BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL
|
|
- Devi Siska Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 16 BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL 3.1 Definisi Rem Rem adalah elemen mesin untuk memperlambat atau menghentikan putaran poros, dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki. Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan. Rem gesekan berdasarkan bentuk, dan penempatan bahan gesek terhadap bidang geseknya dapat diklarifikasikan sebagai berikut: a. Rem blok, yang dapat dibagi lagi atas rem blok tunggal, dan ganda. b. Rem drum atau tromol, biasa digunakan pada roda belakang otomotif. c. Rem cakram, sering digunakan pada roda depan otomotif. d. Rem pita, digunakan pada alat Derek. 3.2 Rem Tromol Salah satu jenis rem yang banyak digunakan dalam Teknik kendaraan adalah tipe internal expanding brake atau yang lebih dikenal dengan istilah drum brakes (rem tromol). Rem ini memakai sepasang semi circulator shoc (sepatu) dan biasanya memakai sistem hidrolik. Rem jenis ini dapat menghasilkan gaya pengereman yang besar, dimensi rem yang kecil, dan umur sepatu yang relatif lama. Kelemahan jenis rem ini adalah pelepasan panas ke lingkungan kurang baik. Gambar 3.1 Rem Tromol
2 17 Bahan rem harus memenuhi persyaratan keamanan, ketahanan dan dapat mengerem dengan halus. Di samping itu juga harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi, keausan yang kecil, kuat, tidak melukai permukaan drum, dan dapat menyerap getaran. Karakteristik gesekan dari beberapa macam bahan gesek diperlihatkan pada gambar berikut ini. 1. Damar cetak A (µ tinggi) 2. Setengah logam (µ sedang) 3. Logam (µ rendah) 4. Tenunan tekstil khusus 5. Damar cetak B (µ rendah) 6. Karet cetak 7. Rol Temperatur permukaan gesek ( C) Gambar 3.2 Karakteristik bahan gesek terhadap temperature Tekanan yang diizinkan Pa (kg/mm 2 ) untuk bahan-bahan yang bersangkutan diperlihatkan dalam table berikut ini. Tabel 3.1 Koefisien gesek dan tekanan rem Bahan Cakram Bahan Gesek Koefisien Gesek µ Besi cor Besi cor Besi cor Besi cor Perunggu Kayu Tenunan Cetakan (pasta) Paduan sinter Tekanan Permukaan Pa (kg/mm 2 ) Keterangan Kering Dilumasi Kering Dilumasi Dilumasi Kapas, asbes Damar, asbes, setengah logam Logam Catatan: Jika kecepatan slip dan gaya tekan bertambah, maka µ berkurang Dalam perencanaan rem, persyaratan terpenting yang harus diperhatikan adalah besarnya momen pengereman yang harus sesuai dengan yang diperlukan. Di samping itu, besarnya energi yang diubah menjadi panas harus pula
3 18 diperhatikan, terutama berhubungan dengan bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang berlebihan bukan hanya akan merusak lapisan bahan gesek, tetapi juga akan menurunkan koefisien gesekan. Jika gaya rem persatuan luas adalah p (kg/mm 2 ) dan kecepatan keliling drum rem adalah v (m/s), maka kerja gesekan persatuan luas permukaan gesek persatuan waktu, dapat dinyatakan dengan µpv (kg.m/mm 2.s). Besaran ini disebut kapasitas pengereman. Bila suatu permukaan rem terus-menerus bekerja, jumlah panas yang timbul pada setiap 1mm 2 permukaan gesek tiap detik adalah sebanding dengan µpv. Dalam satuan panas besaran tersebut dapat ditulis sebagai µpv/860 (Kcal/(mm 2.s)). Bila harga µpv pada suatu rem lebih kecil dari pada harga batasnya. Maka pemancaran panas akan berlangsung dengan mudah, dan sebaliknya akan terjadi bila harga tersebut melebihi batas, yang dapat merusak permukaan lapisan gesek. Harga batas yang tepat dari µpc tergantung pada macam dan konstruksi rem serta bahan lapisannya. Namun demikian, pada umumnya kondisi kerja juga mempunyai pengaruh sebagai berikut: Tabel 3.2 Batas harga µpv pada pengaruh kondisi kerja Batas Harga µpv Pengaruh Kondisi Kerja Kg.m / (mm 2.s) 0.1 < x 0.3 Radiasi panas sangat baik 0.06 < x 0.1 Untuk pemakaian jarang dengan pendinginan radiasi biasa 0.06 Untuk pemakaian terus-menerus Drum biasanya dibuat dari besi cor atau baja cor. Blok rem merupakan bagian yang penting. Dahulu biasanya dipakai besi cor, baja, perunggu, kuningan, tenunan, asbes, pasta asbes, serat, kulit, untuk bahan gesek, tetapi akhir-akhir ini banyak dikembangkan bahan gesek dari ferodo.
