V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas Analisis positioning kacang mete di benak konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dimulai dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan metode pretest sebelum kuesioner disebar. Uji coba kuesioner dilakukan pada 30 responden dengan uji validitas. Apabila nilai korelasi yang diperoleh lebih rendah dari r tabel pada selang kepercayaan 95 persen yaitu sebesar pada jumlah pengamatan 30 responden maka pertanyaan tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan atau pertanyaan tersebut harus diganti susunan kalimatnya. Pada hasil uji validitas (Lampiran 3) terhadap 12 atribut hanya 10 atribut yang memiliki nilai > sehingga dianggap valid sementara 2 atribut yang nilainya < yaitu atribut ukuran dan kemasan tidak akan digunakan lagi pada kuesioner penelitian, sedangkan pada hasil uji validitas terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian (Lampiran 4) dapat dilihat dari 14 variabel faktor terdapat 2 faktor yang memiliki nilai < 0.361yaitu variabel besar pengeluaran dan harga tidak akan digunakan lagi pada kuesioner penelitian. Uji reliabilitas pada atribut (Lampiran 5) menghasilkan nilai r hitung sebesar dan r total sebesar 0.974, jika nilai r total > r hitung maka reliabel, sedangkan uji reliabilitas terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi pembelian (Lampiran 6) menghasilkan nilai r hitung sebesar dan r total sebesar sehingga dikatakan reliabel. Sesudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas maka dapat dilakukan penyebaran kuesioner penelitian untuk mendapatkan data primer. Jumlah kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 176 kuesioner dan hanya 160 kuesioner yang dapat diolah karena memenuhi kriteria yang diinginkan penulis. 5.2 Karakteristik Responden Lokasi pengambilan responden adalah daerah DKI Jakarta yang dibagi lagi menjadi lima kotamadya yaitu, secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Lokasi Kotamadya Responden Jakarta Pusat 17 Jakarta Utara 26 Jakarta Barat 31 Jakarta Selatan 36 Jakarta Timur 50 Total 160 Jakarta Timur mempunyai jumlah penduduk terbesar dibandingkan dengan daerah Jakarta lainnya yaitu sebesar penduduk. Tingginya jumlah penduduk di wilayah ini berbanding lurus dengan luas wilayah yang dimiliki oleh daerah Jakarta Timur. Pengambilan responden di 28

2 wilayah Jakarta Timur paling banyak diantara wilayah lainnya. Pengambilan responden di masing-masing kotamadya yang ada di wilayah Jakarta didapatkan dengan membagi jumlah penduduk dari masing-masing kotamadya dengan jumlah keseluruhan penduduk dari wilayah Jakarta kemudian hasilnya dikali 160 persen. Tempat kedua diduduki oleh daerah Jakarta Selatan yaitu penduduk, tempat ketiga diduduki oleh daerah Jakarta Barat yaitu penduduk, tempat keempat dan kelima diduduki oleh Jakarta Utara dan Jakarta Pusat dengan jumlah penduduk masing-masing sebesar penduduk dan penduduk (Badan Pusat Statistik 2010). Pertanyaan dalam kuesioner ini merupakan pertanyaan tertutup dimana responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Pertanyaan pertama dari kuesioner ini dimulai dengan screening dimana responden yang pernah mengkonsumsi kacang mete dan yang tidak akan disaring. Jika responden pernah mengkonsumsi kacang mete maka responden dapat melanjutkan ke pertanyaan yang berhubungan dengan karakteristik responden tetapi jika responden menjawab tidak maka responden hanya cukup menjawab pertanyaan nomor dua mengenai alasan tidak mengkonsumsi kacang mete dan tidak perlu melanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan dari 176 kuesioner yang disebarkan sebanyak 160 responden pernah mengkonsumsi kacang mete dan hanya sebesar 16 responden yang tidak pernah mengkonsumsi kacang mete yang disebabkan karena responden tidak terbiasa mengkonsumsi kacang mete dan juga karena alasan kesehatan. Pengalaman mengkonsumsi ini dinilai memiliki dampak bagi terciptanya kebiasaan ataupun perilaku yang mendahului maupun terjadi setelah mengkonsumsi. Gambar 7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang terlibat dalam penelitian ini memiliki pengalaman mengkonsumsi kacang mete. Gambar 7. Responden yang Pernah Mengkonsumsi Kacang Mete Pada penelitian ini, karakteristik responden kacang mete dilihat dari jenis kelamin, usia, status pernikahan, pekerjaan dan pendapatan setiap bulan. Penentuan karakteristik responden ini didasarkan pada pengaruhnya terhadap proses keputusan pembelian kacang mete sebagai cemilan. Pada Gambar 8 dibawah ini terlihat bahwa perempuan lebih sering mengkonsumsi kacang mete dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan perempuan lebih menyukai makanan ringan dibandingkan dengan pria dan perempuan biasanya yang lebih menentukan keputusan pembelian terhadap produk makanan. 29

3 Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Usia konsumen pada kuesioner dimulai dari usia 17 tahun karena pada usia ini seseorang dianggap telah memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam menerima informasi. Konsumen kacang mete umumnya menyebar pada kisaran usia antara tahun yaitu sebanyak 56 persen, sedangkan konsumen kacang mete yang paling sedikit jumlahnya adalah konsumen yang berusia antara tahun yaitu sebanyak 8 persen. Hal ini dapat disebabkan karena remaja dan dewasa cenderung menyukai makanan ringan seperti kacang mete, selain itu orang tua tidak terlalu sering mengkonsumsi kacang mete karena alasan kesehatan. Karakteristik usia responden berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Status pernikahan jumlah responden yang sudah menikah dan belum menikah yang terbesar adalah yang belum menikah sebesar 60 persen. Responden yang belum menikah lebih mudah mengambil keputusan untuk mengkonsumsi kacang mete sebagai cemilan sedangkan yang sudah menikah cenderung mengikuti pasangannya dan manajemen keuangan keluarga. Karakteristik status pernikahan responden berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar

4 Gambar 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan Jenis pekerjaan merupakan salah satu karakteristik responden yang dapat dijadikan sebagai salah satu kriteria dalam kelas sosial. Gambar 11 menunjukkan bahwa pegawai swasta dan mahasiswa merupakan konsumen paling banyak dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini didukung oleh data yang menyebutkan bahwa responden yang banyak mengkonsumsi kacang mete adalah kelompok usia tahun. Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang banyak melakukan aktivitas di luar rumah dan pergi ke tempat-tempat perbelanjaan dimana berbagai makanan ringan dijual, senang mencoba sesuatu yang baru dan senang membelanjakan uang untuk memperoleh barang-barang kebutuhan. Pegawai biasanya cukup sibuk dengan pekerjaan sehari-hari dan di akhir pekan sering menghabiskan waktu untuk berpergian keluar rumah baik berbelanja ataupun makan di luar, atau hanya sekedar santai di rumah. Kelompok ini biasanya senang berbelanja di supermarket atau minimarket yang jarak tempat tidak terlalu jauh dari rumah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelompok pegawai dan mahasiswa yang berusia tahun dapat dijadikan pasar potensial bagi produsen kacang mete merek Caspy memasarkan produknya dengan membuat kemasan yang menarik, praktis dan mudah dibawa. Gambar 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Sebagian besar konsumen kacang mete memiliki pendapatan pribadi per bulan sebesar Rp Rp sebesar 35 persen. Hal ini berarti responden yang mengkonsumsi kacang mete mempunyai pendapatan yang cukup tinggi. Menurut Sumarwan (2003), jumlah pendapatan akan menggambarkan daya beli konsumen, daya beli akan menggambarkan 31

5 banyaknya produk dan jasa yang dapat dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen dan seluruh anggota keluarganya. Karakteristik pekerjaan responden kacang mete berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan 5.3 Proses Keputusan Pembelian Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli tidak muncul begitu saja tetapi melalui suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan. Berdasarkan Kotler dan Amstrong (2008) terdapat lima tahapan proses keputusan pembelian konsumen yaitu (1) pengenalan kebutuhan, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5) perilaku pasca pembelian. Dalam penelitian ini, perilaku konsumen dilakukan dengan mengetahui berbagai kebiasaan, pengalaman mengkonsumsi maupun berbagai hal yang melatarbelakangi keputusan pembelian yang dilakukan oleh responden. Pertanyaan awal sebelum responden mengisi kuesioner ini adalah pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman responden dalam mengkonsumsi kacang mete sebagai cemilan. 1. Pengenalan kebutuhan Proses keputusan pembelian kacang mete oleh konsumen dimulai ketika konsumen merasakan dan mengenali adanya kebutuhan akan produk tersebut. Kesadaran akan kebutuhan yang harus dipenuhi tersebut membuat konsumen mencari produk yang dapat mengatasi masalah yang dirasakan. Proses pengenalan kebutuhan dianalisis melalui beberapa pertanyaan yaitu alasan pembelian kacang mete, pada kondisi apa mengkonsumsi kacang mete, tempat biasa mengkonsumsi kacang mete dan rasa kacang mete yang paling disukai. Alasan pembelian adalah salah satu bagian dalam pengenalan kebutuhan. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 5), alasan sebagian besar responden membeli kacang mete sebagai cemilan karena rasanya enak dan bervariasi yang dipilih responden sebanyak 64 persen, sehingga hal ini dapat menjadi masukan bagi produsen untuk membuat kacang mete yang sesuai dengan selera konsumen dan lebih bervariasi. Harga yang terjangkau dan kemasan yang menarik bukan menjadi alasan utama konsumen membeli kacang mete tetapi hal ini tidak dapat 32

