PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID PADA PROSES PH BERBASIS PEMBAGIAN REGION KURVA TITRASI. Firmansyah, Hendra Cordova, S.T., M.T.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID PADA PROSES PH BERBASIS PEMBAGIAN REGION KURVA TITRASI. Firmansyah, Hendra Cordova, S.T., M.T."

Transkripsi

1 PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID PADA PROSES PH BERBASIS PEMBAGIAN REGION KURVA TITRASI Firmansyah, Hendra Cordova, S.T., M.T. Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya ABSTRAK Pengendalian ph merupakan salah satu faktor penting dalam dunia industri. Pengendalian ini bertujuan untuk menjaga nilai ph agar berada pada kisaran nilai yang diinginkan sesuai dengan produk yang akan.perancangan sistem control ph rumit hal ini disebabkan oleh karakteristik dari ph.penelitian ini bertujuan untuk mendesain proses pengendalian titrasi asam-basa sebagai pemodelan reaksinya adalah asam lemah CH3COOH dan basa kuat NaOH. Sedangkan tempat terjadinya reaksi digunakan (CSTR). Kemudian untuk sistem kendalinya akan digunakan pengendalian PID auto-switch dikarenakan pada proses titrasi asambasa menghasilkan respon sistem yang nonlinier. Dengan PID auto-switch parameter pengendali PID dibagi menjadi beberapa area set point. yaitu set point ph 3.5-5, 6-8 dan dengan nilai Kp, Ki dan Kd pada set point adalah 0.3, 0.09 dan 0.1, pada set point 5-8 adalah 0.29, 0.09 dan Sedangkan pada set point 9-10 adalah 0.2, 0.01 dan Error yang terjadi pada simulasi closed loop kurang dari 5%. Kata kunci : PID, ph, asam-basa, titrasi I. PENDAHULUAN Pengendalian ph merupakan salah satu faktor penting dalam dunia industri. Pengendalian ini bertujuan untuk menjaga nilai ph agar berada pada kisaran nilai yang diinginkan sesuai dengan produk yang akan dihasilkan. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan performansi pengukuran dan pengendalian ph dalam industri kimia, maka perlu dibuat sistem pengendalian yang mampu memberikan performansi yang baik dengan akurasi yang memadai. Pada berbagai literatur mengenai perancangan pengendalian ph,yang digunakan adalah berdasarkan pada persamaan dinamik dan persamaan statik, penelitian ini bertujuan untuk mendisain proses pengendalian titrasi asam basa berdasarkan pembagian region kurva titrasi, sebagai pemodelan reaksinya adalah asam lemah dan basa kuat dan untuk tempat terjadinya reaksi digunakan unit tangki penetralan kontinyu.kemudian untuk sistem kontrolnya menggunakan PID. Penelitian ini bertujuan untuk mendisain proses pengendalian titrasi asam-basa menggunakan pembagian region kurva titrasi pemodelan reaksinya untuk titrasi pada asam lemah CH 3 COOH dan basa NaOH. Sedangkan tempat terjadinya reaksi digunakan tangki CSTR (Continuous Stirred Tank Reactor) dimana tangki CSTR ini akan memiliki dua input flow CH 3 COOH dan NaOH. Kemudian untuk sistem kendalinya akan digunakan Pengendali PID. II. Tinjauan Pustaka Bab ini berisi landasan teori yang menunjang penyelsaian masalah yang diangkat melalui penelitian ini. Teori teori ini menjadi rujukan dan pedoman dalam penyusunan tugas akhir. Pengambilan dasar teori diambil dari text book, jurnal ilmiah yang dapat diakses, serta berbagai sumber yang berasal dari internet. 1. Asam dan Basa Teori Arrhenius tentang sistem ion air, asam dinyatakan sebagai suatu senyawa yang dapat memberikan ion hidrogen H + atau ion hidronium H 3 O + bila dilarutkan dalam air, sedangkan basa merupakan suatu senyawa yang dapat memberikan ion hidroksil OH bila dilarutkan dalam air. Contoh senyawa asam adalah HCl, HNO 3, H 2 SO 4, H 3 PO 4, CH 3 COOH dan contoh senyawa basa adalah NaOH, KOH, Ba(OH) 2, Ca(OH) 2. Untuk contoh reaksinya dapat dilihat dari Persamaan 2.1 berikut ini: CH 3 COOH (aq) CH 3 COO - + H + (aq) (1) NaOH (aq) Na + (aq)+oh + (aq) (2) Dari Persamaan 2.1 ketika CH 3 COOH dan NaOH dilarutkan dalam air, CH 3 COOH akan menghasilkan ion H + sedangkan NaOH akan menghasilkan ion OH maka menurut Teori Arrhenius CH 3 COOH adalah senyawa asam sedangkan NaOH adalah senyawa basa. Teori Bronsted Lowry menyatakan bahwa asam adalah zat yang dapat memberikan proton (donor H + ) sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat menerima proton (akseptor H + ). Bila suatu asam HA terlarut dalam air (H 2 O), maka air bertindak sebagai basa karena dapat menerima proton H + yang dilepaskan asam HA dan membentuk ion terhidrasi (H 3 O + ),teori Bronsted- Lowrey menimbulkan adanya asam basa konjugat 1

2 pada reaksi. Berikut ini contoh reaksi pada asam dan basa. HA + H 2 O H 3 O + + A - asam basa asam konj. basa konj. H 2 O + NH 3 + NH 4 + OH - asam basa asam konj. basa konj. (3) Dapat dilihat dari Persamaan 3 air bertindak sebagai basa ketika bereaksi dengan asam pada reaksi yang pertama, sedangkan pada reaksi yang kedua air bertindak sebagai asam. Hal ini dikarenakan peranannya sebagai donor atau akseptor H +. Asam dapat digolongkan menjadi asam berbasa tunggal(monoprotic) dan asam berbasa banyak(polyprotic)(berbasa dua, berbasa tiga dst). Hal ini didasarkan jumlah ion H + yang dapat diberikan. HA + H 2 O A + H 3 O + ( 3 ) Aasam berbasa tunggal H 3 A + 3H 2 O A 3 + 3H 3 O + ( 4 ) Asam berbasa tiga Asam berbasa banyak memberikan ion H + dengan beberapa tingkat. Contoh reaksinya dapat dilihat pada persamaan berikut ini. Basa dapat menerima hidrogen dan sama dengan asam dapat dikatakan monoprotic atau polyprotic. B + H 2 O HB + + OH (5) Persamaan konstanta kesetimbangan untuk asam dan basa adalah: Karena reaksi tersebut adalah dua arah, maka tetapan kesetimbangan untuk air adalah K w = K. [H 2 O] 2 = [H + ]. [OH ] (11) Kw adalah konstatanta kesetimbangan air yang bernilai 1.0 x pada suhu 25 o C. Contoh reaksi netralisasi pada persamaan 1 dan 2 jika bereaksi akan menghasilkan air seperti pada persamaan 14 dibawah ini. NaOH + HCl Na + + Cl + H 2 O (12) 3. Definisi ph Sorrensen mengusulkan konsep ph untuk menyatakan konsentrasi ion H +. Nilai ph sama dengan negatif logaritmakonsentrasi ion H + dan secara matematika diungkapkan dengan persamaan: ph = log[h + ] (15) poh = log[oh ] (13) Nilai ph bervariasi antara 1 sampai 14. Pada saat temperatur 25 C hubungan nilai ph dan sifat dari zat adalah: ph < 7 asam, ph = 7 netral, ph > 7 basa, dengan [H + ] = [OH - ] = Dari definisi tersebut maka asam, basa dan netral dapat didefinisikan menjadi: H + > OH asam H + = OH netral H + < OH basa Titrasi Asam Lemah Dengan Basa Kuat Ketika Titrasi asam lemah dengan basa kuat maka dapat diperoleh kurva titrasi asam basa dengan karakteristik seperti gambar dibawah ini: K = [A ][H 3 O + ] [HA][H 2 O] K = [HB+ ][OH ] [B][H 2 O] (6) (7) Derajat disosiasi asam Ka dan derajat disosiasi basa Kb untuk reaksi ini adalah: K a = K. [H 2 O] = [A ][H 3 O + ] [HA] K b = K. [H 2 O] = [HB+ ][OH ] [B] (8) (9) 2. Netralisasi Ion hidrogen dan ion hidroksida bila bereaksi akan saling menetralkan dan akan membentuk air. Gambar 2.1 Kurva titrasi asam lemah dengan basa kuat H + + OH 2H 2 O (10) 2

