ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

Transkripsi

1 ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Neril Harnanik Yuniati, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Proyek Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Produktivitas menjadi aspek penting dalam peningkatan usaha konstruksi. Aset yang mempunyai tempat strategis dalam sebuah perusahaan adalah aset sumber daya manusia atau disebut sebagai tenaga. Persaingan usaha konstruksi yang semakin ketat dengan pencapaian produktivitas yang kurang maksimal yang disebabkan peranan tenaga yang kurang optimal, maka faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga proyek konstruksi menjadi aspek penting yang harus diperhatikan dalam memperoleh sasaran peningkatan produktivitas secara keseluruhan dan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk untuk membahas dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga pada proyek konstruksi di Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuisioner yang disebarkan kepada para pengawas proyek sebagai responden. Pertanyaan yang diajukan merupakan indikator indikator produktivitas tenaga yang terdiri dari 35 variabel dan jawaban responden berupa tingkat persetujuan yang diukur dengan skala Likert. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa deskriptif dan analisa faktor. Kata kunci: Produktivitas, Tenaga Kerja, Faktor Produktivitas Tenaga Kerja, Proyek Konstruksi. PENDAHULUAN Perkembangan usaha konstruksi yang semakin meningkat selaras dengan peningkatan kondisi perekonomian juga berarti adanya persaingan yang semakin ketat (Oglesby, 1998). Produktivitas menjadi faktor penting dalam peningkatan daya saing pelaku jasa konstruksi. Tenaga yang kompeten memiliki karaktristik dari produktivitas kinerjanya (Mutmainah, 1997). Tenaga merupakan faktor yang mendukung suatu perusahaan untuk merealisasikan rencana dan tujuan perusahaan (Santoso, 1997). Manajemen tenaga yang baik akan mempengaruhi produktivitas dan kesuksesan suatu proyek (Sullivan, 2005). jumlah tenaga atau pe terlatih hanya mencapai 9 % dari jumlah tenaga yang ada, jumlah kecelakaan yang dialami tenaga di sektor konstruksi di Surabaya mencapai 20 % per tahun dari total tenaga proyek konstruksi. Berdasarkan uraian di atas, maka sangat diperlukan usaha-usaha untuk mengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas tenaga terutama peningkatan produktiitas, guna meningkatkan produktivitas secara total dan maksimal, sehingga permasalahan yang berkaitan dengan kurang optimalnya peningkatan produktivitas tenaga secara keseluruhan dalam lingkungan proyek konstruksi diharapkan dapat di minimalisasikan dan terselesaikan. B-9-1

2 Perumusan masalah yang akan dijadikan penelitian adalah : Faktor-faktor dominan apakah yang mempengaruhi produktivitas tenaga pada proyek konstruksi di Surabaya? Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk : Mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi produktivitas tenaga pada proyek konstruksi di Surabaya. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pertama analisa deskriptif dan analisa faktor yang diujikan terhadap 35 variabel. Data yang diperoleh berupa kuisioner dari 45 responden yang terdiri dari para pengawas proyek dengan skala pengukuran menggunakan skala Likert untuk mengukur tingkat persetujuan responden. Populasi dalam penelitian ini adalah pengawas proyek konstruksi di wilayah surabaya. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik sampel jenis purposive sampling, yaitu sampel yang diambil karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki tujuan tertentu yang diperlukan bagi penelitiannya (Kuncoro, 2009). ANALISA DATA PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 responden, maka diperoleh data mengenai tingkat persetujuan responden terhadap variabel yang mempengaruhi produktivitas yang disebutkan dalam kuisioner. Selanjutnya data tingkat persetujuan responden tersebut diurutkan berdasarkan nilai rata-rata ( mean) mulai dari terbesar sampai terkecil serta nilai standar deviasi mulai dari terkecil sampai terbesar. Nilai rata-rata ( mean) menunjukkan jumlah rata-rata nilai yang diperoleh dari keseluruhan nilai responden dibandingkan jumlah keseluruhan responden. Semakin besar nilai rata-rata ( mean) berarti semakin besar pula nilai persetujuan, demikian sebaliknya semakin kecil nilai rata-rata (mean) berarti semakin kecil nilai persetujuan responden. Sedangkan standar deviasi menunjukkan tingkat kesepakatan seluruh responden terhadap nilai rata-rata variabel. Semakin rendah nilai standar deviasi berarti semakin tinggi kesepakatan responden terhadap nilai rata-rata variabel, sebaliknya semakin besar nilai standar deviasi menunjukkan semakin kecil kesepakatan responden terhadap nilai rata-rata variabel tersebut. Urutan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi variabel yang mempengaruhi produktivitas tenaga ditunjukan pada tabel dibawah: B-9-2