6 dianggap remeh karena jika kacang mete dengan rasa yang enak dan bervariasi serta kemasan yang menarik dan harga yang terjangkau tentu pastinya akan lebih disukai oleh konsumen. Tabel 5. Alasan Membeli Kacang Mete Alasan membeli kacang mete Jumlah (orang) Persentase (%) Rasanya enak dan bervariasi Kerenyahan Kemasan menarik 3 2 Harga terjangkau 5 3 Sekedar ingin mencoba Jumlah Tabel 6 menunjukkan kondisi responden saat mengkonsumsi kacang mete yang sebagian besar responden mengkonsumsi kacang mete saat santai di rumah sebesar 54 persen, hal ini dikarenakan kacang mete cocok untuk dikonsumsi saat santai di rumah seperti berkumpul bersama keluarga, menonton televisi atau hari raya besar dibandingkan dengan kondisi saat rekreasi dimana konsumen lebih cenderung membawa makanan berat, begitu pula kondisi saat menunggu konsumen lebih memilih untuk membeli minuman dibandingkan mengkonsumsi kacang mete. Tabel 6. Kondisi Responden Saat Mengkonsumsi Kacang Mete Kondisi Saat Mengkonsumsi Kacang Mete Jumlah (orang) Persentase (%) Rekreasi 6 4 Dalam perjalanan Menunggu 3 2 Santai di rumah Hari Raya Besar Jumlah Tempat responden biasa mengkonsumsi kacang mete sebagian besar adalah di rumah sebanyak 93 persen, hal ini sangat sesuai dengan kondisi responden saat mengkonsumsi kacang mete yaitu sebagian besar menyatakan saat santai di rumah dan saat hari raya besar, hanya sebagian kecil responden yang mengkonsumsinya di kantin, restoran dan kantor serta tidak ada responden yang mengkonsumsi kacang mete di kafe. Hal ini dikarenakan responden lebih memilih makanan yang mengenyangkan jika dikonsumsi di tempat-tempat tersebut selain itu, suasana yang ada di tempat tersebut tidak mendukung jika responden mengkonsumsi kacang mete. Tabel 7 menunjukkan tempat responden biasa mengkonsumsi kacang mete. 33

7 Tabel 7. Tempat Responden Biasa Mengkonsumsi Kacang Mete Tempat Biasa Mengkonsumsi Kacang Mete Jumlah (orang) Persentase (%) Rumah Restoran 3 2 Kafe 0 0 Kantor 3 2 Kantin 5 3 Jumlah Rasa kacang mete yang paling disukai menunjukkan perbedaan persentase yang sangat tipis (Tabel 8) yaitu 30 persen menyukai rasa asin dan 29 persen menyukai kacang mete tanpa rasa (original), hal ini dikarenakan rasa kacang mete yang asin dan original dirasa responden lebih terasa gurih dan cocok di lidah daripada rasa pedas atau manis. Variasi rasa pada kacang mete memang disukai oleh konsumen sehingga produsen kacang mete merek Caspy harus tetap memproduksi kacang mete dengan rasa asin dan original dan memproduksi rasa manis dan pedas yang tentu saja disukai 41 persen responden. Tabel 8. Rasa Kacang Mete yang Paling disukai Rasa kacang mete yang paling disukai Jumlah (orang) Persentase (%) Madu (manis) Pedas (balado) Asin Tanpa rasa (original) Jumlah Pencarian Informasi Pencarian informasi dilakukan oleh konsumen setelah melewati tahap pengenalan kebutuhan. Seorang konsumen akan mencari banyak informasi sebelum melakukan pembelian. Pencarian informasi dapat dilakukan konsumen melalui dua cara, yaitu melalui pencarian internal (pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan) maupun pencarian eksternal (memperoleh informasi dari lingkungan). Pencarian internal biasanya dilakukan oleh konsumen yang sebelumnya pernah membeli kacang mete dimana konsumen sangat mengandalkan pengetahuan yang sudah ada mengenai produk kacang mete yang pernah dibelinya. Konsumen yang baru pertama kali membeli kacang mete tidak mungkin memiliki informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan pembelian sehingga konsumen tersebut melakukan pencarian eksternal. Tetapi bagi konsumen yang telah melakukan pencarian internal dapat pula melakukan pencarian eksternal, hal ini mungkin disebabkan pengetahuan konsumen yang tidak memadai karena lamanya waktu di antara pembelian yang satu dengan pembelian berikutnya sehingga terjadi perubahan produk dalam hal harga, rasa, kemasan dan lain-lain. Walaupun perubahan produknya minimum dalam rentang waktu tertentu konsumen dapat saja mengalami lupa pada suatu produk. 34

8 Pada Tabel 9, sebanyak 160 responden yang pernah mengkonsumsi kacang mete hanya 56 responden yang mengenal kacang mete merek Caspy. Konsumen dapat memberikan tanggapan terhadap kacang mete secara umum sesuai dengan kacang mete yang pernah dikonsumsi. Konsumen lebih mengenal merek kacang mete lain karena responden yang mengisi kuesioner adalah konsumen kacang mete secara umum bukan hanya konsumen kacang mete merek Caspy. Hal ini menunjukkan bahwa responden kurang mengetahui kacang mete merek Caspy oleh responden sehingga produsen kacang mete merek Caspy harus lebih gencar lagi dalam memasarkan produknya agar semua lapisan masyarakat mengenal merek tersebut. Menurut Sumarwan (2003), pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian. Ketika konsumen memiliki pengetahuan yang lebih banyak maka konsumen akan lebih baik dalam mengambil keputusan, konsumen akan lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi dan mampu mencerna informasi dengan lebih baik. Tabel 9. Konsumen yang Mengenal kacang Mete Merek Caspy Kenal Kacang Mete Merek Caspy Jumlah (orang) Persentase (%) Ya Tidak Jumlah Responden kacang mete menyatakan bahwa pada awal mengkonsumsi kacang mete, informasi yang diperoleh berasal dari pencarian eksternal. Pada tahap pencarian ini, konsumen mencari informasi dari luar seperti dari teman, keluarga, media umum dan informasi dalam tempat penjualan. Responden yang mengenal kacang mete merek Caspy dari 56 responden mengaku mengetahui kacang mete merek Caspy dari keluarga sebesar 33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga menjadi sumber informasi karena biasanya salah satu anggota keluarga yang suka membeli kacang mete merek Caspy akan mengenalkan merek tersebut kepada keluarganya yang lain. Tabel 10 menunjukkan sumber informasi yang diperoleh oleh konsumen. Tabel 10. Sumber Informasi Konsumen kacang Mete Merek Caspy Sumber Informasi Konsumen Jumlah (orang) Persentase (%) Informasi dalam tempat pembelian Media umum (majalah, surat kabar, dsb) Keluarga Teman Jumlah Tabel 11 menunjukkan bahwa responden tertarik untuk mencoba membeli suatu merek kacang mete karena potongan harga pada merek tersebut sebanyak 55 persen, hal ini dikarenakan harga kacang mete yang mahal sehingga konsumen sangat tertarik pada promosi potongan harga, sedangkan responden tidak tertarik dengan adanya undian berhadiah karena 35

9 menurut responden kemungkinannya sangat kecil untuk memenangkan undian berhadiah selain itu membutuhkan waktu yang lama dalam pengundian sehingga membutuhkan banyak waktu. Tabel 11. Promosi yang Disukai Konsumen Kacang Mete Promosi yang Disukai Konsumen Jumlah (orang) Persentase (%) Pemberian produk gratis Potongan harga Hadiah langsung yang ditempelkan pada produk Undian berhadiah 6 4 Jumlah Evaluasi Alternatif Tahap ketiga dari proses keputusan pembelian adalah evaluasi alternatif yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam berbagai pilihan. Konsumen terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap alternatif sebelum membuat keputusan untuk membeli kacang mete. Meskipun keinginan konsumen untuk mencari informasi tentang kacang mete tidak begitu besar tetapi konsumen tetap memiliki sejumlah alternatif sampai konsumen dapat menentukan kacang mete yang akan dibeli. Banyak merek kacang mete yang ada di pasaran diantaranya Caspy, Mr. P, Garfield dan Greenfarm. Tidak semua merek tersebut pernah dibeli oleh responden. Sebagian besar responden sering membeli kacang mete merek Mr. P sebanyak 47 persen dan hanya 34 persen responden membeli kacang mete merek Caspy. Hal ini karena Mr. P merupakan merek yang sudah banyak dikenal masyarakat selain itu, promosi baik di televisi maupun media lainnya sudah sering dilakukan oleh kacang mete merek Mr. P. Berbeda halnya dengan merek Caspy maupun merek Garfield dan Greenfarm yang pemasaran produknya yang masih kurang sehingga sedikit konsumen yang mengenal kacang mete merek Caspy, Garfield dan Greenfarm. Tabel 12 menunjukkan merek kacang mete yang pernah dibeli konsumen. Tabel 12. Merek Kacang Mete yang Pernah Dibeli Konsumen Merek Kacang Mete yang Pernah Dibeli* Jumlah (orang) Persentase (%) Caspy Mr.P (Cashewnuts) Garfiled 18 9 Greenfarm Jumlah *setiap responden dapat memilih lebih dari satu merek kacang mete yang pernah dibeli 4. Keputusan Pembelian Konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih, maka konsumen akan melakukan pembelian. Pada tahap keputusan pembelian konsumen memutuskan alternatif yang telah diperoleh untuk dapat diterima. Adapun yang dianalisis pada tahap ini adalah cara 36

10 responden memutuskan pembelian kacang mete, frekuensi pembelian kacang mete dan tempat pembelian kacang mete. Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan bahwa sebanyak 49 persen responden memutuskan pembelian kacang mete saat tergantung situasi. Konsumen yang membeli kacang mete cenderung tergantung situasi karena ada acara tertentu seperti hari raya besar atau acara keluarga. Kemudian 31 persen responden menyatakan bahwa memutuskan pembelian kacang mete secara mendadak (niat membeli karena ketertarikan) yaitu pembelian dilakukan ketika konsumen melihat kacang mete di tempat konsumen biasa membeli. Sisanya 20 persen responden memutuskan pembelian kacang mete secara terencana yaitu pembelian sudah direncanakan dari rumah. Tabel 13. Cara Memutuskan Pembelian Kacang Mete Cara Memutuskan Pembelian Kacang Mete Jumlah (orang) Persentase (%) Terencana (sudah direncanakan terlebih dahulu) Tergantung situasi Mendadak (niat membeli karena ketertarikan) Jumlah Responden dalam mengkonsumsi kacang mete melakukan pembelian dengan frekuensi yang beragam. Pada Tabel 14 terlihat bahwa frekuensi terbesar yaitu 90 persen responden menjawab tidak tentu dalam melakukan pembelian kacang mete. Hal ini sangat sesuai dengan cara memutuskan pembelian kacang mete yang sebagian besar responden memilih tergantung situasi karena ada acara-acara tertentu. Selain itu, kacang mete bukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari sehingga tidak ada responden yang membeli kacang mete setiap hari. Tabel 14. Frekuensi Pembelian Kacang Mete Frekuensi Pembelian Kacang Mete Jumlah (orang) Persentase (%) Setiap hari hari sekali 5 3 Seminggu sekali 6 4 Lebih dari seminggu sekali 5 3 Tidak tentu Jumlah Hasil penelitian pada Tabel 15 menunjukkan bahwa sebanyak 49 persen responden membeli kacang mete di supermarket. Hal ini berkaitan dengan faktor kemudahan tempat dan waktu karena supermarket biasanya terletak di tempat yang strategis (pusat kota). Selain itu, supermarket yang terletak di pusat-pusat perbelanjaan umumnya bersih serta menjual berbagai jenis produk sehingga selain membeli kacang mete responden juga dapat membeli produkproduk lain. Di urutan kedua, tempat membeli kacang mete adalah pasar tradisional sebanyak 28 persen. Responden yang membeli kacang mete di pasar tradisional biasanya membeli dalam 37

11 plastik yang berukuran minimal satu kilogram, sedangkan hanya sebesar 2 persen yang membeli di restoran atau kafe hal ini dikarenakan responden cenderung membeli makanan yang mengenyangkan atau minuman ketika di restoran atau kafe daripada membeli kacang mete. Tabel 15. Tempat Pembelian Kacang Mete Tempat Pembelian Kacang Mete Jumlah (orang) Persentase (%) Supermarket Minimarket Restoran/kafe 3 2 Pasar tradisional Toko kue 3 2 Jumlah Perilaku Pasca Pembelian Konsumen yang telah mengkonsumsi kacang mete selanjutnya akan memberikan penilaian apakah kacang mete tersebut telah memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan selera konsumen. Penilaian yang diberikan oleh konsumen dapat mengukur tingkat kepuasaan konsumen setelah mengkonsumsi kacang mete. Kepuasan konsumen beragam mulai dari konsumen yang merasa sangat puas mengkonsumsi kacang mete hingga konsumen yang merasa tidak puas. Keyakinan dan sikap yang terbentuk di tahap ini akan mempengaruhi niat pembelian selanjutnya. Tahap perilaku pasca pembelian juga dapat mengevaluasi tingkat loyalitas konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk. Adapun hal yang berkaitan dengan perilaku pasca pembelian dalam penelitian ini adalah mengenai sikap konsumen jika merek favorit tidak tersedia, tingkat kepuasan responden terhadap kacang mete merek Caspy, niat responden untuk melakukan pembelian ulang dan perilaku responden apabila kacang mete merek Caspy tidak tersedia di tempat biasa membeli. Tabel 16. Sikap Konsumen Jika Merek Favorit Tidak Tersedia Sikap Konsumen Jumlah (orang) Persentase (%) Akan mencari tempat lain Akan membeli merek kacang mete yang lain Tidak jadi membeli Jumlah Tabel 16 di atas menunjukkan bahwa 25 persen responden memutuskan mencari di tempat lain jika merek favorit tidak tersedia. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya 25 persen responden yang dinyatakan loyal terhadap produk kacang mete yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumarwan (2003) bahwa konsumen dikatakan memiliki loyalitas yang merek jika konsumen menunda pembelian atau mencari merek lain jika merek yang diinginkan tidak tersedia di tempat pembelian. Produsen kacang mete sebaiknya melakukan strategi pemasaran yang tepat di tempat pembelian sehingga dapat menarik konsumen yang cenderung 38

12 tidak loyal dan mempertahankan konsumen yang loyal. Selain itu, hasil tersebut juga menunjukkan ketersedian produk di tempat pembelian merupakan hal yang harus diperhatikan produsen kacang mete sehingga dapat menghindari kerugian yang diakibatkan permintaan yang tidak terpenuhi. Pada Tabel 17 menunjukkan bahwa dari 56 responden yang mengenal kacang mete merek Caspy hanya 39 responden yang pernah mengkonsumsi kacang mete merek Caspy. Hal ini disebabkan karena tempat-tempat penjualan kacang mete merek Caspy masih terbatas hanya di pasar-pasar tradisional di Jakarta, sehingga masih sedikit konsumen yang mengkonsumsi kacang mete merek Caspy. Selain itu, konsumen tidak dapat mengingat kacang mete merek apa yang pernah mereka beli. Minimnya pengetahuan responden mengenai kacang mete merek Caspy dan sedikitnya responden yang pernah membeli kacang mete merek Caspy menunjukkan bahwa produk ini memang belum dikenal masyarakat kota Jakarta karena produk ini relatif masih baru dan penjualannya di daerah Jakarta masih terbatas serta promosi yang dilakukan masih sangat kurang. Tabel 17. Konsumen yang Pernah Mengkonsumsi Kacang Mete Merek Caspy Konsumen yang Pernah Mengkonsumsi Jumlah Persentase (%) Kacang Mete Merek Caspy (orang) Ya Tidak Jumlah Tabel 18 menunjukkan bahwa dari 39 responden yang pernah mengkonsumsi kacang mete merek Caspy sebesar 58 persen menyatakan puas dengan kacang mete merek Caspy. Tingkat kepuasan responden yang belum terlalu tinggi menunjukkan bahwa motivasi responden untuk membeli suatu kacang mete merek Caspy belum terlalu tinggi. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) kepuasan pelanggan merupakan kunci utama untuk membuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Pelanggan yang puas akan kembali membeli produk, berbicara yang menyenangkan tentang produk tersebut dan lebih sedikit memperhatikan merek dan iklan pesaing. Tabel 18. Kepuasan Konsumen Terhadap Kacang Mete Merek Caspy Kepuasan Konsumen Jumlah (orang) Persentase (%) Puas Tidak puas 0 0 Biasa saja Jumlah Tindakan selanjutnya bagi responden yang puas yaitu kemungkinan kembali membeli kacang mete dan yang merasa tidak puas mungkin tidak akan membeli kacang mete. Terbukti berdasarkan Tabel 19 terdapat 92 persen responden menyatakan berniat untuk melakukan 39