3 ph pada awal titrasi (sebelum dasar ditambahkan). PH dari larutan asam meningkat secara signifikan sebelum mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen lebih tinggi dari ph 7 Suatu titrasi asam lemah dengan basa kuat dapat dinyatakan dengan persamaan: HA + BOH AB + H 2 O (14) Jika titrasi dengan air, harus diperhatikan juga pemisahan air: HOH HO - + H + (15) Proses disosiasi asam dan basa adalah HA H + + A - (16) HA H + + A - (17) Untuk garam dalam kesetimbangan dengan ionnya: kkkk AB A - + B + (18) Titrasi dimulai dengan penambahan jumlah kecil basa dalam asam, Dalam larutan terdapat H +, HO -, HA dan A - Dari disosiasi asam (persamaan 18) ini telah menghasilkan [H + ] [A - ] = K a [HA] (19) dan dari disosiasi air (persamaan 19): [H+] [HO-]=Kw (20) dimana [ ] adalah penghubung konsentrasi molar ([H +] adalah konsentrasi molar), Ka keasaman konstan dan Kw air konstan disosiasi. Jika diterapkan keseimbangan massa untuk asam (lihat persamaan.18, 19, 20), Cx=(Ca*Va-Cb*Vx)/(Va+Vx) (24) Dimana Cb adalah kosentrasi analitis dasar Vx ditambahkan volume dasar, Cx adalah konsentrasi analitis asam setelah menambahkan volume Vx dasar dan Va adalah volume awal asam. Persamaan (25) dengan substitusi (26) dan (27) dapat dipecahkan secara numerik.pada titik ekivalen, semua (17, 18, 19 dan 20) persamaan harus dipertimbangkan. Dengan hidrolisis kecil Cs = [B+]=[A-] dan: x= (25) Dengan pengurangan yang sama pengurangan[h + ] (26) 4. Elemen Sistem Pengendalian ph Secara umum system pengendalian digolongkan menjadi dua yaitu pengendalian loop terbuka dan pengendalian loop tertutup. Sistem pengendalian loop terbuka pengendaliannya bersifat tidak tergantung pada keluaran namun pada loop tertutup diperlukan adanya kontroler dengan menentukan parameter kontrol untuk mencapai kestabilan sistem. (a) Ca=[HA]+[H+]-[HO-] (21) Dimana Ca adalah kosentrasi analistis asam jika diterapkan dalam ketimbangan massa untuk garam Cs=[A]-[H+]+[HO-] (22) Dimana Cs adalah kosentrasi analitis dari garam dengan subsitusi persamaan (persamaan Bronsted) diperoleh: x3 + (Ka + C) * x2 - (Kw + Cx * Ka) * x - Kw * Ka = 0 (25) Dimana persamaan 25 memiliki penyelesain (b) Gambar 2 Sistem Pengendalian ph [7] (a) Loop Terbuka, (b) Loop Tetutup Dari gambar 2 tersebut maka elemen-elemen sistem pengendalian ph adalah elemen ukur yang berupa sensor ph, kontroler dan aktuator yang dikontrol oleh kontroler. Aktuator yang biasanya dipakai adalah control valve. Cs=Cb*Vx/(Va+Vx) (23) 3

4 5. Sensor ph Sensor yang digunakan untuk mengukur ph larutan adalah elektrode gelas yang dapat mengukur ph dari Sensor ph terdiri dari 2 elektrode, elektrode pertamauntuk pengukuran dan elektrode lainnya sebagai referensi. Kedua elektrode ini dipisahkan oleh partisi yang terbuat dari gelas padat. Hubungan ph dengan ion hidrogen dapat dirumuskan dengan persamaan: ph = log[h + ] (27) Perubahan konsentrasi ion hidrogen tersebut kemudian dikonversikan kedalam sinyal output listrik oleh elektrode gelas ph sensor dengan range pengukuran 0 14 dan sinyal keluaran 4 20 ma. III. PEMODELAN DAN PERANCANGAN SISTEM 1.AlurPenelitian Adapun tahapan - tahapan yang dilakukan pada penelitian ini dapat dijabarkan melalui flowchart berikut. mulai Studi literatur dan menentukan data-data parameter proses Pemodelan plant Gambar 3. Tangki Reaksi Kontinyu Penetralan ph Asumsi yang digunakan dalam melakukan pemodelan adalah, larutan tercampur sempurna (perfect mixing), volume tangki konstan dan temperatur ruangan dan larutan berada dalam suhu kamar (25 C atau 298 K). Kombinasi larutan yang digunakan adalah, Asam Lemah-Basa Kuat. Model Titrasi Larutan Asam Lemah dan Basa Kuat Larutan Asam yang dipilih adalah Asam Lemah (CH 3 COOH) yang akan dititrasi oleh Basa Kuat yaitu NaOH. CH 3 COOH adalah suatu asam karena di dalam larutannya dapat melepas ion H dan NaOH merupakan basa, dengan persamaan sebagai berikut, Validasi sistem model Perancangan Sitstem Kontrol PID Uji Sistem Kontrol Point A CH 3 COOH (aq) CH 3 COO - + H + (aq) atau CH 3 COOH (aq) + H 2 O (l) CH 3 COO - (aq) + H 3 O (l) (28) Jika konsentrasi asam asetat adalah Ma mol / liter dan x mol per liter terdisosiasi. Analisis Kac = [H + ]+[ CH 3 COO - ] = x 2 [CH 3 COOH] M ac -x (29) Pembuatan Laporan selesai Gambar 3 Alur Penelitian 2. Model Proses Titrasi ph Sebagaimana diterangkan dalam bab 2, maka untuk mendapatkan model proses penetralan ph dalam penelitian ini menggunakan skema pembagian region kurva titrasi. Berdasar persamaan 3.4 maka akan mendapatkan nilai x ac sehingga [H + ] sebagai berikut: x ac = [H + ] = Kac+ Kac 2 +4 Kac Mac (Vac/Vac+Vbs) 2 ph=-logx ac (30) 4

5 Point B CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3 COO - Na + + H 2 O (31) CH 3 COOH (aq) CH 3 COO - + H + (aq) (32) Berdasarkan persamaan 34 dan 35 maka medapatkan nilai x ac sehingga [H + ] sebagai berikut: x ac = [H + ] Pemodelan ph Transmitter Transmitter atau sensor ph yang digunakan adalah jenis elektrode. Sensor ini terdiri dari 2 elektrode, elektrode pertama digunakan untuk pengukuran dan elektrode lainnya sebagai referensi. Kedua elektrode ini dipisahkan oleh partisi yang terbuat dari gelas padat. Hubungan ph dengan ion hidrogen dapat dirumuskan dengan persamaan 3.5, persamaan 3.8, persamaan 3.12 dan persamaan 3.14 Perubahan konsentrasi ion hidrogen tersebut kemudian dikonversikan kedalam sinyal output listrik oleh elektrode gelas ph sensor dengan range pengukuran ph = 0 14 dan sinyal keluaran 4 20 ma, dengan demikian diperoleh gain sensor atau transmitter ph: Point C (33) CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3 COO - Na + + H 2 O K ph = span output span variabel terukur K ph = 20mA 4mA 14 0 G ph = K ph τ(s)+1 12) = = 8 7 (40) (34) CH 3 COO - Na + (aq) + H 2 O CH 3 COOH+ Na + + OH - (35) Berdasar persamaan 3.4 maka akan mendapatkan nilai x bs sehingga [OH - ] sebagai berikut: x bs = [OH - ] = (36) Setelah mendapatkan nilai [OH - ] maka mendapatkan nilai ph sebagai berikut: ph=14+logx bs Point D ph=14-poh (37) (38) (39) 3.2 Pemodelan ph Transmitter dan Control Valve Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai pemodelan matematis dari ph transmitter dan control valve(dari sofyan & pak hendra) Karena media pengiriman merupakan sinyal elektrik maka time lag (time konstan) yang terjadi sangat kecl dan dapat diabaikan sehingga konstanta waktu dapat dianggap nol. Dengan demikian fungsi alih transmitter adalah : G ph = 8/ = 8 7 Kemudian kontrol yang digunakan adalah berupa kontrol dengan menggunakan Kontrol PID, yang mana metode ini tentunya hanya dapat dilakukan dalam ranah digital. Sedangkan diketahui bahwa output dari sensor ph berupa nilai arus antara 4mA sampai dengan 20mA. Maka nilai ini harus dikonversi terlebih dahulu menjadi nilai tegangan. Setelah conversi dari arus menjadi tegangan kemudian sinyal ini dimasukkan ke dalam ADC (Analouge to Digital Converter). Sekali lagi kemudian diasumsikan bahwa resolusi dari ADC ini sangat tinggi serta kecepatan konversi yang tinggi pula. Dengan menyederhanakan proses konversi ini maka pengkonversian arus ke tegangan kemudian dikonversi lagi menjadi data digital, kumdian data digital ini dengan menggunakan software akan dibuat sedemikan rupa untuk langsung merepresentasikan nilai ph, sehingga jika proses ini berlangsung sangat cepat dapat diasumsikan bahwa proses konversi adalah dari nilai arus menjadi nilai ph kembali. Sehingga nilai gain dari transmiter ini adalah sama dengan 1. G Trans. = = 1 Pemodelan Control Valve Control valve merupakan salah satu final control element yang banyak digunakan dalam sistem pengendalian dan proses. Control valve mempunyai dua bagian utama yaitu aktuator dan 5

6 valve. Aktuator adalah bagian yang menggerakkan valve buka atau tutup, sedangkan valve adalah bagian komponen mekanis yang menentukan besarnya flow fluida proses. Dalam tugas akhir ini, control valve yang digunakan adalah jenis equal percentage dan normally close atau air to open. Control valve tersebut digunakan untuk mengatur laju aliran fluida input NaOH dan HCl yang masuk ke dalam CSTR. Aktuator sebagai I/P Converter, menerima input sinyal elektrik 4 20 ma yang diubah menjadi sinyal pneumatik 3 15 psi. yang berfungsi menggerakkan stem membuka dan menutup % dalam mengatur laju aliran fluida input dengan sinyal koreksi. Fungsi transfer dari control valve dapat dinyatakan sebagai sebuah sistem orde satu, sebagai berikut: m(s) = KtotxU(s) τ(s)+1 Dengan : m(s) = manipulated variable laju aliran keluar control valve Ktot = Gain total control valve U(s) = sinyal masukan control valve τ = Time constant dari Control Valve Ktot = K I/P. Kact Dengan : K I/P = Gain I/P positioner control valve Kact = Gain aktuator Gain Control Valve didefinisikan sebagai perubahan aliran yang melalui Control Valve terhadap perubahan masukan Control Valve. Karena karakteristik Control Valve yang linier, maka didapati adanya bias sebagaimana dalam persamaan linier terdapat adanya gradien dan konstanta bias. Untuk melihat konfigurasi dan mekanisme konversi pada Control Valve dapat dilihat pada gambar ma From controller 3-15 psi I/P positioner 3-15 psi actuator 0-100% (flow) 0-100% (flow) K act. = Q Cmaks (l/(psi. ma)) (15 3)psi Kemudian nilai ini dikalikan dengan nilai karakteristik dari kontrol valve yang dikembangkan oleh F. G. Shinskey, yaitu: Y = x L+(1 L)x Keterangan: Y = persamaan karakteristik control valve x = masukan control valve (ma) L = 1, untuk linear; 0< L<1, untuk quick opening; dan 1< L untuk equal precentage Kemudian seperti diketahu bahwa nilai darai time constant tiap valve berbeda-beda tergantung dari berbagai macam sebab. Beberapa diantaranya adalah time stroke, faktor stroking time, koefisien aksesori valve, fraksi perubahan stem dari posisi normal, perubahan dari konstanta waktu inherent pada stroking time dan ditambah lagi dengan perbedaan pabrikan valve. Sedangkan time constant sendiri merupakan representasi dari time delay yang terjadi antara inputan sinyal perintah kontrol dengan bukaan valve. Dengan demikian nilai dari time constant ini akan ditentukan pada range antara 0 untuk kontrol valve ideal hingga pada time constant Sistem Pengendalian ph Sistem pengendalian ph dirancang berdasar gambar 3.2 terdiri dari proses yaitu tangki reaksi kontinyu (seperti gambar 3.1), katup kendali sebagai aktuator atau elemen pengendali akhir dan sensor ph. Khusus sensor ph diasumsikan mempunyai gain sama dengan satu, sehingga seluruh sinyal yang berasal dari proses tidak mengalami delay. Pengambilan gain tersebut didasari juga bahwa sistem yang bekerja dalam domain digital atau diskrit, sehingga kecepatan pengiriman sinyal dari sensor diasumsikan juga lebih cepat dari konstanta waktu proses. Kontrol valve yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai bentuk kombinasi fungsi alih orde satu ma 3-15 psi Gambar 4. Pengkonversian pada Control Valve span pressure ke aktuator K I/P = span sinyal kontrol (15 3)psi K I/P = (20 4)mA = 3 4 (psi/ma) span niali bukaan valve K act. = span pressure aktuator 6