3 Tabel 1. Urutan Nilai Rata-rata (mean) dan Standar Deviasi Variabel yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja No Variabel Mean No Variabel 1 (9) Sikap Std. Deviasi 1 (31) Jumlah upah 0,580 (disiplin tinggi, etika baik) 4,356 2 (29) Kondisi peralatan 0,688 2 (6) Kesehatan 3,933 3 (26) Pengadaan material 0,720 3 (31) Jumlah upah 3,933 4 (21) Cuaca 0,743 4 (29) Kondisi peralatan 3,933 5 (22) Akses site dan kondisi lapangan 0,815 5 (3) Pengalaman 3,911 6 (32) Adanya kompensasi 0,853 6 (18) Ketepatan komposisi kelompok 7 (27) Jarak pengangkutan material 0,895 dan jumlah Tenaga 3,867 8 (30) Kondisi material 0,915 7 (8) Motivasi 3,822 9 (19) Ketepatan penugasan 0,933 8 (4) Tingkat umur 3, (1) Ketrampilan 0,944 9 (21) Cuaca 3, (28) Letak penyimpanan material 0, (19) Ketepatan penugasan 3,756 (9) Sikap (disiplin tinggi, etika baik) 0, (17) Ketepatan metode konstruksi 3, (18) Komposisi kelompok 12 (22) Akses site dan kondisi lapangan 3,711 dan jumlah Tenaga 0, (11) Ketepatan kontrol pengawasan 3, (11) Ketepatan kontrol pengawasan 0, (20) Pengaturan waktu/jam istirahat 3, (3) Pengalaman 0, (10) Ketepatan perencanaan 3, (6) Kesehatan 1, (2) Kemampuan 3, (33) Aturan 1, (16) Ketepatan desain rekayasa 3, (10) Ketepatan perencanaan 1, (26) Pengadaan material 3, (12) Komunikasi dan koordianasi 19 (1) Ketrampilan 3,533 antar tenaga 1, (28) Letak penyimpanan material 3, (8) Motivasi 1, (7) Tidak datang terlambat 3, (2) Kemampuan 1, (15) Ketepatan pengukuran 3, (23) Keselamatan 1, (5) pendidikan tinggi 3, (20) Pengaturan waktu/jam istirahat 1, (14) Ketepatan metode urutan 3, (24) Kondisi 1, (13) Ketepatan pengendalian proyek 3, (16) Ketepatan desain rekayasa 1, (32) Adanya kompensasi 3, (35) Penambahan jam sesuai 27 (27) Jarak pengangkutan material 3,289 dengan kebutuhan 1, (30) Kondisi material 3, (25) Partisipasi lingkungan 1, (24) Kondisi 3, (13) Ketepatan pengendalian proyek 1, (35) Penambahan jam 29 (4) Tingkat umur sesuai standar 31 sesuai kebutuhan (12) Komunikasi dan koordianasi 3,133 pe produktif 1, (15) Ketepatan pengukuran 1,198 antar tenaga 3, (17) Ketepatan metode konstruksi 1, (23) Keselamatan 3, (14) Ketepatan metode urutan 1, (25) Partisipasi lingkungan 2, (7) Tidak datang terlambat 1, (33) Aturan sesuai 34 (34) Kompleksitas atau 35 standar aturan pemerintah (34) Tingkat kompleksitas atau kerumitan pean sedikit 2,844 2,778 kerumitan pean 1, (5) pendidikan tinggi 1,338 B-9-3

