BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data Data data untuk penelitian ini didapatkan dengan melakukan observasi dan pengamatan di PT. Tritunggal Delta Sejahtera dimana data ini dibutuhkan untuk melakukan pengolahan data. Data data yang dikumpulkan terdiri dari data bahan baku. tenaga kerja, dan biaya tetap perusahaan yang terkait secara langsung dengan operasional produksi cat Evalux sehingga dapat dibuat sebuah formula optimalisasi produksi dan penjadwalan produksinya. PT Tritunggal Delta Sejahtera merupakan sebuah pabrik cat yang memproduksi cat Evalux dengan warna warna berikut: putih, Minda, Crystal Lime, Durian Yellow, Soft Green, Blue, Aqua Blue, Pink Rose, dan Dark Blue. Variabel masing masing adalah sebagai berikut: Putih X 1 Minda X 2 Crystal Lime X 3 Durian Yellow X 4 Soft Green X 5 Blue X 6 Aqua Blue X 7 Pink Rose X 8 Dark Blue X 9

2 110 Dipilih warna diatas karena warna diatas merupakan warna yang paling laris dan proses produksi dari warna warna tersebut relatif hampir sama pula. Setiap jenis warna ini akan dijadikan variabel,untuk constraint digunakan data-data bahan baku, data target produksi, dan data persediaan yang ada. Berikut adalah hasil pengumpulan data yang telah berhasil dirangkum menjadi constraint selama melakukan observasi dan pengamatan yang dilakukan di PT Tritunggal Delta Sejahtera yaitu: Data Kebutuhan Bahan Baku Langsung Untuk bahan baku. diambil sebanyak 16 buah jenis bahan baku yang dapat dijadikan sebagai constraint yaitu: Kalsium, Kaolin Powder, Tylose, Acticide, Ammoniac, Antipoam, Disken, Dovebond 30M, Oxide, SMT, EG, Pigmen Colour ( White Base, Green G100 ID, Red 100 ID, Yellow 3R100 ID. Blue A2 G100 ID). Setelah dilakukan penelitian dan pengamatan di PT.Tritunggal Delta Sejahtera. untuk constraint bahan baku. Dapat dilihat pada lampiran 1 pada halaman lampiran Data Kebutuhan Bahan Tak Langsung Bahan tak langsung merupakan komponen yang tidak berkaitan dengan kegiatan produksi namun digunakan untuk membantu menyelesaikan suatu produk agar siap untuk dipasarkan. Bahan tak langsung yang diperlukan untuk pembuatan tiap unit produk adalah : Ember Pail untuk isi 20 kg cat dengan harga Rp per buah Plastik pembungkus untuk isi 20 kg cat dengan harga Rp per buah Sumber: PT. Tritunggal Delta Sejahtera

3 Data Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung Untuk melakukan produksi. PT. Tritunggal Delta Sejahtra membutuhkan 30 orang karyawan yang bekerja pada lantai produksinya. Dimana semua pekerja bekerja selama 9 jam sehari dengan istirahat 1 jam. Sehingga waktu kerja dalam 1 hari adalah 8 jam per hari. Berikut ini adalah jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk melakukan produksi dan upah karyawan lantai produksi PT. Tritunggal Delta Sejahtera adalah sebagai berikut: - Staff QC/Operator : 5 Rp ,00 per hari - Bagian Mixing : 10 Rp ,00 per hari - Bagian Pengisian : 5 Rp ,00 per hari - Bagian Packing : 5 Rp ,00 per hari - Bagian Timbangan: 5 Rp ,00 per hari Sumber: PT. Tritunggal Delta Sejahtera Data Harga Bahan Baku. Bahan Tak Langsung dan Upah Tenaga Kerja Data harga bahan baku yang digunakan oleh PT. Tritunggal Delta Sejahtera untuk memproduksi produknya dapat dilihat pada Lampiran 2 pada halaman lampiran. Untuk data harga bahan tak langsung yang digunakan untuk membantu produksi adalah sebagai berikut: Ember Pail untuk isi 20 kg cat dengan harga Rp per buah Plastik pembungkus untuk isi 20 kg cat dengan harga Rp per buah

4 Data Persediaan Barang Jadi Persediaan barang jadi cat Evalux pada akhir bulan September 2008 dapat dilihat pada Lampiran 3 pada halaman lampiran Data Kapasitas Bahan Baku Data persediaan bahan baku rata-rata yang dimiliki oleh perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 4 pada halaman lampiran Data Penjualan Data penjualan produk produk pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera yang dibahas pada penelitian ini selama 2 tahun yaitu dari bulan Oktober 2006 sampai dengan bulan September 2008 dapat dilihat pada Lampiran 5 pada halaman lampiran Data Produksi Aktual Data produksi aktual pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera untuk bulan Oktober 2008 dapat dilihat pada Lampiran 6 pada halaman lampiran.

5 Pembahasan Optimasi Produksi Perhitungan Target Produksi Target produksi merupakan jumlah minimal produk yang harus dihasilkan untuk memenuhi suatu permintaan. Dalam menentukan target produksi digunakan beberapa metode peramalan untuk membantu memprediksi seberapa besar jumlah permintaan dari konsumen pada produk pada periode yang akan datang. Untuk menentukan metode peramalan yang tepat, yang pertama kali dilakukan adalah menganalisa bentuk pola data dari penjualan pada periode periode sebelumnya. Dari beberapa metode peramalan tersebut, dipilih metode peramalan terbaik berdasarkan nilai statistik ketepatan peramalan terkecil dan berdasarkan metode ini dapat ditentukan jumlah permintaan untuk periode mendatang (target produksi). Statistik ketepatan peramalan yang digunakan di sini adalah MAPE (Mean Absolute Percent Error) Metode Peramalan yang digunakan pada perhitungan target produksi ini adalah: Double Exponential Smoothing Brown Double Exponential Smoothing Holt Triple Exponential Smoothing (Winter) Dekomposisi Hasil peramalan produk yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 7-15 pada halaman lampiran. Berikut merupakan rangkuman dari hasil perhitungan peramalan semua produk cat Evalux pada periode Oktober 2008:

6 114 Tabel 4.1 Rangkuman peramalan cat Evalux pada Okober 2008 No Warna Produk Hasil Peramalan Bulan Oktober 2008 (Unit) 1 Putih Minda Crystal Lime Durian Yellow Soft Green Blue Aqua Blue Pink Rose Dark Blue Perhitungan Pemakaian Sumber Daya A. Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku untuk pembuatan satu unit produk:dapat dilihat pada Lampiran 1 pada halaman lampiran B. Bahan Tak Langsung Berikut ini adalah perhitungan bahan tak langsung yang digunakan dalam pembuatan satu unit produk jadi, yaitu: - Ember Pail, yang digunakan sebagai wadah untuk menampung cat yang telah diisi. - Plastik Pembungkus, diperlukan untuk melindungi cat agar tidak terjadi kebocoran apabila ada kerusakan pada ember pail.

7 Perhitungan Biaya Produksi dan Keuntungan Biaya Produksi adalah besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan produksinya. Berikut ini adalah perhitungan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam pembuatan satu unit produk: A. Biaya Bahan Baku Biaya produksi untuk satu unit plastik membutuhkan berberapa macam bahan baku utama dengan komposisi yang berbeda beda. Hasil perhitungan biaya produksi berdasarkan bahan baku untuk masing-masing warna cat dapat dilihat pada Lampiran pada halaman Lampiran. Berikut ini adalah rangkuman biaya bahan baku untuk masing masing warna cat ukuran 20 kg: Tabel 4.2 Rangkuman Biaya Bahan Baku untuk Produksi No Warna Produk Total Biaya (Rp) 1 Putih Minda Crystal Lime Durian Yellow Soft Green Blue Aqua Blue Pink Rose Dark Blue

8 116 B. Biaya Bahan Tak Langsung Berikut ini adalah perhitungan biaya Bahan Tak Langsung yang digunakan dalam proses produksi: Tabel 4.3 Data Biaya Bahan Baku Tak Langsung cat Evalux No Warna Cat Bahan Tak Langsung Total Ember Biaya Plastik Biaya (Rp) Pail (Rp) Pembungkus (Rp) 1 Putih Minda Crystal Lime Durian Yellow Soft Green Blue Aqua Blue Pink Rose Dark Blue C. Biaya Upah Pekerja Langsung Biaya upah tenaga kerja langsung besarnya ditentukan berdasarkan kapasitas produksi untuk tiap elemen pekerjaan per hari. Upah tenaga kerja per produk untuk tiap elemen pekerjaan dihitung dengan membagi biaya upah tenaga kerja per hari dengan kapasitas produksi per hari, karena upah tenaga kerja perusahaan menggunakan sistem harian. Sedangkan untuk kapsitas produksi perusahaan diperoleh dari hasil berikut: PT. Tritunggal Delta Sejahtera memiliki 4 buah mesin mixer yang memiliki kapasitas kg dalam sekali produksi untuk semua jenis warna cat.

9 117 Dalam sehari 4 buah mesin ini mampu beroperasi 5 kali, jadi sehingga kapasitas produksi total per hari adalah 4 x 5 x kg = kg 1 buah pail beratnya adalah 20 kg, jadi total pail yang diproduksi per hari adalah kg = 20kg = pail Jadi Kapasitas produksi per hari adalah unit. (untuk setiap jenis warna cat) Berikut ini adalah perhitungan biaya upah tenaga kerja langsung untuk memproduksi sebuah cat adalah sebagai berikut: Staff QC/Operator Bagian QC / Operator bertugas dalam menjalankan mesin dan meriksa hasil produksi serta defect yang dihasilkan selama produksi Biaya produksi per unit untuk bagian ini adalah sebagai berikut: Jumlah Tenaga Kerja x Upah Biaya per unit = Kapasitas Pr oduksi 5x Rp , Biaya per unit = = Rp.225, 1000 Jadi untuk menghasilkan 1 pail cat, biaya yang dikeluarkan untuk Staff QC/ Operator adalah Rp. 225,- Bagian Mixing Bagian Mixing bertugas dalam mencampurkan bahan baku langsung yang dibutuhkan saat proses produksi Biaya produksi per unit untuk bagian ini adalah sebagai berikut:

10 118 Jumlah Tenaga Kerja x Upah Biaya per unit = Kapasitas Pr oduksi 10 x Rp , Biaya per unit = = Rp.500, 1000 Jadi untuk menghasilkan 1 pail cat, biaya yang dikeluarkan untuk Bagian Mixing adalah Rp. 500,- Bagian Pengisian Bagian Pengisian bertugas mengisi ember pail dengan cat yang telah diproses. Biaya produksi per unit untuk bagian ini adalah sebagai berikut: Jumlah Tenaga Kerja x Upah Biaya per unit = Kapasitas Pr oduksi 5x Rp , Biaya per unit = = Rp.200, 1000 Jadi untuk menghasilkan 1 pail cat, biaya yang dikeluarkan untuk bagian pengisian adalah Rp. 200,- Bagian Timbangan Bagian timbangan bertugas untuk mengukur berat pail, apakah telah sesuai dengan berat yang telah ditentukan sebelumnya yakni 20 kg. Biaya produksi per unit untuk bagian ini adalah sebagai berikut: Jumlah Tenaga Kerja x Upah Biaya per unit = Kapasitas Pr oduksi 5x Rp , Biaya per unit = = Rp.200, 1000 Jadi untuk menghasilkan 1 pail cat, biaya yang dikeluarkan untuk bagian timbangan adalah Rp. 200,-

11 119 Bagian Packing Bagian Packing bertugas dalam menyegel tutup ember pail dan memberi kode warna pada pail agar diketahui warna apaka dari isi pail tersebut. Biaya produksi per unit untuk bagian ini adalah sebagai berikut: Jumlah Tenaga Kerja x Upah Biaya per unit = Kapasitas Pr oduksi 5x Rp , Biaya per unit = = Rp.200, 1000 Jadi untuk menghasilkan 1 pail cat, biaya yang dikeluarkan untuk bagian pengisian adalah Rp. 200,- Dari data diatas maka dapat diperinci dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.4 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung cat Evalux No Jenis Pekerjaan Biaya untuk produksi 1 pail cat (Rp) 1 Staff QC/Operator Bagian Mixing Bagian Pengisian Bagian Timbangan Bagian Packing 200 Total untuk Memproduksi 1 buah pail cat 1325 D. Biaya Listrik untuk tiap lini mesin Biaya listrik merupakan salah satu biaya yang sangat berpengaruh pada biaya operasional produksi, hal ini terjadi karena satu lini mesin plastik menyerap tenaga listrik yang cukup besar. Biaya listrik setiap periode produksi sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kapasitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Pada penelitian ini

12 120 diketahui bahwa jam kerja adalah 8 jam, namun waktu efektif penggunaan mesin adalah 5 x 1 jam = 5 jam. (5 adalah jumlah sebuah mesin mampu beroperasi dalam 1 hari dengan waktu produksi 1 jam setiap kali operasi). Sisa waktu dipakai untuk pengisian cat dan waktu setting mesin. Berdasarkan hasil data yang didapatkan dari pabrik dari hasil wawancara dengan manager produksi, diketahui bahwa untuk menjalankan sebuah mesin perjamnya memakan biaya sebesar Rp ,- Maka biaya listrik untuk 1 hari produksi: Biaya Listrik : Rp x 5 jam x 5 mesin = Rp ,- Biaya Listrik untuk produksi 1 pail cat : = Rp.2.493,75/ unit 1.000

13 121 E. Total Biaya Produksi Total biaya produksi didapatkan dari penjumlahan seluruh komponen biaya yang terjadi pada saat produksi terjadi. Total biaya Produksi tiap unit produk = Biaya Bahan Baku + Biaya Bahan Tak Langsung + Biaya Tenaga Kerja + biaya listrik. Tabel 4.5 Total Biaya Produksi cat Evalux NO Keterangan Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Bahan Baku Tak Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung Putih Minda Crystal Lime Durian Yellow Warna Soft Green Blue Aqua Blue Pink Rose Dark Blue Biaya Listrik TOTAL

14 122 F. Keuntungan Setiap Unit Produk Keuntungan dari penjualan setiap unit produk dapat dihitung dengan cara mengurangi harga jual setiap unit produk dengan biaya produksinya. Keuntungan = Harga Jual Biaya Produksi total Berikut ini adalah keuntungan yang diperoleh dari setiap produk: Tabel 4.6 Keuntungan Penjualan Cat Evalux NO Warna Cat Harga Jual Biaya Produksi Keuntungan (Rp) (Rp) (Rp) 1 Putih Minda Crystal Lime Durian Yellow Soft Green Blue Aqua Blue Pink Rose Dark Blue

15 Perhitungan Optimalisasi Jumlah Produksi Dari perhitungan di atas, dapat dibuat suatu model Linear Programming yang dapat digunakan untuk membantu menentukan optimalisasi jumlah produksi yang akan diproduksi setiap periodenya. Dalam penelitian ini metode optimalisasi digunakan untuk menentukan jumlah produksi pada cat warna putih, Minda, Crystal Lime, Durian Yellow,Soft Green, Blue, Aqua Blue, Pink Rose, dan Dark Blue. A. Variabel Model Model Linear Programming untuk optimalisasi produksi terdiri dari beberapa variabel. Berikut adalah variabel yang digunakan : n i t X i D i C i I i = Jumlah jenis produk = Indeks dari produk, i = 1, 2,..., n = Indeks dari waktu, t = 1, 2,..., T = Jumlah produksi optimal dari produk i pada periode t = Jumlah permintaan per unit untuk produk i pada periode t = Keuntungan per unit untuk produk i pada periode t = Jumlah peramalan produksi produk i B. Variabel Keputusan Variabel keputusan adalah hasil yang diharapkan dalam optimalisasi yaitu jumlah produksi optimal dari produk produk yang dihasilkan. Dimana : X 1 X 2 X 3 = Jumlah produksi optimal warna putih = Jumlah produksi optimal warna Minda = Jumlah produksi optimal warna Crystal Lime

16 124 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 = Jumlah produksi optimal warna Durian Yellow = Jumlah produksi optimal warna Soft Green = Jumlah produksi optimal warna Blue = Jumlah produksi optimal warna Aqua Blue = Jumlah produksi optimal warna Pink Rose = Jumlah produksi optimal warna Dark Blue (Dalam satuan unit) C. Fungsi Tujuan Fungsi tujuan merupakan suatu tujuan yang hendak dicapai dari perencanaan produksi yang dilakukan. Dalam penelitian ini fungsi tujuannya adalah maksimasi keuntungan dari penjualan setiap unit produk. Dimana: C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6 C 7 C 8 C 9 = Keuntungan penjualan warna putih = Keuntungan penjualan warna Minda = Keuntungan penjualan warna Crystal Lime = Keuntungan penjualan warna Durian Yellow = Keuntungan penjualan warna Soft Green = Keuntungan penjualan warna Blue = Keuntungan penjualan warna Aqua Blue = Keuntungan penjualan warna Pink Rose = Keuntungan penjualan warna Dark Blue

17 125 Dari koefisien diatas dapat dibuat sebuah fungsi maksimasi untuk penjualan tiap produk yaitu: T Z: [ CX CX CX CX CX CX CX CX CX 9 9] t= 1 Z= T X X X X X X X X X t= D. Perhitungan Fungsi Pembatas Fungsi pembatas adalah persamaan matematika yang digunakan untuk membatasi solusi akhir yang akan dihasilkan. Dalam penelitian ini pembatas yang digunakan adalah pembatas bahan baku, kapasitas produksi, dan target produksi yang didapatkan dari peramalan yang telah dilakukan. Berikut ini adalah fungsi pembatas yang digunakan dalam penelitian ini: - Pembatas ruas Kiri 1. Kebutuhan bahan baku untuk pembuatan 1 unit produk cat Evalux warna putih, Minda, Crystal Lime, Durian Yellow,Soft Green, Blue, Aqua Blue, Pink Rose, dan Dark Blue. 2. Jumlah produksi optimal produk cat Evalux warna putih, Minda, Crystal Lime, Durian Yellow,Soft Green, Blue, Aqua Blue, Pink Rose, dan Dark Blue. - Pembatas ruas Kanan 1. Kapasitas bahan baku yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi produk cat Evalux warna putih, Minda, Crystal Lime, Durian Yellow,Soft Green, Blue, Aqua Blue, Pink Rose, dan Dark Blue.

