ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA OPTIK DI JALAN DJAMIN GINTING, P.BULAN MEDAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA OPTIK DI JALAN DJAMIN GINTING, P.BULAN MEDAN"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA OPTIK DI JALAN DJAMIN GINTING, P.BULAN MEDAN DRAFT SKRIPSI OLEH PUSPITA SRI REJEKI TARIGAN MANAJEMEN Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan 2009

2 ABSTRAK Puspita Sri Rejeki Tarigan (2009). Analisis Faktor Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha pada Usaha Optik Di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan Medan. Dosen Pembimbing ; Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi. Ketua Departemen ; Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Dosen Penguji I ; Ibu Dr. Endang S Rini, MSi. Dosen Penguji II ; Bapak Drs. Liasta Ginting, MSi; Departemen Manajemen. Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha Optik di Jalan Djamin Ginting, P.Bulan Medan. Penulis menarik hipotesis bahwa pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran dan manajemen permodalan dan keuangan merupakan faktor pendorong keberhasilan usaha dan faktor strategi pemasaran merupakan faktor pendorong keberhasilan usaha yang paling dominan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Peneliti menggunakan teknik Sampling Jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Peneliti menggunakan 6 orang responden sebagai sampel. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa faktor faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha optik adalah penerapan pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran dan manajemen permodalan dan keuangan.. Faktor paling dominan yang mendorong keberhasilan usaha optik adalah faktor strategi pemasaran. Ini berarti hipotesis diterima. Kata Kunci : usaha optik, faktor pengetahuan kewirausahaan, faktor strategi pemasaran, faktor manajemen permodalan dan keuangan, keberhasilan usaha.

3 KATA PENGANTAR Segala pujian syukur penulis panjatkan bagi Bapa di Surga yang telah mengaruniakan anak-nya yang tunggal Tuhan Yesus Kristus ke dunia untuk memberikan berkat dan kuasa-nya yang berlimpah bagi hidup penulis hingga saat ini. Penulis juga mengucapkan syukur kepada Tuhan atas karunia-nya memberikan Albert Tarigan dan Erna Ginting sebagai orang tua penulis yang dari waktu ke waktu terus memberikan doa dan dukungan penuh hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Faktor Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Optik di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan, Medan. Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekomoni, Universitas Sumatera Utara Medan. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak dapat terselesaikan tampa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan baik bantuan materi maupun moral yang didapat penulis selama menyelesaikan penelitian ini. Dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen. 3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen.

4 4. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Dr. Endang S Rini, Msi selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. 6. Bapak Drs. Liasta Ginting, Msi selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. 7. Semua Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah di Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara. 8. Pegawai kantor jurusan, Kak Dani, Bang Jumadi, Kak Vina dan Kak Susi serta seluruh staff dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama masa perkuliahan. 9. Pengusaha Optik di Jalan Djamin Ginting, P. Bula, Medan yang bersedia meluangkan waktu untuk diwawancara dan mengisi daftar pertanyaan wawancara. 10. Abangku Ando, adikku Oman, nenek iting, bik uda, pak uda, semua sepupu sepupuku iyas, ari atas doa, bantuan dan dukungannya. 11. Titin, Zuro, Opa, Nobi, Evi, David, Manu teman-teman SMAku yang selalu membantu dan memberi semangat. 12. Risma, Lulu, Gia, Erin, Dewi, Madong dan Ningnong yang selalu membantu sampai saat ini. Anak anak Manajemen 2004 khususnya Yola, Ema, Weni yang banyak membantu.

5 13. Seluruh hal hal yang mendukung, menginspirasi penulis sehingga bersemangat kembali mengerjakan skripsi. Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini ada manfaatnya bagi pembaca khususnya bagi diri penulis. Penulis memohon maaf kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan andil kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Kiranya Tuhan memberkati kita semua dan dengan hati terbuka penulis meminta saran dan kritik atas kesempurnaan penelitian ini dan semoga penelitian ini bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan. Medan, Maret 2009 Penulis Puspita Sri Rejeki Tarigan

6 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 8 C. Kerangka Konseptual D. Hipotesis E. Tujuan dan Manfaat Penenlitian 1. Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel Skala Pengukuran Variabel Tempat dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu B. Pengertian Wirausaha C. Pengertian Usaha Kecil... 20

7 Halaman D. Usaha Optik E. Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha optik F. Keberhasilan Usaha BAB III GAMBARAN UMUM ENTREPRENEUR PADA USAHA OPTIK DI JALAN DJAMIN GINTING, P. BULAN, MEDAN A. Gambaran Umum Jalan Djamin Ginting Medan B. Gambaran Umum Usaha Optik Pada Jl. Djamin Ginting, P. Bulan Medan Optik Ardin Optik Aneka Optik Trend Optik Pelita Optik Kejora Optik Leo C. Gambaran Umum Pengusaha Optik D. Gambaran Umum Konsumen Optik di Jl. Djamin Ginting, P. Bulan Medan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Responden Analisis Data Pribadi Responden Analisis Profil Aktivitas Responden B. Analisis Faktor- Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Faktor Pengetahuan Kewirausahaan Faktor Strategi Pemasaran Faktor Manajemen Permodalan dan keuangan Keberhasilan Usaha... 46

8 Halaman BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR WAWANCARA

9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Defenisi Operasional Variabel Tabel 3.1 Data Nama Optik dan Lama Berusaha Tabel 3.2 Data Pribadi Pengusaha Optik di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan Medan Tabel 3.3 Alamat Responden dan Usaha Optik Tabel 4.2 Analisis Data Pribadi Responden Tabel 4.2 Profil Aktivitas Pengusaha Optik Di Jalan Djamin Ginting, P.Bulan Medan Tabel 4.3 Asosiasi Responden Terhadap Faktor Pengetahuan Kewirausahaan Tabel 4.4 Asosiasi Responden Terhadap Faktor Strategi Pemasaran Tabel 4.5 Asosiasi Responden Terhadap Faktor Manajemen Permodalan dan Keuangan Tabel 4.6 Asosiasi Responden Terhadap Keberhasilan Usaha... 47

10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Profit Optik Ardin Tahun Tahun Gambar 1.2 Profit Optik Trend Tahun Tahun Gambar 1.3 Profit Optik Leo Tahun 2003 Tahun Gambar 1.4 Kerangka Konseptual Penelitian Gambar 3.1 Peta Pulau Sumatera Gambar 3.2 Peta Lokasi Jalan Djamin Ginting... 29

11 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi memberi pelajaran berharga tentang kekuatan bangunan struktur usaha Indonesia. Usaha besar yang jumlahnya sedikit namun menguasai lebih dari 70 % total asset usaha di Indonesia. Sementara usaha kecil dengan jumlah yang sangat besar tidak mengalami imbas dari penguasaan asset dan perkembangan yang dialami usaha besar. Hal tersebut cukup beralasan mengingat sektor usaha kecil dan menengah di samping memiliki prospek yang cukup dikembangkan, juga memiliki karakterisitik yang berbeda dengan usaha besar dilihat dari skala usaha, jumlah karyawan, kapasitas dan omset penjualan sehingga memiliki ketangguhan dan ketahanan dalam usaha dan menjaga kelangsungan usahanya (Ranto, 2007:17). Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia sering dipahami dengan sudut pandang yang berbeda berdasarkan pengklasifikasian menurut berbagai instansi pemerintah. Menurut Departemen Perindustrian (1993), Usaha Kecil Menengah (UKM) didefinisikan sebagai perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI), memiliki total asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumsahan dan perkebunan). Sedangkan menurut Biro Pusat Statistik (BPS), definisi UKM lebih mengacu kepada klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 (lima) orang karyawan atau usaha

12 menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang. Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya (Kasmir, 2006: 172). Seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Wirausahawan perlu mempunyai desain produk, strategi pemasaran, dan solusi dalam mengatasi problem manajerial yang kreatif untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Seorang wirausahawan adalah seorang pembaru yang mengorganisir, mengelola, dan mengasumsikan segala risiko pada saat dia memulai usahanya untuk mendapatkan keuntungan (Machfoedz, 2005:9). Modal (uang) memberikan kemungkinan bagi wirausahawan untuk memulai usaha; membeli barang dan jasa yang diperlukan, tenaga kerja, dan tempat usaha. Wirausahawan, seperti orang pada umumnya, tidak memiliki kecakapan yang tinggi dalam mendapatkan, mengelola, dan menggunakan uang.