4 Hasil analisis deskriptif terhadap keseluruhan responden menunjukkan bahwa variabel Sikap (disiplin tinggi, etika baik), mempunyai nilai rata rata (mean) pada urutan pertama sebesar 4,356 artinya nilai persetujuan total yang dipilih responden dibandingkan jumlah responden menghasilkan nilai paling besar dibandingkan variabel yang lain. Sedangkan tingkat kesepakatan responden terhadap tingkat persetujuan rata rata ditunjukkan oleh variabel Jumlah upah yang sesuai standar upah yang berada pada urutan pertama dengan nilai standar deviasi paling kecil sebesar 0,580. Setelah dilakukan analisis nilai rata rata (mean) dan nilai standar deviasi, selanjutnya dilakukan pemetaan ( plotting) dalam diagram kartesius dengan sumbu x menunjukkan nilai rata rata ( mean) dan sumbu y menunjukkan nilai standar deviasi. Diagram kartesius tersebut dibagi menjadi 4 kuadran, Batas masingmasing kuadran ditentukan oleh nilai rata-rata pada masing-masing sumbu. Nilai rata-rata dari nilai rata-rata atau mean membagi sumbu x pada nilai 3,528 dan nilai standar deviasi membagi sumbu y pada nilai 1,024. Berdasarkan hasil pemetaan maka secara keseluruhan urutan variabel yang mempengaruhi produktivitas tenaga proyek adalah sebagai berikut Tabel 2. Urutan Variabel Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja No Variabel Mean Standar Deviasi 1 (9) Sikap (disiplin tinggi, etika baik) 4,356 0,957 2 (31) Jumlah upah yang sesuai standar upah 3,933 0,580 3 (29) Kondisi peralatan baik 3,933 0,688 4 (3) Pengalaman yang cukup lama 3,911 0,996 5 (18) Ketepatan komposisi kelompok dan jumlah Tenaga 3,867 0,991 6 (21) Cuaca yang baik 3,756 0,743 7 (19) Ketepatan penugasan 3,756 0,933 8 (22) Akses site dan kondisi lapangan yang baik 3,711 0,815 9 (11) Ketepatan dalam kontrol pengawasan 3,711 0, (26) Pengadaan material baik 3,600 0, (1) Ketrampilan yang baik 3,533 0, (6) Kesehatan yang baik 3,933 1, (8) Motivasi yang tinggi 3,822 1, (4) Tingkat umur sesuai standar pe produktif 3,756 1, (17) Ketepatan dalam metode konstruksi 3,711 1, (20) Pengaturan waktu/jam istirahat baik 3,689 1, (10) Ketepatan dalam perencanaan 3,667 1, (2) Kemampuan yang baik 3,644 1, (16) Ketepatan desain rekayasa 3,600 1, (7) Tidak datang terlambat disebabkan asal tenga yang jauh 3,489 1, (15) Ketepatan pengukuran 3,444 1, (5) Tingkat pendidikan tinggi 3,400 1, (14) Ketepatan metode urutan 3,378 1, (13) Ketepatan dalam pengendalian proyek 3,356 1, (24) Kondisi aman 3,178 1, (35) Penambahan jam sesuai dengan kebutuhan 3,133 1, (12) Komunikasi dan koordianasi antar tenaga yang baik 3,111 1, (23) Keselamatan yang baik 3,111 1, (25) Partisipasi dengan lingkungan baik 2,956 1, (33) Semua aturan sesuai standar aturan pemerintah 2,844 1, (34) Tingkat kompleksitas atau kerumitan pean yang sedikit 2,778 1,259 Kuadran I II III (28) Letak penyimpanan material mudah (32) Adanya kompensasi yang sesuai dengan pean (27) Jarak pengangkutan material yang terjangkau (30) Kondisi material baik 3,511 3,333 3,289 3,267 0,944 0,853 0,895 0,915 IV B-9-4