7 Gambar 7 Pengaruh konsentrasi NaOH terhadap keluaran plant. Gambar 5.Diagram Blok Sistem Pengendalian Proses seperti yang ditunjukkan oleh gambar diatas mennggunakan persamaan 3.1 sampai dengan 5. Dengan persamaan tersebut dengan menghubungkan Volume basa(vb) sebagai input pengendali (terhubung dengan kontrol valve atau kontroller),. Laju aliran Va dalam hal ini diberikan nilai yang bervariasi sebagai larutan yang lebih dulu berada pada tangki reaksi. Jadi dengan hal ini kondisi awal semua kombinasi reaksi berada pada tingkat ph dibawah 7 atau larutan asam. Persamaan nonlinier statik yang digunakan bergantung pada reaksi yang digunakan (jenis titrasi asam-basa). Laju aliran basa (Vb) pada semua tabel dibawah dimulai dari 0 L/sec sampai nilai maksimalnya secara proporsional dengan sinyal kontrol yang diberkan. Sinyal kontrol atau variabel yang dimanipulasi adalah laju aliran basa atau notasi u (sinyal kontrol) menggantikan Vb. Model transmitter dalam penelitian ini diasumsikan bernilai satu, sehingga kecepatan mengirimkan data tidak mengalami delay. Tabel 3.1. Data Operasional Titrasi CH 3 COOH oleh NaOH No Data Operasional Satuan 1 Konsentrasi Asam 0,001 (mol/l) 2 Konsentrasi Basa 0,001 (mol/l) 3 Volume asam 10 (L) 4 Volume basa 20(L) ( sumber : hendra cordova) IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sebelum perancangan maka di uji pengaruh dari tiap komponen. 1. Simulasi Open loop Pada gambar 8 diketahui bahwa konsentrasi NaOH berpengaruh pada span set point yang bisa dicapai oleh proses titrasi. Pada nilai konsentrasi NaOH 0,01 M nilai ph yang bisa dicapai oleh proses titrasi dengan nilai ph 11.52, untuk konsentrasi NaOH 0,05 M nilai ph yang bisa dicapai oleh proses titrasi dengan nilai ph Sedangkan untuk konsentrasi NaOH 0,1 M sesuai data operasional, nilai ph yang bisa dengan nilai nilai ph 12,8. Ketiganya mempunyai batas ph minimal dengan nilai ph 3,35. Ketiganya memiliki span dengan pertambahan yang tidak linier, hal dikarenakan nilai ph adalah fungsi logaritmik. 2. Tuning Parameter PID (Kp, Ti, Td) Gambar 8 Daerah pembagian set point Tabel 2 Nilai Kp, Ki, Kd dengan range set point yang berbeda No Set point PH Kp Ki Kd ,3 0,09 0, ,29 0,09 0,29 Gambar 6.Diagram Blok sistem open loop Simulai open loop Model dinamik dan statis titrasi bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel ,5 0,2 0,05 0,01 3. Simulasi Closed loop Sistem Perancangan simulasi selanjutnya yaitu membuat simulasi sistem closed loop, dimana pada 7

8 sistem ini akan dimasukkan suatu blok kontroller yang mendapatkan umpan balik dari respon sistem. Gambar 9 Diagram blok sistem closed loop Pada simulasi sistem closed loop ini dilakukan dengan melakukan pengujian sistem pada set point pada range yang telah ditentukan. Setelah melakukan pengujian setpoint maka uji selanjutnya adalah uji gangguan. Simulasi range set point ph 3.5 ph 5 Pada pengujian sistem closed loop range set point antara ph 3,5-5 sistem diberikan set point ph 4. Respon sistem dapat dilihat pada gambar 4.10: Gambar 11 Respon sistem Closed loop ph 8dengan nilai parameter tuning PID sesuai tabel 2 a. Dead time, t d = 2.5 detik b. Rise time, t r = 9 detik c. Peak time, t p = 14 detik d. Settling time, t s = 42detik e. Maximum overshoot, M p = % Error steady state = 2.6% Simulasi range set point ph 9 ph 10,5 Pada pengujian sistem closed loop range set point antara ph sistem diberikan set point ph 10,5. Respon sistem dapat dilihat pada gambar 14 : Gambar 10 Respon sistem Closed loop ph 4 dengan nilai parameter tuning PID sesuai tabel 2 a. Dead time, t d = 3.3 detik b. Rise time, t r = 4 detik c. Peak time, t p = 6 detik d. Settling time, t s = 48 detik e. Maximum overshoot, M p = 50% Error steady state = 2.5 % Simulasi range set point ph 5 ph 8 Pada pengujian sistem closed loop range set point antara ph 5-8sistem diberikan set point ph 8. Respon sistem dapat dilihat pada gambar 13: 8

9 Gambar 12 Respon sistem Closed loop ph 10 dengan nilai parameter tuning PID sesuai tabel 2 a. Dead time, t d = 5.7 detik b. Rise time, t r = 8.7 detik c. Peak time, t p = 23 detik d. Settling time, t s = 45 detik e. Maximum overshoot, M p = 3.22 % Error steady state = 2% Uji noise Uji berikutnya adalah dengan memasukkan nilai noise pada plan yang digambarkan pada gambar 17. Noise ini merupakan gangguan sinyal feedback dari sensor menuju kontroler. Dan hasil simulasinya adalah sebagai berikut: Gambar 13 Noise Gambar 15 Respon Sistem Akibat Noise dengan Set Point ph 8 Gambar 16 Respon Sistem Akibat Noise dengan Set Point ph 10,5 Dari gambar dapat dilihat bahwa pengendali pada sistem masih bisa mengatasi noise acak pada sinyal feedback dengan nilai ±1 terhadap nilai feedback sesungguhnya dari plant. Dengan respon sistem yang berbeda untuk range set point yang berbeda. Hal ini dikarenakan setiap range set point punya parameter tuning K p, K i dan K d yang berbeda. Tracking Set point Uji coba tracking set point dapat dilihat pada gambar 21, dapat dilihat bahwa respon sistem mengikuti set point yang diberikan. Gambar 14 Respon Sistem Akibat Noise dengan Set Point ph 4 Gambar 17 Respon Uji Tracking Naik 9

