MAKALAH KELOMPOK TEORI PERKEMBANGAN ALBERT BANDURA. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan
|
|
- Glenna Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MAKALAH KELOMPOK TEORI PERKEMBANGAN ALBERT BANDURA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan Dosen Pengampu: Ahmad Agung Yuwono, M.Pd. Disusun oleh: Kurnia Widyastanti ( ***) Novi Trisna Anggrayni ( ) Okta Rina D.S.S. ( ***) Yogo Tri Arso ( ***) A5-14 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2014
2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah Psikologi Perkembangan Teori Perkembangan Albert Bandura ini untuk melengkapi tugas dalam pembelajaran mata kuliah Psikologi Perkembangan Universitas PGRI Yogyakarta. Dalam penyelesaian makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Allah SWT yang mencurahkan rahmat dan petunjuk-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. 2. Bapak Ahmad agung Yuwono, M.Pd. yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini. 3. Semua pihak yang telah membantu penulis. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini dengan harapan dapat memberi manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis untuk memperbaiki makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan, serta menjadikan ini sebagai ibadah. Amin yaa Rabb. Yogyakarta, Oktober 2014 Tim Penulis ii
3 DAFTAR ISI JUDUL... i KATA PENGANTAR.... ii DAFTAR ISI iii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penulisan..2 BAB 2 PEMBAHASAN BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Saran.10 DAFTAR PUSTAKA 11 iii
4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial, salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Teori Pembelajaran Sosial yang dikemukakan oleh Bandura telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui peneguhan (reinforcement) dan pembelajaran peniruan (observational learning), dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu maklumat dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi persekitaran dan menghasilkan peneguhan (reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain (observational opportunity). 1.2 Rumusan Masalah 1. Siapakah Albert Bandura? 2. Apa saja teori perkembangan Albert Bandura? 3. Bagaimana teori pembelajaran sosial dan peniruan menurut Albert Bandura? 4. Bagaimana dengan metodologi teori pembelajaran dari Albert Bandura? 5. Apa kelemahan dan kelebihan teori Albert Bandura? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Untuk mengetahui tokoh teori perkembangan Albert Bandura. 2. Untuk mengetahui apa saja teori perkembangan dari Albert Bandura. 3. Untuk mengetahui bagaimana teori pembelajaran sosial dan peniruan menurut Albert Bandura. 4. Untuk mengetahui tentang metodologi teori dari Albert Bandura. 5. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan teori Albert Bandura. 1
5 BAB II PEMBAHASAN Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 4 Desember Masa kecil dan remajanya dihabiskan di desa kecil dan juga mendapat pendidikan disana. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di University of British Columbia, pada jurusan psikologi. Dia memperoleh gelar master dalam bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doctor (Ph.D). Bandura menyelesaikan program doktornya dalam bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford University. Beliau banyak terjun dalam pendekatan teori pembelajaran untuk meneliti tingkah laku manusia dan tertarik pada nilai eksperimen.pada tahun 1964 Albert Bandura dilantik sebagai professor dan seterusnya menerima anugerah American Psychological Association untuk Distinguished Scientific Contribution pada tahub Pada tahun berikutnya, Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar tentang pengaruh keluarga dengan tingkah laku sosial dan proses identifikasi. Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang agresi pembelajaran sosial dan mengambil Richard Walters, muridnya yang pertama mendapat gelar doctor sebagai asistennya. Bandura berpendapat, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial, salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman, dan evaluasi. 2.1 Teori Pembelajaran Sosial Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986), yang menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi lebih banyak 2
6 penekanan pada kesan dari isyarat - isyarat pada perilaku dan pada prosesproses mental internal. Dalam teori pembelajaran sosial kita menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial, manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak dipukul oleh stimulusstimulus lingkungan. Teori belajar sosial menekankan, bahwa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana yang dikutip oleh Kardi, S. (1997: 14), bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Inti dari teori pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), yang merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu. Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning). Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya, seorang pelajar melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain atau vicarious reinforcement. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M., 1998:43). Teori pembelajaran sosial berdasarkan yang diutarakan beliau bahwa sebagian besar tingkah laku manusia adalah sebagian dari hasil 3
