Bab II Tinjauan Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab II Tinjauan Pustaka"

Transkripsi

1 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Teripang II.1.1 Tinjauan Umum Tentang Teripang Teripang (olothuroidea) merupakan salah satu hewan laut yang termasuk dalam phylum Echinodermata. ewan tersebut merupakan golongan yang paling banyak dijumpai, mulai dari paparan terumbu karang, pantai berbatu atau berlumpur, di laut dalam, bahkan di palung laut yang terdalam sekalipun (Nontji,1993). Pada umumnya teripang pemakan deposit pasir yang penting di daerah coral reef (Sutaman,1993). Makanan utama teripang adalah organisme-organisme mikro, detritus (sisa-sisa pembusukan bahan organik), diatomae, protozoa, nematodae, algafilamen, kopepoda, ostrakoda, dan rumput laut (Martoyo, dkk, 1993). Bentuk tubuh teripang adalah silindris memanjang seperti mentimun. Tubuhnya terbagi dalam lima bagian yang sama, memanjang dari mulut sampai anus (Sherman, 1976 dalam Trijoko, 1990). Ditambahkan oleh Nontji (1993), bahwa tubuh teripang umumnya berbentuk bulat panjang atau silindris sekitar cm, dengan mulut pada salah satu ujungnya dan dubur pada ujung yang lain. Pawson dalam Boolootian (1996) mengemukakan bahwa ukuran teripang adalah berkisar antara 30 50cm dan mempunyai daerah penyebaran yang luas pada berbagai habitat laut. idupnya sering berkelompok pada daerah yang berpasir ataupun daerah yang berlumpur. Ditambahkan oleh Barnes (1987), bahwa teripang dapat dijumpai mulai daerah pasang surut sampai laut dalam. Ciri umum teripang yaitu, tidak mempunyai lengan, tiga ambulakral dengan podia yang tumbuh baik terletak di bagian ventral dan dua daerah ambulakral di bagian sebelah dorsal yang podianya tereduksi. Mulut yang terletak di ujung depan biasanya dikelilingi oleh sejumlah tentakel sebagai alat bantu makan dan respirasi. Tubuh teripang biasanya hitam, coklat, hijau muda, sedikit yang berwarna merah muda, oranye, violet dan jarang yang bergaris-garis (Gosner, 1971 dan Barnes, 1987). Ditambahkan pula oleh Nontji (1993), bahwa warna teripang bermacam- 5

2 macam, ada yang hitam pekat, coklat, abu-abu atau mempunyai bercak pada bagian punggungnya, dan dijumpai pada satu sisi tertentu, yakni pada bagian tubuh yang biasanya berwarna lebih pucat. Setiap jenis teripang mempunyai ukuran tubuh yang berbeda-beda, misalnya olothuria arta dapat mencapai panjang 60 cm dan berat 2 kg, jenis Actinopyga mauritiana mencapai panjang 30 cm dengan berat 2,8 kg, jenis Thelenota ananas mencapai panjang 100 cm dan berat 6 kg, sedangkan teripang hitam (olothuria edulis) panjangnya antara cm dengan berat antara 0,250 0,350 kg (Martoyo, dkk, 1994). Adapun kandungan gizi teripang kering ditampilkan pada Tabel II.1. Tabel II.1 Komposisi Kandungan Gizi Teripang Kering (Joko Martoyo, dkk., 1994) Komposisi Persentase (%) Air Protein Lemak Abu Karbohidrat Kalsium Fosfor Zat besi Natrium Kalium Vitamin A Vitamin B Tiamin Riboflavin Niasin 8,90 82,00 1,70 8,60 4,80 308,00 mg% 23,00 mg% 41,70 mg% 770,00 mg% 91,00 mg% 455,00 mg% 0,04 mg% 0,07 mg% 0,40 mg% - Total Kalori 385,00 cal/100 g 6

3 Ciri khas teripang adalah tubuhnya lunak, berdaging karena osicula yang tertanan dalam kulitnya sebagai rangka dalam yang tereduksi ukurannya menjadi mikroskopis (Lerman, 1986 dalam Trijoko, 1990). Bagian daging teripang inilah yang dijual dalam keadaan kering. Selanjutnya dikemukakan oleh Barnes (1987) bahwa sebagai makanan, teripang mempunyai cita rasa yang khas dan telah banyak dikomsumsi oleh bangsa Asia timur seperti yang terlihat pada Gambar II.1 tentang jenis-jenis teripang ekonomis. Gambar II.1 Jenis-jenis Teripang Ekonomis 7

4 Sebagai bahan pangan, teripang khususnya Stichopus Japonicus mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi dan rasanya lezat. Teripang kering mempunyai kadar protein tinggi, yaitu 82% dengan kandungan asam amino yang lengkap.sementara itu teripang mempunyai asam lemak tidak jenuh jenis omega tiga (Ω 3 ) yang penting untuk kesehatan jantung (Martoyo,dkk, 2006). Kandungan gizi teripang Stichopus Japonicus secara lengkap dicantumkan dalam Tabel II.1. II.1.2 Sistematika dan Ciri Morfologi Teripang itam (olothuria edulis) Menurut Clark dan Rowe (1971), sistematika teripang hitam olothuria edulis sebagai berikut : Filum Kelas rdo Famili Genus Species : Echinodermata : olothuroidea : Aspidochirotda : olothuroidae : olothuria : olothuria edulis Ciri morfologi teripang hitam olothuria edulis adalah badan teripang hitam berbentuk bulat panjang dan akan segera mengerut jika diangkat dari permukaan air. Di seluruh permukaan badan teripang hitam terdapat bintil-bintil halus (Gambar II.2). Teripang hitam mudah dikenali karena warnanya indah. Bagian punggungnya berwarna hitam keungu-unguan atau kebiru-biruan. Sementara bagian perut, sisi sekitar mulut dan duburnya berwarna kemerah-merahan. Teripang hitam hidup di derah perairan berkarang atau berpasir yang ditumbuhi ilalang laut (Martoyo, dkk,2006). 8

5 Gambar II.2 Morfologi teripang hitam olothuria edulis Teripang hitam (olothuria edulis) merupakan jenis teripang yang banyak ditemukan dalam perairan yang dasarnya mengandung pasir halus, walaupun lebih menyukai perairan karang.teripang jenis ini pertumbuhannya cepat dan lebih bertoleransi terhadap perubahan lingkungan, banyak diperdagangkan dan mempunyai harga yang tinggi. 9

6 II.2 Protein II.2.1 Tinjauan Umum Protein Protein merupakan molekul makro yang mengandung nitrogen dengan massa molekul berkisar Protein merupakan suatu unsur utama pembentuk sel, meliputi kira-kira 50% massa kering sel. Protein dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan protein yang berasal dari tumbuhan di sebut protein nabati. Tumbuhan membentuk protein dari C 2, 2, dan senyawa nitrogen. ewan yang makan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi hewani (Poeadjiadi, 1994). Dalam tubuh hewan, protein membentuk unsur struktur yang amat penting, merupakan komponen otot, kulit, rambut, jaringan ikat, dan sebagainya (Winarno, 1992). Semua protein, selain mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen juga mengadung nitrogen dan sering mengadung belerang dan fosfor. Adanya nitrogen pada protein merupakan ciri yang penting karena nitrogen memberikan sifat-sifat istimewa kepada protein. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein adalah karbon 50%, oksigen 23%, nitrogen 16%, hydrogen 7%, belerang 0-3%, dan fosfor 0-3% (Poedjiadi,, 1994). II.2.2 Struktur Protein Molekul protein sangat besar dan terdiri dari rantai panjang asam-asam amino yang berikatan secara kimiawi. Dua puluh enam asam amino dapat ditemukan dan dua puluh diantaranya sering terdapat dalam protein yang biasa didapatkan dalam makanan (Murdijati,dkk,1994). Asam amino adalah senyawa organik yang merupakan unit dasar struktur protein.dalam asam terdapat gugus amina, - gugus karboksilat, -C, atom dan gugus R tertentu yang semuanya terikat pada atom karbon α dengan rumus struktur dasar (Gambar II.3). Gugus R adalah alkil (rantai samping) sebagai pembeda antara asam amino satu dengan asam amino lainnya (Stryer, 1994). 10

7 Gambar II.3 Struktur dasar asam amino (sumber 45.com/images/ /Amino-Acid MCAT.png) Satu molekul protein mengandung kira-kira 500 asam amino, tergabung bersama dengan ikatan peptida. Ikatan peptida terbentuk jika gugus amino (-N 2 ) dari satu asam amino bereaksi dengan gugus asam (-C) dari asam amino berikutnya dengan membebaskan satu molekul air, tipe reaksi ini merupakan suatu contoh polimerisasii kondensasi. Dua asam amino yang berikatan bersama membentuk dipeptida seperti yang diperlihatkan pada Gambar II.4. Rantai asam-asam amino yang lebih panjang disebut polipeptida.keadaan alami molekul protein adalah kompleks, karena memuat 20 asam amino dalam sembarang rangkaian. Jika suatu polipeptida disusun hanya dengann 10 macamm asam amino saja, susunan asam aminonya akan sebanyak atau lebih dari satu milyar. Urutan atau pola asam amino dalam molekul protein dikenal sebagai struktur primer (Murdijati dkk, 1994). Gambar II.4 Pembentukann ikatan peptida (sumber phys.chem.itb.ac.id/web/didac) 11

8 Ikatan-ikatan silang dapat terbentuk antara gugus samping asam amino. Ikatan tersebut terbentuk antarrantai polipeptida yang berbeda atau gugus samping dalam polipeptida yang sama. Salah satu ikatan silang yang paling penting adalah jembatan disulfida. Ikatan silang menentukan struktur sekunder protein, yaitu bentuk dan konfigurasi tiga dimensi molekul protein.struktur protein sangat bervariasi, tetapi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama menurut bentuk molekulnya (awab, 2004): a. Protein globular Molekul-molekul protein globular adalah bulat tetapi tidak harus berbentuk bola. Rantai asam aminonya terlipat dan molekul dapat dipertahankan bentuknya oleh adanya ikatan-ikatan silang antar asam amino dalam rantai itu. Molekulmolekulnya tidak rapat atau tersusun dalam aturan tertentu. Molekul air mudah menerobos ke ruang-ruang kosong dalam molekul protein. Protein globular dapat terdispersi dengan mudah baik dalam air atau larutan garam. b. Protein serat Molekul-molekul protein bentuk serat ini lebih lurus. Ditemukan dalam keadaan hampir lurus sempurna (protein tidak elastik atau protein terentang) atau menggulung dalam bentuk spiral (protein elastik atau gulungan). Dalam protein bentuk serat biasanya terdapat susunan yang teratur dan molekul-molekulnya terkumpul rapat, terdapat ikatan silang antara rantai-rantai asam amino yang berdekatan sehingga molekul air sukar menerobos struktur tersebut oleh karena itu, protein bentuk serat biasanya tidak larut dalam air. II.2.3 Sifat-sifat protein Sifat substansi protein ditentukan oleh strukturnya, karena banyaknya variasi struktur protein, sifatnyapun sangat bervariasi. Protein bentuk serat bersifat kurang larut dan tidak terpengaruh oleh asam, basa, dan panas yang tidak terlalu tinggi. Protein globular membentuk koloid dalam fasa cair dan terpengaruh oleh asam, alkali dan panas. Protein dapat mengalami suatu proses yang dikenal 12

9 sebagai denaturasi. Proses denaturasi dapat berlangsung secara reversibel maupun tidak. Penggumpalan protein biasanya didahului oleh proses denaturasi yang berlangsung dengan baik pada titik isoelektrik protein tersebut. Protein akan mengalami koagulasi jika dipanaskan pada suhu 50 0 C. Koagulasi hanya terjadi jika p larutan protein sama dengan titik isoelektrik. Protein yang terdenaturasi pada titik isoelektriknya masih dapat larut pada p selain titik isoelektrik tersebut (Poedjiadi, 1994). II.2.4 Fungsi potein dalam tubuh Protein merupakan penyusun utama sel-sel tubuh, membran sel tersusun dari protein, protein juga didapatkan di dalam sel. Jumlah sel dalam tubuh meningkat selama periode pertumbuhan, oleh karena selama periode anak-anak dan remaja kebutuhan protein sangat tinggi. Protein penting untuk pembentukan enzim, antibodi, dan beberapa hormon. Substansi-substansi ini diproduksi dalam sel dan sebahagian protein dilepaskan ke aliran darah dalam bentuk(antibodi dan hormon) atau ke dalam usus dalam bentuk (enzim pencernaan). Tidak semua protein yang diperoleh dari makanan dapat digunakan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan. Selain itu, makanan dapat menyediakan protein melebihi kebutuhan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan. Kelebihan protein ini digunakan untuk energi. Asam amino yang tidak diperlukan untuk sintesis protein akan mengalami deaminasi di dalam hati, yaitu bagian dari molekul asam amino yang mengandung nitrogen dipisahkan untuk membentuk urea. Urea merupakan bahan sisa yang tidak berguna bagi tubuh, diangkut oleh darah ke ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Molekul yang telah mengalami deaminasi yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen memasuki suatu rantai reaksi yang melibatkan oksidasi glukosa dalam sel untuk menyediakan energi. 13

10 II.3 Asam Amino idrolisis sempurna protein murni menghasilkan suatu campuran asam-asam amino penyusunnya. Sebagian besar asam amino dalam organisme hidup adalah asam α-amino, yaitu gugus amino yang terdapat pada atom karbon yang selanjutnya menjadi gugus fungsional. Karena kerangka kovalen protein adalah tetap (Gambar II.2) dan menyangkut gugus fungsi karboksilat dan amino, maka gugus R-lah yang memberi suatu sifat fisik dan kimia pada rantai protein. Asam amino dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan polaritas gugus R asam amino (Lehninger, 1997: Wirahadikusumah, 2001): 1. Asam amino dengan rantai samping nonpolar (hidrofobik) yang terdiri dari alanin, valin, leusin, isoleusin, prolin, fenilalanin triptopan dan metionin, (Gambar II.5). 2. Asam amino dengan rantai samping polar tak bermuatan yaitu glisin, serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin dan glutamin, (Gambar II.6). 3. Asam amino dengan rantai samping bermuatan negatif (asam amino asam) yaitu asam aspartat dan asam glutamat, (Gambar II.7). 4. Gugus amino dengan rantai samping bermuatan positip (asam amino basa) yaitu lisin, arginin dan histidin, (Gambar II.8). 14

11 Nama Asam Amino Alanin Rumus Bangun C 3 C C C 3 Valin C 3 C C C Leusin C 3 C C 2 C C C 3 Isoleusin Prolin C 3 C 2 C C C C3 N Fenilalanin Triptopan N Gambar II.5 Asam amino dengan gugus R non polar 15

12 Nama Asam Amino Glisin Rumus Bangun C C Serin 2 C C C Treonin C 3 C C C Sistein S C 2 C C Tirosin 2 N Asparagin Glutamin 2 N Gambar II.6 Asam amino dengan gugus R polar 16

13 Nama Asam Amino Rumus Bangun Asam Aspartat C C 2 C C Asam Glutamat C 2 C C C Gambar II.7 Asam amino dengan gugus R polar bermuatan negatif Nama Asam Amino Rumus Bangun Lisin 2 C C 2 C 2 C 2 C C Arginin 2 N N N istidin N N Gambar II.8 Asam amino dengan gugus R polar bermuatan positip 17

14 Asam amino tidak hanya berperan sebagai bahan pembangun protein, tetapi juga merupakan precursor bagi banyak senyawa yang mengandung nitrogen penting. Misalnya, glisin diperlukan untuk biosintesis gugus heme pada hemoglobin (Petrucci-Suminar,1987). II.3.1 Asam Amino Esensial Dan Non Esensial Dari dua puluh asam amino yang umum didapatkan sebagai penyusun protein, sembilan di antaranya adalah esensial dalam susunan makanan. Asam-asam amino esensial ini diperoleh dari protein dalam makanan, karena tidak dapat disintesis dalam tubuh. Asam amino nonesensial dapat disintesis dalam tubuh dengan mengkonversikan satu asam amino menjadi asam amino lain dalam sel-sel tubuh. Sebagai contoh, metionin dan sistein adalah asam amino yang mengandung belerang dan sebagian dari kebutuhan akan metionin dapat dipenuhi dari sistein atau sistin. Daftar asam amino esensial dan nonesensial dicantumkan dalam Tabel II.2. 18

15 Tabel II.2 Asam amino esensial dan non esensial (Almatsier, 2001) asam amino esensial Asam amino non esensial Nama Singkatan nama Singkatan Isoleusin Ile Alanin Ala Leusin Leu Arginin Arg Lisin Lys Asparagin Asn Metionin Met Asam aspartat Asp Fenilalanin Phe Asam glutamat Glu Treonin Thr Glisin Gly Triptopan Trp Glutamin Gln Valin Val Serin Ser istidin* is Tirosin Tyr Sistein ** Cys Prolin*** Pro * Esensial untuk anak-anak ** Dapat berada dalam bentuk sistin *** Dapat berada dalam bentuk hidroksiprolin Jika protein pangan dikonsumsi, selama pencernaan akan terjadi reaksi untuk menghasilkan asam amino. Setelah diabsorbsi, asam amino diangkut oleh darah menuju ke sel. Di dalam sel, asam amino mengalami penyusunan ulang membentuk protein baru. Distribusi berbagai asam amino esensial dalam makanan yang kita makan tidak harus sama dengan yang diperlukan untuk sintesis protein di dalam sel. Protein yang mempunyai distribusi asam amino esensial serupa dengan protein dalam tubuh manusia, akan lebih bermanfaat, atau berkualitas lebih baik dari pada protein lain yang tidak dapat menyediakan asam amino esensial dalam jumlah yang memadai (Poedjiadi, 1994). 19

16 II.3.2 Reaksi metabolisme asam amino Tahap awal reaksi metabolisme asam amino melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian terjadi perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama pelepasan gugus amino, yaitu : a. Transaminasi Transaminasi merupakan proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino asam amino yang lain, terjadi dalam mitokondria maupun cairan sitoplasma. Dalam reaksi transaminasi, gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan pada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, α-ketoglutarat, atau oksaloasetat sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim yang bekerja dalam reaksi transaminasi, yaitu alanin transaminase dan glutamat transminase yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi, yaitu: alanin transaminase Asam amino + asam piruvat asam α-keto + alanin (II.1) Glutamat transminase As.amino + asam α-ketogltarat Asam α-keto+asam glutamat (II.2) b. Deaminasi oksidatif Asam glutamat yang dihasilkan dari proses transaminasi, dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis. Glutamat transaminase Asam glutamat + NAD + asam α-ketoglutarat +N 4 + NAD + + (II.3) Reaksi di atas menunjukkan bahwa asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk N + 4. Karena asam glutamat merupakan hasil akhir 20

17 dari proses transaminasi, maka glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino (Arbianto dkk, 1993). II.3.3 Sifat asam basa asam amino Ciri yang paling mencolok dari asam amino ialah sifat amfoternya, yaitu dapat bersifat sebagai asam maupun basa. Asam amino sebenarnya terdapat sebagai ion zwitter dengan struktur seperti yang diperlihatkan pada Gambar II.9 (Lehninger, 1997;Stanley, dkk, 1988) - R + N 3 Gambar II.9 Struktur ion zwitter asam amino Di dalam larutan asam, suatu asam amino akan bertindak sebagai suatu basa dan dalam larutan basa akan bertindak sebagai suatu asam. Ion dipolar/ion zwitter berperan sebagai asam karena merupakan donor proton (Lehninger,1997). R R + N (II.4) Atau sebagai basa karena merupakan akseptor proton R + + R (II.5) N N

18 Asam amino esensial penyusun protein (20 asam amino) kecuali glisin, atom karbon-α merupakan atom karbon kiral/asimetrik karena atom karbon mengikat empat gugus yang berbeda. Atom karbon kiral/asimetrik bersifat optik aktif, yakni dapat memutar bidang polarisasi cahaya. Susunan tetrahedral ikatan valensi di sekitar atom karbon-α pada asam amino dapat menempati dua susunan yang berbeda dalam ruang, yang merupakan bayangan cermin yang tidak saling berhimpit. Kedua bentuk ini dinamakan isomer optik, enansiomer, atau stereoisomer. Larutan salah satu stereoisomer asam amino tertentu akan memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam) yang disebut levorotatory (L) ditunjukkan dengan (-), stereoisomer yang lain akan memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan (searah jarum jam) yang disebut dekstrorotatory (D) ditunjukkan dengan (+). Campuran molar yang sama antara bentuk (-) dan bentuk (+) disebut rasemat yang tidak dapat memutar bidang cahaya karena saling meniadakan sifat aktif optik yang dimilikinya. Contoh struktur L dan D suatu asam amino ditunjukkan pada Gambar II.10. R R (a) (b) Gambar II.10 Struktur D-alanin (a) dan L-alanin (b)(lehninger,1997) II.3.4 Reaksi Gugus Amino Reaksi amino bertumpu pada kemampuan gugus amino untuk bertindak sebagai suatu nukleofil dalam hal ini pasangan elektron bebas dari nitrogen amina dapat membentuk ikatan dengan suatu atom pusat berkekurangan elektron. Asam amino juga amina lain dapat dioksidasi 22

19 dengan menggunakan oksidan lemah seperti ninhidrin menghasilkan suatu senyawa berwarna ungu, seperti yang diperlihatkan pada Gambar II.11. Jadi, reaksi asam amino apapun dengan dua ekivalen ninhidrin akan memberikan suatu senyawa berwarna biru-ungu yang kuat (Sastrohamidjojo, 2005). + R C C Ninhidrin - N + R C + C Biru-ungu Gambar II.11 Reaksi ninhidrin dengan asam amino Selain itu, dapat juga digunakan pereaksi PA (o-phthaldialdehid) yang mengandung 2-merkaptoetanol menghasilkan senyawa yang dapat berfluoresensi.dengan demikian, dapat dideteksi hasil reaksi tersebut pada daerah UV, (Adijuwana,., dkk, 1992) seperti yang diperlihatkan pada Gambar II.12 di bawah ini: PA asam amino Gambar II.12 Reaksi (o-phthaldialdehid) dengan asam amino II.4 Analisis Asam Amino 23

20 Analisis asam amino dapat dilakukan antara lain, dengan metode elektroforesis dan kromatografi. Untuk menghidrolisis asam amino biasanya menggunakan Cl 6 N pada suhu C selama 12 sampai 48 jam sampai hidrolisis diperkirakan sempurna (Sudarmaji dkk, 1989). Analisis kuantitatif yang pertama telah dilakukan dengan menggunakan kromatografi penukar ion, asam amino dalam eluen direaksikan secara kontinu dengan ninhidrin. Meskipun teknik ini memiliki beberapa kekurangan yang berupa waktu analisis yang lama dan sensitivitas medium pendeteksi yang tidak terlalu tinggi tetapi masih dipergunakan sebagai metode standar analisis. Sejumlah metode telah dikembangkan, salah satu diantaranya dengan metode PLC yang didasarkan pada reaksi gugus asam amino dengan suatu pereaksi yang akan membentuk suatu pendaran (fluoresensi) atau senyawa turunannya yang mengabsorpsi UV. Salah satu pereaksi yang banyak digunakan adalah o-ptaldialdehid (PA). Pereaksi ini bereaksi dengan asam amino primer pada suasana basa dengan adanya merkaptoetanol untuk membentuk tioisoindol yang berflourosensi secara kuat. Turunan tersebut segera terbentuk dan memperlihatkan selektivitas yang baik sekali selama pemisahan. Analisis asam amino dengan pereaksi PA sangat sensitif (mampu mendeteksi sampai 3 pmol untuk asam amino primer dan sekitar 10 pmol untuk asam amino sekunder) dengan waktu analisis sekitar 1 jam. (Adijuwana,., dkk (1992). II.4.1 Kromatografi Kromatografi merupakan metode pemisahan komponen-komponen dalam suatu sampel berdasarkan perbedaan antaraksi analit dengan fasa diam dan fasa gerak yang saling kontak, tetapi tidak saling campur. Metode kromatografi dapat diklasifikasikan berdasarkan : ( 1) Jenis fasa gerak yang digunakan; (2) mekanisme pemisahan; dan (3) teknik pelaksanaannya. Berdasarkan teknik pelaksanaannya, kromatografi dapat 24

21 diklasifikasikan lagi menjadi: (1) kromatografi kolom, meliputi kromatografi kolom konvensional, kromatografi gas, serta kromatografi cairan kinerja tinggi (KCKT); dan (2) kromatografi planar, yang meliputi kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis (Christian, 1994). II.4.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Faktor utama yang menjadi gaya dorong pada pemisahan molekulmolekul dengan KLT adalah gaya-gaya antarmolekul. Gaya-gaya tersebut dapat berupa gaya van der waals dan gaya London, yang terdapat di antara permukaan adsorben dan molekul yang diadsorbsi serta gaya elektrostatis yang dihasilkan oleh kepolaran molekul (Karjono, 1996). Sistem adsorpsi yang paling umum digunakan terdiri dari adsorben silika gel atau alumina di bawah pengaruh suatu sistim pelarut organik. Sifatsafat tertentu suatu adsorben dapat memberikan pengaruh terhadap pemisahan senyawa-senyawa. Sebagai contoh, alumina dan silika yang mempunyai sifat-sifat sangat berbeda, akan memberikan hasil pemisahan yang berbeda pula. Pengaktifan adsorben juga mempengaruhi retensi analit. Adanya air pada permukaan adsorben akan menurunkan keaktifan adsorben karena molekul-molekul air menghalangi pusat-pusat aktif adsorben. Jika kandungan air cukup besar, akan terbentuk sistem partisi yang menghasilkan retensi yang berbeda karena mekanisme pemisahan yang terjadi berbeda. Selain fasa diam, fasa gerak memainkan peranan yang penting pula pada pemisahan analit dengan KLT. Terkadang dibutuhkan campuran fasa gerak berupa multikomponen untuk menghasilkan pemisahan yang baik. Sejumlah sistem pelarut telah dikembangkan untuk berbagai macam keperluan. Biasanya dibutuhkan lebih dari satu sistem pelarut sebelum pemisahan semua komponen dapat tercapai.( Treiber, 1987). II.4.3 Kromatografi Cairan kinerja Tinggi (PLC) 25

22 PLC adalah suatu bentuk kromatografi cair dengan pemisahan yang didasarkan pada perbedaan sifat migrasi komponen-komponen dalam fasa diam dan fasa gerak. Fasa gerak berupa cairan, sedangkan fasa diam dapat berupa padatan atau cairan. Pada prakteknya, campuran zat terlarut yang akan dipisahkan dimasukkan melalui injektor, kemudian dibawa oleh fasa gerak yang mengalir melalui kolom. Selama di dalam kolom komponen-komponen yang dipisahkan mengalami antaraksi kromatografi dan akan keluar dari kolom dalam waktu yang berbeda. Komponenkomponen yang keluar dari kolom selanjutnya dideteksi oleh detektor dan digambarkan oleh rekorder berupa puncak-puncak, seperti yang diperlihatkan pada Gambar II.13 di bawah ini (Sofyatin, 1992). Gambar II.13 Blok diagram peralatan pokok PLC ( Pada proses pemisahan dengan PLC, mengalirnya fasa gerak ke dalam kolom dibantu dengan pompa yang bertekanan tinggi. Dengan adanya tekanan yang tinggi, cairan fasa gerak akan mengalir dengan kecepatan yang tinggi sehingga komponen-komponen cuplikan akan terelusi dengan cepat., resolusi tinggi dan kepekaan tinggi. Metode PLC terutama cocok untuk pemisahan komponen-komponen yang mempunyai sifat sangat polar, BM tinggi dan mudah terurai karena panas (Sofyatin,T., 1992). 26

BIOMOLEKUL II PROTEIN

BIOMOLEKUL II PROTEIN KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 22 Sesi NGAN BIOMOLEKUL II PROTEIN Protein dan peptida adalah molekul raksasa yang tersusun dari asam α-amino (disebut residu) yang terikat satu dengan lainnya

Lebih terperinci

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

Lebih terperinci

Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA

Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA Metabolisme Protein Tenaga Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA Metabolisme protein Tenaga Pendahuluan Metabolisme protein dan asam amino Klasifikasi asam amino Katabolisis

Lebih terperinci

BAB IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV Hasil dan Pembahasan BAB IV Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian yang dilakukan, dipilih sampel berupa daging teripang hitam (Holothuria edulis) yang sudah dikeringkan. Analisis pendahuluan berupa penentuan kadar protein

Lebih terperinci

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino.

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino. Protein Struktur asam Asam essensial Metabolisme asam Pengaruh hormon dalam metabolisme asam Anabolisme asam Katabolisme asam Keseimbangan nitrogen Siklus urea Perubahan rangka karbon asam menjadi zat

Lebih terperinci

Metabolisme Protein - 2

Metabolisme Protein - 2 Protein Struktur asam amino Asam amino essensial Metabolisme asam amino Pengaruh hormon dalam metabolisme asam amino Anabolisme asam amino Katabolisme asam amino Keseimbangan nitrogen Siklus urea Perubahan

Lebih terperinci

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan

Lebih terperinci

Protein. Kuliah Biokimia ke-3 PROTEIN

Protein. Kuliah Biokimia ke-3 PROTEIN Protein Kuliah Biokimia ke-3 PS Teknologi Hasil Pertanian Univ.Mulawarman Krishna P. Candra, 2015 PROTEIN Protein berasal dari kata latin Proteus (penting) Makromolekul yang dibentuk dari satu atau lebih

Lebih terperinci

PROTEIN. Sulistyani, M.Si

PROTEIN. Sulistyani, M.Si PROTEIN Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id KONSEP DASAR Kata protein berasal dari kata Yunani, proteios yang berarti pertama. Dalam kehidupan sehari-hari, protein terdapat dalam telur, kacangkacangan,

Lebih terperinci

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial PROTEIN KEGUNAAN 1. Zat pembangun dan pengatur 2. Sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N 3. Sumber energi Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggandaan dan penyediaan asam amino menjadi amat penting oleh karena senyawa tersebut dipergunakan sebagai satuan penyusun protein. Kemampuan jasad hidup untuk membentuk

Lebih terperinci

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I UJI ASAM AMINO UJI MILLON UJI HOPKINS-COLE UJI NINHIDRIN Oleh LUCIANA MENTARI 06091010033 PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Lebih terperinci

Asam Amino dan Protein

Asam Amino dan Protein Modul 1 Asam Amino dan Protein Dra. Susi Sulistiana, M.Si. M PENDAHULUAN odul 1 ini membahas 2 unit kegiatan praktikum, yaitu pemisahan asam amino dengan elektroforesis kertas dan uji kualitatif Buret

Lebih terperinci

PROTEIN PROTEIN DEFINISI. Protein : suatu poliamida 20/05/2014

PROTEIN PROTEIN DEFINISI. Protein : suatu poliamida 20/05/2014 PTEI DEFIISI Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomermonomer asam amino

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Nannochloropsis sp. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama hidupnya tetap dalam bentuk plankton dan merupakan makanan langsung bagi

Lebih terperinci

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE protein A. PENGERTIAN PROTEIN PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE ARTINYA : TERUTAMA ATAU PENTING G. MULDER MENEMUKAN BAHWA SENYAWA INI DITEMUKAN PADA SEMUA ORGANISME

Lebih terperinci

Asam Amino, Peptida dan Protein. Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes

Asam Amino, Peptida dan Protein. Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes Asam Amino, Peptida dan Protein Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes Pendahuluan Protein adalah polimer alami terdiri atas sejumlah unit asam amino yang berkaitan satu dengan yg lainnya Peptida adalah oligomer

Lebih terperinci

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein II. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Menganalisis unsur-unsur yang menyusun protein 2. Uji Biuret pada telur III. DASAR

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 24 Sesi NGAN Review IV A. KARBOHIDRAT 1. Di bawah ini adalah monosakarida golongan aldosa, kecuali... A. Ribosa D. Eritrosa B. Galaktosa E. Glukosa C. Fruktosa

Lebih terperinci

BAB III. SUBSTANSI GENETIK

BAB III. SUBSTANSI GENETIK BAB III. SUBSTANSI ETIK Kromosom merupakan struktur padat yg tersusun dr komponen molekul berupa protein histon dan DNA (kumpulan dr kromatin) Kromosom akan tampak lebih jelas pada tahap metafase pembelahan

Lebih terperinci

Terdiri dari : senyawa organik C H O dan N

Terdiri dari : senyawa organik C H O dan N PROTEIN Adalah : makromolekul yg terbanyak di dalam sel hidup dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Terdiri dari : senyawa organik C H O dan N Berdasarkan fungsinya protein di kelompokkan mjd

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I UJI NINHYDRIN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I UJI NINHYDRIN LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I UJI NINHYDRIN Diajuakan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Shinta Selviana NRP :123020011 Kel /Meja : A/5 (Lima) Asisten :Noorman

Lebih terperinci

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. II. Tujuan : Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. III. Alat dan bahan : Rak tabung reaksi Tabung reaksi Gelas

Lebih terperinci

DAYA TERIMA DAN KUALITAS PROTEIN IN VITRO TEMPE KEDELAI HITAM (Glycine soja) YANG DIOLAH PADA SUHU TINGGI. Abstrak

DAYA TERIMA DAN KUALITAS PROTEIN IN VITRO TEMPE KEDELAI HITAM (Glycine soja) YANG DIOLAH PADA SUHU TINGGI. Abstrak DAYA TERIMA DAN KUALITAS PROTEIN IN VITRO TEMPE KEDELAI HITAM (Glycine soja) YANG DIOLAH PADA SUHU TINGGI Nurhidajah 1, Syaiful Anwar 2, Nurrahman 2 Abstrak Pengolahan pangan dengan suhu tinggi dapat menyebabkan

Lebih terperinci

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas Asam Amino dan Protein Tri Rini Nuringtyas Protein Molekul yg sangat vital untuk organisme terdapt di semua sel Polimer disusun oleh 20 mcm asam amino standar Rantai asam amino dihubungkan dg iktn kovalen

Lebih terperinci

PROTEIN. Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan

PROTEIN. Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan PROTEIN Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan 2-2015 Contents Definition Struktur Protein Asam amino Ikatan Peptida Klasifikasi protein Sifat fisikokimia Denaturasi protein Definition Protein adalah sumber asam-asam

Lebih terperinci

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini : Kompetensi Dasar: Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan metode pemisahan dengan KLT dan dapat mengaplikasikannya untuk analisis suatu sampel Gambaran Umum KLT Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan

Lebih terperinci

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN Nama : Ade Tria NIM : 10511094 Kelompok : 4 Shift : Selasa Siang Nama Asisten : Nelson Gaspersz (20512021) Tanggal Percobaan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Sub Kelas : Opistobranchia : Nudibranchia. Morfologi lintah laut dapat dilihat pada Gambar 1.

2 TINJAUAN PUSTAKA. Sub Kelas : Opistobranchia : Nudibranchia. Morfologi lintah laut dapat dilihat pada Gambar 1. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Lintah Laut (Discodoris sp.) Lintah laut merupakan salah satu biota laut yang termasuk ke dalam famili dorididae. Menurut Rudman (1999), lintah laut dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakan terdiri dari pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dan disesuaikan dengan jenis hewan baik ukuran, kebutuhan protein, dan kebiasaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari biaya produksi. Pakan

Lebih terperinci

Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan

Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan PROTEIN Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan tubuh Fungsi khas: membangun & memlihara sel2 &

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Susu Kedelai Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari kedelai. Protein susu kedelai memiliki susunan asam amino yang

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Daun Yakon

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Daun Yakon 4. PEMBAHASAN Daun yakon yang digunakan untuk pengobatan dan telah beredar dipasaran, umumnya dijual dalam bentuk kering. Untuk mengetahui aplikasi dari daun yakon dalam bidang makanan, maka dilakukan

Lebih terperinci

Asam amino merupakan komponen utama penyusun

Asam amino merupakan komponen utama penyusun ANALISIS ASAM AMINO DALAM TEPUNG IKAN DAN BUNGKIL KEDELAI Saulina Sitompul Asam amino merupakan komponen utama penyusun protein, dan dibagi dalam dua kelompok yaitu asam amino esensial dan non-esensial.

Lebih terperinci

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan Pakan ternak Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan Melalui proses pencernaan, penyerapan dan metabolisme SUMBER ENERGI (JERAMI,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia pangan terdapat banyak sekali bahan tambahan pangan (BTP). Salah satu BTP yang paling sering dijumpai di masyarakat adalah bumbu penyedap rasa berbentuk blok.

Lebih terperinci

2. Asam Amino, Peptida dan Protein

2. Asam Amino, Peptida dan Protein 2. Asam Amino, Peptida dan Protein 1. Pendahuluan Protein memiliki fungsi selular penting dalam tubuh karena berpartisipasi dalam biosintesis porfirin, purin, pirimidin dan urea. Rantai protein merupakan

Lebih terperinci

ASAM AMINO. Asam amino: Asam karboksilat yang mempunyai gugus amino pada atom α dari posisi gugus - COOH

ASAM AMINO. Asam amino: Asam karboksilat yang mempunyai gugus amino pada atom α dari posisi gugus - COOH Asam amino: Asam karboksilat yang mempunyai gugus amino pada atom α dari posisi gugus - CH ASAM AMIN Atom C-α ialah atom asimetrik kecuali R ialah atom H Memutar bidang cahaya terpolarisasi atau bersifat

Lebih terperinci

Laporan Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel

Laporan Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel Laporan Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel I. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel II. Mulai Percobaan : Senin/14 Oktober 2012 Selesai Percobaan : Senin/14 Oktober 2012 III. Tujuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi guna menunjang

Lebih terperinci

Preparasi Sampel. Gaplek Terfortifikasi. Identifikasi Asam Amino Tepung Gaplek Terfortifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Preparasi Sampel. Gaplek Terfortifikasi. Identifikasi Asam Amino Tepung Gaplek Terfortifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) 19 Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian Preparasi Sampel Pembuatan Gaplek Pembuatan Tepung Gaplek Terfortifikasi Penentuan Kadar Protein Tepung Gaplek Terfortifikasi dengan Metode Biuret Identifikasi Asam

Lebih terperinci

Definisi Sintesis Protein

Definisi Sintesis Protein Definisi Sintesis Protein Manusia, hewan, dan tumbuhan sangat memerlukan protein sebagai unsur utama penyusun tubuhnya. Protein pada manusia dan hewan terdapat paling banyak pada membran sel, sitoplasma,

Lebih terperinci

METABOLISME PROTEIN. Oleh : Tim Pengampu MK Biokimia

METABOLISME PROTEIN. Oleh : Tim Pengampu MK Biokimia METABOLISME PROTEIN Oleh : Tim Pengampu MK Biokimia Outline Perkuliahan Katabolisme Protein Degradasi Protein Asam Amino Katabolisme Asam Amino Siklus Urea Anabolisme Protein Biosintesis Asam Amino Biosintesis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI. A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan.

PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI. A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan. PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan. B. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Hari : Senin, 13 April 2009 Waktu : 10.20 12.00 Tempat : Laboratorium

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Pertama Pembiakan Kultur Tahap pertama dari penelitian ini adalah pembiakan kultur bakteri asam laktat hasil isolat dari daging sapi. Bakteri asam laktat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecap Kedelai 1. Definisi Kecap Kedelai Kecap merupakan ekstrak dari hasil fermentasi kedelai yang dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu, dengan

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. PROTEIN Semua protein merupakan polipeptida dgn berat molekul yang besar. Protein merupakan substansi organik sehingga mirip dengan bahn organik lain mengadung unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Hampir

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Merah Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah atau kacang jogo ini mempunyai nama ilmiah yang sama dengan kacang buncis, yaitu Phaseolus vulgaris

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. asil dan Pembahasan 4.1 Analisis asil Sintesis Pada penelitian ini aldehida didintesis dengan metode reduksi asam karboksilat menggunakan reduktor ab 4 / 2 dalam TF. 4.1.1 Sintesis istidinal dan Fenilalaninal

Lebih terperinci

ASAM AMINO DAN PROTEIN

ASAM AMINO DAN PROTEIN ASAM AMINO DAN PROTEIN What is Protein? Makes up your body (muscles and meat are the same thing) Tinjauan Umum Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel hidup dan merupakan 50% berat

Lebih terperinci

PROTEIN. Rizqie Auliana

PROTEIN. Rizqie Auliana PROTEIN Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Sejarah Ditemukan pertama kali tahun 1838 oleh Jons Jakob Berzelius Diberi nama RNA dan DNA Berasal dari kata protos atau proteos: pertama atau utama Komponen

Lebih terperinci

Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia

Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia Protein adalah salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan baku energi, pembentukan dan perbaikan sel, sintesis hormon, enzim,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan GIZI & PANGAN PENDAHULUAN Gizi seseorang tergantung pada kondisi pangan yang dikonsumsinya Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan

Lebih terperinci

Bagian-bagian kromosom

Bagian-bagian kromosom BAB3: SUBSTANSI GENETIKA KROMOSOM Bagian-bagian kromosom 1. kromatid. 2. senrtomer. 3. lengan pendek. 4. lengan panjang. SUBSTANSI GENETIKA Seluruh peristiwa kimia (metabolisme) diatur oleh suatu master

Lebih terperinci

PROTEIN. Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Maret 2010

PROTEIN. Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Maret 2010 PROTEIN Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Maret 2010 PROTEIN merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena disamping sebagai bahan bakar tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur.

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Sub kelas : Malacostraca : Eucaridae Sub ordo : Decapoda Famili : Portunidae Genus : Portunus Spesies : Portunus pelagicus

2 TINJAUAN PUSTAKA. Sub kelas : Malacostraca : Eucaridae Sub ordo : Decapoda Famili : Portunidae Genus : Portunus Spesies : Portunus pelagicus 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rajungan (Portunus pelagicus) Portunus pelagicus tergolong hewan crustacea. Crustacea merupakan hewan yang dapat hidup di perairan tawar, laut dan darat. Kemampuan crustacea hidup

Lebih terperinci

Asam amino dan Protein

Asam amino dan Protein Asam amino dan Protein Protein berasal dari kata Yunani Proteios yang artinya pertama. Protein adalah poliamida dan hidrolisis protein menghasilkan asam- asam amino. ' suatu protein 2, + kalor 22 + 22

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

Kelompok 2: Kromatografi Kolom

Kelompok 2: Kromatografi Kolom Kelompok 2: Kromatografi Kolom Arti Kata Kromatografi PENDAHULUAN chroma berarti warna dan graphien berarti menulis Sejarah Kromatografi Sejarah kromatografi dimulai sejak pertengahan abad ke 19 ketika

Lebih terperinci

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. KROMATOGRAFI Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa memahami pengertian dari kromatografi dan prinsip kerjanya 2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis kromatografi dan pemanfaatannya

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Bahan Baku Lintah laut yang digunakan pada penelitian ini adalah Discodoris sp. yang berasal dari kepulauan Belitung. Lintah laut yang digunakan berupa lintah laut

Lebih terperinci

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP TUGAS MATA KULIAH NUTRISI TANAMAN FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP Oleh : Dewi Ma rufah H0106006 Lamria Silitonga H 0106076 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 Pendahuluan Fosfor

Lebih terperinci

BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia

BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia KODE MK: IKF 207 DOSEN: DR.dr. BM.WARA KUSHARTANTI MS RUANG LINGKUP BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia yang terjadi pada makhluk hidup.

Lebih terperinci

- 1 - KIMIA MAKROMOLEKUL

- 1 - KIMIA MAKROMOLEKUL - 1 - KIMIA MAKRMLEKUL KARBIDRAT» Merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi keton atau aldehid, dan gugus hidroksi» Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat:» Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 26 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ukuran dan Bobot Ikan Patin Ikan patin yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kolam budidaya, Dramaga, Bogor. Ikan patin yang digunakan berupa sampel segar utuh

Lebih terperinci

J3L PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

J3L PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Laporan Praktikum ari/ tanggal : Selasa, 24 September 2013 Biokimia Waktu : 13.00-14.40 WIB PJP : Puspa Julistia Puspita, S. Si, M. Sc. Asisten : Resti Siti Muthmainah, S. Si. Lusianawati, S. Si. PRTEIN

Lebih terperinci

REAKSI REAKSI SPESIFIK ASAM AMINO DAN PROTEIN : JULIAR NUR NIM : H HARI/ TGL PERC. : RABU/ 26 OKTOBER 2011

REAKSI REAKSI SPESIFIK ASAM AMINO DAN PROTEIN : JULIAR NUR NIM : H HARI/ TGL PERC. : RABU/ 26 OKTOBER 2011 LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI REAKSI SPESIFIK ASAM AMINO DAN PROTEIN NAMA : JULIAR NUR NIM : H411 10 002 KELOMPOK : I (SATU) HARI/ TGL PERC. : RABU/ 26 OKTOBER 2011 ASISTEN : ARKIEMAH HAMDA LABORATORIUM BIOKIMIA

Lebih terperinci

Struktur dan Fungsi Protein

Struktur dan Fungsi Protein Struktur dan Fungsi Protein Protein merupakan makromolekul yang sangat serbaguna pada makluk hidup dan melakukan fungsi yang sangat vital dalam seluruh sistem biologis Proteins disusun oleh 20 jenis asam

Lebih terperinci

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. B. KOMPETENSI DASAR 1. Mahasiswa dapat membedakan komposisi kimia anorganik dan organik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK NAMA NIM KEL.PRAKTIKUM/KELAS JUDUL ASISTEN DOSEN PEMBIMBING : : : : : : HASTI RIZKY WAHYUNI 08121006019 VII / A (GANJIL) UJI PROTEIN DINDA FARRAH DIBA 1. Dr. rer.nat

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan: 1. Pakan Buatan dalam Industri Akuakultur: Pengenalan 2. Nutrisi

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan buntal pisang

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan buntal pisang 3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) Puffer fish (Tetraodontiformes) merupakan kelompok ikan yang memiliki karakteristik adaptasi yang tinggi pada perairan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ASAM AMINO PADA ALBUMIN TELUR DAN SAMPEL UNKNOWN

IDENTIFIKASI ASAM AMINO PADA ALBUMIN TELUR DAN SAMPEL UNKNOWN IDENTIFIKASI ASAM AMIN PADA ALBUMIN TELUR DAN SAMPEL UNKNWN Kadek Anggra Suprapta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha Email: Dekanggra5@gmail.com Abstract This

Lebih terperinci

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN 1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ

Lebih terperinci

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih ( Pleurotus ostreatus ) atau white mushroom ini merupakan salah satu jenis jamur edibel yang paling banyak dan popular dibudidayakan serta paling sering

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 9 BAB X AIR Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita.

Lebih terperinci

Protein. Struktur Protein. Sifat-sifat Protein. Reaksi-reaksi Khas Protein. Penggolongan Protein. Pengertian

Protein. Struktur Protein. Sifat-sifat Protein. Reaksi-reaksi Khas Protein. Penggolongan Protein. Pengertian 1 PROTEIN Disususn oleh: 1. Aniqotul Khuroida 2. Dwi Listiani 3. Nurmira Lestari N. 4. Ratnawati 5. Susi Ikhmah 6. Murtisari Kusumawati 7. Mayke Ratna 8. Salsabila 9. Ida fitriana 10.Reny triyani 11.Dwi

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian. III.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian

Metodologi Penelitian. III.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian BAB III Metodologi Penelitian III. Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian Obyek penelitian ini adalah teripang hitam (holothuria edulis). Sampel berupa daging teripang hitam (Holothuri edulis)

Lebih terperinci

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. Menentukan Kadar Protein Dengan Metode Titrasi Formol I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. II. Tinjauan Pustaka Protein berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi bukan tanaman asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini tumbuh dan menyebar

Lebih terperinci

KOMPOSISI DAN NUTRISI PADA SUSU KEDELAI

KOMPOSISI DAN NUTRISI PADA SUSU KEDELAI ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.net KOMPOSISI DAN NUTRISI PADA SUSU KEDELAI Oleh: C. Budimarwanti Staf Pengajar Jurdik Kimia FMIPA UNY Pendahuluan Susu adalah

Lebih terperinci

MAKALAH ASAM AMINO. (Tugas Biokimia) Oleh : Nurul Cahyani

MAKALAH ASAM AMINO. (Tugas Biokimia) Oleh : Nurul Cahyani MAKALAH ASAM AMINO (Tugas Biokimia) Oleh : Nurul Cahyani 1413024036 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 A. Sifat asam basa asam amino dan sifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Tahap Sintesis Biodiesel Pada tahap sintesis biodiesel, telah dibuat biodiesel dari minyak sawit, melalui reaksi transesterifikasi. Jenis alkohol yang digunakan adalah metanol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Protein adalah senyawa organik besar, yang mengandung atom karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Beberapa diantaranya mengandung sulfur, fosfor, besi atau

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Biokimia Farmasi Reguler 2011 ASAM AMINO DAN PROTEIN

Laporan Praktikum Biokimia Farmasi Reguler 2011 ASAM AMINO DAN PROTEIN Laporan Praktikum Biokimia Farmasi Reguler 2011 ASAM AMIN DAN PRTEIN Disusun oleh: KELMPK 8 Agung Ismal (1106051654) Lusi Anggraini (1106000073) Mayangsari (1106008763) Tazkia Khairina F (1106051736) DEPARTEMEN

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Bahan Baku Karakteristik bahan baku merupakan sifat penting untuk mengetahui potensi yang terdapat pada bahan tersebut. Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh

Lebih terperinci

Lampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

Lampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI Lampiran 8 Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Kimia SwC Kelas XI 50 DASAR PENGEMBANGAN KISI-KISI SOAL KIMIA SwC KELAS XI SK-KD dalam Standar Isi, Ujian Nasional Kimia (), SNMPTN (4), UM UGM (4), UMB UNDIP (),

Lebih terperinci

SEJARAH. Pertama kali digunakan untuk memisahkan zat warna (chroma) tanaman

SEJARAH. Pertama kali digunakan untuk memisahkan zat warna (chroma) tanaman KROMATOGRAFI PENDAHULUAN Analisis komponen penyusun bahan pangan penting, tidak hanya mencakup makronutrien Analisis konvensional: lama, tenaga beasar, sering tidak akurat, tidak dapat mendeteksi pada

Lebih terperinci

merupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh pembangun, dan zat pengatur dalam tubuh (Diana, 2009). Protein sangat penting

merupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh pembangun, dan zat pengatur dalam tubuh (Diana, 2009). Protein sangat penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Protein merupakan zat yang sangat penting bagi setiap organisme serta merupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh berfungsi sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh berbagai kalangan. Menurut (Rusdi dkk, 2011) tahu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh berbagai kalangan. Menurut (Rusdi dkk, 2011) tahu memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahu, merupakan salah satu makanan yang digemari oleh hampir semua kalangan masyarakat di Indonesia, selain rasanya yang enak, harganya pun terjangkau oleh

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein 59 4. PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengujian peran sorbet buah naga yang ditambahkan isolat protein Spirulina platensis pada perubahan kadar gula darah. Pengujian dilakukan uji in vivo menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA Disusun oleh Nama : Gheady Wheland Faiz Muhammad NIM

Lebih terperinci