Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih
|
|
- Agus Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih kita kenal sebagai bunuh diri atau disebut juga jisatsu. Jisatsu merupakan suatu bentuk bunuh diri yang dilakukan karena adanya rasa bersalah atas melakukan suatu hal yang dapat membuat dirinya malu. Rasa bersalah dan malu tersebutlah yang menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat Jepang tertentu. Jisatsu dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu pertama, jisatsu yang terjadi pada pria yang disebabkan oleh kepribadian seseorang, hubungan keluarga, masalah keuangan dan yang kedua, jisatsu yang terjadi pada wanita yang disebabkan oleh status perkawinan, kekacauan dalam asmara dan lainlain. Bunuh diri sebagian besar menimpa golongan dewasa dan alasan mereka bunuh diri tidak hanya disebabkan oleh rasa bersalah dan malu akan tetapi juga karena penyakit yang tidak kunjung sembuh. Penyakit yang tidak kunjung sembuh berhubungan dengan segi psikologi. Dimana ada faktor-faktor yang bisa lebih menjelaskan karena apa mereka bunuh diri. Seperti faktor ketergantungan, kecemasan, dan juga depresi. Teori psikologi yang saya gunakan dalam bab tiga nanti adalah teori psikoanalisa kecemasan oleh Sigmund Freud (2007), teori ketergantungan oleh James Morrison (1996), dan teori depresi oleh Philip L. Rice (1992). Teori psikoanalisa kecemasan Sigmund Freud menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu perasaan afektif yang tidak menyenangkan dan perasaan tersebut disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Teori ketergantungan James Morrison menjelaskan bahwa 1
2 kedekatan sebuah hubungan menimbulkan ketergantungan. Kedekatan dalam penjelasan James Morrison akan saya hubungkan dengan teori cinta kasih oleh Robert Sternberg (2007), dimana awal kedekatan sebuah hubungan itu bermula dari rasa sayang atau cinta kasih. Dengan adanya cinta kasih yang menimbulkan kedekatan tersebutlah ketergantungan itu dapat tercipta dengan sendirinya tanpa dapat disadari. Teori depresi menurut Philip L. Rice menjelaskan bahwa depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan. Berdasarkan teori psikologi di atas, saya akan menganalisis penyebab bunuh diri tokoh Naoko dalam novel Noruwei no Mori karya Haruki Murakami. Alasan saya mengapa memilih topik bunuh diri melalui sebuah novel karena di Jepang sendiri telah merebak peristiwa bunuh diri dan telah menjadi sebuah fenomena yang menarik. Disebut sebagai fenomena yang menarik karena negara Jepang merupakan salah satu negara yang angka kematiannya sangat tinggi karena bunuh diri. Tingginya angka kematian karena bunuh diri ini telah menjadi perhatian negara-negara di luar Jepang. Orang Jepang pada umumnya mudah sekali mengambil jalan pintas untuk mengatasi masalah-masalah hidupnya. Tekanan dari masalah hidup dapat menimbulkan depresi yang memicu mereka untuk melakukan hal-hal yang negatif termasuk bunuh diri. Bunuh diri ada yang dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan menjatuhkan diri dari gedung bertingkat, menabrakkan diri pada kereta dan juga gantung diri. Ada banyak teori bunuh diri. Salah satunya yang kerap menjadi acuan dalam analisis saya adalah teori bunuh diri yang diajukan oleh Iga dalam Adhana (2007), mengelompokkan bunuh diri menjadi tiga hal dipandang dari sudut pandang 2
3 psikologinya yaitu 1)sifat kepribadian, 2) keadaan emosi, 3) dorongan jiwa, 4) gangguan pada pola kesadaran, 5) Mekanisme penyesuaian diri yang tidak efektif dan pola yang tidak dapat berubah-ubah. Sifat kepribadian yaitu berupa kecintaan pada diri sendiri, rasa ketergantungan dan pembalasan dendam secara nyata atau memikirkan tentang penyerahan diri. Keadaan emosi yaitu berupa kemarahan dan depresi. Dorongan jiwa yaitu berupa keinginan untuk membunuh, keinginan untuk dibunuh atau keinginan untuk mati dan keinginan untuk lahir kembali. Gangguan pada pola kesadaran yaitu berupa sesuatu yang berakhir dengan kekacauan. Dan yang terakhir adalah mekanisme penyesuaian diri yang tidak efektif dan pola yang tidak dapat berubah-ubah. Teori bunuh diri di atas akan saya gunakan untuk menganalisis bunuh diri tokoh Naoko. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai teori yang telah saya sebutkan semua di atas maka saya akan menjelaskan secara rinci lagi mengenai teori psikoanalisa kecemasan Sigmund Freud, teori ketergantungan James Morrison, teori depresi Philip L.Rice dan terakhir adalah teori bunuh diri Mamoru Iga dalam skripsi Ashri Adhana Ringkasan Cerita dari Novel Noruwei no Mori Karya Haruki Murakami Kisah ini berawal dari Toru Watanabe ketika mendengarkan Noruwegian Wood karya Beatles, dia terkenang akan Naoko, gadis cinta pertamanya yang merupakan kekasih dari sahabat karibnya, Kizuki. Lalu serta merta dia terlempar ke dalam masa-masa kuliah di Tokyo. Dia terhanyut dalam dunia pertemanan yang pelik, seks bebas, nafsu-nafsu, dan rasa hampa hingga ke masa seorang gadis badung bernama Midori yang telah berhasil memasuki relung kehidupannya sehingga dia harus memilih antara masa lalu dan masa depannya. Masa lalunya yang kelam dimana dia harus kehilangan Naoko, gadis cinta pertamanya dan kehilangan satu-satunya sahabat karib baginya, Kizuki. Dua orang 3
4 terdekat Watanabe meninggal secara diam-diam dan terbungkus rapi telah membuat hidupnya menjadi berantakan serta merasakan kehampaan yang begitu pekat dan sedih yang teramat sangat. Sebelum kehilangan Naoko, Watanabe juga mencintai seorang gadis bernama Midori, teman kuliahnya. Bukan hanya mencintai, gadis tersebut juga telah tidur dengannya. Selain Midori, Naoko adalah wanita pertama yang melakukan hubungan seks dengan Watanabe. Gelora cinta Watanabe penuh dengan saat-saat yang memilukan dan kesadaran akan naluri kehidupan bahkan naluri kematian. Novel ini juga menyimpan kisah komedi yang terjadi pada saat Watanabe memasuki kuliah dan bertemu dengan teman satu asramanya yang aneh bernama Kopasgat. Dia juga mengenal Nagasawa, seorang lelaki yang mempunyai peranan penting dalam asramanya. Nagasawa juga orang pertama yang membawanya ke dunia luar untuk menikmati kesenangan semu yakni meminum minuman beralkohol dan banyak tidur dengan perempuan yang ada di dalam sebuah bar. Semua ini Watanabe lakukan hanya untuk menutupi kekosongan hati beserta hidupnya karena tidak mengerti akan perasaan yang ia rasakan terhadap Naoko Tokoh Naoko Dalam novel Noruwei no Mori, tokoh Naoko diberi gambaran sebagai seorang gadis cantik yang sifatnya terkadang tidak dapat diterka. Pada saat dia ingin bicara maka semua yang ingin dibicarakan akan diutarakan dengan kata-kata yang sangat banyak dan seolah tak akan berhenti bicara hingga apa yang ingin dibicarakannya tersampaikan. Namun jika dia tidak sedang ingin bicara maka dia akan menutup mulutnya rapat-rapat dan akan diam seribu bahasa. Bisa dikatakan juga dia seorang periang. Sejak kecil selalu disayang oleh kakak perempuannya. Namun secara mendadak kakak perempuannya 4
5 meninggal bunuh diri dengan cara gantung diri. Naoko merasakan ketakutan yang teramat sangat dan ketakutan tersebut menimbulkan sebuah kecemasan. Naoko sangat kehilangan dan tersiksa batinnya karena kematian kakak perempuannya. Setelah kematian kakak perempuannya, Naoko merasakan ada sesuatu yang mati dalam dirinya sehingga selama tiga hari sesudah itu, dia tidak dapat berbicara dan hanya terbaring di tempat tidur dengan mata saja yang tetap terbuka. Peristiwa menyedihkan kembali terjadi dimana Kizuki, kekasihnya yang juga merupakan sahabat bagi dia satu-satunya meninggal dengan bunuh diri juga. Kizuki meninggal dengan cara menyambungkan selang karet pada pipa knalpot mobil dan merapatkan jendela mobilnya dengan lakban lalu mesin dibiarkan terus hidup. Sejak dua peristiwa menyedihkan itu menimpanya, Naoko merasakan ada yang aneh dalam dirinya. Bukan masalah kecil yang menggeluti hidupnya melainkan merupakan masalah besar karena telah kehilangan dua orang terdekatnya. Dia merasa kaget dan depresi berkepanjangan serta berpikiran tidak akan pernah bisa sembuh dari penyakit jiwanya ini. Namun dengan adanya keberadaan Watanabe, dia sanggup bertahan untuk tetap melanjutkan hidup meskipun hidupnya selalu diwarnai dengan ketakutan juga kecemasan karena kehilangan kakak perempuannya dan juga Kizuki. Naoko pada saat berumur 20 tahun untuk pertama kalinya melakukan hubungan seks dan hal itu dilakukannya bersama Watanabe. Setelah seks pertamanya, dia memutuskan untuk pergi ke kampung halamannya dan memilih untuk tinggal di sebuah tempat rehabilitasi dan menenangkan jiwa beserta pikirannya. Namun semua usaha yang dia lakukan gagal. Apapun yang dia lakukan, dia akan selalu terkenang akan dua peristiwa menyedihkan tentang kehilangan orang terdekatnya dan untuk menyelesaikan semuanya itu, Naoko 5
6 memilih untuk bunuh diri dengan cara yang sama seperti kakak perempuannya yaitu gantung diri. 1.2 Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah saya ingin menganalisis penyebab bunuh diri tokoh Naoko dari perspektif psikologi dalam novel Noruwei no Mori karya Haruki Murakami. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Pada penelitian ini, saya membahas perilaku tokoh Naoko dalam novel Noruwei no Mori karya Haruki Murakami. Dalam novel ini banyak menggambarkan tindak tanduk tokoh Naoko yang memilih bunuh diri sebagai jalan keluar dari masalahnya. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan saya meneliti kasus bunuh diri ini karena saya ingin mencari tahu apa penyebab tokoh Naoko memilih bunuh diri sebagai jalan keluar permasalahannya. Manfaatnya adalah kita dapat mengetahui lebih jauh lagi faktor-faktor apakah yang dapat mempengaruhi seseorang melakukan tindak bunuh diri. Gambaran faktor penyebab bunuh diri dapat kita lihat pada tokoh Naoko yang akan saya teliti dalam skripsi ini. 1.5 Metode Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, saya sebagai penulis menggunakan metode kajian kepustakaan, yaitu dengan membaca, meringkas, mengutip, dan membuat kesimpulan 6
7 berdasarkan buku yang saya jadikan acuan untuk mendukung penelitian ini. Buku acuan saya dapatkan dari perpustakaan The Japan Foundation seperti korpus data yang berupa novel Noruwei no Mori dalam bahasa Jepangnya. Untuk mengkaji dan menganalisis data-data, saya menggunakan metode deskriptif analisis. Salah satunya teori psikoanalisa kecemasan yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menguraikannya ke dalam lima bab dengan sistematika pembahasan dan aturannya agar pembaca lebih mudah untuk memahami dan bahkan mengerti inti dari pembahasan skripsi ini. Dalam Bab 1 pendahuluan, penulis menguraikan mengenai latar belakang penelitian mengenai gaya serta ritual penghancuran diri di Jepang seperti apa, macammacam bunuh diri yang lebih dikenal sebagai jisatsu dan menjelaskan apa yang dimaksud dengan bunuh diri secara umum, perumusan permasalahan mengenai faktor penyebab tokoh Naoko memilih bunuh diri sebagai jalan keluar, ruang lingkup penelitian adalah novel Noruwei no Mori karya Haruki Murakami, tujuan dan manfaat dari penelitian adalah mencari tahu faktor penyebab bunuh diri tokoh Naoko dan mengetahui bunuh diri lebih jauh lagi dari artinya secara umum serta macam-macamnya. Dalam Bab 2 landasan teori, penulis memberikan penjelasan secara lengkap mengenai teori yang bersangkutan dengan penelitian yang didapat dari kajian metode kepustakaan serta melalui internet dalam sebuah situs internet sebagai data pendukung untuk menyusun dan membahas analisis saya pada bab tiga berikut ini. Dalam Bab 3 analisis data, berisi analisa kalimat per kalimat mengenai faktor penyebab bunuh diri tokoh Naoko dalam perilakunya serta pengungkapannya. Kutipan 7
8 tersebut akan dihubungkan dengan teori yang sesuai. Untuk faktor penyebabnya menggunakan teori psikologi dan salah satunya adalah teori psikoanalisa kecemasan oleh Sigmund Freud. Menganalisis secara berhubungan dimulai dari ketergantungan, kecemasan, depresi lalu bunuh diri pada tokoh Naoko dalam novel Noruwei no Mori karya Haruki Murakami. Dalam Bab 4 Simpulan dan Saran, berisi mengenai kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh penulis dari hasil analisis faktor penyebab bunuh diri pada tokoh Naoko berdasarkan dari novel Noruwei no Mori. Pada bab ini juga berisikan saran bahwa menjalani kehidupan itu masih ada beragam cara namun tidak dengan cara bunuh diri untuk menyelesaikan masalah kehidupan kita. Kematian memang akan datang pada siapa saja namun bunuh diri bukanlah jalan yang baik untuk mencari sebuah penyelesaian atau jalan keluar dalam sebuah masalah. Dalam Bab 5 Ringkasan, merupakan bab penutup atau bab terakhir, dimana bab ini menyajikan tentang ringkasan skripsi penulis secara keseluruhan mulai dari latar belakang penelitian, rumusan permasalahan serta tujuan penelitian dan hasil penelitian tersebut. Bab ini juga berisikan garis besar cerita tokoh Naoko dalam novel Noruwei no Mori serta ringkasan ceritanya dari awal hingga akhir. 8
Abstraksi. - Bunuh diri
Abstraksi Noruwei no Mori adalah salah satu karya Haruki Murakami yang banyak mendapatkan perhatian dari banyak orang terutama untuk golongan remajanya karena ceritanya menggambarkan keadaan remaja di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, dan keagamaan keberadaannya tidak merupakan keharusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa latin, yakni littera yang berarti tulisan, dimana istilah sastra ini dapat dipakai untuk menunjukkan gejala budaya
Lebih terperinciSINOPSIS. Universitas Darma Persada
SINOPSIS Watanabe Toru adalah seorang pria berusia 37 tahun yang sedang menaiki pesawat Boeing 737 menuju ke bandara Hamburg, Jerman. Sesampainya di bandara, dia mendengar suara lantunan instrumentalia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, setiap individu dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial, dan mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, tentu banyak hal yang dapat kita pelajari. Misalnya di dalam keluarga, kita dapat mengenal cara berkomunikasi yang baik. Kemudian
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Teori yang akan dipergunakan dalam skripsi ini untuk mendukung analisis
Bab 2 Landasan Teori Teori yang akan dipergunakan dalam skripsi ini untuk mendukung analisis bab 3 saya adalah teori pengkajian fiksi yaitu teori tokoh / penokohan, teori ketergantungan, teori kecemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asa Nonami merupakan seorang novelis terkenal di Jepang, ia lahir pada 19 Agustus 1960 di Tokyo. Asa Nonami adalah penulis cerita fiksi kejahatan dan cerita horor,
Lebih terperinciABSTRAKSI. Kata kunci : -Novel Noruwei No Mori. -Psikoanalisis
ABSTRAKSI Noruwei No Mori adalah salah satu karya Haruki Murakami yang banyak mendapatkan pujian dari banyak orang, karena ceritanya yang sangat menggambarkan keadaan remaja pada saat itu. Dimana pemberontakan,
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karya sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai hiburan
Lebih terperinciBAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual
BAB 5 Ringkasan Pada bab ini yang juga merupakan bab terakhir dalam skripsi ini, penulis akan memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual pada tokoh Yuriko Hirata
Lebih terperinciLampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai
Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SOSIOLOGIS KEHIDUPAN SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NORWEGIAN WOOD KARYA HARUKI MURAKAMI
BAB III ANALISIS SOSIOLOGIS KEHIDUPAN SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NORWEGIAN WOOD KARYA HARUKI MURAKAMI 3.1 Sinopsis Cerita Novel Norwegian Wood karya Haruki Murakami Novel Norwegian Wood karya Haruki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke 19. Istilah manga dalam Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manga ( 漫画 ) merupakan komik yang dibuat di Jepang. Kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang, sesuai dengan gaya yang dikembangkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. masalah, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sesuai dengan rumusan masalah, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, dalam novel Dan Hujan pun Berhenti terdapat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, terdapat beberapa hasil penelitian yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini. Adapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian kebermaknaan hidup dapat diartikan lebih luas sebagai usaha manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan individu tidak lepas dari pencarian identitas dan jati diri. Pencapaian kebermaknaan hidup dapat diartikan lebih luas sebagai usaha manusia untuk