7 pemerolehan dan prinsip pembelajaran sudah mencukupi untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori -teori sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul dan kurang memperlihatkan fakta bahawa banyak peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantara orang lain. Maksudnya, semasa melihat tingkah laku orang lain, individu akan belajar meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya. Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seorang yang hidupnya dan dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik. Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Bandura menghipotesiskan bahwa tingkah laku, lingkungan dan kejadian -kejadian internal pada pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh atau berkaitan. menurut Albert Bandura lagi, tingkah laku sering dievaluasi, yaitu bebas dari timbal balik sehingga boleh mengubah kesan-kesan personal seseorang. Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu. Hubungan yang aktif dapat mengubah aktiviti seseorang. Seterusnya, menurut Bandura (1982), penguasaan kemahiran dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses perhatian, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh unsur -unsur yang berdasarkan dari diri pelajar sendiri yaitu sense of self Efficacy dan self regulatory system. Sense of self efficacy adalah keyakinan pembelajar bahwa ia dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai seperti yang berlaku. Self regulatory merujuk pada: 4
8 1. Struktur kognitif yang memberi gambaran tingkah laku dan hasil pembelajaran. 2. Sub proses kognitif yang dirasakan, mengevaluasi, dan mengatur tingkah laku kita. Dalam pembelajaran self -regulatory akan menentukan goal setting dan self evaluation pembelajar dan merupakan dorongan untuk meraih prestasi belajar yang tinggi atau sebaliknya. Menurut Bandura, untuk Berjaya, pembelajar harus dapat memberikan model yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar, Seterusnya mengembangkan self of mastery, self efficacy, dan reinforcement bagi pembelajar. 2.2 Teori Peniruan (Modeling) Albert Bandura dan Richard Walters telah melakukan eksperimen lain yang juga berkenaan dengan peniruan. Hasil eksperimen mereka mendapati, peniruan boleh berlaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model (orang yang ditiru) meskipun tanpa sebarang peneguhan. Proses belajar semacam ini disebut "observational learning" atau pembelajaran melalui pengamatan. Bandura, kemudian menyarankan agar teori pembelajaran sosial diperbaiki memandangkan teori pembelajaran sosial yang sebelumnya hanya mementingkan perilaku tanpa memberi pertimbangan terhadap proses mental seseorang. Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam diri (kognitif) dan persekitaran. Beliau telah mengemukakan dalam teori pembelajaran peniruan, beliau telah menjalankan kajian bersama Walter (1963) mengenai kesan perlakuan kanak-kanak apabila mereka menonton orang dewasa memukul, mengetuk dengan tukul besi, dan menumbuk sambil menjerit-jerit dalam video. Setelah menonton video kanak-kanak ini diarahkan bermain di bilik permainan dan terdapat patung seperti yang ditayangkan dalam video. Setelah kanak-kanak tersebut melihat patung tersebut, mereka meniru aksi-aksi yang dilakukan oleh 5
9 orang yang mereka tonton dalam video (Ramlah Jantan & Mahani Razali 2004). 1. Unsur Utama Dalam Peniruan a. Tumpuan ('Attention') Subjek harus memberi tumpuan kepada tingkah laku model untuk membolehkannya mempelajarinya. Subjek memberi perhatian atau tumpuan tertakluk kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain yang dimiliki. Contohnya, seorang pemain musik yang tidak yakin akan dirinya mungkin meniru tingkah laku pemain musik terkenal sehingga tidak mewujudkan stailnya yang tersendiri. b. Penyimpanan ('Retention') Subjek yang memperhatikan harus mengekod peristiwa itu dalam sistem ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan peristiwa itu kelak bila diperlukan atau diinginkan. c. Penghasilan ('Reproduction') Setelah mengetahui atau mempelajarai suatu tingkah laku, subjek juga mesti mempunyai kebolehan mewujudkan atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku. Contohnya, memandu kereta, bermain tenis. Bagi sesetengah tingkah laku kemahiran motor diperlukan untuk mewujudkan komponen-komponen tingkahlaku yang telah diperhatikan. d. Motivasi Motivasi penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia adalah penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu. 2. Ciri-Ciri Teori Peniruan 6
10 a. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan. b. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai, dan lain lain. c. Pelajar meniru suatu kemahiran daripada kecakapan demontrasi guru sebagai model. d. Pelajar memperoleh kemahiran jika memperoleh kepuasan dan peneguhan yang berpatutan. e. Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, peringatan, peniruan dengan tingkah laku atau gerak balas yang sesuai, diakhiri dengan peneguhan positif. 3. Eksperimen Albert bandura Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan kanak-kanak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya. Albert Bandura menyatakan bahwa proses pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan dan permodelan. Beliau menjelaskan bahwa aspek pemerhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan juga aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimum kepada kefahaman pelajar. 4. Jenis-Jenis Peniru a. Peniruan langsung Pembelajaranan langsung adalah model pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang diajarkan setahap demi setahap. Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling, yaitu suatu fase di mana seseorang mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi bagaimana suatu keterampilan itu dilakukan. Contoh: meniru gaya penyanyi yang disanjungi. 7
