teks percakapan yang telah dibuat. Setelah itu guru memberikan masukan. Saben awal kata, menawa judul kudu nganggo huruf kapital. Kelompok liyane sampun ditulis sing bener dereng? Kelompok dua menjawab, Sampun Bu. Kelompok yang lain ternyata belum. Setelah guru mengamati hasil pekerjaan kelompok yang lain, komentar dari guru adalah dalam penulisan judul, kata depan, dan huruf kapital masih ada yang salah. Siswa juga masih ada yang melupakan tanda petik dua diawal kalimat dalam teks percakapan. Berdasarkan kesalahan tersebut, guru menjelaskan kembali tata cara penulisan teks percakapan yang benar. Kemudian guru dengan siswa membahas dan membetulkan pekerjaan siswa yang masih salah. 8) Guru dengan siswa menyimpulkan materi pelajaran pada akhir pembelajaran tentang menulis teks percakapan. 86

15 9) Guru memberikan tugas kepada masing-masing siswa untuk membuat teks percakapan sesuai dengan lembar kerja yang sudah guru persiapkan. Praktik mandiri ini diharapkan dapat melatih siswa untuk mengembangkan tulisan dan mengasah keterampilan mereka mengaplikasikan penggunaan tanda baca dan kaidah penulisan yang lain. (Praktik Mandiri) pada siklus 1. Berikut ini adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua 1) Guru melakukan apersepsi. Pada awal pembelajaran guru mengucapkan salam dan semua siswa menjawab secara serentak. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Setelah itu guru meminta siswa membentuk kelompok. Supaya mudah, kelompok dibentuk dari kelompok urutan tempat duduk. Setelah semua siap, siswa mulai mengikuti game yang dipimpin oleh guru. (Orientasi) 2) Game yang dilaksanakan berkaitan dengan kosakata ragam ngoko dan krama. Guru membuat tabel di papan tulis. Bentuk tabelnya adalah sebagai berikut. (Presentasi ) Tabel 4.3 Game Kosakata Ragam Ngoko-Krama RANI BAPAK JOKO SIMBAH turu dhahar tindak adus... 87

16 3) Masing-masing kelompok harus berlomba untuk mengisi kosakata yang masih misteri di dalam kotak yang masih kosong. Kelompok yang paling banyak menjawab dengan jawaban yang benar maka kelompok tersebut yang memenangkan game kali ini. Anak-anak terlihat sangat antusias dalam berdiskusi. Mereka berlarian untuk berlomba mengisi kolom. Semuanya aktif dan guru mencatat perolehan nilai dari masing-masing kelompok. 4) Setelah semua kolom terisi, guru bersama siswa mengoreksi. Sebagian besar jawaban sudah benar, namun ada yang salah menempatkan jawaban. Kosakata krama turu untuk Simbah yaitu sare disikan di kolom dhahar. Ada yang mengisi pada kolom Rani untuk adus dengan kosakata pakpung, dan guru membetulkan dengan kata adus karena pakpung adalah istilah untuk anakanak. 5) Setelah game selesai dan semua jawaban betul, anak-anak tampak sangat puas dan senang. Guru kemudian mengkaitkan kosakata yang diisikan anak-anak tersebut dalam membuat teks percakapan yang sesuai unggah-ungguh. 6) Guru mengingatkan siswa kembali akan pentingnya penggunaan unggahungguh yang benar dalam menulis teks percakapan yang disesuaikan dengan penutur di dalamnya. Setelah anak-anak mengerti, guru meminta siswa mengeluarkan tugas membuat teks percakapan yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. 7) Guru berkata, Sinten sing dereng rampung nggawe teks pacelathon tugas kalawingi?, anak-anak tidak ada yang menjawab. Guru kemudian melanjutkan pertanyaan, Yen ngono wis rampung kabeh ya Cah?, Siswa 88

17 serentak menjawab, Inggih Bu. Kemudian guru meminta siswa untuk membacakan teks percakapan yang telah dibuat. Guru menanyakan kepada siswa siapa yang mau maju, dan semua siswa mengacungkan telunjuk sambil berkata saya bu. Bu Guru akhirnya memilih tiga siswa. Sembari mereka membacakan, guru dibantu peneliti mengetik hasil karangan siswa untuk ditampilkan di layar proyektor. Yang mendapat giliran pertama untuk maju yaitu Adit, kemudian guru menunjuk Irwan dan yang ketiga adalah Sinta. 8) Ketiga karangan teks percakapan tersebut dibahas, dan ditunjukkan letak kekurangannya. Anak-anak yang lain memperhatikan dengan seksama. Setelah anak-anak paham, guru meminta mereka semua mengoreksi dan merevisi ulang pekerjaan rumah mereka agar tidak terjadi kembali kesalahan baik dalam penggunaan tanda baca, huruf kapital maupun unggah-ungguh yang dipakai jika ada. (Praktik terstruktur) 9) Guru memberi tanggapan kepada siswa yang bertanya mengenai kosakata krama yang anak-anak belum ketahui untuk merujuk kepada penutur yang tepat. (Praktik terbimbing) 10) Setelah anak-anak terlihat banyak yang sudah selesai, guru mengingatkan kembali untuk menulis teks percakapan dengan teliti, dari segi penulisan yang meliputi pemakaian huruf besar, kata depan, awalan dan akhiran, dan pemakaian tanda baca. Setelah selesai, hasil karangan teks percakapan anakanak dikumpulkan untuk guru nilai. Sebagai kegiatan penutup, guru memberikan tugas di rumah yaitu mengerjakan teks percakapan yang masih 89