13 pembelian ulang kacang mete merek Caspy dan 8 persen responden menyatakan tidak berniat untuk melakukan pembelian ulang. Tabel 19. Niat Responden untuk Melakukan Pembelian Ulang Kacang Mete Merek Caspy Niat Melakukan Pembelian Ulang Jumlah (orang) Persentase (%) Ya Tidak 3 8 Jumlah Konsumen yang merasa puas terhadap produk atau merek yang dikonsumsi akan membeli ulang produk tersebut. Pembelian ulang yang terus menerus dari produk dan merek yang sama akan menunjukkan loyalitas konsumen terhadap merek. Inilah yang disebut loyalitas merek, suatu hal yang sangat diharapkan produsen (Sumarwan 2003). Pada hasil survei dapat dilihat jika terjadi kenaikan harga pada kacang mete merek Caspy maka hanya 17 persen responden yang tetap akan membeli dan 57 persen responden menyatakan akan mengurangi frekuensi pembelian, ini membuktikan bahwa konsumen dari kacang mete merek Caspy belum loyal terhadap produk kacang mete. Hal ini sesuai dengan tingkat kepuasaan konsumen yang hanya mencapai 58 persen sehingga produsen dari kacang mete harus meningkatkan kualitas dari produknya sehingga tingkat kepuasan dari konsumen akan terus meningkat. Tabel 20 menyatakan pengaruh kenaikan harga terhadap pembelian kacang mete merek Caspy. Tabel 20. Pengaruh Kenaikan Harga Terhadap Pembelian Kacang Mete Merek Caspy Pengaruh Kenaikan Harga Jumlah (orang) Persentase (%) Tetap akan membeli 7 17 Membeli merek lain 5 13 Mengurangi frekuensi pembelian Tidak jadi membeli 5 13 Jumlah Setiap tahapan proses keputusan pembelian produk kacang mete terdapat faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen. Tujuan responden mempertimbangkan berbagai faktor di dalam proses keputusan pembelian kacang mete adalah untuk mendapatkan hasil pembelian yang sesuai dengan harapan konsumen sehingga konsumen merasa puas dan akan menimbulkan loyalitas konsumen terhadap kacang mete merek Caspy dan diharapkan konsumen dapat melakukan pembelian ulang. Tahapan proses keputusan pembelian kacang mete merek Caspy secara umum disajikan pada Tabel 21. Pernyataan-pernyataan responden yang dicantumkan pada Tabel 21 merupakan pernyataan responden dengan persentase terbesar pada setiap kategori yang dianalisis secara deskriptif. Pada tahap pengenalan kebutuhan, alasan sebagian besar responden membeli kacang mete karena rasanya yang enak dan bervariasi, kondisi saat mengkonsumsi kacang mete ketika santai di rumah, tempat biasa mengkonsumsi kacang mete adalah di rumah dan rasa kacang mete yang paling di sukai adalah rasa asin. Pada tahap pencarian informasi, dominan responden 40

14 mendapatkan informasi mengenai kacang mete merek Caspy dari keluarga, promosi yang disukai konsumen sehingga tertarik untuk membeli kacang mete adalah potongan harga pada kacang mete. Pada tahap evaluasi alternatif, sebagian besar responden mengaku sering membeli kacang mete merek Mr. P. Pada tahap keputusan pembelian, dominan responden memutuskan membeli kacang mete saat tergantung situasi, frekuensi pembelian kacang mete tidak tentu dan tempat pembelian kacang mete yaitu di supermarket. Pada tahap perilaku pasca pembelian sebagian besar responden menyatakan apabila merek favorit tidak ada yaitu akan membeli merek lain, konsumen yang pernah mengkonsumsi kacang mete merek Caspy menyatakan puas dengan kacang mete merek Caspy dan akan melakukan pembelian ulang tetapi jika harga kacang mete merek Caspy mengalami kenaikan maka konsumen akan mengurangi frekuensi pembelian. Tabel 21. Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian Kacang Mete Pengenalan Kebutuhan Alasan membeli kacang mete Kondisi saat mengkonsumsi kacang mete Tempat biasa mengkonsumsi kacang mete Rasa kacang mete yang paling di sukai Pernyataan Dominan Konsumen Kacang Mete Rasanya enak dan bervariasi Santai di rumah Rumah Asin Pencarian Informasi Sumber informasi konsumen Promosi yang disukai konsumen Pernyataan Dominan Konsumen Kacang Mete Keluarga Potongan harga Evaluasi Alternatif Merek kacang mete yang sering dibeli Pernyataan Dominan Konsumen Kacang Mete Mr.P (Cashewnuts) Keputusan Pembelian Cara memutuskan pembelian kacang mete Frekuensi pembelian kacang mete Tempat pembelian kacang mete Pernyataan Dominan Konsumen Kacang Mete Tergantung situasi Tidak tentu Supermarket Perilaku Pasca Pembelian Sikap konsumen jika merek favorit tidak tersedia Konsumen pernah mengkonsumsi kacang mete merek Caspy Kepuasan konsumen Niat melakukan pembelian ulang Pengaruh kenaikan harga Pernyataan Dominan Konsumen Kacang Mete Akan membeli merek kacang mete yang lain Ya Puas Ya Mengurangi frekuensi pembelian 41

15 5.4 Analisis Biplot Analisis Biplot merupakan analisis data statistika deskriptif ganda yang menyajikan pengaruh objek dan peubah dalam peta dua dimensi sehingga data mudah dilihat dan diintepretasikan. Analisis Biplot ini meringkas informasi yang terdapat dalam matriks rataan data atribut produk dan jasa berdasarkan persepsi responden. Matriks rataan data merupakan matriks yang berisi rataan setiap peubah pada masing-masing objek. Analisis Biplot menggambarkan keragaman peubah, korelasi antar peubah, kemiringan relatif antar objek (kedekatan antar objek) dan nilai peubah pada suatu objek. Matriks rataan dalam analisis Biplot akan menjadi input dalam pengolahan data menggunakan software Makro SAS. Output analisis Biplot ini berupa nilai singular dan keragamannya, rasio skala garis pada Biplot, koordinat Biplot dan peta dua dimensi Biplot yaitu sumbu x (objek) dan sumbu y (peubah). Sebagai objek adalah merek kacang mete yang akan diteliti yaitu Caspy, Mr.P, Garfield dan Greenfarm sedangkan yang menjadi peubah adalah sepuluh atribut kacang mete yang meliputi rasa yang enak, harga, rasa yang bervariasi, kerenyahan, kualitas produk, merek yang terkenal, kemudahan memperoleh, promosi menarik yang dilakukan, potongan harga dan bonus yang diberikan. Besarnya informasi yang terkandung dalam Biplot dapat dilihat dari nilai keragamannya. Dua nilai singular pertama pada output Biplot menunjukkan keragaman yang diterangkan oleh sumbu x (dimension 1) serta sumbu utama y (dimension 2). Besarnya keragaman yang dapat diterangkan oleh kedua sumbu tersebut dilihat dari persentase keragamannya. Pada penelitian ini, keragaman yang diterangkan oleh dimension 1 sebesar 71.3 persen, sedangkan keragaman yang diterangkan oleh dimension 2 sebesar 21.3 persen. Secara keseluruhan keragaman data yang dapat diterangkan oleh analisis Biplot ini adalah sebesar 92.6 persen. Hal ini berarti keragaman yang diterangkan oleh kedua sumbu pembentuk Biplot telah cukup baik dalam memberikan informasi yang ada karena mampu memberikan informasi lebih dari 70 persen dari seluruh informasi. Angka-angka yang tertera pada sumbu dua dimensi merupakan angka skala koordinat atribut-atribut dan merek-merek produk yang menjadi objek penelitian. Pola koordinat untuk masing-masing merek dan atribut dapat dilihat pada Lampiran 8. Hubungan (korelasi) antar peubah (atribut produk) juga didapat dalam analisis Biplot. Hubungan (korelasi) antar peubah dijelaskan dengan besarnya sudut yang terbentuk dari dua buah garis atribut. Semakin lancip sudut (< 90 0 ) yang terbentuk dari dua buah garis atribut maka nilai korelasinya semakin besar (korelasi positif) sedangkan semakin tumpul sudut (> 90 0 ) yang terbentuk dari dua buah garis atribut maka nilai korelasinya semakin kecil (korelasi negatif). Sementara dua atribut yang tidak berkorelasi akan digambarkan dalam bentuk dua buah garis dengan sudut siku-siku (90 0 ). Pada Gambar 13 atribut H (promosi yang dilakukan) berkorelasi positif dengan atribut J (bonus yang diberikan). Hal ini berarti bahwa konsumen menyukai promosi dalam bentuk bonus yang diberikan seperti pemberian produk atau hadiah gratis. Terlihat juga bahwa atribut A (rasa yang enak) berkorelasi positif dengan atribut E (kualitas produk), hal ini berarti bagi konsumen rasa yang enak dari produk kacang mete berarti memiliki kualitas produk yang baik. Korelasi negatif dicirikan pada atribut dengan vektor yang berlawanan arah. Terlihat bahwa atribut A (rasa yang enak) memiliki vektor yang berlawanan arah dengan atribut F (harga), hal ini menginterpretasikan bahwa semakin enak rasa kacang mete dan disukai konsumen maka harga yang dimiliki juga semakin mahal. 42