18 Target produksi, yaitu jumlah produk cat Evalux warna putih, Minda, Crystal Lime, Durian Yellow,Soft Green, Blue, Aqua Blue, Pink Rose, dan Dark Blue. Berikut ini adalah perhitungan fungsi pembatas: - Bahan Baku Ruas kiri pembatas merupakan formula dari kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk membuat satu unit produk cat sedangkan pada ruas kanan diperoleh dari jumlah bahan baku yang dimiliki oleh perusahaan selama 1 bulan. Berikut ini adalah formula pembatasnya: 1. Bahan Baku Kalsium 9,6 X 1 + 9,6 X 2 + 9,6 X 3 + 9,6 X 4 + 9,6 X 5 + 9,6 X 6 + 9,6 X 7 + 9,6 X 8 + 9,6 X 9 <= Bahan Baku Kaolin Powder 1,8 X 1 + 1,8 X 2 + 1,8 X 3 + 1,8 X 4 + 1,8 X 5 + 1,8 X 6 + 1,8 X 7 + 1,8 X 8 + 1,8 X 9 <= Bahan Baku Tylose 0,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= Bahan Baku Acticide 0,02 X 1 + 0,02 X 2 + 0,02 X 3 + 0,02 X 4 + 0,02 X 5 + 0,02 X 6 + 0,02 X 7 + 0,02 X 8 + 0,02 X 9 <= 1.000

19 Bahan Baku Ammoniac 0,02 X 1 + 0,02 X 2 + 0,02 X 3 + 0,02 X 4 + 0,02 X 5 + 0,02 X 6 + 0,02 X 7 + 0,02 X 8 + 0,02 X 9 <= Bahan Baku Antipoam 0,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= Bahan Baku Disken 0,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= Bahan Baku Dovebond 30M 1,66 X 1 + 1,66 X 2 + 1,66 X 3 + 1,66 X 4 + 1,66 X 5 + 1,66 X 6 + 1,66 X 7 + 1,66 X 8 + 1,66 X 9 <= Bahan Baku Oxide 0,04 X 1 + 0,04 X 2 + 0,04 X 3 + 0,04 X 4 + 0,04 X 5 + 0,04 X 6 + 0,04 X 7 + 0,04 X 8 + 0,04 X 9 <= Bahan Baku SMT 0,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= Bahan Baku EG 0,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= 2.500

20 Bahan Baku White Base 0,56 X 1 + 0,22 X 2 + 0,02 X 3 + 0,004 X 4 + 0,4 X 5 + 0,168 X 6 + 0,09 X 7 + 0,19 X 8 + 0,004 X 9 <= Bahan Baku Green G100 ID 0,176 X 2 + 0,16 X 3 + 0,56 X 5 + 0,01 X 6 + 0,176 X 7 <= Bahan Baku Red 100 ID 0,016 X 3 + 0,016 X 4 + 0,42 X 8 <= Bahan Baku Yellow 3R100 ID 0,226 X 2 + 0,436 X 3 + 0,624 X 4 + 0,032 X 5 + 0,002 X 6 + 0,04 X 8 <= Bahan Baku Blue A2 G100 ID 0,016 X 5 + 0,45 X 6 + 0,41 X 7 + 0,65 X 9 <= Target Produksi Target produksi merupakan jumlah maksimal produk yang harus diproduksi untuk memenuhi permintaan dari konsumen. Target produksi ini didapatkan dengan cara mengurangkan jumlah produksi yang telah diramalkan dengan stock produk jadi yang terdapat di gudang.

21 129 Tabel 4.7 Data Target Produksi Oktober 2008 No Target Sisa Target Warna Cat Evalux Produksi ProdukProduksi Perusahaan 1 Putih Minda Crystal Lime Durian Yellow Soft Green Blue Aqua Blue Pink Rose Dark Blue Perhitungan pembatas dari target produksi untuk setiap produk adalah: X i Jumlah Permintaan (D i ) Persediaan Barang Jadi (I i ) 1. Putih X Minda X Crystal Lime X Durian Yellow X Soft Green X Blue X 6 50

22 Aqua Blue X Pink Rose X Dark Blue X Non-Negativity Constraints Pembatas Non-negativity Constraints adalah jumlah produk cat Evalux warna putih, Minda, Crystal Lime, Durian Yellow,Soft Green, Blue, Aqua Blue, Pink Rose, dan Dark Blue yang diproduksi sama dengan atau lebih dari 0 (nilai positif). X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, X 6, X 7, X 8, X 9 > 0

23 131 E. Fungsi Model Pembatas Dari persamaan di atas disusunlah sebuah model matematika dari Linear Programming untuk optimalisasi jumlah produksi, yaitu: 1. 9,6 X 1 + 9,6 X 2 + 9,6 X 3 + 9,6 X 4 + 9,6 X 5 + 9,6 X 6 + 9,6 X 7 + 9,6 X 8 + 9,6 X 9 <= ,8 X 1 + 1,8 X 2 + 1,8 X 3 + 1,8 X 4 + 1,8 X 5 + 1,8 X 6 + 1,8 X 7 + 1,8 X 8 + 1,8 X 9 <= ,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= ,02 X 1 + 0,02 X 2 + 0,02 X 3 + 0,02 X 4 + 0,02 X 5 + 0,02 X 6 + 0,02 X 7 + 0,02 X 8 + 0,02 X 9 <= ,02 X 1 + 0,02 X 2 + 0,02 X 3 + 0,02 X 4 + 0,02 X 5 + 0,02 X 6 + 0,02 X 7 + 0,02 X 8 + 0,02 X 9 <= ,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= ,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= ,66 X 1 + 1,66 X 2 + 1,66 X 3 + 1,66 X 4 + 1,66 X 5 + 1,66 X 6 + 1,66 X 7 + 1,66 X 8 + 1,66 X 9 <= ,04 X 1 + 0,04 X 2 + 0,04 X 3 + 0,04 X 4 + 0,04 X 5 + 0,04 X 6 + 0,04 X 7 + 0,04 X 8 + 0,04 X 9 <= ,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= 2.500

24 ,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= ,56 X 1 + 0,22 X 2 + 0,02 X 3 + 0,004 X 4 + 0,4 X 5 + 0,168 X 6 + 0,09 X 7 + 0,19 X 8 + 0,004 X 9 <= ,176 X 2 + 0,16 X 3 + 0,56 X 5 + 0,01 X 6 + 0,176 X 7 <= ,016 X 3 + 0,016 X 4 + 0,42 X 8 <= ,226 X 2 + 0,436 X 3 + 0,624 X 4 + 0,032 X 5 + 0,002 X 6 + 0,04 X 8 <= ,016 X 5 + 0,45 X 6 + 0,41 X 7 + 0,65 X 9 <= X X X X X X X X X X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, X 6, X 7, X 8, X 9 > 0

25 133 F. Optimalisasi Menggunakan Aplikasi Lindo Aplikasi LINDO adalah salah satu aplikasi optimasi yang digunakan dalam menghitung optimasi suatu formulasi. Sehingga aplikasi ini dapat memudahkan seseorang dalam melakukan perhitungan optimasi. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengaplikasikan LINDO: a. Tampilan LINDO Gambar 4.1 Tampilan LINDO

26 134 b. Tabel Formulasi Di tabel ini tujuan maksimum dan fungsi pembatas model optimasi dibuat. Max berarti tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan maksimum. Variabel disini disimbolkan X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, X 6, X 7, X 8, X 9. Untuk fungsi pembatas diawali dengan Subject to yang kemudian fungsi pembatas tersebut dimodelkan seperti fungsi pembatas yang sudah ada. Kemudian memasukkan constraint constraint yang telah didapat sebelumnya dengan cara mengetiknya langsung. Sehingga menjadi: Gambar 4.2 Tabel Formulasi

27 135 c. Solve Setelah fungsi tujuan sudah ditentukan, dan smua fungsi pembatas telah lengkap dibuat, maka langkah selanjutnya adalah memproseskannya. Caranya adalah dengan command CTRL+S atau dapat dilihat dari tool bar Solve. Gambar 4.3 Mengoptimasikan model pada LINDO

28 136 d. Hasil optimasi Hasil optimasi dilampirkan dalam bentuk Reports Window. Berisi tentang berapa kali iterasi yang dilakukan (diwakili oleh LP Optimum found at step), keuntungan maksimum (diwakili oleh Objective function value), jumlah max unit (diwakili oleh value pada tabel variable) dan kelebihan atau kekurangan pada fungsi pembatas dimana hal tersebut tidak akan mengurangi hasil optimasi yang telah ada. Gambar 4.4 Hasil Optimasi pada LINDO

29 137 Dari hasil perhitungan LINDO di atas, didapatkan jumlah iterasi sebanyak 9 kali dengan nilai variabel X 1 sebesar 2565, X 2 sebesar 335, X 3 sebesar 696, X 4 sebesar 901, X 5 sebesar 71, X 6 sebesar 50, X 7 sebesar 208, X 8 sebesar 342, dan X 9 sebesar 343. Dan dari nilai variable tersebut, menjadikan nilai Z maksimum yang diperoleh sebesar Berikut merupakan rangkuman Maksimasi keuntungan Oktober 2008: Tabel 4.8 Maksimasi Keuntungan Oktober 2008 No Warna Cat Jumlah Produksi Optimal Keuntungan (Rp) Total Keuntungan (Rp) 1 Putih 2,565 47, ,332,545 2 Minda ,288 11,821,480 3 Crystal Lime ,905 23,597,880 4 Durian Yellow ,704 38,476,304 5 Soft Green 71 21,948 1,558,308 6 Blue 50 40,706 2,035,300 7 Aqua Blue ,730 6,599,840 8 Pink Rose ,644 9,454,248 9 Dark Blue ,089 11,692,527 TOTAL 227,568,432 Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa total keuntungan optimal yang dapat diperoleh perusahaan pada bulan Oktober 2008 adalah Rp ,-

30 138 G. Validasi Model Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan optimalisasi maka kita melakukan validasi terhadap model optimalisasi jumlah produksi dengan membandingkan keuntungan aktual yang diperoleh perusahaan berdasarkan jumlah penjualan yang sebenarnya dengan keuntungan yang diperoleh berdasarkan perhitungan jumlah produksi optimal. Data aktual yang digunakan adalah data aktual untuk bulan Oktober Data Keuntungan aktual Oktober 2008 dapat dilihat pada lampiran 34 pada halaman Lampiran. Dari perhitungan pada lampiran 34 dapat diketahui bahwa total keuntungan yang diperoleh perusahaan pada bulan Oktober 2008 adalah Rp ,- Apabila keuntungan yang diperoleh dari perhitungan optimalisasi lebih besar daripada keuntungan aktual maka dapat dikatakan bahwa model valid. Berikut ini adalah perbandingan tersebut : Tabel 4.9 Perbandingan Keuntungan Aktual dan Optimasi Aktual Optimalisasi No Warna Cat Jumlah Produksi Keuntungan Jumlah Produksi Keuntungan (Unit) (Rp) (Unit) (Rp) 1 Putih 2, ,924,600 2, ,332,545 2 Minda ,115, ,821,480 3 Crystal Lime ,209, ,597,880 4 Durian Yellow ,298, ,476,304 5 Soft Green 200 4,389, ,558,308 6 Blue 100 4,070, ,035,300 7 Aqua Blue 200 6,346, ,599,840 8 Pink Rose 300 8,293, ,454,248 9 Dark Blue ,226, ,692,527 Total Keuntungan 220,874,050 Total Keuntungan 227,568,432

31 139 Dari data diatas dapat lihat bahwa jumlah keuntungan yang diperoleh dari produksi aktual pada bulan Oktober 2008 adalah sebesar Rp ,- sedangkan jumlah keuntungan yang diperoleh dari hasil optimalisasi adalah Rp ,-. Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa model yang dibuat telah valid, karena jumlah keuntungan optimalisasi yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan jumlah keuntungan produksi aktual Uji Sensitivitas Uji Sensitivitas akan diuji pada semua variabel X 1 (Warna Putih) X 9 (Warna Dark Blue) dimana akan dilakukan perubahan dalam koefisien fungsi tujuannya. Perubahan ini dilakukan agar dapat diketahui seberapa sensitif variabel X 1 (Warna Putih) X 9 (Warna Dark Blue) tersebut dan variabel-variabel apa saja yang turut dipengaruhi oleh variabel X 1 (Warna Putih) X 9 (Warna Dark Blue) ketika jumlah nilai keuntungan dinaikkan atau diturunkan. Pada pengujian ini nilai X 1 X 9 akan dinaikkan 5%, 10%, dan diturunkan 5%, 10% yang berarti apakah ada pengaruh terhadap optimalisasi keuntungan apabila harga jual cat warna putih ini dinaikkan dan diturunkan dengan menggunakan LINDO, dan dapat dilihat hasil perhitungannya pada Lampiran pada halaman Lampiran. Dari perhitungan, dapat diketahui bahwa tidak terjadi perubahan walau telah dilakukan perubahan pada semua variabel. Yang berubah hanyalah nilai Z saja, ini dikarenakan besar variabel yang berubah tersebut turut mempengaruhi nilai Z. Namun tetap tidak berpengaruh pada nilai variabel lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua variabel kurang sensitif terhadap perubahan.

32 Sistem Persediaan dengan Metode EOQ Pengumpulan Data Penggunaan Bahan Baku Penelitian dan pengumpulan data dilakukan di bagian produksi dan pembelian, karena perusahaan tidak memiliki data historis mengenai penggunaan bahan baku setiap bulannya. Sehingga data yang digunakan dalam perhitungan adalah data produksi per bulan untuk beberapa jenis produk cat yang menggunakan bahan baku yang sama. Setiap proses produksi tentunya membutuhkan bahan baku, sehingga data produksi per bulan dianggap dapat mewakili data penggunaan bahan baku per bulan. Untuk rincian data penggunaan bahan baku selama dua tahun terakhir, diperoleh dengan cara data produksi (periode Oktober 2006 sampai September 2008) harus dikalikan dengan berat masing-masing bahan baku untuk membuat sebuah produk cat (semua jenis cat yang ada pada PT Tritunggal Delta Sejahtera). Bahan Baku yang akan dihitung EOQ nya disini adalah Kalsium, Kaolin Powder, Dovebond 30M, Tylose, dan Antipoam, dimana bahan baku ini paling sering digunakan pada setiap produk cat dan pernah mengalami masalah dalam persediaannya. Data kebutuhan bahan baku yang telah dikonversi dari data produksi selama periode Oktober 2006 sampai September 2008 dapat dilihat pada Lampiran 38 pada halaman Lampiran.

33 Data Biaya Bahan Baku Tabel 4.10 Data Biaya Bahan Baku PT. Tritunggal Delta Sejahtera No Nama Bahan Baku Nama Supplier Lead Time (hari) Harga/kg (Rp) Biaya Pesan (Rp) Lot size (Kg) 1 Kalsium CAMCO Kaolin Powder Mitra Abadi Dovebond 30M Dover Chemical Tylose Kemira Antipoam Indograha Fiberglass Biaya Pesan meliputi: biaya telepon, biaya Fax. Lead Time merupakan waktu tunggu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan dan kirim bahan baku ke gudang PT. Tritunggal Delta Sejahtera. Biaya Simpan = 5% dari harga bahan baku. Jumlah hari kerja PT. Tritunggal Delta Sejahtera per tahun = 250 hari Tabel 4.11 Data Biaya Simpan Bahan Baku No Nama Bahan Baku Biaya Simpan (Rp) 1 Kalsium Kaolin Powder Dovebond 30M Tylose Antipoam 836

34 Hasil Analisa Data dan Pembahasan Peramalan Makridakis et al. (1999, p17) menyatakan bahwa peramalan dibutuhkan dalam penyediaan sumber daya tambahan, dalam hal ini adalah bahan baku, dimana untuk memperoleh bahan baku tersebut dibutuhkan waktu tenggang (lead time). Sehingga dengan adanya peramalan maka dapat membantu dalam pengambilan keputusan mengenai waktu pemesanan bahan baku kembali (waktu re-order) dan kuantitas pemesanan bahan baku tersebut. Untuk menentukan metode peramalan yang tepat, yang pertama kali dilakukan adalah menganalisa bentuk pola data dari penggunaan bahan baku pada periode periode sebelumnya. Dari beberapa metode peramalan tersebut, dipilih metode peramalan terbaik berdasarkan nilai statistik ketepatan peramalan terkecil dan berdasarkan metode ini dapat ditentukan jumlah penggunaan bahan untuk periode mendatang. Statistik ketepatan peramalan yang digunakan di sini adalah MAPE (Mean Absolute Percent Error) Metode Peramalan yang digunakan pada perhitungan target produksi ini adalah: Double Exponential Smoothing Brown Double Exponential Smoothing Holt Triple Exponential Smoothing (Winter) Dekomposisi Hasil peramalan penggunaan bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran pada halaman Lampiran.

35 Persediaan Cadangan (Safety Stock) Siswanto (2007, p191) menyatakan bahwa perilaku permintaan yang selalu berubah naik turun, membawa akibat pada timbulnya masalah kehabisan persediaan, dimana sebagai jalan keluarnya dibutuhkan persediaan cadangan atau safety stock. Perhitungan persediaan cadangan diperoleh dari rumus : Persediaan cadangan = faktor keamanan x σ Dimana : Faktor Keamanan diperoleh dari presentase pernyataan manajemen mengenai kemungkinan presentase persediaan habis σ = ragam atau varians dari permintaan Dari kemungkinan ketersediaan maupun kehabisan persediaan, kemudian dikonversi melalui tabel kurva normal dan kemudian diperoleh nilai dari faktor keamanan tersebut. Nilai konversi faktor keamanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Kemungkinan Persediaan Tersedia (%) Tabel 4.12 Konversi Faktor Keamanan Kemungkinan Persediaan Habis (%) Faktor Keamanan Berikut ini akan dibahas mengenai perhitungan dari persediaan cadangan untuk kelima jenis bahan baku yang akan dibahas dalam penelitian ini dimana diasumsikan bahwa data yang diperoleh merupakan distribusi normal. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran pada halaman Lampiran.

36 144 Dari hasil perhitungan, maka dapat diringkas bahwa Safety Stock dari masing masing bahan baku adalah sebagai berikut: Tabel 4.13 Ringkasan Safety Stock Bahan Baku No Bahan Baku Safety Stock (Kg) 1 Kalsium 2 Kaolin Powder 3 Dovebond 30M 4 Tylose 5 Antipoam 301, , , , , Model Persediaan Probabilistik Model persediaan probabilistik dihitung dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity ) probabilistik. Berikut ini akan dibahas mengenai langkah langkah perhitungan dengan menggunakan metode EOQ probabilistik untuk setiap bahan baku dapat dilihat pada Lampiran 49 pada halaman lampiran. Data kebutuhan bahan baku merupakan data tunggal dan harus dikelompokkan terlebih dahulu agar dapat ditentukan probabilitas pemakaian per bulan sehingga dapat dihitung harapan pemakaian sebulan dan ditentukan Q optimalnya. Karena semua data kebutuhan bahan baku berjumlah 12, maka itu banyak kelas untuk setiap bahan baku adalah sebagai berikut : Banyak Kelas k = log n

37 145 k = log 12 k = Sedangkan untuk lebar kelas, dihitung per bahan baku karena setiap bahan baku tidak memiliki jumlah yang sama. Dari semua perhitungan pada halaman Lampiran, maka dapat diambil ringkasan yang dapat dijelaskan dengan tabel berikut: Tabel 4.14 Ringkasan Perhitungan Bahan Baku PT.Tritunggal Delta Sejahtera No Nama Bahan Baku Safety Stock (Kg) D (kg) EOQ (kg) T (hari) ROP (kg) 1 Kalsium , , ,55 2 Kaolin Powder , , ,80 3 Dovebond 30M , , ,48 4 Tylose 2.362, , ,38 5 Antipoam 2.904, , ,51

38 Perhitungan Penjadwalan Mesin Pengumpulan Data Setelah didapatkan hasil optimasi untuk memaksimumkan laba dan membuat sebuah sistem persediaan pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera, maka selanjutnya akan coba dilakukan sebuah penjadwalan produksi. Penjadwalan ini digunakan untuk meminimalkan makespan dan flowtime. Dengan kemampuan untuk meminimalkan makespan dan flowtime, maka pada akhirnya dapat pula mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keefisienan produksi. Berikut ini adalah hasil optimasi yang diperoleh dan akan dilakukan penjadwalan terhadap jumlah optimum yang harus diproduksi diproduksi tersebut yaitu sebagai berikut: Tabel 4.15 Jumlah Optimal Produksi Oktober 2008 No Warna Cat Jumlah Produksi Optimal (unit) 1 Putih Minda Crystal Lime Durian Yellow Soft Green 71 6 Blue 50 7 Aqua Blue Pink Rose Dark Blue 343 Penjadwalan produksi yang dibuat berdasarkan prioritas yang sudah ditentukan, yaitu : produk yang jumlahnya paling banyak dan penjadwalan dengan waktu total pengerjaan terkecil. Untuk waktu proses PT Tritunggal Delta Sejahtera berdasarkan lamanya satu batch diproses dalam sebuah mesin. Lamanya waktu proses untuk satu batch pada sebuah mesin dikenal dengan sebuatan waktu standar yang telah dimiliki oleh

