Bab 1. Pendahuluan. oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 1. Pendahuluan. oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak"

Transkripsi

1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara yang memiliki banyak budaya yang telah diterapkan oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak fenomena-fenomena menarik yang mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Jepang modern ini. Bunuh diri atau jisatsu ( 自殺 ) adalah salah satu fenomena di Jepang sesuai yang dikemukakan oleh Suhartono (2009), Jepang, Korea Selatan dan Belgia merupakan tiga negara dengan angka bunuh diri terbesar di dunia karena jumlahnya yang meningkat setiap tahunnya. Bunuh diri yang kian terjadi di Jepang dilakukan karena berbagai macam alasan. Seperti yang dikemukakn oleh Jetsolf (2008), ada yang melakukan bunuh diri karena terlibat dalam masalah korupsi, depresi, di-ijime atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek lainnya adalah anak-anak SD, SMP yang kadang melakukan tindak bunuh diri karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Pengertian bunuh diri atau jisatsu ( 自殺 ) sendiri menurut Koujien (1996) adalah menghabisi nyawa diri sendiri. Bunuh diri atau jisatsu ( 自殺 ) adalah tindakan menghabisi nyawa diri sendiri dengan menggunakan berbagai macam cara. Dan bunuh diri bagi orang Jepang adalah penyelesaian yang terbaik atas kesalahan yang telah diperbuatnya. Bunuh diri ini dilakukan untuk menghapus rasa bersalah, rasa malu atas segala sesuatu yang dianggap buruk dan menyimpang oleh masyarakat Jepang modern ini. Bunuh diri paling banyak dilakukan dengan cara menabrakkan diri pada kereta api, menggantung diri dan mengiris 1

2 pergelangan tangannya sendiri. Orang Jepang melakukan bunuh diri juga sebagai bentuk pertanggungjawaban dan bentuk permohonan maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya. Hal ini sesuai dengan yang ditulis oleh Ishizawa (2005), bunuh diri dianggap tidak melanggar moral bahkan cocok dengan moral. Bunuh diri tidak dilihat sebagai tindakan yang tidak bertanggungjawab, bahkan dilihat sebagai salah satu cara pertanggungjawaban dan bentuk permohonan maaf kepada orang yang telah dirugikan. Bunuh diri itu berarti hukuman mati kepada diri sendiri. Hal ini menjadi sesuatu yang biasa karena bunuh diri di Jepang sudah ada sejak zaman feodal, biasa dilakukan oleh para samurai yang biasa disebut dengan harakiri atau dikenal juga dengan seppuku. Pada zaman feodal, bunuh diri dianggap sebagai cara terhormat bagi seorang samurai sesuai dengan prinsip bushido, kode moral kaum samurai. Ini mereka lakukan atas kesetiaan tertinggi kepada atasannya, yang kemudian berkembang sebagai tradisi memupuk jiwa patriotik, setia pada atasan (kelompok), jujur dan bertanggung jawab pada tugas serta berani berkorban. Namun, menurut Akafuji (2008), karena hilangnya bushido akibat kekalahan tentara Jepang pada Perang Dunia II membuat tradisi ini bergeser bentuknya menjadi sekarang ini. Faktor-faktor penyebab orang Jepang melakukan bunuh diri pada saat ini adalah menyangkut harga diri, rasa malu, rasa bersalah dan ikut merasa bersalah serta tidak adanya beban psikologis seperti rasa berdosa bagi mereka akan tindakan bunuh diri tersebut, karena menurut Akafuji (2008), masyarakat Jepang tidak mempunyai konsep dosa dan hanya berdasar pada etika bermasyarakat saja. Ia juga mengatakan dalam hidup bersosial, apabila mereka melakukan kesalahan, kesalahan tersebut murni kesalahan pada manusia, tidak kepada tuhan. Tanggung jawab orang Jepang adalah tanggung jawab kepada sesama manusia. Oleh karena itu, orang Jepang nyaris tanpa beban bila 2