18 rumpang. Siswa diharapkan dapat melengkapinya dengan tepat. (Praktik mandiri) c. Pengamatan Pengamatan difokuskan pada motivasi siswa dalam menulis dan kemampuan siswa dalam menulis teks percakapan. Dalam pengamatan ini, peneliti menggunakan lembar pengamatan motivasi, dan kemampuan siswa dalam menulis teks percakapan. Berdasarkan hasil pengamatan, motivasi menulis siswa dalam ketegori cukup dengan rentang nilai Nilai rata-rata adalah 8,48. Motivasi tersebut dapat diamati dari aspek keantusiasan, perhatian, keaktifan dan rasa ingin tahu. Pada aspek keantusiasan, diperoleh hasil bahwa ada lima siswa sangat antusias, enam siswa cukup antusias dan dua siswa dengan antusias rendah. Keantusiasan siswa yang tinggi tampak ketika siswa bersemangat merespon pelajaran yang disajikan oleh guru. Hal ini tampak ketika guru menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari, siswa dengan lantang menjawab pertanyaan guru. Selain itu, ketika guru menyajikan gambar yang berkaitan dengan teks percakapan, siswa dengan semangat menjelaskan maksud dari gambar tersebut dan siapa saja tokoh yang terdapat dalam gambar tersebut. Keantusiasan yang lain tampak ketika guru menyuruh siswa membacakan hasil pekerjaannya. Hampir semua siswa ingin membacakan hasil pekerjaannya sehingga akhirnya guru menunjuk tiga orang yaitu Adit, Irwan dan Sinta. Dalam mengikuti pembelajaran semua memperhatikan penjelasan guru. Pandangan siswa 90

19 tertuju pada guru, tetapi ada dua siswa yang bersikap masa bodoh dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tersebut adalah Irwan dan Narto. Mereka sibuk memainkan alat tulis mereka di atas meja dan pandangannya tidak terfokus pada apa yang guru jelaskan. Motivasi yang lain dapat dilihat dari perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan bantuan lembar pengamatan diperoleh hasil lima siswa perhatiannya tinggi, enam siswa perhatiannya cukup dan dua siswa yang lain perhatiannya rendah. Perhatian siswa yang tinggi tampak ketika guru memberikan contoh teks percakapan dengan menggunakan media gambar yang ditayangkan melalui layar proyektor. Siswa memperhatikan gambar dan berusaha menganalisis gambar apa sebenarnya yang ditayangkan. Selain itu siswa langsung merespon pertanyaan guru dan menjawab pertanyaan tersebut dengan lantang dan benar. Siswa yang masuk kategori memiliki perhatian cukup adan sembilan orang. Mereka mengamati contoh teks percakapan yang ditayangkan guru, dan menjawab pertanyaaan guru dengan jawaban singkat. Dua siswa yang memilik perhatian rendah ketika diberi pertanyaan tidak merespon sama sekali karena pandangan mereka tidak fokus dan asyik bermain sendiri. Keaktifan siswa merupakan aspek yang diamati pada motivasi. Siswa yang keaktifannya sangat tinggi ada lima orang. Sementara itu yang memiliki keaktifan cukup ada tujuh orang. Hal ini tampak saat berdiskusi, mereka begitu bersemangat dalam mengemukakan ide-ide untuk menulis teks percakapan. Antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain kemudian dipadukan. Keaktifan yang lain 91

20 tampak ketika siswa berebut untuk membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Siswa yang keaktifannya rendah ada satu anak. Siswa tersebut cukup memperhatikan pada saat guru menjelaskan. Namun saat berdiskusi, ia tampak masih enggan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pada saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya, tidak ada pertanyaan dari siswa tersebut. Rasa ingin tahu siswa dapat diamati ketika siswa penasaran, berani bertanya, dan membandingkan hasil pekerjaannya dengan teman yang lain. Rasa ingin tahu yang masuk dalam kategori tinggi ada lima siswa, cukup ada enam siswa dan rendah ada dua siswa. Rasa ingin tahu tampak ketika guru menyajikan gambar di layar atau ketika siswa menerima lembar kerja untuk berlatih menulis teks percakapan. Ada siswa yang bertanya kepada guru, Bu, niku gambar napa?, atau siswa lain yang bertanya kepada teman di sebelahnya, Kae si gambar wong kemah ya?. Siswa yang ditanya justru kembali bertanya, ah, apa iya si? sambil matanya melihat lebih jelas ke layar. Rasa ingin tahu yang lain tampak ketika siswa ingin mengatahui atau membandingkan hasil pekerjaannya dengan pekerjaan teman disebelah maupun didepannya. Pira bijimu Sin?, atau pertanyaan, Wekmu wis rampung durung To? terdengar dari siswa yang penasaran dengan hasil pekerjaan temannya. Mengacu pada lembar pengamatan, motivasi menulis dapat disajikan seperti pada tabel berikut. 92

21 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi dalam Pembelajaran Menulis Berdasarkan Lembar Pengamatan (Siklus 1) No Skor Jumlah siswa 1 Rendah = (15,38%) 2 Cukup = (53,84%) 3 Tinggi = (30,76%) Berdasarkan tabel di atas, motivasi menulis dengan skor rendah ada dua siswa, motivasi menulis dengan skor cukup ada tujuh siswa, dan motivasi dengan skor tinggi ada empat siswa. Dari tabel data motivasi di atas, dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut. MOTIVASI SIKLUS I rendah cukup tinggi Gambar 6. Diagram Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Menulis (Siklus 1) 93

22 Selain pengamatan difokuskan pada motivasi menulis siswa, hal lain yang diperhatikan yaitu mengenai kemampuan siswa dalam menulis teks percakapan. Hasil kemampuan menulis teks percakapan tersebut dapat dilihat dari kerja berkelompok dan kerja individual. Untuk kemampuan menulis dilihat dari kerja kelompok, kelompok 1 mendapatkan nilai 74, kelompok 2 mendapatkan nilai 78, kelompok 3 mendapatkan nilai 70 dan kelompok 4 mendapatkan nilai 68 dengan nilai rata-rata kelas 72,50. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa secara kelompok pada siklus 1 sudah diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Rata-rata kemampuan menulis teks percakapan siswa secara individual pada siklus 1 juga sudah diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), meskipun belum mencapai 75%. Hasil kemampuan menulis teks percakapan secara individual pada siklus 1 nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah 54 dengan nilai rata-rata kelas 66,53. Berdasarkan perolehan nilai kemampuan menulis teks percakapan, maka disajikan tabel distribusi frekuensi nilai berikut in. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Teks Percakapan Berbahasa Jawa (Siklus 1) Nilai Jumlah Siswa (7,69%) (23,07%) (30,76%) (15,38%) (15,38%) (7,69%) Ket: Siswa yang nilainya berada diatas KKM sebanyak 9 anak (69,21 % ) 94

23 Data yang sudah disusun dalam tabel distribusi tersebut. Kemudian disusun ke dalam diagram batang. Sumbu mendatar menyatakan kelas interval, dan sumbu tegak menyatakan frekuensi. Data yang ditulis pada sumbu mendatar adalah batas-batas kelas interval. Gambar 7. Diagram Batang Nilai Keterampilan Menulis Teks Percakapan Berbahasa Jawa (siklus 1) d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disampaikan refleksi sebagai berikut. Refleksi meliputi kelebihan yang sudah dicapai, kekurangan yang masih ditemukan, faktor penyebab, dan rencana yang akan dilaksanakan. Kelebihan yang telah dicapai siklus 1 adalah: 1) Guru menggunakan model pembelajaran yang cukup reprensentatif yaitu model pembelajaran instruksi langsung. 95

24 2) Guru menggunakan media gambar yang menarik. 3) Siswa senang mendapat pelajaran menulis teks percakapan. 4) Guru sudah membimbing siswa dalam praktik terbimbing dan praktik terstruktur. 5) Guru melaksanakan penilaian proses dan hasil Kekurangan pada siklus 1 adalah: 1) Masih ada siswa yang kurang berani menyampaikan pendapatnya dan kurang berani bertanya, 2) Motivasi siswa masih belum tinggi, karena ada siswa yang belum begitu antusias dalam mengikuti pelajaran, kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang aktif, dan rasa ingin tahu masih rendah. 3) Rata-rata kemampuan menulis siswa belum memenuhi target yaitu 75%. Faktor Penyebab pada siklus 1 adalah: 1) Guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran 2) Ada beberapa siswa yang kurang mendapatkan bimbingan dan arahan dari guru sewaktu proses praktik terbimbing dan praktik terstruktur. 3) Guru kurang menggali potensi siswa dengan memberikan lebih banyak pertanyaan agar pemahaman siswa benar-benar sempurna. 4) Siswa belum terbiasa menggunakan penulisan kalimat yang benar dan masih sering melupakan tanda baca. 5) Siswa belum hafal kosakata ragam krama sehingga terkadang belum pas dalam penggunaan unggah-ungguhnya. 96

25 Dari hasil refleksi pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa motivasi menulis dan kemampuan menulis teks percakapan siswa kelas IV SD Negeri Kumesu 01 meningkat dibanding pada pratindakan, namun belum memenuhi indikator ketercapaian tindakan yaitu sebanyak 75%. Oleh karena itu, dipandang perlu pelaksanaan siklus II dengan rencana sebagai berikut: 1) Guru melatih siswa menggunakan kosakata ragam krama secara lebih intensif. 2) Guru meningkatkan bimbingan dan arahan untuk penulisan tanda baca dan huruf kapital agar tidak siswa menjadi terbiasa. 3) Guru meningkatkan intensitas siswa untuk menulis dari proses praktik mandiri yang diwakili oleh tugas di rumah. 2. Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan pada pelaksanaan siklus 1, diketahui bahwa permasalahan yang muncul adalah motivasi menulis dan kemampuan menulis teks percakapan siswa telah terjadi peningkatan, tetapi belum memenuhi target 75%. Berdasarkan dari analisis tersebut, peneliti dan guru sepakat melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan beberapa instrumen yang telah dibuat pada tahap penyusunan thesis. Instrumen tersebut adalah (1) lembar pengamatan motivasi siswa dan (2) kemampuan menulis siswa Instrumen pengamatan motivasi menulis siswa mengacu pada pendapat Wena (2008: 33-34) dengan penyederhanaan seperlunya. Aspek yang diamati 97

26 yaitu (1) keantusiasan, (2) perhatian, (3) keaktifan, dan (4) rasa ingin tahu. Setiap aspek dinilai dengan skor 1 (rendah), 2 (cukup), dan 3 (tinggi). Kategori nilai ada tiga yaitu rendah dengan rentang 4-6, cukup dengan rentang 7-9, dan tinggu dengan rentang Instrumen lain yang disiapkan peneliti adalah instrumen kemampuan menulis siswa. Instrumen tersebut mengacu pada pedoman penilaian menulis yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2010, ). Aspek-aspek yang dinilai adalah isi, organisasi, kosakata, penggunaan bahasa dan mekanik. Tahap pertama pada siklus II adalah merencanakan tindakan penelitian. Kegiatan ini dilakukan di hari Sabtu, 24 Agustus 2013 di ruang SD Negeri Kumesu 01. Pada kesempatan ini peneliti berdiskusi dengan guru. Hal-hal yang didiskusikan adalah: 1) Peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai rencana pembelajaran yang langkah-langkahnya hampir sama dengan siklus 1. Perbedaannya pada substansi materi yang diajarkan. Siklus II ini lebih menekankan pada pemahaman kosakata ragam krama dan penulisan tanda baca yang benar. 2) Guru menyusun silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Sebelumnya peneliti sudah memberikan masukan kepada guru tentang pembuatan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). 3) Peneliti dan guru menentukan jadwal pelaksanaan siklus II. Dari diskusi disepakati bahwa siklus II akan dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu jumat, 30 Agustus 2013 dan dan jumat, 6 September

27 b. Tindakan Seperti telah direncanakan, tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu jumat, 30 Agustus 2013 dan dan jumat, 6 September 2013 di ruang kelas IV SD Negeri Kumesu 01. berikut: Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama sebagai 1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Assalamualaikum Wr. Wb. Semua siswa serentak menjawab Wa alaikumsalam Wr. Wb.. Kemudian guru mengecek siapa yang belum masuk kelas setelah istirahat selesai. Setelah itu guru meminta siswa membentuk kelompok. Supaya mudah, kelompok dibentuk dari kelompok urutan tempat duduk. Setelah semua siap, siswa mulai mengikuti game yang dipimpin oleh guru. (Orientasi) 2) Game yang dilaksanakan berkaitan dengan kosakata ragam ngoko dan krama dalam bahasa Jawa. Guru membuat tabel di papan tulis. Bentuk tabelnya adalah sebagai berikut. (Presentasi) Tabel 4.6 Game Kosakata Ragam Ngoko-Krama BUDHE ADIK PAKLIK SINTA netra sikil Untu rikma... 99

28 3) Masing-masing kelompok harus berlomba untuk mengisi kosakata yang masih misteri di dalam kotak yang masih kosong. Kelompok yang paling banyak menjawab dengan jawaban yang benar maka kelompok tersebut yang memenangkan game kali ini. Anak-anak terlihat sangat antusias dalam berdiskusi. Mereka berlarian untuk berlomba mengisi kolom. Semuanya aktif dan guru mencatat perolehan nilai dari masing-masing kelompok. 4) Setelah semua kolom terisi, guru bersama siswa mengoreksi. Beberapa jawaban sudah benar, namun ada yang masih salah. Ragam krama mirsani rupanya belum familiar untuk siswa. Tidak ada kelompok yang mengisi kolom tersebut. Kemudian guru membantu siswa menjelaskan arti kata tersebut. Gambar 8. Siswa berlomba mengisi kolom yang masih kosong. 100

29 5) Setelah game selesai dan semua jawaban betul, anak-anak tampak sangat puas dan senang. Guru kemudian mengkaitkan kosakata yang diisikan anak-anak tersebut dalam membuat teks percakapan yang sesuai unggah-ungguh. 6) Selanjutnya guru melanjutkan pelajaran dengan membahas tugas minggu kemarin, yaitu melengkapi teks percakapan rumpang. Guru meminta perwakilan dari kelompok untuk membacakan hasil pekerjaannya didepan kelas sembari guru menuliskan dikomputer untuk ditayangkan melalui lcd. 7) Guru bersama siswa membahas beberapa hasil pekerjaan masing-masing kelompok. Guru mengoreksi beberapa titik kesalahan diantaranya pemakaian huruf kapital, pemakaian tanda baca dan penggunaan unggah-ungguh yang tepat. Setelah pembahasan selesai, siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka untuk dinilai oleh guru. 8) Sebagai kegiatan penutup, guru menyampaikan bahwa pertemuan minggu depan adalah ujian membuat teks percakapan. Siswa diminta untuk belajar dengan baik dan berlatih membuat teks percakapan dirumah dengan benar. Siswa juga diminta untuk memilih tema-tema atau judul dari beragam gambar yang sudah disiapkan oleh guru untuk dibuat teks percakapan minggu depan. Berikut ini adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada siklus II. 1) Seperti biasa, Ibu Ratmi membuka kembali pelajaran dengan mengucapkan salam. Melihat kondisi kelas yang banyak kertas berceceran, akhirnya para siswa diminta untuk mengambil dan membuangnya ke tempat sampah. Setelah kelas kondusif, Beliau melanjutkan dengan memberikan pengantar pelajaran 101

30 Bahasa Jawa. Sebagai pengantar, anak-anak diminta untuk berdiri dan memegang anggota badan yang guru ucapkan dengan menggunakan ragam krama. 2) Saat permainan berlangsung, keadaan menjadi meriah. Hal ini terjadi karena banyak anak-anak yang keliru memegang anggota badan. Mereka hanya menirukan gerakan guru, padahal gerakan guru terkadang menipu karena tidak sesuai dengan nama anggota badan yang dipegang. Permainan ini, selain mengingatkan kembali tentang ragam krama dari anggota badan, juga membuat keadaan kelas menjadi dinamis. 3) Setelah puas dengan permainan dan anak-anak sudah cukup berkonsentrasi, guru melanjutkan ke kegiatan selanjutnya yaitu inventarisasi tema atau judul yang sudah anak-anak pikirkan sebagai tugas dirumah sesuai dengan gambar yang mereka pilih pada pertemuan sebelumnya. 4) Masing-masing siswa menuliskan judul atau tema yang dipilih di papan tulis. Setelah semua selesai, guru memberikan salah satu contoh mengembangkan tema atau judul tersebut menjadi sebuah kerangka teks percakapan. Guru memilih salah satu judul dan menanyakan kepada siswa yang dipilih judulnya tersebut, kira-kira penutur dan mitra tutur dalam teks percakapan tersebut siapa saja. 5) Guru kemudian mengingatkan siswa kembali untuk senantiasa memperhatikan penulisan yang baik dan benar baik dari segi tata bahasa, tanda baca dan unggah-ungguh yang tepat. 102

31 6) Selanjutnya siswa mulai membuat teks percakapan dengan tema yang sudah dipilih oleh masih-masing siswa. Guru berkeliling memberikan motivasi dan arahan kepada para siswa. Guru senantiasa mengingatkan kepada siswa untuk memeriksa tata cara penulisan yang benar meliputi pemakaian huruf besar, kata depan, awalan, akhiran, dan pemakaian tanda baca. 7) Melihat beberapa siswa sudah selesai, guru memberikan kesempatan kepada mereka yang sudah selesai untuk mengoreksi kembali karangan mereka. 8) Setelah semua selesai dan dikumpulkan, guru mengakhiri kegiatan belajar mengajar pada materi menulis teks percakapan bahasa Jawa dengan memberikan semangat kepada siswa untuk senantiasa menggunakan ragam unggah-ungguh bahasa Jawa baik berinteraksi dengan sesama, maupun dengan yang lebih tua. c. Pengamatan Pengamatan difokuskan pada motivasi siswa dalam menulis dan kemampuan siswa dalam menulis teks percakapan. Dalam pengamatan ini, peneliti menggunakan lembar pengamatan motivasi, dan kemampuan siswa dalam menulis teks percakapan. Berdasarkan hasil pengamatan, motivasi menulis siswa dalam siklus II masuk dalam ketegori tinggi dengan rentang nilai Nilai rata-rata adalah 10. Motivasi tersebut dapat diamati dari aspek keantusiasan, perhatian, keaktifan dan rasa ingin tahu. 103

32 Pada aspek keantusiasan, delapan siswa tercatat sangat antusias, empat siswa cukup antusias dan satu siswa yang memiliki antusias rendah. Keantusiasan siswa yang tinggi tampak ketika siswa bersemangat merespon pelajaran yang disajikan oleh guru. Hal ini tampak ketika guru menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari, siswa dengan lantang menjawab pertanyaan guru. Selain itu, ketika guru menyajikan gambar beserta soal teks percakapan rumpang yang menjadi tugas, siswa penuh semangat memperhatikan dan merubah posisi duduk mereka menjadi posisi duduk yang benar-benar siap belajar. Keantusiasan yang lain tampak ketika guru menyuruh masing-masing kelompok membacakan hasil pekerjaannya. Banyak siswa yang ingin mewakili kelompoknya membacakan hasil pekerjaan mereka, namun mereka akhirnya bisa mengatasi hal tersebut dengan menunjuk salah satu teman sendiri. Dalam mengikuti pembelajaran semua memperhatikan penjelasan guru. Pandangan siswa tertuju pada guru, tetapi ada satu siswa yang masih saja bersikap masa bodoh dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tersebut adalah Irwan. Saat yang lain memperhatikan, ia masih sibuk saja dengan alat-alat tulis yang ditata di meja. Setelah dilakukan analisis, rupanya ia memang ada masalah dengan konsentrasi karena permasalahan orang tua. Motivasi yang lain dapat dilihat dari perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan bantuan lembar pengamatan diperoleh hasil sembilan siswa perhatiannya tinggi dan empat siswa yang lain perhatiannya cukup. Perhatian siswa yang tinggi tampak ketika guru mengoreksi jawaban kelompok yang masih 104

33 kurang tepat. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan membandingkan dengan hasil pekerjaan kelompoknya sendiri. Selain itu siswa langsung merespon pertanyaan guru dan menjawab pertanyaan tersebut dengan lantang dan benar. Siswa yang masuk kategori memiliki perhatian cukup empat orang. Mereka sesekali asyik melihat buku teks yang masih usang dan kembali memperhatikan guru kembali, namun saat ditanya siswa bisa menjawab pertanyaan guru. Keaktifan siswa merupakan aspek yang diamati pada motivasi. Siswa yang keaktifannya tinggi ada tujuh orang. Sementara itu yang memiliki keaktifan cukup ada lima orang. Hal ini tampak saat berdiskusi, mereka begitu bersemangat dalam menganalisis dimana letak kesalahan teks percakapan yang mereka buat. Keaktifan yang lain tampak ketika siswa berebut untuk membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Siswa yang keaktifannya rendah ada satu anak yaitu Irfan. Karena kosentrasinya memang sedang terganggu oleh permasalahan keluarga, sehingga ia hanya diam saja. Rasa ingin tahu siswa dapat diamati ketika siswa penasaran, berani bertanya, dan membandingkan hasil pekerjaannya dengan teman yang lain. Rasa ingin tahu yang masuk dalam kategori tinggi ada enam siswa, cukup ada enam siswa dan rendah ada satu siswa. Rasa ingin tahu tampak ketika guru menyajikan hasil teks percakapan yang menjadi tugas mereka. Ada siswa yang bertanya kepada siswa lain, Kipiye si jane sing bener ki?. Siswa yang ditanya justru kembali bertanya, Delokna wae kau lho Bu Guru? sambil matanya melihat lebih jelas ke layar. Rasa ingin tahu yang lain tampak ketika siswa ingin mengatahui atau membandingkan hasil pekerjaannya dengan pekerjaan teman disebelah 105

34 maupun didepannya. Pira bijimu Sin?, atau pertanyaan, Wekmu wis rampung durung To? terdengar dari siswa yang penasaran dengan hasil pekerjaan temannya. Mengacu pada lembar pengamatan, motivasi menulis dapat disajikan seperti pada tabel distribusi frekuensi berikut ini. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Motivasi dalam Pembelajaran Menulis Berdasarkan Lembar Pengamatan (Siklus II) No Skor Jumlah siswa 1 Rendah = (7,69%) 2 Cukup = (30,76%) 3 Tinggi = (61,53%) Berdasarkan tabel distribusi di atas, motivasi menulis dengan skor rendah ada satu siswa, motivasi menulis dengan skor cukup ada empat siswa, dan motivasi dengan skor tinggi ada delapan siswa. Dari tabel data motivasi di atas, dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut. MOTIVASI SIKLUS II rendah cukup tinggi Gambar 9. Diagram Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Menulis (Siklus II) 106

35 Selain pengamatan difokuskan pada motivasi menulis siswa, hal lain yang diperhatikan yaitu mengenai kemampuan siswa dalam menulis teks percakapan. Hasil kemampuan menulis teks percakapan tersebut dapat dilihat dari kerja berkelompok dan kerja individual. Untuk kemampuan menulis dilihat dari kerja kelompok, kelompok 1 mendapatkan nilai 80, kelompok 2 mendapatkan nilai 68, kelompok 3 mendapatkan nilai 82 dan kelompok 4 mendapatkan nilai 76 dengan nilai rata-rata kelas 76,80. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa secara kelompok pada siklus II sudah diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Nilai rata-rata kemampuan menulis teks percakapan siswa secara individual pada siklus II juga sudah diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sehingga ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai. Hasil kemampuan menulis teks percakapan secara individual pada siklus II nilai tertinggi adalah 91 dan nilai terendah 62 dengan nilai rata-rata kelas 76,4. Berdasarkan perolehan nilai kemampuan menulis teks percakapan, maka disajikan tabel rentang nilai sebagai berikut. Tabel 4.8 Distribusi Nilai Menulis (Siklus II) Nilai Jumlah Siswa (7,69%) (23,07%) (23,07%) (38,46%) (7,69%) Ket: Siswa yang nilainya berada diatas KKM sebanyak 12 anak (92,30 % ) 107

36 Data yang sudah disusun dalam tabel distribusi tersebut. Kemudian disusun ke dalam diagram batang. Sumbu mendatar menyatakan kelas interval, dan sumbu tegak menyatakan frekuensi. Data yang ditulis pada sumbu mendatar adalah batas-batas kelas interval. a. Refleksi Gambar 10. Diagram Batang Nilai Kemampuan Menulis Teks Percakapan (siklus II) Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disampaikan refleksi sebagai berikut. Refleksi meliputi kelebihan yang sudah dicapai, kekurangan yang masih ditemukan, faktor penyebab, dan rencana yang akan dilaksanakan. Kelebihan yang telah dicapai siklus II adalah: 108

37 1) Guru sudah menerapkan model instruksi langsung dengan baik sesuai urutan yaitu orientasi, presentasi, praktik terstruktur, praktik terbimbing, dan praktik mandiri. 2) Siswa lebih paham penggunaan ragam krama dalam unggah-ungguh bahasa Jawa. 3) Siswa bersemangat dan senang mendapat pelajaran menulis teks percakapan. 4) Guru sudah membimbing siswa dalam praktik terbimbing dan praktik terstruktur. 5) Kemampuan menulis teks percakapan siswa meningkat dan sudah di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). 6) Motivasi siswa tergolong tinggi untuk mengikuti pembelajaran menulis. Kekurangan pada siklus II adalah: Masih ada siswa yang belum tuntas dalam belajar yaitu Irfan. Faktor Penyebab pada siklus II adalah: Guru belum bisa mengalihkan perhatian Irfan agar lebih berkonsentrasi dalam pelajaran karena permasalahan keluarga yang melibatkan orang tua Irfan cukup berat. Dari hasil refleksi pada siklus II dapat disimpulkan bahwa motivasi menulis dan kemampuan menulis teks percakapan siswa kelas IV SD Negeri Kumesu 01 meningkat dibandingkan dengan siklus 1. Meskipun demikian, guru tetap merencanakan tindakan pada pembelajaran-pembelajaran yang akan datang sebagai berikut: 109

38 1) Guru akan berusaha menggunakan media yang menarik siswa untuk belajar 2) Guru membuat RPP yang terstrukur dengan pemilihan model atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi 3) Guru selalu memberikan bimbingan secara intensif saat siswa belajar. 4) Guru lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran. C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, berikut ini dijabarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut. 1. Peningkatan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Menulis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Instruksi Langsung dan Media Gambar. Motivasi siswa dalam menulis teks percakapan di SD Negeri Kumesu 01 dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran instruksi langsung melalui media gambar. Penerapan model pembelajaran instruksi langsung melalui media gambar ini dilaksanakan melalui dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada setiap siklus, motivasi siswa mengalami peningkatan. Motivasi menulis yang diamati meliputi aspek (1) keantusiasan, (2) perhatian, (3) keaktifan, dan (4) motivasi. Setiap aspek dinilai dengan menggunakan skor 1-3. Skor 1 menunjukkan motivasi siswa rendah, skor 2 menunjukkan motivasi siswa cukup dan skor 3 menunjukkan motivasi siswa tinggi. Setiap siswa bisa dikategorikan dalam motivasi rendah, cuku maupun tinggi. Kategori rendah bila 110

39 siswa mendapat nilai antara 4-6. Kategori cukup bila siswa mendapat nilai antara 7-9, dan kategori tinggi jika siswa mendapat nilai Dalam pratindakan jumlah siswa sebanyak 13 orang. Hasil menunjukkan kategori rendah dengan jumlah nilai 88. Rata-rata nilai motivasi pada pratindakan adalah 6,7. Hasil menunjukkan kategori cukup dengan jumlah nilai 109. Rata-rata nilai motivasi pada siklus 1 adalah 8,48. Hasil menunjukkan kategori tinggi dengan jumlah nilai 131. Rata-rata nilai motivasi pada siklus II adalah 10. Jadi nilai motivasi pada sebelum tindakan dengan sesudah tindakan terjadi peningkatan. Peningkatan motivasi menulis teks percakapan tersebut dapat dilihat dari aspek berikut: a. Keantusiasan Kondisi awal keantusiasan siswa kurang. Hal ini tampak ketika siswa bersikap biasa saat pembelajaran. Siswa tidak bergairah menerima pelajaran dari guru. Siswa hanya mau menjawab pertanyaan, bila guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Bahkan kadang walaupun sudah ditunjuk, siswa tidak bisa menjawab. Siklus 1 keantusiasan mengalami peningkatan. Siswa tampak bersemangat merespon pelajaran yang disajikan oleh guru. Siswa dengan suara lantang menjawab pertanyaan dari guru, meskipun guru tanpa menunjuk siswa.. Selain itu, ketika guru menyajikan gambar yang berkaitan dengan teks percakapan, siswa dengan semangat menjelaskan maksud dari gambar tersebut dan siapa saja tokoh yang terdapat dalam gambar tersebut. Keantusiasan yang lain tampak ketika guru 111

40 menyuruh siswa membacakan hasil pekerjaannya. Hampir semua siswa ingin membacakan hasil pekerjaannya. Siklus II keantusiasan siswa mengalami peningkatan yang signifikan. ketika guru menyajikan gambar beserta soal teks percakapan rumpang yang menjadi tugas, siswa penuh semangat memperhatikan dan merubah posisi duduk mereka menjadi posisi duduk yang benar-benar siap belajar. Keantusiasan yang lain tampak ketika guru menyuruh masing-masing kelompok membacakan hasil pekerjaannya. Banyak siswa yang ingin mewakili kelompoknya membacakan hasil pekerjaan mereka, namun mereka akhirnya bisa mengatasi hal tersebut dengan menunjuk salah satu teman sendiri. Berdasarkan pengamatan pada pratindakan diperoleh hasil 3 siswa (23,07%) memiliki keantusiasan yang tinggi, 7 siswa (53,84%) dengan keantusiasan yang cukup, dan 3 siswa (23,07%) dengan antusias yang rendah. Siklus 1 diperoleh hasil 5 siswa (38,46%) memiliki antusias yang tinggi, 6 siswa (46,15%) dengan antusias yang cukup dan 2 siswa (15,38%) antusiasnya rendah. Pada siklus II diperoleh hasil 8 siswa (61,53%) termasuk dalam kategori antusias tinggi, 4 siswa (30,76%) dengan antusias cukup dan 1 (7,69%) siswa dengan antusias rendah. b. Perhatian Kondisi awal perhatian siswa masih rendah. Hal ini tampak ketika guru menjelaskan, siswa melipat tangan di atas meja dan memandang ke depan kelas. Ketika guru memberikan pertanyaan, siswa tidak bisa menjawab dan pandangannya kosong. 112

41 Siklus 1, perhatian siswa berubah lebih baik. Perhatian siswa yang tinggi tampak ketika guru memberikan contoh teks percakapan dengan menggunakan media gambar yang ditayangkan melalui layar proyektor. Siswa memperhatikan gambar dan berusaha menganalisis gambar apa sebenarnya yang ditayangkan. Selain itu siswa langsung merespon pertanyaan guru dan menjawab pertanyaan tersebut dengan lantang dan benar. Siklus II, perhatian siswa tampak ketika ada siswa lain yang membacakan hasil pekerjaannya, siswa lain memperhatikan dengan seksama. Perhatian mereka juga terfokus pada penjelasan guru saat mengoreksi hasil pekerjaan, sehingga saat ditanya para siswa bisa menjawab dengan baik. Berdasarkan pengamatan pada pratindakan diperoleh hasil 2 siswa (15,38%) memiliki perhatian yang tinggi, 7 siswa (53,84%) dengan perhatian yang cukup, dan 4 siswa (30,76%) dengan perhatian yang rendah. Siklus 1 diperoleh hasil 5 siswa (38,46%) memiliki perhatian yang tinggi, 6 siswa (10%) dengan perhatian yang cukup dan 2 siswa (15,38%) perhatiannya rendah. Pada siklus II diperoleh hasil 9 siswa (69,23%) termasuk dalam kategori perhatian tinggi, 3 siswa (23,07%) dengan perhatian cukup dan 1 (7,69%) siswa dengan perhatian rendah. c. Keaktifan Kondisi awal, keaktifan siswa belum tampak. Siswa pasif dalam pembelajaran. Siswa hanya mau melakukan sesuatu bila guru memberikan pancingan dan motivasi kepada siswa. Siklus 1 siswa begitu bersemangat dalam mengemukakan ide-ide untuk menulis teks percakapan. Antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain 113

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan disajikan uraian hasil penelitian. Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas rumusan masalah yang terdapat pada bab I. Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian. Observasi bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Banyubiru 01 di Dusun Kampung Rapet, Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Penggambaran kondisi awal sebelum dilaksanakannya sebuah penelitian tindakan, diperlukan untuk mengetahui gambaran nyata kondisi kelas yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes pada tiap siklus. Selanjutnya data yang diperoleh diuraikan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes pada tiap siklus. Selanjutnya data yang diperoleh diuraikan dalam 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian diperoleh melalui pengumpulan data melalui kegiatan observasi yang dilakukan pada siswa dan guru, hasil wawancara, serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Darus Salam Kalipang yang berada di Jalan masjid dusun Krikilan desa Kalipang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua masing masing siklus tiga kali pertemuan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan diawali dengan tahap pra siklus. Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal Senin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Pra Siklus Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Tleter Semester 2 Tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di M.Ts. Tarbiyatul Islamiyah (Taris) Lengkong yang letaknya di Desa Lengkong, Batangan, Pati, Jawa Tengah. M.Ts. ini berstatus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk saling berinteraksi dalam kehidupan manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas III Madrasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas III Madrasah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumanggi Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Observasi awal yang dilakukan di kelas IIIA SD Negeri Tlahap, peneliti berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di dalam proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS yang peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS yang peneliti 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada saat penelitian berlangsung di MI Darussalam Krian Sidoarjo tentang keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS yang peneliti lakukan. Metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu dilakukan pengamatan langsung saat pembelajaran IPA dan kegiatan wawancara dengan guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan peneliti sebagai observer dan berkolaborasi dengan guru sebagai pengajar dalam penelitian. Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN Deskripsi mengenai hasil penelitian merupakan jawaban atas rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Sebelum hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Deskripsi Siklus 1 4.1.1.1. Perencanaan Tindakan 1 Pada tahapan ini, kegiatan penyusunan rencana pembelajaran dilakukan setelah diperoleh

Lebih terperinci

[Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskriptif Menggunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas X-1 SMKS Kesehatan Kendari]

[Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskriptif Menggunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas X-1 SMKS Kesehatan Kendari] MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X-1 SMKS KESEHATAN KENDARI 1 SAFTA DEWI 1 Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kolaborasi yang dilaksanakan dua siklus dengan empat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dalam praktek mengajar di kelas I SDN Tlogowungu kecamatan Kaloran kabupaten Temanggung dengan jumlah siswa 25 pada mata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kenaran 2 Prambanan yang terletak di Jl. Watubalik, Sumberharjo, Prambanan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam upaya meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi ekonomi pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus Tahap pra siklus dilakukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas IVB pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat SD Negeri Tlahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 2 September 2014 dilaksanakan observasi awal dan tanggal 4 September

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan tentang penerapan strategi pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas pelaksanaan siklus 1 dan pelaksanaan siklus 2. Pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 meliputi perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Pada tahapan ini peneliti mengambil data hasil belajar pada materi sebelumnya. Peneliti mengambil data hasil belajar secara murni. Artinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata pelajaran Bahasa Arab materi al- Unwa>n untuk meningkatkan keterampilan berbicara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Blotongan 2 Salatiga dengan jumlah 39 peserta didik pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran dengan menggunakan media poster. Pada hasil penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran dengan menggunakan media poster. Pada hasil penelitian ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat hal-hal yang akan dijabarkan. Hasil penelitian ini yaitu semua data yang diperoleh peneliti selama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Pada tahap ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang penerapan model inquiry dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V MI

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Tambakboyo 02 pada tanggal 5-16 Maret

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua, masing-masing siklus tiga kali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Instrumen Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan soal tes akhir siklus. Seluruh instrumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Pra siklus Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas V SD 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun ajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan, Pelaksanaan, dan Refleksi 4.1.1 Siklus 1 4.1.1.1 Perencanaan Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar segi empat (persegi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 17 siswa. Sebelum dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Jlamprang 2 Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo kelas II dengan jumlah siswa sebanyak 35 yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri Sunggingsari SD Negeri Sunggingsari terletak di Desa Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Berdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.4. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas IV SDN Salatiga 01 dengan jumlah 51 siswa pada mata pelajaran Matematika pokok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini menerapkan pendekatan keterampilan proses melalui praktikum pada materi pemisahan campuran peserta didik kelas VII B NU Nurul Huda Mangkang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas I SDN Tingkir Lor 1 Salatiga. Sebelum dilaksanakannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Sebelum peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu peneliti melakukan observasi di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Diskripsi Kondisi Awal Hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Negeri 3 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan semester 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada kelas XII jurusan TFL (Teknik Fabrikasi Logam) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada kelas XII jurusan TFL (Teknik Fabrikasi Logam) yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMK Negeri 2 Kota Bengkulu tahun ajaran 2013/2014 pada semester genap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS. yang berjudul Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS. yang berjudul Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Kalimat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Siklus I Deskripsi siklus 1 menjelaskan tentang tahap rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Sabtu, 16 November

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan berupa peningkatan kemampuan siswa dalam menulis narasi dengan dikusi berbantuan gambar seri. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SDN Plumutan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Plumutan Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL A. Kegiatan PPL 1. Persiapan PPL

BAB II KEGIATAN PPL A. Kegiatan PPL 1. Persiapan PPL BAB II KEGIATAN PPL A. Kegiatan PPL 1. Persiapan PPL Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 UNY program kependidikan karena orientasi utamanya adalah kependidikan.

Lebih terperinci

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIDATO MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX-C SMP NEGERI 1 SINGOSARI KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Getas, Kecamatan Kaloran, kabupaten Temanggung dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sumber Energi Panas Mata Pelajaran IPA Kelas II-B MI Darun Najah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sumber Energi Panas Mata Pelajaran IPA Kelas II-B MI Darun Najah 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini dipaparkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Penerapan Strategi True Or False untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, di SD Negeri Ujung- Ujung 02 kecamatan Pabelan kabupaten Semarang khususnya

Lebih terperinci