11 b. Peniruan tak langsung Peniruan adalah melalui imaginasi atau pemerhatian secara tidak langsung. Contoh: meniru watak yang dibaca dalam buku. c. Peniruan gabungan Peniruan jenis ini dengan cara menggabung tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung. Contoh: pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarnai dari buku yang dibacanya. d. Peniruan sekat laluan Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja. Contoh: meniru fashion pakaian di TV, tapi tidak boleh dipakai di sekolah. e. Peniruan tak sekat laluan Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun. Contoh: pelajar meniru gaya berbudi bahasa gurunya. 5. Faktor-faktor Penting dalam Pembelajaran Melalui Pemerhatian Mengamati orang lain melakukan sesuatu tidak mesti diakibatkan oleh pembelajaran, karena pembelajaran melalui pemerhatian memerlukan beberapa faktor. Menurut Bandura, ada empat proses yang penting agar pembelajaran melalui pemerhatian dapat terjadi, yakni: Perhatian (attention process) Sebelum meniru orang lain, perhatian harus dicurahkan ke orang itu. Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan modelnya, sifat model yang menarik dan arti penting tingkah laku yang diamati bagi si pengamat. 8
12 Representasi (representation process) Tingkah laku yang akan ditiru, harus disimbolisasikan dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun gambaran/imaginasi. Representasi verbal memungkinkan orang mengevaluasi secara verbal tingkah laku yang diamati, dan menentukan mana yang dibuang dan mana yang akan dilakukan. Representasi imaginasi memungkinkan dapat dilakukannya latihan secara simbolik dalam pikiran, tanpa benar-benar melakukannya secara fisik. Peniruan tingkah laku model (behavior production process) Sesudah mengamati dengan penuh perhatian, dan memasukkannya ke dalam ingatan. Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement process) Pembelajaran melalui pengamatan menjadi efektif apabila pembelajaran memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat melakukan tingkah laku modelnya. Pemerhatian mungkin memudahkan orang untuk menguasai tingkah laku tertentu, tetapi kalau motivasi untuk itu tidak ada, maka proses tingkah laku yang dihukumkan tidak akan berlaku. Imitasi tetap terjadi walaupun model tidak diberi ganjaran, sepanjang pengamatan melihat model mendapat ciri -ciri positif yang menjadi tanda dari gaya hidup yang berhasil, sehingga diyakini model umumnya akan diberi ganjaran. 2.3 Metodologi Bandura banyak meneliti masalah dunia nyata seperti masalah fobia, penyembuhan dari serangan jantung, perolehan kemampuan matematik pada kanak-kanak. Tujuannya untuk menyatukan kerangka konseptual yang dapat mencakup berbagai hal yang mempengaruhi 9
13 perubahan tingkah laku. Dalam setiap kegiatan, keterampilan dan keyakinan diri yang menjamin pemakaian kemampuan secara optimal diperlukan agar diri dapat berfungsi sepenuhnya. 2.4 Kelemahan Teori Albert Bandura Teori pembelajaran sosial Albert bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Bandura mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Selain itu, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya hanya. melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat sesparuh individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negatif termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat. 2.5 Kelebihan Teori Albert Bandura Teori Bandura lebih lengkap karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata - mata refleks atas stimulus (S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri. 10
14 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, yang mana konsep dari teori inimenekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura,orang belajar melalui pengalaman langsung atau pengamatan (mencontoh model). Orang belajar dari apa yang ia baca, dengar, dan lihat di media, dan juga dari orang lain dan lingkungannya.albert Bandura mengemukakan bahwa seorang individu belajar banyak tentang perilakumelalui peniruan/modeling, bahkan tanpa adanya penguat (reinforcement) sekalipun yang diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut observational learning atau pembelajaran melalui pengamatan. Albert Bandura (1971), mengemukakan bahwa teori pembelajaran social membahas tentang: 1. Bagaimana perilaku kita dipengaruhi oleh lingkungan melalui penguat(reinforcement) dan observational learning, 2. Cara pandang dan cara pikir yang kita miliki terhadap informasi, 3. Begitu pula sebaliknya, bagaimana perilaku kita mempengaruhi lingkungan kita dan menciptakan penguat (reinforcement) dan observational opportunity. Teori belajar sosial menekankan observational learning sebagai proses pembelajaran,yang mana bentuk pembelajarannya adalah seseorang mempelajari perilaku dengan mengamati secara sistematis imbalan dan hukuman yang diberikan kepada orang lain. Dalam observational learning terdapat empat tahap belajar dari proses pengamatan ataumodeling. Proses yang terjadi dalam observational learning tersebut antara lain: 1. Atensi, dalam tahapan ini seseorang harus memberikan perhatian terhadap modeldengan cermat. 2. Retensi, tahapan ini adalah tahapan mengingat kembali perilaku yang ditampilkan olehmodel yang diamati maka seseorang perlu memiliki ingatan yang bagus terhadap perilaku model. 11