39 147 perusahaan. Waktu proses satu batch dalam proses produksi dijadikan sebagai patokan dalam proses produksi. Waktu yang dibutuhkan untuk memproses satu batch mesin adalah 1 jam. Namun ada pula proses lainnya yang tidak diproses dengan mesin melainkan proses pengerjaannya dilakukan secara manual. Pekerjaan itu yaitu : pengisian dan penimbangan. Seperti yang diketahui, PT.Tritunggal Delta Sejahtera memiliki 4 mesin mixer dengan kapasitas yang sama yaitu kg (1 ton). Dan cat Evalux yang diteliti disini adalah jenis 20 kg, sehingga setiap mesin mixer dapat menghasilkan 50 unit produk cat Evalux. Dan PT. Tritunggal Delta Sejatera telah menetapkan bahwa penggunaan mesin ini harus maksimal, dimana dalam sekali penggunaan mesin harus memproduksi kg cat dengan warna masing-masing sehingga apabila ada kelebihan produksi, maka akan dijadikan sebagai persediaan produk jadi. Jadi apabila ada pesanan 20 unit, maka perusahaan akan tetap memproduksi 50 unit produk cat. Untuk proses pemesinan telah diketahui yaitu 1jam (60 menit), namun untuk proses pengisian dan penimbangan dilakukan secara manual sehingga perlu dihitung waktu baku proses pengisian dan waktu baku proses penimbangan. Karena saat melakukan proses ini, mesin mixer dalam keadaan menganggur sehingga proses pengisian dan penimbangan akan dijumlahkan ke dalam proses pemesinan menjadi waktu proses total. Dan untuk waktu setting, dinggap nol karena mesin mixer ini tidak perlu dilakukan setting mesin. Untuk mengetahui waktu baku, maka perlu dilakukan pengamatan dengan cara menghitung waktu siklus masing masing proses. Dapat dijelaskan melihat Lampiran pada halaman Lampiran:

40 148 Untuk mengetahui waktu standarnya atau yang biasa disebut dengan waktu baku maka perlu dilakukan perhitungan yakni sebagai berikut: A. Waktu Baku Proses Pengisian Waktu siklus Waktu Normal X N 10 i Ws = = = menit W N = W x p s = x 1.07 = menit Waktu Baku 100 = = x 1.35 WB WN x = menit B. Waktu Baku Proses Penimbangan Waktu siklus Waktu Normal X 67.1 N 10 i Ws = = = 6.71 menit W N = W x p s = 6.71 x 1.07 = 7.18 menit Waktu Baku

41 = = 7.18 x 1.67 WB WN x = menit Setelah diketahui waktu baku proses pengisian dan penimbangan, maka waktu proses yang dibutuhkan untuk memproduksi satu batch produk cat Evalux adalah : Waktu proses = W B pengisian + W B penimbangan + waktu pemesianan = menit menit + 60 menit = 87.4 menit 1.5 jam Waktu 1.5 jam ini dirasa cukup lama sehingga waktu pembersihan mesin mixer saat pergantian warna dapat diabaikan karena adanya kelonggaran yang cukup besar saat menghitung waktu baku.untuk 1 hari, waktu kerja adalah 8 jam kerja, sehingga 1 buah mesin dalam 1 hari dapat diopersikan sebanyak 5 kali saja. Sisa waktunya biasa digunakan untuk melakukan pembersihan mesin Penjadwalan Produksi Tujuan dari penjadwalan produksi adalah untuk meminimasi makespan dan mean flowtime saat memproduksi cat Evalux ini. Dengan demikian sesuai dengan peraturan perhitungan n job pada m mesin pararel, maka peraturan yang diterapkan adalah dengan penjadwalan LPT (Longest Processing Time) dengan langkah- langkah sebagai berikut: Pengurutan pekerjaan sesuai dengan LPT Menjadwalkan setiap pekerjaan dari daftar LPT ke mesin yang memiliki waktu terkecil.

42 150 Setelah ditugaskan, maka urutkan kembali pekerjaan pada setiap mesin sesuai dengan prosedur SPT (Shortest Processing Time) Untuk mengetahui waktu yang dibuthkan untuk memproses setiap pekerjaan maka dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.16 Jumlah Optimal Batch Produksi Oktober 2008 Job Warna Cat Jumlah Produksi Jumlah batch Waktu total Optimal (unit) yang diperlukan proses (jam) 1 Putih Minda Crystal Lime Durian Yellow Soft Green Blue Aqua Blue Pink Rose Dark Blue Jumlah batch diperoleh dengan cara Jumlah produksi optimal dibagi dengan 50 (unit yang dihasilkan setiap batch). Kemudian dilakukan pembulatan ke atas. Sedangkan Waktu total proses diperoleh dengan cara jumlah batch dikalikan dengan 1,5 jam (waktu proses produksi). Misal: Job 1 Jumlah batch yang diperlukan = = Waktu proses total = 52 x 1.5 jam = 78 jam Setelah kita mengetahui waktu proses setiap pekerjaan, maka selanjutnya kita akan mengurutkan pekerjaan sesuai dengan waktu proses terlama:

43 151 Tabel 4.17 Urutan LPT Pekerjaan Job Warna Cat Waktu total proses (jam) 1 Putih 78 4 Durian Yellow Crystal Lime 21 2 Minda Pink Rose Dark Blue Aqua Blue Soft Green 3 6 Blue 1.5 Jadi urutan pekerjaan yang akan dilakukan adalah Kemudian kita kan memasukkan masing masing pekerjaan ke mesin: Gambar 4.5 Penjadwalan Mesin LPT Kemudian langkah selanjutnya adalah kita mengurutkan hasil Gambar 4.5 diatas dengan berdasarkan peraturan SPT sehingga menjadi sebagai berikut:

44 152 Gambar 4.6 Penjadwalan Mesin SPT Dari gambar Gantt Chart diatas, dapat diketahui waktu makespan dari proses produksi cat Evalux adalah 10 hari dan batch kedua pada hari ke-11 atau 52 batch = 78 jam. Sedangkan untuk Mean Flow time dapat dihitung sebagai berikut: Tabel 4.18 Perhitungan Flowtime (jam) Mesin 1 Mesin 2 Mesin3 Mesin 4 Job Waktu Flow Time Job Waktu Flow Time Job Waktu Flow Time Job Waktu Flow Time TOTAL RATA-rata MFT = = jam 4 Makespan = 78 jam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk optimalisasi penjadwalan produksi cat Evalux maka makespan yang dibutuhkan yaitu 78 jam atau 10 hari 3 jam.

45 153 Dengan rata rata flowtime yaitu sebesar 32,4375 jam. Urutan pekerjaan yang dilakukan setiap mesin yakni : mesin 1 = job 1 (warna Putih), mesin 2 = job 6(Blue) job 4 (Durian Yellow), mesin 3 = job 5(warna Soft Green) job 7(warna Aqua Blue) job 3 (warna Crystal Lime), dan mesin 4 = Job 2 (warna Minda) Job 8 (warna Pink Rose) job 9 (warna Dark Blue). Karena pada job 1 memiliki waktu proses yang sangat lama yaitu 78 jam, maka penulis melakukan pengusualan dengan membagi pekerjaan pada job 1 ke mesin yang lainnya untuk menyeimbangkan waktu proses setiap mesin dan mempercepat waktu makespan dan mengecilkan flowtime yang ada. Hasil dari pemerataan pengerjaan dapat dilihat pada Gantt Chart berikut: Gambar 4.7 Usulan Penjadwalan Mesin SPT Dari gambar Gantt Chart diatas, dapat diketahui waktu makespan dari proses produksi cat Evalux adalah 6 hari dan batch keempat atau 29 batch = 43.5 jam. Sedangkan untuk Mean Flow time dapat dihitung sebagai berikut:

46 154 Tabel 4.19 Perhitungan Flowtime (jam) usulan Mesin 1 Mesin 2 Mesin3 Mesin 4 Job Waktu Flow Time Job Waktu Flow Time Job Waktu Flow Time Job Waktu Flow Time TOTAL RATA-rata MFT Makespan 43.5 MFT = = jam 4 Makespan = 43 jam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk usulan optimalisasi penjadwalan produksi cat Evalux maka makespan yang dibutuhkan yaitu 43.5 jam atau 5 hari 6 jam. Dengan rata rata flowtime yaitu sebesar 27,218 jam. Urutan pekerjaan yang dilakukan setiap mesin yakni : mesin 1 = job 1 (warna Putih), mesin 2 = job 6 (Blue) job 1 (warna Putih) - job 4 (Durian Yellow), mesin 3 = job 5 (warna Soft Green) job 7(warna Aqua Blue) - job 1 (warna Putih) job 3 (warna Crystal Lime) mesin 4 = Job 2 (warna Minda) Job 8 (warna Pink Rose) job 9 (warna Dark Blue) - job 1 (warna Putih).

47 Analisa Hasil Perhitungan Optimasi Produksi Analisa Perhitungan Target Produksi Untuk analisa pola data permintaan, dapat dilihat bahwa permintaan produk mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak teratur setiap periodenya. Fluktuasi permintaan ini, terjadi karena produk cat Evalux ini penjualannya bergantung pada pembangunan properti dan musim lebaran dimana permintaan akan meningkat, sehingga naik turunnya sangat bervariatif. Terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak menentu dapat dilihat dari gambar berikut: Penjualan Warna Putih Jumlah (unit) Bulan ke- Gambar 4.8 Plot Permintaan untuk produk Evalux warna Putih Maka dari itu untuk menentukan target produksi, penulis menggunakan beberapa metode peramalan yakni: Double Exponential Smoothing Brown, Double Exponential Smoothing Holt, Triple Exponential Smoothing (Winter), dan Dekomposisi untuk memperoleh hasil peramalan terbaik di periode selanjutnya.

48 156 Dari hasil perbandingan metode yang dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa metode peramalan yang cocok untuk produk cat Evalux warna putih adalah metode peramalan Dekomposisi. Dimana prinsip dasar dari metode dekomposisi deret waktu adalah mendekomposisi (memecah) data deret waktu menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masing-masing komponen dari deret waktu tersebut secara terpisah. Pemisahan ini dilakukan untuk membantu meningkatkan ketepatan peramalan dan membantu pemahaman atas perilaku deret data secara lebih baik (Makridakis, Wheelwright dan McGee, 1992). Pada tabel perbandingan di bagian sebelumnya dapat dilihat bahwa hasil MAPE (Mean Absolute Percent Error) dengan menggunakan metode dekomposisi lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan metode lainnya. Perhitungan peramalan untuk warna warna lainnya yaitu Minda, Crystal Lime, Durian Yellow, Soft Green, Blue, Aqua Blue, Pink Rose, dan Dark Blue juga memperoleh hasil yang sama, yaitu menggunakan metode Dekomposisi dimana dari hasil perbandingan MAPE metode Dekomposisi memiliki nilai yang terkecil. Dari data penjualan yang ada, dapat dilihat bahwa warna putih memiliki permintaan terbesar dari pada warna lainnya, hal ini dikarenakan warna putih merupakan warna netral yang biasa digunakan untuk cat dasar dari proses pewarnaan dinding sebuah bangunan. Apalagi dengan keuntungan yang sangat besar di warna ini, maka dapat dijadikan sebagai masukkan untuk perusahaan untuk mempersiapkan strategi untuk meningkatkan penjualan di warna lainnya dan tetap meningkatkan penjualan warna putih pula. Hal ini juga dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk pengembangan jenis warna yang lainnya dimasa yang akan datang.

49 Analisa Perhitungan Sumber Daya Sumber daya adalah komponen yang diperlukan oleh suatu produksi untuk melakukan proses produksi. A. Bahan Baku Dalam membuat produk cat Evalux, bahan baku utama yang dibutuhkan adalah Kalsium, Kaolin Powder, Tylose, Acticide, Ammoniac, Antipoam, Disken, Dovebond 30M, Oxide, SMT, EG, dan Pigmen Colour. Dalam membuat produk cat semua, komposisi bahan baku yang digunakan memiliki jumlah yang sama, yang membedakan hanya pada warna pigmen dari setiap warna cat saja. Dan untuk menggenapkan angka 20 kg, maka sisanya akan diisi oleh air yang tidak dijadikan constraint karena bahan baku air ini memiliki jumlah yang tidak terbatas. Formula untuk membuat sebuah pail produk cat Evalux 20 kg yakni sebagai berikut: 9,6 kg Kalsium + 1,8 kg Kaolin Powder + 0,06 kg Tylose+ 0,02 kg Acticide + 0,02 kg Ammoniac + 0,06 kg Antipoam + 0,06 kg Disken + 1,66 kg Dovebond 30M + 0,04 kg Oxide + 0,06 kg SMT + 0,06 kg EG, dan Pigmen Colour(± 0,65 kg) B. Bahan Tak Langsung Dalam melakukan produksinya, perusahaan juga menggunakan bahan tak langsung untuk membantu dalam pengemasan produk yang akan dijual kepasar. Bahan tak langsung ini berupa ember pail dan plastik pembungkus.

50 158 Ember pail digunakan untuk wadah penyimpan cat yang telah diproduksi, sedangkan plastik pembungkus digunakan untuk melindungi cat dari kobocoran apabila ember pail mengalami kerusakan seperti penyok ataupun pecah Analisa Perhitungan Biaya Produksi dan Keuntungan A. Bahan Baku Dalam proses pembuatan produk cat Evalux, bahan baku yang digunakan yaitu : Kalsium, Kaolin Powder, Tylose, Acticide, Ammoniac, Antipoam, Disken, Dovebond 30M, Oxide, SMT, EG, Pigmen Colour ( White Base, Green G100 ID, Red 100 ID, Yellow 3R100 ID. Blue A2 G100 ID). Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan bahwa: Total Biaya Bahan Baku untuk warna putih adalah: Rp ,- Total Biaya Bahan Baku untuk warna Minda adalah: Rp ,60 Total Biaya Bahan Baku untuk warna Crystal Lime adalah: Rp ,90 Total Biaya Bahan Baku untuk warna Durian Yellow adalah: Rp ,50 Total Biaya Bahan Baku untuk warna Soft Green adalah: Rp ,20 Total Biaya Bahan Baku untuk warna Blue adalah: Rp ,30 Total Biaya Bahan Baku untuk warna Aqua Blue adalah: Rp ,20 Total Biaya Bahan Baku untuk warna Pink Rose adalah: Rp ,30

51 159 Total Biaya Bahan Baku untuk warna Dark Blue adalah: Rp ,30 B. Biaya Bahan Tak Langsung Biaya bahan tak langsung untuk setiap produk cat Evalux 20 kg pada semua warna memiliki biaya yang sama, karena semuanya memiliki standar.biaya Bahan Baku Tak Langsung yakni sebagai berikut: Ember Rp ,- Plastik Rp ,- Rp ,- Jadi untuk membuat sebuah produk cat Evalux semua warna, biaya bahan baku tak langsung yang dibutuhkan adalah Rp ,- C. Biaya Upah Pekerja Perusahaan menerapkan sistem pengajian dengan memberikan setiap pekerjanya upah bulanan sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka lakukan. Kebijakan ini dilakukan karena untuk menghasilkan satu produk, dilakukan langkah pengerjaan yang sama, sehingga biaya upah untuk setiap produk yang dihasilkan adalah sama. Besar kecilnya biaya upah untuk satu unit produk tergantung pada jumlah kapasitas produksi, upah, dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Dan berikut ini adalah rincian biaya upah pekerja untuk membuat sebuah produk cat Evalux: Staff QC / Operator biayanya adalah Rp.225,- Bagian Mixing biayanya adalah Rp. 500,-

52 160 Bagian Pengisian biayanya adalah Rp. 200,- Bagian Timbangan biayanya adalah Rp. 200,- Bagian Packing biayanya adalah Rp. 200,- TOTAL biaya upah tenaga kerja adalah Rp ,- D. Biaya Listrik untuk tiap lini mesin Biaya listrik merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulannya. Hal ini dikarenakan biaya penyerapan daya listrik yang digunakan untuk proses menjalankan mesin cukup besar. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan diharapkan dapat menentukan jumlah produksi yang optimal setiap bulannya untuk menghindari terjadi produksi berlebihan yang akan berdampak pada pengeluaran biaya operasional yang juga tinggi sehingga dapat mengurangi angka pendapatan perusahaan. Biaya listrik yang dikeluarkan untuk menjalankan satu lini mesin produksi setiap jam adalah sebesar Rp ,-. Dan untuk mengetahui biaya listrik untuk membuat 1 pail cat maka harus dicari penggunaan listrik dan kapasitas barang jadi yang dihasilkan, dan diperoleh biaya listrik yang diperlukan untuk membuat sebuah produk cat Evalux adalah Rp ,75 E. Keuntungan Tiap Produk Keuntungan setiap unit produk dihitung dengan cara mengurangkan harga jual produk dengan biaya produksi per unit. Dari hasil perhitungan dapat

53 161 diketahui bahwa keuntungan penjualan dari setiap produk adalah bervariasi, hal ini dikarenakan PT.Tritunggal Delta Sejahtera menerapkan subsidi silang pada setiap produknya sehingga untuk warna putih, Minda, Crystal Lime, Durian Yellow dijual dengan harga Rp ,- per unit dan warna Soft Green, Blue, Aqua Blue, Pink Rose, dan Dark Blue dijual dengan harga Rp ,-. Dari hasil perhitungan dapat diketahui pula bahwa warna putih menghasilkan keuntungan yang paling besar diantara warna lainnya, hal ini dikarenakan pigmen warna yang digunakan tidak ada hanya menggunakan White Base saja. Dan keuntungan paling kecil adalah warna Soft Green hal ini dikarenakan banyaknya pigmen yang digunakan dan harga pigmen untuk membuat warna ini yang sangat mahal. Dengan demikian, mungkin PT.Tritunggal Delta Sejahtera dapat meningkatkan penjualan pada warna yang menguntungkan lebih banyak dengan cara promosi warna terkait, dan mencari harga bahan baku yang lebih murah untuk pigmen warna yang mahal sehingga keuntungan penjualan produk Evalux lebih merata dibandingkan dengan keuntungan yang ada sekarang Analisa Formulasi Model Optimalisasi Formulasi model optimalisasi diperoleh dengan mengubah data data perhitungan bahan baku dan target produksi kedalam sebuah koefisien pembatas. Pembatas bahan baku menyangkut bahan bahan yang digunakan langsung dalam proses produksi yaitu Kalsium, Kaolin Powder, Tylose, Acticide, Ammoniac, Antipoam, Disken, Dovebond 30M, Oxide, SMT, EG, Pigmen Colour ( White Base, Green G100 ID,

54 162 Red 100 ID, Yellow 3R100 ID. Blue A2 G100 ID).. Pada ruas kanan berisi komposisi bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat satu unit produk, sedangkan pada sisi kirinya adalah jumlah kapasitas bahan baku yang tersedia. Berikut ini koefisien pembatas untuk bahan baku: 1. Bahan Baku Kalsium 9,6 X 1 + 9,6 X 2 + 9,6 X 3 + 9,6 X 4 + 9,6 X 5 + 9,6 X 6 + 9,6 X 7 + 9,6 X 8 + 9,6 X 9 <= Bahan Baku Kaolin Powder 1,8 X 1 + 1,8 X 2 + 1,8 X 3 + 1,8 X 4 + 1,8 X 5 + 1,8 X 6 + 1,8 X 7 + 1,8 X 8 + 1,8 X 9 <= Bahan Baku Tylose 0,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= Bahan Baku Acticide 0,02 X 1 + 0,02 X 2 + 0,02 X 3 + 0,02 X 4 + 0,02 X 5 + 0,02 X 6 + 0,02 X 7 + 0,02 X 8 + 0,02 X 9 <= Bahan Baku Ammoniac 0,02 X 1 + 0,02 X 2 + 0,02 X 3 + 0,02 X 4 + 0,02 X 5 + 0,02 X 6 + 0,02 X 7 + 0,02 X 8 + 0,02 X 9 <= Bahan Baku Antipoam 0,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= 3.150