4 Gambar Rem Tromol dan Bagiannya Gambar perencanaan rem tromol (Drum Brakes) dapat dilihat pada gambar berikut ini. Keterangan gambar. 1. Piston penekan 10. Bantalan 2 2. Bidang gesek (pad) 11. Karet rem 3. Penutup drum 12. Karet piston 4. Drum 13. Pen pegas 5. Silinder blok 14. Pegas penarik 6. Hub 15. Baut 7. Poros 16. Mur pengunci 8. Sepatu rem 17. Penjepit sepatu 9. Bantalan 1 Gambar 3.3 Komponen-komponen rem tromol
5 Cara Kerja Rem Tromol Prinsip kerja rem tromol dengan sistem hidrolik cukup sederhana. Drum berputar bersama dengan roda sedangkan sepatu dipasang pada axle housing sehingga sepatu tidak ikut berputar. Ketika pengemudi menginjak pedal rem, maka akan terjadi tekanan hidrolik pada master silinder yang kemudian diteruskan pada wheel cylinder. Wheel cylinder ini akan menekan sepatu rem sehingga sepatu rem akan bergesekan dengan permukaan dalam drum. Gaya gesek yang akan terjadi antara sepatu rem dan permukaan dalam silinder akan mengurangi kecepatan putaran poros. Akibat laju kendaraan akan berkurang. Kemudian untuk mengembalikan posisi sepatu rem ke kedudukannya semula sewaktu rem dilepas biasa digunakan sistem pegas. 3.5 Data-Data Teknis Gambar 3.4 Pembebanan saat pengereman Untuk perhitungan di bawah ini saya menggunakan data-data teknis dari mobil TOYOTA KIJANG jenis minibus model deluxe SSX Wk Berat kosong kendaraan = 1220 kg Wp Berat penumpang dengan asumsi untuk kapasitas 5 orang dengan berat rata-rata 60 kg = 300 kg Wt Berat total kendaraan = Wk + Wp = 1520 kg Wd Berat pada gandar depan = 0.4 Wt = 608 kg
6 21 Wb Beban pada gandar belakang = 0.6 x Wt = 912 kg L Jarak gandar = 2300 mm H Tinggi kendaraan = 1790 mm h Tinggi titik berat = H / 3 = 1790 / 3 = 596,67 mm pwd Tekanan minyak roda depan = 80 kg/cm 2 = 0,8 kg/mm 2 pwb Tekanan minyak roda belakang = 58 kg/cm 2 = 0,58 kg/mm Perhitungan Rem Tromol Direncanakan: S Jarak pengereman = 100 m, pada V Kecepatan rata-rata = 120 km/jam atau 33,33 m/s Perhitungan pengereman: µ Besar koefisien gesek ban dan jalan = 2 v 2Sg α Perlambatan = µ g = 2 33,33 2.(100).9,81 = 0,57 te Waktu pengereman = α v = (0,57).9,81 = 5,59 m/s 2 = 33,33 5,59 Ek Energi kinetik kendaraan = = 5,96 detik = 6 detik W t 2 g. v (9.81) =.( 33,33 ) 86062, 8 = kgm Beban dinamis: h WdD Beban dinamis pada roda depan = W + W x µ x l d t