Lebih terperinciRingkasan Novel Grotesque
Ringkasan Novel Grotesque Sekolah Q merupakan sekolah elit yang diperuntukkan bagi siswa-siswi yang pandai. Ketika seorang anak berhasil menjadi murid sekolah Q, orang tua anak tersebut akan merasa sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah tersentuh hatinya, dan mudah memikirkan hal-hal kecil. Dalam kenyataan, wanita cenderung
Lebih terperinciBab 4. Simpulan dan saran. bahwa tokoh yang bernama Frank dalam novel In The Miso Soup karya Ryu
Bab 4 Simpulan dan saran 4.1 Simpulan Melalui analisis yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa tokoh yang bernama Frank dalam novel In The Miso Soup karya Ryu Murakami mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan
Bab 5 Ringkasan 5.1 Ringkasan Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan tentang teori psikologi penyakit skizofrenia yang akan saya gunakan untuk membuat analisis
Lebih terperinciANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Shitsurakuen karya Watanabe Jun ichi adalah sebuah karya yang relatif baru dalam dunia kesusastraan Jepang. Meskipun dianggap sebagai novel yang kontroversial,
Lebih terperinciBab 4. Simpulan dan Saran. Berdasarkan pembahasan dalam bab sebelumnya tentang tipe introvert pada tokoh
Bab 4 Simpulan dan Saran Berdasarkan pembahasan dalam bab sebelumnya tentang tipe introvert pada tokoh Yuichi Tanabe dalam novel Kitchen karya Yoshimoto Banana, dapat diambil kesimpulan dan saran yang
Lebih terperinciKupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda, Almarhum Ayahanda dan Ani
Just remember, there's a right way and a wrong way to do everything and the wrong way is to keep trying to make everybody else do it the right way (Colonel Potter) Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan mengalami masa transisi peran sosial, individu dewasa awal akan menindaklanjuti hubungan dengan
Lebih terperinciMENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI. dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa
MENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa STRESS Segala kejadian (masa lalu/ masa datang) yang menimbulkan perasaan tidak enak
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Setelah melakukan analisis pada bab tiga, penulis mengambil kesimpulan bahwa
Bab 5 Ringkasan Setelah melakukan analisis pada bab tiga, penulis mengambil kesimpulan bahwa tokoh Kazue Sato mengalami gejala gangguan kepribadian ambang, karena ditemukan 5 kriteria gangguan kepribadian
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. (Wawancara dengan Bapak BR, 3 Maret 2008)
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketika putri saya meninggal dunia, saya merasa kehilangan bagian dari diri saya. Saya merasa tidak utuh dan segala sesuatu tidak akan pernah sama lagi. Beberapa hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan dan menjadi seorang ibu merupakan sebuah peristiwa yang dinantikan oleh banyak kaum wanita. Namun dalam kenyataannya, seringkali timbul masalahmasalah
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang terkenal dan masih diteliti sampai saat ini, salah satunya adalah sastrawan yang berasal
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. ketat serta pendidikan yang cukup baik. Bagi orang Jepang, dapat masuk ke sekolah
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara yang sangat maju, memiliki hukum yang sangat ketat serta pendidikan yang cukup baik. Bagi orang Jepang, dapat masuk ke sekolah yang bagus merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya
BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Sebelumnya Seperti beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap individu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunuh diri adalah masalah global. Dalam beberapa tahun terakhir, bunuh diri menjadi fenomena yang sering muncul dalam pemberitaan media cetak maupun media elektronik.
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara yang memiliki banyak budaya yang telah diterapkan oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak fenomena-fenomena
Lebih terperinciMEREKA YANG PERNAH HILANG BY. HAMDATUN NUPUS
MEREKA YANG PERNAH HILANG BY. HAMDATUN NUPUS Ananda kemala, tipikal wanita yang mudah disukai banyak orang karena selain mudah diajak bicara, siapapun pasti akan langsung nyaman berada didekatnya karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perih, mengiris dan melukai hati disebut unforgiveness. Seseorang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membuat perubahan hidup positif adalah sebuah proses multi tahapan yang dapat menjadi kompleks dan menantang. Pengalaman emosi marah, benci, dan kesedihan yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut berupa perilaku abnormal atau dalam hal ini yaitu anomali.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup yang memiliki akal dan pikiran seperti manusia tentu saja memiliki kepribadian yang berbeda dengan manusia yang lain baik itu dalam segi watak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra, dalam hal ini novel, ditulis berdasarkan kekayaan pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah diungkapkan oleh Teeuw (1981:
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Karena akhir-akhir ini film Jepang mulai kembali menyita perhatian para
Bab 5 Ringkasan Karena akhir-akhir ini film Jepang mulai kembali menyita perhatian para penikmatnya dengan konflik-konflik cerita yang semakin unik dan menarik, serta banyak konflik yang bisa diangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu institusi budaya yang mempengaruhi dan dipengaruhi kenyataan sosial. Seorang seniman atau pengarang akan melibatkan sebuah emosi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Haruki Murakami adalah seorang penulis, novelis, sastrawan, dan penerjemah yang berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Cerpen atau cerita pendek termasuk salah satu karya sastra fiksi yang berbentuk prosa naratif. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perceraian merupakan suatu perpisahan secara resmi antara pasangan suami-istri dan berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis dengan rasa cinta dan kasih sayang antar keluarga, namun tidak setiap keluarga dapat menjalani
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang sebagai negara yang maju dan besar tidak hanya memiliki teknologi yang tinggi
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Jepang sebagai negara yang maju dan besar tidak hanya memiliki teknologi yang tinggi saja, namun juga memiliki beragam kebudayaan-kebudayaan yang mampu membuat orangorang
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang memiliki beraneka ragam seni kebudayaan seperti matsuri, odori, film,
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang memiliki beraneka ragam seni kebudayaan seperti matsuri, odori, film, ongaku, haiku dan lain-lain. Film Jepang adalah film yang diproduksi untuk diputar di Jepang
Lebih terperinciMENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA)
GUIDENA, Vol.1, No.1, September 2011 MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA) Nurul Atieka Universitas Muhammadiyah Metro PENDAHULUAN Semua orang dalam membina keluarga, menginginkan keluarga
Lebih terperinciKLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)
KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang sebagai negara Asia yang penting. Begitu juga dengan kebudayaannya. Jepang merupakan negara
Lebih terperinciPengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA
35 SERI BACAAN ORANG TUA Pengaruh Perceraian Pada Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Di masa ini, remaja mulai mengenal dan tertarik dengan lawan jenis sehingga remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang
Lebih terperinciKonflik Batin Tokoh Utama Novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda Karya Agnes Davonar Tinjauan Psikologi Sastra
Konflik Batin Tokoh Utama Novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda Karya Agnes Davonar Tinjauan Psikologi Sastra Sarry Kaswinda Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat, pada tahun 2010 tercatat 48 % kekerasan terjadi pada anak,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyimpangan seksual marak terjadi akhir-akhir ini. Halini dibuktikan dengan banyaknya kekerasan seksual dan perempuan yang hamil di luar nikah. Menurut data Komisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya seorang pengarang yang merupakan hasil perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari, dirasa, ditanggapi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, agar. dalam kehidupan suami istri. Putusnya hubungan perkawinan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kodrat individu sebagai mahluk sosial yang menyebabkan individu tidak dapat menghidar dari interaksi dengan lingkungan. Dalam diri individu terdapat suatu dorongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lainnya. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berkomunikasi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial, tentu membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari kesejahteraan. Mereka mencoba berbagai cara untuk mendapatkan kesejahteraan tersebut baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Masa ini harus dilalui oleh setiap orang. Namun ternyata tidak mudah dan banyak terdapt
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitas
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara maju dari segi ekonomi juga dalam bidang teknologi, pendidikan, dan informasi. Generasi muda diharapkan untuk dapat menjadi seorang yang berkualitas.
Lebih terperinciSemua manusia pernah dikecewakan dalam hubungan percintaan.
Di saat kamu jatuh, terjun bebas menuju lembah kehampaan setelah didera perasaan jatuh cinta, atau perasaan yang membuat akal sehatmu hilang karena dibutakan oleh emosi sesaat yang bisa berlangsung berbulan-bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan fenomena yang sering terjadi, hal ini disebabkan oleh kecenderungan para pengemudi angkutan umum maupun kendaraan pribadi untuk mengambil
Lebih terperinciSaya Sebenarnya Yang Pertama Masuk Dalam Katagori Anak Spesial Yang Terpadu Dalam Sistem Pendidikan Utama Di Australia. Saya Di Beri Penghargaan
HOPE (HARAPAN) Nama Saya Nick Vujicic Saya Lahir Di Australia Tahun 1982. Dan Pindah Dari Australia Ke California Tahun 2006. Dan Sejarah Hidup Saya, Saya Sangat Berterimakasih Bahwa Orang-Orang Telah
Lebih terperinciBAB XVIII. Kekerasan terhadap perempuan. Kisah Laura dan Luis. Mengapa laki-laki melakukan kekerasan pada perempuan? Jenis kekerasan pada perempuan
BAB XVIII Kekerasan terhadap perempuan Kisah Laura dan Luis Mengapa laki-laki melakukan kekerasan pada perempuan? Jenis kekerasan pada perempuan Tanda-tanda yang harus diwaspadai Siklus kekerasan pada
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan suatu sarana yang dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi,
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu sarana yang dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi, sehingga bahasa itu menjadi suatu yang sangat penting dan berharga dalam sejarah kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan merupakan suatu misteri yang dijalani seseorang. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan diri dibutuhkan oleh setiap individu untuk mencapai keharmonisan hidup, karena pada dasarnya tidak ada manusia yang diciptakan oleh Allah SWT tanpa kekurangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga bisa menjadi sebuah impian setiap orang
Lebih terperinciHidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.
Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Jadi aku hidup tidak normal? Ya itu menurutku! Kehidupan
Lebih terperinciINFORMASI PERKEMBANGAN ANAK (Diisi oleh Orang tua)
INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK (Diisi oleh Orang tua) Petunjuk: Isilah daftar berikut pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi anak yang sebenarnya. Jika ada yang kurang jelas, konsultasikan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang engkaji aspek psikologi tokoh dalam karya sastra (Endraswara, 2011:97). Penilitan psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. para pekerja seks mendapatkan cap buruk (stigma) sebagai orang yang kotor,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia dan negara-negara lain istilah prostitusi dianggap mengandung pengertian yang negatif. Di Indonesia, para pelakunya diberi sebutan Wanita Tuna Susila. Ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Dalam perkembangan kepribadian seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup semua orang pasti akan mengalami kematian, terutama kematian
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar belakang Dalam hidup semua orang pasti akan mengalami kematian, terutama kematian seorang ayah. Kematian adalah keadaan hilangnya semua tanda tanda kehidupan secara permanen
Lebih terperinciMANUSIA DAN KEGELISAHAN
Nama : Musafak NPM : 35412164 Kelas : 1ID08 A.Pengertian Kegelisahan : 1 Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas.
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik (zaman Heian), sastra pertengahan (zaman Kamakura, zaman Namboku-cho dan zaman Muromachi),
Lebih terperinciBAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja
BAB I PENDAHALUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah fase kedua dalam kehidupan setelah fase anak-anak. Fase remaja disebut fase peralihan atau transisi karena pada fase ini belum memperoleh status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkenal adalah Senseijutsu Satsujin Jiken. Novel ini berhasil menjadi finalis dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Soji Shimada adalah novelis besar Jepang yang telah banyak menghasilkan karya sastra bermutu tinggi dan dihargai oleh masyarakat penikmat sastra dunia. Soji Shimada
Lebih terperinciLampiran. Aisaka Taiga adalah tokoh yang menjadi fokus utama pertama dari kisah Toradora,
Lampiran Tokoh Cerita Toradora Aisaka Taiga adalah tokoh yang menjadi fokus utama pertama dari kisah Toradora, dan juga karakter yang akan dipakai oleh penulis sebagai bahan untuk di analisa dengan konsep
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal
HARGA DIRI PADA WANITA DEWASA AWAL MENIKAH YANG BERSELINGKUH KARTIKA SARI Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran harga diri
Lebih terperinciKonsep Krisis danangsetyobudibaskoro.wordpress.com
Konsep Krisis danangsetyobudibaskoro.wordpress.com Krisis merupakan suatu titik balik yang memungkinkan individu untuk tumbuh dan berkembang, atau menyebabkan dirinya merasa tidak puas, gagal, dan kehidupannya
Lebih terperinciBab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat
Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat pada tokoh utama Pasien 23 dalam cerpen Kappa karya Akutagawa Ryunosuke. Akutagawa Ryunosuke
Lebih terperinciBAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.
BAB III TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini saya akan membahas temuan hasil penelitian terkait studi kasus kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. Mengawali deskripsi hasil
Lebih terperinciManusia dan Cinta Kasih
Manusia dan Cinta Kasih Cinta kasih Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra seringkali digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra seringkali digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan suatu kenyataan yang ditemui di dalam masyarakat. Fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang
Lebih terperinci