15 3. Reproduksi, dalam tahapan ini seseorang yang telah memberikan perhatian untuk mengamati dengan cermat dan mengingat kembali perilaku yang telah ditampilkan oleh modelnya maka berikutnya adalah mencoba menirukan atau mempraktekkan perilaku yang dilakukan oleh model. 4. Motivasional, tahapan berikutnya adalah seseorang harus memiliki motivasi untuk belajar dari model. 3.2 Saran Setelah membaca makalah ini diharapkan kita mengetahui tentang teori belajar kognitif-sosial Albert Bandura agar nantinya sebagai calon guru dapat menerapkan teori belajar yang tepat dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Kami memiliki saran dari yang telah dipelajari dari teori sosial kognitif, yaitu : Memberikan contoh yang baik (menjadi model yang baik), karena kita hidup dengan orang lain, sehingga orang lain tidak menirukan tindakan kita yang kurang berkenan. Kita bisa memanipulasi perilaku orang lain dengan pengetahuan tentang penguatan. 12
16 DAFTAR PUSTAKA Samosir, Marianto Educational Psycology: Theory and Practice. Jakarta: PT Indeks. Ormrod, Jeanne. E Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh Berkembang. Jakarta: Erlangga. Syah, Muhibbin Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada 13
Teori Belajar Sosial Albert Bandura REP 12 March :07 Dibaca: Komentar: 7 1 dari 1 Kompasianer menilai bermanfaat
Teori Belajar Sosial Albert Bandura REP 12 March 2011 18:07 Dibaca: 21535 Komentar: 7 1 dari 1 Kompasianer menilai bermanfaat A. Latar Belakang Teori BAB I PENDAHULUAN Albert Bandura sangat terkenal dengan
Lebih terperinciTEORI ALBERT BANDURA
TEORI ALBERT BANDURA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Kepribadian Dosen pengampu Faisaludin, M.Psi Anggota : 1. Aulia Rizka Noviyanti (1114500106) 2. Ayu Sulistian (1114500035) 3. Mefi Kartikasari
Lebih terperinciTeori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy
Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen
Lebih terperinciTEORI ALBERT BANDURA
TEORI ALBERT BANDURA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Kepribadian Oleh : 1. Khairuaki (1114500017) 2. Citra Fajar Sari (1114500037) 3. Ainun Nuril Haq (1114500063) 4. Bella Swari Religia
Lebih terperinciTEORI SOSIAL KOGNITIF BANDURA
TEORI SOSIAL KOGNITIF BANDURA Biografi Albert Bandura Tokoh ini dilahirkan pada tahun 1925 di Alberta, Canada. Albert menempuh pendidikan perguruan tinggi di bidang psikologi klinis di Universitas Iowa
Lebih terperinciMODEL PENGAJARAN SOSIAL
MODEL PENGAJARAN SOSIAL Model Pengajaran sosial merupakan model yang diterbitkan melalui teori Pembelajaran Sosial oleh Albert Bandura. Proses model ini dilakukan atau dapat diperhatikan melalui pemerhatian
Lebih terperinciTEORI BELAJAR SOSIAL. Bahan Bacaan: Teori Belajar Sosial. A. Teori Belajar Sosial
TEORI BELAJAR SOSIAL A. Teori Belajar Sosial Teori belajar sosial (sosial learning theory) adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Teori Pembelajaran
Lebih terperinciTeori Belajar Sosial
MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Teori Belajar Sosial Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Dosen Pengampu : Dra.Hj. Retno Indayati, M.Si Disusun Oleh : Moh. Rizal Sukma (2814133119)
Lebih terperinciTEORI BELAJAR SOSIAL: ALBERT BANDURA Oleh: Imam Nawawi dan Lusi Handayani
TEORI BELAJAR SOSIAL: ALBERT BANDURA Oleh: Imam Nawawi dan Lusi Handayani 1. SEJARAH SOCIAL LEARNING THEORY Sebuah teori dalam bidang psikologis yang berguna dalam mengkaji dampak media massa adalah Teori
Lebih terperinciE-LAERNING TEORI BELAJAR VAN HIELE VS BARUDA
E-LAERNING TEORI BELAJAR VAN HIELE VS BARUDA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2014 TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA Pada
Lebih terperinciBanding beza antara 5 teori pembelajaran yang telah anda pelajari. Teori. pembelajaran manakah yang biasa anda amalkan dalam bilik dajah anda?
SOALAN 5(a) Banding beza antara 5 teori pembelajaran yang telah anda pelajari. Teori pembelajaran manakah yang biasa anda amalkan dalam bilik dajah anda? Beri sebab-sebab bagi menyokong pilihan anda. Pembelajaran
Lebih terperinciTEORI BELAJAR SOSIAL (Social Learning Theory)
TEORI BELAJAR SOSIAL (Social Learning Theory) TEORI BELAJAR SOSIAL (Social Learning Theory) Teori belajar social juga masyur dengan sebutan teori observational learning, belajar observasional/ dengan pengamatan
Lebih terperinciRESUME KELOMPOK ANTROPOLOGI. Resume ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial 1
RESUME KELOMPOK ANTROPOLOGI Resume ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial 1 Dosen Pengampu: Ahmad Agung Yuwono Putro, M.Pd. DISUSUN OLEH: NOVI TRISNA ANGGRAYNI (14144600199)
Lebih terperinciTEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN
TEORI TEORI BELAJAR Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam
Lebih terperinci7.0 KAEDAH PENGUMPULAN DATA. yang kukuh semasa menjawab soalan-soalan kajian tindakan ini.
7.0 KAEDAH PENGUMPULAN DATA Dalam proses melaksanakan kajian tindakan ini, saya telah menggunakan pelbagai jenis kaedah mengumpul data seperti ujian pra, pemerhatian, temu bual, analisis dokumen, soal
Lebih terperinciPENGENALAN PSIKOLOGI KOGNITIF PENGENALAN
1 PENGENALAN PSIKOLOGI KOGNITIF PENGENALAN Psikologi kognitif merupakan perspektif secara teori yang memfokuskan pada dunia persepsi pemikiran ingatan manusia. Ia menggambarkan pelajar sebagai proses maklumat
Lebih terperinciTEORI PEMBELAJARAN. IPG Kampus Sultan Mizan, Besut, Terengganu.
TEORI PEMBELAJARAN IPG Kampus Sultan Mizan, Besut, Terengganu. Manusia belajar melalui berbagai-bagai cara. Cara belajar dibahagikan kepada mazhab behavioris, kognitif, sosial dan humanis. Mazhab behavioris
Lebih terperinciTeori Psikologi Kepribadian Kontemporer
Modul ke: Teori Psikologi Kepribadian Kontemporer Cognitive Social Learning Psychology Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Teoretikus dari pembelajaran
Lebih terperincid. Teori Reinforment Imitasi
perilaku potensial yang dia mampu melalukannya, tergantung pada variabel-variabel motifasional dan insentif. Perilaku yang dipilih tergantung pada hasil (outcomes) yang diharapkannya dan perilaku yang
Lebih terperinciDisusunOleh : Abdul Kasim Lahiji ( ) Madinatul Munawaroh ( ) Nur Ihsani Rahmawati ( ) Zafitria Syahadatin ( )
HUKUM KONVERGENSI DAN HUKUM TEMPO PERKEMBANGAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan Dosen Pengampu: Ahmad Agung Yuwono, M.Pd. DisusunOleh : Abdul Kasim Lahiji (14144600208) Madinatul
Lebih terperinci10.0 RUMUSAN DAN REFLEKSI
10.0 RUMUSAN DAN REFLEKSI Dapatan kajian ini telah menunjukkan teknik ENIS dapat membantu murid menguasai kemahiran sifir 2-5. Selepas penyelidikan tindakan ini, murid melahirkan perasaan yakin dan seronok
Lebih terperinciSocial Learning Theory
Modul ke: 04Fakultas Erna PSIKOLOGI Social Learning Theory Multahada, S.HI., S.Psi., M.Si Program Studi Psikologi Pendekatan Umum Teori P E R I L A K U o B S E R V A T I O N A l Teori Belajar Tradisional
Lebih terperinciTugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut
Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut Oleh : LUGTYASTYONO BN 9810500081 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN S U R A K A R T A 2011 1. Apa pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya melalui pendidikan merupakan usaha sadar agar pengembangan potensi sumber daya manusia pada saat
Lebih terperinciTEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016 Kompetensi Inti : Memahami teori belajar dan prinsip pembelajaran yang dapat diterapkan pada Pendidikan Anak Usia Dini Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengenalan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Menurut Ramlah dan Mahani (2002), konstruktivisme bukanlah suatu konsep baru. Ia berasal daripada falsafah dan telah diaplikasikan dalam bidang sosiologi, antropologi
Lebih terperinciBehavior and Social Learning Theory
MODUL 4 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1 Behavior and Social Learning Theory Materi yang akan di bahas: a. Pendekatan Umum Teori b. Penekanan pada Perilaku Belajar c. Hukum Universal d. Teori Belajar Modern e.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara mengajar 2.1.1 Pengertian Cara mengajar Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan
Lebih terperinciTEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU)
TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU) Penguatan (+) Stimulus Respon Reinforcment Penguatan (-) Faktor lain ialah penguatan (reinforcement) yang dapat memperkuat timbulnya respons. Reinforcement bisa
Lebih terperinciApabila seseorang itu sedar tentang apa yang difikirkan maka adalah mudah baginya untuk mengawal tindakan yang akan diambil seterusnya.
METAKOGNISI (Metacognition) Pengenalan Apabila seseorang itu sedar tentang apa yang difikirkan maka adalah mudah baginya untuk mengawal tindakan yang akan diambil seterusnya. Contoh: Omar sedar yang dia
Lebih terperinciMODEL PENGAJARAN. Nordin Tahir IPG Kampus Ipoh
MODEL PENGAJARAN Nordin Tahir IPG Kampus Ipoh Model Ekspositori Model Pemprosesan maklumat Model Inkuiri Model Projek. Model Ekspositori Istilah ekspositori diperoleh daripada konsep penjelasan, yang bermakna
Lebih terperinciDIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK1313 Psikolgi Pembelajaran
DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK1313 Psikolgi Pembelajaran Minggu 2 Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) PENILAIAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI
BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI Subtitle MENGAPA INDIVIDU BERPERILAKU AGRESIF? PENDEKATAN-PENDEKATAN BIOLOGIS PSIKODINAMIKA BEHAVIOR HUMANISTIK KOGNITIF Memandang perilaku dari sudut pandang pemfungsian
Lebih terperinciPERANAN GURU BIASA DALAM MEMBANTU PERKHIDMATAN BIMBINGAN DAN KAUNSELING DI SEKOLAH
PERANAN GURU BIASA DALAM MEMBANTU PERKHIDMATAN BIMBINGAN DAN KAUNSELING DI SEKOLAH Guru biasa turut memainkan peranan penting dalam membentuk peribadi serta kejayaan murid. Meskipun guru biasa tidak mempunyai
Lebih terperinciPendidikan dan Latihan Yang Tepat sebagai Kunci Keberhasilan Kemandirian Individu Tunanetra
Pendidikan dan Latihan Yang Tepat sebagai Kunci Keberhasilan Kemandirian Individu Tunanetra PENDAHULUAN * The real problem of blindness is not the lack of eyesight. The real problem is the misunderstanding
Lebih terperinciB. Biograi. 1.Pembelajaran melalui observasi
A. Pengantar Teori kogniif social dari Albert Bandura menenkankan kejadian yang idak disengaja walaupun juga menyadari bahwa pertemuan dan kejadian ini idak selalu mengubah jalan hidup seseorang. Teori
Lebih terperinci1.0 PENDAHULUAN. ini dijalankan di SKBC dalam tempoh masa selama tiga bulan semasa saya
1.0 PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan SK Bukit Ceria (SKBC)(nama samaran) adalah sebuah sekolah yang terletak di daerah Kuala Muda / Yan, iaitu 5 km dari Bandar Gurun, Kedah. Kajian tindakan ini dijalankan di
Lebih terperinciWPK 1113 Psikologi Kognitif Teori-Teori Kognitif
DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 1113 Psikologi Kognitif Teori-Teori Kognitif Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri - PhD Objektif Pembelajaran Di akhir modul para peserta: 1. Memahami bahawa
Lebih terperinciPenelitian ini bertujuan untuk menurunkan perilaku mengabaikan tugas di kelas pada anak ADHD. Peneliti memberikan intervensi berupa video
PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada perilaku mengabaikan tugas di kelas yang dilakukan oleh anak dengan ADHD. Perilaku mengabaikan tugas merupakan perilaku anak yang tidak bisa memberi
Lebih terperinciKONSEP KOGNISI SOSIAL - BANDURA
5 KONSE KOGNISI SOSIA - BANDURA A. KONSE KOGNISI SOSIA ENANG KERIBADIAN Menurut Bandura, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan perilaku, namun prinsip tersebut harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tentunya memerlukan pendidikan sebaik dan setinggi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu sebagai salah satu sumber daya yang sangat penting dalam rangka pembangunan nasional tentunya memerlukan pendidikan sebaik dan setinggi mungkin agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dihadapkan pada karakterisktik siswa yang beraneka ragam dalam kegiatan pembelajaran. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajar secara lancar dan
Lebih terperinciTajuk 6: Perkembangan Kognitif dan Bahasa. Nordin Tahir IPG Kampus Ipoh
Tajuk 6: Perkembangan Kognitif dan Bahasa Nordin Tahir IPG Kampus Ipoh Pengenalan Perkembangan Bahasa Bahasa adalah satu bentuk komunikasi sama ada verbal atau non verbal. Bahasa mengandungi perkataan-perkataan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,
Lebih terperinciTeori Teori Belajar: Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt
Teori Teori Belajar: Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan sejumlah teori belajar yang bersumber dari aliran aliran psikologi. Di bawah ini akan dikemukakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Self-efficacy Self-efficacy merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri individu. Konsep Self efficacy pertama kali
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik
94 BAB IV ANALISIS DATA Dari penyajian data pada bab III, maka selanjutnya akan dianalisis guna mendapatkan analisa yang baik. Adapun data yang akan dianalisis sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bidang yang penting dan perlu mendapatkan perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya manusia
Lebih terperinciPSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Bevahiorisme: Neo-Behaviorisme
PSIKOLOGI UMUM 1 Aliran Bevahiorisme: Neo-Behaviorisme Edward C. Tolman Clark L. Hull B.F. Skinner Alberd Bandura Julian Rotter Neobehaviorisme 1930 1960: Tolman, Hull & Skinner Beberapa prinsip Neobehaviorisme:
Lebih terperinciMODEL UMUM PENGAJARAN. Nordin Tahir, IPG Kampus Ipoh
MODEL UMUM PENGAJARAN MODEL-MODEL PENGAJARAN FUNGSI MODEL PENGAJARAN 1. Memberi panduan kpd guru tentang langkah-langkah mengajar yang utama 2. Membentuk rangka pengajaran yang lengkap untuk penyelia dan
Lebih terperinciTAJUK 2: JENIS-JENIS GAYA BELAJAR. NordinTahir IPG Kampus Ipoh
TAJUK 2: JENIS-JENIS GAYA BELAJAR NordinTahir IPG Kampus Ipoh Jenis-jenis Gaya Belajar Gaya Belajar Visual Gaya Belajar Audiotory Learners Gaya Belajar Tactual Learners Gaya Belajar Kinestatik Gaya Belajar
Lebih terperinciModel Pengajaran dan Pembelajaran Empat Imam Mazhab
Soalan 1 Model Pengajaran dan Pembelajaran Empat Imam Mazhab Pendidikan merupakan aktiviti dalam kehidupan yang amat memberi kesan kepada individu serta masyarakat. Terkandung dalam pendidikan adalah proses
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Jean Piaget Dalam belajar, kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar
Lebih terperinciBAB 1 PENGENALAN. 1.1 Pendahuluan
BAB 1 PENGENALAN 1.1 Pendahuluan Setiap masalah pasti ada jalan penyelesaiannya. Kehidupan manusia di dunia ini tidak dapat lari daripada sebarang masalah. Masalah adalah soalan yang mendorong kita untuk
Lebih terperinci8.0 ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI. soal selidik, dokumen, borang pemerhatian, dan temu bual. Data-data yang berbentuk
8.0 ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI Analisis data merupakan satu kaedah untuk mengawal dan mempersembahkan data serta prosedur statistik (Bhasah, 2007). Dalam kajian tindakan ini, saya menganalisis semua
Lebih terperinciPENGKONDISIAN OPERAN & BELAJAR SOSIAL
PENGKONDISIAN OPERAN & BELAJAR SOSIAL PENGKONDISIAN OPERAN Bentuk pembelajaran dimana konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas terjadinya perilaku. Reinforcement (Penguatan)
Lebih terperinciSosiologi Komunikasi. Teori Peniruan dari Media Massa. Frenia T.A.D.S.Nababan. Modul ke: Fakultas KOMUNIKASI
Modul ke: Sosiologi Komunikasi Teori Peniruan dari Media Massa Fakultas KOMUNIKASI Frenia T.A.D.S.Nababan Program Studi PUBLIC RELATION www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Efek Media Massa Tahapan perkembangan
Lebih terperinciP 39 KEYAKINAN GURU TERHADAP MATEMATIKA DAN PROFESI
P 39 KEYAKINAN GURU TERHADAP MATEMATIKA DAN PROFESI Pivi Alpia Podomi 1, Ginanjar Abdurrahman 2, Yandri Soeyono 3 1,2,3 Universitas Negeri Yogyakarta 1 gapilpenghab@gmail.com, 2 gigin_mipa06@yahoo.com,
Lebih terperinciMEMAHAMI TEORI-TEORI PERILAKU BELAJAR DALAM ORGANISASI
MEMAHAMI TEORI-TEORI PERILAKU BELAJAR DALAM ORGANISASI Oleh: Alimul Muniroh 1 Abstrak Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang mendasar sebagai hasil dari pengalaman di sebuah organisasi/ lembaga
Lebih terperinci9.0 PERBINCANGAN DAPATAN KAJIAN. kemahiran sifir darab 2 hingga 5? teknik ENIS. Ini dapat dibuktikan daripada Rajah 10 yang telah menunjukkan
9.0 PERBINCANGAN DAPATAN KAJIAN Soalan 1 : Adakah teknik ENIS dapat membantu murid Tahun 3 menguasai kemahiran sifir darab 2 hingga 5? Hasil dapatan kajian tindakan ini telah menunjukkan peningkatan markah
Lebih terperinciBAB 2: KEMAHIRAN MENDENGAR
BAB 2: KEMAHIRAN MENDENGAR Pengenalan Seseorang pendengar yang baik ialah apabila dia dapat mengecam, mengenal, mengamati serta mendiskriminasikan bunyi-bunyi bahasa dari sekeliling mereka. Kemahiran mendengar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. kematangan mental, emosional dan sosial. remaja, diantaranya mengenai ciri-ciri masa remaja.
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Masa Remaja Istilah remaja (adolescence) berasal dari kata adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Saat ini istilah remaja mempunyai arti yang lebih luas
Lebih terperinciTeori Peniruan Media Massa
Modul ke: Teori Peniruan Media Massa Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Komunikasi massa mentransformasikan suatu pesan yang dapat digunakan
Lebih terperinciDASAR PSIKOLOGIS dalam PEMBELAJARAN
Disampaikan pada Pelatihan Pembelajaran dan Pengembangan Media Bagi Guru Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI), 2013 DASAR PSIKOLOGIS dalam PEMBELAJARAN Aini Mahabbati PLB FIP UNY Email : aini@uny.ac.id
Lebih terperinciPENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS
PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS OLEH: Nama Kelompok Program Studi Nama Dosen Pembimbing Mata Kuliah : Kelompok I : Pendidikan Fisika : Otang Kurniaman M.Pd : Pengelolaan Pendidikan JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
Lebih terperinciPsikologi kognitif. Sinopsis:
Psikologi kognitif Sinopsis: Buku ini memfokuskan persepsi pemikiran ingatan manusia secara teori dan konsep. Antara konsep yang dibincangkan ialah skemata idea yang menggambarkan rangka kerja mental untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Self Efficacy Konsep mengenai self efficacy ini pada dasarnya melibatkan banyak kemampuan yang terdiri dari aspek kegiatan sosial dan kemampuan untuk bertingkah laku.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan pembelajaran yang menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan
Lebih terperinciThe Social Learning Theory of Julian B. Rotter
The Social Learning Theory of Julian B. Rotter Biography Julian Rotter Rotter lulus dari Brooklyn College pada tahun 1937 dan mengambil graduate work dalam psikologi di University of Iowa dan Indiana University;
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Make a Match 2.1.1 Arti Make a Match Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum habis waktu yang ditentukan. Menurut Lie (2002:30) bahwa,
Lebih terperinciTeori Pembelajaran. 9/24/2010 Nordin Bin Tahir, IPIP 1
Teori Pembelajaran 9/24/2010 Nordin Bin Tahir, IPIP 1 Manusia belajar melalui berbagai-bagai cara. Cara belajar dibahagikan kepada mazhab behavioris, kognitif, sosial dan humanis. Mazhab behavioris menganggap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar 1. Teori Belajar a. Teori Belajar Konstruktivisme Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar
Lebih terperinciLEARNING OLEH: ASEP SUPENA
LEARNING OLEH: ASEP SUPENA BELAJAR (LEARNING) PROSES PERUBAHAN YANG RELATIF PERMANEN PADA PENGETAHUAN ATAU TINGKAH LAKU YANG DISEBABKAN OLEH SUATU PENGALAMAN (Woolfolk, 2004) BELAJAR (LEARNING) Perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di sepanjang kehidupannya sejalan dengan pertambahan usianya. Manusia merupakan individu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Belajar Belajar adalah hal yang penting dalam kehidupan seseorang. Dengan belajar kita dapat melakukan sesuatu hal yang awalnya kita tidak bisa atau tidak kita ketahui.
Lebih terperinciPERILAKU MODELING PADA ANAK USIA 6 TAHUN TERHADAP SEORANG GURU DI SEKOLAH AGUNG SETYONO PA05
PERILAKU MODELING PADA ANAK USIA 6 TAHUN TERHADAP SEORANG GURU DI SEKOLAH AGUNG SETYONO 10510316 3PA05 BAB 1 Di dalam suatu pengajaran seorang guru dapat menjadi seorang model yang menyebabkan peserta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. didalam lingkungan nyata (Taufiq dkk : 6.2). Suatu teori biasanya
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori - teori belajar Teori dapat diartikan sebagai seperangkat hipotesis (anggapan atau pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya) yang diorganisasikan secara koheren
Lebih terperinciMODEL KURIKULUM. Nordin Tahir IPIP. Nordin Tahir, IPIP
MODEL KURIKULUM Nordin Tahir IPIP Pembentukan Model Kurikulum Tyler Berdasarkan kepada empat persoalan dasar: 1. Apakah tujuan Pendidikan yang perlu sekolah capai? 2. Apakah pengalaman Pendidikan yang
Lebih terperinciKenalpasti seorang murid anda yang bersifat ekstrovert dan seorang lagi yang bersifat
Soalan 3 Kenalpasti seorang murid anda yang bersifat ekstrovert dan seorang lagi yang bersifat introvert. Jelaskan dengan contoh-contoh yang sesuai, bagaimana anda dapat meningkatkan cirriciri positif
Lebih terperinciProsiding Seminar Penyelidikan Tindakan tahun 2005
MENULIS NOMBOR 0 HINGGA 10 Oleh Law Hie Hieng @ Law Hui Hui Sek. Jenis Keb. Cina Chung Hua Lingga, 94900 Lingga, Sri Aman. Abstrak Kajian ini dijalankan apabila saya dapati Ah Yew, seorang murid Tahun
Lebih terperinciKONSEP BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN. Ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan.
KONSEP BELAJAR Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kunci yang paling vital dari setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada
Lebih terperinciGuru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,
Kata 'Pedagogik' tidak akan asing di telinga guru, tetapi apakah semua guru memahami apa yang dimaksud dengan Kompetensi Pedagogik walau sebenarnya sudah pernah di lakukannya. Kompetensi Pedagogik pada
Lebih terperinciSIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING
SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 313 Psikologi Pendidikan Definisi Pembelajaran Ciri-ciri pembelajaran Prinsip pembelajaran Proses pembelajaran Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD Objektif
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Self-efficacy mengarah pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Definisi self efficacy Self-efficacy mengarah pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan dalam mencapai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan bagian tahap penelitian kualitatif guna menelaah semua data yang diperoleh peneliti yang bermanfaat untuk mengecek kebenaran dari tiap data yang diperoleh.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Setelah meneliti hasil kajian yang dirancangkan di Bab IV, bab ini akan
BAB V KESIMPULAN 5.1 PENDAHULUAN Setelah meneliti hasil kajian yang dirancangkan di Bab IV, bab ini akan mengemukakan suatu rumusan ringkas mengenai hasil kajian, implikasi, memberi cadangan, limitasi
Lebih terperinciGAYA KOGNITIF Pengenalan Konseptual Tempo
1 GAYA KOGNITIF Pengenalan Bidang psikologi sering dikaitkan dengan aktiviti pengajaran. Kebelakangan ini terdapatnya kecenderungan untuk menjadikan dua bidang psikologi sebagai asas yang lebih berpotensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktifitas fisik yang sering kali dilakukan dengan tujuan menunjang kesehatan. Ada pula yang dilakukan dengan tujuan kesenangan atau rekreasi.
Lebih terperinciTEORI behaviorism. Teori belajar koneksionisme
TEORI behaviorism Ada dua jenis pengkondisian: Tipe S : respondent conditioning (pengkondisian responden) identik dengan pengkondisian klasik. Menekankan arti penting stimulus dalam menimbulkan respons
Lebih terperinciJurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Tujuan Pembelajaran Mahasiswa diharapkan dapat: Menjelaskan Pengertian Pembelajaran Menjelaskan ciri-ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil.
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar merupakan salah satu faktor penting untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam belajar, hasil
Lebih terperinciSijil Psikologi Islam & Kaunseling Faham Tingkah Laku
Sijil Psikologi Islam & Kaunseling Faham Tingkah Laku Pensyarah Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Education Calon Doktor Fiqh Sains & Teknologi Calon Doktor Pendidikan Islam Definisi PendekatanTingkah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Imitasi Perilaku Keagamaan. meniru orang lain. Imitasi secara sederhana menurut Tarde (dalam Gerungan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imitasi Perilaku Keagamaan 1. Pengertian Imitasi Kehidupan anak-anak pada dasarnya banyak dilakukan dengan meniru atau yang dalam psikologi lebih dikenal dengan istilah imitasi.
Lebih terperinciDASAR-DASAR PENDIDIKAN IPA
DASAR-DASAR PENDIDIKAN IPA Science = scientia = knowledge Ilmu : pengetahuan yang benar Benar : 1) rasional = logis, masuk akal 2) objektif = sesuai dengan pengalaman nyata IPA = pengetahuan yang rasional
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi siswa untuk menjadi
PENDAHULUAN Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi siswa untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun-tahun terakhir terjadi perubahan yang semakin pesat dalam berbagai sektor kehidupan. Perubahan tersebut terjadi sebagai dampak dari kemajuan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Karena dengan pendidikan jasmani dapat mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi
MODUL PERKULIAHAN AGRESI Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Psikologi Psikologi 61119
Lebih terperinciTEORI BELAJAR KOGNITIF
Pengertian Teori Kognitif TEORI BELAJAR KOGNITIF Istilah Cognitive berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan,
Lebih terperinci