7 22 = x 0,57 x = 832,76 kg h WdB Beban dinamis pada roda belakang = W W x µ x l b t = x 0.57 x = 687,24 kg 596, , Gaya pengereman yang diperlukan untukmenghentikan kendaraan: BiD Pada gandar depan = µ. WdD = 0,57.(832,76) = 474,67 kg BiB Pada gandar belakang = µ. WdB = 0,57.(687,24) = 391,73 kg Untuk bahan gesek berupa cetakan FERODO dengan baja cor harga koefisien geseknya, µd = 0.,46 pada tekanan permukaan yang diizinkan, pa = 10 kg/cm Pehitungan luas bidang gesek Direncanakan: R1 Jari-jari luas bidang gesek = 100 mm R2 Jari-jari dalam bidang gesek = 97 mm θ Besar sudut kontak bidang gesek = 90 Z Banyak kerja rem per jam = 80 kali / jam L Waktu pemakaian rem = 600 jam Ak Kerja untuk menghabiskan bahan Gesek persatuan volume = 75 dk / cm 3 Diketahui: Nmax Daya maksimum = 75 PS n Putaran = 5000 rpm
8 23 Maka: Rm Jari-jari rata-rata pad = = R 1+ R = 98,5 mm Mp Momen puntir = N max n Mg Momen geser = (1,5 2). Mp 2π n 2π.5000 W = = Ag Kerja yang hilang = 75 = = 1074,3 kg cm 5000 = kg mm = 1, = 16114,5 kg mm = 523,6 rad/det M g. w. te 2 Ng Daya kerja yang hilang = Fk tot Luas total bidang gesek = P Panjang bidang gesek = 16,1145.(523,6).6 = = 25312, 66 kgm 2 A A Z k g ,66x80 = = 3, 75 dk 150x3600 N. L g A.α k 3,75x600 = = 60 cm 2 = 6000 mm 2 150x0,25 θ x 360 2π.Rm 90 x 2π 98, 5 = 154,72 mm 360
9 24 1 F1/2 Luas satu bidang gesek = x F ktot 2 = 2 1 x 60 = 30 cm 2 = 3000 mm 2 B Lebar bidang gesek = F 1 / 2 P = 3000 = 19, 4 mm 154, Perhitungan diameter piston penekan F Gaya yang timbul pada bidang gesek = pa. Ar = 0,1. (6000) = 600 kg F 600 Ac Luas penampang piston penekan = = = 1034, 48 mm 2 0,58 P wb Dc Diameter piston penekan = 4.A c π = ,48 π = 36,29 mm BdB Kemampuan pengereman pada gandar belakang = 2.( 2 R µ d ).Pwb.Ac. m Rban 98,5 = 2.(2 x 0,46).0,58 x 1034,48 x 217,5 = 499,97 kg
10 Perancangan poros Gambar 3.5 Letak bantalan dan pembebanan pada poros Keterangan gambar: LA = 25 mm L1 = 30 mm LB = 12,5 L = 70 mm Gaya-gaya yang bekerja pada poros: W db 687,24 Psb Beban pada poros roda belakang = = = 343, 62 kg 2 2 Pra Gaya radial pada bantalan A = P. L L A sb B + L 343,62.12,5 = = 114, 54 kg ,5 PrB Gaya radial pada bantalan B = Psb Pra = 343,62 114,54 = 229,08 kg MID Momen lentur pada poros roda belakang = Pra.L1 + Prb.L = 114,54.(30) + 229,08.(70) = 19471,8 kgmm B
11 26 Bahan poros ditentukan BD 60 yang memiliki kekuatan tarik,σ = 60 kg/mm 2 dan faktor keamanan, Sf = 8 σ 60 σ bol kekuatan tarik yang diperbolehkan = = = 7, 5 Sf 8 kg/mm 2 M id ,8 Ds Diameter poros = 3 = 3 = 29, 6 σ 7,5 bol mm Maka diambil poros dengan diameter 30 mm Perancangan bantalan Direncanakan: Lh Umur dari bantalan = jam v 2000( m / menit) n Jumlah putaran per menit = = = 1463, 5 rpm π. D 2x0,2175. π 33,3 fn Faktor putaran = n 1 3 ban = 1500 rpm = 1 33, = 0,28 Lh fh Faktor umur = 500 Faktor lainnya: = = 3,68 X = 1 Y = 0 V = 1