55 Bahan Baku Disken 0,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= Bahan Baku Dovebond 30M 1,66 X 1 + 1,66 X 2 + 1,66 X 3 + 1,66 X 4 + 1,66 X 5 + 1,66 X 6 + 1,66 X 7 + 1,66 X 8 + 1,66 X 9 <= Bahan Baku Oxide 0,04 X 1 + 0,04 X 2 + 0,04 X 3 + 0,04 X 4 + 0,04 X 5 + 0,04 X 6 + 0,04 X 7 + 0,04 X 8 + 0,04 X 9 <= Bahan Baku SMT 0,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= Bahan Baku EG 0,06 X 1 + 0,06 X 2 + 0,06 X 3 + 0,06 X 4 + 0,06 X 5 + 0,06 X 6 + 0,06 X 7 + 0,06 X 8 + 0,06 X 9 <= Bahan Baku White Base 0,56 X 1 + 0,22 X 2 + 0,02 X 3 + 0,004 X 4 + 0,4 X 5 + 0,168 X 6 + 0,09 X 7 + 0,19 X 8 + 0,004 X 9 <= Bahan Baku Green G100 ID 0,176 X 2 + 0,16 X 3 + 0,56 X 5 + 0,01 X 6 + 0,176 X 7 <= Bahan Baku Red 100 ID 0,016 X 3 + 0,016 X 4 + 0,42 X 8 <= 850

56 Bahan Baku Yellow 3R100 ID 0,226 X 2 + 0,436 X 3 + 0,624 X 4 + 0,032 X 5 + 0,002 X 6 + 0,04 X 8 <= Bahan Baku Blue A2 G100 ID 0,016 X 5 + 0,45 X 6 + 0,41 X 7 + 0,65 X 9 <= 350 Pembatas selanjutnya adalah target produksi. Ruas kanan pembatas target produksi didapatkan dari hasil permalan metode dekomposisi dikurangi dengan jumlah stock barang jadi yang ada di gudang. Pembatas tersebut adalah: 1. X 1 D 1 I 1 2. X 2 D 2 I 2 3. X 3 D 3 I 3 4. X 4 D 4 I 4 5. X 5 D 5 I 5 6. X 6 D 6 I 6 7. X 7 D 7 I 7 8. X 8 D 8 I 8 9. X 9 D 9 I 9 Pembatas Non-negativity Constraints adalah jumlah produk cat Evalux warna putih, Minda, Crystal Lime, Durian Yellow,Soft Green, Blue, Aqua Blue, Pink Rose, dan Dark Blue yang diproduksi sama dengan atau lebih dari 0 (nilai positif). X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, X 6, X 7, X 8, X 9 > 0

57 Analisa Linear Programming Untuk melakukan perhitungan ini, digunakan software, yaitu software LINDO. Software LINDO ini digunakan karena telah teruji dan dapat dibuktikan keakuratan hasil perhitungannya dibanding dengan perhitungan manual sehingga dengan menggunakan software ini telah cukup dan tidak perlu lagi melakukan perhitungan manual karena hasil perhitungannya tidak akan jauh berbeda. Kemudian, setelah constraint constraint dan fungsi tujuan dimasukkan kedalam LINDO, akan didapatkan jumlah produk optimum untuk masing masing warna cat, dimana jumlah optimum untuk masing masing warna pada Oktober 2008 adalah sebagai berikut: Tabel 4.20 Jumlah Optimum Produksi Oktober 2008 No Warna Cat Jumlah Produksi Optimal (unit) 1 Putih Minda Crystal Lime Durian Yellow Soft Green 71 6 Blue 50 7 Aqua Blue Pink Rose Dark Blue 343 Untuk cat warna putih, jumlah yang harus diproduksi agar keuntungan dapat maksimal adalah 2565 unit. Untuk cat warna Minda, jumlah yang harus diproduksi agar keuntungan dapat maksimal adalah 335 unit. Untuk cat warna Crystal Lime, jumlah yang harus diproduksi agar keuntungan dapat maksimal adalah 696 unit. Untuk cat warna Durian Yellow, jumlah yang harus diproduksi agar keuntungan dapat maksimal adalah 901 unit. Untuk cat warna Soft Green, jumlah yang harus diproduksi agar keuntungan

58 166 dapat maksimal adalah 71 unit. Untuk cat warna Blue, jumlah yang harus diproduksi agar keuntungan dapat maksimal adalah 50 unit. Untuk cat warna Aqua Blue, jumlah yang harus diproduksi agar keuntungan dapat maksimal adalah 208 unit. Untuk cat warna Pink Rose, jumlah yang harus diproduksi agar keuntungan dapat maksimal adalah 342 unit. Untuk cat warna Dark Blue, jumlah yang harus diproduksi agar keuntungan dapat maksimal adalah 343 unit. Jika PT. Tritunggal Delta Sejahtera melakukan produksi sebanyak jumlah unit di atas, maka dimungkinkan bahwa perusahaan akan mendapatkan nilai laba maksimum sesuai dengan hasil perhitungannya yaitu sebesar Rp , Analisa Validasi Model Optimalisasi Validasi model optimalisasi dapat diketahui dengan membandingkan antara jumlah produksi aktual bulan Oktober 2008 dengan jumlah optimalisasi produksi yang dihasilkan untuk periode Oktober Dari perbandingan tersebut dapat kita simpulkan bahwa model optimalisasi yang dibuat telah valid karena optimalisasi jumlah produksi memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah produksi aktual yang dihasilkan oleh perusahaan. Berdasarkan perbandingan tersebut juga dapat diketahui bahwa dengan menggunakan model optimalisasi ini perusahaan dapat memperoleh keuntungan lebih besar yaitu sebagai berikut: Perbandingan Keuntungan : Rp ,- - Rp ,- = Rp ,- Maka jika perusahaan menggunakan model optimalisasi ini, perusahaan tidak akan kehilangan keuntungan sebesar Rp ,-

59 Analisa Sensitivitas Uji Sensitivitas ini dibutuhkan untuk mengetahui seberapa sensitifkah variabel yang diuji. Semua variabel dari X 1 hingga X 5 dinaikkan dan diturunkan -5%, -10 %, 5%, dan 10%. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa tidak terhadi perubahan pada saat uji sensitivitas pada semua variabel. Hal ini disebabkan pada formulasi telah ditetapkan target produksi pada setiap variabel, sedangkan kapasitas bahan baku memiliki kapasitas yang cukup besar. Mungkin akan terjadi perbedaan apabila kapasitas yang tersedia hanya sedikit. Namun untuk kasus PT.Tritunggal Delta Sejahtera hal ini sangat mungkin tidak terjadi, karena perusahaan ini akan langsung melakukan pemesanan bahan baku apabila merasa sisa bahan baku telah sedikit. Selain itu, hal ini juga dapat memberikan masukkan bagi perusahaan untuk mendapatkan biaya bahan baku pigmen yang jauh lebih murah agar keuntungan penjualan setiap produk relatif hampir sama, tidak seperti sekarang yang menerapkan subsidi silang Analisa Reduce Cost dan Slack or Surplus A. Analisa Reduce Cost Analisa Reduce Cost ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar penurunan koefisien fungsi tujuan yang memungkinkan namun tetap mempertahankan optimalisasi hasil yang telah didapatkan.

60 168 Gambar 4.9 Gambar Reduce Cost Dari Gambar 4.9 diketahui bahwa reduce cost untuk setiap variabel adalah nol. Hal ini menunjukan bahwa setiap variabel keputusan yang didapatkan bernilai positif dan merupakan variabel basis. B. Analisa Slack or Surplus Kapasitas Produksi Dari hasil perhitungan optimalisasi dengan menggunakan metode simplex, diketahui bahwa terjadi kelebihan kapasitas produksi pada setiap aspek misalnya bahan baku. Hal ini terjadi karena semua produk yang dibuat oleh perusahaan menggunakan bahan baku yang sama, hanya komposisinya saja yang berbeda. Nilai slack atau surplus yang positif menunjukkan kelebihan kapasitas yang ada setelah diperoleh solusi optimal. Berikut ini adalah kelebihan kapasitas yang terjadi:

61 169 Gambar 4.10 Gambar Slack or Surplus Dari Gambar 4.10 diketahui bahwa semua variabel pembatas bahan baku mengalami kelebihan. Hal ini tidak dapat dihindari, karena kita melakukan optimalisasi hanya pada produk cat Evalux saja dengan warna tertentu, sedangkan sisa bahan baku yang berlebihan tersebut masih digunakan lagi untuk kebutuhan produksi cat merk lainnya dan warna lainnya. Kelebihan bahan baku ini juga dapat dijadikan sebagai back up bila terjadi pemesanan secara tiba tiba oleh konsumen, karena dari hasil wawancara dengan manager diketahui bahwa kadang kala konsumen melakukan order khusus diluar order biasanya. Sehingga angka angka ini dapat dijadikan sebagai masukkan untuk perusahaan untuk menyediakan bahan baku yang cukup untuk semua pesanan pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera.

62 Analisa Sistem Persediaan Sistem persediaan yang berjalan saat ini memiliki kelemahan, yaitu risiko terjadinya keterlambatan pengiriman dari supplier dan/atau ketidaktersediaan bahan baku saat proses produksi akan dilakukan. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan penyelesaian proses produksi. Selain itu, PT.Tritunggal Delta Sejaherta juga tidak memiliki ketentuan safety stock yang pasti sehingga akan dilakukan perhitungan safety stock terhadap PT.Tritunggal Delta Sejahtera. Ukuran optimal pengendalian persediaan seringkali diukur dengan keuntungan maksimum yang dicapai. Optimalisasi pengendalian persediaan biasanya diukur dengan total biaya minimal pada suatu periode tertentu. Dengan sistem persediaan saat ini, total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan menjadi kurang optimal. Kekurangan bahan baku yang dialami perusahaan mempengaruhi besarnya biaya pemesanan yang dikeluarkan. Sedangkan bila terdapat kelebihan bahan baku akan mempengaruhi besarnya biaya penyimpanan, yang kemudian berdampak pada total biaya persediaan yang harus dikeluarkan. Sistem persediaan bertujuan untuk menetapkan dan menjamin tersedianya bahan baku secara optimal, dalam kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang optimal. Kriteria optimal adalah minimasi total biaya yang terkait dengan persediaan, yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya kekurangan persediaan. Untuk mendapatkan sistem persediaan yang optimal digunakan metode EOQ (Economic Order Quantity), yang melihat faktor biaya dari pemesanan barang. Metode EOQ ini dipakai setelah dilakukan perhitungan VC (Variability Coefficient) untuk menentukan metode apakah yang tepat. Dari nilai VC tersebut, barulah kemudian ditentukan metode yang tepat apakah metode continuous atau metode

63 171 dynamic. Bila VC < 0.25 maka metode yang digunakan adalah metode continuous (EOQ), sedangkan bila VC 0.25 maka metode yang digunakan adalah metode dynamic (Part Period Balancing, Wagner & Within, atau Silver & Meal). Dan hasil VC untuk semua jenis bahan baku ternyata < 0.25 sehingga metode perhitungan EOQ adalah metode yang paling cocok. Untuk tabel perhitungan VC dapat dilihat pada Lampiran. Biaya pemesanan tidak bergantung pada jumlah pemesanan melainkan pada berapa kali jumlah pemesanan. Biaya penyimpanan terkait dengan harga satuan bahan baku dengan fraksi 5%. Jumlah pesanan yang ekonomis akan berubah bila terdapat perubahan biayabiaya. Karena Q* berbanding lurus dengan A D, jika terjadi peningkatan permintaan atau biaya pesan, maka kuantitas pesanan yang optimal Q* akan ikut naik. Dan juga, Q* berbanding terbalik dengan h. Apabila terjadi kenaikan biaya penyimpanan maupun harga satuan bahan baku, maka akan menurunkan kuantitas pesanan yang optimal Q*, dan sebaliknya.periode pemesanan dipengaruhi oleh jumlah hari kerja satu tahun dan jumlah pemesanan ekonomis. Semakin banyak jumlah hari kerja satu tahun dan/atau semakin banyak jumlah pemesanan maka periode pemesanan akan semakin lama. Namun bila jumlah hari kerja satu tahun dan jumlah pemesanan ekonomis tetap namun jumlah demand satu tahun tinggi, maka periode pemesanan akan semakin sering atau perusahaan perlu melakukan pemesanan dengan jarak waktu antar pesanan yang sempit. Pemesanan yang optimal dilakukan pada saat sebesar lead time sebelum bahan tersebut mencapai safety stock, sehingga pada saat bahan baku mencapai safety stock, pesanan akan tepat waktu diterima. Titik tingkat persediaan dimana harus dilakukannya pemesanan bahan baku (reorder point) berbanding lurus dengan besarnya lead time dan

64 172 permintaan bahan baku tersebut. Semakin besar jarak waktu antara pesanan dilakukan hingga barang datang (lead time) dan/atau semakin besar jumlah permintaan akan bahan baku, maka semakin besar nilai reorder point (r), tingkat persediaan dimana pada saat itu harus dilakukan pesanan. Dengan mengetahui data kuantitas pemesanan yang optimal atau ekonomis, total biaya persediaan yang perlu dikeluarkan, periode pemesanan, serta nilai reorder point maka perusahaan dapat mengambil keputusan yang terkait dengan masalah persediaan bahan baku. Periode pemesanan dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan pengecekan stok bahan baku. Dan bila stok mencapai nilai reorder point maka dilakukan pemesanan sejumlah kuantitas pemesanan yang optimal. Berikut ini adalah hasil rangkuman dari perhitungan system persediaan yang diusulkan oleh penulis terhadap PT. Tritunggal Delta Sejatera dengan menggunakan metode EOQ: Tabel 4.21 Ringkasan Sistem Persediaan PT.Tritunggal Delta Sejahtera No Nama Bahan Baku Safety Stock (Kg) D (kg) EOQ (kg) T (hari) ROP (kg) 1 Kalsium , , ,55 2 Kaolin Powder , , ,80 3 Dovebond 30M , , ,48 4 Tylose 2.362, , ,38 5 Antipoam 2.904, , ,51

65 Penjadwalan Mesin Penjadwalan ini diperlukan oleh PT. Tritunggal Delta Sejahtera karena perusahaan ini masih belum memiliki atau menggunakan penjadwalan tertentu dala mengurutkan produksi yang harus dikerjakan. Oleh karena itu, diusulkan panjadwalan yang cocok dengan PT.Tritunggal Delta Sejahtera yaitu dengan peraturan penjadwalan n job m mesin pararel. Dimana kita akan melakukan perhitungan untuk meminimasi makespan dan mean flow time. Karena dalam perhitungan dirasa tidak memiliki pemerataan pada pembagian pekerjaan, maka dilakukan usulan penjadwalan untuk melakukan pemerataan pengerjaan. Dan hasil penjadwalan yang diusulkan yaitu sebagai berikut: mesin 1 = job 1 (warna Putih), mesin 2 = job 6 (Blue) job 1 (warna Putih) - job 4 (Durian Yellow), mesin 3 = job 5 (warna Soft Green) job 7(warna Aqua Blue) - job 1 (warna Putih) job 3 (warna Crystal Lime) mesin 4 = Job 2 (warna Minda) Job 8 (warna Pink Rose) job 9 (warna Dark Blue) - job 1 (warna Putih). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk usulan optimalisasi penjadwalan produksi cat Evalux maka makespan yang dibutuhkan yaitu 43.5 jam atau 5 hari 6 jam. Dengan rata rata flowtime yaitu sebesar 27,218 jam.

66 Analisis Sistem Berjalan Analisis problem bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terdapat pada sistem yang berjalan. Pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera, penerapan sistem produksinya belum dilengkapi dengan perencanaan target produksi. Bagian produksi menerima data permintaan barang dari bagian pemasaran dan memproduksi sesuai dengan permintaan. Sehingga bagian produksi terkadang mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan konsumen ketika permintaan produk jadi meningkat. Perusahaan menentukan target produksi berdasarkan perkiraan dari data historis penjualan bulanbulan lalu. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk menerapkan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat menghasilkan keakuratan, kecepatan dan ketepatan terhadap hasil pengolahan data dan informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Adapun gambaran permasalahan tentang sistem berjalan yang berkaitan dengan sistem produksi pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera adalah : Sistem produksi yang ada belum dilengkapi dengan perencanaan target produksi sehingga bagian produksi mengalami kesulitan untuk menentukan target produksi dalam memenuhi permintaan konsumen yang fluktuatif. Perencanaan target produksi ini hanya ditentukan dengan perkiraan berdasarkan penjualan bulan-bulan lalu. Apabila terjadi kekurangan produksi maka menyebabkan jam kerja lembur diberlakukan untuk memenuhi permintaan konsumen. Sistem produksi yang ada juga belum dilengkapi dengan analisis dan perhitungan optimalisasi produksi yang akan menghasilkan keuntungan maksimum. Perencanaan produksi hanya berdasarkan perkiraan pada data historis produksi di bulan-bulan sebelumnya.

67 175 Apabila ada bahan baku yang keluar untuk keperluan produksi, maka tidak ada pencatatan pengeluaran bahan baku. Hal yang sama juga terjadi pada saat produk jadi selesai diproduksi. Produk jadi yang diproduksi tidak pernah dilakukan pencatatan pada gudang sehingga bagian gudang tidak mengetahui secara pasti produk jadi yang masuk ke dalam gudang produk jadi. Perusahaan juga mengalami masalah pada sistem persediaan bahan baku dimana pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera tidak memiliki Safety stock, Reorder Point, serta jumlah optimal pemesanan bahan baku. Sehingga semuanya dilakukan hanya berdasarkan keinginan dari kepala gudang bahan baku saja. Apabila kepala gudang merasa perlu dipesan, maka dilakukan pemesanan bahan baku. PT. Tritunggal Delta Sejahtera juga masih belum memiliki sebuah sistem penjadwalan mesin, sehingga penggunaan mesin masih belum efektif dan efisien karena belum tentu menghasilkan makespan dan flowtime yang kecil. Adapun gambar situasi sistem berjalan pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera adalah sebagai berikut:

68 176 Gambar 4.11 Rich Picture Sistem Berjalan Keterangan Gambar: 1. Bagian Penjualan Memberikan Sales Order kepada Kepala Produksi untuk melakukan produksi. 2. Kepala Produksi membuat SPK (Surat Perintah Kerja) yang diberikan pada Mandor untuk melakukan produksi. 3. Kepala Produksi juga memberikan SPK ke gudang bahan baku untuk meminta bahan baku produk.

69 Bagian gudang bahan baku memberikan bahan baku yang diminta berdasarkan SPK dan diberikan kepada mandor produksi, dan bagian produksi akan melakukan produksi. 5. Hasil produk jadi akan dikirimkan ke bagian gudang barang jadi. 6. Produk akan dikirimkan ke customer beserta faktur dan surat jalan. 7. Bagian Gudang Bahan Baku meminta bahan baku dengan surat permintaan bahan baku ke bagian pembelian. 8. Bagian Pembelian akan membuat PO (Purchase Order) dan akan dikirimkan kepada supplier 9. Supplier mengirimkan bahan baku yang diminta beserta surat jalan kepada bagian gudang bahan baku.