5 Hasil analisa faktor. Pengujian dilakukan dengan memasukan 35 variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas tenaga. Tabel anti image matrices menunjukan penentuan variabel-variabel yang dinilai layak. Penetuan dapat dilihat dari angka MSA (Measure of Sampling Adequacy), berkisar 0 sampai 1 dengan 3 kriteria yaitu pertama, jika MSA = 1, artinya variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain. Kedua, jika MSA > 0,5, artinya variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. Ketiga, jika MSA < 0,5, artinya variabel tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari dari variabel lainya (Santoso, 2010). Setelah melalui 3 kali reduksi dihasilkan sebanyak 20 variabel yang layak untuk dimasukan dalam analisa selanjutnya dan terdapat 15 variabel yang tidak layak untuk dilakukan pengujian selanjutnya karena mempunyai nilai MSA ( Measures of Sampling Adequacy) kurang dari 0,5. Tabel 3. Nilai Variabel Berdasarkan Nilai MSA No Variabel MSA 1 Ketrampilan yang baik 0,641 2 Kemampuan yang baik 0,741 3 Tingkat umur sesuai standar pe produktiv 0,800 4 Tingkat pendidikan tinggi 0,773 5 Tidak datang terlambat disebabkan asal tenga yang jauh 0,911 6 Motivasi yang tinggi 0,783 7 Ketepatan dalam perencanaan 0,915 8 Ketepatan dalam kontrol pengawasan 0,756 9 Komunikasi dan koordianasi antar tenaga yang baik 0, Ketepatan dalam pengendalian proyek 0, Ketepatan metode urutan 0, Ketepatan pengukuran 0, Ketepatan desain rekayasa 0, Ketepatan dalam metode konstruksi 0, Ketepatan komposisi kelompok dan jumlah Tenaga 0, Ketepatan penugasan 0, Partisipasi dengan lingkungan baik 0, Jarak pengangkutan material yang terjangkau 0, Letak penyimpanan material mudah 0, Semua aturan sesuai standar aturan pemerintah 0,799 Selanjutnya dilakukan uji KMO dan Barlett s Test dengan hipotesa. Dengan signifikansi jika, H0 : variabel belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Jika, H1 : variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Sedangkan kriteria dalam melihat signifikansi yaitu jika, Sig > 0,05, maka H0 diterima, jika Sig < 0,05, maka H0 ditolak. Uji KMO dan Barlett s Test digunakan untuk mengetahui apakah analisa faktor layak digunakan sebagai alat analisa dalam penelitian. Hasil pengujian dari variabel-variabel pada penelitian diperoleh angka Uji KMO dan Barlett s Test yaitu 0,814 dan signifikansi 0,000, sehingga dapat dikatakan berarti H0 ditolak, dan H1 berarti menyatakan bahwa variabel-variabel sudah bisa dianalisa lebih lanjut diterima dan dapat dianalisa lebih lanjut. Pengujian terhadap variabelvariabel dengan uji uji KMO dan Barlett s Test B-9-5

6 Tabel 4. Nilai KMO dan Barlett s TEST KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy..814 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square df Sig Nilai komunalitas menunjukan nilai faktor yang menjelaskan varian variabel atau jumlah varian dari suatu variabel awal yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Dan masingmasing variabel mempunyai kontribusi terhadap faktor baru yang terbentuk. Untuk variabel jarak pengangkutan material yang terjangkau mempunyai nilai komunalitasnya paling besar yaitu 0,917. Hal ini berarti sekitar 91,7% varian dari variabel jarak pengangkutan material yang terjangkau bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk Tabel 5. Nilai Communalities variabel Communalities Ketrampilan yang baik Kemampuan yang baik Tingkat umur sesuai standar pe produktiv Tingkat pendidikan tinggi Tidak datang terlambat disebabkan asal tenga yang jauh Motivasi yang tinggi Ketepatan dalam perencanaan Ketepatan dalam kontrol pengawasan Komunikasi dan koordianasi antar tenaga yang baik Ketepatan dalam pengendalian proyek Ketepatan metode urutan Ketepatan pengukuran Ketepatan desain rekayasa Ketepatan dalam metode konstruksi Ketepatan komposisi kelompok dan jumlah Tenaga Ketepatan penugasan Partisipasi dengan lingkungan baik Jarak pengangkutan material yang terjangkau Letak penyimpanan material mudah Semua aturan sesuai standar aturan pemerintah Initial Extraction Extraction Method: Principal Component Analysis. B-9-6

7 Faktor-faktor terbentuk dihasilkan dari nilai total varian yang menunjukan nilai masing-masing variabel yang akan dianalisa. Jumlah varian yang diperoleh ditunjukan dari nilai extraction sums of squared loading, sedangkan jumlah variabel yang menjadi anggota faktor terbentuk, ditunjukan dari initial eigenvalues. Apabila nilai batas nilai initial eigenvalues kurang dari 1, maka tidak terbentuk variabel pembentuk faktor karena nilai batas initial eigenvalues adalah 1. Berdasarkan hasil analisa diketahui jumlah faktor yang terbentuk dari 20 variabel yaitu berjumlah 5 faktor karena nilai eigenvalues nya lebih besar dari 1. Total 6. variance explained Initial Eigenvalues Total % of Variance Cumulative % Variabel akan dikelompokan berdasarkan nilai faktor terbesar. Dari tabel component matrix dan rotated component matrix. Perincian mengenai variabel apa saja yang termasuk dalam 5 faktor terbentuk dapat diketauhi dari tabel rotated component matrix dengan melihat nilai matriks loading factor dengan melihat nilai matrix loading factor terbesar dan korelasi terdekat diantara masing-masing variabel Tabel 7. Rotated Component Matrix Variabel Ketrampilan yang baik Kemampuan yang baik Tingkat umur sesuai standar pe produktiv Tingkat pendidikan tinggi Tidak datang terlambat disebabkan asal tenga yang jauh Motivasi yang tinggi Ketepatan dalam perencanaan Ketepatan dalam kontrol pengawasan Komunikasi dan koordianasi antar tenaga yang baik Ketepatan dalam pengendalian proyek Ketepatan metode urutan Ketepatan pengukuran Ketepatan desain rekayasa Ketepatan dalam metode konstruksi Ketepatan komposisi kelompok dan jumlah Tenaga Ketepatan penugasan Partisipasi dengan lingkungan baik Jarak pengangkutan material yang terjangkau Letak penyimpanan material mudah Semua aturan sesuai standar aturan pemerintah Rotated Component Matrix a Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 9 iterations. Component B-9-7

8 Pada masing-masing faktor yang terbentuk diberikan nama baru. Nama baru ditentukan berdasarkan variabel-variabel yang terdapat pada masing-masing faktor tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 responden, maka diperoleh hasil penelitian pada 45 responden dari beberapa proyek konstruksi yang ada di Surabaya, maka dapat disimpulkan berdasarkan hasil analisa deskriptif menunjukan bahwa terdapat 11 variabel yang paling berpengaruh dalam terjadinya produktivitas tenaga proyek konstruksi di Surabaya. Dengan variabel, Sikap (disiplin tinggi, etika baik) mempunyai nilai rata-rata (mean) pada urutan pertama dengan nilai rata-rata (mean) yaitu sebesar 4,356. Berdasarkan hasil analisa faktor dari 20 variabel terbentuk yang dikelompokan menjadi 5 faktor dominan terbentuk yaitu: faktor karakteristik tenaga, perencanaan, pengendalian dan metode, faktor partisipasi lingkungan, penanganan material proyek dan aturan, faktor intern tenaga dan pengawasan, faktor komposisi jumlah tenaga dan penugasan, faktor komunikasi dan koordinasi DAFTAR PUSTAKA Kuncoro, M., (2009), Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?, Edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta Mutmainah, N. (1997), Materi Pokok Psikologi Komunikasi, Terbuka Indonesia, Jakarta. Modul1-9, Universitas Oglesby, C.H, (1998), Jakarta. Teknik produktivitas, Edisi Keempat, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Santoso, S. (2010), Statistik Multivariat, Konsep Aplikasi dengan SPSS, PT Elek Komputindo, Jakarta. Media Santoso, H. (1997), Problema Karyawan Perusahaan Besar, Surya Pustaka, Bandung. Sullivan, K. T, (2005), Impact of Extended Overtime on Construction Labor Productivity, Journal of Economic and Multiattribute Evaluation of Advanced Manufacture System. B-9-8