12 27 Gambar 3.6 Bentuk FAG Tapered Roller Bearings Untuk bantalan A PA Beban yang bekerja pada bantalan A = X.V.Pra + Y.PaA = (1).(1).114,54 + (0).PaA = 114,54 kg f h 3,68 C Beban dinamis = P = 114,54 = 1505, 38 kg f 0,28 n Untuk ukuran poros dengan diameter 40 mm, maka bantalan yang akan digunakan adalah tipe FAG 32008XA, dengan C Kapasitas beban dinamis = 45,5 kn = N = 4642,86 kg Co Kapasitas beban statis = 39,0 kn = N = 3979,60 kg Untuk bantalan B PB Beban yang bekerja pada bantalan B = (1).(1).229,08 + (0).PaB = 229,08 kg 3,68 C Beban dinamis = 229,08. = 3010, 76 kg 0,28
13 28 Untuk ukuran poros dengan diameter 35 mm, maka bantalan yang akan digunakan adalah tipe FAG 30207A, dengan C Kapasitas beban dinamis = 45,5 kn = N = 4642,86 kg Co Kapasitas beban statis = 34,0 kn = N = 3469,39 kg Perancangan baut Untuk perancangan baut ini dipilih bahan BD 60 yang memiliki σ Kekuatan tarik = 60 kg/mm 2 Sf Faktor keamanan = 7 σ 60 σ bol Kekuatan tarik yang diperbolehkan = = = 8, 57 kg/mm 2 Sf 7 σ bol 8,57 τ bol Tegangan geser yang diperbolehkan = = = 4, 95 kg/mm Gambar 3.7 Jenis-jenis kerusakan pada baut Perancangan baut penutup lubang buang udara Pw Gaya tekan minyak = 58 kg/cm 2 P Gaya yang ditahan oleh baut = 1,6 kg/mm 2 Dk Diameter baut = 4. P π.σ bol 4.(1,6) = = 0,4 mm π.(4,95) Maka diambil baut M 4
14 Perancangan baut pengikat ban Diketahui: T Momen puntir mesin 16,5 kgm pada putaran 2400 rpm I5 Perbandingan gigi mundur = 4,743 IF Perbandingan gigi akhir = 1 : 4,1 n Jumlah baut = 4 buah D Diameter peletakan baut = 120 mm Maka: Tg Momen puntir maksimal pada gigi mundur = T I 5 Tb Momen puntir pada saat pengereman = F(2. µ ).Rm 2T P Gaya pada baut = b nd 2.(63434) = = 264,31kg 4.(120) I F 16,5 4,743 = = 19, 09 kgm 4,1 d = 700(2 x 0,46) (98,5) = kgmm Dp Diameter inti baut = Maka diambil baut M 9 = 4. P π. τ bol 4.(264,31) π.(4,95) = 8,25mm Perancangan baut pengikat hub dengan drum Diketahui: n jumlah baut 4 buah D Diameter peletakan baut = 130 mm
15 30 Maka: T b 2 2.(63434) P Gaya pada baut = = = 243, 97 nd 4.(130) kg 4. P 4.(243,97) Dp Diameter inti baut = = = 7, 92 mm. τ π.(4,95) Maka diambil baut M 10 π bol
Fungsi Utama Rem: Menghentikan putaran poros Mengatur Putaran Poros Mencegah Putaran yang tak dikehendaki. Fungsi rem selanjutnya?
Fungsi Utama Rem: Menghentikan putaran poros Mengatur Putaran Poros Mencegah Putaran yang tak dikehendaki Fungsi rem selanjutnya? Cara Kerja Rem Rem:: 1. Secara Mekanis : dengan gesekan 2. Secara Listrik
Lebih terperinciELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015
ELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani 13320001 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015 Defenisi Rem REM merupakan salah satu elemen paling dalam kendaraan
Lebih terperinciAnalisis Gaya Pada Rem Tromol (drum brake) Untuk Kendaraan Roda Empat. Ahmad Arifin
Analisis Gaya Pada Rem Tromol (drum brake) Untuk Kendaraan Roda Empat Ahmad Arifin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok Jawa Barat INDONESIA
Lebih terperinci1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral
Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakkan degan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut
Lebih terperinciRem merupakan salah satu komponen mesin mekanik yang sangat vital. keberadaannya. Adanya rem memberikan gaya gesek pada suatu massa yang bergerak
EM em merupakan salah satu komponen mesin mekanik yang sangat vital keberadaannya. Adanya rem memberikan gaya gesek pada suatu massa yang bergerak sehingga berkurang kecepatannya atau berhenti. Pemakaian
Lebih terperinciPERENCANAAN REM PITA PADA MOBIL DEREK DENGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM 2 TON
TUGAS AKHIR PERENCANAAN REM PITA PADA MOBIL DEREK DENGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM 2 TON Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Meraih Gelar Sarjana Teknik Mesin Jenjang Pendidikan Strata satu (S1) Disusun
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG
IV PERHITUNGN KOMPONEN UTM ELEVTOR RNG 4.1 Perhitungan obot Pengimbang. obot pengimbang berfungsi meringkankan kerja mesin hoist pada saat mengangkat box. obot pengimbang yang akan kita buat disini adalah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN
BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN 3.1 METODE PERANCANGAN sistematis. Metode perancangan yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode 34 Gambar 3.1 Tahap tahap perancangan
Lebih terperinciKOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap
KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah
BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR. 3.1 Rangkaian Rem. Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat
BAB III PERANCANGAN 3.1 Rangkaian Rem Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat yang cukup sederhana. Rangkaian rem ini dibuat untuk mengetahui analisis tekanan hidrolik pada
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :
BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN 3.1 Metode Perancangan Metode yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode sistematis. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : 1. Penjabaran
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :
BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal
34 BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal Sebelum melakukan perbaikan diharuskan melakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen
Lebih terperinciELEMEN MESIN 2 REM ALI RIDHO ALATAS
ELEMEN MESIN REM ALI RIDHO ALATAS 43111511 JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PANCASILA 01 ABSTRAK Rem digunakan untuk menghentikan dan mengatur gerakan. Karena itu, rem sangat diperlukan dalam teknik-kendaraan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah
Lebih terperinciBAB III TINJAUN PUSTAKA
15 BAB III TINJAUN PUSTAKA 3.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang rusak dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada
Lebih terperinciANALISA GAYA SISTEM REM DEPAN DAIHATSU XENIA TIPE R TAHUN 2012
ANALISA GAYA SISTEM REM DEPAN DAIHATSU XENIA TIPE R TAHUN 2012 Qomaruddin 1, Taufiq Hidayat 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,
Lebih terperinciPERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS
Lebih terperinciBAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :
BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM
MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN
Lebih terperinciDisusun oleh : Nama : HERMANTO NIM :
TUGAS AKHIR ANALISA LOSS POWER PADA DISC BRAKE SERI 5K Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Sarjana Teknik Strata Satu (S1) jurusan teknik mesin Disusun oleh : Nama : HERMANTO NIM : 4130411-021
Lebih terperinciMETODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk
METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Spesifikasi TOYOTA YARIS Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA YARIS memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya maksimum (N) : 109 dk. Putaran
Lebih terperinciBAB IV PROGRAM-PROGRAM PERENCANAAN DAN PENGGAMBARAN
31 BAB IV PROGRAM-PROGRAM PERENCANAAN DAN PENGGAMBARAN 4.1 Program-Program Yang Digunakan Seperti telah disebutkan dalam bab sebelumnya, bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi rem ini
Lebih terperinciPENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya
IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram
BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM
PERANCANGAN TROLLEY DAN SPREADER GANTRY CRANE KAPASITAS ANGKAT 40 TON TINGGI ANGKAT 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat
BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,
Lebih terperinciBab 3 METODOLOGI PERANCANGAN
Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Spesifikasi New Mazda 2 Dari data yang diperoleh di lapangan (pada brosur), mobil New Mazda 2 memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya Maksimum (N) : 103 PS 2. Putaran
Lebih terperinciPERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON
TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.
BAB II DASAR TEORI 2.1 REM 2.1.1 Fungsi Rem Pada saat kendaraan mulai meluncur di jalanan, maka kelajuan akan tetap ada pada kendaraan itu walaupun mesin sudah dimatikan atau permindahan tenaga yang menggerakan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN
BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Rem adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat memperlambat atau
BAB II DASAR TEORI 2.1 Rem 2.1.1Pengertian dan Fungsi Rem Rem adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat memperlambat atau menghentikan gerak antara putaran pada suatu mesin dengan cara mengubah tenaga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.
Lebih terperinciPerhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d
Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 103 kw (138 HP) pada putaran 5600 rpm. Pada mobil Opel Blazer DOHC dan direncanakan menggunakan roda
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori
Lebih terperinciBAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC
BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC 26 A. Daftar Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max Pick-Up 1500cc Tabel 3.1 Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max (Sumber : http://counterdaihatsu.files.wordpress.com/2011/12/spek-gmpu.jpg)
Lebih terperinciBAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.
BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan
Lebih terperinciPERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM
1 PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)
BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan
Lebih terperinciLampiran 1 Analisis aliran massa serasah
LAMPIRAN 84 85 Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah 1. Aliran Massa Serasah Tebu 3 a. Bulk Density serasah tebu di lahan, ρ lahan = 7.71 kg/m b. Kecepatan maju mesin, Vmesin = 0.3 m/s c. Luas penampang
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN
TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN LIFT UNTUK KEPERLUAN GEDUNG PERKANTORAN BERLANTAI SEPULUH Oleh : R O I M A N T A S. NIM : 030421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi
BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.
Lebih terperinciPerancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR
BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Tugas Elemen Mesin adalah salah satu kurikulum jurusan teknik mesin Institut Teknologi Medan. Tugas ini adalah untuk merancang sebuah kopling. Pada pergerakan mesin
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN RANGKA DAN BODY. Perhitungan Kekuatan Rangka. Menghitung Element Mesin Baut.
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN RANGKA DAN BODY.1 Diagram Alir Proses Perancangan Data proses perancangan kendaraan hemat bahan bakar seperti terlihat pada diagram alir berikut ini : Mulai Perhitungan
Lebih terperinciPerhitungan Roda Gigi Transmisi
Perhitungan Roda Gigi Transmisi 3. Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 03 kw pada putaran 6300 rpm. Pada mobil Honda New Civic.8L MT dan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS
PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS Nama :Bayu Arista NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : 1. Dr. Rr.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.
Lebih terperinciPOROS dengan BEBAN PUNTIR
POROS dengan BEBAN PUNTIR jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros, maka kemungkinan adanya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KASUS
A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana
Lebih terperinciPERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK
PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika
Lebih terperinciTEORI SAMBUNGAN SUSUT
TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai
BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,
Lebih terperinciREKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
REKAYASA JALAN REL Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik pergerakan lokomotif Mahasiswa dapat menjelaskan keterkaitan gaya tarik lokomotif dengan kelandaian
Lebih terperinciANALISIS GAYA PADA REM CAKRAM (DISK BRAKE) UNTUK KENDARAAN RODA EMPAT. Dr. Ir. Yanuar, Msc., M.Eng, *) Dita Satyadarma, ST., MT *), Burhan Noerdin **)
ANALISIS GAYA PADA REM CAKRAM (DISK BRAKE) UNTUK KENDARAAN RODA EMPAT Dr. Ir. Yanuar, Msc., M.Eng, *) Dita Satyadarma, ST., MT *), Burhan Noerdin **) *) Dosen Teknik Mesin Universitas Gunadarma **) Alumni
Lebih terperinciEDISI 8 NO 1 AGUSTUS 2016 ITEKS ISSN Intuisi Teknologi Dan Seni
ANALISA MEKANIK BRAKE SHOE TIPE T-360 DAN TIPE T-359 KK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Nana Supriyana 1), Alim Sya bani 2) 1,2) Teknik Mesin STT Wiworotomo Email: Nana.sttw@gmail.com, Email: Alim7pato@gmail.com
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER
TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk
Lebih terperinciSTUDI KAITAN PARAMETER PENGEREMAN DENGAN BEBAN DINAMIS PADA KENDARAAN
STUDI KAITAN PARAMETER PENGEREMAN DENGAN BEBAN DINAMIS PADA KENDARAAN Mustofa 1), Naharuddin 2), Basri 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako Palu, Sulawesi Tengah Email: mustofa1970@yahoo.com
Lebih terperinciAnalisa Mekanik Brake Shoe Tipe T-360 Dan Tipe T-359 KK Dengan Metode Elemen Hingga
Analisa Mekanik Brake Shoe Tipe T-360 Dan Tipe T-359 KK Dengan Metode Elemen Hingga Nana Supriyana 1, Alim Sya bani 2 1,2 Progam Studi Teknik Mesin STT Wiworotomo Email: Nana.sttw@gmail.com 1,Alim7pato@gmail.com
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN
MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT
BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK
BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK.1. Perhitungan Silinder-silinder Hidraulik.1.1. Kecepatan Rata-rata Menurut Audel Pumps dan Compressor Hand Book by Frank D. Graha dan Tara Poreula, kecepatan piston dipilih
Lebih terperinciBahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:
Contoh soal: POROS:. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 0 (kw) pada putaran 450 rpm. Bahan diambil baja dingin S45C. Solusi: Daya P = 0 kw n = 450 rpm f c =,0 Daya rencana = f c
Lebih terperinciPERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP
PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciMESIN PERUNCING TUSUK SATE
MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN RANCANGAN
IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Rancang Bangun Furrower Pembuat Guludan Rancang bangun furrower yang digunakan untuk Traktor Cultivator Te 550n dilakukan dengan merubah pisau dan sayap furrower. Pada furrower
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:
BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PENGEREMAN PADA MOBIL MITSUBISHI L300 JENIS PICK-UP
Analisis Sistem Pengereman Pada obil itsubishi L300 Jenis Pick-Up (ustofa & Awal Syahrani Sirajuddin) AALISIS SISTE PEGEREA PADA OBIL ITSUBISHI L300 JEIS PICK-UP ustofa & Awal Syahrani Sirajuddin Jurusan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN
35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT
PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM Oleh ARIEF HIDAYAT 21410048 Latar Belakang Jamur Tiram dan Jamur Kuping adalah salah satu jenis jamur kayu, Media yang digunakan oleh para
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)
LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciSKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM PENGEREMAN PADA KENDARAAN RODA EMPAT UNTUK UJI KEAUSAN REM SUBUH RAHARJO NIM : DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM PENGEREMAN PADA KENDARAAN RODA EMPAT UNTUK UJI KEAUSAN REM SUBUH RAHARJO NIM : 201454058 DOSEN PEMBIMBING QOMARUDDIN, S.T., M.T. TAUFIQ HIDAYAT, S.T., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TIORI
BAB II LANDASAN TIORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Pemecah Kedelai Mula-mula biji kedelai yang kering dimasukkan kedalam corong pengumpan dan dilewatkan pada celah diantara kedua cakram yang salah satunya
Lebih terperinciDinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA
Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar
Lebih terperinciBAB III ANALISA PERHITUNGAN. 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan
Analisa Perhitungan/ 413041-051 BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan Mesin pembersih burry system kerjanya sama dengan mesin bor jenis peluassecara garis besar
Lebih terperinciPerancangan Dan Pembuatan Batang Torak Dengan Daya 100 PS Dan Putaran 3500 RPM Dengan Proses Pengecoran Logam
Perancangan Dan Pembuatan Batang Torak Dengan Daya 100 PS Dan Putaran 3500 RPM Dengan Proses Pengecoran Logam SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ARIMAN
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur
BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di
Lebih terperinciANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG
ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG Cahya Sutowo Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dari dongkrak ulir ini adalah ketahanan atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin inilah yang
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin
Lebih terperinciMODIFIKASI DAN PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN SISTEM HANDBRAKE SEMI OTOMATIS SEBAGAI PERANGKAT SAFETY PADA KENDARAAN
MODIFIKASI DAN PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN SISTEM HANDBRAKE SEMI OTOMATIS SEBAGAI PERANGKAT SAFETY PADA KENDARAAN Ian Hardianto Siahaan, A Ian Wiyono Prodi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Jalan. Siwalankerto
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar
BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.
Lebih terperinci