10 Dari uji tracking ini juga diketahui bahwa laju NaOH mengikuti set point yang diberikan. Hal ini menunjukkan pengendali PID auto-switch bekerja sesuai daerah set point yang diberikan. Begitu juga saat uji tracking turun laju NaOH berkurang sesuai dengan kondisi asam yang diinginkan. Uji tracking turun dapat dilihat pada gambar 22. DAFTAR PUSTAKA [1] Vydianath R. Radhakrishnan and S.W.Wah; 2004; Wiener Type Model for ph Neutralization Process, Depertment of Chemical, University Technology Petronas, Tronoh, Malaysia [2] Cordova, H ; 2004; PID Self-Tuning Based On Auto Switch Algorithm To Control ph; Teknik Fisika, FTI, ITS. [3] Gunterus, Frans; 1994; Falsafah Dasar : Sistem Pengendalian Proses; Elex Media Komputindo; Jakarta. [4] Luthfi, Fadloli, 2011, Perancangan sistem pengendalian ph pada Continues Inject ion Pipe Mixing (CIPM) dengan metode pengendalian PID selftuning berbasis Auto-Switch Algorithm, Teknik Fisika - FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. [5] Mukhlis ; 2010; Proses Titrasi Asam Basa; Teknik Fisika, FTI, ITS. [6] Ogata, Katsuhiko; 1997; Teknik Kontrol Automatik; Erlangga; Jakarta. Gambar 22 Respon Uji Tracking Turun V. KESIMPULAN DAN SARAN 5. Kesimpulan Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Telah dilakukan pemodelan titrasi asam basa pada Continues Stirred Tank Reactor(CSTR). 2. Pada perancangan PID, aksi kontroler membagi menjadi tiga daerah, yaitu pada set point ph 3.5-5, 6-8 dan Pada set point ph nilai parameter K p, K i dan K d berturut-turut adalah 0.3, 0.09 dan 0.1 dengan karakteristik respon sebagai berikut : dead time, t d = 3.3 detik, rise time, t r = 4 detik, peak time, t p = 6 detik, settling time, t s = 48 detik, maximum overshoot, M p = 50 %, error steady state = 2.5 %. Untuk set point ph 5-9 nilai parameter K p, K i dan K d berturut-turut adalah 0.29, 0.09 dan 0.29 dengan karakteristik respon sebagai berikut : dead time, t d = 2.5 detik, rise time, t r = 9 detik, peak time, t p = 14 detik, settling time, t s = 42 detik, maximum overshoot, M p = %, error steady state = 2.6 %. Untuk set point ph 9-11 nilai parameter K p, K i dan K d berturut-turut adalah 0.38, 0.11 dan 0,41 dengan karakteristik respon sebagai berikut : dead time, t d = 5 detik, rise time, t r = 7 detik, peak time, t p = 10 detik, settling time, t s = 24.5 detik, maximum overshoot, M p = 11 %, error steady state = 2.5 %.. DATA PENULIS Nama : Firmansyah TTL : Sidoarjo, 15 Juli 1987 Alamat : Jl.Raya Buduran.111 Riwayat Pendidikan SDN Buduran 1 SLTPN 3 Sidoarjo SMKN 5 Sidoarjo D3 Teknik Instrumentasi Teknik Fisika ITS Teknik Fisika ITS firm_spain@yahoo.co.id 10

PERANCANGAN PID SEBAGAI PENGENDALI ph PADA CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR (CSTR)

PERANCANGAN PID SEBAGAI PENGENDALI ph PADA CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR (CSTR) PERANCANGAN PID SEBAGAI PENGENDALI ph PADA CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR (CSTR) Fihir, Hendra Cordova Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL ph BERBASIS SINTESA REAKSI INVARIAN DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA STUDI KASUS TITRASI ASAM HCl DAN BASA NaOH

PERANCANGAN SISTEM KONTROL ph BERBASIS SINTESA REAKSI INVARIAN DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA STUDI KASUS TITRASI ASAM HCl DAN BASA NaOH PRESENTASI TUGAS AKHIR TF091381 PERANCANGAN SISTEM KONTROL ph BERBASIS SINTESA REAKSI INVARIAN DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA STUDI KASUS TITRASI ASAM HCl DAN BASA NaOH Penyusun Tugas Akhir : Syaifur

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL ph PADA SEMIBATCH REACTOR DENGAN MENGGUNAKANFUZZY LOGIC CONTROL UNTUK STUDI KASUS PENETRALAN CH3COOH DAN NaOH

PERANCANGAN SISTEM KONTROL ph PADA SEMIBATCH REACTOR DENGAN MENGGUNAKANFUZZY LOGIC CONTROL UNTUK STUDI KASUS PENETRALAN CH3COOH DAN NaOH PERANCANGAN SISTEM KONTROL ph PADA SEMIBATCH REACTOR DENGAN MENGGUNAKANFUZZY LOGIC CONTROL UNTUK STUDI KASUS PENETRALAN CH3COOH DAN NaOH Roza Hamidyantoro, Hendra Cordova, Ronny Dwi Noriyati Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Rancang Bangun Self Tuning PID Kontrol ph Dengan Metode Pencarian Akar Persamaan Karakteristik

Rancang Bangun Self Tuning PID Kontrol ph Dengan Metode Pencarian Akar Persamaan Karakteristik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Rancang Bangun Self Tuning PID Kontrol ph Dengan Metode Pencarian Akar Persamaan Karakteristik Muhammad Riza Alaydrus, Hendra Cordova ST, MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SELF TUNING PID KONTROL PH DENGAN METODE PENCARIAN AKAR PERSAMAAN KARAKTERISTIK

RANCANG BANGUN SELF TUNING PID KONTROL PH DENGAN METODE PENCARIAN AKAR PERSAMAAN KARAKTERISTIK RANCANG BANGUN SELF TUNING PID KONTROL PH DENGAN METODE PENCARIAN AKAR PERSAMAAN KARAKTERISTIK JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Rancang Bangun Self Tuning PID Kontrol ph Dengan Metode

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL ph BERBASIS SINTESA REAKSI INVARIAN DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA STUDI KASUS TITRASI ASAM HCl DAN BASA NaOH

PERANCANGAN SISTEM KONTROL ph BERBASIS SINTESA REAKSI INVARIAN DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA STUDI KASUS TITRASI ASAM HCl DAN BASA NaOH PERANCANGAN SISTEM KONTROL ph BERBASIS SINTESA REAKSI INVARIAN DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA STUDI KASUS TITRASI ASAM HCl DAN BASA NaOH (Syaifur Rizal, Hendra Cordova) Jurusan Teknik Fisika Fakultas

Lebih terperinci

Rancang Bangun Auto Switch PID Dengan Feedforward Feedback Control Sebagai Pengendali ph

Rancang Bangun Auto Switch PID Dengan Feedforward Feedback Control Sebagai Pengendali ph 1 Rancang Bangun Auto Switch PID Dengan Feedforward Feedback Control Sebagai Pengendali ph Ahmad Novrizal 1) Hendra Cordova 2) 1) Department of Engineering Physics, Faculty of Industrial Technology ITS

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTROL ph PADA PROSES TITRASI ASAM BASA. Mukhlish Kusuma Irawan, Hendra Cordova

PERANCANGAN KONTROL ph PADA PROSES TITRASI ASAM BASA. Mukhlish Kusuma Irawan, Hendra Cordova PERANCANGAN KONTROL ph PADA PROSES TITRASI ASAM BASA Mukhlish Kusuma Irawan, Hendra Cordova Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo,

Lebih terperinci

Muhammad Riza A Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT. NIP :

Muhammad Riza A Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT. NIP : Muhammad Riza A. 248 1 67 Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT. NIP : 19695319941211 Latar Belakang Kontrol ph dilakukan untuk menjaga harga ph pada nilai tertentu yang diharapkan. Nilai ph dipengaruhi dari

Lebih terperinci

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1] 1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK.

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK. PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK. Seminar Oleh : Wahid Abdurrahman 2409 105 006 Pembimbing : Hendra Cordova

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (13) 1-5 1 Rancang Bangun Auto Switch PID pada Sistem ILFM (In Line Flash Mixing) untuk Proses Netralisasi Hariadi kurniawan 1), Hendra Cordova S.T., M.T. 1) Jurusan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Rancang Bangun Kontrol Logika Fuzzy-PID Pada Plant Pengendalian ph (Studi Kasus : Asam Lemah dan Basa Kuat) Oleh : Fista Rachma Danianta 24 08 100 068 Dosen Pembimbing Hendra Cordova ST, MT. JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve ROFIKA NUR AINI 1206 100 017 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTROL PH BERBASIS SELF TUNING PID MELALUI METODE ADAPTIVE CONTROL

RANCANG BANGUN KONTROL PH BERBASIS SELF TUNING PID MELALUI METODE ADAPTIVE CONTROL RANCANG BANGUN KONTROL PH BERBASIS SELF TUNING PID MELALUI METODE ADAPTIVE CONTROL JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Rancang Bangun Kontrol ph Berbasis Self Tuning PID Melalui Metode Adaptive

Lebih terperinci

Rancang Bangun Auto Switch PID pada Sistem ILFM (In Line Flash Mixing) untuk Proses Netralisasi ph

Rancang Bangun Auto Switch PID pada Sistem ILFM (In Line Flash Mixing) untuk Proses Netralisasi ph JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (13) ISSN: 337-3539 (31-971 Print) F-1 Rancang Bangun Auto Switch PID pada Sistem ILFM (In Line Flash Mixing) untuk Proses Netralisasi Hariadi Kurniawan dan Hendra Cordova

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGENDALIAN ph PADA INLINE FLASH MIXING DENGAN METODE NEURO-REGULATOR CONTROLLER. Dosen Pembimbing : Hendra Cordova, ST, MT.

RANCANG BANGUN PENGENDALIAN ph PADA INLINE FLASH MIXING DENGAN METODE NEURO-REGULATOR CONTROLLER. Dosen Pembimbing : Hendra Cordova, ST, MT. RANCANG BANGUN PENGENDALIAN ph PADA INLINE FLASH MIXING DENGAN METODE NEURO-REGULATOR CONTROLLER Dosen Pembimbing : Hendra Cordova, ST, MT. Dalam dunia industri, penetralan ph merupakan hal penting. Sebagai

Lebih terperinci

Pokok Bahasan. Teori tentang asam, basa dan garam Kesetimbangan asam-basa Skala ph Sörensen (Sörensen ph scale) Konstanta keasaman

Pokok Bahasan. Teori tentang asam, basa dan garam Kesetimbangan asam-basa Skala ph Sörensen (Sörensen ph scale) Konstanta keasaman Kesetimbangan Ionik Pokok Bahasan Teori tentang asam, basa dan garam Kesetimbangan asam-basa Skala ph Sörensen (Sörensen ph scale) Konstanta keasaman Teori tentang asam dan basa Arrhenius: Asam: zat yg

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Paisal Tajun Aripin 1, Erna Kusuma Wati 1, V. Vekky R. Repi 1, Hari Hadi Santoso 1,2 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pustaka Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai Pengontrol Suhu Menggunakan Proportional Integral berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535 [3].

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI Pada bab ini akan dibahs mengenai pengujian control reheat desuperheater yang telah dimodelkan pada matlab sebagaimana yang telah dibahas pada bab III, aspek

Lebih terperinci

Perancangan Model Simulasi Sistem Kontrol ph pada pengolahan limbah di Reject Treatment Plant PT. KRAKATAU STEEL Dengan Metode Fuzzy Logic

Perancangan Model Simulasi Sistem Kontrol ph pada pengolahan limbah di Reject Treatment Plant PT. KRAKATAU STEEL Dengan Metode Fuzzy Logic Perancangan Model Simulasi Sistem Kontrol ph pada pengolahan limbah di Reject Treatment Plant PT. KRAKATAU STEEL Dengan Metode Fuzzy Logic Oktavia Djiah Pratiwi 1, Alimuddin 2, Ri Munarto 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Pengendalian ph Pada Inline Flash Mixing Menggunakan Metode Neural Network Controller

Rancang Bangun Pengendalian ph Pada Inline Flash Mixing Menggunakan Metode Neural Network Controller JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (13) ISSN: 337-3539 (31-971 Print) F-177 Rancang Bangun Pengendalian Pada Inline Flash Mixing Menggunakan Metode Neural Network Controller Warin Gusena dan Hendra Cordova

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER Oleh : AMRI AKBAR WICAKSONO (2406 100 002) Pembimbing: IBU RONNY DWI NORIYATI & BAPAK TOTOK SOEHARTANTO

Lebih terperinci

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013 Kurikulum 2006/2013 KIMIa K e l a s XI ASAM-BASA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kesetimbangan air. 2. Memahami pengaruh asam

Lebih terperinci

wanibesak.wordpress.com 1

wanibesak.wordpress.com 1 Ringkasan, contoh soal dan pembahasan mengenai asam, basa dan larutan penyangga atau larutan buffer Persamaan ionisasi air H 2O H + + OH Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan

Lebih terperinci

minimum variance sebagai estimator.

minimum variance sebagai estimator. Perancangan Sistem Pengandalian dengan Metode Adaptive Control Menggunakan Minimum Variance pada Unit Pengolahan Limbah Gas di PT HESS (Indonesia-Pangkah) Ltd. Nursinggih Wahyuni, Hendra Cordova Jurusan

Lebih terperinci

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam

Lebih terperinci

BAB 7. ASAM DAN BASA

BAB 7. ASAM DAN BASA BAB 7. ASAM DAN BASA 7. 1 TEORI ASAM BASA 7. 2 TETAPAN KESETIMBANGAN PENGIONAN ASAM DAN BASA 7. 3 KONSENTRASI ION H + DAN ph 7. 4 INDIKATOR ASAM-BASA (INDIKATOR ph) 7. 5 CAMPURAN PENAHAN 7. 6 APLIKASI

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI Pada Bab III akan dibahas perancangan simulasi kontrol level deaerator. Pada plant sebenarnya di PLTU Suralaya, untuk proses kontrol level deaerator dibuat di

Lebih terperinci

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP PENDAHULUAN Kalian pasti mendengar penyedap makanan. Penyedap makanan yang sering digunakan adalah vitsin. Penyedap ini mengandung monosodium glutamat