70 178 Berikut ini adalah gambar rich picture sistem usulan: Gambar 4.12 Rich Picture Sistem Usulan Keterangan Gambar: 1. Bagian Penjualan akan memasukkan data penjualan ke komputernya dan disimpan dalam sebuah database yang terintegrasi. 2. Kepala Produksi mengecek data data penjualan. 3. Kepala Produksi melakukan perhitungan optimasi produksi dan penjadwalan mesin dengan menggunakan sistem yang dikembangkan.

71 Kepala produksi memberikan SPK (Surat Perintah Kerja) ke mandor produksi untuk melakukan produksi. 5. Gudang bahan baku menerima permintaan bahan baku. 6. Gudang bahan baku memberikan bahan baku yang diminta kepada bagian produksi. 7. Hasil produksi akan dikirim ke gudang barang jadi. 8. Bagian Gudang produk jadi melakukan update jumlah barang ke database. 9. Produk akan dikirimkan ke customer beserta faktur dan surat jalan. 10. Bagian pembelian akan menerima pemberitahuan bahwa ada bahan baku yang harus dipesan karena telah mencapai Reorder Point. 11. Bagian pembelian membuat PO dan dikirim ke supplier. 12. Bahan baku yang dipesan, diterima oleh bagian gudang bahan baku. 13. Manajer akan membuat laporan periodik dengan sistem.

72 Pendefinisian Sistem Usulan (System Definition) Berdasarkan gambaran sistem yang sedang berjalan tersebut, maka dibuat suatu usulan sistem baru untuk merencanakan jumlah produksi optimal agar memaksimumkan keuntungan. Sistem ini dibuat dengan Linear Programming dengan menggunakan metode Simplex. Serta membuat sistem penjadwalan mesin untuk meminimasi flowtime dan makespan. Usulan sistem baru ini membantu dalam proses pendataan, penyimpanan dan perhitungan sehingga memudahkan dalam pemenuhan permintaan yang fluktuatif. Sistem perencanaan produksi ini dibuat berdasarkan bahan baku yang tersedia untuk perhitungan maksimasi keuntungan kemudian menghasilkan sebuah sistem penjadwalan yang baik. Selain itu, pada sistem baru ini juga akan membantu bagian gudang bahan baku dalam mengatur sistem persediaan bahan baku. Proses perencanaan target produksi dimulai dari bagian pemasaran yang memberikan laporan data permintaan barang kepada bagian produksi untuk dilakukan perhitungan peramalan penjualan dari tiap produk. Kemudian bagian produksi dapat melakukan perhitungan optimasi dengan menggunakan salah satu menu di dalam sistem. Dari hasil perhitungan kemudian dapat menghasilkan penjadwalan mesin yang optimal. Pada bagian gudang bahan baku, apabila persediaan bahan baku telah mencapai titik Reorder point, maka akan menerima perintah dari sistem untuk melakukan pemesanan bahan baku. Selain itu, sistem ini juga dirancang agar dapat menghasilkan laporan secara periodik yang berguna bagi manajer dalam pengambilan keputusan.

73 181 Berdasarkan definisi sistem usulan di atas, maka dapat dirangkum fungsi yang dapat dilakukan oleh sistem tersebut antara lain : a. Membantu bagian produksi untuk mengetahui berapakah jumlah optimal produk yang harus diproduksi beserta dengan penjadwalan produksinya pula agar dapat memaksimalkan keuntungan. b. Membantu bagian gudang bahan baku untuk mengetahui jumlah persediaan yang ada, bahan baku yang keluar maupun masuk, serta melakukan permintaan bahan baku secara otomatis apabila bahan baku mengalami Reorder Point. Untuk menggambarkan system definition usulan secara lebih rinci, maka dilakukan analisa pertimbangan berdasarkan kriteria FACTOR, yaitu:

74 182 Tabel 4.22 Tabel FACTOR Functionality Sistem ini digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan dalam perencanaan produksi yakni dalam penentuan target produksi, penjadwalan mesin dan sistem persediaan. Sistem ini juga dapat memberikan gambaran mengenai keuntungan maksimal yang dapat diperoleh perusahaan jika hasil output dari sistem diterapkan serta membantu mendokumentasikan laporan laporan yang berkaitan dengan kegiatan produksi untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Application Domain Sistem ini mendukung bagian produksi untuk melakukan perhitungan perkiraan jumlah permintaan setiap periode dengan menggunakan tool Forecasting Dekomposisi, serta mendukung pengambilan keputusan dalam menentukan jumlah target produksi dengan menggunakan tool optimalisasi Linear Programming dan menentukan penjadwalan mesin terbaik dan sistem persediaan yang baik. Condition Sistem dapat diakses oleh Kepala produksi, Kepala gudang produk jadi dan bahan baku serta manager. Technology Menggunakan PC, LAN, Printer, Server, dan menggunakan sistem yang dirancang dengan menggunakan bantuan bahasa pemrograman C#.NET (C Sharp.NET), serta database menggunakan Microsoft Access.

75 183 Tabel 4.22 Tabel FACTOR (lanjutan) Objects Penjualan, peramalan, optimalisasi, penjadwalan, bahan baku, produk jadi, permintaan bahan baku, dan pemesanan bahan baku. Responsibility Sebagai sistem yang membantu dalam pengambilan keputusan jumlah target produksi yang akan dilakukan oleh perusahaan serta sebagai sistem yang membantu dalam pehitungan perkiraan permintaan produk setiap periode dan penjadwalan mesin. Sebagai alat administrasi dalam pendokumentasian data dan informasi mengenai persediaan.

76 Problem Domain Analysis Events Berikut ini adalah event event yang terdapat dalam setiap Class yang Class dirangkum dalam event table di bawah ini. Tanda asterisk (*) menunjukkan bahwa event tersebut dijalankan berulang-ulang (iteration) oleh Class yang bersangkutan. Sedangkan tanda plus (+) menunjukkan event yang dijalankan secara sequential. Penjualan Peramalan Produk Jadi Tabel 4.23 Event Table Bahan Baku Optimalisasi Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku Permintaan Bahan Baku Event Dijual + Diramal * + Diproduksi + Dibeli + Dioptimalisasi * * * + Dijadwalkan + + Dicek * * * Dilaporkan * * * * * * * Diterima * + Dipesan * + Diminta * + Dikirim Classes 1. Class Penjualan Class Penjualan merupakan kumpulan objek yang berisikan data penjualan per periode pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera. Class ini memiliki atribut sebagai berikut: Kd_Penjualan, Tanggal_Penjualan, Jumlah, dan Kd_Produk. Sedangkan operasi atau event yang dimiliki adalah Dijual, Diramal, dan Dicek. Berikut ini adalah gambar dari Class Penjualan.

77 185 Gambar 4.13 Class Penjualan 2. Class Peramalan Class Peramalan merupakan kumpulan objek yang berisikan data peramalan per periode berdasarkan data penjualan sebelumnya pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera. Class ini memiliki atribut sebagai berikut: Kd_Peramalan, Kd_Produk, Nama_Produk, Jumlah_Peramalan, dan Periode_Peramalan. Sedangkan operasi atau event yang dimiliki adalah Diramal, Dioptimalisasi, dan Dilaporkan. Berikut ini adalah gambar dari Class Peramalan. Gambar 4.14 Class Peramalan 3. Class Produk Jadi Class Produk Jadi merupakan kumpulan objek dari produk jadi dalam hal ini yaitu cat. Class ini memiliki atribut sebagai berikut: Kd_Produk, Jumlah_Produk, Nama_Produk, dan Harga_Produk Sedangkan operasi atau

78 186 event yang dimiliki adalah Diproduksi, Dicek, Dioptimalisasi dan Dilaporkan. Berikut ini adalah gambar dari Class Produk Jadi. Produk Jadi -Kd_Produk : String +Jumlah_Produk : Long +Nama_Produk : String +Harga_Produk : Long +Diproduksi() +Dicek() +Dioptimalisasi() +Dilaporkan() Gambar 4.15 Class Barang Jadi 4. Class Bahan Baku Class Bahan Baku merupakan kumpulan objek dari semua bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi. Class ini memiliki atribut sebagai berikut: Kd_BahanBaku, Nama_BahanBaku, Jumlah_BahanBaku, Safety_Stock, Harga_BahanBaku, ROP, dan EOQ. Sedangkan operasi atau event yang dimiliki adalah Dibeli, Dioptimalisasi, Dicek, Dilaporkan, Dipesan, Diterima, dan Diminta. Berikut ini adalah gambar dari Class Bahan Baku. Bahan Baku -Kd_BahanBaku : String +Nama_BahanBaku : String +Jumlah_BahanBaku : Long +Safety_Stok : Long -Harga_BahanBaku : Long -ROP : Long -EOQ : Long +Dibeli() +Dioptimalisasi() +Dicek() +Dilaporkan() +Dipesan() +Diterima() +Diminta() Gambar 4.16 Class Bahan Baku

79 Class Optimalisasi Class Optimalisasi merupakan kumpulan objek yang berisikan data produksi optimal per periode pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera. Class ini memiliki atribut sebagai berikut: Kd_Optimalisasi, Jumlah_ Optimalisasi, Kd_Produk, Periode_ Optimalisasi, dan Keuntungan-Maksimal. Sedangkan operasi atau event yang dimiliki adalah Dioptimalisasi, Dilaporkan, dan Dijadwalkan. Berikut ini adalah gambar dari Class Optimalisasi. Gambar 4.17 Class Optimalisasi 6. Class Penjadwalan Class Penjadwalan merupakan kumpulan objek yang berisikan data penjadwalan pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera. Class ini memiliki atribut sebagai berikut: Kd_Penjadwalan, Periode_Penjadwalan, Makespan, MFT dan Urutan_Penjadwalan. Sedangkan operasi atau event yang dimiliki adalah Dijadwalkan dan Dilaporkan. Berikut ini adalah gambar dari Class Penjadwalan.

80 188 Penjadwalan -Kd_Penjadwalan : String +Periode_Penjadwalan : Date +Makespan : Long -MFT : Long -Urutan_Penjadwalan : String +Dijadwalkan() +Dilaporkan() Gambar 4.18 Class Penjadwalan 7. Class Pemesanan Bahan Baku Class Pemesanan Bahan Baku merupakan kumpulan objek yang berisikan data pemesanan Bahan Baku pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera. Class ini memiliki atribut sebagai berikut: Kd_Pemesanan, Kd_BahanBaku, Jumlah_Pemesanan, dan Tanggal_Pemesanan. Sedangkan operasi atau event yang dimiliki adalah Dipesan, Dikirim, Dilaporkan, dan Diterima. Berikut ini adalah gambar dari Class Pemesanan Bahan Baku. Pemesanan Bahan Baku -Kd_Pemesanan : String +Kd_BahanBaku : String +Jumlah_Pemesanan : Long +Tanggal_Pemesanan : Date +Dipesan() +Dikirim() +Dilaporkan() +Diterima() Gambar 4.19 Class Pemesanan Bahan baku 8. Class Permintaan Bahan Baku Class Permintaan Bahan Baku merupakan kumpulan objek dari dokumen permintaan bahan baku yang diminta bagian produksi ke bagian bahan baku. Class ini memiliki atribut sebagai berikut: Kd_Permintaan,

81 189 Tangga_Permintaan, Kd_BahanBaku, dan Jumlah. Sedangkan operasi atau event yang dimiliki adalah Diminta dan Dilaporkan. Berikut ini adalah gambar dari Class Permintaan Bahan Baku. Permintaan Bahan Baku -Kd_Permintaan : String -Tanggal_Permintaan : Date +Kd_BahanBaku : String +Jumlah : Long +Diminta() +Dilaporkan() Gambar 4.20 Class Permintaan Bahan Baku Cluster Dari setiap Class yang ada, dapat dikelompokkan menjadi lima buah Cluster, yaitu Cluster dokumen, Cluster barang, Cluster produksi, Cluster peramalan, dan Cluster penjualan. Gambar 4.21 Cluster

82 Structure Cluster Dokumen terdiri dari Class Penjualan, Class Optimalisasi, Class Penjadwalan Class Pemesanan Bahan Baku, dan Class Permintaan Bahan Baku. Cluster Barang terdiri dari Class Produk Jadi dan Class Bahan Baku. Cluster Peramalan terdiri dari Class Peramalan. <<Cluster>> Dokumen Penjualan Optimalisasi Pemesanan Bahan Baku Penjadwalan Permintaan Bahan Baku Gambar 4.22 Structure Cluster Dokumen Gambar 4.23 Structure Cluster Barang

83 191 Gambar 4.24 Structure Cluster Peramalan Class Class di atas bila dihubungkan, maka akan menjadi Class diagram. Pembuatan Class diagram bertujuan untuk menggambarkan atribut dan event event yang dimiliki oleh masing masing Class, dan juga menggambarkan relasi di antara Class Class tersebut. Pada Class diagram, terdapat hubungan Asosiasi yang terlihat antara: - Class Penjualan dengan Class Peramalan - Class Peramalan dengan Class Optimalisasi - Class Optimalisasi dengan Class Penjadwalan - Class Optimalisasi dengan Class Produk Jadi - Class Optimalisasi dengan Class Bahan Baku - Class Bahan Baku dengan Class Pemesanan Bahan Baku - Class Bahan Baku dengan Class Permintaan Bahan Baku Dari semua hubungan dan struktur di atas, maka dapat digambarkan Class diagram seperti di bawah ini :

84 192 Penjualan -Kd_penjualan : String -Tanggal_Penjualan : Date +Kd_Produk : String +Jumlah : Long +Dibuat() +Diubah() +Diramal() +Dicek() +Dilaporkan() 1..* 1 Peramalan -Kd_Peramalan : String +Kd_Produk : String +Nama_Produk : String +Jumlah_Peramalan : Long +Periode_Peramalan : Date +Dibuat() +Diramal() +Dioptimalisasi() +Dilaporkan() 1..* Permintaan Bahan Baku -Kd_Permintaan : String -Tanggal_Permintaan : Date +Kd_BahanBaku : String +Jumlah : Long +Dibuat() +Diminta() +Dilaporkan() 1..* 1..* Produk Jadi -Kd_Produk : String +Jumlah_Produk : Long +Nama_Produk : String +Harga_Produk : Long +Dibuat() +Dicek() +Diubah() +Dioptimalisasi() +Dilaporkan() 1 Optimalisasi -Kd_Optimalisasi : String +Jumlah_Optimalisasi : Long +Kd_Produk : String +Periode_Optimalisasi : Date +Keuntungan_maksimal : Long 1..* 1 +Dibuat() +Dioptimalisasi() +Dijadwalkan() +Dilaporkan() 1 1..* 1..* 1 Penjadwalan -Kd_Penjadwalan : String +Periode_Penjadwalan : Date +Makespan : Long -MFT : Long -Urutan_Penjadwalan : String +Dibuat() +Dijadwalkan() +Dilaporkan() Bahan Baku -Kd_BahanBaku : String +Nama_BahanBaku : String +Jumlah_BahanBaku : Long +Safety_Stok : Long -Harga_BahanBaku : Long -ROP : Long -EOQ : Long +Dibuat() +Diubah() +Dioptimalisasi() +Dicek() +Dilaporkan() +Dipesan() +Diterima() +Diminta() 1 1..* Pemesanan Bahan Baku -Kd_Pemesanan : String +Kd_BahanBaku : String +Jumlah_Pemesanan : Long +Tanggal_Pemesanan : Date +Dipesan() +Dikirim() +Dilaporkan() +Diterima() Gambar 4.25 Class Diagram

85 Behavioral Pattern 1. Penjualan Gambar 4.26 Statechart Penjualan Dari diagram, dilihat bahwa aktivitas yang dilakukan oleh Class penjualan dimulai saat adanya produk yang dijual sehingga status dari Class ini menjadi AKTIF. Pada status AKTIF maka operasi yang dapat dilakukan pada objek ini adalah diramal dan dicek secara periodik untuk manager. Tabel 4.24 Tabel Operation dan Atribut Penjualan Operations Dibuat Diramal Dicek Atribut Kd_Penjualan, Tanggal_Penjualan, Jumlah, Kd_Produk Kd_Produk, Jumlah Kd_Penjualan, Tanggal_Penjualan, Jumlah, Kd_Produk 2. Peramalan Gambar 4.27 Statechart Peramalan

86 194 Dari diagram, dilihat bahwa aktivitas yang dilakukan oleh Class peramalan dimulai saat data penjualan diramal sehingga statusnya akan berubah menjadi FORECAST ED. Pada status FORECAST ED maka operasi yang dapat dilakukan pada objek ini adalah dioptimalisasi dan dilaporkan secara periodik untuk manager. Tabel 4.25 Tabel Operation dan Atribut Peramalan Operations Atribut Diramal Kd_Peramalan, Kd_Produk, Nama_Produk, Jumlah_Peramalan, Periode_Peramalan Dioptimalisasi Kd_Produk, Jumlah_Peramalan Dilaporkan Kd_Peramalan, Kd_Produk, Nama_Produk, Jumlah_Peramalan, Periode_Peramalan 3. Produk Jadi Gambar 4.28 Statechart Produk Jadi Dari diagram, dilihat bahwa aktivitas yang dilakukan oleh Class Produk Jadi dimulai saat produk jadi diproduksi sehingga status dari Class ini menjadi AKTIF. Pada status AKTIF maka operasi yang dapat dilakukan pada objek ini adalah dicek, dioptimalisasi dan dilaporkan secara periodik untuk manager.

87 195 Tabel 4.26 Tabel Operation dan Atribut Produk Jadi Operations Atribut Diproduksi Kd_Produk, Jumlah_Produk, Nama_Produk, Harga_Produk Dicek Kd_Produk, Jumlah_Produk, Harga_Produk Dioptimalisasi Kd_Produk, Jumlah_Produk, Harga_Produk Dilaporkan Kd_Produk, Jumlah_Produk, Nama_Produk, Harga_Produk 4. Bahan Baku / Dioptimalisasi/ Dicek / Dibeli TERSEDIA / Dipesan / Diterima PESAN / Dilaporkan / Diminta Gambar 4.29 Statechart Bahan Baku Dari diagram, dilihat bahwa aktivitas yang dilakukan oleh Class bahan baku dimulai saat bahan baku dibeli sehingga status dari Class ini menjadi TERSEDIA. Pada status TERSEDIA maka operasi yang dapat dilakukan pada objek ini adalah dicek, dioptimalisasi, diminta dan dilaporkan secara periodik untuk manager. Saat mengalami ROP, maka akan Dipesan sehingga statusnya berubah menjadi PESAN, apabila bahan baku diterima saat ada bahan baku yang datang dari supplier maka statusnya akan kembali menjadi TERSEDIA.

88 196 Tabel 4.27 Tabel Operation dan Atribut Bahan Baku Operations Atribut Kd_BahanBaku, Nama_BahanBaku, Dibeli Jumlah_BahanBaku, Safety_Stock, Harga_BahanBaku, ROP, EOQ Dioptimalisasi Kd_BahanBaku, Jumlah_BahanBaku, Kd_BahanBaku, Nama_BahanBaku, Dicek Jumlah_BahanBaku, Safety_Stock, Harga_BahanBaku, ROP, EOQ Diminta Kd_BahanBaku, Jumlah_BahanBaku Kd_BahanBaku, Nama_BahanBaku, Dilaporkan Jumlah_BahanBaku, Safety_Stock, Harga_BahanBaku, ROP, EOQ Dipesan Kd_BahanBaku, Jumlah_BahanBaku Diterima Kd_BahanBaku, Jumlah_BahanBaku 5. Optimalisasi Gambar 4.30 Statechart Optimalisasi Dari diagram, dilihat bahwa aktivitas yang dilakukan oleh Class Optimalisasi dimulai saat dioptimalisasi maka status akan berubah menjadi OPTIMAL. Pada status ini, operasi yang dapat dilakukan adalah membuat laporan secara periodik kepada manager. Apabila dijadwalkan maka status akan menjadi TERJADWAL. Tabel 4.28 Tabel Operation dan Atribut Optimalisasi Operations Dioptimalisasi Dilaporkan Dijadwalkan Atribut Kd_Optimalisasi, Jumlah_Optimalisasi, Kd_Produk, Periode_Optimalisasi, Keuntungan_Maksimal Kd_Optimalisasi, Jumlah_Optimalisasi, Kd_Produk, Periode_Optimalisasi, Keuntungan_Maksimal Kd_Optimalisasi, Jumlah_Optimalisasi

89 Penjadwalan Gambar 4.31 Statechart Penjadwalan Dari diagram, dilihat bahwa aktivitas yang dilakukan oleh Class penjadwalan dimulai saat dilakukan penjadwalan atau dijadwal, maka statusnya akan berubah menjadi TERJADWAL. Pada status TERJADWAL maka operasi yang dapat dilakukan pada objek ini dilaporkan secara periodik untuk manager. Tabel 4.29 Tabel Operation dan Atribut Penjadwalan Operations Dijadwalkan Dilaporkan Atribut Kd_Penjadwalan, Periode_Penjadwalan, Makespan, MFT, Urutan_Penjadwalan Kd_Penjadwalan, Periode_Penjadwalan, Makespan, MFT, Urutan_Penjadwalan 7. Pemesanan Bahan Baku Gambar 4.32 Statechart Pemesanan Bahan Baku Dari diagram, dilihat bahwa aktivitas yang dilakukan oleh Class pemesanan bahan baku dimulai saat dipesan sehingga status dari Class ini menjadi AKTIF. Pada status AKTIF maka operasi yang dapat dilakukan pada objek ini dilaporkan secara periodik untuk manager. Saat Pemesanan bahan Baku

90 198 ini dikirim, maka statusnya akan menjadi PENDING. Apabila bahan baku yang dipesan telah diterima, maka akan berakhir ke final state. Tabel 4.30 Tabel Operation dan Atribut Pemesanan Bahan Baku Operations Dipesan Dilaporkan Dikirim Diterima Atribut Kd_Pemesanan, Kd_BahanBaku, Jumlah_Pemesanan, Tanggal_Pemesanan Kd_Pemesanan, Kd_BahanBaku, Jumlah_Pemesanan, Tanggal_Pemesanan Kd_Pemesanan, Kd_BahanBaku, Jumlah_Pemesanan, Tanggal_Pemesanan Kd_BahanBaku, Jumlah_Pemesanan, 8. Permintaan Bahan Baku Gambar 4.33 Statechart Permintaan Bahan Baku Dari diagram, dilihat bahwa aktivitas yang dilakukan oleh Class Permintaan bahan baku dimulai saat bahan baku diminta sehingga status dari Class ini menjadi AKTIF. Pada status AKTIF maka operasi yang dapat dilakukan pada objek ini dilaporkan secara periodik untuk manager. Tabel 4.31 Tabel Operation dan Atribut Permintaan Bahan Baku Operations Diminta Dilaporkan Atribut Kd_Permintaan, Tanggal_Permintaan, Kd_BahanBaku, Jumlah Kd_Permintaan, Tanggal_Permintaan, Kd_BahanBaku, Jumlah

91 Appication Domain Usage Overview Berikut ini merupakan actor table yang menunjukkan hubungan antara use case dan actors dalam sistem informasi optimalisasi produksi, penjadwalan dan persediaan PT.Tritunggal Delta Sejahtera. Tabel 4.32 Actor Table Use Case Actors Kepala Gudang Produk Jadi Kepala Gudang Bahan Baku Kepala Produksi Manager Cek Produk Jadi Cek Bahan Baku Peramalan Optimalisasi Penjadwalan Permintaan Bahan Baku Pemesanan Bahan Baku Membuat Laporan Bahan Baku Membuat Laporan Produk jadi Membuat Laporan Peramalan Membuat Laporan Optimalisasi Membuat Laporan Penjadwalan Membuat Laporan Permintaan Bahan Baku

92 Actors sistem ini. Berikut ini adalah actor specification untuk menjelaskan fungsi actor di dalam Tabel 4.33 Actor specification untuk Kepala Gudang Produk Jadi Goal Kepala Gudang Produk Jadi Merupakan orang yang bertanggung jawab atas pembuatan data produk jadi dan melakukan update secara berkala pada database produk jadi. Characteristic Hanya terdapat satu orang kepala gudang produk jadi yang akan melakukan tugas cek produk jadi. Kepala gudang produk jadi harus bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan memiliki sedikit ilmu mengenai penggunaan teknologi informasi. Examples Setiap periode, kepala gudang produk jadi akan melakukan update secara berkala.

93 201 Tabel 4.34 Actor specification untuk Kepala Gudang Bahan Baku Goal Kepala Gudang Bahan Baku Merupakan orang yang bertanggung jawab atas pembuatan data bahan baku dan melakukan pemesanan bahan baku apabila bahan baku telah mencapai Reorder Point serta melakukan update secara berkala. Characteristic Terdapat satu orang kepala gudang bahan baku yang akan melakukan tugas cek bahan baku dan pemesanan bahan baku. Kepala gudang bahan baku harus bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan memiliki sedikit ilmu mengenai penggunaan teknologi informasi. Examples Setiap hari kepala gudang bahan baku akan melakukan cek bahan baku, apabila mengalami kekurangan maka akan melakukan pemesanan bahan baku. Tabel 4.35 Actor specification untuk Kepala Produksi Goal Kepala Produksi Merupakan orang yang bertanggung jawab dalam melakukan peramalan, optimalisasi, penjadwalan, dan permintaan bahan baku. Characteristic Terdapat satu orang kepala produksi yang akan melakukan tugas peramalan, optimalisasi, penjadwalan, dan permintaan bahan baku. Kepala produksi harus bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan memiliki sedikit ilmu mengenai penggunaan teknologi informasi. Examples Setiap periode, kepala produksi akan melakukan peramalan, optimalisasi, penjadwalan, dan permintaan bahan baku

94 202 Tabel 4.36 Actor specification untuk manager Goal Manager Merupakan orang yang bertanggung jawab atas pembuatan laporan bahan baku, produk jadi, peramalan, optimalisasi, penjadwalan, dan permintaan bahan baku Characteristic Hanya terdapat seorang manager pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera. Manager harus bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan memiliki sedikit ilmu mengenai penggunaan teknologi informasi. Examples Setiap periode, manager akan membuat laporan untuk pengambilan keputusan

95 Use Case Diagram Gambar 4.34 Use Case Diagram

96 Spesifikasi Use Case Berikut ini merupakan spesifikasi dari masing masing use case yang terdapat pada use case diagram di atas : 1. Spesifikasi Use Case Cek Produk Jadi Tabel 4.37 Spesifikasi Use Case Cek Produk Jadi Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Cek Produk Jadi Kepala Gudang Produk Jadi Produk Jadi Use case ini menjelaskan function dimana kepala gudang produk jadi dapat melakukan pengecekan produk jadi yang ada dan dapat melakukan update serta menambah data produk baru apabila ada. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Produk 3. Actor mengisi field dan menekan tombol Add. 5. Actor mengklik tabel yang ada. 7. Actor melakukan perubahan data pada field dan menekan tombol Save System Response 2. Sistem menampilkan form produk jadi dan field field yang berisi atribut data produk dan tabelnya. 4. Sistem menyimpan data baru tersebut ke dalam database. 6. Field secara otomatis akan terisi oleh data yang ada pada tabel 8. Sistem menyimpan data yang baru tersebut 3. Semua field belum diisi dengan lengkap. 4. Sistem menampilkan message box Data Harus Diisi dengan Lengkap 5. Actor mengklik tabel yang ada dan menekan tombol Add 6. Sistem menampilkan message box Data Telah Ada Actor kembali ke tampilan Menu Produk Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database.

97 Spesifikasi Use Case Cek Bahan Baku Tabel 4.38 Spesifikasi Use Case Cek Bahan Baku Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Cek Bahan Baku Kepala Gudang Bahan Baku Bahan Baku Use case ini menjelaskan function dimana kepala gudang bahan baku dapat melakukan pengecekan bahan baku yang ada dan dapat melakukan update serta menambah data bahan baku baru apabila ada. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Bahan Baku 3. Actor mengisi field dan menekan tombol Add. 5. Actor mengklik tabel yang ada. 7. Actor melakukan perubahan data pada field dan menekan tombol Save System Response 2. Sistem menampilkan form bahan baku dan field field yang berisi atribut data bahan baku dan tabelnya. 4. Sistem menyimpan data baru tersebut ke dalam database. 6. Field secara otomatis akan terisi oleh data yang ada pada tabel 8. Sistem menyimpan data yang baru tersebut 3. Semua field belum diisi dengan lengkap. 4. Sistem menampilkan message box Data Harus Diisi dengan Lengkap 5. Actor mengklik tabel yang ada dan menekan tombol Add 6. Sistem menampilkan message box Data Telah Ada 6. Sistem akan menampilkan message box Bahan Baku telah mencapai ROP apabila bahan baku kurang dari nilai ROP dan tombol pesan akan enabled untuk melakukan pemesanan Actor kembali ke tampilan Menu Bahan Baku Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database.

98 Spesifikasi Use Case Menghitung Peramalan Tabel 4.39 Spesifikasi Use Case Menghitung Peramalan Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Menghitung Peramalan Kepala Produksi Penjualan dan Peramalan Use case ini menjelaskan function dimana kepala produksi dapat melakukan peramalan untuk periode yang dipilih dan menyimpan data peramalan ke dalam database. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Forecasting 3. Actor melakukan pemilihan kode produk yang akan diramal. 5. Actor memilih bulan dan mengisi tahun periode yang akan diramal dan menekan tombol Forecast 7. Actor menekan tombol Save System Response 2. Sistem menampilkan form Forecasting dan field field yang berisi atribut peramalan dan tabelnya. 4. Sistem menampilkan field field yang berisi data produk yang akan diramal. 6. Sistem akan menghitung nilai peramalan dan menampilkan peramalan pada tabel yang tersedia. 8. Sistem menyimpan data peramalan yang baru tersebut 5. Actor memilih bulan dan mengisi tahun periode dimana data penjualan tidak tersedia 6. Sistem akan menampilkan message box Data tidak tersedia Actor kembali ke tampilan Menu Peramalan Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database.

99 Spesifikasi Use Case Menghitung Optimalisasi Tabel 4.40 Spesifikasi Use Case Menghitung Optimalisasi Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Menghitung Optimalisasi Kepala Produksi Peramalan, Bahan Baku, Produk Jadi, dan Optimalisasi Use case ini menjelaskan function dimana kepala produksi dapat melakukan optimalisasi untuk periode yang dipilih dan menyimpan data optimalisasi ke dalam database. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Optimalisasi 3. Actor melakukan pemilihan periode dan kode produk yang akan dihitung optimalisasinya. 4. Actor menekan tombol Add. 6. Actor menekan tombol Solve 8. Actor menekan tombol Save System Response 2. Sistem menampilkan form Optimalisasi dan field field yang berisi atribut optimalisasi dan tabelnya. 5. Sistem akan menampilkan data produk apa saja yang akan dihitung nilai optimalisasinya. 7. Sistem akan menghitung nilai optimalisasi dan menampilkan nilai optimalisasi pada tabel yang tersedia dan maximum profit dari hasil optimalisasi. 9. Sistem menyimpan data optimalisasi yang baru tersebut 3. Actor memilih bulan dan mengisi tahun periode dimana data peramalan tidak tersedia 5. Sistem akan menampilkan message box Data tidak tersedia Actor kembali ke tampilan Menu Optimalisasi Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database.

100 Spesifikasi Use Case Menghitung Penjadwalan Tabel 4.41 Spesifikasi Use Case Menghitung Penjadwalan Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Menghitung Penjadwalan Kepala Produksi Optimalisasi dan Penjadwalan Use case ini menjelaskan function dimana kepala produksi dapat melakukan penjadwalan untuk periode yang dipilih dan menyimpan data penjadwalan ke dalam database. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Penjadwalan 3. Actor melakukan pemilihan periode dan akan dijadwalkan. 4. Actor menekan tombol Jadwal. 6. Actor menekan tombol Save System Response 2. Sistem menampilkan form Penjadwalan dan field field yang berisi atribut penjadwalan dan tabelnya. 5. Sistem akan menampilkan data urutan penjadwalan mesin beserta nilai MFT dan Makespannya. 7. Sistem menyimpan data penjadwalan yang baru tersebut 3. Actor memilih bulan dan mengisi tahun periode dimana data optimalisasi tidak tersedia 5. Sistem akan menampilkan message box Data tidak tersedia Actor kembali ke tampilan Menu Penjadwalan Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database.

101 Spesifikasi Use Case Permintaan Bahan Baku Tabel 4.42 Spesifikasi Use Case Permintaan Bahan Baku Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Permintaan Bahan Baku Kepala Produksi Bahan Baku dan Permintaan Bahan Baku Use case ini menjelaskan function dimana kepala produksi akan melakukan permintaan bahan baku untuk melakukan proses produksi. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Permintaan Bahan Baku 3. Actor memilih produk yang akan diminta bahan bakunya dan memasukan jumlah yang akan diproduksi. 4. Actor menekan tombol Add 6. Actor menekan tombol Request 8. Actor menekan tombol Print System Response 2. Sistem menampilkan form Permintaan Bahan Baku dan field field yang berisi atributnya dan tabelnya. 5. Sistem akan menampilkan produk yang akan diminta bahan bakunya. 7. Sistem akan menampilkan data jumlah bahan baku yang diperlukan untuk produksi dan akan diteruskan ke bagian bahan baku bahwa ada permintaan bahan baku berupa signal. 9. Muncul Window s Print 7. Sistem akan menampilkan message box Bahan Baku tidak Cukup apabila bahan baku yang diperlukan tidak cukup dan bahan baku yang diberikan hanya bahan baku yang tersedia saja. Actor kembali ke tampilan Menu Permintaan Bahan Baku Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database.

102 Spesifikasi Use Case Pemesanan Bahan Baku Tabel 4.43 Spesifikasi Use Case Pemesanan Bahan Baku Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Pemesanan Bahan Baku Kepala Gudang Bahan Baku Bahan Baku dan Pemesanan Bahan Baku Use case ini menjelaskan function dimana kepala gudang bahan baku dapat melakukan pemesanan bahan baku dan mengupdate jumlah bahan baku apabila bahan baku yang dipesan telah diterima. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Bahan Baku 3. Actor mengklik tabel yang ada dan bahan baku yang dipilih mengalami ROP. 5. Actor mengisi jumlah yang akan dipesan dan menekan tombol Pesan 7. Actor menekan tombol Terima pada saat bahan baku diterima dari supplier System Response 2. Sistem menampilkan form bahan baku dan field field yang berisi atribut data bahan baku dan tabelnya. 4. Sistem akan menampilkan message box Bahan Baku telah mencapai ROP dan tombol pesan akan enabled untuk melakukan pemesanan. 6. Sistem akan mengdisabled tombol Pesan dan tombol Terima akan enabled. 8. Sistem mengupdate jumlah bahan baku sesuai dengan pemesanan yang ada. 3. Bahan Baku yang dipilih tidak mengalami ROP. 4. Sistem akan menampilkan data bahan baku yang dipilih. Actor kembali ke tampilan Menu Bahan Baku Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database.

103 Spesifikasi Use Case Menerima Permintaan Tabel 4.44 Spesifikasi Use Case Menerima Permintaan Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Menerima Permintaan Kepala Gudang Bahan Baku Bahan Baku dan Permintaan Bahan Baku Use Case ini menjelaskan function dimana kepala gudang bahan baku dapat memeriksa permintaan bahan baku yang diminta oleh bagian produksi, dan mengupdate jumlah bahan baku secara otomatis apabila bahan baku yang diminta diapprove oleh kepala gudang bahan baku. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Bahan Baku 3. Actor menerima peringatan mengenai permintaan bahan baku yang dilakukan bagian produksi. 4. Actor menekan tombol Lihat Permintaan 6. Actor menekan tombol Submit pada saat bahan baku yang System Response 2. Sistem menampilkan form bahan baku dan field field yang berisi atribut data bahan baku dan tabelnya. 5. Sistem akan menampilkan jumlah permintaan oleh bagian produksi. Dan mempersiapkan jumlah permintaan tersebut. 7. Sistem mengupdate jumlah bahan baku sesuai dengan jumlah permintaan dari bagian produksi. diminta telah dicek 6. Actor tidak menekan tombol Submit pada saat bahan baku yang diminta telah dicek 7. Sistem tidak akan mengupdate jumlah bahan baku sesuai dengan jumlah permintaan dari bagian produksi. Actor kembali ke tampilan Menu Bahan Baku Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database.

104 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan Bahan Baku Tabel 4.45 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan Bahan Baku Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Membuat Laporan Bahan Baku Manager Bahan Baku Use case ini menjelaskan function dimana manager akan melakukan pembuatan laporan bahan baku. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Report Bahan Baku 3. Actor memilih periode yang akan dibuat laporan bahan bakunya. 4. Actor menekan tombol Print System Response 2. Sistem menampilkan form Report Bahan Baku dengan field dan tombol yang diperlukan. 5. Akan muncul Window s Print yang berisikan data yang telah dipilih untuk dicetak. 3. Actor memilih periode yang salah dimana data tidak ada dalam database. 4. Sistem akan menampilkan message box Data Tidak Tersedia Actor kembali ke tampilan Menu Report Bahan Baku Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database. Sistem memiliki Crystal Report 8.5

105 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan Produk Jadi Tabel 4.46 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan Produk Jadi Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Membuat Laporan Produk Jadi Manager Produk Jadi Use case ini menjelaskan function dimana manager akan melakukan pembuatan laporan produk jadi. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Report Produk Jadi 3. Actor memilih periode yang akan dibuat laporan produk jadinya.. 4. Actor menekan tombol Print System Response 2. Sistem menampilkan form Report Produk Jadi dengan field dan tombol yang diperlukan. 5. Akan muncul Window s Print yang berisikan data yang telah dipilih untuk dicetak. 3. Actor memilih periode yang salah dimana data tidak ada dalam database. 4. Sistem akan menampilkan message box Data Tidak Tersedia Actor kembali ke tampilan Menu Report Produk Jadi Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database. Sistem memiliki Crystal Report 8.5

106 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan Peramalan Tabel 4.47 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan Peramalan Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Membuat Laporan Peramalan Manager Peramalan Use case ini menjelaskan function dimana manager akan melakukan pembuatan laporan peramalan. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Report Peramalan 3. Actor memilih periode yang akan dibuat laporan peramalannya. 4. Actor menekan tombol Print System Response 2. Sistem menampilkan form Report Peramalan dengan field dan tombol yang diperlukan. 5. Akan muncul Window s Print yang berisikan data yang telah dipilih untuk dicetak. 3. Actor memilih periode yang salah dimana data tidak ada dalam database. 4. Sistem akan menampilkan message box Data Tidak Tersedia Actor kembali ke tampilan Menu Report Peramalan. Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database. Sistem memiliki Crystal Report 8.5

107 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan Optimalisasi Tabel 4.48 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan Optimalisasi Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Membuat Laporan Optimalisasi Manager Optimalisasi Use case ini menjelaskan function dimana manager akan melakukan pembuatan laporan optimalisasi. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Report Optimalisasi 3. Actor memilih periode yang akan dibuat laporan optimalisasinya. 4. Actor menekan tombol Print System Response 2. Sistem menampilkan form Report Optimalisasi dengan field dan tombol yang diperlukan. 5. Akan muncul Window s Print yang berisikan data yang telah dipilih untuk dicetak. 3. Actor memilih periode yang salah dimana data tidak ada dalam database. 4. Sistem akan menampilkan message box Data Tidak Tersedia Actor kembali ke tampilan Menu Report Optimalisasi Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database. Sistem memiliki Crystal Report 8.5

108 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan Penjadwalan Tabel 4.49 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan Penjadwalan Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Membuat Laporan Penjadwalan Manager Penjadwalan Use case ini menjelaskan function dimana manager akan melakukan pembuatan laporan penjadwalan. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Report Penjadwalan 3. Actor memilih periode yang akan dibuat laporan penjadwalannya. 4. Actor menekan tombol Print System Response 2. Sistem menampilkan form Report Penjadwalan dengan field dan tombol yang diperlukan. 5. Akan muncul Window s Print yang berisikan data yang telah dipilih untuk dicetak. 3. Actor memilih periode yang salah dimana data tidak ada dalam database. 4. Sistem akan menampilkan message box Data Tidak Tersedia Actor kembali ke tampilan Menu Report Penjadwalan Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database. Sistem memiliki Crystal Report 8.5

109 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan Permintaan Bahan Baku Tabel 4.50 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan Permintaan Bahan Baku Use Case Name Actor Objects Description Precondition Typical Course of Events Alternative Courses Postcondition Implementation Constraints and Specifications Membuat Laporan Permintaan Bahan Baku Manager Permintaan Bahan Baku Use case ini menjelaskan function dimana manager akan melakukan pembuatan laporan Permintaan Bahan Baku. Actor sudah login. Actor Action 1. Actor membuka menu Report Permintaan Bahan Baku 3. Actor memilih periode yang akan dibuat laporan Permintaan Bahan Bakunya. 4. Actor menekan tombol Print System Response 2. Sistem menampilkan form Report Permintaan Bahan Baku dengan field dan tombol yang diperlukan. 5. Akan muncul Window s Print yang berisikan data yang telah dipilih untuk dicetak. 3. Actor memilih periode yang salah dimana data tidak ada dalam database. 4. Sistem akan menampilkan message box Data Tidak Tersedia Actor kembali ke tampilan Menu Report Permintaan Bahan Baku Actor memiliki otoritas masuk ke dalam sistem. Sistem perlu terhubung dengan database. Sistem memiliki Crystal Report 8.5

110 Sequence Diagram Dalam tahap analisa application domain, diperlukan sequence diagram yang menggambarkan interaksi antar objek saat menjalankan suatu use case. Dengan kata lain, sequence diagram menjelaskan langkah langkah yang diambil untuk melakukan use case yang telah diuraikan di atas. Berikut ini merupakan gambaran sequence diagram berdasarkan setiap use case yang telah diuraikan sebelumnya. 1. Sequence Diagram untuk Use Case Cek Produk Jadi Kepala Gudang Produk Jadi Create() Klik Tabel() UI Produk Jadi Produk Jadi Get() Result() Entry() Save() Update() Gambar 4.35 Sequence Diagram untuk Use Case Cek Produk Jadi

111 Sequence Diagram untuk Use Case Cek Bahan Baku Kepala Gudang Bahan Baku Create() UI Bahan Baku Bahan Baku Klik Tabel() Get() Result() Entry() Save() Update() Gambar 4.36 Sequence Diagram untuk Use Case Cek Bahan Baku

112 Sequence Diagram untuk Use Case Menghitung Peramalan Kepala Produksi Create() UI Peramalan Select produk() Create() Find() Result() List Produk Select bulan() Entry Tahun() Create() Find() Result() List Bulan Penjualan Forecasting() Get() Result() Calculate Peramalan Save() Update() Gambar 4.37 Sequence Diagram untuk Use Case Menghitung Peramalan

113 Sequence Diagram untuk Use Case Menghitung Optimalisasi Gambar 4.38 Sequence Diagram untuk Use Case Menghitung Optimalisasi

114 Sequence Diagram untuk Use Case Menghitung Penjadwalan Kepala Produksi Create() UI Penjadwalan Mesin Select bulan() Entry Tahun() Create() Find() Result() List Bulan Penjadwalan() Optimalisasi Get() Result() Calculate Penjadwalan Save() Update() Gambar 4.39 Sequence Diagram untuk Use Case Menghitung Penjadwalan

115 Sequence Diagram untuk Use Case Permintaan Bahan Baku Kepala Produksi Create() UI Permintaan Bahan Baku Select produk() Entry Jumlah() Create() Find() Result() List Produk Request() Calculate Permintaan Bahan Baku Save() Update() Bahan Baku Update() Print() UI Report print() Gambar 4.40 Sequence Diagram untuk Use Case Permintaan Bahan Baku

116 Sequence Diagram untuk Use Case Pemesanan Bahan Baku Kepala Gudang Bahan Baku Create() UI Bahan Baku Bahan Baku Get() Result() Entry Pesanan() Pesan() Signal ROP Update() Pemesanan Bahan Baku Terima() Update() Gambar 4.41 Sequence Diagram untuk Use Case Pemesanan Bahan Baku

117 Sequence Diagram untuk Use Case Menerima Permintaan Kepala Gudang Bahan Baku Create() UI Bahan Baku Signal Permintaan Lihat Permintaan() Create() Preview Permintaan Submit() Bahan Baku Update() Gambar 4.42 Sequence Diagram untuk Use Case Menerima Permintaan

118 Sequence Diagram untuk Use Case Membuat Laporan Bahan Baku Manager Create() UI Laporan Bahan Baku Select bulan() Create() Find() Result() List Bulan Entry Tahun() Bahan Baku Get() Result() Print() UI Report print() Gambar 4.43 Sequence Diagram untuk Use Case Membuat Laporan Bahan Baku

119 Sequence Diagram untuk Use Case Membuat Laporan Produk Jadi Manager Create() UI Laporan Produk Jadi Select bulan() Create() Find() Result() List Bulan Entry Tahun() Produk Jadi Get() Result() Print() UI Report print() Gambar 4.44 Sequence Diagram untuk Use Case Membuat Laporan Produk Jadi

120 Sequence Diagram untuk Use Case Membuat Laporan Peramalan Manager Create() UI Laporan Peramalan Select bulan() Create() Find() Result() List Bulan Entry Tahun() Peramalan Get() Result() Print() UI Report print() Gambar 4.45 Sequence Diagram untuk Use Case Membuat Laporan Peramalan

121 Sequence Diagram untuk Use Case Membuat Laporan Optimalisasi Manager Create() UI Laporan Optimalisasi Select bulan() Create() Find() Result() List Bulan Entry Tahun() Optimalisasi Get() Result() Print() UI Report print() Gambar 4.46 Sequence Diagram untuk Use Case Membuat Laporan Optimalisasi

122 Sequence Diagram untuk Use Case Membuat Laporan Penjadwalan Manager Create() UI Laporan Penjadwalan Select bulan() Create() Find() Result() List Bulan Entry Tahun() Penjadwalan Get() Result() Print() UI Report print() Gambar 4.47 Sequence Diagram untuk Use Case Membuat Laporan Penjadwalan

123 Sequence Diagram untuk Use Case Membuat Laporan Permintaan Bahan Baku Manager Create() UI Laporan Permintaan Bahan Baku Select bulan() Create() Find() Result() List Bulan Entry Tahun() Permintaan Bahan Baku Get() Result() Print() UI Report print() Gambar 4.48 Sequence Diagram untuk Use Case Membuat Laporan Permintaan Bahan Baku

124 Function Complete Function List Berikut ini adalah function list dari sistem produksi, penjadwalan, dan persediaan pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera: Tabel 4.51 Function List Function Complexity Type 1. Cek Produk Jadi Simple Read, Update Menampilkan Data Produk Jadi Simple Read Menambahkan Data Baru Simple Update Mengubah Data Simple Update 2. Cek Bahan Baku Medium Read, Update Menampilkan Data Bahan Baku Simple Read Menambahkan Data Baru Simple Update Mengubah Data Simple Update 3. Peramalan Complex Read, Update, Compute Menghitung Peramalan Complex Read, Compute Menyimpan Data Simple Update 4. Optimalisasi Complex Read, Update, Compute Menghitung Optimalisasi Complex Read, Compute Menyimpan Data Simple Update 5. Penjadwalan Complex Read, Update, Compute Menghitung Penjadwalan Complex Read, Compute Menyimpan Data Simple Update 6. Permintaan Bahan Baku Complex Read, Update, Compute Menampilkan Produk Simple Read Melakukan Permintaan Complex Read, Compute Menyimpan Data Simple Update Mencetak Permintaan Medium Read 7. Pemesanan Bahan Baku Medium Read, Update, Signal Menampilkan Data Bahan Baku Simple Read Bahan Baku Mencapai ROP Medium Signal Melakukan Pemesanan Medium Update Menerima Pesanan Medium Update

125 233 Tabel 4.51 Function List (lanjutan) Function Complexity Type 7. Menerima Permintaan Medium Read, Update, Signal Pemberitahuan Adanya Permintaan Bahan Baku. Medium Signal Menampilkan Data Simple Read Submit Permintaan Medium Update 8. Membuat Laporan Bahan Baku Medium Read Menampilkan Data Simple Read Mencetak Laporan Medium Read 9. Membuat Laporan Produk Jadi Medium Read Menampilkan Data Simple Read Mencetak Laporan Medium Read 10. Membuat Laporan Peramalan Medium Read Menampilkan Data Simple Read Mencetak Laporan Medium Read 11. Membuat Laporan Optimalisasi Medium Read Menampilkan Data Simple Read Mencetak Laporan Medium Read 12. Membuat Laporan Penjadwalan Medium Read Menampilkan Data Simple Read Mencetak Laporan Medium Read 13. Membuat Laporan Permintaan Bahan Baku Medium Read Menampilkan Data Simple Read Mencetak Laporan Medium Read Specification of Function Dari function list diatas terdapat empat buah function yang complex yaitu menghitung peramalan, menghitung optimalisasi, menghitung penjadwalan, dan permintaan bahan baku. Menghitung peramalan akan menghitung jumlah peramalan berdasarkan data penjualan ada, Menghitung Optimalisasi akan menghitung jumlah produk optimal untuk diproduksi berdasarkan data peramalan, produk jadi, dan bahan baku, Menghitung penjadwalan akan menghitung urutan pengerjaan pekerjaan, MFT, dan makespannya, dan yang terakhir permintaan bahan baku akan menghitung jumlah

126 234 bahan baku yang diminta berdasarkan pada jumlah produk yang akan diproduksi dikalikan dengan formulasi yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk User Interface Dialogue Style Sistem ini akan lebih banyak menggunakan tampilan form dan juga memiliki fasilitas untuk mencetak dokumen dan laporan dimana hasil cetakan tersebut dapat digunakan untuk membantu manager dalam pengambilan keputusan. Tabel 4.52 Dialogue Style Window Print Out Login Menu utama User Add User Change Password Log Out Master Data Bahan Baku Produk Proses Forecasting Optimalisasi Penjadwalan Permintaan Bahan Baku Permintaan Bahan Baku Report Bahan Baku Produk Forecasting Optimalisasi Penjadwalan Permintaan Bahan Baku Bahan Baku Produk Forecasting Optimalisasi Penjadwalan Permintaan Bahan Baku

127 Overview Berikut ini adalah gambar navigation diagram dari sistem yang dirancang: Bahan Baku Produk Jadi Peramalan Optimalisasi Click Exit Click Exit Click Bahan Baku Click Exit Main Menu Click Produk jadi Click Exit Click Peramalan Click Penjadwalan Click Optimalisasi Penjadwalan LOGIN Log In Click Exit Log Out Click Report Optimalisasi Click Permintaan Bahan Baku Permintaan Bahan Baku Click Exit Click Exit Click Report Penjadwalan Click Exit Click Exit Laporan Optimalisasi Laporan Bahan Baku Click Report Bahan baku Laporan Penjadwalan Click Exit Click Report Produk Jadi Click Report Peramalan Click Exit Click Permintaan bahan baku Laporan Produk Jadi Laporan Peramalan Laporan Laporan Permintaan Bahan Baku Gambar 4.49 Navigation Diagram Keseluruhan

128 236 Click Master Bahan Baku dan Ada Permintaan Bahan Baku Click Exit Log In Click Exit Exit Click Master Bahan Baku dan Ada ROP Click Exit Click Master Bahan Baku Gambar 4.50 Navigation Diagram untuk Kepala Gudang Bahan Baku

129 237 Log In Exit Click Exit Click Master Produk Gambar 4.51 Navigation Diagram untuk Kepala Gudang Produk Jadi

130 238 Click Forecasting Click Exit Log In Click Exit Exit Click Optimalisasi Click Permintaan Bahan Baku Click Exit Click Penjadwalan Click Exit Gambar 4.52 Navigation Diagram untuk Kepala Produksi

131 239 Click Report Bahan Baku Click Exit Click Exit Click Report Product Click Exit Log In Exit Click Report Forecasting Click Exit Click Exit Click Report Penjadwalan Click Exit Click Report Permintaan Bahan Baku Click Report Optimalisasi Gambar 4.53 Navigation Diagram untuk Manager

132 Examples Berikut ini merupakan contoh window yang akan digunakan dalam sistem yang dirancang: Window Login Gambar 4.54 Window Login Ketika menjalankan aplikasi, window login adalah layar yang akan keluar sebelum kita memasuki main menu. Di dalam window ini, kita perlu memasukkan username dan password dan kemudian kita menekan tombol Submit untuk masuk ke main menu. Window Main Menu Gambar 4.55 Window Main Menu Di dalam main menu ini, terdapat 4 macam submenu yang dapat kita pilih.

133 241 Window User Gambar 4.56 Window User Window Master Data Window Proses Gambar 4.57 Window Master Data Gambar 4.58 Window Proses

134 242 Window Report Window Master Bahan Baku Gambar 4.59 Window Report Gambar 4.60 Window Master Bahan Baku Pada window ini, kepala gudang bahan baku dapat mengecek jumlah bahan baku yang ada dalam gudang bahan baku. Apabila ada bahan baku yang baru, maka user dapat add bahan baku yang baru yang ada pada tombol di

135 243 dalam menu ini. Apabila ingin menyimpan data terbaru, user dapat menekan tombol save. Apabila ingin kembali ke menu utama, maka user tinggal menekan tombol exit. Window ROP Gambar 4.61 Window ROP Apabila user menerima pemberitahuan mengenai ROP, maka user dapat melakukan pemesanan dengan cara memasuki jumlah pesanan, dan menekan tombol pesan. Apabila bahan baku yang dipesan telah diterima, maka user tinggal menekan tombol terima dengan demikian secara otomatis, jumlah bahan baku akan di update.

136 244 Window Konfirmasi Permintaan Bahan Baku Gambar 4.62 Window Konfirmasi Permintaan Bahan Baku Apabila user menerima pemberitahuan bahwa ada permintaan bahan baku dari bagian produksi, maka user tinggal menekan tombol lihat pesanan untuk mengetahui berapakah jumlah permintaan bahan baku. Apabila menekan tombol submit, maka secara otomatis jumlah bahan baku akan diupdate sesuai dengan jumlah permintaan bahan baku.

137 245 Window Master Product Gambar 4.63 Window Master Product Pada window ini, kepala gudang produk jadi dapat mengecek jumlah produk jadi yang ada dalam gudang produk jadi. Apabila ada produk yang baru, maka user dapat add produk yang baru yang ada pada tombol di dalam menu ini. Apabila ingin menyimpan data terbaru, user dapat menekan tombol save. Apabila ingin kembali ke menu utama, maka user tinggal menekan tombol exit.

138 246 Window Forecasting Gambar 4.64 Window Forecasting Untuk melakukan peramalan, user harus memilih dahulu produk mana yang akan diramal dan periode yang akan diramal. Setelah produk dipilih dan periode dipilih, user harus menekan tombol forecast dan sistem akan menampilkan jumlah peramalan sesuai dengan periode yang ingin diramal. Apabila ingin menyimpan data, maka user dapat menekan tombol save. Apabila ingin kembali ke menu utama, maka user tinggal menekan tombol exit

139 247 Window Optimalisasi Gambar 4.65 Window Optimalisasi Untuk melakukan perhitungan optimalisasi, maka user harus memasukan dahalu periode berapakah yang akan dihitung, karena sistem akan mengambil data peramalan yang telah dihitung sebelumnya. Selanjutnya, user memilih produk mana saja yang ingin dihitung jumlah optimalisasinya dan menekan tombol add dan diulang apabila ingin menambahkan produk yang akan dihitung. Apabila produk telah dimasukkan, maka untuk melakukan perhitungan user harus menekan tombol solve agar sistem melakukan perhitungan. Dan user dapat melihat berapakah jumlah produk yang harus diproduksi agar mencapai keuntungan maksimum dan sistem menampilkan pula jumlah maksimum profitnya. Apabila user ingin menyimpan data, maka user harus menekan tombol

140 248 save. Dan bila user ingin kembali ke menu utama, user tinggal menekan tombol exit. Window Penjadwalan Gambar 4.66 Window Penjadwalan User harus memilih periode penjadwalan terlebih dahulu. Kemudian user tinggal menekan tombol jadwal untuk mengetahui penjadwalannya dan berapakah nilai MFT dan Makespannya. Apabila user ingin menyimpan data, maka user harus menekan tombol save. Dan bila user ingin kembali ke menu utama, user tinggal menekan tombol exit.

141 249 Window Permintaan Bahan Baku Gambar 4.67 Window Permintaan Bahan Baku Apabila ingin melakukan permintaan bahan baku, user harus memilih produk apa saja yang akan diproduksi dan memasukkan jumlahnya pula. Kemudian user menekan tombol add dan diulang sampai user selesai memilih produk dan jumlah yang akan diminta bahan bakunya. Setelah itu, user menekan tombol request untuk mengetahui berapa jumlah yang harus diminta dan secara otomatis permintaan bahan baku akan disampaikan oleh sistem ke bagian bahan baku. Apabila user ingin melakukan pencetakkan laporan. Maka user tinggal menekan tombol print. Dan bila user ingin kembali ke menu utama, user tinggal menekan tombol exit.

142 250 Window Report Bahan Baku Gambar 4.68 Window Report Bahan Baku User harus memilih bahan baku mana saja yang akan dicetak laporannya. Kemudian, user memilih periode yang akan dibuat laporannya. Kemudian user menekan tombol print sehingga akan masuk ke window baru yaitu window report. Untuk melakukan pencetakkan laporan, user tinggal menekan tombol icon printer. Dan bila user ingin kembali ke menu utama, user tinggal menekan tombol exit. Window Report Product Gambar 4.69 Window Report Product

143 251 User harus memilih produk mana saja yang akan dicetak laporannya. Kemudian, user memilih periode yang akan dibuat laporannya. Kemudian user menekan tombol print sehingga akan masuk ke window baru yaitu window report. Untuk melakukan pencetakkan laporan, user tinggal menekan tombol icon printer. Dan bila user ingin kembali ke menu utama, user tinggal menekan tombol exit. Window Report Forecasting Gambar 4.70 Window Report Forecasting User harus memilih data peramalan mana saja yang akan dicetak laporannya. Kemudian, user memilih periode yang akan dibuat laporannya. Kemudian user menekan tombol print sehingga akan masuk ke window baru yaitu window report. Untuk melakukan pencetakkan laporan, user tinggal menekan tombol icon printer. Dan bila user ingin kembali ke menu utama, user tinggal menekan tombol exit.

144 252 Window Report Optimalisasi Gambar 4.71 Window Report Optimalisasi User harus memilih data optimalisasi mana saja yang akan dicetak laporannya. Kemudian, user memilih periode yang akan dibuat laporannya. Kemudian user menekan tombol print sehingga akan masuk ke window baru yaitu window report. Untuk melakukan pencetakkan laporan, user tinggal menekan tombol icon printer. Dan bila user ingin kembali ke menu utama, user tinggal menekan tombol exit. Window Report Penjadwalan Gambar 4.72 Window Report Penjadwalan

145 253 User harus memilih data penjadwalan mana saja yang akan dicetak laporannya. Kemudian, user memilih periode yang akan dibuat laporannya. Kemudian user menekan tombol print sehingga akan masuk ke window baru yaitu window report. Untuk melakukan pencetakkan laporan, user tinggal menekan tombol icon printer. Dan bila user ingin kembali ke menu utama, user tinggal menekan tombol exit. Window Report Permintaan Bahan Baku Gambar 4.73 Window Report Permintaan Bahan Baku User harus memilih data permintaan bahan baku mana saja yang akan dicetak laporannya. Kemudian, user memilih periode yang akan dibuat laporannya. Kemudian user menekan tombol print sehingga akan masuk ke window baru yaitu window report. Untuk melakukan pencetakkan laporan, user tinggal menekan tombol icon printer. Dan bila user ingin kembali ke menu utama, user tinggal menekan tombol exit.

146 Recommendation The System s Usefulness and Feasibility Bagi bagian produksi, sistem ini dapat membantu kepala produksi untuk menentukan berapakah jumlah optimal produk yang harus diproduksi untuk mencapai keuntungan yang maksimal pula. Setelah itu, dengan adanya penjadwalan yang baik, PT.Tritunggal Delta Sejahtera dapat melakukan produksi dengan waktu produksi atau makespan dan flowtime yang terkecil. Sistem ini juga dapat membantu kepala produksi dalam menentukan jumlah bahan baku yang harus digunakan, karena sistem akan secara otomatis menghitung jumlah kebutuhan bahan baku yang harus digunakan sesuai dengan formulasi yang telah ada. Bagi bagian gudang bahan baku, sistem ini dapat membantu kepala gudang dalam transaksi bahan baku yang masuk maupun keluar. Karena selama ini bagian bahan baku tidak mengetahui secara real berapakah stock yang dimiliki PT.Tritunggal Delta Sejahtera. Sistem ini juga secara otomatis akan memberi peringatan (signal) apabila bahan baku menunjukkan reorder point dan berapakah jumlah pemesanan bahan baku optimal yang harus dipesan agar mencapai nilai yang paling ekonomis. Dan sistem ini membantu secara otomatis supaya bagian pembelian dapat melakukan pemesanan bahan baku ke supplier. Bagi manager, sistem ini akan membantu dalam menghasilkan laporan secara periodik sehingga dapat memberi masukkan bagi manajer dalam pengambilan keputusan. Bagi peneliti sendiri, sistem ini layak secara teknis untuk diterapkan pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera karena saat ini perusahaan ini sedang mengalami perkembangan yang pesat dimana perusahaan harus memiliki sebuah sistem informasi

147 255 yang efektif dan efisien agar dapat memberikan keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan perusahaan yang lain Strategy Sistem yang dikembangkan diujicobakan terlebih dahulu kepada user sebelum kemudian diimplementasikan. User mencakup manajer, kepala produksi, dan kepala gudang bahan baku. Sistem diterapkan dengan strategi parallel conversion, dimana penerapan sistem baru berjalan bersamaan dengan sistem manual yang sudah ada saat ini. Strategi ini ditujukan agar user menjadi lebih terbiasa dengan adanya sistem baru dan kemudian secara perlahan tapi pasti akan beralih menerapkan sistem baru secara keseluruhan Development Economy Sistem yang dirancang membutuhkan pengembangan dari beberapa orang untuk dapat mengembangkan sistem scara fokus dan detil. Sistem yang dikembangkan direncanakan untuk selesai kurang lebih dalam empat bulan. Berikut ini merupakan rincian dari perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk SDM, biaya perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan jaringan yang dibutuhkan (network):

148 SDM - Project Manager 1 orang Rp ,- per minggu Lama kerja 10 minggu Biaya : 1 x Rp ,- x 10 minggu = Rp ,- - System Analyst: 1 orang Rp ,- per minggu Lama kerja 8 minggu 1 x x 8 minggu = Rp ,- - Programmer 2 orang Rp ,- per minggu Lama kerja 8 minggu 2 x x 8 minggu = Rp ,- - Database administrator 1 orang Rp ,- per minggu Lama kerja 6 minggu 1 x x 6 minggu = Rp ,- Total Biaya SDM = Rp ,-

149 Hardware Client 4 buah PC dengan spec: Processor Pentium IV 2,4 GHz = Rp ,- Hard Disk 80GB. = Rp ,- Motherboard = Rp ,- DVD Rom = Rp ,- Memory DDRAM 512MB. = Rp ,- TOTAL = Rp ,- 4 Buah PC = Rp ,- 2 buah Rp ,- = Rp ,- 4 buah keyboard + Rp ,- = Rp buah Rp ,- = Rp ,- 4 buah Monitor CRT@Rp ,- = Rp ,- + Total Biaya Client = Rp ,- Server Processor Pentium IV 3,0 GHz = Rp ,- Hard Disk 160 G. = Rp ,- Motherboard = Rp ,- DVD RW = Rp ,- Memory DDRAM 2GB = Rp ,- UPS = Rp ,-+ Total Biaya Server = Rp ,-

150 258 Total Biaya Hardware = Rp ,- 3. Software 4 Windows XP SP Rp ,- = Rp ,- 1 Windows Server Rp , = Rp ,- 1 Microsoft office 2003@ Rp ,- = Rp ,- Crystal Report Rp ,- = Rp ,-+ TOTAL Biaya Software = Rp ,- 4. Network 4 buah Switcher@ Rp ,- = Rp ,- 1 buah Rp ,- = Rp ,- 1 buah ,- = Rp ,- Kabel LAN = Rp ,- Total Biaya Network = Rp ,- Jadi Total Biaya yang harus dikeluarkan untuk SDM, Hardware, Software, dan Network adalah Rp ,-

151 Design Document The Task Purpose Tujuan dari pembuatan sistem ini adalah untuk mendukung kegiatan produksi, penjadwalan penggunaan mesin, dan mendukung sistem persediaan bahan baku pada PT. Tritunggal Delta Sejahtera. Sistem ini akan membantu dalam pembuatan laporan, pembuatan surat permintaan barang, pembuatan penjadwalan dan optimalisasi produksi, peramalan, dan pemesanan bahan baku Correction to The Analysis Dalam perancangan sistem, dibuatkan beberapa perbaikan pada analisis dokumen yang telah dirancang sebelumnya. Perbaikan tersebut adalah dengan membuat revise class diagram yang lama menjadi class diagram yang baru. Revise class diagram tersebut ditinjau dari segi atribut dan operation pada class diagram yang sudah ada sebelumnya.

152 Quality Goals Sistem ini dirancang dengan memprioritaskan beberapa criteria. Dengan adanya penentuan criteria tersebut, maka sistem ini yang akan dirancang memiliki nilai-nilai yang jelas. Tabel 4.53 Quality Goals Kriteria Usable Secure Efficient Correct Reliable Maintainable Testable Flexible Comprehensible Reusable Portable Interoperable Sangat penting Penting Kurang penting Tidak relevan Mudah dipenuhi Keterangan dari setiap kriteria dari sistem adalah sebagai berikut: 1. Kriteria usable dianggap sangat penting karena sistem memang dirancang untuk dapat beradaptasi pada organisasi secara keseluruhan, pada pekerjaan (proses bisnis) yang terdapat didalam perusahaan dan juga secara teknis. 2. Kriteria secure dianggap penting karena sistem yang dibuat haruslah aman dalam segi pengaksesan untuk mencegah terjadinya akses ilegal yang dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang. 3. Kriteria efficient dianggap penting karena sistem yang dibangun harus berjalan sesuai dengan yang kemampuannya.

153 Kriteria correct dianggap sangat penting karena sistem yang dibangun harus sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan yaitu dalam membantu memecahkan masalah perencanaan produksi, penjadwalan, dan sistem persediaan. 5. Kriteria reliable dianggap sangat penting karena fungsi dari sistem harus dapat bekerja secara tepat untuk membantu memecahkan permasalahan yang terjadi. 6. Kriteria maintainable dianggap penting, dimana sistem yang dibangun harus mudah untuk diperbaiki dan dijaga dengan biaya yang sesuai dengan kemampuan organisasi. 7. Kriteria testable dianggap penting karena sistem yang dibangun harus dapat diuji semua fungsinya dengan biaya yang sesuai dengan kemampuan organisasi. 8. Kriteria flexible dianggap sangat penting karena sistem yang dibangun diharapkan dapat dikembangkan lagi, tidak hanya untuk mengoptimalisasi produk produk merk evalux saja, tetapi untuk semua jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan. 9. Kriteria comprehensible dianggap sangat penting karena sistem yang dibangun harus mudah untuk dipahami oleh pemakai sehingga dapat memperlancar proses kerja dari pemakai. 10. Kriteria reuseable dianggap sangat penting karena sistem yang dibangun diharapkan dapat digunakan pula untuk kepentingan lain atau sistem lainnya yang berkaitan dengan sistem yan dibangun. 11. Kriteria portable dianggap penting karena sistem yang dibangun diharapkan dapat dipindahkan ke teknikal platform lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya kemungkinan terjadinya upgrading teknikal platform oleh perusahaan di masa yang akan datang.

154 Kriteria interoperable dianggap penting, karena diharapkan agar sistem yang dikembangkan dapat berjalan pada sistem lainnya Technical Platform Equipment Technical Platform untuk sistem informasi pengendalian persediaan di PT.Tritunggal Delta Sejahtera akan menggunakan perlengkapan, bahasa pemograman, interface dan bahasa design yang mudah baik dalam pengembangan maupun pemeliharaannya, yaitu sebagai berikut : Client Kebutuhan peralatan dan perlengkapan perangkat keras untuk merancang sistem informasi ini untuk ditempatkan di client, antara lain : Komputer PC dengan Processor Pentium IV 2,4 GHz Memory DDRAM 512MB. Hard Disk 80GB. Monitor, mouse, keyboard, printer Jaringan UPS (Uninterruptable Power Supply) Server Kebutuhan peralatan dan perlengkapan perangkat keras untuk merancang sistem informasi ini untuk ditempatkan di server, antara lain : Komputer PC dengan Processor Pentium IV 3,0GHz Memory DDRAM 2GB.

155 263 Hard Disk 160GB Monitor, mouse, keyboard, printer Jaringan UPS (Uninterruptable Power Supply) Kepala Produksi c Switch Kepala Gudang Produk Jadi SERVER Kepala Gudang Bahan Baku Switch Router Switch Switch SERVER Manager Gambar 4.74 Jaringan Komputer PT.Tritunggal Delta Sejahtera

156 System Software Sistem operasi untuk komputer client dapat menggunakan Windows XP Professional Service Pack 2 yang dilengkapi dengan.net Framework 3.5. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah C Sharp.NET Kemudian untuk aplikasi databasenya menggunakan Microsoft Acces Sistem operasi untuk komputer server dianjurkan menggunakan Windows Server 2003, dengan aplikasi database Microsoft Access System Interface Selain PC, sistem juga akan membutuhkan perlengkapan lain yang akan menghubungkan system interface lainnya seperti printer untuk mencetak dokumen dan laporan dan switch server untuk keperluan jaringan Design Language Dokumentasi perancangan ini dibuat dengan menggunakan notasi Unified Modelling Language (UML), berdasarkan pada perancangan berorientasi objek menurut Mathiassen dan Bennet untuk sequence diagram Architecture Component Architecture Pola arsitektur komponen yang digunakan pada sistem ini adalah pola client server centralized data dimana pada client menggunakan user interface dan function, sedangkan pada server menggunakan model. Pada component client terdapat component

157

158

159 Standards Rancangan sistem dibuat dengan desain standar window yang dapat menampilkan suatu pesan pada window yang dapat menampilkan suatu pesan pada window jika terjadi kesalahan pada waktu menjalankan sistem. Gambar 4.77 Window Ketika kode bahan baku tidak diisi Gambar 4.78 Window Ketika kode product tidak diisi Gambar 4.79 Window Ketika Data yang dicari tidak ada Gambar 4.80 Window ketika data tahun tidak diisi

160 Components User Interface Component << component>> UI Control << component>> Window << component>> Print Login Peramalan Report Bahan Baku Report Optimalisasi Main Menu Optimalisasi Report Produk Jadi Report Penjadwalan Master Bahan Baku Penjadwalan Report Peramalan Report Permintaan Bahan Baku Master Produk Jadi Permintaan Bahan Baku Report Bahan Baku Report Optimalisasi Report Produk Jadi Report Penjadwalan Report Peramalan Report Permintaan Bahan Baku << component>> UI Library Window Print Gambar 4.81 User Interface Component Diagram

161

162

OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM

OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM Niken Parwati¹, Erwin Kurnia Iwan¹ ¹Program Studi Teknik Industri Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 6 BAB PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA.1 Pengumpulan Data Data-data untuk penelitian ini didapatkan dengan melakukan observasi dan pengamatan di PT. Metiska Farma, data-data ini akan dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data 5.1.1 Data Umum Produk Perusahaan menggunakan batch sebagai satuan dalam produksi, dimana 1 batch adalah sebesar : 1. Spon untuk ukuran 9

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Berikut merupakan variabel yang digunakan dalam pemecahan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : Data historis penjualan yang akan digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Variabel Berikut variabel yang digunakan dalam pemecahan masalah pada penelitian ini yaitu: - Data historis penjualan yang kemudian digunakan untuk menentukan target

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 65 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Kebutuhan Komponen Dalam pembuatan cat, diperlukan beberapa komponen yang menyusun terbentuknya cat tersebut menjadi produk jadi. Data

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Gambar 3.1 di bawah ini merupakan alur dari metodologi penelitian dan pemecahan masalah produksi webbing setengah jadi pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk menganalisi permasalahan pengoptimalan produksi, diperlukan data dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Untuk melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan perencanaan bahan baku di PT. Mitra Manis Sentosa, maka dibawah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Plotting Data Bahan baku komponen yang dipakai untuk membuat panel listrik jumlahnya cukup banyak dan beragam untuk masing-masing panel listrik yang dibuat. Jadi, penggunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 31 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Riset Operasi (RO) adalah suatu ilmu yang berusaha untuk memecahkan masalah dengan mencari suatu keputusan yang paling optimum dari pembatasan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Pada model Linear Programming untuk optimalisasi produksi terdiri dari beberapa variabel. Berikut adalah variabel yang digunakan dalam model Linear Programming:

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data 4.1.1. Data Waktu Siklus Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan operator untuk melakukan pekerjaan dalam kondisi sewajarnya. Waktu siklus

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung proses penelitian yang akan dibuat agar penelitian dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pengumpulan Data Untuk EOQ Dalam melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan di PT. Primatama Konstruksi departemen PPIC

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi yang dipakai dalam pemecahan masalah merupakan penerapan dari metode perbaikan proses berkesinambungan (Continuous Prosess Improvement)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan metode digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT X merupakan industri makanan di Depok yang memproduksi roti dengan 23 varian roti. Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini adalah sering terjadinya over stock dan terkadang lost sales yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 54 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian 55 3.2 Observasi Lapangan Observasi lapangan ini dilakukan di PT. Metiska Farma

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masingmasing

BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masingmasing BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI 3.1 Metode Dekomposisi Prinsip dasar dari metode dekomposisi deret berkala adalah mendekomposisi (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PD BLESSING adalah sebuah perusahaan di Kota Bandung yang memproduksi pakaian bayi (Jumper). Perusahaan memproduksi barang sesuai dengan pesanan konsumen (job order). Pesanan dari konsumen dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember USULAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TINTA JENIS BW NEWS PERFECTOR BLACK-G YANG OPTIMAL UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVENTORI PROBABILISTIK STUDI KASUS DI PT REMAJA

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7 DAFTAR ISI Halaman Lembar Judul...i Lembar Pengesahan...ii Lembar Pernyataan...iii Kata Pengantar...iv Daftar Isi...vi Daftar Tabel...x Daftar Gambar...xii Daftar Persamaan...xiii Daftar Lampiran...xv

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Data 5.1.1 Pembuatan Daftar Pemesan Rutin ke Perusahaan Berdasarkan data yang diterima dari perusahaan, terdapat total delapan perusahaan yang secara rutin per

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, dunia manufakturpun ikut berkembang dengan pesatnya. Persaingan menjadi hal yang sangat mempengaruhi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2007/2008 OPTIMASI PROSES PRODUKSI UNTUK PRODUK MAKANAN DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING (ILP) PADA PT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Menurut Sofyan Assauri (1984) dalam melakukan kegiatan usaha, setiap perusahaan harus memperkirakan semua yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 88 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. FEDERAL KARYATAMA (PT. FKT) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi oli pelumas, dan memulai usaha pada tahun 1989. PT. FKT pada saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Yang Dihasilkan PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah perusahaan yang memproduksi pipa berdasarkan pesanan (make to order), tetapi ada pula beberapa produk yang diproduksi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tujuan bab ini adalah memberikan

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi... ABSTRAK Perusahaan Biskuit X merupakan perusahaan swasta yang berdiri pada tahun 1995 dan memproduksi biskuit marie yang dipasarkan ke beberapa kota di Pulau Jawa. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Optimalisasi Produksi dan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING Joko Susetyo, Imam Sodikin, Adityo Nugroho Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains

Lebih terperinci

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan 1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Agronesia INKABA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang mempoduksi produk terknik berbahan baku karet. Sistem produksi di perusahaan ini adalah mass production dan job

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan untuk kelancaraan kontinuitas usahanya dan mampu bersaing

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KUE BOLU BERDASARKAN RAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MODEL P (STUDI KASUS: P.IRT FOKER CAKE)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KUE BOLU BERDASARKAN RAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MODEL P (STUDI KASUS: P.IRT FOKER CAKE) PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KUE BOLU BERDASARKAN RAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MODEL P (STUDI KASUS: P.IRT FOKER CAKE) Eman Lesmana 1), Julita Nahar 2), Wahyu Suseno Rizkiyanto 3) Departemen Matematika,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sejumlah penelitian yang berkaitan dengan penjadwalan produksi telah dilakukan, antara lain oleh Wigaswara (2013) di PT Bejana Mas Perkasa.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008 USULAN MODEL OPTIMASI BIAYA PRODUKSI PRODUK WEBBING DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING BERDASARKAN

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA

ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA Aris Setiawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 282A9294@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian sangat berperan penting untuk menyelesaikan masalah secara sistematis dan memberikan solusi yang teratur dan terarah sesuai dengan tujuan penulisan skripsi

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK P.T. Indo Extrusions adalah perusahaan yang berskala internasional dan bergerak di bidang pengolahan logam nonferos terutama alumunium. Terletak di jalan Leuwi Gajah No. 134, Cimindi, Cimahi menerapkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS) 11 Dinamika Teknik Juli PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS) Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. VII, No. 2

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 51 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi 2.1.1 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan penentuan arah awal dari tindakan yang harus dilakukan di masa yang akan datang,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam analisis pada PT.Tirta Aroma Sari, yang terkait dengan peramalan permintaan, persediaan, dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, persaingan di dunia usaha sangatlah ketat. Banyak perusahaan berusaha menggunakan strategi cost leadership. Menurut Porter di dalam buku Strategic

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci