PENYELESAIAN MODEL TAHAP TERHINGGA DAN TAKHINGGA PADA PROSES KEPUTUSAN MARKOV DAN APLIKASINYA DI BIDANG PERTANIAN BILYAN USTAZILA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYELESAIAN MODEL TAHAP TERHINGGA DAN TAKHINGGA PADA PROSES KEPUTUSAN MARKOV DAN APLIKASINYA DI BIDANG PERTANIAN BILYAN USTAZILA"

Transkripsi

1 PENYELESAIAN MODEL TAHAP TERHINGGA DAN TAKHINGGA PADA PROSES KEPUTUSAN MARKOV DAN APLIKASINYA DI BIDANG PERTANIAN BILYAN USTAZILA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penyelesaian Model Tahap Terhingga dan Takhingga pada Proses Keputusan Markov dan Aplikasinya di Bidang Pertanian adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, April 2014 Bilyan Ustazila NIM G

4 ABSTRAK BILYAN USTAZILA. Penyelesaian Model Tahap Terhingga dan Takhingga pada Proses Keputusan Markov dan Aplikasinya di Bidang Pertanian. Dibimbing oleh I WAYAN MANGKU dan HADI SUMARNO. Proses keputusan Markov adalah suatu proses pengambilan keputusan menggunakan rantai Markov untuk model-model stokastik. Tujuan karya ilmiah ini adalah merumuskan model stokastik yang melibatkan state, tindakan dan reward. Lalu, model tersebut diaplikasikan dalam bidang pertanian, yaitu menentukan keuntungan optimal dengan memberikan suatu tindakan, serta menentukan kebijakan optimal yang memaksimumkan keuntungan (reward). Metode yang digunakan untuk menentukan kebijakan optimal adalah enumerasi lengkap, iterasi kebijakan dan formulasi pemrograman linear. Diantara metode yang digunakan, metode iterasi kebijakan yang paling efisien. Berdasarkan data yang digunakan dalam kasus ini, penentuan kebijakan dengan ketiga metode ini menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu petani tidak akan menggunakan pupuk saat kondisi tanah baik, dan akan menggunakan pupuk saat kondisi tanah sedang atau buruk. Pada kasus dengan faktor diskonto sebesar 0.7, masalah pertanian ini menghasilkan kebijakan yang sama dengan kasus tanpa diskonto. Kata kunci: enumerasi, iterasi kebijakan, pemrograman linear, proses keputusan Markov ABSTRACT BILYAN USTAZILA. Solution of Finite and Infinite Stage Models in Markov Decisicion Processes and Its Application in Agricultural Sector. Supervised by I WAYAN MANGKU and HADI SUMARNO. Markov decision process is a decision making process using Markov chain for stochastic models. The aim of this paper is to formulate a stochastic model involving states, actions and rewards. Further, the model is applied into agricultural sector, especially on determination of the optimal revenue based on actions specified. Also to determine an optimal policy that maximizes the reward. The methods used in this study are the complete enumeration, the policy iteration and the linear programming methods. Among the methods used, the most efficient method is the policy iteration. Based on the data used, determination of the policy using those three methods concluded that farmers would not use fertilizer when the soil fertility is good, and will use fertilizer when the soil fertility are moderate or low. Especially, for the case of the discount 0.7, the agricultural problem resulting the same policy with the case of no discount rate. Keywords: enumeration, linear programming, Markov decision process, policy iteration.

5 PENYELESAIAN MODEL TAHAP TERHINGGA DAN TAKHINGGA PADA PROSES KEPUTUSAN MARKOV DAN APLIKASINYA DI BIDANG PERTANIAN BILYAN USTAZILA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6

7 Judul Skripsi : Penyelesaian Model Tahap Terhingga dan Takhingga pada Proses Keputusan Markov dan Aplikasinya di Bidang Pertanian. Nama : Bilyan Ustazila NIM : G Disetujui oleh Prof Dr Ir I Wayan Mangku, MSc Pembimbing I Dr Ir Hadi Sumarno, MS Pembimbing II Diketahui oleh Dr Toni Bakhtiar, MSc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Model Tahap Terhingga dan Takhingga pada Proses Keputusan Markov dan Aplikasinya di Bidang Pertanian berhasil diselesaikan. Skripsi ini merupakan syarat bagi penulis untuk dapat meraih gelar Sarjana Sains pada Mayor Matematika. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir I Wayan Mangku, MSc dan Bapak Dr Ir Hadi Sumarno, MS selaku dosen pembimbing dan Bapak Ir Ngakan Komang Kutha Ardana, MSc selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dalam penulisan skripsi. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak, ibu, kakak Bellya Saksilia, atas doa dan kasih sayangnya serta teman-teman matematika 47, Ayun, Alin, Jupe, Pupu, Leni, pembahas seminar Marin, Safi i dan Novia, dan anak kosan Tyas, Kak Mira, Kak Ira, Iis, Admas Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini kurang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap skripsi ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat. Bogor, April 2014 Bilyan Ustazila

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 1 TINJAUAN PUSTAKA 2 APLIKASI DI BIDANG PERTANIAN 4 Aplikasi Model Pemrograman Dinamis Tahap Terhingga 4 Aplikasi Model Pemrograman Dinamis Tahap Takhingga 7 Metode Enumerasi Lengkap 8 Masalah Petani dengan Tahap Perencanaan Periode Takhingga 8 Metode Iterasi Kebijakan 10 Metode Iterasi Kebijakan tanpa Diskonto 12 Metode Iterasi Kebijakan dengan Diskonto 13 Penyelesaian Pemrograman Linear untuk Masalah Keputusan Markov 15 Masalah Keputusan Markov tanpa Diskonto 15 Masalah Keputusan Markov dengan Diskonto 17 SIMPULAN DAN SARAN 18 Simpulan 18 Saran 18 DAFTAR PUSTAKA 18 LAMPIRAN 20 RIWAYAT HIDUP 24

10 DAFTAR TABEL 1 Nilai-nilai 6 2 Hasil perhitungan pada n = Hasil perhitungan pada n = Hasil perhitungan pada n = Nilai-nilai 7 6 Kebijakan yang terjadi 8 7 Nilai-nilai setiap state 9 8 Nilai dan semua kebijakan 10 9 Hasil iterasi kebijakan tanpa diskonto pada iterasi pertama Hasil iterasi kebijakan tanpa diskonto pada iterasi kedua Hasil iterasi kebijakan tanpa diskonto pada iterasi ketiga Hasil iterasi kebijakan dengan diskonto iterasi pertama Hasil iterasi kebijakan dengan diskonto iterasi kedua 15 DAFTAR LAMPIRAN 1 Keuntungan per tahap kebijakan tahap takhingga 20 2 Proses perhitungan pada metode iterasi kebijakan tanpa diskonto 22 3 Proses perhitungan pada metode iterasi kebijakan dengan diskonto 23

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering menemukan suatu permasalahan, baik permasalahan kecil maupun besar. Setiap menghadapi permasalahan, manusia dituntut untuk mengambil suatu tindakan atau kebijakan. Dalam proses stokastik, tindakan atau kebijakan tersebut dikenal dengan keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan akan ada risiko yang harus ditanggung. Risiko menjadi salah satu pertimbangan untuk mengambil keputusan. Keputusan yang sederhana hanya akan berpengaruh pada risiko yang kecil, sedangkan untuk keputusan besar akan mengakibatkan risiko yang besar, sehingga perlu pertimbangan yang matang. Dalam praktiknya, terdapat banyak alternatif pilihan keputusan, sehingga diperlukan teknik-teknik dalam pemilihannya agar memperoleh hasil yang optimal. Alternatif keputusan tersebut memiliki unsur probabilitas karena dalam pembuatan keputusan dihadapkan pada ketidakpastian. Proses keputusan Markov (Markov Decision Process) menjelaskan model dinamika dari pengambilan keputusan yang mengandung unsur ketidakpastian. Pada setiap langkah proses keputusan Markov dipilih tindakan tertentu dan tindakan tersebut akan menghasilkan keuntungan (reward) yang sesuai. Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, diperlukan kebijakan yang optimal pula. Kebijakan optimal dapat diperoleh dengan menggunakan tiga metode yaitu metode enumerasi, metode iterasi kebijakan (policy iteration method), dan metode solusi program linear (linear program solution method). Pembahasan utama dalam karya ilmiah ini yakni metode iterasi kebijakan dan metode pemrograman linear. Metode iterasi kebijakan ini diawali dengan mengambil sebuah kebijakan dan menghitung nilainya yang dalam perhitungannya terdapat faktor diskonto (α) maupun tidak terdapat faktor diskonto. Faktor diskonto adalah pengali untuk menghitung nilai uang yang akan datang bila dinilai dalam waktu sekarang. Adanya faktor diskonto (α < 1) dapat menghasilkan perubahan dalam kebijakan optimal, dibandingkan dengan kasus tanpa diskonto (α = 1). Setelah itu, memperbaiki kebijakan secara iteratif sesuai algoritme yang ada hingga kebijakan tersebut tidak dapat diperbaiki, dengan kata lain telah mencapai kondisi optimal. Masalah keputusan Markov tahap takhingga dengan ataupun tanpa menggunakan faktor diskonto dapat dirumuskan dan diselesaikan sebagai sebuah pemrograman linear. Batasan atau kendala dari metode pemrograman linear adalah peluang steady-state dari rantai Markov. Secara khusus, setiap kebijakan dinyatakan sebagai kelompok tindakan yang tetap. Penentuan kebijakan optimal di bidang manajemen pemasaran dan produksi telah dijelaskan pada Hidayah (2013) dengan menggunakan algoritme Discounted-Return Policy-Improvement. Dalam karya ilmiah ini digunakan metode enumerasi lengkap, iterasi kebijakan, formulasi pemrograman linear pada aplikasi di bidang pertanian. Setiap tahap, di awal musim tanam, petani menggunakan pengujian kimia untuk memeriksa kondisi tanah. Dari hasil pengujian tersebut, produktivitas sawah untuk setiap musim dikelompokkan dalam beberapa kategori. Petani dapat

12 2 melakukan tindakan yaitu menggunakan pupuk untuk memperbaiki kondisi tanah. Petani melihat bahwa produktivitas tahap yang akan datang dapat diasumsikan hanya bergantung pada kondisi tanah sekarang dan memerlukan penentuan arah tindakan terbaik yang harus dilakukan berdasarkan hasil dari pengujian kimia. Proses optimisasi didasari oleh pemaksimuman keuntungan yang diperkirakan. Proses keputusan Markov adalah salah satu cara yang cocok untuk menyelesaikan masalah ini. Tujuan Tujuan karya ilmiah ini adalah 1 Merumuskan suatu model stokastik yang melibatkan state, tindakan, dan reward. 2 Mengaplikasikan model tersebut dalam bidang pertanian, yaitu menentukan keuntungan dengan memberikan beberapa alternatif tindakan. 3 Menentukan kebijakan optimal yaitu memaksimumkan keuntungan (reward). TINJAUAN PUSTAKA Proses keputusan Markov (Markov Decision Process/ MDP) awalnya diperkenalkan oleh Andrey Markov, seorang matematikawan Rusia pada awal abad ke-20 (Tijms 1994). Proses keputusan Markov berguna untuk mempelajari berbagai masalah optimasi yang dipecahkan melalui dynamic programming. Proses keputusan Markov adalah sebuah sistem yang dapat memindahkan satu keadaan yang khusus ke keadaan lainnya yang mungkin. Proses keputusan Markov pada dasarnya merupakan perluasan dari rantai Markov sehingga harus memenuhi syarat Markov. Menurut Grimmet dan Stirzaker (1992) suatu proses S disebut sebagai rantai Markov jika memenuhi syarat Markov, yaitu P(S t = s S 0 = s 0, S 1 = s 1,, S t-1 = s t-1 )= P(S t = s S t-1 = s t-1 ). Dalam proses keputusan Markov memungkinkan adanya pilihan tindakan (action) yang menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, dapat dikatakan proses keputusan Markov merupakan kerangka matematika untuk memodelkan pembuatan keputusan di situasi yang hasilnya bersifat acak dan berada di bawah kontrol dari pembuat keputusan. Proses keputusan Markov memiliki unsur-unsur yaitu 1 State State adalah suatu keadaan, akibat, atau kejadian (alamiah) pada suatu waktu dimana pengambil keputusan hanya mempunyai sedikit kontrol atau bahkan tidak memiliki kontrol terhadapnya. State dilambangkan i dengan i = 1, 2,,m. Setiap i ε I dengan I himpunan state (Rosadi 2000). 2 Tindakan Tindakan adalah suatu bagian dari aksi atau strategi yang mungkin dipilih oleh pengambil keputusan di setiap state. Tindakan dilambangkan k dengan k = 1, 2,..., K. Setiap k ε dengan himpunan tindakan (Rosadi 2000).

13 3 Probabilitas transisi Menurut Taylor dan Karlin (1998), probabilitas transisi disebutkan sebagai peluang n-step, yaitu peluang bahwa suatu proses yang mulamula berada pada state i akan berada pada state j setelah n tambahan transisi. Menurut Heymen dan Sobel (2004), probabilitas transisi adalah suatu fungsi yang menyatakan peluang perpindahan dari suatu state ke state lainnya. Probabilitas transisi pada proses keputusan Markov harus memenuhi asumsi sifat Markov seperti yang dijelaskan sebelumnya yaitu ketika tindakan diambil di state, maka state telah ditentukan dengan sebuah cara yang hanya bergantung pada dan. Sehingga berlaku persamaan P( I, = P( I =i, = k). Notasi I melambangkan himpunan state dan menyatakan kejadian lampau hingga waktu pengambilan keputusan ke-n diambil. Bentuk notasinya sebagai berikut =(,,,,...,,, ). Pengambilan keputusan masa yang akan datang didasarkan pada keadaan sekarang, bukan berdasarkan pada keadaan di masa lalu. Hal ini dikarenakan keadaan di masa lalu dianggap bebas dengan keadaan di masa yang akan datang. Dalam prosesnya, pembuat keputusan harus mengambil suatu tindakan dari alternatif-alternatif yang ditetapkan. Tindakan sekarang mempengaruhi peluang transisi pada perpindahan yang akan datang dan mendatangkan sebuah keuntungan atau kerugian setelah itu. Nilai peluang adalah tak negatif dan karena proses tersebut harus mengalami transisi ke suatu state maka 0, untuk semua, = 1 untuk semua. Secara umum, probabilitas transisi tidak perlu sama setiap tahap. 4 Reward transisi Keuntungan yang diperoleh sebagai implikasi terjadinya transisi antar state pada tindakan ke-k yang dilambangkan. Jika matriks probabilitas transisi P berukuran dan elemen-elemennya, maka matriks reward R juga berukuran dengan elemen-elemennya (Rosadi 2000). Menurut Taha (1987), proses perhitungan reward dapat menggunakan faktor diskonto maupun tanpa faktor diskonto. 5 Kebijakan optimal Suatu kebijakan terbaik dari sekian banyak tindakan yang mungkin, sebagai hasil menjalankan serangkaian proses pengambilan keputusan. Secara matematis dinyatakan sebagai himpunan semua keputusan di setiap state yang memberikan reward maksimal atau cost minimal (Rosadi 2000). 6 Ekspektasi reward Ekspektasi reward adalah pengembalian yang diperkirakan dan dihasilkan dari satu transisi pada keadaan i dengan tindakan k. Ekspektasi reward dilambangkan dengan. Kebijakan optimal adalah kebijakan yang menghasilkan keuntungan terbesar dilambangkan. 3

14 4 7 Aplikasi pada masalah manajerial Solusi yang didapatkan oleh Hidayah (2013) pada masalah manajerial dengan konsep proses keputusan Markov menggunakan algoritme Discounted- Return Policy-Improvement memberikan keuntungan optimal. Beberapa metode dalam proses keputusan Markov yaitu, enumerasi lengkap (iterasi nilai), formulasi pemrograman linear, dan metode iterasi kebijakan (policy iteration method). Dalam karya ilmiah ini metode yang digunakan adalah enumerasi lengkap, policy iteration dengan algoritma perbaikan kebijakan, dan formulasi pemrograman linear baik dengan maupun tanpa faktor diskonto. Faktor diskonto adalah pengali untuk menghitung nilai uang yang akan datang bila dinilai dalam waktu sekarang. Faktor diskonto yang digunakan dalam karya ilmiah ini sebesar 0.7. APLIKASI DI BIDANG PERTANIAN Aplikasi Model Pemrograman Dinamis Tahap Terhingga Penerapan pemrograman dinamis (DP) untuk pemecahan suatu proses keputusan stokastik dapat dijabarkan oleh sejumlah state yang terhingga. Probabilitas transisi antara state dijabarkan dengan sebuah rantai Markov. Keuntungan (reward) dari proses ini juga dijabarkan oleh sebuah matriks dengan elemen-elemen individual yang merepresentasikan keuntungan atau biaya yang dihasilkan oleh pergerakan dari satu state ke state lainnya. Setiap tahap, di awal musim tanam, petani menggunakan pengujian kimia untuk memeriksa kondisi tanah. Dari hasil pengujian tersebut, produktivitas sawah untuk setiap musim dikelompokkan dengan kategori baik (state 1), sedang (state 2), dan buruk (state 3). Selama beberapa tahap, petani hanya melihat bahwa produktivitas tahap yang akan datang dapat diasumsikan hanya bergantung pada kondisi tanah sekarang. Probabilitas transisi dalam 1 tahap dari satu state produktivitas ke state lainnya dengan tindakan tanpa menggunakan pupuk dapat dipresentasikan dalam bentuk rantai Markov berikut State yang akan datang State sekarang ( ). Jika petani melakukan tindakan yaitu menggunakan pupuk untuk memperbaiki kondisi tanah, yang menghasilkan matriks transisi ( ). Untuk setiap tindakan yang diambil petani tersebut terdapat pengembalian keuntungan (reward) dengan transisi dari satu state ke state lainnya.

15 Pengembalian tersebut adalah keuntungan atau kerugian dalam periode 1 tahap, bergantung pada state yang terjadi dalam transisi. Matriks dan adalah fungsi pengembalian dalam jutaan rupiah yang berkaitan dengan matriks dan secara berturut-turut. ( ) ( ). Jika petani menggunakan pupuk hanya saat kondisi tanah buruk (state 3) atau tindakan 3. Kebijakan yang menyatakan penggunaan pupuk hanya ketika kondisi tanah buruk, matriks transisi dan matriks reward yang dihasilkan, P dan R adalah ( ) ( ). 5 Petani merencanakan untuk Berhenti bekerja setelah N tahap, sehingga optimisasinya adalah akumulasi keuntungan tertinggi yang diperoleh petani di akhir N tahap. Tindakan yang tersedia bagi petani k = 1 dan k = 2 dengan adalah probabilitas transisi untuk tindakan k dan adalah fungsi pengembalian untuk tindakan k. Jumlah state untuk setiap tahap adalah m = 3 dan definisikan adalah keuntungan optimal yang diperkirakan untuk tahap n, dengan diketahui kondisi tanah di awal tahap n adalah i. Persamaan rekursif mundur yang mengaitkan dan dapat ditulis m f n i k p k k j ij r ij f n j n N dengan f N j = 0. Persamaan ini menyatakan bahwa keuntungan kumulatif,, yang dihasilkan dari tercapainya state j di tahap dari state i di tahap n terjadi dengan probabilitas. Jika mewakili pengembalian yang diperkirakan dan dihasilkan dari satu transisi dari state i dengan diketahui tindakan k, maka dapat ditulis sebagai. Persamaan rekursif pemograman dinamik dapat ditulis sebagai { } Berikut perhitungan untuk mengevaluasi tindakan 1 (tanpa menggunakan pupuk) dan tindakan 2 (menggunakan pupuk) = 0.1(7) + 0.5(6) + 0.4(3) = 4.9 = (5) + 0.6(1) = 2.6 = ( 1) = 1 = 0.2(6) + 0.6(4) + 0.2( 1) = 3.4 = 0.1(7) + 0.6(4) + 0.3(0) = 3.1 = 0.05(6)+ 0.45(3) + 0.5( 2) = 0.65

16 6 Jika kondisi tanah baik (state 1) dengan tindakan tanpa menggunakan pupuk di awal tahap, satu transisi diperkirakan menghasilkan reward 4.9, sedangkan jika petani menggunakan pupuk maka akan menghasilkan reward 3.4. Tabel 1 Nilai-nilai Tahap 3 (n = 3) State i Tabel 2 Hasil perhitungan pada n = 3 i k = 1 k = 2 Kebijakan optimal adalah kebijakan optimal pada saat kondisi tanah ke i. Tahap 2 (n = 2) Tabel 3 Hasil perhitungan pada n = 2 i Tahap 1 (n = 1) k = 1 k = (4.9)+0.5(3.1)+ 0.4(0.65)= (4.9)+0.4(3.1)+ 0.6(0.65)= (4.9)+0(3.1)+ 1(0.65) = (4.9)+0.6(3.1)+ 0.2(0.65)= (4.9)+0.6(3.1)+ 0.3(0.65)= (4.9)+ 0.45(3.1)+0.5(0.65) =2.615 Tabel 4 Hasil perhitungan pada n = 1 i k = 1 k = (7.2)+0.5(5.645) (7.2)+0.6(5.645)+ 0.4(2.615)= (2.615)= (7.2)+0.4(5.645) (7.2)+0.6(5.645)+ 0.6(2.615)= (2.615)= (7.2)+0(5.645) (7.2)+ 1(2.615)= (5.645)+ 0.5(2.62)=4.86 Kebijakan optimal Kebijakan optimal

17 Kebijakan optimal dari masalah ini adalah setiap tahap petani sebaiknya tidak menggunakan pupuk ( = 1) saat tanah dalam state baik (state) 1, tetapi menggunakan pupuk saat tanah dalam state sedang atau buruk (state 2 atau 3). Reward (keuntungan) yang diperkirakan untuk tiga tahap adalah = jika state tanah dalam tahap 1 baik, = jika sedang, dan = 4.86 jika buruk. Selanjutnya untuk mengevaluasi tindakan 3 yang menyatakan penggunaan pupuk hanya saat kondisi tanah buruk (state 3) ( ) ( ). 7 i = 0.1(7) + 0.5(6) + 0.4(3) = 4.9 = (5) + 0.6(1) = 2.6 = 0.05(6) (3) + 0.5( 2) = Tabel 5 Nilai-nilai = 4.9; = 2.6; = 0.65 = (4.9) + 0.5(2.6) (0.65) = 6.95 = (4.9) + 0.4(2.6) (0.65) = 4.03 = (4.9) (2.6) + 0.5(0.65) = 2.39 = (6.95) + 0.5(4.03) + 0.4(2.39) = = (6.95) + 0.4(4.03) + 0.6(2.39) = = (6.95) (4.03) + 0.5(2.39) = Reward yang diperkirakan untuk tiga tahap dengan tindakan menggunakan pupuk saat state buruk adalah jika tanah dalam tahap 1 baik, = jika sedang, dan jika buruk. Dari perhitungan ini, dapat disimpulkan bahwa akan lebih menguntungkan jika menggunakan pupuk saat kondisi tanah sedang dan buruh dibandingkan hanya menggunakan pupuk saat kondisi tanah buruk saja. Aplikasi Model Pemrograman Dinamis Tahap Takhingga Evaluasi penentuan kebijakan jangka panjang model tahap takhingga dari sebuah masalah keputusan Markov didasarkan dari sebuah kebijakan berdasarkan pemaksimuman keuntungan yang diperkirakan per periode transisi. Dalam masalah pertanian, pemilihan kebijakan terbaik untuk tahap takhingga didasari oleh keuntungan maksimum yang diperkirakan per tahap. Terdapat tiga metode untuk memecahkan permasalahan model tahap takhingga yaitu 1 Enumerasi (pendaftaran) lengkap, dengan cara mengevaluasi setiap kebijakan maka kebijakan optimal dapat ditentukan. Metode ini dapat digunakan jika kebijakan sedikit.

18 8 2 Iterasi kebijakan, yaitu menentukan kebijakan optimal dengan beberapa iterasi. 3 Penyelesain pemrograman linear, yaitu merubah kondisi rantai Markov dalam bentuk kendala linear. Formulasi LP cukup menarik, tetapi tidak efisien secara perhitungan jika dibandingkan dengan algoritma iterasi kebijakan. Untuk permasalahan dengan K tindakan dan state, model LP akam memiliki ( ) kendala dan variabel Metode Enumerasi Lengkap Misalkan masalah keputusan ini memiliki S kebijakan, dan adalah matriks transisi dan matriks keuntungan yang berkaitan dengan kebijakan ke-, 1, 2,, S. Langkah-langkah dari enumerasi sebagai berikut 1 Hitung keuntungan satu langkah (satu periode) yang diperkirakan dari kebijakan k dengan diketahui state ke-i, i = 1, 2,, m. 2 Hitung, probabilitas jangka panjang dari matriks transisi yang berkaitan dengan kebijakan k. Probabilitas dihitung dari persamaan dengan dan 3 Tentukan keuntungan yang diperkirakan dari kebijakan k per periode, dengan menggunakan rumus 4 Tentukan kebijakan optimal sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimum atau biaya yang minimum (Taha 1987). Masalah Petani dengan Tahap Perencanaan Periode Takhingga Kebijakan Tabel 6 Kebijakan yang terjadi Tindakan 1 Tidak menggunakan pupuk 2 Menggunakan pupuk tanpa bergantung pada state 3 Menggunakan pupuk ketika state 3 4 Menggunakan pupuk ketika state 2 5 Menggunakan pupuk ketika state 1 6 Menggunakan pupuk ketika state 1 atau 2 7 Menggunakan pupuk ketika state 1 atau 3 8 Menggunakan pupuk ketika state 2 atau 3 Matriks dan untuk kebijakan 3 sampai 8 didapatkan dari matriks untuk kebijakan 1 dan 2.

19 9 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Tabel 7 Nilai-nilai setiap state Kebijakan State i = 1 i = 2 i =

20 10 Perhitungan dari probabilitas tersebut dicapai dengan menggunakan persamaan Sebagai ilustrasi, saat = 2. Persamaannya adalah = = = + + maka didapatkan =, =, =. Keuntungan yang diperoleh per 1 tahap adalah = [ 1(3.4) 6(3.1) 4(.65 ]= Hasil 11 perhitungan lainnya disajikan dalam Tabel 8 (proses perhitungan terdapat pada Lampiran 1). Tabel 8 Nilai dan semua kebijakan /11 6/11 4/ /100 43/100 54/ /30 13/30 16/ /161 86/161 62/ Tabel ini menunjukkan bahwa kebijakan 8 menghasilkan keuntungan per tahap yang diperkirakan terbesar. Akibatnya, kebijakan jangka panjang yang optimal adalah dengan menggunaan pupuk saat tanah dalam kondisi sedang atau buruk. Jika metode enumerasi lengkap diterapkan untuk masalah petani dengan 4 arah tindakan yaitu tidak menggunakan pupuk, menggunakan pupuk satu kali selama musim tersebut, menggunakan pupuk dua kali, dan menggunakan pupuk tiga kali, maka petani secara keseluruhan memiliki 4 3 = 256 kebijakan. Mencari solusi optimal dengan metode enumerasi dari semua kebijakan secara eksplisit sulit dan jumlah perhitungan yang terlibat dalam evaluasi kebijakan sangat besar. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan metode iterasi kebijakan. Metode Iterasi Kebijakan Pengembalian total yang diperkirakan di tahap dinyatakan dengan persamaan rekursif.

21 Persamaan rekursif ini adalah dasar untuk pengembangan metode iterasi kebijakan. Untuk melihat asimtot, persamaan ini harus dimodifikasi terlebih dahulu. Misalkan sebagai jumlah tahap yang tersisa untuk dipertimbangkan, ) adalah keuntungan kumulatif yang diperkirakan dan berbeda dengan dalam persamaan di atas, yang mendefinisikan tahap ke-. Jadi, persamaan rekursif dapat ditulis. Dengan definisi baru, perilaku asimtot dapat diketahui dengan menganggap. Vektor = (, adalah probabilitas steady-state dari matriks transisi = dan = adalah keuntungan yang diperkirakan per tahap. Untuk yang sangat besar, dengan adalah konstanta yang mewakili titik potong asimtot dari Nilai adalah pengembalian optimal kumulatif untuk tahap pada state i dan E adalah pengembalian yang diperkirakan per tahap, maka sama dengan ditambah faktor koreksi yang memperhitungkan state i. Hasil ini mengasumsikan bahwa sangat besar. Dengan demikian, persamaan rekursif dapat ditulis sebagai Secara sedehana persamaan rekursif dapat ditulis sebagai E yang menghasilkan persamaan dan variabel yang tidak diketahui, dengan dan adalah variabel yang tidak diketahui. Nilai E yang optimal tidak dapat ditentukan dalam satu langkah, karena terdapat persamaan dengan variabel yang tidak diketahui. Oleh karena itu, suatu pendekatan iteratif merupakan salah satu cara mendapatkan nilai E optimal. Pendekatan iteratif diawali dengan mengambil satu kebijakan secara sembarang, kemudian menentukan suatu kebijakan baru yang menghasilkan nilai E yang lebih baik. Proses iteratif berhenti jika ada dua kebijakan yang berturutturut identik. Proses iteratif ini terdiri dari dua komponen dasar yaitu penentuan nilai (value determination) dan perbaikan kebijakan (policy improvement). 1 Penentuan nilai Pilih satu kebijakan k secara sembarang. Gunakan matriks dan yang berkaitan dan asumsikan bahwa = 0, dengan variabel yang tidak diketahui,,, dan. Iterasi dilanjutkan ke tahap perbaikan kebijakan. 2 Langkah perbaikan kebijakan Untuk setiap state i, tentukan tindakan k yang menghasilkan { } 11

22 12 Nilai-nilai, =, adalah nilai-nilai yang ditentukan dalam langkah penentuan nilai. Kebijakan untuk state membentuk kebijakan baru. Jika dan adalah identik, maka iterasi berhenti dan adalah optimal. Jika tidak identik, tetapkan dan kembali ke langkah penentuan nilai. Persamaan tidak bergantung pada tindakan pemaksimuman di semua tindakan setara dengan masalah pemaksimuman dalam langkah perbaikan kebijakan (Taha 1987). Metode Iterasi Kebijakan tanpa Diskonto Iterasi 1 Dengan mengambil kebijakan sembarang yang menyatakan tidak menggunakan pupuk maka ( ) ( ). Persamaan dalam langkah iterasi nilai adalah. Dengan menganggap, maka solusinya,, (proses perhitungan terdapat pada Lampiran 2). Tabel 9 Hasil iterasi kebijakan tanpa diskonto pada iterasi pertama Tindakan i = (9.89)+0.5(6)+0.4(0) = (9.89)+0.6(6)+0.2(0) = (9.89)+0.4(6)+ 0.6(0) = (9.89)+0.6(6)+0.3(0) = (9.89)+0(6)+1(0) = (9.89)+0.45(6)+ 0.5(0) = Kebijakan optimal Kebijakan baru ini menyatakan penggunaan pupuk tidak bergantung pada state. Kebijakan baru ini berbeda dari kebijakan sebelumnya, maka langkah penentuan nilai dilakukan kembali. Iterasi 2 Persamaan-persamaan dari kebijakan sebelumnya Dengan solusi persamaan perhitungan terdapat pada Lampiran 2). (proses

23 13 Tabel 10 Hasil iterasi kebijakan tanpa diskonto pada iterasi kedua Tindakan i = (3.78)+0.5(3.105)+ 0.4(0) = (3.78)+0.6(3.105)+ 0.2(0) = (3.78)+0.4(3.105) (3.78)+0.6(3.105)+ 0.6(0) = (0) = (3.78)+0(3.105)+1(0) = (3.78) (3.105)+0.5(0)=2.24 Kebijakan optimal Kebijakan baru menyatakan penggunaan pupuk tidak bergantung pada state saat kondisi tanah dalam state sedang atau buruk (state 2 atau 3) dan tidak menggunakan pupuk saat kondisi tanah baik. Kebijakan berbeda dengan kebijakan pada iterasi 1, maka iterasi dilanjutkan. Iterasi 3 Persamaan-persamaan dari kebijakan sebelumnya {1,2,2} yaitu. Dengan solusi persamaan (proses perhitungan terdapat pada Lampiran 2). Tabel 11 Hasil iterasi kebijakan tanpa diskonto pada iterasi ketiga Tindakan i = (4.64)+0.5(3.155)+ 0.4(0) = (4.64)+0.6(3.155)+ 0.2(0) = (4.64)+0.4(3.155) (4.64)+0.6(3.155)+ 0.6(0) = (0) = (4.64)+0(3.155)+1(0) = (4.64) (3.155)+ 0.5(0) = 2.3 Kebijakan optimal Kebijakan baru menyatakan penggunaan pupuk tidak bergantung pada state saat kondisi tanah dalam state sedang atau buruk (state 2 atau 3) dan tidak menggunakan pupuk saat kondisi tanah baik. Kebijakan ini sama dengan sebelumnya maka proses iteratif berhenti. Jadi kebijakan optimal dengan metode iterasi kebijakan sama dengan kebijakan yang diperoleh dengan metode enumerasi lengkap. Metode Iterasi Kebijakan dengan Diskonto Dengan α < 1 adalah faktor diskonto, persamaan rekursif tahap terhingga dapat ditulis sebagai

24 14 { } Dapat dibuktikan bahwa untuk (tahap takhingga),, dengan adalah nilai sekarang (yang didiskonto) dari keuntungan yang diperkirakan ketika sistem berada dalam state ke- dan berjalan dalam tahap waktu yang takhingga. Hal ini berlawanan dengan kasus tanpa diskonto, dimana. Dalam kasus diskonto, pengaruh keuntungan masa mendatang akan menurun menjadi nol. Jadi pada kenyataannya, nilai sekarang akan mendekati nilai konstan saat. Langkah kebijakan iterasi dengan diskonto dimodifikasi sebagai berikut 1 Langkah penentuan nilai. Untuk sebuah kebijakan sembarang k dengan matriks dan,. 2 Langkah perbaikan kebijakan. Untuk setiap tahap i, tentukan tindakan k yang menghasilkan { } dengan adalah nilai-nilai yang diperoleh dari langkah penentuan nilai. Jika kebijakan yang dihasilkan s sama dengan k, maka iterasi berhenti. Jadi adalah kebijakan optimal. Jika tidak sama, tetapkan s = k dan kembali ke langkah penentuan nilai (Taha 1987). Dalam kasus yang sama, dengan faktor diskonto α = 0.7. Iterasi 1 Misalkan kebijakan awal k = {1,1,1}. Matriks P dan R menghasilkan persamaan [ ] [ ] [ ] didapatkan solusinya (proses perhitungan terdapat pada Lampiran 3). Tabel 12 Hasil iterasi kebijakan dengan diskonto iterasi pertama [ ] Kebijakan optimal Tindakan i = 1 k = [0.1(4.89)+0.5(1.67)+ 0.4( 3.33)] = [0(4.89) + 0.4(1.67)+ 0.6( 3.33)] = [0(4.89) + 0(1.67) +1( 3.33)] = [0.2(4.89)+0.6(1.67) +0.2( 3.33)] = [0.1(4.89)+0.6(1.67)+ 0.3( 3.33)] = [0.05(4.89)+ 0.45(1.67)+ 0.5( 3.33)]=

25 Kebijakan baru yang didapat adalah {1,2,2} berbeda dengan kebijakan awal {1,1,1}, maka iterasi dilanjutkan. Iterasi 2 Langkah penentuan nilai dari kebijakan {1,2,2} menghasilkan persamaanpersamaan [ ] [ ] [ ] didapatkan solusinya (proses perhitungan terdapat pada Lampiran 3). Tabel 13 Hasil iterasi kebijakan dengan diskonto iterasi kedua [ ] Kebijakan Tindakan optimal i = 1 k = [0.1(10.26)+0.5(8.67) [0.2(10.26)+0.6(8.67) (5.75)] = (5.75)] = [0(10.26) + 0.4(8.67) [0.1(10.26)+0.6(8.67) (5.75)] = [0(10.26) + 0(8.67) + 1(5.75)] = (5.75)] = [0.05(10.26)+ 0.45(8.67)+ 0.5(5.75)] = Kebijakan baru {1,2,2} identik dengan kebijakan sebelumnya {1,2,2} maka iterasi berhenti. Oleh karena itu kebijakan ini optimal. Kebijakan diskonto menghasilkan kebijakan optimal yang sama dengan kebijakan tanpa diskonto, tetapi ini tidak berlaku secara umum. 15 Penyelesaian Pemrograman Linear untuk Masalah Keputusan Markov Masalah keputusan Markov tahap takhingga, dengan ataupun tanpa menggunakan faktor diskonto, dapat dirumuskan dan diselesaikan sebagai sebuah pemrograman linear. Masalah Keputusan Markov tanpa Diskonto Masalah keputusan Markov tahap takhingga tanpa diskonto pada akhirnya menyempit menjadi masalah penentuan kebijakan optimal, yang bersesuaian dengan dan adalah kumpulan dari semua kebijakan yang mungkin terjadi. Batasan dari masalah ini adalah, mewakili probabilitas steady-state dari

26 16 rantai Markov. Secara spesifik, setiap kebijakan k dinyatakan dengan sekelompok tindakan. Jadi, masalah ini dapat diekspresikan sebagai E = ( ) dengan kendala dan k dengan adalah probabilitas kondisional dari memilih tindakan k dengan sistem berada dalam state i dan adalah fungsi dari kebijakan yang dipilih, oleh karena itu merupakan fungsi dari tindakan spesifik k dari kebijakan tersebut. Didefinisikan, untuk semua i dan k. Berdasarkan definisinya, mewakili probabilitas gabungan dalam state i dan membuat keputusan k. Dari teori probabilitas maka. Jadi kendala dapat ditulis sebagai dan kendala batasan dalam bentuk. Jadi masalah ini dapat ditulis sebagai dengan kendala Model yang dihasilkan ini merupakan sebuah pemrograman linear dalam Solusi optimalnya secara otomatis menjadi untuk satu k untuk setiap i. Pemrograman linear ini memiliki persamaan bebas. Oleh karena itu, masalah ini harus memiliki variabel dasar. Nilai harus positif untuk paling sedikit satu k untuk setiap i. Dari kedua hasil ini, dapat disimpulkan bahwa diharapkan. Dapat dilihat bahwa hanya dapat memiliki nilai biner (0 atau 1), seperti yang Formulasi LP untuk masalah petani tanpa diskonto maksimumkan dengan kendala adalah tindakan yang bersesuaian dengan

27 17, untuk semua i dan k. Solusi optimalnya adalah dan 13/161, , dan = 62/161. Hasil ini berarti bahwa. Jadi, kebijakan optimalnya yaitu melakukan tindakan 1 (tidak memberi bubuk saat kondisi tanah baik) dan melakukan tindakan 2 (memberi pupuk) i = 2 dan 3. Nilai optimal dari E adalah Nilai-nilai dari sama dengan nilai-nilai yang berkaitan dengan kebijakan optimal (kebijakan 8) dalam metode enumerasi lengkap. Hal ini menunjukkan adanya hubungan langsung antara metode enumerasi lengkap dan pemrograman linear. Masalah Keputusan Markov dengan Diskonto Masalah ini diekspresikan dengan persamaan rekursif { } Persamaan ini setara dengan dengan ketentuan bahwa mencapai nilai minimum untuk setiap i dan fungsi tujuan dengan adalah konstanta sembarang. Jadi masalah ini dapat ditulis sebagai dengan kendala dan k tidak terbatas, i = 1, 2,, m. Masalah dual dari masalah ini adalah dengan kendala, untuk i = 1, 2,, m; k = 1,2,, K (Taha 1987). Fungsi tujuan memiliki bentuk yang sama seperti kasus tanpa diskonto, sehingga dapat diinterpretasikan dengan cara yang sama. Pada permasalahan yang sama dan faktor diskonto α = 0.7, misalkan, masalah dual dari LP ini dapat ditulis sebagai maksimumkan dengan kendala

28 18 ( ), untuk semua i dan k. Solusi optimalnya adalah. Solusi ini memperlihatkan bahwa kebijakan optimal adalah {1,2,2}. Nilai optimal dari E adalah SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sebuah permasalahan untuk menduga state di masa mendatang yang diasumsikan hanya bergantung pada state sekarang seperti kasus dalam karya ilmiah ini dapat dirumuskan dalam suatu model stokastik dengan mendifinisikan state, tindakan dan reward. Untuk aplikasi di bidang pertanian, reward diasumsikan berasal dari keuntungan dan diasumsikan biaya pemeriksaan kondisi tanah setiap tahap tidak ada. Model stokastik tersebut dapat digunakan untuk menentukan keuntungan (reward) optimal, sehingga dengan keuntungan yang optimal ini petani dapat mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan. Proses keputusan Markov adalah model matematika yang bisa digunakan untuk menyelesaikan penentuan pengambilan keputusan seperti kasus dalam penentuan tindakan di bidang pertanian ini. Tindakan yang bisa dilakukan dalam kasus ini adalah memberikan pupuk dan tidak memberikan pupuk. Adanya faktor diskonto dapat menghasilkan perubahan dalam kebijakan optimal, dibandingkan dengan kasus tanpa diskonto, tetapi dalam kasus ini faktor diskonto tidak mempengaruhi kebijakan optimal. Saran Penulisan karya ilmiah ini menggunakan faktor diskonto hipotetik dan data yang digunakan sederhana maka karya ilmiah ini dapat dikembangkan dengan menyesuaikan antara data dengan faktor diskonto yang berlaku saat itu. DAFTAR PUSTAKA Grimmet GR, Stirzaker DR Probability and Random Processes. Ed ke-2. Oxford (GB): Clarendon Press. Heymen DP, Sobel MJ Stochastic Models in Operation Research. Volume ke-2. New York (US): Publications.inc.Mineola. Hidayah N Penyelesain Masalah Manajerial dengan Metode Iterasi Kebijakan pada Discounted Markov Decision Processes [skripsi]. Bogor: Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

29 Rosadi D Pengambilan Keputusan Markov dan Aplikasinya di Bidang Periklanan. Integral. 5(2): Taha HA Operations Research An Introduction. Volume ke-9. New York (US): Macmillan Publishing Company. Taylor HM, Karlin S An Introduction to Stochastic Modeling. Ed ke-3. San Diego (US): Academic Press. Tijms HC Stochastic Models: An Algorithmic Approach. Amsterdam (NL): John Wiley and Sons. 19

30 20 Lampiran 1 Keuntungan per tahap kebijakan tahap takhingga =1 0.1 = = = + + maka solusi dari persamaan ini adalah = = 0. Keuntungan yang diperoleh per tahap = 0(4.9) + 0(2.6) + 1( 1) = 1. = = = = + + maka solusi dari persamaan ini adalah =, =, =. Keuntungan yang diperoleh per tahap adalah = 1 [ 1(3.4) 6(3.1) 4(.65 ] = = = = = + + maka solusi dari persamaan ini adalah =, =, =. Keuntungan yang diperoleh per tahap = 1 [3(4.9) + 43(2.6) + 54(0.65)]= = = = = + + maka solusi dari persamaan ini adalah = 0, = 0, = 1. Keuntungan yang diperoleh per tahap = 0(4.9) + 0(3.1) + 1( 1) = 1. = = = = + + maka solusi dari persamaan ini adalah = 0, = 0, = 1. Keuntungan yang diperoleh per tahap = 0(3.4) + 0(2.6) + 1( 1) = 1. = = = =

31 + + maka solusi dari persamaan ini adalah = 0, = 0, = 1. Keuntungan yang diperoleh per tahap = 0(3.4) + 0(3.1) + 1( 1) = 1. = = = = + + maka solusi dari persamaan ini adalah =, =, =. Keuntungan yang diperoleh per tahap = 1 [1(3.4) + 13(2.6) + 16(0.65)]= = = = = + + maka solusi dari persamaan ini adalah =, =, =. Keuntungan yang diperoleh per tahap = 1 [13(4.9) + 86(3.1) + 62(0.65)] =

32 22 Lampiran 2 Proses perhitungan pada metode iterasi kebijakan tanpa diskonto Iterasi pertama (1) (2) (3) Dengan menganggap =0, maka dari persamaan (3) diperoleh E = 1. Subtitusi ke persamaan (2) yaitu = 2.6, maka = 6. Subtitusi ke persamaan (1) yaitu (6) = 4.9, maka = Iterasi kedua Dengan menganggap = 0, maka persamaan berubah menjadi (4) (5) (6) Eliminasi persamaan (4) dan (5) (7) Eliminasi persamaan (5) dan (6) (8) Eliminasi persamaan (7) dan (8) sehingga dengan subtitusi diperoleh. Iterasi ketiga Proses perhitungan sama dengan proses pada iterasi 2. Hasil perhitungannya yaitu.

33 23 Lampiran 3 Proses perhitungan pada metode iterasi kebijakan dengan diskonto Iterasi pertama [ ] (9) [ ] (10) [ ] (11) Dari persamaan (11) didapat 0.3 =, maka. Subtitusi ke persamaan (10) yaitu ( 3.33) = 2.6 maka. Subtitusi ke persamaan (9) yaitu 0.93, maka. Iterasi kedua [ ] 0.93 (12) [ ] [ ] (13) (14) Eliminasi persamaan (12) dan (13) = (15) Eliminasi persamaan (13) dan (14) (16) Eliminasi persamaan (15) dan (16) = = 8.67 sehingga dengan subtitusi diperoleh =1.26, = 5.75.

34 24 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Belitung Timur pada tanggal 31 Oktober 1992 dari ayah Rinto dan ibu Khusaenah. Penulis adalah putri kedua dari dua bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kelapa Kampit dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah IPB dan diterima di Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengajar mata kuliah Landasan Matematika, Pengantar Matematika dan Kalkulus di bimbingan belajar dan privat mahasiswa GUMATIKA dan MAFIA CLUBS. Penulis pernah menjadi asisiten mata kuliah Persamaan Diferensial Parsial, Pemograman Tak Linear dan Proses Stokastik Dasar. Penulis juga pernah aktif sebagai staf divisi keilmuan GUMATIKA selama dua periode kepengurusan.

PENYELESAIAN MASALAH MANAJERIAL DENGAN METODE ITERASI KEBIJAKAN PADA DISCOUNTED MARKOV DECISION PROCESSES NURUL HIDAYAH

PENYELESAIAN MASALAH MANAJERIAL DENGAN METODE ITERASI KEBIJAKAN PADA DISCOUNTED MARKOV DECISION PROCESSES NURUL HIDAYAH PENYELESAIAN MASALAH MANAJERIAL DENGAN METODE ITERASI KEBIJAKAN PADA DISCOUNTED MARKOV DECISION PROCESSES NURUL HIDAYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PROSES KEPUTUSAN MARKOVIAN TEKNIK RISET OPERASI

PROSES KEPUTUSAN MARKOVIAN TEKNIK RISET OPERASI PROSES KEPUTUSAN MARKOVIAN TEKNIK RISET OPERASI Contoh TIA 310 3 Contoh TIA 310 4 TIA 310 5 TIA 310 6 TIA 310 7 TIA 310 8 Cara Perhitungan 0.2 x 7 + 0.5 x 6 + 0.3 x 3 = 5.3 0 x 0 + 0.5 x 5 + 0.5 x 1 =

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU

PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU 060823001 PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PROSES KEPUTUSAN MARKOV DENGAN METODE PENGITERASIAN KEBIJAKAN SKRIPSI RIZKY SYAFITRI

PROSES KEPUTUSAN MARKOV DENGAN METODE PENGITERASIAN KEBIJAKAN SKRIPSI RIZKY SYAFITRI PROE KEPUTUAN MARKOV DENGAN METODE PENGITERAIAN KEBIJAKAN KRIPI RIZKY YAFITRI 090823024 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTA MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERITA UMATERA UTARA MEDAN 2011 PROE KEPUTUAN

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Program Dinamik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Program Dinamik 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Dinamik Pemrograman dinamik adalah suatu teknik matematis yang biasanya digunakan untuk membuat suatu keputusan dari serangkaian keputusan yang saling berkaitan. Pemrograman

Lebih terperinci

PREDIKSI JUMLAH LULUSAN DAN PREDIKAT KELULUSAN MAHASISWA FMIPA UNTAN TAHUN ANGKATAN 2013/2014 DENGAN METODE RANTAI MARKOV

PREDIKSI JUMLAH LULUSAN DAN PREDIKAT KELULUSAN MAHASISWA FMIPA UNTAN TAHUN ANGKATAN 2013/2014 DENGAN METODE RANTAI MARKOV Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3(2015), hal 347-352. PREDIKSI JUMLAH LULUSAN DAN PREDIKAT KELULUSAN MAHASISWA FMIPA UNTAN TAHUN ANGKATAN 2013/2014 DENGAN METODE RANTAI

Lebih terperinci

Aplikasi Dynamic Programming dalam Decision Making pada Reinvestment Problem

Aplikasi Dynamic Programming dalam Decision Making pada Reinvestment Problem Aplikasi Dynamic Programming dalam Decision Making pada Reinvestment Problem Faisal Ibrahim Hadiputra (13509048) 1 Program tudi Teknik Informatika ekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III. Hidden Markov Models (HMM) Namun pada beberapa situasi tertentu yang ditemukan di kehidupan nyata,

BAB III. Hidden Markov Models (HMM) Namun pada beberapa situasi tertentu yang ditemukan di kehidupan nyata, BAB III Hidden Markov Models (HMM) 3.1 Pendahuluan Rantai Markov mempunyai state yang dapat diobservasi secara langsung. Namun pada beberapa situasi tertentu yang ditemukan di kehidupan nyata, beberapa

Lebih terperinci

Penerapan Pemrograman Dinamis dalam Perencanaan Produksi

Penerapan Pemrograman Dinamis dalam Perencanaan Produksi Penerapan Pemrograman Dinamis dalam Perencanaan Produksi Yugowati Praharsi Abstrak Pemrograman dinamis merupakan salah satu alat bantu untuk mengambil keputusan yang tidak mempunyai formulasi baku untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai peristiwa-peristiwa yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai peristiwa-peristiwa yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai peristiwa-peristiwa yang terjadi secara beruntun dan dengan kemungkinan yang berbeda-beda. Sebagai contoh sekarang

Lebih terperinci

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR Oleh: LIA NURLIANA PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PROSES KEPUTUSAN MARKOV DENGAN METODE THE POLICY IMPROVEMENT ALGORITHM. (Skripsi) Oleh Nafisatutaliah

PROSES KEPUTUSAN MARKOV DENGAN METODE THE POLICY IMPROVEMENT ALGORITHM. (Skripsi) Oleh Nafisatutaliah PROSES KEPUTUSAN MARKOV DENGAN METODE THE POLICY IMPROVEMENT ALGORITHM Skripsi) Oleh Nafisatutaliah JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Lebih terperinci

MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG

MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENENTUAN PROBABILITAS ABSORPSI DAN EKSPEKTASI DURASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI

PENENTUAN PROBABILITAS ABSORPSI DAN EKSPEKTASI DURASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI PENENTUAN PROBABILITAS ABSORPSI DAN EKSPEKTASI DURASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI Aditya Candra Laksmana, Respatiwulan, dan Ririn Setiyowati Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain)

Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain) #10 Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain) 10.1. Pendahuluan Berbagai teknik analitis untuk mengevaluasi reliability dari suatu sistem telah diuraikan pada bab terdahulu. Teknik analitis ini mengasumsikan

Lebih terperinci

KONTRAK PEMBELAJARAN

KONTRAK PEMBELAJARAN KONTRAK PEMBELAJARAN RISET OPERASI PROBABILISTIK Semester Jurusan : VI / 2 sks : Matematika Oleh: Dra. RR Sri Sulistijowati H., M.Si NIP. 19690116199022001 Nughthoh Arfawi Kurdhi, S.Si., M.Sc NIP. 19850717

Lebih terperinci

PENENTUAN KLASIFIKASI STATE PADA RANTAI MARKOV DENGAN MENGGUNAKAN NILAI EIGEN DARI MATRIKS PELUANG TRANSISI

PENENTUAN KLASIFIKASI STATE PADA RANTAI MARKOV DENGAN MENGGUNAKAN NILAI EIGEN DARI MATRIKS PELUANG TRANSISI PENENTUAN KLASIFIKASI STATE PADA RANTAI MARKOV DENGAN MENGGUNAKAN NILAI EIGEN DARI MATRIKS PELUANG TRANSISI Yohanes A.R. Langi 1) 1) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115

Lebih terperinci

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas beberapa tinjauan mengenai teori yang diperlukan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya antara lain tentang kontrak berjangka komoditas, model pergerakan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

OPTIMASI ALOKASI ASET MULTI-PERIOD PADA REKSA DANA DENGAN PROGRAM STOKASTIK DINAMIK SKRIPSI M. NOVALINA S

OPTIMASI ALOKASI ASET MULTI-PERIOD PADA REKSA DANA DENGAN PROGRAM STOKASTIK DINAMIK SKRIPSI M. NOVALINA S OPTIMASI ALOKASI ASET MULTI-PERIOD PADA REKSA DANA DENGAN PROGRAM STOKASTIK DINAMIK SKRIPSI M. NOVALINA S. 060803028 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

MODEL STOKASTIK PERTUMBUHAN POPULASI (PURE BIRTH PROCESS)

MODEL STOKASTIK PERTUMBUHAN POPULASI (PURE BIRTH PROCESS) Jurnal Euclid, Vol. 4, No. 1, p.675 MODEL STOKASTIK PERTUMBUHAN POPULASI (PURE BIRTH PROCESS) Surya Amami Pramuditya 1, Tonah 2 1,2 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon amamisurya@fkip-unswagati.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, menjadikan statistika memegang peranan penting dalam kehidupan. Hampir semua fenomena yang terjadi

Lebih terperinci

Lecture 5 : Dynamic Programming (Programa Dinamis) Hanna Lestari, ST, M.Eng

Lecture 5 : Dynamic Programming (Programa Dinamis) Hanna Lestari, ST, M.Eng Lecture 5 : Dynamic Programming (Programa Dinamis) Hanna Lestari, ST, M.Eng Definisi Suatu teknik kuantitatif yang digunakan untuk membuat suatu rangkaian keputusan yang saling berkaitan. (Hillier & Lieberman,

Lebih terperinci

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY 3.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang Ω,,. Misalkan ; adalah rantai Markov dengan state berhingga

Lebih terperinci

EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH

EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK RUDIANSYAH. Evaluasi

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Markov Dalam teori probabilitas, model Markov adalah model stokastik yang digunakan untuk memodelkan sistem yang berubah-ubah secara random di mana diasumsikan bahwa kondisi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINIER SKRIPSI AGUSTINA ANGGREINI SITORUS

PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINIER SKRIPSI AGUSTINA ANGGREINI SITORUS PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINIER SKRIPSI AGUSTINA ANGGREINI SITORUS 120803060 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT One of graph application on whole life is to establish the

Lebih terperinci

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV Penelitian Operasional II Rantai Markov 49 4. RANTAI MARKOV 4. PENDAHULUAN Dalam masalah pengambilan suatu keputusan, seringkali kita diperhadapkan dengan suatu ketidakpastian. Permasalahan ini dapat dimodelkan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Markov Chain serta Kemungkinan Penerapannya di Bidang Pertanian

Konsep Dasar Markov Chain serta Kemungkinan Penerapannya di Bidang Pertanian Edi Abdurachman * Konsep Dasar Markov Chain serta Kemungkinan Penerapannya di Bidang Pertanian Pendahuluan Konsep dasar Markov Chain baru diperkenalkan sekitar tahun 1907, oleh seorang Matematisi Rusia

Lebih terperinci

DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Dalam proses stokhastik yang mana kejadian dapat muncul kembali membentuk proses pembahauruan. Proses pembaharuan

Lebih terperinci

EVALUASI NUMERIK DARI METODE APROKSIMASI DALAM PROGRAM STOKASTIK

EVALUASI NUMERIK DARI METODE APROKSIMASI DALAM PROGRAM STOKASTIK EVALUASI NUMERIK DARI METODE APROKSIMASI DALAM PROGRAM STOKASTIK TESIS Oleh MUHAMMAD ISMAIL 127021006/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 EVALUASI NUMERIK

Lebih terperinci

PERAMALAN PANGSA PASAR KARTU GSM DENGAN PENDEKATAN RANTAI MARKOV

PERAMALAN PANGSA PASAR KARTU GSM DENGAN PENDEKATAN RANTAI MARKOV PERAMALAN PANGSA PASAR KARTU GSM DENGAN PENDEKATAN RANTAI MARKOV Surya Amami Pramuditya, Rini Marwati, Entit Puspita Pendidikan Matematika FKIP Unswagati,Pendidikan Matematika FPMIPA UPI amamisurya@gmail.com

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

TUGAS RESUME MATERI KULIAH ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA STRATEGI ALGORITMA : H

TUGAS RESUME MATERI KULIAH ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA STRATEGI ALGORITMA : H TUGAS RESUME MATERI KULIAH ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA STRATEGI ALGORITMA NAMA NIM : HERIANTI : H12111003 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI STATISTIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

OPTIMASI BERSYARAT DENGAN KENDALA PERSAMAAN MENGGUNAKAN MULTIPLIER LAGRANGE SERTA PENERAPANNYA SKRIPSI SANDRA RIZAL

OPTIMASI BERSYARAT DENGAN KENDALA PERSAMAAN MENGGUNAKAN MULTIPLIER LAGRANGE SERTA PENERAPANNYA SKRIPSI SANDRA RIZAL OPTIMASI BERSYARAT DENGAN KENDALA PERSAMAAN MENGGUNAKAN MULTIPLIER LAGRANGE SERTA PENERAPANNYA SKRIPSI SANDRA RIZAL 060803016 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES)

PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES) #11 PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES) 11.1. Pendahuluan Masalah keandalan yang berhubungan dengan sistem secara normal adalah space memiliki sifat diskrit yaitu sistem tersebut dapat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENDEKATAN PERSAMAAN CHAPMAN-KOLMOGOROV UNTUK MENGUKUR RISIKO KREDIT. Chairunisah

PENDEKATAN PERSAMAAN CHAPMAN-KOLMOGOROV UNTUK MENGUKUR RISIKO KREDIT. Chairunisah PENDEKATAN PERSAMAAN CHAPMAN-KOLMOGOROV UNTUK MENGUKUR RISIKO KREDIT Chairunisah denisa0105@yahoo.com Abstrak Banyak permasalahan yang dapat dimodelkan dengan menggunakan program matematika yang bertujuan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH PENENTUAN BESARNYA PREMI UNTUK SEBARAN RISIKO YANG BEREKOR GEMUK (FAT-TAILED RISK DISTRIBUTION) ADRINA LONY SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) METODE STOKASTIK OLEH : KHAMALUDIN, S.T., M.T.

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) METODE STOKASTIK OLEH : KHAMALUDIN, S.T., M.T. RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) METODE STOKASTIK OLEH : KHAMALUDIN, S.T., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian, Struktur, Kelebihan dan Kekurangan, serta Potensi Dynamic Programming Dynamic Programming adalah suatu teknik kuantitatif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar mahasiswa ITB mengambil mata kuliah MA1122 Kalkulus I pada tahun pertama perkuliahannya. Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah yang

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG oleh MIRA AMALIA M0113030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan metode-metode yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Metode-metode pada bab ini yaitu metode Value at Risk dengan pendekatan distribusi normal

Lebih terperinci

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANA MARNIDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK RIDWAN IDHAM. Model

Lebih terperinci

Arisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya

Arisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya ANALISIS KESTABILAN DAN MEAN DISTRIBUSI MODEL EPIDEMIK SIR PADA WAKTU DISKRIT Arisma Yuni Hardiningsih 1206 100 050 Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si Jurusan Matematika Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI (PREPAID CARD) LOVITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN ANALISIS DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR SERTA UPAYA MITIGASINYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMETAAN DAN ANALISIS DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR SERTA UPAYA MITIGASINYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAN ANALISIS DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR SERTA UPAYA MITIGASINYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

BAB I PENDAHULUAN. sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengambilan keputusan adalah pemilihan di antara alternatifalternatif mengenai sesuatu cara bertindak serta inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak

Lebih terperinci

Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain

Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain Dennis Frisca Ayudya, Dewi Retno Sari Saputro Program Studi Matematika Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori untuk menunjang penulisan skripsi ini. Uraian ini terdiri dari beberapa bagian yang akan dipaparkan secara terperinci

Lebih terperinci

Volume 2 No 1 Desember 216 ISSN:288-3943 ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV DI PT. PDM INDONESIA Muslena Layla Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik Trijaya

Lebih terperinci

ANALISIS ESTIMASI PERUBAHAN MINAT MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP TUJUH OPERATOR GSM

ANALISIS ESTIMASI PERUBAHAN MINAT MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP TUJUH OPERATOR GSM Saintia Matematika Vol., No. 2 (2), pp. 9 9. ANALISIS ESTIMASI PERUBAHAN MINAT MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP TUJUH OPERATOR GSM Hasoloan M Nababan, Open Darnius Sembiring, Ujian Sinulingga

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU v PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Matematika SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

MODEL PROGRAM STOKASTIK DALAM TRANSPORTASI DAN LOGISTIK

MODEL PROGRAM STOKASTIK DALAM TRANSPORTASI DAN LOGISTIK MODEL PROGRAM STOKASTIK DALAM TRANSPORTASI DAN LOGISTIK Chairunisah Abstrak Problema transportasi dan logistik dikarakteristikkan dengan proses informasi yang sangat dinamis, seperti : pesanan konsumen

Lebih terperinci

Analisa Keputusan Manajemen dengan Pemrograman Dinamis

Analisa Keputusan Manajemen dengan Pemrograman Dinamis Analisa Keputusan Manajemen dengan Pemrograman Dinamis A. Anshorimuslim S. - 13509064 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI oleh AMELIA FEBRIYANTI RESKA M0109008 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Lecture 5 : Dynamic Programming (Programa Dinamis) Hanna Lestari, ST, M.Eng

Lecture 5 : Dynamic Programming (Programa Dinamis) Hanna Lestari, ST, M.Eng Lecture 5 : Dynamic Programming (Programa Dinamis) Hanna Lestari, ST, M.Eng Definisi Suatu teknik kuantitatif yang digunakan untuk membuat suatu rangkaian keputusan yang saling berkaitan. (Hillier & Lieberman,

Lebih terperinci

METODE PENGALI LAGRANGE DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG EKONOMI SKRIPSI RAHMAD HIDAYAT

METODE PENGALI LAGRANGE DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG EKONOMI SKRIPSI RAHMAD HIDAYAT METODE PENGALI LAGRANGE DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG EKONOMI SKRIPSI RAHMAD HIDAYAT 110803018 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 METODE

Lebih terperinci

Penentuan Probabilitas Absorpsi dan Ekspektasi Durasi pada Masalah Kebangkrutan Penjudi

Penentuan Probabilitas Absorpsi dan Ekspektasi Durasi pada Masalah Kebangkrutan Penjudi Penentuan Probabilitas Absorpsi dan Ekspektasi Durasi pada Masalah Kebangkrutan Penjudi Aditya Candra Laksmana 1*, Respatiwulan 2, dan Ririn Setiyowati 3 1, 3 Program Studi Matematika Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

AUTOREGRESSIVE (MSVAR) SKRIPSI

AUTOREGRESSIVE (MSVAR) SKRIPSI PEMODELAN MARKOV SWITCHING VECTOR AUTOREGRESSIVE (MSVAR) SKRIPSI Disusun Oleh: HAYUK PERMATASARI 24010210130066 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 PEMODELAN

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PROGRAM LINIER STOKASTIK DENGAN MARKOV CHAIN

PENYELESAIAN PROGRAM LINIER STOKASTIK DENGAN MARKOV CHAIN PENYELESAIAN PROGRAM LINIER STOKASTIK DENGAN MARKOV CHAIN TESIS Oleh HINDRA 107021010/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 PENYELESAIAN PROGRAM LINIER

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI. Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum

PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI. Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum Departemen Matematika FMIPA, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E1203 / Metode Stokastik Revisi Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu :

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE POTENSIAL DALAM MENENTUKAN BIAYA DISTRIBUSI MINIMUM (STUDI KASUS : PT. MITRA PERKASA DHIAN ABADI) SKRIPSI JELLY LUIS

PENERAPAN METODE POTENSIAL DALAM MENENTUKAN BIAYA DISTRIBUSI MINIMUM (STUDI KASUS : PT. MITRA PERKASA DHIAN ABADI) SKRIPSI JELLY LUIS PENERAPAN METODE POTENSIAL DALAM MENENTUKAN BIAYA DISTRIBUSI MINIMUM (STUDI KASUS : PT. MITRA PERKASA DHIAN ABADI) SKRIPSI JELLY LUIS 100803029 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

OPTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY SUSU KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENGALI LAGRANGE DAN PEMROGRAMAN KUADRATIK TUGAS AKHIR SKRIPSI

OPTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY SUSU KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENGALI LAGRANGE DAN PEMROGRAMAN KUADRATIK TUGAS AKHIR SKRIPSI OPTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY SUSU KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENGALI LAGRANGE DAN PEMROGRAMAN KUADRATIK TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 6: Rantai Markov Waktu Kontinu Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2015 Pendahuluan Rantai Markov Waktu Kontinu Pendahuluan Pada bab ini, kita akan belajar mengenai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Matematika Model matematika adalah suatu rumusan matematika (dapat berbentuk persamaan, pertidaksamaan, atau fungsi) yang diperoleh dari hasil penafsiran seseorang ketika

Lebih terperinci

METODE MARKOV DAN PENERAPANNYA Markov Model and Its Applications. Noor Cholis Basjaruddin POLBAN

METODE MARKOV DAN PENERAPANNYA Markov Model and Its Applications. Noor Cholis Basjaruddin POLBAN METODE MARKOV DAN PENERAPANNYA Markov Model and Its Applications Noor Cholis Basjaruddin Politeknik Negeri Bandung 2016 Daftar Isi 1 Abstrak... 3 2 Abstract... 3 3 Pendahuluan... 3 4 Model Markov... 4

Lebih terperinci

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peluang Peluang mempunyai banyak persamaan arti, seperti kemungkinan, kesempatan dan kecenderungan. Peluang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang bersifat acak.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 1 PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 2 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN HASIL DAN PERMINTAAN TAK PASTI

PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN HASIL DAN PERMINTAAN TAK PASTI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN HASIL DAN PERMINTAAN TAK PASTI TESIS Oleh MUHAMMAD DALIANI 117021043/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 PERENCANAAN PRODUKSI

Lebih terperinci