3 bunuh diri. Tidak ada konsep ketuhanan dalam masyarakat Jepang pada umumnya. Di Jepang masih ada kecenderungan bunuh diri dianggap tidak melanggar moral bahkan cocok dengan moral. Bunuh diri tidak dilihat sebagai tindakan yang tidak bertanggungjawab, bahkan dilihat sebagai salah satu cara pertanggungjawaban. Bunuh diri itu berarti hukuman mati kepada diri sendiri. Hanya saja, pada zaman sekarang ini bunuh diri dilakukan karena hal-hal yang berkaitan dengan masalah ekonomi, politik, kesehatan dan keluarga. Ada yang melakukan bunuh diri karena tidak memiliki pekerjaan, di-ijime oleh teman sekolahnya, agar keluarganya mendapat uang asuransi atas kematiannya atau karena anaknya telah melakukan kasus kriminal yang menghebohkan masyarakat (Akafuji, 2008). Kebanyakan yang melakukan bunuh diri adalah laki-laki yang mencapai angka 73.3%. Kasus bunuh diri sendiri pun lebih banyak memakan korban dibanding dengan kasus kecelakaan lalu lintas, seperti yang tertulis dalam Nitobe dan Misaki (2005:27). Dikarenakan banyaknya orang yang melakukan bunuh diri, maka banyak drama Jepang yang mengambil topik dari fenomena tersebut. Seperti yang akan penulis bahas dalam skripsi ini. Penulis membahas mengenai tindakan bunuh diri dalam drama Tsubasa no Oreta Tenshi Tachi episode pertama yang dilakukan oleh tokoh Yoshimura Yuri. Yoshimura Yuri adalah seorang gadis yang menjalani hidup dengan menjauhi orang-orang di sekelilingnya dan merasa hidupnya tidak berarti sehingga setiap hari ia selalu melakukan percobaan bunuh diri. Hal ini disebabkan karena Yoshimura Yuri memiliki masalah dengan ibunya, ibunya selalu menolak dan acuh terhadap dirinya sejak kecil. Sedangkan ayahnya telah meninggalkan ia dan ibunya sejak ia baru lahir. Oleh karena itu, ibunya merasa terbebani dengan adanya Yoshimura Yuri. Dikarenakan faktor tersebut, maka penulis ingin membuktikan apakah faktor-faktor tersebut yang 3

4 melandasi tindakan bunuh diri Yoshimura Yuri. 1.2 Rumusan Permasalahan Penulis tertarik untuk menganalisis faktor sosial yang melandasi penyebab tindakan bunuh diri atau jisatsu ( 自殺 ) yang dilakukan Yoshimura Yuri dalam drama Tsubasa no Oreta Tenshi Tachi. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan dalam skripsi ini akan dibatasi pada percakapan antar tokoh (verbal) dan situasi (nonverbal) yang mengarah pada kerenggangan hubungan Yoshimura Yuri dengan ibunya dan sikap anti-sosial Yoshimura Yuri sebagai penyebab tindakan bunuh diri atau jisatsu ( 自殺 ) yang dilakukannya dalam drama Tsubasa no Oreta Tenshi Tachi episode pertama. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor sosial yang menjadi penyebab tindakan bunuh diri atau jisatsu ( 自殺 ) yang dilakukan oleh tokoh Yoshimura Yuri dalam drama Tsubasa no Oreta Tenshi Tachi. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca bahwa kerenggangan hubungan dengan ibu dan perilaku antisosial dapat menjadi penyebab tindakan bunuh diri atau jisatsu ( 自殺 ) dalam masyarakat Jepang modern ini. 4

5 1.5 Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kepustakaan untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan. Pengumpulan data didapat melalui buku, artikel dan internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Buku-buku yang mendukung penelitian in didapat dari perpustakaan The Japan Foundation. Untuk mengkaji data, penulis menggunakan metode deskriptif analitis untuk memberikan penjelasan keterangan pada data yang telah diperoleh. Serta metode kualitatif untuk menganalisa data. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab 1, Pendahuluan, dalam bab ini terdapat latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2, Landasan Teori, berisi tentang uraian teori dan konsep yang akan digunakan untuk keperluan analisis dan terdiri teori masyarakat Jepang modern, teori sosial psikoanalitik Horney, konsep bunuh diri, teori penokohan, dan teknik montase. Bab 3, Analisis Data, berisi analisis kerenggangan hubungan antara Yoshimura Yuri dengan ibunya dan analisis sikap antisosial Yoshimura Yuri yang menjadi penyebab tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh tokoh Yoshimura Yuri dalam drama Tsubasa no Oreta Tenshi Tachi. 5

6 Bab 4, Simpulan dan Saran, berisi tentang simpulan dari hasil analisis secara singkat dan jelas serta saran agar pembaca dapat mengambil manfaat dari penelitian ini. Bab 5, Ringkasan, dalam bab ini penulis akan menjelaskan secara singkat isi dari penulisan skripsi ini, mulai dari latar belakang penelitian, rumusan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, landasan teori dan analisis data serta simpulan sebagai jawaban yang di peroleh atas permasalahan yang dijadikan tema pada skripsi ini. 6

ANALISIS PENYEBAB TINDAKAN BUNUH DIRI YANG DILAKUKAN TOKOH YOSHIMURA YURI DALAM DRAMA TSUBASA NO ORETA TENSHI TACHI

ANALISIS PENYEBAB TINDAKAN BUNUH DIRI YANG DILAKUKAN TOKOH YOSHIMURA YURI DALAM DRAMA TSUBASA NO ORETA TENSHI TACHI ANALISIS PENYEBAB TINDAKAN BUNUH DIRI YANG DILAKUKAN TOKOH YOSHIMURA YURI DALAM DRAMA TSUBASA NO ORETA TENSHI TACHI Skripsi Oleh Shelvi 0900801573 Disetujui : Pembimbing Sri Dewi Adriani S.S M.Si D2681

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusasteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. feodalisme dimana kekuasaan ada pada kelompok militer atau bushido, yaitu antara

BAB I PENDAHULUAN. feodalisme dimana kekuasaan ada pada kelompok militer atau bushido, yaitu antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengenai bunuh diri (jisatsu) di Jepang telah ditemukan sejak zaman feodalisme dimana kekuasaan ada pada kelompok militer atau bushido, yaitu antara tahun 1185

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bunuh diri atau yang dikenal dengan jisatsu ( 自殺 )merupakan sebuah cara

BAB I PENDAHULUAN. bunuh diri atau yang dikenal dengan jisatsu ( 自殺 )merupakan sebuah cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mudahnya orang Jepang terluka oleh kegagalan, penolakan, dan penghinaan cenderung membuat mereka melukai dirinya sendiri. Tindakan bunuh diri atau yang dikenal

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci: Samurai, Bushido, Samurai 7

Abstraksi. Kata kunci: Samurai, Bushido, Samurai 7 Abstraksi Samurai, sebutan bagi kaum kesatria di Jepang merupakan salah satu unsur budaya Jepang yang cukup dikenal oleh masyarakat dunia. Selama ratusan tahun Jepang berada pada zaman feodal yang dipimpin

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Sugono, 2008). Menurut pendapat Anastasia (2007:

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bab 4 Simpulan Dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bushido pada tentara Kamikaze dalam Film letters from Iwojima penulis menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih kita kenal sebagai bunuh diri atau disebut juga jisatsu. Jisatsu merupakan suatu bentuk

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Semua orang selalu gemar menonton drama dan film. Pemilihan topik yang

Bab 5. Ringkasan. Semua orang selalu gemar menonton drama dan film. Pemilihan topik yang Bab 5 Ringkasan Semua orang selalu gemar menonton drama dan film. Pemilihan topik yang bervariasi dan menggugah hati orangpun bermunculan setiap saat. Menariknya jalan cerita dari film atau drama seri

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Adapun tujuan dan metode penelitian juga tercantum dalam pendahuluan.

Bab 5. Ringkasan. Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Adapun tujuan dan metode penelitian juga tercantum dalam pendahuluan. Bab 5 Ringkasan 5.1 Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Analisis Psikologi Transgender Pada Tokoh Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Dalam bab ini, penulis akan menjabarkan ringkasan dari

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. karakter manusia, melebur dalam masyarakat dan berbaur menjadi satu,

Bab 1. Pendahuluan. karakter manusia, melebur dalam masyarakat dan berbaur menjadi satu, Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan ruang lingkup yang luas dalam kehidupan. Bermacammacam karakter manusia, melebur dalam masyarakat dan berbaur menjadi satu, membentuk keragaman

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kira-kira 4000 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar 370.000 km 2. Kepulauan Jepang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai wujud gagasan seseorang yang pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai wujud gagasan seseorang yang pada hakikatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai wujud gagasan seseorang yang pada hakikatnya adalah suatu media yang menggunakan bahasa untuk mengungkapkan pandangannya terhadap lingkungan sosial

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. suka berkelompok, dan sebagainya. Kehidupan berkelompok dalam masyarakat Jepang

Bab 5. Ringkasan. suka berkelompok, dan sebagainya. Kehidupan berkelompok dalam masyarakat Jepang Bab 5 Ringkasan Pada umumnya orang sering menyebutkan bahwa orang Jepang suka bekerja keras, suka berkelompok, dan sebagainya. Kehidupan berkelompok dalam masyarakat Jepang disebut juga dengan shuudan

Lebih terperinci

BAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual

BAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual BAB 5 Ringkasan Pada bab ini yang juga merupakan bab terakhir dalam skripsi ini, penulis akan memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual pada tokoh Yuriko Hirata

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. yang dilakukan Yuri. Faktor pertama berasal dari hubungan antara Yuri dan ibunya,

Bab 3. Analisis Data. yang dilakukan Yuri. Faktor pertama berasal dari hubungan antara Yuri dan ibunya, Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini penulis akan menganalisis dua penyebab utama tindakan bunuh diri yang dilakukan Yuri. Faktor pertama berasal dari hubungan antara Yuri dan ibunya, sedangkan yang ke dua

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. ketat serta pendidikan yang cukup baik. Bagi orang Jepang, dapat masuk ke sekolah

Bab 1. Pendahuluan. ketat serta pendidikan yang cukup baik. Bagi orang Jepang, dapat masuk ke sekolah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara yang sangat maju, memiliki hukum yang sangat ketat serta pendidikan yang cukup baik. Bagi orang Jepang, dapat masuk ke sekolah yang bagus merupakan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012 : Hal 189),

Bab 1. Pendahuluan. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012 : Hal 189), Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di zaman sekarang ini rasanya sudah tidak asing lagi bagi kita dengan kata drama. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012

Lebih terperinci

Bab 1. Sebelum Perang Dunia (PD) II, kebanyakan orang Jepang tinggal dalam satu atap

Bab 1. Sebelum Perang Dunia (PD) II, kebanyakan orang Jepang tinggal dalam satu atap Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebelum Perang Dunia (PD) II, kebanyakan orang Jepang tinggal dalam satu atap bersama keluarga besar nya, yang dapat terdiri dari tiga generasi atau lebih. Pola tradisional

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara maju dari segi ekonomi juga dalam bidang teknologi, pendidikan, dan informasi. Generasi muda diharapkan untuk dapat menjadi seorang yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan menurunnya angka kelahiran adalah permasalahan yang banyak dialami negara maju, salah satu negara yang mengalaminya adalah Jepang. Jepang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korea Selatan termasuk salah satu negara yang sangat unik dan menarik untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan kehidupan bermasyarakatnya

Lebih terperinci

KASUS BUNUH DIRI PADA MASYARAKAT JEPANG (PENYEBAB DAN TREN DEWASA INI) Sriwahyu Istana Trahutami

KASUS BUNUH DIRI PADA MASYARAKAT JEPANG (PENYEBAB DAN TREN DEWASA INI) Sriwahyu Istana Trahutami KASUS BUNUH DIRI PADA MASYARAKAT JEPANG (PENYEBAB DAN TREN DEWASA INI) Sriwahyu Istana Trahutami utami_undip@yahoo.com Abstrak Pada tahun 2003 di Jepang terdapat kasus kematian akibat bunuh diri mencapai

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja

Bab 1. Pendahuluan. Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja adalah suatu masa yang pasti dialami oleh semua orang. Pada tahapan ini seorang remaja adalah

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends

Bab 4. Simpulan dan Saran. disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan analisis data yang penulis lakukan pada bab analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends merupakan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. 5.1 Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Analisis Konsep Kyouiku Mama yang

Bab 5. Ringkasan. 5.1 Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Analisis Konsep Kyouiku Mama yang Bab 5 Ringkasan 5.1 Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Analisis Konsep Kyouiku Mama yang Tercermin Dari Tokoh Saionji Fumie Dalam Drama Juken no Kamisama Bab pertama, yaitu Pendahuluan, berisi tentang latar

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karya sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai hiburan

Lebih terperinci

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka Prinsip utama aikidou adalah gi. Gi terdapat dalam diri aikidouka yaitu jasmani dan jiwa. Jiwa

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara maju yang ada di dunia. Jepang juga di kenal sebagai negara yang menjunjung tinggi kebudayaan. Sebagai negara maju, Jepang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alami di bawah pengawasan guru. Siswa berproses dalam kegiatan. pembelajaran, pengembangan keterampilan, pengembangan sikap sosial,

BAB I PENDAHULUAN. alami di bawah pengawasan guru. Siswa berproses dalam kegiatan. pembelajaran, pengembangan keterampilan, pengembangan sikap sosial, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu lembaga yang dirancang sebagai wadah untuk melakukan berbagai kegiatan. Di dalam wadah ini siswa berproses secara alami di bawah pengawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dan media massa saat ini memegang peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak transformasi sosial dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai tradisional, terutama dalam hal perkawinan. Perkawinan Jepang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Untuk mengarahkan deskripsi kepada kesimpulan penelitian terhadap respon

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang sebagai negara Asia yang penting. Begitu juga dengan kebudayaannya. Jepang merupakan negara

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci : Bushido, Onizuka, Great Teacher Onizuka

Abstraksi. Kata kunci : Bushido, Onizuka, Great Teacher Onizuka Abstraksi Bushido, sebuah konsep yang mengatur tatanan hidup seorang ksatria yang disebut samurai selama ratusan tahun pada zaman feudal. Konsep ini masih hidup di dalam masyarakat, bahkan tetap memberikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. masalah, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,

BAB V KESIMPULAN. masalah, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, BAB V KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sesuai dengan rumusan masalah, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, dalam novel Dan Hujan pun Berhenti terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai ataupun konflik dalam bidang politik, ekonomi, perdagangan, dan sosial. Proses tersebut sejalan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan satu dari sekian negara yang tergolong cepat melakukan pembangunan dalam bidang ekonomi, pendidikan dan teknologi di dunia, semenjak dari masa isolasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah generasi penerus bangsa. Oleh karena itu setiap anak seharusnya mendapatkan haknya untuk bermain, belajar dan bersosialisasi. Tetapi keadaannnya akan menjadi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1.1 Struktur Naskah Pertja Objek penelitian yang digunakan dalam kajian skripsi ini adalah naskah drama yang berjudul Pertja karya Benjon atau Benny Yohanes. Lakon

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. bangsa yang pernah jatuh pada titik nol akibat perang kemudian bangkit dan

Bab 1. Pendahuluan. bangsa yang pernah jatuh pada titik nol akibat perang kemudian bangkit dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah bangsa yang mendapatkan nilai plus di mata dunia, sebagai bangsa yang pernah jatuh pada titik nol akibat perang kemudian bangkit dan berjalan dengan sangat

Lebih terperinci

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Negara kecil itu sedang dilanda perang saudara dan kaum gerilya bertempur di mana-mana. Seorang pemuda ditangkap dan nyawanya terancam jika ia tidak mau melepaskan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai negara apabila wilayah tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, pengakuan dari negara lain, dan

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Salah satu kepribadian bangsa Jepang yang mengungguli bangsa lain adalah

BAB 1. Pendahuluan. Salah satu kepribadian bangsa Jepang yang mengungguli bangsa lain adalah BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Salah satu kepribadian bangsa Jepang yang mengungguli bangsa lain adalah ketekunan bekerja dan rasa kesetiaan yang luar biasa pada perusahaan atau tempatnya bekerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cinta dan seksual merupakan salah satu permasalahan yang terpenting yang dialami oleh remaja saat ini. Perasaan bersalah, depresi, marah pada gadis yang mengalami

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 latar belakang Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi kedisiplinan dalam tatanan hidup umat manusia sebagai makhluk sosial secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta

BAB IV PENUTUP. keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Pendidikan etika harus diajarkan dan diterapkan semenjak kecil di dalam keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta keteraturan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Definisi wanita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) ialah

BAB 1 PENDAHULUAN. Definisi wanita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) ialah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi wanita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) ialah perempuan dewasa yang berada pada rentang umur 20-40 tahun dalam penjabaran yang secara teoritis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini akan membahas mengenai bushidoyang ada di Jepang dengan melihat bagaimana nilai ini tetap dapat eksis dalam sistem masyarakat yang ada dan diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

Latar belakang munculnya fenomena bankonka pada tokoh Natsumi Hayasaka dalam drama Kekkon Dekinai Otoko

Latar belakang munculnya fenomena bankonka pada tokoh Natsumi Hayasaka dalam drama Kekkon Dekinai Otoko Bab 3 Metode Penelitian Dalam bab ini penulis akan menguraikan yang digunakan di dalam penulisan skripsi ini. Metode yang digunakan terbagi menjadi 3 tahap. Yaitu, tahap I (Memulai penelitian), tahap II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju dan modern, tetapi negara Jepang tidak pernah meninggalkan tradisi dan budaya mereka serta mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada sejak

Lebih terperinci

ABSTRAK USAHA USAHA PENANGGULANGAN IJIME DI KALANGAN SISWA DI JEPANG. atau bahkan kekerasan yang dilakukan oleh para para pelajar.

ABSTRAK USAHA USAHA PENANGGULANGAN IJIME DI KALANGAN SISWA DI JEPANG. atau bahkan kekerasan yang dilakukan oleh para para pelajar. ABSTRAK USAHA USAHA PENANGGULANGAN IJIME DI KALANGAN SISWA DI JEPANG Ijime adalah gangguan yang berisi ejekan, penindasan, perendahan martabat, atau bahkan kekerasan yang dilakukan oleh para para pelajar.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, pendekatan penelitian atau disebut dengan paradigma penelitian yang cukup dominan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Seorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, setiap individu dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial, dan mampu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang yang berangkat dari keterbelakangan, adalah salah satu negara yang menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan Jepang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asa Nonami merupakan seorang novelis terkenal di Jepang, ia lahir pada 19 Agustus 1960 di Tokyo. Asa Nonami adalah penulis cerita fiksi kejahatan dan cerita horor,

Lebih terperinci

Kesalehan Ayub (Ayub 1-2) Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Kesalehan Ayub (Ayub 1-2) Ev. Bakti Anugrah, M.A. Kesalehan Ayub (Ayub 1-2) Ev. Bakti Anugrah, M.A. Kesalehan menjadi sesuatu yang langka di zaman kita. Barang langka cenderung menjadi mahal atau dianggap aneh. Seorang yang saleh itu dapat menjadi aneh

Lebih terperinci

ETIK UMB ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI (MATERI TAMBAHAN) Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi AKUNTANSI MANAJEMEN

ETIK UMB ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI (MATERI TAMBAHAN) Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi AKUNTANSI MANAJEMEN Modul ke: ETIK UMB ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI (MATERI TAMBAHAN) Fakultas FEB Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi AKUNTANSI MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id INTRODUCTION Etika adalah refleksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bila membicarakan Jepang, maka hal yang akan terbayang adalah sebuah Negara modern di mana penduduknya memiliki kedisiplinan yang tinggi, maju, kaya, dan sebutan-sebutan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga

Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam menjalani kehidupannya manusia selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain. Keluarga

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau yang disebut sebagai Sakoku (negeri tertutup). Akibat isolasi politik tersebut

BAB I PENDAHULUAN. atau yang disebut sebagai Sakoku (negeri tertutup). Akibat isolasi politik tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman Edo (1602-1868) pemerintah Jepang melakukan isolasi politik atau yang disebut sebagai Sakoku (negeri tertutup). Akibat isolasi politik tersebut timbullah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khulaimata Zalfa, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khulaimata Zalfa, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja dikatakan sebagai masa transisi, yakni peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Menurut Santrock (2003:24) transisi pada remaja terlihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara yang maju dalam teknologi dan ekonomi. Meskipun Jepang termasuk dalam salah satu negara maju di dunia, masyarakat Jepang

Lebih terperinci

ISU-ISU ETIKA ISU-ISU ETIKA PROFESI TEKNIK SIPIL

ISU-ISU ETIKA ISU-ISU ETIKA PROFESI TEKNIK SIPIL ISU-ISU ETIKA Referensi : Etika Profesi, Dr. Ir. Sri Sunarjono ISU-ISU ETIKA PROFESI TEKNIK SIPIL Proyek fiktif Tidak netral dalam studi kelayakan Penipuan data survey Kolusi dalam proses pelelangan Korupsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain yang diciptakan Allah SWT. Manusia diberikan akal dan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. lain yang diciptakan Allah SWT. Manusia diberikan akal dan pikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhlukmakhluk lain yang diciptakan Allah SWT. Manusia diberikan akal dan pikiran serta hati nurani sebagai media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terutama pada dunia pendidikan. Komputer sangat membantu untuk proses

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terutama pada dunia pendidikan. Komputer sangat membantu untuk proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer pada masa sekarang ini sangat pesat dalam kehidupan manusia terutama pada dunia pendidikan. Komputer sangat membantu untuk proses operasi disetiap

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Perkembangan bahasa Jepang dewasa ini di Indonesia, tidak terlepas dari

Bab 1. Pendahuluan. Perkembangan bahasa Jepang dewasa ini di Indonesia, tidak terlepas dari Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan bahasa Jepang dewasa ini di Indonesia, tidak terlepas dari banyaknya film drama Jepang atau orang Jepang sendiri menyebutnya terebi dorama ke Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Melalui analisis, dapat terlihat berbagai kritik sosial yang diungkapkan oleh SGA dalam Kalatidha. Kritik dalam Kalatidha dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik (zaman Heian), sastra pertengahan (zaman Kamakura, zaman Namboku-cho dan zaman Muromachi),

Lebih terperinci

Munculnya Sebuah Keluarga

Munculnya Sebuah Keluarga Munculnya Sebuah Keluarga Berbicara tentang cinta tidak pernah akan habis. Hal ini merupakan itrah manusia, tinggal kadarnya saja perlu kita ketahui lebih mendalam. Maka untuk itu marilah kita bersama-sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Seiring dengan berkembangnya jaman, Jepang mengalami globalisasi dan dengan berkembangnya globalisasi ini teknologi Jepang pun semain meningkat. Meningkatnya teknologi

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hana Mei 2014 Berdoa Bagi Para Ibu

Kalender Doa Proyek Hana Mei 2014 Berdoa Bagi Para Ibu Kalender Doa Proyek Hana Mei 2014 Berdoa Bagi Para Ibu Para ibu memegang masa depan. Setiap saat dalam hidupnya mereka memelihara masa depan para guru, para dokter, pengusaha, politisi dan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juga terkenal dengan budaya Hallyu. Selain terkenal akan Hallyu nya, Korea

BAB 1 PENDAHULUAN. juga terkenal dengan budaya Hallyu. Selain terkenal akan Hallyu nya, Korea BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korea Selatan adalah salah satu negara di Asia yang memiliki perekonomian yang cukup kuat dan stabil. Selain perekonomian yang kuat, saat ini Korea Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita. Setiap individu, baik pria maupun wanita memiliki peran masing-masing serta mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Analisis Pengaruh Labeling Terhadap Konsep

Bab 5. Ringkasan. Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Analisis Pengaruh Labeling Terhadap Konsep Bab 5 Ringkasan Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Analisis Pengaruh Labeling Terhadap Konsep Diri Pada Tokoh Shinagawa Daichi Dalam Drama Yankee Kun To Megane Chan Bab pertama, yaitu pendahuluan, yang berisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini Jepang adalah salah satu negara yang maju dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini Jepang adalah salah satu negara yang maju dan mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Jepang adalah salah satu negara yang maju dan mempunyai posisi penting di dunia. Hal ini tidak terjadi begitu saja, ada usaha keras yang dilakukan oleh masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Remaja yang sedang berada dalam masa transisi yang banyak menimbulkan konflik, frustasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tokoh Penokohan merupakan suatu bagian terpenting dalam membangun sebuah cerita. Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan tokoh dalam cerita, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi dan bersosialisasi. Karena manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara tentumengenal yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara tentumengenal yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara tentumengenal yang namanya seorang anak. Status seorang anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, dalam

Lebih terperinci

BULLYING. I. Pendahuluan

BULLYING. I. Pendahuluan BULLYING I. Pendahuluan Komitmen pengakuan dan perlindungan terhadap hak atas anak telah dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28B ayat (2) menyatakan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tegas dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. tegas dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum. Hal ini telah dinyatakan dengan tegas dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 bahwa Negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga yang utuh mempunyai peranan yang sangat penting pada perkembangan psikologis anak. Peranan masing-masing orangtua dalam pertumbuhan anak pun mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang dipengaruhi oleh segi-segi sosial dan budaya. Istilah sastra dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV HATI NURANI. 2. KOMPETENSI DASAR Mengenal suara hati, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat

BAB IV HATI NURANI. 2. KOMPETENSI DASAR Mengenal suara hati, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat BAB IV HATI NURANI A. KOMPETENSI 1. STANDAR KOMPETENSI Memahami nilai nilai keteladanan Yesus Kristus sebagai landasan mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki laki yang memiliki rupa rupa kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijamah. Sedangkan Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2008: 3) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dijamah. Sedangkan Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2008: 3) membedakan 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada terdapat berbagai macam definisi kebudayaan, ada yang membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah sesuatu yang semiotik, tidak kentara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang India merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947. Kemerdekaan India diperjuangkan melalui perlawanan fisik maupun perlawanan non fisik. Perlawanan fisik di India salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai

Lebih terperinci

BAB II FENOMENA BUNUH DIRI DI JEPANG. 2.1 Pandangan Hidup dan Mati Bagi Masyarakat Jepang. A. Pandangan Hidup Bagi Masyarakat Jepang

BAB II FENOMENA BUNUH DIRI DI JEPANG. 2.1 Pandangan Hidup dan Mati Bagi Masyarakat Jepang. A. Pandangan Hidup Bagi Masyarakat Jepang BAB II FENOMENA BUNUH DIRI DI JEPANG 2.1 Pandangan Hidup dan Mati Bagi Masyarakat Jepang A. Pandangan Hidup Bagi Masyarakat Jepang Menurut Ruth Benedict (1989 : 232), di dalam studi-studi antropologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Aborsi adalah pembunuhan janin yang di ketahui oleh masyarakat yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi dibedakan antara aborsi yang terjadi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. (interpersonal communication). Komunikasi inilah yang merupakan fungsi

Bab 1. Pendahuluan. (interpersonal communication). Komunikasi inilah yang merupakan fungsi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Bahasa memungkinkan sesama manusia untuk berkomunikasi. Menurut Machali, bahasa itu memungkinkan terjadinya komunikasi antar pribadi (interpersonal communication).

Lebih terperinci