Lebih terperinci

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll LOGO Bab 08 Asam Basa Apa yang terjadi? - Koma - Tulang keropos - Sesak napas - dll 1 Ikhtisar Teori Asam Basa Sifat Asam-Basa dari Air ph-suatu ukuran keasaman Kesetimbangan Asam-Basa Lemah dan Garam

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13) ISSN: 337-3539 (31-971 Print) 1 Rancang Bangun Pengendalian Pada Inline Flash Mixing Menggunakan Metode Neural Network Controller Warin Gusena 1), Hendra Cordova,

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam Memiliki rasa masam; misalnya cuka mempunyai rasa dari asam asetat, dan lemon serta buah-buahan sitrun

Lebih terperinci

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Control Unit G.U.N.T Tipe dengan Pengendali PID MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor, Juni 9 SIMULASI KENDALIAN FLOW CONTROL UNIT G.U.N.T TIPE DENGAN PENGENDALI PID Syahrir

Lebih terperinci

Titrasi Asam Basa. Sophi Damayanti

Titrasi Asam Basa. Sophi Damayanti Titrasi Asam Basa Sophi Damayanti 1 Highlight Kuliah Lalu KUALITATIF KUANTITATIF Berkaitan dengan identifikasi Berkaitan dengan kadar Menjawab pertanyaan Apa Menjawab pertanyaan Berapa What chemicals are

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID Joko Prasetyo, Purwanto, Rahmadwati. Abstrak Pompa air di dunia industri sudah umum digunakan sebagai aktuator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian Terkait Perkembangan teknik pengendalian di dunia industri dewasa ini sangat pesat. Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam rangka menemukan teknik kendali baru

Lebih terperinci

Teori Asam-Basa Arrhenius

Teori Asam-Basa Arrhenius Standar Kompetensi emahami terapannya. sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan Kompetensi Dasar enjelaskan teori asam basa menurut Arrhenius mengklasifikasi berbagai larutan asam, netral, dan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN Nazrul Effendy 1), Masrul Solichin 2), Teuku Lukman Nur Hakim 3), Faisal Budiman 4) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG Satryo Budi Utomo, Universitas Jember

IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG Satryo Budi Utomo, Universitas Jember IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG 38 714 Abstrac Satryo Budi Utomo, Universitas Jember Satryo.budiutomo@yahoo.com Pressure Process Control of Trainer studying

Lebih terperinci

Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel

Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel Poppy Dewi Lestari 1, Abdul Hadi 2 Jurusan Teknik Elektro UIN Sultan Syarif Kasim Riau JL.HR Soebrantas km 15

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengendalian Suhu Kumbung Jamur dengan Logika Fuzzy

Perancangan Sistem Pengendalian Suhu Kumbung Jamur dengan Logika Fuzzy Perancangan Sistem Pengendalian Suhu Kumbung Jamur dengan Logika Fuzzy Dosen pembimbing : Hendra Cordova, ST, MT Mahendra Ega Higuitta- 24 08 100 054 Ekologi Jamur Tiram Pertumbuhan jamur tiram sangat

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA

Institut Teknologi Sepuluh Nopember PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA Oleh : ITS Institut Teknologi Sepuluh Nopember Arya Dwi Prayoga 2408100097 Pembimbing : Fitri

Lebih terperinci

Larutan Penyangga XI MIA

Larutan Penyangga XI MIA Larutan Penyangga XI MIA Komponen Larutan Penyangga Larutan Penyangga Asam Terdiri dari Asam lemah dan basa konjugasinya (Contoh : CH 3 COOH dan CH 3 COO -, HF dan F - ) Cara membuatnya : 1. Mencampurkan

Lebih terperinci

TEORI ASAM BASA Secara Umum :

TEORI ASAM BASA Secara Umum : TEORI ASAM BASA Secara Umum : Asam Basa : : Cairan berasa asam dan dapat memerahkan kertas lakmus biru Cairan berasa pahit dan dapat membirukan kertas lakmus merah Garam : Cairan yang berasa asin TEORI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi Netralisasi a. Netralisasi Neutralisasi dapat didefinisikan sebagai reaksi antara proton (atau ion hidronium) dan ion hidroksida membentuk air. Dalam bab ini kita hanya mendiskusikan netralisasi di larutan

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA Gedung D6. Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telp. 8508035 LEMBAR SOAL Mata

Lebih terperinci

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp Strategi Dalam Teknik Pengendalian Otomatis Dalam merancang sistem pengendalian ada berbagai macam strategi. Strategi tersebut dikatakan sebagai strategi konvensional, strategi modern dan strategi berbasis

Lebih terperinci

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta Lampiran 3 95 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun praktikum ini dengan seksama. 2. Setelah alat dan bahan siap tersedia, laksanakanlah percobaan menurut prosedur percobaan. 3. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Metode Pengasapan Cold Smoking Ikan asap merupakan salah satu makanan khas dari Indonesia. Terdapat dua jenis pengasapan yang dapat dilakukan pada bahan makanan yaitu hot smoking

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS 6 LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS A. LARUTAN PENYANGGA B. HIDROLISIS Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang reaksi asam-basa dan titrasi. Jika asam direaksikan dengan basa akan menghasilkan

Lebih terperinci

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh)

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh) Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh) Berdasarkan teori asam basa Arhenius, suatu larutan dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung pada konsentrasi ion H+ atau ion OH dalam larutan tersebut.

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran Untuk Kebutuhan Refueling System Pada DPPU Juanda-Surabaya

Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran Untuk Kebutuhan Refueling System Pada DPPU Juanda-Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran Untuk Kebutuhan Refueling System Pada DPPU Juanda-Surabaya Arya Dwi Prayoga, Fitri Adi Iskandarianto,

Lebih terperinci

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos 1. TUJUAN PERCOBAAN Praktikan dapat menguasai pemodelan sistem, analisa sistem dan desain kontrol sistem dengan software simulasi Scilab dan Scicos.

Lebih terperinci

Asam-Basa. Kimia. Kelas XI. B usiness Name. Indikator: A. Teori Asam-Basa

Asam-Basa. Kimia. Kelas XI. B usiness Name. Indikator: A. Teori Asam-Basa Asam-Basa Kimia Kelas XI B usiness Name Indikator: 3.1.1 Menjelaskan teori asam basa berdasarkan konsep Arrhenius, Brosnted Lowry dan Lewis 3.1.2 Menjelaskan pengertian indikator asam-basa 3.1.3 Menyebutkan

Lebih terperinci

Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-128 Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG

PEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG 38-714 SYSTEM MODELLING WITH PID CONTROLLER APPLYING CIANCONE

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Makalah Seminar Tugas Akhir APLIKASI KENDALI MENGGUNAKAN SKEMA GAIN SCHEDULING UNTUK PENGENDALIAN SUHU CAIRAN PADA PLANT ELECTRIC WATER HEATER Ahmad Shafi Mukhaitir [1], Iwan Setiawan, S.T., M.T. [2],

Lebih terperinci

KIMIA (2-1)

KIMIA (2-1) 03035307 KIMIA (2-1) Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Kuliah ke-9 Teori Asam Basa Bahan kuliah ini disarikan dari Chemistry 4th ed. McMurray and Fay Faperta UNMUL 2011 Pengertian Asam dan

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi. PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh

Lebih terperinci

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5 Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak mengalami hidrolisis adalah... A. NH 4 Cl C. K 2 SO 4 D. CH 3 COONa E. CH 3 COOK Yang tidak mengalami peristiwa hidrolisis adalah garam yang berasal

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL 2.1 Pengenalan Sistem Kontrol Definisi dari sistem kontrol adalah, jalinan berbagai komponen yang menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan

Lebih terperinci

Sadra Prattama NRP Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Lelono Widjiantoro, ST, MT NIP

Sadra Prattama NRP Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Lelono Widjiantoro, ST, MT NIP PRESENTASI SEMINAR TUGAS AKHIR Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada STRIPPERPV 3300 Dengan Metode FEEDBACK FEEDFORWARD di PT. JOB Pertamina-PetroChina East Java Sadra Prattama NRP. 2406.100.055 Dosen

Lebih terperinci

Aplikasi Kendali PID Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian Suhu Cairan pada Plant Electric Water Heater

Aplikasi Kendali PID Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian Suhu Cairan pada Plant Electric Water Heater Available online at TRANSMISI Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi TRANSMISI, 12 (1), 21, 27-32 Research Article Aplikasi Kendali Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang TUGAS AKHIR RESUME PID Oleh: Nanda Perdana Putra MN 55538 / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL (PID) Pendahuluan Sistem

Lebih terperinci

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator! Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang cara menghitung ph dan poh larutan asam basa berdasarkan konsentrasi ion [H + ] dan [OH ] SMA kelas 11 IPA. Berikut contoh-contoh soal yang bisa

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP

Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP Θ Asam Basa 1. Jelaskan Pengertian Asam Basa menurut arrhenius! Asam Zat yang dalam air melepaskan ion H + Basa Senyawa yang

Lebih terperinci

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart a. AK + BK ph = 7 B. AK + BL ph < 7 C. AL + BK ph >

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI BAB 2 DASAR TEORI Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang diproduksi dari sumber nabati yang dapat diperbaharui untuk digunakan di mesin diesel. Biodiesel mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI Pada bab ini akan dijelaskan hasil analisa perancangan kontrol level deaerator yang telah dimodelkan dalam LabVIEW sebagaimana telah dibahas pada bab III. Dengan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati Rian Apriansyah,

Lebih terperinci

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL BAB 5 KOMPONEN ASAR SISTEM KONTROL 5. SENSOR AN TRANSMITER Sensor: menghasilkan fenomena, mekanik, listrik, atau sejenisnya yang berhubungan dengan variabel proses yang diukur. Trasmiter: mengubah fenomena

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 11 BAB VIII LARUTAN ASAM DAN BASA Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dalam perkembangannya penelitian CSTR telah banyak dilakukan. Dimulai dengan pengendalian CSTR menggunakan pengendali konvensional PID untuk mengendalikan

Lebih terperinci

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA I. LARUTAN BUFFER II. TUJUAN 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer III. TINJAUAN PUSTAKA Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software maupun hardware yang digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka. Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry

Bab II Tinjauan Pustaka. Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry Untuk memahami konsep larutan buffer perlu diketahui konsep asam basa. Konsep asam basa ada tiga yaitu menurut Arrhenius, Bronsted

Lebih terperinci

STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK

STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK NOVAN YUDHA ARMANDA 2409 105 032 DOSEN PEMBIMBING: IR. RONNY DWI NORIYATI M.KES IMAM

Lebih terperinci

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani GALAT TITRASI Ilma Nugrahani Galat Titrasi Adalah galat yang terjadi karena indikator berubah warna sebelum atau sesudah titik setara ditunjukkan dari kurva titrasi titik akhir titik ekivalen. Dapat disebabkan

Lebih terperinci

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN DAYA REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL (PTNBR BATAN) BANDUNG Herry gunawan wibisono 2406

Lebih terperinci

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

VIII Sistem Kendali Proses 7.1 VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER Nursalim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

Adaptive Fuzzy Untuk Menala Parameter PID pada Sistem Pengaturan Berjaringan. Nastiti Puspitosari L/O/G/O NETWORKED CONTROL SYSTEM (NCS)

Adaptive Fuzzy Untuk Menala Parameter PID pada Sistem Pengaturan Berjaringan. Nastiti Puspitosari L/O/G/O NETWORKED CONTROL SYSTEM (NCS) L/O/G/O NETWORKED CONTROL SYSTEM (NCS) Adaptive Fuzzy Untuk Menala Parameter PID pada Sistem Pengaturan Berjaringan Nastiti Puspitosari 2208100039 BIDANG STUDI TEKNIK SISTEM PENGATURAN - ITS TOPIK PEMBAHASAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN ph MENGGUNAKAN MULTIMODE PID CONTROLLER PADA UNIT SATURATOR DI PT. PETROKIMIA GRESIK

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN ph MENGGUNAKAN MULTIMODE PID CONTROLLER PADA UNIT SATURATOR DI PT. PETROKIMIA GRESIK TUGAS AKHIR RF 1483 PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN ph MENGGUNAKAN MULTIMODE PID CONTROLLER PADA UNIT SATURATOR DI PT. PETROKIMIA GRESIK SOFYAN HADI PURNOMO NRP 2405 100 093 DOSEN PEMBIMBING HENDRA CORDOVA,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian dan analisa sistem merupakan tahap akhir dari realisasi pengendali PID pada pendulum terbalik menggunakan mikrokontroller ATmega8 agar dapat dilinearkan disekitar

Lebih terperinci

LOGO OLEH : ANIKE PURBAWATI DOSEN PEMBIMBING : KATHERIN INDRIAWATI, ST.MT.

LOGO OLEH : ANIKE PURBAWATI DOSEN PEMBIMBING : KATHERIN INDRIAWATI, ST.MT. LOGO Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan Keluaran Steam Separator Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Output Steam di PT. Pertamina Geothermal Energy area Kamojang, Jawa Barat OLEH : ANIKE PURBAWATI 2408100037

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Penelitian Terkait Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengendalikan CSTR agar bekerja optimal. Perancangan sistem pengendalian level dan konsentrasi pada CSTR telah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 NAMA : NIP : INSTANSI : TANGGAL :

LAMPIRAN 1 NAMA : NIP : INSTANSI : TANGGAL : INSTRUMEN PENILAIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN MOBILE GAME BRAINCHEMIST SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA SMA/MA PADA MATERI ASAM BASA, LARUTAN PENYANGGA, DAN HIDROLISIS GARAM UNTUK GURU KIMIA SMA/MA (REVIEWER)

Lebih terperinci

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT) DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT) Oleh : Raga Sapdhie Wiyanto Nrp 2108 100 526 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Bambang Sampurno,

Lebih terperinci

IX Strategi Kendali Proses

IX Strategi Kendali Proses 1 1 1 IX Strategi Kendali Proses Definisi Sistem kendali proses Instrumen Industri Peralatan pengukuran dan pengendalian yang digunakan pada proses produksi di Industri Kendali Proses Suatu metoda untuk

Lebih terperinci