ANALISIS MODEL BISNIS PIA APPLE PIE BOGOR SHINTA AYUNINGRUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS MODEL BISNIS PIA APPLE PIE BOGOR SHINTA AYUNINGRUM"

Transkripsi

1 ANALISIS MODEL BISNIS PIA APPLE PIE BOGOR SHINTA AYUNINGRUM DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Model Bisnis Pia Apple Pie Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2016 Shinta Ayuningrum NIM H

4

5 ABSTRAK SHINTA AYUNINGRUM. Analisis Model Bisnis Pia Apple Pie Bogor. Dibimbing oleh LUKMAN MOHAMMAD BAGA. Pia Apple Pie merupakan salah satu usaha pangan di bidang restoran yang memproduksi kue pie sebagai menu utamanya. Produk Pia Apple Pie menjadi salah satu oleh-oleh khas Kota Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi model bisnis yang dijalankan saat ini, mengevaluasi model bisnis tersebut, dan menciptakan prototipe model bisnis yang baru. Metode analisis yang digunakan adalah kanvas model bisnis dan SWOT. Hasil penelitian menghasilkan tiga alternatif prototipe model bisnis untuk mengembangkan usaha Pia Apple Pie. Prototipe model bisnis yang pertama mengenai pembuatan label halal untuk produk Pia Apple Pie. Prototipe yang kedua mengenai pengembangan sistem pemasaran online dan prototipe yang ketiga mengenai penambahan arus pendapatan. Prototipe model bisnis yang disarankan untuk dilaksanakan adalah prototipe pemasaran online Pia Apple Pie yaitu menjalin kerja sama dengan jasa pengiriman online dan membuat sistem pemasaran online melalui website resmi Pia Apple Pie Team. Kata kunci : model bisnis, Pia Apple Pie ABSTRACT SHINTA AYUNINGRUM. Analysis of Business model Pia Apple Pie Bogor which Supervised by LUKMAN MOHAMMAD BAGA. Pia Apple Pie is one of food business in the restaurant s sector that produces pie as the main menu. Pia Apple Pie s product become one of food souvenirs from Bogor. The purposes of this research are to identify current business model, evaluate the business model, and create new prototypes of business model. The method used in this research are business model canvas and SWOT. The results of this research showed three alternative prototype business models to develop Pia Apple Pie business. The first prototype business model about making of halal label for Pia Apple Pie s products. The second prototype about the online marketing system development and the third prototype about the additional revenue streams. Prototype business model that suggested to be implemented is the prototype of the online marketing Pia Apple Pie that is cooperating with delivery services online and create online marketing systems through the official website Pia Apple Pie Team. Keywords: business model, Pia Apple Pie

6

7 ANALISIS MODEL BISNIS PIA APPLE PIE BOGOR SHINTA AYUNINGRUM Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

8

9

10

11 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Strategi dengan judul Analisis Model Bisnis Pia Apple Pie Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Lukman M Baga, MAEc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan pada pembuatan skripsi ini. Ibu Dr Ir Netti Tinaprilla, MM selaku dosen evaluator yang telah memberikan masukan berupa saran dalam pembuatan proposal penelitian. Bapak Suprehatin, SP, MAB selaku dosen penguji utama dan Bapak Feryanto WK, SP, MSi selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan masukan berupa saran dalam penyempurnaan pembuatan skripsi ini. Penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Wahyu Catur P selaku supervisor Pia Apple Pie dan Bapak Undang dari BPS Kota Bogor yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bobby Hermawan yang telah bersedia menjadi pembahas dalam seminar hasil penelitian, orang tua, keluarga, serta teman-teman atas doa dan bantuannya selama ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, September 2016 Shinta Ayuningrum

12

13 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 5 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup 5 TINJAUAN PUSTAKA 5 Model Bisnis 6 Pia Apple Pie 8 KERANGKA PEMIKIRAN 9 Kerangka Pemikiran Teoritis 9 Inovasi 9 Model Bisnis 10 Kanvas Model Bisnis 11 Desain Model Bisnis 13 Analisis SWOT 15 Blue Ocean Strategy 16 Kerangka Pemikiran Operasional 17 METODE PENELITIAN 19 Lokasi dan Waktu Penelitian 19 Jenis dan Sumber Data 19 Metode Pengumpulan Data 19 Metode Penentuan Responden 20 Metode Pengolahan dan Analisis Data 20 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 22 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 22 Visi dan Misi Perusahaan 23 Struktur Organisasi 23 ANALISIS MODEL BISNIS 24 Identifikasi Blok Bangunan Model Bisnis pada Pia Apple Pie 24 Evaluasi Model Bisnis 29 Pembuatan Alternatif Model Bisnis Baru 35 SIMPULAN DAN SARAN 41 Simpulan 41 Saran 42 DAFTAR PUSTAKA 42 LAMPIRAN 45

14 DAFTAR TABEL 1 Jumlah restoran di Kota Bogor tahun 2009 sampai Kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tahun 2010 sampai Jenis dan sumber data 19 4 Daftar harga menu Pia Apple Pie Hasil analisis SWOT blok bangunan model bisnis Pia Apple Pie 30 6 Matriks SWOT model bisnis Pia Apple Pie Bogor 34 DAFTAR GAMBAR 1 Data penjualan Pia Apple Pie Bogor tahun Business model canvas 11 3 Kerangka kerja empat tindakan 16 4 Kerangka pemikiran operasional 18 5 Struktur organisasi Pia Apple Pie 23 6 Model bisnis Pia Apple Pie saat ini 29 7 Prototipe model bisnis Pia Apple Pie Prototipe model bisnis Pia Apple Pie Prototipe model bisnis Pia Apple Pie 3 39 DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuisioner penelitian 47 2 Dokumentasi lokasi penelitian 49

15 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang dikembangkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata memiliki peranan penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara di samping sektor migas. 1 Berkembangnya industri pariwisata turut berpengaruh terhadap perkembangan wisata kuliner. Wisata kuliner merupakan salah satu wisata yang banyak menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. Kuliner yang ditawarkan di setiap daerah cukup bervariasi, mulai dari kuliner tradisional hingga modern. Adanya perbedaan kuliner di setiap daerah menjadi ciri khas tersendiri untuk daerah tersebut. Kota Bogor merupakan salah satu kota yang memiliki beragam jenis wisata kuliner, mulai dari rumah makan tradisional, kafe, hingga pusat jajanan dan oleholeh. Jumlah industri kuliner yang ada di Kota Bogor saat ini terus meningkat. Salah satu industri kuliner yang terus mengalami peningkatan adalah restoran. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah restoran yang ada di Kota Bogor pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah restoran di Kota Bogor tahun 2009 sampai 2013 Tahun Jumlah restoran Laju pertumbuhan (%) Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2014) Berdasarkan data BPS Kota Bogor tahun 2014, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah restoran di Kota Bogor dari tahun 2009 hingga tahun 2011 yaitu sebesar persen. Namun sempat terjadi penurunan jumlah restoran pada tahun 2012 sebesar 0.91 persen, kemudian meningkat kembali pada tahun 2013 sebesar 3.22 persen. Adanya peningkatan jumlah restoran tersebut menunjukkan adanya persaingan pada bisnis kuliner yang semakin ketat. Persaingan ini terjadi karena para pelaku bisnis berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang saat ini mengalami perubahan gaya hidup serta pola konsumsi. Dengan memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini, mampu memberikan dampak yang baik yaitu adanya peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor. 1 I Nengah Subadra PhD. Bali Tourism Watch : Hubungan dan Permasalahan antara Pariwisata Kebudayaan, dan Bahasa. Diakses dari pada tanggal 1 September 2016

16 2 Berdasarkan data BPS Kota Bogor tahun 2015, terdapat peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor setiap tahunnya. Adapun data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Perkembangan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tahun 2010 sampai 2014 Tahun Kunjungan ke obyek wisata Jumlah Persentase Jenis Wisatawan Nusantara Mancanegara kunjungan wisatawan (%) Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2015) Berdasarkan pada Tabel 2, dapat dilihat adanya jumlah wisatawan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 3.3 juta orang atau sebesar persen. Adanya peningkatan jumlah wisatawan serta industri kuliner menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan para pelaku bisnis untuk mengembangkan ide bisnis yang baru dan inovatif. Salah satu perusahaan yang sudah berperan lama dalam industri kuliner di Kota Bogor adalah Pia Apple Pie. Pia Apple Pie adalah salah satu restoran yang berkembang pesat di tengah persaingan restoran yang ada di Kota Bogor. Pia Apple Pie sudah berdiri sejak tahun 1999 dan masih terus mengembangkan usahanya sampai saat ini. Kemampuannya bertahan dalam menjalankan usaha kuliner, menunjukkan bahwa Pia Apple Pie mampu menangkap peluang-peluang yang ada dengan memanfaatkannya menjadi nilai-nilai yang dapat diterima masyarakat. Pia Apple Pie merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di bidang jasa yaitu restoran yang memproduksi pie dengan beragam variasi bentuk dan rasa yang unik. Restoran ini memadukan menu Barat dengan menu khas Indonesia. Kue pie memang bukan jenis makanan yang berasal dari Indonesia, namun rasa yang ditawarkan telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia. Hal ini yang membuat kue pie mampu diterima dan diminati oleh masyarakat di Indonesia. Meskipun makanan yang disajikan berasal dari Barat, namun Pia Apple Pie telah menjadi salah satu oleh-oleh khas Kota Bogor. Selain itu, Pia Apple Pie juga memiliki keunikan yang ditawarkan kepada konsumen yaitu dengan memproduksi beragam jenis makanan dan minuman yang serba apel. Suasana restoran yang sejuk dan nyaman serta desain dinding dengan lukisan pohon apel menjadi ciri khas Pia Apple Pie yang mampu menambah daya tarik restoran tersebut. Seiring berkembangnya waktu, industri kuliner baru terus mengalami peningkatan. Terdapat beberapa industri kuliner yang memiliki konsep yang serupa dengan Pia Apple Pie seperti Roti Unyil Venus, Lapis Bogor Sangkuriang, Bogor Permai dan Rumah Talas. Industri kuliner tersebut menawarkan beragam produk dan telah menjadi produk oleh-oleh khas Kota Bogor. Hal ini dapat

17 3 menjadi tantangan tersendiri bagi Pia Apple Pie untuk dapat bertahan di dalam persaingan yang semakin ketat. Salah satu cara untuk dapat bertahan dan mengembangkan suatu usaha adalah dengan memformulasikan strategi bisnis yang baru. Strategi bisnis dapat dibentuk dengan menggunakan model bisnis. Model bisnis merupakan suatu cara untuk menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Model bisnis penting diketahui di setiap usaha yang akan dijalankan karena membantu perusahaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan di dalam bisnis yang dijalankan. Selain itu, model bisnis juga dapat menjadi dasar dalam pembuatan alternatif strategi yang baru untuk mengembangkan usaha yang dijalankan. Adanya gambaran model bisnis di masa depan, membuat pengembangan usaha Pia Apple Pie menjadi lebih terarah sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Perumusan Masalah Bisnis kuliner di Kota Bogor memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah restoran, kafe, serta rumah makan setiap tahunnya. Salah satu industri kuliner yang cukup sukses dalam menjalankan usaha restoran adalah Pia Apple Pie. Pia Apple Pie menjadi restoran pertama yang menyajikan pie dengan beragam variasi bentuk dan rasa. Pia Apple Pie berdiri pada tanggal 28 September 1999 di Jalan Cikuray, Bogor. Awalnya bisnis kuliner ini merupakan industri rumahan yang hanya memproduksi kue pie apel dan menjualnya dengan sistem pesan antar. Namun, seiring dengan bertambahnya permintaan jenis pie yang lain, akhirnya pemilik mulai membuat inovasi produk kue pie dengan berbagai varian rasa seperti chicken pie, chocolate pie, strawberry pie, cheesepie, dan pie crust. Jumlah konsumen Pia Apple Pie yang terus mengalami peningkatan, membuat pemilik memutuskan untuk membangun restoran serta menambah menu makanan baru dengan tetap menggunakan apel sebagai salah satu bahan utama. Menu tambahan yang ditawarkan seperti nasi goreng apel, spageti saus apel, bandrek apel, cream soup, poffertjes, pisang bakar dan berbagai jenis minuman lainnya yang membuat perusahaan tidak hanya menjual apple pie saja, tetapi juga jenis makanan dan minuman yang serba apel. Selain adanya inovasi produk yang terus berkembang, pemilik juga mendesain interior restoran semenarik mungkin dengan menambahkan lukisan pohon apel di dinding restoran, memberikan fasilitas wifi gratis, serta membuat acara-acara seperti accoustic night sehingga membuat konsumen tertarik untuk berkunjung. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor setiap tahun menjadi peluang yang harus dimanfaatkan para pelaku bisnis untuk meningkatkan omzet usaha yang dijalankan. Hal ini dapat terealisasi dengan terus melakukan inovasi dalam usahanya agar para wisatawan tertarik untuk berkunjung. Namun, berkembangnya beragam jenis restoran yang memiliki konsep serupa dalam menjual oleh-oleh khas Kota Bogor seperti Roti Unyil Venus, Lapis Bogor

18 Rp Juta 4 Sangkuriang, Bogor Permai dan Rumah Talas dapat menjadi persaingan yang ketat yang harus dihadapi Pia Apple Pie. Tingginya tingkat persaingan saat ini mempengaruhi penurunan omzet yang disebabkan adanya penurunan jumlah pengunjung. Hal ini dapat dilihat dari data penjualan Pia Apple Pie pada tahun 2015 (Gambar 1). Berdasarkan Gambar 1, menunjukkan grafik data penjualan Pia Apple Pie Bogor pada tahun 2015 cenderung berfluktuasi. Pada bulan Desember, Pia Apple Pie memperoleh omzet yang tertinggi yaitu sebesar Rp dan sempat mengalami penurunan omzet terendah yaitu sebesar Rp pada bulan November. Penurunan jumlah pengunjung disebabkan karena para konsumen memiliki lebih banyak pilihan restoran dengan konsep yang beragam , ,5 344,5 292,75 336, ,5 323,5 229,5 222, Gambar 1 Data penjualan Pia Apple Pie Bogor tahun 2015 Sumber : Pia Apple Pie Bogor 2016 (diolah) Inovasi strategi bisnis perlu dilakukan oleh perusahaan setiap saat, agar dapat bertahan dalam dunia bisnis. Strategi bisnis dapat dibentuk melalui bantuan model bisnis. Model bisnis menyederhanakan realita bisnis yang kompleks menjadi elemen-elemen yang mudah untuk dibuat. Model bisnis digunakan untuk memberikan pandangan yang menyeluruh mengenai proses bisnis yang akan direncanakan atau menjelaskan bisnis yang sedang dijalankan. Melalui model bisnis, perusahaan dapat mengevaluasi elemen-elemen kunci yang menjadi faktor penting di dalam bisnis yang dijalankan, menganalisis faktor-faktor yang kurang tepat, dan pada akhirnya dapat mengambil langkah yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang akan dikaji adalah : 1. Bagaimana konsep model bisnis yang dijalankan oleh Pia Apple Pie saat ini? 2. Bagaimana alternatif model bisnis yang tepat untuk diterapkan Pia Apple Pie dalam meningkatkan dan mengembangkan usahanya?

19 5 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis model bisnis yang dijalankan Pia Apple Pie saat ini. 2. Memformulasikan alternatif model bisnis yang tepat untuk Pia Apple Pie. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan berguna untuk : 1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat membantu dalam menentukan model bisnis yang tepat untuk dijalankan pada Pia Apple Pie. 2. Bagi penulis, sebagai penerapan ilmu yang diperoleh penulis selama masa perkuliahan, menambah pengetahuan, wawasan, serta informasi mengenai model bisnis. 3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai model bisnis Pia Apple Pie, serta sebagai referensi penelitian selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian berfokus pada analisis model bisnis yang sedang dijalankan Pia Apple Pie saat ini, mengevaluasi masing-masing elemen yang terdapat pada model bisnis, dan mendesain alternatif model bisnis baru. Informasi data dianalisis menggunakan kanvas model bisnis dan SWOT. Alternatif model bisnis baru didesain menggunakan teknik prototyping dan mengombinasikannya dengan blue ocean strategy. TINJAUAN PUSTAKA Meninjau dan mengkaji kembali penelitian terdahulu merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian yang telah dilakukan. Tinjauan pustaka memiliki kegunaan untuk mengungkapkan penelitian-penelitian terdahulu yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, membantu memberi gambaran tentang metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian yang serupa dengan penelitian yang dihadapi, mengungkapkan sumber-sumber data atau judul-judul pustaka yang berkaitan dan mungkin belum diketahui sebelumnya, mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting sehingga dapat dijadikan narasumber dalam penelitian, mengungkapkan ide-ide dan pendekatanpendekatan yang mungkin belum dikenal sebelumya dan membuktikan keaslian penelitian bahwa penelitian yang dilakukan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya (Leedy 1997).

20 6 Model Bisnis Model bisnis merupakan suatu cara untuk menggambarkan bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, serta menangkap nilai. Model bisnis dapat membantu memformulasikan alternatif strategi yang baru. Kanvas model bisnis merupakan alat analisis yang digunakan sebagai langkah awal untuk mengidentifikasi model bisnis yang sedang dijalankan perusahaan saat ini (Putra 2013; Ridwansyah 2015; Prihantin 2014; Putri dan Alfanur 2014; Ghaffari 2014). Putra (2013) menggunakan kanvas model bisnis dalam penelitiannya yang dilakukan di Lapis Bogor Sangkuriang. Tujuan peneliti melakukan penelitian ini untuk mengidentifikasi model bisnis yang sedang dijalankan di Lapis Bogor Sangkuriang dan membuat alternatif model bisnis yang baru. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa model bisnis yang diterapkan oleh Lapis Bogor Sangkuriang belum terfokus pada segmen pelanggannya. Untuk itu dibuat dua alternatif strategi yang disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan yaitu menerapkan konsep kemitraan dan menggabungkan konsep awal dengan penajaman customer segment dan value propositions serta penambahan konsep penjualan online. Berdasarkan hasil analisis, maka aternatif yang sesuai dan cocok untuk diterapkan adalah penggabungan konsep awal dengan konsep penjualan online karena dinilai mampu meningkatkan nilai proposisi dan menjangkau keseluruhan segmen pelanggan. Ridwansyah (2015) menggunakan kanvas model bisnis dalam penelitiannya untuk mendapatkan model bisnis yang tepat untuk produk kulit samoa, sehingga produk tersebut dapat berkembang, dikenal, dan terjual di pasaran. Pada awalnya, model bisnis ini digunakan untuk mengidentifikasi model bisnis yang sedang dijalankan oleh perusahaan. Kemudian peneliti menggabungkan model bisnis dengan analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan disetiap elemen-elemen bisnis pada model bisnis tersebut. Berdasarkan hasil analisis model bisnis dengan SWOT, maka dibuat dua alternatif strategi yaitu hanya membuat produk untuk industri lainnya yang membutuhkan kulit samoa atau menjual produk ke konsumen akhir dan industri lainnya. Peneliti merekomendasikan untuk memilih alternatif yang kedua yaitu fokus untuk menjual produk ke konsumen akhir dan industri lainnya. Alternatif ini dipilih karena sesuai dengan kriteria yang diinginkan perusahaan. Fokus konsep ini adalah diversifikasi customer segments yang akan dituju oleh industri, value proposition yang berbeda untuk setiap segmen, dan channel yang akan digunakan untuk menjangkau konsumen. Wendrawan (2013) membuat kanvas model bisnis untuk mendapatkan model bisnis terbaik serta merancang pengembangan bisnis produk dodol rumput laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk model bisnis terbaik pada value proposition adalah produk yang mengandung serat rumput laut, membantu memperlancar pencernaan, memiliki rasa enak, unik dan kenyal, tersedia dalam berbagai varian rasa dan ukuran kemasan. Pada customer segment adalah pembeli online, seluruh wilayah Jabodetabek, anak-anak (indirect consumer), wanita karir dan reseller. Selanjutnya pada revenue stream terbaik adalah penjualan langsung produk dan program reseller dan dropshipper. Prihantin (2014) membuat kanvas model bisnis untuk mengidentifikasi model bisnis awal yang selanjutnya akan dilakukan pengembangan profil produk

21 dan pengembangan model bisnis produk manisan belimbing manis. Hasil pengujian masalah dan solusi kepada responden, diperoleh pengembangan validasi model bisnis produk manisan belimbing manis kering. Pengembangan model bisnis terdapat pada value propositions yang diberikan yaitu produk sebagai camilan sehat dan praktis, mengandung vitamin untuk daya tahan tubuh, serta kualitas yang lebih terjaga (tanpa bahan pengawet). Customer segments produk yaitu wanita usia 19 sampai 45 tahun yang senang mengkonsumsi camilan dan buah dalam bentuk segar maupun olahan. Revenue streams diperoleh dari penjualan produk pada beberapa channels diantaranya melalui toko manisan dan oleh-oleh, retailer, dan wholesaler. Florencia (2015) menggunakan kanvas model bisnis untuk mendesain ulang model bisnis CV Sekawan Cosmetics Sidoarjo. Adanya perubahan lingkungan bisnis seperti tingkat persaingan, konsumen, serta pasar yang berubah membuat perusahaan perlu untuk mendeskripsikan serta mendesain ulang model bisnis yang sedang dijalankan. Untuk mendesain model bisnis yang baru, perusahaan menggunakan strategi blue ocean. Strategi ini berguna untuk memperkuat argumen yang ada sebelumnya pada SWOT. Berdasarkan hasil analisis peneliti diperoleh hasil bahwa terdapat beberapa blok bangunan yang perlu di desain ulang yaitu segmen pelanggan dengan memperluas jangkauan segmennya dengan menambah pasar lain, proposisi nilai dengan menciptakan produk yang mengutamakan kualitas aroma dan desain, saluran dengan membuka outlet untuk produknya sendiri sehingga mudah dijangkau konsumen, dan kegiatan kunci dengan menciptakan segmen baru untuk memasarkan produknya. Putri dan Alfanur (2014) dalam penelitianya menggunakan kanvas model bisnis untuk mengetahui gambaran model bisnis yang digunakan pada usaha Bebek Garang dan memberikan rekomendasi model bisnis yang baru untuk dapat mengembangkan usahanya. Analisis model bisnis Bebek Garang menggunakan sembilan blok kanvas model bisnis yaitu Customer Segments, Value Propositions, Channel, Customer Relations, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships dan Cost Structure. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat ancaman yang harus diantisipasi seperti memperbaiki website yang merupakan channel penting bagi Bebek Garang. Bebek Garang harus membuat sistem delivery yang lebih efisien. Bebek Garang harus menambahkan value propositions kepada pelanggan melalui kenyamanan pelanggan agar tidak terjadi perpindahan pelanggan kepada pesaing, karena hal tersebut merupakan antisipasi Bebek Garang terhadap ancaman yang akan datang. Ghaffari (2014) dalam penelitiannya menggunakan kanvas model bisnis untuk mengembangkan usaha Momomilk dengan cara menganalisis model bisnis Momomilk saat ini, merumuskan faktor-faktor kunci yang mempengaruhi model bisnis dan mendesain model bisnis masa depan untuk Momomilk. Hasil penelitian menunjukkan perlu adanya perbaikan model bisnis masa depan Momomilk dengan membagi customer segment menjadi empat bagian, yaitu pelajar, karyawan, keluarga, dan perusahaan yang membutuhkan iklan. Menambahkan value proposition yang berfokus memberikan pengalaman yang berbeda kepada pelanggan dengan memberikan elemen kejutan yang menimbulkan rasa akrab dan bersahabat. Channels Momomilk akan fokus pada saluran berupa kafe dan 7

22 8 penambahan delivery service. Meningkatkan strategi komunikasi via twitter dan menciptakan member card kepada pelanggan diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hubungan Momomilk dengan pelanggan. Key resouces Momomilk adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia, bahan baku, penambahan software sistem manajemen yang berfungsi membantu mengatur kegiatan manajemen pada momomilk, menambah mesin pasteurisasi dan membangun database pelanggan. Key activities Momomilk adalah bagian kegiatan operasional, kegiatan kontrol, dan penambahan pada kegiatan pemasaran dan bekerja sama hubungan dengan mitra. Key partnership Momomilk adalah pemasok bahan baku, dan menambah kerja sama dengan peternak dan media partner. Cost structure, dibagi tiga biaya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya pemasaran, dengan penggunaan sistem manajemen diharapkan dapat menjadi efisiensi pada biaya pokok produksi. Pia Apple Pie Pia Apple Pie merupakan salah satu unit usaha dari Apple Pie Group yang bergerak di bidang bakery, yaitu pie. Awalnya kue pie belum terkenal di Bogor. Namun setelah berdirinya Pia Apple Pie sebagai toko bakery yang khusus memproduksi pie, akhirnya makanan ringan ini semakin digemari masyarakat dan semakin banyak dikonsumsi (Herlina 2008). Pia Apple Pie merupakan toko bakery pertama yang khusus memproduksi pie. Sejak tahun 1999 Pia Apple Pie mengalami perkembangan pesat sehingga dapat mengembangkan usahanya pada industri makanan olahan lainnya yang tergabung dalam Apple Pie Group yang hingga kini Pia Apple Pie masih bertahan dengan cara melakukan berbagai inovasi pada setiap bauran produk dan pelayanannya (Tambunan 2011). Perscindy (2010) melakukan penelitian di Pia Apple Pie mengenai kepuasan konsumen yang diharapkan akan menciptakan loyalitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen Pia Apple Pie, menganalisis variabel-variabel yang membentuk loyalitas konsumen, serta menganalisis hubungan kepuasan dan loyalitas konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implikasi dari kepuasan konsumen adalah sikap loyalitas konsumen dengan adanya pembelian ulang. Upaya yang dapat dilakukan oleh Restoran Pia Apple Pie untuk meningkatkan kepuasan konsumen yaitu dengan memperhatikan variabel-variabel pada dimensi tangible, reliability, dan responsiveness, mempertahankan pelaksanaan variabel-variabel pada dimensi assurance dan empathy yang sudah dinilai baik oleh konsumen, dan memperhatikan faktor kebersihan serta fasilitas restoran yaitu mengupayakan ketersediaan tempat parkir, toilet, dan mushola serta menjaga kebersihannya. Tambunan (2011) melakukan penelitian pada Pia Apple Pie mengenai strategi pengembangan bisnis. Metode Pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskripsi dan analisis tiga tahap formulasi strategi. Alat bantu analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM. Hasil dari matriks IE menggambarkan perusahaan berada pada kuadran IV dimana ketentuan yang dapat digunakan adalah tumbuh dan berkembang. Dari hasil matriks SWOT diperoleh strategi yang kemudian diperoleh hasil prioritas strategi menggunakan

23 9 matriks QSPM, Hasil analisis ini menunjukkan bahwa prioritas strategi yang ingin dijalankan oleh Pia Apple Pie adalah: (a) mempertahankan manajemen sumber daya pada perusahaan, (b) menambah inovasi produk, (c) menjalin kerja sama dengan badan keuangan bank atau non bank, (d) mempertajam peramalan penjualan, (e) meningkatkan mutu produk dan pelayanan, (f) memiliki pemasok tetap, (g) melakukan pendaftaran hak paten dan label halal, (h) menambah SDM dalam bidang keuangan atau akuntansi. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan teknik prototyping dalam mendesain alternatif model bisnis yang baru. Teknik desain prototyping membantu berpikir ke arah yang berbeda. Membuat dan memanipulasi prototipe model bisnis mendorong untuk mengatasi subjek penting tentang struktur, hubungan dan logika dalam cara yang tidak tersedia melalui pemikiran dan diskusi. Prototipe membantu memahami pro dan kontra dari beberapa kemungkinan yang berbeda sehingga prototipe menjadi alat bantu yang mendukung tujuan diskusi, pemeriksaan, atau pembuktian sebuah konsep. Selain itu, dalam penelitian ini akan menggunakan blue ocean strategy sehingga tercipta alternatif prototipe model bisnis yang optimal. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Inovasi Inovasi adalah suatu cara yang digunakan para pelaku bisnis untuk mempertahankan usahanya di dalam persaingan dunia bisnis yang semakin tinggi. Inovasi merupakan kemampuan untuk memperkenalkan hal-hal baru atau temuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Inovasi menjadi alasan kedua yang memberikan dampak positif bagi kekuatan ekonomi dan masyarakat. Inovasi berkaitan dengan proses menciptakan sesuatu yang baru, yang merupakan isu utama dalam proses entrepreneurial. Inovasi membantu individu dan bisnis untuk bekerja secara lebih efektif dan efisien (Barringer dan Ireland 2006 dalam Wijatno 2009). Inovasi merupakan kunci yang memfasilitasi perlunya perubahan dan pengembangan, inovasi bukan hanya berperan dalam pengembangan produk baru untuk suatu pasar namun juga menstimulasi minat investasi pada suatu bisnis. Investasi dan inovasi berperan penting dalam pembangunan ekonomi suatu area (Zimmerer et al 2008 dalam Wijatno 2009). Inovasi adalah alat spesifik wiraswastawan, suatu alat untuk memanfaatkan perubahan sebagai peluang bagi bisnis yang berbeda atau jasa yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat dipelajari dan dapat dipraktekkan (Drucker 1985). Secara spesifik, inovasi yang sistematis berarti memantau tujuh sumber peluang inovasi. Empat sumber yang pertama terdapat di dalam perusahaan, baik bisnis maupun lembaga pelayanan masyarakat, atau di dalam industri atau sektor jasa. Keempat daerah sumber itu adalah :

24 10 a. The Unexpected (yang tidak diduga) yaitu sukses yang tidak diduga, kegagalan yang tidak diduga, kejadian luar yang tidak diduga. b. The Incongruity (ketidakselarasan) yaitu antara realita sebagaimana adanya dengan realita diasumsikan atau realita yang seharusnya terjadi. c. Inovasi yang didasarkan pada kebutuhan proses. d. Perubahan dalam struktur industri atau struktur pasar yang tidak disadari. Kelompok kedua sumber peluang inovasi terdiri dari tiga, menyangkut perubahan yang terjadi di luar perusahaan atau industri : a. Demografi b. Perubahan dalam persepsi, suasana hati, dan pengertian. c. Pengetahuan baru, baik ilmiah maupun non ilmiah. Model Bisnis Model bisnis menjadi konsep yang cukup populer dari berbagai konsep manajemen yang ada saat ini. Konsep model bisnis banyak digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan bagaimana bisnis suatu perusahaan berjalan. Model bisnis membantu perusahaan untuk menyederhanakan realita bisnis yang kompleks menjadi elemen-elemen yang mudah untuk dibuat. Model bisnis merupakan sebuah cara untuk menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Model bisnis dapat digambarkan melalui sembilan blok bangunan dasar yang memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang. Kesembilan blok tersebut mencakup empat bidang utama dalam suatu bisnis yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan kelangsungan finansial (Osterwalder dan Pigneur 2010). Model bisnis adalah gambaran hubungan antara keunggulan dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengakuisisi dan menciptakan nilai, yang membuat perusahaan mampu menghasilkan laba (Tim PPM Manajemen 2012). Untuk dapat menciptakan nilai, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan oleh perusahaan : 1. Siapa yang dilayani. 2. Apa yang ditawarkan. 3. Bagaimana cara menghasilkan produk. 4. Bagaimana cara menghasilkan uang atau laba. 5. Bagaimana membedakan dirinya secara strategis terhadap pesaing. Penerapan model bisnis di perusahaan memiliki beberapa manfaat. Pertama, terkait dengan komponen-komponennya, model bisnis memudahkan para perencana dan pengambil keputusan di perusahaan melihat hubungan logis antara komponen-komponen dalam bisnisnya, sehingga dapat dihasilkan nilai bagi pelanggan dan perusahaan. Kedua, model bisnis dapat dipakai untuk menguji konsistensi hubungan antar komponennya. Ketiga, model bisnis dapat digunakan untuk menguji pasar dan asumsi yang digunakan ketika mengembangkan bisnis. Keempat, model bisnis dapat dipakai untuk menunjukkan seberapa radikal suatu perubahan dilakukan dan konsekuensinya (Tim PPM Manajemen 2012).

25 11 Kanvas Model Bisnis Untuk memudahkan perusahaan memahami model bisnis serta unsur-unsur yang terdapat di dalam model bisnis, maka dibutuhkan alat yang tepat untuk menjelaskan masing-masing unsur tersebut. Kanvas model bisnis merupakan konsep yang dapat menjadi bahasa bersama yang memungkinkan untuk menggambarkan dan memanipulasi model bisnis untuk membuat alternatif kebijakan strategi yang baru. Kanvas model bisnis digambarkan melalui sembilan blok bangunan dasar yang menunjukkan logika bagaimana sebuah perusahaan bermaksud untuk menghasilkan uang. Sembilan blok ini mencakup empat bidang utama bisnis yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan kelayakan keuangan (Osterwalder dan Pigneur 2010). Kanvas ini membagi model bisnis menjadi sembilan komponen yang terbagi menjadi dua bagian yaitu komponen kanan (sisi kreatif) dan komponen kiri (sisi logika) yang menyerupai otak manusia. Otak manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian kanan dan kiri. Kedua struktur ini sangat kompleks, namun teori modern mengatakan bahwa masing-masing bagian berperan untuk berbagai macam jenis pemikiran. Pada bagian otak kiri memiliki jenis pemikiran yaitu berpikir logika, skuensial, rasional, analitis, dan obyektif. Sedangkan pada bagian otak sebelah kanan memiliki jenis pemikiran yaitu berpikir secara acak, intuitif, holistik, menyatukan, dan pemikiran subyektif. Sama hal nya dengan kanvas model bisnis yang terbagi menjadi dua bagian. Jika dikaitkan dengan dengan fungsi otak, kedua bagian ini memiliki masingmasing peran yang berbeda. Pada bagian kanvas kiri terdapat Value Proposition, Cost Structures, Key Partnerships, Key Resources, dan Key Activities. Kelima elemen ini berkaitan dengan efisensi. Sedangkan pada bagian kanvas kanan terdapat Value Propositions, Customer Segments, Channels, Customer Relationships, dan Revenue Streams yang berkaitan dengan nilai. Kesembilan blok bangunan dasar yang digunakan untuk penggambaran model bisnis kanvas adalah: Gambar 2 Business model canvas Sumber : Osterwalder dan Pigneur (2010)

26 12 1. Costumer Segments Blok bangunan ini menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Pelanggan adalah inti dari semua model bisnis. Tanpa pelanggan (yang dapat memberikan keuntungan), tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam waktu lama. 2. Value Propositions Blok bangunan ini menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik. Proposisi nilai menciptakan nilai untuk segmen pelanggan melalui gabungan elemen-elemen berbeda yang melayani kebutuhan segmen tersebut. Nilai dapat bersifat kuantitatif (misalnya harga dan kecepatan layanan) atau kualitatif (misalnya desain dan pengalaman pelanggan). Proposisi nilai dapat memecahkan masalah pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini, proposisi nilai merupakan kesatuan atau gabungan, manfaat-manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. 3. Channels Blok bangunan ini menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan proposisi nilai. Saluran komunikasi, distribusi, dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan dan pelanggan. Saluran ini menjalankan beberapa fungsi antara lain : a. Meningkatkan kesadaran pelanggan atas produk dan jasa perusahaan b. Membantu pelanggan mengevaluasi proposisi nilai perusahaan c. Memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa yang spesifik d. Memberikan proposisi nilai kepada pelanggan e. Memberikan dukungan purnajual kepada pelanggan 4. Customer Relationships Blok bangunan ini menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik. Hubungan pelanggan dapat didorong oleh motivasi berikut : a. Akuisisi pelanggan b. Retensi (mempertahankan) pelanggan c. Peningkatan penjualan (upselling) 5. Revenue Streams Blok bangunan ini menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk menghasilkan pemasukan). Model bisnis melibatkan dua jenis arus pendapatan : a. Pendapatan transaksi yang dihasilkan dari satu kali pembayaran pelanggan b. Pendapatan berulang yang dihasilkan dari pembayaran berkelanjutan baik untuk memberikan proposisi nilai kepada pelanggan maupun menyediakan dukungan pelanggan pasca pembelian.

27 13 6. Key Resources Blok bangunan ini menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Sumber daya ini memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan, dan memperoleh pendapatan. Sumber daya utama dapat berbentuk fisik, finansial, intelektual, atau manusia. 7. Key Activities Blok bangunan ini menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja. Aktivitas-aktivitas kunci dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Produksi b. Penyelesaian masalah c. Platform atau jaringan 8. Key Partnership Blok bangunan ini menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja. Kemitraan dapat mengoptimalkan model bisnis. Terdapat empat jenis kemitraan : a. Aliansi strategis antara non-pesaing b. Kemitraan strategis antarpesaing c. Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru d. Hubungan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan yang dapat diandalkan Ada tiga motivasi dalam membangun kemitraan : a. Optimisasi dan skala ekonomi b. Pengurangan resiko dan ketidakpastian c. Akuisisi sumber daya dan aktivitas tertentu 9. Cost Structure Blok bangunan ini menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis. Struktur biaya model bisnis dibedakan menjadi dua kelas, yaitu terpacu biaya (cost driven) dan terpacu nilai (value driven). Model bisnis cost driven berfokus pada peminimalan biaya. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan struktur biaya seminimal mungkin. Model bisnis value driven yaitu berfokus pada penciptaan nilai. Proposisi nilai premium dan layanan pribadi tingkat tinggi biasanya menjadi ciri model bisnis yang terpacu nilai. Desain Model Bisnis Desain model bisnis merupakan sejumlah teknik dan alat bantu yang dapat membantu mendesain model bisnis dengan lebih baik dan lebih inovatif. Terdapat teknik-teknik untuk mendesain model bisnis seperti wawasan pelanggan, pembentukan ide, berpikir visual, prototyping, bercerita, dan skenario (Osterwalder dan Pignuer 2010).

28 14 a. Wawasan pelanggan Desain model bisnis yang baik melihat model bisnis dari sisi pelanggan, sebuah pendekatan yang mengarah pada ditemukannya peluang yang benar-benar baru. Inovasi yang sukses memerlukan pemahaman mendalam tentang pelanggan, termasuk lingkungan, rutinitas sehari-hari, kepedulian, dan aspirasi. Mengadopsi perspektif pelanggan merupakan prinsip panduan bagi seluruh proses desain model bisnis. Perspektif pelanggan harus menginformasikan pilihan terkait proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan pelanggan, dan arus pendapatan. b. Pembentukan ide Pembentukan ide adalah proses kreatif untuk membangun sejumlah ide model bisnis dan memilih salah satu diantaranya yang terbaik. Pembentukan ide memiliki dua fase utama, yang pertama adalah membangun ide. Dalam membangun ide, kuantitas menjadi sesuatu yang sangat penting. Fase kedua adalah sintesis, disini gagasan didiskusikan, dikombinasikan, dan dipersempit menjadi sejumlah kecil pilihan yang dapat dijalankan. Membangkitkan ide untuk model bisnis yang inovatif dapat dilakukan dari beberapa titik awal yang berbeda yaitu pusat inovasi model bisnis yang menggunakan kanvas model bisnis dan pertanyaan-pertanyaan bagaimana jika. c. Berpikir visual Berpikir visual sangat diperlukan dalam bekerja dengan model bisnis. Berpikir visual berarti menggunakan alat bantu visual seperti gambar-gambar, sketsa, diagram, dan Post-it untuk membangun dan mendiskusikan arti. Menangkap gambaran besar tanpa memvisualisasikannya adalah sulit. Faktanya, dengan menggambarkan sebuah model bisnis secara visual, akan mengubah asumsi yang tidak diucapkan menjadi informasi eksplisit. Hal ini membuat model menjadi nyata dan memungkinkan adanya diskusi dan perubahan yang lebih jelas. Terdapat dua teknik untuk mendesain model bisnis dengan berpikir visual yaitu penggunaan Post-it dan penggunaan sketsa dalam kombinasi dengan kanvas model bisnis. d. Prototyping Potototyping merupakan alat bantu untuk mengembangkan model bisnis baru yang inovatif. Prototyping adalah metodologi untuk menggali berbagai kemungkinan sampai diperoleh satu yang benar-benar bagus. Prototipe sebagai potensi masa depan model bisnis, yaitu sebagai alat bantu yang mendukung tujuan diskusi, pemeriksaan, atau pembuktian sebuah konsep. Prototipe model bisnis dapat berbentuk sketsa sederhana, sebuah konsep menyeluruh yang dijelaskan dengan kanvas model bisnis atau spreadsheet yang menirukan arus keuangan bisnis baru. e. Bercerita Cerita merupakan alat bantu ideal untuk mempersiapkan diskusi mendalam tentang model bisnis dan logika yang melandasinya. Alasan bercerita menjadi suatu teknik untuk mendesain model bisnis adalah pertama, mampu menjelaskan sebuah model bisnis yang baru dan belum teruji ibarat menjelaskan sebuah lukisan dengan kata-kata. Kedua adalah mengklarifikasi, menyampaikan sebuah cerita yang menggambarkan bagaimana model bisnis memecahkan masalah pelanggan merupakan cara yang mudah dipahami untuk memperkenalkan sebuah ide kepada pendengar. Ketiga adalah menarik hati orang. Orang lebih mudah digerakkan oleh cerita dibandingkan logika. Permudah pendengar untuk masuk ke

29 15 sesuatu yang baru atau tidak dikenal dengan membangun logika model menjadi narasi yang menarik. f. Skenario Skenario akan bermanfaat dalam menuntun desain sebuah model bisnis baru atau melakukan inovasi disekitar model yang ada. Fungsi utama skenario adalah menginformasikan proses pengembangan model bisnis dengan membuat konteks desain spesifik dan detail. Terdapat dua jenis skenario, pertama menjelaskan lingkungan pelanggan yang berbeda. Skenario kedua menggambarkan lingkungan masa depan yang model bisnisnya mungkin bersaing. Tujuan utamanya yaitu untuk membayangkan masa depan yang mungkin terjadi dalam bentuk detail yang konkret. Menerapkan teknik-teknik perencanaan skenario pada inovasi model bisnis akan mendorong refleksi tentang bagaimana sebuah model dapat berevolusi dalam kondisi tertentu. Teknik ini mempertajam pemahaman terhadap adaptasi yang diperlukan dan membantu untuk mempersiapkan masa depan. Analisis SWOT Menilai model bisnis secara reguler merupakan aktivitas penting dalam manajemen yang memungkinkan organisasi mengevaluasi keadaan posisi pasarnya dan kemudian menyesuaikannya. Pemeriksaan menyeluruh dapat menjadi basis untuk memperbaiki model bisnis secara bertahap. Salah satu cara untuk menilai dan memeriksa model bisnis saat ini yaitu dengan menggunakan analisis SWOT. Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan dan kelemahan internal digabungkan dengan peluang dan ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan (David 2006). Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sitematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti 2009). Analisis SWOT merupakan alat analisis yang digunakan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan suatu organisasi dan mengenali potensi peluang dan ancaman. Analisis SWOT memberikan empat perspektif untuk menilai setiap blok bangunan suatu model bisnis. Alat analisis ini membantu untuk melihat semua komponen dalam model bisnis secara detail serta membantu mengungkap jalan menarik menuju inovasi dan pembaruan. SWOT memungkinkan penilaian yang terfokus dan evaluasi terhadap model bisnis organisasi dan blok bangunannya. Analisis SWOT ini memberikan dasar yang baik untuk diskusi lebih lanjut, pengambilan keputusan, dan inovasi disekitar model bisnis (Osterwalder dan Pigneur 2010).

30 16 Penilaian SWOT terstruktur atas model bisnis menghasilkan dua hal, yaitu memberikan gambaran tentang di mana perusahaan berada sekarang (kekuatan dan kelemahan) dan memberikan arahan ke depan (peluang dan ancaman). Penilaian ini dapat menjadi masukan yang dapat membantu perusahaan mendesain pilihan model bisnis baru ke arah mana perusahaan dapat berkembang. Blue Ocean Strategy Blue Ocean Strategy atau strategi samudera biru merupakan strategi yang meningkatkan nilai untuk pelanggan dengan menciptakan manfaat dan layanan baru, sementara secara bersamaan mengurangi biaya dengan menghilangkan fitur dan layanan yang kurang memiliki nilai. Melalui strategi ini, perusahaan diharapkan mampu menciptakan ruang pasar baru yang belum memiliki persaingan yang disebut dengan inovasi nilai (Kim dan Mauborgne 2005). Untuk mencapai inovasi nilai, diperlukan alat bantu analitis yang disebut dengan Kerangka Kerja Empat Tindakan. Keempat pertanyaan kunci ini mempertanyakan logika strategi industri dan model bisnis yang telah terbentuk : 1. Faktor apa saja yang dianggap sudah ada dalam industri yang harus dihilangkan? 2. Faktor apa saja yang harus dikurangi sampai sedikit berada di bawah standar industri? 3. Faktor apa saja yang harus dinaikkan di atas standar industri? 4. Faktor apa saja yang harus diciptakan yang tidak pernah ditawarkan industri? Hapuskan Faktor-faktor apa yang harus dihapuskan dari faktor-faktor yang telah diterima begitu saja oleh industri? Kurangi Faktor-faktor apa yang harus dikurangi hingga di bawah standar industri? Kurva Nilai Baru Ciptakan Faktor-faktor apa yang belum pernah ditawarkan industri sehigga harus diciptakan? Tingkatkan Faktor-faktor apa yang harus ditingkatkan hingga di atas standar industri? Gambar 3 Kerangka kerja empat tindakan Sumber : Kim dan Mauborgne (2005)

31 17 Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan adalah alat analisis pelengkap bagi kerangka kerja empat langkah. Skema ini mendorong perusahaan untuk tidak hanya menanyakan empat pertanyaan dalam kerangka kerja empat langkah, tapi juga bertindak berdasarkan keempat pertanyaan itu untuk menciptakan suatu kurva nilai baru. Skema ini memberikan empat manfaat utama kepada perusahaan: 1. Mendorong perusahaan untuk mengejar diferensiasi dan biaya murah secara bersamaan untuk mendobrak pertukaran nilai-biaya. 2. Menyerang perusahaan lain yang hanya berfokus pada upaya meningkatkan dan menciptakan, sehingga menaikkan struktur biaya mereka, serta menyerang perusahaan lain yang sering memodifikasi produk dan jasa secara berlebihan. 3. Skema ini dengan mudah dipahami oleh manajer di level apa pun, sehingga menciptakan tingkat keterlibatan yang tinggi dalam penerapannya. 4. Mendorong perusahaan untuk bersemangat dalam menganalisis setiap faktor industri yang menjadi ajang kompetisi, sehingga ia menemukan berbagai asumsi implisit yang dibuat secara tak sadar dalam berkompetisi. Kerangka Pemikiran Operasional Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor menjadi peluang besar bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru yang mampu menarik perhatian para wisatawan. Salah satunya dengan membuat inovasi menu makanan maupun desain restoran yang unik. Hal ini mampu memberikan nilai tambah tersendiri bagi usaha kuliner yang dijalankan. Pia Apple Pie merupakan salah satu restoran yang memberikan inovasiinovasi baru dalam menjalankan usahanya. Pia Apple Pie menyajikan menu makanan Barat namun rasa yang ditawarkan telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia. Lokasi yang strategis, tempat yang nyaman, serta keramahan karyawan juga menjadi nilai tambah yang berikan untuk menarik minat konsumen. Tingginya tingkat persaingan saat ini mempengaruhi penurunan omzet pada Pia Apple Pie yang disebabkan adanya penurunan jumlah pengunjung. Hal ini terjadi karena para konsumen memiliki lebih banyak pilihan restoran dengan konsep yang beragam. Untuk itu, diperlukan strategi-strategi bisnis yang baru untuk mempertahankan serta terus mengembangkan usaha yang dijalankan. Salah satu cara memformulasikan strategi yang tepat adalah dengan mengidentifikasi model bisnis yang sedang dijalankan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah model bisnis tersebut mampu untuk mempertahankan perusahaan di dunia bisnis. Selain itu, diperlukan pembaharuan-pembaharuan terhadap model bisnis setiap waktu agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang terus berubah. Terdapat beberapa tahapan untuk memformulasikan alternatif model bisnis yang baru. Tahapan pertama yaitu mengidentifikasi model bisnis Pia Apple Pie saat ini dengan cara mengidentifikasi kesembilan blok bangunan yang membentuknya menjadi suatu kesatuan model. Selanjutnya, memetakan kesembilan elemen tersebut ke dalam kanvas model bisnis. Tahap kedua adalah mengevaluasi model bisnis. Tujuan evaluasi ini untuk mengetahui kekurangan

32 18 dalam konsep model bisnis yang ada sehingga perbaikan atau perubahan kedepannya dapat dilakukan oleh perusahaan. Evaluasi model bisnis dilakukan dengan cara menganalisis faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada setiap elemen model bisnis. Analisis SWOT dilakukan sebagai dasar untuk memformulasikan alternatif model bisnis yang baru. Tahap terakhir adalah mendesain model bisnis baru. Dalam mendesain model bisnis baik menyempurnakan maupun membuat prototipe model bisnis baru, yang diperlukan adalah proses berfikir kreatif untuk mendapatkan banyak ide dalam pembentukan model bisnis dan mengambil salah satu ide yang terbaik. Teknik yang digunakan dalam mendesain model bisnis baru adalah prototyping. Teknik prototyping akan dikombinasikan dengan blue ocean strategy agar mampu menghasilkan prototipe yang optimal sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Secara sistematis, kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 4. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor setiap tahun Terjadi peningkatan jumlah industri kuliner setiap tahun menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat Perlunya inovasi model bisnis yang baru dan tepat untuk mengembangkan usaha Pia Apple Pie Identifikasi elemen-elemen model bisnis awal Pia Apple Pie: 1. Customer Segments 6. Key Resources 2. Value Propositions 7. Key Activities 3. Channel 8. Key Partnerships 4. Customer Relations 9. Cost Structure. 5. Revenue Streams Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) pada masing-masing elemen model bisnis Formulasikan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT Desain beberapa prototipe model bisnis baru dengan pendekatan blue ocean strategy untuk menciptakan prototipe model bisnis yang optimal Pilih prototipe model bisnis yang terbaik Gambar 4 Kerangka pemikiran operasional

33 19 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis model bisnis dilaksanakan di Pia Apple Pie yang berlokasi di Jalan Pangrango No.10 Bogor, Jawa Barat. Pemilihan objek penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Pia Apple Pie merupakan industri kuliner yang telah memiliki brand image di Kota Bogor dengan ciri khas produknya yaitu kue pie. Pia Apple Pie juga menjadi salah satu oleh-oleh khas Kota Bogor. Pertimbangan lainnya adalah Pia Apple Pie juga menerapkan pengembangan strategi bisnis baru untuk dapat bertahan di dalam persaingan dunia bisnis yang semakin ketat. Kegiatan pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret sampai April Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber secara langsung, meliputi observasi, wawancara ataupun hasil pengisian kuesioner. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi literatur yang terkait seperti buku referensi, penelitian terdahulu, berbagai situs internet dan bahan pustaka lain yang relevan. Tabel 3 Jenis dan sumber data No Data Jenis data Sumber data 1 Informasi sembilan Primer Pia Apple Pie blok bangunan model bisnis Pia Apple Pie 2 Data penjualan Pia Primer Pia Apple Pie Apple Pie tahun Jumlah Restoran di Sekunder BPS Kota Bogor Kota Bogor 4 Perkembangan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor Sekunder BPS Kota Bogor Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan observasi langsung ke lokasi objek penelitian, melakukan wawancara dengan pihak perusahaan yang terkait untuk mendapatkan data primer, sedangkan untuk memperoleh data sekunder yaitu dengan melakukan studi pustaka yang terkait. Berikut penjelasan teknik pengumpulan data yang dilakukan :

34 20 1. Observasi Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan atau kondisi objektif Pia Apple Pie saat ini. Observasi dapat membantu mengetahui nilai-nilai yang diberikan Pia Apple Pie kepada pelanggan secara langsung mulai dari produk yang ditawarkan, fasilitas ruang makan yang nyaman, serta pelayanan yang ramah. 2. Wawancara a. Wawancara pertama yaitu melakukan wawancara dengan supervisor Pia Apple Pie untuk mengetahui gambaran umum perusahaan serta data primer yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu data penjualan Pia Apple Pie. b. Wawancara kedua yaitu melakukan wawancara dengan supervisor Pia Apple Pie untuk mengidentifikasi elemen-elemen model bisnis sesuai dengan keadaan perusaahan saat ini. Wawancara dilakukan selama dua kali pertemuan untuk memperoleh data yang lebih detail. c. Wawancara ketiga yaitu melakukan diskusi dengan supervisor Pia Apple Pie mengenai faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang ada di Pia Apple Pie sebagai bahan untuk mengidentifikasi SWOT pada masing-masing elemen bisnis. Wawancara dilakukan selama dua kali pertemuan. d. Wawancara keempat yaitu melakukan diskusi dengan supervisor Pia Apple Pie mengenai rencana alternatif strategi baru yang dapat diterapkan di Pia Apple Pie di masa yang akan datang. 3. Studi pustaka Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang berasal dari penelitian terdahulu, literatur yang bersumber dari buku maupun internet yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Data penunjang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Bogor. Metode Penentuan Responden Responden yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pihak internal perusahaan yaitu supervisor. Penentuan responden dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa supervisor memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keahlian dalam menjelaskan gambaran atau keadaan perusahaan yang berhubungan dengan model bisnis pada Pia Apple Pie. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode yang menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan. Pada penelitian ini, terdapat tiga tahap pengolahan data untuk mencapai alternatif model bisnis yang diinginkan. Tahap pertama adalah melakukan identifikasi masing-masing blok

35 21 bangunan yang terdapat pada kanvas model bisnis untuk mengetahui gambaran model bisnis yang sedang dijalankan. Tahap kedua adalah melakukan evaluasi masing-masing blok bangunan model bisnis dengan menggunakan SWOT. Tahap terakhir adalah mendesain alternatif model bisnis baru yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan Pia Apple Pie. Berikut tahapan pengolahan data secara lebih detail : 1. Mengidentifikasi masing-masing blok bangunan model bisnis pada Pia Apple Pie untuk mengetahui gambaran model bisnis yang dilakukan saat ini. Masing-masing elemen yang diidentifikasi terdiri dari : a. Customer Segments : segmen pelanggan yang dipilih perusahaan b. Value Propositions : proposisi nilai yang ditawarkan kepada pelanggan oleh perusahaan c. Channel : saluran komunikasi, distribusi, dan penjualan yang merupakan penghubung antara perusahaan dan pelanggan d. Customer Relations : hubungan yang ingin dibangun oleh perusahaan dengan segmen pelanggan yang dipilih e. Revenue Streams : arus pendapatan yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan f. Key Resources: sumber daya utama atau aset-aset penting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi g. Key Activities : aktivitas utama yang harus dijalankan perusahaan agar model bisnis dapat bekerja h. Key Partnerships : jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja i. Cost Structure : semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis Setelah mengidentifikasi masing-masing blok bangunan, kemudian memetakan masing-masing blok bangunan ke dalam kanvas. Secara sistematis, struktur kanvas model bisnis dapat dilihat pada Gambar Tahapan berikutnya dalam penelitian ini adalah mengevaluasi masing-masing blok bangunan menggunakan SWOT. Tujuan evaluasi ini untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman dari kesembilan blok bangunan yang terdapat dalam model bisnis Pia Apple Pie. Data dan informasi mengenai faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman masing-masing blok bangunan diperoleh melalui wawancara dengan supervisor Pia Apple Pie dan observasi langsung di lokasi penelitian. Hasil informasi dari analisis SWOT setiap elemen digunakan sebagai masukan untuk memformulasikan strategi-strategi baru dengan menggunakan Matriks SWOT. 3. Tahapan terakhir dalam penelitian ini adalah mendesain alternatif model bisnis baru menggunakan teknik prototyping. Teknik prototyping dipilih karena membantu berpikir ke arah yang berbeda. Membuat dan memanipulasi prototipe model bisnis mendorong untuk mengatasi subjek penting tentang struktur, hubungan dan logika dalam cara yang tidak tersedia melalui pemikiran dan diskusi. Prototipe membantu memahami pro dan kontar dari beberapa kemungkinan yang berbeda sehingga prototipe menjadi alat bantu

36 22 yang mendukung tujuan diskusi, pemeriksaan, atau pembuktian sebuah konsep. Desain alternatif model bisnis tersebut selanjutnya dikombinasikan dengan Blue Ocean Strategy untuk membantu menciptakan inovasi strategi baru. Melalui Blue Ocean Strategy, dapat menciptakan inovasi nilai baru dengan menggunakan skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan sehingga tercipta model bisnis yang sesuai dengan pengembangan perusahaan. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie adalah perusahaan pertama yang memproduksi pie di Kota Bogor. Pia Apple Pie berdiri pada tanggal 28 September 1999 sebagai usaha bersama tiga orang sahabat yaitu Ibu Susi Gunadi, Ibu Baby Ahnan, dan Ibu Tintin Kuraesin. Awalnya usaha ini merupakan usaha produksi rumahan (homemade) dan hanya memiliki beberapa orang karyawan saja. Dengan modal pribadi sebesar seratus juta rupiah, usaha ini dimulai dengan menyewa tempat di daerah Cikuray. Penjualan apple pie dimulai dengan menjual dari pintu ke pintu (door to door) dan ke beberapa teman dekat pemilik. Usaha ini mulai dikenal oleh masyarakat dari teman-teman terdekat pemilik dan keluarga, kemudian menyebar melalui mulut ke mulut hingga usaha pie ini sudah banyak dikenal orang saat ini. Dalam kurun waktu yang relatif singkat, usaha ini dapat berkembang pesat dan dapat diterima oleh masyarakat. Pia Apple Pie awalnya merupakan sebuah counter kecil yang menyediakan pie isi apel untuk dibawa pulang. Setiap harinya, Pia Apple Pie mampu menerima pesanan sebanyak lima puluh loyang. Namun karena banyaknya permintaan pie, akhirnya Pia Apple Pie memutuskan untuk bepindah lokasi penjualan yaitu di Jalan Pangrango No.10 pada tahun Lokasi yang baru ini dinilai lebih strategis dan memiliki lahan yang lebih luas. Pada lokasi baru ini, para konsumen tidak hanya dapat membawa pulang produk, namun dapat menikmati produk di tempat. Selain itu, Pia Apple Pie juga mengembangkan produk pie nya dengan menciptakan berbagai macam varian rasa seperti chicken pie, chocolate pie, strawberry pie, cheese pie, dan pie crust. Tidak hanya mengembangkan produk pie, Pia Apple Pie juga membuat menu tambahan lain yang tetap menggunakan apel seperti nasi goreng apel, bandrek apel, cream soup, poffertjes, pisang bakar, dan berbagai jenis minuman lainnya. Hal ini membuat Pia Apple Pie tidak hanya menjual apple pie namun dapat menjual jenis makanan dan minuman lainnya yang berbahan baku apel. Saat ini perusahaan Pia Apple Pie sudah berkembang dengan sangat baik, tidak hanya dengan terus mengembangkan usaha apple pie, namun dengan membangun industri makanan lainnya. Terdapat tujuh industri makanan yang dibangun oleh Pia Apple Pie diantaranya Rumah Apel, Macaroni Panggang, Lasagna Gulung, Rumah Cupcakes, Death by Chocolate, dan Roast Chicken. Meskipun industri makanan tersebut memiliki konsep yang berbeda-beda namun masih dalam satu manajemen yang disebut dengan PAP Team.

37 23 Visi dan Misi Perusahaan Pada dasarnya Pia Apple Pie belum memiliki pernyataan tertulis mengenai visi dan misi perusahaan. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, Pia Apple Pie memiliki visi yaitu Menjadi bakery penghasil Pie berkualitas dan banyak dicari konsumen. Sedangkan misi dari Pia Apple Pie adalah melakukan pengendalian terhadap proses produksi, menjaga secara maksimal kualitas bahan baku, dan memberikan pelayanan yang cepat bagi konsumen untuk menjaga kualitas. Pia Apple Pie juga memiliki slogan khusus yang menggambarkan produknya yaitu lezat, renyah, murah. Struktur Organisasi Struktur organisasi menjadi bagian penting di dalam perusahaan. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Selain itu, struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah, maupun penyampaian laporan. Struktur organisasi pada Pia Apple Pie terbagi atas dua struktur yaitu struktur organisasi manajemen pusat dan struktur organisasi operasional yang saling berkaitan dalam pembuatan keputusan, tugas, dan tanggung jawab yang menentukan keberhasilan Pia Apple Pie. Struktur organisasi Pia Apple Pie dapat dilihat pada Gambar 5. Pemilik Keuangan Supervisor Kepala Divisi Waiters Kepala Divisi Bar Kepala Divisi Produksi Kepala Divisi Counter Kepala Divisi Umum Kepala Divisi Gudang Staff Staff Staff Staff Staff Staff Gambar 5 Struktur organisasi Pia Apple Pie Berdasarkan struktur organisasi di atas, maka tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan pada Pia Apple Pie adalah : 1. Pemilik a. Mengevaluasi atau mengontrol kinerja perusahaan. b. Merumuskan kebijakan perusahaan. c. Sebagai pembuat keputusan tertinggi dalam perusahaan. d. Menerima laporan dari Keuangan dan Supervisor. e. Menganalisa laporan keuangan perusahaan. f. Berkoordinasi dengan Supervisor dalam mengawasi operasional.

38 24 2. Keuangan a. Membuat laporan cashflow perusahaan. b. Melakukan pembelian kebutuhan perusahaan. c. Menyediakan uang kembalian kasir. d. Mengambil dan melaporkan uang hasil penjualan. e. Bertanggung jawab kepada pemilik. 3. Supervisor a. Membuat laporan kinerja rumah makan. b. Membuat perencanaan bersama dengan pemilik. c. Membuat keputusan dalam operasional perusahaan. d. Mengawasi dan mengontrol operasional setiap divisi. e. Menerima laporan dari setiap kepala divisi. f. Membuat jadwal untuk para kepala divisi. g. Bertanggung jawab atas operasional perusahaan secara keseluruhan. 4. Kepala Divisi a. Bertanggung jawab atas kelancaran operasional pada divisinya. b. Mengontrol persediaan kebutuhan operasional pada divisinya. c. Memotivasi para staff dalam divisinya. d. Bertanggung jawab kepada Supervisor 5. Staff a. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai prosedur yang berlaku pada masing-masing divisi. b. Bertanggung jawab kepada kepala divisi. ANALISIS MODEL BISNIS Identifikasi Blok Bangunan Model Bisnis pada Pia Apple Pie Customer Segments Segmen pelanggan pada Pia Apple Pie terbagi menjadi tiga kategori yaitu berdasarkan demografi, geografi, dan pendapatan. Berdasarkan kelompok demografi, rata-rata konsumen yang berkunjung berusia antara 20 sampai 50 tahun. Sedangkan dari segi geografi, sebagian besar pelanggan Pia Apple Pie berasal dari wilayah Bogor dan Jakarta. Berdasarkan segi pendapatan, rata-rata konsumen Pia Apple Pie berasal dari kelas menengah ke atas. Hal tersebut dilihat dari harga yang ditawarkan perusahaan sesuai dengan kelas menengah ke atas. Pada dasarnya, Pia Apple Pie memiliki model bisnis yang berfokus pada segmen pelanggan yang memiliki kebutuhan yang sama yaitu kebutuhan untuk mengonsumsi makanan dan minuman. Value Propositions Pia Apple Pie pada awalnya hanya memiliki konsep take away untuk produk yang dijual. Adanya peningkatan permintaan konsumen akan kue pie dan menu makanan lainnya, membuat pemilik memutuskan untuk menambah value propositions dengan cara membangun restoran untuk memenuhi kebutuhan

39 25 konsumen yaitu menikmati menu makanan di tempat. Menu makanan yang ditawarkan bervariasi, tidak hanya kue pie saja, namun ada juga menu Barat seperti spageti, poffertjes, omelete, dan menu khas Indonesia seperti, gado-gado, nasi goreng, bajigur dan lainnya. Beberapa menu makanan tersebut menggunakan bahan baku utama apel seperti nasi goreng apel, bandrek apel, dan lainnya karena Pia Apple Pie ingin membuat konsep makanan yang serba apel. Nilai yang ditawarkan Pia Apple Pie dari sisi produk adalah menu makanan baru dengan varian rasa dan bentuk yang unik, namun penawaran ini tidak selalu dilakukan setiap waktu. Penawaran produk baru dilakukan sebanyak 4 sampai 5 kali dalam kurun waktu satu tahun. Setiap ada penawaran produk baru, Pia Apple Pie akan melakukan promosi melalui media sosial yang dimiliki seperti instagram, twitter, facebook dan zomato. Melalui media sosial, kegiatan promosi dapat dilakukan dengan cepat tanpa mengeluarkan biaya. Konsep restoran yang ditawarkan yaitu rumah sederhana seperti zaman dahulu dengan lukisan pohon apel di dinding ruangan. Suasana yang sejuk dan nyaman membuat para pelanggan serasa berada di rumah sendiri. Selain memberikan fasilitas tempat, Pia Apple Pie juga menawarkan fasilitas lainnya seperti wifi gratis. Meskipun penawaran yang diberikan Pia Apple Pie saat ini masih sama dengan restoran pada umumnya, namun Pia Apple Pie memiliki potensi untuk lebih meningkatkan value propositions yang ditawarkan. Hal ini dapat dicapai dengan melihat peluang dari adanya isu-isu disekitar masyarakat. Salah satu isu yang menjadi tren saat ini adalah kehalalan produk. Indonesia sebagai salah satu negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, tentunya harus memperhatikan segala sesuatu yang diperbolehkan dalam ajaran agamanya. Salah satu hal terpenting adalah kehalalan produk baik itu makanan, minuman, kosmetik, hingga wisata. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh Pia Apple Pie untuk memastikan kehalalan produknya sehingga memberikan rasa aman bagi konsumen dalam mengonsumsi produk tersebut. Channels Channels merupakan cara yang digunakan perusahaan dalam menyampaikan produknya kepada konsumen. Terdapat dua tipe channels yang digunakan Pia Apple Pie, pertama adalah penjualan secara langsung dan yang kedua dengan sistem delivery order. Penjualan produk secara langsung dilakukan di dua lokasi penjualan yang cukup strategis, yaitu di Jalan Pangrango No. 10 yang letaknya berada di pusat Kota Bogor sehingga para pelanggan dapat dengan mudah menjangkaunya. Lokasi yang kedua berada di daerah Bintaro, Jakarta Selatan. Lokasi kedua ini merupakan agen resmi milik Pia Apple Pie. Tipe channels yang kedua yaitu dengan sistem delivery order. Para konsumen yang ingin menikmati produk Pia Apple Pie dapat memesan langsung melalui telepon. Untuk pembelian melalui delivery order, pihak Pia Apple Pie memberlakukan minimal pemesanan sebesar Rp Cara lain yang dilakukan Pia Apple Pie untuk menjangkau para pelanggan yaitu dengan memberikan brosur dan kartu nama kepada setiap pelanggan yang berkunjung. Hal ini dapat memudahkan pelanggan apabila ingin menghubungi Pia Apple Pie untuk pemesanan produk maupun mengikuti acara-acara yang dibuat oleh pelanggan.

40 26 Perkembangan teknologi saat ini dapat menjadi peluang yang harus dimanfaatkan perusahaan untuk menjangkau pelanggan secara lebih luas. Media internet menjadi salah satu media yang memberikan banyak kemudahan untuk kelancaran suatu usaha. Melalui internet, Pia Apple Pie dapat menjangkau lebih banyak konsumen dengan membuat sistem pemasaran online. Selain itu, tersebarnya mitra oleh-oleh yang ada di Kota Bogor dapat menjadi media untuk memperluas jangkauan Pia Apple Pie sehingga dapat menambah arus pendapatan. Customer Relationships Customer relationships menggambarkan jenis hubungan yang dibangun Pia Apple Pie dengan segmen pelanggan tertentu. Customer relationships merupakan cara perusahaan dalam mempertahankan pelanggan lama dan mendapatkan pelanggan baru. Jenis hubungan yang coba dibangun oleh Pia Apple Pie dengan pelanggan adalah komunikasi langsung melalui media sosial (twitter, instagram, facebook, dan zomato). Melalui media sosial ini, Pia Apple Pie selalu menginformasikan produk-produk terbaru, promo potongan harga, dan acaraacara yang dibuat oleh Pia Apple Pie seperti accoustic night. Hal ini dapat menjadi strategi Pia Apple Pie untuk menarik lebih banyak konsumen untuk berkunjung. Selain melalui media sosial online, Pia Apple Pie juga mengandalkan kekuatan informasi dari mulut ke mulut. Karena dengan menginformasikan dari mulut ke mulut, akan lebih cepat dan efisien untuk para pelanggan mengetahui tentang Pia Apple Pie. Revenue Streams Revenue streams menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan. Jenis arus pendapatan pada Pia Apple Pie adalah jenis pendapatan transaksi yang dihasilkan dari satu kali pembayaran pelanggan. Sumber pendapatan Pia Apple Pie diperoleh dari penjualan produk makanan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Pia Apple Pie, rata-rata pendapatan yang diperoleh dalam waktu satu bulan mampu mencapai 300 juta rupiah. Berikut daftar harga beberapa produk yang dijual di Pia Apple Pie (Tabel 4). Tabel 4 Daftar harga menu Pia Apple Pie 2016 No Produk Harga per ukuran (Rp) Kecil Sedang Besar 1 Apple Pie Apple Pie Love Chicken Pie Chicken Pie Love Chocolate Pie Love Strawberry Pie Love Cheese Pie Love Pie Crust (apel, keju, kismis, kenari) Sumber : Pia Apple Pie (2016)

41 27 Key Resources Key resources menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan perusahaan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Setiap model bisnis memerlukan sumber daya utama yang memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan, dan memperoleh pendapatan. Sumber daya utama dapat berbentuk fisik, finansial, intelektual, maupun manusia. Berikut sumber daya yang dimiliki oleh Pia Apple Pie : a. Sumber daya manusia Karyawan merupakan salah satu sumber daya terpenting dalam perusahaan. Pia Apple Pie tidak mengajukan kualifikasi khusus dalam perekrutan tenaga kerja, asalkan para pekerja memiliki keinginan yang kuat serta tekun dalam bekerja maka perusahaan akan menerimanya. Rata-rata karyawan yang bekerja merupakan lulusan sekolah SMU/SMK. Selain memberikan gaji karyawan, Pia Apple Pie juga akan memberikan kesempatan beasiswa bagi para karyawan yang berprestasi serta ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini baik untuk meningkatkan pengembangan diri bagi para karyawan. b. Sumber daya fisik Sumber daya fisik yang dimiliki Pia Apple Pie antara lain bangunan untuk memproduksi serta melayani pelanggan secara langsung, mesin-mesin produksi, dan kendaraan untuk mengantarkan produk kepada pelanggan. Sumber daya produksi seperti bahan baku dan penunjang dapat diperoleh dari pasar maupun pemasok yang bekerja sama dengan Pia Apple Pie. Apel merupakan bahan baku utama yang menjadi ciri khas Pia Apple Pie, untuk itu pemilihan apel yang berkualitas sebagai bahan baku utama sangat penting agar cita rasa yang dihasilkan tetap terjaga. c. Sumber daya finansial Modal merupakan salah satu sumber daya terpenting untuk keberlangsungan suatu usaha. Sumber daya modal yang dimiliki oleh Pia Apple Pie berasal dari milik pribadi pemilik. Hal ini dapat menjadi keunggulan serta keuntungan bagi Pia Apple Pie karena tidak akan mengurangi pendapatan dari adanya peminjaman dana. d. Sumber daya intelektual Merek menjadi salah satu hal yang penting yang dimiliki setiap perusahaan karena menjadi ciri khas yang membedakannya dengan perusahaan lain. Pia Apple Pie telah menjadi salah satu brand image Kota Bogor karena produknya yang khas yaitu kue pie. Penggunaan merek yang singkat dan sederhana mempermudah konsumen dalam mengingat serta mengenal Pia Apple Pie. Di sisi lain, Pia Apple Pie belum memiliki label halal pada produknya. Label halal diperlukan untuk memastikan serta menghormati larangan yang ditetapkan umat beragama. Hal ini dapat berpengaruh terhadap penurunan keuntungan akibat adanya penurunan penjualan. Key Activities Setiap model bisnis membutuhkan sejumlah aktivitas kunci, yaitu tindakantindakan terpenting yang harus diambil perusahaan agar dapat beroperasi dengan

42 28 sukses. Aktivitas kunci Pia Apple Pie dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu aktivitas produksi dan aktivitas jasa. a. Aktivitas produksi Aktivitas produksi pada Pia Apple Pie dimulai dengan mempersiapkan bahanbahan yang digunakan untuk memproduksi semua produk yang ada di Pia Apple Pie. Setiap bulan karyawan membeli semua keperluan bahan baku dalam jumlah yang besar sebanyak dua kali pembelian. Kegiatan memproduksi kue pie dilakukan setiap pagi oleh karyawan bagian produksi sehingga saat restoran buka, Pia Apple Pie sudah menyiapkan seluruh aneka jenis kue pie yang siap untuk dijual. Sedangkan menu makanan selain pie akan disajikan apabila ada konsumen yang memesan. Meskipun Pia Apple Pie telah memproduksi beragam jenis produk, kegiatan produksi pada Pia Apple Pie masih berfluktuatif. Pada kondisi tertentu terkadang pembeli kehabisan produk-produk yang diinginkan, hal ini dapat membuat kekecewaan pelanggan kepada Pia Apple Pie. b. Aktivitas jasa Aktivitas jasa pada Pia Apple Pie yaitu melayani setiap pelanggan yang berkunjung baik yang hanya membeli produk untuk dibawa pulang maupun untuk menikmati makanan di tempat. Selain itu, pelayanan jasa juga diberikan untuk pelanggan yang ingin melakukan pembelian melalui sistem delivery order, yaitu pihak Pia Apple Pie akan mengantarkan pesanan secara langsung kepada pelanggan. Key Partnerships Key partnerships menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja. Perusahaan menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis, mengurangi resiko, atau memperoleh sumber daya yang dibutuhkan. Mitra-mitra yang bekerja sama dengan Pia Apple Pie yaitu para pemasok bahan baku utama seperti tepung terigu, apel, susu, dan gula untuk memudahkan Pia Apple Pie memperoleh sumber daya yang dibutuhkan. Selain itu, Pia Apple Pie juga memiliki satu agen di wilayah Bintaro untuk menjangkau para pelanggan yang berada di Jakarta dan sekitarnya. Adanya penyedia jasa pengiriman online saat ini seperti GOJEK dan GRAB dapat menjadi mitra bagi Pia Apple Pie untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan produknya dengan cara mendaftarkan restoran Pia Apple Pie ke aplikasi tersebut. Cost Structures Cost structure menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis. Elemen ini menjelaskan biaya terpenting yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis dalam menciptakan dan memberikan nilai, mempertahankan hubungan pelanggan, dan menghasilkan pendapatan, menyebabkan timbulnya biaya. Biaya utama yang dikeluarkan dalam usaha Pia Apple Pie adalah bahan baku, gaji karyawan, dan aktivitas pemasaran. Biaya bahan baku merupakan biaya tertinggi yang dikeluarkan oleh perusahaan karena bahan baku merupakan sumber daya utama dalam menjalankan bisnis Pia Apple Pie ini. Harga bahan baku seperti apel dan tepung cenderung berfluktuasi, hal

43 29 tersebut perlu diantisipasi oleh perusahaan karena akan berpengaruh terhadap kenaikan biaya yang harus ditanggung perusahaan. Setelah mengidentifikasi kesembilan blok bangunan di dalam model bisnis, maka tahap selanjutnya adalah memetakan model bisnis ke dalam kanvas. Hal ini dilakukan untuk mempermudah visualisasi keterkaitan antara satu blok bangunan dengan blok bangunan yang lain. Berikut potret model bisnis Pia Apple Pie saat ini dapat dilihat pada Gambar 6. Key Partnerships Key Activities Value Propositions Customer Relationships Customer Segments Pemasok bahan baku Agen Produksi Jasa Key Resources SDM Fisik Finansial Intelektual Aneka jenis kue pie Menu makanan Barat dan khas Indonesia serba apel Suasana restoran yang sejuk dan nyaman Fasilitas wifi Media Sosial Informasi dari mulut ke mulut Channels Restoran Agen Delivery order Konsumen berusia tahun Konsumen berasal dari Bogor dan Jakarta Konsumen kelas menengah atas Cost Structures Revenue Streams Biaya produksi Gaji karyawan Pemasaran Penjualan produk Gambar 6 Model bisnis Pia Apple Pie 2016 Evaluasi Model Bisnis Setelah mengidentifikasi masing-masing elemen model bisnis dan memvisualisasikan model bisnis ke dalam kanvas, maka tahap selanjutnya adalah mengevaluasi model bisnis tersebut. Cara efektif untuk mengevaluasi model bisnis yaitu dengan mengombinasikan analisis tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) melalui kanvas model bisnis. Analisis SWOT memberikan empat perspektif untuk menilai elemen-elemen suatu model bisnis, sedangkan kanvas model bisnis memberikan fokus yang diperlukan untuk sebuah diskusi yang terstruktur. Analisis SWOT dapat memberikan dasar yang baik untuk diskusi lebih lanjut, pengambilan keputusan, dan akhirnya berinovasi seputar model bisnis (Osterwalder dan Pignuer 2010). Penilaian yang dilakukan dalam model bisnis ini yaitu dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap masingmasing elemen model bisnis. Untuk memudahkan kerangka berpikir, kesembilan blok bangunan model bisnis dikelompokkan menjadi empat isu strategis yaitu proposisi nilai, biaya dan pendapatan, infrastruktur, dan hubungan pelanggan. Hasil analisis SWOT dari masing-masing elemen model bisnis dapat dilihat pada Tabel 5.

44 30 Tabel 5 Hasil analisis SWOT blok bangunan model bisnis Pia Apple Pie No Blok Bangunan Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman 1 Penilaian Proposisi Nilai a. Value Proposisi nilai selaras Adanya isu-isu serta tren Munculnya pesaing baru Propositions dengan kebutuhan masyarakat saat ini yang menawarkan produk pelanggan yang sama. 2 Penilaian Struktur Biaya a. Revenue Omzet yang cukup Streams tinggi. Arus pendapatan tidak berulang dan tidak berkelanjutan. Mengikuti acara-acara besar seperti festival makanan. Pia Apple Pie hanya bergantung pada satu arus pendapatan. b. Cost Structures Pemilik menggunakan 100 persen modal pribadi untuk menjalankan usaha Pia Apple Pie. Biaya tidak dapat diprediksi. Harga bahan baku berfluktuasi. 3 Penilaian Infrastruktur a. Key Resources - Kebutuhan sumber daya utama, seperti bahan baku dan bahan penunjang diperoleh. - Merek yang sederhana mudah - Sumber daya yang digunakan mudah ditiru oleh pesaing. - Belum memiliki label halal Kualitas bahan baku yang terancam.

45 31 No Blok Bangunan Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman b. Key Activities Kegiatan produksi pada Pia Apple Pie masih berfluktuatif. c. Key Hubungan baik dengan Bekerja sama dengan Partnership pemasok dan agen, penyedia jasa pengiriman memberikan banyak online untuk kemudahan bagi Pia memudahkan konsumen Apple Pie dalam dalam pemesanan menjalankan usahanya. produk. 4 Penilaian Hubungan Pelanggan a. Customer Segments Segmentasi masih terbatas pelanggan Basis pelanggan dapat diperluas Banyaknya pesaing baru yang muncul dapat mengancam pangsa pasar Pia Apple Pie. b. Channels - Lokasi penjualan yang strategis. - Pia Apple Pie hanya memiliki satu agen pemasaran - Pia Apple Pie belum memiliki website resmi - Sistem delivery order baru menjangkau wilayah Bogor, Jakarta dan sekitarnya. - Menambah agen penjualan - Perkembangan teknologi informasi - Tersebarnya mitra oleholeh di Kota Bogor Pesaing sudah memiliki cabang di beberapa lokasi.

46 32 No Blok Bangunan Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman c. Customer - Hubungan antara Pia Apple Pie belum Memberikan promopromo menarik kepada yang lebih gencar Sudah banyak pesaing Relationships pelanggan dengan pihak memanfaatkan media Pia Apple Pie terjalin sosial secara optimal pelanggan setia Pia menggunakan media sosial dengan baik. untuk berkomunikasi Apple Pie. serta website resminya dengan pelanggan. untuk berkomunikasi lebih baik dengan pelanggannya.

47 Berdasarkan hasil identifikasi SWOT terhadap masing-masing elemen model bisnis, dapat disimpulkan bahwa Pia Apple Pie memiliki beberapa kekuatan utama dalam menjalankan usahanya. Kekuatan utama yang dimiliki Pia Apple Pie yaitu pemilik menggunakan modal pribadi untuk menjalankan usaha sehingga arus pendapatan tidak terganggu dengan biaya peminjaman. Lokasi penjualan yang strategis menjadi kekuatan lain yang dimiliki Pia Apple Pie yaitu memberikan kemudahan bagi konsumen untuk menjangkaunya karena berada di pusat Kota Bogor. Selain itu, Pia Apple Pie juga memiliki beberapa kelemahan yaitu perusahaan belum memanfaatkan media sosial secara optimal. Padahal media sosial dapat memberikan kontribusi yang cukup besar untuk menarik lebih banyak konsumen. Pia Apple Pie juga belum menjalin kerja sama dengan mitra oleh-oleh khas Kota Bogor yang dapat memperluas jangkauan pemasaran perusahaan. Meskipun Pia Apple Pie memiliki beberapa kelemahan yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha, namun terdapat beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan seperti menciptakan inovasi produk sesuai dengan tren kesukaan konsumen saat ini, bekerja sama dengan jasa pegiriman online, serta menambah agen untuk memperluas jangkauan pemasaran. Selain itu, Pia Apple Pie harus tetap waspada terhadap ancaman-ancaman yang mungkin terjadi seperti munculnya para pesaing baru yang memasarkan produk serupa serta memiliki sistem pemasaran yang lebih baik. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengalami penurunan penjualan. Pia Apple Pie juga belum memanfaatkan keberadaan mitra oleh-oleh khas Kota Bogor untuk memperluas jangkauan pemasarannya. Setelah menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman kesembilan elemen model bisnis, maka tahap selanjutnya adalah memformulasikan alternatif strategi baru. Untuk mempermudah pembentukan alternatif strategi, peneliti menggunakan matriks SWOT dalam merumuskan strategi SO (strengths-opportunities), strategi ST (strengths-threats), strategi WO (weaknesses-opportunities), dan strategi WT (weaknesses-threats). Strategi SO (strengths-opportunities) adalah strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan sebaik mungkin untuk menangkap dan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi ST (strengths-threats) adalah strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan sebaik mungkin untuk meminimalisir ancaman-ancaman yang ada. Strategi WO (weaknessesopportunities) adalah strategi untuk meminimalisir kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan memanfaatkan peluang dengan sebaik mungkin. Strategi WT (weaknesses-threats) adalah strategi untuk meminimalisir kelemahan serta ancaman yang harus dihadapi oleh perusahaan. Hasil matriks SWOT model bisnis Pia Apple Pie dapat dilihat pada Tabel 6. 33

48 34 Eksternal Tabel 6 Matriks SWOT model bisnis Pia Apple Pie Bogor Internal Peluang (O) 1. Adanya isu-isu serta tren masyarakat saat ini 2. Acara-acara besar seperti festival makanan 3. Menambah agen penjualan 4. Bekerja sama dengan jasa pengiriman online 5. Basis pelanggan dapat diperluas 6. Perkembangan teknologi informasi 7. Tersebarnya mitra oleh-oleh 8. Memberikan promo menarik Ancaman (T) 1. Munculnya pesaing baru 2. Hanya bergantung pada satu arus pendapatan 3. Harga bahan baku berfluktuasi 4. Kualitas bahan baku terancam 5. Pesaing sudah memiliki cabang 6. Pesaing lebih gencar menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan pelanggan Kekuatan (S) 1. Proposisi nilai selaras dengan kebutuhan pelanggan 2. Omzet cukup tinggi 3. Modal pribadi 4. Kebutuhan sumber daya utama mudah diperoleh 5. Hubungan dengan pemasok dan agen terjalin baik 6. Lokasi penjualan srategis 7. Hubungan dengan pelanggan terjalin baik 8. Merek yang sederhana Strategi SO - Membuat inovasi produk dan tempat sesuai tren masyarakat saat ini (S3, S4, O1, O5) Strategi ST - Memasarkan produk untuk segmen pelanggan besar. (S1,S3,S4,T2) Kelemahan (W) 1. Arus pendapatan tidak berulang dan tidak berkelanjutan 2. Biaya tidak dapat diprediksi 3. Sumber daya mudah ditiru 4. Belum memiliki label halal 5. Kegiatan produksi berfluktuatif 6. Baru memiliki satu agen resmi 7. Segmentasi pelanggan masih terbatas 8. Belum memiliki website resmi 9. Jangkauan delivery order masih sempit 10. Belum memanfaaatkan media sosial secara optimal Strategi WO - Membuat sistem pemasaran online. (W7,W8,W9,O4,O6) - Menambah agen penjualan dan menjalin kerja sama dengan pusat oleh-oleh dibeberapa kota. (W6,O3,O7) - Melakukan pendaftaran label halal (W4, O1) Strategi WT - Membuat peramalan penjualan (W2,W5,T3) Berdasarkan hasil perumusan strategi pada matriks SWOT, diperoleh beberapa strategi yang dapat dikembangkan yaitu : 1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) Membuat inovasi produk dan tempat sesuai dengan tren masyarakat saat ini. Saat ini semakin banyak industri kuliner yang berdiri dengan membuat tema yang unik dari segi tempat maupun produknya. Hal ini dilakukan karena melihat perubahan gaya hidup masyarakat saat ini yang senang mengupload foto ke media sosial dengan berlatar tempat-tempat yang unik. Perubahan gaya hidup tersebut dapat menjadi peluang bagi Pia Apple Pie untuk terus membuat inovasi-inovasi terbaru baik dari segi produk maupun tempat sehingga semakin banyak konsumen yang tertarik untuk berkunjung. Selain itu, semakin banyak konsumen yang mengunggah foto pada saat berkunjung ke Pia Apple Pie, dapat menjadi media promosi untuk lebih dikenal oleh konsumen lainnya. 2. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) a. Membuat sistem pemasaran online. Pemasaran online menjadi salah satu strategi yang tepat dalam meningkatkan pengembangan suatu usaha. Website menjadi media komunikasi yang baik untuk konsumen dan pihak perusahaan. Website memiliki peran penting untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

49 35 mencapai target konsumen, karena pelanggan potensial akan mencari informasi, produk atau layanan yang perusahaan berikan melalui situs web. Website memberikan manfaat bagi perusahaan yaitu sebagai sarana memperkenalkan profil perusahaan kepada pelanggan, sebagai sarana penjualan produk, mendatangkan calon konsumen baru, dan membantu mencari partner baru. Dengan menggunakan website, membantu meningkatkan image Pia Apple Pie dimata pelanggan dan para pesaing. b. Menambah jumlah agen penjualan dan menjalin kerja sama dengan pusat oleh-oleh di beberapa kota. Setiap hari Pia Apple Pie selalu mendapatkan pelanggan baru. Tidak hanya berasal dari wilayah Bogor, namun sebagian besar pelanggan justru berasal dari luar wilayah Bogor seperti Jakarta dan sekitarnya. Meningkatnya jumlah pelanggan menjadi tantangan besar bagi Pia Apple Pie untuk terus meningkatkan kualitas produk serta memperluas jangkauan pasarnya. Untuk itu, Pia Apple Pie sebaiknya menambah jumlah agen serta mulai menjalin kerja sama dengan mitra oleh-oleh dibeberapa kota sehingga jangkauan pemasaran Pia Apple Pie semakin luas. c. Melakukan pendaftaran label halal. Kesadaran masyarakat akan produk halal semakin meningkat. Label halal menjadi hal yang penting yang harus dimiliki oleh setiap industri kuliner yang ada di Indonesia mengingat sebagian besar penduduk beragama Islam. Apabila Pia Apple Pie sudah memiliki label halal, maka akan meningkatkan jumlah pelanggan serta pendapatan bagi Pia Apple Pie. 3. Strategi ST (Strengths-Threats) Memasarkan produk untuk segmen pelanggan besar. Setiap hari, Pia Apple Pie memasarkan produk kepada segmen pelanggan individu yang berkunjung ke lokasi penjualan. Untuk meningkatkan arus pendapatan, Pia Apple Pie dapat memfokuskan untuk menjual produk kepada segmen yang lebih besar yaitu organisasi. Dengan memfokuskan pemasaran produk kepada segmen organisasi maka akan memberikan tambahan pendapatan yang lebih tinggi bagi perusahaan. 4. Strategi WT (Weaknesses-Threats) Membuat peramalan penjualan produk. Harga bahan baku yang berfluktuasi menyebabkan biaya produksi tidak dapat diprediksi. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi Pia Apple Pie karena dapat mengurangi pendapatan. Selain itu, Pia Apple Pie sering mengalami produksi yang berfluktuatif yang menyebabkan pelanggan seringkali kehabisan produk yang diinginkan. Upaya membuat peramalan penjualan dapat dilakukan dengan membuat catatan penjualan setiap harinya. Dengan membuat peramalan penjualan, perusahaan dapat memperkirakan kebutuhan produk setiap harinya sehingga tidak ada pelanggan yang kehabisan produk yang diinginkan. Pembuatan Alternatif Model Bisnis Baru Setelah menganalisis SWOT pada masing-masing blok bangunan kanvas model bisnis, maka tahap selanjutnya adalah memformulasikan prototipe alternatif model bisnis baru. Desain alternatif model bisnis dilakukan dengan teknik prototyping serta mengombinasikannya dengan blue ocean strategy. Blue

50 36 ocean strategy digunakan untuk menciptakan manfaat baru sekaligus mengurangi biaya dengan menghilangkan fitur yang kurang memiliki nilai. Melalui strategi ini, perusahaan diharapkan mampu menciptakan ruang pasar baru yang belum memiliki persaingan yang disebut dengan inovasi nilai (Kim dan Mauborgne 2005). Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan digunakan sebagai alat analisis pelengkap dalam menciptakan alternatif model bisnis yang baru. Skema hapuskan yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang dianggap sudah ada dalam industri dan harus dihilangkan. Skema kurangi yaitu untuk menganalisis faktorfaktor yang harus dikurangi hingga di bawah standar industri karena tidak memberikan value yang tinggi kepada pelanggan. Skema tingkatkan yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang harus dinaikkan di atas standar industri karena memberikan value yang tinggi kepada konsumen. Skema ciptakan yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang harus diciptakan dan tidak pernah ditawarkan industri lainnya. Berikut ini alternatif model bisnis yang telah didesain : 1. Prototipe alternatif model bisnis pendaftaran label halal Pia Apple Pie Bogor. Key Partnerships Pemasok bahan baku Agen MUI Key Activities Produksi Jasa Membuat label halal Key Resources Value Propositions Aneka jenis kue pie halal Menu Barat dan khas Indonesia serba apel yang halal Customer Relationships Media sosial Informasi dari mulut ke mulut Channels Customer Segments Komunitas muslim Bogor SDM Agen Fisik Finansial Cost Structures Biaya produksi Gaji karyawan Pemasaran Biaya sertifikasi halal Revenue Streams Transaksi penjualan harian Gambar 7 Prototipe model bisnis Pia Apple Pie 1 Keterangan : = Hapuskan, = Mengurangi, \ = Meningkatkan = Menciptakan, = Tetap Fokus alternatif model bisnis yang pertama adalah mendaftarkan label halal untuk produk yang dijual. Label halal sangat penting untuk dibuat mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Penggunaan label halal ini dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan karena akan meningkatkan jumlah pelanggan serta pendapatan. Hal ini terjadi karena pelanggan merasa aman untuk

51 mengonsumsi produk dengan adanya label halal tersebut. Berikut penjelasan mengenai prototipe model bisnis Pia Apple Pie 1 : a. Customer segments : Adanya label halal pada produk Pia Apple Pie akan meningkatkan potensi pelanggan baru. Hal ini terjadi karena pelanggan merasa lebih aman dengan mengonsumsi produk yang sudah berlabel halal. Segmen pelanggan yang dituju di dalam prototipe model bisnis 1 ini adalah komunitas muslim Bogor. Pemilihan segmen pelanggan ini dilakukan melihat banyaknya kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan komunitas muslim yang terbuka secara umum. Adanya kegiatan-kegiatan tersebut dapat menjadi peluang bagi Pia Apple Pie untuk mempromosikan produknya yang telah berlabel halal kepada masyarakat luas. b. Value propositions : Nilai tambah yang ditawarkan yaitu aneka jenis kue pie serta menu makanan serba apel yang halal. Selain itu, adanya penambahan label halal dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan karena memberikan jaminan keamanan bagi pelanggan. c. Channels : Untuk menjangkau pelanggan, Pia Apple Pie akan menambah jumlah agen untuk memasarkan produk secara langsung di tempat acara yang diselenggarakan komunitas muslim Bogor. Tujuannya untuk memudahkan pelanggan dalam menjangkau produk sekaligus dapat menjadi media promosi bagi Pia Apple Pie untuk memperluas pemasarannya. d. Customer relationships : Pia Apple Pie menggunakan media sosial untuk menginformasikan kepada pelanggan yaitu adanya penambahan label halal pada produknya. Penggunaan media sosial dapat mempercepat penyebaran informasi sehingga memberikan peluang untuk menangkap pelanggan lebih luas. Selain itu, penyebaran informasi secara langsung dari mulut ke mulut, dapat menjadi media promosi yang efisien yang dilakukan pada saat penjualan di lokasi tujuan. e. Revenue streams : Penambahan label halal pada produk Pia Apple Pie, dapat meningkatkan pendapatan perusahaan karena semakin banyak pelanggan yang merasa aman untuk mengonsumsi produk Pia Apple Pie. f. Key resources : Sumber daya yang digunakan seperti bahan baku produksi berasal dari modal pribadi pemilik Pia Apple Pie. Selain itu, sumber daya manusia menjadi faktor penting untuk keberlangsungan rantai nilai usaha Pia Apple Pie. Sumber daya fisik seperti alat transportasi digunakan untuk menjual produk secara langsung ke lokasi kegiatan komunitas muslim tersebut. g. Key activities : Kegiatan utama yang dilakukan dalam usaha Pia Apple Pie adalah memproduksi makanan, memberikan pelayanan secara langsung kepada pelanggan, dan kegiatan pemasaran baik di lokasi penjualan maupun sistem pesan antar. Untuk merealisasikan prototipe model bisnis ini, maka Pia Apple Pie harus mulai mendaftarkan produknya untuk pembuatan label halal. h. Key partnerships : Untuk memperoleh label halal tersebut, maka perusahaan perlu bekerja sama dengan MUI selaku badan hukum yang mengeluarkan sertifikasi halal. i. Cost structures : Adanya penambahan label halal meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, seperti biaya pendaftaran serta biaya untuk prosedur lainnya sampai dikeluarkan label halal tersebut. 37

52 38 2. Prototipe alternatif model bisnis pemasaran online Pia Apple Pie Bogor. Key Partnerships Pemasok bahan baku Restoran yang tergabung dengan PAP Team Jasa pengiriman online Key Activities Produksi Pemasaran online Key Resources SDM Finansial Value Propositions Produk di seluruh restoran PAP Team Aneka jenis kue pie Menu makanan Barat dan khas Indonesia serba apel Customer Relationships Media sosial Website Aplikasi smartphone Channels Delivery order Customer Segments Konsumen Kota Bogor Konsumen Luar Kota Bogor Fisik Intelektual Jasa pengiriman online Cost Structures Produksi Pemasaran Gaji Biaya TK bidang TI Biaya maintenance website Revenue Streams Penjualan produk di Pia Apple Pie Penjualan produk dari seluruh restoran PAP Team Gambar 8 Prototipe Model Bisnis Pia Apple Pie 2 Keterangan : = Eliminasi, = Mengurangi, = Meningkatkan = Menciptakan, = Tetap Fokus alternatif bisnis yang kedua adalah membuat sistem pemasaran online melalui website dan aplikasi smartphone. Sistem pemasaran ini mungkin sudah banyak dilakukan oleh perusahaan, namun yang membedakan adalah adanya penambahan aplikasi smartphone khusus untuk melayani pemesanan online. Selain itu, melalui website dan aplikasi ini, Pia Apple Pie juga dapat menginformasikan mengenai profil perusahaan, inovasi produk baru, serta promopromo menarik untuk para pelanggan Pia Apple Pie. Berikut penjelasan mengenai prototipe model bisnis Pia Apple Pie 2 : a. Customer segments : Fokus segmen pelanggan pada model bisnis ini adalah meningkatkan jumlah konsumen yang berada di wilayah Kota Bogor dan diluar Kota Bogor. Segmen pelanggan tersebut dapat menikmati produk yang ditawarkan Pia Apple Pie dan restoran yang tergabung dalam PAP Team. b. Value propositions : Nilai tambah yang ditawarkan dalam prototipe model bisnis ini adalah berbagai produk yang dijual di restoran-restoran yang tergabung dalam PAP Team yaitu Pia Apple Pie, Rumah Cupcakes, Macaroni Panggang, Lasagna Gulung, Death By Chocolate, dan Roast Chicken. c. Channels : Untuk memenuhi pesanan pelanggan melalui website dan aplikasi smartphone, Pia Apple Pie akan mengantarkan langsung kepada pelanggan serta bekerja sama dengan jasa pengiriman online untuk memperlancar kegiatan pemasaran.

53 39 d. Customer relationships : Pia Apple Pie menciptakan website dan aplikasi smartphone sebagai media untuk memasarkan produk Pia Apple Pie serta produk dari restoran yang tergabung dengan PAP Team. Selain itu, Pia Apple Pie juga menggunakan media sosial untuk menginformasikan sistem pemasaran baru melalui website dan aplikasi smartphone kepada pelanggannya. e. Revenue streams : Arus pendapatan yang diperoleh adalah hasil penjualan produk-produk Pia Apple Pie serta produk restoran PAP Team lainnya yang dijual melalui pemasaran online f. Key resources : Untuk menjalankan sistem pemasaran online ini, perusahaan akan menambah tenaga kerja khusus untuk melayani bagian website serta aplikasi smartphone. g. Key activities : Kegiatan utama yang dilakukan adalah melayani pesanan para pelanggan melalui website dan aplikasi serta mengantarkan produk secara langsung ke lokasi pelanggan. h. Key partnerships : Dalam prototipe model bisnis ini, Pia Apple Pie akan melakukan koordinasi dengan restoran yang tergabung dalam PAP Team. Selain itu, Pia Apple Pie juga melakukan kerja sama dengan jasa pengiriman online seperti GOJEK dan GRAB untuk memperluas jangkauan pemasaran. i. Cost structures : Adanya kegiatan pengembangan website dan aplikasi smartphone menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan berupa biaya maitenance website dan aplikasi serta biaya tenaga kerja dibidang teknologi informasi. 3. Prototipe alternatif model bisnis penambahan arus pendapatan Pia Apple Pie Bogor. Key Partnerships Key Activities Value Propositions Customer Relationships Customer Segments Pemasok bahan baku Produksi Aneka jenis kue pie Media Sosial Segmen Organisasi Jasa Key Resources Menu makanan Barat dan khas Indonesia serba apel Website Channels SDM Finansial Suasana restoran yang sejuk dan nyaman Restoran Delivery order Mesin produksi Fasilitas wifi Cost Structures Revenue Streams Biaya produksi Gaji karyawan Pemasaran Penjualan produk Potensi arus pendapatan baru dari penjualan ke segmen organisasi Gambar 9 Prototipe model bisnis Pia Apple Pie 3 Keterangan : = Eliminasi, = Mengurangi, = Meningkatkan = Menciptakan, = Tetap

54 40 Fokus alternatif bisnis yang ketiga adalah memasarkan produk Pia Apple Pie ke segmen pelanggan yang lebih besar yaitu segmen organisasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan arus pendapatan yang selama ini hanya diperoleh dari penjualan produk ke segmen pelanggan individu. Berikut penjelasan mengenai prototipe model bisnis Pia Apple Pie 3 : a. Customer segments : Pia Apple Pie memfokuskan untuk menambah segmen pelanggan yaitu segmen organisasi. Segmen organisasi yang dituju seperti perhotelan, industri, serta perusahaan-perusahaan besar lainnya. Penambahan segmen ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. b. Value propositions: Nilai tambah yang ditawarkan masih sama dengan model bisnis awal Pia Apple Pie. Mulai dari menu makanan Barat dan khas Indonesia serba apel serta beragam jenis kue pie dengan varian rasa, bentuk dan ukuran sesuai dengan kebutuhan pelanggan. c. Channels : Untuk menjangkau segmen organisasi tersebut, Pia Apple Pie akan mengantarkan pesanan secara langsung kepada pelanggan. Selain itu, Pia Apple Pie juga menyediakan ruang makan yang dapat digunakan segmen organisasi tersebut apabila ingin mengadakan acara seperti pertemuan-pertemuan khusus dengan mitranya. d. Customer relationships : Pia Apple Pie menyediakan website untuk melakukan pemesanan produk secara online, memberikan informasi produk-produk terbaru serta promo-promo menarik bagi pelanggan. e. Revenue streams : Dengan memfokuskan penjualan produk kepada segmen organisasi, maka perusahaan akan mendapatkan arus pendapatan baru yang lebih besar dibandingkan dengan penjualan produk ke segmen individu. f. Key resources : Untuk memenuhi kebutuhan segmen organisasi yang tinggi, maka perusahaan harus menambah mesin produksi sehingga mempercepat proses produksi dan akan menghasilkan produk yang lebih banyak. g. Key activities : Kegiatan yang dilakukan masih sama dengan model bisnis awal, namun Pia Apple Pie harus memproduksi lebih banyak produk karena segmen yang dituju cukup besar. h. Key partnership : Pia Apple Pie melakukan kerjasama dengan pemasok bahan baku untuk memudahkan dalam memperoleh bahan baku yang dibutuhkan dan dapat meminimalisir harga bahan baku yang berfluktuasi. i. Cost structures : Adanya penambahan segmen organisasi, membuat Pia Apple Pie harus mengeluarkan biaya produksi yang lebih besar meliputi biaya bahan baku, pembelian mesin produksi, serta biaya penunjang lainnya. Berdasarkan hasil prototipe model bisnis yang telah diformulasikan, peneliti memberikan usulan kepada pihak Pia Apple Pie untuk menjalankan prototipe model bisnis yang kedua yaitu membuat pemasaran berbasis online. Pemasaran online ini tidak hanya menjual produk Pia Apple Pie saja, tetapi menawarkan produk-produk yang dijual oleh restoran yang tergabung dalam PAP Team. Prototipe model bisnis ini akan memberikan kontribusi yang besar kepada Pia Apple Pie, karena masih jarang pesaing yang memiliki anak perusahaan di industri yang sama. Hal ini memberikan nilai tambah yang besar diantara para pesaingnya. Dengan membuat sistem pemasaran online dapat menjadi peluang untuk menangkap lebih banyak calon pelanggan potensial dan menjadi peningkatan pelayanan yang baik yang diberikan PAP Team kepada seluruh pelanggan.

55 41 Implikasi Manajerial Dalam penelitian ini, perancangan ketiga alternatif prototipe model bisnis diasumsikan sebagai pengembangan yang bersifat bertahap. Namun tidak menutup kemungkinan di kemudian hari, pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan peluang dan kesiapan perusahaan. Berikut ini program kerja yang peneliti usulkan kepada pihak Pia Apple Pie berdasarkan prototipe model bisnis alternatif yang kedua : 1. Divisi pemasaran membuat website resmi milik Pia Apple Pie Team. Isi website dapat meliputi profil perusahaan, informasi mengenai produk-produk yang ditawarkan, lokasi penjualan dan kontak yang dapat dihubungi, serta sistem pemesanan online dan tata cara pemesanan. 2. Divisi pemasaran membuat aplikasi smartphone sebagai media yang memberikan informasi mengenai perusahaan serta produk-produk dan penawaran menarik kepada pelanggan. Selain itu, dapat menjadi media untuk memesan produk-produk yang ditawarkan perusahaan. 3. Pihak Pia Apple Pie mengordinasikan kepada seluruh perusahaan yang tergabung dengan PAP Team mengenai produk-produk yang akan dijual melalui pemasaran online. 4. Pihak perusahaan mendaftarkan produknya dengan jasa pengiriman barang online seperti GOJEK dan GRAB untuk memudahkan pelanggan memesan melalui jasa pengiriman tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis model bisnis Pia Apple Pie Bogor, maka simpulan yang diperoleh adalah : 1. Berdasarkan hasil identifikasi model bisnis yang sedang dijalankan oleh Pia Apple Pie, diperoleh hasil bahwa pada blok bangunan customer segments, segmen pelanggan yang dilayani oleh Pia Apple Pie rata-rata adalah pelanggan yang berusia 20 sampai 50 tahun, berasal dari wilayah Bogor dan Jakarta, serta berasal dari kelas menengah atas. Value propositions yang ditawarkan Pia Apple Pie yaitu menu makanan Barat dan khas Indonesia yang menggunakan bahan baku apel, suasana restoran yang sejuk dan nyaman, serta fasilitas wifi gratis. Channels yang digunakan untuk menjangkau konsumen antara lain restoran, agen, dan sistem delivery order. Pada blok bangunan customer relationships, Pia Apple Pie menggunakan media sosial serta informasi dari mulut ke mulut untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Revenue streams diperoleh dari hasil penjualan produk setiap harinya sedangkan biaya (cost structures) yang paling banyak dikeluarkan adalah biaya produksi seperti bahan baku, peralatan, listrik, air, dan gas. Sumber daya utama (key resources) yang dimiliki perusahan untuk menjalankan usahanya adalah karyawan, bahan-bahan utama untuk produksi, serta modal pribadi pemilik. Terdapat dua kegiatan utama (key activities) dalam menjalankan usaha ini yaitu kegiatan produksi dan jasa pelayanan. Untuk

56 42 memperlancar kegiatan usaha mulai dari proses produksi hingga pemasaran, Pia Apple Pie menjalin kerja sama dengan berbagai pihak seperti pemasok bahan baku dan agen pemasaran (key partnerships). 2. Setelah memformulasikan alternatif strategi melalui matriks SWOT, diperoleh tiga desain model bisnis. Tiga model bisnis tersebut adalah prototipe model bisnis perbaikan dan pengembangan model bisnis terhadap kesembilan elemen bisnis Pia Apple Pie. Desain model bisnis yang diformulasikan antara lain, melakukan pendaftaran label halal untuk produk Pia Apple Pie, membuat sistem pemasaran online melalui website dan aplikasi smartphone, dan menambah arus pendapatan dengan menambah segmen pelanggan yaitu segmen organisasi. Berdasarkan hasil pengembangan prototipe model bisnis, maka model bisnis yang diusulkan peneliti untuk dipilih adalah prototipe model bisnis yang kedua. Saran Bisnis kuliner yang dijalankan Pia Apple Pie sudah cukup baik, melihat adanya peningkatan usaha dari tahun ke tahun. Peningkatan usaha yang baik tidak terlepas dari adanya inovasi strategi bisnis baru. Model bisnis dapat menjadi alat untuk memformulasikan strategi bisnis yang baru. Pia Apple Pie dapat mulai mengidentifikasi segmen pelanggan spesifik yang masih jarang ditangkap perusahaan lain untuk dipenuhi kebutuhannya. Segmen pelanggan menjadi faktor utama untuk menciptakan model bisnis baru yang belum atau jarang dilakukan oleh perusahaan lain. Pia Apple Pie dapat menerapkan prototipe alternatif model bisnis yang diusulkan peneliti secara bertahap disesuaikan dengan kesiapan pihak perusahaan serta waktu yang tepat. Penerapan prototipe model bisnis ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan usaha Pia Apple Pie. Tidak hanya berasal dari penjualan produk saja, namun dapat berasal dari pelayanan jasa yang diberikan kepada seluruh segmen pelanggan. Pencarian informasi secara lebih detail terhadap sembilan blok bangunan model bisnis serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui diskusi dengan responden utama, diharapkan mampu memberikan hasil yang lebih optimal untuk penelitian model bisnis selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA [BPS] Jumlah restoran di Kota Bogor. Bogor (ID) : Badan Pusat Statistik Perkembangan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor. Bogor (ID): Badan Pusat Statistik. David FR Manajemen Strategis Edisi Sepuluh. Jakarta (ID): Salemba Empat. Drucker PF Inovasi dan Kewiraswastaan Praktek dan Dasar-Dasar. Jakarta (ID) : Erlangga.

57 Florencia B Business model canvas pada CV Sekawan Cosmetics Sidoarjo [Internet] Jan 19; [diunduh 2016 Feb 2]; vol. 3. Tersedia pada : e=business%20model%20canvas%20pada%20cv%20sekaw AN%20COSMETICS%20SIDOARJO. Ghaffari MA Pengembangan model bisnis Momomilk (studi kasus Momomilk Bogor) [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kim WC, Mauborgne R Blue Ocean Strategy. Jakarta (ID): Serambi Ilmu Semesta. Leedy PD Practical Research: Planning and Design. Sixth Edition. New Jersey : Prectice Hall. Osterwalder A, Pigneur Y Business Model Generation. Jakarta (ID): PT Elex Media Komputindo. Perscindy H Analisis hubungan kepuasan dan loyalitas konsumen di restoran Pia Apple Pie, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Prihantin D Pengembangan model bisnis produk manisan belimbing manis (Avverhoa carambola L) kering [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Putra ML Usulan desain model bisnis Lapis Bogor Sangkuriang [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Putri FFP, Alfanur F Analisis inovasi model bisnis menggunakan pendekatan business model canvas [Internet]. [diunduh 2016 Feb 2]. Tersedia pada : /jurnal_eproc/analisis-inovasi-model-bisnis-menggunakanpendekatan-business-model-canvas-studi-pada-bebek-garang-bandungtahun pdf. Rangkuti F Analisis SWOT : Teknik membedah kasus bisnis. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Ridwansyah MN Kajian awal model bisnis Kulit Samoa (CHAMOIS LEATHER) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Tambunan HDN Strategi pengembangan bisnis pada Pia Apple Pie di Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Tim PPM Manajemen Business Model Canvas Penerapan di Indonesia. Jakarta (ID): Penerbit PPM. Wendrawan FT Pengembangan model bisnis produk dodol rumput laut (EUCHEUMA COTTONII) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Wijatno S Pengantar entrepreneurship. Jakarta (ID): Grasindo. 43

58 44

59 LAMPIRAN 45

60 46

61 47 Lampiran 1 Kuisioner penelitian KUISIONER PEMETAAN MODEL BISNIS Business Model Canvas Tujuan Pengisian kuisioner pada tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktorfaktor penting yang terdapat pada sembilan elemen. Sembilan elemen pada business model canvas adalah customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key activities, key resources, key partnerships, dan cost structures. Petunjuk Pengisian Tentukan faktor strategis yang terdapat pada model bisnis perusahaan berdasarkan sembilan elemen yang telah ditentukan dengan mengisi daftar pertanyaan yang telah disediakan. Pertanyaan untuk sembilan blok bangunan kanvas model bisnis a. Segmen pelanggan 1. Apakah Pia Apple Pie membagi pelanggan ke dalam beberapa segmen yang berbeda? 2. Siapa saja segmen pelanggan yang dilayani oleh Pia Apple Pie? 3. Pelanggan mana yang sering berkunjung? b. Proposisi nilai 1. Produk dan jasa apa saja yang dijual Pia Apple Pie kepada pelanggan? 2. Kebutuhan pelanggan apa saja yang dipenuhi Pia Apple Pie? 3. Penawaran apa saja yang diberikan Pia Apple Pie kepada pelanggan? c. Saluran 1. Melalui saluran manakah segmen pelanggan ingin dijangkau? 2. Bagaimana cara Pia Apple Pie menjangkau pelanggan saat ini? 3. Saluran mana yang terbaik untuk menjangkau pelanggan? 4. Saluran mana yang paling efisien dari sisi biaya? d. Hubungan pelanggan 1. Jenis hubungan apa yang telah dibangun Pia Apple Pie dengan pelanggan? 2. Jenis hubungan apa yang diharapkan pelanggan? e. Arus pendapatan 1. Berasal dari mana saja sumber pendapatan perusahaan?

62 48 2. Berapa besarkah kontribusi masing-masing arus pendapatan terhadap pendapatan secara keseluruhan? 3. Bagaimana mekanisme penetapan harga produk-poduk yang dijual di Pia Apple Pie? f. Sumber daya utama 1. Sumber daya utama apa saja yang dimiliki Pia Apple Pie? a. Sumber daya manusia b. Sumber daya fisik c. Sumber daya intelektual d. Sumber daya finansial g. Aktivitas kunci 1. Aktivitas apa saja yang dilakukan Pia Apple Pie? a. Aktivitas produksi b. Aktivitas jasa c. Aktivitas lainnya h. Kemitraan utama 1. Siapa saja mitra utama perusahaan? 2. Siapa saja pemasok utama perusahaan? 3. Sumber daya utama apakah yang didapatkan dari mitra? i. Struktur biaya 1. Biaya apa saja yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha Pia Apple Pie? 2. Biaya apa yang dikeluarkan paling tinggi per bulannya? 3. Aktivitas-aktivitas kunci apakah yang mengeluarkan biaya paling mahal?

63 Lampiran 2 Dokumentasi lokasi penelitian 49

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian 1.1.1 Sejarah Resto Rumah Soto Padang Resto Rumah Soto Padang merupakan sebuah restoran dengan menu khas soto yang berdiri pada 20 November 2013 di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan untuk mempertahankan hidupnya sehingga makanan akan selalu berdampingan dengan eksistensi manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang pembuatan tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika penulisan tesis ini dilakukan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan dunia yang pesat sekarang ini. Banyak orang yang lebih menginginkan sesuatu yang lebih baik dan terus meningkat. Tidak banyak pula dari mereka yang

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA C.19 PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA Narto * Program Studi Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah dan Profil Perusahaan Siete Cafe berdiri pada bulan April 2012. Nama Siete berasal dari bahasa Spanyol yang artinya tujuh (7), sesuai

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang banyak diminati oleh masyarakat, baik anak-anak sampai orang dewasa. Sebagian orang memelihara anjing sebagai teman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu negara dapat tercermin dari perkembangan sektorsektor yang ada di dalamnya, baik di sektor ekonomi, politik, sosial, pariwisata, budaya, dan sebagainya.

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan Analisis faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang serta ancaman ini dilakukan melalui wawancara kepada pihak internal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian

1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu komponen utama dalam pengembangan agribisnis adalah mengembangkan kegiatan budidaya yang mampu mengikuti peluang dan perubahan situasi yang menjadi faktor

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis sekarang ini telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan menjadikan daya tarik bisnis itu tersendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri fashion di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat akan fashion yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kuliner di Indonesia, merupakan sektor yang strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Kuliner bukan lagi produk konsumsi untuk memenuhi kebutuhan biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan oleh para pelaku bisnis adalah bisnis di bidang kuliner.

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan oleh para pelaku bisnis adalah bisnis di bidang kuliner. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, serta perekonomian yang semakin meningkat memberi imbas positif pada masyarakat, seperti peningkatan daya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemampuan daya beli masyarakat Indonesia meningkat ditandai dengan bertambahnya jumlah masyarakat dengan pendapatan kelas menengah (middle class income) di Indonesia. Peningkatan

Lebih terperinci

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP PEPEN AANDRIAN SYAH pepenaan@gmail.com Abstrak Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai mendapatkan ketenaran di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa pelayanan yang dilakukan hampir di seluruh perusahaan dari tahun ke tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata yang tidak hanya menyediakan wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak wisatawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era modern seperti sekarang ini, pengaruh dari globalisasi berdampak pada sudut pandang masyarakat terhadap gaya berbusana. Masyarakat modern tidak lagi melihat

Lebih terperinci

USULAN DESAIN MODEL BISNIS LAPIS BOGOR SANGKURIANG BUSINESS MODEL DESIGN OF LAPIS BOGOR SANGKURIANG

USULAN DESAIN MODEL BISNIS LAPIS BOGOR SANGKURIANG BUSINESS MODEL DESIGN OF LAPIS BOGOR SANGKURIANG E-Jurnal Agroindustri Indonesia Desember 2014 Vol. 3 No. 1, p ISSN: 2252-3324 Available online at: http://tin.fateta.ipb.ac.id/journal/e-jaii USULAN DESAIN MODEL BISNIS LAPIS BOGOR SANGKURIANG BUSINESS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi sumber penghasilan devisa Negara dan menjadi penunjang perkembangan pembangunan Negara. Indonesia

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Unit Usaha di Indonesia Tahun (unit) (unit) 99,99 2. Usaha Besar (unit) (orang) (orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Unit Usaha di Indonesia Tahun (unit) (unit) 99,99 2. Usaha Besar (unit) (orang) (orang) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian yang memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat, terutama masyarakat pada

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS DEVELOPMENT ANALYSIS IN PT. BONLI CIPTA SEJAHTERA USING BUSINESS MODEL CANVAS APPROACH Abu Hafs

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh

Lebih terperinci

Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Terakreditasi A SK BAN PT NO: 468/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2014 Model Bisnis Cafe The Hungry Belly

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

USULAN DESAIN MODEL BISNIS LAPIS BOGOR SANGKURIANG M LINGGAR PUTRA M

USULAN DESAIN MODEL BISNIS LAPIS BOGOR SANGKURIANG M LINGGAR PUTRA M USULAN DESAIN MODEL BISNIS LAPIS BOGOR SANGKURIANG M LINGGAR PUTRA M DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh perusahaan adalah kepuasan konsumen agar dapat bertahan, bersaing dan menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bisnis pengolahan makanan sangat potensial mengingat kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bisnis pengolahan makanan sangat potensial mengingat kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis pengolahan makanan berbahan baku tepung dapat diusahakan dari skala kecil setingkat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga skala besar. Bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini semakin meningkat serta dampak era globalisasi telah mengubah perilaku konsumen dan pelaku usaha. Perusahaan tidak saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di imbangi dengan bertambahnya jumlah lapangan kerja menyebabkan meningkatnya pengangguran. Sedangkan

Lebih terperinci

ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS

ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS Fitri Fatimah Patmana Putri 1), Farah Alfanur 2) Prodi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Perbedaan antara perusahaan yang berhasil dengan perusahaan yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. Perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis usaha kuliner di Indonesia semakin hari semakin diminati dengan melihat semakin banyaknya masyarakat yang gemar memburu beberapa aneka menu makanan baik makanan

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, dan masih banyak lagi. Semakin ketatnya persaingan bisnis jasa, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, dan masih banyak lagi. Semakin ketatnya persaingan bisnis jasa, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis dalam bidang jasa semakin berkembang, itu terlihat dari bertambahnya jumlah bisnis jasa seperti contohnya penginapan atau indekos, restoran atau cafe,

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori...

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori... DAFTAR ISI Halaman Judul.. i Halaman Pengesahan ii Halaman Pernyataan. iii Kata Pengantar.. iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel.. ix Daftar Gambar.. xi Daftar Lampiran... xiii Intisari.. xiv Abstract xv Bab

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang dianggap penting, karena setiap aktifitas manusia membutuhkan sarana transportasi khususnya daerah ibu kota

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Penggambaran Situasi Industri Penggambaran situasi industri dilakukan dengan menggunakan alat analisis yaitu kanvas strategi dan kurva nilai.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membina kehidupan. Kebutuhan esensial tersebut adalah makan dan minum

I. PENDAHULUAN. membina kehidupan. Kebutuhan esensial tersebut adalah makan dan minum 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia yang esensial diperlukan untuk membina kehidupan. Kebutuhan esensial tersebut adalah makan dan minum karena di dalamnya terdapat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan upaya penulis dalam menggambarkan kanvas

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan upaya penulis dalam menggambarkan kanvas BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini merupakan upaya penulis dalam menggambarkan kanvas model bisnis AtelierAMH. Penelitian mendapatkan data untuk membuat kanvas model bisnis AtelierAMH dari wawancara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan yang semakin tinggi akan memaksa perusahaan untuk berupaya mempertahakan, bahkan meningkatkan usaha pelayanan. Proses pelayanan yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN Berdasarkan hasil data dan mengenai karakteristik konsumen, analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap mutu atribut dan pelayanan, maka

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mengalami banyak proses modernisasi yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan, antara lain pada aspek sosial, budaya, teknologi, dan ekonomi. Aspek sosial,

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1

FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1 FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1 Abstrak: Strategi pemasaran sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada sangat diperlukan untuk memberikan kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat berkembang dan bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan yang terjadi di dunia usaha dan industri saat ini berkembang semakin ketat. Hal tersebut terutama disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE DI BANDUNG *

FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE DI BANDUNG * Reka Integra ISSN: 338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No. Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 05 FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia kuliner khususnya Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Kuliner tidak hanya sebatas pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu dampak dari pesatnya dunia usaha saat ini adalah pelaku usaha saling bersaing

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2 (2015) 588 PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Jeffrey Yosh Pradipta dan Dhyah Harjanti Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Keramat Bey Berry

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Keramat Bey Berry BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Gambaran Umum Keramat Bey Berry Keramat Bey Berry merupakan salah satu usaha agrobisnis pemasok strawberry yang telah berdiri selama 13 tahun,

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Wisatawan Sebagai Konsumen Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan konsumen adalah setiap orang pemakai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang memiliki prospek yang cukup menjanjikan oleh para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang memiliki prospek yang cukup menjanjikan oleh para pelaku bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, serta perekonomian yang semakin meningkat memberi imbas positif pada masyarakat, seperti peningkatan daya

Lebih terperinci

BAB II IDEATION PROCESS

BAB II IDEATION PROCESS 6 BAB II IDEATION PROCESS Ideation Process memiliki beberapa tahapan. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan model bisnis yang inovatif (Osterwalder &Pigneur, 2009): 2.1 Team

Lebih terperinci

VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR

VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR 7.1. Hasil Analisis SEM (Structural Equation Modelling) Model pada penelitian ini terdiri dari enam variabel laten, yaitu

Lebih terperinci