16 0.18 MR.P C B D H J I GARFIELD F G A GREENFAR E CASPY Dimension 1 (71.3%) Gambar 13. Persepsi Konsumen Terhadap Atribut Kacang Mete Berdasarkan Hasil Analisis Biplot Keterangan : A. Rasa yang enak F. Harga B. Merek yang terkenal G. Kemudahan memperoleh C. Rasa yang bervariasi H. Promosi menarik yang dilakukan D. Kerenyahan I. Potongan harga E. Kualitas produk J. Bonus yang diberikan Keragaman peubah (atribut produk) digambarkan dari panjang vektor masing-masing. Semakin panjang vektor suatu atribut maka keragaman atribut tersebut semakin tinggi sedangkan semakin pendek vektor suatu atribut maka keragaman atribut tersebut semakin kecil. Hal ini berarti dari 10 atribut yang ada terdapat beberapa atribut yang dipentingkan oleh konsumen ketika membeli kacang mete. Pada Gambar 13 dapat dilihat bahwa atribut E (kualitas produk), atribut B (merek yang terkenal) dan atribut C (rasa yang bervariasi) memiliki vektor yang lebih panjang dibandingkan vektor atribut-atribut lainnya. Nilai keragaman ini menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap tiga atribut tersebut lebih beragam dibandingkan persepsi responden terhadap atribut-atribut yang lainnya, hal ini berarti bahwa responden dari kacang mete mementingkan tiga atribut tersebut saat akan membeli kacang mete yaitu atribut kualitas produk, merek yang terkenal dan rasa yang bervariasi. Vektor yang paling pendek terlihat pada atribut G (kemudahan memperoleh) dan atribut F (harga) yang berarti tingkat keragaman atribut tersebut kecil dan kurang beragam sehingga responden kurang mementingkan dan terkadang mengabaikan atribut tersebut. Keragaman persepsi terhadap atribut dipengaruhi oleh adanya perbedaan perilaku dari masing-masing konsumen. Menurut Sumarwan (2003), kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut dan manfaat produk menggambarkan persepsi konsumen. Nilai peubah dari suatu objek dapat dilihat dari kedekatan arah vektor yang digunakan untuk melihat keunggulan dari setiap merek kacang mete. Semakin dekat garis vektor dengan 43

17 suatu objek maka semakin besar pula nilai atribut produk tersebut terhadap variabel merek produk tersebut sebaliknya jika suatu merek terletak berlawanan atau jauh dengan arah vektor suatu atribut menunjukkan bahwa rendahnya nilai atribut untuk merek tersebut. Pada Gambar 13 terlihat kacang mete merek Caspy tidak terlalu baik posisinya karena dalam berbagai atribut hampir tidak ada vektor atribut yang mengarah pada merek Caspy. Satusatunya atribut yang vektornya mengarah pada kacang mete merek Caspy walaupun agak jauh adalah atribut harga yang artinya harga yang dimiliki oleh kacang mete merek Caspy lebih terjangkau dibandingkan dengan merek pesaing lainnya. Untuk itu, produsen dari kacang mete merek Caspy harus dapat lebih baik lagi dalam segala hal agar dapat bersaing dengan merek lainnya. Posisi kacang mete merek Garfield berdekatan dengan atribut I (potongan harga). Hal ini menunjukkan bahwa responden mempunyai persepsi kacang mete merek Garfield sering melakukan potongan harga pada setiap produknya sehingga produk dari kacang mete merek Garfield harganya lebih murah. Posisi kacang mete merek Greenfarm berdekatan dengan atribut E (kualitas produk), hal ini berarti bahwa responden mempunyai persepsi kacang mete merek Greenfarm memiliki kualitas produk yang cukup baik walaupun merupakan merek baru sedangkan posisi kacang mete merek Mr. P berdekatan dengan atribut C (rasa yang bervariasi), hal ini berarti bahwa responden mempunyai persepsi kacang mete merek Mr. P memiliki rasa yang lebih bervariasi dibandingkan merek-merek lainnya. 5.5 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Kacang Mete Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembelian kacang mete dianalisis dengan menggunakan analisis faktor. Metode analisis dalam aplikasi pemasaran ada dua yaitu Principal Component Analysis dan Component Factor. Principal Component Analysis bertujuan untuk mereduksi variabel ke dalam beberapa faktor yang merupakan variabel bentukan yang jumlahnya lebih sedikit sedangkan Component Factor biasanya dipakai bertujuan untuk mengetahui dimensi-dimensi yang mendasari variabel asli. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Principal Component Analysis supaya dapat menemukan hubungan antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga dapat dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel (faktor) yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal sehingga pada akhirnya dengan adanya pengelompokkan antar variabel yang berkorelasi kuat dapat memudahkan produsen dalam merumuskan strategi pemasaran kacang mete yang efektif. Proses keputusan pembelian konsumen pasti dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya dan sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian kacang mete dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan pengaruh psikologi. Variabel awal yang akan dianalisis berjumlah 12 variabel yang terdiri dari tiga kelompok yaitu pengaruh pribadi, pengaruh individu dan pengaruh psikologi dimana hasil pengolahan awal dapat dilihat pada Lampiran 8. Analisis faktor diolah dengan menggunakan software SPSS versi Tahap pertama yang dilakukan pada analisis faktor adalah menilai variabel mana saja yang dianggap layak untuk dilakukan pada analisis selanjutnya. Untuk itu, digunakan metode Barlett s Test of Sphericity dan pengukuran Keiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA). Kegunaan 44

18 Barlett s Test pada analisis faktor adalah untuk menguji apakah matriks korelasi merupakan matriks identitas atau bukan. KMO merupakan indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien korelasi parsialnya secara keseluruhan. Selanjutnya pengolahan dilakukan dengan melihat tabel anti-image matrix (Anti-image correlation). Faktor dari variabel harus memiliki nilai MSA (angka korelasi yang ditandai dengan huruf a ) lebih dari atau sama dengan 0.5. Jika keseluruhan faktor-faktor dari variabel memiliki nilai MSA 0.5 maka proses perhitungan analisis faktor dapat dilanjutkan. Hasil dari uji KMO-MSA yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebesar dan Barlett Test dengan angka chi-square sebesar dengan signifikansi (Lampiran 8). Ini berarti variabel-variabel di dalam faktor tidak ada yang dikeluarkan dari proses perhitungan karena semuanya berpengaruh signifikansi dalam penelitian. Tahap selanjutnya adalah melakukan factoring dengan analisis komponen utama (Principle Component Analysis). Factoring merupakan proses ekstraksi sekumpulan peubah yang ada sehingga membentuk satu atau beberapa peubah yang berkorelasi paling kuat atau paling dominan mempengaruhi dari masing-masing variabel. Metode Principle Component Analysis yang digunakan dalam proses ekstraksi dilakukan untuk mendapatkan nilai communalities. Nilai communalities menunjukkan seberapa kuat pengaruh tiap-tiap faktor terhadap variabel dalam mempengaruhi konsumen dalam membeli kacang mete. Semakin tinggi nilai communalities sebuah faktor maka semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Analisis faktor juga dilakukan dengan mengidentifikasi tabel total variance explained yang menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan angka. Nilai eigenvalues menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung keragaman seluruh peubah yang dianalisis. Susunan nilai eigenvalues selalu diurutkan dari nilai yang terbesar sampai nilai yang terkecil dengan kriteria nilai eigenvalues di bawah satu tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Dalam hasil olahan analisis faktor menggunakan SPSS juga dapat dilihat scree plot yang memperlihatkan dasar jumlah faktor yang paling optimal dalam bentuk grafik. Grafik tersebut menunjukkan faktor baru yang merupakan hasil ringkasan dari beberapa peubah faktor atau peubah yang ada. Component matrix menunjukan distribusi dari faktor yang terbentuk. Angka-angka yang terdapat pada Component matrix menunjukan nilai factor loading yaitu nilai yang menunjukkan besar korelasi antar suatu variabel dengan faktor terbentuk. Untuk memperjelas posisi suatu variabel agar dapat masuk ke suatu faktor maka dilakukan proses rotasi. Proses rotasi dalam penelitian ini menggunakan rotasi varimax. Tabel rotated component matrix menunjukkan distribusi faktor-faktor pada faktor baru yang telah terbentuk. Component transformation matrix menunjukkan bahwa faktor yang ada telah secara tepat ditujukan oleh faktor baru yang terbentuk. Setelah melalui tahapan tersebut maka dapat diketahui faktor apa yang paling mempengaruhi konsumen kacang mete. Berdasarkan perhitungan analisis faktor dapat diketahui bahwa faktor yang mendapatkan nilai ekstraksi terbesar dalam communalities adalah faktor perbedaan individu dengan nilai sebesar dan yang terkecil adalah faktor proses psikologi dengan nilai Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel

19 Tabel 22. Nilai Ekstraksi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Kacang Mete Faktor Initial Extraction Pengaruh lingkungan Perbedaan individu Proses psikologi Dapat diketahui dari Tabel 22 bahwa faktor yang paling mempengaruhi konsumen adalah faktor perbedaan individu, hal ini terkait dengan variabel yang ada di dalam faktor perbedaan individu yaitu alasan kesehatan, merek tertentu, pengetahuan atribut produk (rasa, kerenyahan, kemasan), tempat pembelian produk, gaya hidup dan usia. Dimana variabel-variabel tersebut berhubungan dengan pribadi konsumen dan hanya konsumen yang mengetahuinya. Kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri manusia, perbedaan karakteristik tersebut menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu. Perbedaan karakteristik akan mempengaruhi respon individu terhadap lingkungannya secara konsisten (Sumarwan 2003). 1. Faktor Pengaruh Lingkungan Pengaruh lingkungan cukup berperan besar terhadap perilaku konsumen. Informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen memberikan masukan yang sangat berarti terhadap strategi pemasaran sebuah perusahaan. Hasil dari uji KMO- MSA yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebesar dan Barlett Test dengan angka chi-square sebesar dengan signifikansi (Lampiran 9). Ini berarti variabel-variabel di dalam faktor tidak ada yang dikeluarkan dari proses perhitungan karena semuanya berpengaruh signifikansi dalam penelitian. Faktor pengaruh lingkungan terdiri dari pengaruh pribadi dan keluarga. Sebagai konsumen perilaku sering dipengaruhi oleh orang-orang yang berhubungan erat dengan konsumen. Berdasarkan Tabel 23 nilai ekstraksi terbesar pada faktor pengaruh lingkungan adalah saran dan kebiasaan keluarga sebesar Maka dapat disimpulkan bahwa saran dan kebiasaan keluarga dalam mengkonsumsi dan membeli kacang mete mempengaruhi pengambilan keputusan individu dalam membeli kacang mete. Hal ini sesuai dengan hasil pada proses keputusan pembelian dimana responden mengenal kacang mete merek Caspy dari keluarga sebesar 32 persen. Tabel 23. Nilai Ekstraksi Faktor Pengaruh Lingkungan Faktor Pengaruh Lingkungan Initial Extraction Saran teman Saran dan kebiasaan keluarga Waktu tertentu Penjual di tempat pembelian

20 Keluarga merupakan variabel yang paling mempengaruhi dalam melakukan pembelian dan konsumsi terhadap produk kacang mete. Hal ini terjadi karena produk dibeli oleh konsumen yang bertindak mengambil keputusan dalam hal pembelian kacang mete dalam suatu keluarga atau produk dibeli oleh konsumen yang bukan pengambil keputusan dalam keluarga tetapi dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya. Sesuai dengan Engel dan Miniard (1994) bahwa keluarga sangat penting dalam studi perilaku konsumen karena dua alasan yaitu keluarga adalah unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk konsumen dan keluarga adalah pengaruh utama pada sikap dan perilaku individu. Keputusan pembelian kacang mete yang dilakukan oleh konsumen tidak terlepas dari adanya pengaruh keluarga. Alasan keluarga konsumen dalam memberikan saran terhadap pembelian kacang mete karena pemberi saran tersebut pernah mencoba dan membeli produk kacang mete yang ada dipasaran sedangkan kebiasaan keluarga terhadap produk kacang mete yang paling sering dibeli juga membuat konsumen terpengaruh dalam membeli produk kacang mete. Dalam hal ini, keluarga hanya berperan sebagai pemberi pengaruh terhadap produk yang akan dibeli. Pengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau tidak terhadap suatu produk tetap dilakukan oleh konsumen itu sendiri baik dalam menentukan jenis ataupun merek mana yang akan dipilih. Variabel kedua yang mempengaruhi konsumen adalah variabel saran teman. Teman mempengaruhi konsumen dalam memutuskan pembelian kacang mete sebagai cemilan, hal ini disebabkan konsumen yang menyukai makanan ringan terutama kacang mete merupakan konsumen yang masih sangat senang berkumpul bersama teman-teman sehingga perilaku responden lebih dipengaruhi oleh lingkungan luar seperti teman-teman. Responden menyatakan pengaruh teman yang paling dominan adalah memberitahu responden mengenai kacang mete yang sering dibeli. Kemudian variabel selanjutnya yang mempengaruhi responden adalah penjual di tempat pembelian. Penjual di tempat pembelian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk dan kemungkinan penjual tersebut termasuk ke dalam program pemasaran atau promosi atas produk kacang mete yang diproduksinya. Pembelian secara mendadak sedikit dilakukan konsumen hanya sebesar 31 persen responden yang melakukan pembelian secara mendadak, hal ini dikarenakan jarang sekali dijumpai adanya Sales Promotion Girl untuk produk kacang mete di supermarket padahal tidak menutup kemungkinan dengan adanya pengaruh penjual di tempat pembelian dapat meningkatkan minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap kacang mete merek Caspy. Variabel yang tidak terlalu mempengaruhi konsumen dalam faktor pengaruh lingkungan adalah waktu tertentu. Meskipun terdapat responden yang membeli kacang mete hanya pada saat hari raya besar tetapi sebanyak 54 persen responden menyatakan mengkonsumsi kacang mete saat sedang santai di rumah. Hal ini menunjukkan bahwa kacang mete dapat dikonsumsi kapan saja tanpa harus menunggu hari raya besar atau waktu-waktu tertentu. 2. Faktor Perbedaan Individu Ada beberapa cara dimana konsumen berbeda dalam mengambil keputusan belanja sehingga berpengaruh terhadap perilaku konsumen, yaitu pengetahuan, kepribadian dan gaya hidup. Hasil dari uji KMO-MSA yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebesar dan Barlett Test dengan angka chi-square sebesar dengan signifikansi (Lampiran 10). Ini berarti faktor-faktor dari variabel memiliki nilai MSA 0.5 sehingga proses perhitungan analisis faktor dapat dilanjutkan. Berdasarkan pengolahan data dapat diketahui bahwa variabel yang mendapat nilai ekstraksi terbesar dalam faktor perbedaan individu adalah gaya hidup sebesar Faktor gaya 47

21 hidup termasuk ke dalam salah satu variabel utama yang mempengaruhi konsumen terhadap tindakan membeli atas suatu produk (Tabel 24). Menurut Kotler dan Amstrong (2008) gaya hidup menampilkan profil seluruh pola tindakan dan interaksi seseorang. Konsep gaya hidup dapat membantu memahami nilai konsumen yang berubah dan bagaimana gaya hidup mempengaruhi perilaku pembelian. Sebagian besar responden berpendapat bahwa harga kacang mete yang mahal membuat kacang mete termasuk dalam salah satu cemilan yang mahal sehingga sedikit konsumen yang menjadikan kacang mete sebagai cemilan yang dikonsumsi setiap hari. Mahalnya harga kacang mete dan rasanya yang lebih enak dari kacang tanah menjadi salah satu faktor gaya hidup konsumen kacang mete sebagai cemilan yang cukup bergengsi. Menurut Sutisna (2001) memahami gaya hidup konsumen akan sangat bermanfaat, dimana terdapat empat manfaat yang dapat diperoleh dari pemahaman gaya hidup. Pertama, gaya hidup konsumen dapat digunakan untuk melakukan segmentasi pasar sasaran, dimana jika dapat mengidentifikasi gaya hidup sekelompok konsumen maka dapat mengetahui satu segmen konsumen. Kedua, pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan. Ketiga, jika gaya hidup telah diketahui maka iklan produk dapat ditempatkan pada media-media yang cocok. Tentu saja ukuran kecocokan adalah media mana yang paling banyak dilihat oleh kelompok konsumen itu, maka media itulah yang paling cocok. Dengan kata lain, kemampuan media menjangkau segmen sasaran merupakan kriteria yang sangat penting dalam pemilihan media. Keempat, mengetahui gaya hidup konsumen berarti dapat mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup konsumen. Tabel 24. Nilai Ekstraksi Faktor Perbedaan Individu Faktor Perbedaan Individu Initial Extraction Alasan kesehatan Merek tertentu Pengetahuan atribut produk (rasa, kerenyahan, kemasan) Tempat pembelian produk Usia Gaya hidup Varibel kedua yang tidak kalah penting mempengaruhi konsumen dalam faktor perbedaan individu adalah usia. Usia menjadi salah satu variabel penting yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk kacang mete. Hal ini dapat disebabkan karena sebagian besar remaja dan dewasa menyukai makanan ringan dibandingkan dengan orang tua, selain itu orang tua tidak terlalu sering mengkonsumsi kacang mete karena alasan kesehatan dengan menghindari dan mengurangi cemilan yang berasal dari kacang-kacangan dan juga semakin menjaga pola makan. Variabel ketiga yang mempengaruhi konsumen adalah merek tertentu sebesar Hal ini menunjukkan bahwa merek berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam proses keputusan pembelian kacang mete. Nama merek tampaknya berfungsi sebagai indikator pengganti dari mutu produk. Merek yang sudah terkenal dan terpercaya dianggap dapat menunjukkan kualitas produk oleh responden. Pengetahuan responden terhadap beberapa merek kacang mete dapat diukur dengan cara seberapa banyak merek yang dapat diingat oleh responden. Tabel 12 menunjukkan bahwa merek kacang mete yang paling diingat dan disukai oleh konsumen adalah kacang mete merek Mr. P sedangkan merek Caspy hanya di urutan kedua. Dengan demikian, produsen dari 48

Lampiran 1. Kuesioner Pendahuluan

Lampiran 1. Kuesioner Pendahuluan LAMPIRAN 57 Lampiran 1. Kuesioner Pendahuluan Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data penelitian dengan judul ANALISIS POSITIONING KACANG METE DI BENAK KONSUMEN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan yang terjadi di industri makanan khususnya makanan ringan (snack) memang cukup ketat. Banyak perusahaan yang menawarkan produk makanan ringan dengan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun profile responden yang dibagi kedalam beberapa macam, yakni berdasarkan: 1. Nama pusat kebugaran langganan responden

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan pada PT. Rezeki Supermarketing sebuah perusahaan retail tradisional yang terletak di Jakarta, dengan mengambil

Lebih terperinci

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood VI. HASIL ANALISIS 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood Karakteristik konsumen dievaluasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, status pernikahan, tingkat

Lebih terperinci

BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Umum Didalam pengumpulan data yang disebarkan melalui kuesioner terdapat dua bagian pertanyaan yang berbeda. Bagian pertama yaitu pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Martha Tilaar Salon Day Spa Bogor tepatnya terletak di Jalan Pemuda No. 7 Bogor. Waktu penelitian adalah bulan April-Juni 2011

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah 48 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah lampung tengah. Penyebaran kuesioner ke berbagai responden berbagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Langkah pertama yang dilakukan terhadap data hasil survei adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur yaitu kuesioner. Hal ini dilakukan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Data 65 responden yang didapat dari kuesioner akan dibagi berdasarkan usia responden, jenis kelamin responden, produk kuliner yang pernah dipromosikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Semakin banyaknya usaha restoran yang ada di Bogor menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Dalam persaingan yang ketat ini, Restoran Gurih

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR 1. Latar Belakang Analisis faktor adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu dilakukan di Kotamadya Bogor. Hal ini disebabkan Kota Bogor adalah salah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka pemikiran teoritis Kebudayaan yang semakin maju membuat gaya hidup manusia semakin berkembang. Kesadaran manusia akan pentingnya kesehatan mulai terlihat disamping

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. wajah yang dibeli di Larissa Aesthetic Center Semarang, Selain itu juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. wajah yang dibeli di Larissa Aesthetic Center Semarang, Selain itu juga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Data responden yang telah diperoleh dari kuesioner akan dibagi berdasarkan usia, jenis kelamin responden, status pekerjaan, jasa perawatan

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN LAMPIRAN 64 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN Kuisioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan skripsi dengan judul : Analisis Proses Pengambilan Keputusan Produk Kredit Cepat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 1 11. IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Aswin Bahar, Gim Tarigan, Pengarapen Bangun Abstrak. Pernikahan dini merupakan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan terhadap pengunjung Daiji Raamen yang terletak di Jalan Pajajaran No. 7. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Dalam gambaran umum responden penelitian ini dijelaskan mengenai profil umum responden yaitu, pekerjaan responden, usia responden, jenis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Zaman sekarang internet merupakan kebutuhan bagi banyak orang. Di Indonesia jumlah pemakai internet mengalami peningkatan yang cukup besar setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry.

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah konsumen di kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

Lebih terperinci

MODUL 3 ANALISIS FAKTOR

MODUL 3 ANALISIS FAKTOR TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan dari praktikum modul 3 ini adalah : 1. Mahasiswa memahami apa yang dilakukan dalam proses Analisis Faktor; 2. Mahasiswa dapat menjalankan prosedur Analisis Faktor dalam SPSS; 3.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Validitas dan Reliabilitas Pretest Pada bab ini akan dijabarkan hasil temuan yang telah dilakukan. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan kepada 47 orang guru BK SLTA (5, SMA, 1 MA, dan 9 SMK) di Salatiga, seperti yang dapat dilihat dalam tabel 4.1 di bawah

Lebih terperinci

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS Ai Nurhayat, S.Si.,MT. Jurusan Teknik Industri Sekolah tinggi Teknologi Bandung ABSTRAK Pada tahun 2017 telah terjadi kenaikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Café ini dikelola oleh Ibu Gaby dan memiliki konsep makanan dan minuman

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Café ini dikelola oleh Ibu Gaby dan memiliki konsep makanan dan minuman BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Gatherinc Café & Bistro telah berdiri sejak tanggal 6 December 2016. Café ini dikelola oleh Ibu Gaby dan memiliki konsep makanan dan minuman

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas

Pendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas Pendahuluan 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas Tujuan 0 Tujuan utama: 0 Menjelaskan struktur hubungan di antara banyak variabel dalam bentuk faktor/variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu jenis penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji BAB IV ANALISIS DATA A. Penjelasan Penelitian Pada bab empat ini akan dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k)

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor Menurut J. Supranto (2004), analisis faktor merupakan teknik statistika yang utamanya dipergunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang banyak

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum BReAD Unit 4.1.1. Sejarah Singkat BReAD Unit BReAD Unit (Baking Research And Development Unit) merupakan program kerjasama Southeast Asian Food and Agricultural

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 PELAKSANAAN SURVEI

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 PELAKSANAAN SURVEI BAB 4 ANALISA DATA 4.1 PELAKSANAAN SURVEI Sebelum melaksanakan survei yang sebenarnya, peneliti terlebih dahulu melakukan uji pertanyaan kuesioner kepada empat responden yang dipilih berdasarkan tingkatan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tabel frekuensi responden. Valid Percent. Frequenc y Percent

Lampiran 1 Tabel frekuensi responden. Valid Percent. Frequenc y Percent 105 Lampiran 1 Tabel frekuensi responden Umur Gender Frequenc y 2.00 15 13.0 13.0 13.0 3.00 31 27.0 27.0 40.0 4.00 69 60.0 60.0 100.0 Frequenc y 1.00 63 54.8 54.8 54.8 2.00 52 45.2 45.2 100.0 Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini ditunjukkan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal dalam perusahaan, serta untuk memperbaiki strategi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENELITIAN. dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrument penelitian dapat

BAB IV ANALISIS PENELITIAN. dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrument penelitian dapat BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Hasil Pre-Test Pre-test dilakukan terhadap responden yang menjadi sampel penelitian. Jumlah responden yang diambil untuk pre-test sebanyak 30 orang. Pre-test dilakukan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR

ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR Analisis factor digunakan untuk menemukan hubungan sejumlah variable yang bersifat independent dengan yang lain Analisis Faktor merupakan teknik untuk mengkombinasikan pertanyaan

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Putra Baru Swalayan Putra Baru Swalayan merupakan salah satu dari bisnis ritel yang ada di Indonesia. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Bloop merupakan distribution outlet (distro) pionir di kawasan Jakarta, khususnya di wilayah Tebet. Sebagai salah satu distribution outlet besar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Objek penelitian difokuskan kepada masalah yang diteliti yaitu pengaruh pemasaran hijau terhadap

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. No. Responden : Tgl :. Kueisoner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Moci Kaswari Lampion Kota Sukabumi

Lebih terperinci

STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM : PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM.

STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM : PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM. STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM :13212670 PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM. 1.1Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Kebutuhan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat SMK Negeri Pasirian Perkembangan zaman era global yang sangat pesat dewasa ini sangat berpengaruh pada pola pikir

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion. VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION 6. Karakteristik Umum Responden Karakteristik umum responden dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, alamat,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. produk Wellborn di Bandar Lampung. Dalam melaksanakan penelitian ini, desain

III. METODE PENELITIAN. produk Wellborn di Bandar Lampung. Dalam melaksanakan penelitian ini, desain 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pakaian yaitu Wellborn. Penelitian ini dilakukan di Oraqle sebagai distributor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang saling berkorelasi. Analisis peubah ganda dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang saling berkorelasi. Analisis peubah ganda dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Peubah Ganda Analisis peubah ganda merupakan metode statistika yang menganalisis secara bersama-sama variabel yang cukup banyak yang diamati pada setiap individu atau

Lebih terperinci

Lampiran 1. Table Frekuensi Responden. pendidikan. gender. Valid Percent. Cumulative. Cumulative. Percent. Frequency Percent.

Lampiran 1. Table Frekuensi Responden. pendidikan. gender. Valid Percent. Cumulative. Cumulative. Percent. Frequency Percent. 90 Lampiran 1 Table Frekuensi Responden gender pendidikan Frequency Valid Frequency Valid Valid LAKI-LAKI 14 16.5 16.5 16.5 PEREMPUAN 71 83.5 83.5 100.0 Valid SMP 4 4.7 4.7 4.7 SMA 70 82.4 82.4 87.1 S-1

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz

PEMBAHASAN. PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz IV. PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz Company Limited, sebuah perusahaan multinasional berbasis di Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk saat ini merupakan sebuah dampak dari semakin banyak dan kompleksnya kebutuhan manusia. Dengan dasar tersebut, maka setiap perusahaan harus memahami

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Profil Responden A.1. Jumlah Populasi dan Sampel Ruang lingkup penelitian ini berada di wilayah DKI Jakarta, dan ditetapkan jumlah rumah sakit di DKI Jakarta sebagai

Lebih terperinci

3.1 Kerangka Pemikiran

3.1 Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Kecap banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia saat memasak karena kecap termasuk bumbu pelengkap (condiment) yang memberikan rasa, warna, dan aroma yang khas serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza Bandar Lampung. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana menggabungkan antara dua metode, yaitu metode deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat berubah. Perubahan pola atau gaya hidup masyarakat yang sudah semakin

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Maraknya persaingan industri sampo di Indonesia, membuat perusahaan berlomba-lomba untuk mempromosikan produknya dengan melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Usaha yoghurt My Healthy ini didirikan pada tanggal 5 Maret 2010 dan merupakan usaha yang bergerak di bidang agribisnis. Nama produk My Healthy

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 47 Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi pengumpulan data dan hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab 3. 4.1. Data Umum Perusahaan Data yang

Lebih terperinci

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. HASIL DAN PEMBAHASAN 61 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Analisis Pada sub bab ini akan diuraikan hasil analisis data yang diperoleh dari pendapat responden melalui penyebaran kuesioner dan wawancara yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bauran promosi di perusahaan snack Ribut di Purwokerto, minat beli konsumen snack Ribut, dan pengaruh pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sesuai dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 50 kuesioner. Kuesioner pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sesuai dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 50 kuesioner. Kuesioner pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Pada penelitian ini kuesioner yang terkumpul jumlahnya sudah sesuai dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 50 kuesioner. Kuesioner pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kampoeg Wisata Tabek Indah Resort yang beralamat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kampoeg Wisata Tabek Indah Resort yang beralamat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kampoeg Wisata Tabek Indah Resort yang beralamat di Jalan Raya Natar, Desa Serbajadi Pemanggilan, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

PEGANGAN ASSLAB MODUL 8

PEGANGAN ASSLAB MODUL 8 PEGANGAN ASSLAB MODUL 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (1 Halaman min. 4 paragraf) 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana menentukan, mengelompokan, dan mereduksi data berdasarkan karakteristik diantara objek-objek

Lebih terperinci

PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE DAN FASHION INVOLVEMENT PADA IMPULSE BUYING BEHAVIOR KONSUMEN

PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE DAN FASHION INVOLVEMENT PADA IMPULSE BUYING BEHAVIOR KONSUMEN PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE DAN FASHION INVOLVEMENT PADA IMPULSE BUYING BEHAVIOR KONSUMEN Oleh Dea Susiska Manejemen Deasusiska10@gmail.com Abstrak Untuk membuat diri menjadi berbeda dan lebih baik serta

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik perusahaan industri maupun non industri sangat tinggi. Untuk itu, maka setiap perusahaan, dimana salah satunya adalah CV. Bintang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA PENELITIAN. responden. Data deskriptif ini nantinya dapat menggambarkan keadaan ataupun

BAB V ANALISIS DATA PENELITIAN. responden. Data deskriptif ini nantinya dapat menggambarkan keadaan ataupun BAB V ANALISIS DATA PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Responden Bagian ini menjelaskan mengenai data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif ini nantinya dapat menggambarkan keadaan ataupun

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Survey Peneliti menyebarkan kuesioner pretest kepada 30 orang responden, yaitu pelanggan PT Asuransi Ramayana Tbk. Kemudian peneliiti melakukan uji reliabilitas

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori - teori tertentu dengan cara

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik perusahaan industri maupun non industri sangat tinggi. Jenis sabun sudah banyak beredar di pasaran, seiring dengan meningkatnya perusahaan

Lebih terperinci

Petunjuk Pengisian : Isilah/berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda pilih di bawah ini.

Petunjuk Pengisian : Isilah/berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda pilih di bawah ini. LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Kuesioner penelitian KUESIONER PENELITIAN Bapak/Ibu/saudara/i yang terhormat, Saya bernama Rosselina Cindy Kautsar (H24080061), Mahasiswi Program Sarjana Manajemen, Departemen

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN 1) Nurul Afida 2) Edy Sulistiyawan 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2) Program

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT. DAYA MUDA AGUNG MEDAN

PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT. DAYA MUDA AGUNG MEDAN PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT. DAYA MUDA AGUNG MEDAN Ahmad Saputra, S.E, M.M Dosen Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBBI Abstrak PT. Daya Muda Agung

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Neril Harnanik Yuniati, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Proyek Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 289 298. ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASYARAKAT KOTA MEDAN KE PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Periklanan, Niat beli. Universitas Kristen Maranatha i

ABSTRAK. Kata Kunci: Periklanan, Niat beli. Universitas Kristen Maranatha i ABSTRAK Tingkat permintaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan merupakan perwujudan dari niat beli konsumen. Niat beli dari konsumen muncul, salah satunya dipengaruhi oleh pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) objek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas responden dalam penelitian ini. Identitas responden yang menjadi sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas responden dalam penelitian ini. Identitas responden yang menjadi sampel IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Identitas Responden Deskripsi karakteristik responden dapat memberikan gambaran mengenai identitas responden dalam penelitian ini. Identitas responden yang menjadi

Lebih terperinci

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Beras Analisis tingkat kepentingan atribut berguna untuk mengetahui tingkat kecenderungan atribut yang dianggap paling

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sangat ketatnya persaingan bebas, mengharuskan suatu perusahaan untuk menerapkan sistem pelayanan yang berkualitas tinggi dengan selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Tidak terkecuali pada

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian Penelitian ini menggunakan data hasil penyebaran koesioner kepada 100 orang responden calon konsumen

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT. BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT. BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON 73 74 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT. BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON Lembar kuesioner ini diedarkan untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory atau penelitian tingkat penjelasan. Berdasarkan jenis penelitian explanatory

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 507 516. PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Juliarti Hardika,

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian Skripsi Analisis Proses Keputusan Pembelian Produk Perawatan Tubuh Kendedes Princess Ritual

Kuesioner Penelitian Skripsi Analisis Proses Keputusan Pembelian Produk Perawatan Tubuh Kendedes Princess Ritual LAMPIRAN Kuesioner Penelitian Skripsi Analisis Proses Keputusan Pembelian Produk Perawatan Tubuh Kendedes Princess Ritual dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian di Martha Tilaar Salon Day Spa Bogor

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku konsumen yang melakukan aktivitas pembelian di DKI Jakarta khususnya. Aktivitas pembelian yang dilakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN. Kepada Yth. Saudara/i para responden Di tempat. Dengan Hormat,

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN. Kepada Yth. Saudara/i para responden Di tempat. Dengan Hormat, 43 LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN Kepada Yth. Saudara/i para responden Di tempat Dengan Hormat, Sehubungan untuk menyelesaikan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, saya ingin meminta bantuan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN APLIKASI ANALISIS FAKTOR DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN MAXIMUM LIKELIHOOD DALAM FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS Sintya Dwi Rosady 1, Fitria Virgantari, Ani Andriyati Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sam Ratulangi Menggunakan Analisis Faktor

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sam Ratulangi Menggunakan Analisis Faktor JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 1 (1) 52-56 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sam Ratulangi Menggunakan Analisis

Lebih terperinci