13 Modal yang tidak memadai atau pengelolaan keuangan yang lemah dapat merusak suatu usaha meskipun ide dasar usahanya baik dan produknya diterima oleh pasar. Salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha adalah wirausahawan mengetahui informasi tentang menajemen permodalan dan keuangan (Machfoedz, 2005:60). Semakin banyak orang membuka usaha dari waktu ke waktu. Beberapa di antara mereka mampu bertahan dan bahkan berkembang. Alasan perusahaan yang bermula dengan keberhasilan bukan karena pendirinya mempunyai modal besar pada saat mengawali usaha mereka, hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa usaha mereka dikelola oleh wirausahawan yang mengetahui apa yang mereka kerjakan. Kemampuan untuk mengembangkan usaha tersebut bergantung kepada para pengusaha itu sendiri memanfaatkan keterampilan bisnisnya untuk memuaskan pelanggan. Seorang wirausaha dituntut untuk mampu menilai peluang dan kesempatan bisnis secara tepat, serta mengelola sumber daya dan dana secara baik melalui keputusan yang tepat yang memberi pengaruh kepada perolehan laba. Di samping itu wirausaha sebagai indivdu yang dituntut memiliki kemauan kerja yang keras dan didorong suatu motivasi yang tinggi untuk mencapai keberhasilan usahanya (Ranto, 2007:22). Pendiri memiliki pengalaman wirausahawan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai suatu usaha bisnis. Mereka menyadari kelemahan dan kemudian mencari keterampilan yang mereka perlukan untuk menjamin keberhasilan perusahaan. Misalnya, diketahui bahwa keberhasilan penjualan secara langsung ditentukan oleh pemasaran dan perencanaan promosi, dan bahwa rencana strategi bisnis merupakan perekat yang mengikat semua bagian

14 perencanaan menjadi satu sehingga semuanya saling mendukung antara yang satu dengan yang lain (Machfoedz, 2005:12). Usaha optik merupakan sebuah usaha penunjang pelayanan kesehatan yang melakukan usaha penyediaan, penyimpanan dan penyaluran alat optik. Usaha optik merupakan salah satu alternatif usaha yang memiliki prospek yang cukup tinggi dan merupakan bisnis yang terus hangat. Karena dalam produk optik, khususnya kacamata, terkandung dua hal yang amat penting untuk menunjang kehidupan masyarakat, yaitu dari segi kesehatan (mata) dan segi mode atau fashion yang kini merupakan salah satu kebutuhan tersier bagi beberapa kalangan ( 23 Agustus 2008). Penggunaan kacamata untuk kesehatan sangat membantu mereka yang mengalami gangguan penglihatan semacam mata minus atau rabun. Di lain pihak, soal mode juga merupakan pertimbangan utama dalam penggunaan kacamata. Tak heran jika beberapa pengguna yang berkantung tebal rela mengeluar kan dana hingga jutaan rupiah untuk membeli kacamata dengan merek terkenal. Kombinasi antara kebutuhan akan mata sehat dan tampil oke inilah yang membuat perkembangan optik di Indonesia makin mencorong saja saat ini ( 23 Agustus 2008). Penulis memilih tempat penelitian di Jalan Djamin Ginting, P.Bulan (yaitu dari Jl. Djamin Ginting simpang Iskandar Muda sampai simpang Kuala ) karena lokasinya strategis untuk membuka usaha optik. Penyebabnya adalah jalan ini berada pada daerah pendidikan dan perumahan mahasiswa (rumah kost). Sebagai contoh untuk tempat pendidikan adalah USU (Universitas Sumatera Utara). Hal ini menyebabkan para mahasiswa dan dosen akan membutuhkan kacamata dan

15 dapat lebih mudah untuk menjangkau usaha optik yang berada di Jalan Djamin Ginting. Selain itu, jalan ini merupakan lokasi yang cukup strategis bagi usaha optik-optik tersebut karena jalan ini cukup ramai dilalui oleh berbagai kendaraan, seperti angkutan umum dan kendaraan pribadi lainnya sehingga orang-orang tidak merasa sulit untuk menjangkau jalan ini. Usaha optik yang ada di Jalan Djamin Ginting menjual berbagai jenis kacamata dan segala jenis produk yang dapat digunakan di mata. Masing-masing usaha optik itu memiliki keunggulan dan keunikan masing-masing sehingga dapat meningkatkan keuntungan dan penjualannya. Sampai sekarang masing-masing usaha optik ini sudah memiliki beberapa cabang dan dapat mempertahankan usahanya hingga beberapa tahun lamanya. Gambar 1.1. menampilkan data profit yang diperoleh dari laporan keuangan Optik Ardin sejak Tahun 2000 hingga Tahun 2008 ditunjukkan dalam bentuk kurva. Rp180,000, Rp170,000, Rp160,000, Rp150,000, Rp140,000, Rp130,000, Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 ahun 2007 Tahun 2008 Profit Optik Ardin Gambar 1.1. Kurva Jumlah Profit Optik Ardin Tahun 2000-Tahun 2008 Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

16 Modal awal untuk mendirikan Optik Ardin adalah sebesar Rp ,00. Gambar 1.1. menunjukkan bahwa Optik Ardin mulai dari tahun 2000 hingga tahun 2005 telah mampu mengalami peningkatan profit walaupun sedikit berfluktuasi namun Optik Ardin dapat mempertahankan laba bersihnya secara konstan hingga tahun Namun, tahun 2007 hingga tahun 2008 Optik Ardin mengalami sedikit penurunan profit karena adanya krisis ekonomi. Usaha yang dirintis mulai dari tahun 1989 ini dalam masa beroperasinya hingga sekarang mampu meningkatkan profitnya secara berkesinambungan dan telah mampu menutupi modal awal menunjukkan bahwa Optik Ardin merupakan salah satu contoh usaha yang mengindikasikan tanda keberhasilan dalam usahanya. Gambar 1.2. menampilkan data profit yang diperoleh dari laporan keuangan Optik Trend sejak Tahun 2001 hingga Tahun 2008 ditunjukkan dalam bentuk kurva. Rp160,000, Rp150,000, Rp140,000, Rp130,000, Rp120,000, Rp110,000, Rp100,000, Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 ahun 2008 Profit Optik Trend Gambar 1.2. Kurva Jumlah Profit Optik Trend Tahun 2001-Tahun 2008 Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

17 Modal awal untuk mendirikan Optik Trend adalah sebesar Rp ,00. Gambar 1.2. menunjukkan bahwa Optik Trend mulai dari tahun 2001 hingga tahun 2007 telah mampu mengalami peningkatan profit walaupun sedikit berfluktuasi. Namun, tahun 2008 Optik Pelita mengalami sedikit penurunan profit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, penurunan profit disebabkan karena adanya krisis ekonomi. Usaha yang dirintis mulai dari tahun 2001 ini dalam masa beroperasinya hingga sekarang mampu meningkatkan profitnya secara berkesinambungan dan telah mampu menutupi modal awal menunjukkan bahwa Optik Trend merupakan salah satu contoh usaha yang mengindikasikan tanda keberhasilan dalam usahanya. Gambar 1.3. menampilkan data profit yang diperoleh dari laporan keuangan Optik Leo sejak Tahun 2003 hingga Tahun 2008 ditunjukkan dalam bentuk kurva. Rp150,000, Rp140,000, Rp130,000, Rp120,000, Rp110,000, Rp100,000, Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Profit Optik Leo Gambar 1.3. Kurva Jumlah Profit Optik Leo Tahun 2003-Tahun 2008 Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

18 Modal awal untuk mendirikan Optik Leo adalah sebesar Rp ,00. Gambar 1.3. menunjukkan bahwa Optik Leo mulai dari tahun 2003 hingga tahun 2007 telah mampu mengalami peningkatan profit walaupun sedikit berfluktuasi. Namun tahun 2008 Optik Leo mengalami sedikit penurunan profit. Usaha yang dirintis mulai dari tahun 2003 ini dalam masa beroperasinya hingga sekarang mampu meningkatkan profitnya secara berkesinambungan dan telah mampu menutupi modal awal menunjukkan bahwa Optik Leo merupakan salah satu contoh usaha yang mengindikasikan tanda keberhasilan dalam usahanya. Hal yang membuat beberapa usaha optik tersebut dapat meningkatkan keuntungan dan perkembangan atau pertumbuhan usahanya secara berkesinambungan yang menunjukkan tanda keberhasilan dalam usahanya inilah yang sangat menarik untuk diteliti sehingga membuat peneliti tertarik dan memilih usaha optik di Jalan Djamin Ginting, P.Bulan sebagai objek studi kasus dalam meneliti tentang faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha optik. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui faktorfaktor yang mendorong keberhasilan usaha optik tersebut sehingga penulis membuat penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Optik Di Jl. Djamin Ginting, P.Bulan Medan. B. Perumusan Masalah Permasalahan yang ingin dibahas berdasarkan latar belakang penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

19 1. Faktor-faktor apakah yang mendorong keberhasilan usaha optik di Jl. Djamin Ginting, P.Bulan (yaitu dari Jl. Djamin Ginting simpang Iskandar Muda sampai simpang Kuala)? 2. Faktor apakah yang paling dominan digunakan usaha optik dalam mendorong keberhasilan optik di Jl. Djamin Ginting, P.Bulan (yaitu dari Jl. Djamin Ginting simpang Iskandar Muda sampai simpang Kuala)? C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti. Pertautan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2004:49). Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat disusun sebuah kerangka konseptual, yaitu : 1. Pengetahuan Kewirausahaan Pengetahuan Kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. 2. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah di bidang pemasaran, untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. 3. Manajemen Permodalan dan Keuangan

20 Manajemen permodalan dan keuangan yaitu pengelolaan dana yang digunakan dalam usaha untuk menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan usaha. 4. Keberhasilan Usaha Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis. Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut : Pengetahuan Kewirausahaan (X1) Strategi Pemasaran (X2) Keberhasilan usaha optik (Y) Manajemen Permodalan dan Keuangan (X3) Gambar 1.4. Kerangka Konseptual Penelitian Sumber : Ranto (2007), Lisnawati (2004) dan Machfoedz (2005) diolah D. Hipotesis Hipotesis yang dikemukakan sehubungan dengan permasalahan diatas adalah : 1. Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha optik adalah pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran dan manajemen permodalan dan keuangan.

21 2. Faktor strategi pemasaran merupakan faktor yang paling dominan mendorong keberhasilan usaha optik. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Mengetahui dan menganalisis faktor faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha pada usaha optik di Jl. Djamin Ginting, P.Bulan (yaitu dari Jl. Djamin Ginting simpang Iskandar Muda sampai simpang Kuala)? b. Mengetahui faktor yang paling dominan mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha optik di Jl. Djamin Ginting, P.Bulan (yaitu dari Jl. Djamin Ginting simpang Iskandar Muda sampai simpang Kuala)? 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para wirausahawan dalam mendirikan dan menjalankan suatu usaha dan sebagai bahan masukan kepada para wirausahawan mengenai bagaimana pentingnya menerapkan faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha. a. Bagi Fakultas Ekonomi USU, diharapkan dapat menambah atau memperluas khazanah penelitian yang ada. b. Bagi peneliti, untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna memperluas cakrawala berpikir khususnya dalam bidang kewirausahaan.

22 c. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang. F. Metodologi Penelitian 1. Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian Menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha optik dan dalam hal ini usaha optik di JL. Djamin Ginting, P.Bulan, Medan (yaitu dari Jl. Djamin Ginting simpang Iskandar Muda sampai simpang Kuala). Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah X1 : Pengetahuan Kewirausahaan X2 : Strategi Pemasaran X3 : Manajemen Permodalan dan Keuangan Y : Keberhasilan Usaha 2. Definisi Operasional Variabel Peneliti menggunakan vaiabel-variabel yang diopersionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut : a. Pengetahuan Kewirausahaan (X1) Pengetahuan Kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi.

23 b. Strategi Pemasaran (X2) Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah di bidang pemasaran, untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. c. Manajemen permodalan dan Keuangan (X3) Manajemen Permodalan dan Keuangan yaitu pengelolaan dana yang digunakan dalam usaha untuk menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan usaha. d. Keberhasilan Usaha (Y) Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis. Tabel 1.1 Defenisi Operasional Variabel No. Variabel Indikator Skala 1. Pengetahuan Kewirausahaan (X1) 1. Memulai usaha berdasarkan pengalaman sendiri 2. Memulai usaha berdasarkan pengalaman orang lain 3. Mampu menilai peluang Bisnis Guttman 4. Siap untuk menghadapi resiko yang akan terjadi 2. Strategi Pemasaran 1. Strategi Produk (X2) 2. Strategi Harga 3. Strategi Lokasi dan Layout 4. Strategi Promosi Guttman 3. Manajemen Permodalan dan Keuangan (X3) 1. Melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha 2. Memperhitungkan kebutuhan modal 3. Menganalisis kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja bagi usaha 4. Membuat rincian pengeluaran Guttman

24 atas biaya langsung dan biaya tak langsung. 4 Keberhasilan Usaha (Y) 1. Keuntungan usaha 2. Perkembangan usaha 3. Jumlah penjualan 4. Pertumbuhan usaha 5. Peningkatan hasil produksi Sumber : Ranto (2004), Lisnawati (2004) dan Machfoedz (2005) diolah Guttman 3. Skala Pengukuran Variabel Variabel faktor yang mendorong keberhasilan usaha optik diukur dengan menggunakan skala pengukuran Guttman. Skala pengukuran tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas; yaitu ya tidak, benar salah, pernah tidak pernah, positif negatif dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0 (Sugiyono, 2005:90). 4. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah optik yang beralamat di Jl. Djamin Ginting, P.Bulan Medan (yaitu dari Jl. Djamin Ginting simpang Iskandar Muda sampai simpang Kuala). Waktu penelitian dilakukan dari bulan Januari 2009 hingga Maret Populasi dan Sampel

25 Menurut (Kuncoro, 2003:103), populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah usaha optik yang berada dalam wilayah Jl. Djamin Ginting, P.Bulan (dari Jl. Djamin Ginting simpang Iskandar Muda sampai simpang Kuala ) yang berjumlah enam (6) usaha. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel menngunakan metode Nonprobability Sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilh menjadi sampel (Sugiyono, 2005:78). Metode Nonprobability Sampling yang digunakan adalah teknik Sampling Jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Dalam hal ini, populasi dari penelitian yang akan dilakukan adalah enam (6) responden yaitu pemilik usaha optik, maka keenam pemilik usaha optik itu akan langsung digunakan sebagai sampel. 6. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni : a) Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilh pada lokasi penelitian. Data Primer diperoleh dengan

26 wawancara (interview) terstruktur dengan pemilik usaha secara langsung. b) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian. 7. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara (interview) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik usaha Optik di Jl.Djamin Ginting P.Bulan (dari Jl. Djamin Ginting simpang Iskandar Muda sampai simpang Kuala). b. Observasi Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di Jl. Djamin Ginting, P.Bulan Medan (dari Jl. Djamin Ginting simpang Iskandar Muda sampai simpang Kuala) untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

27 c. Studi Dokumentasi Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan. 8. Metode Analisis Data Statistik deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti. Jika tujuan penelitian adalah deskriptif yang terbatas pada upaya memberi suatu gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti, teknik, analisis yang sering digunakan adalah statistika dasar yang berkaitan dengan parameter statistik deskriptif. Yang termasuk dalam parameter deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata, standar deviasi dan perhitungan prosentase. Dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi (Sugiyono, 2005:143).

28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Eneng Lisnawati (2004) melakukan penelitian dengan judul Variabel Yang mempengaruhi Keberhasilan Pedagang Kaki Lima (Studi kasus di Jln Oerip Sumoharjo Jatinegara). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi keberhasilan Pedagang Kaki Lima Jalan Oerip Sumoharjo Jatinegara. Diperoleh kesimpulan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh secara siqnifikan terhadap keberhasilan pedagang kaki lima (PKL) dengan pendekatan pendapatan rata-rata per hari di Jalan Oerip Soemaharjo Jatinegara adalah jumlah jam kerja, asal barang, pelayanan, harga barang, barang tidak laku, asal modal usaha, dan modal usaha awal. Georgia Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis faktor faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza dan engetahui

29 faktor yang paling dominan mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza. Diperoleh kesimpulan bahwa rencana pemasaran merupakan faktor yang paling dominan dalam mendorong keberhasilan usaha baru. Oleh karena itu faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru adalah penerapan yang diikuti pengimplementasian keempat faktor dari rencana usaha (business plan) yaitu rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta keuangan. B. Pengertian Wirausaha Seorang wirausaha merupakan seorang pejuang yang tangguh. Pada Awalnya, mungkin, dia membangun sebuah usaha hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Tetapi begitu usahanya berkembang, maka wirausahawan tersebut akan berubah menjadi penolong bagi beberapa orang ataupun banyak orang. Karena dengan usaha yang didirikannya banyak keluarga yang akan tertolong kehidupan ekonominya. Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan (Kasmir, 2006 : 16).

30 Mas ud Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif. Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuki menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis, kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik ( Ranto, 2007: 21 ). C. Pengertian Usaha Kecil Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda di benak masing-masing. Mungkin langsung tergambar pada sebagian benak orang sebuah toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari, atau seorang penjual es yang menggunakan gerobak atau bahkan seorang pedagang roti keliling yang menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda yang telah dimodifikasi.

31 Sebenarnya bukan hal-hal seperti itu. Usaha kecil adalah jika memiliki sepuluh gerobak untuk berjualan roti atau es, dan bahkan toko kelontong yang mempunyai dua atau tiga bahkan lebih cabang. Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total aset maksimum Rp. 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp. 600 juta. Sedangkan berdasarkan UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya (Panji Anoraga, 2002:45). Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), definisi UKM lebih mengacu kepada klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5

32 (lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang. D. Usaha Optik Usaha optik merupakan sebuah penunjang pelayanan kesehatan yang melakukan usaha penyediaan, penyimpanan dan penyaluran alat optik. Usaha optik merupakan salah satu alternative usaha yang memiliki prospek yang cukup tinggi dan merupakan bisnis yang terus hangat. Karena dalam produk optik, khususnya kacamata, terkandung dua hal yang amat penting untuk menunjang kehidupan masyarakat, yaitu dari segi kesehatan (mata) dan segi mode atau fashion yang kini merupakan salah satu kebutuhan tersier bagi beberapa kalangan ( 23 Agustus 2008). Penggunaan kacamata untuk kesehatan sangat membantu mereka yang mengalami gangguan penglihatan semacam mata minus atau rabun. Di lain pihak, soal mode juga merupakan pertimbangan utama dalam penggunaan kacamata. Dalam mendirikan suatu usaha harus memenuhi berbagai syarat. Oleh karena itu, untuk mendirikan usaha optik juga harus memenuhi syarat yang sama seperti usaha lainnya. Syarat-syarat untuk mendirikan usaha optik adalah : 1. SIUP yaitu Surat Izin Usaha Perorangan 2. NPWP yakni Nomor Peserta Wajib Pajak 3. SKITU yakni Surat Keterangan Izin Tempat Usaha 4. TDP yaitu Tanda Daftar Perusahaan 5. Surat Izin dari Departemen Kesehatan E. Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Optik

33 Faktor-faktor yang mendorong Keberhasilan Usaha Optik adalah : 1. Pengetahuan Kewirausahaan Pengetahuan Kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. a. Pengetahuan Langsung Merupakan pengetahuan yang diterima berdasarkan pengalaman sendiri, yaitu berdasarkan usia atau lamanya seseorang menjalankan usaha. b. Pengetahuan Tidak Langsung (pengalaman orang lain) Pengalaman orang lain adalah pernah tidaknya seorang wirausaha terlibat dalam pengelolaan usaha sejenis sebelum dia memulai usaha sendiri dan bisa diperoleh dari pengalaman kerja pada suatu organisasi entrepreneurial. 2. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah di bidang pemasaran, untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. a. Strategi Produk Segala sesuatu yang berkenaan dengan produk merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran, agar dapat diyakinkan bahwa produk yang dihasilkan adalah produk yang betul-betul dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. b. Strategi Harga

34 Pengertian harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. c. Strategi Lokasi dan Layout Lokasi merupakan tempat usaha optik itu melakukan proses penjualan, tempat melayani konsumen, dapat juga diartikan sebagai tempat untuk memajangkan produk atau barang yang dijual. Konsumen dapat melihat langsung barang yang diproduksi atau dijual baik jenis, jumlah maupun harganya yaitru dengan kategori strategis atau tidak strategis. Di samping lokasi, perlu juga dipikirkan tata letak sebagai tempat melakukan kegiatan usaha. Tata letak ini dikenal dengan nama layout. Layout yang tepat memberikan keindahan, kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik sehingga memberikan motivasi yang tinggi kepada para tenaga kerja. Di samping itu, pelanggan atau konsumen pun betah berbelanja atau berurusan dengan usaha tersebut. d. Strategi Promosi Merupakan cara pengusaha optik untuk memasarkan atau menarik calon pembeli untuk membeli barang atau produk optik tersebut. 3. Manajemen Permodalan dan Keuangan Manajemen permodalan dan keuangan yaitu pengelolaan dana yang digunakan dalam usaha untuk menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan usaha yaitu berisi tentang perkiraan dan taksiran atas kebutuhan modal untuk

35 investasi, modal kerja dan arus kas; yang mencakup penerimaan dari usaha sampingan, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya-biaya pemasaran, umum dan penyusutan), laba sebelum pajak, taksiran pajak, laba sesudah pajak dan arus kas sesudah pajak. F. Keberhasilan Usaha Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas. Menurut Hutagalung (2008:50), sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.

36 BAB III GAMBARAN UMUM USAHA OPTIK A. Gambaran Umum Jalan Djamin Ginting, P.Bulan Medan Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia. Medan merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Sebagai kota metropolitan, aktivitas perekonomian di Sumatera Utara banyak berpusat di kota Medan dan sudah tentu menimbulkan peluang-peluang untuk berwirausaha ( Kota Medan merupakan ibu kota dari Propinsi Sumatera Utara. Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar (METRO), serta sebagai salah satu dari 3 (tiga) kota metropolitan terbesar di Indonesia. Realitasnya, Kota Medan kini berfungsi : (1) Sebagai pusat pemerintahan daerah, baik pemerintah Propinsi Sumatera Utara, maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan

37 perwakilan/konsulat negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan perusahaan, bisnis, keuangan di Sumatera Utara. (2) Sebagai Pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera Utara seperti: rumah sakit, perguruan tinggi, stasiun TVRI, RRI, dll, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan swasta, khususnya pusatpusat perdagangan. (3) Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara regional maupun internasional. (4) Sebagai pintu gerbang regional/internasional/kepariwisataan untuk kawasan Indonesia bagian barat. Gambar 3.1. Peta Pulau Sumatera

38 Sumber : (2 Februari 2009) Kota Medan memiliki luas Hektar (265,10 Km 2 ) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3 30' 3 43' Lintang Utara dan 98 35' ' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter diatas permukaan laut. Jumlah penduduk yang semakin meningkat merupakan suatu indikasi bahwasanya kota Medan memang merupakan salah satu kota tujuan untuk mencari penghidupan atau nafkah. Sejak tahun 1994 penduduk kota Medan mengalami peningkatan yang cukup tinggi sampai dengan tahun Hal ini dapat dilihat melalui sensus penduduk. Penduduk kota Medan yang awalnya terdiri dari jiwa pada tahun 1994 bertambah menjadi jiwa tahun 2003 dan semakin meningkat menjadi jiwa pada tahun 2004 ( Kota Medan dilihat dari struktur umur penduduk, dihuni lebih kurang jiwa berusia produktif (15 59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian Kota Medan secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Adapun kecamatan - kecamatan tersebut adalah Kecamatan Medan Amplas, Medan Area,

39 Medan Barat, Medan Belawan, Medan Deli, Medan Denai, Medan Helvetia, Medan Johor, Medan Kota, Medan Labuhan, Medan Maimun, Medan Marelan, Medan Perjuangan, Medan Petisah, Medan Polonia, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Tembung, Medan Timur, Medan Tuntungan dan Medan Baru. Kecamatan Medan Baru memiliki 6 (enam) kelurahan yaitu : Kelurahan Padang Bulan, Kelurahan Darat, Kelurahan Merdeka, Kelurahan Titi Rante, Kelurahan Petisah Hulu dan Kelurahan Babura. Gambar 3.2. Lokasi Jalan Djamin Ginting Medan Sumber : (2 Februari 2009) Jalan Djamin Ginting, P. Bulan merupakan salah satu jalan yang berada di Kelurahan Padang Bulan. Jalan Djamin Ginting merupakan jalan dua arah yang ramai dilewati oleh mobil pribadi, angkutan umum, dan jenis transportasi lainnya.

40 Beberapa warga yang bertempat tinggal di samping kanan dan kiri sepanjang Jalan Djamin Ginting banyak yang mengubah fungsi pekarangan rumahnya menjadi tempat usaha. Jalan Djamin Ginting, P.Bulan merupakan salah satu jalan yang padat dilalui orang karena letaknya yang berdekatan dengan Universitas Sumatera Utara, Pajak Sore dan merupakan jalan yang akan dilewati apabila orang-orang ingin pergi ke Berastagi. Akses ke Jalan Djamin Ginting, P.Bulan ini juga luas karena jalan ini merupakan jalan dua arah yang dilewati oleh kendaraan pribadi, angkutan umum, angkutan barang dan jenis transportasi lainnya. Pada pagi dan sore hari, Jalan Djamin Ginting akan penuh sesak dengan orang-orang yang pergi dan pulang, baik dari tempat kerja maupun dari sekolah. Sering juga terjadi kemacetan lalu lintas pada pagi dan sore hari.di sepanjang Jalan Djamin Ginting P.Bulan banyak berdiri rumah toko (ruko) berlantai satu sampai berlantai tiga yang biasa dijadikan tempat berwirausaha. B. Gambaran Umum Usaha Optik pada Jl. Djamin Ginting, P.Bulan 1. Optik Ardin Optik Ardin terletak di Jl. Djamin Ginting no.139 Medan. Usaha ini adalah usaha paling lama di Jl. Djamin Ginting, P.Bulan. Optik ini sudah berdiri sejak 20 tahun yang lalu dan sampai sekarang masih terus eksis di tengah ketatnya persaingan karena konsumen sudah cukup mengenal optik ini. Usaha ini mulai beroperasi sejak tahun Optik Ardin merupakan salah satu optik yang mempunyai pelaggan terbanyak diantara optik lainnya yang berada di Jl. Djamin Ginting. Hal ini dapat dilihat dari observasi yang dilakukan secara langsung oleh penulis pada Optik Adin. Selain menjual produk-produk yang

41 berhubungan dengan kacamata, Optik Ardin juga menyediakan tambahan produk, seperti tas dan aksesoris untuk wanita. Optik Ardin memiliki 1 orang karyawan sebagai Refraksionis Optician ( RO ). Optik Ardin juga menerima konsumen atau pelanggan yang menggunakan askes. Harga yang ditawarkan untuk produk-produk seperti kacamata di Optik Ardin berkisar antara Rp ,00 sampai < Rp , Optik Aneka Optik Aneka mulai beroperasi sejak tahun 2000 di Jl. Djamin Ginting. Optik Aneka memiliki 2 orang tenaga kerja. Optik Aneka yang ada di Jalan Djamin Ginting merupakan cabang sedangkan pusatnya berada di JL. Bandung. Harga yang ditawarkan untuk produk-produk seperti kacamata di Optik Aneka berkisar antara Rp ,00 sampai Rp ,00. Yang menjadi Refraksionis Optician (RO) di Optik Aneka adalah pemilik usaha Optik Aneka. 3. Optik Trend Optik Trend mulai berdiri sejak tahun 2001 di Jl. Djamin Ginting, Medan. Dari segi layout Optik Trend berbeda dengan optik lainnya. Ruangan optik ini tertutup dan tidak terbuka seperti optik lainnya. Setiap konsumen yang ingin membeli kacamata harus membuka pintu terlebih dahulu. Ruangan Optik Trend tertutup karena mereka menggunakan AC. Ini merupakan keunggulan dari optik ini karena konsumen merasa lebih aman dan nyaman berada di dalam ruangan. Optik Trend memakai layanan jamsostek untuk para tenaga kerjanya. Optik Trend memiliki 2 orang karyawan sebagai Refraksionis

42 Optisien ( RO ). Harga yang ditawarkan untuk produk kacamata di Optik Trend berkisar antara Rp ,00 sampai Rp , Optik Pelita Usaha optik ini merupakan usaha yang baru masuk dalam persaingan di Jl. Djamin Ginting Medan. Optik Pelita terletak di Jl. Djamin Ginting no.46 Medan. Optik Pelita berdiri sejak 16 Februari Lokasi Optik Pelita berada tepat di depan pajak sore. Optik Pelita sering menggunakan promosi dengan membuat spanduk di depan usahanya yang berisi tentang potonganpotongan harga untuk produk kacamatanya. Harga yang ditawarkan untuk produk kacamata di Optik Pelita berkisar antara Rp ,00 sampai > Rp , Optik Kejora Optik Kejora terletak di Jl. Djamin Ginting no. 394 A Medan. Optik Kejora berdiri sejak tahun Optik Pelita memiliki 1 orang karyawan. Optik Kejora ini juga menjadi tempat tinggal pemilik Optik tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama kunjungan penelitian ke usaha optik ini konsumen yang paling banyak adalah mahasiswa karena lokasi optik ini berada di Jl. Djamin Ginting yaitu di sumber. Harga yang ditawarkan untuk produk kacamata di Optik Kejora berkisar antara Rp ,00 sampai > Rp , Optik Leo Optik Leo terletak di Jl. Djamin Ginting no. 68 Medan. Optik Leo mulai beroperasi sejak tahun Lokasi Optik Leo merupakan optik yang berada cukup jauh dari optik-optik lainnya. Pemilik Optik Leo yaitu G. Sinulingga

43 merupakan sebagai Refraksionis Optisien ( RO ). Harga yang ditawarkan untuk produk kacamata di Optik Leo berkisar antara Rp ,00 sampai > Rp ,00. Tabel 3.1 Data nama optik dan lama berusaha No Responden Nama Usaha Jenis Produk Jumlah Pekerja Lama Berusaha 1 1 Optik Ardin frame kacamata, lensa kacamata, softlens, obat tetes mata, dan tambahan aksesoris wanita 2 2 Optik Aneka frame kacamata, lensa kacamata, softlens dan obat tetes mata 3 3 Optik Trend frame kacamata, lensa kacamata dan obat tetes mata 4 4 Optik Pelita frame kacamata, lensa kacamata dan softlens 5 5 Optik Kejora frame kacamata, lensa kacamata, softlens dan obat tetes mata 6 6 Optik Leo frame kacamata, lensa kacamata, softlens dan obat tetes mata Sumber : Hasil penelitian, 2009 ( data diolah) 5 orang 20 tahun 2 orang 9 tahun 3 orang 8 tahun 1 orang 1 tahun 1 oramg 4 tahun 2 orang 6 tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Wirausaha Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. millinium harus memiliki strategi perusahaan yang dapat memahami kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. millinium harus memiliki strategi perusahaan yang dapat memahami kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan globalisasi yang begitu pesat, berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia usaha saat ini. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Wirausaha Seorang wirausaha merupakan seorang pejuang yang tangguh. Seorang wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk

Lebih terperinci

DRAFT SKRIPSI OLEH GEORGIA ULINA DEPARTEMEN MANAJEMEN

DRAFT SKRIPSI OLEH GEORGIA ULINA DEPARTEMEN MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA BARU (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan dari kelompok wirausahawan ini (Rachbini,2002:xiv).

BAB I PENDAHULUAN. peranan dari kelompok wirausahawan ini (Rachbini,2002:xiv). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang berkembang. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Wirausaha Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil menengah (UKM) sering disebut juga sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan penting untuk suatu Negara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerak Sektor UKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Gerak Sektor UKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Usaha Kecil Menengah (UKM) sering disebut juga sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan persoalan penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan persoalan penting di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang kekuatan struktur usaha Indonesia. Usaha besar yang jumlahnya sedikit namun menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin padatnya jadwal kegiatan masyarakat di Kota Medan membuat masyarakat membutuhkan tempat makan yang memiliki akses yang mudah untuk dikunjungi serta memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemikiran dan isi hati Ibu Kartini. Diungkapkan oleh Dr. Suparman

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemikiran dan isi hati Ibu Kartini. Diungkapkan oleh Dr. Suparman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita berdikari (berdiri di atas kaki sendiri), wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi hati Ibu Kartini. Diungkapkan oleh Dr. Suparman

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG WOMEN ENTREPRENEUR DALAM MENDIRIKAN USAHA SALON DI JALAN JAMIN GINTING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG WOMEN ENTREPRENEUR DALAM MENDIRIKAN USAHA SALON DI JALAN JAMIN GINTING UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA-1 FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG WOMEN ENTREPRENEUR DALAM MENDIRIKAN USAHA SALON DI JALAN JAMIN GINTING DRAFT SKRIPSI Oleh: DINI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak perbedaan. Untuk menjadi seorang pegawai dibutuhkan kepandaian, seperti

BAB I PENDAHULUAN. banyak perbedaan. Untuk menjadi seorang pegawai dibutuhkan kepandaian, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenikmatan memiliki usaha sendiri dengan bekerja pada suatu perusahaan sangat banyak perbedaan. Untuk menjadi seorang pegawai dibutuhkan kepandaian, seperti

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WIRAUSAHAWAN MEMILIH LOKASI DI PAJAK USU MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WIRAUSAHAWAN MEMILIH LOKASI DI PAJAK USU MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WIRAUSAHAWAN MEMILIH LOKASI DI PAJAK USU MEDAN SKRIPSI OLEH PATRICK BREVASTO GIRSANG 060502142 MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT WOMEN ENTREPRENEUR DALAM BERWIRAUSAHA ( STUDI KASUS PADA WANITA PENGUSAHA SALON DI JALAN SEI MENCIRIM MEDAN )

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT WOMEN ENTREPRENEUR DALAM BERWIRAUSAHA ( STUDI KASUS PADA WANITA PENGUSAHA SALON DI JALAN SEI MENCIRIM MEDAN ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT WOMEN ENTREPRENEUR DALAM BERWIRAUSAHA ( STUDI KASUS PADA WANITA PENGUSAHA SALON DI JALAN SEI MENCIRIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak langsung dan mempunyai sistem komunikasi langsung dengan manajermanajer

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak langsung dan mempunyai sistem komunikasi langsung dengan manajermanajer BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha kecil adalah apabila pemilik dan manajer mengurusi secara langsung maupun tidak langsung dan mempunyai sistem komunikasi langsung dengan manajermanajer

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PIUTANG PADA PERUM PERUMNAS REGIONAL I MEDAN

ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PIUTANG PADA PERUM PERUMNAS REGIONAL I MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S-I EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PIUTANG PADA PERUM PERUMNAS REGIONAL I MEDAN DRAFT SKRIPSI OLEH : SELPIANI SINAGA 050521021 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG PAKAIAN WANITA DI PASAR KOTA TANJUNG MORAWA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG PAKAIAN WANITA DI PASAR KOTA TANJUNG MORAWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG PAKAIAN WANITA DI PASAR KOTA TANJUNG MORAWA DRAFT SKRIPSI OLEH : RIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUK, LAYANAN PELANGGAN DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENABUNG DI PT. PERMATA BANK CABANG MEDAN

PENGARUH PRODUK, LAYANAN PELANGGAN DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENABUNG DI PT. PERMATA BANK CABANG MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN PENGARUH PRODUK, LAYANAN PELANGGAN DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENABUNG DI PT. PERMATA BANK CABANG MEDAN DRAFT SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan sangat penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan judul penelitian Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan

Lebih terperinci

PENGARUH FASILITAS DAN SUASANA PERPUSTAKAAN USU TERHADAP MINAT BERKUNJUNG MAHASISWA DEPARTEMEN SASTRA INGGRIS FAKULTAS SASTRA USU MEDAN

PENGARUH FASILITAS DAN SUASANA PERPUSTAKAAN USU TERHADAP MINAT BERKUNJUNG MAHASISWA DEPARTEMEN SASTRA INGGRIS FAKULTAS SASTRA USU MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN PENGARUH FASILITAS DAN SUASANA PERPUSTAKAAN USU TERHADAP MINAT BERKUNJUNG MAHASISWA DEPARTEMEN SASTRA INGGRIS FAKULTAS SASTRA USU MEDAN

Lebih terperinci

PENGARUH HUBUNGAN EKSTERNAL GAPKINDO CABANG SUMUT DALAM MENINGKATKAN KELANCARAN EKSPOR KOMODITI KARET PERUSAHAAN ANGGOTA ASOSIASI

PENGARUH HUBUNGAN EKSTERNAL GAPKINDO CABANG SUMUT DALAM MENINGKATKAN KELANCARAN EKSPOR KOMODITI KARET PERUSAHAAN ANGGOTA ASOSIASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-I EKSTENSI M E D A N PENGARUH HUBUNGAN EKSTERNAL GAPKINDO CABANG SUMUT DALAM MENINGKATKAN KELANCARAN EKSPOR KOMODITI KARET PERUSAHAAN ANGGOTA

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN SMS BANKING TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA PT. BANK BRI CABANG ISKANDAR MUDA MEDAN

PENGARUH KUALITAS LAYANAN SMS BANKING TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA PT. BANK BRI CABANG ISKANDAR MUDA MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN PENGARUH KUALITAS LAYANAN SMS BANKING TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA PT. BANK BRI CABANG ISKANDAR MUDA MEDAN DRAFT SKRIPSI OLEH: SIMON

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sektor UKM sangat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sektor UKM sangat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kriteria usaha yang didirikan diwilayah sekitar Universitas Sumatera Utara sebagian besar adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut

BAB I PENDAHULUAN. juga cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) sering disebut juga sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi.gerak

Lebih terperinci

PENGARUH ATMOSFER LINGKUNGAN TOKO TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE GRAND PALLADIUM MEDAN

PENGARUH ATMOSFER LINGKUNGAN TOKO TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE GRAND PALLADIUM MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA 1 MEDAN PENGARUH ATMOSFER LINGKUNGAN TOKO TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE GRAND PALLADIUM MEDAN DRAFT SKRIPSI OLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM REKRUTMEN DAN IMBALAN TERHADAP KUALITAS KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG RANTAU PRAPAT

ANALISIS SISTEM REKRUTMEN DAN IMBALAN TERHADAP KUALITAS KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG RANTAU PRAPAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA- 1 MEDAN ANALISIS SISTEM REKRUTMEN DAN IMBALAN TERHADAP KUALITAS KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG RANTAU PRAPAT DRAFT

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH THREE VERA NITA MANAJEMEN

SKRIPSI OLEH THREE VERA NITA MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA 1 EKSTENSI MEDAN ANALISIS SEGMENTASI MANFAAT DAN VARIASI PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI (Studi Kasus Mahasiswa Manajemen

Lebih terperinci

STRATEGI BISNIS WARUNG SOTO AYAM CAK SUEP PADA PERUMAHAN DELTA SARI INDAH DI WARU SIDOARJO SKRIPSI

STRATEGI BISNIS WARUNG SOTO AYAM CAK SUEP PADA PERUMAHAN DELTA SARI INDAH DI WARU SIDOARJO SKRIPSI STRATEGI BISNIS WARUNG SOTO AYAM CAK SUEP PADA PERUMAHAN DELTA SARI INDAH DI WARU SIDOARJO SKRIPSI Oleh : RHIZAL FERDIANSYAH C 0642010050 YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Pribadi Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada kedewasaan, sehingga dia mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa adalah tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli. Pada proses pengambilan keputusan biasanya konsumen

BAB I PENDAHULUAN. masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli. Pada proses pengambilan keputusan biasanya konsumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan proses pemecahan masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli organisasi melalui proses

Lebih terperinci

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY TERHADAP LOYALITAS NASABAH MENGGUNAKAN TABUNGAN MARHAMAH PADA BANK SUMUT SYARIAH CABANG MEDAN

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY TERHADAP LOYALITAS NASABAH MENGGUNAKAN TABUNGAN MARHAMAH PADA BANK SUMUT SYARIAH CABANG MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY TERHADAP LOYALITAS NASABAH MENGGUNAKAN TABUNGAN MARHAMAH PADA BANK SUMUT SYARIAH CABANG MEDAN SKRIPSI OLEH

Lebih terperinci

ANALISIS KEMANDIRIAN PRIBADI DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PADA PEDAGANG PANDAI BESI JL. GALANG DAN PANDAI BESI JL. SEKIP LUBUK PAKAM

ANALISIS KEMANDIRIAN PRIBADI DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PADA PEDAGANG PANDAI BESI JL. GALANG DAN PANDAI BESI JL. SEKIP LUBUK PAKAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN ANALISIS KEMANDIRIAN PRIBADI DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PADA PEDAGANG PANDAI BESI JL. GALANG DAN PANDAI BESI JL. SEKIP LUBUK PAKAM

Lebih terperinci

PENGARUH TIM KERJA (WORK TEAM) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PTPN IV UNIT KEBUN LARAS

PENGARUH TIM KERJA (WORK TEAM) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PTPN IV UNIT KEBUN LARAS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA-I FAKULTAS EKONOMI MEDAN PENGARUH TIM KERJA (WORK TEAM) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PTPN IV UNIT KEBUN LARAS DRAFT SKRIPSI WENDI PRIMA RUSANDY 050502113 MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang berada di Pulau Sumatera, Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERKUNJUNG PADA RUMAH MAKAN ISTANA MINANG JL. SISINGAMANGARAJA PARAPAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERKUNJUNG PADA RUMAH MAKAN ISTANA MINANG JL. SISINGAMANGARAJA PARAPAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERKUNJUNG PADA RUMAH MAKAN ISTANA MINANG JL. SISINGAMANGARAJA PARAPAT SKRIPSI OLEH

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN DALAM MENGHASILKAN KARYAWAN YANG BERKUALITAS PADA PT COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT MEDAN

PENGARUH PELATIHAN DALAM MENGHASILKAN KARYAWAN YANG BERKUALITAS PADA PT COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI MEDAN PENGARUH PELATIHAN DALAM MENGHASILKAN KARYAWAN YANG BERKUALITAS PADA PT COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT MEDAN DRAFT SKRIPSI OLEH MAHDALENA

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. TERAS TEKNIK PERDANA KUALA TANJUNG

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. TERAS TEKNIK PERDANA KUALA TANJUNG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EXTENSI MEDAN ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. TERAS TEKNIK PERDANA KUALA TANJUNG SKRIPSI OLEH SUBANI 050521129 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

PENGARUH MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN PENGARUH MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN DRAFT SKRIPSI OLEH: ADE FLORENT S. SITOMPUL

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN RASIO LIKUIDITAS, RASIO LEVARAGE, RASIO AKTIVITAS TERHADAP RASIO PROFITABILITAS PADA PT. AHLINDO PERKASA ALAM DRAFT SKRIPSI OLEH :

ANALISIS HUBUNGAN RASIO LIKUIDITAS, RASIO LEVARAGE, RASIO AKTIVITAS TERHADAP RASIO PROFITABILITAS PADA PT. AHLINDO PERKASA ALAM DRAFT SKRIPSI OLEH : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STARTA-1 MEDAN ANALISIS HUBUNGAN RASIO LIKUIDITAS, RASIO LEVARAGE, RASIO AKTIVITAS TERHADAP RASIO PROFITABILITAS PADA PT. AHLINDO PERKASA ALAM DRAFT

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH AMIR HAMZAH NASUTION MANAJEMEN

SKRIPSI OLEH AMIR HAMZAH NASUTION MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI BUS PT. ANTAR LINTAS SUMATERA (ALS) RUTE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan menyebutkan bahwa pendidikan merupakan aset besar bagi masa depan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bahkan menyebutkan bahwa pendidikan merupakan aset besar bagi masa depan suatu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pesatnya perkembangan dunia saat ini berdampak pula pada bidang pendidikan. Pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap warga negara. Sebagian kalangan bahkan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA KANTOR WILAYAH PERUM PEGADAIAN MEDAN SKRIPSI OLEH :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA KANTOR WILAYAH PERUM PEGADAIAN MEDAN SKRIPSI OLEH : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 EKSTENSI MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA KANTOR WILAYAH PERUM PEGADAIAN MEDAN SKRIPSI OLEH :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2000). Oleh karena itu, status kesehatan yang relatif

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP PENINGKATAN EFEKTIVITAS KERJA PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK MEDAN

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP PENINGKATAN EFEKTIVITAS KERJA PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI USU PROGRAM S1-EKSTENSI MEDAN PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP PENINGKATAN EFEKTIVITAS KERJA PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK MEDAN DRAFT SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu secara rasional, empiris dan sistematis. Adapun metodologi penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat besar, terutama karena kontribusinya dalam Produk Domestik Bruto dan tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, dunia perdagangan dewasa ini terjadi persaingan didalam memasarkan produk atau jasa. Kegiatan pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdirinya usaha-usaha baru di Kota Medan khususnya di bidang kuliner. lebih untuk mencapai keberhasilan dalam usaha ini.

BAB I PENDAHULUAN. berdirinya usaha-usaha baru di Kota Medan khususnya di bidang kuliner. lebih untuk mencapai keberhasilan dalam usaha ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah timbulnya

Lebih terperinci

bermunculan lah pengusaha-pengusaha risol baru yang menjadi pesaing dari usaha

bermunculan lah pengusaha-pengusaha risol baru yang menjadi pesaing dari usaha bermunculan lah pengusaha-pengusaha risol baru yang menjadi pesaing dari usaha Risolasolnya. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan yang dapat berupa

I. PENDAHULUAN. berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan yang dapat berupa I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pusat perbelanjaan yang tumbuh semakin pesat di Jakarta setelah berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun 1998 merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat membuka lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah sangat

BAB I PENDAHULUAN. dapat membuka lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Suryana (2013:4)mengatakan

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH KREDIT GADAI YANG DISALURKAN TERHADAP LABA PERUM PEGADAIAN CABANG PADANG BULAN MEDAN

PENGARUH JUMLAH KREDIT GADAI YANG DISALURKAN TERHADAP LABA PERUM PEGADAIAN CABANG PADANG BULAN MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI MEDAN PENGARUH JUMLAH KREDIT GADAI YANG DISALURKAN TERHADAP LABA PERUM PEGADAIAN CABANG PADANG BULAN MEDAN SKRIPSI OLEH: MARINI FRANSISCA PURBA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar. Salah satu kegiatan manajemen itu ialah kegiatan pemasarannya.

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar. Salah satu kegiatan manajemen itu ialah kegiatan pemasarannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen merupakan faktor yang paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean China Free Trade Area (AC-FTA) yang terjadi saat ini sungguh sangat mengkhawatirkan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sektor UKM sering diartikan sebagai salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sektor UKM sering diartikan sebagai salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian pada pengembangan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memberikan makna tersendiri pada usaha peningkatan pertumbuhan ekonomi serta dalam usaha menekan

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA RESTORAN KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) CABANG HELVETIA MEDAN

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA RESTORAN KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) CABANG HELVETIA MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA RESTORAN KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) CABANG HELVETIA MEDAN DRAFT SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hampir 150 % untuk setiap item makanan apabila dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hampir 150 % untuk setiap item makanan apabila dikelola dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis rumah makan adalah bisnis yang memiliki banyak potensi serta prospek untuk berkembang dengan cepat yang dapat membawa keuntungan yang mencapai hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan dalam aliran-aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan manfaat (benefit) kepada

Lebih terperinci

VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. DRAFT SKRIPSI ANDRIAN LORAND MANURUNG DEPARTEMEN MANAJEMEN

VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. DRAFT SKRIPSI ANDRIAN LORAND MANURUNG DEPARTEMEN MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S 1 EKSTENSI MEDAN VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. DRAFT SKRIPSI ANDRIAN LORAND MANURUNG 050521224 DEPARTEMEN MANAJEMEN Guna

Lebih terperinci

SISTEM PENGAWASAN INTERN ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PERUM JAMKRINDO MEDAN SKRIPSI. Diajukan Oleh :

SISTEM PENGAWASAN INTERN ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PERUM JAMKRINDO MEDAN SKRIPSI. Diajukan Oleh : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN SISTEM PENGAWASAN INTERN ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PERUM JAMKRINDO MEDAN SKRIPSI Diajukan Oleh : DEWI NOVITA SAFITRI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN DRAFT SKRIPSI OLEH DENARI HUTABARAT MANAJEMEN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN DRAFT SKRIPSI OLEH DENARI HUTABARAT MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN ANALISIS PENGARUH RASIO LEVERAGE DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP EARNING PER SHARE PADA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TELAH GO PUBLIC

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Matondang dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN NET PROFIT MARGIN DAN TOTAL ASSET TURNOVER DENGAN RETURN ON ASSET PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

ANALISIS HUBUNGAN NET PROFIT MARGIN DAN TOTAL ASSET TURNOVER DENGAN RETURN ON ASSET PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI MEDAN ANALISIS HUBUNGAN NET PROFIT MARGIN DAN TOTAL ASSET TURNOVER DENGAN RETURN ON ASSET PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN DRAF

Lebih terperinci

ANALISIS HARAPAN DAN PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP KUALITAS YAMAHA MIO PADA SISWA SMA NEGERI 2 MEDAN

ANALISIS HARAPAN DAN PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP KUALITAS YAMAHA MIO PADA SISWA SMA NEGERI 2 MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN ANALISIS HARAPAN DAN PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP KUALITAS YAMAHA MIO PADA SISWA SMA NEGERI 2 MEDAN DRAFT SKRIPSI OLEH SANTY HERAWATY 040502066

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN KONSUMEN KARTU PRA BAYAR TELEPON SELULER PADA OPERATOR SELULER LAIN KE TELKOMSEL (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Sastra USU)

ANALISIS PERPINDAHAN KONSUMEN KARTU PRA BAYAR TELEPON SELULER PADA OPERATOR SELULER LAIN KE TELKOMSEL (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Sastra USU) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA 1 MEDAN ANALISIS PERPINDAHAN KONSUMEN KARTU PRA BAYAR TELEPON SELULER PADA OPERATOR SELULER LAIN KE TELKOMSEL (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia adalah salah satu sektor yang memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG GO PUBLIC

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG GO PUBLIC UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG GO PUBLIC SKRIPSI OLEH: YOSEPH F SIMARMATA 040502133

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH PENGUNJUNG PADA KOLAM RENANG DELI MEDAN OLEH

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH PENGUNJUNG PADA KOLAM RENANG DELI MEDAN OLEH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH PENGUNJUNG PADA KOLAM RENANG DELI MEDAN DRAFT SKRIPSI OLEH MUHAMMAD KHUDRI SIREGAR

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN SISTEM PENAGIHAN PIUTANG PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE CABANG MEDAN DRAFT SKRIPSI.

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN SISTEM PENAGIHAN PIUTANG PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE CABANG MEDAN DRAFT SKRIPSI. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI MEDAN ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN SISTEM PENAGIHAN PIUTANG PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE CABANG MEDAN DRAFT SKRIPSI Diajukan Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil. Wirausaha berperan

Lebih terperinci

PERANAN ANALISIS SWOT DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE CABANG MEDAN

PERANAN ANALISIS SWOT DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE CABANG MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI MEDAN PERANAN ANALISIS SWOT DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE CABANG MEDAN DRAFT SKRIPSI OLEH: FRANKY NAPITUPULU 060521024

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN ECERAN (RETAILING MIX) TERHADAP CITRA MEREK HYPERMART SUN PLAZA MEDAN SKRIPSI OLEH

PENGARUH BAURAN PEMASARAN ECERAN (RETAILING MIX) TERHADAP CITRA MEREK HYPERMART SUN PLAZA MEDAN SKRIPSI OLEH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA 1 MEDAN PENGARUH BAURAN PEMASARAN ECERAN (RETAILING MIX) TERHADAP CITRA MEREK HYPERMART SUN PLAZA MEDAN SKRIPSI OLEH RENITA ARIANI HUTAGALUNG

Lebih terperinci

DRAFT SKRIPSI OLEH: IKA PRATIWI SIMBOLON MANAJEMEN

DRAFT SKRIPSI OLEH: IKA PRATIWI SIMBOLON MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-I MEDAN ANALISIS HUBUNGAN CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSETS RATIO, DAN TOTAL ASSETS TURNOVER DENGAN RETURN ON INVESTMENT PADA PT PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. beberapa negara khususnya Negara-negara yang menganut teori ekonomi

BABI PENDAHULUAN. beberapa negara khususnya Negara-negara yang menganut teori ekonomi BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi telah menjadi tujuan dan prioritas dari beberapa negara khususnya Negara-negara yang menganut teori ekonomi klasik maupun neoklasik dengan segala

Lebih terperinci

ANALISIS PENGALAMAN PELANGGAN (CUSTOMER EXPERIENCE) TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA J.CO DONUTS & COFFEE SUN PLAZA MEDAN

ANALISIS PENGALAMAN PELANGGAN (CUSTOMER EXPERIENCE) TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA J.CO DONUTS & COFFEE SUN PLAZA MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 REGULER MEDAN ANALISIS PENGALAMAN PELANGGAN (CUSTOMER EXPERIENCE) TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA J.CO DONUTS & COFFEE SUN PLAZA MEDAN PROPOSAL SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI FISIK DAN NONFISIK BUS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA BUS DAMRI JURUSAN MEDAN - BINJAI

PENGARUH KONDISI FISIK DAN NONFISIK BUS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA BUS DAMRI JURUSAN MEDAN - BINJAI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN PENGARUH KONDISI FISIK DAN NONFISIK BUS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA BUS DAMRI JURUSAN MEDAN - BINJAI DRAFT SKRIPSI OLEH: RAHMAT SUCIADI

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PEMBIAYAAN PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI (PERSERO) TBK CABANG PEMBANTU KISARAN

ANALISIS MANAJEMEN PEMBIAYAAN PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI (PERSERO) TBK CABANG PEMBANTU KISARAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI MEDAN ANALISIS MANAJEMEN PEMBIAYAAN PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI (PERSERO) TBK CABANG PEMBANTU KISARAN Draft Skripsi OLEH : ADE IRMA SARI DAULAY

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU Kampus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Mendirikan Usaha Baru (Start Up) Mendirikan usaha baru adalah memulai usaha dengan mendirikan perusahaan yang baru. Dalam hal ini yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi masyarakat dan tumbuhnya lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi masyarakat dan tumbuhnya lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi masyarakat dan tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan yang menawarkan jasa sejenis dengan jasa yang ditawarkan koperasi seperti jasa simpan

Lebih terperinci

DRAFT SKRIPSI OLEH BIMA PUTRA PERANGIN-ANGIN MANAJEMEN

DRAFT SKRIPSI OLEH BIMA PUTRA PERANGIN-ANGIN MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN ANALISIS PERBEDAAN RASIO KEUANGAN TERHADAP INVESTMENT OPPORTUNITY SET (Sebelum dan Sesudah Akuisisi Pada PT. Unilever Indonesia Tbk

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUM PEGADAIAN KANTOR WILAYAH I MEDAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUM PEGADAIAN KANTOR WILAYAH I MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUM PEGADAIAN KANTOR WILAYAH I MEDAN DRAFT SKRIPSI OLEH IKA EMBARINA SINURAYA 050521199 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota yang cukup besar, ada kota sedang dan ada kota kecil. Kota Medan merupakan salah satu kota di Indonesia

Lebih terperinci

DRAFT SKRIPSI OLEH PUTRA SAGUH PRAYOGA MANAJEMEN

DRAFT SKRIPSI OLEH PUTRA SAGUH PRAYOGA MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA I MEDAN PENGARUH FAKTOR BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI, DAN PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE INSTAN MEREK SEDAAP (STUDI KASUS

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA DI BURSA EFEK INDONESIA DRAFT SKRIPSI.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA DI BURSA EFEK INDONESIA DRAFT SKRIPSI. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA I FAKULTAS EKONOMI MEDAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA DI BURSA EFEK INDONESIA DRAFT SKRIPSI Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan bisnis merupakan catatan ringkas yang di buat oleh wirausaha untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap keuntungan, strategi

Lebih terperinci

PENGARUH PERENCANAAN STRATEGIS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK BUKOPIN CABANG MEDAN

PENGARUH PERENCANAAN STRATEGIS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK BUKOPIN CABANG MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA -1 MEDAN PENGARUH PERENCANAAN STRATEGIS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK BUKOPIN CABANG MEDAN DRAFT SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha kecil dan menengah berperan cukup besar dalam menunjang kesetabilan perekonomian Indonesia, terutama setelah krisis ekonomi melanda. Sejak terjadinya krisis

Lebih terperinci

ANALISIS HARAPAN DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI PADA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI USU DRAFT SKRIPSI OLEH

ANALISIS HARAPAN DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI PADA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI USU DRAFT SKRIPSI OLEH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI MEDAN ANALISIS HARAPAN DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI PADA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI USU DRAFT

Lebih terperinci

PENGARUH PEREKRUTAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PTP NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN DRAF SKRIPSI OLEH: ERY ANDHIKA DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENGARUH PEREKRUTAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PTP NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN DRAF SKRIPSI OLEH: ERY ANDHIKA DEPARTEMEN MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN PENGARUH PEREKRUTAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PTP NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN DRAF SKRIPSI OLEH: ERY ANDHIKA 030502057 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

DRAFT SKRIPSI OLEH: ADDINA DAMANIK MANAJEMEN

DRAFT SKRIPSI OLEH: ADDINA DAMANIK MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA-1 FAKULTAS EKONOMI MEDAN PENGARUH PERCEIVED QUALITY DAN BRAND ASSOCIATION TERHADAP BRAND LOYALTY MIE INSTAN MEREK INDOMIE (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN EARLY WARNING SYSTEM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN EARLY WARNING SYSTEM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN EARLY WARNING SYSTEM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci